• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Labelisasi Halal Terhadap Keputusan Pembelian Dengan Religiusitas Sebagai Variabel Intervening Pada Usaha Pempek Di Kota Palembang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pengaruh Labelisasi Halal Terhadap Keputusan Pembelian Dengan Religiusitas Sebagai Variabel Intervening Pada Usaha Pempek Di Kota Palembang"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

Pengaruh Labelisasi Halal Terhadap Keputusan Pembelian

Dengan Religiusitas Sebagai Variabel Intervening

Pada Usaha Pempek Di Kota Palembang

Vera Andini

Program Magister Ekonomi Syariah, UIN Raden Fatah Palembang [email protected]

Dinnul Alfian Akbar UIN Raden Fatah Palembang

Chandra Zaky Maulana UIN Raden Fatah Palembang

Abstract: Islam teaches its people to consume halal, holy, and good foods and baverages. Consuming halal, holy and good foods and baverages is obligatory. The halalness of a food and beverage product is manifested in the form of halal certification and a halal sign accompanying a product. One of them is the pempek business in Palembang. This research uses quantitative research, the aim is to determine the influence of halal labeling on purchasing decisions with religiosity as an intervening variable. In this reseacrh, the data were collected by distributing questionnaires to 73 pempek consumers in Palembang using a saturated sample method to determine respondents’ responses to existing variables. The analysis was performed using the method of Structural Equation Modeling (SEM) based on partial least square (PLS). The results of the analysis show that halal labeling affects purchasing decisions in the pempek business in Palembang through religiosity as an intervening variable. It means that halal labeling is able to influence purchasing decisions in the pempek business in Palembang.

Keywords: halal labeling, religiosity, and purchasing decisions

Abstrak: Islam mengajarkan umatnya untuk mengkonsumsi makanan dan minuman yang halal, suci dan baik. Mengkonsumsi makanan dan minuman yang halal, suci dan baik hukumnya wajib. Kehalalan terhadap suatu produk makanan dan minuman diwujudkan dalam bentuk sertifikasi halal dan tanda halal yang menyertai suatu produk. Salah satunya adalah pada usaha pempek di kota Palembang. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif, tujuannya untuk mengetahui besarnya pengaruh labelisasi halal terhadap keputusan pembelian dengan religiusitas sebagai variabel intervening. Dalam penelitian ini data dikumpulkan dengan menyebarkan kuisioner terhadap 73 konsumen pempek di kota Palembang dengan menggunakan metode sampel jenuh untuk mengetahui tanggapan responden terhadap variabel yang ada. Analisis dilakukan dengan menggunakan metode Structural Equation Modelling (SEM) berbasis partial least square (PLS). Hasil analisis menunjukkan bahwa labelisasi halal berpengaruh terhadap keputusan pembelian pada usaha pempek di Kota Palembang melalui religiusitas sebagai varibael intervening. Artinya labelisasi halal mampu mempengaruhi keputusan pembelian pada usaha pempek di Kota Palembang.

Kata kunci: labelisasi halal, religiusitas dan keputusan pembelian.

1. PENDAHULUAN

Kota Palemba ng merupakan ibukota Provinsi Sumatera Selatan yang tidak saja terkenal sebagai kota budaya dan religion namun juga kota

yang terkenal akan kulinernya. Salah satu kuliner khasKota Palembang adalah pempek. Pempek adalah makanan khas Palembang yang terbuat dari daging ikan yang digiling lembut dan tepung sagu, serta beberapa komposisi lain seperti telur, garam, penyedap

(2)

rasa dan bawang putih yang dihaluskan. Untuk memproduksi suatu produk tidak hanya berdasarkan bahan baku saja tapi juga mulai dari tata cara produksi, bahan-bahan tambahan ataupun unsur-unsur lainnya yang menyertai produksi produk tersebut juga haruslah halal. Karena sudah dijelaskan dalam ajaran syariat Islam, tidak diperkenankan bagi kaum muslim untuk mengkonsumsi produk-produk tertentu karena substansi yang dikandung atau poses yang menyertainya.

Akan tetapi masyara kat saat ini mengkonsumsi suatu produk tidak lagi terlalu memperhatikan kehalalan suatu produk. Mereka kebanyakan hanya berpikiran secara sempit bahwa produk yang secara langsung di produksi dari bahan baku yang tidak halal (alkohol atau babi misalnya) adalah haram.

Dalam suatu kegiatan bisnis perizinan usaha merupakan sesuatu yang penting tetapi ada hal yang juga sangat penting yang harus dipunyai sebuah usaha kuliner yaitu serifikasi halal. Labelisasi label halal dari MUI ini sangat penting baik bagi konsumen maupun produsen. Bagi konsumen labelisasi halal akan memberikan rasa aman dan nyaman serta sesuai Syariat Agama Islam. Label halal ini gunanya memberikan rasa aman bagi para konsumen. Selain itu juga akan menjadi jamainan bagi mereka jika produk yang mereka konsumsi itu telah aman dari unsur tidak halal atau haram serta juga di produksi dengan proses yang halal dan beretika.

Sedangkan untuk produsen dengan adanya labelisasi halal maka akan meningkatkan dan membangun loyalitas dan kepercayaan konsumen yang mengkonsumsi produk-produk mereka. Jika suatu produk mempunya setifikasi halal maka akan memiliki daya saing yang lebih baik di bandingkan dengan produk yang tidak mencantumkan atau mempunyai sertifikasi halal.

Berdasarka n data yang diperoleh dar i Lembaga Pengkajian Pangan, Obat-obatan dan Kosmetik Majelis Ulama Indonesia (LPPOM MUI) Provinsi Sumatera Selatan jumlah usaha pempek di kota Palembang yang sudah memiliki sertifikasi halal

adalah 73. Saat ini labelisasi halal dalam makanan dan minuman adalah hasil produk hukum yang dikeluarkan oleh Majelis Ulama Indonesia atau MUI sebagai upaya perlindungan konsumen terhadap makanan minuman yang dikonsumsi agar terhindar dar i bahan atau zat yang mengandung unsur keharaman, yang hal tersebut menjadi ranahnya LPPOM MUI.

Dengan demikian produk-produk yang tidak mencantumkan label halal pada kemasannya dianggap belum mendapat persetujuan lembaga berwenang (LPPOM-MUI) untuk diklasifikasikan kedalam daftar produk halal atau dianggap masih diragukan kehalalannya. Ketiadaan label itu akan membuat konsumen Muslim berhati-hati dalam memutuskan untuk mengkonsumsi atau tidak produk-produk tanpa label halal tersebut.

Dala m memahami dan memprediksi bagaimana seorang konsumen mengadopsi dan memproses informasi pada saat mengambil keputusan pembelian produk, konsumen yang tingkat religiusnya tinggi cenderung senantiasa membuat kriteria tertentu dalam mengevaluasi produk dengan tujuan untuk mengurangi tingkat risiko yang terkait dengan pembelian mereka. Konsumen yang religiusitasnya tinggi cenderung mencari informasi lebih lanjut tentang produk baru sebelum mencobanya, oleh karena itu, dalam mengadopsi produk baru, konsumen yang religiusitasnya tinggi lebih lambat.

Pada intinya pemahaman yang semakin baik tentang agama makin membuat konsumen Muslim menjadi semakin selektif dalam pemilihan produk yang dikonsumsi. Konsumen Muslim juga dilindungi oleh lembaga yang secara khusus bertugas untuk mengaudit produk-produk yang dikonsumsi oleh konsumen Muslim di Indonesia.

Religiusitas memiliki peran penting dalam kehidupan orang yang saleh. Identitas, sikap, nilai keyakinan agama yang mengungkapkan aspek kognitif, menekankan pada pemahaman religiusitas, praktek rit ual peribadata n. Tida k hanya itu keanggotaan dalam komunitas keagamaan yang mencerminkan perilaku ibadah, memiliki efek pada

(3)

pengambilan keputusan pembelian produk pada usaha pempek di Kota Palembang.

Dalam proses pengambilan keputusan pembelian produk halal, ada perbedaan antara konsumen yang memiliki nilai religiusitas baik. Dari hasil temuannya, Bonne, K., Vermeir, I. & Verbeke, W (2008) mengungkapkan nilai religiusitas konsumen yang menyebabkan proses pengambilan keputusan membeli menjadi perhatian penting khususnya bagi muslim.

Penelitian sebelumnya menunjukkan peran religiusitas dalam mengambil keputusan pembelian. Konsumen yang memiliki tingkat religiusitas yang tinggi cenderung kurang impulsif saat mengambil keputusan pembelian. Temuan ini menunjukkan bahwa konsumen yang religiusitasnya tinggi cenderung kurang impulsif, berperi relatif lebih matang, disiplin dan bertanggung jawab saat mengambil keputusan pembelian (Jalaluddin, 1991: 38).

Adanya perbedaan dalam proses pengambilan keputusan pembelian konsumen muslim dengan non muslim. Ini disebabkan ka rena melekatnya nilai-nilai religius yang menyebabkan proses pengambilan keputusan ini menjadi penting dalam umat Islam (Bonne K, dkk 2008: 5-2).

Selanjutnya konsumen yang religius lebih memprioritaskan memilih makanan yang halal dari pada makanan yang tidak halal (Ireland dan Rajabzadeh, 2011: 274-283).

2. KAJIAN PUSTAKA

2.1 Labelisasi Halal

Kata halal berasal dari bahasa arab yang berarti melepaskan dan tidak terikat. Secara etimologi halal berarti hal hal yang boleh dan dapat dilakukan karena bebas atau tidak terikat dengan ketentuan ketentuan yang melarangnya. Menurut LPPOM MUI (Lembaga Pengkajian Pangan, Obat, dan Kosmetik Majelis Ulama Indonesia), yang dimaksud

dengan produk halal adalah produk yang memenuhi syarat kehalalan sesuai Syari’at Islam. Syarat kehalalan produk tersebut meliputi:

1. Tidak mengandung babi dan bahan bahan yang berasal dari babi.

2. Tidak mengandung bahan-bahan yang diharamkan seperti; bahan yang berasal dari organ manusia, darah, dan kotoran-kotoran.

3. Semua bahan yang berasal dari hewan yang disembelih dengan syariat Islam.

4. Semua tempat penyimpanan tempat penjualan pengolahan dan transportasinya tidak boleh digunakan untuk babi; jika pernah digunakan untuk babi atau barang yang tidak halal lainnya terlebih dahulu dibersihkan dengan tata cara yang diatur menurut syariat.

Labelisasi halal adalah pencantuman tulisan atau pernyataan halal pada kemasan atau produk untuk menunjukkan bahwa produk yang dimaksud berstatus sebagai produk halal (Freddy Rangkuti, 2010: 8).

2.2 Religiusitas

Kata religi berasal dari bahasa latin religio yang akar katanya adalah religere yang berarti mengikat, religere berarti melaksanakan dengan sangat teliti atau dapat pula diartikan menyatukan diri. Disamping istilah religi sering pula dalam masyarakat digunakan istilah lain, seperti agama (Bahasa Indonesia), dien (Bahasa Arab) atau religion (Bahasa Inggris). Meskipun masing-masing mempunyai termonologis sendiri-sendiri akan tetapi dalam arti terminologis dan teknis yang berbeda akan tetapi semua istilah tersebut berartikan makna yang sama (Jalaluddin, 2010: 22).

Religiusitas adalah simbol, sistem keyakinan, sistem nilai, dan sistem perilaku yang terlembagakan, yang semuanya itu berpusat pada persoalan-persoalan yang dihayati sebagai yang paling maknawi (Riptono Sulis, 2018).

(4)

Menurut Glock & Stark (dalam Ancok, Djamaludin & Fuat Nasori Suroso) mengatakan bahwa terdapat lima dimensi dalam religiusitas, yaitu: 1. Dimensi Keyakinan atau Ideologis

Dimensi keyakinan adalah tingkatan sejauh mana seseorang menerima hal-hal yang dogmatik dalam agamanya, misalnya kepercayaan kepada Tuhan, malaikat, surga dan neraka. Pada dasarnya setiap agama juga menginginkan adanya unsur ketaatan bagi setiap pengikutnya.

Adapun dala m agama yang dianut oleh seseorang, maka yang terpenting adalah kemauan untuk mematuhi aturan yang berlaku dalam ajaran agama yang dianutnya. Jadi, dimensi keyakinan lebih bersifat doktriner yang harus ditaati oleh penganut agama. Dengan sendirinya dimensi keyakinan ini menuntut dilakukannya praktek-praktek peribadatan yang sesuai dengan nilai-nilai Islam. Masyarakat pengikut agama tertentu dalam menjalankan ritus-ritus yang berkaitan dengan agama.

2. Dimensi Praktek Dalam Agama Islam

Dapat dilakukan dengan menjalankan ibadah shalat, puasa, zakat, haji ataupun praktek muamalat lainnya.

3. Dimensi Pengalaman atau Eksperiensial

Dimensi pengalaman adalah perasaan-perasaan atau pengalaman yang pernah dialami dan dirasakan. Misalnya merasa dekat dengan Tuhan, merasa takut berbuat dosa, merasa doanya dikabulkan, diselamatkan oleh Tuhan, dan sebagainya.

4. Dimensi Pengetahuan Agama atau Intelektual Dimensi pengetahuan agama adalah dimensi yang menerangkan sebera pa jauh seseorang mengetahui tentang ajaran- ajaran agamanya, terutama yang ada di dalam kitab suci manapun yang lainnya. Paling tidak seseorang yang

beragama har us mengetahui hal-hal pokok mengenai dasar-dasar keyakinan, ritus-ritus, kitab suci dan tradisi. Dimensi ini dalam islam meliputi pengetahuan tentang isi Al-Quran, pokok-pokok ajaran yang harus di imani dan dilaksanakan, hukum Islam dan pemahaman terhadap kaidah-kaidah keilmuan ekonomi Islam/perbankan syariah.

5. Dimensi Konsekuensi

Yaitu dimensi yang mengukur sejauhmana perilaku seseorang dimotivasi oleh ajaran-ajaran agamanya dalam kehidupan sosial, misalnya apakah ia mengunjungi tetangganya sakit, menolong orang yang kesulitan, mendermakan hartanya dan sebagainya.

2.3 Keputusan Pembelian

Menurut Kotler (2005), “Keputusan pembelian adalah Suatu tahap dimana konsumen telah memiliki pilihan dan siap untuk melakukan pembelian atau pertukaran antara uang dan janji untuk membayar denganhak kepemilikan atau penggunaan suatu barang atau jasa”. Kotler (2005) juga menjelaskan yang dimaksud dengan keputusan pembelian adalah suatu proses penyelesaian masalah yang terdiri dari menganalisa atau pengenalan kebutuhan dan keinginan hingga perilaku setelah pembelian.

Tahap – tahap Proses Pengambilan Keputusan Pembelian

Menurut Kotler & Keller (2009) tahap – tahap proses keputusan pembelian konsumen yaitu:

1. Pengenalan Masalah (Need Recognition) Proses pembelian dimulai ketika pembeli menyadari suatu masalah atau kebutuhan yang dipicu oleh rangsangan internal atau eksternal. Dengan rangsangan internal, salah satu kebutuhan maksimum dan menjadi dorongan atau kebutuhan bisa timbul akibat rangsangan eksternal.

(5)

2. Pencarian Informasi (Information Search) Ternyata, konsumen sering mencari jumlah informasi yang terbatas. Survei memperlihatkan untuk barang tahan lama, setengah dari semua konsumen hanya melihat satu toko, dan hanya 30% yang melihat lebih dari satu merek peralatan. Keadaan pencarian yang lebih rendah disebut perhatian tajam. Pada tingkat ini seseorang hanya menjadi lebih reseptif terhadap informasi tentang sebu ah produk. Pada tingkat berikut nya, seseorang dapat memasuki pencarian informasi aktif: mencari bahan bacaan, menelepon teman, melakukan kegiatan online, dan mengunjungi toko untuk mempelajari produk tersebut.

Sumber informasi terdiri dari empat kelompok, yaitu:

a. Pribadi: Keluarga, teman, tetangga, rekan. b. Komersial: Iklan, situs Web, wiraniaga, penyalur,

kemasan, tampilan.

c. Publik: Media massa, organisasi pemeringkat konsumen.

d. Eksperimental: Penanganan, pemeriksaan, penggunaan produk.

3. Evaluasi Alternatif (Evaluation of Alternative) Beberapa konsep yang akan membantu dalam memahami proses evaluasi.

Pert ama, konsumen berusaha memua skan sebuah kebutuhan.

Kedua, konsumen mencari manfaat tertentu dari solusi produk.

Ketiga, konsumen melihat masing-ma sing produk sebagai sekelompok atribut dengan berbagai kemampuan untuk menghantarkan manfaat yang diperlukan untuk memuaskan kebutuhan ini. Konsumen akan memberikan perhatian terbesar pada a tribut yang menghantarkan manfaat ya ng memenuhi kebutuhan.

Mela lui pengalaman dan pembelaja ran, masyarakat mendapatkan keyakinan dan sikap.

Selanjutnya, keyakinan dan sikap mempengaruhi perilaku konsumen. Konsumen sampai pada sikap terhadap berbagai merek melalui prosedur penilaian atribut. Konsumen mengembangkan sejumlah keyakinan dimana masing –masing merek terdiri ata s setiap atribut. Model ekspektansi nilai (expectancy-value model) pembentukan sikap menduga bahwa konsumen mengevaluasi produk dan jasa dengan menggabungkan keyakinan merek mer eka positif dan negatif berda sarkan arti pentingnya.

4. Keputusan Pembelian (Purchase behavior) Dala m melaksanakan maksud pembelian, konsumen dapa t membentuk lima sub keputusan: merek, penyalur, kuantitas, waktu dan metode pembaya ran. Jika konsumen membentuk evaluasi merek, dua faktor umum dapat mengintervensi antara maksud pembelian dan keputusan pembelian.

5. Perilaku Pasca Pembelian (Post purchase behavior)

Setelah pembelian, konsumen mungkin mengalami konflik dikar enakan melihat fitur mengkhawatirkan tertentu atau mendengar hal – hal menyenangkan tentang merek lain dan waspada terhadap informasi yang mendukung keputusannya.

2.4 Kerangka Pemikiran

Sebagai gambaran mengenai penyusunan penelitian ini maka diperlukan suatu kerangka pemikiran yang terperinci, jelas dan cermat. Kerangka berpikir merupakan model konseptual tentang teori yang berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai masalah yang penting.

Untuk mengetahui bagaimana hubungan dan kaitannya antar variabel dalam penelitian ini dapat digambarkan secara skematik dapat dilihat pada gambar berikut ini:

(6)

Sumber: data diolah peneliti

Gambar 1. Kerangka Konseptual 2.5 Hipotesis

Hipotesis penelitian adalah hipotesis yang dirusmuskan untuk menjawab permasalahan dengan menggunakan teori-teori yang ada hubungannya (relevan) dengan masalah penelitian dan belum berdasarkan fakta serta dukungan data yang nyata di lapangan.

H1 : Labelisasi Halal berpengaruh positif dan signifikan secara langsung terhadap Keputusan Pembelian

H2 : Labelisasi Halal berpengaruh positif dan signifikan terhadap Religiusitas

H3 : Religiusitas berpengaruh positif dan signifikan terhadap Keputusan Pembelian

H4 : Labelisasi Halal berpengaruh positif dan signifikan terhadap Keputusan Pembelian melalui Religiusitas sebagai variabel intervening

3. METODE PENELITIAN

Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini yaitu analisis jalur (path analysis). Metode analisis ini dapat digunakan untuk mengetahui besarnya pengaruh hubungan antara labelisasi halal terhadap keputusan pembelian dengan religiusitas sebagai variabel intervening pada usaha pempek di kota Palembang.

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dengan teknik pengumpulan data dilakukan dengan penyebaran kuisioner. Populasi penelitian ini adalah seluruh konsumen pada usaha pempek di kota Palembang yang sudah memiliki sertifikasi halal yang berjumlah 73. Metode sampel yang digunakan metode sampling jenuh. Metode sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Jumlah responden adalah 73 orang. Kuisioner tersebut di distribusikan di beberapa usaha pempek di kota Palembang yang sudah memiliki sertifikasi halal.

Pada penelitian ini analisis data yang digunakan adalah uji validitas, uji reliabilitas, dan uji hipotesis

(7)

dengan SEM (Structur Equation Modeling). Uji validitas dilakukan dengan melihat korelasi antara variabel satu dengan yang lain. Metode yang digunakan adalah uji validitas kovergen, dimana nilai loading factor dari setiap indikator perntanyaan harus lebih besar dari 0,50. Dengan begitu seluruh variabel teramati, yang dituangkan melalui setiap perntanyaan dalam kuisioner, dapat dengan tepat mengukur variabel latennya.

Berdasarkan hasil perhitungan ini, maka variabel dalam kuisioner dianggap valid dan dapat digunakan untuk pengolahan data.

Uji Reliabilitas dalam penelitian ini menggunkan metode Cronbach’s Alpha yang dianggap reliabel apabila memiliki nilai cronbach’S alpha lebih dari 0.6. Apabila seluruh variabel memiliki koefisien alpha lebih besar dari 0,6. Artinya kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini dianggap reliabel, karena menunjukan tingkat konsistensi dan keakuratan yang baik.

Uji hipotesis dilakukan untuk mengetahui hubungan adanya pengaruh atau tidak antar variabel penelitian dengan metode resampling bootstrap yang dikembangkan oleh geisser. Pengujian hipotesis menggunakan a nalisis full model Struktural Equation Modeling (SEM) dengan smartPLS. Da la m full model SEM denga n PLS selain memprediksi model, juga menjelaskan ada atau tidaknya hubungan antar variabel laten.

Hipotesis penelitian diterima jika nilai weight dari hubungan antar variabel laten menunjukkan arah dengan nilai t-statistik di atas nilai t-tabel 1,96 untuk = 0,5: Hipotesis penelitian ditolak jika nilai weight dari hubungan antar variabel menunjukkan nilai t-statistik dibawah nilai t-tabel untuk = 0,5.

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Pengujian Model Pengukuran (Measurement Model)

a. Outher Loading Factor

Nilai loading factor sebesar 0,50 atau lebih dianggap memiliki validasi yang cukup kuat untuk menjelaskan konstruk laten. Nilai outer loading awal pada variabel labelisasi halal, keputusan pembelian dan religiusitas dapat dilihat pada Tabel IV.8 berikut Menurut Yamin dan Kurniawan (2011) indikator yang memiliki nilai loading factor antara 0.5 -0.6 dapat diterima.

Berdasarkan tabel 1, menunjukan bahwa semua variabel penelitian memiliki nilai nilai outer loading dari setiap item – item pertanyaan > loading factor 0,50, yang artinya dapat diterima atau lebih dianggap memiliki validasi yang cukup kuat untuk menjelaskan konstruk laten.

b. Uji Reliabilitas dan Validitas Tabel 1. Outher Loading

Sumber: Hasil penelitian diolah dengan smartPLS 3.0, 2021

(8)

Instrument realiabilitas dalam penelitian ini diukur dengan dua kriteria yaitu nilai composite reliability dan cronbach’salpha. Penggunaan cronbach’s alpha cendrung menaksirkan lebih renda reliabilitas variabel dibandingkan composite reliability sehingga dis arankan untuk

Berdasarkan tabel 2, menunjukan bahwa semua variabel penelitian memiliki nilai cronbach’s alpha dan composite reliability di atas 0,70. Oleh karena itu indikator yang digunakan dalam variabel penelitian ini dikatakan reliabel. Sedangkan validitas mengunakan nilai average variance axtracted (AVE) dengan nilai batasan diatas 0,50, pada 2 terlihat bahwa semua variabel memiliki nilai AVE diatas 0,50. Hal ini dapat diartikan bahwa keseluruhan indikator dan variabel dinyatakan valid.

Pada tabel 3 Perbandingan nilai akar AVE memperlihatkan bahwa masing-masing dari nilai tersebut lebih besar dibandingkan dengan korelasi antar variabel lainya, sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa semua variabel laten dalam penelitian memiliki construct validity dan discriminant validity yang baik.

1. Pengujian Structural Model

Pengujian structural model dilakukan untuk melihat hubungan antara konstruk, nilai signifikansi

Tabel 2. Construct Reliability dan Validity

menggunakan composite reliability menurut Haryono (2017). Sebuah konstruk dapat dikatakan reliabel apabila nilai cronbach’s alpha lebih 0,70 sedangkan menurut Ghozali (2005) variabel dikatakan reriabel jika nilai composite reliability di atas 0,70.

c. Uji Korelasi Diskriminan

Uji korelasi diskriminan dilakukan untuk melihat korelasi antara konstruk dengan konstruk lainya. Jika nilai akar kuadrad (square root of average) AVE setiap konstruk lebih besar daripada nilai korelasi antara konstruk dengan konsturk lainya dalam model maka dapat disimpulkan bahwa konstruk memiliki tingkat validitas yang baik.

dan R-square dari model penelitian. Nilai R-square dapat digunakan untuk menilai pengaruh variabel independen tertentu terhadap variabel dependen. Nilai estimasi R-square dapat dilihat pada Tabel berikut ini.

Sumber:: Hasil penelitian diolah dengan smartPLS 3.0, 2021

Tabel 3. Nilai Discriminant Validity

Sumber:: Hasil penelitian diolah dengan smartPLS 3.0, 2021

(9)

Berdasarkan tabel 4 diketahui bahwa nilai R-square untuk var iabel pengambilan keputusan sebesar 0,93 7 atau 93,7% yang dapa t di interprestasikan bahwa besarnya faktor yang mempengar uhi pengambilan keputusan dalam membeli produk usaha pempek di Kota Palembang dapat dijelaskan oleh faktor labelisasi halal, dan religiusitas. Sedangkan 6.3% dijelaskan oleh faktor lainnya yang tidak diteliti oleh penulis. Nilai R-square untuk variabel religiusitas sebesar 0,680 atau 68,% dipengaruhi oleh labelisasi halal, keputusan pembelian dan religiusitas sedangkan sisanya sebesar 32% dipengaruhi oleh variabel lain diluar penelitian ini.

1. Analisis Langsung dan Tidak Langsung a. Analisis Pengaruh Langsung

Diterima atau tidaknya sebuah hipotesis yang diajukan, perlu dilakukan pengujian hipotesis dengan menggunakan fungsi Bootstripping pada SmartPLS 3.0. Hipotesis diterima pada saat tingkat signifikan lebih kecil dari 0,05 atau t-value melebihi nilai kritisnya. Nilai t statistics untuk tingkat signifikansi 5% sebesar 1,96. dapat dilihat pada gambar path diagram serta tabel Hasil Path Coefficient berkut ini:

Sumber:: Hasil penelitian diolah dengan smartPLS 3.0, 2021 Gambar 2. Path Diagram

Tabel 5. Uji Hipotesis Hasil Path Coefficient

(10)

Dari path coefficient di atas dapat dilihat nilai original sampel, p value atau t statistics yang digunakan sebagai acuan untuk mengambil keputusan hipotesis diterima atau hipotesis ditolak. Hipotesis dapat diterima

Berdasarkan tabel 6 pengaruh tidak langsung labelisasi halal terhadap keputusan pembelian memiliki nillai signifikan ini dapat dilihat dari nilai t statistic 5.800 > 1.96 dan value 0.000 < 0.05. berdasarkan hasil indirect effect variabel religiusitas dapat memediasi hubungan antara variabel labelisasi halal terhadap keputusan pembelian.

4.2 Pembahasan

Seperti yang telah dipaparkan pada kerangka pemikiran, penelitian ini memilliki 4 hipotsis yang akan dibahas hasilnya satu persatu berdasarkan data penelitian yang telah diolah menggunakan smartPLS versi 3.0.

1. Pengaruh L abelisasi Halal Terhadap Keputusan Pembelian

Dari hasil penelitian terdapat pengaruh positif dan signifikan antara labelisasi halal terhadap keputusan pembelian pada usaha pempek di Kota Palembang. Hal ini sesuai dengan hasil path coeffi-cients dengan nilai original sampel 0.347yang menunjukan angka positif dengan nilai t-hitung 3.012 lebih besar dari nilai t-tabel 1.96 dan nilai p-value 0.003 lebih kecil dari 0.05 sehingga dapat dikatakan variabel labelisasi halal berpengaruh signifikan terhadap variabel keputusan pembelian, maka dapat dikatakan hipotesis kesatu diterima. Hasil ini dapat di interprestasikan bahwa labelisasi halal sangat mempengaruhi keputusan konsumen dalam membeli produk usaha pempek di Kota Palembang.

Tabel 6. Uji Hipotesis

jika nilai t statistics > t tabel atau p value < 0,05. a. Analisis Pengaruh Tidak Lang sung

(Mediasi)

Berdasarkan hasil analisis deskriftif variabel labelisasi halal diperoleh nilai rata-rata sebesar 8,284 angka tersebut termasuk dalam kategori tinggi. Hal ini menunjukan bahwa Labelisasi halal ini digunakan untuk memberikan informasi kepada konsumen, bahwa produk tersebut adalah produk yang sudah berstatus halal. Sertifikasi dan labelisasi adalah dua hal yang saling berkaitan. Sertifikasi halal yang dikeluarkan MUI guna menjadi syarat pencantuman logo atau label halal pada produk.

2. Pengaruh L abelisasi Halal Terhadap Religiusitas

Dari hasil penelitian terdapat pengaruh signifikan antara labelisasi halal terhadap religiusitas pada usaha pempek di Kota Palembang. Hal ini sesuai dengan hasil path coefficients dengan nilai original sampel 0.825 yang menunjukan angka positif dengan nilai t-hitung 14.582 lebih besar dari nilai t-tabel 1.96 dan nilai p-value 0.000 lebih kecil dari 0.05 sehingga dapat dikatakan variabel labelisasi halal berpengaruh signifikan terhadap variabel religiusitas, maka dapat dikatakan hipotesis kedua diterima.

Berdasarkan hasil analisis deskriptif variabel labelisasi halal diperoleh nilai rata-rata sebesar 8,284 angka tersebut termasuk dalam ketegori tinggi. Hal ini menunjukan bahwa dorongan orang-orang sekitar atau lingkungan mampu mempengaruhi konsumen untuk membeli pempek di Kota Palembang.

(11)

3. Pengaruh Religiusit as Terhadap Keputusan Pembelian

Dari hasil penelitian terdapat pengaruh positif dan signifikan antara religiusitas terhadap keputusan pembelian pempek beringin di Palembang. Hal ini sesuai dengan hasil path coefficients dengan nilai original sampel 0.662 yang menunjukan angka positif dengan nilai hitung 6.154 lebih besar dari nilai t-tabel 1.96 dan nilai p-value 0.000 lebih kecil dari 0.05 sehingga dapat dikatakan variabel religiusitas berpengaruh signifikan terhadap variabel keputusan pembelian, maka dapat dikatakan hipotesis ketiga diterima. Hasil ini dapat di interpretasikan bahwa konsumen yang religiusitasnya tinggi cenderung kurang impulsif, berperilaku relatif lebih matang, disiplin dan bertanggung jawab saat mengambil keputusan pembelian. Berdasarkan hasil analisis deskriptif variabel religiusitas diperoleh nilai rata-rata sebesar 8.354 angka tersebut termasuk dalam ketegori tinggi. Hal ini menunjukan bahwa baiknya religiusitas mampu mempengaruhi keputusan pembelian pempek di Kota Palembang.

4. Pengaruh L abelisasi Halal Terhadap Keputusan Pembelian Dimediasi oleh Religiusitas

Hipotesis keempat dalam penelitian ini menyatakan bahwa religiusitas secara signifikan dapat memediasi pengaruh labelisasi halal terhadap keputusan pembelian pada konsumen pempek beringin di palembang. Hal ini sesuai dengan hasil path coefficients dengan nilai original sampel 0.546 yang menunjukan angka positif dengan nilai t-hitung 5.800 lebih besar dari nilai t-tabel 1.96 dan nilai p-value 0.000 lebih kecil dari 0.05 maka dapat dikatakan hipotesis keempat diterima. Hasil ini dapat di interpretasikan bahwa baiknya religiusitas mampu memediasi labelisasi halal terhadap keputusan pembelian pada konsumen pempek beringin di Palembang. Berdasarkan hasil analisis deskriptif variabel keputusan pembelian diperoleh nilai rata-rata sebesar 8.39 angka tersebut termasuk dalam ketegori tinggi. Hal ini menunjukan bahwa keputusan pembelian mampu mempengaruhi konsumen untuk membeli pada pempek di Kota palembang.

5. PENUTUP

5.1 Simpulan

Simpulan pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Hasil penelitian menunjukan bahwa labelisasi halal secara langsung berpengaruh terhadap keputusan pembelian pada usa ha pempek di Kota Palembang.

2. Hasil penelitian menunjukan bahwa religiusitas berpengaruh terhadap keputusan pembelian pada usaha pempek di Kota Palembang.

3. Hasil penelitian menunjukan bahwa labelisasi halal pengaruh signifikan terhadap religiusitas pada usaha pempek di Kota Palembang.

4. Hasil penelitian menunjukan bahwa labelisasi halal berpengaruh terhadap keputusan pembelian pada konsumen pempek beringin di palembang melalui religiusitas sebagai varibael intervening. Artinya labelisasi halal mampu mempengaruhi keputusan konsumen dalam membeli pempek di Kota Palembang. Efek mediasimya Labelisasi halal berpengaruh terhadap keputusan pembelian yang dimediasi oleh religiusitas sebagai (partial mediation).

5.2 Saran

Saran pada pengusaha pempek di Kota Palembang adalah sebagai berikut:

1. Pengusaha pempek seb aiknya t etap mencantumkan label halal pada semua produk yang dikonsumsi oleh konsumen dan dijual di pasaran, serta menambah pencantuman label halal bagi produk yang belum mendapat label halal. 2. Berdasarkan simpulan tersebut maka dapat

diajukan saran pengusaha pempek di Kota Palembang, diharapkan mau memberikan solusi kepada konsumen jika ada masalah-masalah dalam proses pembelian produk, sehingga produk

(12)

usaha yang diberikan dapat memuaskan dan meningkatkan pembelian produk dengan baik.

Saran pada penelitian selanjutnya adalah sebagai berikut:

1. Penelitian ini hanya dilakukan pada konsumen pempek di Kota Palembang. Oleh karena itu penelitian selanjutnya dilakukan pada konsumen pada tempat yang lain.

2. Penelitian yang dilakukan hanya menguji pengaruh variabel labelisasi halal, keputusan pembelian dan religiusitas. Oleh karena itu penelitian selanjutnya menguji variabel-variabel lain yang berpengaruh terhadap keputusan pembelian yang lainnya.

DAFTAR PUSTAKA

[1] Ancok, Jamaludin dan Fuad Anshari Suroso. 2001, Psikologi Islam: Solusi Islam Atas Problema Problema Psikologi, Pustaka Pelajar, Yogyakarta.

[2] Bonne, K., Iris Vermeir dan Wim Verbeke. 2008, Impact of Religion o n Halal Meat Consumption Decision Making in Belgium, Journal of International Food & Agribusiness Marketing, 21:1, 5-2

[3] Djamaludi, Ancok & Fuat Nasori Suroso. 2008, Psikologi Islami: Solusi Islam atas Problem-Problem Psikologi Cetakan VII, Pustaka Pelajar, Yogyakarta.

[4] Ghozali, Imam. 2005, Aplikasi Analisis Multivariate dengan SPSS, Badan Penerbit UNDIP, Semarang.

[5] Haryono, Siwoyo. 2017, Metode SEM untuk Penelitian Manajemen Amos Lisrel PLS, Luxima Kemendikbud RI, Jakarta.

[6] J, Ireland. and Rajabzadeh, S. A. 2011, UAE Consumer Concerns About Halal Products, Journal of Islamic Marketing, Vol. 2 No.3, pp. 274-283.

]7] Jalaluddin. 2010, Psikologi Agama, Rajawali Pers, Jakarta.

[8] Kotler, Philip dan Kevin Lane Keller. 2009, Manajemen Pemasaran, Erlangga, Jakarta. [9] Kotler, Philip. 2005, Manajemen Pemasaran

Jilid 1 dan 2, Indeks, Jakarta.

[10] Rangkuti, Freddy. 2010, Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

]11] Sulis, Riptiono. 2018, Pengaruh Islam Religiosity dan Norma Subjektif Terhadap Niat Beli Trend Busana Muslim: An Extended of Theory of Reason Action, Jurnal Ekonomi dan Teknik Informatika, Vol.6, No. 2.

[12] Yamin, Sofyan., Lien A. Rachmach, dan Heri Kurniawan. 2011, Regresi dan Korelasi Dalam Genggaman Anda, Salemba Empat, Jakarta.

Gambar

Gambar 1. Kerangka Konseptual 2.5 Hipotesis
Tabel 2. Construct Reliability dan Validity
Tabel 5. Uji Hipotesis Hasil  Path Coefficient
Tabel 6. Uji Hipotesis

Referensi

Dokumen terkait

Adapun  tujuan  dari  penelitian  ini  adalah  mengetahui  kadar  antioksidan  dalam  minuman  instan  serbuk  kulit  manggis  (Garcinia  mangostana  L)  dan 

Dioda merupakan suatu piranti dua elektroda dengan arah arus yang tertentu, dapat juga dikatakan dioda bekerja sebagai penghantar bila tegangan listrik diberikan dalam arah

entertainment-social value terhadap idola pop mengenai pemujaan terhadap idola pop dan yang disukai, sedangkan ketiga partisipan lainnya pemilihan pasangan

Jika faktor di atas kertas saja tidak mampu meyakinkan panglima untuk menang bagaimana dia dapat meyakinkan rakyat dan prajuritnya bahwa mereka semua akan berperang dan menang..

Prosedur pelak- sanaannya adalah sebagai berikut: (a) melaksanakan pembelajaran pada kelas yang belum memperoleh materi zat padat, cair dan gas dengan meng- gunakan

diberikan bagi karyawan yang sudah mampu bekerja dengan baik dan maksimal sehingga para karyawan semakin giat bekerja jika hasil yang dicapai dari pekerjaan

Dari segi teoritis penelitian ini untuk mengetahui Bagaimana bentuk Komodifikasi Bahasa Daerah Dalam Media Massa Televisi yang terjadi pada tayangan berita Pojok Kampung

pemerintahan dipilih menjadi pusat pertumbuhan baru. 2) Pembangunan infrastruktur dan suprastruktur ekonomi.Hal ini akan dapat memacu pendapatan masyarakat dan pemda. Dengan