FAKULTAS KEDOKTERAN UKRIDA
(UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA)
Jl. Terusan Arjuna Utara No.6 Kebon Jeruk - Jakarta Barat KEPANITERAAN KLINIK
STATUS ILMU KEBIDANAN DAN PENYAKIT KANDUNGAN FAKULTAS KEDOKTERAN UKRIDA
PRESENTASI KASUS : OLIGOHIDRAMNION SMF ILMU KEBIDANAN
RUMAH SAKIT : RUMAH SAKIT UMUM BHAKTI YUDHA
Nama Mahasiswa : Tanda Tangan Nim : ...
Dr. Pembimbing : Dr.H.Achmad Djaenudin, SpOG
_______________________________________________________________________________ __________________________
IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny I Nama : Tn J
Umur : 34 tahun Umur : 36 tahun
Pendidikan : S1 Pendidikan : S1
Agama : Islam Agama : Islam
Suku Bangsa : Sunda Suku Bangsa : Sunda
Alamat : Kampung Pondok RT 02/RW 03
Bojong Sari, Depok Alamat : Kampung Pondok RT 02/RW 03 Bojong Sari, Depok Masuk Rumah Sakit : Tanggal 24/04/2012 Jam : 09.32
ANAMNESIS
Diambil dari : Autoanamnesis dengan pasien Ny I pada tanggal 24/04/2012 jam 09.32 1. Keluhan utama:
Perut mules-mules yang kemudian menghilang 2 hari SMRS 2. Riwayat Penyakit Sekarang :
1 minggu SMRS, OS dengan G2P1A0 40 minggu mulai merasakan mules-mules pada perutnya. OS kemudian memeriksakan dirinya pada hari sabtu tanggal 21 April 2012 bersamaan dengan jadwal ANC nya ke dokter kandungan. Dokter kandungan memeriksakan
keadaan janin dengan USG dan dokter menjelaskan kepada OS bahwa cairan amnionnya berkurang dan letak bayi miring. Berhubungan dengan ini, dokter menginformasikan kepada OS untuk segera melahirkan bayinya dengan operasi. OS pun menyetujuinya dan sesuai perjanjian operasi pun berjalan sewaktu OS datang lagi kerumah sakit.
HPHT : 17 Juli 2011 TP : 24 April 2012 3. Riwayat Haid
Haid pertama : umur 13 tahun Siklus : teratur, 28 hari/bulan
Lamanya : 7 hari
4. Riwayat Perkawinan
Kawin : sudah (1 kali)
Dengan suami sekarang : 9 tahun 5. Riwayat Obstetrik
G2P1A0
Kehamilan pertama : 9 tahun, perempuan, berat badan 3,29 kg, panjang badan 50 cm, partus ditolong oleh bidan.
6. Riwayat Keluarga Berencana
Sejak tahun 2002 OS mengaku memakai KB suntik setiap 1 bulan sekali. Kemudian OS berganti KB pada tahun 2005.
7. Lain-lain Tidak ada
PERMERIKSAAN JASMANI 1. Pemeriksaan umum
Keadaan umum :baik
Kesadaran : kompos mentis
Kntak psikik : normal
Tinggi badan :150 cm
Berat badan : 52 Kg
Keadaan gizi : baik
Tekanan darah : 100/60 mmHg
Nadi : 100 x/menit
Suhu : 37,0 ’C
Pernapasan : 17x/menit
Kulit : sawo matang, tidak ada kelainan Kepala : normocephal, tidak ada kelainan Muka : tidak ditemukan kelainan
Mata : konjunctiva anemis (-), sklera ikterik (-) Telinga : tidak ditemukan kelainan
Mulut/gigi : mukosa bibir tidak kering, gigi lengkap tidak ada yang berlubang Leher : tidak ditemukan kelainan
Dada : tidak ditemukan kelainan
Jantung : BJ1 dan BJII reguler, gallop (-), murmur (-)
Paru-paru : suara napas vesikuler, wheezing (-), rhonki (-)
Kelenjar limfe :Submandibula : tidak teraba membesar Leher : tidak teraba membesar
Supraklavikula : tidak teraba membesar Ketiak : tidak teraba membesar
Ekstremita : akral hangat
Edema sensitibiltas
- - + +
- - + +
Pertumbuhan rambut :
Ketiak : distribusi normal Pubis : distribusi normal Betis : distribusi normal 2. Payudara
simetris, areola mammae bersih, puting susu menonjol keluar, tidak ada ASI 3. Pemeriksaan perut/abdomen Bising usus : (+) Status obstetrikus: TFU :39 cm DJJ : 150x/menit PEMERIKSAAN GINEKOLOGIK 1. Inspeksi Tidak dilakukan 2. Pemeriksaan Bimanual Vulva/Vagina tenang PEMERIKSAAN LABORATORIUM
PEMERIKSAAN LAIN
USG: Letak lintang, lilitan tali pusat, Indek Cairan Amnion : 6,8 URAIAN MASALAH
Resume
OS datang sesuai anjuran dokter kandungan sewaktu ANC dimana pada ANC dilakukan pemeriksaan USG dan didapatkan hasil dimana posisi bayi OS dalam kandungan adalah letak lintang, dan ada lilitan tali pusat, indeks cairan amnion 6,8. 1 minggu SMRS OS juga mengeluhkan adanya mules-mules.
Ringkasan (Summary)
Anamnesis : Os mengalami perdarahan post melahirkan 2 jam SMRS. Tidak ada riwayat gangguan pembekuan darah
Pemeriksaan fisik : tinggi fundus uteri 39 cm, kontraksi uterus(+), edema (-), jantung dan paru tidak ditemukan kelainan
DAFTAR MASALAH
Diagnosis kerja : G2P1A0 hamil 40 minggu dengan Oligohidramnion dan letak lintang. Diagnosis banding :
RENCANA PERMULAAN 1. Rencana diagnostik:
-Observasi keadaan ibu -Observasi DJJ bayi 2. Rencana terapi
- Pro Sectio Caesarian - Coamoxciclave 500mg 3x1 - A.mafenamat 3 x 500mg 3. Rencana pendidikan:
- Menjelaskan kepada OS tentang kondisi yang sedang dialami dan pentingnya tindakan untuk melahirkan bayinya agar tidak terjadi gawan janin.
PROGNOSIS Dubia ad bonam
Lembar follow up
Kepaniteraan Klinik Ilmu Kandungan Dan Kebidanan Fakultas Kedokteran UKRIDA
Nama pasien : Ny. I
Umur : 34 tahun
Tanggal masuk RS : 24/04/2012
Diagnosis : G2P1A0 hamil 40 minggu dengan Oligohidramnion dan letak lintang. 25.04.2012/ jam 0500
S: Nyeri perut dan nyeri luka bekas operasi SC
O KU : baik
Kesadaran : compos mentis
TTV : TD : 110/70 mmHg
N : 76 kali/menit S : 37 ’C RR : 20 kali/menit ASI :
-/-TFU : 2 jari dibawah pusat Kontraksi uterus (+)
Lochea : rubra (1 kali ganti softex)
Hasil laboratorium (tanggal 24/4/2012 jam 12.05) Hb : 11,8 g/dl
Leukosit :7,99 ribu/mm3
Trombosit : 329 ribu/mm3
Hematokrit : 35% Gula Darah Sewaktu: 81 mg/dl.
A P2A0 NH1 Post SC atas indikasi h. 40 minggu dengan oligohidramnion dan kepala letak tinggi dengan keadaan umum baik
P Observasi KU, kesadaran, TTV
Menjaga kebersihan luka bekas operasi Menyusukan bayi
Mobilisasi Th/
- Coamoxciclave 500mg 3x1 - A.mafenamat 3 x 500mg
- Becomb C 26.04.2012/ jam 0500
S: Nyeri perut dan nyeri luka bekas operasi SC
O KU : baik
Kesadaran : compos mentis
TTV : TD : 100/70 mmHg
N : 88 kali/menit S : 36,3oC
RR : 24 kali/menit ASI :
-/-TFU : 3 jari dibawah pusat Kontraksi uterus (+)
Lochea : rubra (1/4 kali ganti softex)
A P2A0 NH2 Post SC atas indikasi h. 40 minggu dengan oligohidramnion dan kepala letak tinggi dengan keadaan umum baik
P Observasi KU, kesadaran, TTV
Menjaga kebersihan luka bekas operasi Menyusukan bayi Mobilisasi bertahap Th/ - Coamoxciclave 500mg 3x1 - Becomb C 1x1 26.04.2012/ jam 0500
S: Nyeri perut dan nyeri luka bekas operasi SC
O KU : baik
Kesadaran : compos mentis
TTV : TD : 100/70 mmHg
N : 88 kali/menit S : 36,3oC
RR : 24 kali/menit ASI :
-/-TFU : 3 jari dibawah pusat Kontraksi uterus (+)
A P2A0 NH2 Post SC atas indikasi h. 40 minggu dengan oligohidramnion dan kepala letak tinggi dengan keadaan umum baik
P Observasi KU, kesadaran, TTV
Menjaga kebersihan luka bekas operasi Menyusukan bayi Mobilisasi bertahap Th/ - Coamoxciclave 500mg 3x1 - Becomb C 1x1 27.04.2012/ jam 0500
S: Nyeri perut dan nyeri luka bekas operasi SC
O KU : baik
Kesadaran : compos mentis
TTV : TD : 110/70 mmHg
N : 88 kali/menit S : 36,6oC
RR : 22 kali/menit ASI : +/+
TFU : 3 jari dibawah pusat Kontraksi uterus (+)
Lochea : rubra (1/3 kali ganti softex)
A P2A0 NH3 Post SC atas indikasi h. 40 minggu dengan oligohidramnion dan kepala letak tinggi dengan keadaan umum baik
P Observasi KU, kesadaran, TTV
Menjaga kebersihan luka bekas operasi Menyusukan bayi
Mobilisasi bertahap Th/
- Coamoxciclave 500mg 3x1 - Becomb C 1x1
TINJAUAN PUSTAKA Pendahuluan
Cairan ketuban sangat penting artinya bagi tumbuh kembang janin ke segala arah dengan jumlah sama sehingga pertumbuhannya simetris.Untuk pertama kalinya, cairan amnion dibentuk oleh sel trofoblas sehingga morula dapat berubah menjadi blastula. Selanjutnya terjadi perubahan sel trofoblas sedemikian rupa sehingga mampu melakuakn tugas utamnya untuk berimplasntasi di dinding uterus bagian depan atau belakang atas.Cairan amnion kemudian dibentuk oleh sel amnion sehingga pertambahannya seiring dengan makin tua usia kehamilan.Oligohiramnion : jika produksi makin berkurang, disebabkan beberapa hal diantaranya : insufisiensi plasenta, kehamilan postterm, gangguan organ perkemihan-ginjal, janin terlalu banyak minum sehingga makin kurang jumlah air ketuban intrauteri. Oligohidramnion bila air ketuban kurang dari 500 cc, biasanya cairannya kental, keruh, berwarna kehijau-hijauan. Sebabnya belum diketahui dengan pasti. Kalau terjadi pada kehamilan muda akan menyebabkan gangguan bagi pertumbuhan janin, seperti deformitas dan amputasi ekstremitas. Uterus tampak lebih kecil, dan detak jantung sudah terdengar lebih dini dan lebih jelas. Karena kurangnya cairan maka pergerakan anak akan menyulitkan si ibu. Prognosis oligohidramnion tidak begitu baik terutama untuk janin.Air ketuban memiliki beberapa peranan yang penting diantaranya melindungi bayi dari trauma, terjepitnya tali pusat, menjaga kestabilan suhu dalam rahim, melindungi dari infeksi, membuat bayi bisa bergerak sehingga otot2nya berkembang dengan baik serta membantu perkembangan saluran cerna dan paru janin.
Ada beberapa definisi oligohidramnion yang dipakai diantaranya: * Berkurangnya volume air ketuban (VAK)
* Volumenya kurang dari 500 cc saat usia 32-36 minggu * Ukuran satu kantong (kuadran) < 2 cm
* Amniotic fluid index (AFI) < 5 cm atau < presentil kelima
VAK meningkat secara stabil saat kehamilan, volumenya sekitar 30 cc pada 10 minggu dan mencapai puncaknya 1 Liter pada 34-36 minggu, yang selanjutnya berkurang. Rata-rata sekitar 800 cc pada 40 minggu. Pengurangan volume maksimal bisa mencapai 150 cc/minggu pada usia hamil 38-43 minggu.
Tiga hal utama yang berperan adalah VAK adalah(1) regulasi normal aliran air ketuban dari janin, (2) pergerakan air dan bahan2 yang larut didalamnya serta menembus membran (3) Efek ibu pada pergerakan cairan menembus plasenta.
Sumber ketuban yang berperanan adalah pipis bayi yang merupakan sumber utama air ketuban dalam TM II. Sumber lain adalah cairan yan berasal dari paru janin serta rongga hidung janin. Oligohidramnion diakibatkan oleh banyaknya cairan yg hilang ataupun kurangnya produksi urin janin. Secara umum oligohidramnion berhubungan dengan salah satu kondisi dibawah ini:
* Pecahnya selaput ketuban.
* Kelainan bawaan pada saluran ginjal dan atau saluran kemih janin. * Produksi pipis janin yang kurang secara kronis.
* Hamil lewat waktu (Postterm)
Oligohidramnion lebih sering ditemukan pada kehamilan yang sudah cukup bulankarena VAK biasanya menurun sat hamil sdh cukup bulan. Ditemukan pada sekitar 12 % kehamilan yang mencapai 41 minggu.
Diagnosa dibuat dengan pemeriksaan USG yaitu dengan mengukur indeks caira ketuban (Amniotic Fluid Index= AFI). Tetapi secara klinis (dengan pemeriksaan fisik) bisa diduga dengan : pengukuran tinggi rahim dari luar serta bagian bayi yang mudah diraba dari luar (didinding perut ibu). Namun hal ini hanya berupa asumsi/dugaan saja, tetap haris dikonfirmasi dengan USG.
USG juga bisa melihat anantomi janin untuk melihat kelainan seperti ginjal yang tidak tumbuh (dengan tidak terlihatnya pipis di kandung kemih janin). Serta untuk mengetahui adanya gangguan pertumbuhan janin. Pemeriksaan dengan spekulum dapat dilakukan guna mendeteksi adanya kebocoran air ketuban akibat pecahnya air ketuban.
Oligohidramnion didefinisikan sebagai AFI yang kurang dari 5 cm. Karena VAK tergantung pada usia kehamilan maka definisi yang lebih tepat adalah AFI yang kurang dari presentil 5 ( lebih kurang AFI yang <6.8 cm saat hamil cukup bulan).
VAK merupakan prediktor kemampuan janin menghadapi persalinan, karena kemungkinan tali pusat terjepit antara bagian bayi dan dinding rahim meningkat tatkala air ketuban sedikit. Hal ini akan menimbulkan gawat janin serta persalinan diakhiri dengan bedah cesar.
Jika terjadi oligohidramnion sebeleum cukup bulan, dilakukan perawatan secara ekspektatif tergantung kondidi bayi dan ibu, sedangkan jika terjadi pada hamil cukup bulan, dilakukan pengakhiran kehamilan (terminasi) sesuai dengan kondisi kematangan leher rahim. Jika matang dilakukan induksi persalinan.
Jumlah air ketuban bisa ditambah drai luar dengan melakukan amnioinfusion. Cairan NaCl hangat atau sesuai suhu ruangan dimasukkan lewat leher rahim. Sehingga akan menurunkan angka cesar pada kasus oligohidramnion.
ISI
A. Definisi
Oligohidramnion adalah suatu keadaan dimana air ketuban kurang dari normal, yaitu kurang dari 500 cc.
B. Etiologi
Etiologi belum jelas, tetapi disangka ada kaitannya dengan renal agenosis janin. Etiologi primer lainnya mungkin oleh karena amnion kurang baik pertumbuhannya dan etiologi sekunder lainnya, misalnya pada ketuban pecah dini.
C. Patofisiologi
Sindroma Potter dan Fenotip Potter adalah suatu keadaan kompleks yang berhubungan dengan gagal ginjal bawaan dan berhubungan dengan oligohidramnion (cairan ketuban yang sedikit). Fenotip Potter digambarkan sebagai suatu keadaan khas pada bayi baru lahir, dimana cairan ketubannya sangat sedikit atau tidak ada. Oligohidramnion menyebabkan bayi tidak memiliki bantalan terhadap dinding rahim. Tekanan dari dinding rahim menyebabkan gambaran wajah yang khas (wajah Potter). Selain itu, karena ruang di dalam rahim sempit, maka anggota gerak tubuh menjadi abnormal atau mengalami kontraktur dan terpaku pada posisi abnormal.
Oligohidramnion juga menyebabkan terhentinya perkembangan paru-paru (paru-paru hipoplastik), sehingga pada saat lahir, paru-paru tidak berfungsi sebagaimana mestinya.
Pada sindroma Potter, kelainan yang utama adalah gagal ginjal bawaan, baik karena kegagalan pembentukan ginjal (agenesis ginjal bilateral) maupun karena penyakit lain pada ginjal yang menyebabkan ginjal gagal berfungsi.
Dalam keadaan normal, ginjal membentuk cairan ketuban (sebagai air kemih) dan tidak adanya cairan ketuban menyebabkan gambaran yang khas dari sindroma Potter.
Gejala Sindroma Potter berupa :
- Wajah Potter (kedua mata terpisah jauh, terdapat lipatan epikantus, pangkal hidung yang lebar, telinga yang rendah dan dagu yang tertarik ke belakang).
- Tidak terbentuk air kemih - Gawat pernafasan,
D. Wanita dengan kondisi berikut memiliki insiden oligohidramnion yang tinggi . 1. Anomali kongenital (misalnya : agenosis ginjal, sindrom patter).
2. Retardasi pertumbuhan intra uterin. 3. Ketuban pecah dini (24-26 minggu). 4. Sindrom paska maturitas.
Sekitar 8% wanita hamil memiliki cairan ketuban terlalu sedikit. Olygohydramnion dapat terjadi kapan saja selama masa kehamilan, walau padaumumnya sering terjadi di masa kehamilan trimester terakhir. Sekitar 12% wanita yang masa kehamilannya melampaui batas waktu perkiraan lahir (usia kehamilan42 minggu) juga mengalami olygohydrasmnion, karena jumlah cairan ketubanyang berkurang hampirsetengah dari jumlah normal pada masa kehamilan 42 minggu.
E. Gambaran Klinis
1. Uterus tampak lebih kecil dari usia kehamilan dan tidak ada ballotemen. 2. Ibu merasa nyeri di perut pada setiap pergerakan anak.
3. Sering berakhir dengan partus prematurus.
4. Bunyi jantung anak sudah terdengar mulai bulan kelima dan terdengar lebih jelas. 5. Persalinan lebih lama dari biasanya.
6. Sewaktu his akan sakit sekali.
7. Bila ketuban pecah, air ketuban sedikit sekali bahkan tidak ada yang keluar. F. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan yang biasa dilakukan:
- USG ibu (menunjukkan oligohidramnion serta tidak adanya ginjal janin atau ginjal yang sangat abnormal)
- Rontgen perut bayi - Rontgen paru-paru bayi - Analisa gas darah.
.
G. Akibat Oligohidramnion
1. Bila terjadi pada permulaan kehamilan maka janin akan menderita cacat bawaan dan pertumbuhan janin dapat terganggu bahkan bisa terjadi partus prematurus yaitu picak seperti kertas kusut karena janin mengalami tekanan dinding rahim.
2. Bila terjadi pada kehamilan yang lebih lanjut akan terjadi cacat bawaan seperti club-foot, cacat bawaan karena tekanan atau kulit jadi tenal dan kering (lethery appereance).
H. Tindakan Konservatif 1. Tirah baring.
2. Hidrasi.
3. Perbaikan nutrisi.
4. Pemantauan kesejahteraan janin (hitung pergerakan janin, NST, Bpp). 5. Pemeriksaan USG yang umum dari volume cairan amnion.
6. Amnion infusion. 7. Induksi dan kelahiran.
Daftar pustaka
Cunningham F Gary,dkk. Obstetri Williams, Ed 21, vol 2,EGC, Jakarta, 2006, h 915-918
Wiknjosastro H, Saifuddin AB, Rachimhadhi T editor: Ilmu Kebidanan Edisi Ketiga, cetakan ketujuh, Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, Jakarta,2006,359
Manuaba I.B.G, Manuaba I.B. Chandranita. Pengantar Kuliah Obstetri, EGC, Jakarta, 2007, h500-502