• Tidak ada hasil yang ditemukan

PELAKSANAAN TUGAS DEWAN PENGAWAS KPK TAHUN 2020

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PELAKSANAAN TUGAS DEWAN PENGAWAS KPK TAHUN 2020"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

Hal. 1 dari 11

PELAKSANAAN TUGAS DEWAN PENGAWAS KPK TAHUN 2020

Dewan Pengawas Komisi Pemberantasan Korupsi telah melakukan berbagai kegiatan dalam rangka pelaksanaan tugasnya selama satu semester tahun 2020. Pelaksanaan kegiatan ini sesuai dengan amanat Pasal 37B Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2019 tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi yang secara umum memberi tugas kepada Dewan Pengawas KPK untuk: (1) mengawasi pelaksanaan tugas dan wewenang KPK; (2) memberikan izin atau tidak memberikan izin penyadapan, penggeledahan, dan/atau penyitaan; (3) menyusun dan menetapkan kode etik; (4) menerima dan menindaklanjuti laporan mengenai dugaan pelanggaran kode etik atau ketentuan dalam Undang-Undang ini; (5) menyelenggarakan sidang untuk memeriksa adanya dugaan pelanggaran kode etik oleh Pimpinan dan Pegawai KPK; dan (6) melakukan evaluasi kinerja Pimpinan dan Pegawai KPK secara berkala.

Dalam rangka pelaksanaan tugas tersebut, selama tahun 2020 Dewan Pengawas telah melaksanakan sejumlah kegiatan, yaitu:

I. MENYIAPKAN SARANA DAN PRASARANA (REGULASI)

Untuk mendukung pelaksanaan tugasnya, Dewan Pengawas telah menyiapkan sarana dan prasarana yang diatur di dalam produk hukum berikut:

A. Peraturan Dewan Pengawas

1. Peraturan Dewan Pengawas KPK Nomor 01 Tahun 2020 tentang Kode Etik dan Pedoman Perilaku Komisi Pemberantasan Korupsi;

2. Peraturan Dewan Pengawas KPK Nomor 02 Tahun 2020 tentang Penegakan Kode Etik dan Pedoman Perilaku Komisi Pemberantasan Korupsi; dan

3. Peraturan Dewan Pengawas KPK Nomor 03 Tahun 2020 tentang Tata Cara Pemeriksaan dan Persidangan Pelanggaran Kode Etik dan Pedoman Perilaku Komisi Pemberantasan Korupsi.

4. Peraturan Dewan Pengawas KPK Nomor 04 Tahun 2020 tentang Pedoman Pelaksanaan Evaluasi Kinerja Pimpinan dan Pegawai Komisi Pemberantasan Korupsi Tahun 2020.

(2)

Hal. 2 dari 11

B. Keputusan Dewan Pengawas

1. Keputusan Dewan Pengawas Komisi Pemberantasan Korupsi Nomor 01 Tahun 2020 tentang Tata Kelola Pelaksanaan Tugas Dewan Pengawas Komisi Pemberantasan Korupsi;

2. Keputusan Dewan Pengawas Komisi Pemberantasan Korupsi Nomor 02 Tahun 2020 tentang Pembagian Tugas Dewan Pengawas Komisi Pemberantasan Korupsi;

3. Keputusan Dewan Pengawas Komisi Pemberantasan Korupsi Nomor 03 Tahun 2020 tentang Pembagian Kelompok Jabatan Fungsional, Uraian Tugas Kelompok Jabatan Fungsional dan Penunjukan Pelaksana Tugas Ketua Kelompok Jabatan Fungsional pada Organ Dewan Pengawas Komisi Pemberantasan Korupsi; dan

4. Keputusan Dewan Pengawas Komisi Pemberantasan Korupsi Nomor 04 Tahun 2020 tentang Penetapan Prosedur Operasi Baku (Standard Operating Procedure/SOP) Dewan Pengawas dan Organ Pelaksana Dewan Pengawas Komisi Pemberantasan Korupsi dengan lampiran 39 (tiga puluh sembilan) SOP.

5. Keputusan Dewan Pengawas Komisi Pemberantasan Korupsi Nomor 05 Tahun 2020 tentang Penunjukkan Koordinator Kelompok Jabatan Fungsional pada Sekretariat Dewan Pengawas Komisi Pemberantasan Korupsi.

6. Keputusan Dewan Pengawas Komisi Pemberantasan Korupsi Nomor 06 Tahun 2020 tentang Tata Tertib Persidangan Dugaan Pelanggaran Kode Etik dan Pedoman Perilaku Komisi Pemberantasan Korupsi.

7. Keputusan Dewan Pengawas Komisi Pemberantasan Korupsi Nomor 07 Tahun 2020 tentang Tim Perumus Manajemen Resiko pada Dewan Pengawas Komisi Pemberantasan Korupsi.

II. KEGIATAN OPERASIONAL

A. Mengawasi Pelaksanaan Tugas Dan Wewenang KPK.

1. Tindak Lanjut Pengaduan Masyarakat atas Pelaksanaan Tugas dan Wewenang KPK.

Selama tahun 2020, Dewan Pengawas KPK telah menerima dan menindaklanjuti 247

(dua ratus empat puluh tujuh) surat pengaduan atas pelaksanaan tugas dan

wewenang KPK, yang selanjutnya dilakukan telaah dan/atau klarifikasi. Adapun perkembangan penyelesaian terhadap penerimaan surat pengaduan tersebut:

(3)

Hal. 3 dari 11  Selesai diproses (Surat Jawaban ke Pelapor) : 87 Laporan

 Diteruskan ke unit kerja terkait di KPK : 60 Laporan

 File/Arsip : 100 Laporan

Laporan pengaduan yang diterima Dewan Pengawas tersebut juga dapat menjadi bahan Pengawasan bagi Dewan Pengawas dalam Rapat Pelaksanaan Koordinasi Pengawasan Tugas dan Wewenang KPK.

2. Monitoring atas Pelaksanaan Tugas dan Wewenang KPK.

Kegiatan monitoring atas pelaksanaan tugas dan wewenang KPK dilaksanakan melalui tinjau lapangan ke 4 (empat) lokasi yaitu Bandung, Sumedang, Banten dan Banjarmasin. Kegiatan monitoring dilakukan sebagai tindak lanjut atas laporan pengaduan yang diterima oleh Dewan Pengawas dan/atau hasil Rakorwas. Pelaksanaan kegiatan monitoring dilakukan melalui:

 Pemantauan ke lapangan khususnya terhadap benda sitaan KPK yang mempunyai nilai ekonomis (benda sitaan berupa aset).

 Wawancara dengan petugas Rupbasan dan/atau pihak-pihak terkait yang menerima penitipan aset-aset sitaan KPK.

Sasaran pelaksanaan monitoring diantaranya untuk memastikan pengelolaan yang dilakukan KPK selama proses penangan perkara telah dilaksanakan sesuai dengan prosedur yang berlaku dan akuntable dalam rangka capaian optimalisasi asset recovery.

3. Pelaksanaan Rapat Koordinasi Pengawasan (Rakorwas).

Selama tahun 2020, Dewan Pengawas KPK telah melaksanakan Rapat Koordinasi

Pengawasan (Rakorwas) setiap Triwulan. Dalam pelaksanaan Rakorwas tersebut telah

disepakati beberapa kesimpulan untuk perbaikan kinerja KPK ke depan, yaitu:

3.1. Bidang Pencegahan.

 penyempurnaan mekanisme kerja sama dengan

kementerian/lembaga/pemerintah daerah dalam rangka penguatan Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP); dan

(4)

Hal. 4 dari 11

3.2. Bidang Penindakan.

 Percepatan penanganan perkara (mulai tahap penyelidikan hingga tahap eksekusi) dalam upaya meningkatkan terwujudnya kepastian hukum dan mengoptimalkan pemulihan aset (asset recovery);

 Penyempurnaan tata kelola penanganan perkara tindak pidana korupsi agar lebih akuntabel dan professional seperti:

- mekanisme penerbitan sprindik.

- mekanisme pemeriksaan saksi yang tidak hadir dengan alasan yang wajar agar diterapkan ketentuan Pasal 113 KUHAP.

- Efektifitas penyelesaian perkara melalui penggabungan perkara  Percepatan penyelesaian pemblokiran rekening bank yang berlarut-larut;  Peningkatan koordinasi dan supervisi bidang penindakan;

 Percepatan penyelesaian regulasi terkait pelaksanaan penghentian penyidikan jika tidak layak untuk dilanjutkan;

 Percepatan penyelesaian regulasi terkait dengan Pemusnahan Hasil

Penyadapan;

 Percepatan penyelesaian regulasi pengelolaan benda sitaan dan/atau barang rampasan negara.

 Percepatan harmonisasi SOP Penindakan Terintegrasi dengan Unit Kerja lain di KPK, seperti:

- SOP Penindakan dengan SOP Dewan Pengawas terkait pemberian izin penyadapan, penggeledahan dan/atau penyitaan

- SOP Penindakan dengan SOP Pengaduan Masyarakat - SOP Penindakan dengan SOP Direktorat Monitor

3.3. Bidang Pengawasan Internal dan Pengaduan Masyarakat.

 Penguatan fungsi pengawasan internal;

Harmonisasi pelaksanaan tugas pengawasan oleh Dewan Pengawas dan Direktorat Pengawasan Internal;

(5)

Hal. 5 dari 11  Harmonisasi tugas Pengaduan Masyarakat dengan tugas Direktorat Penyelidikan

dan Unit Kerja Korsup Bidang Penindakan KPK.

3.4. Bidang Informasi dan Data.

 Pembangunan Aplikasi Penanganan Perkara Terintegrasi (SINERGI) dan E-Dewas;

 Penyempurnaan dan pemuktahiran data pada Aplikasi HRIS dan STINKO;  Penyempurnaan tata kelola dan pedoman klasifikasi informasi rahasia;

 Percepatan implementasi tanda tangan elektronik serta pertimbangan aspek legalitasnya;

3.5. Bidang Sekretariat Jenderal.

 Pembenahan manajamen sumber daya manusia;  Persiapan alih status pegawai KPK menjadi ASN;  Perbaikan sistem rekrutmen pegawai KPK.

 Percepatan penyelesaian peraturan yang disesuaikan dengan UU Nomor 19 Tahun 2019;

- Perkom ORTAKA KPK

- Perkom Pelatihan Penyelidik dan Penyidik secara terpadu - PP tentang Lelang Benda Sitaan

- Perpres tentang Koordinasi dan Supervisi - Perpres tentang Alih Status Pegawai KPK.

B. Memberi /Tidak Memberi Izin Penyadapan, Penggeledahan, Dan Penyitaan. 1. Jumlah Izin Penyadapan, Penggeledahan Dan/Atau Penyitaan.

Selama tahun 2020 Dewan Pengawas KPK telah memberikan sebanyak 571 (lima ratus

tujuh puluh satu) izin penyadapan, penggeledahan dan/atau penyitaan yang terdiri

atas:

 Izin Penyadapan : 132 (seratus tiga puluh dua);

(6)

Hal. 6 dari 11  Izin Penyitaan : 377 (tiga ratus tujuh puluh tujuh).

Seluruh permohonan dimaksud diberikan izin oleh Dewan Pengawas KPK dalam rentang waktu kurang dari 24 jam. Pada umumnya proses pemberian izin oleh Dewan Pengawas hanya berlangsung sekitar 4-6 jam.

2. Monitoring Pelaksanaan Izin Penyadapan, Penggeledahan Dan/Atau Penyitaan.

Kegiatan monitoring oleh Dewan Pengawas dilakukan dengan cara:

 Evaluasi Laporan Pertanggungjawaban Penyadapan yang diserahkan oleh Penyelidik dan/atau Penyidik sebanyak 23 (dua puluh tiga).

 Verifikasi Dokumen Administrasi Penggeledahan dan Penyitaan sebanyak 695 (enam

ratus sembilan puluh lima).

- BA Penyitaan : 631 (enam ratus tiga puluh satu)

- BA Penggeledahan : 64 (enam puluh empat)

 Tinjau lapangan terhadap benda sitaan sebanyak 50 (lima puluh) bidang tanah dan/atau bangunan yang berlokasi di Bandung, Jawa Barat untuk perkara Dadang Suganda

C. Menyusun dan Menetapkan Kode Etik.

1. Penyusunan dan Penetapan Kode Etik KPK:

Dewan Pengawas KPK telah menetapkan 3 (tiga) peraturan terkait kode etik, yaitu: 1.1. Peraturan Dewan Pengawas KPK (Perdewas KPK) Nomor 01 Tahun 2020 tentang

Kode Etik dan Pedoman Perilaku Komisi Pemberantasan Korupsi;

Terdiri dari 5 (lima) nilai dasar yang merupakan pedoman setiap Insan KPK untuk

berbuat, bersikap, dan berperilaku sehingga dapat dijadikan budaya organisasi. Nilai Dasar tersebut meliputi INTEGRITAS, SINERGI, KEADILAN, PROFESIONALISME dan KEPEMIMPINAN yang disingkat menjadi “IS KPK”;

(7)

Hal. 7 dari 11  Tiap Nilai Dasar tersebut dijabarkan dalam beberapa kewajiban dan larangan

bagi Insan KPK, yaitu:

1.2. Perdewas KPK Nomor 02 Tahun 2020 tentang Penegakan Kode Etik dan Pedoman Perilaku Komisi Pemberantasan Korupsi; dan

1.3. Perdewas KPK Nomor 03 Tahun 2020 tentang Tata Cara Pemeriksaan dan Persidangan Pelanggaran Kode Etik dan Pedoman Perilaku Komisi Pemberantasan Korupsi.

2. Internalisasi Kode Etik dan Pedoman Perilaku kepada Insan Komisi

Agar Kode Etik dan Pedoman Perilaku dapat dipahami dan dilaksanakan oleh seluruh Insan Komisi, Dewan Pengawas KPK telah menyusun program Internalisasi Kode Etik dan Pedoman Perilaku KPK dengan menetapkan Peta Jalan (Roadmap) Internalisasi Kode Etik dan Pedoman Perilaku KPK dengan rincian program sebagai berikut:

(8)

Hal. 8 dari 11 Kegiatan yang telah dilaksanakan oleh Dewan Pengawas pada tahun 2020 sesuai dengan Peta Jalan adalah:

 Membuat dan menerbitkan Buku Saku “IS KPK”;

 Menyusun kurikulum program internalisasi Kode Etik dan Pedoman Perilaku KPK;  Menyusun modul pembelajaran Kode Etik dan Pedoman Perilaku KPK;

 Melakukan sosialisasi secara umum kepada seluruh insan KPK secara langsung & melalui media website, portal KPK, email komunikasi internal secara berseri;

 Melaksanakan kegiatan Internalisasi kepada Insan KPK di lingkungan Sekretariat Dewan Pengawas pada tanggal 22-23 Oktober 2020;

 Melaksanakan kegiatan Internalisasi kepada Pimpinan, Deputi dan Sekretaris Jenderal pada tanggal 30 November 2020.

3. Menerima dan Menindaklanjuti Laporan Pengaduan Masyarakat atas dugaan pelanggaran kode etik

3.1. Alur tindak lanjut penanganan laporan/pengaduan dugaan pelanggaran Kode Etik dan Pedoman Perilaku KPK

(9)

Hal. 9 dari 11

3.2. Jumlah Penyelesaian Tindak Lanjut Laporan Dugaan Pelanggaran Kode Etik:

Sampai dengan tanggal 31 Desember 2020, Dewan Pengawas telah menerima 31 (tiga puluh satu) laporan pengaduan dugaan pelanggaran kode etik.

 Dari 20 (dua puluh) laporan teridentifikasi terdapat 15 (lima belas) dugaan pelanggaran kode etik yang telah diselesaikan 100%, yaitu:

Penyelesaian Jumlah Dugaan

Pelanggaran

Cukup bukti untuk dilanjutkan ke persidangan etik 4 dugaan

Tidak cukup bukti untuk dilanjutkan ke persidangan etik 11 dugaan

*berdasarkan hasil klarifikasi dan hasil pemeriksaan pendahuluan.

 Sebanyak 11 (sebelas) surat/laporan lainnya bersifat informasi ataupun konsultasi mengenai Kode Etik dan Pedoman Perilaku.

4. Persidangan Kode Etik:

Sampai dengan tanggal 31 Desember 2020, Dewan Pengawas telah melaksanakan sidang etik untuk memeriksa dugaan pelanggaran kode etik terhadap 4 (empat) berkas, yaitu:

Berkas Jumlah

Sidang Putusan

Melanggar Integritas Pasal 4 ayat (1) huruf o dan c

3 kali hukuman sanksi ringan berupa teguran tertulis I

Melanggar Integritas Pasal 4 ayat (1) huruf n dan Kepemimpinan Pasal 8 ayat (1) huruf f

4 kali hukuman sanksi ringan berupa teguran tertulis II

Melanggar Integritas Pasal 5 ayat (2) huruf a

5 kali hukuman sanksi ringan berupa teguran lisan

Melanggar Integritas Pasal 4 ayat (1) huruf g dan h, ayat (2) huruf a

3 kali hukuman sanksi berat berupa diberhentikan tidak dengan hormat sebagai Pegawai Komisi

(10)

Hal. 10 dari 11

D. EVALUASI KINERJA PIMPINAN DAN PEGAWAI KPK:

Dewan Pengawas telah melaksanakan Rapat Evaluasi Kinerja/Rapat Tinjauan Kinerja (REK/RTK) Pimpinan KPK dengan fokus pada evaluasi terhadap 29 (dua puluh sembilan)

Indikator Kinerja Utama (IKU) Pimpinan KPK. Dalam REK/RTK tersebut, Dewan

Pengawas telah menyampaikan beberapa rekomendasi dalam rangka pencapaian target sebagaimana yang telah ditetapkan, yaitu sebagai berikut:

1. KPK perlu berupaya untuk mendorong terwujudnya Indeks Perilaku Anti Korupsi (IPAK) sesuai target, di antaranya dengan mendorong pemerintah daerah untuk mengoptimalkan pelaksanaan PTSP secara konsisten.

2. KPK harus mendorong peningkatan Survey Penilaian Integritas (SPI), khususnya pada instansi yang pada tahun 2019 mendapatkan nilai di bawah rata-rata.

3. KPK perlu berupaya untuk meningkatkan pemulihan aset, yaitu dengan cara mengeksekusi seluruh uang pengganti secara konsisten sesuai ketentuan perundang-undangan dan mencari metode lain selain lelang untuk mengoptimalkan pendapatan negara dari hasil barang rampasan,

4. KPK perlu melakukan sosialisasi antigratifikasi/antisuap yang lebih intensif dan masif kepada sektor swasta dan/atau BUMN.

5. KPK perlu meningkatkan kerja sama dengan BPN dalam rangka pelaksanaan sertifikasi aset serta KPK perlu melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap kinerja KL/Pemda terkait penyelamatan keuangan negara/daerah.

6. KPK perlu melakukan koordinasi dengan pihak Kepolisian dan Kejaksaan untuk dapat menyelesaikan permasalahan-permasalahan terkait dengan perkara tipikor yang disupervisi. Untuk itu, perlu pembaharuan MoU dan SOP dengan pihak Kepolisian dan Kejaksaan yang disesuaikan dengan Perpres Nomor 102 Tahun 2020 tentang Pelaksanaan Supervisi Pemberantasan Tipikor.

7. KPK perlu mengakselerasi pembangunan sistem pencegahan dan penindakan terintegrasi yang menghasilkan Big Data Pemberantasan Tipikor.

III. SUMBER DAYA MANUSIA DAN ANGGARAN A. Sumber Daya Manusia.

Jumlah Personil Dewan Pengawas dan Organ Dewan Pengawas berjumlah 30 (tiga puluh), yang terdiri dari:

(11)

Hal. 11 dari 11 1. Dewan

Pengawas

: 5 (lima) orang

2. Struktural : 2 (dua) orang

3. Fungsional : 16 (enam belas) orang

4. Administrasi : 7 (tujuh) orang

B. Anggaran

1. Anggaran Tahun 2020 adalah sejumlah Rp666.184.000,- (enam ratus enam puluh enam juta seratus delapan puluh empat ribu rupiah)

2. Penyerapan Anggaran Tahun 2020 adalah sejumlah Rp470.778.073,- (empat ratus tujuh puluh juta tujuh ratus tujuh puluh delapan ribu tujuh puluh tiga rupiah) atau 70,67%.

Dikeluarkan di: Jakarta Pada tanggal: 06 Juli 2020

Dewan Pengawas Komisi Pemberantasan Korupsi

Tumpak H. Panggabean Ketua

Artidjo Alkostar Albertina Ho

Anggota Anggota

Harjono Syamsuddin Haris

Referensi

Dokumen terkait

Dengan adanya peningkatan penerimaan pendapatan asli daerah, secara otomatis akan meningkatkan anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD). Hal tersebut tentunya

Berdasarkan Penetapan Pemenang Pemilihan Langsung Paket Rekonstruksi Pengaman Jembatan Desa Karanggebang Nomor : 027/SP35.3.15/405.02.4/2017 tanggal 3 Agustus 2017,

Teknologi Hasil Pertanian di Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta, dengan judul “Konsep Cara Produksi Pangan yang Baik dan Benar.. Pada Pembuatan

Haryono, kami Pokja ULP pada kegiatan di lingkungan Pemerintah Kota Samarinda, mengundang Perusahaan Saudara untuk menghadiri acara PEMBUKTIAN KUALIFIKASI/

Simpulan kegiatan yang telah dilakukan dalam program Diseminasi Teknologi Mesin Genset Tenaga Surya Bagi Masyarakat Terdampak Bencana Gunung Merapi Desa Wukirsari

D pada post sectio caesarea hari pertama didapatkan data sebagai berikut: klien mengatakan nyeri dibagian luka bekas operasi, klien mengatakan nyeri seperti disayat-sayat

Terkait dengan anak putus sekolah dari pendidikan dasar yang tidak melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi, masih menjadi masalah besar. Kendala tersebut dapat

Latar Belakang saat ini belajar kurang memerhatiakan peran dan pengaruh emosi pada proses dan hasil belajar yang di capai seseorang, Tetapi sejak orang mulai