• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERJANJIAN ANTARA INDONESIA DAN AUSTRALIA MENGENAI GARIS-GARIS BATAS TERTENTU ANTARA INDONESIA DAN PAPUA NEW GUINEA IN DONE SIA DAN AUSTRALIA,

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERJANJIAN ANTARA INDONESIA DAN AUSTRALIA MENGENAI GARIS-GARIS BATAS TERTENTU ANTARA INDONESIA DAN PAPUA NEW GUINEA IN DONE SIA DAN AUSTRALIA,"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

)

PERJANJIAN ANTARA INDONESIA DAN AUSTRALIA MENGENAI GARIS-GARIS BATAS TERTENTU

ANTARA

INDONESIA DAN PAPUA NEW GUINEA

IN DONE SIA DAN AUSTRALIA,

Sadar akan kepentingan untuk mempunyai garis batas yang tetap secara pol itis don fisik antara Indonesia don Papua New Guinea,

Menimbang perlunya ditetapkan secara lebih tepat, dalam hal-hal tertentu, garis batas darat di pulau Irion (New Guinea) sebagaimana tercantum dalam Pasal-pasal I, II, Ill don IV dari Konvensi antara lngge-ris don Nederland tertanggal enam belas bulan Mei tahun seribu delapan ratus sembilan puluh limo,

Memperhatikan langkah-langkah yang telah diambil semenjak itu berkenaan dengan penetapan garis-garis batas darat di pulau Irion (New Guinea),

Memperhatikan khususnya dengan penghargaan, hasil pekerjaan Survey Bersama oleh Pejabat Survey Indonesia don Australia (dalam Per-janjian ini disebut "Survey Bersama ") tentang survey garis batas di Pulau Irion (New Guinea) seperti yang telah diuraikan dalam laporan terakhir tertanggal duo belas Pebruari seribu sembilan ratus tujuh puluh,

Mengingat bahwa dalam Persetujuan antara Pemerintah Indonesia don Australia tertanggal delapan belas Mei seribu sembilan ratus tujuh pu-luh satu (d:ilam Perjanjian ini disebut "Persetujuan Dasar Laut 1971 ") ke-dua Pemerintah telah menunda untuk dibahas kemudian masalah gariS batas dasar lout antara titik 9° 241

30 11

Lintang Selatan, 140° 491 3011

Bujur Timur (titik Bl tertera pada peta terlampir pada Perjanjian ini don dalam peta "A" terlampir pada Persetujuan Dasar Laut 1971) don titik dimana garis batas darat antara Irion Barat don Territory Papua berpotongan de-ngan pantai Selatan pulau Irion (New Guinea),

Sebagai tetangga-tetangga baik don dalam semangat persahabatan serta kerjasama,

TELAH MENYETUJUI SEBA GAi BERi KUT:

PASAL 1

Garis batas antara Indonesia don Papua New Guinea di pulau Irion (New Guinea) ditetapkan secara lebih tepat sebagai berikut :

(2)

2

-(a) Disebelah Utara Garis batasnya adalah 141° Bujur Timur meng-aroh ke Selatan clari titik perpotongan meridian tersebut dengan garis air rendah rota-rota pada pantai Utara, yang terletak pada 2° 35' 37" Lintang Selatan, sampai pada titik perpotongan paling Utara dengan alur pelayaran (Thalweg) Sungai Fly don meridian itu dinyatakan terl etak sepanjang garis-garis geodetis yang bertu-rut-turut menghubungkan tanda-tanda MM1, MM2, MM3, MM4, MM5, MM6, MM7, MM8, MM9, MM10 yang telah ditempatkan oleh Survey Bersama dan tertera pada peta yang dilampirkan pada Perjanjian ini.

(b) Dari titik perpotongan yang paling Utara meridian 141° Bujur Timur dengan alur pelayaran (Thalweg) Sungai Fly (sekarang terletak pada 6° 191

24" Lintang Selatan) garis batas mengikuti alur pelayaran itu sampai pada titik perpotongan paling Selatan dengan meridian 141° 01' 1011

Bujur Timur (sekarang terletak pa-da 6° 53 1

33 11

Lintang Se Iatan).

(c) Dari titik tersebut terakhir garis batas adalah meridian 141° Ol 1 1011 Bujur Timur mengarah ke Selatan sampai titik 9° 08' 08" Lintang Selatan (Titik B3 tergambar pada peta terlampir pada Perjanjian ini) dan meridian tersebut dinyatakan terletak sepan-j ang garis-garis geodetis yang berturut-turut menghubungkan tanda-tanda MM11, MM121 MM13 dan MM14 yang telah ditempatkan oleh Survey Bersama dan dinyatakan pada peta yang dilampirkan pada Perjanjian ini.

PASAL 2

Pemerintah Indonesia dan Australia segera keadaan memungkinkan setelah mulai berlakunya Perjanjian ini, dan pada waktu yang disetujui bersama, mengusahakan pemotretan udara atau satelit terhadap bagian Su-ngai Fly sebagaimana disebut dalam Pasal l ayat b Perjanjian ini. Dike-mudian

hari

pemotretan seperti itu terhadap bagian Sungai Fly tersebut di-usahakan secara berkala menurut jangka waktu yang disetujui bersama.

PASAL 3

Didepan pantai Selatan pulau Irion (New Guinea) garis batas antara daerah dasar laut yang berbatasan dengan dan termasuk wilayah

Indonesia dan daerah yang berbatasan dengan dan termasuk wilayah Papua New Guinea adalah garis-garis lurus sebagaimana digambarkan pada peta yang dilampirkan pacla Perjanjian ini, dimulai pada titik 9° 241

30" Lin-tang Selatan, 140° 491

30" Bujur Timur (Titik Bl) dan selanjutnya menghu-bungkan titik - titik yang dinyatakan dibawah ini dengan urutan sebagai be-rikut :

(3)

- 3

-82. Titik 9° 231 Lintang Selatan, 140° 521 Bujur Timur B3. Titik 9° 081 0811 Lintang Selatan, 141° 01 1 1011 Bujur Ti-mur tersebut dalam pasal 1 ayat c Perjanjian ini.

PASAL 4

Titik B3 tersebut pada Pasal 1 ayat c don Pasal 3 Perjanjian in1 adalah letak kini dari pada titik perpotongan meridian 141° 01 1 1011 Bujur Timur dengan garis air rendah rota-rota pada pantai Selatan pulau Irion (New Guinea). Jika titik B3 tidak lagi merupakan titik perpotongan sedemikian maka garis batas darat tersebut dalam Pasal 1 ayat c don ga-ris batas dasar lout tersebut dalam Pasal 3 bertemu don berakhir dimana garis-garis I urus yang menghubungkan titik-titik MM14, B3 dan B2 seba-gaimana digambarkan pada peta terlampir pada Perjanjian ini memotong ga-ris air rendah rota-rota dipantai Se Iatan.

PASAL

5

Untuk maksud Perjanjian ini, dalam pengertian 11

dasar laut11 ter-masuk tanah dibawahnya, kecuali dimana hubungan kalimat menghendaki lain.

PASAL 6

Apabila terdapat suatu kumpulan tunggal dari cairan hidrokarbon atau gas alam, atau apabila terdapat suatu deposit mineral lainnya di

bawah dasar lout yang mel intas garis-garis tersebut dalam Perjanjian ini, don sebagian dari kumpulan a tau deposit yang terl etak di salah satu sisi dari garis tersebut seluruhnya atau sebagian dapat diambil dalam bentuk cairan dari sisi lain dari garis itu, maka kedua Pemerintah akan

berusa-ha untuk mencapai persetujuan tentang cara yang paling efektip untuk mengadakan eksploitasi dari kumpulan atau deposit itu dan tentang pem-bagian keuntungan yang adil dari eksploitasi tersebut.

PASAL

7

Didepan pantai Utara dan Selatan pulau Irion (New Guinea) garis-garis batas lateral, yang memisahkan lout-lout wilayah dan jalur perikanan ekslusip sepanjang lebarnya masing-masing, jatuh bersamaan de-ngan garis-garis batas yang disebut dalam Pasal 3 Perjanjian ini dan da-lam Pasal 4 Persetujuan Dasar Laut 1971.

(4)

4

-PASAL 8

1. Kapal-kapal atau kendaraan air lain, yang menurut hukum Papua

New Guinea diijinkan berlayar dibagian Sungai Bensbach yang mengalir dalam wilayah Papua New Guinea, untuk memasuki atau meninggalkan Su-ngai itu akan mempunyai hak lintas melalui perairan Indonesia yang

ber-dekatan.

2. Untuk memasuki muara Sungai Bensbach pejabat-pejabat Indonesia

don Papua New Guinea akan menjamin tetap terbukanya dan menandai alur-al ur yang mungkin diperl ukan untuk keselamatan pelayaran.

PASAL 9

l . Koordinat-koordinat dari titik-titik yang tercantum dalam Perjan-jian ini, adalah koordinat-koordinat geografis. Letak yang sebenarnya da

-ri setiap titik a tau ga-ris yang disebut dalam Perjan jian ini dan yang bel um ditetapkan, akan ditentukan dengan cara yang akan disetujui bersama oleh pejabat-pejabat yang berwenang dari Pemerintah Indonesia dan Australia.

2. Untuk maksud ayat 1 Pasal ini, pejabat-pejabat yang berwenang

adalah Ketua Badon Koordinasi Survey don Pemetaan Nasional Indonesia

atau setiap orang yang dikuasakannya don Director of National N\apping

Australia dan setiap orang yang dikuasakannya.

PASAL 10

Setiap persel isihan yang timbul antara Pemerintah Indonesia dan Pemerintah Australia mengenai penafsiran atau pelaksanaan Perjanjian int

akan disel esaikan secara damai sesuai dengan prosedur-prosedur yang dise-but dalam Pasal 33 Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa.

PASAL 11

1. Perjanjian ini akan disyahkan menurut ketentuan konstitusionil masing-masing negara, don akan mulai berlaku pada tanggal penukaran Piagam Pengesahannya.

2. Dimakl umi bahwa persetujuan House of Assembly of Papua New

Guinea atas Perjanjian ini harus diperoleh sebelum dilakukan ratifikasi Perjanjian ini oleh Australia.

(5)

5

-UNTUK MENYAKSIKANNYA, yang bertandatangan di bawah ini, yang dikuasakan untuk itu, telah menandatangani Perjanjian ini.

DIBUAT DALAM RANGK.AP DUA di

(}Ok-o.J\:L-o...

pada

tanggal

~

f}..UJ..tJ.-4

Y'~

tahun seribu sembilan ratus tujuh

puluh tiga dalam bahasa Indonesia dan lnggeris.

Untuk Indonesia, Untuk Australia,

(6)

AGREEMENT BETWEEN INDONESIA AND AUSTRALIA CONCERNING CERTAIN BOUNDARIES

BETWEEN

INDONESIA AND PAPUA NEW GUINEA

INDONESIA AND AUSTRALIA,

Recognizing the desirability of having boundaries of political and physical permanence between Indonesia and Papua New Guinea,

Considering the desirability of demarcating more precisely in certain respects the land boundaries on the island of Irion (New Guinea) as described in Articles I, 11, 111 and IV of the Convention between Great Britain and the Netherlands dated the sixteenth day of May One thousand eight hundred and ninety-five,

Noting the steps taken since then in relation to the demarcation

of the land boundaries on the island of Irion (New Guinea),

Noting in particular, with appreciation, the work of the Joint Survey by the Indonesia and Austral ion Survey Authorities (in this Agree-ment called "the Joint Survey") in surveying boundaries on the island of Irion (New Guinea) as described in their final report dated the twelfth day of February One thousand nine hundred and seventy,

Recal I ing that in the Agreement between the Indonesian and Austral ion Governments dated the eighteenth day of May One thousand nine hundred and seventy-one (in this Agreement called "the 1971 Seabed Agreement") the two Governments

I

eft for further discussion the question of the seabed boundary I ine between the point of Latitude

9° 24' 30"

South, Longitude

140° 49' 30"

East (Point Bl shown on the chart annexed to this Agreement and on chart "A 11

annexed to the 1971 Seabed Agree-ment) and the point at which the land boundary between West Irion and the Territory of Papua meets the southern coast of the island of Irion (New Guinea),

As

good neighbours and in a spirit of friendship and co-opera-ti on,

HAVE AGREED as fol I ows

ARTICLE l

The boundary between Indonesia and Papua New Guinea on the

island of Irion (New Guinea) shal I be more precisely demarcated as fol lows:

(7)

2

-(a) In the north the boundary is the meridian of Longitude 141° East extending southwards from the point of the intersection of the meridian with the mean low water line on the northern coast, located at Latitude 2° 35' 3711 South, to the point of its most norther! y intersection with the waterway ( 11

tha I weg 11 ) of

the Fly River and that meridian shall be deemed to lie along the geodesic lines successively linking the markers MM11 MM21

MM3, MM4, MM5, MM6, MM7, MM8, MM9 and MM10

established by the Joint Survey and indicated on the chartannexed to this Agreement.

(b) From the point of the most norther I y intersection of the

meridian of Longitude 141° East with the waterway(11

thalweg11 ) of the Fly River (at present located at Latitude 6° 19' 2411

South) the boundary I ies along that waterway to the point of its most southerly intersection with the meridian of Longitude 141° 01' 10 11

East (at present located at Latitude 6° 53' 3311

South). (c) From the last-mentioned point the boundary is the meridian

of Longitude 141° 01' 1011

East extending southwards to the point of latitude 9° 08' 0811

South (Point 83 shown on the chart annexed to this Agreement) and that meridian shall be deemed to

lie along the geodesic lines successively linking the markers MM111

MM12, MM13 and MM14 established by the Joint Survey and indicated on the chart annexed to this Agreement.

ARTICLE 2

The Governments of Indonesia and Australia, as soon as practicable after the entry into force of this Agreement and at a time to be agreed

upon by them, shal I arrange for aerial or sate I I ite photography of that part

of the Fly River referred to in Article l(b) of this Agreement. Thereafter, such photography of that part of the Fly River shall be arranged

periodically at intervals to be agreed upon.

ARTICLE 3

Immediately off the southern coast of the island of Irion (New

Guinea), the boundary between the area of seabed that is adjacent to and appertains to Indonesia and the area that is adjacent to and appertains to

Papua New Guinea shal I be the straight I ines shown on the chart annexed to this Agreement commencing at the point of Latitude 9° 24' 30 11

South, Longitude 140° 49' 3011 East (Point Bl) and thence connecting the points

specified hereunder in the sequence so specified :

(8)

3

-82. The point of Latitude 9° 231

South, Longitude 140° 52'

East

83. The point of Latitude 9° 08' 0811

South, Longitude 141°

01 1

1011

East referred to in Article l(c) of this Agreement.

ARTICLE 4

The point 83 referred to in Articles l (c) and 3 of this

Agree-ment is the present location of the point of intersection of the meridian

of Longitude 141° Ol 1 1011 East with the mean low water line on the

southern coast of the island of Irion (New Guinea). If the point 83

ceases to be the point of such intersection the land boundary referred to

in Article l(c) and the seabed boundary referred to in Article 3 shall

meet and terminate at the point at which the straight lines connecting

the points MM14, B3 and B2 shown on the chart annexed to this

Agree-ment intersect the mean low water I ine on the southern coast.

ARTICLE 5

For the purpose of this Agreement 11seabed11 includes the subsoil

thereof, except where the context otherwise requires.

ARTICLE 6

If any single accumulation of liquid hydrocarbons or natural gas,

or if any other mineral deposit beneath the seabed, extends across any of

the seabed boundary Ii nes that are referred to in this Agreement, and the

part of such accumulation or deposit that is situated on one side of the

line is recoverable in fluid form wholly or in part from the other side of

the I ine, the Governments of Indonesia and Australia wil I seek to reach

agreement on the manner in which the accumulation or deposit shall be

most effectively exploited and on the equitable sharing of the benefits

arising from such exploitation.

ARTICLE 7

Off the northern and southern coasts of the island of Irion (New

Guinea) the lateral boundaries of the respective territorial seas and

exclusive fishing zones shal I so far as they extend coincide with the seabed boundary I ines referred to in Article 3 of this Agreement and in

Article 4 of the 1971 Seabed Agreement.

(9)

-

4

-ARTICLE 8

l. Vessels or other craft permitted by the laws of Papua New Guinea to navigate on that part of the Bensbach River flowing within Papua New Guinea shall for the purpose of entering or leaving the river have a right of passage through the adjacent Indonesian waters. 2. For the

the authorities of mark any channel

purpose of access to the mouth of the Bensbach River, Indonesia and Papua New Guinea shal I keep open and

that may be necessary for safe navigation.

ARTICLE 9

l. The co-ordinates of the points specified in this Agreement ore geographical co-ordinates. The actual location of any points or lines referred to in this Agreement which have not yet been determined shal I be determined by a method to be agreed upon by the competent authori-ties of the Government of Indonesia and the Government of Australia. 2. For the purpose of paragraph l of this Article the competent authorities shal I be the Chief of the Co-ordinating Body for National

Survey and Mapping (Ketua Badon Koordinasi Survey Dan Pemetaan

Nasional) of Indonesia and any person acting with his authority, and the Director of National Mapping of Australia and any person acting with his authority.

ARTICLE 10

Any dispute between the Governments of Indonesia and Australia arising out of the interpretation or implementation of this Agreement shall be settled peacefully in accordance with the procedures mentioned in Article 33 of the Charter of the United Nations.

ARTICLE 11

l. This Agreement is subject to ratification in accordance with the constitutional requirements of each country, and shal I enter into force on the day on which the Instruments of Ratification ore exchanged.

2. It is understood that the approval of the House of Assembly of Papua New Guinea to this Agreement shall be obtained before Australian ratification of the Agreement.

(10)

-

-

5

-IN WITNESS WHEREOF the undersigned, being duly authorised, have signed this Agreement.

DONE IN DUPLICATE at ~~ this

~j-:tA

day of

l.e_f,AA.A-~

One thousand nine hundred

and seventy-three in the English and Indonesian languages.

FOR INDONESIA, FOR AUSTRALIA,

(11)

140° I

50-142°

I

LINE OF Dl.RECTION OF SEABED

r BOUNDARY ESTABLISHED BY l/NE 1971 SEABED AGREEMENT

C1 NoRIH _..._.-oMM1 CO..qS/ MM2 MM3 MM4 MM5 MM6 MM7

PAPUA NEW GUINEA

WEST !RIAN MMB MM9 50-STATION NO. C2 Cl MM 70-2 3 4 5 6 7 8 MM12 9 ao- 10 11 12 13 MM13 14 ~~ 83 "91' H2 <o

J

lll 'It-90- It,, -</ >- ( ~~ MM14 <1'11 H3 /r--____,.- North ~ ~/ Sou1t1 soun1 COAST Bl I I 140° 141° 14:?0 MERCAfOR PROJECTION 143° 144° I

I

PETA IKHTISAR sebagai Lampiran pada Perjanjian antara Indonesia dan Australia

mengenai batas-batas tertentu

antara Indonesia dan Papua New Guinea

COORDINATES OF POINTS

LATITUDE (SOUTH) LONGITUDE (EAST) 2° 08' 30" 141° 01' 30" 2° 35' 37" 141° oo· oo" MERIDIAN MONUMENTS (MARKERS)

2° 35' 39'' 141° 00' 00" 2 40 42 141 00 00 3 01 27 141 00 00 3 14 02 141 00 00 3 55 22 141 00 00 4 08 41 141 00 00 4 54 54 141 00 00 5 38 33 141 00 00 5 52 39 141 00 00 6 19 32 141 00 00 6 53 27 141 01 10 7 49 19 141 01 10 8 25 45 141 01 10 9 07 37 141 01 10 9° 08' 08" 141° 01' 10" 9 23 00 140 52 00 9 24 30 140 49 30

FLY RIVER INTERSECTION

6° 19' 24" 141° 00' 00" 6 53 :13 141 01 10 1.:3tJ 1~1lu - 5 0 -60 -70 -80 - 90

Referensi

Dokumen terkait

seseorang bertambah, tekanan darah pun akan meningkat. Anda tidak dapat mengharapkan bahwa tekanan darah anda saat muda akan sama ketika anda bertambah tua. Namun anda

Pembelajaran seni tari merupakan salah satu mata pelajaran yang menggunakan unsur dasar gerak sebagai media transformasi ekspresi jiwa dalam membawakan sebuah tarian dan

Kawasan permukiman dan budidaya tanaman lahan kering menempati daerah tengah dan hulu SubDAS Secang pada perbukitan batugamping dan perbukitan denudasional yang berlereng

Satu langkah dalam perencanaan yang membagi setiap hari dalam beberapa slot waktu yang dinilai cocok dan pas untuk diudarakan. Program ini sangat memperhatikan target audiensi pada

Sedangkan, variabel dengan pengaruh ketiga adalah variabel manfaat.Meskipun variabel persepsi manfaat memiliki pengaruh terkecil daripada variabel persepsi kenyaman

Akun @aniesbaswedan menjadi akun yang paling besar nilai in-degree scorenya dengan skor 85 yang artinya ada 85 tautan dari aktor lain yang terhubung ke akun

krematorium santhayana memiliki tingkat kepedulian sosial yang tinggi hingga mampu menyelesaikan masalah umat yang terbilang rumit dan sering terjadi pada dewasa

Pada penelitian sebelumnya seorang peneliti jepang bernama Akihiko Kondo (Akihiko kondo, et al, 2001) telah melakukan penelitian tentang sintesis biodiesel