• Tidak ada hasil yang ditemukan

Nilai Pendidikan Moral dalam Serat Suluk Bodho Karya KGPA Anom Amangkunagara V

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Nilai Pendidikan Moral dalam Serat Suluk Bodho Karya KGPA Anom Amangkunagara V"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo 79 Nilai Pendidikan Moral dalam Serat Suluk Bodho

Karya KGPA Anom Amangkunagara V

Oleh: Najib Irwanto

Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa

najib.irwanto88@gmail.com

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan nilai pendidikan moral dalam teks naskah Serat Suluk Bodho serta mendeskripsikan relevansi isi teks Serat Suluk Bodho dengan kehidupan sekarang. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan deskriptif kualitatif dengan teknik pustaka dan pendekatan filologis modern. Sumber data penelitian ini adalah Serat Suluk Bodho yang disimpan di perpustakaan Sana Pustaka Keraton Surakarta, data penelitian ini berupa syair tembang macapat dalam Serat Suluk Bodho. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan studi pustaka atau teknik pustaka. Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah teknik analisis konten (content analysis), sementara teknik penyajian hasil analisis data menggunakan teknik penyajian analisis informal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa di dalam Serat Suluk Bodho mengandung nilai pendidikan moral yang sangat berguna bagi kehidupan. Nilai pendidikan moral yang terdapat dalam Serat Suluk Bodho adalah sebagai berikut: 1. nilai pendidikan moral hubungan manusia dengan Tuhan, yang meliputi: a) memuji dan memberikan penghormatan kepada Tuhan, b) melaksanakan ibadah shalat, c) bersedekah, d) percaya pada sifat-sifat Tuhan, e) bersyukur, f) berdoa, g) bertaubat, h) jangan berburuk sangka pada Tuhan, 2. nilai pendidikan moral hubungan manusia dengan sesama manusia, yang meliputi: a) patuh pada nasihat guru, b) jangan bersikap sombong, c) bermusyawarah, d) saling menghormati, e) kasih sayang, f) perlunya belajar pada seorang guru, 3. nilai pendidikan moral hubungan manusia dengan dirinya sendiri, yang meliputi: a) sabar dan hati-hati, b) bersungguh-sungguh, c) jujur, d) waspada, e) bijaksana. Sementara nilai pendidikan moral dalam Serat Suluk Bodho yang masih relevan dengan kehidupan sekarang yakni memuji dan memberikan penghormatan kepada Tuhan, menjalankan ibadah shalat, percaya pada sifat-sifat Tuhan, musyawarah, kasih sayang, perlunya belajar pada seorang guru, sabar, bersungguh-sungguh, waspada.

Kata Kunci: nilai moral, Serat Suluk Bodho

Pendahuluan

Kondisi arus globalisasi yang begitu cepat merasuk ke dalam masyarakat terutama di kalangan generasi muda membawa pengaruh yang begitu kuat. Pengaruh globalisasi telah membuat banyak generasi muda kehilangan kepribadian diri sebagai bangsa Indonesia, hal tersebut dikarenakan tidak adanya filter atau penyaring yang dapat menangkal pengaruh-pengaruh negatif akibat kuatnya arus globalisasi sekarang ini. Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) yang semakin maju pesat selain membawa dampak positif tentunya juga membawa dampak yang negatif seperti semakin mudahnya pengaksesan situs-situs porno melalui jaringan internet, sehingga

(2)

Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo 80 masyarakat khususnya generasi muda sulit untuk memisahkan pengaruh yang baik dan buruk akibat arus globalisasi dan perkembangan teknologi. Oleh sebab itu, peneliti tertarik untuk mengkaji nilai-nilai pendidikan moral karena peran moral di tengah-tengah arus globalisasi sangat penting, yakni sebagai penangkal pengaruh negatif arus globalisasi dan perkembangan teknologi, serta sebagai pembangun generasi muda berbudi pekerti luhur dan berkarakter yang menjunjung tinggi nilai-nilai moral untuk diaplikasikan dalam aktifitas kehidupan sehari-hari.Karya sastra merupakan sarana yang mampu menjembatani dan memberikan alternatif yang baik untuk menyampaikan pesan moral, serta meneruskan tradisi kearifan lokal dari generasi ke generasi berikutnya. Wiyatmi (2006: 109) berpendapat bahwa karya sastra dapat menjadi media yang paling efektif untuk membina moral dan kepribadian suatu kelompok masyarakat.Nilai-nilai moral yang terdapat pada karya sastra disampaikan dengan cara yang berbeda-beda oleh pengarang ataupun penulisnya, ada yang disampaikan dengan jelas, runtut, dan terbuka tetapi ada pula yang disampaikan secara tersurat maupun tersirat. Pesan moral dapat mencakup seluruh persoalan hidup manusia, Nurgiyantoro (2012: 323-325) berpendapat bahwa persoalan hidup manusia dapat dibedakan lagi ke dalam tiga hubungan, yakni: (1) hubungan manusia dengan Tuhan, (2) hubungan manusia dengan sesama manusia, dan (3) hubungan manusia dengan dirinya sendiri.

Serat Suluk Bodho karya KGPA Anom Amangkunagara V merupakan salah satu karya naskah kuno yang di dalamnya berisikan tentang tembang. Peneliti tertarik untuk meneliti karya sastra yang berbentuk naskah kuno berupa serat, karena pada umumnya karya sastra yang berwujud serat menyimpan nilai seni, baik dalam bentuk tulisan maupun penyampaiannya. Dalam kajian ini, peneliti memilih judul “Nilai Pendidikan Moral Dalam Serat Suluk Bodho karya KGPA Anom Amangkunagara V”, karena setelah melalui proses pembacaan secara kritis dapat diketahui bahwa Serat Suluk Bodho karya KGPA Anom Amangkunagara V mengandung ajaran tentang nilai-nilai pendidikan moral. Sebagaimana dalam salah satu contoh kutipan yang terdapat dalam Serat Suluk Bodho sebagai berikut “...ngimanna tutur Rasul, wong urip agunggunga, mring Allah sarta den wedi”... (Serat Suluk Bodho, 1815: 3-4), artinya:

(3)

Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo 81 ‘imankanlah perkataan Rasul, orang hidup agungkanlah Allah, serta takutlah padaNya’. Dengan mengkaji dan menggali isi kandungan naskah Serat Suluk Bodho yang merupakan salah satu warisan dan peninggalan kebudayaan masa lampau diharapkan naskah tersebut dapat tetap terjaga dan tetap lestari.

Metode Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan deskriptif kualitatif dengan teknik pustaka dan pendekatan filologis modern. Suryani (2012: 7) berpendapat bahwa filologi modern beranggapan bahwa suatu naskah dipandang sebagai penciptaan baru yang mencerminkan perhatian yang aktif dari pembacanya, serta perbedaan yang ada di dalam berbagai naskah sebagai suatu ciptaan yang merupakan alternatif yang positif atau pengungkapan kegiatan kreatif untuk memahami teks, menafsirkannya dengan ilmu bahasa, sastra, dan budaya. Selanjutnya,sumber data dalam penelitian ini adalah Serat Suluk Bodho yang disimpan di perpustakaan Sana Pustaka Keraton Surakarta. Data penelitian ini berupa syair-syair tembang macapat yang terdapat dalam Serat Suluk Bodho. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan studi pustaka atau teknik pustaka. Adapun langkah-langkah dalam pengumpulan data yakni mencari sumber data berupa naskah Serat Suluk Bodho, kemudian mentransliterasikannya, menerjemahkan, mencari data yang berhubungan dengan nilai pendidikan moral, serta mengkaji relevansinya dengan kehidupan sekarang. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri sebagi instrumen dengan dibantu buku-buku yang mendukung analisis tentang nilai pendidikan moral, berikutnya adalah kartu pencatat data. Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah teknik analisis konten (content analysis) dengan menggunakan langkah kerja filologi, sementara teknik penyajian hasil analisis data menggunakan teknik penyajian analisis informal.

(4)

Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo 82 Hasil Penelitian

Naskah Serat Suluk Bodho merupakan salah satu serat yang berisi ajaran (piwulang) berbentuk tembang yang terdiri dari sebelaspupuh dan sebelas judul tembang, serta keberadaannya masih tersimpan di Perpustakaan Sana Pustaka Keraton Surakarta. Hasil dari penelitian yang berjudul Nilai Pendidikan Moral dalam Serat Suluk Bodho karya KGPA Anom Amangkunagara V adalah sebagai berikut: a. nilai pendidikan moral hubungan manusia dengan Tuhan, meliputi: (1) memuji danmemberikan penghormatan kepada Tuhan, (2) melaksanakanibadah sholat, (3) bersedekah, (4) percaya pada sifat-sifat Tuhan, (5) bersyukur, (6) berdoa, (7) bertaubat, (8) jangan berburuk sangka pada Tuhan, b. nilai pendidikan moral hubungan manusia dengan manusia, yakni meliputi: (1) patuh pada nasihat guru, (2) jangan bersikap sombong, (3) bermusyawarah, (4) saling menghormati, (5) kasih sayang, (6) perlunya belajar pada seorang guru, c. nilai pendidikan moral hubungan manusia dengan dirinya sendiri, yang meliputi: (1) sabar dan berhati-hati, (2) bersungguh-sungguh, (3) jujur, (4) waspada, (5) bijaksana.Serat Suluk Bodho mengandung nilai-nilai pendidikan yang dapat bermanfaat dan dapat dijadikan tuntunan di kehidupan sekarang. Berikut adalah beberapa kutipan nilai pendidikan moral yang terdapat dalam naskah Serat Suluk Bodho.

A. Nilai-nilai Pendidikan Moral dalam Serat Suluk Bodho

1. Nilai Pendidikan Moral yang Berhubungan antara Manusia dengan Tuhan, meliputi: a. Memuji dan memberikan Penghormatan kepada Tuhan.

Sikap memuji dan memberikan penghormatan kepada Tuhan pada Serat Suluk Bodho yakni terdapat pada kutipan pupuh sinom pada 3 sebagai berikut,

Sakéhing puji panembah/ pan kaduwé sugmajati/ kang rumeksa ing sajagat/ kang asih ing para nabi/ miwah sakéhing wali/ lan akéh mukmin sadarum/ hamba nedha ngapura/ ing duta nabi kekasih/ amung sugma kang asih ing kawlas sarsa//

Terjemahan:

‘Segala puji penghormatan, hanya milik Sugmajati (Tuhan), yang menjaga alam semesta, yang mengasihi para Nabi, para wali, dan para mukmin semuanya, hamba mohon maaf, pada utusan Nabi terkasih, hanya Tuhan Yang Asih dan Mengasihi.’

(5)

Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo 83 b. Menjalankan Ibadah shalat

Kutipan yang menerangkan tentang perintah shalat pada Serat Suluk Bodho yakni terdapat pada pupuh sinom pada 4 yang berbunyi,

Dipunnyatasembayangnya/ dén éca ing lahir batin/ aja ta sira sembrana/ patrapira angabekti/ tan kena dén sasambi/ ngimana tutur rasul/wong urip anggunggunga/mring Allah sarta dén wedi/ tembé ngakir/ wong iku tanpa ganjaran//

Terjemahan:

‘Laksanakanlah sholat, dimudahkan lahir dan batin, janganlah engkau melawan, sudah seharusnya tingkah lakumu untuk berbakti, (dalam melaksanakan sholat) tidak boleh sambil melakukan yang lain, imankanlah perkataan Rasul, orang hidup agungkanlah Allah dan takutlah pada-Nya, karena pada saatnya nanti, orang itu akan mendapatkan pahala.’

c. Percaya pada Sifat-sifat Tuhan

Dalam Serat Suluk Bodho, pernyataan yang menyatakan tentang percaya pada sifat-sifat Tuhan yakni terdapat pada kutipan pupuh dhandhanggula pada 4sebagai berikut,

Ari-ari apan dadi peksi/ lawan buron ing wana sadaya/ lawan pitik iwen kabéh/ déning dadining ngusus/ dadi sawér ing dunnya iki/mongka Allah ngendika/ nebda kun payakun/ ana langit lan pratala/saisiné ngalam donya dén pepeki/ saking sabda sapisan//

Terjemahan:

‘Ari-ari (tali pusar) menjadi burung, menjadi incaran di semua hutan, dan ayam-ayam yang bersayap, (kemudian) berubahnya usus, menjadi ular di dunia ini, maka Allah berfirman, berfirman kun fayakun, jadilah langit dan bumi, alam dunia seisinya dilengkapi, hanya dengan sekali berfirman.’

2. Nilai Pendidikan Moral yang Berhubungan antara Manusia dengan Manusia a. Patuh

Kutipan yang menerangkan tentang sikap patuh pada Serat Suluk Bodho yakni terdapat pada pupuh durma pada 13 yang berbunyi,

Yén pepéka ing wejang guru pa kangsal/ temahan mati kapir/nuli labuhana/ wejangé guronira/ labuhan kawan prakawis/ dipunprawira/ tapa kawan prakawis//

(6)

Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo 84 ‘Jika tidak patuh pada nasihat guru apakah boleh, pasti matinya kafir, kemudian kerjakanlah, nasihat gurumu, kerjakanlah dengan empat perkara, beranikanlah, tapa dengan empat perkara.’

b. Tidak Boleh Bersikap Sombong

Dalam Serat Suluk Bodho, kutipan yang menerangkan tentang larangan untuk bersikap sombong yakni terdapat dalam pupuh megatruh pada 10 yang berbunyi,

Saratipun wong ngumanjing guru iku/ arep srah kang jiwa dhiri/aja rumongsa gegadhuh/ getiyé setétés wajib/ aturna ing guru kono//

Terjemahan:

‘Syarat orang akan berguru, berserahlah jiwa raga, jangan merasa sombong, setiap tetes darah wajib, sampaikanlah pada guru.’

c. Bermusyawarah

Kutipan yang menjelaskan tentang konsep bermusyawarah pada Serat Suluk Bodho yakni terdapat dalam pupuh asmarandana pada 1 sebagai berikut,

Kinarya gita ing kawi/ kekasih ing Hyang kang mulya/ ing Giri Gajah dalemé/ tatkala apa guneman/ para jeng wali sanga/ ing Argapura génipun/ kadhaté ratu agama//

Terjemahan:

‘Dibuat sebagai pelajaran yang luhur, kekasih Yang Maha Mulia, di Giri Gajah tempatnya, dikala untuk bermusyawarah, para Kanjeng Walisanga, di Argapura tempatnya, letak keraton Sang Ratu Agama (Sunan Giri).’

3. Nilai Pendidikan Moral yang Berhubungan antara Manusia dengan Dirinya Sendiri a. Bersungguh-sungguh

Kutipan yang menerangkan tentang bersungguh-sungguh dalam Serat Suluk Bodho yakni terdapat pada pupuh megatruh pada 1 yang berbunyi,

Marmanipun dén tumemen ulah ngélmu/ wasiyaté wali-wali/ lan wulangé guru-guru/ dén tumrecep jroning galih/ aja pijer aguguyon//

Terjemahan:

‘Oleh karena itu bersungguh-sungguhlah dalam mencari (menuntut) ilmu, yang menjadi wasiatnya para wali, dan ajarannya para guru, pahami dan resapi dalam hati, jangan untuk bercanda.’

(7)

Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo 85 b. Jujur

Sikap jujur pada Serat Suluk Bodho yakni terdapat dalam pupuh megatruh pada 1 sebagai berikut,

Ngaji saratannya tarékat babbipun/ héh tapa wong sanak mami/ yén arsa tetakon ngilmu/ kakékat makripat nenggih/satwecané kang gumacos// Terjemahan:

‘Syaratnya dengan belajar agama dan babnya adalah tarikat, (Sunan Kalijaga berkata) perhatian untuk semua saudaraku, jika hendak bertanya ilmu hakikat dan makrifat, bicaralah jujur yang apa adanya.’

c. Bijaksana

Dalam Serat Suluk Bodho, kutipan yang menerangkan tentang sikap bijaksana yakni terdapat pada pupuh sinom pada 16 sebagai berikut,

Yén mahido temah kopar/ krerana rerasan iki/ nora amicara sarak/ amung micara kang yakin/ ingkang rénténg karicik/ tan ana ingkang kahétung/ lan malih ingsun kojah/ padha anggiten ing galih/dadi wejang lamun sira wicaksana//

Terjemahan:

‘Jika menyalahkan maka akan menjadi kafir, karena pemahaman ini, tidak berbicara tentang sarak, hanya berbicara yang yakin, yang berderet terperinci, tidak ada yang terhitung, dan lagi saya berpesan, pahami dan hayati dalam hati, dapat menjadi nasihat jika engkau bijaksana.’

B. Relevansi Nilai Pendidikan Moral dalam Naskah Serat Suluk Bodho dengan Kehidupan Sekarang

Nilai pendidikan moral pada saat ini sudah mulai memudar seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) yang semakin maju pesat. Tindak kriminal yang masih sering terjadi hingga saat ini merupakan bukti kurangnya pendidikan moral yang diajarkan, khususnya bagi mereka para generasi muda sebagai calon generasi penerus bangsa. Serat Suluk Bodho merupakan salah satu serat yang di dalamnya mengandung nilai-nilai pendidikan moral yang sangat bermanfaat bagi kehidupan masyarakat khususnya para generasi muda agar dapat menjadi generasi muda pembangun bangsa yang berbudi luhur dan berkarakter, serta menjunjung tinggi nilai-nilai moral. Adapun nilai-nilai pendidikan moral dalam Serat Suluk Bodho yang masih relevan diterapkan dengan kehidupan sekarang ini

(8)

Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo 86 meliputi: memuji dan memberikan penghormatan kepada Tuhan, menjalankan ibadah shalat, percaya pada sifat-sifat Tuhan, musyawarah, kasih sayang, perlunya belajar pada seorang guru, sabar, bersungguh-sungguh, serta waspada.

Simpulan

Berdasarkan hasil analisis dalam penelitian yang berjudul Nilai Pendidikan Moral dalam Serat Suluk Bodho karya KGPA Anom Amangkunagara V, dapat peneliti simpulkan bahwa Serat Suluk Bodho mengandung nilai-nilai pendidikan moral yang di dalamnya terdapat: a. nilai pendidikan moral hubungan manusia dengan Tuhan, meliputi: (1) memuji danmemberikan penghormatan kepada Tuhan, (2) melaksanakanibadah sholat, (3) bersedekah, (4) percaya pada sifat-sifat Tuhan, (5) bersyukur, (6) berdoa, (7) bertaubat, (8) jangan berburuk sangka pada Tuhan, b. nilai pendidikan moral hubungan manusia dengan manusia, meliputi: (1) patuh pada nasihat guru, (2) jangan bersikap sombong, (3) bermusyawarah, (4) saling menghormati, (5) kasih sayang, (6) perlunya belajar pada seorang guru, c. nilai pendidikan moral hubungan manusia dengan dirinya sendiri, yang meliputi: (1) sabar dan berhati-hati, (2) bersungguh-sungguh, (3) jujur, (4) waspada, (5) bijaksana. Selanjutnya Isi nilai pendidikan moral dalam Serat Suluk Bodho yang masih relevan diterapkan dengan kehidupan sekarang ini yakni memuji dan memberikan penghormatan kepada Tuhan, menjalankan ibadah shalat, percaya pada sifat-sifat Tuhan, musyawarah, kasih sayang, perlunya belajar pada seorang guru, sabar, bersungguh-sungguh, waspada.

(9)

Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo 87 Daftar Pustaka

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Moleong, Lexi J. 2012. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Nurgiyantoro, Burhan. 2012. Teori Pengkajian Fiksi. Gadjah Mada University Press.

Poerwadarminta, W.J.S. 1939. Baosastra Djawa. Batavia: J.B. Wolters.

Suryabrata, Sumadi. 2013. Metodologi Penelitian. Jakarta: Rajawali Pers.

Suryani, Elis.2012. Filologi. Bogor: Ghalia Indonesia.

Referensi

Dokumen terkait

Gameplay adalah perpaduan dari konsep tantangan dan aksi dimana secara spesifik, gameplay merupakan aksi yang dapat dilakukan player untuk menyelesaikan tantangan

Selain harus memenuhi spesifikasi fungsional dari pemakai, data model untuk data warehouse yang kita buat (rancang) nantinya harus menampung data dari sumber, yang biasanya

Peran merupakan suatu konsep perilaku apa yang dapat dilakukan oleh individu dalam masyarakat sebagai organisasi.. Peran dapat dilakukan sebagai perilaku individu

Menurut fiqih madzhab Syafi’iy disunnahkan melafadzkan niat sebelum takbiratul ihram. Maksudnya adalah ketika hendak shalat dianjurkan terlebih dahulu untuk

 Arah aliran air tanah pada kondisi hujan dan tidak hujan mengalir dari titik 5 (pemukiman) menuju titik 1 (TPA), sehingga TPA Rasau Jaya tidak mempengaruhi

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji; 1) Guru PAI dalam kegiatan pembinaan keagamaan ekstrakurikuler di SMP Negeri 1 Palangka Raya dan 2) Strategi guru

Cianjur merupakan kota agamis yang biasanya kepemimpinan dari tingkat desa sampai pusat dipimpin oleh laki-laki, tapi di Desa Padaluyu kecamatan Cugenang Cianjur

Pada gambar 3 perbandingan antara fluktuasi data variasi harian komponen H dari stasiun pengamat geomagnet Biak dibandingkan terhadap data gangguan geomagnet global indeks Dst