DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ...i
HALAMAN JUDUL PRASYARAT ... ii
ABSTRAK ... iii
ABSTRACT ...iv
HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING ... v
HALAMAN PERSETUJUAN TIM PENGUJI ...vi
KATA PENGANTAR ... vii
DAFTAR ISI ...ix
DAFTAR TABEL ... x
DAFTAR GAMBAR ...xi
DAFTAR LAMPIRAN ... xii
DAFTAR ISTILAH ... xiii
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ... xiv
BAB I PENDAHULUAN ... 1 1.1 Latar Belakang ... 1 1.2 Rumusan Masalah ... 8 1.3 Tujuan Penelitian ... 8 1.4 Manfaat Penelitian ... 8 1.5 Sistematika Penulisan ... 9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA... 11
2.1 Telaah Hasil Penelitian Sebelumnya ... 11
2.2 Landasan Konsep dan Teori ... 12
BAB III METODE PENELITIAN ... 20
3.1 Lokasi Penelitian ... 20
3.2 Ruang Lingkup Penelitian ... 20
3.3 Jenis dan Sumber Data ... 21
3.4 Teknik Pengumpulan Data ... 23
3.5 Teknik Penentuan Informan ... 26
3.6 Teknik Penentuan Sampel ... 27
3.7 Teknik Analisis Data ... 27
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 31
4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 31
4.2 Potensi Trekking Dusun Tenganan Dauh Tukad ... 33
4.3 Pengelolaan Trekking Dusun Tenganan Dauh Tukad ... 53
BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 78
5.1 Simpulan ... 78
5.2 Saran ... 79
DAFTAR PUSTAKA ... 82
LAMPIRAN ... 84
ABSTRAK
Program Studi S1 Destinasi Pariwisata Fakultas Pariwisata
Universitas Udayana Skripsi
A. Nama : Gilland Giovanni
B. Judul : Strategi Pengelolaan Trekking sebagai Produk Pariwisata
Di Dusun Tenganan Dauh Tukad Kecamatan Manggis Kabupaten Karangasem Provinsi Bali
C. Jumlah Halaman : xiv + 83 halaman + 14 halaman lampiran
D. Ringkasan :
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi potensi, bentuk pengelolaan, serta persepsi wisatawan dan masyarakat terhadap pengelolaan trekking di Dusun Tenganan Dauh Tukad, Desa Tenganan, Kecamatan Manggis, Kabupaten Karangasem, Provinsi Bali. Kemudian dianalisis untuk dapat dirumuskan strategi pengelolaan yang tepat. Hasil dari penelitian ini dapat dijadikan rujukan dalam menentukan langkah-langkah kedepan demi pengelolaan yang lebih baik. Prosedur pengumpulan data menggunakan teknik studi dokumentasi, pengamatan, wawancara mendalam terhadap pengelola, penggagas program, serta masyarakat yang terkena dampak langsung kegiatan trekking, serta penyebaran kuisioner kepada 20 orang wisatawan. Teknik analisis data menggunakan SWOT Analysis, Likert Scale, disajikan dalam bentuk tabel dan gambar, serta dijabarkan secara deskriptif kualitatif. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa potensi trekking di Dusun Tenganan Dauh Tukad terdiri dari daya tarik utama dan pendukung, serta dilengkapi dengan aksesibilitas dan fasilitas yang baik. Persepsi masyarakat yang terkena dampak langsung kegiatan trekking menunjukan sikap moderat dengan adanya kegiatan wisata di wilayahnya. Persepsi wisatawan terhadap pengelolaan trekking juga menunjukan sikap moderat. Peningkatan kualitas sumber daya manusia dan kemampuan manajemen organisasi, serta menjalin kerjasama antar lembaga merupakan hal yang paling mendesak untuk pengelolaan kedepan.
E. Kata Kunci : Strategi, pengelolaan, trekking.
ABSTRACT
Bachelor Degree (S1) of Tourism Destination Tourism Faculty
Udayana University Thesis
A. Name : Gilland Giovanni
B. Title : Trekking Management Strategy as a Product of Tourism
in the Village of Tenganan Dauh Tukad District Manggis Karangasem Bali Province
C. Number of Page : xiv + 83 pages + 14 pages of attachment
D. Summary :
The purpose of this study is to identify the potential, forms management, as well as tourists and the public perception of the management of trekking in the Village of Tenganan Dauh Tukad, Tenganan, District Manggis, Karangasem, Bali Province. Then analyzed in order to formulate appropriate management strategies. The results of this study can be used as a reference in determining the next steps for the sake of better management. Data collection procedures using technical documentation study, observation, depth interview with the manager, originator of the program, as well as the people who are directly affected by the trekking activities, as well as the distribution of questionnaires to 20 tourists. Data were analyzed using SWOT Analysis, Likert Scale, presented in the form of tables and figures, as well as qualitative descriptively elaborated. Results of the study revealed that the potential for trekking in the Village of Tenganan Dauh Tukad consists of a main attraction and support, as well as accessibility and equipped with good facilities. The perception that people directly affected by the trekking activities showed his moderation their tourist activities in the region. The perception of tourists on trekking management showed moderation too. Improving the quality of human resources and organizational management capabilities, as well as inter- agency cooperation is very urgent for the future management.
E. Keywords : Strategy, management, trekking.
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia merupakan negara kepulauan yang terhampar luas dari Sabang sampai Merauke, dan dari Miangas hingga pulau Rote, yang terdiri dari 17.000 pulau lebih, memiliki keindahan dan keunikan alam yang menakjubkan baik berupa flora, fauna, gunung, danau, pantai, dan peninggalan purbakala. Demikian juga dengan kebudayaan Indonesia dengan jumlah penduduk lebih dari 238 juta orang, terdiri dari 1.128 suku bangsa dan memiliki 750 bahasa daerah (Soekarya, 2011). Demikian jelas bagaimana berlimpahnya keunggulan yang dapat menjadi aset dalam peningkatan pertumbuhan ekonomi.
Gambar 1.1 : Sebaran Kawasan Pariwisata Indonesia
Sumber : www.google.com
Sebagaimana termuat dalam UU No. 10 Tahun 2009 Tentang Kepariwisataan, bahwa keadaan alam, flora, dan fauna, sebagai karunia Tuhan Yang Maha Esa, serta peninggalan sejarah, seni, dan budaya yang dimiliki bangsa Indonesia merupakan sumber daya dan modal pembangunan kepariwisataan untuk peningkatan
2
kemakmuran dan kesejahteraan rakyat sebagaimana terkandung dalam Pancasila dan Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
Indonesia melalui pembangunan pariwisata berupaya mengemas daya tarik wisata dan memasarkannya kepada wisatawan dari dalam negeri maupun luar negeri. Kemudahan-kemudahan bagi wisatawan untuk berwisata di Indonesia terus diupayakan untuk memberikan kenyamanan kepada wisatawan, demikian pula peraturan-peraturan disederhanakan untuk memudahkan wisatawan mengunjungi Indonesia.
Pemerintah bersama usaha pariwisata terus berupaya meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan baik wisatawan mancanegara maupun domestik untuk berwisata ke Indonesia disamping menata dan mengemas produk pariwisata. Bukan saja jumlah kunjungan wisatawan yang terus diupayakan meningkat, termasuk di dalamnya perolehan devisa dan pengeluaran wisatawan. Pemerintah juga berusaha memperluas penyebaran kunjungan wisatawan ke berbagai provinsi di Indonesia agar dampak positif dari kegiatan pariwisata dapat dinikmati oleh seluruh masyarakat.
Pariwisata adalah suatu kegiatan yang memiliki dampak dinamis yang luas dimana berbagai usaha dapat tercipta melalui kegiatan pariwisata. Komponen utama dalam kegiatan pariwisata adalah daya tarik wisata yang didukung oleh komponen lainnya, antara lain: transportasi, akomodasi, restoran, atraksi budaya dan cenderamata. Komponen tersebut menyediakan fasilitas dan layanan secara
3
langsung dalam memenuhi kebutuhan wisatawan yang berkunjung ke suatu destinasi pariwisata.
Selanjutnya dari kegiatan komponen pariwisata tersebut akan timbul kegiatan usaha lainnya yang merupakan dampak yang secara tidak langsung terkait dengan kegiatan pariwisata, seperti; usaha penyedia BBM, usaha penyedia bahan makanan seperti sayur-mayur untuk restoran, usaha perabot interior untuk hotel, usaha penyedia bahan properti untuk atraksi seni budaya, usaha penyedia bahan baku pembuatan cenderamata, usaha penukaran uang (money changer), usaha penyedia obat-obatan (drug store), dan masih banyak lagi dampak ikutan yang akan muncul untuk memenuhi kebutuhan wisatawan.
Pengembangan sektor pariwisata di Indonesia pada saat ini menunjukan peran yang berarti dalam pembangunan perekonomian nasional. Pariwisata juga sering dijadikan jawaban atas beberapa masalah yang dihadapi Indonesia antara lain menciptakan lapangan pekerjaan dan peluang ekonomi, serta menjaga dan memperbaiki lingkungan. Demikian Bali yang menjadi destinasi wisata pilihan utama di Indonesia. Beragam daya tarik wisata yang dimiliki, mampu menarik kunjungan wisatawan yang besar setiap tahunnya. Bukan berarti ketergantungan dan eksploitasi besar-besaran pada sektor pariwisata Bali sebagai sumber penghasil devisa Negara, namun lebih tepatnya memaksimalkan potensi yang ada untuk mendapatkan manfaat pembangunan.
Pariwisata di Bali saat ini telah berkembang begitu pesat yang terlihat dari semakin berkembangnya fasilitas, objek, dan daya tarik pariwisata yang ada.
4
Meskipun jumlah kedatangan wisatawan asing yang langsung ke Bali menunjukkan fluktuasi akibat berbagai isu dan peristiwa yang kurang menguntungkan (Pitana dan Gayatri, 2005). Data dari Badan Pusat Statistik Provinsi Bali menunjukkan bahwa, jumlah kunjungan wisatawan ke Bali berfluktuasi.
Tabel 1.1
Jumlah Kunjungan Wisatawan ke Bali
Tahun Jumlah Kunjungan (Orang)
Domestik Growth Mancanegara Growth
2010 4 646 343 2 576 142
2011 5 675 121 22.14 2 826 709 9.73
2012 6 063 558 6.84 2 949 332 4.34
2013 6 976 536 15.06 3 278 598 11.16
2014 6 392 460 -8.37 3 766 638 14.89
Sumber: Bali dalam Angka 2015
Berdasarkan Tabel 1.1 jumlah kunjungan wisatawan mancanegara pada tahun 2014 sebesar 3 766 638 orang, tumbuh sekitar 14.89 % dari tahun sebelumnya, menunjukkan bahwa kunjungan wisatawan mancanegara ke Bali cenderung positif. Namun berbeda dengan wisatawan mancanegara, pertumbuhan wisatawan domestik pada tahun 2014 cenderung negatif, yaitu minus 8.37 %. Kunjungan wisatawan domestik ke Bali pada tahun 2014 turun sebanyak 584 076 dari tahun sebelumnya. Menurunnya angka kunjungan tersebut disebabkan oleh kenaikan harga BBM dan Surat Edaran Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 10 tahun 2014 yang melarang kegiatan PNS di hotel (Rai Budi, dikutip dalam Antara Bali, 2015).
Pada akhirnya, kepariwisataan Bali tidak dapat dinafikkan telah memberikan pengaruh nyata yang besar terhadap perekonomian. Hal ini diperkuat oleh kajian
5
tim konsultan dari Bali tahun 1993 Management Project and Comprehensive Tourism Development Plan for Bali, dikutip dalam Agustina (2012) menyebutkan bahwa pariwisata telah menjadi generator bagi pembangunan Bali, paling tidak dalam dua dasawarsa terakhir. Lebih lanjut dikatakan bahwa sektor pariwisata akan tetap menjadi sektor terdepan (leading sector) dalam pembangunan ekonomi daerah Bali di masa-masa mendatang.
Ironisnya, di samping sebagai penyumbang terbesar pendapatan asli daerah, industri pariwisata juga ditengarai sebagai salah satu perusak dan pencemar lingkungan yang paling dominan di Provinsi Bali. Berdasarkan keterangan dari Kepala Dinas Pertanian, Tanaman Pangan, dan Hortikultura Kota Denpasar, Ambara Putra (dikutip dalam denpostnews, 2015) luas lahan pertanian yang awalnya pada tahun 2012 seluas 2.519 hektar menurun sekitar 25 hektar menjadi 2.494 hektar pada tahun 2014. Hal ini disebabkan karena adanya alif fungsi lahan pertanian menjadi tempat usaha. Sumberdaya alam tertentu juga mempunyai keterbatasan menurut ruang dan waktu. Oleh sebab itu diperlukan pengelolaan sumberdaya alam yang baik dan bijaksana. Hubungan lingkungan dan manusia sangat erat dan saling ketergantungan.
Kehidupan manusia sangat ditentukan oleh lingkungan dan begitu sebaliknya, kualitas lingkungan ditentukan oleh manusia. Keberadaan sumberdaya alam, air, tanah dan sumberdaya yang lain menentukan aktivitas manusia sehari-hari. Kita tidak dapat hidup tanpa udara dan air. Sebaliknya ada pula aktivitas manusia yang sangat mempengaruhi keberadaan sumberdaya dan lingkungan di sekitarnya. Kerusakan sumberdaya alam banyak ditentukan oleh aktivitas manusia. Banyak
6
kasus pencemaran dan kerusakan lingkungan yang diakibatkan oleh aktivitas manusia seperti pencemaran udara, pencemaran air, dan pencemaran tanah. Kerusakan hutan dan ekosistemnya kesemuanya tidak terlepas dari aktivitas manusia, pada akhirnya merugikan manusia itu sendiri.
Kemudian timbul beragam konsep pembangunan demi menjawab tantangan yang ada, sampai pada konsep pembangunan berkelanjutan yang dinilai dapat menyinergikan aspek ekonomi dan kelestarian lingkungan. Memang bahwasanya setiap usaha pembangunan yang tujuan dasarnya adalah membawa kesejahteraan masyarakat, pada realita yang terjadi dampak positif selalu diiringi dengan dampak negatif. Hal ini perlu menjadi perhatian para stakeholders, untuk dapat merumuskan pendekatan yang paling sesuai untuk membangun kepariwisataan di Bali. Perkembangan kepariwisataan di Bali harus mampu diarahkan pada peningkatan peran pariwisata dalam kegiatan ekonomi yaitu meningkatkan investasi sektor pariwisata yang dapat menciptakan lapangan kerja serta kesempatan berusaha dengan tujuan untuk meningkatkan pendapatan masyarakat serta penerimaan devisa sekaligus sebagai upaya pelestarian lingkungan.
Urgensi model pembangunan kepariwisataan yang berkelanjutan sesuai dengan realita bahwa pasar pariwisata yang ada, khususnya wisatawan mancanegara, telah sedikit bergeser dari wisatawan yang sebelumnya berorientasi kepada mass tourism, kemudian lebih berorientasi kepada wisatawan yang concern terhadap pelestarian lingkungan serta aspek edukasi yang mereka harapkan dari sebuah atraksi wisata. Upaya yang dapat dilakukan adalah melalui pengembangan dan
7
pendayagunaan berbagai potensi kepariwisataan secara berkelanjutan dan bertanggungjawab serta menyisipkan unsur-unsur pendidikan di dalamnya.
Hal ini mendorong para pelaku pariwisata untuk sebisa mungkin menangkap peluang pasar yang ada. Dusun Tenganan Dauh Tukad yang terletak di Kabupaten Karangasem menjadi salah satu pemain dalam lingkup pasar ini, dengan atraksi utama yaitu trekking dengan suguhan proses pembelajaran ternak lebah madu bagi wisatawan, produk ini merupakan differentiation dari produk wisata trekking lainnya, yang tentunya memiliki daya tarik tersendiri.
Namun permasalahan terkini yang terjadi adalah setelah pembangunan fasilitas pembelajaran ternak lebah madu hampir rampung, muncul klaim hak atas tanah di wilayah terbangun oleh perseorangan dari masyarakat setempat, sehingga suguhan atraksi pembelajaran ternak lebah madu belum dapat ditawarkan, kegiatan trekking terbatas pada suguhan daya tarik yang monoton, imbasnya sepi kunjungan wisatawan. Demikian hal tersebut menunjukkan bahwa pengelolaan trekking di Dusun Tenganan Dauh Tukad masih kurang baik.
Tulisan ini membahas mengenai bagaimana potensi trekking di Dusun Tenganan Dauh Tukad. Kemudian juga diulas mengenai persepsi masyarakat yang terkena dampak langsung kegiatan wisata trekking, serta persepsi wisatawan mengenai pengelolaan dari kegiatan trekking di Dusun Tenganan Dauh Tukad, Kecamatan Manggis, Kabupaten Karangasem sebagai sebuah produk pariwisata. Kemudian dianalisis untuk dapat dirumuskan strategi pengelolaan yang menguntungkan bagi semua pihak yang berkepentingan.
8
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, maka dapat dirumuskan permasalahan yang di bahas dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Apa potensi trekking di Dusun Tenganan Dauh Tukad, Kecamatan Manggis, Kabupaten Karangasem?
2. Bagaimana strategi yang tepat bagi pengelolaan trekking di Dusun Tenganan Dauh Tukad, Kecamatan Manggis, Kabupaten Karangasem?
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui potensi trekking di Dusun Tenganan Dauh Tukad, Kecamatan Manggis, Kabupaten Karangasem.
2. Mengetahui strategi yang tepat bagi pengelolaan trekking di Dusun Tenganan Dauh Tukad, Kecamatan Manggis, Kabupaten Karangasem.
1.4 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dalam penelitian ini, yaitu :
1. Manfaat Akademis
Diharapkan mampu memberikan tambahan khasanah keilmuan serta wawasan yang terkait dengan ilmu perencanaan pariwisata. Kemudian hasil dari penelitian ini juga diharapkan mampu menjadi referensi bagi insan akademis dalam pembuatan karya tulis sejenis maupun penelitian berikutnya.
9
2. Manfaat Praktis
Diharapkan mampu memberikan pengetahuan umum bagi masyarakat setempat mengenai potensi dan strategi yang tepat bagi pengelolaan trekking di Dusun Tenganan Dauh Tukad, Kecamatan Manggis, Kabupaten Karangasem. Kemudian bagi pihak pengelola, pemerintah terkait dan investor agar dapat menjadi bahan rekomendasi dan pertimbangan dalam upaya pengembangan sektor pariwisata di Dusun Tenganan Dauh Tukad.
1.4 Sistematika Penulisan
Bab I : Pendahuluan
Dalam Bab ini diuraikan mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian serta sistematika penulisan.
Bab II : Tinjauan Pustaka
Dalam Bab ini diuraikan mengenai hasil penelitian sebelumnya serta landasan konsep dan teori, meliputi konsep daya tarik wisata, konsep produk wisata, konsep wisata minat khusus, konsep persepsi dan konsep manajemen atau pengelolaan.
Bab III : Metode Penelitian
Dalam Bab ini diuraikan mengenai lokasi penelitian, ruang lingkup penelitian, jenis dan sumber data, teknik pengumpulan data, teknik penentuan informan, teknik penetuan sampel, dan teknik analisis data.
10
Bab IV : Hasil Dan Pembahasan
Dalam Bab ini diuraikan mengenai analisis situasi lokasi penelitian, sejarah, potensi, pengelolaan, persepsi masyarakat terhadap pengelolaan, karakteristik wisatawan, persepsi wisatawan terhadap pengelolaan, serta strategi pengelolaan trekking Dusun Tenganan Dauh Tukad hasil dari analisis SWOT.
Bab V : Simpulan Dan Saran
Dalam Bab ini diuraikan mengenai simpulan atas hasil penelitian yang telah dilakukan. Kemudian beberapa saran bagi pihak pengelola, pemerintah, swasta, masyarakat, dan akademisi.