• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERBANDINGAN INSIDENSI POST DURAL PUNCTURE HEADACHE SETELAH ANESTESIA SPINAL DENGAN JARUM 27G QUINCKE DAN 27G WHITACRE TESIS.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERBANDINGAN INSIDENSI POST DURAL PUNCTURE HEADACHE SETELAH ANESTESIA SPINAL DENGAN JARUM 27G QUINCKE DAN 27G WHITACRE TESIS."

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

PERBANDINGAN INSIDENSI POST DURAL PUNCTURE HEADACHE

SETELAH ANESTESIA SPINAL DENGAN JARUM

27G QUINCKE DAN 27G WHITACRE

TESIS

Oleh

EDLIN

DEPARTEMEN ANESTESIOLOGI DAN REANIMASI

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(2)

PERBANDINGAN INSIDENSI POST DURAL PUNCTURE HEADACHE SETELAH ANESTESIA SPINAL DENGAN JARUM 27G QUINCKE DAN

27G WHITACRE

TESIS

Oleh EDLIN

PEMBIMBING I : dr. Asmin Lubis, DAF SpAn. KAP KMN PEMBIMBING II : Prof.dr. Achsanuddin Hanafie, SpAn KIC

Tesis Ini Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Spesialis Anestesiologi Program Pendidikan Dokter Spesialis Anestesiologi dan

Reanimasi

DEPARTEMEN ANESTESIOLOGI DAN REANIMASI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

RSUP. H. ADAM MALIK MEDAN

(3)

PERBANDINGAN INSIDENSI POST DURAL PUNCTURE HEADACHE SETELAH ANESTESIA SPINAL DENGAN JARUM 27G QUINCKE DAN 27G WHITACRE

TESIS Dr. EDLIN

Menyetujui,

PEMBIMBING I PEMBIMBING II

dr. Asmin Lubis, DAF, SpAn, KAP KMN Prof.dr.Achsanuddin Hanafie, SpAn KIC

NIP: 195308261981021001 NIP: 195208261981021001

Mengetahui,

Ketua Program Studi Ketua Departemen

Anestesiologi dan Reanimasi Anestesiologi dan Reanimasi

FK USU/RSUP HAM Medan FK USU-RSUP HAM Medan

dr. Hasanul Arifin, SpAn, KAP, KIC Prof. dr. Achsanuddin Hanafie, SpAn.KIC

(4)

KATA PENGANTAR

Bismillahirrohmanirrohim.

Segala puji dan syukur saya sampaikan kepada Allah SWT karena atas karunia-Nya saya berkesempatan mengikuti Program Pendidikan Dokter Spesialis Anestesiologi dan Reanimasi Fakultas Kedokteran Sumatera Utara serta menyusun dan menyelesaikan penelitian ini sebagai salah satu syarat dalam penyelesaian pendidikan keahlian di bidang Anestesiologi. Semoga karya tulis ini merupakan sumbangsih bagi perkembangan Anestesiologi di Indonesia.

Tak lupa shalawat dan salam kepada junjungan kita Rasulullah SAW yang telah membimbing kita dari zaman jahiliyah zaman kegelapan ke zaman Islam zaman penuh cahaya.

Pada kesempatan ini saya ingin menyampaikan rasa terima kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada:

Bapak Rektor Universitas Sumatera Utara, yang telah memberikan kesempatan kepada saya untuk mengikuti Program Pendidikan Dokter Spesialis I di Universitas ini.

Bapak Dekan Fakultas Universitas Sumatera Utara, yang telah memberikan kesempatan kepada saya untuk mengikuti Program Pendidikan Dokter Spesialis I di Universitas ini.

Bapak Direktur Rumah Sakit Umum Pusat H. Adam Malik Medan, Rumah Sakit Umum Pirngadi Medan, Rumah Sakit Haji Medan, Rumah Sakit Rumkit Kesdam, Rumah Sakit Umum Sipirok dan Rumah Sakit Umum Sibolga yang telah memberikan kesempatan kepada saya untuk belajar dan bekerja di lingkungan rumah sakitnya.

(5)

Dengan penuh rasa hormat, saya sampaikan terima kasih kepada dr.Asmin Lubis DAF,SpAn, KMN KAP KIC dan Prof dr.Achsanuddin Hanafie, SpAn KIC sebagai pembimbing penelitian saya, dimana atas bimbingan, pengarahan dan sumbang saran yang telah diberikan, saya dapat menyelesaikan penelitian ini tepat pada waktunya.

Juga dengan penuh rasa hormat, saya sampaikan terima kasih kepada dr Hasanul Arifin SpAn KAP KIC, sebagai Ketua Program Studi Anestesiologi dan Reanimasi, DR.dr. Nazaruddin Umar, SpAn, KNA, Sekretaris Departemen Anestesiologi dan Reanimasi atas nasehat, kesabaran dan keikhlasan telah mendidik dan memberikan bimbingan kepada saya selama menjalani program pendidikan ini.

Rasa Hormat dan terima kasih saya sampaikan kepada guru-guru saya: Dr A Sani P. Nasution, SpAn KIC, Dr. Chairul Mursin, SpAn, Dr. Yutu Solihat, SpAn, KAKV, Dr. Akhyar H. Nst, SpAn, KAKV, Dr. Soejat Harto, SpAn, KAP, Dr Muhammad AR, SpAn, Dr. Veronica H. Y, SpAn, Dr. Walman Sitohang, SpAn, Dr. Tumbur SpAn, Dr. Dadik W. Wijaya, SpAn, Dr. M. Ihsan, SpAn, Dr. Nugroho, SpAn, Dr. Guido M. Solihin, SpAn, dan lain-lain di Fakultas Kedokteran USU Medan yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu yang dengan keikhlasan dan ketulusannya telah mendidik dan memberikan bimbingan kepada saya selama mengikuti program pendidikan ini.

Ucapan terima kasih saya berikan kepada Dr. Arlinda Sari Wahyuni, M.Kes yang telah meluangkan sebagai pembimbing metode penelitian dan analisa statistik pada penelitian ini yang banyak memberikan masukan, arahan, kritikan yang bersifat membangun demi kesempurnaan karya tulis ini.

Kepada seluruh pasien dan keluarganya di RSUP. H. Adam Malik Medan, RS Haji Medan,dan RS Pirngadi Medan yang besar perannya sebagai “guru” kedua saya dalam menempuh pendidikan spesialis. Khusunya yang berperan serta dalam penelitian ini, rasa sakit mereka telah memotivasi saya untuk dapat

(6)

memberikan yang terbaik dari ilmu yang saya dapatkan dan pelajari, saya ucapkan terima kasih dan mohon maaf bila pelayanan saya kurang berkenan di hati.

Ucapan terima kasih juga saya sampaikan kepada seluruh teman-teman Program Pendidikan Dokter Spesialis I Anestesiologi dan Reanimasi, karyawan, paramedis Anestesiologi dan Reanimasi FK USU yang telah banyak membantu dan memberi semangat dalam penyelesaian program pendidikan dan penelitian ini.

Sembah sujud, rasa syukur dan terima kasih yang tak terhingga saya persembahkan kepada orang tua saya tercinta, Bapak dr. Nadi Zaini Bakri, SpAn, dan ibu saya Hj. Rita Zulmi atas segala jerih payah, pengorbanan, doa dan kasih sayang beliau dalam mengasuh, membesarkan dan membimbing saya dengan keringat dan air mata, sehingga saya dapat menjadi seperti sekarang ini.

Dari hati yang tulus saya ucapkan terima kasih yang tak terkira kepada adik-adik saya, sahabat dan teman atas pengertian, doa, dorongan semangat, kesabaran, dan kesetian yang tulus dalam suka dan duka mendampingi saya selama pendidikan yang panjang dan cukup melelahkan.

Akhirnya hanya kepada Allah SWT segala pujian dan ucapan syukur serta permohonan ampun saya sembahkan, semoga kita semua senantiasa diberi syafaat dan karunia-Nya.

Wassalammualaikum

Medan, Desember 2010

(7)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i 

DAFTAR ISI... v 

DAFTAR TABEL... viii 

DAFTAR GAMBAR ... viii 

DAFTAR GRAFIK... ix  DAFTAR LAMPIRAN... ix  ABSTRAK ... x  ABSTRACT... xi  BAB 1 PENDAHULUAN ... 1  1.1  Latar Belakang... 1  1.2  Rumusan Masalah ... 3  1.3  Hipotesa... 3  1.4  Tujuan Penelitian... 3  1.4.1  Tujuan Umum ... 3  1.4.2  Tujuan Khusus ... 3  1.5  Manfaat Penelitian... 4 

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... 5 

2.1  Anestesi Spinal ... 5 

2.2  Post Dural Puncture Headache ... 8 

(8)

2.2.2  Klasifikasi PDPH ... 9 

2.2.3  Patofisiologi PDPH ... 11 

2.2.4  Terapi PDPH ... 13 

BAB 3 METODE PENELITIAN ... 17 

3.1  Desain... 17 

3.2  Tempat dan Waktu ... 17 

3.3  Populasi Penelitian ... 17 

3.4  Sampel dan Cara Pemilihan (Randomisasi) sampel... 17 

3.5  Estimasi Besar Sampel ... 18 

3.6  Kriteria Inklusi dan Eksklusi... 18 

3.6.1  Inklusi... 18 

3.6.2  Eksklusi... 18 

3.6.3  Kriteria Drop Out ... 19 

3.7  Informed consent... 19  3.8  Cara kerja... 19  3.9  Alur Penelitian... 21  3.10  Identifikasi Variabel ... 22  3.10.1  Variabel Bebas ... 22  3.10.2  Variable Tergantung... 22 

3.11  Rencana Manajemen dan Analisa Data... 22 

3.12  Definisi Operasional... 23 

3.13  Masalah Etika ... 24 

BAB 4 HASIL PENELITIAN ... 25 

4.1  Karakteristik Umum Subjek Penelitian... 25 

(9)

4.3  Jenis operasi pada kedua kelompok penelitian... 27 

4.4  Banyak usaha tusukan ... 28 

4.5  Insidensi PDPH ... 29 

4.5.1  Insidensi PDPH selama observasi... 30 

4.5.2  Insidensi PDPH 6 jam paska spinal ... 31 

4.5.3  Insidensi PDPH 24 jam paska spinal ... 32 

4.5.4  Insidensi PDPH 48 jam paska spinal ... 32 

4.5.5  Insidensi PDPH 72 jam paska spinal ... 32 

4.6  Keparahan PDPH... 34 

4.6.1  Keparahan PDPH 6 jam paska spinal ... 34 

4.6.2  Keparahan PDPH 24 jam paska spinal... 34 

4.6.3  Keparahan PDPH 48 jam paska spinal... 35 

4.6.4  Keparahan PDPH 72 jam paska spinal... 35 

4.7  Hubungan insidensi PDPH dengan banyaknya tusukan... 36 

BAB 5 PEMBAHASAN... 37 

5.1  Gambaran Umum ... 37 

5.2  Banyak Usaha Tusukan ... 37 

5.3  Insidensi PDPH ... 38 

5.4  Keparahan PDPH... 39 

5.5  Hubungan banyaknya tusukan dengan Insidensi PDPH ... 40 

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN ... 41 

6.1  Kesimpulan... 41 

6.2  Saran... 41 

(10)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.2-1. Klasifikasi PDPH... 11 

Tabel 4.1-1. Data Demografi Umur Subjek Penelitian... 25 

Tabel 4.1-2. Data Demografi Jenis Kelamin... 27 

Tabel 4.2-1. Data demografi PS-ASA ... 27 

Tabel 4.3-1. Jenis operasi antar kedua kelompok ... 28 

Tabel 4.4-1. Banyak Usaha tusukan... 28 

Tabel 4.5-1. Insidensi Kejadian PDPH ... 30 

Tabel 4.5-2. Insidensi PDPH 6 jam paska spinal... 31 

Tabel 4.5-3. Insidensi PDPH 24 jam paska spinal... 32 

Tabel 4.5-4. Insidensi PDPH 48 paska spinal... 32 

Tabel 4.5-5. Insidensi PDPH 72 jam paska spinal... 32 

Tabel 4.6-1. Keparahan PDPH 6 jam paska spinal ... 34 

Tabel 4.6-2. Keparahan PDPH 24 jam paska spinal ... 34 

Tabel 4.6-3. Keparahan PDPH 48 jam paska spinal ... 35 

Tabel 4.6-4. Keparahan PDPH 72 jam paska spinal ... 35 

Tabel 4.7-1. Hubungan banyak tusukan dengan PDPH... 36 

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Jenis Tipe Jarum... 1 

Gambar 2. Spinal cord dan nerve roots... 12 

Gambar 3. Kerangka Konsep ... 1 

(11)

DAFTAR GRAFIK

Grafik 4.4-1. Banyaknya usaha tusukan ... 29 

Grafik 4.5-1. Insidensi PDPH antara Jarum Whitacre dan Quincke... 31 

Grafik 4.7-1. Hubungan banyak tusukan dan insidensi PDPH ... 36 

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN 1: RIWAYAT HIDUP PENELITI ... 46 

LAMPIRAN 2: LEMBAR PENJELASAN KEPADA SUBJEK PENELITIAN. 47 

LAMPIRAN 3: LEMBARAN KOMITE ETIK... 50 

LAMPIRAN 4: PERSETUJUAN KESEDIAAN MENSUBJEK PENELITIAN 51 

LAMPIRAN 5: LEMBARAN OBSERVASI PERIOPERATIF PASIEN ... 53 

LAMPIRAN 6: DATA HASIL PENELITIAN ... 54 

(12)

ABSTRAK

Latar Belakang, Post Dural Puncture Headache (PDPH) adalah komplikasi iatrogenik dari anestesi spinal yang diakibatkan dari tusukan atau robekan pada dura mater yang menyebabkan kebocoran CSF. PDPH merupakan keluhan yang tidak menyenangkan untuk pasien dan bisa berakibat fatal. Faktor terpenting yang mempengaruhi frekwensi dan keparahan dari PDPH adalah besar dari perforasi dura. Besar perforasi dura sangat ditentukan oleh besar jarum dan tipe jarum spinal. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan tipe jarum yang terbaik antara 27G Quincke dan 27G Whitacre dalam menurunkan insidensi dan keparahan PDPH setelah tindakan anestesi spinal pada pasien-pasien yang dilakukan operasi elektif.

Metode, Penelitian ini dilakukan dengan uji klinis acak, tersamar ganda. Setelah mendapat persetujuan dari komite etik FK USU Medan, dikumpulkan sebanyak 100 sampel penelitian, laki-laki dan perempuan, umur 18-60 tahun, status fisik ASA 1-2 yang menjalani operasi elektif dengan spinal anesestesi. Sampel dibagi menjadi dua kelompok secara randomisasi masing-masing 50 subjek, dimana kelompok A menggunakan jarum Whitacre (Pencan) 27G dan kelompok B menggunakan jarum Quincke (Spinocan) 27G. Kemudian dipantau insidensi dan keparahan PDPH pada 6 jam, 24 jam, 48 jam dan 72 jam paska operasi. Data hasil penelitian diuji dengan uji-t, dan uji Chi-kuadrat.

Hasil, Pada penelitian ini hanya 1 (2%) pasien pada kelompok Whitacre yang mengalami PDPH, sementara pada kelompok Quincke terdapat 5 (10%) pasien mengalami PDPH. Dengan analisa tes Chi square didapat hasil p=0.204, berarti tidak ada perbedaan bermakna insidensi PDPH antara kedua kelompok ini. Dari keenam pasien yang mengalami PDPH, derajat keparahan yang terjadi berkisar ringan dan sedang. Dari hasil analisa tingkat keparahan terhadap waktu-waktu pengamatan dengan tes Chi square didapat p=0.170, tidak ada perbedaan yang bermakna terhadap tingkat derajat PDPH antara kedua jarum.

Kesimpulan, Tidak ada perbedaan bermakna secara statistik terhadap insidensi PDPH dan keparahan PDPH antara jarum spinal 27G Whitacre dan 27G Quincke. Kata Kunci: Postdural Puncture Headache, 27G Quincke, 27G Whitacre, anestesi spinal

(13)

ABSTRACT

Background, Post Dural Puncture Headache (PDPH) is an iatrogenic complication after spinal anesthesia that caused by CSF leakage due to a tear or hole in the duramater. PDPH is an unpleasant complaint to patient and could cause fatal problems. One of the most important factors that contribute the incidence and severity of PDPH is the size of the dural perforation that depends on the size and type of spinal needle. The aim of the study is to compare the best needle type between 27G Quincke and 27G Whitacre to decrease the incidency and severity of PDPH.

Methode, The study is a randomized, double blind clinical trial. After getting the approval of the ethic committee of medical faculty in USU, 100 study samples were collected, men and women, age 18-65 yrs old, physical status ASA 1-2 that underwent elective surgery with spinal anesthesia. The sample was then divided randomly into two groups with 50 subjects each, where group A applied 27G Whitcare (Pencan) and group B 27G Quincke (Spinocan) needle. Incidency and severity of PDPH was then observed periodically in 6, 24, 48 and 72 hours post spinal. T independent and Chi square test was used to analyze the results.

Result, Only 1 (2%) patient in Whitacre group had PDPH, where as 5 (10%) patient in Quincke group had PDPH. Statistically there is no significant difference in the incidence of PDPH between the two groups with p=0.204. From the six patients that had PDPH the severity varies form mild to medium. Statistically there is no significant difference in the severity of PDPH that occurred with p=0.170.

Conclusion, Theres is no significant difference statistically in the incidency and severity of PDPH between 27G Whitacre and 27G Quincke needle.

Key words: Postural Puncture Headache, 27G Quincke, 27G Whitacre, spinal anaesthesia,

Referensi

Dokumen terkait

fumlah calon penyedia yang mendaftar sebanyak 15 (lima belasJ perusahaan,. antara lain

Menteri Tenaga Kerja berwenang membentuk P2K3 guna mengembangkan kerja sama, saling pengertian dan partisipasi aktif dari pengusaha / pengurus dan tenaga kerja

Hal ini menunjukan bahwa dengan penambahan atom galium-boron pada nanorod ZnO tidak mengubah struktur kristal nanorod ZnO[12].Pola yang dihasilkan menunjukan bahwa

Untuk membangun pengelolaan keuangan yang baik maka diperlukan adanya komitmen organisasi yang tinggi dan harus diterapkannya sistem pengendalian intern pemerintah yang kuat pada

Budaya organisasi sangat berpengaruh terhadap perilaku para karyawan, sehingga jika budaya organisasi pada suatu organisasi atau instansi baik, maka tidak

Mr Kelvin Lee Science lee_kim_whye_kelvin@moe.edu.sg Mr Stephen Su History su_fook_kwee_stephen@moe.edu.sg Ms Angeline Chew Geography chew_yi_ling@moe.edu.sg. Ms Jessica See

Pada kutipan di atas, dapat dilihat bahwa penggunaan konjungsi atau sudah tepat karena menghubungkan dua verba yang setara yaitu memiskinkan dan

Rumusan Masalah pada penelitian ini adalah apakah terdapat perbedaan pengamalan karakter patriotisme yang terjadi antara etnis Melayu dengan etnis Tionghoa siswa