TERAPI
OKSIGEN
Anna Uyainah Z.N.PENDAHULUAN
Sejak penemuan penting mengenai molekul oksigen oleh
Joseph
Priestley
pada
tahun
1775
danbukti
adanya pertukaran gas pada proses pernapasanoleh
Lavoisier,oksigen menjadi suatu cara pengobatan dalam perawatan
pasien.
Sebelum
tahun
1920 suplementasi oksigen
dievaluasi oleh Baruch dkk dan akhirnya pada tahun 1920ditetapkan suatu konsep bahwa oksigen dapat digunakan sebagai terapi. Sejak itu efekhipoksia lebih dimengerti dan
pemberian oksigen pada pasien dengan
penyakit
parumembawa dampak meningkahrya jumlah perawatan pasien.
Dua penelitian
dasar
di
awal tahun
1960-an
memperlihatkan adanya bukti membaiknya kualitas hidup
pada pasien penyakit paru obstruksi
kronik
(PPOK) yang mendapat suplemen oksigen. Padastudi
TheNocturnal
Oxygen Therapy?lal
(NOTT), pemberian oksigen selama12 jam atau24jam sehari selama 6 bulan dapat memperbaiki
keadaan
umum, kecepatan
motorik,
dan
kekuatan
genggaman, namun tidak memperbaiki emosional merekaatau
kualitas hidup
mereka.
Namun penelitian lain
memperlihatkan bahwa pemberian oksigen pada
pasien-pasien dengan hipoksemia, dapat memperbaiki harapan
hidup, hemodinamik paru, dan kapasitas latihan.
Keuntungan
lain
pemberian oksigen pada beberapapenelitian di antaranya dapat memperbaiki kor pulmonal,
meningkatkan fungsi jantung, memperbaiki fungsi
neuropsikiatrik
dan pencapaian
latihan,
mengurangi
hipertensi pulmonal, memperbaiki metabolisme otot, dandiperkirakan dapat memperbaiki impotensi.
Oksigen dapat diberikan secara temporer selama
tidur
maupun saat beraktivitas pada penderita
dengan
hipoksemia. Selanjutnya pemberian oksigen dikembangkan
terus
ke
arahventilasi mekanik,
pemakaian oksigendi
rumah.
Pengembangan
oksigen rawat
jalan
dapatmengurangi perawatan di rumah sakit.
Agar pemberian oksigen aman dan
efektif
diperlukanpemahaman mengenai mekanisme hipoksia, indikasi, efek
terapi,
dan
jenis pemberian oksigen
serta evaluasi
penggunaan oksigen tersebut.
MEKANISME HIPOKSIA
Pada
saat
istirahat
rata-rata
laki-1aki
dewasa
membuhrhkankira-kira225)50
ml oksigen permenit, danmeningkat sampai 10
kali
saat beraktivitas. Jaringan akanmengalami hipoksia apabila aliran oksigen tidak adekuat
dalam memenuhi kebutuhan metabolisme
jaringan,
halini
dapatterjadi kira-kira 4
-
6
menit setelah ventilasi
spontan berhenti.
Berdasarkan mekanismenya,
penyebab
hipoksia
jaringan
dibagi dalam 3 kategori,yaitu:
1). Hipoksemiaartei, 2).
Berkurangnya aliran
oksigenkarena
adanya kegagalan transport tanpa adanya hipoksemiaarleri,
dan 3). Penggunaan oksigen yang berlebihandijaringan.
Jika aliran oksigen ke
jaringan
berkurang, ataujika
penggunaan berlebihan di jaringan maka metabolisme akanberubah
dari
aerobik
ke
metabolisme anaerobikuntuk
menyediakan energi yang cukup untuk metabolisme.Apabila ada ketidakseimbangan, akan mengakibatkan
produksi
asamlaktat
berlebihan, menimbulkan asidosisdengan
cepat, metabolisme selular terganggu
danmengakibatkan kematian sel.
Pemeliharaan oksigenasi
jaringan
tergantung pada 3sistem organ yaitu sistem kardiovaskular, hematologi, dan resplrasl.
Walaupun pada
hipoksemia
biasanya berhubungandengan rendahny aP aO ry an1merupakan gangguan fungsi
paru, namun kegagalan pengangkutan oksigen
dapat disebabkan oleh kelainan sistem kardiovaskular ataupun sistem hematologi..162
KEGAWAXDARURATAN MEDIK DI BIDANG ILMU PENYAKIT DALAMSistem Gejala dan Tanda-tanda
Respirasi Kardiovaskular SistEm saraf pusat Neuromuskular Metabolik
Sesak napas, sianosis
Curah jantung meningkat, palpitasi,
takikardia, aritmia, hipotensi, angrna,
vasodilatasi, syok
Sakit kepala, perilaku yang tidak sesuai,
bingung, eforia, delirium, gelisah, edema
papil, koma
Lemah, tremor, hiperrefleks, incoordination
Retensi cairan dan kalium, asidosis laktat
MANIFESTASI
KLINIK HIPOKSIA
Manifestasi
klinik
hipoksia tidak spesihk, sangat bervariasi,tergantung pada lamanya
hipoksia (akut
ataukronik),
kondisi
kesehatanindividu
dan biasanyatimbul
pada keadaan hipoksia yang sudah berat. Manifestasiklinik
dapatberupa perubahan status mental,lbersikap
labil,
pusing,dispneu, takipneu, respiratory distress, dan aitmia. Sianosis sering dianggap sebagai tanda hipoksia, namun hal ini hanya dapat dibenarkan apabila tidak terdapat anemia.
Untuk mengukur hipoksia
dapat
digunakan
alat
oksimetri
(pulseoxymetty)
dan analisis gas darah.Bila
nilai
saturasi kurang darig0o/o diperkirakan hipoksia, dan membutuhkan oksigen.Pemeriksaan Laboratorium dan Penunjang Lain
Berbagai tanda dan gejala hipoksia bervariasi dan
tidak
spesifik,
makauntuk
menentukanhipoksia
diperlukanpemeriksaan laboratorium. Pemeriksaan yang paling sering
digunakan adalah pemeriksaan PaO, arteri atau saturasi oksigen
arteri
melalui pemeriksaan invasif yaitu analisis gas darah arteri ataupun noninvasifyaitl
pulse oximetry(dengan menjepitkan
alat
oksimetri pada ujungjari
ataudaun
telinga).
Padapemeriksaan
analisis
gas darah,spesimen darah
diambil dari pembuluh
darah arteri
(a.radialis atau a.femoralis) dan akan didapatkan nilaiPaO,
PCO2,
saturasi
oksigen dan parameter
lain.
Padapemeriksaan oksimetri
hanya
dapatmelihat
saturasi oksigen. Pengukuran saturasi oksigenmelalui
oksimetriini tidak cukup untuk mendeteksi hipoksemia, karena hanya
dapat memperkirakan PaOr> 60mmH gatauPaOr<60 mmHg.
Berulang kali studi dilakukan, ternyata oksimetri tidakbisa
untuk menentukan indikasi pemberian terapi oksigenjangka
panjang, namun pemeriksaan
noninvasif
ini
efektif
digunakan
untuk
evaluasi kebutuhan oksigen
selamalatihan, dan
untuk
mengevaluasi dan memastikan dosis oksigen bagi pasien yang menggunakan oksigen di rumah.MANFAATTERAPIOKSIGEN
Tujuan terapi oksigen adaiah mengoptimalkan oksigenasi
jaringan dan meminimalkan asidosis respiratorik.
Ada beberapa keuntungan dari terapi oksigen. Terapi
oksigen pada pasien PPOK dengan konsentrasi oksigen
yang tepat
dapat
mengurangi sesak napas saat aktivitas,dapat meningkatkan kemampuan beraktivitas dan dapat memperbaiki kualitas hidup.
Manfaat
lain terapi
oksigen adalah memperbaiki
hemodinamik
paru,
kapasitas
latihan, kor
pulmonal,
menurunkan cardiac output, meningkatkan fungsi jantung,memperbaiki fungsi neuropsikiahik, mengurangi hipertensi pulmonal, memperbaiki metabolisme otot dan diperkirakan dapat memperbaiki impotensi.
INDIKASI TERAPI OKSIGEN
Dalam pemberian oksigen harus diperlimbangkan apakah
pasien benar-benar membutuhkan
oksigen
,
apakahdibutuhkan terapi
oksigenjangka pendek (short-term
o xy g en t h er apy) atau terapi oksi gen j angk a p anjang (l o n g
-term oxygen therapy).
Indikasi untuk pemberian oksigen harus jelas. Oksigen yang diberikan harus diatur dalam
jumlah
yang tepat, danharus
dievaluasi
agar
mendapatmanfaat
terapi
danmenghindari toksisitas.
Terapi Oksigen Jangka Pendek
Terapi
oksigenjangka
pendek merupakanterapi
yangdibutuhkan pada pasien-pasien dengan
keadaan
hipoksemia akut,
di
arrtaranya pneumonia, PPOK dengan eksaserbasi akut, asma bronkial, gangguan kardiovaskular,emboli paru. Pada keadaan tersebut, oksigen harus segera
diberikan dengan adekuat. Pemberian oksigen yang tidak
adekuat akan menimbulkan cacattetap dan kematian. Pada kondisi ini, oksigen harus dibenkan dengan
FiO,
60- 100% dalam waktu pendek sampai kondisi membaik dan terapiyang spesifik diberikan.
Selanjutnya oksigen diberikandengan dosis
yang
dapat mengatasi hipoksemia
danmeminimalisasi
efek
samping.Bila
diperlukan, oksigen harusdiberi
secara terus-menerus.Untuk pedoman
indikasi
terapi oksigen jangka pendek telah ada rekomendasi dari The American College of ChestPhysicians
danthe
National Heart, Lung
and
Blood
Institute.
(Tabel2)
lndikasi yang sudah direkomendasi :
-
Hipoksemia akut (PaOz < 60 mmHg; SaO2 < 90%)-
Henti jantung dan henti napas-
Hipotensi (Tekanan darah sistolik < 100 mmHg)-
Curah jantung yang rendah dan asidosis metabolik(bikarbonat < 18 mmol/L)
-
Respiratory disfress (frekuensi pernapasan > 24lmin) lndikasi yang masih dipertanyakan :-
lnfark miokard tanpa komplikasi-
Sesak napas tanpa hipoksemia-
Krisis sel sabitTerapi Oksigen Jangka Panjang
Banyak pasien dengan hipoksemia membutuhkan terapi
oksigen
jangka
panjang.
Pasien dengan PPOK
merupakan kelompok yang paling banyak menggunakan
terapi
oksigenjangka panjang. Studi
awal pada terapioksigen
jangka panjang
pada pasien
PPOK
memperlihatkan bahwa pemberian oksigen
secarakontinyu
selama 4 -8minggu
menurunkanhematokrit,
memperbaiki toleransi latihan, dan menurunkan tekanan
vaskular pulmonar.
Pada pasien dengan PPOK dan
kor
pulmonal, terapi oksigenjangka
panjang
(long-term
oxygen therapy
I
UIOT) dapat
meningkatkanjangka hidup
sekitar enam sampai tujuh tahun. Angka kematian menurun pada pasien dengan hipoksemia kronis apabila oksigen diberikan lebih daril2jam
sehari dan manfaat survival lebih besar telahditunjukkan dengan pemberian oksigen berkesinambungan.
Berdasarkan beberapa
penelitian
didapatkan bahwaterapi oksigenjangka panjang dapat memperbaiki harapan
hidup. Karena
adatya perbaikan denganterapi
oksigenjangka
panjang, maka saatini
direkomendasikan untuk pasienhipoksemia (PaO, < 55 mmHg atau saturasi oksigen<
88%)
oksigen diberikan secara terus menerus24 jam
dalam
sehari. Pasien denganPaO, 56 -59 mmHg
atau saturasi oksigen 89%o, kor pulmonal atau polisitemia jugamemerlukan terapi oksigen jangka panjang.
Pada keadaan
ini
,
awal pemberian oksigen
harus dehgan konsentrasi rendah(PiOr24
-
28%)
dan dapatditingkatkan
bertahap berdasarkanhasil
pemeriksaananalisis gas darah, dengan tujuan mengoreksi hipoksemia
dan menghindari penurunan
pH di
bawah 7,26. Oksigendosis
tinggi
yang diberikan kepada pasien dengan PPOKyang
sudah mengalami gagal napastipe
II
akan dapat mengurangi efek hipoksik untuk pemicu gerakan bernapas dan meningkatkan mismat c/z ventilasi-perfu si. Hal ini akan menyebabkan retensi CO, dan akan menimbulkan asidosisrespiratorik yang berakibat fatal.
Pasien dengan gagal napastipe
II
mempunyai risiko
hiperkapnia yang seringterjadi
karenakelebihan
pemberianoksigen
dantidak
adekuatnya terapi yang diberikan.Pasien yang menerima terapi oksigen jangka panjang harus dievaluasi ulang dalam 2 bulan untuk menilai apakah hipoksemia menetap atau ada perbaikan dan apakah masih
dibutuhkan terapi
oksigen? Hingga
40%opasiet
yang
mendapat terapi oksigen mengalami perbaikan setelah 1
bulan dan tidak perlu lagi meneruskan suplemen oksigen.
Indikasi terapi
oksigenjangka panjang yang
telahdirekomendasi (Tabet 3 dan
Tabel4)
KONTRAINDIKASI
Suplemen oksigen tidak direkomendasi pada :
.
Pasien dengan keterbatasanjalan
napasyang
berat dengan keluhan utama dispneu,tetapi
dengan PaO,Pemberian oksigen secara kontinyu
-
PaOz istirahat < 55 mmHg atau saturasi oksigen < BB %-
PaOz istirahat 56-59 mmHg atau saturasi oksigen 89 %pada salah satu keadaan :
-
Edema yang disebabkan karena CHF-
P pulmonal pada pemeriksaan EKG (gelombang P > 3 mm pada lead ll, lll, aVF)-
Eritrosiiemia (hematokrit > 56 %)-
PaOz > 59 mmHg atau oksigen saturasi > 89%Pemberian oksigen tidak kontinyu
-
Selama latihan : PaOz < 55 mmHg atau saturasi oksigen <BB%
-
Selama tidur : PaOz < 55 mmHg atau saturasi oksigen < 88Yo
dengan komplikasiseperti
hipertensi pulmoner' somnolen, dan aritmialndikasi Pendapaian terapi
PaOz < 55 mmHg or SaOz
< 88%
Pasien dengan kor
pulmonal
PaOz 55-59 mmHg atau
SaOz > 89%
Adanya P pulmonal pada
EKG, hematokrit > 55%
dan gagal jantung
kongestif lndikasi khusus
Nocturnal hypoxemia Tidak ada hipoksemia saal
istirahat, tetapi saturasi menurun selama latihan atau tidur
PaOz > 60mmHg atau SaO2 > 9jYo
Dosis oksigen sebaiknya disesuaikan saat iidur dan latihan
PaOz > 60mmHg atau SaO2'>
90%
Dosis oksigen sebaiknya disesuaikan saat tidur dan latihan
Dosis oksigen sebaiknya
disesuaikan saat tidur Dosis oksigen sebaiknya
disesuaikansaat latihan
lebih atau sama dengan 60 mmHg dantidakmempunyai
hipoksia kronik.
.
Pasien yang meneruskan merokok, karena kemungkinan prognosis yang buruk dan dapat meningkatkanrisiko
kebakaran..
Pasien yang tidak menerima terapi adekuatTEKNIK PEMBERIAN OKSIGEN
Cara pemberian oksigen dlbagi
2jenis
yaitu
sistem arus rendah dan sistem arustinggi,
keduanya masing-masing mempunyai keuntungan dan kerugian.Alat
oksigen arus rendahdi
antaranyakanul
nasal, topeng oksigen, r e s erv oir
m as k, katetet tr atstracheal, dansimple mask.
Alat
oksigen arustinggi di
antaranyaventuri
mask dan resert,oir
nebulizer blenders.764
KEGA\I'ATDARURAIAN MEDIK DI BIDAI\G ILMU PENYAKIT DALAMAlat
Pemberian Oksigen dengan
Arus
Rendah
Kateter
nasal dankanul
nasal merupakanalat
dengansistem arus rendah
yang
digunakan secara luas.Kanul
nasal arus
rendah
mengalirkan
oksigenke
nasofaringdengan aliran
l-6Llm,dengan FiO,
antaraI,24 - 0,44 (24%- 44%).
Aliran
yang lebih tinggi tidak meningkatkanFiO,
secara bermaknadi
atas 44oh dan dapat mengakibatkanmukosa membran menjadi kering.
Untuk memperbaiki efi siensi pemberian oksigen, telah
didisain
beberapa alat,di
attaranyaelectronic
demanddevices,
reservoir nasal canulas,
dantranstracheal
cathethers, dan dibandingkan
dengan
kanul
nasal
konvensional, alat- alat tersebut lebih
efektif
dan efi sien.Electronic demand devices. Secara komersial dibuat dengan
perbedaan
dalam
hal waktu, frekuensi,
dan volume.
Berdasarkan
beberapa
studi alat
ini
menunjukkan
penghematan oksigen 50-
86%. Salah satu kerugiannyaadalahbunyi yang gaduh dari alat
ini.
Reservoir nasal canulas.
Alat
ini
dapat mengurangipenggunaan
oksigen
50- 15%. Namun kerugian
penggunaan alat
ini
adalahtidak
nyaman bagi pasien diantaranya harus bernapas dengan cara
bibir
dikatup.Transtracheal oxygen. Mengalirkan
oksigen
secaralangsung
melalui kateter ke dalam fiakea.
Oksigen
transtrakeal dapat meningkatkan kesetiaan
pasien
menggnnakan oksigen secara
kontinyu
selama 24 jam, dansering berhasil
padapasien
denganhipoksemia
yangrefrakter. Dari hasil studi , dengan oksigen transtrakeal
ini
dapat menghemat penggunaan oksigen 30-
60%.Keuntungan dari pemberian oksigen transtrakeal yaitu
tidak menyolok mata, tidak ada bunyi gaduh dan tidak ada
iritasi
muka/hidung. Rata-rata oksigen yang diterima
mencapai 80-96
%. Kerugian dari
penggunaan oksigen transtrakeal adalah biayatinggi
dan risiko infeksi lokal.Komplikasi yang biasa terjadi pada pemberian oksigen transtrakeal ini adalah emfisema subkutan, bronkospasme,
dan batuk paroksismal. Komplikasi lain di antaranya infeksi
stoma, dan mulkus ball yang dapat mengakibatkan fatal.
Risiko retensi CO,
ini
perlu dihindari denganberhati-hati mengatur pemberian oksigen dengan mempertahankan PaOrantara60- 65 mmHg.
Alat
Pemberian Oksigen dengan Arus Tinggi
Alat
oksigen arustinggi
di
antaranya Venturi mask danReservoir
Nebulizer
Blenders.Alat venturi
mask menggunakan prinsipjet
mixing
(efek
Bernoulll).
Jet mixing
masks, mask dengan arustinggi,
bermanfaatuntuk
mengirimkan
secara akuratkonsentrasi oksigen rendah
(
24-35%).
Pada
pasiendengan PPOK dan gagal napas tipe
II
, bernapas denganmask
ini
mengurangi risiko retensiCO,
dan memperbaiki hipoksemia.Alat
tersebut terasalebih
nyaman dipakai,dan masalah
rebreathing
diatasi
melalui
proses
pendorongan dengan arus
tinggi
tersebut.Sistem arus tinggi
ini
dapat mengirimkan sampai40Ll
menit oksigen melalui mask,yangumumnya cukup unfuk total kebutuhan respirasi. Dengan penggunaan
mask ini
tidak mempengaruhi FiOr.Dua indikasi
klinis
untukpenggunaan oksigen denganarus
tinggi
adalah pasien dengan
hipoksia
yang
memerlukan pengendalian
FiO,
danpasien hipoksia
dengan ventilasi abnormal.Sistem Suplai Oksigen
Ada
beberapamacam
sistemuntuk suplai
oksigen,di
arfiaratya: Oxygen concentrdtors, sistem gas kompresor
dan
oksigen
dalam
bentuk cair. Masing-masing
ada kerugian dan keuntungannya, oleh karena itu harusdipilih
yang
manayang
terbaik
,disesuaikandengan
kondisi
paslen.
Oksigen concentrators, secara elektrik bertenaga mesin,
menyaring
molekul
oksigen
udaralingkungan
dengan konsentrasi oksigen9}o/o- 98o/o, dan aliran oksigen maksimum dapatmencapai
3-5L/menit.
Concentrators merupakan sistem pemberian oksigen yang paling hemat biaya.Compressed
gas cylinders, silinder
dengan gas yangdipadatkan
menyediakanoksigen
kuranglebih
57jam
dengan aliran oksigen2Llmerit
sampai 15 L/menit.Aliran 02 100% Fio, (%)
Sistem aliran rendah
Kanul nasal 1Um 2Ll m 3L/m 4Llm 5L/m 6L/m Transtrakeal
0,5-41lm
Mask Oksigen 5-6Um 6-7Um 7-8 L/ m Mask dengan kantongreservorr 6L/m 7Ll m 8L/m 9L/m '10 L/ m Nonrebreathing 4-10 L/m
Sistem aliran tinggi
Venturi mask 3 L/m 6Um 9 L/m 12Llm 15 Um 24 aa 32 36 40 44 24-40 60-'100 40 50 60 60 70 80 90 >99 24 2B 40 40 50
Liquid
oxygen reservoirs, oksigen dalam bentukcat
yangbertahan 5 sampai 7 hari dengan aliran oksigen 2 L/menit dan dapat digunakan dengan mengisi
ulang.
Kerugian, alatini
cukup mahal dan kadang-kadang terj adi pembekuan pada klep apabila pemberian oksigen mencapai 8 L/menit, dan kadangterjadi
penguapanoksigen
cair
tersebut apabilatidak
digunakan.HAL.HAL
YANGPERLU
DIPERHAIIKAN
Pada terapi oksigen
jangka
panjang, peningkatan PCO,arteri
biasanya
kecil
dan ditoleransi
baik.
Namun,
kadangkala berkembang hiperkapnia yang serius sehingga harus berhati-hati melanjutkan terapi oksigen.Penggunaan
oksigen yang berlebihan
pada pasienPPOK dengan gagal napas
tipe2
dapatmenimbulkan efektoksisitas , retensi CO, dan asidosis respiratorik, yanggejala
awalnya
dapat berupa
adanya
nyeri
dadasubsternal, takipnu, dan batuk yang tidak
produktif.
Karena untuk deteksi toksisitas oksigen tidak mudah,maka
perlu dilakukan
pencegahantimbulnya
toksisitas oksigen dengan cara pemberian oksigen harus dilakukan dengan dosisdan carayar'g
tepat. Pemberian oksigenyang
paling
aman dilakukan pada
FiO,
0,5
-
l.
Menggunakan suplemen oksigen
berisiko
terhadap api,oleh
karena
itu
hindari merokok,
dan tabung
harus diyakinkan aman agartidakjatuh
dan meledak.KESIMPULAN
Terapi oksigen merupakan sistem pengobatan yang telah
dikenal
sejak lama, dapat diberikan pada pasien-pasiendengan
hipoksemia
akut
maupun
kronik.
Pemberianoksigen dapat memperbaiki keadaan umum, mempermudah
perbaikan
penyakit
dan memperbaiki
kualitas
hidup.
Oksigen
dapat
diberikan jangka
pendek
danjangka
panjang.
Untuk
pemberian oksigenkita
harus mengertiindikasi pemberian oksigen, tehnik yang akan dipakai, dosis
oksigen yang akan diberikan dan lamanya oksigen yang akan diberikan serta waktu pemberian. Pemberian oksigen
perlu
dievaluasimelalui
pemeriksaan analisis gas darah atau denganoksimetri,
sehingga dapat mengoptimalkanpemberian oksigen dan mencegah terjadinya retensi COr.
REFERENSI
Bames PJ. Chronic obstructive pulmonary disease. New Eng J Med.
2000:343; 4:269-280.
Brusasco V, Pellegrino R. Oxygen in the rehabilitation of patients
with chronic obstructive pulmonary disease. Am J Respir Crit
Care Med. 2003;168:1021 -2.
Celli B.R., MacNee W, and Committee members. Standard for the
diagnosis and treatment of patients with COPD Eur Respir J.
2OO4:23;932-46.
Emtner M, Porszasz J, Burns M, et all. Benefits of supplemental
oxygen in exercise training in nonhypoxemic chronic
obstruc-tive pulmonary disease patients. Am J Respir Crit Care Med.
2003;168:1034-42.
Michael F. Beers. Oxygen therapy and pulmonary oxygen toxicity.
In: Fishman AP, ed. 3'd ed. Fishman's pulmonary diseases and
disorders. 1998;2627 -42.
Tarfu SP, Celli BR. Long term oxygen therapy. Review article. New
23
DUKUNGAN VENTILATOR MEKANIK
Ceva W. Pitoyo,Zulkifli
AminPENDAHULUAN
Ventilator
adalah suatu sistem alat bantuanhidup
yang dirancanguntuk
menggantikan atau menunjang fungsipernapasan
yang normal. Tujuan
utama pemberian
dukungan ventilator mekanik adalah untuk mengembalikanfungsi normal pertukaran udara dan memperbaiki fungsi
pemapasan kembali ke keadaan normal. Ventilator mekanik
dibagi menjadi dua, yaitu ventilator mekanik
invasif
danventilator mekanik non
invasif
PEMILIHAN DAN
TIPEVENTILATOR
Pada saat manusia bernapas spontan, udara masuk ke paru
akibat tekanan
negatif
(hisapan)dari
dalam paru karenaparu dan rongga toraks mengembang. Ventilator tekanan
negatif bekerja
dengan mengembangkanrongga
dada.Ventilator tipe
ini
saatini
sudah tidak digunakan lagi.Ventilator
tekanan
positif bekerja
dengan
meng-hembuskan udara
melalui
saluran napaske
dalam paru.Ventilator tipe
inilah
yang saatini
umum digunakan danoleh
karenaitu
tulisan
ini
akanlebih
dibahas tentangventilator
tekanan
positif.
Beberapa
tipe ventilator
disebutkan di bawahini:
.
Ventilatortekanannegatif
.
Ventilator tekananpositif
a.
Cuirassventilator
b.
Tankventilator
(iron
lung)a.
Pressure
limit
devices
(Bird,
Bennet PR-2)b.
Volumelimit
devices (MA-2'Bear 2)
c.
Time cycled devices (Siemens9008, e00c)
.
Ventilatorfrekuensi
a.
Jet
ventilatorstinggi
b.
High frequency venti latorsc.
OssilatorsDari
berbagaitipe
yang ada,ventilator
yangdipilih
hendaknya mudah
untuk
mengontrol konsentrasi
oksigen, volume
tidal,
frekuensi
napas serta yang
terpenting
adalahyang
dikuasai
oleh
operator
mesin ventilator. Ventilator juga sebaiknya diperlengkapi alarmuntuk
diskoneksi
tipe ventilator
mendadak'
batas pressure, danvolume
eksPirasi.MAN FAAT
PEMASANGAN VENTILATOR
.
Mengatasi hipoksemia.
Mengatasi asidosis respiratorik akut.
Mengatasi
distres pemapasan.
Mencegahatau
mengatasi atelektasis paru.
Mengatasi kelelahan ototbantu
pemapasan.
Memudahkan pemberian
sedatif
atau blokade
neuromuskular.
.
Menurunkan kebutuhan pemakaian oksigen sistemik danmiokard..
Menurunkan tekanan intrakranial.
Menstabilkandinding
dada.Harus diingat bahwa ventilator mekanik
hanyaberfungsi
sebagaipendukung
sampai penyebab utamakondisi
yang memerlukan dukunganini
teratasi.Tekanan
positif
dapat mengembangkan kembali
atelektasis atau
mempetbaiki
mis m at ching
(ketidak-imbangan) ventilasi-perfusi dan memperbaiki oksigenasi daerahyang
ventilasinya buruk. Usaha bernapas pasienyang
tak
adekuat dengan memakaiotot
napas tentunyamengkonsumsi oksigen berlebihan,
dengan"positive
pressure mode"
ventilator
dapat
usahaini
dan penyampaian oksigen
yang
erpenuhi'Tekanan positif ventilator dapat juga digunakan untuk menstabilkan
dinding
dada pada keadaan fungsi bernap asterganggu seperti
pada "Jlail
chest".MODUS BANTUAN VENTILATOR
Untuk
dapat memahami berbagai modus/metode kerjaventilator
harus dipahamidulu istilah-istilah
initiation/
trigger,
target/limit,
dan cycle off (disingkat cycle).Trigger
(initiulion)
adalah pencetus awal inspirasi.Inisiatif
atau pencetus
awal inspirasi
pada pernapasan denganventilator
bisa berasaldari mesin
(machinetriggered
/
controlled breath)
atau
dari
pasien
sendiri
Qtatienttriggered/assisted breath). Jenis trigger yang dipakai pada suatu modus ventilator seringkali menjadi kata kedua dari nama
modus tersebut, misalnya
padamodus
VolumeC
ontrolled
Ventilation, Volume As sisted Ventilation,
dll.
Kebanyakan ventilator dapat diatur untuk menghantarkan
udara
baik
dengan caraterkontrol
(mandatoryI
control
mode) maupun dengan cara bantuan (assist mode).Limit
(larget) adalah jenis batas pemberian udara inspirasioleh ventilator.
Ada
duajenis
limit
pada ventilator yang saatini
adayaitu
volumelimited
dan pressure limited.Padavolume limited, jumlah volume udara yang diberikan
saat inspirasi oleh ventilator ditentukan oleh operator mesin, sedangkan pada pressure targeted, operator menentukan besar tekanan
yang diberikan
pada saat inspirasi. Jenis target ini sering kali dipakai sebagai kata pertama pada namamodus
ventilator,
seperti
pada
Pressure Support
Ventilation, Vo
lume
Controlled
Ventilation, dll.
Cycle/cycle
off/cycling
to
exhalation
adalah proses perpindahan dari inspirasi ke ekspirasi. Proses cyclingbisa didasarkan ataswaktu (time
cycled), volume
(volume cycled), tekanan (pressure cycled), atau besarnya alirantdara
Qflowcyclefi.
Ventilator
jenis baru
sering
kali
menggabungkan
antara beberapaparameter cycling,
misalnya arfiara volume
cycling
dan pressure cycling.Pada
cycling
berdasarkanwaktu, inspirasi
berhentipada waktu yang telah ditentukan
(Ti)
oleh operator mesindan akan
terjadi
prosesekspirasi.
Cara mensetwaktu
lamanya inspirasi
adalah dengan menentukanjumlah
napas dalam semenit (frekuensi) dan dilanjutkan dengan
menentukan rasio
inspirasi
: ekspirasi(I:E ratio)
dalamsetiap napasnya. Caru lain menentukan lamanya inspirasi adalah dengan menentukan
volume
tidal
disertai
polaaliran(flow)
inspirasi danlaju
alirantertinggi(peakflow
rate).Yentllator
jenis lama atau yangkecil,
sepertiventi-lator unfuk
transportasi, dioperasikan dengan cara time cycled.Pada
pressure-cycled, puncak
tekanan
inspirasi
ditetapkan dan perbedaan tekanan antara
ventilator
danparu-paru
mengakibatkan pemompaan sampai puncaktekanan tercapai. Apabila puncak tekanan tercapai inspirasi
akan
berhenti
diikuti
katup
ekspirasi akan terbuka dan pengeluaran udara secarapasifakan
terjadi. Keuntungan utama dari pressure-cycled adalah deselerasi pola aliran inspirasi, di mana aliran inspirasi semakin berkurang saatparu-pam mengembang. Hal ini mengakibatkan distribusi
gas ke seluruh paru lebih homogen. Kerugiannya adalah pengantaran volume pada setiap respirasi tergantung pada
compliance
paru
dan rongga dada. Perubahan dinamispada mekanik paru mengakibatkan tidal volumebervariasi.
Hal
ini
membutuhkan pengawasanketat
danmungkin
membatasi kegunaan caraini
pada pasien dalam keadaan gawat darurat. Ventilator jenis terbaru dapat menyediakanventilasi
volume-assured pressure cycled.P ada volume-cycl ed inhalasi berj alan sampai volume
tidal
dihantarkan dandiikuti
pengeluaran udara secarapasif. Dasar daricara
ini
adalah gas dihantarkan dengan pola aliran inspirasi yang konstan, mengakibatkan puncaktekanan yang ada dalam jalan napas lebih
tinggi
dari yangyang
dibutuhkanuntuk
mengembangkanparu
(plateaupressure). Karena volume yang dihantarkan
konstan, tekananjalan
napasberubah-ubah
sesuai perubahancompliance paru
dan resistensijalan
napas.Kerugian
utama adalah tekanan
jalan
napas yangberlebihan
akanmengakibatkan barotrauma.
Pengawasan
ketat
danpembatasan
tekanan bermanfaat
untuk
menghindari
masalah
ini.
Karenavolume-cycled menjamin
volumeyang konstan, cara
ini
menjadipilihan
awal diunit
gawat darurat.P ada cycling berdasarkan
flow,
ventilator
akan mulaiekspirasi bila mesin mendeteksi bahwa aliranudara inspirasi oleh pasien sudah menurun atau dianggap
tidak
adalagi
oleh mesin.
Cycling
ini
ada pada pasien yang bernapasspontan ata:u assisted-spontaneous breaths.
Ambang di
mana mesin m ergatggapflow
inspirasi telah berhenti bisadidasarkan atas
nilai
flow
yang absolut atau persentase daripeakJlow
rate(mtmnya25%).
Umumnya ambangini
sudah diset tetap oleh pembuatventilator tetapi
adajuga ventilator yang ambangnya dapat diubah-ubah.
Bila
ambang ini diturunkan makaberarti memperlama inspirasidemikian pula sebaliknya.
CONTROLMODES
Padamodes ini inisiatifbemapas seluruhnya dikontrol oleh ventilator, alat menghantarkan volume tidal (volume r4asuk sekali napas) tanpa usaha napas dari pasien. Pada pasien
apnea atau pasien
yang'peak
airway
pressure'rrya
melebihi ventilator
(asma) atau terbatas usaha napasnyaatau
yang
pernapasannya cepat(>25
kali/menit)
caraterkontrol
ini
adalahpilihan
utama. Caraini
menjaminpenghantaran ventilasi yang sesuai setiap menit. Ada dua
macam
control
mode yangbisa diberikan
pada pasien,yaiht
Volume Controlled Ventilation(VCV)
dan PressureControlled
Ventilation (PCV).Vol u
me Controlled Ventilation
(VCV)
{68
KEGAWATDARURAf,AN MEDIK DI BIDANG ILMU PENYAKIT DALAMmachine
triggered. Modus
ini
disebut juga controlled
mechanical
ventilation
(CMV).
Pada modusini
volumetidal
umumnya dihantarkan dengan polaflow
yang telahdiatur
sebelumnya sehingga merupakan volume cycledata::
/low
cycled, namunbisa
pula
ditambahkan pause setelahakhir
inspirasi
selamawaktu tertentu
sehinggamerupakan time cycled. Karena volume
tidal
danwaktu
inspirasi ditentukan mesin, maka untuk
mencegahbarotrauma, tidak boleh terjadi peningkatan tekanan
jalan
napas,
misalnya akibat batuk,
pasien berontak,
bronkospasme atau complience rongga
toraks
yang menurun.Untuk itu
modus
ini
hanya
digunakan padapasien dengan
sedasiberat,
anestesia,paralisis
otot
napas atau gangguan
neuromuskular berat. Selain
itu
harus terpasang
alarm untuk
membatasi tekananjalan
napas
(umumnya diatur
pada60
cmHg).
Keuntungan modusini
adalahhilangnya work
of
breathing
(WOB)
pada
pasien
yang
memang
harus
diturunkan/
diistirahatkan WOBnya.
Pressure
Co ntro Iled
Venti
I ati o n ( PCV)Pada modus
ini
mesin
bekerja
dengan machine
triggered,
pressure targeted
dantime
cyled. Pada saatmesin secara otomatis memberikan napas, tekanan
jalan
napas segera mencapai
peak airway pressure
danselanjutnya menurun sampai
titik
awal. Kecuali bila
modus
ini
dioperasikan dengan PEEP makatitik
awal adalah0 mmHg.
Bila
modus
ini
dioperasikan
denganpositive
end expiratorlt pressure (PEEP) makatitik
awaltekanan adalah PEEP
itu
sendiri. Apabila
PEEPdigunakan, maka besarnya peak airway pressure adalah PEEP ditambah tekanan yang
telah 'ditugaskan'
(man-datory)
pada mesinuntuk diberikan.
Karena modusini
didasarkan atas time cycled, ekspirasi hanya akan
terjadi
bila
waktu inspirasi
(Ti)
habis. Apabila
penurunan
tekanan saat
inspirasi telah
mencapai
titik
awal
sebelum
Ti
maka akanterjadi pause dt
mana tekananjalan
napas akan dipertahankan sampaiwaktu
ekspirasi tiba.I
nterm
ittent
M andatory
Ventil
ation (lMVl
Modus
ini
bukanmurti
controlled
mode karena pasienjuga
bernapas spontan. Napasdari mesin
dihantarkansetiap
interval waktu
tertentu (machinetriggered),
dan pasien dapat melakukan pernapasan spontandi
antarabantuan
napasventilator.
Lebih
tepat
bila
mode
ini
disebut
sebagaiVCV
padapasien
bernapas spontan.Agar pasien
dapat
bernapas spontan, pada mesin harusdibuat
memiliki
aliran
udara yang terus
meneruswalaupun mesin
sedangtidak
memberikan inspirasi.
Apabila inspirasi
mesin
terjadi
saat pasien
baru
ekspirasi
dapat
muncul
risiko
barotrauma
atau
volutrauma. Oleh
karenaitu
caraini
telah digantikan
dengan synchronizedIMV (SIMV).
ASSISTED VENTILATION MODES
Volume
Assisted Ventilafion
(VAV)Modus
ifi
adalahpatient's
triggered dan volume limited. Ventilator akan bekerja memb anf.t (as s isting) memberikanudara inspirasi
bila
mendeteksi usaha napas dari pasien.Modus
ini
disebut j.uga assisted mechanical ventilation. Besamyavolume
tidal
yang diberikan ditentukan
oleh mesin(volume
limiteQ.
Sama sepertiVCV
modusini
memakai volume
cycled
atau/low
cycled.
Modus ini
diindikasikan pada pasien yang bemapas spontan namun
tidak adekuat (selama masih cukup adekuat untuk terbaca oleh mesin). Berkebalikan dari
VCY
modus ini tidak boleh diberikan pada pasien henti napas, dalam sedasi b erat ataupelemas
otot.
Modus
ini juga
berbahaya pada pasiendengan hiperventilasi sentral karena akan meningkatkan volume semenit (VE), menyebabkan hipokarbia, alkalosis respirasi akut, hipokalemia dan aritmia.
P
ressu re
S upport
Ventilation (PSVI
Modus
ini
seringdisingkat
PS saja.Modus
ini
bekerja secarapatient's trigerred, pressure
targeted,
flow
cycled. Apabila
pasien
memicu mesin, mesin
akanmemberikan udara secara cepat sehingga tekanan
jalan
napas
yang
ditargetkan
dicapai.
Seperti halnya
pada PCV, apabila PEEP digunakan lebih dari 0 mmHg, makapeak airway pressure yang
terjadi
adalah
PEEPditambah
nilai
PS
(besarnya tekananmaksimal
yangdib erikan oleh me s
in).
S el anjutnya/
ow akarr disesuaikanterus
untuk mempertahankan
tekanan
jalan
napastersebut, sehingga selama pasien masih
menarik
napas(berarti
pasien membuat tekanannegatif)
maka mesinterus memberikan udara/tekanan.
Apabila flow
inspirasipasien menurun sampai ambang cycle
off
mesin
(umumnya
25oh dari peakexpiratory
pressure), mesinakan
beralih
ke ekspirasi.PSV
dirancanguntuk menghindari
barotrauma dan mengurangi kerja napas. PSV berbeda denganIMV/SIMV,
di mana PSV dikondisikan untuk membantu setiap usaha napas spontan. PSV sekarang menjadi pilihan pada pasien
dengan gagal napas yang tidak terlalu berat dan
memiliki
usaha napas yang adekuat. Hasilnya dapat meningkatkan kenyamanan pasien,mengurangi efek
buruk
terhadapkardiovaskular,
mengurangi
risiko
barotrauma,
danmeningkatkan distribusi gas.
Assisfed-co
ntro I Ied
venti
I ati o n mode
Pada modus-modus tipe
ini
ventilator mendeteksiinisiatif
inspirasi
dari
pasien dan menyediakan bantuan tekanan selama inspirasi. Pada mesinjuga
diset frekuensi napasminimal.
Bila
pasien bernapas
di
bawah target
minimal
tersebut maka mesin memberikan napas secaraVo I u m
e
Assi
sted -Contro
I Ied
Venti
Iation
(VACV)
VACV
sering disebut
assist-control ventilation atat
disingkat
A/C
saja. Modusini
adalah volumelimited
danvolume
ata:utime
cycled. Pasienmenginisiasi
inspirasiseperti pada VAV namun frekuensi minimal sudah diatur
di
mesin sehingga
bila
pasien bernapas sangat lambat atau sangat lemah, modusini
akan menjadiVCV'
Pada modusini setting frelttensi inpirasi terkontrol tidak boleh di bawah kebutuhan minimal pasien.
Synchronous lntermittent Mandatory Ventilation
(srMV)
Modus
ini
bekerja secara patients
triggered dan volumetargeted seperti halnya VSV. Namun walaupun pasien bisa
mentrigger mesin,
bila
pasien tidakjuga
bemapas dalam wakfu terlentu, mesin akan memberi napas secara otomatisseperti pada
VCV
atau
IMV.
Usaha penyelarasan
(synchronis
ation)
adalahuntuk
mengurangi barotrauma,yang mungkin
timbul
dengan caraIMV, ketika
napasdiantarkan
kepada pasienyang
sudahdalam
keadaaninspirasi maksimal
atau sedang berusaha penuhuntuk
ekspirasi.Pilihan awal modus ventilasi (misalnya
SIMV atauA/
C)
tergantungdokter
atauinstitusi yang
bersangkutan.Ventilasi CMV,
juga
NC,
adalah cara bantuan penuhdi
mana ventilator bisa mengambil alih seluruh usaha napas. Kedua cara ini bermanfaat bagi pasien yang membutuhkanventilasi semenit (VE) yang tinggi. Dukungan penuh, akan
mengurangi
kerja otot
pernapasan(tvork
of
breathing)sehingga mengurangi konsumsi O, dan produksi CO, dari
otot-otot
pernapasan. Suatu kekuranganyang mungkin
terdapat pada modusA/C
pada pasien dengan penyakitsumbatan
jalan
napas adalah perburukandari
keadaan udara yang terperangkap(air
trapping)
dan
napas yangberlumpukan (breath stacking).
Ketika
bantuan napas penuhdiberikan
pada pasienyang dilumpuhkan dengan blokade neuromuskular,
tidak
ada perbedaan antara VE pada berbagai cara ventilasi yang ada. Pada pasien apnoe,
A/C
dengan frekuensi napas 10 danVT
500 ml mengantarkan VE yang sama denganSIMV
dengan parameter yang sama.SIMV
membutuhkan usaha napas lebih besar daripadaA/C
karenaitu
SIMV
jarang dipakai sebagai modus awal ventilator.IN
DIKASI PEMASANGAN VENTILATOR
Indikasi utama pemasangan ventilator adalah adanya gagal napas atau keadaan
klinis
yang mengarah ke gagal napas.Kondisi
yang mengarah ke gagal napas adalah termasuk hipoksemia yang refrakter, hiperkapnia akut, atau kombinasi keduanya. Indikasi lainnya adalah pneumonia berat yangtetap
hipoksemia walaupun
sudahdiberikan
oksigendengan tekanan
tinggi
atau eksaserbasiPPOK di
manaPaCOrnya
meningkat
mendadak dan
menimbulkan
asidosis.
Hipoksemia
.
PaO, <60mmHg atau SatO2<90% pada FiO2>50o.
Adanya'shunt'(pada
atelektasis, edema paru, pneu-monia,emboliparu)
.
Adanya ketidakimbangan ventilasi-perfusi(V/Q)
atau percampurandar
ena (pada asma dan PPOK).
Adanya hipoventilasi dan peninggian tekanan PaCO2 (pada henti napas, gagal napas akut)..
Pada FiO, yang rendah, tekanan barometrik yang rendah,dan
adanyatoksin
tertentu
(kebakaran,ketinggian
tertentu, keracunan CO)..
Keseimbangan difusi yang tak adekuat (anemia, curahjantung yang
tinggi,
umumnyaini
adalah faktor yang memperburuk bukan faktor utama)Hiperkapnia
PaCOr> 55 dengan asidosis atau peningkatan PaCO, dari
keadain awal yang disertai asidosis). Hal
ini
dapat terjadipada :
.
Peningkatan beban kerja melebihi kapasitas keq'a karena-
Complianceyatgtertdah(ARDs,
luka bakar daerah dada, efusi pleura, obesitas, pneumonia)-
Resistensi yangtinggi
(asma, PPOK,tumor
atau sumbatan pada saluran naPas).
PeningkatanYCO2
bersamaan dengan terbatasnyakapasitas kerja (diet, PPOK)
.
Peningkatandead space (ruang rugi) yang memerlukan peningkatan ventilasi bersamaan dengan keterbatasan kapasitas kerja..
Penurunan kapasitas kerja.-
Karena
penurunan
pusat
napas
di
otak
padaoverdosis obat dan
sindrom
hipoventilasi sentral-
Penyakit neuromuskular (miastenia gravis, sindrom Cuillain-Bane)-
Mechanical
disadvantage(
hipetventilasi,
autoPEEP)
-
Atrofi
otot napas (pada malnutrisi, paralisis jangkalama, steroid)
-
Gangguan
metabolik
(asidosis, penurunan
O, delivery)-
Kelelahan.TATA
LAKSANA
VE NTI LATO RPada
ventilator invasif,
pasien mulanya harus diintubasidulu
dengan
pemasanganpipa
endotrakeal. Karena
memerlukan pemantauan gas darah berulang maka kanulauntuk pengambilan darah arterial harus dipasang juga.
.
Pilihlah ventilator yang paling anda kuasaiatatpahng
familiar
dengananda,
dan sesuai dengan kebutuhan170
KEGA\I/AIDARURAf,AN MEDIK DI BIDAI\G ILMU PENYAKIT DALAI\ilpasien. Ingat tujuan utama kita adalah untuk memberikan
ventilasi
dan oksigenasiyang
adekuat, mengurangibeban napas pasien, sinkronisasi alat dan pasien, dan
menghindari tekanan inspirasi yang tinggi.
Berilah FiO, awal 100%, kemudian FiO, ini diturunkan
dengan titrasi unfuk memperlahankan saturasi O, pada 92-94%.
Pasanglah volume tidal awal pada 8- I Oml/kgBB. Pasien
dengan gagal napas
akut
karena
gangguarrneuromuskular sering memerlukan volume tidal sampai
10-l2ml/kgBB,
sedangkan beberapa kasusARDS
memerlukan volume
tidal
5-8m1/kgBB,
lebih
baik
menghindari
tekananinspirasi
saluran napas yang tinggi.Respiratory Rale (RR). Pilih frekuensi pernapasan yang sesuai dengan keadaan
klinis
pasien. Targetkan kepH
bukan
sajaPaCOr.
Pernapasanyang
terlalu
cepatmengurangi
waktu untuk
ekspirasi,
meningkatkantekanan jalan napas rata-rata dan menyebabkan udara terperangkap pada pasien dengan penyakit sumbatan
jalan napas. Pernapasan awal dapat dibuat 5-6 kali per
menit
pada
pasien
dengan asma, dengan
teknik
hiperkapnik.Inspiration/expiration
ratio (IlE
ratio).
Rasio normal dimulai denganl:2.
Kemudian dikurangi menjadi 1:4 atau 1:5 pada keadaan penyakit sumbatanjalan napas dalam usaha menghindari udara terperangkap dan pada auto atau intrinsik PEEP.Pasanglah PEEP pada kelainan paru yang
difus,
untuk menunjang oksigenasi dan menurunkanFiO,.
Padasebagian besar kasus gagal
napas.
PEEi, juga
meningkatkan tekanan puncak inspirasi saluran napas,
suatu
efek yang
sebenarnyatak diinginkan.
Jarangdiperlukan tekanan PEEP
melebihi
15 cm H,O. PEEP memindahkan cairan dari alveoli ke ruang interstisialperivaskular. PEEP tidak mengurangi jumlah total dari
cairan
ekstravaskularparu. Umumnya
PEEP diatursecara
fisiologis
pada3-5 cmHrO untuk
mencegah penumnan fungsi kapasitas residu paru. PEEP 6-
l0
cmH2O dipakai
untuk
mencegah atelektasis pasca bedah. Alasan peningkatan PEEP pada pasien denganpenyakit berat
adalah
untuk
menyediakan cukup
oksigen,
dan menurunkanFIO,
pada keadaannon-toksik
(FIOr<0,5).Tingkat
PEEP harus diselaraskan sehingga tekanan intratorakal yang berlebihan (dengan resultan berupa penurunan aliran balik vena danrisiko
barotrauma) tidak terjadi.Jika
ventilator
memerlukan
pengaturunflow
rategnakanlahfl
owrateatauRRyangmenghindarinapasyang
bertumptkan(stacking)
dan auto PEEP.Inspira-totyflow
rates adalah fungsi dari VT, VE ratio dan RRyang bisa dikendalikan secara internal oleh ventilator.
Inspiratory
flow
rates
diatur
pada
60
l/menit.
Pengaturanini
dapat ditingkatkan sampai 100 l/menituntuk
mengantarkan
VT
secara
cepat
danmemperpanjang
waktu ekspirasi
pada
penyakit
sumbatan
jalan
napas.Dengan bantuan ventilasi,
s ens it ivity diatur pada 1 -2 cm
HrO.
.
Bila
ada kesulitan dengan oksigenasi,ventilasi
atau terjadi tekanan inspirasi tinggi berlebihan yang tak bisadikoreksi
dengan berbagiai cara, maka untuk
mensinkronkan
pasien dengan
alat
boleh
dipertimbangkan pemakaian sedasi, analgesik atau ubahpos1s1.
.
Konsultasi kepadayang lebih
berpengalaman untukkasus/alat bersangkutan
bila
masih ada kesulitan.)
ATURANMEMULAI
PEEP
Mulailah
PEEP pada5
cm
HrO dantingkatkan
secaraberlahap dengan
2-3
cm
HrO.
Efek rekruitment
penuhmungkin belum muncul untuk beberapa jam.
Monitor
selalu tekanan darah, denyutjantung,
PaO, saat menaikkan PEEP, dan pada intervalwaktu
tertentu. Ingat selalu efek buruk PEEP yaitu: barotrauma, hipotensi,turunnya curah jantung, peninggian PaCO, dan gagalnya oksigesnasi.
Modifikasi Seting Ventilator
Setelah pasien
diintubasi
(padaventilator
invasif)
dantersambung
ke ventilator
mekanik, dengan
teliti
perhatikan efek dari intervensi
ini. Lihat
frekuensi napaspasien, atur
laju
pernapasanoleh mesin.
Pasien yangtetap takipnea
setelah terpasang
ventilasi mungkin
memerlukan
sedatif. Diazepam(2-5 mg
iv)
tiap
2jam
elektilpada
keadaanini.
Penting memonitor hasil pemeriksaan gas darah secara serial. Hasil
ini
sebagai dasar untuk mengubah seting ven-tilator. Mengingat pH normal adalah 7,40, P aCO rnormal40,
dan
PaO, normal sekitar
100.
Maka
kita
perlu
mengetahui
data dasaranalisis
gas darahini.
Hal ini
membantu
untuk
mengetahuinilai
dasar, karena pasien denganpenyakit paru
kronik
mungkin
merasa nyaman dengan Pa0, 50.Nilai
normalini
merupakan target saatmengatur seting ventilator.
Kurang
tepat merubah
lebih dari
satu paramcter
sebelum
memeriksa
efek dari
perubahan sebelumnyadengan pemeriksaan gas darah. Walaupun begitu masih dapat diterima mengubah dua parameter secara bersamaan sepanjang
yang
satu mempengaruhi Pa0, danyang
lain mempengaruhi PaC0, (sepertiFI0,
dan frekuensi/RR).Jangan merubah PEEP dan
FI0,
secara bersamaan karena hal ini akan menyulitkanmeramalkan efekyang diinginkan.Periksalah gas darah arterial 30-60
menit
setiap setelahmengubah seting ventilator.
Mengubah Pa0r. Pa0, dipengaruhi olehperubahanFI0, dan
PEEP. Berikan FI0, kurang dari 60% untuk menghindari efek
a).
Pa0,
tinggi.
Bila
Pa0,tinggi,
FIO,
dapat diturunkandengan
menggunakal
"rule
o"f
7"
sebagai patokan
pengaturan FIOr. Setiap penurunan 1% FI0r, Pa0, akan turun7. Contoh
:jika
Pa0r 380 pada FI0, 9}o/o,Dengantarget Pa0, 100, maka adalah aman untuk menurunkanFI0,
dari 90%menjadi 50%(40
X
7:280).
Jikapasien sudahpadaposisiFI0,
rendah, makabila
PaO, tetaptinggi,
PEEP dapatditurunkan. Direkomendasikan penurunan PEEP dengan tahapan 2cm Hr0, periksa hasil gas darah tiap saat sesudah pemrmnan tersebut. Turunkan PEEP pada level
fisiologis
3-5 cm H20. Karena efek
toksik
oksigen, pasien denganPa02 tinggi pertama-tama harus diturunkan FIO, nya barulah kemudianPEEP.
b). PaO, rendah. Pasien dengan PaO, yang rendah, PEEP
pada level hsiologis dapat meningkatkan Pa0, dengan hanya mengatur Fi0, sekitar 50-60%. Kemudian mulailah menaikkan PEEP pada kenaikan 2.
Monitor
efek tiap-tiap perubahan dengan memeriksa gas darah, apabila diperlukan PEEP >10 cm HrO maka kateter arteri pulmonalis perlu dipasang untuk memonitor efek dari penambahan PEEP, karena PEEP dapatmenurunkan
aliran
balik
darah
ke jantung
danmengakibatkan efek
terbalik
terhadap curahjantung.
Besarnya curah jantung bervariasi dari pasien ke pasien. atau pada pasien yang
sama
pada waktu yang berbeda.PEEP dengan
level
tinggi juga
berisiko
menyebabkanbarotrauma (pneumotorak, pneumediastinum atau pneumo peritoneum). Pada beberapa sentra, pasien yang diberi PEEP
tinggi
dipasang prohlaksis chest tube bilateral.Merubah
PaC0r.
PaC0,dipengaruhi oleh
pengaturanfrekuensi dan volume tidal.
a. PaC0,
tnggi.
PaC0,tinggi
menandakan hipoventilasi; jagalahvolume
tidal
pada 10-15ml,&gBB.
Sesudahitu
naikkan frekuensi untukmemperbaiki ventilasi semenit (\{E), periksa efek tiap perubahan dengan analisis gas darah.b.
PaCO,rendah.
Menandakan adarryaventilasi
yangberlebihan dan biasanya
diikuti
oleh keadaan alkalosis.Jagalah volume tidal tidak lebih dari 15 ml&gBB. Turunkan frekuensi ventilator. Jika pasien takipnu pemberian sedatif atau
paralisis
mungkin
diperlukan
untuk
mengontrol
ventilasi.
Perhatikankemungkinan munculnya takipnu
setelah penumnan frekuensi(rate).Hal ini
menunjukkankelelahan karena kurangnya bantuan ventilasi dan hal
ini
memerlukan peningkatan frekuensi ventilator.Prinsip umum untuk mengubah seting ventilator. a).
Bila
pasien memburuk baru lakukan intervensi. b). Mengubah FIO, selalu dibatasi kemungkinan keracunan oksigen. c). Mengubah VE dibatasi oleh kemungkinan penurunan PaC0,
dengan
akibat alkalosis.
d).
Mengubah PEEP dibatasi kemungkinan penurunan PaC0, dengan akibat alkalosis.e). Mengubah PEEP dibatasi oleh kemungkinan penurunan curah jantung.
Penyapihan (weaning)
dari ventilator.
Pada pasien pascabedah faktor yang penting diperhatikan adalah rasa sakit
sayatan
akibat
operasi mempengaruhi lama
bantuanventilator.
Akibatnya
pasien
setelahlaparotomi
atautorakotomi
(keduantra sakit
sayatanlebih
lama)
akanmembutuhkan periode
lebih
panjang dalam intubasi danventilator dibanding yang
disebabkan
oleh
mediansternostomy
(relatif
kurang sakit). Parameter yang harus ada sebelum menyapih pasien adalah sebagai berikut:1.
Pasien harus memperoleh oksigenasiyang
adekuat(ditentukan oleh PaOr), pada PEEP fisiologis dan
FI0,
tidak lebih
besardari
500/o. Secaraobyektif
harusditemukan Pa0,
lebih
besardari 70
pada penurunansecara serial PEEP 3-5 dan FIOr 40-50%.
a.
Pa0r<60 memerlukan kembali pada level sebelum pemasanganalat
bantu pernapasan.b.
Pa0, 60-70%
memerlukan menunggu pada level yang baru pada alat bantu pernapasan.c.
Pa0, >70 diperkenankanuntukpenyapihan.2.
Pasien harus memperoleh ventilasi adekuat (ditentukanoleh
PaC0r)
yang
harus
kurang dari 45
sebelumekstubasi.
a.
Sapihlah sampai frekuensi 2-4.hka
gas darah tetap memperlihatkan ventilasi adekuat ( PaCO, rtormal) ubah seting ventilator ke CPAP (Continous PositiveAirway
Pressure). Perhatikan
laju
pernapasanpasien dengan
baik.
Jika pasien menjadi takipnupada frekuensi rendah, atau setelah dengan seting ke CPAP, maka penyapihan j angan diteruskan dulu. Jangan membiarkan pasien pada frekuensi
ventila-tor
2,
atau CPAPterlalu
lama setelah diputuskanpenyapihan
tidak
diteruskan' Pernapasan melaluipipa
endotrakealtidak
seperti pemapasan normal melaluimulut
dan tidak tepat membiarkan pasienbernapas
terlalu
lama
melalui
tube.
Walaupunkebanyakan orang menggun akkan T-p iece sebelum ekstubasi,
jika
pasien bisa menerima CPAP pada 5cm Hr0, maka sebetulnYa
b.
MenenfukankemamPuanharus diperoleh parameter respirasi atau disebut juga faktor mekanik pemapasan, meliputi volume
tidal (VT), negative inspiratory force
(NIF)
dan Wtal Capacity (YC). Agar ekstubasi berjalan lancar maka,NIF harus 25 cm HrO atau lebih besar (lebih negatif). Volume tidal harus 400 pada ukuran dewasa normal.
3.
Mempersiapkan ekstubasi.a.
Tentukantingkat
kesadaran, pasien harus sadar(bangun) dan
kooperatif. Mintalah
pasienuntuk
mengangkat kepalanya
untuk
memperlihatkankekuatan yang
adekuat dan kemampuanuntuk
mengikuti perintah.
b.
Berikan oksigenasi dan ventilasi yang adekuat, Pa0, dan PaC0, harus mencukupi pada CPAP + 5 cm HrOdan FI0, tidak
lebih
dati 50o/o. Pernapasan mekanik harus memperlihatkanNIF
tidak kurang
dari 25172
KEGA\ilATDARURAf,AN MEDIK DI BIDANG ILMU PET.WAKIT DALAMdengan
tidal volume 400
ml
atau
lebih
besar.
penyapihan dari ventilator invasif.Frekuensi pernapasan harus 25 atau
kurang.
.
Tingkat kesadaran stabil atau membaikc.
Tandavital
stabil atau tidak ada risiko aspirasiatau
.
Tandavital
stabiltidak
terkontrolnyapemapasan.
.
Frekuensi napas <25lmenit
4.
Prosedurekstubasi.
Sebagaikunci
ekstubasiyang
.
gas darah mendekati atau pada :sukses dijelaskan kepada pasien prosedur yang
akan
P0r>7OmmHg
dilakukan
PC0r<5OmmHga.
pasien 'disuction' melalui rongga mulut danselang
pH < 7,35.endotrakeal
.
Kapasitas vital >15ml/kg
b.
kempeskan balon selang endotrakeal.Persyaratan
.
Volumetidal >400ml (50-T0kgdewasa)Kemungkinan perlu ventilasi mekanik
-l<--+
Apneu
Anam nesis/pem eriksaan fisik
Depresi pusat pernapasan
V!,
K ro nik
t
Fail chest ringan Fail chest beral PaCO, < 45
mmHg
PaCO,> 45 mmHgHemodinamik stabil Hemodinamik tak stabil
I
Lanjutkan terapi
Bukan Pascasurgical
Kapasitas vital
Penyakit paru kronik
PaCO, < 50 mmHg Prognosis ad malam
I
Teruskan tera piI
Teruskan tera pi mHgKesadaran menurun Kesadaran ba k
PaCO, < 60 mmHg Fto, 1,0 PaCO, > 60 mmHg Kapasitas vital <'10 ml/kg By pass kardiopulmonari H iperkapn ia
Penyakit paru akut
Trauma dinding toraks
l\.4 asalah neurom uskula r
PaCO, > 45 mmHg PaC0, < 4$ p16q
I
t-t
Kesadaran
menurun
Kesadlran baik[---l
Kelelahan jelas Tidak ada kelelahan
T.,.r.ki
t.,,.piBukan bypass
kard iopu lm ona ri I
+
Obesitas Efek obat prolong Hemodinamik
tak stabil
l\itungkin perlu IPPV
Kelelahan lelas
Peninggiantekanan Asidosismetabolik
intrakranial
beratYV
Sukar menelan Bisa menelan
rJi
Kapasitas vital
>'1 0 ml/kg
Tidak ada kelelahan + Teruskan terapi Prosed ur surgical major
'
NIF
(negative inspiratotyforce)
>
-25 cm HrO(lebih negatifl.
c.
Sebelumpipa
endotrakeal dilepas, pasien harus dalam fase inhalasi. Jadi saat pelepasan pipa, pasien adalah pada fase ekshalasi yang akan membantu mencegah terhisapnya sekret yang ada di trakea ke paru.d.
Ingat bahwa pipa berbentuk lengkung danikutilah
lengkunganitu
saat melePasnYa.5.
Pesan penting setelah ekstubasi.a.
Pasang40-50o%maskermukab.
Sucsion bilamana perluc.
Bila
pasien telah mengalami bantuan pernapasan dalam waktu lama, biarkanlah ventilator di sampingpasien
selama24
jam, karena setiapwaktu
dapatdipergunakan
bila terjadi hal kegawatat
yang
d.
e.
f
o b'memerlukan ventilator kembali. Cek gas darah setelah 30-60 menit Periksa spirometn tiap
jam
Rangsang batuk dan napas dalamPerhatikan takipnu, yang sering merupakan peftanda awal gagal napas.
KOMPLIKASI
Keputusan
untuk
memasang
ventilator
harusdipertimbangkan secara matang. Sebanyak 75o% pasien yang dipasang ventilator umumnya memerlukan alat tersebut lebih dari 48 jam. Bila seseorang terpasang ventilator lebih dari 48
jam maka kemungkinan dia tetap hidup keluar dari rumah sakit (bukan saja lepas dari ventilator)jadi lebih
kecil
Secara
statistik
angkasurvivai
berhubungan sekalidengan diagnosis utama, usia , dan jumlah organ yang gagal
. Pasien asma bronkial lebih dari 90o/o survive sedangkan
pasien kanker
kurang
dari
l0o/o.Usia
di
atas65
tahun kemungkinan survivekurang dari 50'/o. Sebagian penyebab rendahnya .sur"vival pasien terpasang ventilatorini
adalah akibat komplikasi pemakaian ventilator sendiri, terutama tipepositive pressure.
AKIBAT
MERUGIKAN
DARIVENTILASI
MEKAN!K
Pengaruh pada Paru-Paru
Barotrauma mengakibatkan emfisema,
pneumomediasti-num, pneumoperitoneum, pneumotoraks, dan
tensionpneumothorax. Puncak tekanan pengisian
paru
yangtinggi
(lebih besar dari 40 cmHrO) berhubungan denganpeningkatan insidens barotrauma.
Disfungsi
sel alveolartimbul
akibat
tekanan
jalan
napas
yang tinggi'
Pengurangan lapisan surfaktan mengakibatkan atelektasis, yang mengakibatkan peningkatan tekanan jalan napas lebih
lanjut. Tekanan jalan napas yang tinggi juga mengakibatkan
distensi berlebihan alveolar (volutrauma), meningkatkan
permeabilitas mikrovaskular
dan kerusakan parenkim.Konsentrasi oksigen inspirasi yang tinggi (FIO, lebih besar
dari 0,5) mengakibatkan pembentukan radikal bebas dan kerusakan sel sekunder. Konsentrasi oksigen yang
tinggi
ini
dapat mengakibatkan hilangnya nitrogen alveolar dan atelektasis sekunder.Pengaruh pada Kardiovaskular
Jantung, aor1a, dan pembuluh darah pulmonal berada
di
dalam
rongga
dada dan potensial dalam meningkatkan tekananintra
torakal. Hasilnya berupa penurunan curahjantung
sehinggaaliran balik
vena ke
jantung
kananmenurun, disfungsi
ventrikel
kanan,
dan pembesaranjantung
fi.i.
P"nr*nan
curahjantung
akrbatpreload
ventrikel
kanankurang, banyak
dijumpai
pada pasienhipovolemik
dan memberikan reaksi pada penambahanvolume cairan.
Pengaruh pada
Ginjal,
Hati, dan Saluran Cerna
Tekanan
ventilasi
positif
bertanggung
jawab
pada keseluruhan penunrnanfungsi
ginjal
dengan penurunanvolume urin dan ekskresi natrium.
Fungsi hati mendapat pengaruh buruk dari penurunan curah jantung, meningkatnya resistensi pembuluh darah
hati, dan peningkatan tekanan saluran empedu'
Iskemia
mukosa gaster dan perdarahan
sekundermungkin terjadi
akibat penurunan
curahjantung
danpeningkatan tekanan vena lambung.
Ventilator
Noninvasif
(NIPPV)
Ventilasi invasif adalah suatu alat bantuan napas mekanik
(ventilator) tanpa suatu pemasangan pipa endotrakeal ke
jalan
napasManfaat alat
ini
adalah: efek samping akibat intubasi jalan napas atau efek samping trakeostomi dapat dihindari,ukuran
alatnyarelatif kecil,
portabel, pasien
saat alat terpasangbisa bicara,
makan,batuk,
danbisa
diputusuntuk
istirahat.NIPPV disebut juga body ventilator (iron lung, pneumo
wrap,
chest cuirass), positive pressureventilator
(PPV),continuous possitive airway pressure (CPAP).
Body
ventilator
diseb:utjuga
negative pressure
ventilator.Alat ini
bekerja dengan menimbulkan tekanannegatif
di
sekeliling
dada dan perut yang menghasilkan pengembangan rongga dada sehingga udara terisap keparu melalui
mulut
dan hidung. Saat tekanan sudah samakembali
dengansekitarnya, maka
secarapasif
akibatelastic
recoil
parudan dinding dada akan terjadi ekspirasi' Padapneumo belt (intermitent abdominal
pressure
ventilator),mekanisme kerja
justru
sebaliknya; yaitu alat melakukan penekanan pada perut untuk ekspirasi aktif daninspirasi terjadi secara pasif karena gravitasi.
774
KEIGAWTTDARURATAN MEDIK DI BIDANG ILMU PENYAKIT DALAMpengubahan
posisi
pasien dan
akibat gravitasi
akanmembantu pergerakan pasif diafragma untuk inspirasi dan ekspirasi.
Non
invasif positive pressure ventilators, mekanismekerjanya adalah secara
aktif
membantuinpirasi
dengan mengantarkan suatu volume tidal udara yang sudah diatur tekanannya.Teknik
ini
memungkinkankita
mengontrol ventilasi menyeluruh atau hanya membantu usaha napasspontan saja.
Ekspirasi
(ekshalasi)terjadi
secarapasif
terhadap PEEP yang sudah diatur tekanannya atau terhadap tekanan atrnosfer.CPAP (Continous
possitive
air
pressure) mengantar secara konstan suatu tekanan udara selama inspirasi dariekspirasi, jadi tekanan udara dibuat positifterhadap tekanan
atmosfir selama siklus napas. CPAP
ini
bukanmumi
suatu model ventilator karena tak membantu inspirasi secara aktif,tapi
mengurangi beban bernapas pada pasien yang bisa bemapas spontan dengan memperbaiki compliance atau mengimbangi PEEP intrinsik. Tekanan yang dipakai biasanya5-1 0 cmllOjarangyang melebihi/bisa mentolerir sampai lebih dari 15
cmllO.
REFERENSI
Dellinger RP. Mechanical ventilation. In : The ACCP pulmonary board review 1998-1999. Illinois. ACCP: 346-359.
Gomella LG, Braen GR, Haist SA, Olding M. Fundamental of ventilator management. In:Clinicians pocket reference 6'h ed.
California: Appleton&Lange; 1989.p.226-32.
Marini JJ and Wheeler AP. Indications and option on mechanical
ventilation. In: Critical care medicine, the essentials. 2'd,ed.
Baltimore: Williams&Wilkins; 1997.p.1 16-35.
Keuntungan Keterbatasan
Mudah dipasang dan dipindah Lebih nyaman
Mengurangi pemakaian sedatif
Bisa
sambil
bicara/menelan /batukMenghindari komplikasi plpa berupa:
.
resistensi pipa.
trauma jalan napas atas.
asplrasl mlnl.
infeksi paruStres psikis
Peningkatan pengawasan perawatan
Timbul hipoksemi saat dilepas Timbul iritasi mata
Sulit higienis jalan napas Tak ada proteksi jalan napas Tak nyaman di muka Distensi lambung
Terbatas kemampuan ventilasinya