• Tidak ada hasil yang ditemukan

MAKALAH BIOTEKNOLOGI PENGOLAHAN LIMBAH D

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "MAKALAH BIOTEKNOLOGI PENGOLAHAN LIMBAH D"

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH BIOTEKNOLOGI

PENGOLAHAN LIMBAH

Disusun oleh :

1. Mego Saputro ( 22 )

2. Renold

3. Tasya

4. Shesil

Alamat : Jl. Raya Canggu Kecamatan Jetis Kabupaten

Mojokerto Kode Pos 61352, Website :

(2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala Rahmat, sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang mungkin sangat sederhana. Makalah ini berisikan tentang bioteknologi pengolahan limbah beserta penjelasan serta macam macam hasil pengolahan limbah. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman dan juga berguna untuk menambah pengetahuan bagi para pembaca.

(3)

Daftar isi

Kata pengantar...

Daftar isi...

Sejarah dan pengertian ...

Limbah dan upaya pengolahan limbah... Macam macam proses pengolahan limbah...

Bioremediasi dan proses...

Mikroganisme yang berperan ...

Bioteknologi konversal dan macam macamnya... Dampak ...

Kesimpulan...

(4)

SEJARAH DAN PENGERTIAN BIOTEKNOLOGI

Awal diterapkan -1857 ( Bioteknologi non-mikrobial ). Karena pada saat itu belum diketahui bahwa makanan produk fermentasi merupakan hasil kerja dari mikroorganisme.

Istilah bioteknologi pertama kali dikemukakan oleh Karl Ereky, seorang insinyur Hongaria pada tahun 1917 untuk mendeskripsikan produksi babi dalam skala besar dengan menggunakan bit gula sebagai sumber pakan. Pada perkembangannya sampai pada tahun 1970, bioteknologi selalu berasosiasi dengan rekayasa biokimia (biochemical engineering).

Dilihat dari asal katanya, bioteknologi terdiri dari dua kata yakni bio dan teknologi yang berarti pemanfaatan organisme atau suatu sistem hidup untuk memberikan solusi bagi permasalahan manusia serta menghasilkan suatu produk yang berdaya guna.

Bioteknologi juga bisa diartikan sebagai suatu aplikasi terpadu antara mikrobiologi, rekayasa kimia dan biokimia untuk menghasilkan suatu teknologi berkemampuan pembiakan mikroba, sel maupun jaringan demi kemajuan perkembangan industri, pertanian maupun kesehatan.

LATAR BELAKANG

Pertambahan jumlah penduduk dan peningkatan aktivitas konsumsi manusia, menyebabkan semakin bertambahnya zat sisa atau limbah yang dihasilkan oleh aktivitas manusia tersebut.

(5)

LIMBAH DAN UPAYA PENGOLAHAN LIMBAH

Limbah pada umumnya berbentuk padat, cair dan gas. Limbah padat biasanya berupa hasil buangan industri yang berbentuk lumpur, bubur atau padatan yang bisa didaur ulang maupun tidak bisa didaur ulang.

Limbah cair merupakan sisa produksi atau sisa aktivitas yang berbentuk cair. Selain itu, ada pula limbah gas yang merupakan sisa produksi berbentuk gas atau asap.

(6)

MACAM MACAM PROSES PENGOLAHAN

LIMBAH

A.PENGELOLAAN SAMPAH INDUSTRI

Sampah yang berupa sampah organik atau berupa tumbuh-tumbuhan bisa diolah menggunakan metode pirolisis. Metode ini melakukan proses dekomposisi sampah menggunakan temperatur tinggi di kondisi tanpa oksigen (anaerob). Metode ini menghasilkan arang, gas metana dan bahan organik lain yang bisa digunakan sebagai bahan bakar.

Sedangkan sampah yang berbentuk plastik bisa diolah kembali menjadi barang baru dengan pencampuran bahan baku lain untuk meningkatkan kualitasnya. Selain itu, perlu adanya upaya pembatasan penggunaan plastik sebagai kemasan untuk mengurangi jumlah limbah yang dihasilkan.

B.PENGOLAHAN AIR LIMBAH INDUSTRI

Limbah hasil industri biasanya memiliki kandungan yang berbahaya bagi kesehatan. Oleh karena itu, diperlukan suatu upaya untuk mengolah limbah cair tersebut menjadi netral atau tidak beracun dan lebih ramah lingkungan.

Salah satu caranya dengan memakai bioteknologi untuk mengelola limbah cair hasil industri. Metode ini menggunakan bakteri pengurai, jamur dan protista untuk menetralkan limbah cair industri sehingga air buangan yang dihasilkan benar-benar aman bagi lingkungan.

Pengelolaan air limbah hasil industri menggunakan metode bioteknologi dapat dilakukan dengan beberapa tahapan seperti berikut ini.

1) TAHAP PENGUMPULAN LIMBAH

(7)

2) TAHAP PEMISAHAN

Proses ini memisahkan limbah yang masuk ke tempat pengelolaan dari material dan sampah-sampah seperti kertas, besi, potongan kayu dan sampah lainnya.

3) TAHAP PENGALIRAN LIMBAH

Limbah cair yang sudah bersih dari material sampah kemudian dialirkan melalui lubang-lubang kecil. Lubang-lubang kecil ini berfungsi untuk menyaring kerikil dan pasir yang masih tersisa.

4) TAHAP PENGENDAPAN

Setelah mengalami pengendapan, cairan yang tersisa kemudian dialirkan ke dalam alat pengelolaan sekunder. Di dalam alat pengelolaan sekunder ini terjadlah proses aerob dimana mikroorganisme akan memecah materi organik menjadi mineral, gas dan air.

6) TAHAP PENGALIRAN AIR HASIL PROSES AEROB

Air hasil proses aerob sudah memiliki tingkat pencemaran yang rendah atau bisa dikategorikan sebagai air bersih sehingga bisa dialirkan ke sungai atau ke tempat lain untuk dimanfaatkan kembali.

7) TAHAP PEMBUANGAN SISA ENDAPAN

Sisa endapan hasil pengolahan limbah cair bisa dibuang atau digunakan sebagai pupuk.

C.PENGOLAHAN LIMBAH MINYAK BUMI

Limbah minyak bumi termasuk limbah yang sulit dan memerlukan waktu lama untuk dibersihkan. Namun, dengan metode bioteknologi, limbah minyak bumi dapat diatasi menggunakan cara-cara yang lebih ramah lingkungan. contoh penggunaan bakteri pemakan oli.

(8)

D.PENCEMARAN LOGAM BERAT .

Secara umum diketahui bahwa logam berat merupakan unsur yang berbahaya di permukaan bumi, sehingga kontaminasi logam berat di lingkungan merupakan masalah yang besar. Persoalan spesifik logam berat di lingkungan terutama akumulasinya sampai pada rantai makanan dan keberadaannya di alam menyebabkan keracunan terhadap tanah, udara maupun air. Bahan pencemar senyawa anorganik/mineral misalnya logam-logam berat seperti merkuri (Hg), kadmium (Cd), Timah hitam (pb), tembaga (Cu), timbal (Pb), dan garam-garam anorganik. Bahan pencemar berupa logam-logam berat yang masuk ke dalam tubuh

biasanya melalui makanan dan dapat tertimbun dalam organ-organ tubuh. Mikroba memerlukan logam sebagai fungsi struktural dan katalis serta sebagai donor atau reseptor elektron dalam metabolisme energi. Kemampuan interaksi mikroba terhadap logam antara lain : a. Mengikat ion logam yang ada di lingkungan eksternal pada permukaan sel serta membawanya ke dalam sel untuk berbagai fungsi sel. Contohnya bakteri Thiobaccilus sp. Mampu menggunakan Fe dalam aktivasi enzim format dehidrogenase pada sitokrom. b. Menggunakan logam sebagai donor atau akseptor elektron dalam metabolisme energi. c. Mengikat logam sebagai kation pada permukaan sel yang bermuatan negatif dalam proses yang disebut biosorpsi.

(9)

BIOREMEDIASI

Bioremediasi merupakan suatu teknologi inovatif pengolahan limbah, yang dapat menjadi teknologi alternatif dalam menangani pencemaran yang diakibatkan oleh kegiatan pertambangan di Indonesia. Bioremediasi ini teknik penanganan limbah atau pemulihan lingkungan, dengan biaya operasi yang relatif murah, serta ramah dan aman bagi lingkungan. Bioremediasi adalah proses pembersihan pencemaran tanah dengan menggunakan mikroorganisme (jamur, bakteri). Bioremediasi bertujuan untuk memecah atau mendegradasi zat pencemar menjadi bahan yang kurang beracun atau tidak beracun (karbon dioksida dan air).

(10)

PROSES BIOREMEDIASI

Proses bioremediasi harus memperhatikan antara lain temperatur tanah, derajat keasaman tanah, kelembaban tanah, sifat dan struktur geologis lapisan tanah, lokasi sumber pencemar, ketersediaan air, nutrien (N, P, K), perbandingan C : N kurang dari 30:1, dan ketersediaan oksigen.

Bioremediasi didefinisikan sebagai proses penguraian limbah organik/anorganik polutan secara biologi dalam kondisi terkendali. Penguraian senyawa kontaminan ini umumnya melibatkan mikroorganisme (khamir, fungi, dan bakteri).

(11)

4 TEKNIK DASAR

1. Stimulasi aktivitas mikroorganisme asli (di lokasi tercemar) dengan penambahan nutrien, pengaturan kondisi redoks, optimasi pH.

2. Inokulasi (penanaman) mikroorganisme di lokasi tercemar, yaitu mikroorganisme yang memiliki kemampuan biotransformasi khusus.

3. Penerapan immobilized enzymes

4. Penggunaan tanaman (phytoremediation) untuk menghilangkan atau mengubah pencemar.

(12)

SALAH SATU CONTOH PENCEMARAN MINYAK BUMI BISA DIATASI DENGAN BIOREMEDIASI

Pencemaran lingkungan oleh hidrokarbon minyak bumi terus mengalami peningkatan dan telah menimbulkan dampak yang berarti bagi makhluk hidup. Bioremediasi adalah salah satu upaya untuk mengurangi polutan tersebut dengan bantuan organisme. Biodegradasi senyawa hidrokarbon dari minyak bumi ini dapat dilakukan oleh mikroorganisme, salah satunya adalah bakteri Pseudomonas sp.

Bakteri Pseudomonas sp. merupakan bakteri hidrokarbonoklastik yang mampu mendegradasi berbagai jenis hidrokarbon. Keberhasilan penggunaan bakteri Pseudomonas dalam upaya bioremediasi lingkungan akibat pencemaran minyak bumi. Bahan utama minyak bumi adalah hidrokarbon alifatik dan aromatik. Selain itu, minyak bumi juga mengandung senyawa nitrogen antara 0-0,5%, belerang 0-6%, dan oksigen 0-3,5%.

(13)

1. Surfaktan dengan berat molekul rendah (seperti glikolipid, bioemulsifier polisakarida amfifatik. Dalam medium cair, bioemulsifier ini mempengaruhi pembentukan emulsi serta kestabilannya dan tidak selalu menunjukkan penurunan tegangan permukaan medium.

Biosurfaktan merupakan komponen mikroorganisme yang terdiri atas molekul hidrofobik dan hidrofilik, yang mampu mengikat molekul hidrokarbon tidak larut air dan mampu menurunkan tegangan permukaan. Selain itu biosurfaktan secara ekstraseluler menyebabkan emulsifikasi hidrokarbon sehingga mudah untuk didegradasi oleh bakteri. Biosurfaktan meningkatkan ketersediaan substrat yang tidak larut melalui beberapa mekanisme.

Dengan adanya biosurfaktan, substrat yang berupa cairan akan teremulsi dibentuk menjadi misel-misel, dan menyebarkannya ke permukaan sel bakteri. Substrat yang padat dipecah oleh biosurfaktan, sehingga lebih mudah masuk ke dalam sel.

Pelepasan biosurfaktan ini tergantung dari substrat hidrokarbon yang ada. Ada substrat (misal seperti pada pelumas) yang menyebabkan biosurfaktan hanya melekat pada permukaan membran sel, namun tidak diekskresikan ke dalam medium. Namun, ada beberapa substrat hidrokarbon (misal heksadekan) yang menyebabkan biosurfaktan juga dilepaskan ke dalam medium. Hal ini terjadi karena heksadekan menyebabkan sel bakteri lebih bersifat hidrofobik. Oleh karena itu, senyawa hidrokarbon pada komponen permukaan sel yang hidrofobik itu dapat menyebabkan sel tersebut kehilangan integritas struktural selnya sehingga melepaskan biosurfaktan untuk membran sel itu sendiri dan juga melepaskannya ke dalam medium.

Terdapat tiga cara transpor hidrokarbon ke dalam sel bakteri secara umum yaitu :

1. Interaksi sel dengan hidrokarbon yang terlarut dalam fase air. Pada kasus ini, umumnya rata-rata kelarutan hidrokarbon oleh proses fisika sangat rendah sehingga tidak dapat mendukung.

(14)

kasus yang kedua ini, perlekatan dapat terjadi karena sel bakteri bersifat hidrofobik. Sel mikroba melekat pada permukaan tetesan hidrokarbon yang lebih besar daripada sel dan pengambilan substrat dilakukan dengan difusi atau transpor aktif. Perlekatan ini terjadi karena adanya biosurfaktan pada membrane sel bakteri Pseudomonas.

3. Interaksi sel dengan tetesan hidrokarbon yang telah teremulsi atau tersolubilisasi oleh bakteri. Pada kasus ini sel mikroba berinteraksi dengan partikel hidrokarbon yang lebih kecil daripada sel. Hidrokarbon dapat teremulsi dan tersolubilisasi dengan adanya biosurfaktan yang dilepaskan oleh bakteri pseudomonas ke dalam medium.

Mekanisme degradasi hidrokarbon di dalam sel bakteri Pseudomonas

1. Hidrokarbon Alifatik

(15)

2. Hidrokarbon Aromatik

Banyak senyawa ini digunakan sebagai donor elektron secara aerobik oleh bakteri Pseudomonas. Degradasi senyawa hidrokarbon aromatik disandikan dalam plasmid atau kromosom oleh gen xy/E. Gen ini berperan dalam produksi enzim katekol 2,3-dioksigenase. Metabolisme senyawa ini oleh bakteri diawali dengan pembentukan Protocatechuate atau catechol atau senyawa yang secara struktur berhubungan dengan senyawa ini.

(16)

Langkah Pemanfaatan Pseudomonas dalam bioremediasi

a. informasi dasar tentang pemanfaatan bakteri pemecah minyak dalam proses bioremediasi sehingga akan menjadi pertimbangan bagi penelitian selanjutnya;

b. bakteri pemecah minyak dalam penelitian ini diharapkan dapat diaplikasikan di lapangan dalam proses bioremediasi; dan

c. upaya pengelolaan lingkungan yang tepat untuk mengatasi pencemaran limbah minyak

d. memperoleh jenis bakteri pemecah minyak yang mampu mendegradasi senyawa hidrokarbon dalam proses bioremediasi;

e. mengetahui pengaruh jenis bakteri, pH, dan waktu degradasi terhadap pertumbuhan bakteri pemecah minyak dan proses bioremediasi;

f. membandingkan pertumbuhan bakteri pemecah minyak dalam mendegradasi tanah terkontaminasi minyak dan tanah tidak terkontaminasi minyak;

g. mengetahui kondisi lingkungan yang optimum bagi pertumbuhan bakteri; dan

(17)

5 MIKROORGANISME YANG BERPERAN

DALAM BIOREMEDIASI ATAU PENGOLAHAN

LIMBAH

1. BAKTERI NICTOBACTER

Bakteri ini merupakan bakteri probioaktif yang mampu bekerja menguraikan bahan organik protein,karbohidrat,dan lemak secara biologis.Bermanfaat dalam menguraikan NH3 dan NO pada sampah,tinja,dan kotoran hewan ternak,dan dapat menekan populasi bakteri patogen pada penampung tinja yang menyebabkan sumber air tanah akan terkontaminasi jika air remebesan tinja bercampur dengan sumber air tanah.

2.BAKTERI PSEUDOMONAS

Bakteri Pseudomonas sp. merupakan bakteri hidrokarbonoklastik yang mampu mendegradasi berbagai jenis hidrokarbon. Keberhasilan penggunaan bakteri Pseudomonas dalam upaya bioremediasi lingkungan akibat pencemaran minyak bumi. Bahan utama minyak bumi adalah hidrokarbon alifatik dan aromatik. Selain itu, minyak bumi juga mengandung senyawa nitrogen antara 0-0,5%, belerang 0-6%, dan oksigen 0-3,5%.

Salah satu faktor yang sering membatasi kemampuan bakteri pseudomonas dalam mendegradasi senyawa hidrokarbon adalah sifat kelarutannya yang rendah, sehingga sulit mencapai sel bakteri. Oleh karena itu, untungnya, bakteri pseudomonas dapat memproduksi biosurfaktan. Kemampuan bakteri Pseudomonas dalam memproduksi biosurfaktan berkaitan dengan keberadaan enzim regulatori yang berperan dalam sintesis biosurfaktan. Ada 2 macam biosurfaktan yang dihasilkan bakteri Pseudomonas :

a. Surfaktan dengan berat molekul rendah (seperti glikolipid, soforolipid, trehalosalipid, asam lemak dan fosfolipid) yang terdiri dari molekul hidrofobik dan hidrofilik. Kelompok ini bersifat aktif permukaan, ditandai dengan adanya penurunan tegangan permukaan medium cair.

(18)

3.BAKTERI ENDOGENOUS

Tidak hanya mengendalikan senyawa amoniak dan nitrit, teknik bioremediasi dengan menggunakan bakteri endogenus juga bertujuan untuk mengendalikan senyawa H2S yang banyak menumpuk di sedimen tambak.

Dengan menggunakan bakteri fotosintetik dari jenis Rhodobakter untuk menghilangkan senyawa H2S. “Hasilnya H2S tidak terdeteksi sama sekali di tambak,”Untuk mengatasinya dia menggunakan bakteri dari jenis Bacillus. “Karena bakteri Bacillus yang di gunakan merupakan bakteri endogenous, maka efektivitasnya lebih baik jika dibandingkan dengan produk bioremediasi dengan menggunakan bakteri dari luar Indonesia,”

4.BAKTERI NITRIFIKASI

Nitirifikasi untuk menjaga keseimbangan senyawa nitrogen anorganik (amonia, nitrit dan nitrat) di sistem tambak. Pendekatan bioremediasi ini diharapkan dapat menyeimbangkan kelebihan residu senyawa nitrogen yang berasal dari pakan, dilepaskan bempa gas N2 1N20 ke atmosfir. Peran bakteri nitrifikasi adalah mengoksidasi amonia menjadi nitrit atau nitrat, sedangkan bakteri denitrifikasi akan mereduksi nitrat atau nitrit menjadi dinitrogen oksida (N20) atau gas nitrogen (Nz).

5.BAKTERI PEREDUKSI SULFAT

(19)

BIOTEKNOLOGI KONVERSAL

(20)

MACAM MACAM PROSES PENGOLAHAN

BOTEKNOLOGI KONVERSAL

Bioteknologi Konvensional dalam Pengolahan Susu

Penerapan bioteknologi konvensional dalam bidang pangan berbahan baku susu dapat kita temukan dalam yogurt, keju, dan mentega.

Contoh Produk

Keterangan

Yogurt Camilan satu ini terbuat dari hasil fermentasi susu oleh bakteri Streptococcus thermophillus dan Lactobasilus bulgaricus. Susu yang biasa digunakan adalah susu hewan yang terlebih dahulu dipasteurisasi.

Keju Keju merupakan contoh penerapan bioteknologi

konvensional yang dilakukan melalui metode pengawetan susu. Metode ini sudah dilakukan semenjak zaman

Romai dan Yunani kuno. Keju dibuat dengan

menambahkan bakteri asam laktat pada susu. Bakteri asam laktat tersebut misalnya Pripioni bacterium (untuk keju keras), Penicilium roqueforti (untuk keju setengah lunak), dan Penicilium camemberti (untuk keju keras). Adapun bakteri-bakteri tersebut berfungsi sebagai mikrobia yang dapat mengubah laktosa (gula susu) menjadi asam laktat yang padat dan menggumpal.

Mentega Mentega contoh produk bioteknologi konvensional yang dihasilkan dari fermentasi krim susu menggunakan bakteri Streptococcus lactis. Bakteri ini dapat

memisahkan tetesan mentega yang berlemak dengan cairan yang terkandung di dalamnya.

(21)

Penerapan dan contoh bioteknologi konvensional dalam bidang pangan dapat kita temukan dalam beberapa produk sebagai berikut.

Contoh Produk

Keterangan

Tapai atau tape

Dibuat melalui fermentasi ketan atau singkong

menggunakan jamurSaccharoyces cerevisiae. Jamur ini merubah glukosa pada bahan menjadi asam asetat, energi, alkohol dan karbondioksida.

Tempe dan oncom

Tempe dibuat melalui fermentasi kedelai menggunakan bantuan jamurRhizopus sp. yang dapat merubah protein kompleks dari kedelai menjadi asam amino, oncom hitam dibuat dari fermentasi ampas tahu menggunakan

jamur Neurospora crassa, sedangkan oncom hitam dibuat dari fermentasi bungkil kacang tanah

menggunakan jamur Rhizopus oligosporus.

Roti Roti terbuat dari bahan utama berupa tepung terigu. Agar adonan roti dapat mengembang, para pembuatnya

biasanya akan menambahkan ragi roti

atauSaccharomyces cerevisiae. Selain membuat adonan roti lebih mengembang, penambahan mikroorganisme ini juga membuat tekstur roti menjadi lebih lembut dan tidak bantat.

Kecap dan tauco

Kecap terbuat dari kedelai yang ditambahkan dengan jamur Aspergilus soyaedan Aspergilus wentii, sedangkan tauco terbuat dari kedelau yang ditambai

bakteri Aspergilus oryzae. Jamur-jamur ini merubah protein kompleks kedelai menjadi asam amino yang lebih mudah dicerna oleh tubuh manusia.

Nata de Coco

Nata de coco adalah contoh bioteknologi konvensional berupa camilan sehat dengan tekstur kenyal. Makanan ini terbuat dari ari kelapa yang ditambahi dengan

(22)

padat. Selain dibuat dari air kelapa, nata juga dapat diproduksi dari sari nanas (nata de pineaplee), sari kedelai (nata de soya), sari biji kakao (nata de cacao), dan lain sebagainya.

Acar dan Asinan

Sayuran yang difermentasi menjadi asinan atau acar juga merupakan contoh bioteknologi konvensional. Bakteri-bakteri seperti Lactobacillus sp.,Streptococcus sp.,

dan Pediococcus sp., merupakan mikroba penting dalam pembuatan bahan panganan tersebut. Bakteri-bakteri ini mengubah gula dalam sayuran menjadi asam asetat yang menghasilkan rasa masam.

Minuman berakohol

Anggur, wine, rum, sake adalah beberapa contoh produk bioteknologi konvensional yang menggunakan lebih dari satu mikroorganisme dalam proses pembuatannya. Misalnya dalam produksi alkohol, pati dari ketan atau bahan berkarbohidrat lainnya diubah menjadi glukosa menggunakan bantuan jamur Aspergilus. Glukosa tersebut kemudian diubah menjadi etanol mengunakan bantuan jamur Saccharomyces.

Sufu atau Keju Kedelai

Sufu terbuat dari gumpalan protein kedelai yang dihasilkan dari proses fermentasi jamur Actinomucor elegans. Meski jamur-jamur lainnya seperti Mucor hiemalis, Mucor salvaticus, Mucor sufu, dan Mucor

substilissimus dapat digunakan dalam pembuatan bahan pangan satu ini, jamur Actinomucor elegans lebih banyak dipilih karena lebih ekonomis.

Tempe Bongkrek

Tempe bongkrek adalah hasil sampingan dari produksi minyak kelapa yang difermentasi menggunakan

bakteri Pseudomonas cocovenenans. Tempe bongkrek bisa bersifat racun jika dalam proses pembuatannya terjadi kontaminasi bakteri Burkholderia cocovenenans..

Bioteknologi Konvensional dalam Bidang Lainnya

(23)

Contoh Produk

Keterangan

Biogas Biogas merupakan salah satu energi alternatif pengganti minyak bumi yang dihasilkan melalui fermentasi kotoran ternak dan bahan organik lainnya. Melalui fermentasi ini, bahan-bahan tersebut diubah menjadi metana yang dapat berfungsi sebagai penghasil energi yang mirip gas LPG.

Pengolahan Limbah

Sebelum dibuang ke perairan, limbah industri mengalami serangkaian proses pengolahan untuk menurunkan

tingkat pencemarannya. Pengolahan limbah dewasa ini dilakukan menggunakan bantuan mikroba pengolah limbah, misalnya Methanobacterium. Bakteri tersebut menguraikan limbah organik menjadi karbondioksida, metana, dan hidrogen.

Obat-obatan Contoh bioteknologi konvensional dapat pula ditemukan dalam produksi obat-obatan. Jamur Penicillium sp. digunakan sebagai antibiotik penisilin, antibiotik yang perannya sangat penting di dunia kesehatan untuk mengobati penyakit-penyakit akibat infeksi patogen.

DAMPAK NEGATIF DAN POSITIF DALAM BIOTIK

(24)

Dampak negatif

1. Dibidang etika dan moral.

Ada masyarakat yang menganggap bahwa menyisipkan gen dari mahkluk hidup satu ke mahkluk hidup lain bertentangan dengan nilai budaya dan melanggar hukum alam.

2. Dibidang sosial ekonomi

Menimbulkan kesenjangan antara

negara/perusahaan yang memanfaatkan bioteknologi dengan yang belum memmanfaatkan bioteknologi ( negara dunia ketiga ).

Dampak positif

1. Peningkatan produksi pangan. Seperti :

 Ragi roti, protein sel tunggal

 Amilase , glukosa dehiddrogenase

 Antibiotik ,vitamin, asam amino, asam organik  Etanol ,metana, asam laktat

 Sirup jagung berfruktosa tinggi

 Lumpur aktif, penghancur anaerob

2. Peningkatan kesehatan

3. Pengangkatan cara pengolahan limbah 4. Penyedia bahan bakar alternatif

5. DLL.

KESIMPULAN

(25)

sebagai suatu teknologi sederhana yang telah digunakan sejak lama dengan memanfaatkan mikroorganisme sebagai agen pembantu dalam menghasilkan suatu produk. Contoh bioteknologi konvensional yang dikembangkan oleh nenek moyang manusia pada zaman dahulu hingga kini masih diterapkan oleh sebagian masyarakat kita. Contoh-contoh penerapan tersebut secara umum terbagi menjadi 3 jenis, yaitu penerapannya dalam bidang pengolahan produk susu, bidang pangan, dan bidang non-pangan.selain untuk pengolahan produk susu, bidang pangan, dan bidang non-pangan, biotik pengolahan limbah juga berfungsi untuk limbah industri , sampah indrusti , minyak bumi ,dll.

Dalam pengolahan limbah ,mikroganisme sangatlah dibutuhan, seperti bakteri nictobacter, bakteri pereduksi sulfat, bakteri nitrifikasi, bakteri endogenous, bakteri pseudomonas. Bakteri bakteri ini sangat berperan penting dalam pengolahan limbah.

Namun dari pengolahan limbah ini juga ada dampaknya, yaitu dampak negatif dan juga negatif. Dampak negatifnya seperti Menimbulkan kesenjangan antara negara/perusahaan yang memanfaatkan bioteknologi dengan yang belum memmanfaatkan bioteknologi ( negara dunia ketiga ). Dan dampak positifnya atara lain Peningkatan produksi pangan, Peningkatan kesehatan ,Pengangkatan cara pengolahan limbah, Penyedia bahan bakar alternatif, DLL.

DAFTAR PUSTAKA

OLEH TANRI ALIM

(26)

Anonim .2008. “Kemasan Polystirena Foam (Styrofoam)” . Info POM(Vol 9 No. 5, September 2008). Jakarta.

A. Suwanto. 1998. Bioteknologi molekuler: Mengoptimalkan manfaat keanekaan hayati melalui teknologi DNA rekombinan (in Indonesian). Bogor: IPB.

Fumento, Michael. 2003. Bioevolution: How Biotechnology Is Changing Our World . United State of America : Encounter Books.

Persley, G.J. 1996. Enabling the Safe Use of Biotechnology: Principles and Practice

Enviromentally Sustainable and Natural Studies and Monographs Series No. 10. World Bank. Washinton, DC.

Anonymous. 2008. Cancer Promoting Transgenik Rice. http://www.i-sis.org.uk/CPTR.php. Diakses tanggal 3 Oktober 2009.

Goenadi, D.H. & Isroi. 2003. Aplikasi Bioteknologi dalam Upaya Peningkatan Efisiensi Agribisnis yang Berkelanjutan. Makalah Lokakarya Nasional Pendekataan Kehidupan Pedesaan dan Perkotaan dalam Upaya Membangkitkan Pertanian Progresif, UPN “Veteran” Yogyakarta, 8-9 Desember 2003.

Huttner, S.L. 2003. Biotechnology and Food. University of California Systemwide Biotechnology Research and Education Program. http://www.acsh.org/publications . Diakses tanggal 3 Oktober 2009.

(27)

Anonymous . 2010. Bioremediasi. http://id.wikipedia.org/wiki/Bioremediasi .

Diakses tanggal 8 November 2011

Anonymous. 2010.Bioremediasi Hidrokarbon MinyakBumi.http://j0emedia.wordpress.com/2011/07/17/bioremedia si-hidrokarbon-minyak-bumi . Diakses tanggal 8 November 2011

Anonymous. 2010. Mekanisme Kerja

Bakteri. http://orpipu.blogspot.com/2008/11/mekanisme-kerja-bakteri-pseudomonas-sp.html . Diakses tanggal 8 November 2011

Anonymous .2010.Pemanfaatan bakteri pemecah minyak.http://jurnal.dikti.go.id/jurnal/detil/id/0:23592/q/pengarang: %20Dessy.Diakses tanggal 8

desember 2011

http://matakuliah. biologi.blogspot.com/). Bioremediasi. 1 Pebruari 2014

Gambar

Gambar 2 menunjukkan reaksi perubahan senyawa benzena menjadi

Referensi

Dokumen terkait

Dari hasil penelitian ini dapat ditarik kesimpulan bahwa, kinerja biofilter aerobik menggunakan media batu kerikil sebagai biofilter untuk mengolah limbah cair industri tahu

Diantara media filter yang digunakan, bottom ash dari limbah batubara merupakan media paling efektif untuk mengolah limbah cair industri tekstil dengan urutan kemampuan

Limbah adalah kotoran atau limbah yang mengandung bahan berbahaya atau beracun karena sifat, konsentrasi, atau jumlahnya yang dihasilkan dari suatu proses pada industri-industri

Pengolahan logam berat limbah cair industri otomotif yang paling banyak dilakukan yaitu dengan pengolahan secara presipitasi kimia karena tidak ada batasan

Pencemaran ini biasanya terjadi karena kebocoran limbah cair atau bahan kimia industri atau fasilitas komersial yaitu penggunaan pestisida, masuknya air permukaan tanah tercemar

Pendekatan secara eksperimen dapat dilakukan melalui penerapan teknologi PAC dalam mengolah limbah cair industri dengan memperhatikan aspek mekanisme kombinasi

Limbah cair sebagai hasil samping dari aktivitas industri sering menimbulkan permasalahan bagi lingkungan.Limbah cair yang mengandung bahan-bahan berbahaya dan beracun

Oleh karena itu diperlukan terobosan sebagai upaya pencegahan yang dilakukan agar industri batik tidak ditutup akibat ketidakmampuannya mengolah limbah.Ditengah-tengah kondisi dan