• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pemberdayaan Wirausaha Olahan Produk Ikan pada Masyarakat Kecamatan Mayangan Kota Probolinnggo

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pemberdayaan Wirausaha Olahan Produk Ikan pada Masyarakat Kecamatan Mayangan Kota Probolinnggo"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

B2.1

Pemberdayaan Wirausaha Olahan Produk Ikan pada Masyarakat

Kecamatan Mayangan Kota Probolinnggo

Sinar Perbawani Abrina Anggraini 1, Mohammad Wachid 2, Arfida Boedirochminarni 3 1)

Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang 2), 3)

Universitas Muhammadiyah Malang email : abrina@unitri.ac.id

Diterima (Agustus, 2018), direvisi (Agustus, 2018), diterbitkan (September, 2018) Abstract

The Regional Partnership Program will be held in Mayangan Subdistrict, Probolinggo City by developing local government programs through education, economics and fisheries that prioritize community welfare. The development of community potential for fish processors needs to be improved due to lack of skills, limited employment opportunities and low entrepreneurial souls, most of whom are fishermen. Most are traditional fishermen with social and cultural characteristics that are not conducive to business progress and a decrease in the quality and quantity of local processed product resources. In this community service activity the method is carried out by means of counseling, training and mentoring to the community of Mayangan Subdistrict by empowering fish processors through the development of entrepreneurship. The development of processed fish products with quality control and food safety, especially for small and medium-sized businesses and through quality control of processed fish products will increase people's income so that government programs for public welfare can be achieved. Increased income by knowing the method of business feasibility analysis through Break Even Point and SWOT analysis can improve understanding of the acquisition of profits on processed fish products business. The results of community service activities through the Partnership Program in the Region are the formation of SMEs from not yet organized into 70 UKM from 2 villages and the formation of 14 types of UKM processed products and the formation of simple bookkeeping from 2 village.

Keywords: entrepreneurship, fisheries, food security, community welfare

1. Pendahuluan

Pertumbuhan penduduk di Kota Probolinggo selain dikarenakan adanya fertilitas yang cukup tinggi (pertumbuhan penduduk alami), juga disebabkan adanya pertumbuhan penduduk migrasi, dimana terdapat migrasi masuk yang lebih besar daripada migrasi keluar (migrasi neto positif) atau dengan kata lain penduduk yang datang lebih banyak dibandingkan dengan penduduk yang keluar Kota Probolinggo [1]. Sementara itu terkait laju pertumbuhan ekonomi Kota Probolinggo dalam empat tahun

(2)

B2.2

terakhir berada pada trend yang positif, artinya kondisi perekonomian di Kota Probolinggo dapat memberikan pertumbuhan yang positif walaupun masih di bawah rata-rata pertumbuhan ekonomi regional Jawa Timur.

Masalah ketenagakerjaan yang ada berawal dari masih tingginya angka pengangguran terbuka yang pada tahun 2012 masih sebesar 19.614 orang yang berarti sekitar 18,12 % dari total angkatan kerja sebanyak 108.239 orang [2]. Angkatan kerja baru yang terus meningkat adalah penduduk yang lulus sekolah dan tidak melanjutkan pendidikan, ini yang potensial memunculkan pengangguran baru. Terbatasnya kesempatan kerja, kurangnya ketrampilan, serta rendahnya jiwa kewirausahaan merupakan beberapa penyebab munculnya pengangguran baru di Kota Probolinggo. Terbatasnya lapangan pekerjaan formal yang mampu menyerap keahlian para pencari kerja juga menyebabkan banyak tenaga kerja yang tidak terserap oleh lapangan kerja yang tersedia.

Masalah yang dihadapi oleh pelaku usaha mikro, kecil, menengah dan koperasi adalah masalah permodalan, pemasaran dan manajemen. Berbagai usaha telah ditempuh untuk menanggulangi masalah tersebut dan hasilnya memang telah mulai nampak baik dari segi meningkatnya jumlah pelaku usaha maupun dari omzet usahanya. Meskipun demikian masih diperlukan usaha yang bersifat komprehensif sehingga dapat memecahkan ketiga masalah tersebut secara permanen. UMKM-K di Kota Probolinggo masih memerlukan solusi yang lebih inovatif untuk memecahkan masalah yang mereka hadapi agar mampu menigkatkan usaha dan daya saing mereka.

Beberapa permasalahan yang selama ini dianggap sebagai faktor penghambat pelaksanaan pembangunan kelautan dan perikanan antara lain faktor internal dan faktor eksternal. Faktor Internal antara lain sebagian besar nelayan merupakan nelayan tradisional dengan karaktersitik sosial budaya yang belum kondusif untuk kemajuan usaha, ketimpangan tingkat pemanfaatan stock ikan antara kawasan satu dengan kawasan lainnya, dan lemahnya market intelligence yang meliputi penguasaan informasi tentang segmen pasar, harga dan pesaing. Permasalahan yang dihadapi adalah belum optimalnya upaya pemanfaatan sumber daya potensial yang ada melalui kegiatan pengembangan dan pengawasan/pengendalian[3].

Beberapa permasalahan yang dihadapi oleh para masyarakat nelayan adalah keterbatasan pengetahuan cara pengolahan produk olahan ikan sehat dan aman khususnya ikan jenggelek serta masih kurangnya pemahaman pentingnya penyusunan rencana usaha dan pengorganisasian aktifitas yang berkelanjutan yang berdampak kepada perkembangan capaian keuntungan usaha. Kebutuhan Iptek dan Pengabdian Masyarakat di Kota Probolinggo antara lain adalah demo pengolahan produk unggulan menggunakan teknologi sederhana yang murah dan pelatihan bagi UKM, menciptakan wirausaha baru, memerlukan pembekalan dan pelatihan wirausaha baru, pendampingan masyarakat dalam perencanaan dan pengembangan produksi perikanan, pengaruh produksi ikan yang melimpah terhadap pengembangan pengelolaan produk ikan

(3)

B2.3

unggulan berkualitas ekspor di wilayah Kecamatan Mayangan, menyiapkan central market untuk memasarkan produk unggulan yang dihasilkan [4].

Permasalahan masyarakat Kecamatan Mayangan Kota Probolinggo berdasarkan pada Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kota Probolinggo. Produk olahan Ikan sebagai produk kemajuan teknologi modern dalam bidang pangan adalah pengembangan berwirausaha bagi masyarakat nelayan, sebagian besar para nelayan berorientasi dan berperilaku menjual ikan segar hasil dari tangkapan tanpa berpikir untuk dapat dilakukan pengolahan olahan dari ikan segar menjadi produk lain yang lebih menarik dan aman sebagai cara apabila ikan yang dijual tidak bisa habis sekali tangkap atau tidak ada lagi hasil tangkapan ikan. Tujuan dari kegiatan Program Kemitraan Wilayah Kecamatan Mayangan Kota Probolinggo adalah pemberdayaan wirausaha masyarakat melalui pemanfaatan sumber daya lokal melalui pengembangan produk olahan berbasis sumber daya lokal khususnya olahan ikan.

2. Materi dan Metode

Metode Pendekatan dan Rencana Kegiatan / Program-program yang disepakati bersama untuk menyelesaikan permasalahan-permasalahan prioritas (mengacu kepada Permasalahan Wilayah). Berdasarkan permasalahan antara lain adalah

1. Masih kurangnya pemahaman pentingnya penyusunan rencana usaha dan

pengorganisasian aktifitas yang berkelanjutan yang berdampak kepada

perkembangan capaian keuntungan usaha

2. Belum bisa menjamin kesinambungan produksi karena sistem pemasaran yang belum dipahami yang kemungkinan cenderung tradisional sehingga kurang dikenal luas sampai ke luar daerah atau kota

3. Keterbatasan Pengetahuan cara pengolahan produk olahan ikan sehat dan aman khususnya ikan jenggelek

Tahapan Penyelesaian Masalah :

1. Memberikan pemahaman kepada masyarakat Kecamatan Mayangan tentang pengetahuan berwirausaha melalui pendampingan tentang bisnis plan.

2. Memberikan pemahaman kepada masyarakat Kecamatan Mayangan tentang pengetahuan berwirausaha melalui pemberian pemahaman tentang teknik pemasaran sederhana

3. Memberikan pemahaman pada masyarakat Kecamatan Mayangan tentang

pengetahuan berwirausaha melalui penyuluhan, pelatihan dan pendampingan kepada masyarakat tentang analisa usaha dengan metode BEP

4. Pemahaman kepada masyarakat Kecamatan Mayangan tentang pengemba-ngan produk olahan berbasis sumber daya lokal dengan melakukan pelatihan pengawetan makanan pada ikan yang sehat dan aman

5. Pemahaman kepada keluarga nelayan tentang pengemba-ngan produk olahan berbasis sumber daya lokal dengan melakukan pengembangan produk ikan

(4)

B2.4

6. Pemahaman kepada kel. Nelayan tentang pengembangan produk olahan berbasis sumber daya lokal melalui lomba cipta produk olahan ikan.

Teknik Penyelesaian Masalah :

1. Membuat materi (modul) penyuluhan dan pendampingan tentang bisnis plan, kewirausahaan, pembukuan keuangan sederhana, Job Sheet rencana usaha, cara perhitungan kelayakan usaha menggunakan analisa BEP dan analisis SWOT, teknik pengawetan makanan dan ikan yang sehat dan aman, teknik pemasaran sederhana dan cara pengolahan produk olahan ikan.

2. Mengumpulkan SKPD yang terkait sebagai tim teknis dari Bappeda 3. Mengumpulkan masyarakat pada 2 (dua) kelurahan

4. Memberikan penyuluhan dan pendampingan kepada masyarakat untuk setiap kegiatan diatas.

5. Memberikan sosialisasi kepada 2 kelurahan tentang keikutsertaan sebagai peserta lomba yaitu cipta produk olahan ikan dan pembukuan keuangan sederhana dengan mempersiapkan hadiah yang akan diberikan kepada pemenang lomba seperti piala dan sertifikat.

6. Melakukan monitoring dan evaluasi akhir program

3. Hasil dan Pembahasan

Hasil yang telah dicapai pada pelaksanaan kegiatan Program Kemitraan Wilayah 2018 sampai saat ini adalah telah Terbentuknya UKM dari yang belum tertata terbentuk menjadi 70 UKM dari 2 kelurahan yaitu Kelurahan Mayangan sebanyak 40 UKM dan Kelurahan Mangunharjo sebanyak 30 UKM. Pada pembentukan UKM dilakukan koordinasi antara SKPD terkait dengan para masyarakat. Pemberian motivasi terhadap kewirausahaan sudah mendapatkan hasil selain melakukan penyuluhan dan pendampingan dengan memberikan beberapa pelatihan terutama dengan memberikan penyuluhan tentang keamanan pangan mulai saat proses pembuatan hingga pengemasan serta penyimpanan produk pangan yang aman dan awet digunakan. Hal ini dirasa perlu dilakukan mengingat masyarakat Mayangan belum banyak tersentuh pendidikan karena banyaknya anak putus sekolah dan meningkatnya penggangguran dari tahun ke tahun. Kurangnya pengetahuan membuat mereka kurang dapat banyakinformasi tentang produk makanan yang aman dikonsumsi terutama aman bagi anak-anak sekolah sekitar.

Terbentunya 12 jenis produk UKM dari 2 kelurahan, hal ini adanya motivasi dari beberapa kelompok yang terbentuk sehingga saling memberikan motivasi dengan menerapkan hasil pelatihan tentang olahan produk berbasis ikan karena mayoritas penduduk setempat adalah sebagai nelayan. Banyak tangkapan ikan segar tetapi kurangnya motivasi untuk membuat olahan produk ikan yang lain. Pada pelatihan berbagai olahan produk ikan memberikan ketertarikan terutama banyak dari para ibu-ibu rumah tangga sambil membantu penghasilan suami demi peningkatan pendapatan

(5)

B2.5

keluarga. Keberlanjutan peningkatan jumlah jenis produk olahan dilakukan melalui lomba cipta produk olahan ikan sehingga semakin memberikan semangat kepada mereka untuk terus bersaing secara sehat dan selalu mencoba untuk menciptakan oalahan baru lagi dengan beberapa kelompok usaha produk ikan yang lain.

Terbentuknya pembukuan sederhana UKM dari 2 kelurahan, hal ini dilakukan dengan memberikan pelatihan dan pendampingan dengan memberikan buku kas untuk setiap kelompok UKM sehingga terpacu untuk dilaksanakan secara rutin. Keberlanjutan dari pembukuan ini dilakukan denganmengadakan lomba untuk memotivasi para usaha kecil dan menengah untuk selalu dilalukan secara rutin setiap transaksi penjualan sehingga akan terlihat keuntungan bersih yang mereka dapatkan sebagai base line dan akhirnya menjadikan suatu kebiasaan yang harus mereka lakukan secara rutin.

.

Gambar 1. Koordinasi bersama Bappeda dan SKPD terkait

Gambar 2. Sosialisasi kegiatan PKW tingkat Kecamatan

Gambar 4. Lomba Cipta Produk Olahan Ikan

Gambar 5. Para Pemenang Lomba Gambar 3. Pelatihan dan penyuluhan kegiatan PKW

Gambar 6. Penyerahan Etalase bagi kelompok UKM

(6)

B2.6

4. Kesimpulan

Kesimpulan dari kegiatan pengabdian masyarakat Program Kemitraan Wilayah antar lain :

1. Terbentuknya UKM dari yang belum tertata terbentuk menjadi 70 UKM dari 2 kelurahan yaitu Kel. Mayangan sebanyak 40 UKM dan Kel. Mangunharjo sebanyak 30 UKM

2. Terwujudnya 12 jenis produk UKM

3. Terbentuknya pembukuan sederhana UKM dari 2 kelurahan

4. Pengetahuan semakin bertambah dengan adanya penyuluhan dan pelatihan produk pangan olahan dari ikan

6. Pengetahuan semakin bertambah dengan adanya pengetahuan tentang kendali mutu pangan

7. Pemahaman semakin meningkat dengan adanya ketrampilan membuat laporan keuangan sederhana

Daftar Pustaka

[1] BPS Kota Probolinggo, 2003, Jumlah Penduduk Kota Probolinggo, Kantor BPS, Kota Probolinggo

[2] BPS Kota Probolinggo, 2003, Ketenagakerjaan Kota Probolinggo, Kantor BPS, Kota Probolinggo

[3] Pemerintah Kota Probolinggo. 2014. Profil Kecamatan Mayangan. Kota Probolinggo

[4] Pemerintah Kota Probolinggo. 2015. RPJMD Kota Probolinggo tahun 2013 – 2019, Pemerintah Kota Probolinggo

Gambar

Gambar  1. Koordinasi bersama   Bappeda dan SKPD terkait

Referensi

Dokumen terkait

- direndam dalam HCl 0,1 M selama 24 jam - disaring dengan kertas saring - dicuci dengan aquades hingga bebas dari ion Cl- penambahan AgNO3 pada air pencucian sampel batang jagung

Judul Skripsi : Pengembangan Quiz Berorientasi Higher Order Thinking ...Skills Berbasis Multimedia Interaktif Dalam Pembelajaran ...Matematika Untuk Sekolah

Puji dan syukur kami ucapkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini tepat

Peningkatan persentase kemampuan mengenal konsep bilangan anak melalui permainan tabung pintar meningkat dari kondisi awal dan siklus I,pada pertemuan I, II, Dan pertemuan III

Penelitian yang dilakukan oleh MacKerron & Mourato (2013) pada masyarakat di Inggris menemukan bahwa rata-rata orang yang melakukan aktifitas diluar ruangan yang

Tentu semuanya penting dimiliki oleh setiap individu, namun beberapa penelitian mendapatkan adanya karakter tertentu yang memberi efek yang lebih kuat pada

Hal ini menunjukan bahwa penyuluh mampu berperan dengan baik sebagai konsultan, yang ditunjukkan oleh kemampuan penyuluh dalam memberikan masukan serta saran mengenai

3.2.1.1 Bahwa yang dimaksud pelaku usaha berdasarkan Pasal 1 angka 5 Undang-undang Nomor 5 Tahun 1999 adalah orang perorangan atau badan usaha, baik yang berbentuk badan