VII KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
7.1 Kesimpulan
Peredaran kayu bulat di Provinsi Jambi tahun 2004 berasal dari 8 kabupaten,
kecuali Kota Jambi dan Kabupaten Kerinci. Kota Jambi tidak mempunyai
kawasan hutan (hutan produksi), sedangkan Kabupaten Kerinci kawasan hutannya
sebagian besar merupakan Taman Nasional. Tujuan peredaran kayu bulat ke
Provinsi Jambi adalah ke 9 kabupaten/kota, kecuali Kabupaten Kerinci, karena
tidak terdapat izin usaha Industri Primer Hasil Hutan Kayu (IPHHK).
Volume peredaran kayu bulat Provinsi Jambi sebesar 2
.
407
.
237 m
3dengan
asal peredaran kayu bulat yang terbesar dari Kabupaten Tanjung Jabung Barat
sebesar 1
.
224
.
996 m
3(50.9%), sedangkan yang terkecil adalah Kabupaten
Merangin sebesar 11
.
194 m3 (0.5%). Volume tujuan peredaran kayu bulat
terbesar ke Kabupaten Tanjung Jabung Barat sebesar 2
.
006
.
494 m
3(85.3%),
sedangkan yang terkecil adalah Kabupaten Tanjung Jabung Timur sebesar 1
.
570
m
3(0.1%). Peredaran yang bertujuan ke luar Provinsi Jambi, yaitu : Provinsi
Banten, Sumatera Selatan, Riau, DKI Jakarta, dan Sumatera Barat dengan total
volume sebesar 55
.
874 m
3. Peredaran kayu didominasi Kelompok Jenis Kayu
Rimba Campuran sebesar 2
.
271
.
481 m
3(94.36%) dari total peredaran sebesar
2
.
407
.
237 m
3.
Volume asal peredaran kayu bulat di Provinsi Jambi pada tahun 2004
dengan truk (via darat) sebesar 2
.
126
.
793 m
3(88.3%), sedangkan dengan rakit dan
ponton (via sungai) sebesar 280
.
444 m
3(11.7%). Volume tujuan peredaran kayu
bulat ke Provinsi Jambi via darat sebesar 2
.
085
.
523 m
3(88.7%) dan via sungai
sebesar 265
.
840 m
3(11.3%), sedangkan yang keluar Provinsi Jambi via darat
sebesar 41
.
270 m
3dan via sungai/laut sebesar 14
.
604 m
3.
Supply kayu bulat dari Provinsi Jambi pada tahun 2004 sebesar 2
.
351
.
363
m
3(38.4%), dengan berdasarkan kapasitas izin industri aktif sebesar 3
.
114
.
032
m
3, sebenarnya kebutuhan kayu bulat sebesar 6
.
120
.
588 m
3, sehingga kekurangan
kayu bulat sebesar 3
.
769
.
225 m
3(61.6%) kemungkinan dipenuhi dari luar
Provinsi Jambi. Dengan lain perkataan, kemampuan Provinsi Jambi dalam supply
bahan baku kayu bulat hanya sebesar 38.4%. Sementara itu, bila dihitung
berdasarkan peredaran kayu olahan sebesar 2
.
068
.
772 m
3, maka kebutuhan riil
kayu bulat sebesar 4
.
597
.
271 m
3, dengan demikian kemampuan Provinsi Jambi
dalam supply riil bahan baku kayu bulat hanya sebesar 51.1%.
7.2 Rekomendasi Peredaran Kayu Bulat
Beberapa hal yang dapat direkomendasikan dari hasil penelitian tersebut,
diantaranya :
a. Instansi kehutanan yang terkait dengan peredaran kayu bulat (BSPHH
Wilayah IV Jambi, Dinas Kehutanan Provinsi Jambi, dan Dinas Kehutanan
Kabupaten/Kota di Provinsi Jambi), hendaknya selalu memonitor peredaran
kayu bulat dengan memanfaatkan kesediaan data peredaran hasil hutan yang
ada, seperti database hasil hutan Provinsi Jambi yang disusun oleh BSPHH
Wilayah IV Jambi.
b. Pemberian izin industri berkapasitas < 6
.
000 m
3/tahun harus dikaji dengan
serius oleh Pemerintah Daerah Provinsi Jambi, karena kondisi pemenuhan
kebutuhan bahan baku kayu bulat yang kurang mencukupi. Pertimbangan
kemampuan Provinsi Jambi dalam memenuhi kebutuhan kayu bulat harus
menjadi pertimbangan utama dalam memberikan izin industri, sehingga
industri yang tidak beroperasi dapat dihindari.
c. Pemberian izin industri berkapasitas > 6
.
000 m
3/tahun harus dikaji dengan
serius oleh Departemen Kehutanan, karena kondisi pemenuhan kebutuhan
bahan baku kayu bulat yang kurang mencukupi. Pertimbangan kemampuan
Provinsi Jambi dalam memenuhi kebutuhan kayu bulat dan potensi kayu bulat
nasional harus menjadi pertimbangan utama dalam memberikan izin industri,
sehingga industri yang tidak beroperasi dapat dihindari.
d. Perhatian yang serius oleh Pemerintah Daerah Provinsi Jambi (Dinas
Kehutanan Provinsi Jambi) terhadap kabupaten/kota yang mempunyai indikasi
banyaknya kekurangan supply bahan baku kayu bulat, seperti : Kabupaten
Muaro Jambi, Tebo, dan Kota Jambi. Hal ini harus menjadi acuan dan
landasan bagi penentuan kebijakan kehutanan, khususnya pemberian izin
industri selanjutnya.
e. Harus ada koordinasi dalam pemantauan peredaran hasil hutan kayu bulat
antar kabupaten/kota di Provinsi Jambi, Provinsi Jambi dengan
kabupaten/provinsi yang lain, dan Provinsi Jambi dengan Pemerintah Pusat
(Departemen Kehutanan).
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2000. Database Management System. Lecture notes, The University of
Adelaide, Australia. http://www.gisca.adelaide.edu.aa/bbryan/lectures/dbms.
[22 Desember 2000].
Anwar D. 2003. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Terbaru. Surabaya :
Penerbit Amelia Surabaya.
Aronoff S. 1989. Geographic Information System : A Management Perspective.
Ottawa, Kanada : WDL Publications.
Barus B. dan Wiradisastra US. 2000. Sistem Informasi Geografis : Sarana
Manajemen Sumberdaya. Bogor : Laboratorium Penginderaan Jauh dan
Kartografi, Jurusan Tanah, Fakultas Pertanian, IPB.
[BPS] Badan Pusat Statistik. 2003. Data Potensi Desa (Podes) Provinsi Jambi
Tahun 2003. Jakarta : BPS.
[BPS] Badan Pusat Statistik Provinsi Jambi. 2003. Jambi Dalam Angka (Jambi
in Figures) Tahun 2003. Jambi : BPS Provinsi Jambi.
Budiaman A. 2001. Kualitas dan Kemungkinan Penggunaan Kayu Bulat Limbah
Pemanenan. Jurnal Teknologi Hasil Hutan XIV Nomor 1/2001 : 32-41.
[Dephut] Departemen Kehutanan. 1991. Industri Kehutanan di Indonesia.
Jakarta : PT Nerzal Agrokarya Pratama.
[Dephut] Departemen Kehutanan. 2003. Keputusan Menteri Kehutanan Nomor
124/Kpts-II/2003 tentang Petunjuk Teknis Tata Cara, Pengenaan,
Pemungutan, Pembayaran, dan Penyetoran Provisi Sumberdaya Hutan
(PSDH). Jakarta : Dephut.
[Dephut] Departemen Kehutanan. 2003. Keputusan Menteri Kehutanan Nomor
126/Kpts-II/2003 tentang Penatausahaan Hasil Hutan. Jakarta : Dephut.
[Dephut] Departemen Kehutanan. 2003. Keputusan Menteri Kehutanan Nomor
128/Kpts-II/2003 tentang Petunjuk Teknis Tata Cara, Pengenaan,
Pemungutan, Pembayaran, dan Penyetoran Dana Reboisasi (DR). Jakarta :
Dephut.
[Dephut] Departemen Kehutanan. 2003. Keputusan Menteri Kehutanan Nomor
163/Kpts-II/2003 tentang Pengelompokan Jenis Kayu Sebagai Dasar
Pengenaan Iuran Kehutanan. Jakarta : Dephut.
[Dephut] Departemen Kehutanan. 2003. Perlu Pendekatan Holistik dalam
Pemberantasan Illegal Logging (editorial). Majalah Kehutanan Indonesia
IV/2003 : 4.
[Dephut] Departemen Kehutanan, Badan Planologi Kehutanan. 2003. Data
Strategis Kehutanan 2003 (Eksklusif). Jakarta : Dephut, Badan Planologi
Kehutanan.
[Dephut] Departemen Kehutanan, Badan Planologi Kehutanan. 2003. Buku
Rekalkulasi Sumberdaya Hutan Indonesia Tahun 2004. Jakarta : Dephut,
Badan Planologi Kehutanan.
[Dephut] Departemen Kehutanan. 2004. Keputusan Menteri Kehutanan Nomor
SK.456/Menhut-II/2004 tentang Lima Kebijakan Prioritas Bidang
Kehutanan Program Pembangunan Nasional Kabinet Indonesia Bersatu.
Jakarta : Dephut.
[Dephut] Departemen Kehutanan, Badan Planologi Kehutanan. 2004. Statistik
Kehutanan 2004. Jakarta : Dephut, Badan Planologi Kehutanan.
[Dephut] Departemen Kehutanan, Direktorat Jenderal Bina Produksi Kehutanan.
2004. Keputusan Direktur Jenderal Bina Produksi Kehutanan Nomor
SK.252/VI-BPHA/2004 tentang Perubahan Keputusan Direktur Jenderal
Bina Produksi Kehutanan Nomor SK.195/VI-BPHA/2004 tentang Penetapan
Jatah Produksi Hasil Hutan Kayu Periode Tahun 2005 yang Berasal dari
Pemanfaatan Hutan Alam Produksi untuk masing-maisng Provinsi di
seluruh Indonesia. Jakarta : Dephut, Direktorat Jenderal Bina Produksi
Kehutanan.
[Deperindag] Departemen Perindustrian dan Perdagangan. 2004. Keputusan
Menteri Perindustrian dan Perdagangan Nomor 436/MPP/Kep/7/2004
tentang Penetapan Harga Patokan Untuk Perhitungan Provisi Sumberdaya
Hutan (PSDH) Kayu dan Rotan. Jakarta : Deperindag.
[Dephut] Departemen Kehutanan. 2005. Siaran Pers Nomor
5.116/II/PIK-1/2005. http : //www.dephut.go.id/Informasi/Humas/2005/116.05.htm. [17
Pebruari 2005].
[Dephut] Departemen Kehutanan, Direktorat Jenderal Bina Produksi Kehutanan.
Keputusan Direktur Jenderal Bina Produksi Kehutanan Nomor
S.948/VI-BPPHH/2004 tentang Rendemen Kayu Olahan. Jakarta : Dephut,
Direktorata Jenderal Bina Produksi Kehutanan.
[Dephut] Departemen Kehutanan, Direktorat Jenderal Bina Produksi Kehutanan.
Surat Edaran Direktur Jenderal Bina Produksi Kehutanan Nomor
SE.02/VI-BIKPHH/2005 tentang Harga Patokan Provisi Sumberdaya Hutan (PSDH)
periode 4 Pebruari 2005-30 Juni 2005 (Semester I 2005). Jakarta : Dephut,
Direktorata Jenderal Bina Produksi Kehutanan.
[Dinhut] Dinas Kehutanan, Balai Inventarisasi dan Pemetaan Hutan Provinsi
Jambi. 2004. Profil Pembangunan Kehutanan di Bidang Inventarisasi dan
Pemetaan Hutan di Provinsi Jambi Tahun 2004. Jambi : Dinhut, Balai
Inventarisasi dan Pemetaan Hutan Provinsi Jambi.
[Dinhut] Dinas Kehutanan Provinsi Jambi. 2005. Pembaharuan Izin Usaha
Industri Primer Hasil Hutan Kayu Kapasitas <6
.
000 m
3/tahun di Provinsi
Jambi Tahun 2004. Jambi : Dinhut Provinsi Jambi.
Dumanauw JF. 2001. Mengenal Kayu. Cetakan ke-4. Yogyakarta : Penerbit
Kanisius.
Fatansyah. 1999. Basisdata. Bandung : CV Informatika.
Kadir A. 1999. Konsep dan Tuntunan Praktis Basisdata. Yogyakarta : Andi
Yogyakarta.
Prahasta E. 2002. Konsep-Konsep Dasar : Sistem Informasi Geografis. Bandung
: CV Informatika.
Prahasta E. 2004. Sistem Informasi Geografis : Tutorial ArcView. Bandung :
CV Informatika.
Puntodewo A, Dewi S, Tarigan J. 2003. Sistem Informasi Geografis untuk
Pengelolaan Sumberdaya Alam. Bogor : CIFOR.
Rustiadi E, Saefulhakim S, Panuju DR. 2004. Diktat Perencanaan dan
Pengembangan Wilayah. Bogor : Laboratorium Pengembangan Wilayah,
Departemen Tanah dan Sumberdaya Lahan, IPB.
Saparjadi K. 2003. Langkah Strategis dan Upaya Pemberantasan Illegal Logging
di Indonesia. Majalah Kehutanan Indonesia IV/2003 : 5-10.
Sianipar P. 2003. Membuat Program Aplikasi Database dengan MS Access
2002. Jakarta : PT Elex Media Komputindo.
Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 1999 tentang tarif atas jenis penerimaan
negara bukan pajak yang berlaku pada Departemen Kehutanan.
Peraturan Pemerintah Nomor 92 Tahun 1999 tentang tarif Dana Reboisasi (DR).
Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2002 tentang Tata Hutan dan Penyusunan
Rencana Pengelolaan Hutan, Pemanfaatan Hutan, dan Penggunaan Kawasan
Hutan.
Lampiran 1 Daftar singkatan-singkatan
No Singkatan Arti
1 APL : Areal Penggunaan Lain
2 BIPHUT : Balai Inventarisasi dan Pemetaan Hutan
3 BPK : Bina Produksi Kehutanan
4 BSPHH : Balai Sertifikasi Penguji Hasil Hutan
5 CA : Cagar Alam
6 DHH : Daftar Hasil Hutan
7 DR : Dana Reboisasi
8 HHBK : Hasil Hutan Bukan Kayu
9 HHK : Hasil Hutan Kayu
10 HL : Hutan Lindung
11 HP : Hutan Produksi Tetap
12 HPH : Hak Pengusahaan Hutan
13 HPHTI : Hak Pengusahaan Hutan Tanaman Industri
14 HPT : Hutan Produksi Terbatas
15 IPHHK : Industri Primer Hasil Hutan Kayu
16 ITSP : Inventarisasi Tegakan Sebelum Penebangan 17 IUPHHK : Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu
18 KB : Kayu Bulat
19 KBK : Kayu Bulat Kecil
20 KBS : Kayu Bulat Sedang
21 KO : Kayu Olahan
22 KPA : Kawasan Pelestarian Alam
23 KSA : Kawasan Suaka Alam
24 LHC : Laporan Hasil Cruishing
25 LHP : Laporan Hasil Penebangan
26 LMHHO : Laporan Mutasi Hasil Hutan Olahan 27 LMKB : Laporan Mutasi Kayu Bulat
28 P2LHP : Petugas Pengesah Laporan Hasil Penebangan
29 P2SKSHH : Pejabat Penerbit Surat Keterangan Sahnya Hasil Hutan
30 P3KB : Petugas Pemeriksa Penerimaan Kayu Bulat
31 PHL : Pengelolaan Hutan Lestari
32 PSDH : Provisi Sumberdaya Hutan
33 RKT : Rencana Karya Tahunan
34 RPBBI : Rencana Pemenuhan Bahan Baku Industri 35 SKSHH : Surat Keterangan Sahnya Hasil Hutan
36 THR : Taman Hutan Raya
37 TN : Taman Nasional
38 TPK : Tempat Penimbunan Kayu
39 TPn : Tempat Pengumpulan Kayu
40 TWA : Taman Wisata Alam
Sumber : - Undang-undang RI Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan.
- SK Menteri Kehutanan Nomor 124/Kpts-II/2003 tentang Petunjuk Teknis Tata Cara Pengenaan, Pemungutan, Pembayaran, dan Penyetoran Provisi Sumberdaya Hutan (PSDH).
- SK Menteri Kehutanan Nomor 126/Kpts-II/2003 tentang Penatausahaan Hasil Hutan. - SK Menteri Kehutanan Nomor 128/Kpts-II/2003 tentang Petunjuk Teknis Tata Cara
Lampiran 2 Daftar pengertian istilah/singkatan
No Istilah/Singkatan Pengertian
Buku Ukur
1
:
Catatan harian atas hasil penebangan yang dibuat di TPn, berisi nomor batang, jenis, panjang, dan volume kayu bulat yang telah diberi penandaan pada fisik kayunya dari petak/blok tebangan tahun bersangkutan, dan digunakan sebagai dasar pengisisan LHP, sedangkan untuk KBK atau bakau tidak perlu dilakukan penandaan dan jumlahnya diukur dalam stapel meter atau ton.BIPHUT Jambi
2
:
Instansi daerah di bawah Dinas Kehutanan Provinsi Jambi yang mengemban tugas di bidang inventarisasi, pengukuran, dan pemetaan kawasan hutan di Provinsi Jambi.BSPHH
3
:
Unit pelaksana teknis di bidang sertifikasi penguji hasil hutan yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Direktur Jenderal BPK.DHH
4
:
Dokumen yang berisi nomor dan tanggal LHP, nomorbatang, jenis kayu, panjang, diameter, dan volume setiap batang untuk kayu bulat; atau nomor urut bundel, jenis kayu, ukuran sortimen, jumlah keping/bundel, dan volume untuk kayu olahan; atau jenis, jumlah bundel, dan berat untuk HHBK; yang merupakan lampiran tak terpisahkan dengan dokumen SKSHH.
DR
5
:
Dana untuk reboisasi dan rehabilitasi hutan serta kegiatan pendukungnya yang dipungut dari pemegang izin Usaha Pemanfaatan Hasil hutan dari Hutan Alam yang berupa kayu. Dinas Kehutanan6
Provinsi Jambi
:
Dinas Provinsi yang diserahi tugas dan tanggung jawab di bidang kehutanan di daerah Provinsi Jambi.
Direktur Jenderal 7
BPK
:
Direktur Jenderal yang diserahi tugas dan tanggung jawab di bidang Bina Produksi Kehutanan.Hasil Hutan
8
:
Benda-benda hayati yang berupa hasil hutan kayu (HHK) dan hasil hutan bukan kayu (HHBK) selain tumbuhan dan satwa liar.HHBK
9
:
Hasil hutan selain kayu, termasuk komodiats hasilperkebunan yang dipungut dari Hutan Negara. Hutan
10
:
Suatu kesatuan ekosistem berupa hamparan lahan berisi sumberdaya alam hayati yang didominasi pepohonan dalam persekutuan alam lingkungannya, yang satu dengan lainnya tidak dapat dipisahkan.Hutan Alam
11
:
Hutan Negara yang ditumbuhi pepohonan secara alami dan berfungsi sebagai hutan produksi.Hutan Konservasi
12
:
Kawasan hutan dengan ciri khas tertentu, yang mempunyai fungsi pokok pengawetan keanekaragaman tumbuhan dan satwa, serta ekosistemnya.Hutan Lindung
13
:
Kawasan hutan yang mempunyai fungsi pokok sebagaiperlindungan sistem penyangga kehidupan untuk mengatur tata air, mencegah banjir, mengendalikan erosi, mencegah intrusi air laut, dan memelihara kesuburan tanah.
Hutan Negara
14
:
Hutan yang berada pada tanah yang tidak dibebani hak atas tanah.Hutan Produksi
15
:
Kawasan hutan yang mempunyai fungsi pokok memproduksi hasil hutan.IPHHK
16
:
Industri yang mengolah langsung kayu bulat dan atau kayu Bahan Baku Serpih (BBS) menjadi barang setengah jadi berupa kayu gergajian, serpih kayu, venir, kayu lapis/panel kayu, dan barang jadi sebagai kelanjutan proses pengolahan barang setengah jadi.IUPHHK pada hutan alam (HPH)
17
:
Izin untuk memanfaatkan hutan produksi yang kegiatannya terdiri dari pemanenan, penanaman, pemeliharaan, pengamanan, pengolahan, dan pemasaran hasil hutan kayu, IUPHHK pada hutantanaman (HPHTI)
18
:
Izin untuk memanfaatkan hutan produksi yang kegiatannya terdiri dari penyiapan lahan, perbenihan/pembibitan, penanaman, pemeliharaan, pengamanan, pemanenan, pengolahan, dan pemasaran hasil hutan kayu.19 Jenis Niagawi
:
Jenis-jenis pohon yang laku untuk diperdagangkan. Kapasitas Izin20
:
Kemampuan produksi maksimum setiap tahun yangdiperkenankan berdasarkan izin dari pejabat yang berwenang. Kapasitas Terpasang
21
:
Kapasitas produksi mesin-mesin utama yang ditetapkandalam tata letak (lay out) industri primer hasil hutan kayu dan realisasi terpasang di lapangan.
Kawasan Hutan
22
:
Wilayah tertentu yang ditunjuk dan atau ditetapkan oleh pemerintah untuk dipertahankan keberadaannya sebagai hutan tetap.KPA
23
:
Huta dengan ciri khas tertentu, yang mempunyai fungsi pokok perlindungan sistem penyangga kehidupan, pengawetan keanekaragaman jenis tumbuhan dan satwa, serta pemanfaatan secara lestari sumberdaya hayati dan ekosistemnya.KSA
24
:
Hutan dengan ciri khas tertentu, yang mempunyai fungsi pokok sebagai kawasan pengawetan keanekaragaman tumbuhan dan satwa serta ekosistemnya, yang juga berfungsi sebagai wilayah sistem penyangga kehidupan.Kayu Bahan Baku 25
Serpih (BBS)
:
KB, KBK, bakau, dan sisa pembalakan yang akan diolah menjadi serpih.Kayu Bulat (KB)
26
:
Bagian dari pohon yang dipotong sesuai denganpenggunaannya yang terdiri dari kayu bulat pertukangan, limbah pembalakan, dan sortimen khusus.
Kayu Bulat Kecil (KBK)
27
:
Kayu yang mempunyai ukuran diameter kurang dari 30 cm berupa kayu bulat sedang, cerucuk, tiang jermal, tiang pancang, galangan rel, sisa pembagian batang, tonggak, cabang, kayu bakar, bahan arang, dan kayu bulat dengan diameter 30 cm atau lebih yang direduksi karena mengalami cacat/gerowong lebih dari 40%.Kayu Bulat Sedang 28
(KBS)
:
Bagian dari pohon yang sesuai dengan ketentuan diperbolehkan untuk ditebang.Kayu Olahan (KO)
29
:
Hasil pengolahan langsung KB dan atau KBK dan atau bakau menjadi kayu gergajian, serpih/chip/pulp, venir, kayu lapis, dan Laminating Veneer Lumber (LVL).Kehutanan
30
:
Sistem pengurusan yang bersangkut paut dengan hutan,kawasan hutan, dan hasil hutan yang diselenggarakan secara terpadu.
Klaster
31
:
Pengelompokan potensi tegakan pohon berdasarkankesamaan fisik pohon tertentu. LHC
32
:
Dokumen hasil pengolahan data pohon dari pelaksanaankegiatan ITSP pada setiap petak kerja atau blok kerja tebangan tahunan, pada petak kerja tebagan tahunan memuat nomor pohon, jenis, diameter, tinggi pohon bebas cabang, dan taksiran volume kayu, sedangkan pada blok kerja tebangan tahunan memuat kelompok jenis, kelas diameter, jumlah pohon, dan taksiaran volume kayu.
LHP
33
:
Dokumen yang berisi nomor batang, jenis, panjang, diameter, dan volume kayu bulat dari hasil penebangan/pemanenan pohon pada petak/blok yang ditetapkan, pengisiannya berasal dari buku ukur dan dibuat di TPK.LMHHO
34
:
Dokumen mutasi hasil hutan olahan yang berisi persediaan awal, penambahan, penggunaan, pengurangan (penjualan, pemakaian sendiri), dan persediaan akhir hasil hutan olahan di industri.LMKB
35
:
Dokumen mutasi kayu bulat yang berisi persediaan awal, penambahan, pengurangan, dan persediaan akhir kayu bulat yang dibuat di TPK Hutan, atau TPK Antara, atau di tempat penampungan, atau industri.P2LHP
36
:
Pegawai kehutanan yang memenuhi kualifikasi minimalsebagai penguji hasil hutan yang diangkat dan diberi tugas, tanggung jawab, serta wewenang untuk melakukan pengesahan laporan hasil penebangan/pemanenan.
P2SKSHH
37
:
Pegawai kehutanan yang mempunyai kualifikasi minimalsebagai penguji hasil hutan yang diangkat dan diberi wewenang untuk menerbitkan dokumen SKSHH di TPK Hutan, TPK Antara, industri primer hasil hutan, tempat penampungan, tempat pelelangan hasil hutan, atau pelabuhan umum.
P3KB
38
:
Pegawai kehutanan yang mempunyai kualifikasi minimalsebagai penguji hasil hutan yang diangkat dan diberi wewenang untuk melakukan pemeriksaan atas kayu bulat yang diterima industri primer hasil hutan atau industri pengolahan kayu lanjutan, TPK Antara, tempat penampungan, tempat pelelangan hasil hutan, atau pelabuhan umum.
Pengujian Hasil 39
Hutan
:
Suatu kegiatan dalam rangka menetapkan jenis, volume, dan mutu/kualita hasil hutan.Pengukuran Hasil 40
Hutan
:
Suatu kegiatan untuk mengetahui/menetapkan volume dan atau berat dari hasil hutan.Peredaran Hasil Hutan
41
:
Perputaran hasil hutan dari hutan ke industri yang satu ke industri yang lain atau konsumen hasil hutan yang lain sesuai dengan peruntukan hasil hutan yang ada.Potensi Hutan
42
:
Jumlah pohon niagawi tiap hektar menurut kelas diameter pada suatu lokasi hutan tertentu yang dihitung berdasarkan rata-rata jumlah pohon pada suatu tegakan hutan alam.PSDH
43
:
Pungutan yang dikenakan sebagai pengganti nilai intrinsik dari hasil hutan yang dipungut dari Hutan Negara.RPBBI
44
:
Rencana yang memuat kebutuhan bahan baku dan pasokan bahan baku pada industri primer hasil hutan kayu dalam jangka waktu 1 (satu) tahun berjalan.SKSHH
45
:
Dokumen resmi yang diterbitkan pejabat yang berwenang yang digunakan dalam pengangkutan, penguasaan, dan pemilikan hasil hutan, sebagai alat bukti atas legalitas hasil hutan.TPK
46
:
Tempat untuk menimbun kayu yang merupakanpenggabungan kayu-kayu dari beberapa TPn. TPn
47
:
Tempat untuk pengumpulan kayu-kayu hasil penebangan di sekitar petak kerja tebangan yang bersangkutan.Sumber : - Undang-undang RI Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan.
- SK Menteri Kehutanan Nomor 124/Kpts-II/2003 tentang Petunjuk Teknis Tata Cara Pengenaan, Pemungutan, Pembayaran, dan Penyetoran Provisi Sumberdaya Hutan (PSDH).
- SK Menteri Kehutanan Nomor 126/Kpts-II/2003 tentang Penatausahaan Hasil Hutan. - SK Menteri Kehutanan Nomor 128/Kpts-II/2003 tentang Petunjuk Teknis Tata Cara
Pengenaan, Pemungutan, Pembayaran, dan Dana Reboisasi (DR). - Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Terbaru (2003).
Lampiran 3 Produksi kayu bulat Provinsi Jambi periode tahun 1999-2003
No Tahun Jumlah Produksi (m3)
1 1999*) 1.551.598.48
2 2000**) 724.005.04
3 2001 2.036.250.44
4 2002 132.934.39
5 2003 57.679.01
Sumber : Direktorat Jenderal Bina Produksi Kehutanan, Departemen Kehutanan (2004). Keterangan :
*) : data produksi kayu bulat tahun 1999 dan 2000 (Januari – Maret). **) : data produksi kayu bulat tahun 2000 (April – Desember).
Lampiran 4 Volume asal peredaran kayu bulat Provinsi Jambi dirinci
per kelompok jenis kayu tahun 2004
Kab/Kota Kab/Kota Volume Kayu Bulat (m3)
Asal Tujuan Meranti Campuran Indah Total
1 Kerinci - - - - - 2 Merangin 1 Merangin 2 Muaro Jambi 3 Kota Jambi 4 Banten 5 Sumatera Selatan Jumlah 1.622 0 1.194 34 74 2.924 4.104 3.118 1.002 0 46 8.270 0 0 0 0 0 0 5.726 3.118 2.196 34 120 11.194 3 Sarolangun 1 Sarolangun 2 Batanghari 3 Muaro Jambi 4 Tanjabtim 5 Kota Jambi 6 Sumatera Selatan Jumlah 2 032 238 4.558 141 1.400 3 242 11.611 14 568 1.230 29.208 1.259 11.069 6 841 64.175 0 0 0 0 0 223 223 16 600 1.468 33.766 1.400 12.469 10 306 76.009 4 Batanghari 1 Batanghari 2 Muaro Jambi 3 Tanjabbar 4 Tebo 5 Kota Jambi Jumlah 2 180 4 074 0 496 2 199 8.949 6 459 9 551 571 187 287 3 362 590.846 0 0 0 0 0 0 8 639 13 625 571 187 783 5 561 599 795 5 Muaro Jambi 1 Muaro Jambi
2 Tanjabtim 3 Tanjabbar 4 Kota Jambi 5 DKI Jakarta 6 Riau Jumlah 24.861 13 2.600 3.846 0 498 31.818 82.229 157 38.954 8.980 81 2.695 133.096 0 0 0 0 0 0 0 107.090 170 41.554 12.826 81 3.193 164.914 6 Tanjung Jabung Timur 1 Tanjabbar Jumlah 0 0 179.787 179.787 14 14 179 801 179.801 7 Tanjung Jabung Barat 1 Muaro Jambi 2 Tanjabbar 3 Riau Jumlah 282 3.469 0 3.751 532 1.210.483 10.230 1.221.245 0 0 0 0 814 1.213.952 10 230 1.224.996 8 Tebo 1 Batanghari 2 Muaro Jambi 3 Tebo 4 Bungo 5 Kota Jambi 6 DKI Jakarta 7 Riau Jumlah 22 9.176 10.741 36 4.062 0 280 24.317 882 14.222 24.123 64 4.911 0 820 45.022 0 0 14 0 0 70 0 84 904 23.398 34.878 100 8.973 70 1.100 69.423
9 Bungo 1 Muaro Jambi
2 Bungo 3 Riau 4 Sumatera Barat Jumlah 0 28.928 20.185 2 952 52.065 49 21.388 7.386 217 29.040 0 0 0 0 0 49 50.318 27.571 3 169 81.105 10 Kota Jambi - - - - - Jumlah 135.435 2.271.481 321 2 407 237
Lampiran 5 Volume tujuan peredaran kayu bulat Provinsi Jambi dirinci
per kelompok jenis kayu tahun 2004
Kab/Kota Kab/Kota Volume Kayu Bulat (m3)
Tujuan Asal Meranti Campuran Indah Total
1 Kerinci - - - - - 2 Merangin 1 Merangin Jumlah 1.622 1.622 4.104 4.104 0 0 5.726 5.726 3 Sarolangun 1 Sarolangun Jumlah 2 032 2 032 14 568 14 568 0 0 16 600 16 600 4 Batanghari 1 Sarolangun 2 Batanghari 3 Tebo Jumlah 238 2 180 22 2.440 1.230 6 459 882 8 571 0 0 0 0 1.468 8 639 904 11 011 5 Muaro Jambi 1 Merangin
2 Sarolangun 3 Batanghari 4 Muaro Jambi 5 Tanjabbar 6 Tebo 7 Bungo Jumlah 0 4.558 4 047 24.861 282 9.176 0 42 951 3.118 29.208 9 551 82.229 532 14.222 49 138 909 0 0 0 0 0 0 0 0 3.118 33.766 13 625 107.090 814 23.398 49 181 860 6 Tanjung Jabung Timur 1 Sarolangun 2 Muaro Jambi Jumlah 141 13 154 1.259 157 1.416 0 0 0 1.400 170 1.570 7 Tanjung Jabung Barat 1 Batanghari 2 Muaro Jambi 3 Tanjabtim 4 Tanjabbar Jumlah 0 2.600 0 3.469 6.069 571 187 38.954 179.787 1.210.483 2 000 411 0 0 14 0 14 571 187 41.554 179.801 1.213.952 2 006 494 8 Tebo 1 Batanghari 2 Tebo Jumlah 496 10.741 11 237 287 24.123 24.410 0 14 14 783 34.878 35.661 9 Bungo 1 Tebo 2 Bungo Jumlah 36 28.928 28 964 64 21.388 21.452 0 0 0 100 50.316 50.416 10 Kota Jambi 1 Merangin
2 Sarolangun 3 Batanghari 4 Muaro jambi 5 Tebo Jumlah 1.194 1.400 2 199 3.846 4.062 12 701 1.002 11.069 3 362 8.980 29 324 29 324 0 0 0 0 0 0 2.196 12.469 5 561 12 826 8.973 42 025 Jumlah 108 170 2 243 165 28 2 351 363 11 Luar Provinsi Jambi 1 Merangin 2 Sarolangun 2 Muaro Jambi 3 Tanjabbar 4 Tebo 5 Bungo Jumlah 108 3 242 498 0 280 23.137 27 265 46 6 841 2.776 10.230 820 7.603 28 316 0 223 0 0 70 0 293 154 10 306 3.274 10.230 1.170 30.740 55 874 Jumlah Total 135.435 2.271.481 321 2.407.237
Lampiran 6 Volume asal peredaran kayu bulat Provinsi Jambi berdasarkan
jalur transportasi tahun 2004
No Kab/Kota Kab/Kota Volume Kayu Bulat (m3)
Asal Tujuan Darat Sungai Total
1 Kerinci - - - - 2 Merangin 1 Merangin 2 Muaro Jambi 3 Kota Jambi 4 Banten 5 Sumatera Selatan Jumlah 5.726 8 0 34 120 5.888 0 3.110 2.196 0 0 5.306 5.726 3.118 2.196 34 120 11.194 3 Sarolangun 1 Sarolangun 2 Batanghari 3 Muaro Jambi 4 Tanjabtim 5 Kota Jambi 6 Sumatera Selatan Jumlah 10 491 194 1.109 0 5.361 10 306 27 461 6.109 1.274 32.657 1.400 7.108 0 48.548 16 600 1.468 33.766 1.400 12 469 10 306 76 008 4 Batanghari 1 Batanghari 2 Muaro Jambi 3 Tanjabbar 4 Tebo 5 Kota Jambi Jumlah 121 0 571 187 783 353 572 444 8 518 13 625 0 0 5 208 27 351 8 639 13 625 571 187 783 5 561 599.795
5 Muaro Jambi 1 Muaro Jambi
2 Tanjabtim 3 Tanjabbar 4 Kota Jambi 5 DKI Jakarta 6 Riau Jumlah 860 0 35.659 1 756 0 0 38.275 106.230 170 5.895 11 070 81 3.193 126.639 107.090 170 41.554 12.826 81 3.193 164.914 6 Tanjung Jabung Timur 1 Tanjabbar Jumlah 179 801 179 801 0 0 179.801 179.801 7 Tanjung Jabung Barat 1 Muaro Jambi 2 Tanjabbar 3 Riau Jumlah 814 1.210 572 0 1.211 386 0 3.380 10.230 13.610 814 1.213 952 10.230 1.224 996 8 Tebo 1 Batanghari 2 Muaro Jambi 3 Tebo 4 Bungo 5 Kota Jambi 6 DKI Jakarta 7 Riau Jumlah 0 5.647 4.090 100 526 70 0 10 433 904 17.751 30.788 0 8.447 0 1.100 58 990 904 23.398 34.878 100 8.973 70 1.100 69.423
9 Bungo 1 Muaro Jambi
2 Bungo 3 Riau 4 Sumatera Barat Jumlah 49 50.316 27.571 3.169 81.105 0 0 0 0 0 49 50.316 27.571 3.169 81.105 10 Kota Jambi - - - - Jumlah Total 2.126 793 280 444 2 407 237
Lampiran 7 Volume tujuan peredaran kayu bulat Provinsi Jambi berdasarkan
jalur transportasi tahun 2004
No Kab/Kota Kab/Kota Volume Kayu Bulat (m3)
Tujuan Asal Darat Sungai Total
1 Kerinci - - - - 2 Merangin 1 Merangin Jumlah 5.726 5.726 0 0 5.726 5.726 3 Sarolangun 1 Sarolangun Jumlah 10 491 10 491 6 109 6 109 16 600 16 600 4 Batanghari 1 Sarolangun 2 Batanghari 3 Tebo Jumlah 194 121 0 315 1 274 8 518 904 10 696 1 468 8 639 904 11 011
5 Muaro Jambi 1 Merangin
2 Sarolangun 3 Batanghari 4 Muaro Jambi 5 Tanjabbar 6 Tebo 7 Bungo Jumlah 8 1 109 0 860 814 5 647 49 8 487 3 110 32 657 13 625 106 230 0 17 751 0 173 373 3 118 33 766 13 625 107 090 814 23 398 49 181 860 6 Tanjung Jabung Timur 1 Sarolangun 2 Muaro Jambi Jumlah 0 0 0 1 400 170 1 570 1 400 170 1 570 7 Tanjung Jabung Barat 1 Batanghari 2 Muaro Jambi 3 Tanjabtim 4 Tanjabbar Jumlah 571 187 35 659 179 801 1 210 572 1 997 219 0 5 895 0 3 380 9 275 571 187 41.554 179.801 1.213.952 2 006 494 8 Tebo 1 Batanghari 2 Tebo Jumlah 783 4 090 4 873 0 30 788 30 788 783 34.878 35.661 9 Bungo 1 Tebo 2 Bungo Jumlah 100 50 316 50 416 0 0 0 100 50.316 50.416
10 Kota Jambi 1 Merangin
2 Sarolangun 3 Batanghari 4 Muaro Jambi 5 Tebo Jumlah 0 5 361 353 1 756 526 7 996 2 196 7 108 5 208 11 070 8 447 33 029 2.196 12.469 5 561 12 826 8.973 42 025 Jumlah 2 085 523 265 840 2 351 363 11 Luar Provinsi Jambi 1 Merangin 2 Sarolangun 2 Muaro Jambi 3 Tanjabbar 4 Tebo 5 Bungo Jumlah 154 10 306 0 0 70 30 740 41 270 0 0 3 274 10 230 1 100 0 14 604 154 10 306 3.274 10.230 1.170 30.740 55 874 Jumlah Total 2 126 793 280 444 2.407.237
Lampiran 8 Daftar IPHHK aktif berkapasitas <6
.
000 m
3/tahun dan lokasinya
di Provinsi Jambi tahun 2004
No Nama Industri (IPHHK)*) SK Gubernur Jambi Kap Izin Jumlah Lokasi Nomor Tanggal (m3/Tahun) TK (orang) Kab/Kota 1 Ahmad Nawawi , H./Bintang Kartika 216/2004 10-05-2004 900 26 Muaro Jambi 2 Ahmad Rivai Saw Mill 230/2004 10-05-2004 1 500 14 Kota Jambi 3 Air Hitam Baru, CV. 343/2004 21-07-2004 6 000 47 Sarolangun 4 Alam Kusuma, CV. 315/2004 21-07-2004 1 500 30 Batanghari 5 Anang Fahmi Jaya, CV. 328/2004 21-07-2004 1 500 20 Kota Jambi 6 Aneka Karya, CV. 335/2004 21-07-2004 1 500 44 Bungo 7 Baijuri Haji Hamim 320/2004 21-07-2004 3 000 25 Muaro Jambi 8 Belato Jaya, CV. 342/2004 21-07-2004 3 000 13 Sarolangun 9 Betung Indah Sawmill, CV. 207/2004 10-05-2004 2 500 14 Batanghari 10 Bina Utama, CV. 334/2004 21-07-2004 5 200 20 Tebo 11 Buana Aro Mas, CV. 318/2004 21-07-2004 5 400 18 Batanghari 12 Buana Era Sentra Timber, PT. 479/2004 25-11-2004 3 000 40 Batanghari 13 Buana Guna, CV. 213/2004 10-05-2004 3 000 25 Batanghari 14 Bumi Teguh Pertiwi, PT. 350/2004 21-07-2004 1 500 36 Tanjabbar 15 Cahaya Singkutindo, PT. 485/2004 25-11-2004 6 000 43 Sarolangun 16 Cipto Kayu Wood Industrindo, PT. 341/2004 21-07-2004 6 000 30 Merangin 17 Conta Dora, CV. 228/2004 10-05-2004 1 500 35 Kota Jambi 18 Dikapura Kencana, PT. 323/2004 21-07-2004 1 500 30 Muaro Jambi 19 Dikapura Kencana, PT. 220/2004 10-05-2004 600 25 Tebo 20 Dua Enam, CV. 348/2004 21-07-2004 1 500 38 Sarolangun 21 Dua Saudara Jaya, CV. 321/2004 21-07-2004 6 000 20 Muaro Jambi 22 Dwitaruna Jaya Agrotama, CV. 218/2004 10-05-2004 6 000 28 Tebo 23 Empat Pilar Utama Sawmill, CV. 221/2004 10-05-2004 4 500 18 Bungo 24 Gajah Unggul, CV. 331/2004 21-07-2004 4 500 20 Tebo 25 Hasan Jalal, H. 326/2004 21-07-2004 900 16 Kota Jambi 26 Helmi Jalil, H. Drs./ Cipta Mandiri 349/2004 21-07-2004 6 000 18 Tanjabbar 27 Hendi Sawmill, CV. 212/2004 10-05-2004 1 500 24 Batanghari 28 Indra Jaya, CV. 229/2004 10-05-2004 1 500 14 Kota Jambi 29 Jambi Persada Reksa, CV. 219/2004 10-07-2004 6 000 30 Tebo 30 Jambi Putra Seko, CV. 224/2004 10-07-2004 1 800 25 Tanjabbar 31 Jati Tebo Mandiri, CV. 481/2004 25-11-2004 4 000 46 Tebo 32 Jebus Jaya Raya, CV. 319/2004 21-07-2004 4 500 81 Muaro Jambi 33 Jelutung Jumbo Jaya, PT. 325/2004 21-07-2004 3 000 10 Muaro Jambi 34 Kahwa Jaya Sawmill, CV. 327/2004 21-07-2004 4 500 31 Kota Jambi 35 Karya Utama Bulian, PT. 322/2004 21-07-2004 1 440 16 Muaro Jambi 36 Karya Utama, CV. 346/2004 21-07-2004 1 500 54 Sarolangun 37 KUD Catur Karya, PT. 223/2004 10-05-2004 3 000 20 Merangin 38 Lingga Karisma Jaya, PT. 324/2004 21-07-2004 2 500 25 Muaro Jambi 39 Lubuk Ruso Jaya, CV. 314/2004 21-07-2004 4 500 58 Batanghari 40 M. Jamil Sawmill, H. 316/2004 21-07-2004 1 200 25 Batanghari 41 Mahoni Agrosentosa, PT 482/2004 25-11-2004 5 000 20 Tebo 42 Maju Jaya Bersama, CV. 352/2004 21-07-2004 6 000 60 Tanjabbar 43 Nipah Kurnia Utama, CV. 347/2004 21-07-2004 6 000 18 Sarolangun
Lanjutan Lampiran 8
No Nama Industri (IPHHK)*) SK Gubernur Jambi Kap Izin Jumlah Lokasi Nomor Tanggal (m3/Tahun) TK (orang) Kab/Kota 44 Pelayang Indah, PT. 332/2004 21-07-2004 6 000 27 Tebo 45 Pemenang Indah Permai, PT. 222/2004 10-05-2004 6 000 20 Merangin 46 Penual Makmur, CV. 340/2004 21-07-2004 4 500 23 Bungo 47 Primkopad Korem 042/GAPU 215/2004 10-05-2004 3 000 32 Muaro Jambi 48 Rahmad, PD. 336/2004 21-07-2004 3 500 68 Bungo 49 Riau Mandiri, CV. 487/2004 25-11-2004 3 000 42 Sarolangun 50 Rimba Harapan Sawmill 351/2004 21-07-2004 6 000 41 Tanjabbar 51 Rimbun Gede, CV. 330/2004 21-07-2004 4 500 23 Tebo 52 Rozali Bersaudara, H. CV. 480/2004 25-11-2004 6 000 25 Muaro Jambi 53 Sabda Kreasi, CV. 317/2004 21-07-2004 2 100 51 Batanghari 54 Sama Permai Utama, PT. 329/2004 21-07-2004 5 500 45 Tebo
55 Samhutani, PT. 486/2004 25-11-2004 6 000 87 Sarolangun 56 Samson Sawmill, CV. 209/2004 10-05-2004 6 000 30 Batanghari 57 Sari Alam Mulia, CV. 337/2004 21-07-2004 4 500 20 Bungo
58 Sari Hijau Mutiara, PT. 488/2004 25-11-2004 6 000 45 Tanjabbar 59 Sengkati Jaya, CV. 211/2004 10-05-2004 3 000 21 Batanghari 60 Siska Jaya I, CV. 339/2004 21-07-2004 2 500 20 Bungo
61 Sri Untung Saw Mill 206/2004 10-05-2004 1 500 20 Batanghari 62 Srigati Baru Sawmill, CV. 214/2004 10-05-2004 4 500 24 Muaro Jambi 63 Sukses Jujuhan Sakti, PT. 484/2004 25-11-2004 3 000 25 Bungo 64 Sumber Alas Saw Mill II 226/2004 10-05-2004 5 000 37 Tanjabtim 65 Tambir Mas, CV. 345/2004 21-07-2004 1 200 36 Sarolangun 66 Teluk Kuali Indah, CV. 217/2004 10-05-2004 2 500 52 Tebo
67 Titian Rezeki, PT. 210/2004 10-05-2004 2 400 28 Batanghari 68 Torsina Agung, PT. 225/2004 10-05-2004 4 500 45 Tanjabbar 69 Tri Sakti, CV. 338/2004 21-07-2004 4 500 40 Bungo 70 Tri Tunggal, CV. 227/2004 10-05-2004 1 200 16 Kota Jambi 71 Wana Griya Lestari, CV. 333/2004 21-07-2004 5 850 128 Tebo
72 Wana Jaya, CV. 208/2004 10-05-2004 3 000 21 Batanghari 73 Wira Kayu Abadi, CV. 344/2004 21-07-2004 4 500 38 Sarolangun 74 ZK Prima, CV. 483/2004 25-11-2004 4 500 18 Bungo
Jumlah 268 690 2 398
Sumber : Dinas Kehutanan Provinsi Jambi (2005).
Keterangan : *) Berdasarkan hasil pembaharuan izin oleh Gubernur Jambi tanggal 10 Mei 2004, 21 Juni 2004 dan 25 Nopember 2004.
Lampiran 9 Daftar IPHHK tidak aktif berkapasitas <6
.
000 m
3/tahun dan
lokasinya di Provinsi Jambi tahun 2004
No Nama Industri (IPHHK)1) Lokasi Keterangan
Kabupaten/Kota
1 Aldinul Group Tebo Tidak aktif
2 Aldinul Group II Tebo Tidak aktif
3 Anhar Effendi Merangin Tidak aktif
4 Bahari Megah Sawmill, CV. Batanghari Tidak aktif
5 Balai Rajo Jaya, CV. Tebo Tidak aktif
6 Bangjo Timber Jaya, CV. Tebo Tidak aktif
7 Bangko Sentosa, CV. Merangin Tidak aktif
8 Bangko Sentosa, PD. Tebo Tidak aktif
9 Brother Kencana Jaya Timber, PT. Muaro Jambi Tidak aktif
10 Buana Jaya, CV. Bungo Tidak aktif
11 Bukit Manggis Indah, CV. Bungo Tidak aktif
12 Bungo Rejeki, CV. Bungo Tidak aktif
13 Cinta Sahabat, CV. Tebo Tidak aktif
14 Dicky Group Tebo Tidak aktif
15 Dinar Sejati, CV. Batanghari Tidak aktif
16 Gemilang Jaya II, CV. Bungo Tidak aktif
17 Gemilang Jaya, CV. Bungo Tidak aktif
18 Handoko Group Tebo Tidak aktif
19 Jasa Rimba Bakti, CV. Tebo Tidak aktif
20 Jaya Setia II, CV. Tebo Tidak aktif
21 Jaya Setia, CV. Tebo Tidak aktif
22 Jelutung Jumbo Jaya, PT. Merangin Tidak aktif
23 Karya Indah Sawmill, CV. Batanghari Tidak aktif
24 Karya Tebo Mandiri, CV. Tebo Tidak aktif
25 Kemas Effendi Muaro Jambi Tidak aktif
26 KUD Pelayang Indah Tebo Tidak aktif
27 Kurnia Alam Semesta, PT. Tebo Tidak aktif
28 Lingkar Naga, CV. Tebo Tidak aktif
29 M. Ali Sawmill Muaro Jambi Tidak aktif
30 Manjaya Sakti, PD. Muaro Jambi Tidak aktif
31 Minasa Maju Mandiri, CV. Muaro Jambi Tidak aktif
32 Mitra Usaha Jaya, PT. Muaro Jambi Tidak aktif
33 Naga Mas Sawmill Tebo Tidak aktif
34 Niagara, PD. Muaro Jambi Tidak aktif
35 Pauh Rimba Raya, PT. Sarolangun Tidak aktif
36 Pelayang Indah Sawmill, PT. Tebo Tidak aktif
37 Pelayang Lestari Tebo Tidak aktif
38 Rila Jaya, CV. Bungo Tidak aktif
39 Rimba Rezeki II, CV. Tebo Tidak aktif
40 Rimba Rezeki III, CV. Bungo Tidak aktif
41 Rimba Rizki 88, CV. Tebo Tidak aktif
42 Rimba Rizki 88, CV. Tebo Tidak aktif
43 Rimbun Buana, CV. Tebo Tidak aktif
44 Rizal Sawmill Muaro Jambi Tidak aktif
45 Sanur Abadi, CV. Muaro Jambi Tidak aktif
46 Segar Teluk Kayu Putih Tebo Tidak aktif
Lanjutan Lampiran 9
No Nama Industri (IPHHK) Lokasi Keterangan
Kabupaten/Kota
48 Sindur Mas Sion Timber, CV. Bungo Tidak aktif
49 Siska Jaya III, CV. Tebo Tidak aktif
50 Sumindo Daksina Permai, PT. Muaro Jambi Tidak aktif
51 Suo-suo Pratama Jaya Tebo Tidak aktif
52 Surya Perkasa Mandiri Tebo Tidak aktif
53 Surya Putra Mandiri, CV. Merangin Tidak aktif
54 Tebo Lestari Jaya I, CV. Tebo Tidak aktif
55 Tebo Lestari Jaya II, CV. Tebo Tidak aktif
56 Tebo Lestari Jaya III, CV. Tebo Tidak aktif
57 Tebo Lestari Jaya IV, CV. Tebo Tidak aktif
58 Tebo Lestari Jaya IX, CV. Tebo Tidak aktif
59 Tebo Lestari Jaya V, CV. Tebo Tidak aktif
60 Tebo Lestari Jaya VII, CV. Tebo Tidak aktif
61 Tebo Lestari Jaya VIII, CV. Tebo Tidak aktif
62 Tebo Lestari JayaVI, CV. Tebo Tidak aktif
63 Telaga, PD. Muaro Jambi Tidak aktif
64 Tiga Putra Pratama I, CV. Tebo Tidak aktif
65 Tiga Putro Tebo Mandiri, CV. Tebo Tidak aktif
66 Tri Mega Mandiri Tebo Tidak aktif
67 Ujung Tayo Lestari, CV. Bungo Tidak aktif
68 Usaha Jaya, PD. Merangin Tidak aktif
69 Usaha Karya, PD. Merangin Tidak aktif
70 Usaha Mandiri Muaro Jambi Tidak aktif
71 Wahyu, CV. Muaro Jambi Tidak aktif
72 Walet Perdana, CV. Tebo Tidak aktif
73 Wana Griya Lestari IV, CV. Bungo Tidak aktif
Sumber : Dinas Kehutanan Provinsi Jambi (2005).
Lampiran 10 Daftar IPHHK berkapasitas >6
.
000 m
3/tahun dan lokasinya
di Provinsi Jambi tahun 2004
No Nama Industri (IPHHK) Kap Izin (m3/th) Lokasi Kab/Kota
1 Aman Pratama M.L, PT. 9 000 Muaro Jambi
2 Aman Sawmill, PT. 51.500 Kota Jambi
3 Bina Maya Bersaudara, CV. 7 200 Batanghari
4 Budiman Timber Industri Indonesia, PT. 25 000 Tanjung Jabung Barat
5 Cahaya Singkutindo, PT. 9.000 Sarolangun
6 Dua Sekawan Megah, PT. 40.000 Muaro Jambi
7 Dusun Aro Forestama, PT. 134.200 Batanghari
8 Gaya Wahana Putra Perkasa, PT. 48.000 Muaro Jambi
9 Gaya Wahana Timber, PT. 45.000 Muaro Jambi
10 IFA Sawmill, PT. 42.000 Tebo
11 Jebus Maju, PT. 18.400 Muaro Jambi
12 Jelutung Jumbo Jaya, PT. 17 200 Merangin
13 Kayu Intan Permata Abadi, PT. 96.000 Muaro Jambi
14 Kayu Kencana F., PT. 29 000 Muaro Jambi
15 Kurnia Idolatama Abadi, PT. 20 100 Muaro Jambi
16 Lembur Sawmill, PT. 40 000 Tanjung Jabung Timur
17 Lestarindo Utama Karya, PT. 65.000 Merangin
18 Lestarindo Utama Karya, PT. 70.000 Tebo
19 Limbah Kayu Utama, PT. 97 000 Batanghari
20 Loka Rahayu Plywood, PT. 40.535 Muaro Jambi
21 Lontar Papyrus Pulp Paper, PT. 23 400 Tanjung Jabung Barat
22 Mahoni Agro Sentosa, PT. 7 500 Tebo
23 Marjohan Sawmill, CV. 24.000 Batanghari
24 Mas Hijau, PT. 12 000 Tebo
25 Matahari, Fa. 8 400 Kota Jambi
26 Merawan Mas, CV. 7 200 Muaro Jambi
27 Mugitriman Internasional, PT. 123.492 Tanjung Jabung Timur
28 Nansari Prima Plywood, PT. 274.683 Muaro Jambi
29 Prima Indah Sari, PT. 13 500 Muaro Jambi
30 Putra Sumber Utama Timber, PT. 598.000 Muaro Jambi
31 Rimba Hutani Mas, PT. 20.000 Tanjung Jabung Barat
32 Rimba Karya Indah, PT. 56.000 Muaro Jambi
33 Slat Indah Mekar, PT. 26.000 Batanghari
34 Sumatera Mas Plywood, PT. 14.300 Muaro Jambi
35 Sumatera Timber Utama Damai, PT. 358.000 Tanjung Jabung Barat
36 Sumindo Daksina Permai, PT. 60.000 Muaro Jambi
37 Tanjung Johor Wood Industries, PT. 226.900 Kota Jambi
38 Eurisawood Industri, PT. 136 500 Muaro Jambi
39 Windu Karya Indah, PT. 13.000 Kota Jambi
Jumlah 2 907 010
Lampiran 11 Daftar IPHHK aktif berkapasitas >6
.
000 m
3/tahun dan lokasinya
di Provinsi Jambi tahun 2004
No Nama Industri (IPHHK)*) Kapasitas Izin Jumlah Tenaga Lokasi Industri
(m3/Tahun) Kerja (orang) Kabupaten/Kota
1 Aman Sawmill, PT. 34 000 247 Kota Jambi
2 Arindo Primawood, PT. 25 000 180 Muaro Jambi
3 Budiman Timber Industries, PT. 25 000 289 Tanjabbar
4 Dua Sekawan Megah, PT. 36.000 686 Muaro Jambi
5 Dusun Aro Forest Plywood, PT. 134.200 682 Batanghari
6 Gaya Wahana Putra Perkasa, PT. 12.000 150 Muaro Jambi
7 Gaya Wahana Timber, PT. 45.000 1 245 Muaro Jambi
8 Industries et Forests Asiatiques, PT. 78.000 44 Tebo
9 Jebus Maju, PT. 12 000 125 Muaro Jambi
10 Kayu Intan Permata Abadi, PT. 60.000 474 Muaro Jambi
11 Lestarindo Utama Karya, PT. 105.000 222 Tebo
12 Loka Rahayu Plywood Industries, PT. 20 000 631 Muaro Jambi
13 Marjohan Sawmill and Co., CV. 24 000 105 Batanghari
14 Mugitriman Internasional, PT. 162 492 1 942 Tanjabtim
15 Nansari Prima Plywood, PT. 271 350 1 463 Muaro Jambi
16 Putra Sumber Kreasitama, PT. 268 500 1 539 Muaro Jambi
17 Putra Sumber Utama Timber, PT. 638 000 5 081 Muaro Jambi
18 Rimba Hutani Mas, PT. 20.000 97 Tanjabbar
19 Rimba Karya Indah, PT. 46.000 263 Muaro Jambi
20 Samhutani, PT. 30 000 52 Sarolangun
21 Slat Indah Mekar, PT. 26.000 316 Batanghari
22 Sumatera Mas Plywood, PT. 39 000 350 Muaro Jambi
23 Sumatera Timber Utama Damai, PT. 398.000 4 318 Tanjabbar
24 Sumber Alas Sawmill, PT. 19 200 **
)
Tanjabbar
25 Tanjung Johor Wood Industries, PT. 291 200 3 268 Kota Jambi
26 Windu Karya Indah, PT. 22.000 265 Kota Jambi
Jumlah 2 841 342 24 034
Sumber : Direktorat Jenderal Bina Produksi Kehutanan, Departemen Kehutanan (2005). Keterangan : *) Berdasarkan pengajuan izin industri ke Menteri Kehutanan sampai bulan Desember 2005.
Lampiran 12 Jumlah IPHHK dan kapasitasnya dirinci per kabupaten di Provinsi Jambi tahun 2004
IPHHK Kap < 6.000 m3/tahun IPHHK Aktif Jumlah Total
Izin Diterima/Aktif Izin Ditolak/Tdk Aktif Total Kap > 6.000 m3/tahun IPHHK Aktif
No Kabupaten / Kota Jumlah Industri Kap (m3/tahun) Jumlah Industri Kap (m3/tahun) Jumlah Industri Kap (m3/tahun) Jumlah Industri Kap (m3/tahun) Jumlah Industri Kap (m3/tahun) 1 Kerinci 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 Merangin 3 15.000 6 28.000 9 43.000 2 82 200 4 97 200 3 Sarolangun 10 38.700 1 4.500 11 43.200 1 9 000 11 47 700 4 Batanghari 14 40.600 3 14.200 17 54.800 3 184 200 17 224 800 5 Muaro Jambi 11 36.340 14 27.150 25 63.490 12 1 299 918 23 1 336 258
6 Tanjung Jabung Timur 1 5.000 0 0 1 5.000 1 123 492 2 128 492
7 Tanjung Jabung Barat 7 31.800 0 0 7 31.800 3 401 400 10 433 200
8 Tebo 12 55.650 39 131.850 51 187.500 3 119 500 15 175 150
9 Bungo 9 33.000 10 24.800 19 57.800 0 0 9 33 000
10 Kota Jambi 7 12.600 0 0 7 12.600 3 291 400 10 304 000
Jumlah 74 268.690 73 230.500 147 499.190 28 2 511 110 102 2 779 800
Lampiran 13 Volume asal dan tujuan, jumlah IPHHK, luas hutan produksi, jumlah penduduk, luas HPH, dan luas HPHTI
Provinsi Jambi tahun 2004
Volume (Ha) Jumlah IPHHK Luas
No Kabupaten / Kota Asal
Peredaran Tujuan Peredaran Kap<6.000 m3/tahun Kap>6.000 m3/tahun Jumlah Luas Hutan Produksi (Ha) Jumlah Penduduk (Jiwa) HPH (Ha) HPHTI (Ha) Total (Ha) 1 Kerinci 0 0 0 0 0 0 309.333 25 096 0 25 096 2 Merangin 11 194 5 726 9 2 11 228 865 265.114 268 321 2 244 270 565 3 Sarolangun 76 009 26 906 11 1 12 121 580 186.881 30530 37 766 68 296 4 Batanghari 599 795 8 639 17 5 22 186 409 200.698 36 638 37 220 73 858 5 Muaro Jambi 164 914 181 860 25 17 42 55 965 255.427 82 881 0 82 881
6 Tanjung Jabung Timur 179 801 1 570 1 2 3 50 346 208.085 0 19 063 19 063
7 Tanjung Jabung Barat 1 224 996 2 000 411 7 4 11 190 881 210.391 87 59 525 59 612
8 Tebo 69 423 35 647 51 3 54 145 935 261.749 50 018 40 734 90 752
9 Bungo 81 105 50 416 19 0 19 206 933 229.095 53 440 62 420 115 860
10 Kota Jambi 0 42 027 7 5 12 0 413.699 0 0 0
Jumlah 2 407 237 2 361 643 147 39 186 1.186 914 2.540.472 547 011 258 972 805 983
Lampiran 15 Nama-nama HPH, luas, dan lokasi di Provinsi Jambi tahun 2004
No Nama HPH Luas (Ha)**) Lokasi Kabupaten 1 PT Asialog*) 65 515 Batanghari, Sarolangun 2 PT Bina Lestari 57 353 Merangin, Sarolangun 3 PT Dalek Hutani Esa
(Eks. PT Dalek Esa Raya)
50 105 Tanjung Jabung Barat, Tebo
4 PT Injapsi Lestari 57 944 Merangin 5 PT Nusalease Timber
Corporation
65 406 Kerinci, Merangin
6 PT Putra Duta Indah Wood*) 54 295 Muaro Jambi
7 PT Rimba Karya Indah 90 422 Bungo, Muaro Jambi, Merangin
8 PT Serestra II 105 971 Kerinci, Merangin
Jumlah 547 011
Sumber : Badan Planologi, Departemen Kehutanan (2005). Keterangan : *) Aktif berproduksi tahun 2004.
Lampiran 16 Perbandingan luas HPH dan luas tumpang tindih Peta HPH dengan
Peta Hutan Produksi
No Nama HPH Luas
(Ha)
Luas Tumpang Tindih (Ha)*)
Persentase (%)
1 PT Asialog 65 515 61 780 94.3
2 PT Bina Lestari 57 353 23 521 41.0
3 PT Dalek Hutani Esa 50 105 49 670 99.1
4 PT Injapsi Lestari 57 944 30 836 53.2
5 PT Nusalease Timber Corp. 65 406 28 931 44.2
6 PT Putra Duta Indah Wood 54 295 31 939 58.8
7 PT Rimba Karya Indah 90 422 56 403 62.4
8 PT Serestra II 105 971 40 683 38.4
Jumlah 547 011 323 763 59.2
Sumber : Hasil pengolahan peta tumpang tindih (2005).
Lampiran 19 Nama-nama HPHTI, luas, dan lokasi di Provinsi Jambi tahun 2004
No Nama HPHTI Luas (Ha)*) Lokasi Kabupaten 1 PT Arangan Hutani Lestari 9 401 Bungo
2 PT Dyera Hutan Lestari 7 333 Tanjung Jabung Timur 3 PT Gamasia Huyani 28 757 Tebo, Bungo
4 PT Inhutani V
(Eks PT. Mugitriman Intl.)
45 809 Bungo, Merangin
5 PT Limbah Kayu Utama 6 895 Batanghari, Sarolangun 6 PT Samihutani 27 114 Sarolangun
7 PT Wana Kasita Nusantara 8 903 Sarolangun 8 PT Wana Mukti Wisesa 9 308 Bungo
9 PT Wana Perintis 18 784 Batangahari, Tebo 10 PT Wana Teladan 8 389 Tanjung Jabung Barat 11 PT Wira Karya Sakti 88 774 Batanghari,
Tanjung Jabung Barat, Tanjung Jabung Timur
258 972 Jumlah
Sumber : Badan Planologi, Departemen Kehutanan (2005). Keterangan : *) Luas berdasarkan perhitungan dari Peta HPHTI.
Lampiran 20 Perbandingan luas HPHTI dan luas tumpang tindih Peta HPHTI
dengan Peta Hutan Produksi
No Nama HTI
Luas (Ha) Luas Tumpang tindih
(Ha)*) Persentase (%)
1 PT Arangan Hutani Lestari 9 401 8 300 88.3
2 PT Dyera Hutan Lestari 7 333 5 695 77.7
3 PT Gamasia Hutani 28 757 16 302 56.7
4 PT Inhutani V 45 809 37 276 81.4
5 PT Limbah Kayu Utama 6 895 6 894 100.0
6 PT Samihutani 27 114 25 460 93.9
7 PT Wana Kasita Nusantara 8 903 8 712 97.9
8 PT Wana Mukti Wisesa 9 308 9 284 99.7
9 PT Wana Perintis 18 784 15 674 83.4
10 PT Wana Teladan 8 389 8 250 98.3
11 PT Wira Karya Sakti 88 274 71 878 81.4
Jumlah 258 972 213 725 82.5
Sumber : Hasil pengolahan peta tumpang tindih (2005).
Lampiran 25 Jumlah penduduk dan IPHHK Provinsi Jambi dirinci per
kabupaten/kota tahun 2004
No Kabupaten/Kota Penduduk Jumlah Jumlah
Jumlah (Jiwa) kepadatan (Jiwa/Km2) IPHHK Aktif Tenaga Kerja di Industri (orang)*) 1 Kerinci 309.333 74 0 0 2 Merangin 265.114 35 3 70 3 Sarolangun 186.881 30 11 468 4 Batanghari 200.698 35 17 1 508 5 Muaro Jambi 255.427 48 23 12 501
6 Tanjung Jabung Timur 208.085 38 2 1 979
7 Tanjung Jabung Barat 210.391 45 11 4 974
8 Tebo 261.749 41 14 730
9 Bungo 229.095 49 9 276
10 Kota Jambi 413.699 2.015 10 3 926
Jumlah 2.540.472 48 100 26 432
Sumber : BPS Provinsi Jambi (2003) dan Dinas Kehutanan Provinsi (2005). Keterangan : *) Diasumsikan berdomisili di kabupaten/kota tempat bekerja.
Lampiran 26 Demand, supply, dan neraca kayu bulat untuk industri tahun 2004
berdasarkan kapasitas izin tiap kabupaten/kota
Kab/ Provinsi Jenis Industri (IPHHK) Jumlah Aktif Total Kap Izin (m3/th) Rendemen Rata-rata (%) Demand (m3/th) Supply (m3) Neraca KB (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) Kerinci <6.000 m3/th 0 0 62.5*) 0 >6.000 m3/th 0 0 50.0**) 0 Jumlah 0 0 0 0 0 Merangin <6.000 m3/th 3 15 000 62.5*) 24 000 >6.000 m3/th 0 0 50.0**) 0 Jumlah 3 15 000 24 000 5 726 -18 274 Sarolangun <6.000 m3/th 10 38 700 62.5*) 61 920 >6.000 m3/th 1 30 000 50.0**) 60 000 Jumlah 11 68 700 121 920 26 906 -95 054 Batanghari <6.000 m3/th 14 40 600 62.5*) 64 960 >6.000 m3/th 3 184 200 50.0**) 368 400 Jumlah 17 224 800 433 360 11 011 -422 349 Muaro <6.000 m3/th 11 36 340 62.5*) 58 144 Jambi >6.000 m3/th 12 1 479 250 50.0**) 2 958 500 Jumlah 23 1 515 590 3 016 644 181 860 -2 834 784 Tanjabtim <6.000 m3/th 1 5 000 62.5*) 8 000 >6.000 m3/th 1 155 492 50.0**) 320 984 Jumlah 2 160 492 328 984 1 570 -327 414 Tanjabbar <6.000 m3/th 7 31.800 62.5*) 50 880 >6.000 m3/th 4 466 200 50.0**) 932 400 Jumlah 11 498 000 983 280 2 006 480 1 023 200 Tebo <6.000 m3/th 12 55 650 62.5*) 89 040 >6.000 m3/th 2 183 000 50.0**) 366 000 Jumlah 14 238 650 455 406 35 647 -419 759 Bungo <6.000 m3/th 9 33 000 62.5*) 52 800 >6.000 m3/th 0 0 50.0**) 0 Jumlah 9 33 000 52 800 50 416 -2 384 Kota Jambi <6.000 m3/th 7 12 600 62.5*) 20 160 >6.000 m3/th 3 347 200 50.0**) 694 400 Jumlah 10 359 800 714 560 42 027 -447 877 Provinsi <6.000 m3/th 74 268 690 62.5*) 429 904 Jambi >6.000 m3/th 26 2 845 342 50.0**) 5 690 684 Jumlah 100 3 114 032 6 120 588 2 351 363 -3 769 225
Sumber : Dinas Kehutanan Provinsi Jambi dan hasil pengolahan basis data hasil hutan (2005). Keterangan : KB : Kayu Bulat
*)
Rata-rata dari rendemen industri penggergajian (53-72%), SK Dirjen BPK Nomor S.948/VI-BPPHH/2004.
**) Rata-rata rendemen industri pengolahan kayu (penggergajian, plywood, moulding, dan LVL), SK Dirjen BPK Nomor S.948/VI-BPPHH/2004.
(6) = (4) x 1/(5)