• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perancangan Penilaian Kinerja Kepala Bagian Keperawatan Rumah Sakit Advent Bandar Lampung dengan Metode Fuzzy Ahp dan Rating Scale

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Perancangan Penilaian Kinerja Kepala Bagian Keperawatan Rumah Sakit Advent Bandar Lampung dengan Metode Fuzzy Ahp dan Rating Scale"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

PERANCANGAN PENILAIAN KINERJA KEPALA BAGIAN

KEPERAWATAN RUMAH SAKIT ADVENT BANDAR LAMPUNG

DENGAN METODE FUZZY AHP DAN RATING SCALE

Natia Humairah, Dyah Ika Rinawati *

Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro

Jl. Prof Soedarto, SH Tembalang Semarang 50239

Telp (024) 7460052

Abstrak

Kualitas SDM merupakan salah satu faktor keberhasilan suatu perusahaan dalam mencapai tujuan baik dalam kinerja, profit, maupun kelangsungan hidup organisasi sehingga perusahaan perlu memiliki karyawan yang berpotensi dalam bidangnya. Rumah Sakit Advent adalah salah satu rumah sakit swasta di Bandar Lampung, yang saat ini belum memiliki penilaian kinerja pada bagian manajer, untuk mengetahui hasil kerja dan potensi yang dimiliki seorang manajer dibutuhkan suatu penilaian kinerja, agar dapat dilakukannya peningkatan performansi organisasi. Penilaian prestasi kinerja karyawan harus dilakukan dengan metode yang baik dan benar sehingga tidak terjadi kesalahan dalam penilaian. Penelitian ini mencari nilai bobot dari setiap indikator untuk menilai manajer bidang keperawatan Rumah Sakit Advent.Pada penelitian ini, terdapat 5 kriteria, 19 sub-kriteria. Perhitungan bobot menggunakan Metode F-AHP. Selanjutnya dilakukan pembuatan formulir penilaian kinerja menggunakan Rating Scale dengan hasil penilaian yang didapatkan adalah 3,6024.

Kata Kunci : FAHP, rating scale, manajer rumah sakit

Abstract

Assesment design of performance Head of Nursing Hospital Advent Bandar Lampung with fuzzy AHP and rating scale. 7KH TXDOLW\ RI KXPDQ UHVRXUFHV LV RQH IDFWRU RI WKH FRPSDQ\¶V VXFFHVV LQ DFKLHYLQJ its objectives both in performance, profit, and the survival of the organization so that the company needs to have potential employees in the field.Advent Hospital is a private hospital in Bandar Lampung, which currently do not have a performance appraisal, in order to enable upgrading organizational performance. This research looks at the value of the weight of each indicator to asses nursing managers Advent Hospital. Perfomance appraisal should be performed by a method properly so there is no error in judgement. In this study there are 5 criteria, 19 sub-criteria. Weight calculation using FAHP method. Furthermore, the manufacture of the performance appraisa form usng Rating Scale with the assessment results obtained is 3.6024.

Keyword : FAHP, rating scale, hospital manager

PEDAHULUAN

Menurut World Health Organizaton, pengertian

rumah sakit adalah suatu bagian dari organisasi medis dan sosial yang mempunyai fngsi untuk memberikan pelayanan kesehatan lengkap kepada masyarakat, baik kuratif maupun preventif. Rumah sakit adalah

organisasi yang kompleks yang memerlukan

pengelolaan yang efektif. Salah satu sumber daya terpenting dalam melaksanakan kegiatan perusahaan

adalah kualitas SDM yang baik, salah satunya adalah peran seorang manajer. Manajer memainkan peran penting dalam alokasi sumber daya, meingkatkan kualitas layanan dan mempromosikan kinerja organisasi (Stefl, 2008). Peranan seorang manajer pada rumah sakit bertanggung jawab menjalankan visi dan misi dari organisasi tersebut, oleh karena itu evaluasi yang tepat pada kepala bagian sangat

(2)

kemampuan serta hasil kerja seorang manajer. Menurut Siagian (2002), penilaian kinerja merupakan proses dimana organisasi berupaya memperoleh informasi yang akurat tentang kinerja para anggotaya. Penilaian kinerja karyawaan harus benar-benar obyektif yaitu dengan mengukur kinerja karyawan dengan mengevaluasi perilaku yang mencerminkan keberhasilan pelaksaaan pekerjaan .

Namun saat ini belum ada sistem evaluasi

manajer yang diterapkan oleh pihak rumah sakit. Berdasarkan hasil wawancara dengan pihak rumah sakit hal tersebut dirasa perlu, dengan adanya evaluasi berkala dengan sistem penilaian yang tepat diharapkan dapat membantu untuk mengetahui performa kinerja kepala bagian yang ada dan nantinya akan dilakukan tindakan perbaikan yang dibutuhkan. Kinerja manajer yang dinilai sesuai kompetensinya akan menghasilkan penilaian yang lebih objektif dan efektif. Untuk itu dilakukan analisis dari penilaian kinerja yang telah ada dengan

metode Fuzzy Analitycal Hierarchy Process (F-AHP)

untuk mementukan bobot dari masing-masing dimensi yang ada, yang kemudain akan disusun menjadi formulir penilaian dengan menggunakan metode rating scale.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan teori F-AHP yang digunakan dalam penelitian Shafii, dkk (2015). Peneliti menggunakan teknik tersebut karena AHP diisi oleh para ahli yang memang mengetahui pada bidang tersebut,. Dalam hal ini setelah instrumen dibangun mengenai aspek ± aspek yang akan diukur berlandaskan teori tertentu, maka selanjutnya dikonsultasikan dengan para ahli. Para ahli dimintai pendapatnya mengenai instrumen yang telah disusun itu. Jumlah tenaga ahli yang digunakan minimal tiga orang sesuai dengan lingkup yang akan diteliti.

Model konseptual yang dijadikan acuan pada penelitian ini adalah model konseptual yang dilakukan oleh Shafii, dkk (2015), terdapat pada Tabel 1 berikut ini :

Tabel 1. Kriteria dan Sub-Kriteria Penilaian Kinerja Manajer

Kriteria Sub- Kriteria

Fungsional (F) Perencanaan (F1) Pengorganisasian (F2) Kepemimpinan (F3) Kontrol (F4) Profesionalisme (P)

Perilaku profesional individu (P1)

Perilaku profesional di organisasi (P2)

Peningkatan dan pelatihan

tingkat individu (P3) Peningkatan dan pelatihan tingkat organisasi (P4)

Organisasi (O)

Manajemen teknologi dan informasi (O1)

Manajemen sumber daya manusia (O2)

Pengelolaansumber daya keuangan (O3)

Pengeleolaan sumber daya fisik (O4)

Kemampuan interpersonal (K)

Berorientasi pada pasien (K1) Manajemen komunikasi (K2) Keselamatan kerja karyawan (K3)

Individu (I)

Karakterisitik umum (I1) Inovasi individu (I2)

Analisis dan pemahaman (I3) Pengambilan keputusan (I4) Sumber : Shafii dkk, 2015

Tahapan selanjutnya adalah pembobotan.

Pembobotan dilakukan pada seluruh kriteria maupun

sub-kriteria. Pembobotan dilakukan dengan

menggunakan metode F-AHP. Pembobotan

dilakukan berdasarkan perbandingan berpasangan antar dua elemen dengan skala satu sampai dengan sembilan hingga semua elemen yang ada tercakup. Skala yang digunakan dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Skala Dasar Perbandingan Berpasangan

Tingkat

Kepentingan Definisi

1 Sama penting

3 Sedikit lebih penting

5 Lebih penting

7 Sangat penting

9 Mutlak lebih penting

2,4,6,8 Kepentingan berada diantara dua

nilai yang berdekatan Sumber : Saaty, 1994

Kemudian setelah didapat bobot dari masing-masing kriteria dan sub-kriteria tersebut akan digunakan dalam menilai manajer keperawatan. Penilaian dilakukan oleh penilai (direktur) terhadap kinerja manajer keperawatan dengan menggunakan skala penilaian kinerja (rating scale). Skala penilaian kinerja dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Skala Penilaian Kinerja

Skala Penilaia Keterangan

1 Sangat buruk

2 Buruk

3 Cukup

4 Baik

(3)

Sumber : Waryanto dan Milafati, 2006

Bobot kriteria yang didapatkan akan dikalikan dengan nilai dari setiap kriteria. Skala nilai yang dignakan dalam penilaian dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4. Skala Nilai yang digunakan dalam Penilaian No. Skala

Nilai Kategori Interval Nilai

1 A Kinerja sangat tinggi 4.20 < n Q 5.00 2 B Kinerja tinggi 3.40 < n Q 4.20 3 C Kinerja sesuai standar 2.60 < n Q 3.40 4 D Kinerja rendah 1.80 < n Q 2.60 5 E Kinerja tidak efektif 1.00 < n Q 1.80 Sumber : Waryanto dan Milafati, 2006

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pengolahan data yang ditampilkan adalah pengolahan data untuk kriteria. Cara untuk mengolah sub-kriteria sama dengan cara mengolah kriteria, hanya menggunakan data yang berbeda.

1. Pengolahan data dengan metode Fuzzy AHP

Pengumpulan data pada penelitian ini berupa data perbandingan berpasangan tentang kriteria, sub-kriteria penilaian kinerja manajer keperawatan. Terdapat 5 kriteria dan 19 sub-kriteria dalam penelitian ini. Kriteria dan sub-kriteria yang digunakan berdasarkan framework dari Shafii, dkk (2015). Pengolahan pertama yaitu pada level kriteria, Pada tahap ini dilakukan pembobotan pada kriteria

dalam penilaian penilaian kinerja manajer

keperawatan RS Advent Bandar Lampung. dari hasil data perbandingan berpasangan yang telah diisi oleh para expert. berikut merupakan hasil pembobotan lokal setelah diolah menggunakan software expert choice v11 yang dapat dilihat pada Tabel 5:

Tabel 5. Hasil Pembobotan Kriteria

Kriteria Bobot Fungsional 0,2181 Profesionalisme 0,2232 Organisasi 0,2147 Kemampuan interpersonal 0,2243 Individu 0,1198

Tahap Selanjutnya adalah pembobotan pada 19 sub-kriteria dalam penilaian kinerja manajer keperawatan. Perbandingan berpasangan 19 kriteria ini dilakukan hanya dalam lingkup

sub-kriteria masing-masing sub-kriteria. Berikut merupakan hasil rekapan bobot lokal sub-kriteria.

Tabel 6. Rekap Nilai Bobot Lokal Sub-kriteria Sub-kriteria Bobot Lokal

Perencanaan 0,2510

Pengorganisasian 0,1966

Kepemimpinan 0,3197

Kontrol 0,2328

Perilaku profesioanl individu 0,1278

Perilaku profesional di organisasi 0,2705

Peniingkatan dan pelatihan individu 0,2790

Peningkatan dan pelatihan tingkat

organisasi 0,3226

Manajemen teknologi dan informasi 0,2533

Manajemen sumber daya manusia 0,2520

Pengelolaan sumber daya keuangan 0,2480

Pengelolaan sumber daya fisik 0,2467

Berorientasi pada pasien 0,2238

Manajemen komunikasi 0,406

Keselamatan kerja karyawan 0,3747

Karakteristik umum 01946

Umum dan inovasi 0,2527

Analisis dan pemahaman 0,2740

Pengambilan keputusan 0,2787

Setelah mengetahui bobot lokal maka langkah selanjutnya adalah untuk menghitung nilai bobot globalnya yaitu dengan cara mengkalikan bobot lokal

masing-masing subkriteria dengan kriterianya.

Adapun contoh perhitungan bobot global untuk sub-kriteria perencanaan sebagai berikut :

Bobot global = 0,2181 x 0,2510 = 0,0547

Tabel 7. Rekap Nilai Bobot Global Sub-kriteria Sub-kriteria Bobot Global Perencanaan 0,0547 Pengorganisasian 0,0429 Kepemimpinan 0,0697 Kontrol 0,0508

Perilaku profesioanl individu 0,0285

Perilaku profesional di organisasi 0,0604

Peniingkatan dan pelatihan individu 0,0623

Peningkatan dan pelatihan tingkat

(4)

Manajemen teknologi dan informasi 0,0544

Manajemen sumber daya manusia 0,0541

Pengelolaan sumber daya keuangan 0,0533

Pengelolaan sumber daya fisik 0,0530

Berorientasi pada pasien 0,0502

Manajemen komunikasi 0,0901

Keselamatan kerja karyawan 0,0840

Karakteristik umum 0,0233

Umum dan inovasi 0,0303

Analisis dan pemahaman 0,0328

Pengambilan keputusan 0,0334

2. Pengolahan Data dengan Rating Scale

Setelah hasil dari pembobotan pada setiap

kriteria dan sub-kriteria diperoleh, tahapan

selanjutnya adalah meniilai manajer keperawatan dengan cara mengalikan bobot sub-kriteria yang diperoleh dari F-AHP dengan nilai berdasarkan

rating scale yang telah telah diisi oleh penilai (direktur). Adapun nilai kinerja manajer keperawtan dapat dilihat pada Tabel 8.

Tabel 8. Hasil Penilaian Kriteria

Penilaian Rating Bobot Skor

F1 4 0,0547 0,2188 F2 3 0,0429 0,1716 F3 3 0,0697 0,2091 F4 5 0,0508 0,254 P1 4 0,0285 0,114 P2 4 0,0604 0,1812 P3 3 0,0623 0,1869 P4 3 0,0720 0,216 O1 2 0,0544 0,1088 O2 3 0,0541 0,2164 O3 4 0,0533 0,1599 O4 3 0,0530 0,159 K1 4 0,0502 0,2008 K2 4 0,0901 0,2703 K3 4 0,0840 0,252 I1 4 0,0233 0,0932 I2 3 0,0303 0,1212 I3 3 0,0328 0,0984 I4 3 0,0334 0,1002 Total : 3,4923 (B) KESIMPULAN

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan mengenai penilaian kinerja manajer keperawatan Rumah Sakit Advent Bandar Lampung, maka

kesimpulan yang dapat diambil adalah sebagai berikut :

1. Bobot yang didapatkan untuk kriteria dan sub-kriteria pada penelitian ini adalah sub-kriteria

kemampuan interpersonal mendapatkan bobot

yang paling besar yaitu sebesar 0,2243,

kemudian kriteria profesionalisme sebesar

0,2232, selanjutnya kriteria fungsional sebesar 0,2181, kriteria organisasi sebesar 0,2147, serta yang terendah yakni kriteria individu sebesar

0,1198. Pada sub-kriteria didapatkan hasil

pembobotan secara global, nilai bobot terbesar

yakni sub-kriteria manajemen komunikasi

sebesar 0,0901.

Untuk kriteria lainnya diantaranya sub-kriteria keselamatan kerja karyawan sebesar 0,084, sub-kriteria pengembangan dan perbaikan tingkat organisasi sebesar 0,072, sub-kriteria kepemimpinan sebesar 0,0697, sub-krtiteria pelatihan dan peningkatan individu sebesar

0,0623, sub-kriteria perilaku profesional

organisasi sebesar 0,0604, sub-kriteria

perencanaan sebesr 0,0547, sub-kritera

manajemen teknologi dan informasi sebesar 0,0544, sub-kriteria manajemen sumber daya manusia sebesar 0,054, sub-kriteria manajemen sumber daya keuangan sebesar 0,0533, sub-kriteria pengelolaan sumber daya fisik sebesar 0,053, kriteria kontrol sebesar 0,0508, sub-kriteria berorientasi pada pasien sebesar 0,0502, sub-kriteria pengorganisasian sebesar 0,0429, sub-kriteria pengambilan keputusan sebesar 0,0334, sub-kriteria analisis dan pemahaman sebesar 0,0328, sub-kriteria umum dan inovasi sebesar 0,0303, sub-kriteria perilaku profesional individu sebesar 0,0285, dan bobot global terendah ada pada sub-kriteria karakteristik umum yaitu sebesar 0,0233.

Penilaian kinerja perusahaan untuk kepala bagian

keperawatan menggunakan metode Rating Scale

dengan menggunakan nilai skor yang didapatkan dengan mengkalikan nilai rating dan bobot. Adapun rating penilaian kinerja yang akan diberikan yaitu dalam skala 1 sampai 5 dari sangat buruk hingga sngat baik, sedangkan bobot yang digunakan adalah bobot kepentingan yang didapatkan dri metode F-AHP. Dari skor tersebut dapat diperoleh nilai rating keseluruhan yang maksimum berjumlah 5. Hasil yang didapatkan untuk kepala bagian perawatan yakni nilai dengan jumlah 3,49 dengan skala penilaian B yang artinya memiliki kinerja yang tinggi.

(5)

Armstrong, Michael dan Angela Baron. 1998.

Performance Management. London: Institute of Personel and Development.

Gharaei R. 2004. Evaluating of managers

competencies with 360 degree feedback method 8QSXEOLVKHG PDVWHU¶V WKHVLV LQ 3HUVLDQ Tehran, Iran: University of Emam Sadegh.

Saaty, T & Luis, G. V. 1994. The Analytical Hierarchy Process : Decision Making in Economic, Political, Social and Technological Environment : The Analytical Hierarchy Process. Pittsburgh: RWS Publication.

Shafii, M., Hosseini, S.M., Arab, M., Asgharizadeh, E., & farzianpour, F. 2015. Performance Analysis of Hospital Managers Using Fuzzy AHP and Fuzzy TOPSIS : Iranian Experience.

Glob J Health Sci

Siagian, Sondang P.2002. Kiat Meningkatkan Produktivitas Kerja. Jakarta : Asdi Mahasatya. Stefl, M.E., 2008. Common Competencies for All

Healthcare Managers : The Heathcare Leadership Alliance Model, BAB I

:DU\DQWR % GDQ 0LODIDWL < $ ³Aplikasi Analytic Network Process pada Perancangan 6LVWHP 3HQJNXUDQ .HUMD´ -XUQDO 7HNQLN ,QGXVWUL

Gambar

Tabel  1.  Kriteria  dan  Sub-Kriteria  Penilaian  Kinerja  Manajer
Tabel 6. Rekap Nilai Bobot Lokal Sub-kriteria  Sub-kriteria  Bobot Lokal
Tabel 8. Hasil Penilaian  Kriteria

Referensi

Dokumen terkait

34/POJK.03/2016 tanggal 22 September 2016 tentang Kewajiban Penyediaan Modal Minimum Bank Umum, Bank telah melakukan penyesuaian terhadap perhitungan Modal Inti (Tier

Every chapter concludes with a Hands-on MIS Projects section containing three types of projects: two Management Decision Problems, a hands-on application software exercise

Mendeskripsikan pengaruh lama perendaman dalam larutan pembersih gigi tiruan terhadap modulus elastisitas dan karakteristik mikrostruktur tissue conditioner yang direndam dalam

Dari Tabel 2 dapat dilihat bahwa nilai probabilitas IFRS memiliki arah negatif terhadap Discretionary accruals akan tetapi tidak memiliki pengaruh yang signifikan (p value

Tahap analisis kebutuhan merupakan tahap awal pada suatu penelitian tahap ini dilakukan dengan melihat latar belakang dari penelitian, kemudian melihat batasan

Berbagai aktivitas maupun rutinitas di perpustakaan juga terjadi mulai dari interaksi antar karyawan maupun antara karyawan dengan pimpinan seperti disaat

Dalam penetian ini telah berhasil dilakukan identifikasi, evaluasi, dan eksplorasi terhadap interaksi molekuler yang terjadi antara peptida bioaktif dengan makromolekul target

Merancang sistem komunikasi pada master clock dengan slave clock dan penambahan fitur timer yang dapat dikendalikan dengan smartphone dan fitur suara yang dapat