contoh kasus emboli air ketuban
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
Emboli cairan ketuban merupakan sindrom dimana setelah sejumlah cairan ketuban memasuki sirkulasi darah maternal, tiba-tiba terjadi gangguan pernafasan yang akut dan shock. Sindrom cairan ketuban adalah sebuah gangguan langka dimana sejumlah besar cairan ketuban tiba – tiba memasuki aliran darah. Emboli cairan ketuban adalah masuknya cairan ketuban beserta komponennya ke dalam sirkulasi darah ibu. Yang dimaksud komponen di sini ialah unsur-unsur yang terdapat di air ketuban seperti lapisan kulit janin yang terlepas, rambut janin, lapisan lemak janin, dan musin/cairan kental. yang dapat menghambat pembuluh darah dan mencairkan darah yang mempengaruhi koagulasi. Dua tempat utama masuknya cairan ketuban dalam sirkulasi darah maternal adalah vena yang dapat robek sekalipun pada persalinan normal. Ruptura uteri meningkatkan kemampuan masuknya cairan ketuban. (dr. Irsjad Bustaman, SpOG.2009)
Emboli cairan ketuban dapat terjadi bila ada pembukaan pada dinding pembuluh darah dan dapat terjadi pada wanita tua/ usia lebih dari 30 tahun, sindrom janin mati, Multiparitas, Janin besar intrauteri, Insidensi yang tinggi kelahiran dengan operasi, Menconium dalam cairan ketuban dan kontraksi uterus yang kuat. Dua puluh lima persen wanita yang menderita keadaan ini meninggal dalam waktu 1 jam. Emboli air ketuban atau EAK (Amniotic fluid embolism) merupakan kasus yang sangat jarang terjadi. Kasusnya antara 1 : 8.000 sampai 1 : 80.000 kelahiran. Bahkan hingga tahun 1950, hanya ada 17 kasus yang pernah dilaporkan. Sesudah tahun 1950, jumlah kasus yang dilaporkan sedikit meningkat. Dalam kenyataannya memang emboli cairan ketuban jarang dijumpai, namun kondisi ini dapat mengakibatkan kematian ibu dengan cepat. Sekalipun mortalitas tinggi, emboli cairan tidak selalu membawa kematian pada tiap kasus.
75% wanita meninggal sebagai akibat langsung emboli. Sisanya meninggal akibat perdarahan yang tidak terkendali. Meskipun jarang terjadi, tetapi bila edema cairan ketuban terjadi pada wanita, maka akan menyumbat aliran darah ke paru, yang bila meluas akan mengakibatkan penyumbatan dijantung, sehinggaa iskemik dan kematian jantung secara mendadak bisa terjadi. Karena wanita tersebut akan mengalami gangguan penapasan, syok, hipotermi, Dyspnea, Batuk, Hipotensi perubahan pada membran mukosa akibat dari hipoksia Cardiac arrest. Koagulopati atau pendarahan parah karena tidak adanya penjelasan lain (DIC terjadi di 83% pasien.). Risiko emboli cairan ketuban tidak bisa diantisipasi jauh-jauh hari karena emboli paling sering terjadi saat persalinan. Dengan kata lain, perjalanan kehamilan dari bulan ke bulan yang lancar-lancar saja, bukan jaminan ibu aman dari ancaman EAK. Sementara bila di persalinan sebelumnya ibu mengalami EAK, belum tentu juga kehamilan selanjutnya akan mengalami kasus serupa. Begitu juga sebaliknya.
B. Rumusan masalah
Adapun rumusan masalah pada makalah ini :
1. Mengetahui apa yang dimaksud emboli air ketuban
2. Mengetahui penyebab timbulnya emboli air ketuban
3. Mengetahui faktor – faktor resiko dari emboli air ketuban
4. Mengetahui gejala klinis dari emboli air ketuban
5. Mengetahui diagnosis sampai penanganan emboli air ketuban
C. Tujuan dan Manfaat
Tujuan dari penulisan makalah ini untuk menambah wawasan pengetahuan tentang emboli air ketuban yang meliputi :
Definisi emboli air ketuban
Penyebab timbulnya emboli air ketuban
Faktor-faktor resiko dari emboli air ketuban
Penanganan emboli air ketuban
BAB II
PEMBAHASAN 1. DEFINISI
Emboli air ketuban adalah penyumbatan arteri pulmoner (arteri paru-paru) ibu oleh cairan ketuban. Emboli cairan ketuban merupakan sindrom dimana setelah sejumlah cairan ketuban memasuki sirkulasi darah maternal, tiba-tiba terjadi gangguan pernafasan yang akut dan shock. Suatu emboli adalah suatu masa dari bahan asing yang terdapat didalam pembuluh darah. Meskipun sangat jarang terjadi, emboli bisa terbentuk dari cairan ketuban. emboli air ketuban umumnya terjadi pada kasus aborsi, terutama jika dilakukan setelah usia kehamilan 12 minggu, Bisa juga saat amniosentesis (tindakan diagnostik dengan cara mengambil sampel air ketuban melalui dinding perut). Ibu hamil yang mengalami trauma / benturan berat juga berpeluang terancam emboli air ketuban. emboli air ketuban terjadi pada his yang kuat dengan ketuban yang biasanya sudah pecah . Emboli air ketuban merupakan kasus yang berbahaya yang dapat membawa pada kematian. Bagi yang selamat, dapat terjadi efek samping seperti gangguan saraf.
2. ETIOLOGI
Patofisiologi belum jelas diketahui secara pasti. Diduga bahwa terjadi kerusakan penghalang fisiologi antara ibu dan janin sehingga bolus cairan amnion memasuki sirkulasi maternal yang selanjutnya masuk kedalam sirkulasi paru dan menyebabkan :
Kegagalan perfusi secara massif
Bronchospasme
Renjatan
Faktor predisposisi Multiparitas
Usia lebih dari 30 tahun
Janin besar intrauteri
Kematian janin intrauteri
Meconium dalam cairan ketuban
Kontraksi uterus yang kuat
Insidensi yang tinggi kelahiran dengan operasi 3. PATOFISIOLOGI
Patofisiologi dari EAK yang kurang dipahami. Berdasarkan deskripsi awal, ia berteori bahwa cairan ketuban dan sel-sel janin memasuki sirkulasi ibu, mungkin memicu reaksi anafilaksis terhadap antigen janin. Namun, bahan janin tidak selalu ditemukan dalam sirkulasi ibu pada pasien dengan EAK, dan materi berasal dari janin yang sering ditemukan pada wanita yang tidak mengembangkan EAK.
Perjalanan cairan amnion memasuki sirkulasi ibu tidak jelas, mungkin melalui laserasi pada vena endoservikalis selama diatasi serviks, sinus vena subplasenta, dan laserasi pada segmen uterus bagian bawah. Kemungkinan saat persalinan, selaput ketuban pecah dan pembuluh darah ibu (terutama vena) terbuka. Akibat tekanan yang tinggi, antara lain karena rasa mulas yang luar biasa, air ketuban beserta komponennya berkemungkinan masuk ke dalam sirkulasi darah. Walaupun cairan amnion dapat masuk sirkulasi darah tanpa mengakibatkan masalah tapi pada beberapa ibu dapat terjadi respon inflamasi yang mengakibatkan kolaps cepat yang sama dengan syok anafilaksi atau syok sepsis. Selain itu, jika air ketuban tadi dapat menyumbat pembuluh darah di paru-paru ibu dan sumbatan di paru-paru meluas, lama kelamaan bisa menyumbat aliran darah ke jantung. Akibatnya, timbul dua gangguan sekaligus, yaitu pada jantung dan paru-paru. Pada fase I, akibat dari menumpuknya air ketuban di paru-paru terjadi vasospasme arteri koroner dan arteri pulmonalis. Sehingga
menyebabkan aliran darah ke jantung kiri berkurang dan curah jantung menurun akibat iskemia myocardium. Mengakibatkan gagal jantung kiri dan gangguan pernafasan. Perempuan yang selamat dari peristiwa ini mungkin memasuki fase II. Ini adalah fase perdarahan yang ditandai dengan pendarahan besar dengan rahim atony dan Coagulation Intaravakuler Diseminata ( DIC ). Masalah koagulasi sekunder mempengaruhi sekitar 40% ibu yang bertahan hidup dalam kejadian awal. Dalam hal ini masih belum jelas cara cairan amnion mencetuskan pembekuan. Kemungkinan terjadi akibat dari embolisme air ketuban atau kontaminasi dengan mekonium atau sel-sel gepeng menginduksi koagulasi intravaskuler.
4. TANDA GEJALA
Tanda-tanda dan gejala yang menunjukkan kemungkinan emboli cairan ketuban:
Tekanan darah turun secara signifikan dengan hilangnya diastolik pada saat pengukuran ( Hipotensi ) Dyspnea/ sesak nafas yang sekonyong – konyongnya
Batuk
Sianosis perifer dan perubahan pada membran mukosa akibat dari hipoksia. Pulmonary edema.
Cardiac arrest.
Rahim atony: atony uterus biasanya mengakibatkan pendarahan yang berlebihan setelah melahirkan. Koagulopati atau pendarahan parah karena tidak adanya penjelasan lain (DIC terjadi di 83% pasien.) Kejang , kadang perdarahan akibat KID merupakan tanda awal
5. PENATALAKSANAAN
a. Penatalaksanaan primer bersifat suportif dan diberikan secara agresif:
2) Penggatian cairan intravena & darah diperlukan untuk mengkoreksi hipovolemia & perdarahan .
3) Oksitosin yang di tambahkan ke infus intravena membantu penanganan atonia uteri.
4) Morfin ( 10 mg ) dapat membantu mengurangi dispnea dan ancietas .
5) Heparin membantu dalam mencegah defibrinasi intravaskular dengan menghambat proses perbekuan.
6) Amniofilin ( 250 – 500 mg ) melalui IV mungkin berguna bila ada bronkospasme
7) Isoproternol menyebabkan vasodilatasi perifer, relaksi otot polos bronkus, dan peningkatan frekuensi dan kekuatan jantung. Obat ini di
berikan perlahan – lahan melalui Iv untuk menyokong tekanan darah sistolik kira – kira 100 mmHg. 8) Kortikosteroid secara IV mungkin bermanfaat .
9) Heparin membantu dalam mencegah defibrinasi intravaskuler dengan menghambat proses pembekuan.
10) Oksigen diberikan dengan tekanan untuk meningkatkan.
11) Untuk memperbaiki defek koagulasi dapat digunakan plasma beku segar dan sedian trombosit
b. Bila anak belum lahir, lakukan Sectio Caesar dengan catatan dilakukan setelah keadaan umum ibu stabil
c. X ray torak memperlihatkan adanya edema paru dan bertambahnya ukuran atrium kanan dan ventrikel kanan.
d. Laboratorium : asidosis metabolik ( penurunan PaO2 dan PaCO2)
e. Terapi tambahan :
1) Resusitasi cairan
2) Infuse Dopamin untuk memperbaiki cardiac output
3) Adrenalin untuk mengatasi anafilaksis
4) Terapi DIC dengan fresh froozen plasma
5) Terapi perdarahan pasca persalinandenganoksitosin
ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU BERSALIN PATOLOGI
NY. X UMUR 28 TAHUN G2P1A0Ah1 UK 37 MINGGU
DI BPM RESPATI, TAJEM, SLEMAN, YOGYAKARTA
No. Register : I/8428/2013
Masuk RS/PKM/BPM Tanggal/ Pukul : 15 Maret 2013 / 08.30 WIB
Dirawat diruang : Periksa
I. PENGKAJIAN DATA Tgl/Pukul :15 Maret 2013/ 08.30 Oleh:Bidan A. data Subjektif
1. Biodata Ibu Suami
1. Nama : Ny. X Tn. A
2. Umur : 28 tahun 32tahun
3. Agama : Islam Islam
5. Pendidikan : SMP SMA
6. Pekerjaan : IRT Wiraswasta
7. Alamat : Babarsari RT 02 RW 07 Sleman
8. No HP :082366xxxxxx
2. Anamnesa
1. Alasan datang/dirawat
Ibu mengatakan ingin memeriksakan kehamilannya
2. Keluhan utama
Ibu mengatakan nyeri pada perutnya disertai kenceng-kenceng, keluar darah berwarna merah kehitaman dari jalan lahir sejak pukul 05.55 WIB tanggal 15 Maret 2013
3. Riwayat menstruasi
Menarche : 12 tahun Siklus : 28 hari
Lama : 5 hari Teratur : Ya
Sifat darah : cair Keluhan : Tidak ada
4. Riwayat perkawinan
Status perkawinan :sah Menikah ke : 1
5. Riwayat Obstertik : G2P1A0Ah1 Ham il ke-Umu r keha mila n Persalinan BBL Nifas ta hu n Pen olo ng Te mp at Kompli kasi BB J K H/M lakta si Ko mpl ikas i 1 Ater m 20 08 Bid an BP M Tidak ada 280 0 L H Ya Tid ak ada Ham il ini
6. Riwayat kontrasepsi yang digunakan
o kontrase psi tangg al Ole h Temp at Keluh an Tangg al ole h Temp at alasa n 1 Suntik 2009 Bid an BPM Gemu k 2011 - - Ingg in hami l
7. Riwayat kehamilan sekarang
a. HPHT : 29 Juni 2012 HPL: 5 April 2013 UK: 37 minggu
b. ANC pertama umur kehamilan : 8 minggu
c. Kunjungan ANC
Trimester I
Frekuensi : 1 kali
Keluhan : pusing, mual, muntah Komplikasi : tidak ada
Terapi : Paraset (3x1), Vitamin B kompleks (3x1) Trimester II
Frekuensi : 3 kali Keluhan : pusing Komplikasi : tidak ada
Terapi : Fe (1x1), Asam folat (1x1) vitamin c (2x1) Trimester III
Frekuensi : 5 kali Keluhan : tidak ada Komplikasi : tidak ada
d. Imunisasi TT : 2 kali
TT 1 : tanggal 2 September 2012 TT 2 : tanggal 2 Agustus 2012
e. Pergerakan janin selama 24 jam (dalam sehari)
Ibu mengatakan merasakan pergerakan janin lebih dari 15 x dalam sehari.
8. Riwayat kesehatan
a. Penyakit yang pernah/sedang diderita (menular, menurun dan menahun)
Ibu mengatakan tidak pernah atau sedang menderita penyakit menular (TBC, HIV, Hepatitis), menurun (DM, Hipertensi, Asma),dan menahun (Jantung,ginjal)
b. Penyakit yang pernah/sedang diderita keluarga (menular, menurun dan menahun)
Ibu mengatakan baik dari keluarga ibu maupun suami tidak pernah atau sedang menderita penyakit menular (TBC, HIV, Hepatitis), menurun (DM, Hipertensi, Asma),dan menahun (Jantung,ginjal)
c. Riwayat keturunan kembar
Ibu mengatakan baik dari keluarga ibu maupun suami tidak ada riwayat keturunan kembar
d. Riwayat operasi
Ibu mengatakan tidak pernah operasi apapun
e. Riwayat alergi obat
Ibu mengatakan tidak memiliki riwayat alergi terhadap obat
9. Pola pemenuhan kebutuhan sehari-hari
Sebelum hamil Saat hamil a. Nutrisi
Makan
Frekuensi : 3 x/hari 3x/hari
Jenis : nasi, sayur, lauk nasi, sayur lauk, buah
Porsi : 1 piring 1 piring
Pantangan : tidak ada tidak ada Keluhan : tidak ada tidak ada Minum
Frekuensi : 5x/hari 8-9x/hari
Jenis : Air putih, teh Air putih, susu, juice
Porsi : 1 gelas 1 gelas
Pantangan : tidak ada tidak ada Keluhan : tidak ada tidak ada
b. Eliminasi
BAB
Frekuensi : 1x/hari 1x/hari Warna : kecoklatan kecoklatan Konsistensi : lembek lembek Keluhan : tidak ada tidak ada BAK
Frekuensi : 4x/hari 7x/hari Warna : kuning jernih kuning tua
Konsistensi : cair cair
Keluhan : tidak ada sering BAK
c. Istirahat
Tidur siang
Keluhan : tidak ada tidak ada Tidur malam
Lama : 7 jam/hari 8 jam/hari Keluhan : tidak ada tidak ada
d. Personal Hygiene
Mandi : 2x/hari 2 x/hari
Ganti pakayan : 2x/hari 2 x/hari Gosok Gigi : 2xhari 2 x/hari Keramas : 3x/minggu 3x/minggu
e. Pola seksualitas
Frekuensi : 3x/minggu 1x/minggu Keluhan : tidak ada tidak ada
f. Pola aktivitas (terkait kegiatan fisik, olah raga)
- Ibu mengatakan kegiatannya sehari-hari adalah mengurus anak,suami, melakukan pekerjaan rumah tangga.
- Ibu mengatakan sering berjala-jalan dipagi hari bersama suaminya.
10. Kebiasaan yang mengganggu kesehatan (merokok, minum jamu, minuman beralkohol)
Ibu mengatakan tidak memiliki kebiasaan yang mengganggu kesehatan seperti merokok, minum jamu dan minum minuman beralkohol 11. Data psikososial, spiritual dan ekonomi (penerimaan ibu/suami/keluarga terhadap kehamilan, dukungan keluarga, hubungan dengan
suami/keluarga/tetangga, perawatan bayi, kegiatan ibadah, kegiatan sosial, keadaan ekonomi keluarga)
- Ibu mengatakan dirinya, suami dan keluarga senang dengan kehamilan ini
- Ibu mengatakan selalu mendapat dukungan dari suami dan keluarga
- Ibu mengatakan menjalin hubungan yang baik dengan suami, keluarga dan tetangga
- Ibu mengatakan berencana merawat bayinya sendiri dengan dibantu ibunya
- Ibu nengatakan rajin menjalankan ibadah
- Ibu mengatakan mengikuti kegiatan sosial seperti arisan yang ada di lingkungannya
- Ibu mengatakan suami adalah penopang ekonomi keluarga
12. Pengetahuan ibu (tentang kehamilan, persalinan, nifas)
- Ibu mengatakan mengerti tentang kehamilan, persalinan dan masa nifas karna ini kehamilan kedua nya
13. Lingkungan yang berpengaruh (sekitar rumah dan hewan peliharaan )
- Ibu mengatakan lingkungan sekitar rumahnya bersih dan aman
- ibu mengatakan tidak memiliki hewan peliharaan seperti kucing, anjing dan yang lainnya
B. Data Objektif
1. Pemeriksaan umum
Keadaan umum : baik Kesadaran : composmentis Status emosional : stabil Tanda vital
Tekanan darah : 80/60 mmHg Nadi : 98 x/menit Pernafasan : 27 x/menit Suhu : 36.8 oC
BB : 62 Kg TB : 158 cm
2. Pemeriksaan fisik
Kepala : mesochepal, tidak ada nyeri tekan, tidak ada masa, rambut dan kulit kepala bersih
Wajah : oval, tidak ada cloasma gravidarum, tidak ada odema, tidak ada bekas luka, muka agak pucat. Mata : simetris, tidak ada tanda-tanda infeksi, konjungtiva pucat, slkera putih, tidak juling, tidak ada sekret
Hidung : lubang hidung simetris, tidak ada polip, tidak ada cuping hidung, tidak ada tanda-tanda infeksi, tidak ada secret.
Telinga :lubang telinga simetris, tidak ada sumbatan serumen, fungsi pendengaran baik, terdapat gendang telinga.
Leher : tidak ada pembesaran pada kelenjar parotis, kelenjar tiroid, kelenjar limfe dan pembengkakan pada vena jugularis Dada : tidak ada retraksi dinding dada, tidak ada bunyi wheezing ataupun mengi.
Payudara : simetris, puting susu menonjol, aerola hiperpigmentasi, tidak ada masa, tidak nyri tekan.
Abdomen : tidak ada bekas luka, tidak ada bekas operasi, ada linea nigra, ada striae grvidarum, ada nyeri tekan. Palpasi (tidak dilakukan)
Leopold I : TFU:3 jari di bawah px ,pada bagian fundus teraba bulat,lunak dan tidak melenting( bokong)
Leopold II : sebelah kanan perut ibu teraba tahanan,keras seperti papan (puka), pada bagian kiri perut ibu teraba bagian kecil-kecil janin (ektremitas). Leopold III : pada bagian bawah terisi bulat,keras,melenting (kepala)
Leopold IV : kepala sudah masuk PAP ( divergent) Supra pubic :-Osborn test :-Pemeriksaan Mc. Donald TFU : 25cm TBJ : 2170 gram Auskultasi Djj :137 x/menit
Ekstremitas atas : simetris, pergerakan aktif, jumlah jari lengkap, tidak odema, kuku tidak pucat, kuku tidak anemis, reflek patela (+).
Ekstremitas bawah : semetris, pergerakan aktif, jumlah jari lengkap, tidak odema, tidak ada varises, kuku tidak pucat, kuku tidak anemis,refleks patela (+) Genitalia luar : terdapat pengeluaran darah berwarna merah kehitaman ±200 ml , tidak tidak ada varises, tidak ada pembesaran kelenjar bartolini
Pemeriksaan dalam :
tujuan : untuk mengetahui apakah ibu sudah masuk dalam persalinan atau belum
hasil : vulva uretra tenang,dinding vagina licin, porsio tipis,pembukaan 4,selket(-), ak(-), preskeb,tidak ada moulase, penurunan kepada di 1/5 bagian, STLD(+).
3. Pemeriksaan penunjang tgl/pukul: 15 maret 2013/09.00 WIB
Hb : 9,8 gr%
4. Data penunjang
Tidak ada
II. INTERPRETASI DATA A. Diagnosa kebidanan
Ny. X umur 28 tahun G2P1A0Ah1 umur kehamilan 37 minggu janin tunggal, hidup intra uterin, hamil dengan emboli air ketuban.
Data dasar: Data subjektif:
- ibu mengatakan bernama Ny. X dan berumur 28 tahun
- ibu mengatakan ini adalah kehamilannya yang kedua
- ibu mengatakan tidak pernah keguguran
- ibu mengatakan HPHT nya tanggal 29 juni 2012
- ibu mengatakan perutnya sakit disertai kenceng-kenceng
- ibu mengatakan dari jalan lahirnya keluar darah berwarna merah kehitaman
Data objektif:
Keadaan umum : baik
Kesadaran : composmentis Status emosional : stabil
Tanda vital
Tekanan darah : 80/60 mmHg Nadi : 98x/menit Pernafasan : 27 x/menit Suhu : 36.8 oC
BB : 62 kg TB : 158cm
Djj : 137 x/menit
Hb : 9,8 gr%
B. Masalah
Ibu merasa Cemas Data Subjektif:
Ibu mengatakan merasa pusing
Ibu mengatakan takut terhadap keadaan bayi dan dirinya. Data objektif:
Tekanan darah : 80/60 mmHg Nadi : 98x/menit Pernafasan : 27 x/menit Suhu : 36.8 oC
Wajah : oval, tidak ada cloasma gravidarum, tidak ada odema, tidak ada bekas luka, muka agak pucat III. IDENTIFIKASI DAN DIAGNOSA POTENSIAL
polihidramnion
IV. ANTISIPASI TINDAKAN SEGERA A. Mandiri
Lakukan pemasangan NaCl menggunakan tranfusi set dan menyiapkan pendonor darah (jika diperlukan).
B. Kolaborasi
Tidak ada
C. Rujukan
V. PERENCANAAN
1) Beritahu ibu dan keluarga hasil pemeriksaan
2) Jelaskan pada ibu tentang keluhan yang dialaminya
3) Jelaskan pada ibu dan keluarga tentang bahaya emboli air ketuban
4) Beri ibu dukungan emosional
5) Rujuk ibu ke RS terdekat
6) Lakukan pendokumentasian dibuku register, askeb dan sebagainya
VI. PELAKSANAAN
1) Memberitahu ibu dan keluarga hasil pemeriksaan yaitu TD : 80/60 mmhg, Keadaan ibu pucat, dari jalan lahir ibu keluar darah berwarna
merah kehitaman.
2) Menjelaskan keluhan yang di rasakan ibu yaitu akibat perut selalu kontraksi sehingga mengakibatkan nyeri, timbulnya darah disebabkan
karena darah mencari jalan keluar antara selaput janin dan dinding rahim tapi tersumbat.ini dapat di katakana bahwa Ibu mengalami emboli air ketuban yaitu penyumbatan arteri pulmoner (arteri paru-paru) ibu oleh cairan ketuban.
3) Menjelaskan pada ibu dan keluarga penyebab emboli air ketuban, yaitu akibat adanya penghalang fisiologis antara ibu dan janin sehingga
bolus cairan amnion memasuki sirkulasi maternal yang selanjutnya masuk ke dalam sirkulasi paru yang menyebabkan kegagalan perfusi secara masif, bronchospasma, dan renjatan.
5) Menyiapakn kelengkapan merujuk seperti inform consent, transportasi, tempat merujuk, pendamping merujuk dan melakukan rujukan ke
Rumah Sakit terdekat dan memiliki fasilitas yang lengkap.
6) Melakukan pendokumentasian pada buku register, askeb, buku kunjungan dan sebagainya.
VII. EVALUASI
1) Ibu dan keluarga sudah mengetahui hasil pemeriksaan
2) Ibu sudah memahami tentang keluhan yang dirasakan
3) Ibu sudah mengerti tentang bahaya emboli air ketuban
4) Ibu melakukan timbal balik dengan dukungan yang diberikan. Dengan bukti ibu semakin bersemangat dan optimis.
5) Kelengkapan merujuk sudah disiapkan dan akan dilakukan rujukan ke Rumah Sakit.
CATATAN PERKEMBANGAN Data perkembangan kala II
Tanggal 15 Maret 2013 Jam : 10.00 WITA
Data Subjektif (S) :
1. Mengatakan perutnya sangat terasa mulas-mulas yang sangat kuat (his yang sangat kuat), His yang muncul dirasakan ibu terus-menerus. 2. Mengatakan mual muntah dan sangat gelisah.
3. Merasakan dorongan yang kuat untuk meneran saat timbul kontraksi 4. Merasa ingin BAB
Data Objektif (O) :
1. Kontraksi uterus 5-7 kali dalam 10 menit, durasi > 40 detik 2. DJJ 136 x/menit
3. Hasil pemeriksaan dalam pukul 10.15 Wita a. Vulva/vagina tidak ada kelainan
b. Portio tidak teraba c. Ketuban pecah,jernih d. Pembukaan 10 cm
e. Presentase kepala,ubun-ubun kecil kanan depan tepat di bawah simpisis f. Molase tidak ada
g. Penumbungan tidak ada h. Penurunan kepala Hodge IV
i. Kesan panggul normal
j. Pelepasan lender,darah dan air jernih 4. Tanda-tanda vital
a. Tekanan darah : 100/70 mmHg b. Nadi : 90x/menit c. Suhu : 37°C d. Pernapasan : 28 x/menit 5. Perineum tampak menonjol
6. Vulva dan anus terbuka
Assesment (A) :
Inpartu kala II, dengan emboli air ketuban
Planning (P) :
1. Melihat tanda dan gejala kala II : ada dorongan yang kuat untuk meneran, tekanan pada anus,perineum menonjol, vulva dan vagina terbuka. 2. Memastikan kelengkapan alat dan bahan pertolongan persalinan : alat sudah lengkap
3. Memakai APD lengkap
4. Memastikan lengan/tangan tidak memakai perhiasan dan mencuci tangan dengan abun dibawah air mengalir dan keringkan dengan handuk bersih
5. Memakai sarung tangan DTT
6. Mengisi spuit dengan oksitosin 10 IU 7. Membersihkan vulva dan perineum 8. Melakukan pemeriksaan dalam
9. Mendekontaminasi sarung tangan 10. Mengobservasi DJJ : 136x/menit
11. Memberitahu ibu bahwa pembukaan sudah lengkap, keadaan janin baik 12. Membantu ibu mengambil posisi meneran ; ibu dalam posisi litotomi 13. Memimpin ibu meneran saat ada his
14. Memasang handuk bersih diatas perut ibu dan duk steril di bawah bokong ibu 15. Memakai handskun steril/DTT
16. Menyokong perineum saat kepala bayi membuka vulva 5-6 cm dengan tangan kanan dan menahan puncak kepala dengan tangan kiri 17. Membersihkan muka, mulut dan hidung bayi dengan kasa steril
18. Memeriksa adanya lilitan tali pusat ; tidak ada lilitan tali pusat 19. Menunggu kepala melakukan putaran paksi luar
20. Melahirkan bayi dengan cara kedua tangan diletakkan secara biparietal pada kepala bayi lalu menarik kepala kearah bawah untuk melahirkan bahu depan dan menarik kepala keatas untuk melahirkan bahu belakang, kemudiaan melahirkan bayi secara sangga susur ; bayi lahir pukul 06.25 Wita, jenis kelamin laki-laki
21. Menilai bayi segera setelah lahir ; menangis spontan, kulit kemerahan, pergerakan aktif 22. Mengeringkan dan menyelimuti bayi dengan kain bersih dan kering
23. Memeriksa fundus uteri untuk memastikan janin tunggal ; janin tunggal
Data perkembangan kala III
Tanggal : 15 maret 2013 jam : 10.30 wita
1. mengatakan perutnya terasa sangat mulas 2. Ibu mengatakan terasa mual dan mau muntah 3. mengatakan sesak nafas
4. mengatakan badan terasa lemah
Data Objektif (O) :
1. keadaan umum ibu Nampak lemah 2. Kala II berlangsung 10 menit
3. Bayi lahir pukul 10.30 wita, dengan jenis kelamin laki-laki 4. TFU setinggi pusat
5. Kontraksi uterus baik, uterus teraba keras dan bundar 6. Tali pusat bertambah panjang
Assesment (A):
Inpartu kala III, dengan emboli air ketuban
Planning (P):
1. Memberitahu ibu bahwa akan disuntik oksitosin
2. Menyuntikkan oksitosin 10 IU secara IM pada 1/3 paha atas bagian luar
3. Menjepit tali pusat dengan klem pertama ± 3 cm dari perut bayi, dan memasang klem kedua ± 2 cm dari klem pertama, memotng tali pusat dan mengikatnya dengan pengikat tali pusat yang steril
4. Mengganti kain pembungkus bayi dengan kain bersih dan kering 5. Melakukan IMD
7. Meletakkan tangan kiri di atas simphisis dan tangan kanan memegang tali pusat
8. Menunggu uterus berkontraksi kemudian melakukan peregangan tali pusat terkendali dengan tangan kanan, sementara tangan kiri melakukan tekanan pada uterus secara dorsocranial
9. Jemput plasenta dengan kedua tangan, putar plasenta searah jarum jam sampai plasenta dan selaput ketuban lahir; plasenta dan selaput ketuban lahir lengkap pukul 10.35 wita
Data perkembangan kala IV
Tanggal: 15 maret 2013 jam : 10.40 wita
Data Subjektif (S) :
1. Ibu mengatakan perut masih terasa mulas 2. Ibu mengatakan nafas terasa sesak
3. Ibu mengatakan badan terasa lemah
Data Objektif (O) :
1. Plasenta lahir lengkap jam 06.30 wita 2. Ibu nemapak pucat, sianosis, lemah 3. Tanda-tanda vital :
TD : 90/70 mmHg N : 90 x/menit P : 28 x/menit 4. TFU 2 jari dibawah pusat
5. Kontraksi uterus kuat
6. Perdarahan ± 300 cc mengalir
Assesment (A) :
Inpartu kala IV, dengan emboli air ketuban
Planning (P) :
1. Melakukan masase uterus; uterus teraba keras dan bundar 2. Memeriksa robekan jalan lahir; ada robekan jalan lahir tingkat II 3. Memasang infuse
4. Memasang O2
5. Jelaskan pada ibu dan keluarga tentang kondisi ibu saat ini dan harus dirujuk 6. Berikan suport pada ibu dengan melibatkan keluarga dan orang terdekat 7. Persiapan rujukan dengan BAKSOKUDA
BAB III
KESIMPULAN DAN DAFTAR PUSTAKA
A. KESIMPULAN
Emboli cairan ketuban merupakan sindrom dimana setelah sejumlah cairan ketuban memasuki sirkulasi darah maternal, tiba-tiba terjadi gangguan pernafasan yang akut dan shock. Cara masuknya cairan ketuban Dua tempat utama masuknya cairan ketuban kedalam sirkulasi darah maternal adalalah vena endocervical (yang dapat terobek sekalipun pada persalinan normal) dan daerah utero plasenta.Ruputra uteri meningkat kemungkinan masuknya cairan ketuban. Abruption plasenta merupakan peristiwa yang sering di jumpai, kejadian ini mendahului atau bersamaan dengan episode emboli. Etiologinya Kematian janin intrauteri, Janin besar intrauteri, Multiparitas dan Usia lebih dari 30 tahun. Insidensi yang tinggi kelahiran dengan operasi, Menconium dalam cairan ketuban, Kontraksi uterus yang kuat.
Ketika emboli cairan ketuban terjadi, maka akan terjadi penyumbatan aliran darah ibu, lama-kelamaan akan mengalami penumbatan diparu, bila meluas akan terjadi penyumbatan aliran darah ke jantung, hal ini mengakibatkan terjadinya gangguan di jantung, dan dapat menyebabkan kematian, terutama pada wanita yang sudah tua.
Perdarahan juga bisa terjadi, akibat emboli cairan ketuban, sehingga pasien akan mengalami kekurangan volume cairan akibat perdarahan, jika tidak diatasi segera, pasien dapat mengalami syok.
B. DAFTAR PUSTAKA
Nugroho,Taufan.2012.Patologi Kebidanan.Nuha Medica:Yogyakarta
Marmi, A.Retno Murti Suryaningsih dan Eri Fatmawati.2011.Asuhan Kebidanan Patologi.Pustaka Pelajar:Yogyakarta