• Tidak ada hasil yang ditemukan

PT LION METAL WORKS Tbk DAN ENTITAS ANAK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PT LION METAL WORKS Tbk DAN ENTITAS ANAK"

Copied!
59
0
0

Teks penuh

(1)

PT LION METAL WORKS Tbk

DAN ENTITAS ANAK

LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN TANGGAL 30 JUNI 2017

DAN PERIODE YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT

(2)
(3)

Surat Pernyataan Direksi

Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian ………... 1-2 Laporan Laba Rugi dan Penghasilan

Komprehensif Lain Konsolidasian ………. 3

Laporan Perubahan Ekuitas Konsolidasian………...…….……... 4 Laporan Arus Kas Konsolidasian……….………... 5 Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian.………...……….……… 6-50

(4)

Catatan 30 Juni 2017 31 Desember2016 ASET ASET LANCAR

Kas dan setara kas 2c,2d,4 184.176.699.116 209.849.771.599

Deposito berjangka 2d,5 63.210.248.797 64.045.096.060

Piutang usaha

Pihak berelasi 2d,2m,6,24 5.807.307.720 22.000.679.980

Pihak ketiga - neto 2d,6 93.603.573.968 85.756.914.843

Piutang karyawan 2d 2.403.060.000 2.631.040.000

Persediaan - neto 2g,8 153.487.248.163 156.466.742.733

Uang muka pemasok 2.234.383.011 1.847.839.794

Biaya dan Pajak dibayar di muka 2h,7 9.444.472.570 215.769.000

Total Aset Lancar 514.366.993.345 542.813.854.009

ASET TIDAK LANCAR

Piutang lain-lain

Pihak berelasi 2f,24 2.246.886.325 2.246.886.325

Aset pajak tangguhan 2n,11 19.902.870.398 20.358.134.070

Aset tetap – neto 2i,9 129.665.476.954 120.394.121.583

Total Aset Tidak Lancar 151.815.233.677 142.999.141.978

TOTAL ASET 666.182.227.022 685.812.995.987

(5)

Catatan atas laporan keuangan konsolidasian terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan.

Catatan 30 Juni2017 31 Desember 2016

LIABILITAS DAN EKUITAS

LIABILITAS JANGKA PENDEK

Utang usaha - pihak ketiga 2d,10 11.321.918.886 17.015.212.979

Utang bank 2d,5,14 35.000.000.000 35.000.000.000

Utang pajak 2d,2n,11 2.927.835.440 2.605.541.590

Biaya masih harus dibayar 2d,12 720.000.000 3.291.400.000

Uang muka pelanggan 2d,13 64.414.529.995 84.018.852.998

Utang dividen 2d,17 2.423.239.925 2.423.239.925

Imbalan kerja - bagian jangka pendek 2l,22 6.358.263.469 8.179.318.069

Total Liabilitas Jangka Pendek 123.165.787.715 152.533.565.561

LIABILITAS JANGKA PANJANG

Imbalan kerja - bagian jangka panjang 2l,22 62.676.337.255 62.676.337.255

EKUITAS

Modal saham - nilai nominal

Rp 100 per saham

Modal dasar - 2.000.000.000

Modal ditempatkan dan disetor

penuh - 520.160.000 saham 15 52.016.000.000 52.016.000.000

Tambahan modal disetor - neto 16 1.954.630.221 1.954.630.221

Saldo laba

Telah ditentukan penggunaannya 17 9.668.000.000 9.168.000.000 Belum ditentukan penggunaannya 416.701.471.831 407.464.462.950

Total Ekuitas 480.340.102.052 470.603.093.171

TOTAL LIABILITAS DAN EKUITAS 666.182.227.022 685.812.995.987

(6)

(Disajikan dalamRupiah, kecuali dinyatakan lain)

Catatan 30 Juni2017 30 Juni2016

PENJUALAN NETO 2m,18,24 168.081.655.662 195.633.443.950

BEBAN POKOK PENJUALAN 2k,2m,19,24 112.116.947.770 123.924.210.973

LABA BRUTO 55.964.707.892 71.709.232.977

Beban usaha 2k,2m,20 (46.958.730.540 ) (48.596.102.319 ) Penghasilan (beban)lainnya- neto 21 (454.778.851 ) (2.950.158.132)

LABA USAHA 8.551.198.501 20.162.972.526 Penghasilan keuangan 3.925.470.357 4.038.661.724 Beban bunga (1.017.430.555 ) (1.023.020.832 )

LABA SEBELUM MANFAAT (BEBAN)

PAJAK PENGHASILAN 11.459.238.303 23.178.613.418

MANFAAT (BEBAN) PAJAK

PENGHASILAN 2n,11 Tahun berjalan (1.266.965.750 ) (5.061.657.500 ) Tangguhan (455.263.672 ) -

Beban Pajak Penghasilan - neto (1.722.229.422 ) (5.061.657.500 )

LABA NETO 9.737.008.881 18.116.955.918

Penghasilan (Rugi) Komprehensif Lain -

Neto - -

TOTAL LABA KOMPREHENSIF 9.737.008.881 18.116.955.918

LABA NETO PER SAHAM DASAR 19 35

(7)

Catatan atas laporan keuangan konsolidasian terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan.

Saldo laba

ModalSaham

Ditempatkan Tambahan Telah Belum

dan Disetor Modal Disetor Ditentukan Ditentukan Total Catatan Penuh -neto Penggunaannya Penggunaannya Ekuitas

Saldo 1 Januari 2016 15 52.016.000.000 1.954.630.221 8.668.000.000 391.960.865.950 454.599.496.171

Pembentukan cadangan

umum 17 - - 500.000.000 (500.000.000 )

-Total laba komprehensif

periode 30 Juni 2016 - - - 18.116.955.918 18.116.955.918 Saldo 30 Juni 2016 15 52.016.000.000 1.954.630.221 9.168.000.000 409.577.821.868 472.716.452.089 Saldo 1 Januari 2017 15 52.016.000.000 1.954.630.221 9.168.000.000 407.464.462.950 470.603.093.171 Pembentukan Cadangan umum - - 500.000.000 (500.000.000 ) -

Total laba komprehensif

periode 30 Juni 2017 - - - 9.737.008.881 9.737.008.881

___________ ___________ ___________ ____________ ___________

Saldo 30 Juni 2017 15 52.016.000.0001.954.630.221 9.668.000.000 416.701.471.831 480.340.102.052

(8)

Catatan 30 Juni 2017 30 Juni 2016

ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI

Penerimaan kas dari pelanggan 156.824.045.794 194.463.383.480

Pengeluaran kas untuk:

Bahan baku (64.731.232.644) (76.684.451.279 )

Beban pabrikasi (44.430.386.134) (50.113.329.265 )

Beban umum dan administrasi (29.444.311.916) (29.561.945.200 )

Beban penjualan (14.957.533.571) (17.036.057.542 )

Kas neto yang dihasilkan dari usaha 3.260.581.529 21.067.600.194 Penerimaan atas:

Penghasilan bunga 3.925.470.357 3.015.640.892

Penghasilan sewa 244.350.000 244.350.000

Penghasilan (Beban) lain-lain 4.387.000 1.373.368.500

Pembayaran untuk:

Beban bunga (1.017.430.555 ) -

Pajak penghasilan (15.386.444.912 ) (12.004.528.804 )

Uang Muka Pembelian (2.234.383.011 ) (3.272.590.444 )

Kas Neto Diperoleh dari Aktivitas

Operasi (11.203.469.592) 10.423.840.338

ARUS KAS DARI AKTIVITAS

INVESTASI

Penjualan aset tetap 9 - 43.500.000

Perolehan aset tetap 9 (15.304.450.154 ) (3.001.961.724 )

Pencairan (Penempatan) deposito

dijaminkan 5 834.847.263 (5.043.449.496 )

Kas Neto Digunakan untuk Aktivitas

Investasi (14.469.602.891 ) (8.001.911.220 )

KENAIKAN (PENURUNAN) NETO

KASDAN SETARA KAS (25.673.072.483) 2.421.929.118

KAS DAN SETARA KAS AWAL TAHUN 209.849.771.599 202.395.371.009

KAS DAN SETARA KAS AKHIR

PERIODE 4 184.176.699.116 204.817.300.127

(9)

1. UMUM

a. Pendirian Perseroan

PT Lion Metal Works (“Perseroan”) didirikan di Indonesia dalam rangka Undang-undang Penanaman ModalAsing No. 1 tahun 1967 juncto No. 11 tahun 1970 (terakhir diubah dengan Undang-undang No. 25 tahun 2007) berdasarkan Akta Notaris Drs. Gede Ngurah Rai, S.H., No. 21 tanggal 16 Agustus 1972 dan diubah dengan Akta No. 1 tanggal 2 Juni 1973 dan akta No. 9 tanggal 11 Nopember 1974 dari notaris yang sama. Akta Pendirian dan perubahannya diumumkan dalam Berita Negara No. 34 tanggal 29 April 1975 Tambahan No. 215. Anggaran Dasar Perseroan telah mengalami beberapa kali perubahan, antara lain dengan Akta Notaris Fathiah Helmi, S.H., No. 41 tanggal 27 Agustus 1999, terutama dalam rangka memenuhi Peraturan Badan Pengawas Pasar Modal No. Kep-44/PM/1998 tentangpeningkatan modal tanpa hak memesan efek terlebih dahulu. Perubahan Anggaran Dasarini mendapat persetujuan Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan surat No. C-19408 HT.01.04.-TH.99 tertanggal 30 Nopember 1999. Perubahan terakhir dengan Akta Notaris Fathiah Helmi, SH., No. 05 tanggal 4 Juni 2015 terutama mengenai perubahan nilai nominal saham dari semula Rp 1.000 per saham menjadi Rp 100 per saham. Perubahan telah disetujui oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. AHU-3527532.AH.01.11.Tahun 2015 tanggal 1 Juli 2015.

Sesuai dengan Pasal 3 Anggaran Dasar Perseroan, lingkup kegiatan Perseroan meliputi industri peralatan kantor dan pabrikasi lainnya dari logam. Saat ini, kegiatan utama Perseroan adalah memproduksi peralatan kantor, peralatan gudang, bahan bangunan dan konstruksi dan pabrikasi lainnya dari logam seperti lemari arsip (filing cabinet), lemari penyimpan; pintu besi; perlengkapan gudang, seperti rak tingkat dan pallet; penyangga kabel (cable ladder) dan lainnya. Perseroan mulai beroperasi secara komersial pada tahun 1974. Perseroan berkedudukan di Jalan Raya Bekasi, Km. 24,5, Cakung, Jakarta Timur.

b. Penawaran Umum Perseroan

Pada tahun 1993, Perseroan melakukan penawaran umum saham kepada masyarakat sebanyak 3.000.000 saham. Setelah pembagian 3.251.000 saham sebagai dividen saham, 3.251.000 saham bonus, dan Penawaran Umum Terbatas Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu I sebanyak 32.510.000 saham pada tahun 1996, jumlah saham Perseroan yang dicatatkan di bursa efek di Indonesia meningkat menjadi 52.016.000 saham (termasuk 10.004.000 saham yang telah ditempatkan dan disetor penuh sebelum adanya penawaran umum).

c. Entitas Anak yang Dikonsolidasi

Perseroan memiliki pemilikan langsung, lebih dari 50% saham entitas anak sebagai berikut: Totalaset sebelum eliminasi Kegiatan Usaha Tahun Operasi

Entitas Anak Lokasi Utama Persentase Komersial 30 Juni 2017 31 Desem ber 2016

PT Singa Purwakarta Jaya Purwakarta Kawasan Industri 99,5% Dalam Tahap 95.042.825.423 83.139.584.457

Pengembangan

(10)

1. UMUM (lanjutan)

d. Karyawan, Dewan Komisaris, Direksi dan Komite Audit

Per 30Juni 2017 dan 31 Desember 2016, susunan anggota Dewan Komisaris dan Direksi berdasarkan keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan yang diselenggarakan pada tanggal 06 Juni 2017dan22 Juni 2016, adalah sebagai berikut:

Dewan Komisaris Direksi

Cheng Yong Kwang : Presiden Komisaris Cheng Yong Kim : Presiden Direktur Lee Whay Keong : Komisaris Lim Tai Pong : Direktur

Joseph Tjandradjaja : Komisaris independen Ir. Krisant Sophiaan : Direktur Tjoe Tjoe Peng

(Lawer Supendi) : Direktur Per 30 Juni 2017dan tahun 2016 , susunan Komite Audit adalah sebagai berikut:

Komite Audit

Joseph Tjandradjaja : Ketua

Irianna Halim Saputra, SE : Anggota Syarifudin Zuchri, SE : Anggota

Total karyawan tetap Perseroan pada tanggal 30 Juni 2017 dan 31 Desember 2016 adalah769 orangdan 701 orang (tidak diaudit).

e. Penyelesaian Laporan Keuangan Konsolidasian

Laporan keuangan kosolidasian ini diselesaikan dan diotorisasi untuk diterbitkan oleh manajemen Perseroan pada tanggal26 Juli 2017.

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI

a. Dasar Penyusunan Laporan Keuangan Konsolidasian

Laporan keuangan konsolidasian disusun berdasarkan StandarAkuntansi Keuangan di Indonesia (“SAK”), yang mencakup Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) dan Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan (ISAK) yang diterbitkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia (DSAK) dan peraturan-peraturan serta Pedoman Penyajian dan Pengungkapan Laporan Keuangan yang diterbitkan oleh Otoritas Jasa Keuangan (“OJK”).

Laporan keuangan konsolidasian disusun berdasarkan PSAK No. 1 (Revisi 2013), “Penyajian Laporan Keuangan”.

Kebijakan akuntansi yang diterapkan dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasian adalah selaras dengan kebijakan akuntansi yang diterapkan dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasian Perseroan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2015, kecuali bagi penerapan beberapa PSAK yang telah direvisi. Seperti diungkapkan dalam catatan-catatan terkait, beberapa standar akuntansi yang telah direvisi dan diterbitkan, diterapkan efektif tanggal 1 Januari 2016

(11)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan)

a. Dasar Penyusunan Laporan Keuangan Konsolidasian (lanjutan)

Laporan keuangan konsolidasian kecuali untuk laporan arus kas, disusun berdasarkan konsep akrual dan dasar pengukuran dengan menggunakan konsep harga historis, kecuali beberapa akun tertentu yang disusun berdasarkan pengukuran lain sebagaimana diuraikan dalam kebijakan akuntansi masing-masing akun tersebut.

Perseroan menerapkan PSAK No. 2 (Revisi 2009), “Laporan Arus Kas”.

Laporan arus kas konsolidasian disusun dengan menggunakan metode langsung dengan mengelompokkan arus kas dalam aktivitas operasi, investasi dan pendanaan.

Mata uang pelaporan yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasian ini adalah mata uang Rupiah yang merupakan mata uang fungsional Perseroan dan Entitas Anak.

Penyusunan laporan keuangan sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia mengharuskan penggunaan estimasi dan asumsi. Hal ini juga mengharuskan manajemen untuk menggunakan pertimbangan dalam proses penerapan kebijakan akuntansi Perseroan dan Entitas Anak. Area yang komplek atau memerlukan tingkat pertimbangan yang lebih tinggi dari penilaian atau kompleksitas, atau area di mana asumsi dan estimasi dapat berdampak yang signifikan terhadap laporan keuangan konsolidasian diungkapkan dalam Catatan 3.

b. Prinsip-Prinsip Konsolidasian

Efektif 1 Januari 2016, Perseroan dan entitas anak menerapkan Amandemen PSAK No. 4 (2015), “Laporan Keuangan Tersendiri tentang Metode Ekuitas dalam Laporan Keuangan Tersendiri”.

Amandemen ini, diantara lain, memperkenankan entitas-entitas untuk penggunaan metode ekuitas untuk mencatat investasi pada entitas anak, ventura bersama dan entitas asosiasi dalam laporan keuangan mereka tersendiri.

Penerapan Amandemen PSAK No. 4 (2015) tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap laporan keuangan konsolidasian.

Laporan keuangan konsolidasian meliputi laporan keuangan konsolidasian Perseroan dan entitas-entitas yang dikendalikan secara langsung ataupun tidak langsung oleh Perseroan. Laporan keuangan entitas anak disusun dengan periode pelaporan yang sama dengan Perseroan. Kebijakan akuntansi yang digunakan dalam penyajian laporan keuangan konsolidasian telah diterapkan secara konsisten oleh Perseroan dan Entitas Anak, kecuali dinyatakan lain.

Entitas anak dikonsolidasi secara penuh sejak tanggal akuisisi, yaitu tanggal Perseroan memperoleh pengendalian, sampai dengan tanggal Perseroan kehilangan pengendalian. Pengendalian dianggap ada ketika Perseroan memiliki secara langsung atau tidak langsung melalui entitas anak, lebih dari setengah kekuasaan suara entitas.

(12)
(13)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) b. Prinsip-Prinsip Konsolidasian (lanjutan)

Transaksi antar entitas, saldo dan keuntungan antar entitas Perseroan dan Entitas Anak yang belum direalisasi dieliminasi. Kerugian yang belum direalisasi juga dieliminasi. Kebijakan akuntansi entitas anak diubah jika diperlukan untuk memastikan konsistensi dengan kebijakan akuntasi yang diadopsi Perseroan.

Pengendalian didapat ketika Perseroan terekspos atau memiliki hak atas imbal hasil variable dari keterlibatannya dengan investee dan memiliki kemampuan untuk mempengaruhi imbal hasil tersebut melalui kekuasaannya atas investee.

Secara spesifik, Perseroan mengendalikan investee jika dan hanya jika Perseroan memiliki seluruh hal berikut ini:

a. kekuasaan atas investee (misal, hak yang ada memberikan kemampuan kini untuk mengarahkan aktivitas relevan investee).

b. eksposur atau hak atas imbal hasil variabel dari keterlibatannya dengan investee, dan c. kemampuan untuk menggunakan kekuasaannya atas investee untuk mempengaruhi

jumlah imbal hasil investor.

Ketika Perseroan memiliki kurang dari hak suara mayoritas, Perseroan dapat mempertimbangkan semua fakta dan keadaan yang relevan dalam menilai apakah memiliki kekuasaan atas investee tersebut:

a. pengaturan kontraktual dengan pemilik hak suara yang lain. b. hak yang timbul dari pengaturan kontraktual lain.

c. hak suara dan hak suara potensial Perseroan.

Perseroan menilai kembali apakah investor mengendalikan investee jika fakta dan keadaan mengindikasikan adanya perubahan terhadap satu atau lebih dari tiga elemen pengendalian. Konsolidasi atas entitas anak dimulai ketika Perseroan memiliki pengendalian atas entitas anak dan berhenti ketika Perseroan kehilangan pengendalian atas entitas anak. Aset, liabilitas, penghasilan dan beban atas entitas anak yang diakuisisi atau dilepas selama periode termasuk dalam laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain konsolidasian dari tanggal Perseroan memperoleh pengendalian sampai dengan tanggal Perseroan menghentikan pengendalian atas entitas anak.

Laba atau rugi dan setiap komponen atas penghasilan komprehensif lain diatribusikan pada pemegang saham entitas induk dan pada kepentingan non pengendali (“KNP”), walaupun hasil di kepentingan non pengendali mempunyai saldo defisit. Bila diperlukan, penyesuaian dilakukan pada laporan keuangan entitas anak agar kebijakan akuntansinya sesuai dengan kebijakan akuntansi Perseroan. Semua aset dan liabilitas, ekuitas, penghasilan, beban dan arus kas berkaitan dengan transaksi antar anggota Perseroan dan Entitas Anak akan dieliminasi secara penuh dalam proses konsolidasi.

Transaksi dengan kepentingan non pengendali yang tidak mengakibatkan hilangnya pengendalian merupakan transaksi ekuitas. Selisih antara nilai wajar imbalan yang dibayar dan bagian yang diakuisisi atas nilai tercatat aset neto entitas anak dicatat pada ekuitas. Keuntungan atau kerugian pelepasan kepentingan non pengendali juga dicatat pada ekuitas. Keuntungan atau kerugian pelepasan kepentingan non pengendali juga dicatat pada ekuitas.

(14)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) b. Prinsip-Prinsip Konsolidasian (lanjutan)

Transaksi dengan kepentingan non pengendali yang tidak mengakibatkan hilangnya pengendalian merupakan transaksi ekuitas. Selisih antara nilai wajar imbalan yang dibayar dan bagian yang diakuisisi atas nilai tercatat aset neto entitas anak dicatat pada ekuitas. Keuntungan atau kerugian pelepasan kepentingan non pengendali juga dicatat pada ekuitas. a. menghentikan pengakuan aset (termasuk goodwill) dan liabilitas entitas anak;

b. menghentikan pengakuan jumlah tercatat setiap KNP; c. menghentikan pengakuan akumulasi selisih penjabaran, yang dicatat di ekuitas;

d. mengakui nilai wajar pembayaran yang diterima; e. mengakui setiap sisa investasi pada nilai wajarnya;

f. mengakui setiap perbedaan yang dihasilkan sebagai keuntungan atau kerugian dalam laporan laba rugi; dan"

g. mereklasifikasi bagian induk atas komponen yang sebelumnya diakui sebagai pendapatan komprehensif ke laporan laba rugi, atau mengalihkan secara langsung ke saldo laba.

KNP mencerminkan bagian atas laba atau rugi dan aset bersih dari entitas anak yang tidak dapat diatribusikan, secara langsung maupun tidak langsung, pada perseroan, yang masing-masing disajikan dalam laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain konsolidasian dan dalam ekuitas pada laporan posisi keuangan konsolidasian, terpisah dari bagian yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk.

c. Setara Kas

Didalam laporan arus kas konsolidasian, kas dan setara kas terdiri dari kas, bank, deposito

on call dan investas jangka pendek lainnya yang jatuh tempo dalam waktu tiga (3) bulan atau

kurang yang tidak dijaminkan dan dibatasi penggunaannya.

d. Instrumen Keuangan

Perseroan dan Entitas Anak menerapkan PSAK No. 50 (Revisi 2014) “Instrumen Keuangan: Penyajian”, PSAK No. 55 (Revisi 2014) “Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran” dan PSAK no. 60 (Revisi 2014) “Instrumen Keuangan: Pengungkapan”.

(i) Klasifikasi

Aset Keuangan

Aset keuangan dalam lingkup PSAK No. 55 (Revisi 2014) diklasifikasikan sebagai (i) aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi, (ii) pinjaman yang diberikan dan piutang, (iii) investasi dimiliki hingga jatuh tempo, (iv) atau aset keuangan tersedia untuk dijual, mana yang sesuai. Perseroan dan Entitas Anak menentukan klasifikasi aset keuangan tersebut pada saat pengakuan awal dan, jika diperbolehkan dan sesuai, mengevaluasi kembali pengklasifikasian aset tersebut pada setiap akhir tahun keuangan. Aset keuangan Perseroan dan Entitas Anak terdiri dari kas dan setara kas, deposito berjangka, piutang usaha dan piutang lain-lain diklasifikasikan sebagai pinjaman yang diberikan dan piutang.

(15)
(16)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) d. Instrumen Keuangan (lanjutan)

(i) Klasifikasi (lanjutan)

Liabilitas Keuangan

Liabilitas keuangan dalam lingkup PSAK No. 55 (Revisi 2014) dapat dikategorikan sebagai (i) liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi atau (ii) liabilitas keuangan yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi. Perseroan dan Entitas Anak menentukan klasifikasi liabilitas keuangan pada saat pengakuan awal.

Liabilitas keuangan Perseroan dan Entitas Anak terdiri dari utang bank, utang usaha- pihak ketiga,utang lain-lain, biaya yang masih harus dibayar, dan utang deviden yang diklasifikasikan sebagai liabilitas keuangan yang dicatat berdasarkan biaya perolehan diamortisasi.

(ii) Pengakuan dan Pengukuran

Aset Keuangan

Pada saat pengakuan awal, aset keuangan diukur pada nilai wajarnya, dalam hal aset keuangan tidak diukur pada nilai wajar melalui laba rugi, biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung. Pengukuran aset keuangan setelah pengakuan awal tergantung pada klasifikasi aset.

Pinjaman yang diberikan dan piutang adalah aset keuangan non derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan tidak mempunyai kuotasi di pasar aktif. Setelah pengakuan awal, aset keuangan tersebut dicatat pada biaya perolehan diamortisasi menggunakan metode suku bunga efektif, kecuali jika dampak diskonto tidak material, maka dinyatakan pada biaya perolehan. Keuntungan atau kerugian diakui pada laporan laba rugi ketika aset keuangan tersebut dihentikan pengakuannya atau mengalami penurunan nilai, dan melalui proses amortisasi.

Liabilitas Keuangan

Liabilitas keuangan diakui pada awalnya sebesar nilai wajar dan, dalam hal pinjaman, termasuk biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung.

Liabilitas keuangan yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi, pada awalnya diakui pada nilai wajar dikurangi dengan biaya transaksi yang bisa diatribusikan secara langsung dan selanjutnya diukur pada biaya perolehan diamortisasi, menggunakan suku bunga efektif kecuali jika dampak diskonto tidak material, maka dinyatakan pada biaya perolehan. Beban bunga diakui dalam “Beban keuangan” dalam laba atau rugi. Keuntungan atau kerugian diakui pada laba atau rugi ketika liabilitas keuangan tersebut dihentikan pengakuannya dan melalui proses amortisasi.

(17)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) d. Instrumen Keuangan (lanjutan)

(iii) Saling Hapus dari Instrumen Keuangan

Aset keuangan danliabilitas keuangan saling hapus dan nilai bersihnya dilaporkan dalam laporan posisi keuangan konsolidasian jika, dan hanya jika, saat ini memiliki hak yang berkekuatan hukum untuk melakukan saling hapus atas jumlah yang telah diakui dan terdapat maksud untuk menyelesaikan secara neto, atau untuk merealisasikan aset dan menyelesaikan liabilitas secara bersamaan.

(iv) Nilai Wajar Dari Instrumen Keuangan

Nilai wajar instrumen keuangan yang diperdagangkan secara aktif di pasar keuangan yang terorganisasi, jika ada, ditentukan dengan mengacu pada kuotasi harga penawaran atau permintaan (bid or ask prices) pada penutupan perdagangan pada akhir periode pelaporan.

Untuk instrumen keuangan yang tidak memiliki pasar aktif, nilai wajar ditentukan dengan menggunakan teknik penilaian. Teknik penilaian mencakup penggunaan transaksi pasar terkini yang dilakukan secara wajar oleh pihak-pihak yang berkeinginan dan memahami (recent arm’s length market transactions); penggunaan nilai wajar terkini instrumen lain yang secara substansial sama; analisa arus kas yang didiskonto; atau model penilaian lain.

Bila nilai wajar instrumen keuangan yang tidak diperdagangkan di pasar aktif tidak dapat ditentukan secara handal, aset keuangan tersebut diakui dan diukur pada nilai tercatatnya.

(v) Biaya Perolehan Diamortisasi dari Instrumen Keuangan

Biaya perolehan diamortisasi dihitung dengan menggunakan metode suku bunga efektif dikurangi dengan penyisihan atas penurunan nilai dan pembayaran pokok atau nilai yang tidak dapat ditagih. Perhitungan tersebut mempertimbangkan premium atau diskonto pada saat perolehan dan termasuk biaya transaksi dan biaya yang merupakan bagian yang tak terpisahkan dari suku bunga efektif.

(vi) Penurunan Nilai Aset Keuangan

Pada setiap akhir periode pelaporan, Perseroan dan Entitas Anak mengevaluasi apakah terdapat bukti yang obyektif bahwa aset keuangan grup atau kelompok aset keuangan mengalami penurunan nilai.

Untuk pinjaman yang diberikan dan piutang yang dicatat pada biayaperolehan diamortisasi, Perseroan dan Entitas Anak terlebihdahulu menentukanbahwa terdapatbuktiobyektifmengenai penurunan nilai secara individual atas aset keuangan yang signifikan secara individual, atau secara kolektif untuk aset keuangan yang tidak signifikan secara individual. Jika Perseroan dan Entitas Anak menentukan tidak terdapat bukti obyektif mengenai penurunan nilai atas aset keuangan yang dinilai secara individual, terlepas aset keuangan tersebut signifikan atau tidak, maka aset tersebut dimasukkan ke dalam kelompok aset keuangan yang memiliki karakteristik risiko kredit yang sejenis dan menilai penurunan nilai kelompok tersebut secara kolektif. Aset yang penurunan nilainya

(18)
(19)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) d. Instrumen Keuangan (lanjutan)

(vi) Penurunan Nilai Aset Keuangan (lanjutan)

dinilai secara individual dan untuk itu kerugian penurunan nilai diakui atau tetap diakui, tidak termasuk dalam penilaian penurunan nilai secara kolektif.

Jika terdapat bukti obyektif bahwa kerugian penurunan nilai telah terjadi, jumlah kerugian tersebut diukur sebagai selisih antara nilai tercatat aset dengan nilai kini estimasi arus kas masa datang (tidak termasuk kerugian kredit di masa mendatang yang belum terjadi). Nilai kini estimasi arus kas masa datang didiskonto dengan menggunakan suku bunga efektif awal dari aset keuangan tersebut. Jika pinjaman yang diberikan memiliki suku bunga variabel, maka tingkat diskonto yang digunakan untuk mengukur setiap kerugian penurunan nilai adalah suku bunga efektif yang berlaku.

Nilai tercatat atas aset keuangan berkurang melalui penggunaan pos cadangan dan nilai kerugian yang terjadi diakui dalam laba rugi. Pendapatan bunga selanjutnya diakui sebesar nilai tercatat yang diturunkan nilainya berdasarkan tingkat suku bunga efektif awal dari aset keuangan. Pinjaman yang diberikan dan piutang beserta dengan cadangan terkait dihapuskan jika tidak terdapat kemungkinan yang realistis atas pemulihan di masa mendatang dan seluruh agunan telah terealisasi atau dialihkan kepada Perseroan dan Entitas Anak. Jika, pada tahun berikutnya, nilai estimasi kerugian penurunan nilai aset keuangan bertambah atau berkurang karena peristiwa yang terjadi setelah penurunan nilai diakui, maka kerugian penurunan nilai yang diakui sebelumnya bertambah atau berkurang dengan menyesuaikan pos cadangan penurunan nilai. Jika di masa mendatang penghapusan tersebut dapat dipulihkan, jumlah pemulihan tersebut diakui pada laba atau rugi.

(vii) Penghentian Pengakuan

Aset Keuangan

Suatu aset keuangan, atau mana yang berlaku, bagian dari aset keuangan atau bagian dari kelompok aset keuangan sejenis, dihentikan pengakuannya pada saat:

(a) hak kontraktual atas arus kas yang berasal dari aset keuangan tersebut berakhir; atau (b) Perseroan dan Entitas Anak mentransfer hak kontraktual untuk menerima arus kas yang berasal dari aset keuangan atau menanggung kewajiban untuk membayar arus kas yang diterima tanpa penundaan yang signifikan kepada pihak ketiga melalui suatu kesepakatan penyerahan dan (i) secara substansial mentransfer seluruh risiko dan manfaat atas kepemilikan aset keuangan tersebut, atau (ii) secara substansial tidak mentransfer dan tidak memiliki seluruh risiko dan manfaat atas kepemilikan aset keuangan tersebut, namun telah mentransfer pengendalian atas aset keuangan tersebut.

Ketika Perseroan dan Entitas Anaktelah mentransfer hak untuk menerima arus kas dari aset atau telah menandatangani kesepakatan pelepasan (pass through arrangement), dan secara substansial tidak mentransfer dan tidak memiliki seluruh risiko dan manfaat

(20)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) d. Instrumen Keuangan (lanjutan)

(vii) Penghentian Pengakuan (lanjutan)

atas aset keuangan, maupun mentransfer pengendalian atas aset, aset tersebut diakui sejauh keterlibatan berkelanjutan Perseroan dan Entitas Anak terhadap aset keuangan tersebut. Keterlibatan berkelanjutan yang berbentuk pemberian jaminan atas aset yang ditransfer diukur sebesar jumlah terendah dari jumlah tercatat aset dan jumlah maksimal dari pembayaran yang diterima Perseroan dan Entitas Anak yang mungkin harus dibayar kembali.

Dalam hal ini, Perseroan dan Entitas Anak juga mengakui liabilitas terkait. Aset yang ditransfer dan liabilitas terkait diukur dengan dasar yang mencerminkan hak dan liabilitas yang masih dimiliki Perseroan dan Entitas Anak.

Pada saat penghentian pengakuan atas aset keuangan secara keseluruhan, maka selisih antara nilai tercatat dan jumlah dari (i) pembayaran yang diterima, termasuk setiap aset baru yang diperoleh dikurangi setiap liabilitas baru yang harus ditanggung; dan (ii) setiap keuntungan atau kerugian kumulatif yang telah diakui secara langsung dalam ekuitas harus diakui pada laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain konsolidasian. Liabilitas Keuangan

Liabilitas keuangan dihentikan pengakuannya ketika kewajiban yang ditetapkan dalam kontrak dihentikan atau dibatalkan atau kadaluwarsa.

Ketika liabilitaskeuangan saat ini digantikan dengan yang lain dari pemberi pinjaman yang sama dengan persyaratan yang berbeda secara substansial, atau modifikasi secara substansial atas ketentuan liabilitas keuangan yang saat ini ada, maka pertukaran ataumodifikasi tersebut dicatat sebagai penghapusan liabilitas keuangan awal dan pengakuan liabilitas keuangan baru, dan selisih antara nilai tercatat liabilitas keuangan tersebut diakui dalam laba atau rugi.

e. Transaksi dan Saldo dalam Mata Uang Asing

Transaksi dalam mata uang asing dijabarkan ke dalam Rupiah dengan kurs yang berlaku pada tanggal transaksi. Pada akhir periode pelaporan, aset dan liabilitas moneter dalam mata uang asing dijabarkan ke dalam Rupiah dengan menggunakan kurs tengah yang ditetapkan oleh Bank Indonesia pada tanggal tersebut.

Laba atau rugi dari selisih kurs mata uang asing dan penjabaran aset dan liabilitas moneter dalam mata uang asing ke mata uang rupiah diakui dalam laba rugi konsolidasian periode berjalan.

(21)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan)

e. Transaksi dan Saldo dalam Mata Uang Asing(lanjutan)

Pada tanggal 30 Juni 2017 dan 31 Desember 2016, kurs yang digunakan adalah sebagai berikut:

30 Juni 2017 31 Desember 2016

1 Dolar Amerika Serikat 13.319,00 13.436,00

1 Yuan China 1.953,02 1.937,00

f. Transaksi dengan Pihak-Pihak Berelasi

Pihak berelasi adalah orang atau entitasyang terkait dengan Perseroan dan Entitas Anak: a. Orang atau anggota keluarga dekatnya yang mempunyai relasi dengan Perseroan dan

Entitas Anak jika orang tersebut:

(i) memiliki pengendalian atau pengendalian bersama atas Perseroan dan Entitas Anak; (ii) memiliki pengaruh signifikan atas Perseroan dan Entitas Anak; atau

(iii) personil manajemen kunci Perseroan dan Entitas Anak.

b. Suatu entitas berelasi dengan Perseroan dan Entitas Anak jika memenuhi salah satu hal berikut:

(i) entitas dan Perseroan dan Entitas Anak adalah anggota dari kelompok usaha yang sama (artinya entitas induk, entitas anak, dan entitas anak berikutnya saling berelasi dengan entitas lainnya).

(ii) satu entitas adalah entitas asosiasi atau ventura bersama dari entitas lain (atau entitas asosiasi atau ventura bersama yang merupakan anggota suatu kelompok usaha, yang mana entitas lain tersebut adalah anggotanya).

(iii) kedua entitas tersebut adalah ventura bersama dari pihak ketiga yang sama.

(iv) satu entitas adalah ventura bersama dari entitas ketiga dan entitas yang lain adalah entitas asosiasi dari entitas ketiga.

(v) entitas tersebut adalah suatu program imbalan pasca kerja untuk imbalan kerja dari salah satu entitas pelapor atau entitas yang terkait dengan Perusahaan.

(vi) entitas yang dikendalikan atau dikendalikan bersama oleh orang yang diidentifikasi dalam huruf a).

(vi) orang yang diidentifikasi dalam huruf a) 1) memiliki pengaruh signifikan atas entitas atau merupakan personil manajemen kunci entitas (atau entitas induk dari entitas). Transaksi ini dilakukan berdasarkan persyaratan yang disetujui oleh kedua belah pihak. Beberapa persyaratan tersebut mungkin tidak sama dengan persyaratan yang dilakukan dengan pihak-pihak yang tidak berelasi.

Seluruh transaksi dan saldo dengan pihak-pihak berelasi diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan.

(22)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) g. Persediaan

Persediaan dinyatakan sebesar nilai yang lebih rendah antara harga perolehan dan nilai realisasi bersih. Harga perolehan ditentukan dengan menggunakan metode pertama-masuk, pertama-keluar (“FIFO”). Harga perolehan barang jadi dan pekerjaan dalam proses terdiri dari bahan baku, tenaga kerja langsung, biaya langsung lainnya dan biaya overhead produksi (berdasarkan kapasitas normal operasi). Persediaan tidak mencakup biaya pinjaman.

Nilai realisasi bersih adalah taksiran harga jual dalam kegiatan usaha normal, dikurangi dengan estimasi biaya penyelesaian dan taksiran biaya yang diperlukan untuk melaksanakan penjualan.

Penyisihan untuk persediaan usang dan penurunan nilai persediaan, jika ada, dilakukan dengan mengurangi nilai tercatat persediaan ke nilai realisasi neto persediaan berdasarkan hasil penelaahan terhadap keadaan persediaan pada akhir tahun.Nilai realisasi neto adalah taksiran harga jual dalam kegiatan usaha normal, dikurangi dengan estimasi biaya penyelesaian dan taksiran biaya yang diperlukan untuk melaksanakan penjualan.

h. Biaya Dibayar Dimuka

Biaya dibayar dimuka diamortisasi selama manfaat masing-masing biaya dengan menggunakan metode garis lurus.

i. Aset Tetap

Efektif 1 Januari 2016, Perseroan dan entitas anak menerapkan Amandemen PSAK No. 16 (2015) “Aset Tetap tentang Klarifikasi Metode yang Diterima untuk Penyusutan dan Amortisasi”.

Amandemen ini mengklarifikasi prinsip yang terdapat dalam PSAK No. 16 bahwa pendapatan mencerminkan suatu pola manfaat ekonomik yang dihasilkan dari pengoperasian usaha (yang mana aset tersebut adalah bagiannya) daripada manfaat ekonomik dari pemakaian melalui penggunaan aset. Sebagai kesimpulan bahwa penggunaan metode penyusutan aset tetap yang berdasarkan pada pendapatan tidak dapat digunakan.

Penerapan Amandemen PSAK No. 16 (2015) tidak memiliki dampak pengaruh signifikan terhadap laporan keuangan konsolidasian.

Aset tetap dinyatakan sebesar biaya perolehan dikurangi akumulasi penyusutan dan rugi penurunan nilai. Biaya perolehan termasuk biaya penggantian bagian aset tetap saat biaya tersebut terjadi, jika memenuhi kriteria pengakuan. Selanjutnya, pada saat inspeksi yang signifikan dilakukan, biaya inspeksi itu diakui ke dalam jumlah tercatat (“carrying amount”) aset tetap sebagai suatu penggantian jika memenuhi kriteria pengakuan. Semua biaya perbaikan dan pemeliharaan yang tidak memenuhi kriteria pengakuan diakui dalam laporan laba rugi pada saat terjadinya.

Penyusutan dihitung sebagai berikut:

Metode Tarif (%)

Bangunan dan prasarana Garis lurus 5

Mesin dan peralatan Saldo menurun ganda 25

(23)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) i. Aset Tetap (lanjutan)

Tanah dinyatakan pada harga perolehan dan tidak disusutkan. Biaya legal awal untuk mendapatkan hak legal diakui sebagai bagian biaya akuisisi tanah, biaya-biaya tersebut tidak didepresiasikan. Biaya terkait dengan pembaruan hak atas tanah diakui sebagai aset tak berwujud dan diamortisasi sepanjang umur hukum hak.

Jumlah tercatat aset tetap dihentikan pengakuannya pada saat dilepaskan atau saat tidak ada manfaat ekonomis masa depan yang diharapkan dari penggunaannya. Laba atau rugi yang timbul dari penghentian pengakuan aset dibebankan pada laporan laba rugi komprehensif pada tahun aset tersebut dihentikan pengakuannya.

Nilai residu, umur manfaat dan metode penyusutan ditelaah dan disesuaikan, pada akhir periode pelaporan, jika diperlukan.

Entitas anak memiliki properti yang disewakan kepada dan yang digunakan oleh entitas induknya. Properti tersebut tidak diklasifikasikan sebagai property investasi dalam laporan keuangan konsolidasian, karena properti tersebut termasuk properti yang digunakan sendiri jika dilihat dari sudut pandang kelompok usaha. Namun, jika dilihat dari sudut pandang entitas yang memiliki properti, properti tersebut termasuk katagori properti investasi. Dengan demikian, lessor memperlakukan kepemilikan properti tersebut sebagai properti investasi dalam laporan keuangan individualnya.

Entitas anak memiliki tanah dan bangunan yang disewakan kepada entitas induk sehingga bukan merupakan properti investasi dan direklasifikasi sebagai aset tetap dalam laporan keuangan konsolidasian.

j. Penurunan Nilai Aset Non-Keuangan

Perseroan dan Entitas Anak menerapkan PSAK No. 48 (Revisi 2014) “Penurunan Nilai Aset”. Pada setiap akhir periode pelaporan, Perseroan dan Entitas Anak menilai apakah terdapat indikasi suatu aset mengalami penurunan nilai. Jika terdapat indikasi tersebut atau pada saat pengujian secara tahunan penurunan nilai aset diperlukan, maka Perseroan dan Entitas Anak membuat estimasi jumlah terpulihkan aset tersebut.

Kerugian penurunan nilai dari operasi yang berkelanjutan, jika ada, diakui sebagai laba rugi sesuai dengan kategori biaya yang konsisten dengan fungsi dari aset yang diturunkan nilainya.

Rugi penurunan nilai tersebut harus dipulihkan jika telah terjadi perubahan dalam perkiraan yang digunakan untuk menentukan jumlah terpulihkan dari aset non-keuangan. Kerugian penurunan nilai hanya akan dipulihkan sampai sebatas bahwa nilai tercatat aset non-keuangan yang tidak melebihi jumlah terpulihkannya maupun jumlah tercatat, neto setelah penyusutan seandainya tidak ada rugi penurunan nilai yang telah diakui untuk aset tersebut pada tahun sebelumnya. Pembalikan rugi penurunan nilai diakui dalam laba rugi.

(24)
(25)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) k. Sewa

Penentuan apakah suatu perjanjian merupakan perjanjian sewa atau perjanjian yang mengandung sewa didasarkan atas substansi perjanjian pada tanggal awal sewa. Perjanjian tersebut ditelaah apakah pemenuhan perjanjian tergantung pada penggunaan suatu aset atau aset-aset tertentu atau perjanjian tersebut memberikan suatu hak untuk menggunakan aset tersebut, bahkan jika hak tersebut tidak dijabarkan secara eksplisit dalam perjanjian. Sewa yang tidak mengalihkan secara substansial seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan aset diklasifikasikan sebagai sewa operasi. Pembayaran sewa dalam sewa operasi diakui sebagai beban dalam laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain konsolidasian dengan dasar garis lurus (straight-line basis) selama masa sewa.

l. Imbalan Kerja

Efektif 1 Januari 2016, Perseroan dan entitas anak menerapkan Amandemen PSAK No. 24 (2015), “Imbalan Kerja tentang Program Imbalan Pasti: Iuran Pekerja”.

PSAK No. 24 meminta entitas untuk mempertimbangkan iuran dari pekerja atau pihak ketiga ketika memperhitungkan program manfaat pasti. Ketika iuran tersebut sehubungan dengan jasa, iuran tersebut harus diatribusikan pada periode jasa sebagai imbalan negatif. Amandemen ini mengklarifikasi bahwa, jika jumlah iuran tidak bergantung pada jumlah tahun jasa, entitas diperbolehkan untuk mengakui iuran tersebut sebagai pengurang dari biaya jasa dalam periode ketika jasa terkait diberikan, daripada mengalokasikan iuran tersebut pada periode jasa.

Penerapan PSAK No. 24 (Amandemen 2015) tidak memiliki dampak signifikan terhadap laporan keuangan konsolidasian.Penerapan Amandemen PSAK No. 24 (2015) telah diterapkan secara retrospektif. Dampak dari penerapan Amandemen ini diungkapkan pada Catatan 22.

Perseroan dan Entitas Anak mengakui kewajiban imbalan pasca kerja yang tidak didanai sesuai dengan Undang-undang Ketenagakerjaan No. 13/2003, tanggal 25 Maret 2003. Beban pensiun berdasarkan program dana pensiun manfaat pasti Perseroan dan Entitas Anak ditentukan melalui perhitungan aktuaria secara periodic dengan menggunakan metode

projected-unit credit dan menerapkan asumsi atas tingkat diskonto, hasil yang diharapkan

atas aset program dan tingkat kenaikan manfaat pasti pensiun tahunan.

Seluruh pengukuran kembali, terdiri atas keuntungan dan kerugian aktuarial dan hasil atas aset dana pensiun (tidak termasuk bunga bersih) diakui langsung melalui penghasilan komprehensif lainnya dengan tujuan agar aset atau kewajiban pensiun neto diakui dalam laporan posisi keuangan konsolidasian untuk mencerminkan nilai penuh dari defisit dan surplus dana pensiun. Pengukuran kembali tidak mengreklasifikasi laba atau rugi pada periode berikutnya.

Seluruh pengukuran kembali, terdiri atas keuntungan dan kerugian aktuarial dan hasil atas aset program (tidak termasuk bunga neto) diakui langsung melalui penghasilan komprehensif lainnya dengan tujuan agar aset atau kewajiban pensiun neto diakui dalam laporan posisi keuangan konsolidasian untuk mencerminkan nilai penuh dari defisit dan surplus program. Pengukuran kembali tidak mengreklasifikasi laba atau rugi pada periode berikutnya.

(26)
(27)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) l. Imbalan Kerja (lanjutan)

Seluruh biaya jasa lalu diakui pada saat yang lebih dulu antara ketika amandemen/kurtailmen terjadi atau ketika biaya restrukturisasi atau pemutusan hubungan kerja diakui.Bunga neto dihitung dengan menggunakan tingkat diskonto terhadap liabilitas atau aset imbalan pasti neto. Biaya jasa terdiri dari biaya jasa kini dan biaya jasa lalu, keuntungan dan kerugian kurtailmen dan penyelesaian tidak rutin, jika ada. Beban atau pendapatan bunga neto, dan biaya jasa diakui dalam laba atau rugi.

m. Pengakuan Pendapatan dan Beban

Pendapatan diakui bila besar kemungkinan manfaat ekonomi akan diperoleh Perseroan dan Entitas Anak dan nilainya dapat diukur secara handal. Pendapatan diukur pada nilai wajar pembayaran yang diterima, tidak termasuk diskon, rabat dan Pajak Pertambahan Nilai (“PPN”).

Beban diakui pada saat terjadi (dasar akrual).

n. Pajak Penghasilan

Perseroan dan Entitas Anak menerapkan PSAK No. 46 (Revisi 2014), ”Pajak Penghasilan” Beban pajak terdiri dari pajak kini dan tangguhan. Beban pajak diakui dalam laporan laba rugi kecuali untuk transaksi yang berhubungan dengan transaksi diakui langsung ke ekuitas, dalam hal ini diakui sebagai pendapatan komprehensif lainnya.

Pajak Kini

Beban pajak kini dihitung dengan menggunakan tarif pajak yang berlaku pada tanggal pelaporan keuangan, dan ditetapkan berdasarkan taksiran laba kena pajak tahun berjalan. Manajemen secara periodik mengevaluasi posisi yang dilaporkan di Surat Pemberitahuan Tahunan (SPT) sehubungan dengan situasi di mana aturan pajak yang berlaku membutuhkan interpretasi. Jika perlu, manajemen menentukan provisi berdasarkan jumlah yang diharapkan akan dibayar kepada otoritas pajak.

Bunga dan denda untuk kekurangan atau kelebihan pembayaran pajak penghasilan, jika ada, dicatat sebagai bagian dari “Manfaat (Beban) Pajak” dalam laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain konsolidasian.

Jumlah tambahan pokok dan denda pajak yang ditetapkan dengan Surat Ketetapan Pajak (“SKP”) diakui sebagai pendapatan atau beban dalam laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain konsolidasian tahun berjalan, kecuali jika diajukan upaya penyelesaian selanjutnya. Jumlah tambahan pokok pajak dan denda yang ditetapkan dengan SKP ditangguhkan pembebanannya sepanjang memenuhi kriteria pengakuan aset.

Pajak Tangguhan

Pajak tangguhan diukur dengan metode liabilitas atas beda waktu pada tanggal pelaporan antara dasar pengenaan pajak untuk aset dan liabilitas dengan nilai tercatatnya untuk tujuan pelaporan keuangan. Liabilitas pajak tangguhan diakui untuk semua perbedaan temporer

(28)
(29)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) n. Pajak Penghasilan (lanjutan)

Pajak Tangguhan (lanjutan)

kena pajak dengan beberapa pengecualian. Aset pajak tangguhan diakui untuk perbedaan temporer yang boleh dikurangkan dan rugi fiskal apabila terdapat kemungkinan besar bahwa jumlah laba kena pajak pada masa mendatang akan memadai untuk mengkompensasi perbedaan temporer dan rugi fiskal.

Jumlah tercatat aset pajak tangguhan dikaji ulang pada akhir periode pelaporan, dan mengurangi jumlah tercatat jika kemungkinan besar laba kena pajak tidak lagi tersedia dalam jumlah yang memadai untuk mengkompensasi sebagian atau seluruh aset pajak tangguhan. Aset pajak tangguhan yang belum diakui dinilai kembali pada setiap akhir periode pelaporan dan diakui sepanjang kemungkinan besar laba kena pajak mendatang akan memungkinkan aset pajak tangguhan tersedia untuk dipulihkan.

Aset dan liabilitas pajak tangguhan dihitung berdasarkan tarif yang akan dikenakan pada periode saat aset direalisasikan atau liabilitas tersebut diselesaikan, berdasarkan undang-undang pajak yang berlaku atau berlaku secara substantif pada akhir periode laporan keuangan. Pengaruh pajak terkait dengan penyisihan dan/atau pemulihan semua perbedaan temporer selama tahun berjalan, termasuk pengaruh perubahan tarif pajak, untuk transaksi-transaksi yang sebelumnya telah langsung dibebankan atau dikreditkan ke ekuitas.

Aset dan liabilitas pajak tangguhan disajikan secara saling hapus saat hak yang dapat dipaksakan secara hukum ada untuk saling hapus aset pajak kini dan liabilitas pajak kini, atau aset pajak tangguhan dan liabilitas pajak tangguhan berkaitan dengan entitas kena pajak yang sama, atau Perseroan dan Entitas Anak bermaksud untuk menyelesaikan aset dan liabilitas pajak kini dengan dasar neto.

Pajak Penghasilan Final

Untuk pendapatan yang dikenakan pajak penghasilan final, beban pajak diakui secara proporsional dengan jumlah pendapatan yang diakui pada periode berjalan. Selisih antara jumlah pajak penghasilan final yang terutang dengan jumlah yang dibebankan diakui sebagai pajak dibayar dimuka atau utang pajak.

o. Segmen Pelaporan

Segmen adalah komponen yang dapat dibedakan dari Perseroan dan Entitas Anak yang terlibat baik dalam menyediakan produk-produk tertentu (segmen usaha), atau dalam menyediakan produk dalam lingkungan ekonomi tertentu (segmen geografis), yang memiliki risiko dan imbalan yang berbeda dari segmen lainnya.

Pendapatan, beban, hasil, aset dan liabilitas segmen termasuk hal-hal yang dapat diatribusikan secara langsung kepada suatu segmen serta hal-hal yang dapat dialokasikan dengan dasar yang memadai untuk segmen tersebut. Segmen ditentukan sebelum saldo dan transaksi antar Perseroan dieliminasi sebagai bagian dari proses konsolidasi.

(30)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) p. Laba Neto per Saham Dasar

Laba neto per saham dasar dihitung dengan membagi laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk dengan rata-rata tertimbang jumlah saham biasa yang beredar yaitu sebanyak 520.160.000saham pada 30 Juni2017 dan 31 Desember2016.

q. Biaya Pinjaman

Biaya pinjaman yang dapat diatribusikan langsung dengan perolehan, pembangunan, atau pembuatan aset yang membutuhkan waktu yang cukup lama untuk persiapan digunakan sesuai tujuannya atau dijual dikapitalisasi sebagai bagian dari biaya aset yang bersangkutan. Semua biaya pinjaman lainnya diakui sebagai beban pada periode terjadi. Biaya pinjaman terdiri dari biaya bunga yang ditanggung oleh Entitas Anak sehubungan dengan peminjaman dana.

Kapitalisasi biaya pinjaman dimulai pada saat aktivitas yang diperlukan untuk mempersiapkan aset agar dapat digunakan sesuai dengan maksudnya, dan pengeluaran untuk aset kualifikasian dan biaya pinjamannya telah terjadi. Kapitalisasi biaya pinjaman dihentikan pada saat selesainya secara substansi seluruh aktivitas yang diperlukan untuk mempersiapkan aset kualifikasian agar dapat digunakan sesuai dengan maksudnya.

r. Penyesuaian Tahunan 2015

Perseroan dan Entitas Anak menerapkan penyesuaian-penyesuaian tahun 2015, berlaku efektif 1 Januari 2016 sebagai berikut:

- PSAK 5 (Penyesuaian 2015) - "Segmen Operasi”

Penyesuaian ini mengklarifikasi entitas mengugkapkan pertimbangan yang dibuat oleh manajemen dalam penerapan kriteria agregasi PSAK 5 paragraf 12 termasuk penjelasan singkat mengenai segmen operasi yang digabungkan dan karateristik ekonomi dan pengungkapan rekonsiliasi aset segmen terhadap total aset jika rekonsiliasi dilaporan kepada pengambil keputusan operasional, demikian juga untuk pengungkapan liabilitas segmen.

- PSAK 7 (Penyesuaian 2015) - "Pengungkapan Pihak-Pihak Berelasi”

Penyesuaian ini mengklarifikasi bahwa entitas manajemen (entitas yang menyediakan jasa personil manajemen kunci) adalah pihak berelasi yang dikenakan pengungkapan pihak berelasi. Di samping itu, entitas yang memakai entitas manajemen mengungkapkan biaya yang terjadi untuk jasa manajemennya.

- PSAK 13 (Penyesuaian 2015) - "Properti Investasi”

Penjelasan tambahan jasa PSAK No. 13 membedakan antara properti investasi dan properti yang digunakan sendiri. Penyesuaian ini mengklarifikasi bahwa PSAK No. 22, dan bukan penjelasan tambahan jasa PSAK No. 13, digunakan untuk menentukan apakah transaksi tersebut adalah pembelian asset atau kombinasi bisnis.

(31)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) r. Penyesuaian Tahunan 2015 (lanjutan)

- PSAK 16 (Penyesuaian 2015) - "Aset Tetap”

Penyesuaian ini mengklarifikasi bahwa dalam PSAK 16 aset dapat direvaluasi dengan mengacu pada data pasar yang dapat diobservasi terhadap jumlah tercatat bruto ataupun neto. Sebagai tambahan, akumulasi penyusutan adalah perbedaan antara jumlah tercatat bruto dan jumlah tercatat aset tersebut. Jumlah tercatat aset tersebut disajikan kembali pada jumlah revaluasiannya.

- PSAK 25 (Penyesuaian 2015) - "Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi dan Kesalahan”

Penyesuaian ini memberikan koreksi editorial pada PSAK No. 25 paragraf 27. - PSAK 68 (Penyesuaian 2015) - "Pengukuran Nilai Wajar”

Penyesuaian ini mengklarifikasi bahwa pengecualian portofolio dalam PSAK No. 68 dapat diterapkan tidak hanya pada kelompok aset keuangan dan liabilitas keuangan, tetapi juga diterapkan pada kontrak lain dalam ruang lingkup PSAK No. 55.

Penerapan dari penyesuaian-penyesuaian tahunan 2015 tidak memiliki dampak signifikan terhadap laporan keuangan konsolidasian.

3. PENGGUNAAN PERTIMBANGAN, ESTIMASI DAN ASUMSI

Penyusunan laporan keuangan konsolidasian Perseroan dan entitas anak mengharuskan manajemen untuk membuat pertimbangan, estimasi dan asumsi yang mempengaruhi jumlah yang dilaporkan dari pendapatan, beban, aset dan liabilitas, dan pengungkapan atas liabilitas kontinjensi, pada akhir periode pelaporan. Ketidakpastian mengenai asumsi dan estimasi tersebut dapat mengakibatkan penyesuaian material terhadap nilai tercatat pada aset dan liabilitas dalam periode pelaporan berikutnya.

a. Pertimbangan

Pertimbangan berikut ini dibuat oleh manajemen dalam rangka penerapan kebijakan akuntansi Perseroan dan entitas anak yang memiliki pengaruh paling signifikan atas jumlah yang diakui dalam laporan keuangan konsolidasian:

Klasifikasi Instrumen Keuangan

Perseroan dan entitas anak menetapkan klasifikasi atas aset dan liabilitas tertentu sebagai aset keuangan dan liabilitas keuangan dengan mempertimbangkan bila definisi yang ditetapkan PSAK No. 55 (Revisi 2014) dipenuhi. Dengan demikian, aset keuangan dan liabilitas keuangan diakui sesuai dengan kebijakan akuntansi Perseroan dan entitas anak seperti yang diungkapkan pada Catatan 2d.

Penyisihan atas Penurunan Nilai Piutang Usaha

Perseroan dan entitas anak mengevaluasi akun tertentu jika terdapat informasi bahwa pelanggan yang bersangkutan tidak dapat memenuhi liabilitas keuangannya. Dalam hal tersebut, Perseroandanentitasanak mempertimbangkan, berdasarkan fakta dan situasi

(32)

3. PENGGUNAAN PERTIMBANGAN, ESTIMASI DAN ASUMSI (lanjutan) a. Pertimbangan (lanjutan)

Penyisihan atas Penurunan Nilai Piutang Usaha (lanjutan)

yang tersedia, termasuk namun tidak terbatas pada, jangka waktu hubungan dengan pelanggan dan status kredit dari pelanggan berdasarkan catatan kredit dari pihak ketiga dan faktor pasar yang telah diketahui, untuk mencatat provisi yang spesifik atas jumlah piutang pelanggan guna mengurangi jumlah piutang yang diharapkan dapat diterima oleh Perseroan dan entitas anak. Provisi yang spesifik ini dievaluasi kembali dan disesuaikan jika tambahan informasi yang diterima mempengaruhi jumlah penyisihan penurunan nilai. Nilai tercatat dari piutang usaha Perseroan dan entitas anak sebelum penyisihan kerugian untuk penurunan nilai pada tanggal 31 Desember 2016 dan 2015 dijelaskan lebih rinci dalam Catatan 6.

Penentuan Mata Uang Fungsional

Mata uang fungsional Perseroan dan entitas anak adalah mata uang dari lingkungan ekonomi primer dimana entitas beroperasi. Mata uang tersebut adalah mata uang yang mempengaruhi pendapatan dan beban dari jasa yang diberikan. Berdasarkan penilaian manajemen Perseroan dan entitas anak mata uang fungsional Perseroan dan enitas anak adalah Rupiah.

b. Estimasi dan Asumsi

Asumsi utama masa depan dan sumber utama estimasi ketidakpastian lain pada tanggal pelaporan yang memiliki risiko signifikan bagi penyesuaian yang material terhadap nilai tercatat aset dan liabilitas untuk tahun berikutnya diungkapkan di bawah ini. Perseroan dan entitas anak mendasarkan asumsi dan estimasi pada parameter yang tersedia pada saat laporan keuangan konsolidasian disusun. Asumsi dan situasi mengenai perkembangan masa depan mungkin berubah akibat perubahan pasar atau situasi di luar kendali Perseroan dan entitas anak. Perubahan tersebut dicerminkan dalam asumsi terkait pada saat terjadinya. Penyusutan Aset Tetap

Biaya perolehan aset tetap disusutkan dengan menggunakan metode garis lurus dan saldo menurun ganda berdasarkan taksiran masa manfaat ekonomisnya. Manajemen mengestimasi masa manfaat ekonomis aset tetap antara 5 sampai dengan 20 tahun. Ini adalah umur yang secara umum diharapkan dalam industri dimana Perseroan dan entitas anak menjalankan bisnisnya. Perubahan tingkat pemakaian dan perkembangan teknologi dapat mempengaruhi masa manfaat ekonomis dan nilai sisa aset, dan karenanya biaya penyusutan masa depan mungkin direvisi. Nilai tercatat aset tetap pada tanggal 30 Juni 2017 dan 31 Desember 2016dijelaskan lebih rinci dalam Catatan 9.

Imbalan Kerja

Penentuan liabilitas dan biaya imbalan kerja Perseroan dan entitas anak bergantung pada pemilihan asumsi yang digunakan oleh aktuaris independen dalam menghitung jumlah-jumlah tersebut. Asumsi tersebut termasuk antara lain, tingkat diskonto, tingkat kenaikan gaji tahunan, tingkat pengunduran diri karyawan tahunan, tingkat kecacatan, umur pensiun dan tingkat kematian.

Hasil aktual yang berbeda dari asumsi yang ditetapkan Perseroan dan entitas anak langsung diakui dalam laba atau rugi pada saat terjadinya. Sementara Perseroan dan entitas anak

(33)

3. PENGGUNAAN PERTIMBANGAN, ESTIMASI DAN ASUMSI (lanjutan) b. Estimasi dan Asumsi (lanjutan)

Imbalan Kerja (lanjutan)

hasil aktual atau perubahan signifikan dalam asumsi yang ditetapkan Perseroan dan Entitas Anak dapat mempengaruhi secara material liabilitas diestimasi atas imbalan kerja dan beban imbalan kerja neto. Nilai tercatat dari Imbalan diestimasi atas kesejahteraan karyawan pada tanggal 30 Juni 2017 dan 31 Desember 2016dijelaskan lebih rinci dalam Catatan 22.

Pajak Penghasilan

Pertimbangan signifikan dilakukan dalam menentukan liabilitas atas pajak penghasilan badan. Terdapat transaksi dan perhitungan tertentu yang penentuan pajak akhirnya adalah tidak pasti sepanjang kegiatan usaha normal. Perseroan dan entitas anak mengakui liabilitas atas pajak penghasilan badan berdasarkan estimasi apakah akan terdapat tambahan pajak. Aset Pajak Tangguhan

Aset pajak tangguhan diakui atas seluruh perbedaan temporer yang dapat dikurangkan, sepanjang besar kemungkinannya bahwa penghasilan kena pajak akan tersedia sehingga perbedaan temporer tersebut dapat digunakan. Estimasi signifikan oleh manajemen disyaratkan dalam menentukan total aset pajak tangguhan yang dapat diakui, berdasarkan saat penggunaan dan tingkat penghasilan kena pajak serta strategi perencanaan pajak masa depan.

Penyisihan Penurunan Nilai Pasar dan Keusangan Persediaan

Penyisihan penurunan nilai pasar dan keusangan persediaan diestimasi berdasarkan fakta dan situasi yang tersedia, termasuk namun tidak terbatas kepada, kondisi fisik persediaan yang dimiliki, harga jual pasar, estimasi biaya penyelesaian dan estimasi biaya yang timbul untuk penjualan. Provisi dievaluasi kembali dan disesuaikan jika terdapat tambahan informasi yang mempengaruhi jumlah yang diestimasi. Nilai tercatat persediaan Perseroan dan entitas anak sebelum penyisihan atas keusangan dan penurunan nilai pasar pada tanggal30 Juni 2017 dan 31 Desember 2016, dijelaskan lebih rinci dalam Catatan 8.

4. KAS DAN SETARA KAS

Rincian kas dan setara kas adalah sebagai berikut:

30 Juni 2017 31 Desember 2016

Kas 1.718.377.131 1.641.008.172

Bank - pihak ketiga

PT Bank Central Asia Tbk

(termasuk AS$ 32.805,94 pada 30 Juni2017

dan AS$ 23.278,03 pada tahun2016) 2.132.180.534 10.041.022.186 PT Bank Mandiri (Persero) Tbk 1.476.647.114 4.234.493.032

PT Bank Ekonomi Raharja Tbk

(termasuk AS$ 6.877,92 pada 30 Juni 2017

dan AS$ 8.721,6 pada tahun 2016) 618.997.575 4.014.835.716

(34)

Rincian kas dan setara kas adalah sebagai berikut: (lanjutan)

30 Juni 2017 31 Desember 2016

PT Maybank Indocorp

(termasuk AS$ 11.184,85pada 30 Juni2017

dan AS$ 10.787,92 pada tahun 2016) 3.244.729.512 3.210.614.168 PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk 503.842.485 3.130.679.712

PT Bank CIMB Niaga Tbk 54.070.110 714.572.952

PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk 125.878.816 464.182.113

PT Bank Danamon Indonesia Tbk 65.132.826 306.538.523

PT Bank Permata Tbk 21.551.377 174.068.559

PT Bank Panin Tbk 87.239.417 87.324.896

PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk 56.529.591 56.590.986

PT Bank Mega Tbk 81.646.586 54.454.949

PT Bank Nationalnobu Tbk 47.945.886 48.032.809

PT Bank ICBC Indonesia

(termasuk AS$3.286,76pada 30 Juni 2017

dan AS$3.311,22pada tahun 2016) 43.776.356 44.555.254

PT Bank UOB Indonesia 9.965.305 10.120.404

Sub total 8.570.133.490 26.592.086.259

Deposito berjangka - pihak ketiga

PT Bank ICBC Indonesia

(termasuk AS$ 3.816.752,34

dan CNY 4.160.235,06pada 30 Juni 2017

dan AS$ 3.800.281,59dan CNY

4.135.589,19pada tahun 2016) 67.861.667.205 67.742.783.266

PT Bank Permata Tbk 32.667.449.783 43.710.119.187

PT Bank Maybank Indocorp

(temasuk AS$2.518.643,05pada 30 Juni

2017 dan AS$ 2.508.272pada tahun2016) 36.097.381.873 36.184.477.444

PT Bank Panin Tbk 20.716.245.398 20.151.207.582

PT Bank Mega Tbk 7.587.209.985 7.383.336.170

PT Bank Danamon Indonesia Tbk 3.836.385.491 3.740.161.569

PT Bank Central Asia Tbk 2.244.085.285 2.195.583.198

PT Bank Mandiri (Persero) Tbk

(termasuk AS$ 216.064,53pada 30 Juni 2017

dan pada tahun 2016) 2.877.763.475 509.008.752

Sub total 173.888.188.495 181.616.677.168

Total 184.176.699.116 209.849.771.599

Tingkat suku bunga deposito berjangka dalam Dolar AS berkisar dari 0,93% sampai 1,25% per tahun pada 30 Juni2017 dan 0,93% sampai 1,25% per tahun pada 31 Desember 2016. Tingkat suku bunga deposito berjangka dalam Rupiah berkisar dari 6,25% sampai 7,00%per tahun pada 30 Juni2017 dan 4,50% sampai 9,00% per tahun pada 31 Desember 2016. Tingkat suku bunga deposito berjangka dalam Yuan China sebesar 1,5% per tahun pada 30 Juni 2017 dan 2,00% per tahun pada 31 Desember 2016.

(35)

Eksposur maksimum terhadap risiko kredit pada akhir periode pelaporan adalah senilai jumlah tercatat dari setiap kelas kas dan setara kas sebagaimana yang dijabarkan di atas.

5.DEPOSITO BERJANGKA

Rincian deposito berjangka adalah sebagai berikut:

30 Juni 2017 31 Desember 2016

PT Bank Mandiri (Persero) Tbk

(termasuk AS$ 177.852,41 pada tahun 2016) 56.359.962.333 57.830.44.195

PT Bank Ekonomi Raharja Tbk 6.850.286.464 6.214.654.865

Total 63.210.248.797 64.045.096.060

Tingkat suku bunga deposito berjangka dalam Rupiah berkisar antara 4,50% sampai 6,75% per tahun pada 30 Juni 2017 dan 4,25% sampai 5,50% per tahun pada 31 Desember 2016 dan tingkat suku bunga deposito berjangka dalam Dolar AS adalah 0,25% sampai 0,50% per tahun pada 30 Juni 2017 dan 0,25 % sampai 0,50% per tahun pada 31 Desember 2016.

Jangka waktu penempatan deposito Perseroan berkisar antara 6 sampai 12 bulan dan perpanjangan otomatis jika tidak ada informasi penarikan dari Perseroan.

Deposito berjangka PT Bank Mandiri (Persero) Tbk digunakan sebagai jaminan atas transaksi usaha Perseroan dengan pihak ketiga.Deposito pada PT Bank Mandiri (Persero) Tbk sebesar Rp 39.000.000.000 digunakan sebagai jaminan untuk pinjaman PT Singa Purwakarta Jaya, entitas anak sebesar Rp 35.000.000.000. (Catatan 14)

Deposito berjangka Bank Ekonomi Raharja Tbk digunakan sebagai jaminan atas fasilitas letter of

credit dan bank garansi yang digunakan.

6. PIUTANG USAHA

Piutang usaha terdiri dari jumlah piutang dari pelanggan yang diklasifikasikan sebagai berikut:

30 Juni 2017 31 Desember 2016

Pihak berelasi (Catatan 24) 5.807.307.720 22.000.679.980

Pihak ketiga

Kontraktor dan pemilik proyek 92.788.332.065 60.609.222.624

(36)

6. PIUTANG USAHA (lanjutan)

Piutang usaha terdiri dari jumlah piutang dari pelanggan yang diklasifikasikan sebagai berikut:

30 Juni 2017 31 Desember 2016 Piutang transport 1.012.111.244 695.711.626 Total 104.389.352.881 96.542.693.756

Dikurangi penyisihan penurunan nilai (10.785.778.913 ) (10.785.778.913)

Neto 93.603.573.968 85.756.914.843

Rincian piutang usaha menurut jenis mata uang adalah sebagai berikut:

30 Juni 2017 31 Desember 2016 Pihak berelasi Rupiah 5.807.307.720 22.000.679.980 Total 5.807.307.720 22.000.679.980 Pihak ketiga Rupiah 93.603.573.968 84.011.482.241

Dolar Amerika Serikat - 1.745.432.602

Total 93.603.573.968 85.756.914.843

Analisis umur piutang usaha berdasarkan tanggal faktur adalah sebagai berikut:

30 Juni 2017 31 Desember 2016

Pihak berelasi

Belum jatuh tempo 2.555.887.018 12.629.817.937

Jatuh tempo

1 - 30 hari 152.310.670 6.059.108.233

31 - 60 hari 387.871.060 776.191.616

61 - 90 hari 165.814.469 503.583.886

Lebih dari 90 hari 2.545.424.503 2.031.978.308

Total 5.807.307.720 22.000.679.980

(37)

6. PIUTANG USAHA (lanjutan)

Analisis umur piutang usaha berdasarkan tanggal faktur adalah sebagai berikut: (lanjutan)

30 Juni 2017 31 Desember 2016

Pihak ketiga

Belum jatuh tempo 5.891.090.738 18.377.246.328

Jatuh tempo

1 - 30 hari 25.832.011.846 11.143.760.398

31 - 60 hari 2.303.052.009 5.144.072.670

61 - 90 hari 6.685.441.293 6.346.974.799

Lebih dari 90 hari 63.677.756.995 55.530.639.561

Total 104.389.352.881 96.542.693.756

Mutasi penyisihan penurunan nilai piutang usaha adalah sebagai berikut :

30 Juni 2017 31 Desember 2016

Saldo Awal 10.785.778.913 9.808.108.507

Penyisihan tahun berjalan (Catatan 20) - 977.670.406

Saldo Akhir 10.785.778.913 10.785.778.913

Eksposur maksimum risiko kredit pada tanggal pelaporan adalah sebesar nilai tercatat masing-masing kategori piutang yang disebutkan di atas. Perseroan dan entitas anak tidak menguasai aset-aset sebagai jaminan piutang.

Berdasarkan hasil penelaahan terhadap akun piutang masing-masing pelanggan pada akhir periode manajemen berkeyakinan bahwa penyisihan penurunan nilai cukup untuk menutup kerugian atas tidak tertagihnya piutang.

7. BIAYA DAN PAJAK DIBAYAR DIMUKA

Biaya dan Pajak dibayar dimuka terdiri dari:

30 Juni 2017 31 Desember 2016

PPh 25 Badan lebih bayar 6.872.277.405 -

PPh pasal 23 851.954.165 - Sewa gedung 1.720.241.000 215.769.000 ___________________ _________________ Total 9.444.472.570 215.769.000 ================== ================ 8. PERSEDIAAN

Persediaan terdiri dari:

30 Juni 2017 31 Desember 2016

Bahan baku 49.683.519.033 41.905.784.080

Barang jadi 79.974.111.603 94.619.298.011

Barang dalam proses 20.970.798.717 17.077.166.043

Suku cadang 3.391.261.880 3.396.937.669

Gambar

Tabel  berikut  memberikan  kualitas  kredit  dan  analisis  umur  aset  keuangan  Perseroan  dan  entitas  anak  sesuai  dengan  peringkat  kredit  debitur  pada  tanggal  30  Juni  2017  dan  31  Desember 2016:              30 Juni 2017
Tabel di bawah ini menyajikan perbandingan atas nilai tercatat dengan nilai wajar dari instrumen  keuangan Perseroan dan entitas anak yang tercatat dalam laporan keuangan

Referensi

Dokumen terkait

Pada saat penghentian pengakuan atas aset keuangan secara keseluruhan, maka selisih antara nilai tercatat dan jumlah dari (i) pembayaran yang diterima, termasuk

Pada saat penghentian pengakuan atas aset keuangan secara keseluruhan, maka selisih antara nilai tercatat dan jumlah dari (i) pembayaran yang diterima, termasuk setiap aset baru

Pada saat penghentian pengakuan atas aset keuangan secara keseluruhan, maka selisih antara nilai tercatat dan jumlah dari (i) pembayaran yang diterima, termasuk setiap

Pada saat penghentian pengakuan atas aset keuangan secara keseluruhan, maka selisih antara nilai tercatat dan jumlah dari (i) pembayaran yang diterima, termasuk

Pada saat penghentian pengakuan atas aset keuangan secara keseluruhan, maka selisih antara nilai tercatat dan jumlah dari (i) pembayaran yang diterima, termasuk

Pada saat penghentian pengakuan atas aset keuangan secara keseluruhan, maka selisih antara nilai tercatat dan jumlah dari (i) pembayaran yang diterima, termasuk

Pada saat penghentian pengakuan atas aset keuangan secara keseluruhan, maka selisih antara nilai tercatat dan jumlah dari (i) pembayaran yang diterima, termasuk

Pada saat penghentian pengakuan atas aset keuangan secara keseluruhan, maka selisih antara nilai tercatat dan jumlah dari (i) pembayaran yang diterima, termasuk