F
ISH BEHAVIOR TOWARDS
TRAWL
O
BSERVING&
UNDERSTANDING FISH BEHAVIOURPATTERNS FOR EFFECTIVE DESIGN OF MOBILE TRAWLING SYSTEMS
By. Ledhyane Ika Harlyan
Dept. of Fisheries Resources Utilization and Marine Science Fisheries Faculty, Brawijaya University
T
UJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS
Mahasiswa mampu menjelaskan pengetahuan
tingkah laku ikan yang dapat mempengaruhi
teknologi dan keberhasilan pengoperasian trawl
sebagai alat penangkapan ikan
D
ESAINT
RAWL DARI MASA KE MASASkema lengkap BOTTOM TRAWL
Desain, bentuk & ukuran akan beragam Tdk banyak perubahan + 20 – 50 tahun Perubahan yg terjadi merupakan hasil dari:
peningkatan biaya bbm, selektivitas ukuran dan jenis species, pengurangan bycatch, &
kebutuhan utk mengurangi efek negatif thd
lingkungan.
Rangsangan suara dan visual ikan merupakan respon dari:
•kapal,
•pintu bukaan jaring (otter boards), • pasir, pemberat (tickler), dan
I
LUSTRASI ZONA IKAN DALAM PROSES PENANGKAPAN DENGAN BOTTOM TRAWL Zona 1: pre-trawl zone
mendeteksi & bereaksi thd
frekuensi rendah yg dihasilkan oleh kapal termasuk tingkah laku menghindari tali selambar
(warps)
Zona 2: tingkah laku ikan dlm merespon pintu trawl (otter
boards), sapuan trawl dan jaring
bukaan
Zona 3: tingkah laku ikan saat berada di dalam badan trawl
Z
ONA1 (P
RE-
TRAWL ZONE)
Ikan merespon frek. rendah yg dihasilkan oleh kombinasi dari mesin kapal, getaran tali selambar (warps), pintu bukaan (otter
boards) yang bergesekan dgn dasar laut, dan kontak jaring trawl
dgn air.
Frekuensi (Hz) yg rendah ≈ rentang kemampuan ikan mendengar
(hearing range)/ ambang pendengaran (db)
Hasil dr variasi selection pressure dari waktu ke waktu (Popper,2004):
a. Hearing Specialist dpt mendeteksi >3000 Hz b. Hearing Generalist dpt mendeteksi <1500 Hz
Audiogram fish hearing sensitivity
Frek. paling rendah mampu
mendeteksi jarak yg relatif jauh
Detect vs React??? beda
• Detect ditentukan dr telinga bg.dalam & dpt diprediksi utk species/ukuran ttt; pada ambang noise di air; dan berbagai partikel dlm air)
•Response/reaction trade off antara (-) kerugian & (+) keuntungan mendekati pemangsa atau mangsa
R
ESPON IKAN JIKA BERTEMU MANGSAMenentukan: 1. melarikan diri atau tdk; kapan? 2. ke arah mana?
3. seberapa cepat? 4. seberapa jauh?
Model ekonomi dari jarak reaksi (reaction distance “D”) utk ikan dalam “pemangsaan” Trawl
2 pilihan TLI saat bertemu mangsa:
• melarikan diri (fleeing) “F” • tetap tinggal (remaining) “R” Jarak saat ikan hrs melarikan diri
keseimbangan antara “F” & “R”
High F kehilangan kesempatan
utk memijah, mencari makan & energi yg dikeluarkan
High R kematian
Source: Ydenberg and Dill ’ s (1986)
A
VOIDANCE PATTERNDeteksi + Bereaksi (pada jarak tertentu) 1. Ke arah mana 2. seberapa cepat “Ikan lambat menjauh (secara horisontal) dari rangsangan yg datang” namun
“ikan pelagik juga bisa bergerak vertikal thd dasar laut –kebisingan kapal” Pergerakan vertikal akan mulai terjadi saat mulainya towing dimana
kebisingan kapal mereda. KECEPATAN RENANG
“ Perubahan kecepatan renang terjadi saat perubahan arah renang tdk cukup utk mengurangi makin dekatnya ancaman”
Jika kapal makin mendekat, ikan akan menambah kecepatan renangnya (kurva “F” semakin curam)
Z
ONA2 (
TLI ANTARA OTTER BOARD&
BUKAAN JARING)
Posisi Ikan: (1) Langsung berada pada jaring; atau
(2) Berada di zona sapuan (antara sayap dan otter boards)
Area jaring: area hingga berakhirnya jaring (codend) area siap tangkap
HERDING PATTERN
1. Round Fish: salmon, cod, trout
Habitat: dekat dgn dasar laut
Respon: bereaksi thd otter boards yg dilihatnya
“Ikan cenderung memilih utk mempertahankan ancaman dgn menjaga visual range thd ancaman”
Meningkatkan kerentanan mereka thd penangkapan (vulnerable to capture)
IN OUT
Keberadaan Pelampung & pemberat
-Out visual range: ikan tdk bereaksi -In visual range: bereaksi
!!!! Herding efficiency
2. Benthic species: flat fish
HERDING PATTERN
Giringan terjadi krn kontak dgn gumpalan pasir (dekat dgn sea bed), sapuan dan otter boards.
Ikan akan bereaksi dlm jarak pendek
(tegak lurus thd sapuan)
atau
Ikan akan mengubah lintasan renang,
namun tdk akan pernah menuju area jaring (capture zone)
Jaring bag. sayap
Otter board
R
ELEVASIK
ECEPATAN TOWING DANTLI
Kontak ikan dgn dasar laut, ikan akan:
1. Renang Ikan < towing speed (sapuan) 2. Renang Ikan = towing speed
3. Renang Ikan > towing speed melambat berdiam di dasar laut
poin 2, 3 memiliki possibility utk masuk ke trawl
TLI
DI DEPAN BUKAAN TRAWLBergantung pada TLI di zona 1: avoidance behavior zona 2: herding behavior
Respon paling umum berenang di depan pemberat (foot gear)
Foot gear
Foot gear
Intensitas cahaya rendah reaksi ikan cepat, jarak
perpindahan pendek kontak dgn footgear
Ikan kelelahan & memiliki kemampuan yg terbatas utk tetap berenang berusaha menghindari kontak dgn jaring & ikan lain
Ikan perenang lambat : mengurangi gerakan langsung menuju codend
(kontak dgn ikan lain atau jaring menyebabkan respon baru)
Ikan perenang cepat: tetap berenang sebelum akhirnya menuju codend atau
tetap berenang sepanjang jaring trawl escape/lolos
Z
ONA3 (
TLI DI DALAM JARING)
Konstruksi codend + jumlah ikan yg terkumpul di
DESAIN CODEND YG DILENGKAPI BY-CATCH
REDUCTION DEVICES (BRD)
A. Super shooter TED (Turtle Excluder Devices)
B. Radial Escape Section utk melepaskan ikan perenang cepat dari codend C. Square mata jaring utk lolosnya ikan kecil dari codend
D. Square – mesh window/escape panel meloloskan ikan kecil dari codend
B
EBERAPA PENELITIAN
YANG BERKAITAN
REACTION OF JUVENILE FLOUNDER TO GRID
SEPARATORS
Main species : conger eel
By-catch : Japanese flounder
By-catch Reduction Devices (BRD) mengeluarkan by-catch & menahan main species
BACKGROUND
• Berenang ke bagian belakang codend • Habitat di dasar laut
• Daya apung rendang
By-catch
behavior
• Designed codend with grid separator
Grid Separator
• Vertically/Horizontally oriented bars • Light/Dark condition
New trawl net
design
F
UNGSI GRID DALAM DISAIN TRAWL NET
Menghalangi masuknya ikan ke dalam codend
Sebagai “escape vent” (pintu keluar) ikan harus melewati grid
METHODS
FISHING TRIAL mampu menahan main target tapi
pelepasan by-catch tidak maksimal jumlahnya
UNDERWATER TANK EXPERIMENT menguji grid
separator kunci pengembangan BRD yang paling efektif dan praktis
NOTES
Muncul 3 perilaku ikan yang tidak normal, yaitu : 1. swimming over the grid
2. sticking on the grid
3. passing through the grid , karena :
Model selalu membuat ikan berada pada posisi
kelelahan sehingga akan kontak langsung dengan grid “Forward swimming” sebagai perilaku yang normal
tetap mendominasi.
Isakseen (1999) ikan berenang ke mulut/bukaan trawl beberapa saat sebelum lelah dan tidak mampu
NOTES
Kondisi terang mendominasi, karena:
Ikan akan lebih mudah untuk mengenali secara visual dan bereaksi terhadap grid yang terus mendekati.
Orientasi bar secara horisontal mendominasi
Glass (1993) TLI dalam melewati grid didasarkan pada bentuk bar dan bentuk tubuh ikan.
F
ISHING TRIAL VS TANK EXPERIMENT
Keadaan tank experiment yang berbeda dari the real fishing trial:
1. Semua ikan akan kontak dengan grid
2. Tidak ada tangkapan yang menghalangi bukaan grid 3. Visibility sangat tinggi
GRID SELECTIVITY
Modifikasi alat tangkap (solusi 1 & 2)
Menigkatkan korelasi tank dan fishing trial
G
RID
S
ELECTIVITY
:
PENGARUH JARAK KISI TERHADAP PELOLOSANIKAN MELALUI JUVENILE AND TRASH EXCLUDER DEVICE (JTEDS) PADA
SKALA LABORATORIUM (WAHYU, 2008)
Background:
Pemanfaatan SD secara
seimbang
Konservasi
Fisheries SustainabilityB
ACKGROUND
Pemanfaatan SD secara seimbang Selectivitas alat tangkap Mengurangi hasil tangkapan sampingan (by-catch) BRD (By-catch reduction Devices) - JTED(Juvenil & Trash Excluder Devices)P
ROBLEMS JTED tidak efektif : hasil tangkapan masih didominasi oleh ikan dengan ukuran tidak layak tangkap.
OBJECTIVES
Perbedaan kisi terhadap tingkat pelolosan ikan skala
laboratorium dapat diperoleh jarak kisi yang sesuai untuk meloloskan ikan non target sebagai bahan masukan bagi
P
OSISI
JTED
TERPASANG PADA
K
ANTONG
J
ARING
Dari grafik tersebut juga terlihat perubahan tingkat
pelolosan ikan nila. Tingkat pelolosan akan semakin tinggi dengan semakin lebar kisi, hal ini berarti terdapat hubungan linier antara jumlah ikan nila yang lolos dengan
penambahan lebar kisi.
Hanya pada ikan patin, perbedaan kisi mempengaruhi pelolosan ikan.
Mahiswara et al., (2004) menyatakan bahwa bentuk tubuh ikan sangat mempengaruhi kemampuan ikan untuk
melewati kisi, ikan yang mempunyai bentuk pipih memiliki kemampuan melewati kisi lebih besar dibandingkan dengan yang memiliki bentuk lain.
bentuk tubuh ikan patin yang secara keseluruhan memiliki perbedaan dengan kedua jenis ikan
sebelumnya yang berbentuk pipih. Berdasarkan hasil pengamatan ikan patin memiliki pola renang yang
berorientasi keatas sehingga peluang ikan patin keluar melalui kisi JTED bagian front part atau base part lebih