• Tidak ada hasil yang ditemukan

B A B I PENDAHULUAN Latar Belakang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "B A B I PENDAHULUAN Latar Belakang"

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

Renja Dinas Perindustrian Prov. SulSel TA. 2019 | 2

B A B I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Rencana Pembangunan Tahunan Satuan Kerja Perangkat Daerah, yang selanjutnya disebut Rencana Kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renja-SKPD), adalah dokumen perencanaan Satuan Kerja Perangkat Daerah untuk periode 1 (satu) tahun.

Sebagai dokumen rencana tahunan Satuan Kerja Perangkat Daerah, Renja DPPKA mempunyai arti yang strategis dalam mendukung penyelenggaraan program pembangunan tahunan pemerintahan daerah mengingat beberapa hal sebagai berikut 1. Renja SKPD merupakan dokumen yang secara substansial penerjemahan dari visi, misi dan program Satuan Kerja Perangkat Daerah yang ditetapkan dalam Rencana Strategis (Renstra ) Instansi sesuai arahan operasional dalam Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD).

2. Renja merupakan acuan SKPD untuk memasukkan program kegiatan kedalam KUA dan PPAS dan perencanaan program kegiatan yang akan dilaksanakan dalam Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) tahun 2020.

3. Renja SKPD merupakan salah satu instrumen untuk evaluasi pelaksanaan program / kegiatan Instansi untuk mengetahui sejauh mana capaian kinerja yang tercatum dalam Rencana Kinerja Tahunan sebagai wujud dari kinerja Satuan Kerja Perangkat Daerah pada tahun 2020 ini merupakan tahun kedua pencapaian tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan dalam Rencana Strategis (Renstra).

Mengingat arti strategis dokumen Renja SKPD dalam mendukung penyelenggaraan program pembangunan tahunan pemerintah daerah, maka sejak awal tahapan penyusunan hingga penetapan dokumen Renja SKPD harus mengikuti tata cara dan alur penyusunannya sebagaimana tertuang dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 37 Tahun 2014 tentang Pedoman Penyusunan Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2015 dan Keputusan Gubernur Sulawesi Selatan Nomor 20 Tahun 2014 tentang Penetapan Rencana Kerja Pembangunan Daerah Tahun 2019- 2023 antara lain :

1. Disusun berdasarkan evaluasi pelaksanaan Renja tahun sebelumnya dan mengacu RKPD tahun berkenaan.

2. Program dalam Renja harus sesuai dengan program prioritas sebagaimana tercantum dalam Misi RPJMD pada tahun berkenaan.

3. Program dan kegiatan dalam Renja SKPD harus selaras dengan program dan kegiatan yang disepakati oleh seluruh pemangku kepentingan dalam forum Musrenbang.

4. Program dan kegiatan dalam Renja dilengkapi dengan indikator kinerja hasil (outcome), indikator kinerja keluaran (output) dan dilengkapi dengan pendanaan yang menunjukkan prakiraan maju.

(2)

Renja Dinas Perindustrian Prov. SulSel TA. 2019 | 3

Gambar 1

Bagan Alir Tahapan Penyusunan Renja

Sejalan dengan Misi ke-tujuh Pembangunan Provinsi Sulawesi SelatanTahun 2019 – 2023 yakni Meningkatkan Perwujudan Kepemerintahan Yang Baik, melalui penguatan kelembagaan dan tatalaksana pemerintahan daerah serta pengembangan transparansi birokrasi.

Kinerja (performance planning) merupakan proses penyusunan rencana kinerja (Perencanaan renja) sebagai penjabaran dari sasaran dan program yang ditetapkan dalam rencana strategis yang akan dilaksanakan oleh instansi pemerintah melalui berbagai kegiatan tahunan. Didalam rencana kinerja ditetapkan rencana capaian kinerja tahunan untuk seluruh indicator kinerja yang ada pada tingkat sasaran dan kegiatan.Penyusunan rencana kinerja dilakukan seiring dengan agenda penyusunan dan kebijakan anggaran, serta merupakan komitmen bagi instansi untuk mencapainya dalam tahun tertentu.

Mengingat tantangan yang dihadapi kedepan akan semakin berat dan kompleks, diperlukan interkoneksitas peran dan fungsi ketiga unsur/domain tersebut dalam konsepsi manajemen strategik dan implementasinya berdasarkan prinsip-prinsip; akuntabilitas (accountability), transparansi (transparancy), keterbukaan (openness), aturan hukum (rule of law), keadilan (fairness) dan partisipasi (participation).Tuntutan penyelenggaraan kepemerintahan yang baik (good governance) harus segera direspon secara proaktif melalui penerapan manajemen perubahan yang visioner dan pembelajaran kolektif terhadap lembaga pemerintah dan masyarakat, untuk itu diperlukan suatu sistem akuntabilitas kinerja yang tepat, jelas dan legitimate agar penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan dapat berlangsung secara efektif, efisien, bersih, bertanggung jawab serta bebas korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN).

Sebagai unit pelaksana Pemerintah Daerah Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan, Dinas Perindustrian Provinsi Sulawesi Selatan yang mempunyai tugas pokok melaksanakan kewenangan desentralisasi, dekonsentrasi dan tugas pembantuan serta

Sinkronisasi Kebijakan Nasional dan Provinsi Pembahasan Renja SKPD pada Forum SKPD Kabupaten/Kota Musrenbang kecamatan Musrenbang Desa Pengesahan Renja-SKPD oleh KDH Rancangan Renja SKPD · Pendahuluan,

· evaluasi pelaksanaan Renja SKPD tahun lalu dan pencapaian renstra SKPD

· Tujuan, sasaran dan program kegiatan,

· Indikator Kinerja dan kelompok sasaran yg menggambarkan pencapaian renstra SKPD

Rancangan Renja-SKPD

Nota Dinas Pengantar Kepala SKPD perihal penyampaian Rancangan

Renja-SKPD kepada Bappeda

Penyesuaian Rancangan

Renja-SKPD Penetapan Renj-SKPD oleh Kepala SKPD

Renja SKPD · Pendahuluan,

· evaluasi pelaksanaan Renja SKPD tahun lalu dan pencapaian renstra SKPD

· Tujuan, sasaran dan program kegiatan,

· Indikator Kinerja dan kelompok sasaran yg menggambarkan pencapaian renstra SKPD

· dana indikatif beserta sumbernya serta prakiraan maju berdasarkan pagu indikatif

· sumber dana yang dibutuhkan untuk menjalankan program dan kegiatan

· penutup Penyesuaian Rancangan Renja-SKPD Rancangan Renja SKPD · Pendahuluan, · evaluasi pelaksanaan Renja SKPD tahun lalu dan pencapaian renstra SKPD

· Tujuan, sasaran dan program kegiatan,

· Indikator Kinerja dan kelompok sasaran yg menggambarkan pencapaian renstra SKPD

· dana indikatif beserta sumbernya serta prakiraan maju berdasarkan pagu indikatif

· sumber dana yang dibutuhkan untuk menjalankan program dan kegiatan

· penutup

Berita Acara Hasil Kesepakatan Forum

SKPD

Berita Acara Hasil Kesepakatan Musrenbang Kecamatan

Berita Acara Hasil Kesepakatan Musrenbang Desa Perumusan kegiatan prioritas Penelaahan usulan kegiatan masyarakat Penelaahan Rancangan Awal RKPD Rancangan Awal RKPD Surat Edaran KDH

(perihal penyampaian rancangan awal RKPD sebagai bahan penyusunan rancangan renja-SKPD)

· agenda penyusunan RKPD,

· pelaksanaan forum SKPD,

· musrenbang RKPD,

· batas waktu penyampaian rancangan renja-SKPD kepada Bappeda Pengolahan data dan informasi penentuan isu-Isu penting penyelengga-raan tugas dan fungsi SKPD Analisis Gambaran pelayanan SKPD Mereview hasil evaluasi renja SKPD tahun lalu berdasarlan Renstra-SKPD Perumusan Tujuan dan sasaran Penyempurnaan Rancangan Renja Pembahasan Renja SKPD pada Forum SKPD Provinsi

PENYUSUNAN RANCANGAN RENJA SKPD PENETAPAN RENJA SKPD

Penyusunan Rancangan RKPD Pelaksanaan Musrenbang RKPD Perumusan Rancangan Akhir RKPD PerKDH RKPD Kab./Kota PENYUSUNAN RKPD

Berita Acara Hasil Kesepakatan Musrenbang Kabupaten/Kota Verifikasi Rancangan Renja SKPD sesuai T id a k s e s u a i

KUA & PPAS YANG DISEPAKATI KDH

DAN DPRD Penyusunan KUA dan PPAS

Persiapan Penyusunan Renja-SKPD

(3)

Renja Dinas Perindustrian Prov. SulSel TA. 2019 | 4

kewenangan yang tidak atau belum dapat dilaksanakan oleh Kabupaten/Kota di sektor industrisesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku,telah menyusun Rencana Strategis Dinas Perindustrian Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2019 – 2023 bersamaan dengan penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJMD) Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2019– 2023. Rencana strategis Disperindag tersebut dijabarkan setiap tahunnya dalam bentuk Rencana Kerja Tahunan dengan senantiasa memperhatikan perubahan lingkungan strategis yang dapat mempengaruhi perkembangan sektor industri baik pada tingkat nasional, provinsi maupun kabupaten/kota se Sulawesi Selatan.

Sehubungan dengan hal tersebut di atas disusunlah Rencana Kerja Tahun 2020 Dinas Perindustrian Provinsi Sulawesi Selatan sebagai rancangan program dan kegiatan prioritas sektor perindustrian sebagai implementasitahunan dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) tahun 2019 – 2023.

1.2 Landasan Hukum

Adapun Dasar Hukum penyelenggaran pembangunan Sektor Industri di Sulawesi Selatan di antaranya adalah sebagai berikut :

1) Undang-undang Nomor 3 Tahun 1982 tentang Wajib Daftar Perusahaan, 2) Undang-undang Nomor 5 Tahun 1984 tentang Perindustrian,

3) Undang-undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup, 4) Undang-undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal,

5) Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4286),

6) Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4421),

7) Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4437), 8) Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara

Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4438),

9) Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 1986 tentang Kewenangan Peraturan, Pembinaan dan Pengembangan Industri,

10) Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 1995 tentang Izin Usaha Industri, 11) Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2009 tentang kawasan Industri,

12) Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan,

13) Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah,

(4)

Renja Dinas Perindustrian Prov. SulSel TA. 2019 | 5

14) Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah Daerah Kabupaten Kota,

15) Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah,

16) Undang-undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen,

17) Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah,

18) Undang-undang Nomor26 Tahun 2006 tentang Penataan Ruang,

19) Peraturan Pemerintah No. 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Provinsi sebagai Daerah Otonom,

20) Inpres No. 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, 21) Inpres No. 7 Tahun 2002 tentang pelaksanaan Kebijakan dan Strategi Nasional

Percepatan Pembangunan Kawasan Timur Indonesia,

22) Peraturan menteri Dalam Negeri Nomor 13 tahun 2007 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah jo Peraturan menteri Dalam Negeri Nomor 59 tahun 2007,

23) Keputusan Presiden No. 74 Tahun 2001 tentang Tata Cara Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah,

24) Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pokok-Pokok Pengelolaan Keuangan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan,

25) Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan No. 8 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Provinsi Sulawesi Selatan,

26) Peraturan Daerah No. 12 Tahun 2008tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi Sulawesi Selatan,

27) Peraturan Daerah No. 2Tahun 2010 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Daerah (Sisrenbangda) Provinsi Sulawesi Selatan,

28) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 86 Tahun 2019 tentang Tata Cara Perencanaan, Pengendalian dan Evaluasi Pembangunan Daerah, Tata Cara Evaluasi Rancangan Peraturan Daerah Tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah, serta Tata Cara Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah. 29) Permendagri 21 Tahun 2011 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, 30) Peraturan Pemerintah No.39 Tahun 2012 tentang hibah.

(5)

Renja Dinas Perindustrian Prov. SulSel TA. 2019 | 6

1.3 Maksud dan Tujuan

Adapun Maksud dan tujuan Penyusunan Rencana Kerja adalah :

a. Menyiapkan rumusan kebijakan dan program strategis dan skala prioritas kegiatan yang lebih terarah;

b. Sebagai acuan pelaksanaan pembangunan tahunan sektor Perindustrian dalam rangka menginplementasikan Rencana Strategis Dinas Perindustrian Provinsi Sulawesi Selatan;

c. Sebagai indikator perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan pembangunan;

d. Sebagai tolak ukur dalam aplikasi pelaksanaan kegiatan dalam mencapai tujuan prioritas kegiatan Dinas perindustrian

Sedangkan tujuan penyusunan Renja sektor Perindustrian Provinsi Sulawesi Selatan adalah untuk menetapkan sasaran dan indikator sasaran pembangunan tahun 2020 sebagai implementasi tahunan Rencana Strategis Dinas Perindustrian Provinsi Sulawesi Selatan.

1.4 Sistimatika Penulisan

Adapun sistematika penulisan Rencana Kerja Dinas Perindustrian Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2019 sebagai berikut:

Bab I Pendahuluan.

Bagian ini memuat uraian tentang latar belakang, landasan hukum, maksud dan tujuan, serta sistematika penulisan.

Bab II Evaluasi Pelaksanaan Renja Tahun Lalu (n-1),

Memuat uraian tentang analisis capaian Renja (ulasan tentang target dan capaian indikator kinerja), evaluasi pelaksanaan renja (capaian pada tahun n-1 dan n, tahun rencana dikaitkan dengan pencapaian target RENJA dan RPJMD), identifikasi masalah (isu-isu penting dalam penyelenggaraan Tupoksi dalam bersinergi dengan Kab/Kota dalam pencapaian Visi Misi RPJMD).

Bab III Tujuan, Sasaran Program dan Kegiatan,

Memuat uraian tentang arah dan kebijakan Renja, Tujuan dan sasaran pokok Renja, Program dan Kegiatan Prioritas (rumusan usulan program/kegiatan prioritas), Indikator Sasaran/Target Kegiatan (untuk setiap kegiatan pada Tahun Rencana).

Bab IV Rencana Kerja dan Pendanaan Perangkat Daerah,

Memuat uraian tentang program kegiatan dan anggaran perangkat daerah tahun rencana.

Bab V Penutup,

Memuat uraian tentang kaidah pelaksanaan, penutup (catatan penting yang perlu mendapatkan perhatian baik dalam pelaksanaan kegiatan termasuk ketersediaan anggaran).

(6)

Renja Dinas Perindustrian Prov. SulSel TA. 2019 | 7

B A B II

EVALUASI PELAKSANAAN RENJA TAHUN LALU (n-1)

2.1 Analisis Capaian Renstra

Analisis capaian Renstra Dinas PerindustrianProvinsi Sulawesi Selatan tahun 2019-2019 dapat dilihat dari aspek-aspek sebagai berikut:.

2.1.1 Lingkungan Strategis

Dinamika lingkungan strategis yang berlangsung sangat cepat merupakan faktor penentu keberhasilan suatu organisasi pemerintah dalam menjalankan peran dan fungsinya. Faktor perubahan lingkungan strategis tersebut akan mempengaruhi dinamika pembangunan, sehingga diperlukan respon proaktif dan antisipatif untuk melakukan penyesuaian-penyesuaian di berbagai sektor pembangunan terutama dengan telah diberlakukannya UU No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan peraturan pelaksanaannya.

Lingkungan strategis yang berpengaruh bersumber dari lingkungan eksternal dan lingkungan internal. Lingkungan strategis internal yang berpengaruh terhadap pencapaian misi Dinas Perindustrian Provinsi Sulawesi Selatan mencakup empat unsur utama, yaitu : (a) sumberdaya aparatur, (b) sarana dan prasarana, (c) keuangan, dan (d) kelembagaan. Adapun lingkungan strategis eksternal yang mempengaruhi pembangunan Sektor Industri Sulawesi Selatan sbb:

1. Lingkungan Internal

Lingkungan strategis internal yang berpengaruh terhadap pencapaian misi Dinas Perindustrian Provinsi Sulawesi Selatan mencakup empat unsur utama, yaitu: (a) sumberdaya aparatur, (b) prasarana dan sarana, (c) keuangan, dan (d) kelembagaan.

➢ Sumberdaya Aparatur

Sumberdaya Aparatur yang dimiliki Dinas PerindustrianProvinsi Sulawesi Selatan secara kuantitatif sudah cukup memadai untuk mendukung pelaksanaan tugas pokok dan fungsi organisasi. Jumlah Pegawai Negeri Sipil (PNS) pada Dinas PerindustrianProvinsi Sulawesi Selatan pada akhir 2019 sebanyak 78 orang,pegawai negeri sipil fungsional umum sejumlah 41 orang dan fungsional tertentu sejumlah 11 orang ,Struktural 26 rang .Bila dilihat dari segi kualitas khususnya tingkat pendidikan yang dimiliki, dapat dirinci sebagai berikut : yang berkualifikasi, Pasca Sarjana (S2)15 orang, berkualifikasi Sarjana (S1) 47 orang, ,berkualifikasi D3 sebanyak 6 orang, berkualifikasi SLTA 8 orang dan SLTP 1 orang

(7)

Renja Dinas Perindustrian Prov. SulSel TA. 2019 | 8

Tingkat Pendidikan PNS Dinas perindustrian Sulsel Tahun 2019

Dari sisi pangkat dan golongan keadaan pegawai Dinas PerindustrianProvinsi Sulawesi Selatan sampai dengan akhir Desember 2019 sebagai berikut :

Tingkat Kepangkatan PNS Disperindag Sulsel

Ditinjau dari jumlah PNS yang ada pada Dinas PerindustrianProvinsi Sulawesi Selatan sudah memadai, namun bila dilihat dari tingkat kompetensinya perlu peningkatan SDM yang berkaitan dengan kemampuan yang dimiliki seorang pegawai negeri sipil di dalam menjabat suatu jabatan struktural maupun jabatan fungsional sesuai tugas pokok dan fungsinya serta khususnya dalam menunjang visi dan misi organisasi. Mengenai pegawai negeri sipil yang mengisi jabatan fungsional tertentu sebanyak 11 orang perlu mendapat perhatian khusus untuk ditingkatkan kompetensinya dan perlu dipertegas implementasi penugasannya agar lebih optimal dan tidak tumpang tindih. Selain faktor jumlah dan kualifikasi pendidikan, faktor lain yang sangat perlu mendapat perhatian adalah motivasi dan kedisiplinan.

3% 10% 6% 22% 14% 17% 12% 6% 6% 3%1%

GOLONGAN PNS PERINDUSTRIAN

IV/C IV/B IV/A III/D III/C III/B III/A II/D II/C II/A I/C

(8)

Renja Dinas Perindustrian Prov. SulSel TA. 2019 | 9

Secara umum Lingkungan strategis Internal yang berpengaruh terhadap pencapaian visi dan misi Dinas PerindustrianProvinsi Sulawesi Selatan mencakup empat unsur utama,yaitu :(a) sumberdaya aparatur, (b) sarana dan prasarana, (c) keuangan, dan (d) kelembagaan. Adapun lingkungan strategis eksternal yang mempengaruhi pembangunan Sektor Industri Sulawesi Selatan sbb:

Kualifikasi Pegawai pada Dinas perindustrian Provinsi Sulawesi Selatan sbb:

➢ Sarana dan Prasarana

Kondisi sarana dan prasarana Dinas Perindustrian Provinsi Sulawesi Selatan masih perlu ditingkatkan. Demikian juga Sarana fasilitas unit pelayanan teknis logam; dan tekstil, serta sarana mobilitas juga masih memerlukan peningkatan baik dari segi jumlah maupun kualifikasinya.

Tabel: Daftar Inventaris Tanah dan Bangunan

NO JENIS/NAMA GEDUNG

LUAS, M2

Lokasi/ Alamat Tanah Bangunan

1 Bangunan Rumah Dinas 607 270 Jl. Kumala No.166 makassar

2 Bangunan kantor UPT IMMK 725 120 Jl. S. Alauddin No.134 Lr.Salemba 3 Bangunan Rumah Dinas 900 265 Jl. Adyaksa

4 Bangunan Kantor UPTD Logam

433 Jl.Ir.Sutami Blok 1-2 Mks

5 6

- Pagar Gedung UPTD Logam - Pemasangan Instalasi

7 Bangunan Kantor UPT Tekstil 512 453 Kel. Kalosi Enrekang 8 Bangunan Kantor UPT Logam 7.375 10.000 Jl. Industri Kecil

KUALIFIKASI PEGAWAI DINAS PERINDUSTRIAN PROVINSI SULAWESI SELATAN

N O SKPD SUB.BAGIAN (JML) BIDANG (JML) SEKSI (JML) KUALIFIKASI

PENDIDIKAN PANGKAT GOL

1 2 4 5 6 9 10 11 1 Dinas Perindustrian Sekretariat 4 19 S2 : 15 Pembina :13 IV/C : 2

19 orang S1 : 47 Penata :45 IV/B :7

2

UPTD D3 : 6 Pengatur : 10

IV/A : 6

SLTA : 8 Juru : 1 III/D : 20

Fungsional SLTP : 2 11 Orang III/C : 12 III/B : 12 Bidang 27 III/A : 8 II/D : 4 II/C : 4 II/A : 2 I/C : 1

(9)

Renja Dinas Perindustrian Prov. SulSel TA. 2019 | 10

Pare-Pare 9 Bangunan Workshop UPT

Logam

10.000 Jl. Industri Kecil Pare-Pare 10 Bangunan Kantor UPT Tekstil 4.062 453 Jl. Malingkaan

ImpaImpa Kab. Wajo

11 Bangunan Kantor 8.935 267 Ds. Solie Kec.

Donro Donri Kab. Soppeng

12 Bangunan Kantor UPTD Tekstil

- Ds. Solie Kec. Donro Donri Kab. Soppeng

13 Bangunan Showroom 10.000 Jl. Industri kecil Pare-pare 14 Pagar Gedung UPTD Logam

Pare

800 Jl. Industri kecil Pare-pare 15 Gedung Pengelasan UPTD

Logam 11.301 496 Jl. Massepe (Amparita) Kab. Sidrap 16 Bangunan Gedung Pengolahan Jl.Kima VIII Mks 17 Bangunan Gedung Workshop 5.050 Ir. Sutami (Tol)

18 Pagar Rumah Dinas Jl. Kumala No. 166

Mks

19 Pengadaan Vertical Blind Jl. Manunggal 22

20 Ruang Sekretaris Jl. Manunggal 22

21 Pagar UPT Soppeng Ds. Solie Kec.

Donri-donri Soppeng

22 Pintu Gerbang Sentra Jl.Sultan

Hasanuddin Cakke, Maroangin Desa Botto Malangga Kec. Maiwa Kab. Enrekang

23 Pergantian Atap Rumah Dinas Jl. Kumala No. 166 Makassar

24 Bangunan Rumah Dinas ( Dekranasda)

Jl. Jenderal Sudirman

25 Sekat Ruang Kepala Dians Jl. Manunggal 22

kec. Maccini Sombala

26 Pagar UPT Logam Sidrap Jl. Angkasa 45,

Massepe Kab. Sidrap

27 Pagar UPT Tekstil Enrekang Jl. Pasangggrahan

Kalosi Enrekang

28 Pintu Gerbang Sentra Desa Bungaya Kec.

Bonto Mate’ne Kab. Kepulauan Selayar

29 Pintu Gerbang Sentra Jl. Poros

Rantepao-Buntao’ Lembang La’bo. Kec.

Sanggalangi’ Kab. Toraut

➢ Sumberdaya Keuangan

Dinas Perindustrian Provinsi Sulawesi Selatan sebagai perangkat otonomi daerah dalam menjalankan tugas pokok dan fungsinya menggunakan dana yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Provinsi Sulawesi Selatan dan APBN (dekonsentrasi).

(10)

Renja Dinas Perindustrian Prov. SulSel TA. 2019 | 11

Tabel 1.2Jumlah APBD Sektor Perindustrian Tahun 2017 - 2019

TAHUN ANGGARAN BELANJA(Rp)

2017 255.225.000

2018 151.415.000.

2019 183.120.000.

Jumlah dana APBD yang dialokasikan pada Dinas Perindustrian Provinsi Sulawesi Selatan untuk Tahun Anggaran 2019 adalah Rp 19.778.053.268. Anggaran tersebut terdiri dari Belanja Tidak Langsung sebesar. Rp 9.141.024..918.,- dan Belanja Langsung Rp 10.637.028.350.,-.

Gambar 1.1.Jumlah APBD Sektor Industri Tahun 2019

Selain penyelenggaraan kegiatan yang dibiayai oleh dana APBD, dalam Tahun Anggaran 2019 Dinas Perindustrian Provinsi Sulawesi Selatan juga melaksanakan

tugas dekonsentrasi (APBN) di Sektor Industri, dengan jumlah dana Rp.2.987.460.000.,- dengan realisasi anggaran sampai Juli 2019 sebesar Rp.

2.800.416.292,- (93.74 %). ➢ Kelembagaan

Berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan 8 TAHUN 2008 Tanggal 21 Juli 2008 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Jo. Perda No 11 TAHUN 2009 tanggal 14 Desember2009 Tentang Perubahan Peraturan Daerah Peovinsi Sulawesi Selatan Nomor 8 Tahun 2008 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Provinsi Sulawesi Selatan, Dinas Perindustrian Provinsi Sulawesi Selatan dipimpin oleh 1 (satu) orang Kepala Dinas (eselon II A), dengan membawahi 7 eselon III yakni 1 (satu) orang Sekretaris Dinas, 4 (empat) orang Kepala Bidang dan 2 (dua) orang Kepala UPTD.

0 10.000.000.000 20.000.000.000 30.000.000.000 40.000.000.000 50.000.000.000 60.000.000.000 70.000.000.000 1 2 3 4 5 6 7

Anggaran APBD Tahun 2019

Series1 Series2

(11)

Renja Dinas Perindustrian Prov. SulSel TA. 2019 | 12

Adapun struktur organisasi sebagai sesuai Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Nomor 8 Tahun 2008 sebagai berikut.

STRUKTUR ORGANISASI DINAS PENDUSTRIAN PROVINSI SULAWESI SELATAN

Gambar 1.2. Struktur Organisasi Dinas Perindustrian tahun 2019

2.1.2 Lingkungan Eksternal

Lingkungan eksternal yang berpengaruh terhadap pembangunan sektor Perindustrian, antara lain adalah :

a. Peningkatan Jumlah Industri Kecil dan Menengah

Peningkatan jumlah industri kecil dan menengah dalam suatu wilayah dapat dilihat dari beberapa usaha mikro, usaha kecil dan menengah dalam suatu wilayah. Peningkatan jumlah industri kecil dan menengah mewakili Sulawesi Selatan mewakili 4 kota yaitu : Makassar, Pare-pare, Watampone dan Palopo.

KEPALA DINAS KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL SEKRETARIS KASUBAG UMUM DAN KEPEGAWAIAN KASUBAG KEUANGAN KASUBAG PROGRAM BIDANG INDUSTRI AGRO, KIMIA DAN HASIL

HUTAN BIDANG INDUSTRI LOGAM, MESIN DAN ALAT TRANSPORTASI BIDANG INDUSTRI KECIL DAN MENENGAH BIDANG INDUSTRI TEKSTIL, ANEKA DAN ELEKTRONIKA TELEMATIKA SEKSI INDUSTRI AGRO SEKSI INDUSTRI LOGAM SEKSI INDUSTRI TEKSTIL SEKSI BIMBINGAN USAHA DAN KELEMBAGAAN SEKSI INOVASI PENGEMBANGAN MUTU DAN DESAIN SEKSI INDUSTRI ANEKA SEKSI INDUSTRI MESIN SEKSI INDUSTRI KIMIA SEKSI INDUSTRI HASIL HUTAN SEKSI INDUSTRI ALAT TRANSPORTASI SEKSI INDUSTRI ELEKTRONIKA TELEMATIKA SEKSI PROMOSI DAN PENGEMBANGAN PASAR UPTD LOGAM, ALSINTAN & TEKSTIL

UPTD MAMIN & KEMASAN

(12)

Renja Dinas Perindustrian Prov. SulSel TA. 2019 | 13

b. Isu-Isu Strategis Global

Dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Dinas Perindustrian Provinsi Sulawesi Selatan, dapat ditemukan beberapa kondisi yang dapat mempengaruhi kebijakan yang akan ditempuh. Kondisi tersebut bersifat eksternal yang tidak dapat dikontrol sepenuhnya, namun dapat diantisipasi dampaknya ataupun dapat dioptimalkan peluang yang ditimbulkannya. Kondisi eksternal tersebut berdampak secara langsung dan berdimensi waktu yang panjang yang akan mempengaruhi pelaksanaan kegiatan, sehingga memerlukan perhatian khusus. Berikut beberapa kondisi yang dipandang dapat mempengaruhi.

c. Perubahan Iklim dan Bencana Alam,

Paradigma masa lalu menyebutkan bahwa masalah lingkungan global lebih banyak dipengaruhi faktor alam, seperti iklim, yang mencakup temperatur, curah hujan, kelembaban, tekanan udara dll.Belakangan mulai disadari bahwa aktifitas manusia pun mempengaruhi iklim dan lingkungan secara signifikan.Sebagai gambaran bahwa penebangan hutan, mempengaruhi perubahan suhu dan curah hujan secara lokal.Ketika area hutan yang hilang semakin luas, maka akibat yang ditimbulkan bukan lagi lokal tapi sudah berskala regional. Pemanfaatan dan eksploitasi sumber daya alam yang tidak diimbangi oleh upaya penanggulangan yang mengatasnamakan kesejahteraan hidup manusia tampaknya akan berdampak negatif terhadap keberlangsungan lingkungan hidup. Hal ini tidak hanya mengancam keberlangsungan lingkungan alam, tetapi juga keberlangsungan hidup manusia sendiri.Isu pemanasan global dan perubahan iklim hanyalah sebagian dari sekian banyak isu lingkungan untuk diperhatikan yang tidak hanya bersifat lokal tetapi global, demikian halnya dengan Indonesia.Di Indonesia masih menghadapi tantangan besar di mana model pembangunan ekonomi yang dikembangkan telah menggerakkan pembangunan ekonomi yang cenderung bersifat ekstraktif atau mengandalkan eksploitasi sumberdaya alam secara langsung.Bahkan ada kecenderungan besar di mana upaya mempertahankan fungsi lingkungan dan pemanfaatan sumber daya alam secara lestari masih jauh dari yang diharapkan. Penyebab Pemanasan Global ini cukup kompleks, meliputi meningkatnya gas rumah kaca seperti CO2 dan Metana yang berasal dari Industri, Kendaraan bermotor dan mahluk hidup penghasil metana alamiah seperti bakteri. Selain itu juga terjadinya kerusakan hutan alami akibat alih fungsi hutan menjadi pemukiman, industri, Pertanian dan fungsi lainya.Sehingga luas hutan setiap tahunnya terus berkurang yang berakibat meningkatnya jumlah gas rumah kaca karena fungsi hutan sebagai paru-paru dunia berkurang.

(13)

Renja Dinas Perindustrian Prov. SulSel TA. 2019 | 14

2.1.3 Indikator Kinerja Utama a. Kinerja Utama Perindustrian

Capaian kinerja perindustrian diukur dari sejauhmana pencapaian sasaran Indikator Kinerja Utama “Menumbuh kembangkan industri utamanya sub sektor industri unggulan dan industri strategis”.

Dalam upaya pembangunan industri berbasis sumberdaya lokal, Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan telah memprioritaskan pada pengembangan 24 (dua puluh empat) Industri pada 24 (dua puluh empat) Kabupaten /Kota yang dialokasikan pada Bidang Industri Agro, Kimia dan Hasil Hutan (IAKHH) Dinas perindustrian Provinsi Sulawesi Selatan, yang mengarah ke pengembangan yang berbasis sumber daya alam lokal, dengan prospek pasar tertentu meningkatkan mutu produksi, kemasan dan labeling, fokus daerah masyarakat ekonomi asean. Fasilitasi bagi industri kecil dan menengah terhadap pemanfaatan sumber daya manusia bagi IKM pengolahan ikan hasil perikanan dan kelautan untuk melakukan bimbingan teknis mengolah ikan menjadi produk abon., pelatihan kelayakan industri pengolahan limbah kulit kakao dan kegiatan pemamfaatan kedelai serta program pengembangan sentra-sentra industri potensial yaitu

Pada Bidang ILMT :

a) Terbentuknya satu sentra IKM logam pande besi di Desa lappo ase Kec,Awang Pone kab Bone dengan nama sentra LOGAM ANDAI BESI PETTA PANRE BESSIE b) Bimbingan teknis pembuatan Alat /mesin Pawor Hammer (penempa besi)dan

BELT Grinding ( finising)

c) Terbentuknya satu sentra IKM Kapal Rakyat Pada Kabupaten Bulukumba ,Kel Tanah lemo,Kec,Bonto Bahari dngan nama sentra Cahaya Pinisi perkasa. d) Kegiatan sosialisasi/Demontrasi sbb

–Mesin Raasting Kopi (penyangrai Kopi) –Mesin Mixer tembakau

e) Tersedianya prototype alat/mesin industri unggulan sebanyak 3 (Tiga) unit, yaitu :

- Prototype alat/mesin lodissasi garam system kompresor sebanyak 1 ( satu ) unit .

- Prototype alat/mesin slicer/pengiris umbi-umbian sebanyak 1 (satu) unit. - Prototype alat/mesin Disk Milk(penepung Kopi) sebanyak 1 (satu) unit. f) Kegiatan Sinergitas ILMT ke beberapa instansi di Jakarta sebanyak 3 kali

–Kementrian Perindustrian

–Kementrian agraria dan Tata Ruang tentang revisi tata ruang -FGD Perkapalan

g) Kegiatan Klinik Teknologi menyerahkan berupa alat/ mesin Pawor Hammer (penempa Besi) sebanyak 1 unit pada sentra IKM logam pandai besi La”bo KEC.Sanggalangi Kabupaten Toraja Utara

(14)

Renja Dinas Perindustrian Prov. SulSel TA. 2019 | 15

h) Pembinaan Kempuan teknologi Alat Angkut hasil dari kegiatan ini adalah meningkatnya wawasan dan keterampilan pelaku usaha IKM Bengkel Otomotif dengan kegiatan pengecetan /Duco mobil di kab WAJO

Pada Bidang IAKHH

a) Pengembangan sentra Industri Prioritas

- Pembinaan dan pengembangan sentra Industri rumput laut pada Kanbupaten Sijai

- Pembinaan dan pengembangan sentra Industri kakao pada Kanbupaten Luwu Utara

- Pembinaan dan pengembangan sentra Industri kopi pada Kanbupaten Palopo - Pembinaan dan pengembangan sentra Industri hasil Hutan pada Kanbupaten

Takalar.

- Pembinaan dan pengembangan sentra Industri Jagung pada Kanbupaten Maros. Pembinaan dan pengembangan sentra-sentra prioritas tersebut diharapkan terkonsentrasinya pusat-pusat produksi hasil industri agro dalam rangka pengembangan produk dan usaha industri agro di Sulsel.

b) Pengembangan Industri Kecil dan Menengah

-Pembinaan dan pengembangan Industri Kimia Hilir - Pembinaan dan pengembangan Industri Hutan Kayu

- Pembinaan dan pengembangan Industri Hutan bukan Kayu -Pelatihan penerapan GMP Kimia Hilir,

-Pembinaan dan pengembangan Hilirisasi Hasil pertanian d) Pembinaan dan pengembangan Hilirisasi Hasil peternakan

Pada Bidang ITEA :

a) Program pengembangan pengembangan sentra industri prioritas

· Kegiatan pengembangan dan pembinaan sentra Industri Tekstil dan Sutra yakni Kabupaten Wajo,Soppeng,Jeneponto,dan Bulukumba

· Pengembangan dan pembinaan sentra Industri pertenunan di kab Wajo,Bulukumba.Jeneponto

· Pengembangan dan pembinaan sentra industri pemintalan kabupaten Soppeng.

b.Program peningkatan Kemampuan Teknologi Industri lain

· Kegiatan peningkatan Mutu dan Diverifikasi produk kerajinan bagi IKM

· Kegiatan pembinaan kemampuan Teknologi Industri Elektronika Informatika.

.c.Program peningkatan Kapasitas Iptek sistem Produksi

· Pengembangan SDM dan produk Industri Fasion dan Garmen

· Penegembangan Technopark berbasis IT

Bidang IKM :

a) Tersususnnya Peraturan Daerah ( Perda) Rencana Pembangunan Industri Provinsi( RPIP) Sulawesi Selatan Tahun 2019-2038.serta terlaksananya

(15)

Renja Dinas Perindustrian Prov. SulSel TA. 2019 | 16

program kegiatan fasiitasi Halal dalam alokasi anggaran APBD sebanyak 3 IKM sedangkan angaran APBN sebanyak 13 IKM.

b) Terlaksanya kegiatan Pembinaan dan Pengembangan Industri Kabupaten kota dan Meningkatkan informasi data IKM di 24 Kabupaten/Kota. Sulawesi Selatan c) Meningkatkan kreatifitas baik desain maupun mutu produk yang dihasilkan

para pengusaha kecil dan menengah sesuai dengan kebutuhan pasar.dalam Event IKM Ekspo

d) Terpromosikanya produk unggulan Industri Kecil dan Menengah dari daerah/produk khas SulSel melalui Event Pameran Inacraft dengan tema mengembalikan kejayaan Sutra yakni Kabupaten Wajo,Bulukumba.Tanah Toraja.

Pengembangan Industri Unggulan / strategis

Dalam mendukung 8 program prioritas Gubenur Sulawesi Selatan yang salah satunya adalah program Pengembangan dan pembinaan Industri IKM di 24 Kab/ Kota yakni dengan mengembangkan satu industri satu kabupaten/kota yang mengandalkan potensi lokal (komoditi) dari masing-masing daerah.

2.2. Evaluasi Pelaksanaan Renja

2.2.1 Renja 2019

Kegiatan Dinas PerindustrianProvinsi Sulawesi Selatan di tahun 2019 melaksanakan 7 (Tujuh) program yang diuraikan dalam 55 (Lima Puluh Lima ) kegiatan, dengan jumlah dana APBD sebesar Rp.19.778.053.268. yang terdiri dari Belanja Tidak langsung sebesar Rp .9.141.024.918.,-dan Belanja Langsung sebesar Rp. 10.637.028.350.,- Adapun rincian anggaran pokok tahun 2019 sebagai berikut :

NO PRORAM DAN KEGIATAN

A BELANJA LANGSUNG 10,637,028,350.

I PROGRAM PELAYANAN ADMINISTRASI PERKANTORAN 3,636,791,360 1 Kegiatan Sinergitas Kebijakan Pemerintah Pusat dan Daerah 236,800,000, 2 Kegiatan Penyediaan Jasa Pelayanan Perkantoran 3,126,991,360,

II PROGRAM PENINGKATAN KAPASITAS DAN KINERJA SKPD 3 Kegiatan Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur 4 Kegiatan Penataan SDM Aparatur

III PROGRAM PENINGKATAN PENGEMBANGAN SISTEM PERENCANAAN DAN SISTEM EVALUASI KINERJA 321,978,040.

5 Kegiatan Perencanaan Monitoring dan Evaluasi 153,378,040. 6 Kegiatan Forum SKPD 33,600,000.

7 Kegiatan penyususnan pelaporan KEU semeter dan akhirtahun 7,000,000,, 8 Kegiatan penyusunan dan pengolahan Administrasi Keuangan 118.000.000.

IV PROGRAM PENGEMBANGAN SENTRA-SENTRA INDUSTRI PRIORITAS 1,033,133.500. 9 Kegiatan Pengembangan Sentra Tekstil dan Sutera 167,100,000,

(16)

Renja Dinas Perindustrian Prov. SulSel TA. 2019 | 17

11 Kegiatan Pengembangan Sentra Rumput Laut 33,750,000, 12 Kegiatan Pembentukan Sentra Industri kopi 59,225,500. 13 Kegiatan Pengembangan Sentra Kakao 34,750,000. 14

15 16

Kegiatan Pengembangan Sentra Kerajinan hasil hutan 60.600.000, Kegiatan Pengembangan sentra industri kapal Rakyat 611,150.000 Kegiatan pengembangan industri Jagung 10.908.000..

V PROGRAM PENGEMBANGAN INDUSTRI KECIL DAN MENENGAH 2.176,930.950. 17 Kegiatan IKM Ekspo 800.350.000

18 Kegiatan pembinaan dan pengembangan industri kimia Hilir 31,445,950. 19 Kegiatan Pembinaan dan pengembangan industri hasil hutan 67.100.000.

20 Kegiatan Pembinaan dan pengembangan industri hasil hutan bukan kayu 117.560.000.

23 Kegiatan pameran IKM pada event daerah nasional/internasional 620,775.000. 24 Kegiatan pembinaan dan pengembangan hilirisasi pertanian 103,600,000, 25

26 27 2

Kegiatan pembinaan dan pengembangan hilirisasi peternakan 103,600.000. Pembinaan dan pengembangan inustri kecil dan menengah 53.500.000. Pelatihan penerapan GMP kimia hilir 219.000.000.

VI PROGRAM PENINGKATAN KAPASITAS IPTEK SISTEM PRODUKSI 1,518.195,000. 26

Kegiatan pembuatan prototype alat/mesin pertanian 124,500,000,

Kegiatan sosialisasi/demontrasi alat mesin pertanian di kab kota 98.790.000.

27 Kegiatan sosialisasi/demontrasi alat transportasi logam dan mesin ke Kementrian Perindustrian 53,185.000..

28 Kegiatan penatausahaan unit pelaksana teknis daerah ( UPTD) makan, minum ,kemasan. 137.000.000.

29 Kegiatan pengembangan industri makanan,minuman dan kemasan,bermitra dengan pelaku usaha industri. 53.000.000.

Kegiatan pelayanan dan pengembangan tehnologi makanan.minuman dan kemasan, 230,400.000.

Kegiatan pengembangan industri kreatif berbasis komonitas 54,920.000. Kegiatan pengembangan technopark barbasis IT 245.100.000.

Kegiatan pembinanan standarisasi produk industri 106.400.000.

Kegiatan Kegpengembangan SDM dan produk industri fasion dan garment 97.900.000.

Kegiatan pengembangan SDM dan industri Elektronika dan telematika melalui sistem Vokasional ( magang) 317.000.000.

VII PROGRAM PENINGKATAN KEMAMPUAN TEKNOLOGI INDUSTRI 1,174,684.500. Kegiatan pembinaan kemampuan tehnologi industri alat angkut 63,290.000. Kegiatan Klinik tehnologi 67.300.000.

Kegiatan pembinaan kemampuan tehnologi industri tehnologi elektronika dan informatika 93.032.250.

Kegiatan pelatihan peningkatan mutu dan diverifikasi produk kerajinan bagi IKM 674.337.250.

Kegiatan pelayanan admisnstrasi perkantoran unit pelaksana teknis daerah (UPTD) logam dan alsintan dan tekstil.153,725,000.

Kegiatan pelayanan dan pengembangan UPTD Logam dan asintan 90.000.000.

Kegiatan pelayanan admisnstrasi perkantoran unit pelaksana teknis daerah (UPTD) tekstil 33.000.000.

(17)

Renja Dinas Perindustrian Prov. SulSel TA. 2019 | 18

2 Identifikasi Masalah

Pembangunan sektor perindustrian dihadapkan pada permasalahan dan tantangan sebagai berikut:

1. Pembangunan industri masih terkonsentrasi di Makassar pada hal potensi pengembangan juga terdapat pada pusat-pusat kawasan andalan lainnya seperti Kawasan Andalan Bulukumba dan sekitarnya, Kawasan Andalan Parepare dan sekitarnya, Kawasan Andalan Palopo dan sekitarnya, Kawasan Andalan Bone ,kawasan wajo dan sekitarnya, disamping Kawasan Andalan Makassar dan sekitarnya.

2. Daya saing komoditas unggulan/andalan relatif belum kompetitif.

3. Komoditi andalan Sulawesi Selatan seperti beras, coklat, jagung, garam rakyat, buah-buahan, sutera, kelapa, limbah marmer, perikanan, dan perkebunan serta pertanian lainnya belum optimal pengembangannya dan umumnya masih bersifat komoditi primer sehingga nilai tambahnya rendah.

4. Terbatasnya infrastruktur industri yang mengakibatkan lemahnya daya saing wilayah dalam merangsang pertumbuhan ekonomi utamanya investasi di bidang industri.

5. Kegiatan persuteraan alam, melibatkan berbagai sektor yang saling dominan, oleh karena itu kegagalan panen kokon berdampak kepada kinerja UPTD BPTT yang bertanggung jawab dalam pembinaan teknis industri sutera mulai dari kokon sampai menjadi produk jadi.

6. Sumberdaya manusia aparat Dinas Perindustrian selaku pembina dunia usaha sektor industrimasih sangat memerlukan upaya-upaya pemberdayaan dan peningkatan kompetensi substantif untuk merespon kebutuhan dan tantangan pembinaan dunia usaha di masa depan.

(18)

Renja Dinas Perindustrian Prov. SulSel TA. 2019 | 19

B A B III

TUJUAN, SASARAN PROGRAM DAN KEGIATAN

3.1 Arah dan Kebijakan Renstra

Perencanaan strategis merupakan suatu proses yang berorientasi pada hasil yang ingin dicapai selama kurun 5 (lima) tahun secara sistematis dan berkesinambungan dengan memperhitungkan potensi, peluang, dan kendala yang ada atau yang mungkin timbul. Dalam rencana stratejik disusun visi, misi, tujuan, sasaran, strategi, kebijakan, program dan kegiatan yang disesuaikan dengan tugas pokok dan fungsi (tupoksi) Dinas Perindustrian Provinsi Sulawesi Selatan. Visi, misi, tujuan, sasaran, dan strategi tersebut disusun dalam dokumen Renstra Dinas Perindustrian (dan Perdagangan) Provinsi Sulawesi Selatan 2013 - 2019 sebagai penjabaran Rencana Pembangunan Jangka Menengah daerah (RPJMD) Provinsi Sulawesi Selatan tahun 2013 - 2019 di mana setiap tahunnya dijabarkan kembali dalam Rencana Kinerja Tahunan (RKT) dengan mempertimbangkan ketersediaan anggaran dan kemampuan unit pelaksanaRencana pembangunan Sulawesi Selatan merupakan gambaran kesuksesan yang ingin dicapai kedepan dalam kurun waktu tertentu yang disusun dengan memperhatikan; RPJM Nasional,RPJPD Sulawesi Selatan 2008-2028, dinamika lingkungan strategis, aspirasi masyarakat dan pemerintah Sulawesi Selatan.

Pembangunan Sulawesi Selatan merupakan gambaran kesuksesan yang ingin dicapai dalam kurun waktu 5 tahun kedepan yang disusun dengan memperhatikan RPJPD 2008-2028 Sulawesi Selatan, substansi RPJM Nasional, dinamika lingkungan strategis, aspirasi masyarakat dan pemerintah Sulawesi Selatan, serta visi misi Gubernur/Wakil Gubernur. Untuk itu Visi Pembangunan Sulawesi Selatan untuk 5 tahun pertama RPJMD 2019-2023 adalah:

“ Sulawesi selatan yang inovatif, produktif,kompetitif, inkulsif dan berkarakter”.

Rumusan visi ini mengandung lima pokok visi didalmnya yakni inovatif, produktif,kompetitif,inklusif dan berkarakter. Keempat pokok visi ini merupakan rangkaian yang terkait satu sama lain dalam mewujudkan kondisi pada tahun 2023 dimana terjelmakan provinsi sulawesi se;atan yang “bersih dan melayani” terkoneksi”, mandiri dan sejahtera”, sehat dan cerdas serta berkarakter”. Berdasarkan pemahaman itu maka penjelasan visi RPJMD Sulawesi selatan 2019-2023 adalah sebagai berikut : 1. INOVATIF adalah kondisi pemerintahan yang memiliki kemampuan menciptkan

gagasan baru, produk Baru dan layanan baru dalam kerangka kepemerintahan yang baik sehingga terwujud sulawesi selatan yang bersih melayani.

2. KOMPETITIF adalah kondisi masyarakat yang memiliki sumberdaya manusia (SDM) debgab kualitas tinggi sehingga terwujud sulawesi selatan yang sehat dan cerdas. 3. PRODUKTIF adalah kondisi perekonomian yang berkemampuan menghasilka produk

barang dan jasa yang berdaya saing sehingga terwujudnya sulaesi selatan yang mandiri dan sejahtera.

4. INKLUSIF Adalah kondisi penyelenggaraan pembangunan yang melibatjan partisipasi seluruh unsur masyarakat dan seluruh bagian wilayah serta ramah terhadap lingkungan hidup sehingga terwujud Sulawesi Selatan yang inklusif dan terkoneksi .

(19)

Renja Dinas Perindustrian Prov. SulSel TA. 2019 | 20

5. BERKARAKTER Adalah kondisi penyelenggaraan pembangunan sulawesi selatan yang dilandasi oleh spirit dan nilai nilai luhur kebudayaan masyarakat sehingga terwujud sulawesi selatan yang berkarakter.

2. Misi

Adapun misi pembangunan Daerah ada 7 (tujuh), yaitu:

1) Mendorong semakin berkembangnya masyarakat yang religius dan kerukunan intra dan antar ummat beragama;

2) Meningkatkan kualitas kemakmuran ekonomi, kesejahteraan sosial dan kelestarian lingkungan;

3) Meningkatkan akses dan kualitas pelayanan pendidikan, kesehatan dan infrastruktur; 4) Meningkatkan daya saing daerah dan sinergitas regional, nasional dan global;

5) Meningkatkan kualitas demokrasi dan hukum;

6) Meningkatkan kualitas ketertiban, keamanan, harmoni sosial dan kesatuan bangsa 7) Meningkatkan perwujudan kepemerintahan yang baik dan bersih

Untuk mewujudkan visi tersebut maka upaya umum yang hendak diajlankan dinyatakan dalam rumusan sebagai berikut :

1. Mewujudkan pemerintahan yang berorientasi mealayani dan inovatif, menyelenggarakan tata kelola pemerintahan yang baik, pelayanan yang responsif dan inklusif dengan berbasis pada inovasi

2. Mewujudkan infrastruktur yang berkualitas dan aksesibel, membangun infrastruktur dalam menguatkan interkonektivitas antar wilayah pertumbuhan ekono,o dan menjangkau lokasi pelosok dan terisolir.

3. Meweujudkan pusat puat pertumbuhan ekonomi baru yang produktif. Menegmbangkan pusat pusat pertumbuhan ekonomi baru sesuai keunggulan komperatif wilayah.

4. Mewujudkan kualitas manusia yang kompetitif, inklusif dan berkarakter.memenuhi akses pendidikan yang berkualitas dan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi tanpa hambatan bagi seluruh warga serta mendorong pelestarian dan kemajuan kebudayaan daerah.

5. Meningkatkan produktivitas dan daya saing produk sumberdaya alam yang berkelanjutan, meningkatkan produktivitas dan daya saing produk perekonomian rakyat serta melestarikan lingkungan hidup dan sumber daya alam .

2. Tujuan dan Sasaran

a. Tujuan

Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam kurun waktu 5 (lima) Tahun 2019-2023 adalah sebagai berikut :

a. Meningkatnya akuntabilitas perangkat daerah

b. Meningkatkan laju pertumbuhan dan kontribusi sektor industri daerah dalam mendorong perekonomian daerah

(20)

Renja Dinas Perindustrian Prov. SulSel TA. 2019 | 21

c. Mewujudkan iklim industri daerah yang kondusif dan mampu menjamin keberlangsungan eksistensi industri daerah dan menarik tumbuh berkembangnya industri-industri baru

d. Mewujudkan iklim industri daerah yang kondusif dan mampu menjamin keberlangsungan eksistensi industri daerah dan menarik tumbuh berkembangnya industri-industri baru

e. Meningkatkan nilai tambah komoditas/produk melalui hilirisasi industri

b. Sasaran

Sasaran yang ingin dicapai dalam kurun waktu 5 (lima) Tahun 2019-2023 adalah sebagai berikut :

a. Meningkatnya akuntabilitas kinerja, perencanaan dan pengelolaan keuangan perangkat daerah

b. Peningkatan jumlah industri besar, Kecil dan Menengah di kabupaten/ kota;

c. Peningkatan jumlah Sentra industri dan kawasan industri.

d. Peningkatan keterampilan dan kompetensi sumber daya manusia (SDM) sektor industri

e. Peningkatan kemampuan teknologi dan proses inovasi pada industri (inovation core)

3. Strategi, Kebijakan Dan Program a. Strategi dan Arah Kebijakan

Dalam upaya mencapai visi dan misi organisasi diperlukan perumusan cara mencapai tujuan dan sasaran (strategi) yang disesuaikan dengan tugas pokok dan fungsi organisasi. Adapun strategi dasar yang ditempuh adalah :

”Meningkatkan fasilitasi dan pelayanan yang efisien, efektif dan akuntabel di sektor industri guna mewujudkan sektor industri sebagai penggerak utama pembangunan ekonomi daerah melalui pengembangan kompetensi inti daerah”.

Untuk mewujudkan tersebut maka pokok-pokok kebijakan yang akan ditempuh adalah sebagai berikut:

· Peningkatan kapasitas kelembagaan Dinas Perindustrian Propinsi Sulawesi Selatan

· Peningkatan teknologi dan daya saing produk.

· Penataan struktur industri

Untuk mencapai tujuan dan sasaran organisasi, Dinas Perindustrian Provinsi Sulawesi Selatan untuk Tahun Anggaran 2019 telah merumuskan 8 (delapan) program yang merupakan penjabaran dari strategi dasar dan 5 (lima) kebijakan publik di atas. Ke-8 (delapan) program tersebut adalah :

(21)

Renja Dinas Perindustrian Prov. SulSel TA. 2019 | 22

(1) Program peningkatan kapasitas iptek sistem produksi

(2) Program peningkatan kemampuan teknologi industri

(3) Program pengembangan industri kecil dan menengah

(4) Program pelayanan administrasi perkantoran

(5) Program peningkatan sarana dan prasarana aparatur

(6) Program Peningkatan perencanaan dan penganggaran evaluasi kinerja

(7) Program peningkatan disiplin dan kapasitas sumber daya aparatur

(8) Program pengembangan sentra sentra industri

Adapun Visi Pembangunan Sulawesi Selatan untuk 5 tahun RPJMD 2019-2023 telah ditetapkan sebagai berikut:

“ Sulawesi selatan yang inovatif, produktif,kompetitif, inkulsif dan berkarakter”.

Sulawesi Selatan sebagai pilar utama pembangunan Nasional pada tahun 2019 diharapkan menajdi acuan dan berkontribusi nyata terhadap solusi persoalan mendasar bangsa Indonesia.

Sulawesi Selatan Sebagai Pilar Utama Pembangunan Nasional dan juga sebagai Simpul JejaringAkselerasi Kesejahteraan.

Simpul Jejaring

adalah gambaran tentang posisi Sulawesi Selatan pada tahun

2019 yang semakin menempatkan dirinya sebagai pusat pertumbuhan dan perkembangan luar pulau Jawa, pusat pelayanan barang dan jasa, Interkoneksitas (hub pendidikan, hub kesehatan, serta hub perhubungan darat, laut dan udara)

Akselerasi Kesejahteraan

adalah gambaran tentang proses dan hasil perubahan

pada masyarakat Sulawesi Selatan melalui pengelolaan keragaman modal manusia, sosial, budaya, alam, fisik, dan finansial sehingga dapat mempercepat perwujudan kemakmuran ekonomi, kesejahteraan sosial dan kelestarian lingkungan yang berkeadilan dan berkelanjutan.

3.2 Tujuan dan Sasaran Pokok Renja

Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam kurun waktu 2019-2023 adalah sebagai berikut:

1) Tumbuh dan berkembangnya industri IKM di 24 kabupaten/kota

2) Meningkatnya kwaliatas industri tekstil dan sutra pada tehnik pewarnaan alam pada kabupaten Wajo sebanyak10 IKM potensial

3) Berkembangnya Tehcknopark berbasih IT dengan terseleksinyaTenant Batch 2 inkubator Telekomonikai Informai sebanyak 100 orang.(SMK,SMA dan pergruan tinggi/komonitas startup /tenant dan masyarakat umum

4) Berkembngnyaa Industri kreatif berbasis kmonitas sebanyak 150 orang. 5) Meningkatnya kemapuan wirausaha tehnologi industri elektronika dan

informatika melalui pengembangan technopark berbasis IT sebanyaak 35 pserta 6) Meningkatnya Mutu dan dperifikasi produk piranti saaji melalui media online

(22)

Renja Dinas Perindustrian Prov. SulSel TA. 2019 | 23

7) Berkembangnya SDM dan produk fasion garment pada tehnis sablon dengan jumalh peserta 10 orang IKM

8) Terciptannya prototife sebanyak 3 unit - Alat mesin lodisisasi garam - Sticer ( pengiris umbi-umbian) - Disk Milk ( penempang kopi)

9) Jumlah IKM yang mendapatkan pernerapan Prototipe 420 IKM

10).Terbentuknya sentra industri potensial.rumput laut,kakao,kopi,hasil hutan dan sentra industri jagung. Pada kabupaten kota.

11).Terbentuknya Industri kecil dan menengah khususnya industri kimia Hilir di kabupaten Jenponto.

3.3 Program dan Kegiatan Prioritas a) Prioritas Pembangunan

Dengan memperhatikan analisis lingkungan strategis yang berpengaruh dan senantiasa berpedoman kepada Rencana Strategis Nasional Sektor Perindustrian, RPJP Daerah Sulawesi Selatan tahun 2008-2028 dan RPJMD Sulawesi Selatan tahun 2019-2023, maka Dinas Prindustrian dan Perdagangan Provinsi Sulawesi Selatan menetapkan Program Prioritas Tahun 2019 sebagai berikut:

Program prioritas Dinas Perindustrian Provinsi Sulawesi Selatan

a. Program Kerja APBD 2019

1. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran

2. Program Peningkatan sarana dan prasarana aparatur

3. Program Peningkatan Perencanaan ,penganggaran,dan Evaluasi Kinerja 4. Program Peningkatan Kapasitas Iptek Sistem Produksi

5. Program Pengembangan Sentra-Sentra Industri Potensial 6. Program Pengembangan Industri Kecil dan Menengah 7. Program Peningkatan Kemampuan Teknologi Industri

(23)

Renja Dinas Perindustrian Prov. SulSel TA. 2019 | 24

B A B IV

RENCANA KERJA DAN PENDANAAN PERANGKAT DAERAH

4.1. Program Kegiatan dan Anggaran Perangkat Daerah Tahun Rencana

Kegiatan Dinas Perindustrian Provinsi Sulawesi Selatan di tahun 2019 melaksanakan 7 (Tujuh) program yang diuraikan dalam 55 (Lima puluh lima) kegiatan, dengan jumlah dana APBD sebesar Rp. 19,778,053,268,-, yang terdiri dari Belanja Tidak langsung sebesar Rp 9,141,024,918.-dan Belanja Langsung sebesar Rp.10,637,028.350.,- Adapun rincian anggaran pokok tahun 2019 sebagai berikut :

NO PRORAM DAN KEGIATAN

A BELANJA LANGSUNG 10,637,028,350.

I PROGRAM PELAYANAN ADMINISTRASI PERKANTORAN 3,636,791,360 1 Kegiatan Sinergitas Kebijakan Pemerintah Pusat dan Daerah 236,800,000, 2 Kegiatan Penyediaan Jasa Pelayanan Perkantoran 3,126,991,360,

II PROGRAM PENINGKATAN KAPASITAS DAN KINERJA SKPD 3 Kegiatan Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur 4 Kegiatan Penataan SDM Aparatur

III PROGRAM PENINGKATAN PENGEMBANGAN SISTEM PERENCANAAN DAN SISTEM EVALUASI KINERJA 321,978,040.

5 Kegiatan Perencanaan Monitoring dan Evaluasi 153,378,040. 6 Kegiatan Forum SKPD 33,600,000.

7 Kegiatan penyususnan pelaporan KEU semeter dan akhirtahun 7,000,000,, 8 Kegiatan penyusunan dan pengolahan Administrasi Keuangan 118.000.000.

IV PROGRAM PENGEMBANGAN SENTRA-SENTRA INDUSTRI PRIORITAS 1,033,133.500. 9 Kegiatan Pengembangan Sentra Tekstil dan Sutera 167,100,000,

10 Kegiatan Pengembangan Sentra Pande Besi 55,650,000.. 11 Kegiatan Pengembangan Sentra Rumput Laut 33,750,000, 12 Kegiatan Pembentukan Sentra Industri kopi 59,225,500. 13 Kegiatan Pengembangan Sentra Kakao 34,750,000. 14

15 16

Kegiatan Pengembangan Sentra Kerajinan hasil hutan 60.600.000, Kegiatan Pengembangan sentra industri kapal Rakyat 611,150.000 Kegiatan pengembangan industri Jagung 10.908.000..

V PROGRAM PENGEMBANGAN INDUSTRI KECIL DAN MENENGAH 2.176,930.950. 17 Kegiatan IKM Ekspo 800.350.000

18 Kegiatan pembinaan dan pengembangan industri kimia Hilir 31,445,950. 19 Kegiatan Pembinaan dan pengembangan industri hasil hutan 67.100.000.

20 Kegiatan Pembinaan dan pengembangan industri hasil hutan bukan kayu 117.560.000.

23 Kegiatan pameran IKM pada event daerah nasional/internasional 620,775.000. 24 Kegiatan pembinaan dan pengembangan hilirisasi pertanian 103,600,000, 25

26 27 2

Kegiatan pembinaan dan pengembangan hilirisasi peternakan 103,600.000. Pembinaan dan pengembangan inustri kecil dan menengah 53.500.000. Pelatihan penerapan GMP kimia hilir 219.000.000.

VI PROGRAM PENINGKATAN KAPASITAS IPTEK SISTEM PRODUKSI 1,518.195,000. 26

Kegiatan pembuatan prototype alat/mesin pertanian 124,500,000,

(24)

Renja Dinas Perindustrian Prov. SulSel TA. 2019 | 25

27 Kegiatan sosialisasi/demontrasi alat transportasi logam dan mesin ke Kementrian Perindustrian 53,185.000..

28 Kegiatan penatausahaan unit pelaksana teknis daerah ( UPTD) makan, minum ,kemasan. 137.000.000.

29 Kegiatan pengembangan industri makanan,minuman dan kemasan,bermitra dengan pelaku usaha industri. 53.000.000.

Kegiatan pelayanan dan pengembangan tehnologi makanan.minuman dan kemasan, 230,400.000.

Kegiatan pengembangan industri kreatif berbasis komonitas 54,920.000. Kegiatan pengembangan technopark barbasis IT 245.100.000.

Kegiatan pembinanan standarisasi produk industri 106.400.000.

Kegiatan Kegpengembangan SDM dan produk industri fasion dan garment 97.900.000.

Kegiatan pengembangan SDM dan industri Elektronika dan telematika melalui sistem Vokasional ( magang) 317.000.000.

VII PROGRAM PENINGKATAN KEMAMPUAN TEKNOLOGI INDUSTRI 1,174,684.500. Kegiatan pembinaan kemampuan tehnologi industri alat angkut 63,290.000. Kegiatan Klinik tehnologi 67.300.000.

Kegiatan pembinaan kemampuan tehnologi industri tehnologi elektronika dan informatika 93.032.250.

Kegiatan pelatihan peningkatan mutu dan diverifikasi produk kerajinan bagi IKM 674.337.250.

Kegiatan pelayanan admisnstrasi perkantoran unit pelaksana teknis daerah (UPTD) logam dan alsintan dan tekstil.153,725,000.

Kegiatan pelayanan dan pengembangan UPTD Logam dan asintan 90.000.000.

Kegiatan pelayanan admisnstrasi perkantoran unit pelaksana teknis daerah (UPTD) tekstil 33.000.000.

BELANJA

(25)

Renja Dinas Perindustrian Prov. SulSel TA. 2019 | 26

P E N U T U P

1. Kesimpulan

Rencana Strategis Dinas Perindustrian Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2019 – 2023 telah disusun sebagai pedoman utama penyusunan Rencana Kerja Tahunan (RKT) termasuk RKT Tahun 2019 karena pelaksanaan pembangunan sektor Perindustrian di Sulawesi Selatan merupakan suatu kesatuan rangkaian kegiatan selama periode tersebut dalam upaya pencapaian Visi Sulawesi selatan yang inovatif, produktif,kompetitif, inkulsif dan berkarakter”.

Rumusan visi ini mengandung lima pokok visi didalmnya yakni inovatif, produktif,kompetitif,inklusif dan berkarakter. Keempat pokok visi ini merupakan rangkaian yang terkait satu sama lain dalam mewujudkan kondisi pada tahun 2023 dimana terjelmakan provinsi sulawesi se;atan yang “bersih dan melayani” terkoneksi”, mandiri dan sejahtera”, sehat dan cerdas serta berkarakter”. Berdasarkan pemahaman itu maka penjelasan visi RPJMD Sulawesi selatan 2019-2023 adalah sebagai berikut : INOVATIF adalah kondisi pemerintahan yang memiliki kemampuan menciptkan gagasan baru, produk Baru dan layanan baru dalam kerangka kepemerintahan yang baik sehingga terwujud sulawesi selatan yang bersih melayani.

KOMPETITIF adalah kondisi masyarakat yang memiliki sumberdaya manusia (SDM) debgab kualitas tinggi sehingga terwujud sulawesi selatan yang sehat dan cerdas.

PRODUKTIF adalah kondisi perekonomian yang berkemampuan menghasilka produk barang dan jasa yang berdaya saing sehingga terwujudnya sulaesi selatan yang mandiri dan sejahtera.

INKLUSIF Adalah kondisi penyelenggaraan pembangunan yang melibatjan partisipasi seluruh unsur masyarakat dan seluruh bagian wilayah serta ramah terhadap lingkungan hidup sehingga terwujud Sulawesi Selatan yang inklusif dan terkoneksi .

BERKARAKTER Adalah kondisi penyelenggaraan pembangunan sulawesi selatan yang dilandasi oleh spirit dan nilai nilai luhur kebudayaan masyarakat sehingga terwujud sulawesi selatan yang berkarakter.

Dalam pelaksanaanya nilai-nilai agama dan budaya daerah dan prinsip-prinsip penyelenggaraan pemerintahan yang baik sudah semestinya menjadi kaidah pelaksanaan, seperti; Good Governance (tata kelola kepemerintahan), Integrity (integritas), Quality and Accountability (mutu dan akuntabilitas), pemerataan pembangunan yang berkeadilan, dan penggunaan data dan informasi yang terintegrasi, akurat, terbaharukan serta dapat dipertanggungjawabkan.

Dalam upaya pencapaian visi, misi, dan sasaran program/kegiatan strategi dasar yang ditempuh adalah : ”Meningkatkan fasilitasi dan pelayanan yang efisien, efektif dan akuntabel di sektor industri dan sektor perdagangan guna mewujudkan sektor industri

(26)

Renja Dinas Perindustrian Prov. SulSel TA. 2019 | 27

sebagai penggerak utama pembangunan ekonomi daerah melalui pengembangan kompetensi inti daerah”.

Di sisi lain, Sumberdaya Manusia yang ada pada Dinas PerindustrianProvinsi Sulawesi Selatan masih membutuhkan peningkatan baik dari sisi kompetensi substantif maupun kuantitasnya guna mewujudkan tercapainya sasaran pembangunan perindustrian di Sulawesi Selatan. Oleh karenanya diperlukan dukungan dari berbagai pihak pemangku kepentingan termasuk peningkatan koordinasi dan kolaborasi.

2. Saran

1. Adanya peningkatan koordinasi antara Bidang dalam lingkup Dinas Perindustrian maupun Dinas di Kabupaten/Kota se Sulawesi Selatan

2. Tersedianya informasi teknologi maupun pasar di tingkat Provinsi dan Kabupaten 3. Menciptakan iklim usaha dengan Koordinasi yang baik dari semua instansi dan

lembaga pemerintah maupun pengusaha

4. Menghilangkan biaya/pungutan yang membebani pengusaha industri

5. Lembaga keuangan dapat membuka paket kredit disektor industri baik hulu maupun hilir.

6. Adanya kebijakan untuk perwilayah komoditi dari suatu daerah.

Untuk meningkatkan SDM aparatur diperlukan pembinaan melalui diklat dan studi banding.

Demikian Rencana Kerja Dinas Perindustrian Provinsi Sulawesi Selatan Tahun disusun sebagai pedoman perencanaan pembangunan industri Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2019.

Makassar, 2019 Kepala Dinas Perindustrian

Provinsi Sulawesi Selatan,

H. AHMADI AKIL, SE, MM

Pangkat: Pembina Utama Madya

(27)

Renja Dinas Perindustrian Prov. SulSel TA. 2019 | 0

DINAS PERINDUSTRIAN

PROVINSI SULAWESI SELATAN

Gambar

Gambar 1.2. Struktur Organisasi Dinas Perindustrian tahun 2019

Referensi

Dokumen terkait

keterampilan/kewirausahaan kepada penyandang disabilitas intelektual di sentra kegiatan KSM sesuai rencana. 3) Pendamping lapangan memberikan bimbingan dan pendampingan

Berdasarkan uraian tersebut di atas dapat dikatakan bahwa lima hal tersebut yang merupakan kom- ponen kecerdasn emosi diantaran mengenal emosi diri, mengelola emosi,

 Dua buah garis lurus akan berimpit apabila persamaan Dua buah garis lurus akan berimpit apabila persamaan garis yang satu merupakan kelipatan dari (proposional garis yang

Berdasarkan lebar karapas, rajungan yang layak tangkap di perairan Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan adalah rajungan yang berada pada jarak minimal 3.7 mil laut dari pantai ke

Adapun rancangan awal rencana kerja program dan kegiatan Dinas Pendidikan Kabupaten Hulu Sungai Selatan tahun anggaran 2020 didasarkan pada kebutuhan riil yang

Menurut Maulana (2011) setelah bibit dipisahkan dari tanaman induknya, daun pertama mendapatkan energi untuk pertumbuhannya berasal dari cadangan makanan pada banir

Hasil analisis penelitian yang dilakukan dengan menggunakan uji regresi sederhana menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan dan positif antara dyadic coping

Beban gaji sebesar Rp. 16.760.000.000,- tidak dikapitalisasi sebagai aktiva sumber daya manusia karena beban gaji tidak memiliki manfaat dimasa yang akan datang. Untuk itu gaji