• Tidak ada hasil yang ditemukan

Materi Praktis Pekerja Konstruksi Pekerjaan Besi Beton Buku 4 (empat)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Materi Praktis Pekerja Konstruksi Pekerjaan Besi Beton Buku 4 (empat)"

Copied!
78
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)

Edisi 1 2016

Balai Pelatihan Konstruksi dan Peralatan

Direktorat Jenderal Bina Konstruksi

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat

Materi Praktis Pekerja Konstruksi

Pekerjaan Besi Beton

Buku 4 (empat)

(4)

DIREKTUR JENDERAL

BINA KONSTRUKSI

umber daya manusia merupakan modalitas utama dari sektor konstruksi disamping teknologi, capital, material dan modal usaha. Efisiensi dan kualitas infrastruktur salah satunya akan sangat tergantung dari kehandalan kompetensi SDM Konstruksi bidang terampil khususnya pekerja konstruksi. Oleh karena itu, peningkatan kompetensi pekerja konstruksi merupakan keharusan untuk menjamin tidak terjadinya kegagalan bangunan/ konstruksi.

Dalam perspektif inilah suatu pelatihan bagi para Pekerja Konstruksi dibutuhkan untuk mengakselerasi peningkatan jumlah Pekerja Konstruksi yang memiliki kompetensi yang optimal sehingga pada akhirnya akan bermanfaat untuk pening-katan kesejahteraan melalui kompensasi imbal jasa yang layak bagi tenaga kerja konstruksi.

Pelatihan Pekerja Konstruksi dengan menggunakan Mobile Training

Unit diharapkan mampu menjawab tantangan untuk peningkatan

kompetensi Pekerja Konstruksi yang ada di Indonesia karena dapat menjangkau kantong-kantong Pekerja Konstruksi yang ada di daerah pelosok. Pelatihan Konstruksi Keliling ini harus didukung oleh semua stakeholder bidang jasa konstruksi agar tingkat keberhasilannya mencapai sasaran yang diinginkan. Selain dukungan eksternal suatu pelatihan yang baik harus didukung oleh alat pelatihan yang baik juga, salah satunya modul/ materi pelatihan. Buku Materi Praktis Pekerja Konstruksi ini merupakan salah satu bahan yang digunakan dalam kegiatan pelatihan untuk peningkatan kompetensi tenaga kerja konstruksi.

Saya percaya, Buku Materi Praktis ini sangat bermanfaat untuk para pekerja konstruksi dalam menambah pengeta-huan, dan dapat menjadi buku panduan bagi para pekerja konstruksi dalam melakukan tugasnya.

Jakarta, 2016

(5)

BAB I

Pengantar

1

BAB II

Pelaksanaan K3

3

BAB III

Pekerjaan persiapan penulangan besi beton

7

BAB IV

Pekerjaan penulangan besi beton

27

BAB V

Pembersihan dan perapihan lingkungan kerja

61

Daftar isi

Pekerjaan Besi Beton

pekerjaan besi beton

(6)

BAB I

(7)

Konsep dasar

Pelatihan

Berbasis

Kompetensi

(PBK)

Kompeten di tempat kerja

Penjelasan materi pelatihan

Pelatihan berbasis kompetensi

adalah pelatihan kerja yang

meni-tikberatkan pada penguasaan

kemampuan kerja yang

men-cakup pengetahuan,

keterampi-lan dan sikap kerja yang sesuai

dengan standar kompetensi yang

ditetapkan dan persyaratan di

tempat kerja.

Jika seseorang kompeten dalam pekerjaan tertentu, maka yang bersangkutan memiliki seluruh keter-ampilan, pengetahuan dan sikap kerja yang perlu untuk ditampilkan secara efektif di tempat kerja, sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.

Materi Pelatihan ini didesain untuk dapat digunakan pada Pelatihan Klasikal dan Pelatihan Individual / mandiri :

Pelatihan klasikal adalah pelatihan yang disampaikan oleh seorang instruktur.

Pelatihan individual / mandiri adalah pelatihan yang dilaksanakan oleh peserta dengan membaca dan mempraktekkan isi buku ini dengan ditambahkan unsur-unsur/ sumber-sumber yang diperlu-kan dengan bantuan dari pelatih.

1.

2.

(8)

BAB II

Pelaksanaan

K3

(9)

Pelaksanaan

Keselamatan

Kesehatan

Kerja

Pekerjaan didahului dengan penyusunan rencana kerja, agar pelaksanaan pekerjaaan dapat berjalan dengan baik dan lancar.

Pendataan persyaratan kerja, jenis kegiatan dan kuantitas pekerjaan.

a.

b.

Umum

Penyiapan APD (Alat Pelindung Diri)

Alat pelindung diri (APD) berfungsi untuk mencegah agar pekerja tidak mengalami cedera akibat kecelakaan kerja. Terdapat beberapa hal yang perlu mendapatkan perhatian sekaligus pemecahan masalahnya , seperti:

Mengenali kebutuhan APD

Menggunakan alat pelindung diri merupakan suatu kebutuhan. Adanya Safety Engineer.

Peralatan pelindung diri yang disediakan harus memadai dan berfungsi baik. 1.

2. 3.

Mencegah terjadinya kecelakaan kerja, perlu melakukan identifikasi kebutuhan APD yang akan digu-nakan. Adapun kebutuhan APD yang perlu dikenali meliputi:

Sepatu kerja Helm Kacamata

Safety belt Sarung tangan Masker

(10)

Pemakaian APD

Pemilihan APD

Memakai Alat Pelindung Diri (APD) sebelum memasuki area pekerjaan, untuk mempersiapkan diri dan meng-hindari kecelakaan pada saat berada dilokasi pekerjaan.

Mengenali potensi bahaya

Memilih Alat Pelindung Diri (APD) yang sesuai dengan kondisi. seperti :

Pemilihan sepatu kerja :

a. Mengenali jenis pekerjaan yang akan dilakukan. b. Memilih jenis sepatu kerja yang harus digunakan. c. Memilih ukuran sepatu kerja yang sesuai/cocok. d. Memeriksa kondisi sepatu.

a.

Pemilihan helm pengamanan :

a. Mengenali jenis pekerjaan yang akan dilakukan. b. Memeriksa kondisi helm.

b.

Pemilihan sarung tangan :

a. Mengenali jenis pekerjaan yang akan dilakukan. b. Memeriksa kondisi sarung tangan.

c.

Pemilihan penutup hidung (masker) :

a. Mengenali jenis pekerjaan yang akan dilakukan. b. Memeriksa kondisi sarung tangan.

d.

Pemilihan kacamata :

a. Mengenali jenis pekerjaan yang akan dilakukan. b. Memeriksa kondisi kacamata.

e.

Mengenali potensi bahaya di area kerja

1. Jatuh dari ketinggian. 2. Jatuh tergelincir. 3. Luka.

4. Terkilir / salah urat. 5. Gangguan pernafasan. Memahami rambu pengamanan pada area kerja yang berbahaya

Di tempat kerja perlu mengeta-huai maksud rambu-rambu seperti rambu-rambu tanda larangan, rambu-rambu tanda perintah, rambu-rambu tanda aman yang memberi peringa-tan kepada para pekerja untuk tidak melakukan sesuatu sesuai dengan simbol yang ada pada rambu-rambu tersebut.

Berikut adalah contoh-contoh rambu-rambu yang sering dipasang di lingkungan proyek konstruksi.

1. Rambu-rambu tanda larangan

Tanda dilarang merokok Tanda di samping adalah peringatan dilarang merokok di sekitar ruangan atau lokasi pekerjaan dimana tanda ini dipasang.

Tanda seperti ini biasanya dipasang pada daerah dimana disimpan benda-benda yang mudah terbakar atau ruangan yang dipasang perangkat penyejuk udara (AC).

2. Rambu-rambu tanda perintah

Tanda perintah menggunakan penutup telinga

Tanda seperti ini biasanya dipasang di lokasi pekerjaan dengan suara yang sangat bising sehingga mengganggu pendengaran. Jika kita bekerja di sekitar lokasi dimana tanda ini dipasang, maka kita harus mengenakan penutup telinga.

2. Rambu-rambu tanda aman

Tanda fasilitas pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K)

Tanda fasilitas pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K) seperti gambar di samping menginformasikan kepada kita tempat untuk melakukan P3K atau tempat perlengkapan P3K.

(11)

Melakukan pertolongan pertama pada kecelakaan kerja

Perlu diperhatikan sebelum melakukan pertolongan pada kecelakaan kerja, maka pada setiap jenis pekerjaan harus tersedia Kotak P3K yang berisi obat-obatan ringan karena sangat diperlukan untuk mengatasi gangguan kecil-kecil yang terjadi pada saat sedang bekerja.

1. Kotak P3K

Isi kotak P3K, minimal berisi : a. Obat untuk mengatasi pusing b. Obat untuk mengatasi flu c. Obat untuk sakit perut d. Obat luka

e. Borwater

f. Verband (pembalut luka) g. Kapas, dll

2. Pencegahan kecelakaan kerja

Laporan kejadian kerja

a. Tindakan pencegahan

1. Menyingkirkan potensi bahaya 2. Penggunaan alat pelindung diri 3. Pemahaman rambu-rambu K3 4. Pemasangan jaring pengaman (safety net)

b. Pertolongan pertama pada kecelakaan

Jika terjadi kecelakaan pada pelaksanaan pekerjaan, maka wajib untuk segera melaporan kecelakaan kepada atasan sehingga dapat segera ditangani.

Pengetahuan tentang pertolongan pertama pada kecelakaan yang sangat penting dan perlu dikuasai minimal adalah cara:

1. Melakukan pernapasan buatan 2. Menghentikan pendarahan 3. Mengatasi penderita pingsan

4. Mengangkat dan memindahkan penderita 5. Membalut luka

(12)

BAB III

Pekerjaan persiapan

penulangan beton

(13)

Contoh spesifikasi pembesian tulang baja

Tulangan baja terdiri atas dua jenis yang akan digunakan yaitu tulangan baja polos atau tulan-gan baja ulir, seperti yang dibawah ini :

Spesifikasi

persiapan

penulangan

besi beton

Informasi mengenai spesifikasi penulangan besi beton Standar Pembesian dan Gambar Kerja Pembesian di peroleh sebelum pekerjaan dimulai untuk dipelajari dan dipahami agar tidak terjadi kesalahan pada pemotongan, pembengkokan dan perakitan besi beton.

Umum

Spesifikasi pembesian atau penulangan beton

Spesifikasi pembesian / penulangan beton merupakan pedoman teknis bagi pelaksanaan pekerjaan. Spesifikasi biasanya terdiri dari spesifikasi umum, spesifikasi khusus dan spesifikasi teknik.

Lingkup pekerjaan

Ketentuan, aturan dan standar yang mengikat untuk dilaksanakan

Syarat-syarat bahan dan alat

Syarat-syarat pelaksanaan menyangkut sumber daya, carakerja dan segala sesuatu yang tercan-tum dalam dokumen kontrak yang berhubungan dengan teknis pelaksanaan menggunakan stan-dar nasional misal SNI atau PBI’ 71.

Spesifikasi teknis berisi tentang : a. b. c. d.

Bentuk Tulangan

Kuat tarik, kg/mm2 Tegangan leleh, kg/mm2 Perpanjangan, % 49 - 63 30 atau lebih 14 atau lebih 49 - 63 30 atau lebih 16 atau lebih

Bulat Berulir

Bulat Polos

(14)

Daftar bengkokkan

Batang dengan garis tengah 20 mm atau lebih harus dibengkokan dengan mesin pembengkok yang direncanakan. Ukuran pembeng-kokkan harus sesuai dengan Standar Nasional Indonesia. NI-2, PBI’ 71.

Pemasangan

Menempatkan dan memasang tulang baja dengan tepat pada tempat kedudukan yang ditunjukkan dalam gambar dan harus ada jaminan bahwa tulangan itu akan tetap pada kedudukannya pada waktu pengecoran beton.

Selimut beton

Tulangan baja harus dipasang sedemikian, hingga terdapat selimut / penutup minimum sampai permukaan penyelesaian beton, sebagai berikut :

Standar pembesian / penulangan beton

Standar pelaksanaan yang akan digunakan adalah PBI’ 71. Berikut ini akan diberikan contoh-contoh standar pembesian / penulangan beton menurut PBI’ 71 dan SNI.

Kelas Beton K225

K175

Pelat Beton Pra Cetak Pipa Beton Beton Bertulang Umumnya

25 40

Jenis Pekerjaan Selimut Minimum (mm)

Pada umumnya baja tulangan yang terdapat di pasaran Indonesia dapat dibagi dalam mutu-mutu yang tercantum dalam Tabel dibawah ini :

Standar Menurut PBI’ 71

Pembengkokkan tulangan

U – 22 Baja lunak U – 24 Baja lunak U – 32 Baja sedang U – 39 Baja keras U – 48 Baja keras 2.200 2.400 3.200 3.900 4.800

Tegangan leleh karakteristik

Sebutan

Mutu tik yang memberikan regangan

tetap 0.2% (kg/cm )2

atau tegangan

karakteris-Batang tulangan tidak boleh dibengkok atau diluruskan dengan cara-cara yang merusak tulangan itu.

Batang tulangan yang diprofilkan, setelah dibengkok dan diluruskan kembali tidak boleh dibengkok lagi dalam jarak 60 cm dari bengkokkan sebelumnya.

1.

(15)

Batang tulangan yang tertanam sebagian di dalam beton tidak boleh dibengkok atau diluruskan di lapangan, kecuali apabila ditentukan di dalam gam-bar-gambar rencana atau disetujui oleh perencana.

Membengkok dan meluruskan batang tulangan harus dilakukan dalam keadaan dingin, kecuali apabila pemanasan diijinkan oleh perencana.

Apabila pemanasan diijinkan batang tulangan dari baja lunak (polos atau diprofilkan) dapat dipanaskan sampai kelihatan merah padam tetapi tidak boleh mencapai suhu lebih dari 850o C.

Apabila batang tulangan dari baja lunak yang men-galami pengerjaan dingin dalam pelaksanaan ternya-ta mengalami pemanasan diaternya-tas 100o C yang bukan pada waktu di las, maka dalam perhitungan-per-hitungan sebagai kekuatan baja harus diambil kekuatan baja tersebut yang tidak mengalami pengerjaan dingin.

Batang tulangan dari baja keras tidak boleh dipanas-kan, kecuali apabila diijinkan oleh perencana.

Batang tulangan yang dibengkok dengan pemana-san tidak boleh didinginkan dengan jalan disiram dengan air. 3. 4. 5. 6. 7. 8.

Batang tulangan harus dipotong dan dibengkok sesuai dengan yang ditunjukkan dalam gambar-gambar rencana dengan toleransi-toleransi yang disyaratkan oleh perencana. Apabila tidak ditetapkan oleh peren-cana, pada pemotongan dan pembengkokkan tulangan ditetapkan toleransi-toleransi seperti tercantum dalam ayat-ayat berikut.

Terhadap panjang total batang lurus yang dipotong menurut ukuran dan terhadap panjang total dan ukuran intern dari batang yang dibeng-kok ditetapkan toleransi sebesar ±25 mm, kecuali mengenai yang ditetapkan dalam ayat (3) dan (4). Terhadap panjang total batang yang diserahkan menurut sesuatu ukuran ditetapkan toleransi sebesar +50 mm dan -25 mm.

Terhadap jarak turun total dari batang yang dibengkok ditetapkan toler-ansi sebesar ±6 mm untuk jarak 60 cm atau kurang dan sebesar ±12 mm untuk jarak lebih dari 60 cm.

Terhadap ukuran luar dari sengkang, lilitan dan ikatan-ikatan ditetapkan toleransi sebesar ±6 mm.

1.

2.

3.

4.

Toleransi Pada Pemotongan dan Pembengkokkan Tulangan

Menyepuh batang tulangan dengan seng tidak boleh dilakukan dalam jarak 8 kali diameter (diameter pengenal) batang dari setiap bagian dari bengkokkan.

9.

(16)

Tulangan harus bebas dari kotoran, lemak, kulit giling dan karat lepas serta bahan-bahan lain yang mengurangi daya lekat.

Tulangan harus dipasang sedemikian rupa hingga sebelum dan selama pengecoran tidak berubah tempatnya.

Perhatian khusus perlu dicurahkan terhadap ketepatan tebal penutup beton. Untuk itu tulan-gan harus dipasang dentulan-gan penahan jarak yang terbuat dari beton dengan mutu paling sedikit sama dengan mutu beton yang akan dicor. Pena-han-penahan jarak dapat berbentuk blok-blok persegi atau gelang-gelang yang harus dipasang sebanyak minimum 4 buah setiap m2 cetakan atau lantai kerja. Penahan-penahan jarak ini harus tersebar merata.

Pada pelat-pelat dengan tulangan rangkap, tulangan atas harus ditunjang pada tulangan bawah oleh batang-batang penunjang atau ditun-jang langsung pada cetakan bawah atau lantai kerja oleh blok-blok beton yang tinggi. Perhatian khusus perlu dicurahkan terhadap ketepatan letak dari tulangan-tulangan pelat yang dibeng-kok yang harus melintasi tulangan balok yang berbatasan. 1. 2. 3. 4. 5.

Pemasangan Tulangan

(17)

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.

Toleransi pada pemasangan tulangan

Umum

Batang tulangan harus dipasang pada tempatnya sesuai dengan yang ditentukan dalam gambar-gambar rencana. Apabila tidak ditetapkan lain oleh perencana pada pemasangan tulangan ditetapkan toleransi-toleransi seperti tercantum dalam ayat-ayat berikut.

Terhadap kedudukan diarah ukuran konstruksi yang terkecil ditetapkan toleransi sebesar ±6 mm untuk ukuran 60 cm atau kurang dan sebesar ±12 mm untuk ukuran lebih dari 60 cm.

Terhadap kedudukan bengkokkan diarah memanjang ditetapkan toleransi sebesar ±50 mm, kecuali pada bengkokkan akhir.

Terhadap kedudukan bengkokan akhir dari batang ditetapkan toleransi sebesar ±25 mm, dengan syarat tambahan bahwa tebal penutup beton diujung batang memenuhi yang disyarat-kan.

Terhadap kedudukan batang-batang tulangan pelat dan dinding ditetapkan toleransi di dalam bidang tulangan sebesar ±50 mm.

Terhadap kedudukan dari sengkang-sengkang, lilitan-lilitan spiral dan ikatan-ikatan lainnya ditetapkan toleransi sebesar ±25 mm.

Apabila pipa-pipa atau benda-benda lain direncanakan menem-bus beton atau di tanam di dalam beton, maka tulangan tidak boleh dipotong dan tidak boleh digeser tempatnya lebih jauh dari

Ketentuan-ketentuan mengenai tulangan yang ditetapkan dalam bab ini berlaku umum untuk setiap bagian konstruksi yang bersifat struktural.

Untuk konstruksi-konstruksi tertentu, kecuali harus dipenuhi ketentuan-ketentuan mengenai tulangan yang ditetapkan dalam bab ini, juga harus dipenuhi ketentuan-ketentuan mengenai tulangan yang ditetapkan dalambab-bab lain dari peraturan ini yang berlaku untuk konstruksi-konstruksi itu. 1.

2.

Kait dan Bengkokan

1.

2.

3.

Kait harus berupa kait penuh seperti ditunjukkan dalam gambar, atau kait miring seperti ditunjukkan dalam gambar, dengan memperhatikan ayat (2), dimana d adalah diameter batang polos dan dp adalah diameter pengenal batang yang diprofilkan menurut pasal 3.7 ayat (4).

Kait-kait sengkang harus berupa kait miring, yang meling-kari batang-batang sudut dan mempunyai bagian yang lurus paling sedikit 6 kali diameter batang dengan minimum 5 cm, seperti ditunjukkan dalam gambar.

Bengkokkan harus mempunyai diameter intern sebesar paling sedikit 5 d atau 5 dp seperti ditunjukkan dalam gambar, dimana d adalah diameter batang polos dan dp adalah diameter pengenal batang yang diprofilkan menurut pasal 3.7 ayat (4).

(18)

Kait penuh Kait miring pada sengkang

Pembengkokkan tulangan Kait miring

Standar Menurut SNI 07-2052-1997

Standar ini meliputi definisi, istilah, jenis, syarat mutu, cara pengambilan contoh, cara uji, syarat uji, syarat penandaan dan cara pengemasan Baja Tulangan Beton.

Definisi

Baja tulangan beton adalah baja berbentuk batang berpenampang bundar yang digunakan untuk penulangan beton, yang diproduksi dari bahan baku ingot atau Billet Baja dengan cara canai panas (hot rolling).

(19)

Jenis

Syarat mutu

Berdasarkan bentuknya, baja tulangan beton dibedakan menjadi 2 (dua) jenis yaitu Baja tulangan polos dan baja tulangan sirip.

Baja tulangan beton polos

Baja tulangan beton sirip / ulir

Sifat tampak

Baja tulangan beton polos adalah baja tulangan beton berpenampang bundar dengan permukaan rata tidak bersirip disingkat BjTP.

Baja tulangan beton sirip adalah baja tulangan beton dengan bentuk khusus, yang permukaannya memiliki sirip melintang dan rusuk memanjang yang dimaksud untuk meningkatkan daya lekat dan guna menahan gera-kan membujur dari batang secara relative terhadap beton, disingkat BjTS/ BjTD.

Baja tulangan beton tidak boleh mengandung serpihan, lipatan, retakan gelombang, cerna yang dalam dan hanya diperkenankan berkarat ringan pada permukaan.

Bentuk

Persyaratan bentuk baja tulangan beton adalah sebagai berikut :

Baja tulangan beton polos

Baja tulangan beton sirip / deform

Permukaan batang baja tulangan beton sirip harus bersirip teratur. Setiap batang diperkenankan mempunyai rusuk memanjang yang searah dan sejajar dengan sumbu batang, serta sirip-sirip lain dengan arah melintang sumbu batang.

Sirip-sirip melintang sepanjang batang baja tulangan beton harus terletak pada jarak yang teratur, serta mempunyai bentuk dan ukuran yang sama. Bila diperlukan tanda angka-angka atau huruf - huruf pada permukaan baja tulangan beton, maka sirip melintang pada posisi dimana angka atau huruf diletakkan dapat ditiadakan.

Sirip melintang tidak boleh membentuk sudut kurang dari 45o terhadap sumbu batang, apabila membentuk sudut antara 45o sampai 70o, arah yang berlawanan tidak diperlukan.

Permukaan batang baja tulangan beton polos harus rata tidak bersirip

1.

2.

3.

Ukuran

Diameter, berat dan ukuran sirip

Diameter dan berat per meter baja tulangan beton polos seperti pada tabel dibawah ini.

Diameter, ukiran sirip dan berat per meter baja tulangan beton sirip seperti pada tabel berikut ini :

(20)

Ukuran baja tulangan beton polos

No Penamaan nominal (mm)Diameter

Luas Penampang nominal (cm ) Berat nominal (kg/m ) 1 P6 6 28,27 0,222 2 P8 8 50,27 0,395 3 P10 10 78,54 0,617 4 P12 12 113,1 0,888 5 P14 14 153,9 1,21 6 P16 16 201,1 1,58 7 P19 19 283,5 2,23 8 P22 22 380,1 2,98 9 P25 25 490,9 3,85 10 P28 28 615,8 4,83 11 P32 32 804,2 6,31 2 1

Diameter Luas Diameter Jarak Lebar Berat nominal penampang dalam sirip rusuk nominal

(mm) nominal (mm) Min Maks maks maks

cm2 mm mm mm mm mm Kg/m 1 s6 6 0,2827 5,5 0,3 0,6 4,2 4,7 0,222 2 s8 8 0,5027 7,3 0,4 0,8 5,6 6,3 0,395 3 s10 10 0,7854 8,9 0,5 1,0 7,0 7,9 0,617 4 s13 13 1,327 12,0 0,7 1,3 9,1 10,2 1,04 5 s16 16 2,011 15,0 0,8 1,6 11,2 12,6 1,58 6 s19 19 2,835 17,8 1,0 1,9 13,3 14,9 2,23 7 s22 22 3,801 20,7 1,1 2,2 15,4 17,3 2,98 8 s25 25 4,909 23,6 1,3 2,5 17,5 19,7 3,85 9 s29 29 6,605 27,2 1,5 2,9 20,3 22,8 5,18 10 s32 32 8,042 30,2 1,6 3,2 22,4 25,1 6,31 11 s36 36 10,18 34,0 1,8 3,6 25,2 28,3 7,99 12 s40 40 12,57 38,0 2,0 4,0 28,0 31,4 9,88 13 s50 50 19,64 48,0 2,5 5,0 35,0 39,3 15,4 Tinggi Sirip Penamaan No

(21)

Syarat penandaan

Setiap batang baja tulangan beton harus diberi tanda (marking) dengan huruf timbul yang menunjukkan inisial pabrik pembuat serta ukuran diame-ter nominal.

Setiap batang baja tulangan beton harus diberi tanda pada ujung-ujung penampangnya dengan warna yang tidak mudah hilang sesuai dengan kelas bajanya, seperti tabel berikut ini.

a.

b.

c.

Tabel untuk tanda kelas baja tulangan

Warna Bj. TP 24 Hitam Bj. TP 30 Bj. TS 30 Biru Bj. TS 35 Merah Bj. TS 40 Kuning Bj. TS 50 Hijau Kelas

Setiap kemasan harus diberi label dengan mencantumkan : Nama atau nama singkatan dari pabrik pembuat Ukuran (diameter dan panjang)

Kelas baja

Nomor leburan (No. Heat)

Nomor seri produksi dan tanggal produksi Nomor SNI

Cara pengemasan

Baja tulangan beton berbentuk batangan / lonjoran yang ukuran, jenis dan kelasnya sama, dibundel dan diikat secara kuat, rapih dan kokoh.

Baja tulangan beton berbentuk batangan / lonjoran yang ditekuk dengan panjang yang sama harus diikat secara kuat, rapih dan kokoh. Berat tiap bundel minimum 500 kg.

a.

b.

(22)

Contoh dari standar pembesian menurut PBI’ 71 adalah sebagai berikut :

1. Persyaratan ukuran-ukuran pembengkokan

Dalam peraturan mengenai pembesian, rincian bentuk pembegkokan ya juga sering dibedakan antara besi polos dengan besi yang dipro-filkan. Lengkung pembengkokan untuk besi yang diprofilkan biasanya lebih besar daripada untuk besi polos.

(23)

Pekerjaan Konstruksi Kayu

Sambungan tulangan

Sambungan pembesian ada aturan-aturannya, untuk balok atau pelat yang panjang, besi tulangan yang ada tidak cukup panjang, sehingga harus disambung.

Suatu penyambungan diperoleh dengan meletakkan bagian ujung batang yang satunya di samping bagian ujung yang lainnya, dengan memberi

Penyambungan tulangan tidak boleh dilakukan di tengah-tengah bentang balok atau plat, karena pada umumnya di situ momennya besar.

Ingat, penyambungan-penyambungan ini hanya dapat dilakukan di tempat yang ditunjukkan menurut gambar atau pada daftar pembengkokan.

Jika pada penyambungan besi beton tidak boleh menentukan tempat sambungan itu menurut kehendak sendiri.

Penyambungan tulangan dengan cara mengikat kedua ujung tulangan dengan kawat pengikat, tidak boleh dilakukan, sebab nantinya beton tidak dapat membungkus batang-ba-tang dengan baik.

ruang antara sebesar 2-3 cm. Jadi gaya batang yang satu dipindahkan pada batang yang lainnya dengan melalui beton. Karena itu, maka penyambungan ini dinamakan penyambun-gan pelekatan.

(24)

Cara mengkaitkan kedua kait di ujung-ujung tulangan, juga tidak boleh.

Panjangnya penyambungan, ialah panjangnya bagian ujung-ujung batang yang diletakkan berdampingan satu terhadap lainnya. Disebut juga dengan panjang lewatan.

Catatan L=40d

Besarnya panjang lewatan, tergantung pada perhitungan yang dilaku-kan oleh ahli teknik. Factor-faktor yang mempengaruhi besarnya panjang lewatan tersebut seperti antara lain :

Tulang yang disambung merupakan tulang tarik atau tulang tekan.

Ujung batang memakai kait atau tidak

Penggunaan tulangan di bagian konstruksi apa

Mutu beton (kelas beton)

(25)

Sambungan dengan kait panjang penyambungan tidak boleh sekali-kali kurang daripada 25 kali tebal batang yang terkecil.

Pada beberapa spesifikasi sering dicantumkan panjang lewatan tulangan polos sekurang-kurangnya 40 kali diameter tulangan yang disambung. Jadi, hati-hati dengan sambungan-sambungan tulangan beton.

Gambar kerja pembesian

a. Membaca gambar kerja

Manfaat membaca gambar :

Spesifikasi atau syarat teknis yang berkaitan dengan mutu, banyak disampaikan lewat gam-bar-gambar rencana.

Pengertian dan manfaat membaca gambar :

Membaca gambar adalah tuntutan pekerjaan dan merupakan kemampuan dasar yang sangat pent-ing dan harus dimiliki. Selanjutnya dapat menya-takan dalam langkah-langkah pelaksanaan

Agar dapat melaksanakan pekerjaan sesuai yang diharapkan harus memahami pesan, perintah, dan syarat-syarat teknis atau spesifikasi dalam gambar berarti harus mampu membaca gambar, menerjemahkannya ke dalam langkah-langkah operasional.

(26)

contoh : pembesian pondasi

I S A L : 5 Ø 16 - 32

BANYAKNYA BESI

SIMBOL DIAMETER

DIAMETER BESI

JARAK PEMASANGAN

φ

19 - 16

5 φ16

Sengkang φ 8 - 15

POTONGAN L - M

Jadi sesuai gambar untuk sengkang perlu besi dengan diameter 8 mm, jarak satu sama lain 15 cm, lalu : 5Ø 16 berarti 5 batang besi diameter 16 mm, dan Ø 19 – 16 artinya besi dengan diameter 19 mm, jarak pemasangan 16 cm. Ingat, Ø besi : mm, sedangkan jarak pemasangan dalam satuan cm.

b. Gambar pembesian / penulangan beton a. Lantai

Umumnya bentuk gambar penulangan lantai digam-barkan seperti gambar pada halaman berikut. Cara membaca / memahami gambar ini dari atas ke bawah. Mula-mula kita menjumpai tulangan atas kemudian tulangan bawah.

Selanjutnya bila memakai batang tulangan utama yang dibengkokkan atau ujungnya berkait, maka urutannya dilihat dari atas ke bawah yang terdiri dari jaringan atas dari batang tulangan polos kemudian batang tulangan utama (deform) dan akhirnya jaringan bawah tulangan polos

Untuk membaca tulangan-tulangan yang terletak tegak lurus dengan tulangan utama dimulai dari arah kiri ke kanan. Bila ada beberapa batang tulangan yang sama besar serta jarak dari sumbu ke sumbunya sama, maka cukup digambar satu batang tulangan saja dan di atas batang tulangan tersebut ditulis keterangan sebagai berikut, yaitu : jumlah batang tulangan, diameter serta jenis baja kemudian jarak sumbu ke sumbu tulangan. Misalnya : 10 ΦD 6 – 400

(27)

Tulangan lantai

(28)

Untuk menyatakan jenis baja dan menunjukkan tempat lapisan batang tulangan, diberikan notasi sebagai berikut : Untuk menyatakan jenis baja :

Baja tulangan polos 24, atau Bj. Tp 24 tandanya ΦP Baja tulangan deform 40, atau Bj. Tp 40 tandanya ΦD

Segitiga hitam menunjukkan arah pusat bagian konstruksi. Jumlah segitiga hitam menerangkan letaknya dilihat dari arah luar.

b. Dinding

Suatu tulangan dinding yang tampak penampangnya seperti pada gambar tersebut akan dibaca seperti cara membaca gambar tulangan lantai.

Untuk menyatakan tempat lapisan tulangan : Lapisan terluar

Lapisan kedua dari luar

Lapisan kedua dari luar Lapisan terluar

(29)

Gambar tulangan balok pada gambar dibawah ini adalah gambar tampak dari sisi balok.

Bagian atas dan bagian bawah dari tampak sisi balok menerang-kan jumlah batang-batang tulangan, kemudian diameter serta jenis bajanya (deform), selanjutnya batang-batang tulangan ditandai dengan huruf. Bila diperlukan, tanda dengan huruf-huruf tersebut dapat ditulis kembali pada ujung batang tulangan.

Gambar tulangan balok

Gambar variasi tulangan balok tulangan kolom

Supaya lebih jelas, ujung batang yang tidak berkait akan digambar dengan sedikit dibengkokkan (misalnya lihat batang tulangan b). Letak dari tulangan akan dinyatakan pada gambar potongan penampangnya, sedangkan bentuk dari sengkang hanya digam-barkan pada potongannya. Pada garis ukur bagian bawah tampak sisi balok diterangkan jumlah sengkang, diameternya serta jenis bajanya dan jarak sumbu ke sumbu (misalnya 20 sk ΦD 10 – 250).

d. Kolom (pilar)

Pada batang-batang tulangan kolom ini tercantum keterangan (informasi) sebagai berikut : jumlah tulangan, diameter serta jenis baja dan tandanya (misalnya 8 ΦP 16a). Sedangkan letak dari batang tulangan ini dinyatakan pada gambar potongan penam-pangnya dan sengkang hanya digambar pada potongan ini juga.

(30)

e. Penulangan jaringan

Bila penulangan konstruksi beton menggunakan tulangan jaring, maka akan berlaku peraturan sebagai berikut : jaringan digambar dalam bentuk empat persegi panjang pada gambar dibawah ini, dimana ukurannya sesuai dengan ukuran jaring luar, pada empat persegi panjang itu ditarik garis diagonal dari kiri-bawah ke kanan - atas.

Tanda yang dipakai untuk tulangan jasing adalah angka 1, 2, 3 dan seterusnya ditulis dalam lingkaran yang terletak pada garis diagonal. Diameter tulangan dan jarak sumbu tulangan ke sumbu jaring dinyata-kan dengan garis yang berujung pada lingkaran (tanda jaringan) menuju ke arah tulangan. Ukuran luar dari jaringan (dalam mm) ditulis di bagian bawah garis tersebut. Contoh untuk tulangan lantai dan dinding dengan memakai jaringan dapat dilihat pada gambar berikut ini :

Tulangan lantai, jaring tulangan bawah

(31)

Tulangan Dinding, jaringan tulangan sisi

Tulangan Dinding, jaringan tulangan sisi depan

Tulangan lantai dengan jaringan tulangan atas dan jaringan tulangan bawah masing-masing digambarkan. Di tempat sambungan lewatan dari jaringan akan digambarkan potongan penam-pangnya, sehingga letak sambungan lewatan satu dan yang lainnya dapat terlihat. Di samping itu panjang pengelasan juga dituliskan dan dalam gambar dicantumkan pula nomor-nomor tulangan serta jumlahnya yang akan dimasukkan dalam tabel.

(32)

BAB IV

Pekerjaan penulangan

besi beton

(33)

Penyiapan peralatan dan perlengkapan potong besi beton

Pemotongan besi beton

Pemotongan besi beton oleh tukang beton berdasarkan pedoman yang ada daftar kebutuhan tulangan. Daftar kebutuhan tulangan dibuat agar pemotongan besi beton dari setiap lonjornya dapat efektif, sehingga sisa potongan yang terbuang dapat diperkecil.

Karena harganya yang mahal diharapkan tukang bisa memotong besi beton dengan cermat dan teliti, sehingga sisa bahan dapat ditekan sekecil mungkin.

Peralatan dan perlengkapan potong besi beton baik manual atau mekanik diidentifikasi dan disiapkan APD diidentifikasi dan disiapkan

Peralatan dan perlengkapan untuk pencegahan dampak lingkungan diidentifikasikan dan disiapkan. a.

b. c.

Instruksi kerja harus dipahami dan diterapkan

Daftar kebutuhan tulangan (barlist) dipahami dengan cermat

Bahan besi beton dipilih dan diluruskan berdasarkan diameter, jenis dan macamnya. a. b. c. a. b. c.

Pemilihan dan atau pelurusan besi beton

Penyelesaian pekerjaan pemotongan adalah skedul kerja harian Pedoman pengukuran tulangan dibaca dari barlist

Mampu mengukur tulangan yang akan dipotong sesuai daftar kebutuhan tulangan dengan cermat dan teliti.

Pengukuran tulangan

(34)

Pemotongan tulang

a. Skejul kerja

Pekerjaan pembesian/ penulangan beton merupakan pekerjaan utama maka pembesian memegang peran penting baik dalam hal mutu maupun waktu pelaksanaan. Mutu harus sesuai spesifikasi dan standar yang telah ditentukan, sedangkan waktu pelaksanaan harus sesuai dengan skedul kerja proyek secara keseluruhan. Misalnya pada rencana kerja mingguan tertera (Pekerjaan plat lantai) :

Bekisting : 210 m2 Pembesian : 26.716 kg Pengecoran : 80 m2

Dengan mempelajari dan menguasai skedul pekerjaan beton bertulang secara keseluruhan dan dilakukan pengecekan dengan gambar kerja serta bar bending schedule. Selanjutnmya men-jadi input bagi pembuatan skedul harian/mingguan, contoh minggu pertama harus menyelesaikan peker-jaan pembesian dengan volume 26.716 kg.

(35)

JENIS PEKERJAAN SN/18 SL/19 RB/20 KM/21 JM/22 SB/23 MG/24 1 Plat Lantai 5 AP 11'-12'/G-H - Bekisting 210 M2 - Pembesian 26.716 Kg - Pengecoran 80 M3

2 Dinding kolam renang AP 14 - 16 / D - E - Bekisting 81 M2 - Pembesian 1.25 Kg - Pengecoran 6 M3 3 Tangga core AP 12 - 13 / E 4 Lantai 3 AP 13 - 15 / G - H' - Bekisting 56 M2 - Pembesian 2.7 Kg - Pengecoran 15 M3

5 Dinding retaining wall AP 7 - 8 / G - H' 6 Lantai 3 AP 9 - 12 / G' - H' - Bekisting 37 M2 - Pembesian 3.74 Kg - Pengecoran 20 M3 MINGGU KE : III TANGGAL

BULAN : SEPTEMBER ………. TAHUN 2006

KETERANGAN VOLUME RENCANA REALISASI ANIS NO Mengetahui Kepala Proyek Disetujui Kepala Lapangan Jakarta, 18 September 2006 Dibuat Oleh,

RENCANA KERJA MINGGUAN

(36)

Instruksi Kerja Tgl Edisi Pertama : 20 Desember 2004 No Kopi : Pekerjaan Pembesian Kolom Nomor Edisi : Tanggal Revisi : dan dinding beton Kode Dokumen : Halamn ke : 1 dari 1 Alat - Bar bender - Bar cutter - Meteran -Tang - Genset Lokasi Pekerjaan Struktur kolom dan dinding beton Bahan - Besi beton BJTD 4-0 - Kawat beton - Beton decking Proyek : KRITERIA

BERTERIMA BAIK TIDAK 1 Pemotongan & pembengkokan besi beton - Sesuai bending list

2 Membuat marking as & dimensi - Sesuai gambar kerja 3 Pasang tulangan utama sesuai jumlah, panjang - Sesuai gambar kerja

diameter dan posisinya

4 Pasang pembesian sengkang sesuai jumlah dan - Sesuai gambar kerja jaraknya dan ikat dengan kawat baton minimal - Cukup kuat 3 kali putar

5 Untuk menjaga kelurusan besi pasang kawat penahan - Sesuai metode kerja sementara pada bagian atas ke bawah - Lurus

6 Pasang konduit & block out bila ada pekerjaan terkait - Sesuai gambar kerja 7 Periksa seluruh tulangan, diameter & jaraknya - Sesuai gambar kerja 8 Bersihkan sisa-sisa kotoran kawat ikat dll - Bersih

LANGKAH PEKERJAAN

No STATUS

Nama Jabatan Tanda Tangan Tanggal

Dibuat : Kasia Teknik 20-Desember-04

Disetujui : Kepala Proyek 20-Desember-04

lampiran :

Salah satu prosedur mutu yang harus dilakukan adalah instruksi kerja atau IK. Instruksi kerja menjelaskan proses kerja secara detail dan merupakan petunjuk kerja bagi yang melaksanakan pekerjaan tersebut.

(37)

Instruksi Kerja

Tgl Edisi Pertama : 20 Desember 2004 No Kopi

:

Pekerjaan Pembesian

Nomor Edisi

:

Tanggal Revisi :

Stab BP 2

Kode Dokumen :

Halamn ke

: 1 dari 1

Alat

- Bar bender

- Bar cutter

- Meteran

-Tang

- Genset

- Besi beton BJTD 24 & BJTD 40

- Kawat beton

- Beton decking

Lower Ground

Proyek :

Bahan

Lokasi Pekerjaan

KRITERIA

BERTERIMA BAIK TIDAK 1 Pemotongan & pembengkokan besi beton - Sesuai bending list

2 Pembersihan lean concrate - Bersih, kering & bebas kotoran 3 Cek level lean concrete - Sesuai gambar kerja

4 Pasang beton decking dengan tebal sama dengan - Sesuai gambar kerja tebal selimut beton

5 Pasang besi lapis bawah sesuai dengan marking - Sesuai metode kerja daun lanjutkan dengan lapis berikutnya

6 Ikat pertemuan besi beton dengan kawat beton - Besi beton terpasang sesuai minimal 3 kali putar persyaratan rapi / kuat 7 Cek dimensi tulangan dan jarak tulangan - Sesuai gambar kerja 8 Bersihkan lokasi dari potongan kawat & kotoran lain - Bersih

No LANGKAH PEKERJAAN STATUS

Nama Jabatan Tanda Tangan Tanggal Dibuat : Bagian teknik 20-Desember-04

Pemotongan baja tulangan dilaku-kan dengan dua cara yaitu dengan cara pemotongan secara manual dan pemotongan secara mekanis, dapat di jelaskan sebagai berikut dibawah ini.

Pekerjaan pemotongan baja tulan-gan beton dentulan-gan membuat daftar rencana pembengkokan / barlist dari tulangan yang akan dipasang secara menyeluruh, Daftar rencana pembengkokan ini biasa disebut BEUGSTAAT.

Persiapan untuk pemotongan dan pembengkokan dimulai berdasarkan dari gambar rencana tulangan baik berupa gambar pondasi, balok, kolom, lantai dan sebagainya.

c. Pemotongan tulangan beton

Pemotongan secara manual

(38)

Dalam lembar beugstaat mengetangahkan : - Jenis struktur (balok, kolom, lantai dsb) - Lokasi / elevasi

- Referensi penulangan dari gambar apa - Bentuk / skets pembengkokan

- Kode

- Type baja tulangan dan diameternya - Panjang batang

- Jumlah, unit dan jumlah total - Panjang sisanya

- Berat per unit dan total berat.

Gunting pemotong Gunting blok

Batang-batang berdiameter sampai dengan 12 mm akan dipotong dengan gunting menurut kepanjangannya. Diameter yang lebih besar ( > 12 mm ) dipotong dengan gunting blokyang diletakkan di atas sebuah balok kayu.

Pemotongan dilakukan batang per batang, ukuran bagian yang tercantum pada daftar pembengkokan ditandai dengan kapur tulis setelah itu, diangkat oleh pekerja dari lokasi penyimpanan ke meja pembengkokan, batang yang sepadan (sama-sama kualitas baja, diameter dan kepanjangannya) dibundel dan diberi label, selanjutnya dibawa ke lokasi penyimpanan sementara.

Pembagian Lokasi Bangunan

Penandaan

Lokasi Penyimpanan

Pemotongan Membundel batang-batang lurus Batang-batang yang akan

dibengkok Meja Pembengkok

Penyimpanan terpisah

(39)

Pembundelan dan pemberian label yang sepadan

Mesin pemotong tingkat berat ditempatkan tetap di antara dua mejakerja. Batang-batang dibawa ke meja pemotong pertama. Tergantung pada kapasitas mesin pemotong dan diameter batang, maka satu batang atau lebih dapat dipotong bersama-sama.

Pemotongan secara mekanis

Setelah pemotongan baja beton dikelompokkan sesuai fungsinya, misal untuk balok L1-2 CD. Tulangan pokok, sengkang dan steknya diikat dan diberi label sesuai kode pada lembaran bestaat,

Pengelompokan besi beton yang sudah dipotong tetapi tidak perlu dibengkok untuk besi ulir

(40)

Besi beton yang telah dikelompokan, diberi label sesuai fungsinya misalnya balok lokasi A, lantai lokasi B, kemudian dibuat daftar besi beton yang telah dipotong.

Pembuatan daftar besi beton yang telah dipotong

Pembengkokkan besi beton

Pembengkokan besi beton berdasarkan data yang ada pada barlist. Ketentuan untuk pembengkokan dan toleran-sinya mengacu pada standar pembesian yang ada, sesuai spesifikasi yang berlaku.

Indentifikasi dan penyiapan peralatan yang diperlukan untuk pembengkok tulangan manual disiapkan. Meja kerja dengan mal pembengkok sudah diletakkan plat pembengkok dan pasak-pasak besinya. Kunci penekuk dari berbagai ukuran, dan pembengkok tulangan mekanis disiapkan bar bender diameter 20 mm keatas.

Identifikasi dan penyiapan alat pembengkok tulangan manual maupun mekanik

bertulang secara keseluruhan kemudian juga menelaah skedul atau rencana kerja harian dan mingguan dilaku-kan pengecedilaku-kan dengan gambar kerja dan barlist / bar bending schedule. Hasil pengecekan tersebut akan menjadi input bagi pembuatan skedul harian / mingguan. Pembengkokan besi beton

a. Skedul kerja

contoh :

minggu pertama harus menyelesaikan pekerjaan pembesian dengan volume 26.716 kg. Misalnya pada rencana kerja mingguan tertera pada pekerjaan plat lantai seperti berikut ini :

Bekisting : 210m2 Pembesian : 26.716kg Pengecoran : 80m2

Dalam pembengkokan, digunakan meja pembengkok terbuat dari balok kayu. Di atas meja pembengkok terdapat sebuah pelat pem-bengkok dengan dua pasak besi kecil yang dipakukan atau disekrup.

b. Pembengkokan

Besi – Pelipat dan Pelat - pelipat

(41)

Membengkokkan besi dengan menggunakan kunci besi, dari ukuran kecil sampai besar. Kunci besi perlu ditamba sambungan pipa, agar dalam membengkokan menjadi lebih ringan. Membeng-kokkan besi beton dilakukan satu per satu pada setiap bengkokannya, batang per batang.

a. Cara membengkokkan besi beton

Cara Membengkokkan Besi Beton

Lubang untuk Skrup / pendimeja

(42)

b. Toleransi pada pemotongan dan pembengkokkan.

Pembuatan kait – kait pada batang tulangan dapat berupa kait penuh, kait miring atau kait lurus. Dalam hal pembuatan kait ini maka agar memperhatikan ketetapan sebagai berikut :

Kait – kait sengkang harus berupa kait miring, yang melingkari batang sudut dan mempunyai bagian yang lurus paling sedikit 6 kali diameter batang dengan minimum 5 cm.

Bengkokkan harus mempunyai diameter intern sebesar paling sedikit 5 d atau 5 dp seperti ditunjukkan, dimana d = diameter batang polos dan dp adalah diameter penge-nal batang deform seperti diterangkan dalam nomor 1 diatas.

(43)

Kait miring Kait Miring pada sengkang

Pembengkokan tulangan

Mesin pembengkok. Pelat-pelipat tetap ditukar dengan pelat-pembengkok yang digerakkan oleh arus listrik. Keuntun-gan dari mesin pembengkok ini adalah beberapa batang-batang dapat dibengkok sekaligus. Bisa diatur dengan mudah.

Untuk membentuk bengkokan sesuai dengan daftar pembeng-kokan, dengan demikian seluruh batang-batang mempunyai kesamaan sudut lengkung.

Mesin pembengkok dapat diprogramkan, memungkinkan pem-bengkokan batang yang dibengkok dengan berbagai sudut lengkung secara berurut-urut. Mesin ini umumnya digunakan untuk membengkok sengkang-sengkang.

d. Pembengkokan secara mekanis

Mesin pembengkok

(44)

Perakitan besi beton

Membengkokkan besi beton dengan mesin (tenaga listrik) mempunyai keuntungan : - Dapat membengkokkan besi diameter besar.

- Beberapa batang (ditumpuk) dapat dibengkokkan sekaligus - Lebih cepat

- Bentuk bengkokan lebih seragam

Keterangan :

1 = Piringan baja dengan as vertikal 2 = Pin

3 = Lubang untuk pin

4 = Penahan

5 = Batang besi beton 6 = Pin as tengah Cara

mem-bengkokan besi beton dengan mesin

Setelah pembengkokan, baja beton dikelompokkan sesuai fungsinya, misal untuk balok L1-2 CD. Tulangan pokok diikiat dan diberi label sesuai kode pada lembaran bestaat, demikian juga sengkang dan steknya. Besarnya ikatan disesuaikan dengan alat angkatnya.

Pengelompokan besi beton yang sudah di potong

Besi beton yang telah dikelompokkan, diberi label sesuai fungsinya misal balok lokasi A, lantai lokasi B, kemudian dibuat daftar besi beton yang telah dibengkok.

Pembuatan daftar besi beton hasil

pem-bengkokan

Perakitan dilokasi pemotongan dan pembeng-kokan kemudian tulangan dibawa ke lokasi pemasangan dan langsung dipasang.

Perakitan langsung ditempat pemasangannya

Perakitan di pabrik, kemudian dibawa ke tempat pemasangan

1.

2.

3.

Gambar kerja tulangan merupakan pedoman untuk perakitan tulangan dan perlu dipahami secara cermat dan teliti

(45)

Besi beton yang sudah dibendel dan diberi label dibawa ketempat perakitan.

Cakar ayam atau tahu beton dibuat dan dibawa ketempat pemasangan.

Penyiapan tulangan besi beton

Peralatan untuk perakitan tulangan disiapkan antara lain : alat ukur, alat pengikat / catut, paku, kunci-kunci dll.

Perlengkapan untuk perakitan tulangan disiapkan antara lain standar penyangga.

APD sesuai ketentuan K3 disiapkan.

Penyiapan peralatan tulangan besi beton

Perakitan tulangan besi beton

Perakitan dikerjakan dilokasi dekat pemoton-gan dan pembengkokan

Perakitan dengan cara langsung merakit tulan-gan yang sudah dibengkok dan dipotong terse-but ketempat pemasangannya

Pemotongan dan perakitan dilakukan di pabrik, 1. Perakitan dan pemasangan tulangan

Cara Pelaksanaan pemasangan tulangan agar diperhatikan hal-hal seperti dibawah ini :

2. Pemasangan tulangan

Tulangan harus bebas dari kotoran, lemak, kulit gilingan baja, karat lepas, serta bahan-bahan lain yang dapat mengurangi daya lekat baja dengan beton.

Tebalnya selimut beton dan penempatan / elevasi tulangannya. Oleh karena itu tulangan harus dipasang dengan ganjal tulangan / beton dekking, kaki ayam atau spacer.

Tulangan rangkap dan tulangan atas harus ditunjang pada tulangan bawah oleh batang penunjang (biasa disebut kaki ayam) atau ditun-jang langsung pada cetakan bawah atau lantai kerja oleh blok-blok beton yang tinggi.

Terhadap kedudukan diarah ukuran struktur yang terkecil, toleransi sebesar ± 6 mm untuk ukuran 60 cm atau kurang dan sebesar ± 12 mm untuk ukuran lebih dari 60 cm.

Terhadap kedudukan bengkokkan diarah memanjang, toleransi sebesar ± 50 mm dan untuk kedudukan bengkokkan akhir dari batang, toleransi sebesar ± 25 mm dengan syarat tambahan bahwa tebal penutup beton diujung batang harus memenuhi yang di syarat-kan.

Pemasangan tulangan dipakai toleransi sebagai berikut : 3. Toleransi pada pemasangan tulangan

(46)

Terhadap kedudukan batang-batang tulangan pelat dan dinding, toleransi didalam bidang tulangan ± 50 mm.

Terhadap kedudukan dari sengkang – sengkang. Lilitan – lilitan spiral dan ikatan – ikatan lainnya, toleransi sebesar ± 25 mm

Apabila ada pipa – pipa atau benda-benda lain yang direncanakan menembus beton atau ditanam dibeton, maka tulangan tidak boleh dipotong dan tidak boleh digeser tempatnya lebih jauh dari toleransi

Toleransi yang ditetapkan butir 1 s/d 4 diatas.

Silang cocok untuk menghubungkan batang-batang bersilan-gan pada plat lantai dll.

Lingkar dan silang, sama dengan A, tetapi untuk diameter yang lebih besar.

Sadel/ pelana, digunakan untuk menghubungkan sengkang – sengkang dengan tulangan sudut pada balok atau kolom.

Lingkar dan sadel. Sama dengan D, tetapi untuk diameter tulangan yang lebih besar.

Silang ganda untuk ikatan extra kuat a.

b.

c.

d.

e.

Beberapa bentuk dan cara pengikatan anyaman baja beton antara lain :

(47)
(48)

NOTE : Rebar caps must be placet over any protruding rebar ends to protect

personnel (an OSHO requirement) from iniuries.

Tiga cara penganyaman sangkar tulangan balok 1. Penganyaman tulangan balok di dalam bekisting. 2. Penganyaman tulangan balok di atas bekisting 3. Penganyaman tulangan balok di atas bekisting

Persyaratan umum untuk jumlah penahan jarak, paling sedikit harus : Untuk batang bawah dan sisi 40 a 50 kali diameter batang Untuk batang atas 30 a 40 kali diameter batang.

Dua buah per m2 bekisting atau lantai kerja.

Satu buah per meter lajur pada setiap bidang balok atau kolom.

Tulangan balok

Penganyaman tulangan balok pada lokasi pekerjaan. Metode kerja 1

(49)

Penganyaman tulangan sangkar balok dan kolom pada lokasi pemo-tongan / pembengkokan.

Penahan jarak tidak boleh dipasang :

Pada jarak yang kurang dari 500 mm di batang yang sama.

Dengan jarak dari penahan jarak di batang yang terdekat kurang dari 300 mm.

Bila syarat minimal ini dialihkan ke dalam persyaratan prak-tek, maka jumlah penahan jarak untuk balok berlaku sebagai berikut :

Bagian bawah balok :

Diameter rata-rata batang bagian bawah ≤ 10 mm : 2 per m lajur balok

> 10 mm : 1 per lajur balok

Bagian sisi balok :

Ketinggian ≤ 300 mm : 1 per m lajur bidang sisi Ketinggian > 300 mm : 2 per m lajur bidang sisi

Memasang tulangan balok ditempat : Metode kerja 2

(50)

Sebelum menurunkan rangkaian tulan-gan pada kedudukannya. Lakukan langkah-langkah sebagai berikut :

Pasang ganjal beton/ batu tahu yang tebal 2 1/2 – 3 cm pada tulan-gan bawah pada jarak-jarak terten-tu tiap 60 – 70 cm. Pengikatan harus kuat agar ganjal beton itu tidak jatuh dan pasanglah pada kedua sisi bawah.

Pada sisi tegak / bidang sisi kiri kanan juga dipasang ganjal beton/ batu tahu agar besi tidak menem-pel pada acuan / bekisting.

Bersihkan dahulu sisa kawat ikat atau potongan-potongan yang berada pada dasar bekisting (acuan) dan buanglah keluar bangunan, hindari dari cara mem-bersihkan dengan mendorong ke lubang yang biasanya lubang kolom.

a.

b.

(51)

Pemasangan dan peletakkan balok latei.

Penulangan balok latei

Tulangan dengan sengkang spiral.

Tulangan dengan penyetabil sengkang spiral juga dipergunakan untuk menahan momen puntir pada beton.

Balok luiffel

Dipasang pada bangunan yang jarak tembok diatas pintu tinggi hingga kemungkinan akan membasahi pintu, dipasang menjorok keluar. Tulangan tambahan yang dipasang membujur sekeliling pada jarak yang sama gunanya untuk menahan tegangan puntir.

Tulangan lantai

Pada tulangan lantai, awal mulanya penganyam akan melakukan pengukuran. Jarak sumbu ke sumbu tulangan ditandai pada bekisting dengan menggunakan kapur tulis. Setelah tulangan lapis pertama dipasang, tulangan lapis kedua dapat dipasang pula. Kemudian lapisan tulangan pertama dan kedua dipasang berurutan, selanjutnya seluruh persilangan tulangan atau sebagiannya diikat Metode kerja 1

(52)

Penganyaman tulangan lantai di pekerjaan

Jumlah pengikatan tergantung dari diameter tulangan dan lebar jaring tulangan. Untuk tulangan bawah berlaku :

Seluruh persilangan pada ujung-ujung; untuk persilangan yang lain, tiap jarak sumbu ke sumbu 50 kali diameter batang, tetapi paling sedikit satu pada tiap selang persilangan.

Demikian kebutuhan jaringan atas, awal mulanya dipasang Suport (ganjalan-ganjalan).

Suport tradisional dapat dibuat dari BjTp 24 pada lokasi pekerjaan dan tergan-tung dari ketebalan lantai, di samping itu besar garis tengah suport adalah sebagai berikut :

Suport tradisi Suport gelegar Suport rak atau garis

Garis tengah Ф 8 Ф 10 Ф 12 Ф 16 Ф 20 ≤ 140 mm > 140 mm ≤ 200 mm > 200 mm ≤ 300 mm > 300 mm ≤ 450 mm > 450 mm Tebal lantai Suport tradisional

(53)

Suport gelegar

Suport-rak atau garis

Jumlah dari suport (n) per m2, besarnya tergantung daripada garis tengah batang-bawah dari jaring atas фk :

фk ≤ 10 mm

n = 2

фk> 10 mm ≤ 16 mm n = 1

фk> 16 mm

n = 0,5

Suport gelegar digunakan sebagai pengganti suport tradisional dengan batang tulangan bantu. Suport gelegar ini diprabrikasikan. Dengan cara sengkang sisi tidak disamakan, maka ini dapat dipakai sebagai pedoman untuk tiga macam ketebalan lantai.

Jarak sumbu ke sumbu (l dalam m) dari suport gelegar besarnya bergantung pada garis tengah фk batang bawah dari jaring atas.

фk (mm) Lebih besar dari Sampai dengan 6 0,5 0,75 8 0,75 1,0 10 1,0 1,25 12 1,50 1,75 16 1, 75 2,00 20 2,00 2,25

(54)

Suport rak atau garis digunakan untuk lantai-lantai yang lebih tebal dari 400 mm, tergantung dari ketinggiannya suport ini dibuat dari baja beton atau baja profil.

Suport tradisional dipasang pada lapisan teratas dari jaring bawah. Pada sederetan suport ini dihubungkan dengan batang jaring atas dari bagian lapis bawah dan batang ini diikat keras dengan suport secara ikatan silang.

Batang-batang bawah lainnya dibagikan di antara deretan suport. Setelah menelusuri tulangan lapisan kedua dari bagian tulangan atas, tulangan lapisan pertama yang terle-tak di atas jaring bawah ditarik dan dipasang di bawah lapisan kedua.

Pekerjaan penarikan jaring-jaring dari bagian jaring atas untuk lantai yang tebal dengan tulangan yang berat itu amat melelahkan. Agar pekerjaan ini dapat dihindari maka diberi sebuah batang tulangan bantu melalui suport dan letaknya tegak lurus terhadap lapisan terbawah dari bagian jaring atas .Selanjutnya dipasang lapisan pertama dengan arah tegak terhadap lapisan teratas dan diikat keras secara ikatan silang.

Batang-batang bagian jaring atas di seluruh persilangan harus saling diikat satu sama lain. Bila batang-batang bagian jaring atas ditumpu oleh suport gelegar yang letak-nya tegak lurus terhadap batang bawah bagian jaring atas, ini boleh menyimpang. Pada batang-batang dipersilangan yang lain paling sedikit harus diikat berselang satu sama lain.

Setelah tulangan lantai selesai dikerjakan, dipasang penahan jarak yang dibutuhkan untuk penutup beton. Penahan jarak disarankan memakai blok kecil beton. Jumlah penahan jarak minimal dua per m2 bekisting atau lantai kerja.

Bila diameter tulangan utama ≤ ф 10 maka dianjurkan memakai penahan jarak yang lebih banyak, misalkan :

ф 8 – ф 10 : 3 per m2 luas lantai < ф 8 : 4 per m2 luas lantai

Untuk bidang-bidang samping harus pula diusahakan penutup beton memenuhi persyaratan, dengan memasang penahan jarak yang cukup, minimal satu (penahan jarak) per m lajur bekisting.

Suatu penutup beton harus cukup ada

Metode Kerja 2

Kita akan bicarakan dua macam pelat, yaitu :

Pelat type 1, misal pelat lantai dasar (bilamana memerlukan pembe-sian), yakni pelat yang terletak di atas tanah dasar.

Pelat type 2, misal pelat lantai tingkat 1.

(55)

Untuk pembesian lantai dasar, pada umumnya dipasang tulangan rangkap, yakni menggunakan anyaman tulang atas dan bawah dengan ukuran diameter yang sama besar.

Pada beberapa Negara, cara ini juga dipakai untuk pelat lantai tingkat dan pelat atap.

Cara pemasangan :

Pasang dulu pembesian bagian bawah, perhatikan tanda-tanda pembesian mana lapis bawah dan mana lapis keduanya. Biasanya arah pendek yang paling bawah.

Ikatlah dengan kawat beton, persilangan-persilangan dua batang besi, berseling-seling, tidak semua silangan, asal dirasa cukup kuat dalam arti, silangan tidak bergerak hingga jarak besi tetap silangan, asal dirasa cukup kuat dalam arti, silangan tidak bergerak hingga jarak besi tetap.

Perhatikan jarak pembesiannya, mulailah dari tanda-tanda jarak yang ditentukan.

a.

b.

c.

Pasang besi kaki ayam pada jalur yang telah ditentukan agar jarak dan letak besi atas dalam kedudukan yang benar. Kaki ayam agar dipasang pada persilangan pembesian.

Pasang besi atas pada arah pendek di atas kaki ayam, setelah itu letakkan besi arah pendek antar dua kaki ayam menurut jumlah yang telah ditentu-kan.

Setelah itu, pasang besi arah panjang sebagai lapis terakhir dari pelat itu.

Periksa kedudukan-kedudukan besi, jaraknya, jumlahnya dan sebagainya.

Pasang ganjal beton/ batu tahu untuk menjaga jarak pembesian paling bawah dan kayu acuan (bekisting). d. e. f. g. h.

(56)

Ganjal beton untuk pelat sesuai petunjuk pelaksanaan dapat diambil 1,5 – 2 cm tebal atau lebih (lihat gambar rencana).

Mengenai pemasangan pembesian untuk lantai tingkat :

Pada dasarnya sama dengan lantai dasar, hanya pada pembesian lantai pelat (tingkat) banyak / berjenis-jenis bentuknya. Pada bagian tengah, pembesian bagian atas pada umumnya kosong pada arah panjang maupun pendek. Ada empat jenis bentuk besi menurut kebutuhan, yaitu:

I = Bentuk berbengkok, simetri ditengah

II = Bentuk lurus panjang dengan kait di ujungnya III = Bentuk lurus pendek, buat pinggir

IV = Bentuk lurus, dipasang untuk menahan kerut bila bentang plat panjang 6 – 7 m’.

Cara pemasangan :

Besi bawah sama dengan pelat dasar, karena bentuknya ranjangan, hanya saja pemasan-gan berseling satu.

Perhatikan batas-batas pemasangan pada jenis bentuknya yaitu dengan tanda arah panah berujung dua.

Pemasangan kaki ayam hanya pada bagi-an-bagian tertentu, pinggir-pinggir, sebab bagian tengah tidak ada besi atas. Bahkan pada pembesian yang besar tidak dipasangi kaki ayam.

Besi berbengkok dipasang setelah pembesian bawah selesai, termasuk silangan pengisi jarak yang kosong. Besi berbengkok dipasang pada seling-selingnya.

Besi lurus dipasang di antara 2 (dua) besi berbengkok

Pasang ganjal beton/ batu tahu sesuai kebu-tuhan (jarak 60 - 70 cm). a. b. c. d. e. f.

(57)

Catatan :

Sebelum memasang tulangan pelat lantai dasar maupun tingkat, sebaiknya menyelesaikan tulangan / pembesian balok dahulu.

Contoh denah pembersihan pelat lantai

Tulangan pokok yang dipasang dalam 2 arah ℓx dan ℓy.

Tulangan plat beton dengan sistem tulangan pokok dan tulangan pembagi

Tulangan dinding

Umumnya tulangan dinding akan dianyam setelah selesai memasang salah satu sisi bekisting dinding. Letak tulangan dapat ditandai pada bekisting dengan kapur tulis.

(58)

Penganyaman tulangan dinding

Batang-batang (lewatan) vertikal yang menonjol dari jaringan akan diikat dengan tulangan stek. Tulangan stek ini telah ditanam dalam beton pada fase awal (misalnya pada lantai atau dinding sebelah bawah). Supaya tulangan stek ini tetap terletak pada tempatnya dengan baik, maka dipasang tulangan bantu berbentuk – U dalam arah memanjang. Batang-batang horisontal diikat secara sambungan silang dengan batang vertikal yang lain. Karena jaring-tulangan masih harus dianyam, maka sementara batang-batang (horisontal) ini diletakkan di antara tulangan stek .Batang vertikal diikat lagi dengan tulangan stek, kemudian batang horisontal dari sebelah bawah diikat dengan batang vertikal lain secara sambungan silang.

(Perlu dipikirkan bahwa

pada beton bersih, ’oil

crayon’ berwarna kuning

atau biru pada bekisting

akan luntur dan setelah

beton dicor selalu terlihat.

Karena itu gunakan

senan-tiasa kapur tulis agar selalu

dapat dihapus dengan

mencuci).

(59)

Tulangan kolom

Tulangan pembantu

Batang horizontal diantara tulangan stek

Dengan petunjuk untuk tulangan lantai, berlaku pula untuk tulangan dinding yakni batang-batang melalui pinggiran seluruh persilangan harus diikat satu sama lain. Pada dinding yang menjulang perlu dipakai perancah. Untuk mengatur jarak yang diisyaratkan dari tulangan dalam dan luar, maka digunakan sambungan berbentuk – U.

Bagian akhir yang panjang paling sedikit harus sepan-jang lebar jaring penuh, hingga akhir ini dapat diikatkan dengan dua batang-batang. Penahan jarak berupa balok beton atau gelang-gelang sering digunakan. Jumlah penahan jarak paling sedikit dua buah per m2 bekisting. Bila diameter dari batang-luar ≤ ф 8, maka disarankan menggunakan penahan jarak lebih banyak.

Sangkar tulangan tingkat ringan untuk kolom umumnya dianyam dalam keadaan terlentang (sesuai dengan gan balok), kemudian sangkar diletakkan di atas tulan-gan stek.

Sangkar tulangan tingkat berat, biasanya harus dianyam pada pelaksanaan. Mula-mula sengkang dipasang pada kolom stek. Batang-batang diikatkan pada stek-stek yang

(60)

ada. Setelah pengikatan selesai dilakukan penandaan jarak sumbu ke sumbu batang-batang sengkang. Mula-mula seng-kang teratas diikat, kemudian sengseng-kang-sengseng-kang yang lain dari sebelah atas ke bawah.

Suatu perancah bantu biasanya dibutuhkan untuk pemasangan sengkang dan serentak dapat dimanfaatkan sebagai penunjang batang-batang. Ketika pengikatan sengkang secara sambun-gan sadel untuk tiap sengkang, (pada batang-batang sudut dan batang-batang yang lain dengan sengkang lain secara sambun-gan silang), penahan jarak dipasang pula. Minimal jumlah pena-han jarak yaitu : satu per m lajur bidang sisi. Untuk kolom bulat atau kolom berukuran besar, minimal dua per m2 bekisting.

Tulangan kolom

Setelah selesai pengecoran pelat & balok dan setelah selesai pengukuran kembali posisi/kedudukan kolom dengan membuat tanda-tanda as, maka perlu dibetulkan dulu kedudukan stek kolom agar kedudukan pembesian kolom baik. Membuat tulangan kolom sebaiknya ujung yang masuk pelat ditekuk sedikit dengan tujuan :

Dapat masuk dengan baik pada silangan balok yang biasanya didaerah silangan ini, besi sangat padat.

Stek diatas pelat berada pada sisi dalam tulangan kolom, hingga tidak perlu membengkok diatas pelat.

Untuk gedung berting-kat banyak sambungan tulangan kolom lebih baik diletakkan diten-gah ketinggian diantara kedua lantai.

(61)

Stek ditekuk ke arah dalam agar tulangan kolom duduk pada kedudu-kan yang sebenarnya. Pasang tulangan kolom dan sengkedudu-kangnya. Sementara tukang batu membuat kepala kolom setinggi 5 cm.

Membuat tulangan kolom sebaiknya ujung yang masuk pelat ditekuk sedikit dengan tujuan :

Dengan begitu arah tulangan kolom dapat satu arah dari bawah sampai atas.

Perhatikan :

Arah kait agar sedemikian agar tidak rapat.

Agar ada sela – sela yang cukup, sedikitnya 2,5 cm, agar koral / split dapat masuk

Sengkang teratur, rata, datar, jangan mencong-mencong.

Kait sengkang agar dipasang berseling-seling, tidak pada kedudukan sama.

Pasang batu tahu / ganjal beton dulu, sebelum dipasang acuan.

Bersihkan bagian diatas kepala kolom dari kotoran-kotoran, Dapat masuk dengan baik pada silangan balok yang biasanya didaerah silangan ini, besi sangat padat.

Stek diatas pelat berada pada sisi dalam tulangan kolom, hingga tidak perlu membengkok diatas pelat.

1. 2. a. b. c. d. e. f.

Diidentifikasi macam dan jumlah beton tahu / cakar ayam sesuai dengan gambar kerja pembesian

Beton tahu / cakar ayam dibuat sesuai spesifikasi yang telah ditentukan

Cakar ayam dan beton tahu a.

b.

Beton tahu / cakar ayam diikat dan dipasang pada rangka penulangan besi beton sesuai jarak dan jumlah yang telah diten-tukan

Nama yang umum dipakai :

- Ganjal dari baja : kaki ayam / cakar ayam - Beton dekking : tahu beton

c.

d.

(62)

Selimut Beton

a.

b.

c.

d.

Selimut beton adalah beton yang melindungi baja beton dari pengaruh cuaca, kemungkinan korosi maupun pengaruh panas / kebakaran.

Tebal selimut beton tergantung dari fungsi struktur beton itu sendiri. Apabila tidak ditentukan dalam spesifikasi, maka tebal selimut beton (diukur dari jarak tepi tulangan terluar dengan permukaan beton), ACI merekomendasikan tebal minimum sebagai berikut :

Untuk tapak pondasi tapak (footing), lantai basement atau struktur lain yang kontak lagsung dengan tanah, tebal minimum = 7,5 cm.

Untuk permukaan yang berhubungan dengan tanah atau terletak ditem-pat yang mudah terpengaruh oleh perubahan cuaca (bagian luar bangu-nan), maka apabila struktur beton memakai tulangan diameter lebih dari 15 mm, tebal selimut minimum = 5 cm, sedangkan apabila memakai tulangan diameter 15 mm atau lebih kecil, maka tebal minimum = 4 cm.

Kolom dan balok, min = 4 cm

Pelat / slab, min = 2 cm.

Pemeriksaan hasil perakitan tulangan

a. Pemeriksaan

Pemeriksaan baja beton dilakukan dalam lima jenis, yaitu : Pada saat penerimaan baja beton

Pada penyimpanan sebelum dibengkok

Gambar pembengkokan dan pemotongan (bestaat) Pada saat dipotong / dibengkok

Pada saat dirakit

Penerimaan baja beton :

Penyimpanan baja beton sebelum dibengkokkan Periksa, apakah jumlah dan diameternya sesuai dengan faktur

Periksa juga jenis, mutu dan panjangnya apakah sesuai dengan yang dipesan.

Periksa apakah dilengkapi sertifikat atau tanda uji laboratoriumnya. Apabila belum ada segera minta-kan kepada pemasoknya.

Periksa secara visual, apakah terjadi korosi atau pengelupasan dan sebagainya.

Periksa kelurusan dan keseragaman ukuran, karena produk tertentu kadang-kadang memiliki ukuran yang berbeda antara ujung dan tengahnya.

Penyimpanan baja beton bebas dari tanah dan tertumpu balok atau yang sejenis.

Penyimpanan dipisah sesuai diameternya.

Penyimpanan tidak boleh terlalu lama, beri penandaan / kode tanggal penerimaannya.

Pisahkan material akhir dari lokasi

Perlindungan terhadap pengaruh cuaca apakah memakai atap atau cukup dengan ditutup terpal.

(63)

Gambar pembengkokan dan pemotongan (bestaat) : Siapkan gambar kerja penulangan yang telah disetujui.

Pelajari penandaan / kode dari tulangan

Pemotongan dan pembengkokan :

Periksa gambar pembengkokan berdasarkan gambar kerja yang telah disetujui.

Hitung jumlah baja beton yang akan dikerjakan.

Periksa baja beton ekstra yang harus dikerjakan dan minta persetujuan ke pengawas termasuk beban pem-bayarannya.

Periksa, apakah bestaat yang sudah disetujui direksi sama dengan yang dikirim ke tukang potong / bengkok

Periksa pemanfaatan sisa potongan, apakah sudah efisien dan memungkinkan untuk dilakukan.

Siapkan gambar bestaat yang sudah disetujui

Periksa jumlah dan panjang batang lonjoran yang akan dipotong.

Luruskan baja beton yang akan dipotong dengan alat pelurus.

Periksa, apakah panjang dan bentuk bengkokkan sesuai dengan bestaat

Perakitan dan pemasangan baja beton (sebelum pengecoran) : Periksa jari-jari bengkokkan apakah sudah sesuai persyaratan

Periksa bentuk kait-kait

Batang - batang perbagian struktur dibundel dan diberi label yang mudah dilihat.

Lokasi penyimpanan mudah dikunjungi dan dapat dengan mudah untuk manuver peralatan angkut dan peralatan angkat.

Sisa potongan yang tak terpakai harus dikeluarkan dari tempat pemotongan maupun pembengkokan.

Sediakan gambar kerja yang sudah disetujui

Periksa ukuran bekisting

Periksa ikatan anyaman, apakah cukup kuat.

Periksa mutu dan jenis baja yang dipakai.

Periksa bentuk bengkokkan

Periksa diameter, panjang dan jarak tulangan maupun sengkang serta jumlahnya.

Periksa penempatan baja tulangannya

Periksa stek atau tulangan ekstra yang dibutuhkan.

(64)

Gambar pembengkokan dan pemotongan (bestaat) :

Periksa selimut betonnya, termasuk jenis dan jarak ganjal / beton dekking nya dan ketepatan elevasi tulangan atas.

Periksa tempat-tempat pertemuan.

Periksa sambungan - sambungannya, apakah cukup over-lappingnya.

Periksa sambungan lasnya.

Periksa pemasangan alat penyambungnya

Periksa tingkat korosinya apakah harus dibersihkan atau masih dalam toleransi.

Pembersihan dari sisa-sisa kotoran sebelum pengecoran.

Setelah dilaksanakan pemeriksaan oleh Konsultan / Direksi Lapa-ngan, maka hasil pemasangan / penyetelan pembesian / penulan-gan beton dianggap benar dan pekerjaan beton siap untuk dicor.

Pada waktu pelaksanaan pengecoran maka mandor berkewajib-an untuk melaksberkewajib-anakberkewajib-an piket atau storing dengberkewajib-an menyediakberkewajib-an satu atau beberapa orang petugas.

Adapun tugas dari piket / storing tersebut adalah memeriksa sekali lagi pembesian yang sudah terpasang, ikatan yang lepas diperbaiki, penulangan dirapikan dan sisa-sisa besi dan kawat beton dibersihkan dilokasi pekerjaan.

b. Piket / Storing

Dengan posisi pemasangan pembesian adalah benar sesuai yang disyaratkan, sehingga beton yang akan dicor tercapai mutu yang diharapkan.

Sebelum beton dicor, pekerjaan pemasangan besi beton harus diperiksa lebih dahulu. Dengan check list, kita periksa hasil pekerjaan sebagai berikut :

Formulir Check List (daftar simak) : Jenis besi beton (polos, diform) Diameter besi beton

Jumlah besi beton Jarak-jarak besi beton Sambungan besi beton / stek

Posisi besi beton (berubah letaknya atau tidak) a. b. c. d. e. f.

Pencatatan dan pelaporan hasil perakitan tulangan

g.

h.

i.

Panjangnya besi beton, pengangkeran

Tebal lindungan beton (batu tahu) pecah / tidak, besi beton rapat dengan bekisting / cukup longgar.

Tulangan atas bengkok / tidak (misalnya, terinjak pada tulangan – tulangan dengan dari Ǿ kecil) atau bergerak.

(65)

Ada kotoran pada besi beton : j.

Berhubung pembesian merupakan tulang punggung dari konstruksi beton, maka ketelitian kerja pembe-sian akan menentukan kekuatan konstruksi.

Kesalahan – kesalahan dalam pekerjaan ini dapat mengakibatkan hal-hal yang tidak diinginkan : cacat konstruksi kegagalan konstruksi yang dapat mem-bahayakan.

k.

l.

m.

Adanya kayu / klos

Perkaratan yang lanjut

Cukup support, cakar ayam, pemegang antara, dsb.

- Tumpahan oli - Ada lumpur - Puntung rokok, dll

(66)

BAB V

Pembersihan & perapihan

lingkungan kerja

Gambar

Tabel untuk tanda kelas baja tulangan Warna Bj. TP 24 Hitam Bj. TP 30 Bj. TS 30 Biru Bj
Gambar kerja pembesian
Gambar tulangan balok pada gambar dibawah ini adalah gambar  tampak dari sisi balok.
Gambar kerja tulangan merupakan pedoman  untuk perakitan tulangan dan perlu dipahami  secara cermat dan teliti

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Sedangkan perbedaannya adalah penelitian terdahulu hanya menggunakan variabel ukuran perusahaan, profitabilitas, leverage dan tipe perusahaan sedangkan penelitian yang

Grafik kebisingan peredam bunyi jenis kering pada putaran 2000 rpm dengan beban 1

jatkuvasti vaihtuu lääkärit – – lääkäri ei uskalla ottaa tavallaan sitä vastuuta koko se kivunhoito paranis jos meillä olis yks lääkäri joka olis koko ajan täällä –

Tujuan dari penelian ini adalah untuk mengetahui peranan PPL dalam mengantisipasi perubahan iklim terhadap produktivitas padi sawah dan untuk mengetahui hubungan

1) Los Miembros exportadores tendrán un total de 1.000 votos y los Miembros importadores tendrán también un total de 1.000 votos, distribuidos entre cada sector de Miembros

Dengan hormat, sehubungan dengan penelitian saya dalam rangka penyusunan skripsi yang berjudul: Perilaku Orangtua Siswa SMP Santo Thomas 3 Medan Dalam Pemberian

sementara atau hasil akhir yang diperoleh dalam bentuk diskusi dengan.

Banyak faktor yang memengaruhi Inisiasi Menyusu Dini sangat sulit untuk berkembang, salah satunya adalah karena Inisiasi Menyusu Dini merupakan ilmu yang baru dan