• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tahun 2017, Nilai Tes SBMPTN Digunakan untuk Seleksi Jalur Mandiri UNAIR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Tahun 2017, Nilai Tes SBMPTN Digunakan untuk Seleksi Jalur Mandiri UNAIR"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

Tahun 2017, Nilai Tes SBMPTN

Digunakan untuk Seleksi Jalur

Mandiri UNAIR

UNAIR NEWS – Ada kebijakan berbeda dalam proses seleksi

penerimaan mahasiswa baru jalur Mandiri Universitas Airlangga. Seleksi penerimaan mahasiswa baru di UNAIR jalur Mandiri tak lagi menggunakan tes tulis, melainkan nilai tes SBMPTN (seleksi bersama masuk perguruan tinggi negeri) tahun 2017. Hal tersebut disampaikan oleh Rektor UNAIR Prof. Dr. Mochammad Nasih, dalam jumpa pers di salah satu rumah makan di Surabaya, Rabu (19/4).

“Pada tahun 2017, ada yang agak berbeda dengan jalur Mandiri. Kami mensyaratkan, lulusan tahun 2015, 2016, dan 2017, yang ingin mengikuti seleksi jalur Mandiri UNAIR harus mengikuti ujian SBMPTN 2017. Pada waktu mendaftar jalur Mandiri, peserta harus menyertakan kartu SBMPTN,” tutur Nasih.

Nasih mengatakan, penggunaan nilai ujian SBMPTN bukanlah tanpa sebab. Ia ingin agar proses seleksi jalur Mandiri berjalan lebih sederhana dari sebelumnya. Pasalnya, selama ini, peserta tes jalur Mandiri mengerjakan ujian tertulis berupa tes potensi akademik dan tes berdasarkan kelompok ilmu pengetahuan. Selain itu, soal ujian SBMPTN juga sudah memiliki bobot yang sesuai.

Sehingga nantinya, para peserta jalur Mandiri cukup menggunakan nilai tes SBMPTN, prestasi-prestasi akademik dan kesiswaan selama sekolah, dan surat kesanggupan membayar biaya perkuliahan jalur Mandiri.

Prodi tak harus sama

(2)

program studi yang dipilih. Bila peserta kelompok ujian Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) di SBMPTN 2017 ingin memilih program studi kelompok Ilmu Pengetahuan Sosial di jalur Mandiri UNAIR, peserta diwajibkan mengikuti kelompok Ujian Campuran di SBMPTN 2017.

“Misalnya, peserta SBMPTN memilih Kedokteran, tetapi dia ingin memilih Komunikasi saat jalur Mandiri. Dia harus mengikuti ujian IPC saat SBMPTN, baru bisa diterima di Komunikasi jalur Mandiri. Sebab, kita akan menggunakan nilai SBMPTN yang satu rumpun ilmu (untuk bisa diterima di jalur Mandiri UNAIR),” terang Nasih.

Pada pendaftar Bidikmisi atau yang kurang mampu secara ekonomi, mereka akan dibebaskan biaya pendaftaran. Asalkan, mereka memiliki nomor pendaftar Bidikmisi.

Di akhir jumpa pers, Rektor kembali mengimbau agar para lulusan sekolah menengah atas yang ingin mengikuti seleksi penerimaan mahasiswa baru jalur Mandiri UNAIR, segera mempersiapkan diri lebih awal dengan mengikuti ujian SBMPTN 2017. Sementara itu, jadwal kegiatan jalur Mandiri akan segera diperbarui di laman Pusat Penerimaan Mahasiswa Baru.

Untuk mengikuti seleksi jalur Mandiri UNAIR, peserta kelompok IPA/IPS dengan dua pilihan program studi, dikenakan biaya formulir sebesar Rp 300ribu, sementara kelompok IPC dikenakan biaya sebesar Rp 500ribu.

Pada tahun 2017, UNAIR akan menerima sebanyak 5.225 mahasiswa baru jenjang sarjana. Pada jalur seleksi nasional masuk perguruan tinggi negeri (SNMPTN), UNAIR akan menerima 1.824 mahasiswa, jalur SBMPTN 1.830 mahasiswa, dan jalur Mandiri 1.571 mahasiswa.

(3)

Metformin, Obat Diabetes

Dengan Seratus Manfaat

UNAIR NEWS – Obat Metformin telah lama terbukti dapat

menurunkan kadar gula darah. Namun kebaikan Metformin tidak sebatas itu saja. Bagi penyandang diabetes, mengonsumsi Metformin dalam dosis tepat ternyata juga bisa memberikan proteksi lebih bagi penyandang diabetes melitus (DM), khususnya bagi mereka perokok aktif.

Metformin merupakan obat lama yang menurut guideline dari American Diabetes Association (ADA) masih menjadi terapi lini pertama penyakit diabetes. Secara biomolekuler, obat ini memiliki seratus manfaat. Selain sebagai obat antidiabetes, obat ini juga dapat memberikan efek protektif terhadap sistem metabolik, melindungi jantung dan ginjal. Bahkan dapat mencegah pertumbuhan sel tumor (MCRC).

Hal ini disampaikan Ketua Perkumpulan Endokrinologi Indonesia (PERKENI) Prof. Dr. dr. Askandar Tjokroprawiro, SpPD, K-EMD, FINASIM. Dalam kesempatan khusus, Prof Askandar mengungkapkan efek proteksi yang diperoleh dengan mengonsumsi metformin telah banyak dipublikasikan di berbagai penelitian di luar negeri.

“Sudah banyak dipublikasikan penelitian tentang benefit lebih dari Metformin ini. Mengonsumsi Metformin dalam jangka panjang mampu memperkecil benjolan tumor pada payudara maupun usus besar,” ungkapnya.

Berdasarkan hasil penelitian pada Journal of Diabetes 2016 di UK diperoleh kesimpulan bahwa pada pasien DM perokok aktif yang mengonsumsi Metformin mengalami resiko penyakit jantung koroner sebesar 24 persen lebih rendah di bandingkan dengan DM

(4)

perokok aktif yang tidak mengonsumsi obat tersebut. Bahkan, resiko kematiannya hanya sebesar 48 persen lebih rendah dibanding dengan DM yang tidak mengonsumsi. Prof. Askandar menekankan, meskipun kebaikan Metformin membawa dampak mencegah efek nikotin terhadap resiko kanker, namun ada baiknya jika penyandang diabetes menghindari kebiasaan merokok.

Selain itu, Metformin ternyata dapat menghambat pertumbuhan tahi lalat. Bahkan, Obat ini dianjurkan pula bagi orang-orang yang gemar mengonsumsi makanan berlemak. Karena, efek Metformin dapat menghambat terjadinya penyempitan pembuluh darah. Metformin juga baik dikonsumsi oleh penderita hipotiroit. “Jika dikonsumsi oleh penderita serangan jantung, maka infact-nya tidak mudah meluas,” jelasnya.

Meskipun banyak memberikan proteksi, penggunaannya Metformin harus diawali dengan rekomendasi dokter untuk memastikan kondisi ginjal terlebih dulu. Mengingat pemakaian obat tersebut haris dalam kondisi ginjal yang baik dan dengan takaran dosis yang tepat.

“Konsumsi Metformin tidak bisa asal-asalan. Tetap ada dosisnya, yaitu 500-200 ml/gram perhari. Itu pun dengan catatan kondisi ginjal harus baik. Karena jika tidak, Metformin justru akan memberikan efek komulatif mengendap di ginjal,” jelasnya.

Prof. Askandar menuturkan, Metformin adalah salah satu solusi. Namun sebenarnya yang lebih penting adalah memperbaiki gaya hidup dengan mengatur dan menjaga pola makan, serta rutin melakukan aktifitas fisik.

Sementara itu, pasien DM seringkali khawatir bila rutinitas mengonsumsi obat diabetes seumur hidup dapat merusak ginjal. Padahal sebenarnya tidak demikian. Prof Askandar menegaskan, obat-obatan untuk diabetes dan hipertensi tidak memiliki dampak buruk pada ginjal. Obat diabetes maupun hipertensi yang

(5)

diberikan kepada pasien justru dapat melindungi ginjal dari kerusakan. Bila tidak dikonsumsi malah mengakibatkan gula darah dan tekanan darah jadi tidak terkontrol yang justru dapat merusak ginjal.

Sebenarnya ada beberapa jenis obat yang memiliki efek samping terhadap kerusakan ginjal, seperti obat pereda nyeri dan rematik. Obat-obatan tersebut tetap aman dikonsumsi apabila mengalami keluhan, dosisnya pun harus sesuai, tidak berlebihan.

Oleh karena itu, Prof. Askandar berharap tenaga medis dapat memberikan pemahaman yang tepat kepada para pasiennya. Khususnya terhadap kepatuhan dalam mengonsumsi obat-obatan untuk mengontrol kadar gula darah.

Maka dari itu, tenaga medis perlu melakukan perbaruan skill dengan mengikuti berbagai kegiatan symposium. Seperti acara Quadruple Joint Symposium oleh Pusat Diabetes dan Nutrisi Surabaya-RSUD Dr. Soetomo- FK UNAIR misalnya. Kali ini acara tersebut mengambil tema berjudul “ Cardiometabolic Health Toward-2020. Challenge in Prevention and Treatment of Obesity, MetS, CMR and the CMDs.

Kegiatan ini rutin diselenggarakan tiap tahun. Diselenggarakan oleh Perkumpulan Endokrinologi Indonesia (PERKENI) cabang Surabaya bekerjasama degan Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI) Cabang Surabaya. Acara ini menghadirkan pembicara dan sejumlah pakar dari 14 pusat diabetes di seluruh Indonesia. Acara tersebut membahas, mencari solusi dan merumuskan informasi ilmiah terkini untuk para dokter dan tenaga kesehatan.

Penulis: Sefya Hayu Editor: Nuri Hermawan

(6)

Mahasiswa UNAIR Teliti Bahaya

Asap Rokok Elektrik dan Asap

Rokok Konvensional

UNAIR NEWS – Merokok merupakan salah satu gaya hidup masyarakat Indonesia yang tidak dianjurkan untuk kesehatan. Dari hasil Riskesdas 2013, ada peningkatan proporsi penduduk Indonesia usia sekitar 15 tahun yang merokok setiap tahunnya. Pemerintah mulai berupaya menurunkan jumlah perokok dengan memberikan pernyataan mengenai kenaikan harga rokok konvensional pada tahun 2016. Pernyataan tersebut membuat sebagian perokok konvensional beralih ke rokok elektrik (vapor) yang dianggap lebih aman.

Lima mahasiwa jurusan Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi (FST) Universitas Airlangga dalam penelitiannya berhasil membandingkan pengaruh antara asap rokok elektrik dan asap rokok konvensional terhadap paru-paru tikus putih (Rattus norvegicus). Hasil penelitiannya dituangkan dalam Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) dengan judul “Perbandingan Pengaruh Asap Rokok Elektrik dan Asap Rokok Konvensional terhadap Pulmo Tikus Putih (Rattus norvegicus)”.

Hasil penelitian mahasiwa tersebut, yaitu Yoan Asri Triantara (ketua tim), Inggit Almira, Sarwan Adi Kusumo, Muhammad Fajar, dan Dicky Darmawan, berhasil lolos dari penilaian Dirjen Dikti dan berhak atas dana hibah penelitian Kemenristekdikti dalam program PKM tahun 2017.

(7)

DIANTARA proses pemaparan asap rokok pada tikus putih. (Foto: Dok PKMPE)

Diterangkan oleh Yoan Asri, penelitian untuk mengetahui seberapa kerusakan paru melalui jumlah makrofag alveolar dan karakter histopatologis pada tikus putih, dibagi dalam empat kelompok pemaparan asap rokok elektrik dan asap rokok konvensional. Dibawah bimbingan Dr. Dwi Winarni, Dra., M. Si., Tim PKMPE ini ingin memberikan informasi perbandingan pengaruh kedua jenis asap rokok tersebut agar menjadi bahan pertimbangan peneliti lain dan masyarakat umum.

”Hasil penelitian yang diuji menggunakan uji Brown-Forsythe dan Games-Howell menunjukkan bahwa asap rokok konvensional dengan kadar nikotin 2,4 mg dapat menyebabkan peningkatan jumlah makrofag alveolar dan karakter kerusakan histopatologis paru terbesar, namun tidak berbeda signifikan dengan pengaruh yang disebabkan oleh asap rokok elektrik dengan kadar nikotin 3 mg,” kata Yoan.

Pada kelompok pemaparan asap elektrik dengan kadar nikotin 0 mg, ditemukan makrofag alveolar sebagai indikasi kerusakan paru dan karakter histopatologis dengan skor yang lebih tinggi

(8)

dibandingkan dengan kelompok kontrol.

“Jadi rokok elektrik maupun rokok konvensional dapat menyebabkan kerusakan pada tikus putih yang menjadi model eksperimen kami. Hal yang selama ini juga berlaku untuk rokok elektrik dengan kadar nikotin 0 mg ini dianggap aman oleh masyarakat,” ujar Yoan menyimpulkan hasil penelitian bersama timnya. (*)

Editor: Bambang Bes

Kebijakan Plastik Berbayar

Tak Efektif Atasi Persoalan

Sampah

UNAIR NEWS – Kebijakan mengenai plastik berbayar telah resmi

diberlakukan. Setiap masyarakat yang berbelanja di pasar swalayan wajib membayar Rp200,00 per lembar plastik. Menurut pemerintah, kebijakan ini diterapkan untuk mengurangi penggunaan plastik dan menekan dampak buruk limbah plastik terhadap lingkungan.

Menurut Prof. Ir. Agoes Soegianto, DEA, selaku dosen di Departemen Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Airlangga (FST UNAIR), kebijakan plastik berbayar belum dirasa tepat. Cara paling efektif menekan jumlah limbah plastik adalah dengan memperbaiki proses pengolahannya.

“Seperti kita tahu, pemisahan sampah di TPA (tempat pembuangan akhir) masih belum dilakukan. Ini murni tanggungjawab pemerintah yang harus mengurusnya. Tidak dengan cara membebankan pada masyarakat untuk menekan peredaran plastik,”

(9)

jelas Prof. Agoes ketika ditemui ruangannya, Senin (22/2).

Prof. Agoes menyesalkan bahwa penumpukan sampah di TPA masih bercampur aduk. Padahal, di beberapa ruang publik tempat sampah telah dibuat terpisah. Sebab, pemisahan sampah menjadi percuma dan limbah plastik akan sulit dipisahkan ataupun didaur ulang.

“Di beberapa negara maju, selain pemerintah mengimbau masyarakat untuk memisahkan sampah, mereka juga memiliki teknik pemisahan sampah di TPA. Sampah di TPA itu kemudian diolah hingga menghasilkan energi. Teknik pemisahan dan pengolahan itulah yang belum diaplikasikan di sini,” tambah Prof. Agoes.

Selain itu, menurut Guru Besar bidang Ekotoksikologi FST UNAIR, kebijakan plastik berbayar tak akan bisa menyelesaikan masalah sampah plastik. Hal ini justru akan membuka peluang penyelewengan dana karena tidak adanya kejelasan aliran uang pengganti plastik.

Permasalahan sampah merupakan tanggungjawab pemerintah yang membutuhkan komitmen dan dukungan masyarakat. Untuk itu, perlu adanya imbauan untuk membuang sampah secara terpisah dan menjaga kebersihan lingkungan bagi masyarakat. Pemerintah juga harus memiliki komitmen dan tindakan untuk mengolah sampah. “Penelitian mengenai pengelohan sampah telah banyak, dan sudah lama dilakukan. Sebetulnya, Indonesia sudah siap. Pemerintah saja yang belum berkomitmen ke arah sana,” tegas Prof. Agoes.(*)

Penulis: Okky Putri Rahayu Editor: Defrina Sukma S

(10)

134 Proposal PKM UNAIR Lolos

Seleksi Pendanaan

UNAIR NEWS – Sebanyak 134 judul proposal Program Kreativitas

Mahasiswa (PKM) Universitas Airlangga (UNAIR) berhasil lolos seleksi pendanaan oleh Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan, Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan T i n g g i . H a s i l s e l e k s i i t u d i u m u m k a n m e l a l u i l a m a n Kemenristekdikti pada Kamis (9/3).

Menanggapi hasil seleksi tersebut, Direktur Kemahasiswaan UNAIR Dr. M. Hadi Subhan mengaku senang. Hadi mengatakan, jumlah judul proposal PKM UNAIR yang lolos seleksi pendanaan berada di posisi keempat tertinggi se-Indonesia. Sedangkan, total proposal yang telah dikirimkan mahasiswa UNAIR adalah 1.360 judul.

“Kalau UNAIR tahun lalu 167 proposal yang lolos, sementara tahun ini 134. Memang tren proposal (dari masing-masing perguruan tinggi) yang lolos seleksi tahun ini menurun. Tapi, kalau secara posisi kita naik dua peringkat proposal berdasaarkan hasil seleksi pendanaan,” tutur Hadi.

Dari 134 judul proposal PKM yang lolos, rinciannya adalah 43 judul PKM Kewirausahaan, 18 PKM Karsa Cipta, 22 PKM Pengabdian kepada Masyarakat, 41 PKM Penelitian Eksakta, 9 PKM Penelitian Sosial Humaniora dan Terapan, dan 1 PKM Teknologi.

Setelah dinyatakan lolos seleksi, Hadi meminta mahasiswa peserta PKM untuk mematangkan topik penelitian yang dibahas. Selain itu, ia menganjurkan mahasiswa untuk mencermati ketentuan penulisan PKM seperti yang ditentukan oleh Kemenristekdikti.

“Tentu harus mengikuti pedoman dan panduan PIMNAS. Ketentuan-ketentuan teknis yang sifatnya harus dipenuhi, seperti misalnya format pengesahan harus sesuai dengan yang

(11)

ditentukan. Pengesahnya harus oleh Direktur Kemahasiswaan. Proposal juga harus menggunakan font Times New Roman ukuran 12,” imbuh Hadi.

Agar jumlah proposal PKM yang lolos ke PIMNAS semakin banyak, pihak Direktorat Kemahasiswaan UNAIR akan melakukan empat hal untuk mencapai target tersebut. Pertama, konsolidasi internal. Kedua, pihak UNAIR akan menalangi dana penelitian apabila dana dari Dikti telat cair. Ketiga, melakukan monitoring dan evaluasi (monev) oleh pihak internal sebanyak tiga kali sebelum ke melaju ke monev eksternal. Keempat, pembinaan khusus yang melibatkan ahli di masing-masing bidang PKM.

Rencananya, monev internal akan dilaksanakan pada bulan Maret dan April. Sedangkan, monev eksternal akan dilakukan pada bulan Mei dan Juni. Sedangkan, pelaksanaan PIMNAS ke-30 kali ini rencananya akan diselenggarakan pada bulan Agustus di Makassar, Sulawesi Selatan.

Tahun 2017 ini, pihaknya menargetkan akan memboyong piala kemenangan Adhikarta Kertawidya. Sebelumnya, tahun 2016, UNAIR meraih juara III pada PIMNAS ke-29 di Institut Pertanian Bogor. Dalam PIMNAS ke-29 itu, tim UNAIR berhasil merebut 8 medali emas, 3 medali perak, dan 1 medali perunggu.

Penulis : Defrina Sukma S Editor : Nuri Hermawan

Mahasiswa UNAIR Ciptakan

(12)

Energy, Zero Emission, dan

Portable

UNAIR NEWS – Modernisasi telah mendorong lahirnya peningkatan konsumsi energi oleh penduduk di bumi ini. Kemudian gaya hidup modern dan persaingan industri berskala global juga merupakan bagian penting dari akumulasi terhadap penggunaan energi.

Karena itu peningkatan konsumsi energi juga telah memunculkan kekhawatiran terhadap ketersediaan energi, sementara di sisi lain cadangan energi di perut bumi dapat dipastikan telah mengalami penyusutan. BP Statistical Review of World Energy (2013) menyatakan, konsumsi energi pokok dunia tumbuh hingga 1,8% pada tahun 2012.

”Karenanya saat ini Indonesia menghadapi masalah serius, yaitu ketahanan energi. Mengutip data dari Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (2014) bahwa konsumsi energi di Indonesia pada periode tahun 2000-2012 meningkat rata-rata sebesar 2,9% per tahun,” demikian dinyatakan Siti Nurmala, ketua tim Program Kreativitas Mahasiswa bidang Karsa Cipta (PKM-KC). Karena itulah bersama empat kawannya, Siti Dkk berhasil menciptakan “PIONEER (Spin Magnet Generator) Sebagai Pembangkit Listrik Free Energy, Zero Emission, dan Portable”. Empat orang anggota tim PKM-KC ini adalah Tita Aulia Nur Utami, Mayasari Hariyanto, Muhammad Zulfa Abdillah dan Moch Andi Putra Jaya.

Proposal kreativitas dan inovasi PKM-KC ini telah berhasil lolos penilaian Dikti, sehingga memperoleh dana hibah pengembangan dalam program PKM Kemenristekdikti tahun 2016-2017.

Ditambahkan oleh Siti Nurmala, bahwa konsumsi energy listrik di Indonesia semakin meningkat dan cadangan bahan sumber pembangkit listrik semakin berkurang. Penghematan energy

(13)

listrik perlu dilakukan agar cadangan energi listrik di Indonesia tidak cepat habis. Untuk itulah Siti dan kawan-kawan membuat inovasi dengan PIONEER, sebuah alat pembangkit listrik yang free energy, zero emission dan portable.

“Prinsip kerja dari PIONEER ini cukup sederhana, yaitu memanfaatkan gaya dari arah flux magnetic yang berlawanan sebagai sumber energy listrik. Alat ini dapat menghasilkan energy listrik lebih besar dari energy masukan yang digunakan sehingga efisiensi penggunaan listrik lebih besar,” kata Tita Aulia NU menambahkan.

Teknologi ini memiliki beberapa keuntungan, diantaranya tidak memerlukan energi/biaya operasional dan perawatan yang cukup banyak, karena menggunakan sumber energi magnet yang berputar terus menerus, dapat dioperasikan pada kondisi cuaca apapun dan dimanapun karena bentuknya yang portable dan ramah lingkungan karena tidak menghasilkan emisi gas berbahaya.

”Dengan teknologi ini diharapkan mampu mengurangi ketergantungan pada sumber energi fosil sehingga ketahanan energi nasional di masa mendatang tetap terjamin,” kata Siti Nurmala. (*)

Editor: Bambang Bes

Zamzam Multazam, Mahasiswa

Termuda Jalur SNMPTN Berusia

(14)

15 Tahun

UNAIR NEWS – Chaq El Chaq Zamzam Multazam, mahasiswa baru

termuda Universitas Airlangga ini baru saja menyelesaikan proses administrasi registrasi ulang, Kamis (18/9). Ditemani kedua orang tuanya, ia berkisah tentang perjalanan menimba ilmu dan cita-citanya.

Zamzam, sapaan akrabnya, yang baru berusia 15 tahun berhasil diterima di Program Studi S-1 Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran, melalui jalur seleksi nasional masuk perguruan tinggi negeri (SNMPTN).

Sejak kecil, Zamzam yang memiliki dua saudara kandung sudah menorehkan banyak prestasi. Di bangku taman kanak-kanak, ia pernah menjuarai lomba bercerita tentang pengalaman pribadi. Di tingkat sekolah dasar, Zamzam berhasil mewakili negara Indonesia pada olimpiade matematika yang saat itu berlangsung di Filiphina.

Saat menginjak kelas X sekolah menengah atas, ia mengikuti ekstrakurikuler karya ilmiah remaja. Hasil karya ilmiahnya diapresiasi oleh Olimpiade Penelitian Siswa Indonesia karena dianggap memiliki gagasan terunik mengenai penyakit tuberculosis (TB).

“Saat itu saya sering konsultasi dengan bapak. TBC merupakan penyakit menular tiap tahun bertambah terus. Dari kesukaan saya terhadap pelajaran Matematika, saya berusaha menjawab permasalahan itu,” tutur Zamzam.

Mahasiswa baru itu menciptakan rumus pemodelan matematika untuk mengkalkulasi jumlah penderita penyakit TB di Lamongan. Dengan pemodelan tersebut, pemangku kebijakan bisa memonitor jumlah penderita, angka kesembuhan, dan sebagainya.

“Nantinya bisa diambil langkah preventif sehingga tren penderita TB ini akan menurun dan bisa mendekati nol,” ucap

(15)

pelajar lulusan SMAN 2 Lamongan.

Berbagai raihan prestasi yang diraih Zamzam tak lepas dari peran orang tua. “Peran orang tua sangat besar. Ibu membacakan Surat Yasin saat saya mengikuti tes seleksi. Apa yang saya capai tidak lepas dari doa kedua orang tua saya,” terang remaja kelahiran 2 Oktober 2001.

Ayah Zamzam, Suadi Rachman, menambahkan bahwa belajar dan berdoa adalah satu kunci dalam meraih sesuatu. “Tidak boleh takut dan tidak boleh malu jadi orang desa. Selalu percaya diri dan menjaga semangat,” pesan Suadi kepada anaknya.

Zamzam ingin agar cita-citanya menjadi seorang dokter bisa tercapai. Keinginan untuk bisa membantu sesama yang membutuhkan menjadi landasan dirinya dalam memilih prodi pendidikan dokter.

“Sebaik-baiknya orang adalah yang bermanfaat bagi orang banyak. Itu akan jauh lebih baik,” ucap Zamzam yang juga peraih nilai ujian nasional tertinggi di Kabupaten Lamongan 2017.

“Pencapaian tertinggi tidak akan ada, karena pasti akan ada yang lebih tinggi. Untuk itulah, kita tidak boleh cepat merasa puas,” pungkasnya.

Penulis: Helmy Rafsanjani Editor: Defrina Sukma S

(16)

di Kawasan Gresik Utara

UNAIR NEWS – UNAIR akan mendirikan Kampus E di kawasan Gresik

utara. Untuk menindaklanjuti rencana tersebut, Rektor bersama jajaran pimpinan UNAIR berkunjung ke Polowijo Gosari Group, di daerah Panceng, Gresik, Rabu (24/2). Para pimpinan UNAIR disambut langsung oleh Direktur Utama Polowijo Gosari Group, A Djauhar Arifin.

Dalam pertemuan tersebut, pimpinan UNAIR bersama dengan Djauhar Arifin membahas pembangunan kampus di satu kawasan terpadu yang diperuntukkan bagi kegiatan akademik, riset dan industri tersebut. Rencanya Kampus E UNAIR nantinya akan menempati lahan yang saat ini dimiliki oleh Polowijo Gosari Group.

Junaidi Khotib, Ph.D, Wakil Rektor IV bidang Kerjasama Bisnis dan Alumni, ditemui UNAIR NEWS (25/2) di kantornya menceritakan lebih rinci mengenai pertemuan tersebut. Menurutnya, kunjungan pimpinan UNAIR ke Polowijo Gosari bukan merupakan kunjungan yang bersifat mendadak. Selama ini sudah ada rangkaian kegiatan kerjasama yang dijalin oleh UNAIR dengan Polowijo Gosari.

“Kita sudah punya kerangka kerjasama. Keinginan kita dan mereka sama, bahwa di daerah Gresik utara harus ada education. Peran perguruan tinggi menjadi penting,” ujar dosen Fakultas Farmasi UNAIR tersebut.

Kampus E UNAIR nantinya merupakan bagian dari apa yang disebut dengan ‘Pengembangan Kawasan Bio Industri Berbasis Inovasi Gresik Utara’ yang dikembangkan oleh Polowijo Gosari Group. “Kita mengembangkan kampus yang sifatnya cluster, antara akademik-riset-industri dan juga area pengembangan wisata menjadi satu kesatuan. Di daerah Gresik Utara memerlukan itu dan kebetulan juga sesuai untuk itu,” tambah doktor lulusan Hoshi University, Jepang ini.

(17)

Saat ini UNAIR tengah mengkaji pembangunan Kampus E ini. Lebih lanjut, pengkajian ini juga meliputi pembangunan pusat riset termasuk juga program studi dan fakultas yang sesuai dengan kebutuhan daerah tersebut.

“Harapannya, 2017-2018 sudah ada proses pembelajaran di sana sehingga embrio pengembangan cluster ini bisa dimulai,” ujarnya. (*)

Penulis : Yeano Andhika

Semua Alumni UNAIR Dihimbau

Segera ‘Update’ Data di Web

IKA

free instagram followermake up wisudamake up jogjamake up prewedding jogjamake up wedding jogjamake up pengantin j o g j a p r e w e d d i n g j o g j a p r e w e d d i n g y o g y a k a r t a b e r i t a indonesiayogyakarta wooden craft

Alumnus FK Ini Presentasi

Riset Vaksin Tuberkulosis di

20 Negara

UNAIR NEWS – Tingginya angka prevalensi penyakit tuberkulosis,

mendorong sejumlah negara untuk mengembangkan riset vaksin tuberkulosis. Salah satu pengembang riset vaksin itu adalah

(18)

Satria Arief Wibowo, alumnus S-1 Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran, Universitas Airlangga, yang kini menempuh studi doktor di London School of Hygiene and Tropical Medicine.

Dalam perkembangannya hingga saat ini, penelitiannya mengalami kemajuan yang cukup signifikan. Pada tahun pertama dan tahun kedua studi doktor, ia menguji coba kandidat vaksin pada hewan coba. Masuk ke tahun ketiga, Satria bersama tim peneliti lainnya sedang berkonsentrasi melakukan uji coba pada manusia. Bulan Maret 2017 lalu, ia memulai uji klinis pada manusia di Rumania.

“Tim kami banyak berkolaborasi dengan negara-negara Eropa Timur seperti Romania, Belarussia, dan Lithuania, di mana jumlah penderita TB masih tinggi,” ungkapnya.

Satria fokus mengembangkan strategi vaksinasi terapeutik untuk TB. Strategi ini bekerja dengan cara menggabungkan antara vaksinasi dengan pengobatan. Kombinasi ini diharapkan dapat memperpendek masa terapi dan meningkatkan angka kesembuhan pada penderita TB baik untuk dewasa maupun anak-anak.

Dari hasil pengamatannya sejauh ini, secara umum vaksin TB memerlukan strategi khusus karena Mycobacterium tuberculosis sebagai kuman penyebab TB merupakan organisme intraseluler sehingga cell-mediated immunity lebih berperan dibandingkan respons berbasis antibodi.

“Kuman TB memiliki kemampuan untuk menjadi dorman atau dikenal dengan kuman TB persisters. Sehingga dalam kandidat vaksin yang diujicobakan, kami mengembangkan latency antigens agar kuman TB persisters tersebut dapat dikenali oleh sistem imun dan tertanggulangi secara paripurna,” ungkap Satria.

Rencananya, penelitian ini akan dilangsungkan hingga medio tahun 2018 dan akan menjadi bagian akhir untuk disertasi program doktoral yang saat ini sedang ia tuntaskan.

(19)

Kegiatan penelitiannya ini dilibatkan bersama sejumlah mahasiswa program pendidikan dokter spesialis anak dan mahasiswa kedokteran. Satria menjadi peneliti termuda satu-satunya dari Asia Tenggara.

Selain itu, Satria juga telah berkeliling ke 26 negara di Eropa dan Afrika untuk penelitian, presentasi hasil riset di sejumlah kongres dan menjalin relasi dengan sejawat peneliti. Hasil riset yang pernah dipresentasikan di antaranya adalah “New Approaches to Vaccines for Tropical Diseases” dalam kongres Keystone Symposia di Afrika Selatan yang didanai Bill and Melinda Gates Foundation pada Mei tahun 2016.

Dalam kongres yang dihadiri delegasi dari 50 negara tersebut, Satria menjadi satu-satunya perwakilan dari Indonesia.

Selain di Afrika Selatan, Satria juga pernah mempresentasikan risetnya di hadapan ratusan peneliti dunia dalam “Congress 47th World Conference of International Union against Tuberculosis” di Liverpool, Inggris Raya, pada Oktober 2016 lalu.

“Saya bersyukur dapat terlibat dalam riset berskala internasional semacam ini. Hal yang dapat saya pelajari di sini adalah dokter sebagai klinisi sebenarnya tidak sebatas berkutat menangani pasien di rumah sakit saja. Dokter sebenarnya punya kesempatan untuk aktif terlibat di dalam aktivitas riset. Tujuannya untuk menghasilkan inovasi pengobatan demi kepentingan pasien,” ungkapnya.

Jauh sebelumnya, Satria menempuh studi S-1 Pendidikan Dokter FK UNAIR dan menjadi dokter umum pada Maret 2014. Pada saat itu, usianya baru menginjak 21 tahun.

Alumnus SMPN 1 dan SMAN 5 Surabaya tersebut masuk FK UNAIR melalui jalur prestasi atau sekarang disebut SNMPTN pada tahun 2008. Saat itu, usianya masih 15 tahun. Bisa dibayangkan, saat usianya 15 tahun yang seharusnya masih duduk di kelas I SMA, namun Satria sudah menjadi mahasiswa

(20)

kedokteran.

Setelah lulus sarjana kedokteran, Satria mencoba meraih beasiswa doktor di London School of Hygiene and Tropical Medicine. Berkat rekomendasi Profesor Tjip S. Van Der Erf, seorang ahli penyakit infeksi, dan setelah melalui proses wawancara melalui Skype dengan pihak London School of Hygiene and Tropical Medicine, Satria akhirnya diterima menjadi mahasiswa doktor dengan beasiswa meskipun belum mempunyai gelar master.

“Saya bersyukur, di usia 24 ini saya telah berkesempatan untuk mengunjungi total 35 negara-negara di dunia ini. Mengunjungi banyak negara-negara di dunia telah membuka mata saya, akan keberagaman sistem nilai, sosial, maupun budaya yang turut berpengaruh dalam sistem pelayanan kesehatan dan kemajuan riset di suatu negara,” ungkap Satria yang pernah menjadi Mahasiswa Berprestasi FK UNAIR tahun 2012.

Penulis: Sefya H. Istighfarica Editor: Defrina Sukma S

Referensi

Dokumen terkait

Penerimaan Mahasiswa Baru Jalur Seleksi Mandiri (SM) Gelombang II Universitas Negeri Yogyakarta Tahun 2010, sebagai:. PENANGGUNG JAWAB RUANG

Ketua Penerimaan Mahasiswa Baru Jalur Seleksi Mandiri (SM). Gelombang I Universitas Negeri yogyalarta memberikan

Kami menyambut dengan gembira penerbitan Buku Pedoman Seleksi Mahasiswa Baru Jalur Mandiri (SMBJM) Universitas Pendidikan Ganesha, yang berisi tentang: latar

perlu ditetapkan mekanisme sistem penerimaan mahasiswa baru melalui jalur Mandiri Tulis dan Mandiri Prestasi Tahun 2017 yang penetapan nama yang dinyatakan diterima

Hasil Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru Jalur Alih Jenjang Program Sarjana Terapan dan Sarjana Terapan Berlanjut Profesi Tahun 2017 dapat dilihat pada hari Senin tanggal 21

Seleksi SIPENMARU Mandiri Jalur Penelusuran Bibit Unggul Berprestasi adalah seleksi penerimaan mahasiswa baru jenjang Program D III, Program Sarjana Terapan dan Program

Kami menyambut dengan gembira penerbitan Buku Pedoman Seleksi Mahasiswa Baru Jalur Mandiri (SMBJM) Universitas Pendidikan Ganesha, yang berisi tentang: latar

Kami menyambut dengan gembira penerbitan Buku Pedoman Seleksi Mahasiswa Baru Jalur Mandiri (SMBJM) Universitas Pendidikan Ganesha, yang berisi tentang: latar