• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN MODEL SUPERVISI DENGAN PENDEKATAN HUMANISTIK UNTUK GURU BK SMA DI KABUPATEN KUBU RAYA TESIS. Oleh : ABDUL BASITH NIM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGEMBANGAN MODEL SUPERVISI DENGAN PENDEKATAN HUMANISTIK UNTUK GURU BK SMA DI KABUPATEN KUBU RAYA TESIS. Oleh : ABDUL BASITH NIM"

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

PENGEMBANGAN MODEL SUPERVISI DENGAN

PENDEKATAN HUMANISTIK UNTUK

GURU BK SMA DI KABUPATEN

KUBU RAYA

TESIS

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Pendidikan

Oleh :

ABDUL BASITH

NIM 0105513056

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

TAHUN 2015

(2)

i

PENGESAHAN UJIAN TESIS

Tesis dengan judul “Pengembangan Model Supervisi dengan Pendekatan Humanistik untuk Guru BK SMA di Kabupaten Kubu Raya” karya,

Nama : Abdul Basith

NIM : 0105513056

Program Studi : Bimbingan dan Konseling

telah dipertahankan dalam sidang Panitia Ujian Tesis Program Pascasarjana, Universitas Negeri Semarang pada hari Sabtu, tanggal 10 Oktober 2015.

Semarang, Oktober 2015

PANITIA UJIAN

Ketua, Sekretaris,

Prof. Dr. rer. nat. Wahyu Hardyanto, M. Si Dr. Anwar Sutoyo, M.Pd

NIP. 196011241984031002 NIP. 195811031986011001

Penguji I Penguji II

Prof. Dr. Mungin Eddy Wibowo, M.Pd.,Kons Dr. Awalya, M.Pd, Kons

NIP. 195211201977031002 NIP. 196011011987102001

Penguji III

Prof. Dr. Sugiyo, M.Si

(3)

ii

PERNYATAAN KEASLIAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa yang tertulis dalam tesis ini benar-benar karya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku, baik sebagian atau seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam tesis ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah. Atas pernyataan ini saya siap menanggung resiko/sanksi yang dijatuhkan apabila ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya ini.

Semarang, Oktober 2015 Yang membuat pernyataan,

Abdul Basith

(4)

iii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

SIKAP PROFESIONAL TUMBUH DARI PRIBADI YANG BERFUNGSI PENUH.

PRIBADI YANG BERFUNGSI SECARA PENUH AKAN MAMPU MENCIPTAKAN HUBUNGAN YANG BAIK, SALING MENGHARGAI,

DAN MAMPU BEREMPATI KEPADA SESAMA.

PRIBADI YANG BERFUNGSI SECARA PENUH AKAN MEMILIKI KESADARAN DIRI YANG TINGGI, BERTANGGUNG JAWAB, DAN MAMPU MENCIPTAKAN

MAKNA DALAM KEHIDUPANNYA.

PERSEMBAHAN

Almamater tercinta UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

(5)

iv ABSTRAK

Basith, Abdul. 2015. Pengembangan Model Supervisi dengan Pendekatan Humanistik untuk Meningkatkan Profesionalitas Guru BK SMA di Kabupaten Kubu Raya. Pembimbinng I Prof. Dr. Sugiyo, M. Si.,Pembimbing II Dr. Awalya, M.Pd.,Kons.

Kata Kunci : pendekatan humanistik, guru bimbingan dan konseling, supervisi.

Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk: (1) mendeskripsikan dan menganalisis model faktual supervisi guru BK yang diterapkan pada SMA di Kabupaten Kubu Raya, (2) menghasilkan model hipotetik supervisi dengan pendekatan humanistik untuk guru BK SMA di Kabupaten Kubu Raya, dan (3) menghasilkan model supervisi dengan pendekatan humanistik yang layak untuk guru BK SMA di Kabupaten Kubu Raya.

Metode penelitian yang digunakan yaitu dengan pendekatan penelitian dan pengembangan (R&D) dengan berpedoman pada langkah-langkah penelitian dan pengembangan (research and development) menurut Gall, Gall, and Borg. Prosedur pengembangan dalam penelitian ini melalui dua tahapan, yaitu (1) tahap studi pendahuluan, yang terdiri dari studi literatur, studi lapangan, deskripsi dan analisis temuan, (2) tahap pengembangan, terdiri dari merumuskan model supervisi, validasi ahli, validasi praktisi dan FGD. Lokasi penelitian yaitu SMA di Kabupaten Kubu Raya.

Hasil penelitian menunjukkan (1) Pelaksanaan supervisi guru BK masih ditemukan aspek-aspek kelemahan dari tahapan perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengendalian sehingga berdampak pada ketidak efektifan pelaksanaan supervisi dalam membantu guru BK meningkatkan kemampuan/ keterampilan dalam memberikan layanan bimbingan dan konseling, (2) Desain model hipotetik supervisi dengan pendekatan humanistik dikembangkan atas kebutuhan untuk menghasilkan model supervisi yang lebih efektif. Desain hipotetik ini terdiri atas delapan komponen utama, yaitu (a) rasional, (b) visi dan misi, (c) tujuan, (d) asumsi, (e) langkah-langkah, (f) evaluasi, (g) tindak lanjut, (h) penutup, (3) Berdasarkan hasil uji kelayakan dari ahli dan praktisi melaui instrumen validasi serta instrumen keterbacaan model pada pelaksanaan focus group discussion (FGD) maka model supervisi dengan pendekatan humanistik sudah siap digunakan/layak untuk diimplementasikan. Model yang layak diimplementasikan terdiri dari delapan komponen, yaitu (a) rasional, (b) visi dan misi, (c) tujuan, (d) isi, (e) prosedur, (f) evaluasi, (g) tindak lanjut (h) penutup.

(6)

v ABSTRACT

Basith, Abdul. 2015. The development of supervision model using humanistic approach to improve Senior High School Guidance and Counseling Teacher Professional in Kubu Raya Regency. First advisor : Prof. Dr. Sugiyo, M.Si., Second advisor : Dr. Awalya, M.Pd., Kons.

Keywords : humanistic approach, guidance and counseling teacher, supervision. The purposes of this study were: (1) to describe and analyze the factual supervision guidance and counseling teachers which is applied in Kubu Raya Senior High School, (2) produce hypothetical supervision model using humanistic approach to guidance and counseling senior high school teacher in Kubu Raya, and (3) produce a model of supervision using a humanistic approach that is feasible to guidance and counseling teachers in Kubu Raya.

In this research, I used research and development according to Gall, Gall and Borg. There are two phases in this research namely (1) the stage of preliminary studies, and (2) the developmental stage. Procedure development in this research through two phases, namely (1) the preliminary study stage, which consists of literature studies, field studies, description and analysis of the findings, (2) the development stage, consisting of formulating a model of supervision, expert validation, validation practitioners and FGD. The location of research is Kubu Raya senior high school.

The results showed (1) Implementation of supervision BK teachers still found aspects of the weakness of the stages of planning, organizing, implementation and control so that the impact on the ineffectiveness implementation of supervision in helping teachers BK improve the ability/ skills in providing guidance and counseling services, (2) design hypothetical model of supervision with a humanistic approach developed on the need to produce more effective supervision models. Design hypothetical consists of eight main components, namely (a) rational, (b) the vision and mission, (c) objectives, (d) assumptions, (e) steps, (f) evaluation, (g) follow-up, (h) finality, (3) Based on the due diligence of experts and practitioners through the instrument validation and legibility instrument modeled on the implementation of the focus group discussion (FGD), the model of supervision with a humanistic approach is ready for use/feasible to implement. Decent model implemented consists of eight components, namely (a) rational, (b) the vision and mission, (c) objectives, (d) content, (e) procedures, (f) evaluation, (g) follow-up, (h) finality.

(7)

vi PRAKATA

Segala puji dan syukur kehadirat Allah Swt. yang telah melimpahkan rahmat-Nya. Berkat karunia-Nya, peneliti dapat menyelesaikan tesis yang berjudul “Pengembangan Model Supervisi dengan Pendekatan Humanistik untuk Guru BK SMA di Kabupaten Kubu Raya”. Tesis ini disusun sebagai salah satu persyaratan meraih gelar Magister Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Bimbingan dan Konseling Program Pascasarjana Universitas Negeri Semarang.

Penelitian ini dapat diselesaikan berkat bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, peneliti menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada pihak-pihak yang telah membantu penyelesaian penelitian ini. Ucapan terima kasih peneliti sampaikan pertama kali kepada para pembimbing: Prof. Dr. Sugiyo, M.Si. (Pembimbing I sekaligus Penguji III) dan Dr. Awalya, M.Pd.,Kons (Pembimbing II sekaligus Penguji II) yang ditengah-tengah kesibukan beliau berdua telah memberikan bimbingan yang mendalam dengan sabar dan penuh kearifan, selalu bijak dalam menuntun dan memberikan motivasi mulai dari awal sampai akhir, semoga Allah Swt senantiasa memberikan kesehatan dan melimpahkan rahmat_Nya.

Ucapan terima kasih peneliti sampaikan juga kepada semua pihak yang telah membantu selama proses penyelesaian studi, di antaranya:

1. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (DIRJEN DIKTI) yang telah memberikan beasiswa BPP-DN calon dosen program pendidikan S2 (Magister) pada Program Studi Bimbingan dan Konseling di Universitas Negeri Semarang.

2. Prof. Dr. Fathur Rokhman, M. Hum selaku Rektor Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan kesempatan kepada peneliti untuk dapat mengikuti pendidikan S2 (Magister) Program Pascasarjana pada perguruan tinggi yang dipimpin.

3. Prof. Dr. Achmad Slamet, M.Si selaku Direksi Program Pascasarjana Unnes yang telah memberikan kesempatan serta arahan selama pendidikan, penelitian, dan penulisan tesis ini

4. Prof. Dr. Mungin Eddy Wibowo, M.Pd.,Kons selaku Ketua Program Studi Pendidikan Bimbingan dan Konseling sekaligus penguji utama dan Dr. Anwar Sutoyo, M.Pd selaku Sekretaris Program Studi Pendidikan Bimbingan dan Konseling sekaligus

(8)

vii

Sekretaris Tim Penguji yang telah memberikan kesempatan dan arahan dalam penulisan tesis ini.

5. Prof. Dr. rer. nat. Wahyu Hardyanto, M. Si selaku Ketua Pelaksana Ujian Tesis yang telah membantu terlaksananya ujian tesis yang kondusif.

6. Bapak dan Ibu dosen Program Pascasarjana Unnes, yang telah banyak memberikan bimbingan dan ilmu kepada peneliti selama menempuh pendidikan.

7. Bapak Drs. Muhammad Yunus, M.Pd selaku Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Kubu Raya yang telah memberikan ijin kepada peneliti untuk melakukan penelitian pada SMA di bawah naungan Dinas Pendidikan yang dipimpinnya.

8. Bapak Ramli, S.Pd.,M.Pd selaku pengawas SMA (menaungi bimbingan dan konseling) yang telah banyak membantu dalam proses penelitian sehingga tesis ini dapat terselesaikan.

9. Kepala Sekolah dan guru BK SMA di Kabupaten Kubu Raya yang telah kooperatif dalam pelaksanaan penelitian sehingga proses penelitian dapat berjalan dengan lancar. 10. Teman-teman jurusan BK angkatan 2013, terkhusus rombel B Pascasarjana

Universitas Negeri Semarang, terimakasih selalu ada saat penulis membutuhkan. 11. Ayahanda dan Ibunda, Bapak dan Ibu mertua, istri tercinta serta adik-adik tersayang

atas semua pengorbanan serta doa yang diberikan hingga sampai saat ini.

12. Semua pihak yang telah memberikan bantuannya kepada penulis dalam menyelesaikan draft tesis ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Peneliti sadar bahwa dalam tesis ini masih terdapat kekurangan, baik isi maupun tulisan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak sangat peneliti harapkan. Semoga hasil penelitian ini bermanfaat dan merupakan kontribusi bagi pengembangan ilmu pengetahuan.

Semarang, Oktober 2015 Penulis,

Abdul Basith NIM. 0105513056

(9)

viii DAFTAR ISI

Halaman

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... i

PERNYATAAN KEASLIAN ... ii

MOTTO DAN PEMBAHASAN ... iii

ABSTRAK... iv

ABSTRACT ... v

PRAKATA ... vi

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 9 1.3 Batasan Masalah ... 10 1.4 Rumusan Masalah ... 10 1.5 Tujuan Penelitian ... 11 1.6 Manfaat Penelitian 1.6.1 Manfaat Teoretis ... 11 1.6.2 Manfaat Praktis ... 12

1.7 Spesifikasi Produk yang Dikembangkan ... 12

1.8 Asumsi Penelitian dan Keterbatasan Pengembangan 1.8.1 Asumsi Penelitian ... 13

1.8.2 Keterbatasan Pengembangan ... 14

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA TEORETIS, KERANGKA BERPIKIR 2.1 Kajian Pustaka... 15

2.2 Kerangka Teoretis 2.2.1 Manajemen Program Layanan BK ... 20

(10)

ix

2.2.3 Pendekatan Humanistik ... 37

2.2.4 Supervisi dengan Pendekatan Humanistik ... 45

2.2.5 Pengawas BK ... 50

2.2.6 Guru BK ... 2.2.7 Pengembangan Model Supervisi dengan Pendekatan Humanistik... 56

2.3 Kerangka Berpikir ... 58

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian... 62

3.2 Prosedur Pengembangan 3.2.1 Tahap Studi Pendahuluan ... 66

3.2.2 Tahap Pengembangan ... 67

3.3 Sumber Data dan Subjek Peneletian ... 68

3.4 Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data ... 69

3.5 Teknik Analisis Data ... 77

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Studi Pendahuluan ... 79

4.1.2 Pengembangan Model ... 86

4.2 Pembahasan 4.2.1 Pembahasan Model Faktual Supervisi dengan Pendektan Humanistik... 128

4.2.2 Pembahasan Model Hipotetik Supervisi dengan Pendektan Humanistik... 130

4.2.3 Pembahasan Produk Akhir Supervisi dengan Pendektan Humanistik... 131 BAB V PENUTUP 5.1 Simpulan ... 134 5.2 Implikasi... 135 5.3 Saran... 135 DAFTAR PUSTAKA ... 137

(11)

x

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1.1 Data Guru BK Kabupaten Kubu Raya tahun 2014 ... 3

1.2 Data Pelatihan Guru BK ... 3

1.3 Data Supervisi Guru BK Kabupaten Kubu Raya tahun 2014 ... 3

3.1 Matrik Kerangka Penelitian R&D ... 68

3.2 Pedoman Wawancara Kondisi Kepengawasan ... 70

3.3 Pedoman Wawancara Need Assesment ... 73

3.4 Format Lembar Instrumen Validasi Ahli dan Praktisi ... 75

3.5 Format Lembar Instrumen Keterbacaan Model ... 76

4.1 Data Supervisi Guru BK Kabupaten Kubu Raya tahun 2014 ... 80

4.2 Kegiatan Pelaksanaan Penelitian Pendahuluan... 80

4.3 Hasil Uji Validasi Supervisi dengan Pendekatan Humanistik ... 100

4.4 Masukan dan Saran Perbaikan dari Pakar dan Praktisi... 102

4.5 Peserta Focus Group Discussion (FGD) Pengembangan Model Supervisi dengan Pendekatan Humanistik ... 103

4.6 Hasil Instrumen Keterbacaan Model Supervisi dengan Pendekatan Humanistik pada Kegiatan FGD ... 104

4.7 Masukan dan Saran Perbaikan Model Supervisi dengan Pendekatan Humanistik pada Kegiatan FGD ... 107

(12)

xi

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Kerangka Berpikir... 61

3.1 Langkah-langkah Research and Development ... 64

3.2 Desain Ringkas Research and Development ... 66

3.3 Kerangka Penelitian Pengembangan ... 78

4.1 Data display diagram fishbond tentang kelemahan pelakasanaan supervisi BK ... 84

4.2 Grafik Penilaian Validasi Ahli dan Praktisi Model Supervisi dengan Pendekatan Humanistik ... 101

4.3 Grafik Penilaian Validasi Ahli dan Praktisi Model Supervisi dengan Pendekatan Humanistik ... 106

(13)

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1 Pedoman Wawancara Kondisi Kepengawasan ... 141

2 Catatan Lapangan Wawancara Kondisi Kepengawasan ... 143

3 Pedoman Wawancara Need Assesment ... 145

4 Catatan Lapangan Wawancara Need Assesment ... 146

5 Lembar Instrumen Validator Ahli dan Praktisi ... 154

6 Daftar Hadir Peserta Kegiatan FGD ... 157

7 Lembar Instrumen Keterbacaan Model ... 158

8 Hasil Instrumen Keterbacaan Model pada Kegiatan FGD ... 161

9 Hasil Masukan dan Saran pada Kegiatan FGD ... 162

(14)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Layanan bimbingan dan konseling merupakan bagian integral dari proses pendidikan pada satuan pendidikan, di luar penyelenggaraan mata pelajaran, muatan lokal, ataupun kegiatan extra kurikuler. Program layanan bimbingan dan konseling merupakan upaya pengembangan kepribadian peserta didik yang dilakukan melalui berbagai layanan dan kegiatan pendukung. Layanan bimbingan dan konseling sebagai komponen penting yang memberikan kontribusi dalam pembentukan dan pengembangan kompetensi lulusan yang memiliki karakter kuat dan menguasai soft skill dan hard skill serta menghargai keragaman, daya saing di area lokal, nasional dan global. Layanan bimbingan dan konseling yang bermutu tentunya mengandung unsur tujuan, personel, kegiatan-kegiatan, sumber-sumber yang dibutuhkan, cara melakukan dan evaluasi program.

Pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan tentunya tidak terlepas dari peranan guru BK di sekolah. Guru berkualitas, profesional dan berpengetahuan, tidak hanya berprofesi sebagai pengajar, namun juga mendidik, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik. Oleh karena itu, guru BK dituntut untuk memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam melaksanakan tugas dan fungsi pokoknya sebagai tenaga pendidik sekaligus pembimbing sehingga dapat bekerja secara profesional dalam memberikan layanan kepada siswa secara optimal.

(15)

2

Perkembangan pendidikan saat ini tentunya memberikan tantangan dan tuntutan tersendiri bagi seorang guru BK, terlebih dengan diberlakukannya kurikulum 2013. Pada kurikulum tersebut konselor memiliki posisi strategis dalam pelaksanaan pendidikan di sekolah sebagaimana yang tertuang dalam Permendikbud No. 81 A tahun 2013 lampiran IV yang menyatakan bahwa guru bimbingan dan konseling atau konselor bertugas dan berkewajiban menyelenggarakan pelayanan yang menagarah pada pelayanan dasar, pelayanan pengembangan, pelayanan peminatan studi, pelayanan terapeutik, dan pelayanan diperluas. Kemudian diperkuat lagi dengan dikeluarkannya Permendikbud nomor 111 tahun 2014 tentang pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling pada jenjang pendidikan dasar dan menengah. Karena itu Guru BK harus meningkatkan dan mengembangkan profesionalitasnya dengan senantiasa melakukan asesmen terhadap kinerjanya secara berkelanjutan.

Realita saat ini menunjukkan bahwa kepercayaan (trust) terhadap layanan bimbingan dan konseling sangat rendah padahal kekuatan eksistensi suatu profesi bergantung kepada public trust (Brigg & Blocher dalam Wibowo, 2002: 22). Ini tentunya tidak bisa dipersalahkan karena melihat performa konselor di sekolah yang ditunjukkan dengan kinerja kurang optimal. Agus Taufiq (2011: 1) dalam hasil penelitiannya menunjukkan bahwa masih banyak guru bimbingan dan konseling yang memiliki kinerja yang rendah di sekolah, khusus di tingkat SMA. Hasil penelitian terdahulu menunjukkan bahwa 58% guru bimbingan dan konseling belum bekerja secara profesional. Kecenderungan menunjukkan bahwa para konselor tidak melakukan usaha yang berkesinambungan untuk

(16)

3

meningkatkan kualitas kinerja profesional mereka. Kondisi di atas tentunya tidak bisa dibiarkan berlarut-larut mengingat tuntutan dalam dunia pendidikan saat ini yang begitu besar menaruh harapan pada posisi strategis bimbingan dan konseling di sekolah.

Kondisi guru BK dan layanan bimbingan dan konseling di Kabupaten Kubu Raya saat ini dapat dilihat dari data yang diperoleh pada saat observasi dan dokumentasi yang dilakukan peneliti pada Bapak Ramli, S.Pd.,M.Pd selaku Pengawas tingkat SMA Dinas Pendidikan Kabupaten Kubu Raya pada Juni 2014.

Tabel 1.1 Data Guru BK Kabupaten Kubu Raya tahun 2014 Jenis Sekolah Jumlah Sekolah Guru BK Pendidikan Non BK Telah Sertifikasi Menyusun PTBK SMA 19 25 13 5 0

Tabel 1.2 Data Pelatihan Guru BK

No Tingkat Pelatihan Seminar Workshop Keterangan

1 Nasional 2 3 Rata-rata 1x

2 Provinsi 3 2 Rata-rata 1x

3 Kabupaten 7 5 Rata-rata 1x

Table 1.3 Data Supervisi Guru BK Kabupaten Kubu Raya tahun 2014 Jenis Instrumen Administrasi Ada Lengkap Ada Kurang Lengkap Ada Tidak Diisi Tidak Ada Keterangan Program BK 12 11 - 2

Buku Pribadi Siswa 5 3 - 17

Kartu Kasus 9 - 8 8

Buku Catatan Kasus 11 - 6 8

Peta Kelas 5 - - 20

Peta Siswa 5 - - 20

(17)

4

Pada tabel 1.1 menunjukkan terdapat 5 orang (20%) guru BK yang sudah memiliki sertifikat profesional, 13 orang (52%) guru BK yang tidak berlatar bimbingan dan konseling dan belum ada guru BK yang menyusun PTBK. Data di atas menggambarkan kondisi guru BK yang tidak memadai, terlihat begitu minimnya guru BK yang berlatar belakang pendidikan bimbingan dan konseling sehingga berdampak pada minimnya guru BK berlabel profesional yang telah sertifikasi dan menyusun PTBK.

Pada tabel 1.2 menunjukkan sedikit sekali guru BK yang mengikuti kegiatan pengembangan profesi baik berupa seminar maupun workshop di tingkat nasional, provinsi dan kabupaten. Ini ditunjukkan dengan 5 orang (20%) yang mengikuti pelatihan tingkat nasional, 5 orang (20%) yang mengikuti pelatihan tingkat provinsi dan 12 orang (48%) yang mengikuti pelatihan tingkat kabupaten.

Pada tabel 1.3 menunjukkan pelaksanaan kegiatan layanan bimbingan dan konseling belum maksimal, ini mengindikasikan bahwa pengaplikasian profesionalitas guru BK belum optimal sehingga belum berdampak pada mutu layanan bimbingan dan konseling serta belum bisa menghilangkan persepsi bahwa layanan bimbingan dan konseling belum memiliki kontribusi dalam sistem pendidikan di sekolah.

Dari beberapa data di atas menunjukkan bahwa perlu adanya pembinaan secara intensif bagi setiap guru BK. Pembinaan yang dimaksudkan tentunya dapat diberikan melalui kegiatan supervisi. Beberapa penelitian yang memperkuat pentingnya supervisi bagi pengembangan profesionalitas guru BK adalah sebagai berikut:

(18)

5

I Putu Gede Ardika. (2010). mengemukakan hasil penelitian bahwa (1) terdapat kontribusi supervisi bimbingan konseling terhadap kinerja guru pembimbing secara signifikan, (2) terdapat kontribusi iklim kerja sekolah terhadap kinerja guru pembimbing secara signifikan, (3) terdapat kontribusi motivasi kerja terhadap kinerja guru pembimbing secara signifikan, (4) terdapat kontribusi secara bersama-sama antara supervisi bimbingan konseling, iklim kerja sekolah, dan motivasi kerja terhadap kinerja guru pembimbing secara signifikan.

Kemudian lebih lanjut Nyman, Scott J and Timothy B. Smith (Journal of Counseling & Development, 2010) mengemukakan hasil penelitian bahwa dalam upaya meningkatkan kualitas konselor yang bertanggung jawab atas pelayanan terhadap klien atau siswa, maka prosedur pengawasan, yang sering dilaksanakan meliputi pengawasan secara individu dan pertemuan kelompok dan staf professional berlisensi dengan mengadakan pelatihan. Biasanya melalui pelatihan juga akan mengembangkan dan memelihara pedoman pengawasan disertai pengawasan untuk memastikan model yang memadai serta kontinuitas dari kegiatan pengawasan tersebut untuk menjawab tantangan.

Selanjutnya hasil penelitian Glenn W. Lambie and Shad M. Sias (Journal of Counseling & Development, 2009) menjelaskan bahwa supervisi untuk mengembangkan dan meningkatkan kemampuan seorang konselor yang lebih konkrit, membutuhkan struktur supervisi dan supervisor yang lebih maju, mendukung serta memiliki pemikiran yang komprehensif, lebih kolegial pada lingkungan yang lebih difokuskan kepada peningkatan kemampuan konselor secara individu.

(19)

6

Menurut Sahertian (2008: 17) “supervisi adalah suatu usaha menstimulasi, mengoordinasi, dan membimbing secara kontinu pertumbuhan guru-guru di sekolah, baik secara individual maupun kolektif, agar lebih mengerti dan lebih efektif dalam mewujudkan seluruh fungsi pengajaran”. Pembinaan profesionalitas guru BK perlu dirancang secara sistematis dan berkelanjutan. Ini tentunya memerlukan sunber daya manusia (SDM) yang handal dalam melaksanakan pembinaan sehingga tujuan supervisi itu sendiri dapat tercapai secara optimal. Tenaga kependidikan yang berkompeten melakukan supervisi tentunya adalah pengawas sekolah. Tugas pokok pengawas sekolah adalah membina dan mengawasi penyelenggaraan pendidikan baik teknis edukatif maupun teknis administratif pada satuan pendidikan tertentu. Kegiatan supervisi tentunya akan dapat terlaksana dengan baik apabila supervisor memiliki kompetensi profesional dalam bidang bimbingan dan konseling (Purwanto, 2009: 85-86).

Supervisi terhadap guru BK dalam layanan bimbingan dan konseling oleh pengawas maupun kepala sekolah di Kabupaten/Kota merupakan hal yang sangat penting karenanya harus dilaksanakan secara profesional. Karena itu setiap guru tentunya wajib mengikuti kegiatan supervisi dikarenakan akan membawa efek positif terhadap peningkatan profesionalitas guru BK dalam bekerja. Ini sejalan dengan hasil penelitian Ni Km. Dewi A. N. dkk. (2013: 1) yang menyimpulkan bahwa terdapat determinasi yang signifikan supervisi bimbingan konseling terhadap kinerja guru pembimbing, terdapat determinasi yang signifikan iklim kerja terhadap kinerja guru pembimbing, terdapat determinasi yang signifikan motivasi kerja terhadap kinerja guru pembimbing, dan terdapat determinasi yang

(20)

7

signifikan secara bersama-sama supervisi bimbingan konseling, iklim kerja sekolah dan motivasi kerja terhadap kinerja guru BK.

Pelaksanaan supervisi akan membantu guru BK dalam melaksanakan tugas dan fungsinya serta dapat mengendalikan kualitas layanan yang diberikan, meningkatkan profesionalitas, serta sebagai alat untuk memotivasi dalam mengembangkan kinerja sesuai dengan standar keilmuan khususnya bidang bimbingan dan konseling. Ini sejalan dengan pendapat Sukardi (2008: 286) yang menyatakan bahwa supervisi yang dilakukan terhadap bimbingan dan konseling di sekolah secara sistemtatis, objektif, realistis, antisipatif, konstruktif, kreatif, kooperatif, dan kekeluargaan akan mampu memantau, menilai, memperbaiki, meningkatkan dan mengembangkan profesionalisme guru dalam pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah.

Namun kenyataan di lapangan mengindikasikan bahwa pelaksanaan supervisi bimbingan dan konseling oleh pengawas dan kepala sekolah belum sesuai dengan harapan. Berikut terungkap beberapa hal terkait pelaksanaan supervisi terhadap guru BK di sekolah, yaitu:

1. Supervisi dilakukan oleh pengawas maupun kepala sekolah hanya bersifat sewaktu-waktu (satu tahun sekali) sehingga belum maksimal.

2. Supervisi yang dilakukan bersifat administratif sehingga aspek akademik kurang diperhatikan (tabel 1.3). Pengawas hanya mengecek pekerjaan guru BK tanpa memberikan perbaikan-perbaikan.

3. Model supervisi yang dilakukan saat ini belum efektif dilaksanakan karena bersifat apa adanya dan tidak direncanakan dengan baik.

(21)

8

Fakta di atas menunjukkan bahwa sesungguhnya pelaksanaan supervisi BK di sekolah jauh dari ideal padahal supervisi merupakan hal yang sangat penting dalam mengontrol (controlling) dan pengembangan sumber daya manusia (human resources development) dalam rangka peningkatan mutu layanan bimbingan dan konseling di sekolah sehingga harus dilaksanakan secara berkesinambungan. Sailesh Sharma, dkk. (2011: 1) dari hasil penelitiannya memberikan penguatan bahwa pengawasan instruksional yang hanya meninjau, penyelesaian data dan proses hukuman tidak memberikan keuntungan bagi para guru. Para peserta menekankan untuk melibatkan guru, kepala sekolah, guru mata pelajaran dan spesialis subjek untuk membuat praktek pengawasan instruksional lebih bermakna. Temuan menganjurkan untuk pengawasan menjadi pembangunan yang berkelanjutan.

Berdasarkan fakta-fakta yang terungkap mengenai rendahnya kompetensi profesional guru BK serta pelaksanaan supervisi bimbingan dan konseling di Sekolah yang belum optimal dilakukan menjadi penguat bagi peneliti untuk melakukan penelitian tentang “Pengembangan Model Supervisi dengan Pendekatan Humanistik untuk Guru BK SMA di Kabupaten Kubu Raya”. Selain untuk memperoleh gelar magister pendidikan peneliti juga termotivasi untuk memberikan kontribusi bagi kemajuan pendidikan di Kabupaten Kubu Raya. Dengan dikembangkannya model supervisi dengan pendekatan humanistik ini, peneliti meyakini bahwa pengawas BK akan mampu menggunakannya untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam melaksanakan pembinaan terhadap guru BK. Dengan pendekatan humanistik yang digunakan dapat

(22)

9

membantu supervisor dalam memberikan supervisi sekaligus terapi kepada para guru agar lebih profesional dalam bekerja. Ini tentunya akan mampu mengatasi masalah/kebutuhan serta meningkatkan profesionalitas guru BK dalam pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling sehingga bermuara pada peningkatan mutu layanan yang diberikan untuk peserta didik. Sejalan dengan hasil penelitian Yakob Payu (2011: 1) yaitu jika menggunakan pendekatan humanistik untuk kompetensi profesional guru dapat ditingkatkan "diterima".

Penelitian yang akan dikembangkan memiliki perbedaan yang signifikan dari bebebrapa penelitian terdahulu yang ada yaitu menggunakan metode research and development. Peneliti berusaha mengembangkan model supervisi yang sudah ada namun belum optimal dilaksanakan di lapangan sehingga perlu adanya pengembangan secara optimal melalui pendekatan humanistik.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan pada latar belakang di atas bahwa pelaksanaan supervisi di Kabupaten Kubu Raya belum terlaksana secara optimal, ini dikarenakan oleh beberapa faktor sebagai berikut:

1. Supervisi yang dilakukan cenderung hanya bersifat administratif sehingga aspek akademik kurang begitu diperhatikan. Akhirnya supervisi yang dilakukan belum mampu membantu meningkatkan profesionalitas guru BK di SMA secara komprehensif.

2. Model supervisi yang diberikan oleh pengawas BK di Kabupaten Kubu Raya belum efektif dilakukan karena bersifat apa adanya (pre memori), kurang fokus dan konstruktif sehingga pembinaan kurang terstruktur dan sistematis.

(23)

10

3. Pelaksanaan supervisi yang diberikan oleh pengwas hanya bersifat umum tanpa menggunakan pendekatan supervisi yang tepat sehingga tidak terjadi proses pembinaan secara optimal bagi peningkatan profesionalitas guru BK di SMA.

1.3 Cakupan Masalah

Agar pembahasan penulis lebih terfokus pada variabel penelitian yang telah ditentukan, maka penulis perlu dengan jelas memberikan batasan terhadap masalah penelitian. Dasar dari cakupan masalah penelitian ini bersumber dari tenaga, waktu, dana dan tempat dilakukannya penelitian. Karena itu, cakupan yang dibuat peneliti adalah hal-hal yang berfokus pada pengembangan model supervisi dengan pendekatan humanistik untuk guru BK SMA di Kabupaten Kubu Raya.

1.4 Rumusan Masalah

Masalah utama dalam penelitian ini adalah bagaimanakah pengembangan model supervisi dengan pendektan humanistik untuk guru BK SMA di Kabupaten Kubu Raya?. Masalah utama tersbut dijabarkan dalam rumusan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimanakah pelaksanaan supervisi guru BK yang diterapkan pada SMA di Kabupaten Kubu Raya?

2. Bagaimanakah desain model supervisi dengan pendekatan humanistik untuk guru BK SMA di Kabupaten Kubu Raya?

(24)

11

3. Bagaimanakah kelayakan model supervisi dengan pendekatan humanistik untuk guru BK SMA di Kabupaten Kubu Raya?

1.5 Tujuan Penelitian

Tujuan utama dalam penelitian ini adalah mengembangkan model supervisi dengan pendekatan humanistik untuk guru BK SMA di Kabupaten Kubu Raya, dengan penjabaran tujuan sebagai berikut:

1. Mendeskripsikan dan menganalisis model faktual supervisi guru BK yang diterapkan pada SMA di Kabupaten Kubu Raya

2. Menghasilkan model hipotetik supervisi dengan pendekatan humanistik untuk guru BK SMA di Kabupaten Kubu Raya.

3. Menghasilkan model akhir supervisi dengan pendekatan humanistik yang layak untuk guru BK SMA di Kabupaten Kubu Raya.

1.6 Manfaat Penelitian 1.6.1 Manfaat Teoretis

Secara teoretis penelitian ini dapat dijadikan sebagai landasan teori untuk kegiatan-kegiatan penelitian yang berkaitan dengan supervisi guru bimbingan dan konseling dengan pendekatan humanistik serta bermanfaat bagi pengembangan keilmuan dalam bimbingan dan konseling selanjutnya.

(25)

12

1.6.2 Manfaat Praktis

Manfaat paraktis dalam penelitian ini adalah: 1.6.2.1 Bagi Pengawas BK

Model supervisi dengan pendekatan humanistik yang dihasilkan dapat mempermudah pengawas dalam melaksanakan tugas dan fungsinya sebagai supervisor untuk melakukan pembinaan terhadap guru BK yang mengalami permasalahan dalam menjalankan tugas profesionalitasnya dalam layanan bimbingan dan konseling.

1.6.2.2 Bagi Dinas Pendidikan Kubu Raya

Model supervisi dengan pendekatan humanistik yang dikembangkan dapat meningkatkan profesionalitas guru BK yang ditunjukkan dengan pelaksanaan layanan BK di sekolah yang optimal sehingga berimplikasi terhadap peningkatan mutu pendidikan.

1.7 Spesifikasi Produk yang Dikembangkan

Model yang dimaksud dalam penelitian ini adalah model supervisi dengan pendekatan humanistik untuk guru BK SMA. Model yang akan dikembangkan memiliki beberapa spesifikasi produk, yaitu:

1. Model supervisi guru bimbingan dan konseling dengan pendekatan humnistik 2. Panduan model supervisi guru bimbingan dan konseling dengan pendekatan

humanistik tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA)

3. Format validasi model supervisi guru bimbingan dan konseling dengan pendekatan humanistik

(26)

13

1.8 Asumsi Penelitian dan Keterbatasan Pengembangan 1.8.1 Asumsi Penelitian

Asumsi menjadi acuan pokok dalam mengembangkan model supervisi dengan pendekatan humanistik serta merupakan dasar dalam menentukan karakteristik model yang akan dihasilkan. Adapun asumsi yang dimaksudkan adalah sebagai berikut:

1. Guru bimbingan dan konseling dalam melaksanakan tugas dan fungsinya belum menunjukkan mutu yang baik terutama aktualisasi profesionalitas sesuai dengan tuntutan profesi, sehingga hal tersebut memerlukan peran supervisi untuk membantu guru bimbingan dan konseling agar kompetensi yang dimilikinya dapat dioptimalkan.

2. Guru BK yang sudah memenuhi kualifikasi akademik tidak serta merta memiliki kompetensi secara utuh yang membuatnya dapat melaksanakan tugas dan fungsi secara baik, karenanya sangat dibutuhkan supervisi sebagai kontrol agar dapat menjalankan tugas dan fungsinya berdasarkan kompetensi yang utuh sesuai dengan standar keilmuan bimbingan dan konseling secara komprehensif.

3. Supervisi yang dilaksanakan oleh supervisor bimbingan dan konseling dalam hal ini adalah Pengawas dan Kepala Sekolah di Kabupaten Kubu Raya hanya bersifat formalitas dan administratif semata sehingga kurang membantu guru bimbingan dan konseling dalam meningkatkan kompetensinya sehingga dibutuhkan model supervisi yang mampu memfasilitasi proses supervisi yang bersifat akademik.

(27)

14

4. Melalui pengembangan model supervisi dengan pendekatan humanistik akan terjalin suatu hubungan interpersonal yang baik antara pengawas BK dan guru BK sehingga akan timbul kesadaran diri yang disertai tanggung jawab samapai dengan kemampuan menciptakan makna dalam bekerja. Ini tentunya akan memberikan dampak yang signifikan terhadap peningkatan profesionalitas guru BK, yang selanjutnya berdampak pada peningkatan layanan bimbingan dan konseling pada peserta didik.

1.8.2 Keterbatasan Penelitian dan Pengembangan

Adapun keterbatasan pengembangan yang dimaksud adalah keterbatasan desain yang dihasilkan untuk memecahkan permasalahan yang dihadapi. Adapun keterbatasan tersebut adalah:

1. Model ini hanya dilakukan sampai uji terbatas, yaitu lingkup Kabupaten Kubu Raya

2. Model supervisi ini dikhususkan untuk guru bimbingan dan konseling tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA) Kabupaten Kubu Raya, sehingga belum tentu dapat digunakan di daerah lain.

3. Uji terbatas melalui focus group discussion (FGD) hanya dilakukan pada Pengawas BK, Kepala Sekolah dan guru BK SMA di Kabupaten Kubu Raya. 4. Penelitian ini belum melakukan uji efektifitas sehingga diperlukan uji coba

Referensi

Dokumen terkait

FORM PEMERIKSAAN REKAM MEDIK DAN MODEL STUDI No1. Maloklusi

pertama dan diperingkat terakhir adalah Propinsi DI Jogjakarta. Tidak terdapat perbedaan tingkat efisiensi yang signifikan pada kinerja keuangan pemerintah propinsi

kesimpulan bahwa paling tidak terdapat perbedaan antar kelompok uji pada setiap konsentrasi, untuk mengetahui kelompok uji yang mempunyai perbedaan maka dilakukan

Ada beberapa cara yang digunakan untuk menyelesaikan permasalahan rute salah satunya metode Travelling Salesman Problem (TSP) secara garis besar dalam distribusi

Penelitian ini difokuskan pada alasan mengapa di zaman yang semakin modern ini, masih ada masyarakat Indonesia khususnya di daerah terpencil yaitu pada Suku Boti

Ironisnya, pemenuhan kebutuhan informasi tersebut justru menjadikan munculnya tindak kecurangan yang terjadi dalam dunia pendidikan saat ini, yang menjadikan informasi

worksheets for just $ 19.95 per year.

Ketika ada tamu yang datang untuk check in dan resepsionis memberikan daftar harga kamar, tamu tersebut memilih harga promo dari kamar standar yaitu harga yang