• Tidak ada hasil yang ditemukan

Deteksi Kandungan Gen Sitokrom B (Cyt B)babi Pada Bakso Yang Beredardi Kota Jambi Menggunakan Teknik Polymerase Chain Reaction

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Deteksi Kandungan Gen Sitokrom B (Cyt B)babi Pada Bakso Yang Beredardi Kota Jambi Menggunakan Teknik Polymerase Chain Reaction"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

21 SCIENTIA JOURNAL Vol. 6 No. 01 M ei 2017

STIKES PRIM A JAM BI

DETEKSI KANDUNGAN GEN SITOKROM B (Cyt b)BABIPADA BAKSO YANG BEREDARDI KOTA JAMBI MENGGUNAKAN TEKNIK POLYMERASE CHAIN REACTION

DETECTION OF THE GENE CONTENT OF CYTOCHROME B (CYT B)PORK OF MEATBALLS IN KOTA JAMBI USING POLYMERASE CHAIN REACTION

Fitrilia B¹, Deswinar D², Nadia Raihana3 ¹,3 Program Studi Farmasi STIKES HI Jambi ² Fakultas Farmasi Universitas Andalas Padang Korespondensipenulis : raihana_nadia@yahoo.com

ABSTRAK

Daging babi merupakan sumber protein hewani yang harganya murah dan mudah diperoleh di pasaran. Daging babi sering digunakan sebagai campuran bakso, siomay dan bakmi goreng.Salah satu makanan olahan yang berpotensi tercemar daging babi adalah bakso. Bakso merupakan makanan siap saji yang sangat populer diseluruh Indonesia. Proses pembuatan bakso oleh produsen dimungkinkan dicampur dengan daging babi yang bertujuan untuk menurunkan harga produksi tetapi harga jual tetap tinggi, serta meningkatkan cita rasa. Pencampuran ini tidak disertai informasi yang jelas kepada masyarakat, sehingga masyarakat tidak mengetahui produk olahan tersebut mengandung babi, padahal masyarakat muslim diharamkan mengkonsumsi daging babi dan beberapa golongan masyarakat juga mempunyai hipersensitivitas atau intoleran terhadap daging babi. Kasus makanan mengandung bahan dari babi marak terjadi di Indonesia sejak tahun 1980-an sampai sekarang. Pada tahun 2010, Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Jambi melalui Laboratorium Keswan dan Kesmavet kembali menemukan kasus positif bakso babi di Kota Jambi. Penelitian ini menggunakan metode penelitian eksperimental dengan cara mendeteksi gensitokrom b (cyt b) sebagai penanda gen babi pada 13 sampel bakso menggunakan teknik PCR (Polymerase Chain Reaction). Didapatkan hasil yang negatif dari 13 sampel, ini terbukti dari penampakan pita DNA sampel yang muncul tidak sejajar dengan pita DNA kontrol positif (daging babi). Sehingga produk makanan olahan ini masih aman untuk dikonsumsi oleh masyarakat di Kota Jambi

Dari penelitian yang telah dilakukan dapat diambil kesimpulan bahwa pada hasil isolasi DNA dari 13 sampel bakso yang beredar di Kota Jambi yang dideteksi menggunakan teknik Polymerase Chain reaction tidak ditemukan gen cytochrome b sebagai penanda gen babi

Kata kunci : deteksi gen, isolasi gen, gen sitokrom b (cyt b) babi, bakso, PCR.

ABSTRACT

Pork is a source of animal protein that is cheap and easily available in the market. Pork is often used as a mixture of meatballs, dumplings and fried noodles. One of the processed foods that potentially contaminated pork is meatballs. Meatball is a fast food that is very popular throughout Indonesia. The process of making meatballs by producers may be mixed with pork that aims to lower the price of production but the selling price remains high, and improve the taste. Mixing is not accompanied by clear information to the community, so people do not know the processed products contain pigs, whereas Muslims are forbidden to consume pork and some community groups also have hypersensitivity or intolerance to pork. Cases of food containing ingredients from pigs rife in Indonesia since the 1980s until now. In 2010, the Animal Husbandry and Animal Health Office of Jambi Province through Keswan and Kesmavet Laboratories again found positive cases of pork meatballs in Jambi City

This research uses experimental research method by detecting cytochrome b (cyt b) as a marker of pig gene on 13 samples of meatballs using PCR (Polymerase Chain Reaction) technique.

There were negative results from 13 samples, as evidenced by the apparent appearance of DNA sample bands that did not align with positive DNA control bands (pork). So that these processed food products are still safe for consumption by people in the city of Jambi

From the research that has been done can be concluded that the results of DNA isolation from 13 samples of meatballs circulating in Jambi City that was detected using Polymerase Chain reaction technique did not found cytochrome b gene as a marker of pig gene

(2)

22 SCIENTIA JOURNAL Vol. 6 No. 01 M ei 2017

STIKES PRIM A JAM BI

PENDAHULUAN

Kebutuhan pangan asal hewan

dari hari ke hari terus bertambah seiring

dengan

meningkatnya

kesadaran

masyarakat terhadap manfaat gizi bagi

kehidupan manusia. Daging, telur dan

susu merupakan bahan pangan hewani

berkualitas tinggi karena mengandung

protein yang tersusun dari asam amino

essensial yaitu asam amino yang tidak

dapat dihasilkan oleh tubuh ataupun

digantikan oleh sumber makanan lain.

Banyak kasus penipuan dan kontaminasi

dengan penggunaan bahan-bahan yang

tidak layak konsumsi dan tidak halal.

Kontaminasi bahan tersebut dapat terjadi

pada tahap awal atau tahap akhir produksi

dan ada juga yang tanpa disengaja

(Primasari, 2011).

Pada tahun 2001 Majelis Ulama Indonesia

(MUI)

mengeluarkan

fatwa

haram

terhadap produk penyedap makanan merk

tertentu

karena

proses

produksinya

menggunakan bactosoytone dari babi.

Pada awal tahun 2009 BPOM pusat

menetapkan lima dendeng dan abon

positif mengandung babi.

Salah

satu

makanan

olahan

yang

berpotensi tercemar daging babi adalah

bakso.Proses pembuatan bakso oleh

produsen dari etnis tertentu dimungkinkan

dicampur dengan daging babi yang

bertujuan

untuk

menurunkan

harga

produksi tetapi harga jual tetap tinggi,

serta

meningkatkan

cita

rasa.

Pencampuran ini tidak disertai informasi

yang jelas kepada masyarakat, sehingga

masyarakat tidak mengetahui produk

olahan

tersebut

mengandung

babi,

padahal masyarakat muslim diharamkan

mengkonsumsi daging babi dan beberapa

golongan masyarakat juga mempunyai

hipersensitivitas atau intoleran terhadap

daging babi (Fibriana et al, 2010).

Banyak sekali penyakit yang disebabkan

karena mengkonsumsi daging ini, seperti

penyakit-penyakit

cacing

pita,

salah

satunya cacing Schistosoma japonicum

yang dapat menyebabkan kelumpuhan

dan kematian, selain itu juga dapat

menyebabkan pengerasan pada urat

nadi, naiknya tekanan darah serta angina

pectoris. Penelitian ilmiah modern di dua

negara Timur dan Barat, yaitu Cina dan

Swedia, menyatakan bahwa daging babi

merupakan penyebab utama kanker anus

dan kolon. Persentase penderita penyakit

ini di negara-negara yang penduduknya

memakan babi, meningkat secara drastis

(Wijaya, 2009).

Usaha yang dilakukan untuk mendeteksi

adanya

campuran

daging

babi

diantaranya penggunaan teknik Electronic

Nose. Pemeriksaan gelatin babi dilakukan

dengan

analisa

asam

amino

menggunakan

standar

asam amino.

Analisa kandungan daging babi pada

Meat Bone Meal dengan menggunakan

metode ELISA (Sriati, 2011). Selain itu,

juga telah dilakukan Analisis kandungan

lemak babi dalam produk pangan secara

kualitatif dilakukan dengan metode FT-IR

dan GC-MS (Afriliana, 2009).

Analisa kandungan daging babi pada

produk makanan juga dapat dilakukan

melalui amplifikasi DNA dengan metode

PCR. Hal ini telah dilakukan pada

pemeriksaan kandungan babi dalam

produk

kue

kering,

pemeriksaan

kontaminasi kandungan daging babi pada

daging import di Saudi Arabia (Sriati,

2011) dan pengujian pencemaran daging

babi pada produk bakso.

Penelitian tentang identifikasi jenis daging

telah dilakukan oleh beberapa peneliti

dengan penggunaan DNA mitokondria.

Gen-gen yang paling sering digunakan

sebagai penanda jenis hewan atau daging

diantaranya adalah sitokrom b (cyt b), 12S

dan 16S subunit ribosom RNA dan daerah

displacement loop (D-loop) (Primasari,

2011).

Beberapa peneliti telah menggunakan gen

sitokrom b (cyt b) untuk membedakan

material yang berasal dari jenis hewan

yang berbeda. Adanya variasi urutan pada

cyt b menyebabkan gen ini banyak

digunakan

sebagai

penanda

untuk

pengelompokan jenis hewan. Kekhasan

dari gen cyt b diantaranya yaitu adanya

daerah yang hampir sama untuk semua

jenis hewan tetapi juga terdapat daerah

yang spesifik untuk setiap jenis hewan.

Kedua daerah tersebut berada dalam satu

gen sehingga pada penggunaannya untuk

membedakan beberapa jenis hewan relatif

lebih akurat (Primasari, 2011).

(3)

23 SCIENTIA JOURNAL Vol. 6 No. 01 M ei 2017

METODE PENELITIAN

Metode penelitian yang dilakukan

penulis bersifat eksperimental. Metode

diawali

dengan

persiapan

sampel.

Pengambilan sampel bakso dilakukan

dengan cara acak di berbagai wilayah di

Kota Jambi sebanyak 13 warung bakso,

dipilih berdasarkan kriteria warung kecil,

warung menengah dan warung besar.

Semua

alat

disterilkan

menggunakan autoklaf pada suhu 121ºC,

dengan tekanan 15 lbs selama 15 menit.

Prosedur isolasi DNA yaitu sampel

dipotong

pada

bagian

tengahnya,

kemudian ditimbang sebanyak 20 mg lalu

digerus hingga halus dengan PBS

(

phosphat buffer saline

). Lalu dimasukkan

sebanyak 200µl ke dalam tabung

eppendorf

1.5ml.

Selanjutnya

ditambahkan 600µl

nuclei lysis solution

dan tambahkan 1.5µl

proteinase

K, lalu

dihomogenkan selama 1menit. Inkubasi

pada suhu 65ºC selama 24jam. Setelah

diinkubasi tambahkan 3µl

RNAse solution

,

lalu ratakan, inkubasi selama pada suhu

37ºC

selama

30menit.

Selanjutnya

ditambahkan 200µl

protein precipitation

solution

, simpan dalam freezer (-20ºC)

selama 5 menit. Sentrifugasi sampel

dengan kecepatan 13000rpm selama 10

menit pada suhu

4ºC. Supernatan

ditambahkan dengan 600µl

isopropano

l

dalam suhu kamar lalu bolak-balik hingga

terbentuk

benang-benang

DNA.

Sentrifugasi dengan kecepatan 13000rpm

selama

4

menit

pada

suhu

4ºC.

Supernatan dibuang, diambil endapannya.

Endapan dicuci dengan

etanol

70% dingin

sebanyak 600µl. Sentrifugasi sampel

dengan kecepatan 13000rpm selama 1

menit pada suhu

4ºC. Supernatan

dibuang.

Selanjutnya

endapan

DNA

dikeringkan pada suhu ruang selama

15menit. Larutkan endapan DNA dengan

50µl

DNA rehydration solution

. Simpan

sampel (hasil cetakan DNA) pada suhu

-20ºC.

Tabel 1

Komponen-komponen

PCR

yang

digunakanuntuk gen sitokromb :

Tabel 2

Keterangan :

Primer forward :

5’-CTT GCA AAT CCT AAC AGG CCT

G-3’

Primer reverse :

5’-CGT TTG CAT GTA GAT AGC GAA

TAA C-3’

Tiap-tiapkomponendimasukkankedalam

tube

PCR,

dihomogenkandandimasukkankemesin

PCR yang telahdibuat program kerjanya.

Sedangkan program mesin PCR untuk

gen sitokrom-b (Tanabe et al, 2007)

Pereaksi

Jumlah pereaksi

(µl)

Aquadest

steril

1,5µL

Primerforward

2µL

Primerreverse

2µL

Go taq

mastermix

12,5µL

Template

DNA

5µL

Volume total

23µL

(4)

24 SCIENTIA JOURNAL Vol. 6 No. 01 M ei 2017

Table 3

Prosedur

pemeriksaan

DNA

diawali dengan pembuatan agarose 1%

dengan cara menimbang 1 gram serbuk

agarose, kemudian agarose dilarutkan

dalam 100 ml TBE di dalam erlenmeyer,

dipanaskan hingga terbentuk massa yang

homogen, didihkan

1-2 menit,

lalu

dituangkan pada cetakan elektroforesa.

10µl template

cetakan

DNA

hasil

amplifikasi dimasukkan kedalam sumur

gel agarose. Elektroforesis dilakukan

menggunakan gel agarose 1% dan

menggunakan tegangan 50volt selama 45

menit. Selanjutnya gel diwarnai dengan

larutan ethidium bromide selama 15menit,

kemudian direndam dengan aquadest

selama

5menit dan dilihat

gambar

dibawah alat pengamat DNA (lampu UV).

Gel tersebut difoto menggunakan gel

documentation system.

Data yang diperoleh disajikan

secara deskriptif berupa foto gel. Pada

foto dari alat gel documentation system

dapat dilihat pola pemisahan pita-pita

DNA yang ukurannya diketahui melalui

perbandingan dengan ukuran pita-pita

standar 100 bp pada marker (DNA

ladder), dimana ukuran pita DNA untuk

gen sitokrom-b babi adalah 130 bp

(Tanabe et al, 2007). DNA ladder

digunakan

sebagai

standar

dalam

menentukan ukuran pita DNA hasil gel

elektroforesis. Sampel positif tercampur

daging babi jika terdapat pita DNA yang

spesifik dengan pita DNA pada control

positif.

Sebaliknya

sampel

tidak

mengandung gen sitokrom-b babi jika

tidak terdapat pita DNA yang spesifik

dengan pita DNA pada control positif.

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL

Setelah

dilakukan

penelitian

deteksi

kandungan gen sitokrom B (Cyt b) babi

pada bakso yang beredar di Kota Jambi

menggunakan teknik Polymerase Chain

Reaction, maka diperoleh hasil sebagai

berikut:

1. Didapatkan template (cetakan) DNA

hasil isolasi dari daging babi (kontrol

positif) dan template DNA dari 13

sampel bakso yang beredar di Kota

Jambi.

2. Hasil amplifikasi DNA menggunakan

teknik PCR menunjukkan bahwa

sebanyak

13

sampel

tidak

menunjukkan adanya gen cyt b babi,

hal ini terlihat pada hasil foto pita DNA

tidak ada yang sejajar dengan pita

DNA kontrolpositif (dagingbabi).

Gambar 1

Keterangan (dimulai dari kolom sebelah

kiri) :

1. M : Marker (DNA ladder 100 bp)

2. K (-) : Penampakan pita DNA kontrol

negatif (aquadest)

3. No. 1-13 : Penampakan pita DNA

sampel 1-13

4. K (+) : Penampakan pita DNA kontrol

positif (daging babi)

Dari foto diketahui bahwa semua sampel

tidak memiliki pita DNA yang sejajar

dengan pita DNA kontrol positif pada 130

bp.

PEMBAHASAN

Pada penelitian didapat hasil yang

negatif dari 13 sampel, ini terbukti dari

penampakan pita DNA sampel yang

muncul tidak sejajar dengan pita DNA

kontrol positif (daging babi).

JUMLAH SIKLUS TEMPERATUR (ºC) WAKTU (MENIT) 1 94 4 menit 37 94 50 72 30 detik 30 detik 60 detik 1 72 10 menit 1 12 15 menit

(5)

25 SCIENTIA JOURNAL Vol. 6 No. 01 M ei 2017

STIKES PRIM A JAM BI

KESIMPULAN

Dari

penelitian

yang

telah

dilakukan

dapat

diambil

kesimpulan

bahwa pada hasil isolasi DNA dari 13

sampel bakso yang beredar di Kota Jambi

yang

dideteksi

menggunakan

teknik

Polymerase

Chain

reaction

tidak

ditemukan gen cytochrome b sebagai

penanda

gen

babi.Sehingga

produk

makanan olahan ini masih aman untuk

dikonsumsi oleh masyarakat di Kota

Jambi.

KEPUSTAKAAN

Afriliana, L. 2009. Analisa Kandungan

Lemak Babi dalam Produk Pangan

secara

Kualitatif

dengan

Menggunakan Metode FT-IR dan

GC-MS. Yogyakarta : Jurusan Ilmu

Kimia, FMIPA-UII

Buzdin, A &Lukyanov S. 2007. Nucleic

Acids

Hybridization

Modern

Applications. Netherlands : Springer

Fatchiyah. 2005. PCR :Dasar Teknik

Amplifikasi DNA dan Applikasinya.

Universitas Brawijaya : Malang

Fibriana,

F.,

Widianti,

T.,

dan

Retnoningsih, A. 2010. Deteksi

Kandungan

Daging

Babi

pada

Bakso yang Dijajakan Di Pusat Kota

Salatiga

Menggunakan

Teknik

Polymerase

Chain

Reaction.

Semarang : Jurusan Biologi, FMIPA,

Universitas Negeri Semarang

Gaffar, S. 2007. Buku Ajar Bioteknologi

Molekul. Bandung : Jurusan Kimia,

FMIPA, UNPAD

Prabowo, S., Agustin, S,.dan Rahmadi, A.

2005.

Resume

Ceramah

:Pengenalan Makanan Halal dan

Baik

serta

LPPOM-MUI

Prop.Kalimantan Timur. Samarinda

Pratami, D. F. 2011. Analisis Cemaran

Daging Babi pada Produk Burger

Sapi yang Beredar Di Wilayah

Ciputat Melalui Amplifikasi DNA

Menggunakan

Real-Time

PCR.

Jakarta : Fakultas Kedokteran dan

Ilmu Kesehatan, UINSH

Primasari, A. 2011. Sensitivitas Gen

Sitokrom B (Cyt b) Sebagai Marka

Spesifik pada Genus Rattus dan

Mus Untuk Menjamin Keamanan

Pangan Produk Asal Daging. Bogor

: Institut Pertanian Bogor

Promega.

2011.

What

percentage

agarose is needed to sufficiently

resolve my DNA sample?

Santosa; Soenarto; &Suyanto H. 2005.

Pengenalan Miopati Mitokondria.

Bagian Penyakit Dalam Fakultas

Kedokteran Universitas Diponegoro/

Rumah Sakit Dr. Kariadi Semarang.

Cermin Dunia Kedokteran No. 147.

Semarang : UNDIP

Sriati, N. 2011. Analisis Cemaran DNA

Mitokondria Babi pada Produk Sosis

Sapi yang Beredar Di Wilayah

Ciputat Menggunakan Metode

Real-Time PCR. Jakarta : Fakultas

Kedokteran dan Ilmu Kesehatan,

UINSH

Sulistyaningsih, E. 2007. Polymerase

Chain Reaction (PCR): Era Baru

Diagnosis dan Manajemen Penyakit

Infeksi. Jember : Laboratorium

Fisiologi

Fakultas

Kedokteran

Universitas Jember

Tanabe, S., Hase, M., Yano, T., Sato, M.,

Fujimura, T., & Akiyama, H. 2007. A

Real-Time

Quantitative

PCR

Detection Method for Pork, Chicken,

Beef, Mutton, and Horseflesh in

Foods.

Bioschi.

Biotechnol.

Biochem, 71 (12), 3131-3135.

Vierstraete A, Kary B Mullis. 2009.

Mengenal PCR (Polymerase Chain

Reaction)

Widayanti, R. 2006. Kajian Penanda

Genetik Gen Cytochrome b dan

Daerah D-Loop pada Tarsiussp

[disertasi].

Bogor

:

Sekolah

Pascasarjana,

Institut

Pertanian

Bogor

Wijaya, Yoga Permana. 2009. Fakta

Ilmiah tentang Keharaman Babi.

Bandung

Yepyhardi. 2009. Elektroforesis; Pintu

Gerbang

Penelitian

Biologi

Molekular

Referensi

Dokumen terkait

Bahan yang digunakan untuk membuat minuman serbuk instan terdiri dari.. bahan dasar dan

Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa : Pendekatan OVOP belum mencapai seratus persen berhasil dilakukan karena dari kriteria penilaian belum terpenuhi, produksi

Pada daerah alang-alang dapat dilihat bahwa pada suhu 31 O C dengan kelembaban 67% diperoleh jumlah burung yang paling banyak bertengger di pepohonan yaitu sebesar

Dari hasil uji lanjut, aktivitas terbaik antibakteri Escherichia coli sediaan granul instan ekstrak sirih dan jahe terdapat pada formula I dengan potensi yang

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui gambaran secara langsung koefisien regresi atau besarnya pengaruh masing – masing variabel independen (bebas) yaitu

Dalam Tugas Akhir ini, beberapa hal yang akan dijadikan objek penelitian adalah unsur-unsur yang diperlukan untuk membuat game bertemakan Sawunggaling seperti Cerita

Menurut Gysbers dan Henderson (2012) bimbingan klasikal merupakan salah satu bentuk strategi yang diselenggarakan dalam layanan Dasar. Bimbingan klasikal merupakan