• Tidak ada hasil yang ditemukan

Makalah Pencemaran Tanah Akibat Limbah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Makalah Pencemaran Tanah Akibat Limbah"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH HUKUM LINGKUNGAN

“PENCEMARAN TANAH”

DISUSUN OLEH KELOMPOK V :

ANDI FIKRI D 101 16 755 SERLINA RIRI D 101 16 670

RINNY SEPTIFANY J D 101 16 652 SHANDI SUHERMAN D 101 16 671

ROBEN KRISTIAN S D 101 16 657 SHASA S. N.T D 101 16 672

SAHRUL MUBARAK D 101 16 660 SISILIA DIANTY D 101 16 677

SAKTI MANDRAGUNA D 101 16 662 SINTIA PRADINI D 101 16 679

SALMIA D 101 16 663 SUWANDI D 101 16 689

SAPRIL D 101 16 665 TOTO RENADI D 101 16 706

SEPTIWAN D 101 16 668 PUTU WHIDIASA D 101 16 754

MOH RIZKY R D 101 17 263

PROGRAM STUDI ILMU HUKUM FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS TADULAKO

(2)

Puji Syukur kami Panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan pertolongan-Nya sehingga penyusunan makalah mengenai “Pencemaran Tanah” ini dapat terselesaikan.

Makalah ini di susun sebagai bahan referensi khususnya bagi mahasiswa yang ingin mendalami tentang mata kuliah hukum lingkungan.

Dalam penyusunan makalah ini tentu banyak sekali kekurangan baik dari segi isi maupun penulisan, jadi besar harapan kami atas kritik dan saran yang bersifat membangun dari para pembaca sehingga dapat menjadi suatu masukan untuk kesempurnaan tugas-tugas berikutnya. Semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca.

Palu, 11 April 2018

Penyusun

(3)

KATA PENGANTAR...i

DAFTAR ISI...ii

BAB I PENDAHULUAN...1

1.1 LATAR BELAKANG...1

1.2 RUMUSAN MASALAH...1

BAB II PEMBAHASAN...2

2.1 PENGERTIAN PENCEMARAN TANAH...2

2.2 PENYEBAB PENCEMARAN TANAH...2

2.3 DAMPAK,PENANGANAN DAN PENCEGAHAN PENCEMAR TANAH...3

2.4 KASUS TENTANG PENCEMARAN TANAH...8

BAB III PENUTUP...10

3.1 KESIMPULAN...10

(4)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

Pencemaran Tanah berakibat terhadap kesehatan manusia,tata kehidupan, pertumbuhan flora dan fauna yang berada dalam jangkauan pencemaran, karena tanah menghasilkan makanan bagi mahluk hidup. Gejala pencemaran dapat terlihat pada jangka waktu singkat maupun panjang, yaitu pada tingkah laku dan pertumbuhan. Pencemaran dalam waktu relatif singkat, terjadi seminggu sampai dengan setahun sedangkan pencemaran dalam jangka panjang terjadi setelah masa 20 tahun atau lebih.

Gejala pencemaran yang terjadi dalam waktu singkat dapat diatasi dengan melihat sumber pencemaran lalu mengendalikannya. Tanda-tanda pencemaran ini gampang terlihat pada komponen lingkungan yang terkena pencemaran. Berbeda halnya dengan pencemaran yang terjadi dalam waktu yang cukup lama. Bahan pencemar sedikit demi sedikit berakumulasi.

Dampak pencemaran semula tidak begitu kelihatan. Namun setelah menjalani waktu yang relatif panjang dampak pencemaran kelihatan nyata dengan berbagai akibat yang ditimbulkan. Unsur-unsur lingkungan,mengalami perubahan kehidupan habitat. Tanaman yang semula hidup cukup subur menjadi gersang dan digantikan dengan tanaman lain. Jenis binatang tertentu yang semula berkembang secara wajar beberapa tahun kemudian menjadi langka, karena mati atau mencari tempat lain.

1.2 RUMUSAN MASALAH

1.2.1 Apa yang dimaksud dengan Pencemaran Tanah ? 1.2.2 Apa saja penyebab dari Pencemaran Tanah ?

(5)

BAB II PEMBAHASAN 2.1 PENGERTIAN PENCEMARAN TANAH

Pencemaran tanah adalah keadaan di mana bahan kimia buatan manusia masuk dan merubah lingkungan tanah alami. Pencemaran ini biasanya terjadi karena: kebocoran limbah cair atau bahan kimia industri atau fasilitas komersial; penggunaan pestisida; masuknya air permukaan tanah tercemar ke dalam lapisan sub-permukaan; kecelakaan kendaraaan pengangkut minyak, zat kimia, atau limbah; air limbah dari tempat penimbunan sampah serta limbah industri yang langsung dibuang ke tanah secara tidak memenuhi syarat (illegal dumping).

Menurut Peraturan Pemerintah RI No. 150 tahun 2000 tentang Pengendalian kerusakan tanah untuk produksi bio massa: “Tanah adalah salah atu komponen lahan berupa lapisan teratas kerak bumi yang terdiri dari bahan mineral dan bahan organik serta mempunyai sifat fisik, kimia, biologi, dan mempunyai kemampuan menunjang kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya.”

Tetapi apa yang terjadi, akibat kegiatan manusia, banyak terjadi kerusakan tanah. Di dalam PP No. 150 th. 2000 di sebutkan bahwa “Kerusakan tanah untuk produksi biomassa adalah berubahnya sifat dasar tanah yang melampaui kriteria baku kerusakan tanah”.

Ketika suatu zat berbahaya/beracun telah mencemari permukaan tanah, maka ia dapat menguap, tersapu air hujan dan atau masuk ke dalam tanah. Pencemaran yang masuk ke dalam tanah kemudian terendap sebagai zat kimia beracun di tanah. Zat beracun di tanah tersebut dapat berdampak langsung kepada manusia ketika bersentuhan atau dapat mencemari air tanah dan udara di atasnya.

2.2 PENYEBAB PENCEMAAN TANAH

Secara umum, Pencemaran tanah dapat disebabkan limbah domestik, limbah industri, dan limbah pertanian.

A. Limbah domestik

(6)

1. Limbah padat berupa sampah anorganik. Jenis sampah ini tidak dapat diuraikan oleh mikroorganisme (non-biodegradable), misalnya kantong plastik, bekas kaleng minuman, bekas botol plastik air mineral, dsb.

2. Limbah cair berupa; tinja, deterjen, oli, cat, jika meresap kedalam tanah akan merusak kandungan air tanah bahkan dapat membunuh mikro-organisme di dalam tanah.

B. Limbah industri

Limbah domestik dapat berasal dari daerah: pemukiman penduduk; perdagang-an/pasar/tempat usaha hotel dan lain-lain; kelembagaan misalnya kantor-kantor pemerintahan dan swasta; dan wisata, dapat berupa limbah padat dan cair.

1. Limbah industri berupa limbah padat yang merupakan hasil buangan industri berupa padatan, lumpur, bubur yang berasal dari proses pengolahan. Misalnya sisa pengolahan pabrik gula, pulp, kertas, rayon, plywood, pengawetan buah, ikan daging dll.

2. Limbah cair yang merupakan hasil pengolahan dalam suatu proses produksi, misalnya sisa-sisa pengolahan industri pelapisan logam dan industri kimia lainnya. Tembaga, timbal, perak, khrom, arsen dan boron adalah zat-zat yang dihasilkan dari proses industri pelapisan logam.

C. Limbah pertanian

Limbah pertanian berupa sisa-sisa pupuk sintetik untuk menyuburkan tanah/tanaman, misalnya pupuk urea Pestisida pemberantas hama tanaman misalnya DDT.

2.3 DAMPAK, SOLUSI DAN PENANGAN PENCEMARAN TANAH A. DAMPAK PENCEMARAN TANAH

Semua hal yang telah mengalami pencemaran pasti ujungnya akan menimbulkan berbagai dampak yang negatif, tidak terkecuali tanah ini. Jika udara dan air yang tercemar akan menimbulkan berbagai macam dampak negatif, maka tanah pun juga demikian. Ada berbagai macam dampak negatif dari adanya pencemaran tanah ini. Beberapa macam dampak pencemaran tanah antara lain sebagai berikut:

1. Mengurangi kesuburan tanah

(7)

bahwasannya tanah ini pada dasarnya mempunyai keunggulan. Salah satu keunggulan tanah adalah mempunyai nilai kesuburan sehingga banyak tanaman bisa hidup dengan subur.

Namun ketika tanah ini sudah tercemar dengan berbagai macam zat yang merugikan (baik zat kimia maupun non kimia), hal ini akan menurunkan tingkat kesuburan tanah tersebut. Tanah akan menjadi tidak subur karena zat- zat polutan sudah merusak jaringan kesuburan tanah tersebut. Akibatnya, banyak tanaman yang tidak akan bisa tumbuh dengan baik.

2. Membuat tumbuh- tumbuhan dan makhluk hidup lainnya mati

Masih serangkaian dengan dampak pencemaran tanah yang akan menurunkan tingkat kesuburan. Hal ini juga akan berakibat pada masa hidup tanaman. Tamanan yang awalnya tumbuh dengan subur, lama- kelamaan akan menjadi layu, bahkan akan mati.

Selain tanaman, pencemaran pada tanah ini juga akan berdampak pada makhluk hidup lainnya (seperti binatang dan manusia). Zat- zat polutan yang ada di dalam tanah akan masuk ke dalam janrungan tumbuhan. Dan ketika tumbuhan tersebut dimakan oleh manusia maupun binatang, maka efek negatifnya dapat tersalurkan pada binatang atau manusia yang memakan tumbuhan tersebut.

3. Menyebabkan pencemaran pada udara

Pencemaran tanah juga akan berdampak pada pencemaran udara. Hal ini karena zat- zat yang mencemari tanah tersebut (misalnya sampah) dalam jangka waktu yang lama akan membuat udara yang ada di sekitarnya menjadi tidak sehat. Akibatnya udara tersebut menjadi tidak nyaman untuk dihirup. Selain itu, apabila yang membuat pencemaran pada tanah adalah sampah, maka ketika akan terjadi proses dekomposisi maka akan menimbulkan bau yang begitu mneyengat. Dan inilah yang disebut dengan pencemaran udara.

4. Menimbulkan wabah penyakit

(8)

menyebabkan berbagai penyakit datang dan siap menyerang makhluk hidup yang ada dan menempati tanah yang tercemar tersebut. Yang akan menikmati datangnya penyakit ini tidak hanya manusia saja, namun juga binatang dan tumbuh- tumbuhan lainnya.

5. Merusak ekosistem

Ekosistem merupakan wujud interaksi antara makhluk hidup dengan lingkungan serta komponen- komponen yang ada di dalamnya (baik komponen biotik maupun komponen abiotik). Tanah termasuk ke dalam komponen abiotik sehingga tercemarnya tanah pastinya akan menyebabkan menyebabakn keseimbangan ekosistem menjadi terganggu. Akibatnya lingkungan menjadi tidak nyaman dan banyak fungsi yang seharusnya didapatkan justru akan berubah menjadi suatu wujud kerugian.

6. Merusak keindahan atau estetika

Hal yang pasti terjadi selanjutnya akibat adanya pencemaran tanah adalah rusaknya nilai keindahan atau estetika lingkungan. Keindahan lingkungan tidak hanya terdapat pada apa yang kita lihat saja, namun juga apa yang kita dengar dan apa pula yang kita rasa. Pencemaran tanah akan banyak sekali merusak nilai- nilai keindahan tersebut.

Tidak hanya itu saja, dan yang paling penting pencemaran tanah ini akan menyebabkan kondisi lingkungan yang kita tempati menjadi tidak nyaman sama sekali. Terlebih apabila pencemarah tanah tersebut disebabkan oleh sampah. Sampah- sampah akan membuat berbagai macam kerugian bagi makhluk hidup. Selain tidak sedap dipandang mata, sampah juga akan menyebabkan bau yang sangat menyengat. Ini sungguh tidak nyaman digunakan sebagai tempat bermukim.

(9)

Dampak Pencemaran Tanah Lainnya :

 Matinya organisme pengurai tanah akibat pembuangan limbah deterjen dan residu

pestisida dalam tanah.

 Menurunnya produktivitas tanah karena terkikisnya lapisan humus dari permukaan tanah

 Perubahan pH tanah akibat adanya deposit senyawa asam yang berasal dari hujan asam. Adapun perubahan keasaman tanah ini akan berpengaruh buruk terhadap penyerapan hara dari tanah oleh tanaman.

B. PENANGANAN DARI PENCEMARAN TANAH

Tanah yang telah terkontaminasi oleh berbagai jenis polutan dapat dipulihkan dengan metode pengolahan yang disebut dengan remidiasi. Remidiasi yaitu kegiatan untuk membersihkan permukaan tanah. Sebelum melakukan remediasi, hal yang perlu diketahui diantaranya:

 Jenis pencemar (organik atau anorganik), terdegradasi atau tidak, berbahaya atau tidak.

 Berapa banyak zat pencemar yang telah mencemari tanah tersebut.

 Perbandingan karbon (C), nitrogen (N), dan fosfat (P).

 Jenis tanah.

 Kondisi tanah (basah, kering).

 Telah berapa lama zat pencemar terendapkan di lokasi tersebut.

 Kondisi pencemaran (sangat penting untuk dibersihkan segera/bisa ditunda).

1. Remediasi in situ

Remediasi in situ adalah pembersihan atau pengolahan tanah terkontaminasi di lokasi. Remediasi in situ lebih murah dan lebih mudah dengan konversi biologi dan kimia, pemisahan daerah terkontaminasi agar tidak mencemari lingkungan lainnya.

2. Remediasi ex situ

(10)

3. Bioremediasi

Bioremediasi merupakan proses pembersihan pencemaran tanah dengan menggunakan mikroorganisme (jamur, bakteri). Bioremediasi bertujuan untuk memecah atau mendegradasi zat pencemar menjadi bahan yang kurang beracun atau tidak beracun (karbon dioksida dan air). Proses bioremediasi harus memperhatikan temperatur tanah, ketersediaan air, nutrien (N, P, K), perbandingan C : N kurang dari 30 : 1, dan ketersediaan oksigen.

C. PENCEGAHAN DARI PENCEMARAN TANAH

Pada umumnya pencegahan ini pada prinsipnya adalah berusaha untuk tidak menyebabkan terjadinya pencemaran, misalnya mencegah/mengurangi terjadinya bahan pencemar, antara lain:

1. Sampah organik yang dapat membusuk/diuraikan oleh mikroorganisme antara lain dapat dilakukan dengan mengukur sampah-sampah dalam tanah secara tertutup dan terbuka, kemudian dapat diolah sebagai kompos/pupuk. Untuk mengurangi terciumnya bau busuk dari gas-gas yang timbul pada proses pembusukan, maka penguburan sampah dilakukan secara berlapis-lapis dengan tanah.

2. Sampah senyawa organik atau senyawa anorganik yang tidak dapat dimusnahkan oleh mikroorganisme dapat dilakukan dengan cara membakar sampah-sampah yang dapat terbakar seperti plastik dan serat baik secara individual maupun dikumpulkan pada suatu tempat yang jauh dari pemukiman, sehingga tidak mencemari udara daerah pemukiman. Sampah yang tidak dapat dibakar dapat digiling/dipotong-potong menjadi partikel-partikel kecil, kemudian dikubur.

3. Pengolahan terhadap limbah industri yang mengandung logam berat yang akan mencemari tanah, sebelum dibuang ke sungai atau ke tempat pembuangan agar dilakukan proses pemurnian.

4. Sampah zat radioaktif sebelum dibuang, disimpan dahulu pada sumursumur atau tangki dalam jangka waktu yang cukup lama sampai tidak berbahaya, baru dibuang ke tempat yang jauh dari pemukiman, misal pulau karang, yang tidak berpenghuni atau ke dasar lautan yang sangat dalam.

(11)

6. Usahakan membuang dan memakai detergen berupa senyawa organik yang dapat dimusnahkan/diuraikan oleh mikroorganisme.

2.4 KASUS PENCEMARAN TANAH A. Kilang Minyak Cepu

Kilang minyak Pusdiklat Migas berada di daerah Cepu, kabupaten Blora, provinsi Jawa Tengah, terletak pada areal seluas + 34 Ha, adalah salah satu sarana pendidikan dan pelatihan Pusdiklat Migas Cepu yang sampai saat ini masih beroperasi mengolah minyak mentah (crude oil) milik PT. Pertamina EP Region Jawa Field Cepu dari lapangan Kawengan, Ledok dan Nglobo. Kapasitas kilang yang dimiliki rata-rata sebesar 200 m3/hari, dengan produknya berupa pertamina solvent (pertasol), minyak tanah (kerosene), solar dan residu.

Limbah minyak akibat tumpahan minyak (oil spill) pada operasi kilang minyak Pusdiklat Migas berasal dari buangan air yang bercampur minyak saat penurasan (drain) tangki timbun. Penurasan tangki timbun dilakukan setiap hari yang fungsinya untuk memisahkan air yang bercampur dengan minyak. Selain itu limbah minyak akibat tumpahan minyak dapat terjadi pada saat loading dan unloading di tangki timbun (storage tank), pembersihan tangki timbun (tank cleaning), pada proses di separator dan pada pompa feed maupun pompa produk. Minyak yang tumpah bisa berupa minyak mentah (crude oil) maupun produk.. Sehingga berdasarkan neraca massa arus minyak kilang Pusdiklat Migas, minyak yang hilang (losses) karena menguap, tumpah maupun tercecer selama proses produksi rata-rata 0,4% atau 108,38 barrel per bulan atau 17.232,42 liter per bulan.

Berdasarkan PP no 18 tahun 1999 jo. PP no. 85 tahun 1999 tentang pengelolaan limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun), tumpahan minyak di area kilang termasuk dalam katagori limbah B3 kode D 221, karena sifat dan konsentrasinya dapat membahayakan kesehatan manusia dan lingkungan hidup. Sedangkan karakteristik yang termasuk limbah B3 adalah mudah meledak, mudah terbakar, bersifat reaktif, beracun, menyebabkan infeksi, koroif dan bersifat karsinogenik (menyebabkan kanker).

(12)

B. Kasus Tambang Minyak Bumi dan Gas Alam Bojonegoro

Tambang Minyak Bumi dan Gas Alam di Kabupaten Bojonegoro yang terdapat di wilayah kecamatan Kadewan adalah 74 unit sumur meliputi desa wonocolo 44 sumur dengan kapasitas produksi 25.771 liter/hari, desa Hargomulyo 18 sumur dengan kapasitas produksi 12.771 liter/hari dan desa Beji 12 sumur dengan kapasitas produksi 8.249 liter/hari. Pada setiap kegiatan penambangan di sumur bor (cutting) tersebut, terdapat tumpahan minyak pada lahan sekitar akibat proses pengangkutan minyak, baik melalui pipa, alat angkut, maupun ceceran akibat proses pemindahan (Nugroho, 2006).

Pada tanah yang tercemar minyak bumi di daerah pertambangan Bojonegoro mengandung unsure makro yaitu karbon (C) 8,53% (sedang), Nitrogen (N) 0,20% (rendah), Fosfor (P) 0,01% (sangat rendah), Kalium (K) 0,22 % (sedang) dan kadar TPH yaitu 41.200 mg/kg (Oktavia, 2008). Dari hasil analisis ini, tanah tidak baik untuk pertanian karena hara N tergolong rendah dan senyawa hidrokarbon tergolong tinggi (Hardjowigeno, 2003).

C. Kasus pencemaran minyak di Perisaru

(13)

BAB III PENUTUP 3.1 KESIMPULAN

Pencemaran tanah adalah keadaan di mana bahan kimia buatan manusia masuk dan merubah lingkungan tanah alami. Pencemaran ini biasanya terjadi karena: kebocoran limbah cair atau bahan kimia industri atau fasilitas komersial; penggunaan pestisida; masuknya air permukaan tanah tercemar ke dalam lapisan sub-permukaan; kecelakaan kendaraaan pengangkut minyak, zat kimia, atau limbah; air limbah dari tempat penimbunan sampah serta limbah industri yang langsung dibuang ke tanah secara tidak memenuhi syarat (illegal dumping).

Penanggulangan pencemaran tanah akibsat tumpahan minyak industri dapat melalui beberapa cara, seperti:

1. Bioremediasi yaitu penanggulangan tumpahan minyak dengan memanfaatkan mikroba, tanaman enzim atau enzim mikroba

2. Fitoremidiasi yaitu penanggulangan tumpahan minyak dengan menggunaan tanaman/tumbuhan untuk menyerap, mendegradasi, menghilangkan, menstabilkan atau menghancurkan bahan pencemar khususnya logam berat maupun senyawa organik lainnya

(14)

Sebaiknya pemerintah dan masyarakat, tidak boleh membuang sampah sampah sembarangan demi menjaga kelestarian alam kita.

DAFTAR PUSTAKA

Anonym.2017.”pengertian pencemaran tanah”.

http://kakakpintar.com/pengertian-pencemaran-tanah-penyebab-dampak-dan-cara-mengatasi/. Diakses pada 11 April 2018,08.48 AM.

Wijaya.2012.”makalah pencemar tanah”.

http://thinkwijaya.blogspot.co.id/2012/05/makalah-pencemaran-tanah.html. diakses pada 11 april 2018,08.50 AM.

Fatma,desy.2016.”5 dampak pencemaran tanah”.

https://ilmugeografi.com/ilmu-bumi/tanah/dampak-pencemaran-tanah”. Diakses pada 11 April 2018,08,52 AM.

Setiawan.2017.”cara pencegahan dan penanggulangan tanah”.

http://ilmulingkungan.com/cara-pencegahan-dan-penanggulangan-pencemaran-tanah/. Diakses pada 11 April 2018,08.53

AM.

Anonym.2011.”pencegahan pencemaran tanah”.

https://kitaapeduli.wordpress.com/2011/10/09/pencegahan-pencemaran-tanah/. Diakses

pada 11 April 2018,08,55 AM.

(15)

MAKALAH HUKUM LINGKUNGAN

“PENCEMARAN TANAH”

DISUSUN OLEH :

ANDI FIKRI D 101 16 755

PROGRAM STUDI ILMU HUKUM FAKULTAS HUKUM

Referensi

Dokumen terkait

Kurikulum adalah program sekolah yang berkaitan dengan proses

Perbaikan Hak

Meskipun munculnya dan ketekunan dari sistem tersebut tampaknya akan tergantung pada stabilitas yang relatif tinggi dalam fitur budaya yang terkait dengan kelompok etnis -

Untuk tepung ubi jalar putih, perendaman dalam air biasa menghasilkan rendemen yang lebih rendah dibanding perendaman dalam larutan garam, sedangkan untuk tepung ubi

Hepatopulmonary syndrome atau HPS merupakan komplikasi sirosis hepatis pada paru yang ditandai oleh trias yang terdiri dari kegagalan hati stadium lanjut, hipoksemia

Trojan horse atau biasa disebut trojan adalah suatu progam yang memiliki kemampuan untuk tidak terdeteksi, dan seolah-olah tidak nengubah atau merusak sistem.. Trojan

Sektor pertanian akan dapat menyediakakn bahan makanan dalam keadaan mentah atau yang telah jadi, untuk diperdagangkan atau diolah menjadi bahan-bahan industri dan salah satu

Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran umum strategi yang digunakan guru Fikih dalam meningkatkan motivasi belajar siswa di MTs