• Tidak ada hasil yang ditemukan

Seminar Nasional Pendidikan Sains II UKSW

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Seminar Nasional Pendidikan Sains II UKSW"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

Seminar Nasional Pendidikan Sains II UKSW 2017

343

PENERAPAN MODEL PROJECT BASED LEARNING DIPADUKAN DENGAN

SHARING GALLERY PADA MATERI SISTEM EKSKRESI UNTUK

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS VIIIF SMPN 5

SALATIGA TAHUN AJARAN 2016/2017

Hempi Irma Febriani1, Susanti Pudji Hastuti2, Natalia Rosa Keliat3

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Biologi, Fakultas Biologi Uninersitas Kristen Satya Wacana

Email : 432012001@student.uksw.edu Abstrak

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa melalui penerapan model PjBL dipadukan dengan Sharing Gallery serta untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa melalui model PjBL dipadukan dengan Sharing Gallery. Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 5 Salatiga dengan subjek penelitian siswa kelas VIIIF yang berjumlah 27 siswa terdiri dari 13 siswa laki-laki dan 14 siswa perempuan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif dengan instrumen pengumpulan datanya berupa angket dan lembar observasi. Hasil belajar kognitif siswa pada siklus I menunjukkan 62,96% siswa tuntas mencapai KKM 72 dan pada siklus II meningkat menjadi 100%. Berdasarkan hasil belajar afektif siswa, persentase siswa yang memenuhi ketuntasan dengan mencapai kriteria baik (≥ 30) pada siklus I menunjukkan 70,37% dan pada siklus II meningkat menjadi 88.89%. Berdasarkan hasil belajar psikomotorik siswa, persentase siswa yang memenuhi ketuntasan dengan mencapai kriteria baik (≥ 30) pada siklus I menunjukkan 74.07% dan pada siklus II meningkat menjadi 92.59%. Hasil penelitian penerapan model Project Based Learning yang dipadukan dengan Sharing Galery mampu membuat siswa menjadi lebih aktif dalam pembelajaran dan memudahkan siswa untuk memahami konsep suatu materi sehingga dapat meningkatkan hasil belajar kognitif, afektif dan psikomotorik siswa.

Kata kunci : Project Based Learning, Sharing Gallery dan hasil belajar A. PENDAHULUAN

Pemerintah mengimplementasikan kurikulum 2013 secara serentak dan merata di sekolah dari jenjang pendidikan dasar sampai pendidikan tinggi berdasarkan Permendikbud No 68 Tahun 2013. Penerapan kurikulum 2013 ini merupakan penyempurnaan pada pendalaman dan perluasan materi serta penguatan proses pembelajaran untuk menghasilkan capaian yang ingin dihasilkan (Khusniati, 2014). Pembelajaran IPA di SMP dikembangkan sebagai mata pelajaran

integrative science yang berbasis keterpaduan bukan sebagai pendidikan disiplin ilmu seperti yang

telah ada sekarang. Integrative science yaitu memadukan berbagai aspek yaitu aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Dalam pembelajaran IPA atau sains, peserta didik dituntut untuk dapat terlibat secara fisik maupun mental. Proses pembelajaran IPA akan lebih bermakna dengan pemberian pengalaman secara langsung pada peserta didik sehingga akan lebih menjamin keberhasilan dalam pembelajaran (Hastuti, 2013). Dengan berlakunya kurikulum 2013 ini kreativitas siswa menjadi aspek penting yang harus dipertimbangkan ketika guru akan merancang kegiatan pembelajaran. Guru yang kreatif serta mampu menyajikan materi pembelajaran dengan pendekatan saintifik dapat memfasilitasi siswa menjadi kreatif (Kemendikbud, 2013).

Berdasarkan hasil wawancara dengan guru Biologi di SMP Negeri 5 Salatiga upaya yang dilakukan guru untuk mencapai suatu tujuan pendidikan sudah maksimal, namun hasil ulangan harian Biologi pada Semester Ganjil ini siswa SMP Negeri 5 Salatiga khususnya kelas VIIIF masih sangat rendah yaitu hanya 34% siswa yang berhasil memenuhi nilai KKM 72.Berdasarkan hasil observasi awal, siswa masih cenderung pasif dan kurang aktif berinteraksi dalam pembelajaran. Aspek penilaian masih mengacu pada penilaian ranah kognitif saja sedangkan ranah afektif dan psikomotorik belum begitu diperhatikan terlihat dari belum adanya instrumen penilaian psikomotorik dan afektif. Faktor lain pada kesulitan belajar siswa adalah kurangnya antusias siswa pada saat guru menjelaskan pembelajaran di depan kelas. Siswa cenderung tidak dilibatkan secara

(2)

Seminar Nasional Pendidikan Sains II UKSW 2017

344

langsung dalam pembelajaran sehingga siswa tidak fokus terhadap pelajaran dan bercanda sendiri dengan teman sebangku. Guru masih menggunakan pendekatan teacher centered dengan metode ceramah dan kurang mengimplementasikan model pembelajaran di kelas, sehingga pembelajaran dirasa kurang menarik minat belajar siswa. Hal inilah yang menyebabkan siswa pasif dan bergurau sendiri dengan teman pada saat pembelajaran berlangsung. Hasil observasi minat belajar siswa kurang antusias dalam pembelajaran karena penyampaian materi dari guru dirasa membuat siswa menjadi jenuh dan bosan. Minat siswa kurang yang disebabkan siswa takut untuk bertanya sehingga guru menganggap siswa sudah paham. Cara yang dapat ditempuh agar siswa dapat terlibat aktif dalam proses pembelajaran yaitu dengan memusatkan pembelajaran kepada siswa (student centered).

Salah satu alternatif pendekatan yang dikembangkan dan dapat dipakai dalam proses pembelajaran yaitu dengan model pembelajaran Project Based Learning (PjBL). PjBL adalah suatu model pembelajaran yang melibatkan suatu proyek yang dikerjakan secara individual atau kelompok dan dilaksanakan dalam jangka waktu tertentu. PjBL yang dilakukan secara kolaboratif akan menghasilkan suatu produk pembelajaran yang nantinya akan di presentasikan di depan kelas (Asan, 2005). Salah satu model pendekatan saintifik yang dapat meningkatkan hasil belajar Biologi adalah model pembelajaran Project Based Learning (PjBL). PjBL merupakan model intruksional yang berbasis masalah dan berpusat pada siswa (student centered). Dalam PjBL para siswa diharuskan menggunakan penyelidikan, penelitian, perencanaan, keterampilan dan kemampuan memecahkan masalah pada saat penyelesaian proyek (Aritonang, 2008).

Sharing Gallery merupakan salah satu metode pembelajaran yang dilakukan dengan

membagikan informasi melalui sebuah produk. Strategi ini mengadaptasi sistem pameran dengan menampilkan produk hasil diskusi kemudian saling memberi dan bertukar informasi. Dengan

Sharing Gallery siswa berkesempatan untuk dapat mengembangkan kemampuannya dalam

membuat dan mengamati sebuah produk yang telah disajikan. Metode ini berarti siswa diharuskan berjalan berputar untuk melihat suatu pameran atau kunjungan karya pada kelompok lain (Rohyeni, 2015). Dengan demikian siswa akan lebih mudah mengingat, dan mengerti dengan apa yang telah dituangkan, karena disini siswa berperan secara langsung, dan bukan hanya guru saja yang berperan didalam kelas.

Berdasarkan permasalahan tersebut maka peneliti mencoba untuk mengkaji Penerapan

Model Project Based Learning Dipadukan dengan Sharing Gallery pada Sistem Ekskresi untuk

Meningkatkan Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas VIIIF SMP Negeri 5 Salatiga Tahun Ajaran 2016/2017. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa melalui penerapan model PjBL dipadukan dengan Sharing Gallery serta untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa melalui model PjBL dipadukan dengan Sharing Gallery.

B. METODE PENELITIAN

Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan di SMP Negeri 5 Salatiga yang berjumlah

27 siswa yang terdiri dari 13 siswa laki-kai dan 14 siswa perempuan. Instrumen penelitian

merupakan alat yang digunakan untuk mengumpulkan data dan membantu penelitian

untuk menjawab rumusan masalah. Teknik pengumpulan data yang dilakukan berupa

teknik tes dan non-tes.

(3)

Seminar Nasional Pendidikan Sains II UKSW 2017

345

Prosedur Penelitian

1. Perencanaan

Observasi dan penyebaran angket, diskusi dengan guru tentang permasalahan yang terjadi.

Penyusunan RPP, LKS, LO, dan Angket 2. Pelaksanaan

Pelaksanaan model pembelajaran PjBL dan Sharing Gallery 3. Observasi

Pengamatan pembelajaran di dalam kelas

Analisis hasil belajar Kognitif, Afektif dan Psikomotorik 4. Refleksi

Diskusi tentang hasil pembelajaran Perbaikan pembelajaran

Analisis Data

Analisi Data Hasil Belajar Kognitif

Rata-rata kelas dicari dengan rumus . Mx =ƩX/N

Keterangan :

Mx= Mean yang dicari

∑x = Jumlah dari nilai yang ada N = Banyak nilai

Persentase ketuntasan dicari dengan rumus. P=f/N x 100

Keterangan :

P = Angka persentase N = Jumlah individu

F = Frekuensi yang sedang dicari Analisis Data Angket dan Observasi

Persentase ketuntasan dicari dengan rumus. P=f/N x 100

Keterangan :

P = Angka persentase N = Jumlah individu

(4)

Seminar Nasional Pendidikan Sains II UKSW 2017

346

C. HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Hasil Penelitian a. Hasil Belajar Kognitif

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan selama dua siklus, diperoleh hasil belajar kognitif dari persentase ketuntasan dan rata-rata nilai siswa dengan data sebagai berikut.

A B

Gambar 1. (A) Persentase jumlah siswa yang memenuhi nilai KKM 72 (B) Nilai rata-rata hasil belajar kognitif siswa.

Gambar 1. (A) dan 1. (B) menunjukkan persentase jumlah siswa yang memenuhi nilai KKM dengan menggunakan model pembelajaran Project Based Learning dipadukan dengan Sharing

Gallery. Pada siklus I persentase ketuntasan siswa yang memenuhi nilai KKM sebesar 62.96%

dengan rata-rata nilai 72.03. Pada siklus II persentase ketuntasan siswa yang memenuhi nilai KKM meningkat menjadi 100% dengan rata-rata nilai 81.48.

b. Hasil Belajar Afektif

Berdasarkan hasil observasi selama dua siklus didapatkan hasil belajar afektif sebagai berikut.

Gambar 2. Persentase ketuntasan hasil belajar afektif siswa yang mencapai kategori minimal baik (3)

Gambar 2. Menunjukkan persentasi ketuntasan hasil belajar afektif siswa yang mencapai kategori baik (≥ 30) dengan menggunakan model pembelajaran Project Based Learning dipadukan dengan Sharing Gallery. Pada siklus I persentase ketuntasan hasil belajar afektif siswa sebesar 70.37% dan meningkat pada siklus II menjadi 88.89%.

c. Hasil Belajar Psikomotorik

Berdasarkan hasil observasi selama dua siklus didapatkan hasil belajar psikomotorik sebagai berikut.

(5)

Seminar Nasional Pendidikan Sains II UKSW 2017

347

Gambar 3. Persentase ketuntasan hasil belajar psikomotorik siswa yang mencapai kategori minimal baik (≥ 30).

Gambar 3.1.3. Menunjukkan persentasi ketuntasan hasil belajar psikomotorik siswa minimal baik dengan menggunakan model pembelajaran Project Based Learning dipadukan dengan

Sharing Gallery. Pada siklus I persentase ketuntasan hasil belajar psikomotorik siswa sebesar

74.07% kemudian meningkat pada siklus II menjadi 92.59%.

d. Hasil Lembar Observasi Keterlaksanaan Pembelajaran dan Angket Penerapan Model Pembelajaran Project Based Learning dipadukan dengan Sharing Gallery

Berdasarkan observasi penerapan model pembelajaran aktif berbasis tugas proyek pada setiap siklusnya didapatkan hasil sebagai berikut.

A B

Gambar 4. (A) Persentase Hasil Observasi Keterlaksanaan Pembelajaran model Project Based

Learning dipadukan dengan Sharing Gallery. (B) Persentase Angket Penerapan model Project Based Learning dipadukan dengan Sharing Gallery.

Gambar 4. (A) berdasarkan data hasil observasi menunjukkan bahwa proses pembelajaran dengan kategori baik dari siklus I sebesar 69.50% dan meningkat pada siklus II menjadi 85.13%. Gambar 4. (B) menunjukkan bahwa persentase ketercapaian penerapan model Project Based

Learning dipadukan Sharing Gallery pada siklus I mencapai kategori minimal baik sebesar 77.78%

(6)

Seminar Nasional Pendidikan Sains II UKSW 2017

348

C. PEMBAHASAN

1 Penerapan Model Pembelajaran Project Based Learning dipadukan dengan Sharing Gallery terhadap Peningkatan Hasil Belajar Kognitif

Berdasarkan data hasil belajar kognitif menunjukkan bahwa pembelajaran menggunakan model Project Based Learning dipadukan dengan Sharing Gallery memudahkan siswa kelas VIII F SMP Negeri 5 Salatiga untuk memahami materi sistem ekskresi. Dari analisis data hasil belajar kognitif siswa d iatas di dapat bahwa hasil belajar siswa mengalami peningkatan dari siklus I ke siklus II. Pada siklus I dengan sub pokok bahasan tentang struktur dan fungsi ginjal serta paru-paru diperoleh hasil belajar kognitif siswa dengan rata-rata nilai kelas 72.03 dengan persentase siswa yang mencapai nilai ketuntasan KKM sebesar 67.85%. Dari data hasil belajar kognitif siswa pada siklus I belum sesuai dengan kriteria ketuntasan yang diinginkan. Yang mempengaruhi rendahnya persentase ketuntasan hasil belajar siswa disebabkan karena guru dan siswa belum terbiasa dengan pembelajaran menggunakan model Project Based Learning dipadukan dengan

Sharing Gallery. Setelah dilakukan perbaikan penerapan model Project Based Learning dipadukan

dengan Sharing Gallery pada siklus II hasil belajar kognitif siswa dengan sub pokok bahasan tentang struktur dan fungsi hati dan kulit mengalami peningkatan dengan rata-rata nilai kelas 81.48 dan telah mencapai indikator keberhasilan dengan persentase ketuntasan mencapai KKM sebesar 100%.

Pada tahap perencanaan di siklus I tindakan perencanaan guru masih belum maksimal.. Pada tahap pereencanaan siklus I siswa diminta untuk membuat sebuah projek, projek yang dihasilkan siswa pada siklus I dengan sub pokok bahasan struktur fungsi ginjal dan paru-paru meliputi kelompok 1 membuat media struktur dan fungsi paru-paru dengan menggunakan sterofoam, kelompok 2 membuat media struktur dan fungsi ginjal dengan menggunakan media gambar, kelompok 3 membuat projek tentang proses keluar masuknya oksigen dengan menggunakan kertas lipat, kelompok 4 membuat projek tentang proses keluarnya urine dengan menggunakan plastisin. Pada tahap perencanaan di siklus II siswa diminta untuk membuat sebuah projek, projek yang dihasilkan siswa pada siklus II dengan sub pokok bahasan struktur fungsi hati dan kulit meliputi kelompok 1 membuat media poster mekanisme kerja hati dan kulit, kelompok 2 membuat poster struktur dan fungsi hati, kelompok 3 membuat poster struktur dan fungsi kulit, kelompok 4 membuat poster kelainan hati, kelompok 5 membuat poster kelainan kulit. Pada siklus II terlihat adanya peningkatan yang terjadi bukan hanya pada penyelesaian tugas projek namun juga guru sebagai fasilitator.

Pada tahap perencanaan di siklus II guru memberikan penjelasan tindakan yang lebih rinci mengenai langkah-langkah pembelajaran agar pembelajaran dapat berjalan dengan lancar dan siswa mampu memahami materi sub pokok bahasan struktur fungsi kulit dan hati yang diberikan guru. Pada tahap perencanaan di siklus II guru secara maksimal memberikan penjelasan dengan lebih rinci, sehingga siswa dapat dengan mudah memahami materi yang diberikan guru.

Pada tahap penyusunan jadwal di siklus I guru tidak membuat jadwal penyusunan projek secara rinci sehingga siswa tidak bekerja secara optimal dan siswa tidak mengumpulkan tugas tepat waktu. Pada tahap ini siswa tidak mengumpulkan hasil tepat waktu karena siswa merasa masih kekurangan banyak waktu untuk mengerjakan tugas projek. Pada tahap penyusunan jadwal di siklus II guru dan siswa masih kurang dalam menyusun jadwal untuk tugas projek pada siklus II, hal ini menyebabkan siswa tidak mengumpulkan tugas sesuai dengan waktu yang di tentukan.

Pada tahap monitoring di siklus I guru tidak memonitoring jalannya pembuatan tugas projek, sehingga peran guru sebagai fasilitator masih belum optimal. Kurangnya monitoring dari guru menyebabkan penyampaian materi belum tercapai sesuai dengan yang diharapkan, siswa hanya mengetahui tentang materi dasar saja dan siswa belum bisa menggali materi lebih dalam lagi berdasarkan proyek yang dikerjakan. Setelah mengkaji dan menganalisis kendala yang terjadi pada siklus I, di siklus II guru selalu memonitoring siswa untuk membuat desain perencanaan projek dan memantau kemajuan projek yang siswa kerjakan. Guru membantu dan membimbing siswa mengerjakan tugas projek sesuai dengan yang diharapkan dan hasil belajar kognitif siswa meningkat.

(7)

Seminar Nasional Pendidikan Sains II UKSW 2017

349

Pada tahap menguji hasil di siklus I saat Sharing Gallery siswa hanya berkeliling dan tidak melakukan tanya jawab seperti yang guru perintahkan. Hal ini disebabkan karena siswa merasa malu untuk bertanya dan takut melakukan kesalahan. Pada siklus II saat Sharing Gallery guru memfasilitasi siswa menggunakan pembelajaran berbasis projek agar siswa dapat bekerjasama dengan kelompok dan dapat melatih siswa untuk mengutarakan pendapatnya masing-masing serta membuat siswa mempunyai tanggung jawab terhadap tugas yang diberikan.

Pada tahap refleksi di siklus I guru kurang memberikan refleksi serta arahan terhadap projek yang telah dikerjakan siswa secara lengkap dan rinci sehingga pemahaman siswa masih kurang dalam tentang materi yang dipelajari. Pada tahap refleksi di siklus II guru memberikan refleksi dan arahan serta motivasi terhadap siswa agar dapat bekerjasama dengan kelompok masing-masing. Selain itu, dengan tugas projek siswa didorong untuk dapat melakukan banyak aktivitas misalnya melakukan penyelidikan dari tugas projek yang telah ditentukan, menentukan langkah-langkah dalam menyelesaikan tugas projek, menyelesaikan projek sesuai dengan masalah yang telah didapatkan serta dapat membagikan hasil tentang tugas yang telah dikerjakan.

Hal ini didukung oleh pendapat Gulbahar (2006) model Project Based Learning memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar sesuai dengan kehidupan nyata yang dapat mengakibatkan pengetahuan permanen. Ketuntasan hasil belajar ini digunakan untuk mengetahui seberapa besar siswa memahami materi yang diberikan guru. Melalui kegiatan yang telah dilakukan serta pengalaman secara langsung yang didapatkan siswa dalam mengerjakan tugas proyek dapat menjadikan siswa lebih mudah memahami materi sistem ekskresi sehingga hasil belajar yang didapat menjadi maksimal. Hal ini didukung oleh pendapat Liu (2007) bahwa model pembelajaran PjBL merupakan model yang didasarkan pada teori kontruktivistik. Teori konstruktivis menyatakan bahwa siswa belajar dengan membangun pengetahuannya sendiri dalam konteks pengalamannya sendiri. Menurut Nurohman (2007), pembelajaran berbasis tugas projek dapat meningkatkan kemampuan berpikir produktif, melalui pembelajaran kolaboratif, sehingga hasil belajar siswa meningkat. Penguasan konseptual, sikap disiplin, realistis, dan mampu berorientasi dengan memecahkan masalah secara nyata. Kontribusi pada pengembangan keterampilan pemecahan masalah memberikan umpan balik yang dapat meningkatkan pemahaman konseptual siswa. Menurut Rohmad (2010) dalam penelitiannyamengakatan bahwa melalui penerapan metode Sharing Gallery sehingga pembelajaran yang ada di kelas lebih efektif, aktif dan bermakna bagi siswa dan tidak monoton sehingga berpengaruh pada keberhasilan belajar siswa.

2. Penerapan Model Pembelajaran Project Based Learning dipadukan dengan Sharing Gallery terhadap Peningkatan Hasil Belajar Afektif

Berdasarkan Gambar 3.1.2 didapat hasil belajar afektif siswa pada penerapan model Project

Based Learning dipadukan dengan Sharing Gallery mengalami peningkatan dari siklus I ke siklus II

dengan persentase ketuntasan dari 70.03% menjadi 88.89% dengan capaian kategori minimal baik (≥ 30). Peningkatan hasil afektif siswa dilihat dari aktivitas siswa dalam mengerjakan tugas projek yang telah ditentukan. Pembelajaran dengan menggunakan model PjBL dipadukan dengan

Sharing Gallery melatih siswa untuk dapat bekerjasama, disiplin waktu, mampu menghargai

orang lain dan bertanggung jawab atas apa yang siswa kerjakan. Apabila dalam proses pembelajaran melibatkan siswa dalam melakukan investivigasi serta membuat siswa dapat memecahkan masalah secara kolaboratif melalui pembelajaran dengan menggunakan model model PjBL dipadukan dengan Sharing Gallery berpotensi dalam mengembangkan sikap siswa karena melibatkan siswa dalam proses pembelajaran serta memberi pengalaman langsung pada siswa dalam mencapai hasil belajar afektif.

Pada siklus I sikap menghargai dan sikap disiplin siswa masih sangat rendah. Hal ini dikarenakan dalam pembelajaran siswa terbiasa dengan metode ceramah sehingga ketika diterapkan pembelajaran dengan metode baru siswa masih bingung dan kurang fokus dalam pembelajaran. Pada tahap perencanaan di siklus I rendahnya nilai sikap menghargai siswa dilihat dari cara siswa memperhatikan penjelasan guru pada saat pembelajaran serta bagaimana cara siswa memberikan memperhatikan teman mengemukakan pendapat dalam kelompok. Alokasi

(8)

Seminar Nasional Pendidikan Sains II UKSW 2017

350

waktu yang digunakan melebihi waktu yang telah ditentukan sehingga banyak tugas yang tidak selesai tepat pada waktunya dan membuat tugas lain menjadi terhambat. Tahap perencanaan pada siklus I siswa diminta untuk dapat membuat sebuah projek yang melibatkan penilaian sikap, projek yang dihasilkan siswa pada siklus 1 dengan sub pokok bahasan struktur fungsi ginjal dan hati meliputi kelompok 1 membuat media struktur dan fungsi paru-paru dengan menggunakan sterofoam, kelompok 2 membuat media struktur dan fungsi ginjal dengan menggunakan media gambar, kelompok 3 membuat projek tentang proses keluar masuknya oksigen dengan menggunakan kertas lipat, kelompok 4 membuat projek tentang proses keluarnya urine dengan menggunakan plastisin. Berdasarkan kendala diatas maka dilakukan perbaikan dalam pelaksanaan tindakan pada siklus II sehingga hasil belajar afektif siswa meningkat. Peningkatan hasil afektif siswa dapat dilihat dari aktifitas siswa dalam membuat projek. Pada tahap perencanaan siklus II siswa sudah mulai memperlihatkan keseriusan dalam mengikuti pembelajaran. Persentase sikap tanggung jawab meningkat cukup tinggi, hal ini terlihat dari cara siswa mampu menyelesaikan tugas projek dan LKS secara maksimal dan tepat waktu. Selain itu sikap kerjasama yang terlihat dari keterlibatan siswa dalam mengerjakan tugas projek dengan kelompoknya masing-masing. Peningkatan persentase keterlaksanaan model pembelajaran Project Based Learning dipadukan dengan Sharing Gallery ini menunjukkan bahwa adanya perubahan sikap dan perhatian siswa dalam pembelajaran menjadi lebih baik. Selain itu, siswa merasa bahwa pembelajaran pada siklus II ini mampu membuat siswa menjadi lebih puas ketika mereka dapat menemukan sendiri konsep materi pembelajaran.

Pada tahap pelaksanaan di siklus I pada saat kegiatan kelompok siswa masih mengandalkan siswa yang kemampuan akademiknya lebih tinggi dalam kelompoknya untuk menyelesaikan tugas projek ataupun LKS yang diberikan guru sehingga kerjasama untuk menyelesaikan tugas yang harusnya dikerjakan bersama kelompok hasilnya masih kurang optimal. Kurangnya kerjasama antar kelompok ini berdampak pada kurangnya pengelolaan waktu yang dibutuhkan siswa dalam mengerjakan tugas projek maupun LKS. Hal ini menyebabkan nilai disiplin siswa menjadi rendah karena terlambat mengumpulkan tugas. Selain itu rasa tanggung jawab untuk mengikuti pembelajaran dan mengumpulkan tugas masih rendah karena siswa masih mudah terpengaruh dengan kegiatan di luar kelas dan bereaksi dengan teman sebangku sehingga siswa tidak fokus dan siap dalam menerima pelajaran. Pada tahap pelaksanaan di siklus II dalam mengerjakan tugas projek dan LKS siswa merancang tindakan dan langkah-langkah penyelesaian projek melalui proses diskusi dan kerjasama serta menuntut siswa untuk dapat menghargai pendapat siswa lain. Nilai sikap disiplin juga meningkat dilihat dari cara siswa tepat waktu pada saat mengumpulkan tugas. Hal ini sesuai dengan pendapat Asan (2005) yang menyatakan bahwa dalam penerapan model Project Based Learning siswa dilatih untuk belajar disiplin dalam mengalokasikan waktu dan mencari informasi serta sumber-sumber lainnya.

Djoko (2011) mengatakan bahwa dalam proses pembuatan produk hasil belajar, siswa juga dituntut untuk dapat saling bertukar pikiran, melakukan diskusi dengan teman kelompoknya masing-masing untuk memecahkan sebuah masalah ha ini berarti dalam proses pembelajaran siswa akan belajar pentingnya kerjasama dalam kelompok dan bagaimana cara menghargai pendapat orang lain. Selain itu sikap disiplin dan kerjasama siswa juga meningkat hal ini dibenarkan oleh Francek dalam Journal of College Science Teaching (2006) yang menyampaikan bahwa Sharing Gallery adalah teknik diskusi yang dapat membuat siswa keluar dari kursi mereka dan secara aktif terlibat dalam mensintesis konsep-konsep penting ilmu pengetahuan, menulis, dan berbicara di depan umum.

3. Penerapan Model Pembelajaran Project Based Learning dipadukan dengan Sharing Gallery terhadap Peningkatan Hasil Belajar Psikomotorik

Bardasarkan Gambar 3.1.3 menunjukkan bahwa penelitian yang dilakukan menggunakan model Project Based Learning dipadukan dengan Sharing Gallery dapat meningkatkan aspek psikomotorik. Hasil analisis penilaian keterampilan siswa menunjukkan bahwa persentase ketuntasan hasil belajar psikomotorik pada siklus I sebesar 74.07% kemudian meningkat pada siklus II menjadi 92.59% dengan capaian kategori minimal baik (≥ 30). Hasil belajar psikomotorik

(9)

Seminar Nasional Pendidikan Sains II UKSW 2017

351

siswa yang meningkat secara signifikan ini dikarenakan model pembelajaran Project Based

Learning dipadukan dengan Sharing Gallery menuntut siswa untuk aktif dalam setiap aktivitas

belajar, dengan cara membuat projek, melakukan diskusi, menyelesaikan tugas, dan melakukan presentasi sehingga melatih keterampilan fisik dan kemampuan motorik siswa.

Pembelajaran berbasis projek mendorong siswa untuk melakukan aktivitas yang dapat membuat siswa mampu mempraktikkan serta mengembangkan keterampilan berkomunikasi. Pada tahap pelaksanaan siklus I siswa melakukan Sharing Gallery dengan materi dan hasil seadanya karena siswa kehabisan waktu pada saat menyelesaikan tugas projek, hal ini disebabkan projek pada siklus I memerlukan banyak waktu lebih lama karena siswa hanya bercanda dan bermain-main dengan teman kelompok. Hal ini disebabkan karena pada tahap pelaksanaan siswa belum paham tentang langkah-langkah model pembelajaran Project Based Learning dipadukan dengan Sharing Gallery sehingga siswa takut melakukan kesalahan pada saat pembelajaran. Pada siklus I hampir semua siswa pasif dan tidak ada yang berani mengemukakan pendapat. Hal ini karena siswa tidak dilatih untuk saling bertukar pikiran sehingga siswa takut melakukan kesalahan pada saat pembelajaran dan juga siswa belum terbiasa dengan penerapan model baru dan menuntut siswa untuk menciptakan sebuah produk. Oleh karena itu pada siklus II dengan sub pokok bahasan struktur fungsi kulit dan hati dan pada siklus II ini siswa diminta untuk membuat produk, produk yang dihasilkan meliputi kelompok 1 membuat media poster mekanisme kerja hati dan kulit, kelompok 2 membuat poster struktur dan fungsi hati, kelompok 3 membuat poster struktur dan fungsi kulit, kelompok 4 membuat poster kelainan hati, kelompok 5 membuat poster kelainan kulit. Pada tahap Sharing Gallery peran guru sebagai fasilitator dirasa masih kurang, sehingga perlu dilakukan peningkatan peran guru sebagai fasilitator agar semua siswa bisa lebih memahami konsep yang sedang dipelajari. Dari hasil pembahasan tentang prestasi belajar siswa, dapat disimpulkan bahwa dengan penerapan metode Shring Gallery dapat menciptakan kondisi siswa aktif dan senang. Pada siklus II hasil persentase angket penerapan model Project Based

Learning dipadukan dengan Sharing Gallery meningkat menjadi 92,59%.

Hasil penelitian Keegan (2001) menggambarkan tingkat ingatan siswa yang belajar dengan melakukan dan mengkomunikasikan sangat efektif hingga mencapai 90%. Sebaliknya apabila siswa belajar hanya dengan mendengar, membaca atau melihat maka tingkat ingatan siswa kurang dari 50%. Persentase ketuntasan hasil belajar psikomotorik antara siklus I dan siklus II memberikan bukti bahwa penerapan model Project Based Learning yang dipadukan dengan

Sharing Gallery dapat meningkatkan hasil belajar psikomotorik siswa. Menurut Zaenal (2010),

ketercapaian indikator pada tiap aspek terjadi karena peserta didik memiliki kesempatan untuk mengembangkan sikap dan ketrampilan mereka selama pembelajaran. Sebagian besar siswa yang mendapat hasil belajar secara optimal adalah siswa yang sangat aktif dalam kegiatan pembelajaran. Siswa cenderung lebih senang dengan pembelajaran yang tidak monoton dan selalu diberi variasi, tujuannya agar siswa dapat mengekspresikan kemampuan yang dimilikinya serta dapat berkomunikasi dengan siswa lain dan guru. Wiyanto (2008) juga menyatakan bahwa model PjBL dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar psikomotorik siswa. Aktivitas yang dilakukan oleh siswa antara lain menentukan langkah-langkah membuat produk, melakukan diskusi, menyelesaikan tugas dan laporan serta melakukan presentasi dengan metode Sharing

Gallery.

D. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penerapan model Project Based

Learning dipadukan dengan Sharing Gallery dapat meningkatkan hasil belajar kognitif, afektif dan

psikomotorik siswa. Pada siklus I persentase ketuntasan siswa yang memenuhi nilai KKM meningkat sebesar 62.96% dengan rata-rata nilai 72.03. Pada siklus II persentase ketuntasan siswa yang memenuhi nilai KKM meningkat menjadi 100% dengan rata-rata nilai 81.48. Pembelajaran IPA dengan menggunakan model Project Based Learning dipadukan dengan Sharing

(10)

langkah-Seminar Nasional Pendidikan Sains II UKSW 2017

352

langkah, membuat jadwal, melakukan penyelidikan dan membagikan informasi tugas projek dalam bentuk media dan poster. Berdasarkan hasil belajar afektif siswa, persentase siswa yang memenuhi ketuntasan dengan mencapai kriteria baik (≥ 30) pada siklus I menunjukkan 70,37% dan pada siklus II meningkat menjadi 88.89%. Meningkatnya hasil belajar afektif siswa karena siswa merasa antusias dengan model baru yang selama ini tidak mereka pelajari. Berdasarkan hasil belajar psikomotorik siswa, persentase siswa yang memenuhi ketuntasan dengan mencapai kriteria baik (≥ 30) pada siklus I menunjukkan 74.07% dan pada siklus II meningkat menjadi 92.59%. Hasil penelitian penerapan model Project Based Learning yang dipadukan dengan Sharing

Galery mampu membuat siswa menjadi lebih aktif dalam pembelajaran dan memudahkan siswa

untuk memahami konsep suatu materi sehingga dapat meningkatkan hasil belajar kognitif, afektif dan psikomotorik siswa.

Saran

1. Guru hendaknya lebih mempersiapkan diri pada saat kegiatan belajar mengajar dan menciptakan suasana yang positif serta kondusif, sehingga siswa antusias dalam belajar.

2. Guru sebaiknya menggunakan model pembelajaran yang lebih variative, kreatif dan inovatif sehingga pembelajaran tidak monoton dan diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar kognitif, afektif dan psikomotorik siswa.

3. Penggunaan waktu untuk penerapan Project Based Learning yang dipadukan dengan Sharing

Galery dalam pembelajaran perlu diperhatikan sehingga pembelajaran dapat berjalan dengan

baik.

4. Siswa diharapkan lebih aktif mencari sumber-sumber belajar yang relevan secara mandiri sehingga dapat memecahkan permasalahan dan membuat suatu produk.

E. DAFTAR PUSTAKA

Aritonang, K. T. 2008. Minat dan Motivasi dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa. Jurnal

Pendidikan Penabur 7 (10):11-21

Asan, A & Haliloglu, Z. (2005). Implementingproject based learning in computer classroom. The Turkish Online Journal of Education Technology-TOJET 4(2):11-12

Djoko, A. (2011). Meningkatkan Keterampilan Kerjasama Siswa Dalam Belajar Melalui

Pembelajaran Kaloboratif. Jurnal Prospektus Nomor 2. (http://journal.lppmuninda.ac.id/index.php/formatif/article/donwload/108/105). Diakses pada 17 April 2017

Francek, Mark. (2006). Promoting Discussion in the Science Classroom Using Gallery Walk: A

Journal of College Science Teaching (2006). http://blog.stetson.edu/jrseminars/wp-content/uploads/Gallery walk.pdf (Diakses 10 November 2016).

Gulbahar, y. Tinmaz. (2006). Implementing Project Based learning And E-Portofolio Assessment In an Undergraduate Course. Journal of Research on Technology in Education, 38(3): 309-327. Diakses pada tanggal 29 Agustus 2016.

Hastuti, Purwanti Widhy. (2013). Langkah Pengembangan Pembelajaran IPA pada Implementasi

Kurikulum 2013.

(http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/tmp/lingkungan%20sebagai%20sumber%20belaj ar.pdf). Diakses pada tanggal 5 Oktober 2016.

Insih, Wilujeng. (2010). Kompetensi IPA Terintegrasi melalui Pendekatan Keterampilan Proses Mahasiswa Pendidikan IPA. Jurnal Ilmiah Pendidikan. Nomor. ISSN: 0216-1370I. (http://journal.uny.ac.id/index.php/cp/issue/view/87). Diakses pada tanggal 22 Oktober 2016.

Keegan, A. (2001). Quantity versus Quality in Project Based Learning Practices. Management

Learning. vol: 32 (1) pp : 77 - 98.

(http://journals.sagepub.com/doi/abs/10.1177/1350507601321006). Diakses pada tanggal 30 Agustus 2016.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. (2013). Kurikulum 2013. (http://www.kemdiknas. go.id/kemdikbud). Diakses pada tanggal 10 September 2016.

(11)

Seminar Nasional Pendidikan Sains II UKSW 2017

353

Khusniati, M. S.D. Pemelasari. (2014). Penerapan Critical Review Terhadap Buku Guru IPA

Kurikulum 2013 Untuk Mengembangkan Kemampuan Mahasiswa Dalam Menyusun

Perangkat Pembelajaran Berpendekatan Saintifik.

(http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/jpii). Diakses pada tanggal 25 Oktober 2016. Khoiru, Iif Ahmadi & Sofan Amri.(2011). PAIKEM GEMBROT Mengembangkan Pembelajaran Aktif,

Inovatif, Kreatif, Efektif, Menyenangkan, Gembira dan Berbobot (Sebuah Analisis Teoritis Konseptual dan Praktis). Jakarta: Prestasi Pustaka.

Liu, W. C. (2007). Project-Based Learning and Student Motivation. (Online). (http://www.goole.co.id/Project-Based-Learning-Journalfiletype.pdf). Diakses pada tanggal 24 Agustus 2016.

Nurohman, S. (2007). Pendekatan Project Based Learning sebagai Upaya Internalisasi Scientific Method Bagi Mahasiswa Calon Guru Fisika. Artikel Jurusan Pendidikan Fisisk FMIPA UNY. (Online). (http://staff. uny.ac.id/sites/default/files/132309 687/project-based-learning.pdf). Diakses 19 April 2017.

Rohmad. (2010). Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar Fiqih siswa kelas VIII melalui penerapan Metode Gallery Walk dan simulasi di Mts Al-Hadi Banyumeneng Mranggen Demak. Skripsi SI IAIN Walisongo. Semarang : perpustakaan fakultas tarbiyah IAIN Walisongo Semarang. Rohyeni. (2015). Efektivitas Penerapan Metode Gallery Walk dalam Meningkatkan Hasil Belajar

Peserta Didik pada Materi Lambang Bilangan Semester 1 Kelas VI Islamiyah Tahun 2012 Banyu Putih Batang (Skripsi). Semarang. Diakses pada tanggal 15 November 2016.

Sudatha, I Gede Wawan. (2011). Penilaian Ranah Afektif. (Online). ( http://www.undisha.ac.id/e-learning/staff/images/img_info/4/lt_10548.pdf.). Diakses pada tanggal 3 Maret 2017 Sudijono, A. (2011). Pengantar Evaluasi pendidikan. Jakarta : Grafindo Persada.

Sudjana, N. (2005). Penilaian Proses Hasil Belajar Mengajar. Bandung : Remaja Rosdakarya Offest. Wiyanto. (2008). Menyiapkan Guru Sains Mengembangkan Kompetensi Laboratorium. Semarang:

Universitas Negeri Semarang Press.

Zaenal, M. (2010). Pembelajaran Berbasis Proyek pada Materi Protista di SMA Nusa Bhakti Semarang untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa (Skripsi). Semarang: Universitas Negeri Semarang. Jurnal pendidikan Biologi. Diakses pada tanggal 10 Maret 2016.

Gambar

Gambar 1. (A) dan 1. (B) menunjukkan persentase jumlah siswa yang memenuhi nilai KKM  dengan  menggunakan  model  pembelajaran  Project  Based  Learning  dipadukan  dengan  Sharing  Gallery
Gambar  3.  Persentase  ketuntasan  hasil  belajar  psikomotorik  siswa  yang  mencapai  kategori  minimal baik (≥ 30)

Referensi

Dokumen terkait

memperoleh pemahaman tentang komunikasi organisasi, sumber daya, dan sikap pelaksana yang merupakan dimensi dari implementasi kebijakan public (2). Memperoleh gambaran umum

Adapun hasil dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pengaturan mengenai sanksi bagi pelaku perdagangan satwa yang dilindungi terdapat pada Pasal 40

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan analisis univariat dan analisa bivariat dengan menggunakan uji Spearmen Rank dengan derajat

Silinder pneumatik seperti pada gambar 2.2 adalah aktuator atau perangkat mekanis yang menggunakan kekuatan udara bertekanan (udara yang terkompresi) untuk

Untuk pengajuan Sertifikat Pemenuhan Aspek CPKB atau sertifikat CPKB akan dilakukan audit sarana termasuk kesesuaian dengan denah bangunan, maka pada saat dilakukan audit

Pengaruh realisasi APBD dan APBN yang lebih besar jika dibandingkan dengan triwulan I tahun 2017 sangat berdampak, sehingga terjadi peningkatan laju pertumbuhan

Pada skenario perubahan kecepatan node ini protokol routing AOMDV sedikit lebih unggul dibandingkan OLSR dapat disebabkan karena AOMDV memiliki fitur multipath

Dari hasil analisis menggunakan kromatografi gas (KG) diperoleh nilai kuantitas sitronelal dan dapat dihitung konversi sitronelal sehingga menghasilkan grafik seperti pada gambar