• Tidak ada hasil yang ditemukan

KINERJA PEGAWAI DI DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN KABUPATEN TASIKMALAYA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KINERJA PEGAWAI DI DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN KABUPATEN TASIKMALAYA"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

67 KINERJA PEGAWAI DI DINAS PERINDUSTRIAN

DAN PERDAGANGAN KABUPATEN TASIKMALAYA Gugun Gunawan

Program Pascasarjana Administrasi Negara

Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi YPPT Priatim Tasikmalaya email: aira_kekes@yahoo.co.id

ABSTRAK

Realisasi pelaksanaan kegiatan/program yang dilaksanakan oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Tasikmalaya belum sepenuhnya mencapai target yang telah ditentukan, sehingga penelitian ini terkait dengan masalah kinerja pegawai di Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Tasikmalaya.

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yatiu metode kualitatif, teknik pengumpulan data dilakukan melalui studi kepustakaan dan studi lapangan yang terdiri dari observasi, studi dokumentasi dan wawancara mendalam dengan beberapa informan yang memiliki informasi penting terkait tema penelitian. Teknik analisis data dilakukan melalui reduksi data, display data, dan verifikasi data.

Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa kinerja pegawai di Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Tasikmalaya dapat tercapai maksimal bila digunakan pengukuran melalui kualitas kerja (quality of work), ketetapan waktu (pomptnees), inisiatif (initiative), kemampuan (capability) dan komunikasi (communication).

Kata kunci : Kinerja pegawai dan Dinas Perindustrian dan Perdagangan

ABSTRACT

The realization of the implementation of activities / programs carried out by the Tasikmalaya Regency Industry and Trade Office has not fully reached the specified target, so this research is related to the performance problems of employees at the Tasikmalaya Regency Industry and Trade Office.

The research method used in this study was qualitative method, the data collection technique was carried out through literature studies and field studies consisting of observations, documentation studies and in-depth interviews with several informants who had important information related to the research theme. Data analysis technique is done through data reduction, data display, and data verification.

Based on the results of the study showed that the performance of employees in the Department of Industry and Trade of Tasikmalaya Regency can be achieved

(2)

68 optimally when measurements are used through quality of work, pomptnees, initiatives, capability and communication and communication .

Keywords: Employee performance and the Department of Industry and Trade

PENDAHULUAN

Pencapaian kinerja Pemerintah Kabupaten Tasikmalaya diukur berdasarkan Tingkat Pencapaian Sasaran dan Program/Kegiatan. Untuk mengetahui gambaran mengenai Tingkat Pencapaian Sasaran dan Program/Kegiatan dilakukan melalui media Rencana Kinerja yang dibandingkan dengan realisasinya. Pencapaian sasaran diperoleh dengan cara membandingkan target dengan realisasi indikator sarana, pencapaian kinerja program/kegiatan diperoleh dengan cara membandingkan target dengan realisasi indikator kinerja kegiatan yang terdiri dari input, Output, Outcome, Benefit, dan Impact. Media pengukuran kinerja terdiri dari Formulir PKK (Pengukuran Kinerja Kegiatan) dan Formulir PPS (Pengukuran Pencapaian Sasaran), kemudian atas hasil pengukuran kinerja tersebut dilakukan evaluasi untuk mengetahui keberhasilan dan kegagalan pencapaian sasaran strategis.

Selanjutnya dalam pelaksanaan tugas yang diemban oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan didasarkan pada Peraturan Daerah Kabupaten Tasikmalaya Nomor 7 Tahun 2016 Tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah, sementara rincian tugasnya diatur melalui Peraturan Bupati Tasikmalaya Nomor 65 Tahun 2016 Tentang Rincian Tugas Dan Fungsi Dinas Perindustrian dan Perdagangan. Dinas Perindustrian dan Perdagangan dipimpin oleh seorang Kepala Dinas dengan tugas memimpin dinas, menyelenggarakan perumusan kebijakan teknis, membina, mengoordinasikan, mengorganisasikan dan mengendalikan pelaksanaan tugas dan fungsi Dinas di bidang perindustrian, perdagangan dan kesekretariatan serta unit pelaksana teknis.

Dinas Perindustrian dan Perdagangan dalam aplikasinya memerlukan perwujudan dan perkembangan kinerja dengan didukung program dan kegiatan yang dapat menghasilkan output sesuai target capaian sasaran yang tertuang dalam Renstra, dan bermuara terhadap RPJMD Kabupaten Tasikmalaya. Rencana strategis yang disusun merupakan suatu proses yang berorientasi pada hasil yang ingin dicapai selama kurun waktu 1 (satu) sampai 5 (lima) tahun dengan memperhatikan dan memperhitungkan potensi, peluang dan kendala yang ada atau mungkin timbul. Rencana Strategis Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Tasikmalaya disusun mengacu kepada Peraturan Daerah Kabupaten Tasikmalaya Nomor 5 Tahun 2016, tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Tasikmalaya 2016-2021.

Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Tasikmalaya dalam menjalankan tugas pokok dan fungsi dalam menangani urusan pelayanan industri dan perdagangan di Kabupaten Tasikmalaya di bantu oleh perangkat pegawai sebanyak 78 orang, namun demikian berbagai tugas dan tanggungjawab yang diemban oleh para pegawai belum mencapai hasil yang diharapkan, hal tersebut

(3)

69 berdasarkan dari hasil penjajagan menunjukan terdapat beberapa fenomena yang berkaitan dengan masalah kinerja pegawai, diantaranya berikut :

1. Keterbatasan akan kemampuan pegawai dalam melaksanakan tugas pekerjaan, sebagai contoh kurangnya pegawai yang memiliki kemampuan di bidang Kemetrologian, yaitu kemampuan dalam melakukan pengukuran, kalibrasi dan akurasi di bidang industri, ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat penting dalam pelaksanaan tugas Dinas Perindustrian dan Perdagangan.

2. Inisiatif dalam melaksanakan tugas pekerjaan masih kurang, sebagai contoh pegawai kurang memiliki inisiatif dalam memberikan arahan dan bimbingan kepada para pedagang pasar untuk mencapai terbentuknya pasar tertib ukur. 3. Kemampuan pelaksanaan pekerjaan masih kurang, sebagai contoh pegawai

pada Bidang Perdangangan dalam mengoptimalkan sistem monitoring dan pengawasan peredaran barang dan perlindungan konsumen, serta belum optimalnya pemanfaatan Sistem Resi Gudang.

4. Kemampuan komunikasi pegawai masih kurang, sebagai contoh masih kurangnya fasilitasi Pemerintah Daerah dalam perdagangan ekspor, serta dorongan promosi dan misi dagang, dalam rangka persaingan global, serta kemampuan komunikasi khususnya dengan para Pedagang Kaki Lima untuk dilakukan penataan dan pembinaan agar dapat tertib dalam melakukan kegiatan usahanya.

LANDASAN TEORI

Kinerja pada dasarnya merupakan suatu hal yang bersifat individual, karena setiap pegawai memiliki tingkat kemampuan yang berbeda-beda dalam mengerjakan tugasnya.Kinerja seseorang tergantung pada kombinasi antara kemampuan, usaha, dan kesempatan yang diperoleh seorang pegawai dalam suatu organisasi. Kinerja pegawai dalam suatu organisasi merupakan bagian penting dalam mencapai kinerja organisasi secara keseluruhan. Setiap Pegawai Negeri Sipil (PNS) saat ini dituntut memiliki kinerja tinggi dalam memberikan pelayanan terbaik pada masyarakat.

Pengertian kinerja dikemukakan Sedarmayanti (2001, hal. 50) dengan menyatakan: “Kinerja merupakan terjemahan dari performance yang berarti prestasi kerja, pelaksanaan kerja, pencapaian kerja, unjuk kerja atau penampilan kerja”. Sementara Samsudin (2006, hal. 159) menyatakan: “Kinerja adalah tingkat pelaksanaan tugas yang dapat dicapai seseorang, unit atau divisi dengan menggunakan kemampuan yang ada dan batasan-batasan yang telah ditetapkan untuk mencapai tujuan organisasi/ perusahaan”.

Pengertian selanjutnya tentang kinerja dikemukakan oleh Rivai (2008, hal. 14) dengan menyatakan:

Kinerja adalah hasil atau tingkat keberhasilan seseorang secara keseluruhan selama periode tertentu di dalam melaksanakan tugas dibandingkan dengan berbagai kemungkinan, seperti standar hasil kerja, target atau sasaran atau kriteria yang telah ditentukan terlebih dahulu dan telah disepakati bersama.” Berkaitan dengan kinerja pegawai, Rivai (2008, hal. 15) memberikan pengertian dengan menyatakan: “Kinerja pegawai adalah kesediaan seseorang atau

(4)

70 kelompok orang untuk melakukan sesuatu kegiatan dan menyempurnakannya sesuai dengan tanggung jawabnya dengan hasil seperti yang diharapkan”.

Pengukuran kinerja pegawai dalam organisasi perlu dilakukan untuk mengetahui sejauhmana pegawai melaksanakan tugas sesuai dengan rencana yang telah ditentukan. Mitchel (Sedarmayanti, 2001, hal. 51) mengemukakan terdapat beberapa indikator-indikator dalam melakukan penilaian terhadap kinerja pegawai, meliputi :

1. Kualitas Kerja (Quality of work) adalah kualitas kerja yang dicapai berdasarkan syarat-syarat kesesuaian dan kesiapannya yang tinggi pada gilirannya akan melahirkan penghargaan dan kemajuan serta perkembangan organisasi melalui peningkatan pengetahuan dan keterampilan secara sistematis sesuai tuntutan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin berkembang pesat.

2. Ketetapan Waktu (Pomptnees) yaitu berkaitan dengan sesuai atau tidaknya waktu penyelesaian pekerjaan dengan target waktu yang direncanakan. Setiap pekerjaan diusahakan untuk selesai sesuai dengan rencana agar tidak mengganggu pada pekerjaan yang lain.

3. Inisiatif (Initiative) yaitu mempunyai kesadaran diri untuk melakukan sesuatu dalam melaksanakan tugas-tugas dan tanggung jawab. Bawahan atau pegawai dapat melaksanakan tugas tanpa harus bergantung terus menerus kepada atasan. 4. Kemampuan (Capability) yaitu diantara beberapa faktor yang mempengaruhi kinerja seseorang, ternyata yang dapat diintervensi atau diterapi melalui pendidikan dan latihan adalah faktor kemampuan yang dapat dikembangkan. 5. Komunikasi (Communication) merupakan interaksi yang dilakukan oleh atasan

kepada bawahan untuk mengemukakan saran dan pendapatnya dalam memecahkan masalah yang dihadapi. Komunikasi akan menimbulkan kerjasama yang lebih baik dan akan terjadi hubunganhubungan yang semangkin harmonis diantara para pegawai dan para atasan, yang juga dapat menimbulkan perasaan senasib sepenanggungan.

METODE PENELITIAN

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yatiu metode kualitatif, teknik pengumpulan data dilakukan melalui studi kepustakaan dan studi lapangan yang terdiri dari observasi, studi dokumentasi dan wawancara mendalam dengan beberapa informan yang memiliki informasi penting terkait tema penelitian.

Jenis data terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer berasal dari informan berupa informasi dan data hasil wawancara dengan pihak yang berkepentingan terkait dengan kajian penelitian, sedangkan data sekunder berasal dari dokumen-dokumen tentang kinerja pegawai di Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Tasikmalaya. Teknik analisis data dilakukan melalui reduksi data, display data, dan verifikasi data.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Penilaian kinerja bagi Pegawai Negeri Sipil (PNS), yang sekarang disebut dengan Aparatur Sipil Negara (ASN) saat ini, sebenarnya telah diatur melalui

(5)

71 Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 30 Tahun 2019. Dalam Peraturan Pemerintah tersebut penilaian kinerja PNS bertujuan untuk menjamin objektivitas pembinaan PNS yang didasarkan pada sistem prestasi dan sistem karier. Penilaian dilakukan berdasarkan perencanaan kinerja pada tingkat individu dan tingkat unit atau organisasi, dengan memperhatikan target, capaian, hasil, dan manfaat yang dicapai, serta perilaku PNS.

Menurut Pasal 4 Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 30 Tahun 2019 tentang Penilaian Kinerja Pegawai Negeri Sipil (PNS) berbunyi “Penilaian Kinerja PNS dilakukan berdasarkan prinsip a. objektif; b. terukur; c. akuntabel; d. partisipatif; dan e. transparan,”. Penilaian Kinerja PNS sebagaimana dimaksud Peraturan Pemerintah (PP) tentang Penilaian Kinerja Pegawai Negeri Sipil (PNS), dilaksanakan dalam suatu Sistem Manajemen Kinerja PNS yang terdiri atas: a. perencanaan kinerja; b. pelaksanaan, pemantauan kinerja, dan pembinaan kinerja; c. penilaian kinerja; d. tindak lanjut; dan e. Sistem Informasi Kinerja PNS.

Selanjutnya dalam tersebut juga dijelaskan bahwa perencanaan kinerja terdiri atas penyusunan dan penetapan SKP (Sasaran Kinerja Pegawai) dengan memperhatikan perilaku kerja. Proses penyusunan SKP yang dimaksud dalam Peraturan tersebut dilakukan dengan memperhatikan: a. perencanaan strategis Instansi Pemerintah; b. perjanjian kinerja; c. organisasi dan tata kerja; d. uraian jabatan; dan/atau e. SKP atasan langsung. Sasaran Kinerja Pegawai (SKP) sebagaimana dimaksud memuat kinerja utama yang harus dicapai seorang PNS setiap tahun. Selain kinerja utama sebagaimana dimaksud, SKP dapat memuat kinerja tambahan. SKP disusun berdasarkan perjanjian kinerja Unit Kerja yang dipimpinnya dengan memperhatikan: a. rencana strategis; dan b. rencana kerja tahunan.

Sementara penilaian kinerja dalam penelitian ini diukur melalui kualitas kerja (quality of work) dengan parameter tentang kesiapan pegawai dalam melaksanakan tugas dan kesesuaian hasil kerja dari pegawai Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Tasikmalaya. Berdasarkan hasil penelitian menunjukan para pegawai telah memiliki kesiapan dalam setiap pelaksanaan tugas pekerjaan yang diberikan sesuai dengan bidangnya, serta pada umumnya telah mencapai hasil kerja yang telah direncanakan, meskipun masih adanya beberapa program kegiatan yang belum sepenuhnya tercapai secara maksimal.

Pengukuran kinerja pegawai pada Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Tasikmalaya selanjutnya didasarkan pada ketetapan waktu kerja, dengan parameter penelitian terkait dengan penyelesaian waktu kerja dan pencapaian target kerja, dimana dari hasil penelitian menunjukan aspek ketepatan waktu kerja pegawai pada umumnya cukup berjalan dengan baik, dan sebagian besar target kerja dapat tercapai, tetapi masih adanya beberapa kegiatan atau program kerja yang kurang mencapai seratus persen. Hal tersebut menunjukan pentingnya pegawai memperhatikan masalah waktu dalam setiap penyelesaian pekerjaan dan memperhatikan target yang telah ditetapkan sebelumnya.

Tingkat inisiatif kerja yang dimiliki oleh para pegawai Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Tasikmalaya, yang dilihat dari aspek kemandirian dalam pelaksanaan tugas pekerjaan dan tanggungjawabnya, dari hasil penelitian menunjukan cukup baik, hal tersebut dilihat dari beberapa program kegiatan yang

(6)

72 telah dilaksanakan oleh setiap unit kerja berdasarkan rencana kerja organisasi. Setiap pegawai juga telah memiliki tanggungjawab kerja yang baik, dengan kemampuan melaksanakan tugas pekerjaan secara tuntas, dan memiliki kemampuan dalam menyelesaikan persoalan-persoalan yang timbul dalam ruang lingkup tugas dan fungsi yang dimiliki Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Tasikmalaya.

Dari sisi kemampuan kerja pegawai, dengan aspek yang diukur melalui peningkatan pendidikan dan pelatihan, sumber daya manusia yang ada di Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Tasikmalaya sebagian besar telah lulus pendidikan tinggi, namun demikian dalam program pendidikan dan pelatihan yang diselenggarakan oleh Pemerintah, belum semua pegawai mendapatkan kesempatan, di satu sisi masih cukup banyak pegawai belum mendapatkan kesempatan untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi, sehingga pihak Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Tasikmalaya perlu memberikan dorongan kepada pegawai tersebut untuk diberikan kesempatan dan bantuan dalam meningkatkan pengetahuan melalui pendidikan formal.

Pengukuran terakhir dari kinerja pegawai di Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Tasikmalaya yaitu kemampuan komunikasi pegawai dengan pegawai lainnya, dan kemampuan komunikasi pimpinan atau atasannya. Berdasarkan hasil penelitian menunjukan para pegawai telah memiliki kemampuan berkomunikasi dengan baik dengan sesama rekan kerja maupun dengan pimpinannya, tetapi belum memiliki kemampuan yang baik dalam melakukan komunikasi dengan pihak-pihak diluar Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Tasikmalaya, seperti dengan pihak industri, dan masyarakat, sementara ruang lingkup pekerjaan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Tasikmalaya lebih banyak berhubungan langsung dengan dunia usaha dan masyarakat.

Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Tasikmalaya sendiri telah menetapkan indikator capaian kinerja melalui ukuran kuantitatif dan kualitatif yang menggambarkan tingkat pencapaian suatu sasaran atau tujuan yang telah ditetapkan, dengan memperhitungkan indikator masukan (inputs), keluaran (outputs), hasil (outcomes), manfaat (benefits) dan dampak (impacts). Beberapa pencapaian dan kekurangan dalam pelaksanaan tugas Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Tasikmalaya dituangkan dalam Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) setiap tahunnya.

Analisa selanjutnya dilakukan melalui analisis SWOT, yaitu metode perencanaan strategis untuk mengevaluasi faktor-faktor yang berpengaruh dalam

usaha mencapai tujuan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten

Tasikmalaya, yaitu kekuatan (strengths), kelemahan (weaknesses), peluang (opportunities), dan tantangan (threats), baik itu tujuan jangka pendek maupun jangka panjang.

1. Kelemahan (weaknesses) dan Kekuatan (strengths)

Analisis lingkungan internal pada dasarnya proses identifikasi yangmenguraikan kekuatan dan kelemahan yang meliputi struktur organisasi, sumberdaya manusia, pembiayaan, sarana dan prasarana. Analisis Lingkungan Internaldikelompokkan atas hal-hal yang merupakan kelemahan (weakness)

(7)

73 atau kekuatan (strength) organisasi dalam mewujudkan pelayanan yang optimal kepada masyarakat.

Adapun kelemahan-kelemahan(weakness) yang dimiliki Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Tasikmalaya diantaranya :

a. Belum optimalnya kualitas pelayananbaik di sector Perindustrian maupun Perdagangan;

b. Lemahnya koordinasi antara bidang yang ada;

c. Kurangnya perencanaan, evaluasi/ monitoring terhadap pelaksanaan Kegiatan yang ada;

d. Terbatasnya sarana dan prasarana penunjang sesuai standar;

e. Belum terpenuhinya proporsionalitas, kuantitas, kualitas, distribusi, dan komposisi SDM aparatur sesuai kebutuhan organisasi;

f. Belum terbangunnya Sistem Pelayanan melalui penerapan Teknologi Informasi;

g. Belum dilakukannya analisis beban kerja pada setiap sub unit kerja sebagaibahan untuk analisis dan menentukan berapa kebutuhan pegawai tiap Bidang.

h. Belum memilikiStandar Prosedur Pelayanan (SPP) dan Standar Pelayanan Minimal (SPM) untuk kegiatan bidang Perindustrian dan Perdagangan.

Sedangkan kekuatan-kekuatan (strength) yang dimiliki Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Tasikmalaya diantaranya :

a. Memiliki perencanaan strategis sebagai acuan dalam pelaksanaan tupoksinya;

b. Memiliki struktur organisasi dan tupoksi yang jelas sehingga tidak terjaditumpang tindih dalam pelaksanaan tugas;

c. Adanya skala prioritas dalam program kerja;

d. Tersedianya dana untuk menunjang kegiatan-kegiatan dibidang Perdagangan dan Perindustrian;

e. Adanya kejelasan pembagian kewenangan, kedudukan, tugas dan fungsinyaberupa peraturan, pedoman, juklak, juknis pada setiap operasional kegiatan;

f. Jumlah sumber daya manusia aparatur cukup memadai;

g. Kebijakan didasarkan kepada peraturan perundang-undangan yang berlaku;

h. Profesionalisme pegawai;

2. Peluang (opportunities) dan Tantangan (threats)

Analisis lingkungan eksternal pada dasarnya adalah identifikasi terhadap kondisi lingkungan luar organisasi yang menguraikan peluang dan tantangan/ancaman yang terdiri dari lingkungan ekonomi, teknologi, sosial budaya, politik, ekologi dan keamanan. Identifikasi ini akan menghasilkan indikasi mengenai peluang (opportunity) dan tantangan (threats) organisasi dalam mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan.

Analisis lingkungan eksternal menghasilkan peluang-peluang (Opportunities) dilingkungan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Tasikmalaya, diantaranya:

(8)

74 b. Tersedianya peluang usaha dan investasi

c. Adanya peningkatan peran serta masyarakat dalam pembangunan pada sektorindustri dan perdagangan

d. Adanya Komitmen yang kuat dari Pemerintah Pusat dan Daerah terhadap pengembangan dunia usaha;

e. Menjadikan AFTA dan AEC/MEA sebagai sarana untuk menciptakan peluang pasar baik regional, nasional dan internasional yang terbuka luas. f. Peran serta aktif dalam even-even pameran dalam dan luar negeri dalam

rangka meningkatkan permintaan akan produk-produk Kabupaten Tasikmalaya;

g. Terbukanya akses informasi yang dapat dimanfaatkan oleh kalangan dunia usaha;

Selain itu analisa lingkungan eksternal mengingatkan kepada tantangan (treaths) Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Tasikmalaya, diantaranya :

a. Persaingan yang makin ketat pada era globalisasi

b. Kebutuhan akan pelayanan di sector Perindustrian dan Perdagangan yang lebih cepat, lebih baik dan lebih murahsebagai perwujudan good governance,

c. Kebutuhan dan penempatan SDM yang belum sesuai dengan kompetensi untuk menghadapi tuntutan dan permasalahan di masing-masing bidang; d. Kesiapan pelaku usaha dalam menghadapi Asean Free Trade Area (AFTA)

danAsean Economy Community (AEC)/MEA;

e. Penumbuhan dan pengembangan pusat perdagangan di Ibu Kota Kabupaten Tasikmalaya;

f. Kurangnya sarana prasarana dalam mendukung kinerja dan pelayanan pembinaan terhadap dunia usaha;

g. Produk industri sesuai core Kabupaten Tasikmalaya di bidang kerajinan masih perlu ditingkatkan terutama diantaranya jenis produk, kemasan, hak paten, serta pemasaran untuk mampu bersaing dipasaran.

Analisa SWOT yang dilakukan dan dijelaskan di atas merupakan hal penting untuk mengkaji kekuatan (Strenght) dan peluang (Opportunity) yang dimiliki Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Tasikmalaya dibandingkan dengan kelemahan (Weakness) dan tantangan (Threats) yang dihadapi Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Tasikmalaya.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa kinerja pegawai di Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Tasikmalaya dapat tercapai optimal dengan menggunakan pengukuran melalui kualitas kerja (quality of work), ketetapan waktu (pomptnees), inisiatif (initiative), kemampuan (capability) dan komunikasi (communication).

(9)

75

DAFTAR PUSTAKA

Rivai, V. 2008. Manajemen Sumber Daya Manusia untuk Perusahaan. Jakarta: Kharisma Putra Utama Offset.

Samsudin, S. 2006. Manajemen Sumber Daya. Manusia. Bandung: Pustaka Setia.

Sedarmayanti. 2001. Sumber Daya Manusia Dan Produktivitas Kerja. Bandung: Mandar Maju.

Referensi

Dokumen terkait

Eksperimentasi bentuk kupu-kupu merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan penggunaan teknik cipratan, sama halnya dengan pengggunaan bahan yang digunakan penulis dalam

Kajian ini khusus membahas kebijakan politik hukum, yang mengambil pengertian bahwa politik hukum adalah legal policy yang akan atau telah dilaksanakan secara nasional

Urutan atribut mulai dari yang tertinggi dan menjadi priorotas perbaikan layanan kesehatan instalasi rawat inap RSD Mardi Waluyo Blitar dari hasil analisis PGCV

Historia y Comunicación Social (Madrid: Universidad Complutense, núm. 15, 2010) La globalización y sus efectos en las lenguas y los medios de comunicación son parte de

[r]

Soeharto, Presiden Republik Indonesia memilih keris sebagai benda cenderamata untuk diberikan kepada negara lain dalam rangkaian proses diplomasi memiliki beberapa alasan..

Dari hasil hipotesis Fishbein, responden es krim Baltic, es krim Campina dan es krim Walls mengukur terhadap 16 atribut (Tabel 2), yaitu kemasan, tingkat

Dengan adanya sistem High- Availability VPN Client, layanan VPN tidak akan terganggu yang diakibatkan oleh kerusakan pada Primary Server karena Secondary Server akan