5. SOP = STANDING OPERATING PROCEDURE
5.1. PENGERTIAN SOP
Adalah suatu bentuk ketentuan tertulis berisi prosedur / langkah-langkah kerja yang dipergunakan untuk melaksanakan suatu kegiatan.
Dalam bahasa Indonesia SOP disebut dengan Prosedur Tetap dan disingkat Protap.
SOP Pengoperasian kubikel 20 KV berarti ketentuan tentang prosedur / langkah – langkah kerja untuk mengoperasikan kubikel 20 kv pada pengoperasian instalasi atau jaringan distribusi 20 KV .
SOP dalam pengoperasian Sistem Jaringan Distribusi dan peralatan berikut petugasnya, terdiri dari :
• SOP Sistem Jaringan Distribusi,
• SOP Komunikasi dan
• SOP Lokal Jaringan Distribusi.
5.2. TUJUAN SOP
Pengoperasian Jaringan Tegangan Menengah berarti membuat peralatan yang ada di jaringan bekerja atau tidak bekerja, dialiri arus listrik atau dipadamkan dari aliran arus listrik. Dampak dari pengoperasian tersebut diharapkan manfaat penggunaan energi listrik yang dialirkan dapat digunakan sesuai keperluannya.
Tetapi bila pengoperasian dilakukan tidak benar, maka listrik dapat menimbulkan bahaya baik pada peralatan, lingkungan sampai pada personil yang mengoperasikan maupun orang lain.
Penerapan SOP bertujuan untuk mendapatkan hasil kerja yang maksimal, tetapi menghindari adanya resiko yang negatif.
5.3. KOMPONEN DALAM SOP
Beberapa komponen penting yang tertulis pada SOP Pengoperasian Kubikel 20 KV antara lain :
5.3.1. Pihak Yang Terkait
Yaitu pihak-pihak yang berkepentingan dan terkena dampak akibat pengoperasian kubikel 20 KV. Keterkaitan ini dilakukan dalam bentuk
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan
komunikasi yang dilakukan dapat berupa tertulis / surat ataupun komunikasi langsung / lisan bertujuan agar semua pihak berkoordinasi dapat mengantisipasi terjadinya kondisi kurang aman atau mencegah kerusakan material akibat dioperasikannya kubikel. Dalam berkomunikasi baik lisan maupun tertulis dibuat berupa format yang standar untuk mencegah kesalahan presepsi dari pihak-pihak yang terkait . Waktu berkomiunikasi / berkoordinasi yang digunakan selalu pada batas standar agar dalam mengambil keputusan tidak berlarut-larut.
Di Operasional Distribusi pengaturan tentang berkomunikasi ini dibuat menjadi SOP Komunikasi.
Pihak yang terkait pada pengoperasian Kubikel 20 KV antara lain :
Untuk instalasi kubikel baru beberapa pihak yang terkait antara lain, team Komisioning , Pengatur Distribusi / Piket Pengatur, Konsumen. Berkoordinasi dengan team komisioning adalah untuk mengetahui dan memastikan bahwa instalasi kubikel yang akan dioperasikan dalam keadaan aman. Berkoordinasi dengan Pengatur Distribusi / Piket Pengatur adalah agar keadaan jaringan dipastikan siap dibebani atau dipadamkan maupun aman dari adanya kecelakaan kerja bagi personil di lokasi pengoperasian kubikel dimaksud maupun di luar lokasi yang berhubungan dengan jaringan yang akan dioperasikan. Sedangkan berkoordinasi dengan Konsumen bertujuan agar konsumen tahu akan adanya listrik di tempat konsuman dan segera memanfaatkannya. Selain itu agar konsumen mengantisipasi hal-hal yang mungkin dapat menyebabkan kecelakaan akibat listrik.
Untuk instalasi lama beberapa pihak yang terkait antara lain, Pengatur Distribusi / Piket Pengatur, Pihak Pemeliharaan, Pelayanan Pelanggan dan Konsumen. Berkoordinasi dengan Pengatur Distribusi dan Konsumen tujuannya adalah sama dengan pengoperasian Instalasi Kubikel baru. Berkoordinasi dengan pihak pemeliharaan adalah untuk mengetahui maksud / tujuan pengoperasian termasuk pemadaman kubikel, lama waktu dipeliharanya dan kondisi kubikel paska pemeliharaan. Sedangkan berkoordinasi dengan Pihak Pelayanan Pelanggan adalah berkaitan dengan pemberitahuan formal kepada Pelanggan akan adanya pemadaman / pengoperasian jaringan .
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan
5.3.2. Perlengkapan Kerja
Perlengkapan kerja untuk meleksanakan pengoperasian kubikel dengan baik dan aman harus dipenuhi spesifikasi dan jumlahnya. Memaksakan bekerja dengan peralatan seadanya berarti mengabaikan adanya resiko bahaya kecelakaan dan kerusakan yang bakal terjadi. Pemeriksaan terhadap jumlah dan kondisi perlengkapan kerja harus dilakukan secara rutin .
Yang dimaksud dengan perlengkapan kerja adalah sebagai berikut :
• Perkakas kerja
• Alat bantu kerja
• Alat Ukur
• Alat Pelindung Diri ( APD ) atau Alat K3
• Berkas Dokumen Instalasi Kubikel 20 KV yang akan dioperasikan
• Lembaran Format berupa Check-List Pelaksanaan dan Pelaporan.
5.3.3. Prosedur Komunikasi
Berisi tentang urutan berkomunikasi dengan pihak yang terkait dengan dari mulai persiapan pengoperasian, saat pengoperasian sampai pelaporan pekerjaan.
Peralatan yang digunakan untuk berkomunikasi dapat berupa telepon atau handy-talky ( HT ) dengan menggunakan bahasa yang sudah distandarkan. Penyimpangan terhadap ketentuan berkomunikasi dapat menyebabkan terjadinya gangguan operasi bahkan kecelakaan kerja.
5.3.4. Prosedur Langkah-langkah Kerja
Berisi tentang urutan dalam melaksanakan pekerjaan di lokasi pengoperasian kubikel, mulai dari persiapan pekerjaan, pelaksanaan pekerjaan, pemeriksaan pekerjaan sampai pelaporan pekerjaan.
Setiap langkah dilaksanakan secara berurutan sesuai tertulis di SOP. Penyimpangan terhadap langkah-langkah tersebut dapat menyebabkan kegagalan operasi bahkan dapat terjadi kecelakaan kerja.
Setiap langkah yang menyebabkan perubahan posisi kubikel harus dimintakan persetujuan Pengatur Distribusi / Piket Pengatur dan melaporkan setelah pelaksanaannya. Hal tersebut disampaikan langsung dengan menggunakan peralatan komunikasi langsung dan melaporkannya dalam bentuk tulisan dilengkapi dengan kronologis berdasarkan waktu.
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan
5.4. PEMBUATAN SOP
Untuk membuat SOP perlu diperhatikan beberapa hal, yaitu :
Keterlibatan pihak-pihak yang terkait dengan pengoperasian JTM
untuk membuat ketentuan berkoordinasi.
Kondisi jaringan berupa data kemampuan Trafo GI, Kemampuan
Hantar Arus ( KHA ) hantaran penyulang, pemanfaatan energi listrik pada konsumen.
Struktur jaringan
5.5. SOP SISTEM JARINGAN DISTRIBUSI
SOP Jaringan Distribusi adalah aturan atau pedoman bagi Operator/teknisi untuk melaksanakan tugasnya dalam melakukan pengawasan dan pengoperasian Instalasi Jaringan Distribusi pada kondisi normal, kondisi gangguan, kondisi pemulihan dan kondisi darurat.
SOP Sistem Jaringan Distribusi dibuat dengan memperhatikan kemampuan peralatan yang terpasang dan konfigurasi serta fungsi Jaringan Distribusi.
Adapun didalam SOP Sistem Jaringan Distribusi terdapat panduan pada beberapa kondisi, yaitu :
5.5.1. SOP Kondisi Normal :
Operator/teknisi melakukan pengawasan / mensupervisi Jaringan Distribusi dan melaksanakan perintah Dispatcher/APD untuk manuver perbaikan sistem maupun pemeliharaan Jaringan Distribusi serta kebutuhan lainnya.
5.5.2. SOP Kondisi Gangguan :
Operator/teknisi melakukan tindakan seperti :
• Periksa dan pastikan bahwa penunjukan kV meter sudah menunjuk 0 ( nol ) kV untuk JTM
• Periksa dan yakinkan serta catat jika ada pmt yang trip di GI maupun Gardu Hubung (GH) dan kelainan-kelainan yang terjadi.
• Periksa dan catat semua indikator yang muncul pada panel kontrol, di GI atau GH kemudian direset.
• Periksa dan catat semua indikator rele yang muncul pada panel proteksi, kemudian direset.
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan
• Laporkan kepada Dispatcher APD.
• Laporkan kepada Piket APJ/Cabang.
5.5.3. SOP Kondisi Pemulihan :
• Operator/teknisi melakukan tindakan manuver atas perintah Dispatcher kemudian melaporkannya..
5.5.4. SOP Kondisi Darurat :
• Tindakan Operator/teknisi Jaringan Distribusi membebaskan peralatan dari tegangan, sehubungan dengan kondisi setempat seperti ; banjir, kebakaran, huru-hara, instalasi membara yang cukup besar dll atau kondisi yang dianggap bahaya oleh Operator/teknisi Jaringan Distribusi (dapat dipertanggung jawabkan), selanjutnya Operator/teknisi/ Jaringan Distribusi harus melaporkan kejadian tersebut kepada Dispatcher APD dan Piket APJ/Cabang.
5.5.5. SOP pengoperasian Instalasi baru:
Didalam mengoperasikan Jaringan Distribusi atau Instalasi baru ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, antara lain :
• Peralatan Jaringan Distribusi / instalasi baru yang sesuai dengan standar yang telah ditentukan oleh PLN.
• Buku SOP Sistem Jaringan Distribusi yang berlaku dan telah disepakati.
• Penerapan setting sesuai dengan hasil perhitungan dari petugas yang diberi wewenang oleh pejabat terkait.
• Telah terbit pernyataan laik bertegangan / Operasi dari pejabat yang berwenang.
• Telah dinyatakan siap Operasi oleh Manager APJ/Cabang.
• Skenario / Panduan manuver yang telah dibuat.
5.6. KESELAMATAN KERJA DALAM PEKERJAAN PENGOPERASIAN JARING DISTRIBUSI
5.6.1. Memasuki Ruang Kerja Listrik.
• Mempunyai kompetensi yang dibutuhkan.
• Mendapat ijin dari yang berwenang. • Ditemani paling sedikit satu orang.
• Sehat jasmani dan rohani.
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan
• Memakai pakaian kering.
• Waspada terhadap bahaya yang mungkin timbul.
• Memahami dengan pasti apa yang akan dilakukannya.
• Membawa atau memakai perlengkapan pengaman.
• Memperhatikan rambu – rambu.
• Menjaga jarak aman badan / anggota badan terhadap peralatan listrik yang bertegangan.
• Sedapat mungkin kedua tangan dimasukkan kedalam saku jika tidak melakukan pekerjaan.
• Ruang kerja harus mendapat penerangan yang cukup.
5.6.2. Bekerja pada keadaan tidak bertegangan.
• Pelaksanaan pekerjaan harus mempunyai kompetensi yang
dibutuhkan.
• Perlengkapan listrik yang dipekerjakan harus bebas dari tegangan. • Sarana pemutusan sirkit dipasang rambu peringatan.
• Melaksanakan pemeriksaan tegangan untuk memastikan keadaan bebas tegangan.
• Perlengkapan yang dikerjakan harus dibumikan secara baik.
• Petugas untuk pembebasan tegangan harus mempunyai surat tugas
dari atasan yang berwenang.
• Mengunci peralatan yang mungkin dapat dimasukkan / dikeluarkan.
• Bagian perlengkapan yang telah dibebaskan dari tegangan dan akan
dibuang sisa muatan listriknya, harus diperiksa secara teliti.
(lihat contoh, prosedur keselamatan kerja dan prosedur manuver peralatan instalasi listrik TM).
5.6.3. Bekerja pada keadaan bertegangan.
• Petugas / pelaksana pekerjaan mempunyai kompetensi yang dibutuhkan.
• Memiliki surat ijin kerja dari yang berwenang.
• Palam keadaan sehat, sadar, tidak mengantuk atau tidak dalam keadaan mabuk.
• Saat bekerja harus berdiri pada tempat atau mempergunakan perkakas yang berisolasi dan andal.
• Menggunakan perlengkapan badan yang sesuai dan diperiksa setiap
dipakai sesuai petunjuk yang berlaku.
• Keadaan cuaca tidak mendung / hujan.
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan
• Dilarang bekerja di ruang dengan bahaya kebakaran / ledakan, lembab dan sangat panas.
• Dilarang menyentuh perlengkapan listrik yang bertegangan dengan tangan telanjang.
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan
STANDING OPERATION PROCEDURE
MENGOPERASIKAN PENYULANG BARU DI GARDU INDUK No. SOP : 001a / PYLNG-GI/SOP/XI/2002
NO URAIAN UPJ DISPATCHER PELAKSANA OPERATOR GI TARGET WAKTU KETERANGAN
1. Laporan Pekerjaan Penyulang saiap dioperasikan
•
•
1.a
5’ 5’ 2. Perintah Penyiapan Cell Penyulang di GI
•
•
480’ 5’ 3. Laporan Kesiapan Cell untuk
diberi Tegangan
•
5’4.
Memasukan Tegangan
•
•
120’ 15’ 5. Test partial Discharage•
•
5’ 60’
6. Laporan selesai
•
•
•
5’ 5’ 5’
DISKRIPSI SOP PENGOPERASIAN PENYULANG BARU
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 81
1. a 1. b 2. b 4. a 5. a 5.b 4.b 3 6. a 6. b 6. c 1. b 3. 2. b 2. a 5. b 4. b 5.a 4. a 6. a 6. b 6. c
No. SOP : 001B/ PYLNG-GI/SOP/XI/2002 NO URAIAN KETERANGAN 1. 2. 3. 4 5. 6.
a. Usulan pengoperasian penyulangan baru dilengkapi dengan hasil test dan panjang kabel
b. DCC memerintahklan ke har GI untuk menyiapkan cell penyulang baru
Regu har GI menyiapkan cell yang dimaksud dengan melakukan pengujian
Kecepatan buka tutup PMT
Tahanan kontak PMT
Tahanan isolasi PMT dan CT
Individual test reley
Seting relay sesuai panjang kabel
Test trip
Test primair cell berikut rangkaiannya
Petugas har melaporkan hasil pengetesan dan kesiapan cell ke DCC a. DCC memberi perintah ke UPJ untuk mengirim tegangan balik b. DCC menginformasikan ke operator GI bahwa akan dikirim
tegangan balik
Petugas har melakukan uji partial discahrge
Laporan petugas ke DCC dan operator bahwa hasil partial Discharge baik
DCC melaporkan ke UPJ bahwa pekerjaan sudah selesai
Usulan jadwal minimal 2 hari sebelum pengoperasian dilengkapi dengan 1 garis penyulang baru
Peralatan yang digunakan : Breaker analiser
Micro Ohm meter Megger
Test relay sekunder Test relay sekunder Test primair
STANDING OPERATION PROCEDURE
MENGOPERASIKAN SKTM BARU
No. SOP : 001a / SKTM.BR-JTM/SOP/XI/2002
NO URAIAN PENGAWAS PELAKSANA POSKO TURJASI UPD TARGET WAKTU KETERANGAN
1. Laporan pekerjaansiap untuk dioperasikan
•
•
•
1a 5’1b 5’/5’
1c 5’ 2. chek fisik dan kesiapan koleksi
•
•
2
30’ 3 Kesiapan terpenuhi ijin
tegangan dimasukan
•
•
3a 5’ 3b 5’ 3c 5’ 4 Tegangan dimasukan•
•
4a 5’ 4b 5’ 4.c 5’ 5 Pekerjaan selesai•
•
•
5a 5’ 5b 5’ 5c 5’DISKRIPSI SOP MENGOPERASIKAN SKTM BARU
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 83
1a 1b 1c 2. 3a 4.a 1.a 1b 3.b 4.b1.a 1b 3.c 4c 5c. 1.a
No. SOP : 001b / SKTM BR-JTM/SOP/XI/2002 NO URAIAN KETERANGAN 1. 2. 3. 4 5
a. Pengawas melaporkan ke turjasi untuk pengoperasian SKTM baru
b. Turjasi memerintahkan pengatur posko dan pengatur posko memerintahkan pelaksana untuk mengecek fisik di lokasi c. Turjasi melaporkan ke UPD
Pelaksana melakukan pengecekan fisik dan kesiapan a. Melaporkan hasil pengecekan ke posko
b. Posko melaporkan ke turjasi hasil pengecekan dan minta izin masuk tegangan
c. Turjasi melanjutkan permintaan ijin masuk tegangan ke UPD a. Izin memasukan tegangan disampaikan pleh UPD ke turjasi
selanjutnya memerintahkan ke Posko untuk pelaksanaannya b. Posko memerintahkan epada pelaksana untuk pelaksanaan
pemasukan tegangan
c. Pelaksana melakukan pemasukan tegangan
a. Laporan pelaksana ke posko pemasukan tegangan sudah selesai b. Posko melanjutkan ke turjasi pelaksanaan pemasukan tegangan
sudah dilaksanakan
c. Turjasi melapor ke UPD pemasukan tegangan dan pengoperasian SKTM baru telah selesai
Cek phasa
Cek tahanan isolasi dan megger
Yakinkan phasa urutannya benar dan hasil megger baik Short / grounding bebas
Kondisi aman/siap diberi tegangan
STANDING OPERATION PROCEDURE
MENGOPERASIKAN SUTM BARU No. SOP : 003a / SUTM.BR-JTM/SOP/XI/2002
NO URAIAN PENGAWAS PELAKSANA POSKO TURJASI UPD TARGET WAKTU KETERANGAN
1. Laporan pekerjaan siap
untuk dioperasikan
•
•
•
1a5’ 1b5’/5’ 1c5’ 2. chek fisik dan kesiapan koleksi•
•
2
30’ 3 Laporan hasil pengecekan dan ijin pengoperasian
•
•
3a 5’ 3b 5’ 3c 5’ 4 memasukan Tegangan
•
•
4a 5’ 4b 5’ 4.c 5’ 5 Laporan pengoperasian selesai•
•
•
5a 5’ 5b 5’ 5c 5’DISKRIPSI SOP MENGOPERASIKAN SUTM BARU
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 85
1a 1b 1c 2. 3a 4.a 1.a 1b 3.b 4.b1.a 1b 3.c 4c 5c. 1.a
No. SOP : 001b / SUTM BR-JTM/SOP/XI/2002 NO URAIAN KETERANGAN 1. 2. 3. 4 5
a. Pengawas melaporkan ke turjasi untuk pengoperasian SUTM baru
b. Turjasi memerintahkan pengatur posko dan pengatur posko memerintahkan pelaksana untuk mengecek fisik di lokasi c. Turjasi melaporkan ke UPD
Pelaksana melakukan pengecekan fisik dan kesiapan - cheak phase dan megger
-a. Melaporkan hasil pengecekan ke posko
b. Posko melaporkan ke turjasi hasil pengecekan dan minta izin masuk tegangan
c. Turjasi melanjutkan permintaan ijin masuk tegangan ke UPD
a. Izin memasukan tegangan disampaikan pleh UPD ke turjasi selanjutnya memerintahkan ke Posko untuk pelaksanaannya
b.Posko memerintahkan kepada pelaksana untuk pelaksanaan pemasukan tegangan
c. Pelaksana melakukan pemasukan tegangan
a. Laporan pelaksana ke posko pemasukan tegangan sudah selesai b. Posko melanjutkan ke turjasi pelaksanaan pemasukan tegangan
sudah dilaksanakan
c. Turjasi melapor ke UPD pemasukan tegangan dan pengoperasian SUTM baru telah selesai
Yakinkan semua peralatan yang dibutuhkan telah disiapkan di mobil pelaksana
Short / grounding bebas
Kondisi aman siap diberikan tegangan
STANDING OPERATION PROCEDURE
MENGENDALIKAN OPERASI SUTM TANPA SISTEM SCADA No. SOP : 006c / SKTM -SCADA/SOP/XI/2002
NO URAIAN DISPATCHER OPERATOR GI UPJ TARGET WAKTU KETERANGAN
1. Informasi penyulang trip dan cek relay, Amper dan reset
•
5’ 2.
Menginformasikan ke UPJ PMT penyulang Trip, dan siap di coba
masuk
•
•
3 Pemasukan PMT 20 kV penyulang dari GI•
1’ 4 Pemasukan PMT 20 kV penyulang dari GI•
5’ 5 Pemasukan PMT 20 kV penyulang dari GI•
•
1’Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 87
1 1 2. 1 3. 3 4. 1.a 5.b1.a 5.ba 1.a 2 1.a 4
DISKRIPSI SOP MENGENDALIKAN SUTM TANPA SCADA
No. SOP : 006d/ SUTM-SCADA/SOP/XI/2002
NO URAIAN KETERANGAN 1. 2. 3. 4. 5.
Penyulang Trip dari Gardu Induk - Nama Penyulang trip
- Amper, penyulang trip Informasi ke UPJ
Penyulang trip amper, relay dan telah direset PMT 20 kVpenyulang siap dimasukan Menginformasikan ke UPJ terkait Pemasukan PMT 20 kV penyulan
PMT 20 kVpenyulang akan dimasukan secara manual Laporan Dispetcher PMT 20 kV penyulang telah masuk
Petugas UPJ melakukan pengecekan ulang ke konsumen barangkali masih ada laporan padam
Menggunakan radio chanell 5 / JWOTS
Secara manual
STANDING OPERATION PROCEDURE
MENGENDALIKAN OPERASI PEMULIHAN GANGGUAN SISTEM TANPA SCADA No. SOP : 003a/ GGN.SIST-SCADA/SOP/XI/2002
NO URAIAN OPERATOR GI DISPATCHER UPJ TARGET WAKTU KETERANGAN
1. Diperoleh informasi gangguan sistem dari Region I atau operator GI
•
1’ 2. Menginformasikan ke UPJ dan Operator GI
•
•
•
3 Perintah menormalkan PMT
penyulang bila telah diijinkan region I
•
•
1’ 4.Melaporkan bahwa PMT penyulang
telah masuk kembali
•
•
5 1 5. Melaporkan bahwa beban-beban ex
gangguan sistem telah normal
kembali
•
•
DISKRIPSI SOP PEMULIHAN GANGGUAN SYSTEM TANPA SCADA
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 89
1. 1 2.a. 1. 2.b 3. 3. 4. b 4.a 4.a 5’ 2 a. 4.a 4. 2.b. 4.b
No. SOP : 003b/ GGN.SIST-SCADA/SOP/XI/2002 NO URAIAN KETERANGAN 1. 2. 3. 4. 5.
a. Region jakarta & Banten menginformasikan bahwa beban beban dinormalkan
b. Pengecekan tegangan diyakinni telah masuk Gardu Induk
• PMT 20 kV trafo telah masuk sampai dengan trafo PS
• PMT 20 kV trafo telah memasok sampai penyulang
penting
Menginformasikan ke UPJ beban-bean yang di remote masuk • Kondisi UPJ aman dan belum ada kegiatan
Pemasukan PMT 20 kV penyulang
• PMT 20 kV penyulang akan dimasukkan dengan manual oleh operator GI
Laporan operator Gardu Induk PMT 20 kV penyulang telah masuk semua • PMT 20 kV penyulang telah masuk semua tanpa tertinggal • Laporan jam keluar masuk PMT trafo 150 / 20 PMT penyulang
beban (A)
Laporan dispatcher PMT 20 kV penyulang telah masuk semua
Selanjutnya memerintahkan ke UPJ untuk pengecekan ulang bila masih ada laporan konsumen masih padam dengan pengecekan ke konsumen