• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya. pada penentuan dan pengendalian biaya. Firdaus Ahmad Dunia (2009:4)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya. pada penentuan dan pengendalian biaya. Firdaus Ahmad Dunia (2009:4)"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

6 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya

“Akuntansi biaya adalah bagian dari akuntansi manajemen dimana merupakan salah satu dari bidang khusus akuntansi yang menekankan pada penentuan dan pengendalian biaya”. Firdaus Ahmad Dunia (2009:4) “Akuntansi biaya adalah salah satu cabang akuntansi yang merupakan alat manajemen dalam memonitor dan merekam transaksi biaya secara sistematis, serta menyajikan informasi biaya dalam bentuk laporan biaya”. Supriyono (2013:12)

Tujuan dan manfaat akuntansi biaya adalah menyediakan salah satu informasi yang diperlukan manajemen dalam mengelola perusahaan, yaitu informasi biaya yang bermanfaat untuk :

a. Penentuan harga pokok produk

Biaya yang telah terjadi dimasa lalu atau biaya historis dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan manajemen

b. Pengendalian biaya

Memenuhi kebutuhan manajemen dan kebutuhan pihak luar perusahaan

c. Pengambilan keputusan khusus

Menyangkut masa yang akan datang. Oleh karena itu informasi yang relevan dengan pengembalian keputusan khusus selalu berhubungan dengan informasi masa yang akan datang. Informasi biaya tidak dicatat dalam catatan akuntansi biaya, melainkan hasil dari suatu proses peramalan. Karena keputusan khusus merakan sebagian besar kegiatan manajemen perusahaan, laporan akuntansi biaya untuk memenuhi tujuan pengembalian keputusan adalah bagian dari akuntansi manajemen. Firdaus Ahmad Dunia (2009:25)

(2)

2. Pengertian Biaya

Sebuah perusahaan yang menjalankan usahanya untuk lebih meningkatkan usahanya tersebut tentulah para pengusaha menginginkan perusahaannya tetap eksis dan berkembang. Agar perusahaan tersebut berkembang. Tentunya pihak perusahaan mempunyai suatu system yang menyangkut tentang biaya. Dengan kata lain, biaya diperlukan agar pihak perusahaan dapat mengetahui sejauh mana perusahaan tersebut telah melakukan kegiatan usahanya dan bagaimana hasil yang diperoleh dari kegiatan tersebut. Lukman Surjadi (2013:7)

“Biaya adalah harga perolehan yang digunakan atau dikorbankan dalam rangka memperoleh penghasilan (revenue) yang akan dipakai sesuai pengurang penghasilan”. Biaya digolongkan ke dalam harga pokok penjualan, biaya penjualan, biaya administrasi dan umum, biaya bunga dan biaya pajak perseroan”. Lukman Surjadi (2013:16)

Biaya dibagi menjadi dua yaitu :

a. Dalam arti luas biaya adalah pengorbanan sumber ekonomis (sifat kelangkaan) yang diukur dalam satuan uang yang telah terjadi (biaya historis) atau kemungkinan akan terjadi (biaya masa yang akan datang) untuk mencapai tujuan tertentu.

b. Dalam arti sempit biaya adalah pengorbanan sumber ekonomis untuk memperoleh aktiva. Jumlah yang dikorbankan secara tidak langsung disebut harga pokok yang dikorbankan dalam usaha memperoleh penghasilan dan dicatat pada neraca sebagai aktiva. Mulyadi (2015:9) 3. Penggolongan Biaya

Penggolongan adalah proses mengelompokkan secara sistematis atas keseluruhan elemen yang ada ke dalam golongan-golongan tertentu yang lebih ringkas untuk dapat memberikan informasi yang lebih punya arti atau lebih penting.

Akuntansi biaya bertujuan untuk menyajikan informasi biaya yang akan digunakan untuk berbagai tujuan, dalam menggolongkan biaya harus disesuaikan dengan tujuan dari informasi biaya yang akan disajikan.oleh karena itu dalam penggolongan biaya tergantung untuk apa biaya tersebut digolongkan, untuk tujuan yang berbeda diperlukan cara penggolongan biaya yang berbeda pula, atau tidak ada satu cara penggolongan biaya yang dapat dipakai untuk semua tujuan menyajikan informasi biaya. Lukman Surjadi (2013:18)

(3)

a. Penggolongan Biaya sesuai dengan Fungsi Pokok dari Kegiatan/Aktivitas Perusahaan

Fungsi pokok dari kegiatan perusahaan-perusahaan dapat digolongkan ke dalam :

1) Fungsi produksi, yaitu fungsi yang berhubungan dengan kegiatan pengolahan bahan baku menjadi produk selesai yang siap untuk dijual.

2) Fungsi pemasaran, yaitu fungsi yang berhubungan dengan kegiatan penjualan produk selesai yang siap dijual dengan cara yang memuaskan pembeli dan dapat memperoleh laba sesuai yang diinginkan perusahaan sampai dengan pengumpulan kas dari hasil penjualan

3) Fungsi administrasi dan umum, yaitu fungsi yang berhubungan dengan kegiatan penentuan kebijaksanaan, pengarahan, dan pengawasan kegiatan perusahaan secara keseluruhan agar dapat berhasil guna (efektif) dan berdaya guna (efisien).

4) Fungsi keuangan (financial), yaitu fungsi yang berhubungan dengan kegiatan keuangan atau penyediaan dana yang diperlukan perusahaan.

Menurut Mulyadi, biaya digolongkan ke dalam lima cara, yaitu : a. Penggolongan biaya menurut objek pengeluaran

Cara penggolongan ini nama objek pengeluaran merupakan dasar penggolongan biaya, misalnya nama objek pengeluaran adalah listrik, maka semua pengeluaran yang berhubungan dengan listrik disebut “biaya listrik”.

b. Penggolongan biaya menurut fungsi pokok dalam Perusahaan Biaya dapat dikelompokkan menjadi tiga golongan, yaitu : 1) Biaya produksi

Semua biaya yang berhubungan dengan fungsi produksi atau kegiatan pengolahan bahan baku menjadi produk selesai. Contohnya adalah biaya bahan baku, biaya bahan penolong, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik.

(4)

2) Biaya pemasaran

Semua biaya yang terjadi untuk melaksanakan kegiatan pemasaran produk. Contohnya biaya promosi, biaya angkut dari gudang perusahaan ke gudang pembeli.

3) Biaya administrasi dan umum

Semua biaya untuk mengkoordinasikan kegiatan produksi pemasaran produk. Contohnya adalah biaya gaji karyawan bagian keuangan, akuntansi, personalia dan bagian hubungan masyarakat, biaya pemeriksaan akuntan, dan biaya fotocopy.

4) Biaya keuangan

Semua biaya yang terjadi dalam melaksanakan fungsi keuangan. c. Penggolongan biaya menurut hubungan biaya dengan sesuatu yang

dibiayai

1) Biaya langsung (direct cost)

Biaya yang terjadi, yang penyebab satu-satunya adalah karena adanya sesuatu yang dibiayai, Jika sesuatu yang dibiayai tersebut tidak ada maka biaya langsung ini tidak akan terjadi.

2) Biaya tidak langsung (indirect cost)

Biaya yang terjadinya tidak hanya disebabkan oleh sesuatu yang dibiayai. Biaya itu ada tetapi tidak mengeluarkan uang kas.

(5)

d. Penggolongan biaya menurut perilaku dalam hubungannya dengan perubahan volume kegiatan

1) Biaya variabel

Biaya yang jumlah totalnya berubah akan tetapi sebanding dengan volume kegiatan. Contohnya adalah biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung.

2) Biaya semi variabel

Biaya yang jumlah totalnya berubah akan tetapi perubahannya tidak sebanding dengan volume kegiatan. Biaya ini mengandung unsur biaya tetap dan biaya variabel.

3) Biaya semi fixed

Biaya yang tetap untuk tingkat volume kegiatan tertentu dan berubah dengan jumlah yang konstan pada volume produksi tertentu.

4) Biaya tetap

Biaya yang jumlah totalnya tetap dalam volume kegiatan tertentu. Contohnya adalah gaji direktur produksi.

e. Penggolongan Biaya Menurut Atas Dasar Jangka Waktu Manfaatnya 1) Pengeluaran modal (capital expenditures)

Biaya yang mempunyai manfaat lebih dari satu periode akuntansi (biasanya satu tahun kalender). Contohnya adalah pengeluaran untuk pembelian aktiva tetap.

(6)

2) Pengeluaran pendapatan (revenue expenditure)

Biaya yang mempunyai manfaat dalam periode akuntansi terjadinya pengeluaran tersebut. Contohnya adalah biaya iklan dan biaya tenaga kerja. Mulyadi (2015:16)

4. Pengertian Akuntansi Biaya

“Akuntansi Biaya adalah proses pencatatan, penggolongan, peringkasan, dan penyajian biaya-biaya pembuatan dan penjualan produk atau penyerahan jasa dengan cara-cara tertentu beserta penafsiran terhadap hasilnya”. Riwayadi (2014:1)

“Tujuan akuntansi biaya adalah menyediakan informasi biaya untuk kepentingan manajemen guna membantu mereka mengelola perusahaan. Riwayadi”. (2014:2)

5. Pengertian dan Manfaat Harga Pokok Produksi

”Istilah harga pokok sama dengan pengertian biaya dalam arti sempit, yaitu pengorbanan sumber ekonomi untuk memperoleh aktiva”. Mulyadi (2015:9)

Pada perusahaan manufaktur semua biaya yang terjadi atau dikeluarkan dalam mengolah bahan baku menjadi produk yang siap dijual dapat disebut sebagai harga pokok atau biaya produksi. Jadi harga pokok produk adalah segala pengorbanan sumber ekonomi yang terjadi untuk memperoleh satuan produk.

(7)

Dalam perusahaan yang berproduksi massa, informasi harga pokok produksi ini bermanfaat bagi manajemen perusahaan untuk :

a. Menentukan harga jual produk

Perusahaan yang memproduksi massa memproses produknya untuk memenuhi persediaan di gudang. Dengan demikian biaya produksi dihitung untuk jangka waktu tertentu untuk menghasilkan informasi biaya produksinya per satuan produk. Dalam penetapan harga jual produk, biaya produksi per unit merupakan salah satu informasi yang dipertimbangkan disampig informasi biaya lain serta informasi nonbiaya.

b. Memantau realisasi biaya produksi

Jika neraca produksi untuk jangka waktu tertentu telah diputuskan untuk dilaksanakan, manajemen memerlukan informasi biaya produksi sesungguhnya dikeluarkan didalam pelaksanaan rencana produksi tersebut. Oleh karena itu, akuntansi biaya digunakan untuk mengumpulkan informasi biaya produksi yang dikeluarkan dalam jangka waktu tertentu tersebut dilakukan dengan menggunakan metode harga pokok proses.

c. Menghitung laba atau rugi periode tertentu

Untuk mengetahui apakah kegiatan produksi dan pemasaran perusahaan dalam periode tertentu mampu menghasilkan laba bruto atau mengakibatkan rugi bruto, manajemen memerlukan informasi biaya produksi yang telah dikeluarkan untuk memproduksi produk dalam periode tertentu. Informasi laba atau rugi bruto periodic diperlukan untuk mengetahui kontribusi produk dalam menutup biaya nonproduksi dan menghasilkan laba atau rugi. Oleh karena itu, metode harga pokok proses digunakan oleh manajemen untuk mengumpulkan informasi biaya produksi yang sesungguhnya dikeluarkan untuk periode tertentu guna menghasilkan laba atau rugi bruto tiap periode.

d. Menentukan harga pokok persediaan produk jadi dan produk dalam proses yang disajikan dalam neraca.

Pada saat manajemen dituntut untuk membuat pertanggung jawaban keuangan periodik, manajemen harus menyajikan laporan keuangan berupa neraca dan laporan laba rugi. Didalam neraca, manajemen harus menyajikan harga pokok persediaan produk jadi dan harga pokok produk pada tanggal neraca masih dalam proses. Untuk tujuan manajemen perlu menyelenggarakan catatan biaya produksi tiap periode. Berdasarkan catatan biaya prduksi tiap periode tersebut manajemen dapat menentukan biaya produksi yang melekat pada produk jadi belum laku dijual pada tanggal neraca. Disamping itu, berdasarkan catatan biaya produksi tiap periode tersebut, manajemen dapat pula menentukan biaya produksi yang melekat pada produk yang pada tanggal neraca masih dalam proses pengerjaan. Biaya produksi yang melekat pada produk jadi yang belum laku dijual pada tanggal neraca masih dalm proses pengerjaan disajikan dalam neraca sebagai harga pokok persediaan produk dalam proses.

(8)

Untuk menaksir biaya produksi yang akan dikeluarkan dalam memproduksi produk dalam jangka waktu tertentu perlu dihitung unsur biaya berikut :

Taksiran biaya bahan baku Rp xx

Taksiran biaya tenaga kerja langsung xx

Taksiran biaya overhead pabrik xx

Total biaya produksi Rp xx

Mulyadi (2015:65-70)

6. Perbedaan Metode Harga Pokok Proses dengan Metode Harga Pokok Pesanan

Untuk memahami karakteristik metode harga pokok proses berikut ini disajikan perbedaan metode harga pokok proses dengan metode harga pokok pesanan. Perbedaan diantara dua metode pengumpulan biaya produksi tersebut terletak pada:

a. Pengumpulan biaya produksi

Metode harga pokok pesanan mengumpulkan biaya produksi menurut pesanan, sedangkan metode harga pokok proses mengumpulkan biaya produksi per departemen produksi per periode akuntansi.

b. Perhitungan harga pokok per satuan

Metode harga pokok pesanan menghitung harga pokok produksi per satuan dengan cara membeagi total biaya yang dikeluarkan untuk pesanan tertentu dengan jumlah satuan produk yang dihasilkan dalam pesanan yang bersangkutan. Metode harga pokok proses menghitung harga pokok produk per satuan dengan cara membagi total biaya yang dikeluarkan selama periode yang bersangkutan, perhitungan ini dilakukan setiap akhir periode akuntansi.

c. Penggolongan biaya produksi

Metode harga pokok pesanan biaya produksi harus dipisahkan menjadi biaya produksi langsung dan biaya produksi tidak langsung. Biaya produksi langsung dibebankan kepada produk berdasar biaya yang sesungguhnya terjadi, sedangkan biaya produksi tidak langsung dibebankan kepada produk berdasarkan terif yang ditentukan dimuka. Metode harga pokok proses pembebanan biaya produksi langsung dan biaya produksi tidak langsung seringkali tidak diperlukan, terutama jika perusahaan hanya menghasilkan satu macam produk, karena harga pokok per satuan produk dihitung setiap akhir bulan, maka umumnya biaya overhead pabrik dibebankan kepada produk atas dasar biaya yang sesungguhnya terjadi.

d. Unsur yang Digolongkan dalam Biaya Overhead Pabrik

Metode harga pokok pesanan biaya overhead pabrik terdiri dari biaya bahan penolong, biaya tenaga kerja tidak langsung dan biaya produksi lain selain biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung.

(9)

Di dalam metode ini biaya overhead pabrik dibebankan kepada produk atas dasar tariff yang ditentukan dimuka. Metode harga pokok proses biaya overhead pabrik terdiri dari biaya produksi terdiri dari biaya produksi selain biaya bahan baku dan bahan penolong dan biaya tenaga kerja (baik yang langsung maupun yang tidak langsung). Didalam metode ini biaya overhead pabrik dibebankan kepada produk sebesar biaya yang sesungguhnya terjadi selama periode akuntansi tertentu. Mulyadi (2015:64-65)

7. Metode Harga Pokok Proses – Tanpa Memperhitungkan Persediaan Produk Dalam Proses Awal

Untuk memberikan gambaran awal penggunaan metode harga pokok proses dalam pengumpulan biaya produksi, berikut ini disajikan contoh penggunaan metode harga pokok proses yang belum memperhitungkan dampak adanya persediaan produk dalam proses awal.

a. Metode harga pokok proses yang diterapkan dalam perusahaan yang produknya diolah hanya melalui satu departemen produksi.

b. Metode harga pokok proses yang diterapkan dalam perusahaan yang produknya diolah melalui lebih dari satu departemen produksi.

c. Pengaruh terjadinya produk yang hilang dalam proses terhadap perhitungan harga pokok produksi per satuan, dengan anggapan :

1) Produk hilang pada awal proses 2) Produk hilang pada akhir proses

Dalam metode ini biaya-biaya produksi dikumpulkan untuk periode tertentu dan kos produksi per satuan produk yang dihasilkan dalam periode tersebut dihitung dengan cara membagi total biaya produksi untuk periode tersebut dengan jumlah satuan produk yang dihasilkan dalam periode yang bersangkutan.

(10)

Bila dihubungkan dengan perusahaan CV Tiga Sumber Rezeki maka dapat dikatakan bahwa perusahaan tersebut termasuk perusahaan yang berproduksi secara terus menerus dan dalam jumlah yang banyak sehingga metode yang dipakai adalah metode harga pokok proses. 8. Penentuan Harga Pokok Produk

“Penentuan biaya produksi adalah cara memperhitungkan unsur-unsur biaya ke dalam biaya produksi. Mulyadi (2015:10)

Penentuan harga pokok produk dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu : full costing dan variabel costing.

a. Metode full Costing

Full costing merupakan metode penentuan biaya produksi yang memperhitungkan semua unsur biaya produksi ke dalam biaya produksi, yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik, baik yang variable maupun tetap

Dengan demikian biaya produksi menurut metode full costing terdiri dari unsur biaya produksi berikut ini :

Biaya bahan baku Rp xx

Biaya tenaga kerja langsung xx

Biaya overhead pabrik variabel xx

Biaya overhead pabrik tetap xx

Kos produksi Rp xx

Kos produksi yang dihitung dengan pendekatan full costing terdiri dari unsur kos produksi (biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, biaya overhead pabrik tetap) ditambah dengan biaya nonproduksi (biaya pemasaran, biaya administrasi dan umum).

b. Metode variabel costing

Variabel costing merupakan metode penentuan kos produksi yang hanya memeperhitungkan biaya produksi yang berperilaku variabel ke dalam kos produksi, yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik variabel.

Dengan demikian kos produksi menurut metode variabel costing terdiri dari unsur biaya produksi berikut ini:

Biaya bahan baku xx

Biaya tenag kerja langsung xx

Biaya overhead pabrik variabel xx

Kos produk yang dihitung dengan pendekatan variabel costing terdiri dari kos produksi variabel (biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik variabel) ditambah dengan biaya nonproduksi variabel (biaya pemasaran variabel dan umum variabel)

(11)

dan biaya tetap (biaya overhead pabrik tetap, biaya pemasaran tetap, biaya administrasi dan umum tetap). Mulyadi (2015:17-19)

9. Karakteristik Penggolongan Biaya Bahan Baku, Bahan Penolong, Biaya Tenaga Kerja dan Biaya Overhead Pabrik

Biaya produksi dapat digolongkan menjadi tiga yaitu : a. Biaya bahan baku

Biaya bahan baku adalah biaya perolehan semua bahan yang pada akhirnya akan menjadi bagian dari objek biaya (barang dalam proses dan kemudian barang jadi) dan yang dapat ditelusuri ke objek biaya dengan cara yang ekonomis. Misalnya pemakaian bahan berupa semen, pasir dan batu pada perusahaan gorong-gorong yang menjadi komponen utama produk, dapat ditelusuri secara langsung tanpa perlu alokasi.

b. Biaya tenaga kerja langsung

Biaya tenaga kerja langsung atau upah langsung adalah biaya yang dibayarkan kepada tenaga kerja langsung. Istilah tenaga kerja langsung digunakan untuk menunjuk tenaga kerja (buruh) yang terlibat secara langsung

c. Biaya overhead pabrik

Biaya overhead pabrik adalah biaya yang meliputi semua elemen biaya produksi selain biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja. Supriyono (2013:20)

10.Karakteristik Harga Pokok Produk dan Sistem Pembebanan Biaya

Karakteristik dari metode harga pokok proses adalah sebagai berikut :

Metode pengumpulan biaya produksi ditentukan oleh karakteristik proses produk perusahaan. Dalam perusahaan yang berproduksi massa, karakteristik produksinya adalah sebagai berikut :

a. Produk yang dihasilkan merupakan produk standar b. Produk yang dihasilkan dari bulan ke bulan adalah sama

c. Kegiatan produksi dimulai dengan diterbitkannya perintah produksi yang berisi rencana produksi produk standar untuk jangka waktu

(12)

tertentu, sehingga untuk menghitung besarnya harga pokok per unit yaitu :

Tabel 1

Perhitungan Harga Pokok Produk Per Unit Elemen biaya

produksi

Biaya produksi

Unit Ekuivalen Biaya produk per biji yang dihasilkan Biaya bahan baku Rp xxx E = p + (q x r) Rp xxx

Biaya bahan penolong Rp xxx E = p + (q x r) Rp xxx Biaya tenaga kerja Rp xxx E = p + (q x r) Rp xxx Biaya overhead pabrik Rp xxx E = p + (q x r) Rp xxx Jumlah Rp xxx E = p + (q x r) Rp xxx Sumber : Mulyadi (2015:70)

Unit ekuivalen adalah unit yang disamakan dengan satuan produk jadi untuk kepentingan perhitungan barang dalam proses. Untuk menghitung unit ekuivalen ini maka digunakan rumus sebagai berikut :

Unit ekuivalen + produk jadi + (tingkat penyelesaian x produk dalam proses)

Perhitungan biaya produksi per produk yang diproduksi dilakukan dengan membagi tiap unsur biaya produksi yaitu biaya bahan baku, biaya bahan penolong, biaya tenaga kerja, dan biaya overhead pabrik

Setelah biaya produk per satuan dihitung, harga pokok produk jadi ditransfer ke gudang dan harga pokok persediaan produk dalam proses dihitung sebagai berikut :

Harga pokok produk jadi : Rp xxx

Harga produk dalam proses :

Biaya Bahan Baku Rp xxx

Biaya Bahan Penolong Rp xxx

Biaya Tenaga Kerja Rp xxx

Biaya Overhead Pabrik Rp xxx +

Rp xxx +

Jumlah biaya produksi Rp xxx

(13)

Setelah melakukan perhitungan diatas kemudian disajikan dalam bentuk laporan biaya produksi pada tabel dibawah ini sebagai berikut :

Tabel 2

Laporan Biaya produksi Januari 2017 CV Tiga Sumber Rezeki Banjarmasin Data Produksi:

Dimasukan dalam proses xx

Produk jadi yang ditransfer ke xx

gudang

Produk dalam proses akhir xx

Jumlah produk yang dihasilkan xx Biaya yang dibebankan dalam

bulan Januari 2017:

Total Perbiji

Biaya bahan baku Rp xxx Rp xxx

Biaya tenaga kerja langsung Rp xxx Rp xxx Biaya overhead pabrik Rp xxx Rp xxx

Rp xxx Rp xxx Perhitungan biaya:

Harga pokok produk jadi yang ditransfer ke gudang

= Rp xxx

Jumlah biaya produksi yang dibebankan = Rp xxx

Biaya yang terjadi dalam bulan Januari 2017 dicatat dengan jurnal berikut ini :

Jurnal pencatatan biaya produksi sebagai berikut : 1) Jurnal untuk mencatat pembelian bahan baku

Persediaan bahan baku Rp xxx

Kas Rp xxx

2) Jurnal untuk mencatat pemakaian bahan baku

Barang dalam proses – biaya bahan baku Rp xxx

(14)

3) Jurnal untuk mencatat biaya tenaga kerja

Barang dalam proses – biaya tenaga kerja Rp xxx

Gaji dan upah Rp xxx

4) Jurnal untuk mencatat biaya overhead pabrik

Barang dalam proses – biaya overhead pabrik Rp xxx

Berbagai rekening yang dikreditkan Rp xxx 5) Jurnal untuk mencatat harga pokok produk jadi yang ditransfer ke

gudang :

Persediaan produk jadi Rp xxx

Barang dalam proses – biaya bahan baku Rp xxx Barang dalam proses – biaya bahan penolong Rp xxx Barang dalam proses – biaya tenaga kerja Rp xxx Barang dalam proses – biaya overhead pabrik Rp xxx 6) Jurnal untuk mencatat harga pokok persediaan produk dalam proses

yang belum selesai diolah akhir bulan :

Persediaan produk dalam proses Rp xxx

Barang dalam roses – biaya bahan baku Rp xxx Barang dalam proses – biaya bahan penolong Rp xxx Barang dalam proses – biaya tenaga kerja Rp xxx Barang dalam proses – biaya overhead pabrik Rp xxx Mulyadi (2015:75)

(15)

11.Pengertian Depresiasi

Depresiasi adalah sebagian dari harga perolehan aktiva tetap yang secara sistematis dialokasikan menjadi biaya setiap periode akuntansi. Menurut PSAK No. 17, depresiasi (penyusutan) adalah alokasi jumlah suatu aktiva yang dapat disusutkan sepanjang masa manfaat yang diestimasi yang akan dibebankan ke pendapatan baik secara langsung maupun tidak langsung. Aktiva tetap yang dapat disusutkan adalah aktiva yang :

a. Diharapkan untuk digunakan selama lebih dari satu periode akuntansi. b. Memiliki masa manfaat yang terbatas.

c. Dimiliki oleh suatu perusahaan untuk digunakan dalam produksi atau memasok barang atau jasa, untuk disewakan atau untuk tujuan administrasi.

Adapun faktor-faktor yang menyebabkan depresiasi bisa dikelompokkan menjadi dua, yakni :

a. Faktor-faktor fisik

Faktor-faktor yang mengurangi fungsi aktiva tetap adalah aus karena dipakai (wear and tear), aus karena umur (deterioration and decay) dan kerusakan-kerusakan.

b. Faktor-faktor fungsional

Faktor-faktor fungsional yang membatasi umur aktiva tetap antara lain, ketidakmampuan aktiva untuk memenuhi kebutuhan produksi sehingga perlu diganti dank arena adanya perubahan permintaan

(16)

terhadap barang atau jasa yang dihasilkan, atau karena adanya kemajuan teknologi sehingga aktiva tersebut tidak ekonomis lagi jika dipakai.

Ada tiga factor yang perlu dipertimbangkan dalam menentukan beban depresiasi setiap periode. Faktor-faktor itu ialah:

a. Harga perolehan (cost)

Uang yang dikeluarkan atau utang yang timbul dan biaya-biaya lain yang terjadi dalam memperoleh suatu aktiva dan menempatkannya agar dapat digunakan

b. Nilai sisa (residu)

Nilai sisa suatu aktiva yang didepresiasi adalah jumlah yang diterima bila aktiva itu dijual, ditukarkan atau cara-cara lain ketika aktiva tersebut sudah tidak dapat digunakan lagi, dikurangi dengan biaya-biaya yang terjadi pada saat menjual/menukarnya.

c. Taksiran umur kegunaan (masa manfaat)

Taksiran umur kegunaan (masa manfaat) suatu aktiva dipengaruhi oleh cara-cara pemeliharaan dan kebijakan-kebijakan yang dianut dalam reparasi.taksiran umur ini bisa dinyatakan dalam satuan periode waktu, satuan hasil produksi atau satuan jam kerjanya. Dalam menaksir umur (masa mafaat) aktiva, harus dipertimbangkan sebab-sebab keausan fisik dan fungsional.

(17)

Ada beberapa metode yang dapat digunakan untuk menghitung beban depresiasi yang dapat digunakan untuk menghitung beban depresiasi periodik.

a. Metode garis lurus (Straight line method)

Metode ini adalah metode depresiasi yang paling sederhana dan banyak digunakan. Dalam cara ini beban depresiasi tiap periode jumlahnya sama. (kecuali kalau ada penyesuaian-penyesuaian).

Depresiasi =

Keterangan : HP = Harga perolehan (cost) NS = Nilai sisa (residu)

n = Taksiran umur kegunaan

Perhitungan depresiasi (penyusutan) dengan metode garis lurus ini didasarkan pada anggapan-anggapan sebagai berikut :

1) Kegunaan ekonomis dari suatu aktiva akan menurun secara proporsional setiap periode.

2) Biaya reparasi dan pemeliharaan tiap-tiap periode jumlahnya relatif tetap.

3) Kegunaan ekonomis berkurang karena lewatnya waktu 4) Penggunaan (kapasitas) aktiva tiap-tiap periode relatif tetap

Dengan adanya anggapan-anggapan seperti diatas, metode garis lurus sebaiknya digunakan untuk menghitung depresiasi gedung, mebel, dan alat-alat kantor. Biaya depresiasi yang dihitung dengan

(18)

cara ini jumlahnya setiap periode tetap, tidak menghiraukan kegiatan dalam periode tersebut.

b. Metode jam jasa (Service hours method)

Metode ini didasarkan pada anggapan bahwa aktiva (terutama mesin-mesin) akan lebih cepat rusak bila digunakan sepenuhnya (full time) disbanding dengan yang penggunaan yang tidak sepenuhnya (part time). Dalam cara ini beban depresiasi dihitung dengan dasar satuan jam jasa. Beban depresiasi periodic besarnya akan sangat tergantung pada jam jasa yang terpakai (digunakan).

Depresiasi per jam =

c. Metode hasil produksi (Productive output method)

Dalam metode ini umur kegunaan aktiva ditaksir dalam satuan jumlah unit hasil produksi. Beban depresiasi (penyusutan) dihitung dengan dasar satuan hasil produksi, sehingga depresiasi tiap periode akan berfluktuasi sesuai dengan fluktuasi dalam hasil produksi. Dasar teori yang dipakai adalah bahwa suatu aktiva itu dimiliki untuk menghasilkan produk, sehingga depresiasi juga didasarkan pada jumlah produk yang dapat dihasilkan.

Depresiasi per unit =

Keterangan : HP = Harga perolehan (cost) NS = Nilai sisa (residu)

(19)

d. Metode beban berkurang (Reducing charge methods)

Dalam metode ini beban depresiasi (penyusutan) tahun-tahun pertama akan lebih besar daripada beban depresiasi tahun-tahun berikutnya. Metode ini didasarkan pada teori bahwa aktiva yang baru akan dapat digunakan dengan lebih efisien dibandingkan dengan aktiva yang lebih tua. Begitu juga biaya reparasi dan pemeliharaannya. Biasanya aktiva yang baru akan memerlukan reparasi dan pemeliharaan yang lebih sedikit dengan aktiva yang lama. Jika dipakai metode ini maka diharapkan jumlah beban depresiasi dan biaya reparasi dan pemeliharaan dari tahun ke tahun akan relatif stabil, karena jika depresiasinya besar maka biaya reparasi dan pemeliharaannya kecil (dalam tahun pertama), dan sebaliknya dalam tahun terakhir, beban depresiasi kecil sedangkan biaya reparasi dan pemeliharaannya besar.

Ada 4 cara untuk menghitung beban depresiasi yang menurun dari tahun ke tahun yaitu :

1) Metode jumlah angka tahun (sum of year’s digits method)

Di dalam metode ini depresiasi (penyusutan) dihitung dengan cara mengalikan bagian pengurang (reducing fractions) yang tiap tahunnya selalu menurun dengan harga perolehan dikurangi nilai residu. Bagian pengurang ini dihitung sebagai berikut :

(20)

Penyebut = jumlah angka tahun selama umur ekonomis aktiva atau jumlah angka bobot (weight)

Keterangan : n = Umur ekonomis

2) Metode saldo menurun (Declining balance method)

Dalam cara ini beban depresiasi (penyusutan) periodic dihitung dengan cara mengalikan tariff yang tetap dengan nilai buku aktiva. Karena nilai buku aktiva ini setiap tahun selalu menurun maka beban depresiasi tiap tahunnya juga selalu menurun. Tarif ini dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

T = 1 -

Keterangan : T = Tarif

N = Umur ekonomis NS = Nilai sisa (residu) HP = Harga perolehan

Depresiasi mesin dihitung sebagai berikut :

T = 1 -

3) Double declining balance method

Dalam metode ini, beban depresiasi (penyusutan) tiap tahunnya menurun. Untuk dapat menghitung beban depresiasi yang selalu menurun, dasar yang digunakan adalah persentase depresiasi dengan cara garis lurus. Persentase ini dikalikan dua dan setiap

(21)

tahunnya dikalikan pada nilai buku aktiva tetap. Karena nilai buku selalu menurun maka beban depresiasi juga selalu menurun. 4) Metode tarif menurun (declining rate on method)

Disamping metode-metode yang telah diuraikan dimuka, kadang-kadang dijumpai cara menghitung depresiasi dengan menggunakan tarif (%) yang selalu menurun. Tarif ini setiapperiode dikalikan dengan harga perolehan. Penurunan tarif setiap periode dilakukan tanpa menggunakan dasar yang pasti, tetapi ditentukan berdasarkan kebijakan pimpinan perusahaan. Karena tarifnya setiap periode selalu menurun maka beban depresiasinya juga selalu menurun.

Metode lain yang dapat digunakan untuk menghitung beban depresiasi adalah metodeperhitungsn bungs majemuk. Dalam metode ini beban depresiasi bisa dihitung dengan cara annitet atau sinking fund.

e. Metode tarif kelompok/gabungan

Metode ini merupakan cara perhitungan depresiasi untuk kelompok aktiva tetap sekaligus. Metode ini adalah metode garis lurus yang diperhitungkan terhadap sekelompo k aktiva. Apabila aktiva yang dimiliki mempunyai umur dann fungsi yang berbeda, maka aktiva ini bisa dibagi-bagi menjadi beberapa kelompok, untuk masing-masing fungsi. Depresiasi diperhitungkan terhadap masing-masing kelompok.

(22)

B. Hasil Penelitian Terdahulu

Tabel 3

Hasil penelitian terdahulu Identitas Penelitian Aspek Raudatul Muna A03070038 Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Banjarmasin Farida Aniah A03130021 Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Banjarmasin Sholehah A03140054 Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Banjarmasin 1. Judul Penentuan harga

pokok produk pada perusahaan Alexa Bakery Banjarmasin Perhitungan harga pokok produk Roti manis pada Roti Oval Bakery Banjarmasin

Perhitungan harga pokok produk per biji gorong-gorong dengan menggunakan metode harga pokok proses pada CV Tiga Sumber Rezeki Banjarmasin 2. Institusi/Perusah

aan yang diteliti

Alexa Bakery Banjarmasin

Roti Oval Bakery Banjarmasin CV Tiga Sumber Rezeki Banjarmasin 3. Permasalahan Bagaimana perhitungan harga pokok produk dan penggolongan biaya produksi sesuai dengan konsep akuntansi biaya pada perusahaan Alexa Bakery yang diproduk yaitu roti gulung Bagaimana penggolongan biaya pada Roti Oval Bakery Banjarmasin yang sesuai dengan konsep akuntansi biaya serta yang dengan menggunakan metode harga pokok proses Bagaimana perhitungan harga pokok produk per biji gorong-gorong dengan menggunakan metode harga pokok proses pada CV Tiga Sumber Rezeki Banjarmasin yang sesuai dengan konsep akuntansi biaya yang seharusnya? 4. Tujuan Penelitian Untuk mengetahui penentuan harga pokok produk dan penggolongan

Untuk mengetahui perhitungan harga pokok produk roti manis kosong Untuk memperoleh gambaran yang jelas mengenai perhitungan harga

(23)

biaya produksi pada perusahaan Alexa Bakery yang sesuai dengan konsep akuntansi biaya

pada roti oval bakery

pokok produk per biji gorong-gorong dengan menggunakan metode harga pokok proses pada CV Tiga Sumber Rezeki Banjarmasin yang sesuai dengan akuntansi biaya yang seharusnya 5. Metode Penelitian Metode harga pokok dengan metode harga pokok proses Metode harga pokok dengan metode harga pokok proses Metode harga pokok dengan metode harga pokok proses 6. Hasil Penelitian Dari hasil

penelitian disimpulkan bahwa terdapat perbedaan angka dari harga pokok produksi antara perusahaan Alexa Bakery dengan penulis yaitu perhitungan harga pokok menurut perusahaan sebesar Rp 6.290,-/bungkus, sedangkan menurut perhitungan penulis sebesar Rp

6.547,-/bungkus hal ini terjad setelah dilakukannya penggolongan biaya dan perhitungan biaya-biaya produksi kurang tepat, dengan demikian baru Dari hasil penelitian disimpulkan bahwa terdapat perbedaan dimana harga pokok produksi roti manis kosong antara perusahaan Roti Oval Bakery Banjarmasin dengan penulis yaitu perhitungan harga pokok menurut perusahaan sebesar Rp 842.88 sedangkan menurut penulis sebesat Rp 350.766. roti oval keju menurut perusahaan Rp. 844.80, sedangkan menurut penulis Rp 3.384.6 dan perhitungan roti oval coklat menurut

(24)

dapat ditentukan harga pokok produksi secara tepat. perusahaan sebesar Rp 850.75 sedangkan menurut penulis Rp 3.369.230

Referensi

Dokumen terkait

Teori-teori yang akan diuraikan adalah mengenai Pengertian Akuntansi Biaya, Tujuan Akuntansi Biaya, Pengertian Biaya, Penggolongan Biaya, Pengertian dan Unsur-unsur

Pada topologi G, hal-hal yang perlu dilakukan adalah melakukan revisi secara menyeluruh kinerja produk RTRWP BENGKULU yang berupa pemutakhiran data, analisa dan

 Konsep rumah tangga pertanian adalah rumah tangga yang salah satu atau lebih anggota rumah tangganya melakukan dan bertanggungjawab dalam kegiatan pembudidayaan,

Aset teridentifikasi, liabilitas dan liabilitas kontijensi pihak yang diakuisisi yang memenuhi kondisi-kondisi pengakuan berdasarkan PSAK 22 (revisi 2010),

Berdasarkan permasalahan yang telah dirumuskan maka, tujuan pengembangan media ini adalah: 1) Menghasilkan produk media Computer Assisted Instruction (CAI) pada

Analisis inferensial digunakan untuk menguji hipotesis, dilakukan secara bivariat untuk mengetahui hubungan antar variable dengan menggunakan tabulasi silang 2x2

Sesuai tugas pokok dan fungsi Satuan Kerja Perangkat Daerah Kecamatan Sekarbela Kota Mataram tahun 2015 dapat berjalan sesuai dengan yang ada artinya tidak terjadinya

Berdasarkan hasil kuisioner, program sistem pakar ini dapat dikatakan layak untuk digunakan oleh unit pegawai di pusat perawatan “Epiderma”, hal ini dapat dilihat