• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis efektifitas penyaluran dana zakat dalam meningkatkan pendidikan pada program beasiswa yatim prestasi di Yatim Mandiri Cabang Surabaya.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis efektifitas penyaluran dana zakat dalam meningkatkan pendidikan pada program beasiswa yatim prestasi di Yatim Mandiri Cabang Surabaya."

Copied!
104
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS EFEKTIFITAS PENYALURAN DANA ZAKAT

DALAM MENINGKATKAN PENDIDIKAN PADA PROGRAM

BEASISWA YATIM PRESTASI DI YATIM MANDIRI CABANG

SURABAYA

SKRIPSI

Oleh:

Mochamad Imam Solichin NIM. C74213125

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH

SURABAYA

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

ABSTRAK

Skripsi dengan judul “Analisis Efektifitas Penyaluran Dana Zakat dalam Meningkatkan Pendidikan pada Program Beasiswa Yatim Prestasi

di Yatim Mandiri Cabang Surabaya” adalah hasil penelitian lapangan.

Penelitian ini bertujuan untuk menjawab pertanyaan tentang bagaimana penyaluran dana zakat pada program Beasiswa Yatim Prestasi di Yatim Mandiri Cabang Surabaya dan Bagaimana analisis efektivitas penyaluran dana zakat dalam meningkatkan pendidikan pada program Beasiswa Yatim Prestasi di Yatim Mandiri Cabang Surabaya.

Metode penelitian yang digunakan dalam skripsi ini adalah metode penelitian kualitatif dengan metode deskriptif analisis, yaitu menggunakan atau melukiskan secara sistematis, faktual dan aktual mengenai fakta-fakta, sifat-sifat hubungan antar fenomena yang diteliti. Deskripsi di sini dimaksudkan untuk menggambarkan secara jelas mengenai objek penelitian secara komperhensif.

Data penelitian terhimpun dari wawancara secara langsung dengan pihak Yatim Mandiri Surabaya yaitu bagian kepala divisi penyaluran dana zakat untuk anak-anak yatim dhuafa yang mendapatkan dana zakat untuk peningkatan kualitas pendidikan yang biasa disebut dengan program Beasiswa Yatim Prestasi, yang didukung dengan data dokumentatif secara literatur pendukung yang relevan terhadap permasalahan yang diangkat oleh penulis. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa efektifitas penyaluran dana zakat dalam meningkatkan pendidikan pada program beasiswa yatim prestasi merupakan salah satu program yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas pendidikan anak-anak yatim dhuafa. Dasar yang digunakan sebagai patokan Yatim Mandiri dalam menyalurkan dana zakat adalah 8 asnaf (fakir, miskin, yatim, amil, gharim, sabilillah, ibnu sabil, muallaf) sebagai penerima dana bantuan anak-anak yatim dhuafa yaitu masuk dalam kategori fakir dan miskin. Sedangkan cara penyaluran dana tersebut adalah dengan memberikan beasiswa yatim prestasi yang berupa

uang pembinaan, bimbingan belajar, pembinaan bidang al-qur’an dan

diniyah dan pelatihan kewirausahaan. Dan yang digunakan dari pihak Yatim Mandiri untuk mencari anak-anak yatim dhuafa adalah dengan melakukan sosialisasi di sekolah.

(7)

A. Latar Belakang Masalah ...1

B. Identifikasi dan Batasan Masalah ...10

C. Rumusan Masalah ...11

D. Kajian Pustaka ...11

E. Tujuan Penelitian ...15

F. Kegunaan Hasil Penelitian ...16

G. Definisi KonseptuaL ...16

H. Metode Penelitian ...18

I. Sistematika Penulisan ...24

BAB II KERANGKA TEORITIS ...25

A. Konsep Efektifitas ...25

B. Penghimpunan dan Penyaluran Dana Zakat ...31

(8)

ix

D. Rukun dan Syarat Zakat ...36

BAB III DATA PENELITIAN ...52

A. Gambaran Umum Yatim Mandiri Cabang Surabaya ...52

B. Penyaluran Dana Zakat pada Program Beasiswa ...63

C. Monitoring dan Evaluasi pada Penyaluran Dana Zakat ProgramBeasiswa Yatim Prestasi di Yatim Mandiri ...65

BAB IV ANALISIS DATA ...85

A. Analisis Penyaluran Dana Zakat pada Program BeasiswaYatim Prestasi di Yatim Mandiri ...85

B. Analisis Efektifitas Penyaluran Dana Zakat pada Program Beasiswa Yatim Prestasi ...88

BAB V PENUTUP ...93

A. Kesimpulan ...93

B. Saran ...93

DAFTAR PUSTAKA ...95

(9)

manusia dengan sempurna. Segala macam persoalan dalam hidup dan

penyelesaiannya telah diatur sedemikian rupa oleh Allah swt dalam kitab

Al-Qur’an maupun Al-Hadist. Salah satu persoalan yang sering kita

jumpai di masyarakat adalah masalah harta. Harta biasa dijadikan alat

untuk menuju surga, tetapi harta juga bisa menjerumuskan manusia ke

dalam api neraka, semua itu tergantung pada pemiliknya. Allah akan

menguji manusia oleh harta yang dimilikinya. Allah akan menguji oleh

harta yang dimilikinya, sebagaimana Firman Allah dalam Qur’an Surat

Ali Imran ayat 186 : dirimu. dan (juga) kamu sungguh-sungguh akan mendengar dari orang-orang yang diberi kitab sebelum kamu dan dari orang-orang-orang-orang yang mempersekutukan Allah, gangguan yang banyak yang menyakitkan hati. jika kamu bersabar dan bertakwa, Maka Sesungguhnya yang demikian itu

Termasuk urusan yang patut diutamakan.1

1 Departemen Agama, al-Quran dan Terjemahan, (Jakarta: Departemen Agama, 2015), Ali Imran

(10)

2

Penjelasan dari arti surat Ali Imran ayat 186 adalah Harta yang

telah dititipkan oleh Allah kepada manusia akan memberikan keberkahan

jika kita manfaatkan dengan baik sesuai kaidah agama. Salah satu cara

yang bisa kia lakukan dengan harta yang kita miliki yaitu dengan

menunaikan zakat. Apabila tidak memiliki cukup harta bisa kita lakukan

dengan berinfaq maupun shadaqah. Hal tersebut juga dikarenakan harta

yang kita miliki bukan semata-mata milik kita secara penuh, tetapi ada

sebagian yang harus kita keluarkan untuk orang lain yang membutuhkan.2

Zakat Secara etimologis, berasal dari kata dasar bahasa arab zaka

yang berarti berkah, tumbuh, bersih, baik, dan bertambah. Sedangkan

secara terminologis di dalam fiqh, zakat adalah sebutan atau nama bagi

sejumlah harta tertentu yang diwajibkan Allah SWT supaya diserahkan

kepada orang-orang yang berhak (mustah}iq) oleh orang-orang yang wajib

mengeluarkan zakat (muzakki).3 Zakat adalah ibadah yang berkaitan

dengan harta benda yang telah disepakati (maliyyah ijtima’iyyah) yang

memiliki posisi strategis dan menentukan, baik dilihat dari sisi ajaran

Islam maupun dari sisi pembangunan kesejahteraan umat.

Di dalam al-Quran, terdapat beberapa ayat yang menerangkan

secara tegas memerintahkan melaksanakan zakat. Perintah melaksanakan

zakat sering bersamaan dengan perintah melaksanakan shalat.

2 Umratul Khasanah, Manajemen Zakat Modern : Instrumen Pemberdayaan EkonomiUmat

(Malang: UIN-MALIKI PRESS, 2014), 34.

3 Ismail Nawawi, Zakat dalam Perspektif Fiqh, Sosial dan Ekonomi, (Surabaya: Putra Media

(11)

3

Hal ini menunjukkan sangat pentinsgnya peran pelaksanaan zakat dalam kehidupan umat Islam. Adapun ayat yang menjelaskan zakat

tersebut ialah Al-Qur’an Surat Al-Baqarah ayat 43

 dapat pula diartikan: tunduklah kepada perintah-perintah Allah bersama-sama orang-orang yang tunduk.

Penjelasan arti dari surat Al-Baqarah ayat 45 bahwa zakat

merupakan kewajiban yang diperintahkan Allah kepada orang yang

mampu mengeluarkan sebagian hartanya dijalan Allah untuk orang-orang

miskin (mustah}iq). Zakat juga dikatakan sebagai penunaian hak yang

wajib yang terdapat dalam harta. Dalam prinsip Islam, kekayaan harus

menyandang sistem kesejahteraan yang bertumpu pada zakat, sebagai

bentuk syukur atas segala anugerah dari Tuhan. Selain sebagai sarana

untuk menyucikan jiwa dan harta, ketiganya juga merupakan instrumen

pemberdayaan umat untuk mencapai kesejahteraan.4

Ibadah zakat tidak hanya sebagai ibadah pribadi sebagai tanda

kesalehan dan kepatuhan kepada Allah, namun zakat juga memiliki

dampak sosial yang signifikan sebagai distribusi kekayaan dan sebagai

realisasi dari konsep keadilan sosial ekonomi yang ada di dalam ajaran

Islam. Zakat merupakan ibadah maaliyah ijtima’iyyah yang memiliki

(12)

4

posisi yang sangat penting dan strategis dari sisi ajaran Islam dan

pembangunan kesejahteraan ekonomi umat Islam.5

Dalam sejarah negara berhak memaksa dengan hukum kekerasan

supaya kewajiban zakat ini dilaksanakan sebagaimana yang dilakukan

oleh Khalifah Abu Bakar yang memerangi mereka yang enggan

mengeluarkan zakat hartanya. Sebagaimana dikatakan Alfitri bahwa

dalam pengelolaan zakat, imam / khalifah dapat mudah mengontrol

langsung. Mekanisme ini telah berlangsung sejak zaman Nabi Muhammad

SAW, sahabat hingga Dinasti Otsmani. Itulah dasar yang tegas dari

kewajiban Negara dalam Islam supaya turun tangan dan mencampuri

urusan pembagian harta di antara manusia. Negara dapat menggunakan

kekuasaannya untuk memaksa orang yang mampu untuk menunaikan

kewajiban zakat ini untuk menghilangkan penderitaan masyarakat di

samping untuk membantu kepentingan Negara.6

Tabel. 1.1

Data potensi zakat di Indonesia menuut BPS Potensi zakat di Indonesia Menurut BPS (Badan Pusat Statistik)

September 2014 27,73 juta jiwa Penduduk Miskin

September 2015 28,51 juta jiwa Penduduk Miskin

Total selama 1 tahun 780 ribu jiwa Penduduk Miskin

5 Yusuf Qardawi, Sedekah cara Islam Mengentaskan Kemiskinan. Bandung : PT. Remaja

Rosdakarya,2010, 46.

6

(13)

5

Tahun 2015 tersebar di beberapa daerah

Jawa 15,31 Juta jiwa

Sumatera 6,31 Juta jiwa

Bali dan Nusa Tenggara 2,18 Juta jiwa

Sulawesi 2,29 Juta jiwa

Maluku 1,53 Juta jiwa

Kalimatan 0,99 Juta jiwa

Sementara alokasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara

Perubahan (APBN-P) tahun 2015 untuk pengentasan kemiskinan yang

berada di Kementerian Sosial sebesar Rp 14 triliun. 7

Berdasarkan hasil riset BAZNAS dan IPB, potensi zakat secara

nasional ditaksir mencapai Rp 217 triliun setiap tahun. Angka itu dilihat

berdasarkan produk domestik bruto (PDB). Ketika PDB naik, maka

potensi zakat juga bergerak. Jadi, itu didasarkan pada PDB tahun 2010.

Padahal setiap tahun PDB bergerak naik. Kalau memperhitungkan

pertumbuhan PDB tahun-tahun sesudahnya, maka tahun ini potensi zakat

berubah menjadi sekitar Rp 274 triliun. Potensinya besar sekali. Sangat

disayangkan bahwa potensi zakat yang besar tersebut belum dapat tergali

secara maksimal sehingga belum mampu mengentaskan kemiskinan yang

ada di Indonesia. Masalah kemiskinan merupakan hal yang krusial di

Indonesia dan angka kemiskinan di Indonesia terbilang cukup tinggi.

7

(14)

6

Meski demikian, upaya untuk menggali potensi dan optimalisasi

peran zakat di Indonesia belum sepenuhnya tergarap dengan maksimal

karena peran zakat belum terlaksana secara efektif dan efisien. Banyak

faktor yang menyebabkan manfaat dari zakat ini belum terasa maksimal,

diantaranya adalah lemahnya motivasi keagamaan dan kesadaran

keislaman pada mayoritas masyarakat sehingga rendahnya kesadaran

masyarakat dalam menunaikan kewajiban membayar zakat, kurangnya

pengawasan dari lembaga-lembaga pengelola zakat dalam pendistribusian

zakat sehingga mungkin pihakpihak yang semestinya mendapatkan zakat

tidak mendapatkan haknya, zakat itu diberikan kepada delapan golongan

jangan hanya diberikan kepada golongan fakir dan miskin saja, zakat yang

diberikan kepada para mustahik sebagian besar digunakan untuk

konsumsi sesaat sehingga tidak terjadi kegiatan ekonomi yang bisa

mengembangkan harta si mustahik, dan seharusnya zakat yang diberikan

oleh muzakki kepada mustahik jangan hanya dalam bentuk uang tetapi

juga dalam bentuk modal usaha dan beasiswa pendidikan. 8

Membangun sebuah sistem pengentasan kemiskinan berbasis

zakat tentu tidaklah mudah, perlu adanya kerja sama dengan berbagai

pihak untuk memaksimumkan peran zakat dalam mengentaskan

kemiskinan. Pembangunan sistem pengelolaan zakat yang melibatkan

struktur kemasyarakatan yang paling dekat dengan masyarakat itu sendiri

harus tetap dikerjakan dan dikembangkan walaupun membutuhkan waktu

(15)

7

yang tidak singkat. Menggali dan mengembangkan potensi zakat memang

membutuhkan waktu yang panjang tetapi masyarakat harus optimis

bahwa sistem zakat ini mampu memberikan solusi bagi masalah

kemiskinan yang sudah berlarut-larut. Potensi zakat yang sudah ada harus

tetap dipertahankan dan kesadaran untuk membayar zakat harus semakin

ditingkatkan sehingga peran zakat dalam proses mengentaskan

kemiskinan menjadi semakin diakui dan mendapat kepercayaan dari

masyarakat luas.

Potensi dan peran zakat yang ada diharapkan menjadi sarana

untuk mengentaskan kemiskinan dan mendapatkan perhatian besar,

penuntasan penanggulangan kemiskinan harus segera dilakukan dan zakat

di harapkan memiliki sumbangsi kepada kaum miskin khususnya yang

membutuhkan perhatian dari semua pihak. Seperti usaha yang di lakukan

dalam pengembangan potensi zakat melalui upaya Pinjaman Modal

Usaha, Pembibitan Ikan, Pembibitan Pertanian, Peternakan, Biaya

Pendidikan bagi anak-anak yatim dan Pendayagunaan zakat fakir miskin

untuk Pemberdayaan Keluarga Muslim. 9

Lembaga Amil Zakat Nasional Yatim Mandiri Surabaya

merupakan salah satu lembaga nirlaba yang bergerak dalam bidang

penghimpunan dan pendayagunaan zakat, infaq, dan shadaqah untuk

disalurkan kepada yang berhak, terutama kepada anak-anak yatim piatu.

(16)

8

Lembaga pengelola zakat yang terletak di Perumahan Bendul Merisi

No.2A, Bendul Merisi, Wonocolo, Surabaya. Yatim Mandiri mempunyai

Salah satu program yang sudah berjalan lama adalah Program Beasiswa

yatim prestasi atau bisa disebut BESTARI.10

Program beasiswa ini adalah bertujuan memberikan bantuan biaya

untuk mendukung pendidikan anak-anak Yatim dhuafa tinggkat SD, SMP

dan SMA. Alokasi bantuan biaya tersebut terus meningkat, setidaknya

dapat dilihat dari trend peningkatan atau alokasi dana beasiswa yatim

prestasi. Berikut rend penyalurannya dapat diamati pada gambar dibawah

ini.

Tabel. 1.2 Data penyaluran Beasiswa Yatim Prestasi

Sumber : Data primer, diolah 2017

Dapat disimpulkan bahwa alokasi penyaluran dana zakat untuk

beasiswa yatim prestasi di Yatim Mandiri pada tahun ke tahun semakin

10 Imam Fachrudin, (Kepala Yatim Mandiri Cabang Surabaya), Wawancara, Surabaya, 16 Juli

2016.

Rp887,767,000

Rp905,323,000

Rp950,625,000

2013 2014 2015

(17)

9

meningkat. Pada tahun 2013 jumlah penyaluran beasiswa yatim prestasi

sebesar Rp.887.767.000, tahun 2014 sebesar Rp.905.323.000, sedangkan

pada tahun 2015 sebesar Rp.950.625.000. Selain bantuan biaya

pendidikan, melalui program ini mereka juga akan mendapatkan meteri

pembinaan dan motivasi melalui kegiatan kreatif-edukatif untuk

pengembangan life skill yang mendorong anak menjadi mandiri. Bantuan

biaya pendidikan dan beasiswa prestasi diberikan setiap satu semester. 11

Dalam sistem pengelolaan dana zakat Yatim Mandiri memiliki

divisi khusus yaitu Divisi Zisco adalah tim penjemput zakat yang

bertugas untuk menghimpun, dana Zakat untuk anak-anak yatim, kaum

dhuafa, dan korban bencana alam. Namun dalam pendistribusiannya

Yatim Mandiri lebih memprioritaskan kepada anak-anak yatim. Dana

Zakat di himpun dari berbagai Masyarakat dan juga para dermawan. Dana

tersebut diberikan setiap bulannya yang ingin menshodaqohkan hartanya.

Sedangkan dalam proses pendistribusiannya Yatim Mandiri di

wakili oleh Divisi Landing memberikan secara langsung kepada anak

yatim tersebut. Selain itu menitipkannya kepada pihak-pihak lain yaitu

seperti lembaga-lembaga Pendidikan, Sekolah dan juga panti asuhan.

Sampai dengan saat ini Yatim Mandiri Menyalurkan dana Beasiswa

Yatim Prestasi kepada lebih dari 15.500 setiap tahunnya anak yatim

dhuafa’ di seluruh Indonesia. Dan tentunya masih banyak anak-anak

yatim yang berprestasi yang belum mendapatkan bantuan beasiswa

(18)

10

tersebut di sekolah dan yayasan atau juga panti asuhan, Di Surabaya

khususnya.

Berdasarkan pemaparan latar belakang permasalahan di atas, maka

penulis tertarik untuk mengadakan penelitian yang memusatkan perhatian

kepada masalah bagaimana penyaluran dana zakat pada program

Beasiswa Yatim Prestasi di Yatim Mandiri Cabang Surabaya dan juga

analisis efektivitas penyaluran dana zakat dalam meningkatkan

pendidikan pada program beasiswa yatim prestasi di Yatim Mandiri

Cabang Surabaya dengan judul “ Analisis Efektivitas Penyaluran Dana

Zakat dalam Meningkatkan Pendidikan pada Program Beasiswa Yatim

Prestasi di Yatim Mandiri Cabang Surabaya”.

B. Identifikasi dan Batasan Masalah

Dari penjelasan latar belakang masalah di atas, penulis mengidentifikasi

masalah-masalah yang terkandung di dalamnya sebagai berikut:

1. Identifikasi Masalah

a. Potensi zakat di Indonesia.

b. Penyaluran dana zakat tidak tepat sasaran.

c. Fungsi dana zakat.

d. Bentuk-bentuk penyaluran dana zakat.

e. Teknik penyaluran dana zakat.

f. Proses penentuan mustahik dalam penyaluran dana zakat.

g. Efektivitas penyaluran dana zakat dalam meningkatkan

(19)

11

2. Batasan Masalah

Setelah diidentifikasi, ada beberapa masalah , agar penelitian ini

lebih terarah dan tefokus maka penulis membatasi

masalah-masalahnya sebagai berikut:

a. Bentuk-bentuk Penyaluran dana zakat pada program Beasiswa

Yatim Prestasi di Yatim Mandiri Cabang Surabaya.

b. Efektivitas Program Beasiswa yatim prestasi di Yatim Mandiri

Cabang Surabaya.

C. Rumusan Masalah

Berdasakan latar belakang masalah tersebut, maka yang menjadi

rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Bagaimana penyaluran dana zakat pada program Beasiswa Yatim

Prestasi di Yatim Mandiri Cabang Surabaya.

2. Bagaimana analisis efektivitas penyaluran dana zakat dalam

meningkatkan pendidikan pada program Beasiswa Yatim Prestasi

di Yatim Mandiri Cabang Surabaya.

D. Kajian Pustaka

1. Penelitian Terdahulu yang Relevan

Pertama penelitian yang berjudul“Pengelolaan dan Pendistribusian

Dana Zakat, Infaq dan Shadaqah Pada PKPU Semarang (Studi Kasus Pos

Kemanusian Peduli Umat)” ditulis oleh M. Ridwan. Kesimpulan dari

penelitian ini adalah mekanisme penyaluran dana zakat pada PKPU

(20)

12

menentukan sasaran, menuangkan dalam program-program dan

pengangaran ke dalam program-program. Sedangkan kendala-kendalanya

yaitu keterbatasan dana,terbatasnya amil, terbatasnya SDM, jarak dan

waktu, dan komunikasi. Dan solusi dalam menghadapi kendala

terbatasnya dana, yaitu terus berusaha memperbesar pendapatan dana

zakat dengan cara sosialisasi kepada masyarakat agar memiliki kesadaran

dalam membayar kewajiban berzakat.12

Kedua “ Evaluasi Penghimpunan dan Penyaluran Dana Zakat

(Studi pada LAZIS Masjid Sabilillah Malang Tahun 2006-2008)” ditulis

oleh Nurul Isnaini Lutviana. Hasil penelitian ini adalah dalam

penghimpunan dana zakat LAZIS Masjid Sabilillah menggunakan

layanan jemput zakat atau sistem door to door ke rumah para

muzakki.Hal ini bertujuan untuk meningkatkan jumlah muzakki serta

mampu lebih mengoptimalkan penyaluran dana zakat kepada yang berhak

menerima. LAZIS Masjid Sabilillah mengadakan beberapa kegiatan

dalam penghimpunan dan zakat yaitu dengan mengadakan sosialisasi,

kerja sama dengan beberapa pihak, pemanfaatan rekening bank, dan

perekrutan muzakki. Untuk mempererat silaturrahim, LAZIS mengadakan

pertemuan antara pengurus, muzakki, dan mustahiq setiap satu bulan

sekali. Kemudian dalam penyaluran zakat bersifat konsumtif dan

produktif. Namun, dalam penyaluran dana untuk modal usaha tidak

(21)

13

langsung dari dana zakat saja melainkan gabungan antara dana zakat dan

wakaf.13

Ketiga”Mekanisme Penghimpuan dan Pendistribusian Zakat,

Infaq, dan Shadaqah (ZIS) untuk Anak Yatim Piatu pada Divisi Sosial

Baitil Maal di KJKS BMT Muamalat Limpung.”ditulis oleh Yumrotul

Khasanah. Dari hasil penelitian yang didapat peneliti berdasarkan teori

dan hasil penelitian lapangan, dapat disimpulkan bahwa KJKS BMT

Muamalat Limpung dalam mekanisme penghimpunan dan pendistribusian

dana Zakat, Infaq dan Shodaqoh (ZIS) dihimpun langsung dari para

anggota karyawan, keluarga dan masyarakat sekitar melalui berbagai

proses sosialisasi yang dilakukan oleh Divisi Khusus Baitul Maal.14

Keempat “Efektifitas Penyaluran Zakat dalam Meningkatkan

Pendapatan Mustahiq pada LAZNAS Bangun Sejahtera Metra BSM

Ummat”ditulis oleh Khoirul Anam. Dari hasio penelitian ini yang

disimpulkan bahwa pola penyaluran zakat yang dilakukan adalah dalam

bentuk pemberdayaan (produktif) yang disertai target kemandirian

ekonomi bagi mustahiq serta mengupayakan adanya peningkatan

pendapatan bagi mustahiq.15

Kelima Analisis “Penyaluran Dana Hibah Dan Infak Pada Usaha

Mikro (Studi Pada Baitul Maal Hidayatullah Cabang 13 Surabaya)”ditulis

13 Nurul Isnaini Lutviana. Evaluasi Penghimpunan dan Penyaluran Dana Zakat (Studi pada LAZIS Masjid Sabilillah Malang Tahun 2006-2008).Skripsi, (Malang : UIN Maliki 2011).

14 Yumrotul Khasanah. Mekanisme Penghimpuan dan Pendistribusian Zakat, Infaq, dan Shadaqah (ZIS) untuk Anak Yatim Piatu pada Divisi Sosial Baitil Maal di KJKS BMT Muamalat Limpung.

Skripsi, (Semarang : IAIN Walisongo, 2011).

(22)

14

oleh Moch Zulfikar . Hasil dari penelitian ini dapat dipaparkan bahwa

konsep dan model yang digunakan dalam penyaluran dana hibah dan infak

adalah dengan menggunakan sistem pembiayaan (Bina Usaha Mandiri).

Sedangkan untuk proses penyaluran dananya adalah dengan melakukan

surve pada pengusaha yang ingin mengembangkan usaha mikro (bantuan

pemberdayaan) dan yang ingin mempunyai usaha yang ada disekitar

lingkungan BMH (pembiayaan syariah).16

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya yakni

terletak pada objek dan fokus penelitian, skripsi yang berjudul

Pengelolaan dan Pendistribusian Dana Zakat, Infaq dan Shadaqah Pada

PKPU Semarang (Studi Kasus Pos Kemanusian Peduli Umat)”

menjelaskan tentang mekanisme penyaluran dana zakat pada PKPU

Semarang ditunjukan kearah produktif dan konsumtif, dengan cara

menentukan sasaran, menuangkan dalam program-program dan

pengangaran ke dalam program-program. Sedangkan yang kedua yang

berjudul Evaluasi Penghimpunan dan Penyaluran Dana Zakat (Studi pada

LAZIS Masjid Sabilillah Malang Tahun 2006-2008)”menjelaskan tentang

penghimpunan dana zakat LAZIS Masjid Sabilillah menggunakan

layanan jemput zakat atau sistem Door to Door ke rumah para muzakki.

Hal ini bertujuan untuk meningkatkan jumlah muzakki serta

mampu lebih mengoptimalkan penyaluran dana zakat kepada yang berhak

menerima. Yang ketiga dengan judul “Mekanisme Penghimpuan dan

(23)

15

Pendistribusian Zakat, Infaq, dan Shadaqah (ZIS) untuk Anak Yatim

Piatu pada Divisi Sosial Baitil Maal di KJKS BMT Muamalat Limpung”

menjelaskan tentang KJKS BMT Muamalat Limpung dalam mekanisme

penghimpunan dan pendistribusian dana Zakat, Infaq dan Shodaqoh (ZIS)

dihimpun langsung dari para anggota karyawan, keluarga dan masyarakat

sekitar melalui berbagai proses sosialisasi yang dilakukan oleh Divisi

Khusus Baitul Maal.

Yang keempat yang berjudul “Efektifitas Penyaluran Zakat dalam

Meningkatkan Pendapatan Mustahiq pada LAZNAS Bangun Sejahtera

Metra BSM Ummat” menjelaskan tentang pola penyaluran zakat yang

dilakukan adalah dalam bentuk pemberdayaan (produktif) yang disertai

target kemandirian ekonomi bagi mustahiq serta mengupayakan adanya

peningkatan pendapatan bagi mustahiq. Yang terakhir yaitu kelima

dengan judul “Penyaluran Dana Hibah Dan Infak Pada Usaha Mikro

(Studi Pada Baitul Maal Hidayatullah Cabang 13 Surabaya)” menjelaskan

tentang konsep dan model yang digunakan dalam penyaluran dana hibah

dan infak adalah dengan menggunakan sistem pembiayaan (Bina Usaha

Mandiri). Dan untuk proses penyaluran dananya adalah dengan

melakukan surve pada pengusaha yang ingin mengembangkan usaha

mikro (bantuan pemberdayaan) dan yang ingin mempunyai usaha yang

ada disekitar lingkungan BMH (pembiayaan syariah).

Dari kelima karya tulis ilmiah di atas, meskipun sama-sama

(24)

16

pembahasan berbeda. Pada skripsi ini yang menjadi objek pembahasan

adalah analisis efektifitas penyaluran dana zakat dalam meningkatkan

pendidikan pada program beasiswa yatim prestasi di Yatim Mandiri

Surabaya.

E. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui penyaluran dana zakat pada program Beasiswa

Yatim Prestasi di Yatim Mandiri Cabang Surabaya.

2. Untuk mengetahui dan menganalisis efektivitas penyaluran dana

zakat dalam meningkatkan pendidikan pada program Beasiswa Yatim

Prestasi di Yatim Mandiri Cabang Surabaya.

F. Kegunaan Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat setidaknya

dalam dua (3) hal, yaitu:

1. Aspek Teoritis

Melatih ketajaman analisis dan menambah wawasan dan pengetahuan

seputar permasalahan yang diteliti. Dan sebagai bahan informasi yang

baik bagi penulis maupun pihak lain yang ingin mengetahui secara

mendalam tentang permasalahan tersebut.

2. Aspek Praktis

Dari hasil penulisan ini diharapkan Secara praktis penelitian ini

diharapkan dapat digunakan oleh para pengambil kebijakan suatu

(25)

17

kelembagaan dengan orientasi pemerataan penyaluran kepada

anak-anak yatim.

G. Definisi Operasional

Untuk menghindari penafsiran yang berbeda dan dikhawatirkan

keluar dari tujuan yang sebenarnya, maka penulis merasa perlu untuk

memberikan batasan terhadap permasalah yang akan dibahas, yaitu :

Untuk mempermudah pemahaman terhadap istilah kunci dalam

penelitian ini, maka peneliti menjelaskan maknanya sebagai berikut :

1. Efektifitas adalah Suatu ukuran yang menyatakan seberapa jauh

target (kuantitas, kualitas dan waktu) telah tercapai. Makin besar

presentase target yang dicapai, makin tinggi efektifitasnya. Dalam

penelitian ini yang menjadi tolak ukur adalah penyaluran bantuan

beasiswa yatim kepada seluruh anak-anak yatim yang mempunyai

prestasi bagus. Dan seberapa kebermanfaatan bagi anak-anak yatim

tersebut.

2. Penyaluran adalah Penyaluran dapat diartikan juga sebagai

rencana-rencana dan tindakan terpadu yang digunakan untuk mencapai

tujuan-tujuan dasar dari suatu organisasi bisnis maupun non bisnis yang

berkaitan dengan pendistribusian hasil penghimpunan dana zakat,

infaq dan shadaqah kepada para mustahiq dengan melalui berbagai

(26)

18

3. Zakat adalah Harta yang wajib dikeluarkan oleh seorang muslim atau

badan usaha untuk diberikan kepada yang berhak menerimanya sesuai

dengan syariat Islam.

4. Peningkatan Pendidikan adalah usaha yang ditujukan untuk

memberikan dan mengembangkan semua kemampuan, sikap, serta

tingkah laku seseorang yang sesuai dengan nilai atau norma yang

berahlak atau upaya mengembangkan kemampuan, sikap yang

berahlak disegala bidang untuk keberhasilan pendidikan.

5. Yatim Mandiri adalah salah satu lembaga nirlaba yang mengemban

visi dan misi untuk memandirikan anak yatim yang telah melakukan

berbagai langkah dan strategi, mulai dari kegiatan penghimpunan

dana Zakat, Infaq dan Shodaqoh (ZIS) dan Wakaf (Fundraising), serta

penyaluran (landing) yang dikemas dalam berbagai macam program

dalam rangka memandirikan dan pemberdayaan anak yatim, dan

kegiatan pengelolaan dana zakat, Infaq, Sedekah dan Wakaf

(ZISWAF).

6. Program Beasiswa Yatim Prestasi adalah program beasiswa

pendidikan bagi anak-anak yatim usia SD, SMP dan SMA sesuai

dengan syarat-syarat tertentu. Melalui program ini diharapkan

anak-anak yatim dapat termotivasi untuk lebih meningkatkan prestasinya,

baik dalam hal akademik maupun yang lainnya.

H. Metodologi Penelitian

(27)

19

pendekatan kualitatif, yakni penelitian yang berusaha untuk menuturkan

pemecahan masalah yang ada sekarang berdasarkan data-data dengan

menyajikan data, menganalisis dan menginterpretasikannya.

Penelitian kualitatif adalah penelitian yang ditujukan untuk

mendiskripsikan dan menganalisis fenomena, peristiwa, aktivitas sosial,

sikap, kepercayaan, persepsi, pemikiran orang secara individual maupun

kelompok. Beberapa deskripsi digunakan untuk menemukan

prinsip-prinsip dan penjelasan yang mengarah pada kesimpulan.

1. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini dilakukan di Kantor Yayasan Yatim Mandiri

Cabang Surabaya, Jl Bendul Merisi Selatan I/2A Surabaya. Pemilihan

lokasi karena Yatim Mandiri Cabang Surabaya merupakan salah satu

lembaga amil zakat yang mempunyai manajemen sendiri serta berfungsi

mengelola dana-dana sosial (zakat, infak dan sedekah) dari para donatur

(muzakki) yang kemudian disalurkan melalui berbagai program kepada

Anak-anak yatim atau kurang mampu (mustah}iq) untuk memenuhi

kebutuhan hidupnya

2. Jenis Penelitian

Berdasarkan pada obyek yang diteliti pada penelitian ini, maka

penelitian ini merupakan penelitian lapangan. Metode yang paling tepat

untuk digunakan adalah metode analisis kualitatif deskriptif. Sedangkan

defenisi metode kualitatif adalah:17

(28)

20

Menurut Bogdan dan Taylor, metodologi kualitatif adalah

prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata

tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.

Pendekatan kualitatif ini diarahkan pada latar dan obyek penelitian secara

holistik, sehingga tidak boleh mengisolasi individu atau organisasi ke

dalam variabel atau hipotesis, tetapi perlu memandangnya sebagai bagian

dari suatu keutuhan.

3. Data dan Sumber data

Data yang diperlukan dalam penelitian ini, berupa laporan

keuangan, dokumentasi-dokumentasi, program-program dan media yang

diterbitkan oleh Yatim Mandiri Cabang Surabaya. Adapun sumber data

yang digunakan dalam penelitian ini adalah sumber data primer dan

sumber data skunder.

a) Sumber Data Primer

Sumber data primer diperoleh peneliti secara langsung dari

lapangan, yaitu dengan menggunakan metode wawancara dengan

informan dan hasil dokumentasi. Data primer diperoleh dari Yatim

Mandiri Cabang Surabaya berupa laporan keuangan,

dokumentasi-dokumentasi seperti laporan perkembangan ekonomi, media yang

diterbitkan oleh Yatim Mandiri Cabang dan hasil wawancara dengan

divisi program terkait program Beasiswa Yatim Prestasi di Yatim

(29)

21

b) Sumber Data Sekunder

Sumber data sekunder merupakan data penguat data primer, yang

berupa laporan-laporan,buku, atau media lainnya. Dalam penelitian ini

data sekunder berupa data-data yang didapat dari bahan pustaka dan

dokumentasi.18

c) Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data ditinjau dari segi cara atau teknik

pengumpulannya dapat dilaksanakan dengan interview (wawancara),

observasi (pengamatan), dan bahan dokumenter atau gabungan dari ketiga

jenis tersebut.

1. Observasi

Salah satu pengumpulan data primer, yang sangat bermanfaat,

sistematik dan selektif dalam mengamati fenomene yang terjadi. Dalam

metode observasi ini peneliti mengamati kegiatan dalam program

beasiswa yatim prestasi di Yatim Mandiri Cabang Surabaya.

2. Wawancara

Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu.

Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara

(interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara

(interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu. Dalam hal

ini peneliti melakukan wawancara secara langsung kepada pimpinan

Yatim Mandiri Cabang Surabaya, bagian funding dan landing, dan

18 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja

(30)

22

Karyawan guna memperoleh data yang diharapkan.

3. Dokumentasi

Metode dokumentasi yaitu teknik pengumpulan data yang tidak

langsung ditujukan pada subyek penelitian, namun melalui

dokumen-dokumen yang berhubungan dengan penyaluran dana zakat dalam

meningkatkan pendidikan pada program Beasiswa Yatim Prestasi di

Yatim Mandiri Cabang Surabaya.

d) Teknik Pengolahan Data

Keperluan untuk mengolah data menjadi sangat penting apabila

data telah terkumpul banyak. Data yang telah terkumpul kemudian

dipilah disesuaikan dengan keperluan yang hendak ditulis. Oleh sebab itu,

teknik pertama dalam pengolahan data dikenal dengan editing yaitu

data-data yang ada disesuaikan, diselaraskan, orisinil dan jelas. Teknik kedua

adalah proses organizing yaitu mengatur dan menyusun data sedemikian

rupa sehingga dapat dideskripsikan.19

e) Teknik Analisis Data

Analisis data adalah menguraikan atau memecahkan suatu

keseluruhan menjadi bagian atau komponen yang lebih kecil. Menurut

Masri dan Sofian, analisis data adalah proses penyederhanaan data ke

dalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan diinterpretasikan. Teknik

yang digunakan dalam penelitian ini adalah, deskripsi analisis yaitu

menggunakan atau melukiskan secara sistematis, faktual dan aktual

(31)

23

mengenai fakta-fakta, sifta-sifat hubungan antar fenomena yang diteliti.

Diskripsi disini dimaksudkan untuk menggambarkan secara jelas

efektifitas penyaluran dana zakat yang diterapkan di Yatim Mandiri

Cabang Surabaya untuk meningkatkan pendidikan anak-anak yatim.

I. Sistematika Penulisan

Penulisan skripsi ini terdiri dari V (lima) bab yang dijabarkan

sebagai berikut :20

Bab satu pendahuluan merupakan bab yang akan menguraikan

mengenai latar belakang masalah serta alasan memilih judul dan

gambaran dari permasalahan yang diteliti. Permasalahan yang sudah

tergambar, dirumuskan dalam rumusan masalah, setelah itu disusun

tujuan penelitian yang merupakan hasil yang diinginkan. Kegunaan hasil

penelitian untuk mengetahui manfaat penelitan ini. Definisi operasional

untuk membatasi istilah-istilah dalam judul penelitian yang bermakna

umum atau luas. Kajian pustaka untuk menghindari kesalahpahaman dan

untuk memperjelas permasalahan yang penulis angkat. Kerangka

pemikiran untuk memberikan gambaran penelitian. Adapun sistematika

penulisan yaitu susunan skripsi secara keseluruhan.

Bab dua berisi tentang landasan teori yang merupakan hasil telaah

dari beberapa literatur yang digunakan sebagai pisau analisis terhadap

data, tujuan proses untuk membuka wawasan cara berfikir dalam

memahami dan menganalisis fenomena yang ada. Bab ini juga memuat

(32)

24

tentang teori penyaluran dana zakat

Bab tiga berisi tentang gambaran umum profil Yatim Mandir

Cabang Surabaya yang meliputi; sejarah pendirian, tempat operasional,

visi, misi, legalitas pendirian, struktur organisasi dan penyaluran dana

zakat.

Bab empat merupakan laporan penelitian, terdiri dari gambaran

umum penelitian, gambaran mekanisme penyaluran dana zakat dalam

meningkatkan pendidikan pada program Beasiswa Yatim Prestasi di

Yatim Mandiri Cabang Surabaya. Selanjutnya adalah analisis data dengan

berlandaskan pada teori di bab II serta pengolahan data dengan metode

penelitian pada bab III, sehingga akan memberikan jawaban-jawaban dari

pertanyaan yang telah disebutkan dalam rumusan masalah.

Bab lima berisi tentang penutup, yang di dalamnya memuat

kesimpulan dan saran yang merupakan upaya memahami

(33)

25 BAB II

KERANGKA TEORITIS

A. Efektivitas

1. Pengertian Efektivitas

Efektif berasal dari kata bahasa Inggris effective yang artinya

berhasil. Sesuatu yang dilakukan berhasil dengan baik. Robbins yang

dikutip oleh Ismail mendefinisikan efektivitas sebagai tingkat pencapaian

organisasi jangka pendek dan jangka panjang.1 Efektivitas berarti

menjalankan pekerjaan yang benar. Efektivitas berarti kemampuan untuk

memilih sasaran yang tepat. Seorang manajer yang efektif adalah manajer

yang memilih pekerjaan yang benar untuk dijalankan.

Menurut Kurniawan, efektif adalah suatu ukuran yang

menyatakan seberapa jauh target (kuantitas,kualitas dan waktu) yang

telah dicapai oleh manajemen, yang mana target tersebut sudah

ditentukan terlebih dahulu. Ataupun Efektivitas adalah suatu ukuran yang

menyatakan seberapa jauh target (kuantitas,kualitas dan waktu) telah

tercapai. Dimana makin besar persentase target yang dicapai, makin

tinggi efektivitasnya”.2

1 Ismail Nawawi,Manajemen Publik Kajian Teori, Reformasi, Strategi dan Implementasi (Jakarta:

CV Dwiputra Pustaka Jaya, 2010), 258.

(34)

26

Kriteria atau ukuran efektif ada tiga yaitu :

1. Kejelasan tujuan yang hendak dicapai, hal ini dimaksdukan supaya

karyawan dalam pelaksanaan tugas mencapai sasaran yang terarah dan

tujuan organisasi dapat tercapai.

2. Kejelasan strategi pencapaian tujuan, telah diketahui bahwa strategi

adalah “pada jalan” yang diikuti dalam melakukan berbagai upaya

dalam mencapai sasaran-sasaran yang ditentukan agar para

implementer tidak tersesat dalam pencapaian tujuan organisasi.

3. Sistem pengawasan dan pengendalian yang bersifat mendidik

mengingat sifat manusia yang tidak sempurna maka efektivitas

organisasi menuntut terdapatnya sistem pengawasan dan

pengendalian.

4. Kepuasan kerja, tingkat perasaan konsumen setelah membandingkan

antara apa yang dia terima dan harapannya. Jika merasa puas dengan

nilai yang diberikan oleh produk atau jasa, sangat besar

kemungkinannya menjadi pelanggan dalam waktu yang lama.

B. Konsep Zakat dalam Islam

1. Pengertian Penyaluran Dana Zakat

Dalam ilmu ekonomi distribusi mengandung arti pembagian atau

penyaluran sesuatu kepada orang atau pihak lain.3 Teori distribusi

diharapkan dapat mengatasi masalah distribusi pendapatan antara

3 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai

(35)

27

berbagai kelas dalam masyarakat. Teori ekonomi modern tentang

distribusi merupakan suatu teori yang menetapkan harga jasa produksi.4

Muhammad Anas Zarqa mengatakan ada bebarapa faktor yang

menjadi dasar redistribusi, yaitu: tukar menukar (exchange), kebutuhan

(needs), kekuasaan (power), sistem sosial dan nilai etika (sosial system

and ethical values). Sejalan dengan sistem pertukaran antara lain,

seseorang memeroleh pendapatan yang wajar dan adil sesuai dengan

kinerja dan kontribusi yang diberikan.5

Menurut Syafi’i Antonio, pada dasarnya Islam memiliki dua

sistem distribusi utama, yakni distribusi secara komersial dan mengikuti

mekanisme pasar serta sistem distribusi yang bertumpu pada aspek

keadilan sosial masyarakat. Sistem distribusi pertama bersifat komersial,

berlansung melalui proses ekonomi.

Adapun sistem yang kedua, yakni berdimensi sosial, yaitu Islam

menciptakannya untuk memastikan keseimbangan pendapatan di

masyarakat. Mengingat tidak semua orang mampu terlibat dalam proses

ekonomi, misalnya yatim piatu, orang jompo, dan cacat tubuh, maka

Islam memastikan bagi mereka menerima zakat atau infak dan sedekah.

Keindahan lain sistem redistribusi dalam Islam adalah warisan. Dengan

warisan, Islam ingin memastikan bahwa aset dan kekuatan ekonomi tidak

boleh berpusat pada seseorang saja, betapa pun kayanya seseorang, jika

4 M. A. Mannan, Teori dan Praktik Ekonomi Islam, Terjemahan, M. Nastangin (Yogyakarta: PT.

Dana Bhakti Wakaf, 2009), 113.

5Rahmawati Muin, “Sistem Distribusi dalam Ekonomi Islam”, (Skripsi--UIN Alaudin, Makasar,

(36)

28

seorang bapak meninggal, maka anak, istri, ibu, dan kerabat lainnya akan

kebagian harta peninggalannya.

Dengan demikian, distribusi atau penyaluran adalah salah satu

cara untuk menciptakan pemerataan pendapatan dan mengurangi

kesenjangan antara orang miskin dengan orang kaya, sehingga tercipta

kehidupan yang sejahtera sebagaimana yang dicita-citakan Islam. Fazlur

Rahman menjelaskan bahwa Islam menghendaki distribusi yang adil

dengan memberikan kesamaan pada manusia dalam berusaha

mendapatkan kekayaan tanpa memandang kasta (kelas), kepercayaan dan

warna kulit.6 Sebab penyaluran atau distribusi dalam ekonomi Islam

mempunyai tujuan, yakni agar kekayaan tidak menumpuk pada sebagian

kecil masyarakat, tetapi selalu beredar dalam masyarakat. Keadilan

distribusi menjamin terciptanya pembagian yang merata dalam

kemakmuran, sehingga memberikan kualitas kehidupan yang lebih baik.

2. Dasar Hukum Zakat

Seseorang yang mengeluarkan zakat, berarti dia telah

membersihkan diri, jiwa dan hartanya. Dia telah membersihkan jiwanya

dari penyakir kikir dan membersihkan hak orang lain yang ada di dalam

hartanya. Orang yang berhak menerimanya pun akan bersih jiwanya dari

penyakit dengki, iri hati terhadap orang yang mempunyai harta.7

6 Ruslan Abdul Ghofur Noor, Konsep Distribusi dalam Ekonomi Islam dan Format Keadilan

Ekonomi di Indonesia, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,2013), 83.

7 Umratul Khasanah, Manajemen Zakat Modern : Instrumen Pemberdayaan Ekonomi Umat

(37)

29

Dilihat dari satu segi, apabila seseorang mengeluarkan zakat,

maka hartanya akan berkurang. Tetapi jika dilihat dari sudut pandangan

agama islam, pahala akan bertambah dan harta pun berkembang karena zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka dan mendoalah untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka. dan Allah Maha mendengar lagi Maha mengetahui.

Penjelasan Surat At-Taubah ayat 103 diatas adalah Maksudnya:

zakat itu membersihkan mereka dari kekikiran dan cinta yang

berlebih-lebihan kepada harta benda ataupun zakat itu menyuburkan sifat-sifat

kebaikan dalam hati mereka dan memperkembangkan harta benda

mereka.9

8 Departemen Agama, al-Quran dan Terjemahan, (Jakarta: Departemen Agama, 2015), At-taubah

ayat 103.

9 Departemen Agama, al-Quran dan Terjemahan, (Jakarta: Departemen Agama, 2015), Ar-ruum

(38)

30

Artinya : Dan sesuatu Riba (tambahan) yang kamu berikan agar Dia bertambah pada harta manusia, Maka Riba itu tidak menambah pada sisi Allah. dan apa yang kamu berikan berupa zakat yang kamu maksudkan untuk mencapai keridhaan Allah, Maka (yang berbuat demikian) Itulah orang-orang yang melipat gandakan (pahalanya).

Penjelasan Surat Ar-Ruum ayat 39 di atas adalah zakat yang

dikeluarakan karena Allah Swt akan melipatgandakan pahala. Pahala

sudah jelas milik kita, karena sebab bencana umpamanya atau karena

sebab-sebab lainnya. Dengan kata lain dapat dikatakan bahwa apa yang

sudah kita infakkan, itulah sebenarnya milik kita, sedangkan yang

selebihnya belum tentu.

Tidak jauh beda dalam masalah penyaluran dana zakat, dimana

kesejahteraan menjadi tujuan utama. Oleh karena itu, dana hasil dari

penghimpunan zakat dari para muzakki harus disalurkan kepada

pihak-pihak yang sudah dtentukan dalam Islam melalui firman Allah pada surat

at-Taubah ayat 60;10

Artinya : Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir, orang-orang miskin, pengurus-pengurus zakat, Para mu'allaf yang dibujuk hatinya, untuk (memerdekakan) budak, orang-orang yang berhutang, untuk jalan Allah dan untuk mereka yuang sedang dalam perjalanan, sebagai suatu ketetapan yang diwajibkan Allah, dan Allah Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana.

(39)

31

Penjelasan Surat At-Taubah Ayat 60 di atas adalah yang berhak

menerima zakat ialah: 1) orang fakir adalah orang yang Amat sengsara

hidupnya, tidak mempunyai harta dan tenaga untuk memenuhi

penghidupannya. 2) orang miskin adalah orang yang tidak cukup

penghidupannya dan dalam keadaan kekurangan. 3) Pengurus zakat

adalah orang yang diberi tugas untuk mengumpulkan dan membagikan

zakat. 4) Muallaf adalah orang kafir yang ada harapan masuk Islam dan

orang yang baru masuk Islam yang imannya masih lemah. 5)

memerdekakan budak adalah mencakup juga untuk melepaskan Muslim

yang ditawan oleh orang-orang kafir. 6) orang berhutang adalah orang

yang berhutang karena untuk kepentingan yang bukan maksiat dan tidak

sanggup membayarnya.

Adapun orang yang berhutang untuk memelihara persatuan umat

Islam dibayar hutangnya itu dengan zakat, walaupun ia mampu

membayarnya. 7) pada jalan Allah (sabilillah) adalah untuk keperluan

pertahanan Islam dan kaum muslimin. di antara mufasirin ada yang

berpendapat bahwa fisabilillah itu mencakup juga

kepentingan-kepentingan umum seperti mendirikan sekolah, rumah sakit dan lain-lain.

8 orang yang sedang dalam perjalanan yang bukan maksiat mengalami

kesengsaraan dalam perjalanannya.

Pada penafsiran di atas kata ءارقف ل yaitu termasuk mereka yang

tidak dapat menemukan peringkat ekonomi untuk mencukupi, نيكسملا

(40)

32

ي ع ني معلا yaitu, mereka yang bertugas menarik zakat, yang

menyalurkan, juru tulis, dan yang mengumpulkannya, ب ق ةفلؤملا yaitu,

para muallaf yang dibujuk hatinya supaya mau masuk Islam atau untuk

memantapkan keislaman mereka, atau supaya mau masuk Islam orang

orang yang serupa dengannya, agar supaya mereka melindungi kaum

muslim, قرلاا ىف yaitu, para hamba sahaya yang berstatus mukatab

نيمر غلا yaitu, mereka yang mempunyai hutang dengan syarat hutang

mereka itu bukan untuk tujuan maksiat, ه ليبس يف yaitu, mereka yang

berjuang di jalan Allah akan tetapi tidak ada orang yang membayarnya,

meskipun mereka termasuk orang-orang yang berkecukupan, ليبسلا نبا

yaitu, mereka yang kehabisan bekalnya.11

3. Rukun dan Syarat Zakat

1) Rukun Zakat

Rukun zakat ialah mengeluarkan sebagian dari nishab (harta),

dengan melepaskan kepemilikan terhadapanya, menjadikannya

sebagai milik orang fakir, dan menyerahkannya kepadanya atau harta

tersebut diserahkan kepada wakilnya, yakni imam atau orang yang

bertugas untuk memungut zakat.

2) Syarat Zakat

Zakat mempunyai beberapa syarat wajib dan syarat sah.

Menurut kesepakatan ulama, syarat wajib zakat adalah merdeka,

11 Dr. Wahbah Al-Zuhayly, Zakat Kajian Berbagai Mazhab, (Bandung : PT Remaja Rosdakarya,

(41)

33

muslim, baligh, berakal, kepemilikan harta yang penuh, mencapai

nisab, dan mencapai hawl.

1) Syarat wajib zakat, yakni kefarduannya, ialah sebagai berikut :12

a. Merdeka

Menurut kesepakatan ulama, zakat tidak atas hamba sahaya karena

hamba sahaya tidak mempunyai hak milik. Tuannyalah yang memiliki

apa yang ada di tangan hambanya. Begitu juga, mukatib (hamba

sahaya yang dijanjikan akan dibebaskan oleh tuannya dengan cara

menebus dirinya).

b. Islam

Menurut ijma’ zakat tidak wajib atas orang kafir karena zakat

merupakan ibadah mahdhah yang suci sedangkan orang kafir bukan

orang yang suci. Mazhab syafi’I berbeda dengan mazhab-mazhab yang

lainnya, mewajibkan orang murtad untuk mengeluarkan zakat

hartanya sebelum riddah-nya terjadi, yakni harta yang dimiliknya

ketika dia masih menjadi seorang muslim.

c. Baligh dan Berakal

Keduanya dipandang sebagai syarat oleh mazhab hanafi. Dengan

demikian, zakat tidak wajib diambil dari harta anak kecil dan orang

gila sebab keduanya tidak termasuk dalam ketentuan orang yang

wajib mengerjakan ibadah, seperti salat dan puasa, sedangkan

menurut jumhur, keduanya bukan merupakan syarat. Oleh karena itu,

12

(42)

34

zakat wajib dikeluarkan dari harta anak kecil dan orang gila. Zakat

tersebut dikeluarkan oleh walinya.

d. Harta yang dikeluarkan adalah harta yang wajib dizakati

Harta yang mempunyai criteria ini ada lima jenis, yaitu uang, emas,

perak, baik terbentuk uang logam maupun uang kertas, barang

tambang dan barang temuan, barang dagangan, hasil tanaman dan

buah-buahan dan menurut jumhur ulama binatang ternak yang

merumput sendiri atau menurut mazhab maliki, binatang yang diberi

makan oleh pemiliknya.

e. Harta yang dizakati telah mencapai nisab atau senilai dengannya.

Maksudnya ialah nisab yang ditentukan oleh syara’ sebagai tanda

kayanya seseorang dan kadar-kadar berikut yang mewajibkannya

zakat. Penjelasan mengenai nisab-nisab yang ditentukan oleh syara’

akan dijelaskan dalam pembahasan mengenai harta-hatta yang

dizakati.13

f. Harta yang dizakati adalah milik penuh

Zakat tidak diwajibkan atas tanaman yang tumbuh di tanah yng

mubah sebab tanah tersebut tidak dimiliki. Harta yang didapatkan

dari pinjaman (utang) ini hanya wajib dizakati oleh pemiliknya yang

asli.

g. Kepimilikan harta yang mencapai setahun, menurut hitungan

tahun qamariah

(43)

35

Menurut mazhab hanafi, nisab disyaratkan harus sempurna antara dua

sisi tahun, baik pada pertengahan tahun tersebut terdapat bulan yang

nisab hartanya sempurna maupun tidak. Dengan demikian, permulaan

tahun, kemudian harta tersebut tetap utuh sampai berakhirnya tahun

tersebut, dia wajib mengeluarkan zakat.

h. Harta tersebut bukan merupakan hasil utang

Utang yang berkaitan dengan hak para hamba mencegah kewajiban

zakat, baik uatang karena allah, seperti zakat dan pajak bumi, maupun

utang untuk manusia, kendatipun utang tersebut disertai dengan

jaminan, karena kapan pun pemberi utang yang mendapat jaminan

berhak mengambil hartanya dari pengutang (atau pemberi

jaminan),merupakan utang yang ditangguhkan, atau utang tersebut

berupa mahar yang ditangguhkan dari seorang istri yang akan

dicerai,atau bahkan utang tersebut merupakan nafkah yang mesti

diputuskan oleh kadi atau perasaan saling memaafkan.14

2) Syarat-syarat sah pelaksanaan zakat

a. Niat

Para fuqaha sepakat bahwa niat merupakan syarat pelaksanaan zakat.

Pendapat ini berdasarkan sabda nabi saw berikut pada dasarnya,

amalan-amalan itu dikerjakan dengan niat. Pelaksanaan zakat

termasuk salah satu amalan. Ia merupakan ibadah seperti halnya

14

(44)

36

bsalat. Oleh karena itu, ia memerlukan adanya niat untuk

membedakan antara ibadah yang fardhu dan nafilah.

b. Tamlik (memindahkan kepemilikan harta kepada penerimanya)

Tamlik menjadi syarat sahnya pelaksanaan zakat, yakni harta zakat

diberikan kepada mustahiqq. Dengan demikian, seseorang tidak boleh

memberikan makan (kepada mustahiqq), kecuali dengan jalan

tamlik.mazhab hanafi berpendapat bahwa zakat tidak boleh

diserahkan kepada orang gila atau anak kecil yang belum mumayyiz.

Kecuali, jika harta yang diberikan tersebut diambil oleh orang yang

berwenang mengambilnya, misalnya ayah, washiy (yang diberi

wasiat) atau yang lainnya.

4. Undang-undang pengelolaan dana zakat

Di dalam pengelolaan dana zakat, fuqaha’ menekankan tanggung

jawab pemerintah dalam mengumpulkan zakat, menyalurkannya dengan

cara yang hak pula, dan menghalanginya dari hal-hal yang batil.15 Jadi

sangat jelas bahwa peran pemerintah dalam masalah pengelolaan zakat

sangat diperlukan agar supaya implimentasinya dapat berjalan dengan

baik. Namun apabiala pemerintah tidak mau untuk melaksanakan sendiri,

maka perlu adanya pembentukan badan, instansi-instansi, asosiasi atau

panitia yang bertanggung jawab terhadap masalah ini. Semua ini harus

ada di bawah pengawasan pemerintah langsung melalui

perundang-undangan yang diberlakukan. Karena pengelolaan dana zakat meliputi

(45)

37

penghimpunan dan penyaluran kepada pihak-pihak yang berhak

menerimanya, maka akan menjadi penting adanya perundang-undangan

untuk sebuah lembaga pengelola zakat agar tidak berjalan dengan caranya

sendiri-sendiri. Saat ini sudah ada beberapa ketentuan yang menjadi

landasan hukum bagi lembaga pengelola dana zakat. Adapun

perundang-undangan yang mengatur masalah ini, yaitu; undang-undang nomor 38

tahun 1999 tentang pengelolaan zakat. Undang-undang nomor 17 tahun

2000 tentang perubahan ketiga atas undang-undang nomor 7 tahun 1983

tentang pajak penghasilan.

Keputusan Mentri Agama nomor 581 tahun 1999 tentang

pelaksanaan undang-undang nomor 38 tahun 1999 tentang pengelolaan

zakat kemudian diganti dengan undang-undang No 23 tahun 2011 tentang

pengelolan dana zakat.16

5. Golongan yang Berhak Menerima Zakat

a. Fakir adalah orang yang tidak mempunyai harta dan usaha atau

mempunyai harta dan usaha tapi kurang dari seperdua dari

kebutuhannya, dan tidak ada orang yang memberi belanja.17

b. Miskin adalah Orang miskin juga sama halnya dengan fakir, yaitu

sama-sama mendapatkan manfaat dari dana zakat. Miskin dalam

pengertian yang sederhana adalah mencakup semua orang yang

lemah dan tidak berdaya. Oleh karenanya ulama mengkategorikan

16

M. Arief Mufraini, Akuntansi dan Manajemen Zakat…….,155.

17 Ismail Nawawi, Zakat dalam Perspektif Fiqih, Sosial, dan Ekonomi, (Surabaya: Putra Media,

(46)

38

orang miskin yang lebih berhak mendapatkan manfaat dana zakat

terdiri dari tiga golongan, diantaranya;1) orang yang fakir dan

miskin yang lemah, 2) orang-orang fakir dan miskin yang tidak

pernah memint-minta, 3) orang-orang yang tekun menuntut

ilmu.18

c. Amil Zakat adalah orang yang secara aktif ikut serta dalam

mengumpulkan, menyimpan, menjaga, dan membagikan dana

zakat kepada pihak-pihak yang berhak menerimanya secara syar’i.

Demikian juga meraka yang melakukan pekerjaan administrasi,

akuntansi, dan dakwah yang khusus berkaitan dengan zakat.

d. Muallaf adalah Orang yang baru masuk Islam atau kelompok yang

memiliki kometmen yang tinggi dalam memperjuangkan dan

menegakkan Islam. Mereka mendapatkan dana zakat untuk

melembutkan hatinya dan untuk mencegah kejahatan orang

non-muslim terhadap kaum non-muslimin.19

e. Hamba dalam bahasa lain adalah riqab yang punya arti mukatab,

yaitu budak belian yang diberi kebebasan usaha mengumpulkan

kekayaan agar dapat menebus dirinya untuk merdeka.

f. Gharim adalah orang-orang yang harta bendanya tergadai dalam

hutang, dengan syarat bahwa mereka berhutang bukan untuk

18 Umratul Khasanah, Manajemen Zakat Modern : Instrumen Pemberdayaan Ekonomi Umat

(Malang: UIN-MALIKI PRESS, 2014), 40.

(47)

39

keperluan maksiat dan bukan juga untuk bermewah-mewah atau

sebab menuju kemewahan.20

g. Sabilillah adalah jalan yang dapat menyampaikan sesuatu pada

keridhaan Allah baik berupa ilmu maupun amal. Pada zaman

sekarang ini konsep sabilillah dapat diartikan untuk membiayai

syiar Islam dan mengirim mereka ke lokasi non muslim atau

tempat minoritas muslim guna menyiarkan agama Islam yang

dilaksankan oleh lembaga-lembaga yang cukup teratur dan

terorganisir.21

h. Ibnu sabil adalah sebagai orang yang melakukan perjalanan yang

bukan bertujuan untuk bermaksiat. Selain itu, dapat diartikan juga

sebagai orang yang bepergian dan kehabisan bekal, serta terpisah

dari harta bendanya, juga karena kerusuhan yang kemudian

meninggalkan harta bendanya.

6. Sistem Organisasi Pengelolaan Dana Zakat

Dana zakat mempunyai arti yang sangat signifikan dalam

mengatasi masalah sosial-ekonomi umat (masyarakat) pada waktu itu.

Hal ini bisa terjadi kareana pada waktu itu pengelolaan zakat melibatkan

peran langsung khalifah (Negara). Lembaga-lembaga amil zakat yang ada

seluruhnya berada dalam satu atap koordinasi dan sinergi yang

dikembangkan melalui peran Negara. Akibatnya, akumulasi dana zakat

(48)

40

dimanfaatkan untuk memecahkan masalah kemiskinan dan pengangguran

secara agregat.22

Dengan demikian dana zakat merupakan dana kepercayaan yang

dibatasi oleh sumber zakat itu. Dana itu harus dikumpulkan dan

selanjutnya didistribusikan sesuai sasaran yang telah diketahui dan

direncanakan. Mengingat zakat adalah dana kepercayaan maka

pengelolaan dana tersebut harus ditumpukan pada proses pertanggung

jawaban agar para sumber dana yakin bahawa dana zakat yang

dikeluarkan didistribusikan dan dimanfaatkan sesuai dengan syarriah.

a. Unsur-unsur dalam zakat

1. Jenis-jenis zakat

2. Dana zakat

3. Orang-orang yang wajib membayar zakat (muzakki)

4. Orang-orang yang berhak menerima zakat (mustahiq)

5. Orang-orang yang mengelola zakat (lembaga amil zakat)

6. Funsi pengelolaan, pendayagunaan, dan pertanggungjawaban dana

zakat.

Berdasarkan unsur-unsur tersebut, maka pengelolaan zakat perlu

ditangani oleh lembaga amil zakat. LAZ ini mampu nmembawa manfaaat

bagi masyarakat (umat islam) khususnya kaum dhuafa yang berhak atas

dana zakat. Manafaat tersebut dapat membantu, mendorong dan membina

kaum dhuafa sehingga mereka bisa memenuhi tuntutan pokok hidupnya

22

(49)

41

dan keluar dari kesulitan ekonomi dengan mendesak para muzakki untuk

memenuhi kewajiban zakat.23

b. Manajemen organisasi pengelola zakat

Manajemen adalah ilmu dan seni yang sangat penting yang telah

merasuki dan mempengaruhi hamper seluruh aspek kehidupan. Dengan

manajemen manusia mampu mempraktikkan cara-cara efektif dalam

pelaksanaan pekerjaan. Begitu halnya dalam pengurusan zakat,

manajemen dapat dimanfaatkan untuk merencanakan, menghimpun,

mendayagunakan dan mengembangkan perolehan dana zakat secara

efektif dan efisien.24

Unsur dan fungsi manajemen dibedakan dalam tiga aspek, yakni :

cakupan manajemen, unsur dan fungsi manajemen dan orientasi

manajemen. Cakupan manajemen adalah aplikasi manajemen yang

menyentuh semua dimensi kegiatan ekonomi dan bisnis dalam berbagai

sector seperti perindustrian, perdagangan, pemerintahan, peternakan,

pertanian, trasportasi, perbankan, perhotelan, kesejahteraan sosial,

perusahaan jasa dan dimensi kegiatan ekonomi lain beserta seluruh

aspeknya.

Dalam pengelolaan zakat, pengumpulan dan pendistribusian zakat

merupakan dua hal yang sama pentingnya. Namun, Al-Qur’an lebih

memperhatikan masalah pendistribusiannya. Hal ini mungkin disebabkan

pendistribusian mencakup pula pengumpulan. Apa yang akan

(50)

42

didistribusikan jika tidak ada sesuatu yang harus lebih dahulu

dikumpulkan atau diadakan. Zakat tidak begitu sukar dikumpulkan karena

muzakki lebih suka menyetor zakat daripada mununggu untuk dipungut,

sedangkan pendistribusiannya lebih sulit dan memerlukan berbagai sarana

dan fasilitas serta aktivitas pendataan dan pengawasan. Tanpa itu sangat

mungkin pendistribusian dana zakat diselewengkan atau kurang efektif.

Organisasi pengelola dana zakat terbagi kedalam dua jenis : Badan

Amil Zakat Nasional (BAZ) dan Lembaga Amil Zakat (LAZ). Struktur

organisasi BAZ dan LAZ disusun berdasarkan pada kebutuhan spesifik

masing-masing. Sebagai berikut Bagian penggerak dana, bagian

keuangan, bagian pendayagunaan, dan bagian pengawasan. Kecuali itu,

organisasi zakat juga harus memiliki komite penyaluran (lending

committee) dengan mekanisme agar dapat tersalurkan yang berhak. Tugas

pokok komite adalah menjadi dsaluran seleksi atas setiap distribusi dan

yang akan dilakukan sesuai dengan ketentuan syariah, prioritas distribusi

perlu disusun berdasarkan survey lapangan, baik dari sisi asnaf mustahiq

maupun program pemberdayaan (ekonomi, pendidikan, dakwah,

kesehatam, sosial, dsb).25

Ruang lingkup organisasi pengelola zakat mencakup perencanaan,

pengumpulan, pendayagunaan, dan pengendalian. Dengan demikian

manajemen keuangan pun bertugas membuat perencanaan kegiatan dan

anggaran, menentukan kebijakan umum dan menyusun petunjuk teknis

(51)

43

pengelolaan zakat, serta melakukan pengendalian atas penghimpunan,

penyaluran dan saldo dana. Selain itu, Baz dan LAZ harus mempunyai

rencana kerja yang disusun berdasarkan kondisi lapangan dan kemampuan

sumber daya lembaga. Dengan dimilikinya rencana kerja, maka akivitas

organisasi akan terarah.

Apabila kinerja yang baik seperti diharapkan telah tercapai,

sebagaimana lazimnya organisasi lain, BAZ, dan LAZ perlu

mengupayakan target yang lebih besar lagi. Masih ada tugas yang harus

diemban yaitu mengupayakan dan mengembangkan perbaikan

terus-menerus, khususnya dalam kualitas pelayanan dan cara-cara kerja. Hal ini

harus timbul dari kesadaran bahwa segala sesuatu terus mengalami

perubahan, dan perubahan itu harus dicermati dampak positifnya terhadap

kinerja organisasi.26

Salah satu hal yang paling sensitif dan kritis serta sangat perlu

diperhatikan adalah system akuntansi dan manajemen keuangan

organisasi amil zakat. Sebagai sebuah lembaga public yang mengelola

dana masyarakat, BAZ dan LAZ harus memiliki system akuntansi dan

manajemen keuangan yang abaik dan menimbulkan manfaat bagi

organisasi. Manfaat tersebut antara lain mewujudkan akuntabilitas dan

transparasi secara lebih mudah dilakukan sehingga berbagai laporan

keuangan dapat lebih mudah dibuat dengan akurat dan tepat waktu.

Keamanan dana akan relative lebih terjamin, Karena terdapat system

(52)

44

control yang jelas. System control ini akan membuat semua transaksi

lebih mudah ditelusuri sehingga seluruh proses keuangan dan transaksi

benar-benar efektif dan efisien.27

Aspek yang tidak kalah penting dalam pengelolaan zakat adalah

pengawasan melalui auditing. Seluruh neraca keuangan BAZ dan LAZ

harus terbuka untuk diaudit. Sebagai bagian dari penerapan prinsip

transparansi, diauditnya neraca keuangan baik oleh auditor internal

maupun eksternal sudah menjadi keniscayaan. Semua program kegiatan

yang telah dilakukan harus disampaikan kepada public, sebagai bagian

dari pertanggungjawaban dan transparasi pengelolaan. Caranya dapat

memalui media masa seperti surat kabar, majalah, bulletin, radio, TV,

dikirim langsung kepada para donator, atau ditempel di papan

pengumuman yang ada dikantor organisasi pengelola zakat yang

bersangkutan. Hal-hal yang perlu dipublikasikan antara lain laporan

keuangan, laporan kegiatan, nama-nama penerima bantuan, dsb.

Pengelolaan zakat sudah seharusnya memanfaatkan manajemen

sebagai sarana untuk mencapai tujuan penunaian zakat. Selain itu, ia juga

seharusnya menjalankan fungsi-fungsi manajemen agar kinerja

pengelolaan zakat dapat dicapai secara efektif dan efisien. Bahkan BAZ

dan LAZ pun dengan sendirinya dituntut untuk mempertajam orientasi

pengelolaan zakat agar dari waktu ke waktu kinerja pemberdayaan umat

melalui pemanfaatan dana zakat bisa berkembang secara lebih sehat dan

(53)

45

dampak positifnya semakin bisa dirasakan segenap masyarakat,

khususnya oleh muzakki dan mustahiq dan lebih jauh lagi peningkatan

kualitas kesejahteraan umat dan masyarakat pada umumnya.28

c. Prinsip organisasi pengelola zakat

Organisasi amil zakat didasarkan atas sekurang-kurangnya empat

prinsip. Pertama, independen artinya lembaga ini tidak mempunyai

ketergantungan kepada orang-orang tertentu atau lembaga lain. Lembaga

yang demikian akan lebih leluasa untuk memberikan pertanggung

jawaban kepada masyarakat donator. Kedua, netral artinya lembaga ini

didanai oleh masyarakat, berarti lembaga ini milik masyarakat, sehingga

dalam menjalankan aktivitasnya lembaga tidak boleh hanya

menguntungkan golongan tertentu saja (harus berdiri di atas semua

golongan).29

Ketiga, tidak diskriminatif artinya kekayaan dan kemiskinan

bersifat universal. Dimanapun, kapanpun, dan siapapun dapat nmenjadi

kaya atau miskin. Karena itu dalam penyaluran dananya, lembaga tidak

boleh mendasarkan pada perbedaan suku atau golongan, tetapi selalu

menggunakan parameter-parameternya yang jelas dan dapat

dipertanggungjawabkan, baik secara syariah maupun manajemen.

Agar organisasi zakat berjalan dengan baik, ia harus didukung oleh

sumber daya manusia yang memenuhi kualifikasi tertentu. Secara umum

kualifikasi amil adalah : muslim, amanah, jujur dan paham fikih zakat.

Gambar

Tabel. 1.1
Tabel. 1.2 Data penyaluran Beasiswa Yatim Prestasi
Tabel. 1.4  Penerimaan dan Penyaluran dana  zakat tahun 2013
Tabel 1.5 Penyaluran dana zakat untuk bimbingan belajar
+6

Referensi

Dokumen terkait

Teknik Pengolahan dan Analisis Data Telah dijelaskan bahwa penelitian ini akan mengungkapkan upaya pendidikan karakter pada anak usia dini oleh keluarga dengan demikian yang

Pada pengujian awal, sinyal kotak dengan frekuensi 1.2 Hz dan amplitudo 4.4V yang berasal dari rangkaian LM555 digunakan sebagai sinyal input, ditunjukkan pada Gambar

Estimasi arah sumber suara pada horizontal plane dalam ruang eksperimen pertama bernilai akurasi semakin tinggi untuk durasi sinyal suara yang panjang dan performansi

proses belajar mengajar media yang digunakan bukan hanya papan tulis dan spidol saja tetapi dapat menggunakan teknologi informasi yaitu berupa perangkat komputer baik

Bagi Pemerintah (Pokja Inklusi) diharapkan membentuk dan mengaktifkan saluran komunikasi antar GPK berupa KKG/MGMP; membuat komunikasi dengan lembaga lain dalam

Sekolah inklusif yang seharusnya memiliki guru pendamping khusus yang tugasnya untuk mendampingi siswa dengan kebutuhan khusus dalam pembelajarannya ini, belum

Bagan diatas menjelaskan bahwa Program Jamban Sehat merupakan intervensi kebijakan penanggulangan kemiskinan yang dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Sidoarjo

Untuk menentukan alternatif yang digunakan, pertama-tama yang harus dilakukan adalah membagi luas daerah tangkapan menjadi beberapa bagian sesuai dengan kondisi