• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 3

METODOLOGI PENELITIAN

Metodologi penelitian terkait dengan sejumlah hal yang berkaitan dengan metode-metode yang akan digunakan dalam proses menjawab hipotesis penelitian. Bab ini akan mengungkapkan mengenai metodologi pemecahan masalah, data penelitian, tahapan penyelesaian penelitian dan terakhir flow chart tahapan penyelesaian penelitian. Metode penelitian yang digunakan bersifat kuantitatif, sedangkan data yang akan diolah bersumber pada data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari pengumpulan kuesioner, sedangkan data sekunder berupa literatur dari jurnal penelitian. Dalam penelitian ini digunakan model analisis data dengan model multinomial logit, karena hipotesa yang perlu dijawab dalam penelitian ini adalah melihat pengaruh antara variabel dependen yang memiliki lebih dari satu kategori dengan veriabel independen, sedangkan dalam melihat prioritas dalam menentukan motif menabung digunakan analisis descriptive frequencies.

Data yang digunakan berbentuk kualitatif, yaitu berupa kuesioner terhadap responden yang sesuai dengan data yang dibutuhkan, yaitu mereka yang memiliki pendapatan. Pengolahan data akan dibantu dengan menggunakan program software SPSS versi 15.

3.1 Metodologi untuk Pemecahan Masalah

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan metode deskriptif. Metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang (Nasir, 1985 hal 63). Tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki.

(2)

Dalam menjawab pertanyaan penelitian yang telah dipaparkan pada bab I, maka akan diuraikan metodologi penelitian dalam tesis ini.

3.1.1 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan di Jakarta, dengan objek penelitian adalah responden yang potensial dalam kaitannya dengan penelitian, khususnya mereka yang memiliki pendapatan.

3.1.2 Penentuan Variabel Pokok

Berdasarkan hipotesis yang dirumuskan melalui penelitian-penelitian sebelumnya yang berkaitan dengan perilaku menabung, maka variabel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari variabel dependen yaitu perilaku menabung dan variabel independen yaitu pendapatan, konsumsi, religius commitment, usia, status pernikahan dan jenis kelamin.

a. Perilaku Menabung

Teori yang dikemukakan oleh sadeq dan jalaludin, saving didefinisikan sebagai hasil pendapatan dikurangi pengeluaran yang terbagi menjadi dua yaitu konsumsi dan pengeluaran untuk di jalan Allah Swt. Dimana konsumsi merupakan pengeluaran yang digunakan untuk membeli kebutuhannya didunia, seperti pakaian, makanan, tempat tinggal, dsb). Sedangkan pengeluaran di jalan Allah Swt, misalkan berupa zakat, infaq dan sedekah (abdullah & Majid, 2002 hal 92). Dalam kaitannya dengan penelitian ini, perilaku menabung akan diukur dengan tingkat alokasi untuk tabungan setiap bulannya yang terbagi dalam 3 kategori, yaitu:

• Kategori 1: ≤ Rp. 300.000,- per bulan

• Kategori 2: Rp. 300.001,- - Rp. 800.000,- per bulan • Kategori 3: ≥ Rp. 800.001,- per bulan

(3)

b. Pendapatan

Pendapatan yang digunakan sebagai standar pendapatan, bisa diperoleh dari hasil usahanya selama satu bulan dari berbagai sumber.

c. Konsumsi

Konsumsi yang dikeluarkan terdiri dari pengeluaran untuk kebutuhan hidupnya yang aturannya disesuaikan dengan ajaran agama (tidak mengkonsumsi makanan haram, tidak berlebih-lebihan, dst) seperti makanan, minuman, pakaian, tempat tinggal, dan sebagainya. Pengeluaran dijalan Allah Swt, seperti membayar zakat, sedekah dan sebagainya, menjadi bagian pengeluaran di jalan Allah Swt (Kahn, 1995), oleh karena itu pengeluaran tipe ini merupakan pengeluaran diluar konsumsi.

d. Religius Commitment

Religius commitment (Tjahjono, 2007), dapat diukur dengan empat hal, yaitu kehadiran ketempat atau kegiatan peribadatan, pentingnya nilai-nilai religius dalam pandangan seseorang, keyakinan akan nilai religius dan persepsi religius terhadap diri sendiri, serta pengaruh agama terhadap pilihan hidupnya sehari-hari.

e. Motif

Pada saat memutuskan untuk menabung, tentunya seseorang memiliki motif untuk itu, maka dalam penelitian ini akan dipaparkan prioritas motif seorang muslim dalam menabung. Berdasarkan penelitian yang dilakukan Horioka dan Watanabe (1997), terdapat pilihan terhadap tiga motif menabung, dimana dari tiga motif ini terdapat kegiatan yang direncanakan pada masa yang akan datang dengan menguraikannya kedalam 12 perencanaan. Adapun tiga motif yang dimaksud adalah sebagai berikut:

(4)

1. Motif daur hidup (life cycle motives), terdiri dari: • Membiayai beban hidup pada saat tidak bekerja. • Biaya pendidikan diri sendiri/ anak/ keluarga/ kerabat. • Biaya pernikahan diri sendiri/ anak/ keluarga/ kerabat. • Membeli rumah dan perlengkapannya.

• Membeli barang-barang tahan lama. • Biaya rekreasi

• Memulai usaha baru/ entrepreneur (wiraswasta). 2. Motif berjaga-jaga (precautionary motives), terdiri dari:

• Kesehatan, bencana alam, atau kejadian yang tidak diprediksi. • Ketenangan diri.

3. Motif warisan (bequest motives), terdiri dari: • Warisan

Selain ketiga motif diatas, dalam penelitian yang dilakukan saat ini perlu kiranya ditambah satu motif. Penambahan ini disesuaikan dengan tujuan penelitian yang menjadikan responden adalah seorang muslim yang berpenghasilan. Dalam konsep Islam, terdapat dua tipe pengeluaran, yaitu pertama, pengeluaran yang ditujukan untuk kebutuhan diri dan keluarganya, kedua, kebutuhan yang lain yaitu pengeluaran dijalan Allah Swt, (Kahn, 1995). Sehingga motif selanjutnya adalah motif ibadah yaitu:

• Naik haji.

• Ibadah (zakat dan wakaf).

3.1.3 Penentuan Populasi

Populasi menurut adalah semua nilai baik hasil perhitungan maupun pengukuran, baik kuantitatif maupun kualitatif, daripada karakteristik tertentu mengenai sekelompok objek yang lengkap dan jelas (Usman dan Akbar, 2000). Ditinjau dari banyaknya anggota populasi, maka populasi terdiri dari: (1) populasi terbatas (terhingga), (2) populasi tak terbatas (tak terhingga). Namun dalam kenyataannya populasi terhingga selalu menjadi

(5)

populasi yang tak terhingga. Sedangkan ditinjau dari sudut sifatnya, maka populasi dapat bersifat: (1) homogen, dan (2) heterogen.

Jenis populasi dalam penelitian ini adalah populasi tidak terhingga, dimana populasi yang dimaksudkan adalah masyarakat yang berdomisili di Jakarta, beragama Islam dan memiliki pendapatan.

3.1.4 Teknik Sampling

Sampel ialah sebagian anggota populasi yang diambil dengan menggunakan teknik tertentu yang disebut teknik sampling (Usman dan Akbar, 2000). Teknik sampling berguna agar: (1) mereduksi anggota populasinya (representatif), sehingga kesimpulan terhadap populasi dapat dipertanggungjawabkan, (2) lebih teliti menghitung yang lebih sedikit daripada yang banyak, (3) menghemat waktu, tenaga, dan biaya.

Teknik pengambilan contoh dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu: (1) sampling random (probability sampling), teknik ini merupakan pengambilan contoh secara acak (random) yang dilakukan dengan cara undian, ordinal atau tabel bilangan random atau dengan komputer; (2) sampling non random (non probability sampling) meliputi sampling sistematis, sampling kuota, sampling aksidental, purposive sampling, sampling jenuh, dan snowball sampling.

Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah sampling aksidental, dimana sampling ini merupakan teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan bertemu dengan peneliti sehingga dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data.

3.1.5 Penentuan Besarnya Anggota Sampel

Besar anggota sampel harus dihitung berdasarkan teknik-teknik tertentu agar kesimpulan yang berlaku untuk populasi dapat dipertanggungjawabkan.

(6)

Untuk menentukan ukuran sampel, dapat dikemukakan suatu teorema tentang variabel tunggal atau univariat, yaitu teorema limit sentral-yang menyatakan statistik rata-rata mempunyai distribusi normal untuk ukuran sampel yang mendekati tak-terhingga (Agung, 2004). Akan tetapi dalam praktik, teorema limit sentral telah diterapkan untuk ukuran sampel minimal 30. Di pihak lain, Roscoe (1975) menganjurkan ukuran sampel berdasarkan “the rule of thumb” sebagai berikut (Uma Sekaran, 1992):

Ukuran sampel lebih besar dari pada 30 dan lebih kecil dari pada 500 cocok dipakai untuk kebanyakan penelitian. Jika sampel harus dibagi-bagi dalam subsampel (laki-laki/perempuan, anak-anak/remaja/dewasa, dan sebagainya), maka diperlukan ukuran sampel minimal 30 untuk setiap kategori. Dalam penelitian multivariat (termasuk analisis regresi multivariat), maka ukuran sampel harus beberapa kali (sebaiknya 10 kali atau lebih) lebih besar daripada jumlahnya variabel penelitian yang ditinjau. Untuk eksperimen sederhana dengan kendali ketat (pasangan observasi yang sepadan atau setara-matched pairs, dan sebagainya) keberhasilan penelitian dapat dicapai dengan memakai sampel berukuran 10 sampai dengan 20.

3.2 Data Penelitian

Metode ilmiah pada hakikatnya ialah penggabungan antara berpikir secara deduktif dengan induktif. Jika pengajuan rumusan hipotesis diturunkan dari kerangka teoritis dan kerangka berpikir secara deduktif, maka untuk menguji bahwa hipotesis tadi diterima atau tidak diterima, perlu dibuktikan kebenarannya dengan data-data yang ada dilapangan. Data-data tersebut dikumpulkan dengan teknik tertentu yang disebut teknik pengumpulan data. Selanjutnya data-data itu dianalisis dan disimpulkan secara induktif, dan akhirnya dapat diputuskan bahwa hipotesis diterima atau tidak diterima. (Usman dan Akbar, 2000).

3.2.1 Jenis dan Sifat Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data kualitatif, yaitu data yang pada umumnya dalam bentuk pernyataan kata-kata atau gambaran tentang sesuatu yang dinyatakan dalam bentuk penjelasan dengan

(7)

kata-kata atau tulisan (Kountor, 2007). Sedangkan sifat datanya adalah data kategorik, yaitu data yang nilainya ada pada suatu interval tertentu atau berada pada nilai yang satu ke nilai yang lainnya. Sementara jika dilihat dari waktu perolehan datanya, maka data penelitian ini tergolong data cross-section, yaitu data yang dikumpulkan pada suatu waktu tertentu yang menggambarkan keadaan atau kegiatan. (Muliwarni, 2007).

3.2.2 Sumber Data

Sumber data yang digunakan terdiri dari:

a. Data primer, data ini diperoleh langsung dari responden dengan menggunakan teknik pengumpulan data angket (questionary). Kuesioner ini diberikan langsung pada responden yang potensial dapat memberikan data sesuai dengan penelitian. Data primer dalam penelitian ini meliputi: • Karakteristik responden, yaitu jenis kelamin, agama, usia,

pendapatan, status pernikahan, dan jumlah anak.

• Pertanyaan perilaku menabung, yaitu pernyataan responden menabung atau tidak, jika menabung besarnya uang yang ditabung setiap bulannya, dan yang terakhir adalah pertanyaan mengenai motif dirinya dalam menabung.

• Pertanyaan Religius Commitment yang disusun dengan skala likert. • Pertanyaan alokasi pengeluaran, yaitu untuk konsumsi, zakat dan

sedekah.

b. Data sekunder diperoleh dari berbagai sumber, yaitu: • Jurnal yang terkait dengan penelitian.

• Buku-buku bacaan yang terkait dengan masalah tabungan, pendapatan, konsumsi dan ekonomi Islam.

• Penelitian-penelitian yang terkait dengan perilaku menabung yang telah dilakukan sebelumnya.

(8)

3.2.3 Rancangan Angket (Questionary)

3.2.3.1 Tahap Pertama

Tahap pertama rancangan kuesioner ini dilakukan dengan cara mengumpulkan bahan-bahan/ data-data yang berkaitan dengan penelitian ini untuk merumuskan pertanyaan tentang faktor-faktor yang memiliki pengaruh terhadap perilaku menabung. Langkah-langkah yang dilakukan antara lain:

a. Mencari data-data sekunder yang berkaitan dengan penelitian (seperti: buku-buku, artikel, dan lainnya).

b. Mencari data-data penelitian sejenis yang pernah dilakukan.

c. Berkonsultasi dengan orang-orang yang ahli dibidang penelitian ini. Berdasarkan rancangan tahap pertama ini, maka peneliti mendapatkan atribut yang tepat sebagai bahan untuk membuat kuisioner.

3.2.3.2 Tahap Kedua

Peneliti menyusun pertanyaan yang akan diajukan kepada responden. Kuesioner yang sudah dibuat, disebarkan kepada 30 responden. Hasilnya diuji dengan reliabilitas dan validitas, faktor yang hasil ujinya negatif akan dikeluarkan.

Setelah pertanyaan kuesioner diperbaiki, kemudian dilakukan penyebaran tahap kedua kepada responden yang akan dijadikan sampel penelitian dengan terdiri dari beberapa bagian, yaitu:

Bagian A : Karakteristik Responden

Bagian biodata responden ini bertujuan untuk menggali informasi-informasi yang berkaitan langsung dengan karakteristik diri responden. Cara menjawabnya dengan melingkari jawaban pada pilihan yang tersedia. Pertanyaan meliputi:

a. Usia

(9)

c. Status pernikahan d. Jumlah anak e. Agama

f. Pendapatan selama satu bulan

Bagian B : Perilaku Menabung.

Bagian ini berkaitan dengan perilaku menabung seseorang, mulai dari pernyataan dirinya dalam menabung, besarnya alokasi pendapatan untuk menabung, serta tujuan menabung dari 12 tujuan dengan empat kelompok motif yang pemilihannya dalam bentuk prioritas.

Bagian C : Religius Commitment

Merupakan faktor yang perlu dianalisa, untuk mengetahui tingkat komitmen seseorang dalam beragama. Jenis skala yang digunakan dalam angket ini yaitu skala Likert. Skala ini dikembangkan oleh Rensis Likert (1932) yang paling sering digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, persepsi responden terhadap sesuatu objek. Teknik ini memiliki bentuk standar skala likert yaitu 1 sampai dengan 5 (Usman & Akbar, 2000) dengan kategori pada penelitian ini adalah:

Keterangan:

1 = Sangat tidak setuju 2 = Tidak setuju 3 = Ragu-ragu 4 = Setuju 5 = Sangat Setuju

Bagian D : Konsumsi

Pada bagian ini, responden melingkari pilihan jawaban yang ditawarkan, dimana kaitannya dengan tingkat konsumsi responden dalam jangka waktu satu bulan, serta pengeluaran untuk zakat dan sedekah.

(10)

3.2.4 Teknik Analisis Data

Data yang telah dikumpulkan melalui kuesioner, melewati dua tahap proses analisis (Gulo, 2004), yaitu analisis pendahuluan (deskriptif) dan analisis uji hipotesis. Sebelum masuk pada analisis pendahuluan, maka data mentah perlu diolah terlebih dahulu supaya dapat dimasukkan kedalam proses analisis.

3.2.4.1 Pengolahan Data

Proses pengolahan dilakukan dalam 3 tahap, yaitu: a. Editing (penyuntingan)

Pada proses ini, pertama dilakukan perhitungan jumlah kuesioner yang telah disebar, yang seharusnya sama dengan besarnya jumlah sampel. Kemudian diteliti apakah setiap jawaban valid atau terdapat responden yang tidak menjawab penelitian dengan serius, maka pisahkan yang valid dan tidak valid.

b. Coding (Pemberian Kode)

Tahap selanjutnya adalah pemberian kode (sandi) pada variabel dan data yang telah terkumpul melalui kuesioner.

c. Master Sheet (Tabel Induk)

Tahap terakhir dari pengolahan data ini adalah memasukkan semua data kedalam tabel induk (master sheet). Tabel ini terdiri atas baris dan kolom. Jumlah baris sama dengan banyaknya responden pada sampel penelitian. Jumlah kolom disesuaikan dengan data dari setiap variabel termasuk kolom untuk responden.

3.2.4.2 Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif atau analisis pendahuluan, bertujuan untuk mengetahui karakteristik setiap variabel pada sampel penelitian melalui

(11)

analisis statistika deskriptif. Peneliti menggunakan tools SPSS versi 15 for windows dalam bentuk data kategorik untuk memudahkan analisa.

Statistik deskriptif lebih berhubungan dengan pengumpulan dan peringkasan data, serta hasil peringkasan tersebut. Dua ukuran penting yang sering dipakai dalam pengambilan keputusan adalah: a. Mencari central tendency (kecenderungan terpusat) seperti mean,

median dan modus.

b. Mencari ukuran dispersi seperti standar deviasi, varians.

Selain keduanya diatas, ukuran lain yang dipakai adalah Skewness dan Kurtosis untuk mengetahui kemencengan data (Santoso, 2004).

• Mean

Mean atau rata-rata yang sering digunakan adalah rata-rata hitung (arithmatic mean). Jika X1, X2, ....Xn adalah n buah

pengamatan, maka mean dicari dengan rumus:

(3.1)

Dimana:

xi = pengamatan -i x= mean

• Variance dan Standar Deviasi

Seberapa jauh nilai pengamatan tersebar disekitar nilai rata-rata dinamakan variasi atau dispersi dari data. Ukuran variasi banyak jenisnya, tetapi yang sering dipergunakan adalah variance dan standar deviasi.

Jika sebuah set pengamatan X1, X2, ....Xn mempunyai mean

( x), maka variance-nya adalah:

n xi x n i

= = 1

(12)

1 -n ² ) ( (Xi Xi Vx= ∑ − ∑ (3.2) atau 1) -n(n ² ) ( ² Xi Xi n Vx= ∑ − ∑ (3.3) Dimana:

Xi = nilai pengamatan variabel ke-i

x = mean

Vx = variance

Sedangkan standar deviasi rumusnya adalah akar dari variance

1) -n(n ² ) ( ² Xi Xi n Vx= ∑ − ∑ (3.4) • Sampel Besar

Untuk sampel besar, yaitu sampel yang besarnya 30 atau lebih, estimasi terhadap mean populasi adalah sebagai berikut: Jika sebuah populasi mempunyai mean u, dan sebuah sampel ditarik yang besarnya n , yaitu X1, X2,...,Xn, maka:

a. Estimasi terhadap mean populasi u, adalah mean dari sampel.

(3.5)

b. Interval dari estimasi adalah:

n s z X u< + (3.6) u X z s u < − (3.7) Dimana:

x = mean dari sampel

s = Standar deviasi dari sampel

z = harga z pada level significance tertentu X

(13)

c. Jika x adalah mean dari sampel random yang besarnya n, dimana n ≥ 30, dan mean sampel tersebut digunakan untuk mengadakan estimasi terhadap mean populasi u, maka dengan probabilitas 1 – e dapat dipastikan bahwa error yang diperkuat adalah kurang dari

n s zc.

.

• Uji Realibilitas

Suatu ukuran dikatakan handal jika memberikan hasil yang konsisten (Tjahjono, 2007). Selain itu, instrumen juga dikatakan handal jika terdapat hubungan antar item yang ada dalam instrumen dan item-item yang ada dalam kuesioner. Reliabilitas instrumen menunjukkan hubungan antar item yang ada dalam instrumen dan apakah item-item yang ada dalam kuesioner menanyakan sesuatu yang sama.

Uji realibilitas dilakukan dengan teknik Alfa Cronbach, yang dilakukan untuk jenis data interval/essay (Sugiyono, 2000). Rumus koefisien realibilitas Alfa Cronbach:

(3.8)

Keterangan:

K = mean kuadrat antara subyek ∑Si² = mean kuadrat kesalahan St² = varians total

Rumus untuk varians total dan varians item:

(

)

n² Xt² Xt² St²=

n (3.9) atau

(

)

     −

St² Si² 1 K K

(14)

n² JKs n JKi Si²= − (3.10) Keterangan:

JKi = jumlah kuadrat seluruh skor item JKs = jumlah kuadrat subyek

• Uji Validitas

Uji validitas adalah mengukur tingkat kemampuan instrumen penelitian untuk mengungkapkan data sesuai dengan masalah yang hendak diungkapkan. Dengan kata lain, validitas menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur itu mengukur apa yang ingin diukur.

3.2.4.3 Uji Hipotesis

Analisis uji hipotesis bertujuan untuk mengetahui seberapa jauh hipotesis penelitian yang telah disusun semula dapat diterima berdasarkan data yang telah dikumpulkan untuk maksud itu. Analisis uji hipotesis tidak menguji kebenaran hipotesis, tetapi menguji dapat diterima atau tidak diterimanya hipotesis yang bersangkutan (Gulo, 2004).

Berdasarkan jumlah variabel, penelitian ini termasuk kedalam kategori multivariate yaitu terdapat tiga variabel atau lebih dalam satu hipotesis. Selanjutnya uji hipotesis ini bisa menggunakan teknik ekonometri. Ekonometri merupakan suatu ilmu yang mempelajari analisis kuantitatif dari fenomena ekonomi secara umum, adapun tahapan metodologinya adalah sebagai berikut (Nachrowi dan Usman, 2002): a. Dengan mengacu teori, maka ajukan hipotesis atau pertanyaan

penelitian.

b. Untuk menjawab pertanyaan atau hipotesis yang diajukan pada tahap pertama, maka model ekonometri diajukan untuk mengetes hipotesis tersebut.

c. Setelah modelnya telah terbentuk, maka parameter dari model tersebut diestimasi dengan software computer.

(15)

d. Hasil dari estimasi parameter, perlu diverifikasi terlebih dahulu apakah hasilnya sesuai dengan model atau tidak.

e. Jika dari hasil verifikasi mengatakan model yang telah terestimasi sudah layak, maka model tersebut dapat digunakan untuk memprediksi pergerakan atau memprediksi nilai suatu variabel.

f. Prediksi tersebut dapat dipertimbangkan dalam pengambilan suatu keputusan atau suatu kebijakan.

Dalam tesis ini, model yang diajukan dalam mengukur hipotesis yang disusun pada bab I terdahulu, yaitu dengan menggunakan model logit.

a. Pembentukan Model Logit

Variabel yang akan diteliti pada tesis ini adalah variabel dependen yaitu perilaku menabung yang terbagi menjadi tiga pilihan berdasarkan besarnya responden dalam menabung setiap bulannya. Sedangkan variabel independen yaitu pendapatan, konsumsi, religius commitment, usia, status pernikahan, dan jenis kelamin. Sehingga model yang tepat untuk menghubungkan kedua variabel ini adalah model multinomial logit, sebagaimana akan diuraikan definisi operasionalnya sebagai berikut:

• Variabel terikat p = perilaku menabung

 p = 1; Kategori 1: ≤ Rp.300.000,- per bulan

 p = 2; Kategori 2: Rp.300.001 – Rp.800.000,- per bulan  p = 3; Kategori 3: ≥ Rp.800.001,- per bulan

Sebagai pembanding adalah p=3 yaitu kategori 3: ≥ Rp.800.001,- per bulan

• Variabel bebas

a. Religius Commitment: RC (nama variabel)

Dari empat parameter yang telah dipaparkan sebelumnya, yaitu kehadiran ke tempat atau kegiatan

(16)

seseorang, keyakinan akan nilai religious dan persepsi religious terhadap diri sendiri. Jawaban akan menggunakan skala likert, nilai jawaban adalah -2 untuk jawaban yang sangat tidak setuju, -1 (tidak setuju), 0 (ragu-ragu), +1 (setuju) dan +2 (sangat setuju). maka religius commitment dibagi menjadi 2 bagian yaitu:

RC = 1; Tingkat komitmen rendah (dengan parameter skor jumlah jawaban adalah ≤ -4)

RC = 2; Tingkat komitmen tinggi (dengan parameter skor jumlah jawaban adalah ≥ 4)

b. Jenis Kelamin: SEX (nama variabel)

Variabel jenis kelamin dikelompokkan menjadi dua kategori, yaitu:

SEX = 1; Wanita SEX = 2; Pria

c. Status Pernikahan: MARSTAT (nama variabel)

Variabel status pernikahan dikelompokkan menjadi dua kategori, yaitu:

MARSTAT = 1; belum menikah/ tidak menikah MARSTAT = 2; menikah

d. Usia: AGE (nama variabel)

Usia responden dikelompokkan menjadi tiga kategori, yaitu:

AGE1 = 1; usia < 29 tahun AGE2 = 2; usia 29-45 tahun AGE3 = 3; usia > 45 tahun

(17)

Tabel 3.1 Variabel Dummy Usia

e. Konsumsi: C (nama variabel)

Konsumsi yang dilakukan Mahasiswa adalah untuk memenuhi kebutuhan hidupnya didunia, seperti membeli pakaian, makanan, dan tempat tinggal. Akan tetapi konsumsi tersebut disesuaikan dengan syariah dalam Islam. Dalam penelitian ini, pengeluaran untuk dijalan Allah Swt seperti pembayaran zakat, infaq dan shodaqoh, merupakan simpanan untuk kehidupan diakhirat (Kahn, 1983), oleh karena itu pengeluaran ini diluar variabel konsumsi. Dalam penelitian ini konsumsi diukur melalui tingkat pengeluaran dalam satu bulan dengan asumsi pengertian konsumsi seperti yang telah dipaparkan, sehingga konsumsi di bagi dalam tiga kategori, yaitu:

C1 = 1; ≤ Rp. 800.000,- per bulan

C2 = 2; Rp. 800.001,- - Rp. 2.500.000,- per bulan C3 = 3; ≥ Rp. 2.500.000,- per bulan

Variabel ini didefinisikan sebagai berikut:

Tabel 3.2 Variabel Dummy Konsumsi

AGE Variabel Dummy

AGE1 AGE2

Kurang dari 28 tahun 1 0

29-45 tahun 0 1

Lebih dari 45 tahun 0 0

C Variabel

Dummy

C1 C2

Kurang dari atau sama dengan Rp. 800.000,-

1 0

Rp. 801.000,- - Rp. 2.500.000,- 0 1 Lebih dari Rp. 2.500.000,- 0 0

(18)

f. Pendapatan: I (nama variabel)

Pendapatan seseorang yang diterima dari usahanya selama satu bulan. Adapun variabel pendapatan dibagi menjadi tiga kategori, yaitu:

I1 = 1; ≤ Rp. 2.500.000,- per bulan

I2 = 2; Rp. 2.500.001,- - Rp. 10.000.000,- per bulan I3 = 3; ≥ Rp. 10.000.000,- per bulan

Variabel ini didefinisikan sebagai berikut:

Tabel 3.3 Variabel Dummy Pendapatan

g. Motif: M (nama variabel)

Motif dalam penelitian ini dibagi menjadi 4 motif, dengan kategori sebagai berikut:

M1 = 1; Motif daur hidup M2 = 2; Motif berjaga-jaga M3 = 3; Motif warisan M4 = 4; Motif Ibadah

Variabel ini didefinisikan sebagai berikut:

Tabel 3.4 Variabel Dummy Motif

M Variabel Dummy

M1 M2 M3

Motif daur hidup 1 0 0

Motif berjaga-jaga 0 1 0

Motif warisan 0 0 1

Motif Ibadah 0 0 0

I Variabel Dummy

I1 I2

Kurang dari atau sama dengan Rp. 2.500.000,-

1 0

Rp. 2.500.001,- - Rp. 10.000.000,- 0 1

(19)

Dari pembentukan variabel yang telah dipaparkan sebelumnya, maka model yang diperoleh adalah sebagai berikut:

ln(p1/p0) = Z1 = a1+

γ

11I+

γ

12C+

γ

13AGE1+

γ

14AGE2+

γ

15MARSTAT+

γ

16SEX+

γ

17RC+

γ

18M1+

γ

19M2+

γ

110M3 (3.11) ln(p2/p0) = Z2 = a2+

γ

21I+

γ

22C+

γ

23AGE1+

γ

24AGE2+

γ

25MARSTAT+

γ

26SEX+

γ

27RC

γ

18M1+

γ

19M2+

γ

110M3 (3.12)

Untuk rumus 1 kategori menabung ≤ Rp.300.000,- per bulan, rumus 2 kategori menabung Rp.300.001 – Rp.800.000,- per bulan. Dimana sebagai pembanding dalam perilaku menabung adalah menabung ≥ Rp.800.001,- per bulan. Adapun variabel I adalah pendapatan, C adalah konsumsi, AGE adalah Usia, MARSTAT adalah status pernikahan, SEX adalah jenis kelamin, RC adalah Religius Commiment, dan kategori M adalah motif.

Dengan menggunakan metode taksiran maximum likelihood, parameter-parameter dalam model tersebut dapat diestimasi. (Nachrowi & Hardius, 2002, hal 254-255).

b. Pengujian Signifikansi Model dan Parameter

Setelah model dan parameter-parameter tersebut diperoleh, maka perlu dilakukan uji signifikansi yang perlu dilalui dengan uraian berikut ini:

1. Uji seluruh model (Uji G) 0 ... 2 1 : 0 = = = p= H β β β : 1

H Sekurang-kurangnya terdapat satuβj≠ 0

Statistik uji yang digunakan:

      − = ) ( ) ( ln 2 ModelA likelihood ModelB likelihood G (3.13)

(20)

~

Model B : Model yang hanya terdiri dari konstanta saja. Model A : Model yang terdiri dari seluruh variabel.

G berdistribusi Khi Kuadrat dengan derajat bebas p atau G~

χ

p. H0 akan tidak diterima jika G>

χ²

α,p; dimana

α

adalah tingkat signifikansi. Bila H0 tidak diterima, artinya model A signifikan

pada tingkat signifikansi

α

(Nachrowi & Hardius, 2002, hal 255)

.

2. Uji Wald : Uji signifikansi tiap-tiap parameter.

; 0 0 : 1 : 0 ≠ = j H j H β β j=0,1,2,...,p.

Statistik uji yang digunakan adalah:

P j SE Wj j j ,..., 2 , 1 , 0 ; ( ) =       = β β (3.14)

Statistik ini berdistribusi Khi kuadrat dengan derajat bebas 1 atau secara simbolis ditulis Wj ~χ².

H0 tidak diterima jika Wj>

χ²

α,1; dengan

α

adalah tingkat signifikansi yang dipilih.

Bila H0 tidak diterima, artinya parameter tersebut signifikan secara

statistik pada tingkat signifikansi

α

(Nachrowi & Hardius, 2002, hal 256)

.

3. Uji Model Reduksi

Membandingkan Model penuh dan Model Reduksi yang hanya terdiri dari parameter-parameter yang secara individual signifikan:

(21)

; 2  − = LP LR n G l (3.15) LR : Model reduksi LP : Model penuh

H0 tidak diterima jika G>

χ²

α,1; artinya: parameter yang tidak terdapat pada model adalah signifikan. Dengan demikian, variabel yang tereduksi perlu dimasukkan lagi kedalam model, sehingga model dapat dikatakan model penuh.

Bila H0 diterima, mengindikasikan bahwa β yang tidak

signifikan, atau semuanya sama dengan 0. (Nachrowi & Hardius, 2002, hal 256)

.

d. Interpretasi Model/ Parameter

Interpretasi koefisien-koefisien dalam model regresi logistik dilakukan dalam bentuk odds ratio (perbandingan risiko) atau dalam adjusted probability (probabilitas terjadi).

Odd didefinisikan sebagai :      − p p 1 (risiko).

Dimana p menyatakan probabilitas sukses (terjadinya peristiwa y = 1) dan 1-p menyatakan probabilitas gagal (terjadinya peristiwa y=0).

• Odds Ratio (perbandingan risiko), ψ adalah perbandingan nilai odds (risiko) pada dua individu; misalkan individu A dan individu B.

• Odds Ratio dituliskan sebagai berikut:

        − − = ) ( 1 ) ( ) ( 1 ) ( B B A A X P X P X P X P ψ (3.16) Dimana: XA : Karakteristik individu A XB : Karakteristik individu B

(22)

Adjusted probabilitas merupakan probabilitas terjadinya suatu peristiwa y=1 dengan karakteristik yang telah diketahui.

Dituliskan;P(y=1│x) = ; ) exp( 1 ) exp( z z + z = β0+β1x1+...+βpxp (3.17)

e. Interpretasi Parameter Variabel Bebas Dikotomi

Bila variabel bebas merupakan variabel kategorik dengan dua kategori, interpretasi parameter dilakukan dengan cara membandingkan nilai odd dari salah satu nilai pada variabel tersebut dengan nilai odd dari nilai lainnya (referensi).

Misalkan kedua kategori tersebut adalah 1 dan 0 dengan 0 yang digunakan sebagai kategori referensi, maka interpretasi koefisien pada variabel ini adalah rasio dari nilai odds untuk kategori 1 terhadap nilai odds untuk kategori 0; dituliskan sebagai berikut:

). exp( ) 0 ( 1 ) 0 ( ) 1 ( 1 ) 1 ( j xj p xj p xj p xj p β ψ =      = − = = − = = (3.18)

Artinya, risiko terjadinya peristiwa y = 1 pada kategori xj = 1 adalah sebesar exp (βj) kali risiko terjadinya peristiwa y=1 pada kategori xj=0.

f. Interpretasi Parameter Variabel Bebas Kontinu

Jika variabel bebas yang digunakan adalah variabel kontinu, maka interpretasi dari koefisien pada model regresi adalah setiap kenaikan C unit satuan pada variabel bebas akan mengakibatkan risiko terjadinya y = 1 sebesar exp (C.βj) kali lebih besar.

g. Interpretasi Parameter Variabel Bebas Politomi

Jika variabel bebas diamati merupakan variabel kategorik dengan lebih dari dua kategori (politomi), maka interpretasi

(23)

parameter untuk variabel ini menggunakan bantuan variabel dummy. Jika terdapat k kategori, akan digunakan (k-1) variabel dummy dengan satu buah kategori akan dijadikan sebagai kategori referensi.

Interpretasi dilakukan dengan cara yang sama dengan interpretasi pada variabel bebas dikotomi, yaitu tiap-tiap kategori dibandingkan dengan kategori rujukannya.

3.3 Tahap Penelitian

Ada beberapa tahap yang harus dilalui dalam menyelesaikan permasalahan dalam penelitian ini, yaitu sebagai berikut:

a. Pada tahap awal, dilakukan pengumpulan data mengenai penelitian-penelitian sebelumnya dalam mengamati perilaku menabung khususnya yang berkaitan dengan tujuan menabung.

b. Memilih instrumen penelitian yang tepat, yaitu metode survei dalam bentuk kuesioner.

c. Penyusunan struktur kuesioner berdasarkan data-data yang sebelumnya telah diperoleh. Kuesioner ini akan digunakan untuk data mengenai variabel-variabel penelitian dari responden. Berdasarkan permasalahan yang disusun, variabel-variabel yang diperlukan tersebut adalah faktor-faktor yang diduga memiliki pengaruh dengan perilaku menabung seorang muslim. Faktor-faktor yang mempengaruhinya diduga yaitu pendapatan, konsumsi, religius commitment, usia, status pernikahan dan jenis kelamin.

d. Kuesioner yang telah dibuat, diuji dengan melakukan penyebaran pada tahap awal sebanyak 30 responden.

e. Penyebaran kuesioner pada tahap awal diuji realibilitas dan validitasnya, jika dalam pengujian kuesioner tidak valid, maka kuesioner harus diperbaiki.

f. Menyebarkan kuesioner yang telah diperbaiki kepada responden yang memiliki potensial dalam mengisi kuesioner penelitian, khususnya

(24)

mereka yang sudah memperoleh pendapatan. Adapun metode pengambilan sampel adalah teknik non probability sampling dengan menggunakan sampling aksidental.

g. Selanjutnya, kuesioner yang telah diisi oleh responden dilakukan pengolahan data, yaitu editing, coding dan master sheet.

h. Data yang telah direkapitulasi, dikelompokkan menurut jenis datanya. Data mengenai jenis kelamin, usia, pendapatan, status pernikahan, dan konsumsi merupakan nominal, sedangkan religius commitment adalah ordinal, dimana kemudian data ordinal ini akan dihitung melalui skor. Semua data-data tersebut diberikan kode agar alat bantu analisis dengan menggunakan program SPSS for windows ver. 15 dapat mengenali dan memproses lebih lanjut datanya.

i. Sesuai dengan metode analisis data penelitian ini, maka dilakukan analisis deskriptif. Hal ini bertujuan untuk mengetahui distribusi frekuensi data, sehingga hasil penelitian akan mencerminkan gambaran umum karakteristik dan perilaku menabung responden yang dijadikan sampel penelitian ini.

j. Analisis dengan menggunakan teknik ekonometrika dengan model multinomial logit, digunakan untuk mengukur ada tidaknya pengaruh ke enam faktor yaitu jenis kelamin, usia, pendapatan, status pernikahan, religius commitment, dan konsumsi, dengan perilaku menabung seorang muslim.

k. Berdasarkan dari data kuesioner, bagi responden yang menabung, maka dianalisa lebih lanjut untuk melihat motif dari menabung, dengan menggunakan analisa statistika yaitu descriptive frequencies.

l. Setelah data diproses sesuai tekhnik yang ditentukan, maka langkah selanjutnya adalah interpretasi dan analisis output tersebut.

m. Kemudian menjawab hipotesis penelitian dan apa yang menjadi tujuan penelitian ini.

n. Jawaban dari hipotesis penelitian, kemudian dapat diambil kesimpulan dan saran-saran yang bermanfaat bagi perkembangan ilmu ekonomi syariah.

(25)

3.4 Flow Chart Penelitian

Bagan 2.3

Flow Chart Tahap Penelitian

Penentuan Metode dan Teknik Analisis Data

Penelitian Pemilihan Instrumen

Penelitian

Penyusunan Kuesioner

Pengetesan kuesioner pada 30 responden

Analisis validitas dan reliabilitas instrumen penelitian dari tes kuesioner. Hasil yang tidak valid dikeluarkan

Pengumpulan data dengan menggunakan pertanyaan kuesioner yang telah diperbaiki

Pengolahan data dengan editing, coding dan

master sheet

Analisis data: Analisa deskriptif

Uji Hipotesis dengan menggunakan analisis model ekonometri yaitu model multinomial logit

dan descriptive frequencies sebagai alat bantu melihat motif menabung

Kesimpulan dan Saran

Mulai

Selesai Pengumpulan data

Gambar

Tabel 3.2 Variabel Dummy Konsumsi
Tabel 3.3 Variabel Dummy Pendapatan

Referensi

Dokumen terkait

Hasil sidik ragam menunjukkan bahwa perbandingan bubur pepaya dan bubur terung belanda berpengaruh nyata terhadap nilai total padatan terlarut selai yang

Berdasarkan analisis SWOT telah diketahui posisi pengembangan perikanan budidaya ikan nila di kolam air tenang di Kecamatan Sinjai borong terletak pada Kuadran III yang

Pewangi Laundry Rejang Lebong Beli di Toko, Agen, Distributor Surga Pewangi Laundry Terdekat/ Dikirim dari Pabrik BERIKUT INI TARGET MARKET PRODUK NYA:.. Kimia Untuk Keperluan

Minyak kelapa yang digunakan untuk menggoreng dapat mengalami reaksi oksidasi yang disebabkan oleh suhu tinggi (±175-180ºC) mengakibatkan kerusakan dengan menghasilkan

Suatu Komunikasi yang baik akan menciptakan lingkungan yang terapetik dan kondusif, Untuk menghindari konflik adalah dengan menerapkan komunikasi yang efektif dalam

Dari keempat variabel bebas (bahan kemasan, daya tarik visual, daya tarik praktis, dan etika kemasan) yang mempunyai pengaruh paling dominan terhadap variabel terikat (keputusan

Aspek Baik Sekali (4) Baik (3) Cukup (2) Perlu Pendampingan (1) Kesesuaian pantun yang dibuat dengan ciri-ciri pantun Memenuhi 4 ciri-ciri pantun Memenuhi 3

Menetapkan : PERATURAN BADAN PENGATUR HILIR MINYAK DAN GAS BUMI TENTANG PENGATURAN DAN PENGAWASAN ATAS PELAKSANAAN PENYEDIAAN DAN PENDISTRIBUSIAN BAHAN