PENYUSUNAN ANALISIS STANDAR BELANJA MELALUI PENDEKATAN REGRESI SEDERHANA DALAM MENYUSUN
ANGGARAN
Memen Suwandi
Jurusan Akuntansi, UIN Alauddin, Jl. ST. Alauddin No. 36, Samata-Gowa msuwandi19@yahoo.com
ABSTRACT
The aim of the research is to find out whether expenditure standard analysis can provide guides in the right budget planning to avoid excessive or much less budgeting prediction in educational institution in structuring the budget.
Method used in this research is explanation method and descriptive analysis research. The variable analyzed is the budget of educational institution. Statistic method utilized is linier regression method. The result shows that five of six proposed activities are unusual as they are higher than the maximum limit. This means these activities are wasting. Therefore the budget needs to be corrected and adjusted to activity-based budget to be effective and efficient. Keywords: expenditure standard analysis, budgeting.
I. PENDAHULUAN
Penyusunan anggaran merupakan bagian dari fungsi manajemen yaitu perencanaan, setelah manajemen menetapkan tujuan, menyusun program serta strategi selanjutnya penyusunan anggaran. Penyusunan anggaran hal yang penting perlu diperhatikan dimana penyusunan anggaran yang tepat dapat membawa manfaat bagi suatu organisasi baik organisasi profit mupun non profit dalam pengelolaan keuangan secara baik.
Penyusunan anggaran yang kurang tepat dapat mengakibatkan terjadinya kekurangan/deficit dan kelebihan/over anggaran, misalnya kekurangan anggaran bisa menyebabkan kegitan terhenti dan sebaliknya kalau kelebihan bisa menimbulkan pemborosan agar tidak terjadi hal tersebut maka perlu dilakukan
analisis standar belanja, dimana dengan analisis standar belanja dapat menghindari terjadinya kekurangan dan kelebihan anggaran.
Manfaat analisis standar belanja yaitu :
1. Setiap kegiatan dapat didefinisikan secara jelas 2. Perlakuan yang adil terhadap setiap kegiatan 3. Menghindari ketidakwajaran anggaran 4. Dapat menghidari adanya pemborosan.
II. TINJAUAN TEORI
Berikut ini penulis jelaskan definisi yang digunakan menyangkut organisasi pendidikan:
a. Analisis standar belanja adalah menilai tingkat kesesuaian/kewajaran beban/biaya yang dialokasikan dalam suatu kegiatan yang diusulkan dalam satu periode tertentu. Analisis Standar Belanja adalah standar atau pedoman yang digunakan untuk menganalisis kewajaran beban kerja atau biaya setiap program atau kegiatan yang akan dilaksanakan oleh suatu organisasi dalam satu tahun anggaran.1
b. Kegiatan adalah aktifitas yang dilakukan oleh suatu organisasi dalam rangka mencapai tujuan yang ditetapkan oleh suatu organisasi dengan mengoptimalkan sumberdaya yang dimiliki.
Anggaran sebagai alat perencanaan kegiatan publik yang dinyatakan dalam satuan moneter sekaligus berguna sebagai alat pengendalian (pengawasan). Anggaran sebagai alat bagi instansi pendidikan untuk mengarahkan dan menjamin kesinambungan pembangunan, serta meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Menurut Mardiasmo, prinsip-prinsip anggaran instansi pendidikan ini diperlukan untuk mengontrol kebijakan keuangan instansinya mencakup:2
1. Transparansi dan akuntabilitas anggaran
1Yunita dan Hendra, Anggaran Berbasis Kinerja (Yogyakarta: UPP STIM YKPN, 2010), h.
152
2. Disiplin anggaran
3. Efisiensi dan efektifitas anggaran 4. Format anggaran
Supaya efektif, suatu anggaran harus memiliki karakteristik berikut:3 1. Kemampuan prediksi
2. Saluran komunikasi, wewenang dan tanggung jawab yg jelas 3. Informasi yang akurat dan tepat waktu
4. Kesesuaian, bersifat menyeluruh dan kejelasan informasi 5. Dukungan dalam organisasi dari semua pihak yang terlibat.
Kegunaan Anggaran antara lain:4menurut Robert N Anthony & Vijay, 2004) 1. Untuk menyesuaikan rencana strategis
2. Untuk membantu mengkoordinasikan aktivitas dari beberapa bagian organisasi
3. Untuk menugaskan tanggungjawab kepada manajer, mengotorisasi dan menginformasikan kepada mereka mengenai kinerja yang diharapkan dari mereka
4. Untuk memperoleh komitmen yang merupakan dasar untuk mengevaluasi kinerja aktual manajer.
III. METODE PENELITIAN
Metode penelitian yang digunakan dalam tulisan ini menggunakan metode deskriptif yaitu menjelaskan dari suatu keadaan yang akan dibahas dalam tulisan ini. Studi deskriptif adalah menguraikan karakteristik atau sifat-sifat dari suatu keadaan. 5 Menurut Travers metode ini bertujuan untuk menggambarkan sifat
3 JK. Shim & JG. Siegel, Pedoman Lengkap Langkah-Langkah Penganggaran (Jakarta:
Erlangga, 2001), h. 7.
4Robert N Anthony & Vijay, Sistem Pengendalian Manajemen (Buku 2, Jakarta: Salemba
Empat, 2004), h.
sesuatu yang tengah berlangsung pada saat riset dilakukan dan memeriksa sebab-sebab dari suatu gejala tertentu.6
IV. PEMBAHASAN
A. Prinsip Dasar Penyusunan Analisis Belanja (ASB)
Beberapa prinsip dasar yang perlu diperhatikan dalam penyusuanan analisis standar belanja (ASB) yaitu :7
1. Penyederhanaan
Penyusunan analaisis standar belanja bertujuan membuat model belanja untuk objek-objek kegiatan yang menghasilkan output yang sama.
2. Mudah diaplikasikan
Model yang dibuat mudah diaplikasi atau tidak membuat susah yang menggunakan model tersebut.
3. Mudah di-update
Model yang dibuat mudah untuk diperbaharui, dalam arti jika ditambahkan data-data baru tidak merubah formula model tersebut secara keseluruhan. 4. Fleksibel
Model yang dibuat menggunakan konsep belanja rata-rata dan memiliki batas minimum belanja dan batas maksimum belanja.
B. Pendekatan Penyusunan ASB Dengan Menggunakan Regresi Sederhana Penyusunan Analisis Standar Belanja yang akan dibahas dalam tulisan ini adalah Analisis Standar Belanja dengan menggunakan pendekatan Ordinary Least
Square (regresi sederhana) yaitu penelitian dari dua variabel bebas (X) dan
variabel terikat (Y) untuk menghitung atau dicari nilai-nilai dari variabel terikat yang baru berdasarkan nilai variabel bebas yang diketahui. Regresi sederhana dapat membantu kita dalam penyusunan ASB untuk membuat persamaan
6Ibid., h. 47.
7 Tanjung, A. Hafiz, Modul Peranan dan Teknik Penyusunan ASB dalam penyusunan
prediksi pengeluaran dari suatu kegiatan. Prediksi belanja dengan model regresi ini dengan mencari nilai belanja rata-rata, mencari batas minimum belanja dan batas maksimum belanja, serta mencari prosentase alokasi ke setiap objek belanja/pengeluaran.
Rumus regresi sebagai berikut:
Y = a + bX Dimana X: variabel tidak bebas
Y: variabel bebas a: nilai intercept
b: koefisien arah regresi.
Harga b dihitung dengan rumus dengan menggunakan metode kuadrat terkecil yaitu : Di mana : n X x
dan n Y y
n = jumlah data x b y Untuk mengetahui dari persamaan garis yang ditaksir, maka dapat digunakan kekeliruan baku taksiran (standar deviasi). Rumusnya adalah :
Bentuk disebut pula sebagai jumlah kuadrat kekeliruan. Jika prediksi terhadap berdasarkan sebuah nilai X yang ditetapkan telah kita ketahui, maka selanjutnya menentukan interval taksiran untuk ini dengan menggunakan kekeliruan baku taksiran yang dikemukakan di atas. Maka diperoleh batas bawah (minimum) untuk taksiran dapat dihitung dengan :
Sedangkan batas atas (maksimum) taksiran adalah :
Dimana t diperoleh dari tabel t dengan derajat bebas n - 2
Tulisan ini mencoba untuk memberikan gambaran secara teknis dalam menganalisis suatu belanja untuk kegiatan pelatihan. Data sekunder diambil dari suatu organisasi pada tahun anggaran 2010 (dalam ribuan rupiah) yang dapat dikelompokan dalam satu kelompok ASB Seminar dan Pelatihan sebagai berikut :
No Kegiatan Anggaran PNS Non Foto Copy Bahan Habis Pakai Mamin Perjalanan Dinas Sewa 1 Pelatihan A 226,500 22,500 90,000 4,500 13,500 28,500 37,500 30,000 2 Pelatihan B 487,500 36,000 225,000 6,000 40,500 60,000 75,000 45,000 3 Pelatihan C 283,800 27,000 122,400 5,400 18,000 30,000 45,000 36,000 4 Pelatihan D 188,700 9,000 81,600 3,600 18,000 22,500 30,000 24,000 5 Pelatihan E 101,100 9,000 39,600 3,000 9,000 10,500 18,000 12,000 6 Pelatihan F 672,000 45,000 306,000 13,500 67,500 75,000 90,000 75,000 Jumlah 1,959,600 148,500 864,600 36,000 166,500 226,500 295,500 222,000
Selanjutnya kita lihat output dari hasil kegiatan masing-masing pelatihan itu adalah Orang Hari (OH) adalah :
Kegiatan Anggaran Cost
Driver Output 1 Pelatihan A 226,500 90 5 450 2 Pelatihan B 487,500 270 4 1,080 3 Pelatihan C 283,800 90 6 540 4 Pelatihan D 188,700 180 2 360 5 Pelatihan E 101,100 90 2 180 6 Pelatihan F 672,000 450 3 1,350 1,959,600 1,170 22 3,960
Adapun komponen persamaan regeresi sederhana adalah sebagai berikut: Kegiatan Anggaran (Y) Output (X) XY X ² 1 Pelatihan A 226,500 450 101,925,000 202,500 2 Pelatihan B 487,500 1,080 526,500,000 1,166,400 3 Pelatihan C 283,800 540 153,252,000 291,600 4 Pelatihan D 188,700 360 67,932,000 129,600 5 Pelatihan E 101,100 180 18,198,000 32,400 6 Pelatihan F 672,000 1,350 907,200,000 1,822,500 1,959,600 3,960 1,775,007,000 3,645,000 660 6 3960
n X x 600 . 326 6 600 . 959 . 1
n Y y x b y = - 467,01(660) = 18.375,39Maka diperoleh persamaan regresi adalah : Y = 18.375,39 + 467,01 X atau dengan kata lain, model analisis standar belanja pelatihan adalah : Belanja Total = 18.375,39 + 467,01 x (jumlah peserta) X (hari)
Selanjutnya menentukan batas minimum dan batas maksimum belanja terlebih dahulu dicari nilai kekeliruan baku taksiran dengan menggunakan rumus berikut :
Kegiatan Anggaran (Y) Output (X) Ŷ e e2 1 Pelatihan A 226,500 450 228,529 (2,029) 4,114,950 2 Pelatihan B 487,500 1,080 522,743 (35,243) 1,242,064,252 3 Pelatihan C 283,800 540 270,559 13,241 175,319,783 4 Pelatihan D 188,700 360 186,498 2,202 4,849,219 5 Pelatihan E 101,100 180 102,437 (1,337) 1,786,631 6 Pelatihan F 672,000 1,350 648,835 23,165 536,625,715 1,959,600 3,960 1,959,600 1,964,760,550
Dari tabel di atas maka diperoleh :
= 22.162,81
Setelah diperoleh standar deviasi selanjutnya dapat dihitung besarnya belanja rata-rata, belanja minimum dan belanja maksimum dengan menggunakan model ASB Pelatihan sebagai berikut :
Belanja Rata : Y = 18.375,39 + 467,01 X = 18.375,39 + 467,01(660) = 326.600,00
Belanja Minimum = 326.600,00 – (2,776)(22.162,81) = 325.303,59 Belanja Maksimum = 326.600,00 – (2,776)(22.162,81) = 376.313,68
1. Prosentase Alokasi Belanja Rata-rata
Menghitung prosentase alokasi belanja rata-rata kepada masing-masing objek belanja (aktivitas) dilakukan dengan cara membagi total belanja masing-masing objek dengan total belanja suatu kegiatan, lalu dikalikan dengan 100%. Hasilnya terlihat seperti berikut ini :
No Objek Belanja Perhitungan Alokasi Prosentase
1 PNS 148.500/1.959.600 x 100% 7,58
2 Non 864.600/1.959.600 x 100% 44,12
3 Foto Copy 36.000/1.959.600 x 100% 1,84
4 Bahan Habis Pakai 166.500/1.959.600 x 100% 8,50
5 Mamin 226.500/1.959.600 x 100% 11,56
6 Perjalanan Dinas 295.500/1.959.600 x 100% 15,08
7 Sewa 222.000/1.959.600 x 100% 11,33
2. Prosentase Alokasi Belanja Minimum
Menghitung prosentgase alokasi belanja minimum kepada masing-masing objek belanja dilakukan dengan cara : mencari terlebih dahulu selisih prosentase belanja rata-rata dengan belanja minimum, hasilnya dialokasikan kepada masing-masing objek belanja, lalu besarnya prosentase alokasi belanja minimum = % belanja rata-rata - % alokasi selisih masing-masing objek belanja, sebagai berikut: Selisih Prosentase = (326.600,00 - 325.303,59) = 1.296,41
= 1.296,41 / 326.600 x 100% = 0,40
No Objek Belanja Perhitungan Alokasi % Alokasi Belanja Minimum
1 PNS 7,58/100 x 0,40 = 0,03 7,58% - 0,03 = 7,55 2 Non 44,12/100 x 0,40 = 0,18 44,12% - 0,18 = 43,95 3 Foto Copy 1,84/100 x 0,40 = 0,01 1,84% - 0,01 = 1,83 4 Bahan Habis Pakai 8,50/100 x 0,40 = 0,03 8,50% - 0,03 = 8,47 5 Mamin 11,56/100 x 0,40 = 0,05 11,56% - 0,05 = 11,51 6 Perjalanan Dinas 15,08/100 x 0,40 = 0,06 15,08% - 0,06 = 15,02 7 Sewa 11,33/100 x 0,40 = 0,04 11,33% - 0,04 = 11,28
3. Prosentase Alokasi Belanja Maksimum
Menghitung prosentgase alokasi belanja minimum kepada masing-masing objek belanja dilakukan dengan cara : mencari terlebih dahulu selisih prosentase belanja rata-rata dengan belanja minimum, hasilnya dialokasikan kepada masing-masing objek belanja, lalu besarnya prosentase alokasi belanja minimum = % belanja rata-rata - % alokasi selisih masing-masing objek belanja, sebagai berikut: Selisih Prosentase = (326.600,00 - 325.303,59) = 1.296,41
= 1.296,41 / 326.600 x 100% = 0,40
No Objek Belanja Perhitungan Alokasi % Alokasi Belanja
Maksimum
1 PNS 7,58/100 x 0,40 = 0,03 7,58% + 0,03 = 7,61
2 Non 44,12/100 x 0,40 = 0,18 44,12% + 0,18 = 44,30
3 Foto Copy 1,84/100 x 0,40 = 0,01 1,84% + 0,01 = 1,85
4 Bahan Habis Pakai 8,50/100 x 0,40 = 0,03 8,50% + 0,03 = 8,53
5 Mamin 11,56/100 x 0,40 = 0,05 11,56% + 0,05 = 11,61
6 Perjalanan Dinas 15,08/100 x 0,40 = 0,06 15,08% + 0,06 = 15,14
7 Sewa 11,33/100 x 0,40 = 0,04 11,33% + 0,04 = 11,37
4. Batasan Alokasi Objek
No Objek Belanja Rata-Rata Batas Bawah Batas Atas
1 PNS 7,58 7,55 7,61
2 Non 44,12 43,95 44,30
3 Foto Copy 1,84 1,83 1,85
4 Bahan Habis Pakai 8,50 8,47 8,53
5 Mamin 11,56 11,51 11,61
6 Perjalanan Dinas 15,08 15,02 15,14
5. Verifikasi Kewajaran Belanja Dalam Suatu Kegiatan Dengan Menggunakan Model ASB
Dari perhitungan di atas dapat kita kumpulkan untuk mengetahui dari setiap kegiatan pelatihan mana yang dikatakan wajar dan mana kegiatan yang tidak wajar yang telah diambil sebagai contoh adalah sebagai berikut :
Kegiatan Anggaran Output B. ASB Minimum Maksimum Keterangan 1 226,500 450 228,529 227,621.41 229,435.66 tidak wajar 2 487,500 1,080 522,743 520,667.95 524,817.92 tidak wajar 3 283,800 540 270,559 269,485.20 271,633.12 tidak wajar 4 188,700 360 186,498 185,757.62 187,238.19 tidak wajar 5 101,100 180 102,437 102,030.04 102,843.26 wajar 6 672,000 1,350 648,835 646,259.32 651,410.31 tidak wajar V. PENUTUP
Penyusunan ASB dapat memberikan pedoman untuk setiap kegiatan yang sama sehingga memudahkan dalam pengambilan keputusan pengalokasian anggaran. Sehingga setiap unit atau bagian akan mendapatkan perlakuan yang sama dalam anggaran.
ASB dapat membantu pihak manajemen dalam pengambilan keputusan dari setiap kegiatan yang diajukan dari masing-masing unit mana kegiatan yang layak untuk dilaksanakan dan mana kegiatan yang tidak perlu dilaksanakan. Bilamana kegiatan itu harus dilaksanakan sedangkan anggaran tidak wajar maka manajer bisa menyarankan untuk diadakan perubahan anggaran.
DAFTAR PUSTAKA
JK. Shim & JG. Siegel, Pedoman Lengkap Langkah-Langkah Penganggaran, Erlangga, Jakarta 2001.
Marzuki, Metodologi Riset, BPFE, Yogyakarta 2000.
Robert, N Anthony & Vijay, Sistem Pengendalian Manajemen Buku 2, Salemba Empat, Jakarta, 2004.
Umar, Husein, Research Methods in Finance and Banking, Cetakan Kedua, Percetakan PT SUN., Jakarta, 2002.
Yunita & Hendra, Anggaran Berbasis Kinerja, UPP STIM YKPN, Yogyakarta, 2010.