• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MEMBACA PERMULAAN DALAM PEMBELAJARAN TEMATIK DENGAN MODEL VARK DI KELAS I SEKOLAH DASAR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MEMBACA PERMULAAN DALAM PEMBELAJARAN TEMATIK DENGAN MODEL VARK DI KELAS I SEKOLAH DASAR"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

427 Pengembangan Bahan Ajar Membaca Permulaan Dalam Pembelajaran Tematik Dengan Model VARK Di Kelas I Sekolah Dasar

Mega Prasrihamni,Triyana Yetra

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MEMBACA PERMULAAN DALAM

PEMBELAJARAN TEMATIK DENGAN MODEL VARK

DI KELAS I SEKOLAH DASAR

Mega Prasrihamni,Triyana Yetra

Universitas PGRI Palembang

megaprasrihamni@univpgri-palembang.ac.id

ABSTRAK

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian pengembangan dengan menggunakan Model Plomp terdiri dari tiga tahap, yaitu: (1) preliminary research atau analisis pendahuluan, (2) prototyping phase atau tahap perancangan, dan (3) assesment stage atau tahap penilaian. Adapun jabaran pembahasan pengembangan yang dilakukan dapat diuraikan terkait validitas, praktikalitas, dan efektivitas bahan ajar membaca permulaan yang dikembangkan. Bahan ajar yang dikembangkan sudah dinyatakan sangat valid dengan perolehan rata-rata 93.10% dan dapat digunakan dalam proses membaca permulaan. Praktikalitas dibuktikan dengan hasil uji coba pratikalitas bahan ajar dengan menggunakan angket pendidik dan peserta didik yang diperoleh 99.3% . Bahan ajar berbasis metode Visual, Auditory, Reading, And Kinesthetic (Vark) yang dikembangkan dinyatakan efektif, dan ditunjukkan oleh peningkatan rata-rata hasil belajar peserta didik dengan rata-rata 96.25% dengan kategori sangat baik, dan rata-rata kemampuan visual siswa 91.07%, rata-rata kemampuan auditory peserta didik 93.65%, rata-rata kemampuan

reading peserta didik 86.50%, rata-rata kemampuan kinesthetic peserta didik 95.43%

sedangkan, rata-rata kemampuan Visual, Auditory, Reading, dan Kinesthetic peserta didik 91.66% dengan kategori sangat baik. Ini berarti bahwa bahan membaca permulaan dalam pembelajaran tematik dengan model vark sangat efektif digunakan dalam proses pembelajaran membaca di kelas I SD.

(2)

428 Pengembangan Bahan Ajar Membaca Permulaan Dalam Pembelajaran Tematik Dengan Model VARK Di Kelas I Sekolah Dasar

Mega Prasrihamni,Triyana Yetra

PENDAHULUAN

Membaca permulaan merupakan salah satu jenis kegiatan membaca dan harus dilakukan dengan teknik awal yang baik dan benar. Menurut Anderson dalam (Aay, 2016) membaca permulaan yang menjadi acuan adalah membaca merupakan proses recoding dan decoding. Membaca merupakan suatu proses yang bersifat fisik dan psikologis. Proses yang bersifat fisik berupa kegiatan mengamati tulisan secara visual Dengan indera

visual, pembaca mengenali dan

membedakan gambar-gambar bunyi serta kombinasinya. Melalui proses

recoding, pembaca mengasosiasikan

gambar-gambar bunyi beserta kombinasinya itu dengan bunyi-bunyinya, sehingga proses tersebut, rangkaian tulisan yang dibacanya menjelma menjadi rangkaian bunyi bahasa dalam kombinasi kata, kelompok kata, dan kalimat yang bermakna.

Berdasarkan studi pendahuluan yang peneliti lakukan di SDN 91 Palembang proses pembelajaran yang berlangsung kurang optimal. 1) kurangnya motivasi peserta didik dalam membaca, disebabkan pembelajaran masih berpusat pada pendidik, kurangnya kesempatan peserta didik memperoleh pengalaman langsung baik mengamati, menanya, mencobakan, mengolah informasi, dan mengkomunikasikan kemudian pendidik manyampaikan materi hanya satu arah dan tidak adanya umpan balik terhadap peserta didik.

2) terdapat beberapa peserta didik yang belum lancar dalam membaca, SDN 091 Palembang peserta didik yang belum lancar membaca ada 8-10 orang, sedangkan di SD 088 Palembang ada 7-8 orang. 3) belum adanya stimulus khusus pengembangan kemampuan dalam membaca permulaan yang sesuai dengan kabutuhan peserta didik. 4) rendahnya

kualitas proses pembelajaran terkait erat dengan bahan ajar yang digunakan oleh para pendidik dengan beragam dimensi gaya yang digunakan. 5) Rpp yang dikembangkan cendrung memfasilitasi peserta didik menjadi pendengar yang baik dan kurang melibatkan peserta didik secara aktif dalam proses pembelajaran,

Berdasarkan paparan di atas, peneliti tertarik untuk mengembangkan bahan ajar tematik terpadu dengan judul “Pengembangan Bahan Ajar Membaca Permulaan dengan Menggunakan Model

Vark di Kelas I Sekolah Dasar” .

KAJIAN LITERATUR Pengertian bahan ajar

Bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu pendidik atau struktur dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar dikelas (Siti Masitoh, 2017). Menurut Lubis (Maulana Arafat Lubis, 2017) bahan ajar terdiri dari berbagai macam, yaitu: buku pelajaran, modul, dan leaflet. Kemudian bahan ajar sangat banyak manfaatnya bagi peserta didik, seperti: (1) kegiatan pembelajaran menjadi lebih menarik, (2) kesempatan belajar secara mandiri dan mengurangi ketergantungan terhadap kehadiran pendidik, (3) mendapatkan kemudahan dalam mempelajari setiap kompetensi yang harus dikuasainya. Selanjutnya Daryanto dan Dwicahyono dalam (Silviana Nasrul, 2015), “Bahan ajar adalah seperangkat materi yang disusun secara sistematis baik tertulis maupun tidak tertulis sehingga tercipta lingkungan atau suasana yang memungkinkan peserta didik untuk belajar.

Pembelajaran membaca permulaan permulaan diberikan di kelas I dan II. Tujuannya adalah agar peserta didik memiliki kemampuan memahami dan menyuarakan tulisan dengan

(3)

429 Pengembangan Bahan Ajar Membaca Permulaan Dalam Pembelajaran Tematik Dengan Model VARK Di Kelas I Sekolah Dasar

Mega Prasrihamni,Triyana Yetra intonasi yang wajar, sebagai dasar untuk dapat lanjut (Alkhadijah, 1992:31). Pembelajaran membaca permulaan merupakan tingkatan proses pembelajaran membaca untuk menguasai sistem tulisan sebagai representasi visual bahasa.

Menurut Iskandarwassid 2008 dalam (Akhir, 2017) menyampaikan bahwa tujuan pembelajaran membaca permulaan bagi siswa adalah sebagai berikut: a. Mengenali lambang-lambang (simbol- simbol bahasa), b. Mengenali kata dan kalimat, c. Menemukan ide pokok dan kata-kata kunci, d. Menceritakan kembali isi bacaan pendek.

Visual, Auditory, Reading/Writing, And Kinesthetic (Vark) merupakan salah

satu model pembelajaran yang memaksimalkan pengetahuan peserta didik melalui pengalaman langsung yang diperolehnya dengan Visual,

Auditory, Baca-Tulis, dan Kinestetik.

Menurut Mayarnimar & Taufina (2017:870) “Model Vark” adalah model alternatif baru yang dimodifikasi dengan menggunakan modalitas yang dimiliki oleh peserta didik. Vark adalah akronim dari empat gaya belajar utama, yaitu

Visual, Auditory, Baca-Tulis, dan

Kinestetik. Model ini mengasosiasikan

pengalaman siswa untuk modalitas yang mereka miliki, termasuk visual, auditori, membaca dan menulis, dan kinestetik.” Menurut Fleming (dalam Miftahul Huda, 2013:287-289) ciri-ciri dalam model Vark adalah:

Visual

Modalitas visual mengakses citra visual yang diciptakan maupun diingat, seperti warna, hubungan ruang, potret mental, dan gambar. Ciri-cirinya yaitu: 1) teratur memperhatikan segala sesuatu dan menjaga penampilan; 2) mengingat dengan gambar, lebih suka membaca dari pada di bacakan; dan 3) membutuhkan gambaran dan tujuan

menyeluruh untuk bisa menangkap detail atau mengingat apa yang dilihat.

Auditoris

Modalitas ini mengakses segala jenis bunyi dan kata yang diciptakan maupun diingat, seperti musik, nada, irama, rima, diaglog internal, dan suara. Ciri-cirinya yaitu: 1) perhatiannya mudah terpecah; 2) berbicara dengan pola berirama; 3) belajar dengan cara mendengarkan; dan 4) berdialog secara internal dan eksternal.

Kinestetik

Modalitas ini mengakses segala jenis gerak dan emosi yang diciptakan maupun diingat, seperti gerakan, koordinasi irama, tanggapan emosional, dan kenyamanan fisik. Ciri-cirinya yaitu: 1) menyentuh orang dan berdiri berdekatan, banyak gerak; 2) belajar sambil bekerja, menunjukkan tulisan saat membaca, menanggapi secara fisik; dan 3) mengingat sambil berjalan dan melihat. Selain ketiga preferensi di atas, Neil Fleming menambah satu modalitas

read/write yang kemudian menjadi Vark.

Preferensi ini lebih cendrung pada informasi yang tampil dalam bentuk kata-kata. Membaca dan menulis apapun yang didengar dan di pahami, termasuk daftar-daftar internet, power poin, kamus kutipan, dan sebagainya.

METODE PENELITIAN

Research and Development (R&D)

atau penelitian dan pengembangan adalah metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji keefektifan produk tersebut (dalam Sugiono, 2010:407).

Prosedur pengembangan berisi tahap-tahap yang dilakukan dalam setiap pengembangan yang dilakukan. Prosedur pengembangan penelitian ini dilakukan mengikuti tahap-tahap model pengembangan Plomp dalam (Muhammadi, Taufina, n.d.2018) yaitu:

(4)

430 Pengembangan Bahan Ajar Membaca Permulaan Dalam Pembelajaran Tematik Dengan Model VARK Di Kelas I Sekolah Dasar

Mega Prasrihamni,Triyana Yetra

Preliminary Research (Analisis

Pendahuluan)

Analisis pendahuluan ini dilakukan bertujuan untuk menetapkan dan mendefenisikan syarat-syarat pembelajaran yang dibutuhkan dalam mengembangkan Bahan Ajar ini. Hal-hal yang dilakukan pada tahap ini adalah: A) Analisis Kurikulum. B) Analisis Karakteristik peserta didik. C) Analisis Bahan Ajar yang digunakan di lapangan. D) Analisis Proses Pembelajaran. E) Analisis kebutuhan.

Prototyping Phase (Tahap Perancangan)

Pada tahap ini dirancang bahan ajar yang sesuai dengan indikator dan tujuan pembelajaran yang telah ditentukan. Tahap perancangan ini produk yang dihasilkan berupa bahan ajar yang dirancang dengan memenuhi prinsip Vark. Perancangan bahan ajar ini memperhatikan kesesuaian materi dengan kurikulum. Tahap perancangan pengembangan terdiri dari (a) draft awal, (b) prototype 1, dan (c) prototype 2 yang dijabarkan sebagai berikut.

Assessment Stage (Tahap Penilaian)

Tahap ini dilakukan jika produk final telah dinyatakan praktis. Kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini adalah mengevaluasi efektivitas dari produk final. Evaluasi efektivitas ini dipusatkan untuk mengevaluasi apakah bahan ajar K13 pada pembelajaran tematik terpadu bahasa berbasis Vark dapat digunakan untuk mencapai tujuan yang efektif dalam meningkatkan aktivitas peserta didik dan mengembangkan pemikiran kreatif peserta didik.

Uji coba dilakukan dalam skala kecil pada dua sekolah yaitu kelas I SDN 91 Palembang dan SDN 088 Palembang. Hasil uji coba digunakan untuk mengetahui pratikalitas dan efektivitas bahan ajar membaca permulaan berbasis model Vark di kelas 1 SD. Uji coba unutk

mengetahui kepraktisannya produk dilakukan uji coba terhadap peserta didik yang berasal dari SDN 91 Palembang , untuk implementasi metode

one to one dan metode small group evaluation dan field test 1. Sedangkan uji

coba untuk mengetahui pratikalitas SDN 91 Palembang dan untuk mengetahui keefektifan produk dilakukan uji coba di SDN 088 Palembang untuk impelentasi metode Field test 2.

Subjek uji coba pada penelitian ini yaitu peserta didik kelas I SDN 91 yang mengikuti pembelajaran K13 dengan menggunakan Bahan Ajar berbasis Vark pada kelas I semester ganjil 2019/2020.

Jenis data yang diperoleh dari penelitian ini adalah data kualitatif dan kuantitatif. Data kualitatif diperoleh dari hasil wawancara, pengamatan, dan catatan lapangan. Sedangkan data yang bersifat kuantitatif dihimpun melalui hasil angket, lembar observasi, dan tes hasil belajar. Instrument yang digunakan dalam pengembangan ini adalah sebagai berikut: 1) Lembar Validasi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). 2) Lembar Validasi Bahan Ajar. Instrument kefektifan ini digunakan untuk mengumpulkan data efektif, yang terdiri dari: 1) Lembar observasi aktivitas peserta didik. 2) Lembaran tes hasil belajaR.

Teknik analisis data validitas, praktikalitas, dan efektivitas yang diperoleh melalui Teknik analisis validitas dilakukan untuk melihat data hasil validasi perangkat pembelajaran, Teknik analisis praktikalitas.

PEMBAHASAN

Hasil penelitian pengembangan bahan ajar membaca permulaan dengan model

Vark untuk kelas 1 SD dapat disajikan

dalam bab ini. Merujuk pada tahap-tahap pengembangan yang telah

(5)

431 Pengembangan Bahan Ajar Membaca Permulaan Dalam Pembelajaran Tematik Dengan Model VARK Di Kelas I Sekolah Dasar

Mega Prasrihamni,Triyana Yetra dikemukakan, deskripsi hasil penelitian diklasifikasikan menjadi tiga bagian, yaitu: tahap analisis pendahuluan (Preliminary Research), tahap perancangan (Prototype Phase), dan tahap penilaian (Assessment Stage).

Berdasarkan tabel 1 terlihat bahwa rata-rata validasi bahan ajar membaca permulaan secara keseluruhan adalah 93.10 dengan kategori sangat valid. Disebababkan bahwa kelayakan isi

pada bahan ajar telah lengkap secara keseluruhan dan sesuai dengan standar bahan ajar, kemudian bahasa yang digunakan sangat jelas, mudah dimengerti dan difahami oleh peserta didik, penyajian pada pada bahan sangat efektif dan menarik serta kegrafikaan pada bahan ajar telah menggambarkan secara keseluruhan terhadap cover yang telah dirancang. Hasil pengolahan data validasi bahan ajar membaca permulaan secara terperinci dapat dilihat pada lampran 12. Jadi, dapat disimpulkan bahwa bahan ajar membaca permulaan dengan model Vark telah sangat valid.

Keterlaksanaan RPP membaca permulaan dalam tematik dengan model

Vark di kelas 1 SDN 091 Palembang

diketahui melalui pengamatan. Pengamatan dilakukan dengan

menggunakan instrumen pengamatan keterlaksanaan RPP pada lampiran 40. Berdasarkan hasil pengamatan terhadap keterlaksanaan RPP untuk pembelajaran membaca permulaan di kelas 1 SDN 091 Palembang diperoleh rata-rata nilai

98,39% dengan kategori sangat praktis dapat dilihat pada tabel 2 berikut.

Tabel 2 menunjukkan rata-rata kemampuan pendidik dalam pembelajaran dengan keterlaksanaan RPP yang digunakan dikategorikan

sangat praktis, disebabkan bahwa Rpp yang dilaksanakan sesuai dengan Rpp yang dkirancang, pendidik sudah melakukan pendahuluan seperti menyampaikan tujuan pembelajaran, mengaitkan pembelajaran yang sebelumnya dengan pembelajan yang terkait pada hari itu serta mengapresiasi dan memberikan motivasi terhadap peserta didik. kegiatan ini dilakukan sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran dengan model Vark, sesuai dengan indikator dan tujuan pembelajaran secara maksimal, langkah-langkah dalam RPP sangat membuat peserta didik antusias dalam mengikuti pembelajaran mulai dari awal hingga akhir proses pembelajaran berlangung, kemudian penutup pendidik memberikan evaluasi pembelajaran dan Tabel 1. Hasil Validasi Bahan Ajar Membaca Permulaan secara Keseluruhan

No Aspek Jumlah Rata-rata Kategori 1. Kelayakan Isi 31 96.87 Sangat Valid

2. Kebahasaan 26 92.85 Sangat Valid

3. Penyajian 15 93.75 Sangat Valid

4. Kegrafikaan 36 90 Valid

Total 108

Rata-rata 93.10 Sangat Valid

Tabel 2. Hasil Pengamatan Keterlaksanaan RPP No Aspek yang Diamati Pengamat Penilaian Kategori

A. Pendahuluan 100 Sangat Praktis

B. Kegiatan Inti 95.19 Sangat Praktis

C. Penutup 100 Sangat Praktis

(6)

432 Pengembangan Bahan Ajar Membaca Permulaan Dalam Pembelajaran Tematik Dengan Model VARK Di Kelas I Sekolah Dasar

Mega Prasrihamni,Triyana Yetra pengayaan terhadap peserta didik secara berkesinambungan. Adapun jabaran pembahasan pengembangan yang dilakukan dapat diuraikan terkait validitas, praktikalitas, dan efektivitas bahan ajar membaca permulaan yang dikembangkan.

Validasi Bahan Ajar dan RPP Membaca Permulaan

Bahan ajar jika dikatakan valid maka perlu dilakukan pengisian angket oleh validator. Namun bahan ajar membaca permulaan sudah dikatakan valid karena sudah sesuai dengan materi pembelajaran pada kelas 1 SD, dan telah memenuhi syarat dan ketentuan penyusunan bahan ajar yang sebenarnya. Berdasarkan hasil analisis data validasi bahan ajar membaca permulaan diperoleh nilai rata-rata 93.10 dengan kategori sangat valid. Artinya bahan ajar telah sesuai dengan tuntutatn kurikulum dan penyajian materi dalam bahan ajar telah sesuai dengan perkembangan peserta didik di kelas 1 SD.

Validasi RPP Membaca Permulaan Proses validasi RPP dilakukan berdasarkan beberapa aspek sesuai komponen RPP, yaitu: identitas, perumusan indikator, perumusan tujuan pembelajaran, pemilihan materi ajar, pemilihan sumber dan media pembelajaran, penyusunan kegiatan pembelajaran, dan penilaian. RPP yang valid diperoleh setelah melakukan perbaikan berdasarkan saran dari para validator. Skor validasi yang diperoleh dari validator yaitu 78.62 dengan kategori valid. RPP yang dikembangkan telah disesuaikan dengan komponen membaca permulaan dengan model

Vark.

Praktikalitas Bahan Ajar Membaca Permulaan

Bahan ajar tidak juga hanya dilihat dari kevalitannya saja, tetapi harus melihat juga praktis dari bahan ajar tersebut. Namun bahan ajar yang praktis adalah bahan ajar yang mudah digunakan oleh pendidik dan peserta didik untuk pembelajaran membaca permulaan dengan model Vark. Berikut jabaran hasil pratikalitas bahan ajar. Keterlaksanaan RPP

Keterlaksanaan RPP menunjukkan bahwa pembelajaran dilaksanakan sesuai dengan perencaan yang matan. Hal ini dapat ditinjau dalam data hasil pengamatan keterlaksanaan RPP yang dinyatakan sudah sangat baik. Data ini menunjukkan bahwa RPP yang dikembangkan sangat praktis digunakan dalam pembelajaran menggunakan bahan membaca permulaan dengan model Vark.

Hasil Analisis Data Prediksi Ahli Terhadap Bahan Ajar Membaca Permulaan Dengan Model Vark

Hasil analisis terhadap angket prediksi ahli menunjukkan bahwa bahan ajar membaca permulaan dengan model vark praktis digunakan dalam pembelajaran. Sehingga peserta didik menjadi lebih mudah dalam membaca, dan telah di kondisikan sesuai dengan perkembangan peserta didik di kelas 1 SD.

Hasil Analisis Data Respon Peserta Didik Terhadap Bahan Ajar Membaca Permulaan Dengan Model Vark

Hasil analisis terhadap angket respon peserta didik menunjukkan bahwa peserta didik menjadi lebih mudah menggunakan bahan ajar. Bahan ajar yang digunakan menarik perhatian peserta didik sehingga bahan ajar yang digunakan sangat membantu peserta

(7)

433 Pengembangan Bahan Ajar Membaca Permulaan Dalam Pembelajaran Tematik Dengan Model VARK Di Kelas I Sekolah Dasar

Mega Prasrihamni,Triyana Yetra didik memiliki kosa kata dalam membaca permulaan.

Hasil Analisis Data Respon Pendidik Terhadap Bahan Ajar Membaca Permulaan Dengan Model Vark.

Hasil analisis terhadap angket respon pendidik menunjukkan bahwa bahan ajar membaca permulaan dengan model Vark yang dikembangkan sangat praktis digunakan dalam proses pembelajaran. Pendidik menyatakan bahwa bahan ajar membaca permulaan dengan model vark belum ada sebelumnya dan bahan ajar ini berbeda dengan bahan ajar lain yang digunakan. sehingga pendidik sangat terbantu dalam pembelajaran dengan menggunakan bahan ajar membaca permulaan dengan model Vark di kelas 1 SD.

Hasil Observasi Penggunaan Bahan Ajar

Hasil observasi penggunaan bahan ajar memudahkan peserta didik dalam menggunakan bahan ajar membaca permulaan dengan model Vark yang telah dikembangkan. Hasil observasi menunjukkan bahwa bahan ajar yang digunakan sangat membantu peserta didik dalam membaca dan memiliki kosa kata yang banyak. Kemudian bahan ajar sangat mudah di pahami dan digunakan oleh peserta didik dan pendidik yang sesuai dengan karakteristik peserta didik di kelas 1 SD. Hasil Wawancara Terhadap Praktikalitas Bahan Ajar

Berdasarkan hasil wawancara dengan pendidik terhadap bahan ajar yang digunakan memperoleh respon yang sangat baik. pendidik mengatakan bahwa bahan ajar yang dikembangkan sangat membantu pendidik dalam mengajarkan membaca permulaan kepada peserta didik apalagi bahan ajar

yang digunakan menggunakan model

Vark yang sesuai dengan kebutuhan

peserta didik.

Bahan ajar dapat dikatakan efektif jika membawa efek atau pengaruh baik terhadap pencapaian tujuan pembelajaran. Sehingga bahan ajar yang digunakan bisa membantu peserta didik memperoleh kosa kata yang banyak dan memperlancar dalam proses membaca permulaan yang benar.

SIMPULAN

Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian pengembangan bahan membaca permulaan dalam pembelajaran tematik dengan model

Vark yaitu membaca yang menggunakan

empat gaya belajar (visual, auditory,

read/write dan kinestetik) Berdasarkan

pengembangan dan uji coba bahan ajar yang telah dilakukan, diperoleh simpulan sebagai berikut. 1) Buku ajar yang dikembangkan sesuai dengan tuntunan kurikulum, indikator pada bahan ajar dirumuskan untuk menentukan materi yang disajikan sesuai dengan perkembangan peserta didik. Selain itu penggunaan bahasa pada bahan ajar menggunakan kalimat yang sederhana, singkat, dan jelas sehingga memudahkan peserta didik untuk memahami pembelajaran. Bahan ajar juga didesain dengan warna yang menarik sehingga dapat memotivasi peserta didik dalam mengikuti pembelajaran dengan baik. Kemudian, bahan ajar tersebut disesuaikan dengan metode Visual, Auditory, Reading, And

Kinesthetic (Vark) yang dapat

meningkatkan keaktifan dan ketertarikan peserta didik dalam proses pembelajaran. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa bahan ajar yang dikembangkan sudah dinyatakan sangat valid dengan perolehan rata-rata 93.10% dan dapat digunakan dalam proses

(8)

434 Pengembangan Bahan Ajar Membaca Permulaan Dalam Pembelajaran Tematik Dengan Model VARK Di Kelas I Sekolah Dasar

Mega Prasrihamni,Triyana Yetra membaca permulaan. 2) Bahan ajar berbasis metode Visual, Auditory, Reading, And Kinesthetic (Vark) yang

dikembangkan dinyatakan sangat praktis digunakan dikelas I SD. Hal ini dibuktikan dengan hasil uji coba pratikalitas bahan ajar dengan menggunakan angket pendidik dan peserta didik yang diperoleh 99.3% dan Bahan ajar berbasis metode Visual,

Auditory, Reading, And Kinesthetic (Vark)

yang dikembangkan dinyatakan efektif, dan ditunjukkan oleh peningkatan rata-rata hasil belajar peserta didik dengan rata-rata 96.25% dengan kategori sangat baik, dan rata-rata kemampuan visual siswa 91.07% rata-rata kemampuan

auditory peserta didik 93.65%, rata-rata

kemampuan reading peserta didik 86.50%, rata-rata kemampuan kinesthetic peserta didik 95.43% sedangkan. Rata-rata kemampuan Visual, Auditory,

Reading, dan Kinesthetic peserta didik

91.66% dengan kategori sangat baik.

DAFTAR PUSTAKA

Aay. (2016). Upaya Meningkatkan

Kemampuan Membaca

Permulaan Melalui Metode Montessori Pada Siswa Kelas I Di Sdn Rawamangun 09 Pagi Jakarta Timur, (1), 70–110.

Akhir, M. (2017). Penerapan Strategi Belajar Reciprocal Teaching terhadap Kemampuan Membaca pada Siswa SD. Indonesian Journal

of Primary Education – Vol.1, No. 2

(2017) 30-38 -

http://ejournal.upi.edu/index.php/IJP E/index - All rights reserved

Departemen Pendidikan Nasional.2013. Standar Penilaian Buku Pelajaran 19 JTIEE, Vol. 1 No. 1 Mei 2017 Bahasa dan Sastra Indonesia. Jakarta: Pusat Perbukuan

Depdiknas. 2008. Kamus Besar Bahasa

Indonesia. Jakarta: Gramedia

Pustaka Utama.

Fleming, N. D. (2001). Teaching and

Learning Styles: VARK Strategies. New Zealand: Christchurch, N.Z.

& N.D. Fleming

https://doi.org/10.1016/j.sbspro.2010 .10.088

Maulana Arafat Lubis. (2017). Pengembangan Bahan Ajar Komik Untuk Meningkatkan Minat Baca Ppkn Siswa Min Ramba Padang Kabupaten Tapanuli Selatan, Xxiv(1).

Mayarnimar, Taufina. (2017). Validity Analysis Of The Vark ( Visual , Auditory , Read- Write , And Kinesthetic ) Model – Based Basic Reading And Writing Instructional Materials For The 1st Grade Students Of Elementary School, 118, 870–874.

(http://creativecommons.org/licenses/ by-nc/4.0/)

Othman, N., & Hasril, M. (2010). Different Perspectives of Learning Styles from VARK Model, 7(2), 652–660. journal .sciencedirect.com. Silviana Nasrul. (2015). Pengembangan

Bahan Ajar Tematik Terpadu Berbasis Model Problem Based Learning Di Kelas Iv Sekolah Dasar. Biomass Chem Eng, 49(23– 6), 81–92

Siti Masitoh. (2017). Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Discovery Learning Tema Cita-Citaku Untuk meningkatkan Hasil Belajar Siswa

Tarigan, Henry Guntur, 2008a. Menyimak Sebagai

Suatu Keterampilan Berbahasa.

Referensi

Dokumen terkait

Asumi dari ketiga jurnal tersebut dapat disimpulkan bahwa penelitiaan yang paling efektif dilakukan oleh palwiyah dkk (2019) karena dengan hasil penelitianya

Dengan demikian hasil analisis data telah dapat menyimpulkan bahwa hipotesis yang sesuai dengan penelitian ini adalah Ho yaitu tidak terdapat pengaruh dari pemahaman

3 Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat kemurnian sapi Bali di Kabupaten Barru berdasarkan identifikasi fenotipe (bentuk tanduk, warna bulu,

Berdasarkanhasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) peningkatan kemampuan representasi matematis siswa yang menggunakan pendekatan problem posing lebih baik daripada

Kami berkomitmen untuk menciptakan produk berkualitas tinggi, memiliki skema kompensasi paling menguntungkan, dan menyediakan pondasi yang stabil bagi Associate kami untuk mencapai

Sistem pencegahan secara pasif bertumpu pada rancangan bangunan yang memungkinkan orang keluar dari bangunan dengan selamat pada saat terjadi kebakaran atau

Hasil pengujian emisi gas buang CO dan HC yang ditimbulkan sepeda motor Yamaha Vega ZR 2009 ditunjukkan pada tabel dibawah ini: Emisi gas buang yang dihasilkan

Sementara bagi Pemerintah Desa Meninting perlu membangun kapasitas kelembagaan kelompok nelayan sehingga ada ikatan kepentingan jangka panjang dalam pembangunan desa