• Tidak ada hasil yang ditemukan

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ANGKA KEMISKINAN DI KABUPATEN DELI SERDANG LAPORAN TUGAS AKHIR HARTINI PUTRI PERDANA MANIK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ANGKA KEMISKINAN DI KABUPATEN DELI SERDANG LAPORAN TUGAS AKHIR HARTINI PUTRI PERDANA MANIK"

Copied!
53
0
0

Teks penuh

(1)

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ANGKA KEMISKINAN DI KABUPATEN DELI SERDANG

LAPORAN TUGAS AKHIR

HARTINI PUTRI PERDANA MANIK 152407022

PROGRAM STUDI D-3 STATISTIKA DEPARTEMEN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2018

(2)

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ANGKA KEMISKINAN DI KABUPATEN DELI SERDANG

LAPORAN TUGAS AKHIR

Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat memperoleh Ahli Madya

HARTINI PUTRI PERDANA MANIK 152407022

PROGRAM STUDI D-3 STATISTIKA DEPARTEMEN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2018

(3)

PERNYATAAN ORISINALITAS

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ANGKA KEMISKINAN DI KABUPATEN DELI SERDANG

LAPORAN TUGAS AKHIR

Saya menyatakan bahwa laporan tugas akhir ini adalah hasil karya sendiri, kecuali beberapa kutipan dan ringkasan yang masing–masing disebutkan sumbernya.

Medan, Juni 2018

Hartini Putri Perdana Manik NIM. 152407022

i

(4)

PENGESAHAN LAPORAN TUGAS AKHIR

Judul : Faktor-faktor yang Mempengaruhi Angka

Kemiskinan di Kabupaten Deli Serdang Kategori : Laporan Tugas Akhir

Nama : Hartini Putri Perdana Manik

Nomor Induk Mahasiswa : 152407022

Program Studi : Diploma 3 Statistika

Fakultas : MIPA-Universitas Sumatera Utara

Disetujui di Medan, Juni 2018

Ketua Program Studi D-3 Statistika FMIPA USU

Pembimbing,

Dr. FaigiziduhuBu’ul ̈l ̈, M.Si NIP. 195312181980031 003

(5)

FAKTOR-FOKTOR YANG MEMPENGARUHI ANGKA KEMISKINAN DI KABUPATEN DELI SERDANG

ABSTRAK

Fenomena kemiskinan tidak dapat dihindari, tetapi pembangunan telah menurunkan jumlah orang miskin tetapi belum mampu menghilangkan kemiskinan. Sudah saatnya program pengentasan kemiskinan pada faktor-faktor yang mempengaruhinya, karena faktor penyebab kemiskinan setiap daerah memiliki karakteristik yang berbeda, sehingga upaya pengentasan kemiskinan juga berbeda.

Data dikumpulkan dari Badan Pusat Statistika Kabupaten Deli Serdang tahun 2004- 2015. Hasil analisis persamaan regresi linier berganda penerapan konstanta menyatakan bahwa jika ada kepadatan penduduk, jumlah pengangguran, tingkat ketenagakerjaan dan jumlah penduduk miskin adalah , koefisien regresi sebesar menyatakan bahwa setiap penambahan penduduk miskin, koefisien sebesar menyatakan bahwa setiap penambahan jumlah pengangguran , maka terjadi peningkatan jumlah pengangguran, koefisien sebesar menyatakan bahwa setiap pengangguran, tingkat ketenagakerjaan, maka akan terjadi pengangguran jumlah tingkat ketenaga kerjaan.

Kata kunci: korelasi, regresi linier

iii

(6)

FACTORS AFFECTING POVERTY RATE IN DISTRICT DELI SERDANG

ABSTRACT

The phenomenon of poverty can not be avoided, but development has reduced the number of poor people but has not been able to eliminate poverty. It is time for poverty alleviation programs on the factors that influence it, because the factors causing poverty each region have different characteristics, so that poverty alleviation efforts are also different. Data were collected from Central Statistic Agency of Deli Serdang Regency in 2004-2015. The result of the analysis of multiple linear regression equations the application of constants states that if there is a population density, the number of unemployed, the employment rate and the number of poor is 339.996, the regression coefficient of 3.85 states that any increase of the poor, the coefficient of 0.682 states that every increase in the number of unemployed, there is an increase in the number of unemployed, the coefficient of 0.139 states that each unemployment, employment rate, then there will be unemployment number of employment levels.

Keywords: correlation, linear regression

(7)

PENGHARGAAN

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Pengasih karena dengan kasih karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan tugas akhir ini dengan judul “Faktor-faktor yang Mempengaruhi Angka Kemiskinan di Kabupaten Deli Serdang”.

Terima kasih penulis sampaikan kepada Bapak Dr. Fargiziduhu Bu’ul ̈l ̈, M.Si selaku Pembimbing yang telah bersedia meluangkan waktu dan memberikan saran dan motivasi kepada penulis dalam penyusunan tugas akhir ini. Terima kasih kepada Ibu Dr. Elly Rosmaini, M.Si dan Bapak Dr. Open Darnius, M.Sc selaku Ketua dan Sekretaris Program Studi D-3 Statistika FMIPA USU. Terima kasih kepada Bapak Dr. Suyanto, M.Kom dan Ibu Drs. Rosman Siregar, M.Si selaku Ketua dan Sekretaris Departemen Matematika FMIPA USU. Dan terima kasih juga kepada Bapak Dr. Kerista Sebayang, M.S. selaku Dekan FMIPA USU. Serta terima kasih kepada seluruh staff, pegawai ,dan dosen Program Studi D-3 Statistika FMIPA USU.

dan seluruh staff BPS Kabupaten Deli Serdang.

Tugas akhir ini penulis persembahkan kepada kedua orangtua tersayang yaitu Bapak Abd. Salam Manik dan Ibu Remajayawati Berutu serta adik-adikku Adha, Raja, Alfren, Akmal yang telah memberikan doa dan dukungan yang sangat berharga sehingga penulis bisa menyelesaikan laporan tugas akhir ini. Terima kasih juga kepada teman-teman tersayang Meilly Cristina S, Vanesa dan rekan-rekan kuliah yang selalu memberikan semangat kepada penulis.

Akhir kata semoga Tuhan senantiasa menyertai dan membalas segala kebaikan yang telah diberikan kepada penulis dan semoga laporan tugas akhir ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Medan, Juni 2018

Hartini Putri Perdana Manik

(8)

DAFTAR ISI

Halaman

PERNYATAAN ORISINALITAS i

PENGESAHAN LAPORAN TUGAS AKHIR ii

ABSTRAK iii

ABSTRACK iv

PENGHARGAAN DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR LAMPIRAN

v vi viii ix

BAB 1 PENDAHULUAN 1

1.1 Latar Belakang 1

1.2 Perumusan Masalah 2

1.3 Batasan Masalah 2

1.4 Tujuan Penelitian 2

1.5 Manfaat Penelitian 1.6 Metodologi Penelitian

3 3

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 4

2.1 Pengertian Regresi 4

2.2 Analisis Regresi Linier 4

2.3 Analisis Regresi Linier Sederhana 5

2.4 Analisis Regresi Linier Berganda 5

2.5 Kesalahan Standar Estimasi 7

2.6 Koefisien determinasi 7

2.7 Koefisien Korelasi 8

2.8 Uji Regresi Linier Berganda 12

BAB 3 METODE PENELITIAN 14

3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Metode Penelitian 3.2.1 Merumuskan Masalah 3.2.2 Pengumpulan Data 3.2.3 Pengolahan Data 3.2.4 Membuat Kesimpulan

14 14 14 14 14 15

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Data dan Pembahasan

4.2 Persamaan Regresi Linier Berganda 4.3 Kesalahan Standar Estimasi

4.4 Koefisien Determinasi

16 16 18 22 24

(9)

4.5 Koefisien Korelasi

4.6 Uji Regresi Linier Berganda

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan

5.2 Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

30 31 33 33 34 35

vi

(10)

DAFTAR TABEL

Nomor Tabel

Judul Halaman

4.1 Data Jumlah Penduduk Miskin, Kepadatan Penduduk, Tingkat Pengangguran, dan Ketenagakerjaan Kabupaten

Deli Serdang dari tahun 2004 sampai tahun 2015 17 4.2 Nilai-nilai koefisien Regresi linier berganda 18 4.3 Nilai-Nilai Ŷ Yang Diperoleh Dari Persamaan Regresi

Linier Berganda Untuk Menghitung Kesalahan Tafsiran

Baku 23

4.4 Harga-harga yang diperlukan untuk uji regresi 26

(11)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Lampiran

Judul Halaman

1 Surat Pengantar Riset 36

2 Surat Permohonan Pengantar Riset 37

3 Surat Balasan Permohonan Riset 38

4 Surat Keputusan Pembimbing Laporan Tugas Akhir 39 5 Keterangan Hasil Uji Implementasi Sistem Tugas Akhir 40

6 Kartu Bimbingan Tugas Akhir Mahasiswa 41

7 Formulir Kontrol Bimbingan 42

8 Data kemiskinan penduduk 2004-2015 43

viii

(12)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kemiskinan di Negara sedang berkembang menjadi masalah yang sangat rumit diselesaikan meskipun kebanyakan Negara-negara ini sudah berhasil melaksanakan pembangunan ekonominya dengan tingkat pertumbuhan produksi dan pendapat nasional yang tinggi, namun pada saat yang bersamaan telah terjadi terjadi peningkataan ketimpang distribusi pendapat antara kelompok kaya dan kelompok miskin, sehingga kemiskinan relative semakin meningkat terutama di wilayah perdesaan.

Tempat tinggal ataupun permukiman yang layak merupakan salah satu dari standar hidup atau standar kesejahteraan masyarakat di suatu daerah. Berdasarkan Kondisi ini, suatu masyarakat disebut misikin apabila memiliki pendapatan jauh lebih rendah dari rata-rata pendapatan sehingga tidak banyak memiliki kesempatan untuk mensejahterakan dirinya (Suryawati; 2004). Kemiskinan juga dianggap sebagai bentuk permasalahan pembangunan yang diakibatkan adanya dampak negatif dari pertumbuhan ekonomi yang tidak seimbang sehingga memperlebar kesenjangan pendapatan antar masyaraka maupun kesenjangan pendapatan ant daerah (inter region income gap) (Harahap; 2006). Studi pembangunan saat ini tidak hanya memfokuskan kajiannya pada faktor-faktor yang menyebabkan kemiskinan, akan tetapi juga mulai mengindintifikasikan segala aspek yang dapat menjadikan miskin.

Untuk menanggulangi masalah kemiskinan strategi yang dapat memperkuat peran dan posisi perekonomian rakyat dalam perekonomian nasional, sehingga terjadi perubahan struktural yang meliputi pengalokasian sumber daya, penguatan kelembagaan, pemberdayaan sumber daya manusia. Program yang dipilih harus berpihak dan memberdayakan masyarakat melalui pembangunan ekonomi dan peningkatan perekonomian rakyat. Program ini harus diwujudkan dalam langkah- langkah strategis yang diarahkan secara langsung pada perluasan akses masyarakat

(13)

miskin kepada sumber daya pembangunan dan menciptakan peluang bagi masyarakat paling bawah untuk berpartisipasi dalam proses pembangunan, sehingga mereka mampu mengatasi kondisi keterbelakangannya. Selain itu upaya penanggulangan kemiskinan harus senantiasa didasarkan pada penentuan garis kemiskinan yang tepat dan pada pemahaman yang jelas mengenai sebab-sebab timbulnya persoalan itu (Gunawan Sumodiningrat; 1998).

Dari uraian diatas serta pemikiran diatas, maka penulis merasa terdorong untuk mendalami dan meneliti tentang “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Angka Kemiskinan di Kabupaten Deli Serdang”.

1.2 Perumusan Masalah

Dari uraian latar belakang, penulis merumuskan masalah sebagai berikut:

Bagaimana pengaruh jumlah penduduk miskin, kepadatan penduduk, tingkat pengangguran, ketenaga kerja yang mempengaruhi jumlah penduduk miskin di Kabupaten Deli Serdang.

1.3 Batasan Masalah

Untuk lebih mempermudah dan agar lebih terarah, maka penulis membatasi ruang lingkup permasalahannya, yaitu:

1. Banyaknya variabel yang diteliti ada 4 yaitu: jumlah penduduk miskin, kepadatan penduduk, tingkat pengangguran dan ketenaga kerjaan.

2. Populasi yang diambil dibatasi pada Kabupaten Deli Serdang Tahun 2004- 2015.

1.4 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian adalah untuk menganalisis pengaruh jumlah penduduk miskin, kepadatan penduduk, tingkat pengangguran dan ketenaga kerjaan terhadap jumlah penduduk miskin Kabupaten Deli Serdang.

(14)

1.5 Manfaat Penelitian

Manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui pengaruh kepadatan penduduk, tingkat pengangguran dan ketenaga kerjaan terhadap jumlah penduduk miskin di Kabupaten Deli Serdang.

2. Untuk mengetahui hubungan antara variabel yang terikat dan bebas.

3. Sebagai sarana meningkatkan pengetahuan dan wawasan penulis mengenai riset dan menganalisis data.

1.6 Metodologi Penelitian

Adapun metodologi penelitian ini adalah:

1. Studi Kepustakaan (Studi Literatur)

Dalam hal ini penelitian dilakukan dengan membaca dan mempelajari buku- buku dan literatur pelajaran yang didapat di perkuliahan maupun umum, dan sumber informasi lainnya yang berhubungan dengan objek yang diteliti.

2. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan penulis dalam penyusunan tugas akhir ini adalah dengan menggunakan data sekunder, yaitu data yang diambil dari sumbernya yang berasal dari Kantor Badan Pusat Statistik Kabupaten Deli Serdang.

3. Metode Pengolahan Data

Data yang telah ditentukan dianalisis dengan menggunakan metode regresi linier berganda.

4. Membuat Kesimpulan

(15)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Latar Belakang

Regresi atau biasa disingkat sebagai anareg adalah metode yang digunakan untuk mengukur pengaruh variabel bebas terhadap variabel tergantung. Anareg juga bisa digunakan untuk memprediksi variabel tergantung dengan menggunakan variabel bebas. Istilah regresi pertama kali diperkenalkan oleh Francis Galton.

Menurut Galton, analisis regresi berkenaan dengan studi ketergantungan dari suatu variabel yang disebut variabel tak bebas (dependent variable), pada satu atau lebih variabel, yaitu variabel yang menerangkan dengan tujuan untuk memperkirakan ataupun meramalkan niali-nilai dari variabel tak bebas apabila nilai variabel yang menerangkan sudah diketahui. Variabel yang menerangkan sering disebut variabel bebas (independent variable).

2.2 Analisis Regresi Linier

Analisis regresi linier digunakan untuk peramalan, dimana dalam model terdapat variabel bebas X dan variabel tak bebas Y. Regresi linier yaitu menentukan satu persaman dan garis yang menunjukkan hubungan antara variabel bebas dan variabel takbebas, yang merupakan persamaan penduga yang berguna untuk menaksir/meramalkan variabel takbebas. Untuk mempelajari hubungan-hubungan antara beberapa variabel, analisis ini terdiri dari dua bentuk, yaitu:

1. Analisi Regresi Sederhana (simple analisis regresi) 2. Analisi Regresi Berganda (multiple analisis regresi)

Analisis regresi sederhana merupakan hubungan antara dua variabel yaitu variabel bebas (independent variable) dan variabel tak bebas (dependent variable).

Sedangkan analisis regresi berganda merupakan hubungan antara 3 variabel atau lebih, yaitu sekurang-kurangnya 2 variabel bebas dengan satu variabel tak bebas.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(16)

2.3 Analisis Regresi Linier Sederhana

Regresi linier sederhana merupakan suatu prosedur untuk mendapatkan hubungan matematis dalam bentuk suatu persamaan antara variabel tak bebas tunggal dengan variabel bebas tunggal. Regresi linier sederhana hanya ada satu peubah bebas X yang dihubungkan dengan satu peubah tak bebas Y. Bentuk-bentuk model umum regresi sederhana yang menunjukkan antara dua variabel, yaitu variabel X sebagai sebagai variabel bebas dan variabel Y sebagai variabel tak bebas adalah:

(2.1) keterangan:

= Variabel terikat atau variabel tak bebas (dependent) = Variabel bebas (independent)

a = Parameter intercept

b = Parameter koefisien regresi variabel bebas

Persamaan model regresi sederhana hanya memungkinkan bila pengaruh yang ada itu hanya dari independent variabel (variabel bebas) terhadap dependent variabel (variabel tak bebas). Jadi harga b merupakan fungsi dari koefisien korelasi. Bila koefisien korelasi tinggi, maka harga b juga besar, sebaliknya bila koefisien korelasi negatif maka harga b juga negatif, dan sebaliknya bila koefisien korelasi positif maka harga b juga positif (Sudjana; 2005)

2.4 Analisis Regresi Linier Berganda

Regresi linier berganda hampir sama dengan regresi linier sederhana, hanya saja pada Regresi linier berganda variabel penduga (variabel bebas) lebih dari satu variabel penduga. Tujuan analisis Regresi linier berganda adalah untuk mengukur intensitas hubungan antara dua variabel atau lebih dan memuat prediksi/perkiraan nilai Y atas nilai X. Bentuk persamaan regresi linier berganda yang mencakup dua atau lebih variabel, yaitu:

(17)

(2.2)

keterangan:

= variabel tidak bebas (depandent)

= konstanta

= koefisien regresi

= variabel bebas (independent) J = 1,2,3,...n

Koefisien-koefisien dapat dihitung dengan menggunakan perumusan:

Untuk hal ini, penulis menggunakan regresi linier berganda satu variabel terikat (variable dependent) dan tiga variabel bebas (variable independent). Bentuk umum persamaan regresi linear berganda tersebut, yaitu:

(2.3)

keterangan:

Ŷ = Jumlah penduduk miskin (Ribuan Jiwa)

= Kepadatan penduduk (Km2)

= Tingkat pengangguran (%) = Ketenaga Kerjaan (Ribu Jiwa)

Dari rumus 2.3 diatas jika dimasukan ke variabel dapat diselesaikan dengan lima persamaan oleh empat variabel yang terbentuk:

(18)

Dengan adalah koefisien yang ditentukan berdasarkan data hasil pengamatan. Untuk menghitung nilai ̅ ̅

̅ ̅.

2.5 Kesalahan Standar Estimasi

Untuk mengetahui ketepatan persamaan estimasi dapat digunakan kesalahan standar estimasi (standard error of estimate). Besarnya kesalahan standar estimasi menunjukkan ketepatan persamaan estimasi untuk menjelaskan nilai variabel tidak bebas yang sesungguhnya. Semakin kecil nilai kesalahan standar estimasi, makin tinggi ketepatan persamaan estimasi yang dihasilkan untuk menjelaskan nilai variabel tidak bebas sesungguhnya.

Kesalahan standar estimasi dapat ditentukan dengan rumus:

(2.4) keterangan:

Yi = Nilai data sebenarnya Ŷ = Nilai taksiran.

2.6 Koefisien determinasi

Menguji keberartian regresi linier ganda dimaksudkan untuk meyakinkan apakah regresi yang didapat berdasarkan penelitian ada artinya bila dipakai untuk membuat kesimpulan mengenai sejumlah peubah yang dipelajari. (Usman, Husaini, R. Purnomo Setiady Akbar, 1995. Pengantar Statistik)

Hipotesa:

Ho : Tidak terdapat hubungan fungsional yang signifikan antara semua faktor yang mempengaruhi terhadap faktor yang dipengaruhi.

H1 : Terdapat hubungan fungsional yang signifikan antara semua faktor yang mempengaruhi terhadap faktor yang dipengaruhi.

Koefisien determinasi yang dinyatakan dengan untuk pengujian regresi linear berganda yang mencakup lebih dari dua variabel adalah untuk mengetahui proporsi

(19)

keragaman total dalam variabel terikat (Y) yang dapat dijelaskan atau diterangkan oleh variabel–variabel bebas (X) yang ada dalam model persamaan regresi linear berganda secara bersama–sama. Maka akan ditentukan dengan rumus, yaitu:

(2.6) keteranagan:

= Jumlah kuadrat regresi

Harga yang diperoleh sesuai dengan variansi yang dijelaskan masing–masing variabel yang tinggal dalam regresi. Hal ini mengakibatkan variasi yang dijelaskan penduga yang disebabkan oleh variabel yang berpengaruh saja (yang bersifat nyata).

2.7 Koefisien Korelasi

Setelah mendapatkan hasil tentang jumlah pengaruh pada variabel yang diteliti untuk selanjutnya penulis akan mencari seberapa besar hubungan antara variabel terikat dengan variabel bebas, atau antara variabel bebas itu sendiri. Studi yang membahas derajat hubungan antara variabel–variabel tersebut dikenal dengan nama analisis korelasi.

Analisis korelasi adalah alat statistik yang dapat digunakan untuk mengetahui derajat hubungan linier antara satu variabel dengan variabel yang lain. Umumnya analisis korelasi digunakan, dalam hubungan dengan analisis regresi, untuk mengukur ketepatan garis regresi dalam menjelaskan variasi nilai variabel dependent.

Untuk menghitung koefisien korelasi (r) antara dua variabel dapat digunakan rumus:

keterangan:

= koefisien korelasi antara Y dan X

= variabel bebas

= variabel tidak bebas

(20)

Sandaran nilainya adalah, Semakin tinggi nilai koefisien korelasi (semakin mendekati nilai 1) maka hubungan antara dua variabel tersebut semakin tinggi, jika nilai koefisiennya mendekati nilai 0 maka hubungannya semakin rendah.

Adapun jika nilainya bertanda negative, maka terjadi hubungan yang berlawanan arah, artinya jika suatu nilai variabel naik maka nilai variabel lain akan turun.

Jika kenaikan didalam suatu variabel diikuti dengan kenaikan didalam variabel lain, maka dapat dikatakan bahwa kedua variabel tersebut mempunyai korelasi yang positif. Tetapi jika kenaikan didalam suatu variabel diikuti oleh penurunan didalam variabel lain, maka dapat dikatakan bahwa variabel tersebut mempunyai korelasi yang negatif. Dan jika tidak ada perubahan pada variabel walaupun variabel lainnya berubah maka dikatakan bahwa kedua variabel tersebut tidak mempunyai hubungan.

Interpretasi harga r akan disajikan dalam tabel berikut:

Tabel 2.1 Interpretasi Koefisien Korelasi

Sumber : Hartono, M.Pd Statistik untuk penelitian

keterangan:

R = koefisien korelasi

+ = menunjukkan korelasi positif - = menunjukkan korelasi negatif

0 = menunjukkan tidak adanya korelasi (korelasi nihil)

Hubugan antara variabel dapat dikelompokkan menjadi 3 jenis sebagai berikut:

R Interpretasi

0 Tidak ada korelasi

0,01-0,20 Sangat rendah

0,21-0,40 Rendah

0,41-0,60 Agak rendah

0,61-0,80 Cukup

0,81-0,99 Tinggi

1 Sangat tinggi (korelasi sempurna)

(21)

1. Korelasi positif

Terjadinya korelasi positif apabila perubahan antara variabel yang satu diikuti oleh variabel lainnya dengan arah yang sama (berbanding lurus). Artinya variabel yang satu meningkat, maka akan diikuti peningkatan variabel lainnya.

Gambar grafiknya ditunjukkan oleh Gambar 2.2 berikut:

Gambar 2.2 Korelasi Positif 2. Korelasi negatif

Terjadinya korelasi negatif apabila perubahan antara variabel yang satu diikuti oleh variabel lainnya dengan arah yang berlawanan (berbanding terbalik).

Artinya apabila variabel yang satu meningkat, maka akan diikuti penurunan variabel lainnya. Gambar grafiknya ditunjukkan oleh Gambar 2.3 berikut:

(22)

Gambar 2.3 Korelasi Negatif 3. Korelasi nol atau korelasi nihil

Korelasi nihil atau korelasi nol terjadi apabila perubahan pada variabel yang satu diikuti perubahan variabel yang satu diikuti perubahan pada variabel yang lain dengan arah yang tidak teratur (acak). Gambar grafiknya ditunjukkan oleh Gambar 2.4 berikut:

Gambar 2.4 Korelasi Nol

3 Uji Regresi Linier Berganda

Pengujian hipotesa bagi koefisien-koefisien regresi linier berganda dapat dilakukan secara serentak atau keseluruhan pengujian regresi linier perlu dilakukan untuk mengetahui apabila variabel-variabel bebas secara bersamaan memiliki pengaruh terhadap vaiabel tak bebas. Langkah-langkah pengujiannya sebagai berikut:

1. Menentukan formulasi hipotesis

H0 :

H1 : Minimal ada satu parameter koefisien regresi yang tidak sama dengan nol atau mempengaruhi Y

2. Menentukan taraf nyata α dan nilai dengan derajat kebebasan dan `

3. Menentukan kriteria pengujian H diterima bila F < F

(23)

H0 ditolak bila Fhitung ≥ Ftabel

4. Menentukan nilai statistik F dengan rumus

keterangan:

= jumlah kuadrat regresi = jumlah kuadrat residu (sisa) = derajat kebebasan

Untuk menentukan nilai F diatas, adalah (sudjana,1996:91):

a. Menentukan jumlah kuadrat regresi dengan rumus:

b. Menentukan jumlah kuadrat residu dengan rumus:

(24)

BAB 3

METODE PENELITIAN

Metodologi penelitian adalah langkah dan prosedur yang akan dilakukan dalam mengumpulkan data atau informasi empiris guna memecahkan permasalahan dan menguji hipotesis penelitian. Dalam mengumpulkan data yang diperlukan menyusun tugas akhir ini, penulis menggunakan metode penelitian sebagai berikut:

3.1 Waktu dan Tempat

Penelitian dilakukan pada bulan Maret sampai Mei 2018 di Kantor Badan Pusat Statistika Deli Serdang Jl. Karya Utama Kompleks Pemkab Deli Serdang Lubuk Pakam 20514

3.2 Metode Penelitian 3.2.1 Merumuskan Masalah

Sebelum penulis melakukan penelitian terlebih dahulu disusun rencana penelitian bermula dari suatu masalah yang dibahas dalam Tugas Akhir ini adalah yang mempengaruhi jumlah penduduk miskin di Kabupaten Deli Serdang.

3.2.2 Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan penulis dalam penyusunan tugas akhir ini adalah dengan menggunakan data sekunder, yaitu data yang diambil dari sumbernya yang berasal dari Kantor Badan Pusat Statistik Kabupaten Deli Serdang.

3.2.3 Pengolahan Data

Langkah–langkah yang dilakukan penulis untuk mengolah data dalam penelitian ini adalah dengan terlebih dahulu mengklasifikasikan data yang diperoleh.

Kemudian dilakukan perhitungan terhadap data dengan menggunakan SPSS.

Langkah terakhir

(25)

yaitu mengimplementasikan hasil perhitungan dengan menggunakan software Microsoft Office Excel 2010.

3.2.4 Membuat Kesimpulan

Data yang telah diolah dengan menggunakan metode regresi linier berganda kemudian dibuat kesimpulan.

(26)

BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Data dan Pembahasan

Data merupakan alat untuk mengambil suatu keputusan atau untuk memecahkan suatu persoalan. Keputusan yang baik dapat dihasilkan jika pengambilan keputusan tersebut didasarkan atas data yang baik.Salah satu kegunaan dari data adalah untuk memperoleh dan mengetahui gambaran tentang suatu keadaan atau permasalahan. Untuk membahas dan memecahkan masalah tentang faktor yang mempengaruhi kemiskinan di Kabupaten Deli Serdang seperti yang diuraikan sebelumnya, penulis mengumpulkan data yang berhubungan dengan permasalahan tersebut.

Data yang diambil dari kantor Badan Pusat Statistik Deli Serdang adalah data jumlah penduduk miskin (%), kepadatan penduduk (Km2), tingkat pengangguran (%),dan Ketenagakerjaan (Ribu Jiwa) di Kabupaten Deli Serdang dari tahun 2004 sampai tahun 2015.

Tabel 4.1 Jumlah Penduduk Miskin, Kepadatan Penduduk, Tingkat

Pengangguran, dan Ketenagakerjaan Kabupaten Deli Serdang dari tahun 2004 sampai tahun 2015.

Tahun Jumlah Penduduk

Miskin (%)

Kepadatan Penduduk

(Km2)

Tingkat Pengangguran

(%)

Tingkat Ketenagakerjaan

(Ribu/Jiwa)

2004 10.542 756 15.68 7.722

2005 10.381 772 14.47 7.911

2006 94.80 675 10.57 7.502

2007 8.899.00 696 9.47 7.845

2008 9.144.00 696 10.87 821

2009 9.600.00 717 9.02 8,539

Tabel 4.1 Jumlah Penduduk Miskin, Kepadatan Penduduk, Tingkat

(27)

Pengangguran, dan Ketenagakerjaan Kabupaten Deli Serdang dari tahun 2004 sampai tahun 2015.

2010 9.233.00 724 7.69 7.878

2011 9.119.00 739 6.85 7.441

2012 9.197.00 755 7.54 7.545

2013 9.092.00 795 7 8.352

2014 9.565.00 842 6.38 8.462

2015 1.003.900 850 7.42 8.683

Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Deli Serdang Dari data tersebut maka diperoleh variabel sebagai berikut:

Y = Jumlah penduduk miskin (%)

= Kepadatan Penduduk (Km2)

= Tingkat Pengangguran (%)

= Ketenagakerjaan (Ribu/Jiwa)

4.2 Persamaan Regresi Linier Berganda

Untuk mencari persamaan regresi linier berganda, terlebih dahulu dihitung koefisien-koefisien regresinya dengan mencari penggandaan suatu variabel dengan variabel lainnya. Dengan koefisien-koefisien yang didapat dari perhitungan- perhitungan yang ada, maka dapat ditentukan untuk mencari persamaan regresi linier bergandanya. Adapun nilai-nilai koefisiennya adalah sebagai berikut:

Tabel 4.2 Nilai-nilai koefisien Regresi linier berganda Tahun Jumlah

Penduduk Miskin

(%)

Kepadatan Penduduk

(Km2)

Tingkat Pengangguran

(%)

Ketenagakerjaan (Ribu/Jiwa)

2004 10.542 756 15.68 7.722

(28)

Tabel 4.2 Nilai-nilai koefisien Regresi linier berganda

2005 10.381 772 14.47 7.911

2006 9.480 675 10.57 7.502

2007 8.899.00 696 947 7.845

2008 9.144.00 696 10.87 821

2009 9.600.00 717 902 8.539

2010 9.233.00 724 769 7.878

2011 9.119.00 739 685 7.441

2012 9.197.00 755 754 7.545

2013 9.092.00 795 7 8.352

2014 9.565.00 842 638 8.462

2015 1.003.900 850 742 8.683

(29)

Lanjutan Tabel 4.2

No Y X1 X2 X3 Y2 X12

X22

X32

1 10.542 756 1.568 7.722 11.113.3764 57.153.600 24.586 596.293

2 10.381 772 1.447 7.911 10.776.5161 59.598.400 20.938 625.839

3 9.480 675 1.057 7.502 89.870.400 45.562.500 11.172 562.800

4 8.899 696 947 7.845 79.192.201 48.441.600 8.968 615.440

5 9.144 696 1.087 821 83.612.736 48.441.600 11.816 674.041

6 9.600 717 902 8.539 92.160.000 51.408.900 8.136 729.145

7 9.233 724 769 7.878 85.248.289 52.417.600 5.914 620.629

8 9.119 739 685 7.441 83.156.161 54.612.100 4.692 553.685

9 9.197 755 754 7.545 84.584.809 57.002.500 5.685 569.270

10 9.092 795 7 8.352 82.664.464 63.202.500 4.900 697.559

11 9.565 842 638 8.462 91.489.225 70.896.400 4.070 716.054

12 10.039 850 742 8.683 10.078.1521 72.250.000 5.506 753.945

Jumlah 11.4291 90.1700 112.96 960.90 109.165.8731 680.9877.00 116.384 77.14701

19

(30)

Lanjutan Tabel 4.2

No X1X2 X1X3 X2X3 YX1 YX2 YX3

1 1.185.408 5.837.832 121.081 7.969.752 16.529.856 81.405.324

2 1.117.084 6.107.292 114.472 8.014.132 15.021.307 82.124.091

3 713.475 5.063.850 79.296 6.399.000 10.020.360 71.118.960

4 659.112 5.460.120 74.292 6.193.704 8.427.353 69.812.655

5 756.552 5.714.160 89.243 6.364.224 9.939.528 75.072.240

6 646.734 6.122.463 77.022 6.883.200 8.659.200 81.974.400

7 556.756 5.703.672 60.582 6.684.692 7.100.177 72.737.574

8 506.215 5.498.899 50.971 6.738.941 6.246.515 67.854.479

9 569.270 5.696.475 56.889 6.943.735 6.934.538 69.391.365

10 556.500 6.639.840 58.464 7.228.140 6.364.400 75.936.384

11 537.196 7.125.004 53.988 8.053.730 6.102.470 80.939.030

12 630.700 7.380.550 64.428 8.533.150 7.448.938 87.168.637

Jumlah 84.350.02 72.350.157 900.727 86.006,400 108.794.642 915.535.139

20

(31)

Dari Tabel 4.2 diperoleh hasil sebagai berikut:

n= 12 Ῡ = 9.524.25 ∑Y2= 109.165.8731 ∑X1X2= 8.435.002 ∑YX1= 86.006.400

∑Y= 1.142.91 ̅ = 75.142 ∑X1

2= 6.809.877 ∑X1X3= 72. 50.157 ∑YX2= 108.794.642

∑X1= 90.17 ̅ = 9.41 ∑X2

2= 1.163.84 ∑X2X3= 9.007.27 ∑YX3= 915.535.139

∑X2= 11.296 ̅ = 80.08 ∑X32

= 7.714.701

∑X3= 96.090

21

(32)

Dari data 4.2 tersebut maka selanjutnya akan dicari persamaan normal dengan rumus sebagai berikut:

Harga-harga koefisien b0, b1, b2, dan b3 dicari dengan substitusi dan eliminasi dari persamaan normal di atas. Selanjutnya substitusi nilai-nilai pada Tabel 4.2 ke dalam persamaan normal, sehingga diperoleh:

Setelah persamaan di atas diselesaikan dengan menggunakan program SPSS, maka diperoleh koefisien-koefisisn regresi linier berganda seperti berikut:

Maka persamaan regresi linier berganda yang dihasilkan adalah:

4.3 Kesalahan Standar Estimasi

Setelah diperoleh persamaan regresi berganda, langkah selanjutnya adalah menghitung kesalahan baku (Standard error). Untuk menghitung kesalahan baku ini diperlukan harga yang diperoleh dari persamaan regresi di atas untuk tiap

b0= 339.996 b1= 5.888 b2= 152.556 b3= 3.298

(33)

harga yang diketahui. Maka untuk mencari kesalahan baku tersebut dibuat terlebih dahuluseperti tabel 3.3 seperti berikut:

Tabel 4.3 Nilai-Nilai Ŷ Yang Diperoleh Dari Persamaan Regresi Linier Berganda Untuk Menghitung Kesalahan Tafsiran Baku

Y Ŷ (Y-Ŷ) (Y-Ŷ)2

10.542 1.049.784 4.416 195.025

10.381 1.041.368 -3.268 106.814

9.480 9.234.11 24.589 6.045.991

8.899 920.126 -30.226 9.135.913

9144 942.687 -28.287 8.001.698

9.600 927.914 32.086 10.295.331

9.233 909.565 13.735 1.886.451

9.119 904.141 7.759 602.038

9.197 924.431 -4.731 223.789

9.092 942.405 -33.205 11.025.716

9.565 960.982 -4.482 200.854

10.039 982.287 21.613 4.671.416

∑Y=1.142.91 ∑Ŷ=114.291 ∑ (Y-Ŷ)=0.00 ∑ (Y-Ŷ)2=52.391.035

Setelah memperoleh harga yang terdapat pada Tabel 4.3, maka kekeliruan bakunya dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

Dengan k = 3, n = 12, dan ∑(Y-Ŷ)2 = 52.391.035 Sehingga diperoleh:

(34)

55.908

Ini berarti rata-rata jumlah penduduk miskin yang sebenarnya akan menyimpang dari rata-rata hasil jumlah penduduk miskin yang diperkirakan sebesar .

4.4 Koefisien Determinasi

Untuk mengetahui dan menganalisis seberapa besar pengaruh faktor–

faktor yang mempengaruhi kemiskinan Kabupaten Deli Serdang, maka dapat dilakukan perhitungan sebagai berikut:

̅ ̅ ̅ ̅

Dari Tabel 4.2 dapat dicari rata-rata , , , dan dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

̅

̅

̅

̅

̅ ̅ 751.42 ̅ ̅

(35)

Maka nilai rata-rata diatas dapat dimasukkan kedalam tabel berikut ini:

Yi X1 X2 X3 X1 X2Y X3Y

101.775 4.58 6.27 -2.86 466.469 637.790 -290.568

85.675 20.58 5.06 -0.97 1.763.477 433.230 -82.676

-44.25 -76.42 1.16 -5.06 338.144 -51.18 22.368

-62.525 -55.42 0.06 -1.63 3.464.927 -35.43 101.603

-38.025 -55.42 1.46 2.02 2.107.219 -55.390 -77.001

7.575 -34.42 -0.39 5.32 -260.706 -29.79 40.261

-29.125 -27.42 -1.72 -1.30 798.510 501.92 37.717

-40.525 -12.42 -2.56 -5.67 503.185 103.879 229.574

-32.725 358 -1.87 -4.63 -117.265 61.305 151.353

-43.225 43.58 -2.41 3.44 -1.883.890 104.316 -148.910

4.075 90.58 -3.03 4.55 369.127 -12.361 18.521

51.475 98.58 -1.99 6.76 5.074.577 -102.607 347.714

25

(36)

Tabel 4.4 Harga-harga yang diperlukan untuk uji regresi

No Y X1 X2 X3 Y2 X1

2 X2

2 X3

2

1 10.542 756 1.568 7.722 111.133.764 57.153.600 24.586 596.293

2 10.381 772 1.447 7.911 107.765.161 59.598.400 20.938 625.839

3 9.480 675 1.057 7.502 89.870.400 45.562.500 11.172 562.800

4 8.899 696 947 7.845 79.192.201 48.441.600 8.968 615.440

5 9.144 696 1.087 821 83.612.736 48.441.600 11.816 674.041

6 9.600 717 902 8.539 92.160.000 51.408.900 8.136 729.145

7 9.233 724 769 7.878 85.248.289 52.417.600 5.914 620.629

8 9.119 739 685 7.441 83.156.161 54.612.100 4.692 553.685

9 9.197 755 754 7.545 84.584.809 57.002.500 5.685 569.270

10 9.092 795 7 8.352 82.664.464 63.202.500 4.900 697.559

11 9.565 842 638 8.462 91.489.225 70.896.400 4.070 716.054

12 10.039 850 742 8.683 100.781.521 72.250000 5.506 753.945

26

(37)

Lanjutan Tabel 4.4

Y2

X12 X22 X32 X1X2 X1X3 X2X3

111.133.764 57.153.600 24.586 596.293 1.185.408 5.837.832 121.081 107.765.161 59.598.400 20.938 625.839 1.117.084 6.107.292 114.472

89.870.400 45.562.500 11.172 562.800 713.475 5.063.850 79.296

79.192.201 48.441.600 8.968 615.440 659.112 5.460.120 74.292

83.612.736 48.441.600 11.816 674.041 756.552 5.714.160 89.243

92.160.000 51.408.900 8.136 729.145 646.734 6.122.463 77.022

85.248.289 52.417.600 5.914 620.629 556.756 5.703.672 60.582

83.156.161 54.612.100 4.692 553.685 506.215 5.498.899 50.971

84.584.809 57.002.500 5.685 569.270 569.270 5.696.475 56.889

82.664.464 63.202.500 4.900 697.559 556.500 6.639.840 58.464

91.489.225 70.896.400 4.070 716.054 537.196 7.125.004 53.988

100.781.521 72.250.000 5.506 753.945 630.700 7.380.550 64.428

27

(38)

Dari Tabel 3.4 diperoleh hasil sebagai berikut:

12.623.775 1.208.714 349.957

312.267.425

3.435.292

10.051

20.294 -53.001 1.465.30

(39)

Dari nilai-nilai diatas dapat diketahui jumlah kuadrat regresi (JKreg) dan nilai jumlah kuadrat residu (JKres), sehingga dapat diperoleh nilai koefisien determinasi dengan rumus berikut:

312.267.425

( ) 259.876.391

0.832

Didapat nilai koefisien determinasi 0,721. Hal ini berarti bahwa sekitar 83,2% jumlah penduduk miskin dapat ditentukan oleh kepadatan penduduk, tingkat pengangguran dan Ketenagakerjaan melalui hubungan regresi linier berganda.

Untuk koefisien korelasi ganda digunakan rumus:

√ √

Dari hasil perhitungan didapat korelasi (R) antara kepadatan penduduk, tingkat pengangguran dan Ketenagakerjaan terhadap jumlah penduduk miskin sebesar 0,849. Nilai korelasi tersebut menyatakan bahwa hubungan antara kepadatan penduduk, tingkat pengangguran dan Ketenagakerjaan terhadap jumlah penduduk miskin cukup tinggi.

(40)

4.5 Koefisien Korelasi

1. Koefisien Korelasi Antara Jumlah Penduduk Miskin (Y) dengan Kepadatan Penduduk (X1)

0.385

Nilai koefisien korelasi 0.385 menunjukkan korelasi agak rendah dan searah (korelasi positif) artinya jika kepadatan penduduk bertambah akan meningkatkan jumlah penduduk miskin, dan sebaliknya jika kepadatan penduduk menurun maka jumlah penduduk miskin juga menurun.

2. Koefisien Korelasi Antara Jumlah Penduduk Miskin (Y) dengan Tingkat Pengangguran (X2)

682

Koefisien korelasi antara Jumlah Penduduk Miskin (Y) dan Tingkat Pengangguran (X2) adalah 0.682 yang menunjukkan korelasi tinggi dengan arah positif (korelasi positif). Hal ini berarti jika tingkat pengangguran mengalami peningkatan maka jumlah penduduk miskin juga akan meningkat dan sebaliknya jika tingkat pengangguran menurun maka jumlah penduduk miskin juga menurun.

3. Koefisien Korelasi Antara Jumlah Penduduk Miskin (Y) dengan Ketenagakerjaan (X3)

(41)

Koefisien korelasi antara Jumlah Penduduk Miskin (Y) dan Ketenagakerjaan (X3) adalah 0.132 yang menunjukkan korelasi rendah dengan arah positif (korelasi positif). Hal ini berarti jika Ketenagakerjaan mengalami peningkatan maka jumlah penduduk miskin akan berkurang dan sebaliknya jika Ketenagakerjaan menurun maka jumlah penduduk miskin meningkat.

4.6 Uji Regresi Linier Berganda

Menguji keberartian regresi ini dimaksudkan untuk meyakinkan, apakah regresi (berbentuk linier) yang didapat berdasarkan penelitian ada artinya bila dipakai untuk kesimpulan mengenai peubah. Dari nilai-nilai diatas dapat diketahui nilai jumlah kuadrat regresi (JKreg) dan jumlah kuadrat residu (JKres) dan dapat diperoleh nilai Fhitung.

1. Hipotesa

H0 : tidak ada hubungan signifikan antara kepadatan penduduk, tingkat pengangguran dan Ketenagakerjaan terhadap jumlah penduduk miskin.

H1 : ada hubungan signifikan antara, kepadatan penduduk, tingkat pengangguran dan Ketenagakerjaan terhadap jumlah penduduk miskin.

2. Taraf nyata α dan nilai Ftabel

db1 = 3 db2= 12-3-1=8 α = 5% atau 0.05 Ftabel = F(0,05)(3,8)

Ftabel = 4.07

3. Kriteria pengujian H0 diterima bila Fhitung <Ftabel

H0 ditolak bila Fhitung ≥ Ftabel

(42)

4. Menentukan nilai Statistik F

Fhitung dapat dicari dengan rumus sebagai berikut:

F =

= 259.876.391 52.391.035

F =

F =

F =

Maka Fhitung = 13,228 ≥ Ftabel = 4,07 maka H0 ditolak dan H1 diterima.

5. Kesimpulan

Karena Fhitung = 13.228 lebih besar dari Ftabel = 4.07 maka H0 ditolak dan H1 diterima. Hal ini berarti berarti persamaan regresi linier berganda menyatakan ada hubungan yang signifikan antara kepadatan penduduk, tingkat pengangguran, dan Ketenagakerjaan terhadap jumlah penduduk miskin di daerah Kabupaten Deli Serdang.

(43)

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengolahan data, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Dari hasil perhitungan diperoleh persamaan nilai-nilai koefisien regresi sehingga persamaan linear berganda yang didapat adalah:

2. Pada analisi korelasi nilai koefisien korelasi antara jumlah penduduk miskin (Y) dan kepadatan penduduk (X1) adalah menunjukkan korelasi rendah dan searah (korelasi positif) artinya jika kepadatan penduduk bertambah akan meningkatkan jumlah penduduk miskin, dan sebaliknya jika kepadatan penduduk menurun maka jumlah penduduk miskin juga menurun.

3. Pada analisi korelasi nilai koefisien korelasi antara jumlah penduduk miskin (Y) dan jumlah pengangguran (X2) yang menunjukkan korelasi tinggi dengan arah positif (korelasi positif). Hal ini berarti jika tingkat pengangguran mengalami peningkatan maka jumlah penduduk miskin juga akan meningkat dan sebaliknya jika tingkat pengangguran menurun maka jumlah penduduk miskin juga menurun.

4. Pada analisi korelasi nilai koefisien korelasi antara jumlah penduduk miskin (Y) dan tingkat ketenagakerjaan (X3) adalah yang menunjukkan korelasi tinggi dengan arah positif (korelasi positif). Hal ini berarti jika tingkat ketenagakerjaan mengalami peningkatan maka jumlah penduduk miskin akan berkurang dan sebaliknya jika tingkat ketenagakerjaan menurun maka jumlah penduduk miskin meningkat.

(44)

6.2 Saran

Penulis memberikan beberapa saran terhadap hasil penelitian sebagai berikut:

1. Melihat hubungan yang cukup tinggi antara jumlah penduduk miskin dan tingkat pengangguran, maka disarankan agar pihak pemerintah Indonesia khususnya pemerintah daerah Kabupaten Deli Serdang untuk menanggulangi dan mengurangi tingkat pengangguran dengan lebih banyak menciptakan lapangan pekerjaan bagi masyarakat.

2. Melihat hubungan yang cukup tinggi antara jumlah penduduk miskin dan tingkat ketenagakerjaan, maka disarankan agar pihak pemerintah membantu masyarakat untuk mengembangkan potensi dalam berbagai keterampilan dan kewirausahaan.

(45)
(46)

(47)
(48)

Jjh3drjlk4tglk;fxjod0d8uoikhgjgkjijll

(49)
(50)
(51)
(52)
(53)

Gambar

Gambar 2.2 Korelasi Positif  2.  Korelasi negatif
Gambar 2.3 Korelasi Negatif  3.  Korelasi nol atau korelasi nihil
Tabel 4.2 Nilai-nilai koefisien Regresi linier berganda  Tahun  Jumlah  Penduduk  Miskin  (%)  Kepadatan Penduduk (Km2)  Tingkat   Pengangguran  (%)  Ketenagakerjaan (Ribu/Jiwa)  2004  10.542  756  15.68  7.722
Tabel 4.3 Nilai-Nilai Ŷ Yang Diperoleh Dari Persamaan Regresi Linier  Berganda Untuk Menghitung Kesalahan Tafsiran Baku

Referensi

Dokumen terkait

FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) DI KABUPATEN DELI SERDANG DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALISIS JALUR LAPORAN TUGAS AKHIR MUHAMMAD RIDWAN 152407108

Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa: adanya pengaruh secara bersama-sama dari variabel persepsi resiko, variabel kualitas, variabel harga dan variabel nilai terhadap

de Dear (2003) A field study of thermal comfort in outdoor and semi-outdoor environments in subtropical, Sydney Australia. Handbook of Sports and Recreational Building vol3

: Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel bebas yaitu rata-rata lama sekolah, tingkat pengangguran, pendapatan regional perkapita, kepadatan penduduk

Sehubungan dengan akan dilaksanakan Klinik Artikel oleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Andalas, untuk meningkatkan jumlah Artikel

3.6.7.dan 4.6.7.Pengenalan konsep &amp; lambang bilangan 15.Memberi angka pada gambar dot susu 3.7.2.dan 4.7.2.Pengenalan nama anggota keluarga 16.Menggambar sesuai angka yang

PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA  GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG,. Menimbang

Hal ini menunjukkan bahwa pemerintah daerah kota makassar harus lebih meningkatkan dan menggali lagi dalam memanfaatkan dan memperhatikan serta mengoptimalkan segala