• Tidak ada hasil yang ditemukan

Strategi guru PAI dalam kegiatan pembinaan keagamaan ekstrakurikuler di SMPN-1 Palangka Raya

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Strategi guru PAI dalam kegiatan pembinaan keagamaan ekstrakurikuler di SMPN-1 Palangka Raya"

Copied!
485
0
0

Teks penuh

(1)

i

STRATEGI GURU PAI DALAM KEGIATAN PEMBINAAN

KEAGAMAAN EKSTRAKURIKULER DI SMPN-1

PALANGKA RAYA

TESIS

Diajukan untuk Melengkapi dan Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Magister Pendidikan (M.Pd.)

Oleh:

ALIANSYAH

NIM. 16016004

PROGRAM PASCASARJANA

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PALANGKA RAYA

PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

▸ Baca selengkapnya: contoh ekstrakurikuler keagamaan

(2)

▸ Baca selengkapnya: contoh sk ekstrakurikuler pai sd

(3)

iii

(4)
(5)
(6)

vi

Abstrak

Aliansyah. 2018 Strategi Guru PAI dalam Pembinaan Kegiatan Keagamaan Ekstrakurikuler di SMP Negeri 1 Palangka Raya

Pengaruh perkembangan informasi mengalami kemajuan yang sangat pesat. Perkembangan teknologi informasi tersebut membawa dampak yang besar terhadap semua aspek kehidupan masyarakat termasuk perilaku peserta didik di sekolah baik itu yang baik maupun yang buruk. Untuk menghadapi dampak negatif tersebut dikalangan pelajar, maka diadakan kegiatan pembinaan pendidikan agama Islam melalui wadah ekstrakurikuler di SMP Negeri 1 Palangka Raya

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji; 1) Guru PAI dalam kegiatan pembinaan keagamaan ekstrakurikuler di SMP Negeri 1 Palangka Raya dan 2) Strategi guru PAI dalam melaksanakan pembinaan kegiatan ekstrakurikuler di SMP Negeri 1 Palangka Raya.

Penelitian menggunakan pendekatan deskriftif kualitatif, maksudnya adalah data diperoleh dengan memulai observasi, kegiatan wawancara yang mendalam dengan subyek penelitian yaitu dua orang guru agama Islam, pembina/pelatih kegiatan, kepala sekolah, wakil kepala sekolah dibidang kesiswaan, ketua komite, ketua Majelis Ta‟lim, pengurus ROHIS, Pengurus Masjid Nur Imtaq, dan studi dukomentasi. Data dianalisis secara induktif proses intraktif melalui 3 tahap yaitu reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Keabsahan data diperoleh dengan eredibility, tranferadibility, defendibility dan confermadibility dalam bentuk uraian.

Hasil penelitian ini menujukkan bahwa 1) Pembinaan kegiatan keagamaan ekstrakurikuler di SMP Negeri 1 Palangka Raya yaitu : pembinaan kegiatan sholat dhuhur berjama‟ah, Majelis Ta‟lim, Baca Tulis al-Qur‟an (BTQ, Tilawah al-qur‟an dan Qasidah Rebana pelaksanaannya berjalan dengan baik, didukung oleh koordinasi yang baik, sarana dan prasarana yang cukup reprensentatif serta keikutsertaan siswa yang relatif baik. 2) Strategi guru PAI dalam pelaksanaan kegiatan keagamaan ekstrakurikuler di SMP Negeri 1 Palangka Raya yaitu; Strategi guru PAI dalam pelaksanaan kegiatan pembinaan Keagamaan seperti; Menerapkan Daftar Hadir Siswa, Sanksi atau hukuman, Reward, ganjaran dan penghargaan, Buku Harian Kegiatan Ibadas Siswa (BHKIS) dan Gambar, Poster dan Karikatur. Pelaksanaannya berjalan dengan baik, sarana dan prasarana yang cukup reprensentatif serta strategi yang digunakan untuk menunjang keberhasilan berjalan dengan baik.

Kendalanya kekurangan guru pendidikan agama Islam (PAI) tetap. Guru yang selama ini hanya guru-guru pendidikan agama Islam (PAI) yang menambah jam sertivikasi yang tidak terlibat dalam pembinaan kegiatan PAI dalam wadah ekstrakurikuler.

Kata kunci : Strategi, Pembinaan Kegiatan, Ekstrakurikuler, Pendidikan Agama Islam.

(7)

vii

Abstrak

Aliansyah. 2018 PAI Teacher Strategies in Fostering Religious Activities Extracurricular in Palangka Raya 1 Public Middle School The influence of information development has progressed very rapidly.

The development of information technology has a great impact on all aspects of people's lives, including the behavior of students in schools, both good and bad. To deal with these negative impacts among students, there was an activity to develop Islamic religious education through an extracurricular forum at Palangka Raya 1 Public Middle School.

This study aims to examine; 1) PAI teachers in extracurricular religious training activities in Palangkaraya State Middle School and 2) PAI teacher strategies in carrying out coaching extracurricular activities at Palangkaraya Public Middle I Research using qualitative descriptive research, meaning that data is obtained by starting observations, in-depth interview activities with sub-research, namely two Islamic religious teachers, activity coaches/trainers, principals, deputy school principals in the field of students, committee leaders, while Majelis Ta'lim, ROHIS management, Nur Imtag Mosque Management, and dokumentasi study. Data is analyzed inductively through an interactive process through three stages, namely data reduction, data presentation and conclusion drawing. The validity of the data is obtained by accessibility, transferability, defensibility and convergence ability in the form of description.

The results of this study show that 1) Guidance on extracurricular religious activities in Palangkaraya Raya State Middle I, namely fostering dhuhur prayer activities in congregation, Majelis Ta'lim, Reading Writing the Qur'an (BTQ. Tilawah al-qur'an and Qasidah Rebana the implementation went well, supported by good coordination, adequate facilities and infrastructure and relatively good student participation. 2) Strategies for PAI teachers in implementing extracurricular religious activities in Palangkaraya State Middle I namely; Strategies for PAI teachers in implementing religious coaching activities such as; Implementing Student Attendance List, Sanctions or punishments, Reward, rewards and awards Diary of Student Activities (BHKIS) and Pictures, Posters and Caricatures The implementation went well, the facilities and infrastructure were quite representative and the strategies used to support success went well.

The problem is the lack of permanent Islamic religious education (PAI) teachers. The teacher who has been the only Islamic religious education teacher (PAl) who has added hours of certification is not involved in fostering PAI activities in extracurricular institutions.

(8)

viii

KATA PENGANTAR

ميحّرلا نمحّرلا الله مسب

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena atas karuniaNya dapat menyusun dan menyelesaikan Tesis yang berjudul “Strategi Guru PAI dalam Pembinaan Kegiatan Ekstrakurikuler di SMP Negeri 1 Palangka Raya”

Tesis ini disusun dalam rangka penyelesaian studi pada Program Magister Jurusan Pendidikan Agama Islam di Institut Agama Islam Negeri Palangka Raya Tahun 2018. Penulisan Tesis ini merupakan bagian dari sebuah perjalanan panjang cita-cita akademis, namun penulis berharap semoga Tesis ini memiliki nilai manfaat yang luas bagi perkembangan ilmu pengetahuan, khususnya ilmu pendidikan Islam. Keseluruhan proses penyusunan tesis ini telah melibatkan berbagai pihak, untuk itu penulis dalam kesempatan ini menyampaikan ucapan terima kasih yang tak terhingga terutama kepada:

1. Bapak Dr. Ibnu Elmi A.S Pelu, SH, MH selaku Rektor IAIN Palangka Raya. 2. Bapak Dr. H. Sardimi, M. Ag selaku Direktur Program Pascasarjana IAIN

Palangka Raya dan selaku pembimbing II yang dengan sabar membaca, mengoreksi dan memberikan bimbingan tentang teknik penulisan karya ilmiyah ini sampai selesai.

3. Ibu Dr. Hj. Hamdanah, M.Ag selaku ketua Prodi Pendidikan Agama Islam Program Pascasarjana IAIN Palangka Raya yang selalu memberikan support

(9)

ix

4. Bapak Dr. H. Abdul Qodir, M. Pd selaku pembimbing I yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk memberikan arahan dan bimbingan terutama dalam metodologi penelitian dalam Tesis ini.

5. Bapak Jayani, S. Pd M.Si selaku kepala SMP Negeri 1 Palangka Raya, yang telah memberikan izin kepada penulis untuk mengadakan penelitian dan keluarga besar SMP Negeri 1 Palangka yang telah membantu dalam penyelesaian Tesis ini.

Atas segala bantuan dan sumbangan pemikiran dari berbagai pihak semoga Allah SWT. membalasnya dengan kebaikan yang melimpah, dan tak lupa pula penulis memohon maaf atas segala kekurangan dan keterbatasan. Penulis menantikan kritik dan saran yang membangun untuk perbaikan karya ilmiyah ini. Semoga dapat menjadi ilmu yang bermanfaat bagi kita semua.

Palangka Raya, Nopember 2018 Penulis,

(10)

x

x

(11)

xi

MOTTO



















Artinya: “Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat” (Departemen Agama RI, Al-Qur‟an dan Terjemahan, Al-Mujaadilah:11)

(12)

xii

PERSEMBAHAN

Dengan selalu menyebut nama dan mengharap

keridhoan-Mu ya Allah SWT.

Kupersembahkan tesis ini buat:

1. Guru Pendidikan Agama Islam SMP Kota Palangka Raya

2. Istri dan anak-anakku tercinta

(13)

xiii

PEDOMAN TRANSLITERASI

Berdasarkan surat keputusan bersama Menteri Agama dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI tahun 1987 Nomor: 158 tahun 1987 dan Nomor: 0543/b/U/1987, sebagai berikut:

A. Konsonan Tunggal No Huruf

Arab Nama Huruf Latin Nama

1

ا

Alif Tidak di lambangkan Tidak di lambangkan

2

ة

Ba B Be

3

د

Ta T Te

4

ث

Sa Ś Es (dengan titik di atas)

5

ج

Jim J Je

6

ح

Ha H Ha (dengan titik di bawah)

7

خ

Kha Kh Kadan ha 8

د

Dal D De 9

ذ

Dzal Z Zet 10

ر

Ra R Er 11

ز

Zai Z Zet 12

ش

Sin S Es 13

ش

Syin Sy Es dan ye 14

ص

Shad Sh Es dan ha 15

ض

Dhad Dh De dan ha 16

ط

Tha Th Te dan ha

17

ظ

Zhaa Zh Zet dan hà

18

ع

„ain „ Komater balik di atas

19

غ

Ghain Gh Ge dan ha

20

ف

Fa F Ef

(14)

xiv 22

ك

Kaf K Ka 23

ل

Lam L El 24

و

Min M Em 25

ٌ

Nun N En 26

و

Waw W We 27

ِ

Ha H Ha 28

ء

Hamzah „ Apostref 29

ي

Ya Y Ye

B. Konsonan rangkap karena tasydīd di tulis rangkap:

ٍيدّقبعتي

di tulis mutaāqqidīn

حّدع

di tulis „iddah

C. Tā' marbūtah di akhir kata.

1. Bila dimatikan, di tulis h:

خجه

di tulis hibah

خيسج

di tulis jizyah

(ketentuan ini tidak di perlukan terhadap kata-kata Arab yang sudah terserap ke dalam bahasa Indonesia seperti zakat, shalat dan sebagainya, kecuali dikehendaki lafal aslinya).

2. Bila dihidupkan karena berangkaian dengan kata lain, ditulis t:

خًعُههنا di tulis

ni'matullāh

رطفنا حبكز

di tulis zakātul-fitri

D. Vokal pendek

__ َ__ (fathah) di tulis a contoh

ةر ض

di tulis daraba

____ (kasrah) di tulis i contoh

ىِه ف

di tulis fahima

(15)

xv

E. Vokal panjang

1. fathah + alif, di tulis ā (garis di atas)

خيههبج

di tulis jāhiliyyah 2. fathah + alif maqşūr, ditulis ā (garis di atas)

يعسي

d itulis yas'ā

3. kasrah + ya mati, ditulis ī (garis di atas)

ديجي

di tulis majīd

4. dammah + wau mati, ditulis ū (dengan garis di atas)

ضورف

di tulis furūd

F. Vokal rangkap

1. fathah + yā mati, di tulis ai

ىكُيث

di tulis bainakum

2. fathah + wau mati, d itulis au

لىق

di tulis qaul

G. Vokal-vokal pendek yang berurutan dalam satu kata, di pisahkan dengan apostrof.

ىتَاا

di tulis a'antum

ددعا

di tulis u'iddat

(16)

xv

H. Kata Sandang Alif + Lām

1. Bila diikuti huruf qamariyah ditulis al-

ٌارقنا

ditulis al-Qur'ān

شبيقنا

ditulis al-Qiyās

2. Bila diikuti huruf syamsiyyah, d itulis dengan menggandengkan huruf syamsiyyah yang mengikutinya serta menghilangkan huruf l-nya

صًشنا

ditulis asy-syams

ءبًسنا

ditulis as-samā'

I. Huruf besar

Huruf besar dalam tulisan Latin digunakan sesuai dengan Ejaan Yang Disempurnakan (EYD)

J. Penulisan kata-kata dalam rangkaian kalimat dapat di tulis menurut penulisannya

ضورفنا يوذ

di tulis zawi al-furūd

خُسنا مها

d itulis ahl as-sunnah

(17)

xvi

DAFTAR ISI

Hal

HALAMAN SAMPUL ... i

LEMBAR PERSETUJUAN……….………. ii

LEMBAR PENGESAHAN ... iii

NOTA DINAS ……….…... iv

ABSTRAKSI ………..…... v

KATA PENGANTAR ……….…… vii

PERNYATAAN ORISINILITAS ……….... ix

MOTTO……….. x

PERSEMBAHAN ……… xi

PEDOMAN TRANSLITERASI ………..……….…… xii

DAFTAR ISI ... xv

DAFTAR TABEL ……….... …... xxi

DAFTAR LAMPIRAN ……… ……. . xxii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah... 9

C. Tujuan Penulisan... 9

D. Kegunaan Penelitian ... 10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kerangka Teori ... 12

1. Kegiatan Pembinaan Keagamaan Ekstrakurikuler... 12

a. Pembinaan Kegiatan Keagamaan ... 12

1) Tujuan Kegiatan Keagaman ... 20

2) Pelaksanaan kegiatan pembinaan keagamaan... 21

b. Jenis-jenis kegiatan keagamaan ……….……. 20

(18)

xvii

c. Ekstrakurikuler Pendidikan Agama Islam ... 20 1) Pengertian Ekstrakurikuler PAI ……..……... 20 2) Ruang Lingkup Kegiatan Ekstrakurikuler PAI.. 24 3) Prinsip Penyelenggaraan Kegiatan Ekstrakurikuler

PAI ……… 25 4) Tujuan Kegiatan Enstrakurikuler PAI ... 26 5) Langkah-langkah Kegiatan Ekstrakurikuler PAI 28 6) Jenis Kegiatan Ekstrakurikuler ……….… 28 a) Pembinaan Kegiatan shalat berjama‟ah ….. 29 b) Pembinaan Kegiatan Majelis Ta‟lim ……… 31 c) Pembinaan Kegiatan Baca Tulis al-Qur‟an…35 d) Pembinaan Kegiatan Tilawah al-Qur‟an…… 36 e) Pembinaan Kegiatan Seni Qasidah Rebana.. 39

2. Strategi Guru PAI dalam Kegiatan Pembinaan Keagamaan Ekstrakurikuler……… ... 41 a. Pengertian strategi Pembinaan ………. 41 b. Guru PAI dalam Pembinaan Kegiatan

Ekstrakurikuler………...43 c. Manfaat dan Keterbatasan Strategi Pembinaan …… 49

d. Strategi Guru PAI dalam Kegiatan Pembinaan Keagamaan di sekolah ………..…….. 50

1) Daftar Hadir Siswa …...……… 50

2) Sanksi/Hukuman ……… 52

3) Reward, Ganjaran dan Pengharagaan ………… 56 4) Buku Harian Kegiatan Ibadah Siswa ………… 61 5) Gambar, Poster dan Karikatur ……… 62 B. Penelitian yang Relevan ... 66

(19)

xviii

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis, Tempat dan Waktu Penelitian ... 76

1. Jenis Penelitian ... 76

2. Tempat dan waktu Penelitian... 77

3. Waktu penelitian ... 77

B. Data dan Sumber Data ... 77

1. Sumber Data Primer... 77

2. Sumber Data Sekunder... 78

C. Teknik Pengumpulan Data ... 79

1. Observasi... 79

2. Interview / Wawancara... 82

3. Dukomen ... 84

D. Teknik Analisis data ... 85

1. Data Reduction ( Reduksi Data)... 85

2. Data display (Penyajian Data) ... 86

3. Data Display (Penyajian Data)... 86

E. Pemeriksaan Keabsahan Data ... 87

F. Kerangka Pikir dan Pertanyaan Penelitian ...89

1. Kerangka Pikir ……….. 89

2. Pertanyaan Penelitian ……….. 92

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran umum dan Lokasi Penelitian ... 93

1. Letak geografis SMP Negeri 1 Palangka Raya ... 93

2. Sejarah berdiri dan Perkembangan SMP Negeri 1 Palangka Raya ... 93

3. Visi, Misi dan Tujuan SMP Negeri 1 Palangka Raya ... 96

4. Keadaan Tenaga Pendidik di SMP Negeri 1 Palangka Raya ... 97

5. Keadaan Tenaga Kependidikan ... 102

6. Keadaan Siswa / Murid ... 103

(20)

xix

7. Sarana dan prasarana SMP Negeri 1 Palangka Raya ... 106

8. Struktur Organisasi SMP Negeri 1 Palangka Raya ... 108

B. Penyajian Data ... 114

1. Kegiatan Pembinaan keagamaan ekstrakurikuler di SMP Negeri 1 Palangka Rayar. ... 116

a. Kegiatan Sholat Dhuhur Berjama‟ah... 118

b. Kegiatan Majelis Ta‟lim ... 120

c. Kegiatan Baca Tulis al-Qur‟an (BTQ) ... 122

d. Kegiatan Tilawah al-Qur‟an ...125

e. Kegiatan Qasidah Rebana ...128

2. Strategi Guru PAI dalam Pelaksanaan Kegiatan Pembinaan Keagamaan Ekstrakurikuler...129

a. Menerapkan Daftar Hadir Siswa ...129

b. Sanksi/Hukuman ………..130

c. Reward, Ganjaran dan Pengharagaan ………..……131

d. Buku Harian Kegiatan Ibadah Siswa ………..…….132

e. Gambar, Poster dan Karikatur …..………134

C. Pembahasan dan Hasil Temuan ...136

1. Kegiatan Pembinaan keagamaan ekstrakurikuler di SMP Negeri 1 Palangka Rayar. ...139

a. Kegiatan Sholat Dhuhur Berjama‟ah...139

b. Kegiatan Majelis Ta‟lim ...144

c. Kegiatan Baca Tulis al-Qur‟an (BTQ) ...148

d. Kegiatan Tilawah al-Qur‟an ... 152

e. Kegiatan Qasidah Rebana ...157

2. Strategi guru PAI dalam pelaksanaan pembinaan kegiatan ekstrakurikuler .………161

a. Menerapkan Daftar Hadir Siswa ... 161

b. Sanksi/Hukuman ……… 162

c. Reward, Ganjaran dan Pengharagaan ………..…… 164

d. Buku Harian Kegiatan Ibadah Siswa ………..…… 167

(21)

xx

e. Gambar, Poster dan Karikatur …..……… 168 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ……… 170 B. Rekomendasi ……… 171 Daftar Pustaka ……… 173 Lampiran Tabel Lampiran Foto Daftar Lampiran Daftar Riwayat Hidup

(22)

xxi

DAFTAR TABEL

1. Tabel 1 Rencana Kegiatan Penelitian ……….. 70

2. Tabel 2 Data Informen ………. 76

3. Tabel 3 Nama-Nama Kepala SMP Negeri 1 Palangka Raya……… 88

4. Tabel 4 Jumlah Tenaga Pendidik berstatus ASNdi SMP Negeri 1

Palangka Raya Tahun 2018 ………. 90

5. Tabel 5 Jumlah Tenaga Pendidik Berstatus Kontrak/Honorer/ Guru Bantu/Menambah Jam di SMP Negeri Palangka Raya…….. 93

6. Tabel 6 Jumlah Tenaga Kependidikan SMP Negeri 1 Palangka Raya PNS dan Honorer Tahun 2018 ……….. 94

7. Tabel 7 Jumlah Siswa SMP Negeri 1 Palangka Raya Tahun 2018 Berdasarkan

Penganut Agama Tahun 2018 ………... 95

8. Tabel 8 Jumlah Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Palangka Raya Berdasarkan Kelas Tahun 2018 ……….. 96

9. Tabel 9 Jumlah Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Palangka Raya Berdasarkan Kelas Tahun 2018 ……….. 97

10.Tabel 10 Jumlah Siswa Kelas IX SMP Negeri 1 Palangka Raya Berdasarkan Kelas Tahun 2018 ……….. 98

11.Tabel 11 Sarana dan Prasaran SMP Negeri 1 Palangka Raya

Tahun 2018 ………. 99

12.Tabel 12 Perencanaan Jenis Pembinaan Kegiatan dan Pembimbing/

pembina/pelatih Ekstrakurikuler PAI di SMP Negeri 1 Palangka Raya Tahun 2018/2019 ………..………....………… 112 13.Tabel 13 Perencanaan Waktu dan Tempat Pembinaan Kegiatan Ekstrakurikuler

PAI di SMP Negeri 1 Palangka Raya Tahun

2018/2019………. 113

14.Tabel 14 Perencanaan Biaya Pembinaan Kegiatan Ekstrakurikuler PAI di SMP Negeri 1 Palangka Raya Tahun 2018/2019 ……….. 114

15.Tabel 15 Perencanaan Sumber Dana Pembinaan Kegiatan Ekstra

kurikuler PAI di SMP Negeri 1 Palangka Raya

Tahun 2018/2019………. 115

(23)

xxii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Pedoman Wawancara dengan Kepala Sekolah Lampiran 2. Laporan hasil wawancara dengan Kepala Sekolah Lampiran 3. Pedoman Wawancara dengan Ketua Komite Sekolah Lampiran 4. Laporan hasil wawancara dengan Ketua Komite Sekolah Lampiran 5. Pedoman Wawancara dengan Wakil Kepala Sekolah bidang Kesiswaan

Lampiran 6. Laporan hasil Wawancara dengan Wakil Kepala Sekolah bidang Kesiswaan Lampiran 7. Pedoman Wawancara dengan Ibu Yusmarlina (Guru PAI)

Lampiran 8. Laporan hasil wawancara dengan Ibu Yusmarlina (Guru PAI) Lampiran 9. Pedoman Wawancara dengan Ibu Surati ( Guru PAI)

Lampiran 10. Laporan hasil wawancara dengan Ibu Surati ( Guru PAI) Lampiran 11. Pedoman Wawancara dengan Ibu Yusmarlina (Guru BTQ) Lampiran 12. Laporan hasil wawancara dengan Ibu Yusmarlina (Guru BTQ) Lampiran 13. Pedoman Wawancara dengan Ibu Surati (Guru BTQ)

Lampiran 14. Laporan hasil wawancara dengan Ibu Surati (Guru BTQ)

Lampiran 15. Pedoman Wawancara dengan Ustadz Ramadhan (Guru Tilawah) Lampiran 16. Laporan hasil wawancara dengan Ustadz Ramadhan (Guru Tilawah) Lampiran 17. Pedoman Wawancara dengan Ustadz Darmawan (Guru Qasidah Rebana) Lampiran 18. Laporan hasil wawancara dengan Ustadz Darmawan (Guru Qasidah Rebana)

Lampiran 19. Pedoman Wawancara dengan Bapak Zakaria (Ketua Pengurus Masjid) Lampiran 20. Laporan hasil wawancara dengan Bapak Zakaria ( Kertua Pengurus Masjid)

Lampiran 21. Pedoman Wawancara dengan Ibu Sarsiwi (Perngurus Majeli Ta‟lim) Lampiran 22. Laporan hasil wawancara dengan Ibu Sarsiwi (Perngurus Majeli Ta‟lim)

(24)

xxiii

Lampiran 23. Pedoman Wawancara dengan Ketua OSIS Lampiran 24. Laporan hasil wawancara dengan Ketua OSIS Lampiran 25 Dokumentasi Kegiatan

Lampiran 26 Surat Ijin Penelitian . Lampiran 27 Daftar Riwayat Hidup

(25)

i

i

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan Nasional Indonesia sesungguhnya bertujuan tidak hanya dalam rangka mencerdaskan anak didik dari aspek intelektualitasnya (IQ) saja, akan tetapi juga dalam rangka mengembangkan kualitas aspek emosi (EQ) dan aspek spritualitasnya (SQ). Hal tersebut dapat kita lihat pada Undang-Undang Dasar 1945 pasal 31 yang berbunyi “Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional yang meningkatkan keimanan dan ketaqwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang diatur dengan Undang-Undang”.1

Tujuan dari pendidikan nasional tersebut juga dapat dilihat pada Pasal 3 Undang-Undan RI Nomor: 29 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, yang berisi mengenai fungsinya dalam mencerdaskan kehidupan bangsa yaitu:

Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab.2

Tujuan pendidikan nasional tersebut selaras dengan tujuan Pendidikan Agama Islam yang merupakan bagian integral dari sistem

1

Undang-Undang Dasar Republik Indonesia, 1945 yang diamandemenkan, Surabaya; Apolo Lestari,, t,th. h..22.

2

Undang-Undang Republik Indonesia 2003, No 20 Pasal 3

(26)

ii

ii

pendidikan nasional. Hal tersebut dapat dilihat pada tujuan pendidikan agama Islam yang menyebutkan bahwa :

Kurikulum dan pembelajaran pendidikan agama Islam dirancang untuk mengantarkan siswa kepada keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT serta pembentukan akhlak yang mulia, keimanan dan ketaqwaan serta pembentukan akhlak yang mulia. Keimanan dan ketaqwaan serta kemuliaan akhlak sebagaimana yang tertuang dalam tujuan akan dicapainya dengan terlebih dahulu jika siswa memiliki pengetahuan dan pemahaman yang utuh dan benar terhadap ajaran agama Islam, sehingga terinternalisasi dalam penghayatan dan kesadaran untuk melaksanakannya dengan benar, kurikulum dan pembelajaran PAI yang dirancang seharusnya dapat menghantarkan siswa kepada pengetahuan dan pemahaman yang utuh dan seimbang antara penguasaan ilmu pengetahuan tentang agama Islam dengan kemampuan pelaksanaan ajaran agama Islam serta pengembangan nilai-nilai akhlakul karimah.3

Mencapai tujuan pendidikan agama Islam seperti diharapkan di atas pada saat ini tidaklah mudah, apalagi diera terbukanya arus informasi dan proses globalisasi antar bangsa serta pesatnya perkembangan teknologi komunikasi, justru membawa dampak yang besar pada semua aspek kehidupan masyarakat, termasuk perilaku peserta didik di sekolah baik itu yang positif maupun yang negatif. Banyak faktor yang menjadi penyebab sehingga tujuan pendidikan agama Islam tersebut tidak dapat tercapai dengan maksimal salah satunya disebabkan minimnya jam pelajaran formal di sekolah untuk materi pendidikann agama Islam. Pada tingkat sekolah dasar (SD) pendidikan agama Islam hanya diberikan 4 jam tatap muka, Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah Menengah Atas (SMA)

3

Departemen Agama RI, Ekstrakurikuler Pendidikan Agmam Islam Pada Sekolah Umum dan Madrasah, Jakarta ; Ditjen Bimbaga Islam, 2004, h. 13-14

(27)

iii

iii

masing-masing diberikan 3 jam tatap muka untuk kurikulum 2013, tetapi ada juga sekolah melaksanakan hanya 2 jam tatap muka, dan ini dirasa sangat kurang karena pemahaman dan pengamalan agama sangatlah penting dalam kehidupan manusia. Hal tersebut sebagaimana firman Allah SWT dalam al-Qur‟an :

ح دِئْف ْلْا ورب صْث ْلْا و

عًَّْسنا ُىُك ن م ع ج و ب ئْي ش ٌىًُ هْع ت لَ ْىُكِتب هَّيُأ ُ َّاللَّ و

)٨١( ْىُك ج رْخ أ ٌو ُرُكْش ت ْىُكَّه ع ن

Artinya, “dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatu apapun dan dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati agar kamu bersyukur”.4

Berdasarkan firman Allah SWT tersebut dapat peneliti simpulkan bahwa pendidikan agama Islam mempunyai peran yang sangat penting dalam kehidupan manusia tidak hanya aspek ubudiyah, tetapi juga aspek akhlak, mua‟amalah dan juga syariah, disamping sebagai sumber ilmu pengetahuan, tidak hanya menyangkut aspek duniawi tetapi juga aspek ukhrawi.

Pendidikan Agama Islam di sekolah idealnya tidak hanya disampaikan melalui kegiatan intrakurikuler dalam bentuk jam tatap muka, akan tetapi sebaiknya juga diberikan dalam bentuk pembinaan kegiatan keagamaan ekstrakurikuler yang dirancang sesuai dengan kebutuhan dengan upaya penekanan pada aspek pengamalan sehari-hari. Pendidikan formal akan

(28)

iv

iv

dikemas dalam bentuk formal kurikuler dan kokurikuler. Kegiatan kurikuler dan kokurikuler difukoskan pada pelajaran klasikal, baik di dalam kelas maupun di luar kelas dan kegiatan ekstrakurikuler dilakukan di luar jam pelajaran formal. Untuk itu kegiatan ekstrakurikuler juga harus berjalan dan terstandar sehingga benar-benar akan dapat membimbing perilaku siswa kepada pengamalan agama yang baik dan akhlakul karimah, sehingga akan tercapainya tujuan pendidikan agama Islam dan juga sebagaian tujuan pendidikan nasional

Hal tersebut sesuai dengan Peraturan Dirjen Pendidikan Agama Islam nomor; DJ. 1/12 A/2009 yang menyatakan :

Bahwa dalam rangka optimalisasi Pendidikan Agama Islam di sekolah perlu dilakukan pengembangan kegiatan ekstrakurikuler PAI di sekolah semakin terarah dan tepat sasaran diperlukan pedoman tentang penyelenggaraan kegiatan ekstrakurikuler. Kegiartan ekstrakurikuler PAI adalah upaya pemantapan, pengayaan dan perbaikan nilai-nilai serta pengembangan bakat, minat dan kepribadian peserta didik dalam aspek pengamalan dan penguasaan kitab suci, keimanan, ketaqwaan, akhlak mulia, ibadah, sejarah, seni dan budaya, dilakukan di luar jam intrakurikuler, melalui bimbingan guru PAI dan guru mata pelajaran lain, tenaga kependidikan yang ada secara terpadu. 5

Pembinaan kegiatan ekstrakurikuler Pendidikan Agama Islam adalah kegiatan yang digunakan untuk mendukung keberhasilan pembelajaran Pendidikan Agama Islam yang dilakukan secara kurikuler di sekolah yang bertujuan untuk mencapai tujuan yang mencakup 7 pokok bahan pelajaran, yaitu: Keimanan, Ibadah, Al qur'an, Akhlak, Muamalah, Syariah dan Tarikh.

Pelaksanaan pembinaan kegiatan ekstrakurikuler PAI di sekolah akan memberikan banyak manfaat bagi siswa terutama bermanfaat untuk

5

Kementerian Agama RI, Pedoman Pelaksanaan Pemenuhan Beban Kerja Guru PAI pada Sekolah, Jakarta, t.np. 2011. h.17

(29)

v

v

mengembangkan religiusitas peserta didik, kepedulian mereka terhadap kondisi sosial budayamasyarakat di sekitar mereka, membekali para peserta didik pelatihan untuk hidup bermasyarakat di kemudian hari, melatih untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai kebutuhan, bakat dan minatnya.6 Kemudian bagi efektivitas penyelenggaraan pendidikan di sekolah, bermanfaat untuk pendukung mata pelalajaran, mengangkat dan mengharumkan nama sekolah, lebih mendekatkan pendidikan pada dunia riil, memiliki fleksibilitas yang tinggi dari segi program dan kurikulum dan sebagai tempat promosi sekolah kepada masyarakat 7

Pelaksanaan pembinaan kegiatan ekstrakurikuler PAI tidak akan berjalan dengan baik dan efisien ketika seorang guru tidak mempersiapkan dengan matang strategi pelaksanaan pembinaan kegiatan yang meliputi dari aspek strategi guru dalam merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi pembinaan kegiatan ekstrakurikuler PAI tersebut. Agar penyelenggaraan program ekstrakurikuler berjalan efektif, efisien, terarah, memperoleh hasil sebagaimana yang diharapkan, maka harus dikelola secara terintegrasi dan berkesinambungan dengan program intarkurikuler PAI yang ada di sekolah.

Bentuk-bentuk pembinan kegiatan ekstrakurikuler PAI yang diterapkan di sekolah, menurut buku pedoman ekstrakurikuler dan panduan kegiatan ekstrakurikuler PAI SMP yang diterbitkan oleh Direktorat Pendidikan Agama Islam Direktoral Jenderal Pendidikan Agama Islam

6 Syatibi, Rahmat Raharjo, Inovasi Kurikulum Pendidikan Agama Islam,Yogyakarta: Magnun Persada, 2010, h. 155-156.

7

(30)

vi

vi

Kementerian Agama Islam (2015) terdapat beberapa bentuk kegiatan ekstrakurikuler PAI antara lain ;

1) Baca Tulis al-Qur‟an 2) Tahfiz al-Qur‟an

3) Pembinaan Tilawah al-Qur‟an 4) Seni Kaligrafi

5) Ceramah keagamaan (muhadharah) 6) Nasyid

7) Seni musik Islami (rebana, marawis, samroh, hadrah qasidah dan sejenisnya.

8) Jurnalistik Islam (majalah dinding, bulletin, leaflate, jurnal, poster, karikatur, blog, website, dan lain-lain).8

Satuan pendidikan dapat mengembangkan jenis kegiatan ekstrakurikuler lainnya sesuai yang dengan minat peserta didik dan karakteristik satuan pendidikan selama tidak bertentangan dengan peraturan perundangan yang berlaku. Adapun kegiatan-kegiatan seperti sholat dhuha, sholat berjama‟ah, tadarus, salam , infaq jum‟at, do‟a sebelum dan sesudah belajar, asmaul husna, berbusana muslim, sholat jum‟at pesantren kilat, Peringatan Hari Besar Islam (PHBI), wisata rohani, tadabbur alam, bakti sosial, kelompok peduli teman asuh, santunan akan yatim, pengelola masjid/mushala, ESQ, penyembelihan hewan qur‟ban, gerakan wakaf al-Qur‟an, dan khatmil qur‟an merupakan kegiatan pembiasaan dalam rangka menciptakan relegius cultural di sekolah. 9

Salah satu pendidikan formal umum tingkat menengah di kota Palangka Raya adalah SMP Negeri 1 Palangka Raya, merupakan sekolah umum yang menjadi favorit dikalangan masyarakat tercatat jumlah siswa

8

Kementerian Agama RI, Pedoman Ekstrakurikuler dan Panduan Kegiatan Ekstrakurukuler PAI SMP, Jakarta, Direktorat Jenderal Pendidikan Agama Islam, 2015, h. 7

9

(31)

vii

vii

keseluruhan sebanyak 908 siswa, tercatat 63.65 % atau sebanyak 578 siswa yang beragama Islam.10

SMP Negeri 1 Palangka Raya menurut pengamatan peneliti merupakan salah satu sekolah yang telah dapat memberikan bekal pendidikan agama Islam yang cukup memadai kepada peserta didiknya. Kegiatan pembelajaran baik yang bersifat intrakurikuler maupun ekstrakurikuler Pendidikan Agama Islam (PAI) yang telah berjalan dengan baik tersebut tentunya memerlukan perencanaan yang baik agar kegiatan tersebut dapat berjalan dengan sebaik-baiknya dan tepat sasaran baik itu menyangkut aspek perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan maupun pengawasan dan evaluasinya, sehingga pengamalan agama Islam dapat mewarnai kehidupan peserta didik kapan saja, dan dimanapun berada.

Keberhasilan kegiatan intrakurikuler maupun ekstrakurikuler di SMP Negeri 1 Palangka Raya yang telah berjalan dengan baik tersebut telah menghasilkan sederet prtestasi yang telah dicetak baik itu pada tingkat kotamadya maupun propinsi terutama dalam bidang keagamaan seperti juara 1 lomba tilawah putri pada kegiatan Pentas PAI Kotamadya, juara 2 cerdas cermat pada kegiatan pentas PAI tingkat kotamadya, juara 1 kaligrafi pada kegiatan pentas PAI tingkat kotamadya, juara 2 lomba pidato pentas PAI tingkat kotamadya, dan prestasi-prestasi lainnya.11

10

Data Dokumentasi TU SMP Negeri 1 Palangka Raya Jumlah siswa berdasarkan agama Tahun 2018

11

(32)

viii

viii

Pecapaian hasil oleh SMP Negeri 1 Palangka Raya dengan prestasi tersebut tidak lepas dari pembinaan kegiatan ekstrakurikuler PAI yang dilakuklan oleh guru PAI. Berdasarkan hasil observasi dan data yang dikumpulkan mengenai bentuk-bentuk pembinaan kegiatan ekstrakurikuler PAI yang telah dikembangkan di SMP Negeri 1 Palangka Raya diantaranya adalah :

a. Kegiatan Pembinaan Sholat Berjama‟ah b. Kegiatan Pembinaan Majelis Ta‟lim

c. Kegiatan Pembinaan Baca Tulis al-Qur‟an (BTQ) d. Kegiatan Pembinaan Tilawah al-Qur‟an

e. Kegiatan Pembinaan Qasidah Rebana

Memperhatikan begitu urgennya pembinaan kegiatan keagamaan ekstrakurikuler PAI di sekolah ini dan prestasi-prestasi yang didapat, peneliti merasa tertarik untuk meneliti hal tersebut terutama dari segi strategi guru PAI dalam 5 jenis kegiataan pembinaan keagamaan ekstrakurikuler yang dikembang di SMP Negeri 1 Palangka Raya.

Hal inilah yang melatarbelakangi peneliti untuk menulis tesis ini dengan judul Strategi Guru PAI dalam Pembinaan Kegiatan Keagamaan Ekstrakurikuler di SMP Negeri 1 Palangka Raya

(33)

ix

ix

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini dalam bentuk pertanyaan penelitian sebagai berikut :

1. Bagaimana kegiatan pembinaan keagamaan ekstrakurikuler di SMP Negeri 1 Palangka Raya ?

2. Bagaimana strategi guru PAI melaksanakan kegiatan pembinaan keagamaan ekstrakurikuler di SMP Negeri 1 Palangka Raya ?

C. Tujuan Penelitian

Dalam penulisan ini, penulis membagi tujuan menjadi dua yaitu : 1. Tujuan Umum

Tujuan umum dalam penelitian ini adalah untuk mendiskripsikan dan memaknai Strategi Guru PAI dalam pembinaan kegiatan keagamaan ekstrakurikuler di SMP Negeri 1 Palangka Raya.

2. Tujuan Khusus

Tujuan khusus dalam penelitian ini diharapkan bisa mendeskripsikan dan memaknai :

a. Kegiatan pembinaaan ekstrakurikuler Keagamaan di SMP Negeri 1 Palangka Raya .

b. Strategi guru PAI melaksanakan kegiatan pembinaan keagamaan ekstrakurikuler di SMP Negeri 1 Palangka Raya.

(34)

x

x

D. Kegunaan Penelitian

Adapun kegunaan penelitian tentang strategi guru PAI dalam kegiatan pembinaan ekstrakurikuler Keagamaan di SMP Negeri 1 Palangka Raya ini adalah :

1. Kegunaan Secara Teoritis

a. Hasil penelitian ini berguna bagi khasanah ilmu pengetahuan khususnya strategi guru PAI membina kegiatan pembinaan ekstrakurikuler di SMP Negeri 1 Palangka Raya.

b. Dari hasil penelitian ini kiranya dapat memberikan kontribusi pemikiran bagi kajian lebih lanjut tentang strategi guru PAI dalam kegiatan pembinaan keagamaan ekstrakurikuler di SMP Negeri 1 Palangka Raya.

c. Bagi pemerintah dan prakitisi pendidikan dapat dijadikan rujukan dalam penerapan strategi guru PAI dalam kegiatan pembinaan keagamaan ekstrakurikuler di SMP Negeri 1 Palangka Raya.

2. Kegunaan secara Praktis

a. Hasil penelitian dapat memberikan kontribusi bagi SMP Negeri 1 Palangka Raya dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan agama Islam khususnya kegiatan pembinaan keagamaan ekstrakurikuler, sehingga tujuan yang diharapkan dapat tercapai secara maksimal.

(35)

xi

xi

b. Hasil penelitian ini dapat dipakai sebagai model pengembangan kegiatan pembinaan kegamaan ekstrakurikuler oleh Dinas Pendidikan kota Palangka Raya dan Kantor Kementerian Agama Kota Palangka Raya dalam pengembangan kegiatan ekstrakurikuler PAI di sekolah-sekolah lain.

c. Menjadi rujukan dalam penerapan strategi guru PAI dalam kegiatan pembinaan keagamaan ekstrakurikuler di sekolah umum.

d. Menjadi sumber informasi bagi peneliti lain dan dari semua pihak yang berkepentingan.

e. Masukan pemikiran bagi peneliti lebih lanjut yang akan melakukan penelitian berikutnya tentang strategi guru PAI dalam kegiatan pembinaan keagamaan ekstrakurikuler di sekolah lain.

(36)

xii

xii

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kerangka Teori

1. Pembinaan Kegiatan Keagamaan Ekstrakurikuler di sekolah a. Pembinaan Kegiatan Keagamaan

Pembinaan adalah usaha tindakan dan kegiatan yang dilakukan secara berdaya guna untuk memperoleh hasil yang baik. Menurut Arifin pembinaan yaitu usaha manusia secara sadar untuk membimbing dan mengarahkan kepribadian serta kemampuan anak, baik dalam pendidikan formal maupun non formal.12

Pendapat serupa juga disampaikan oleh A. Mangunhardjana bahwa istilah pembinaan juga dapat diartikan sebagai suatu proses belajar dengan melepaskan hal-hal yang sudah dimiliki dan mempelajari hal-hal baru yang belum dimiliki, dengan tujuan membantu orang yang menjalaninya untuk membetulkan dan mengembangkan pengetahuan dan kecakapan yang sudah ada serta mendapatkan pengetahuan dan kecakapan baru untuk mencapai tujuan hidup dan kerja yang sedang dijalani secara efektif..13

Pembinaan memberikan arah penting dalam masa perkembangan anak, khususnya dalam perkembangan sikap dan perilaku. Istilah pembinaan menurut etimologi berasal dari kata dasar “bina”, yang

12

M Arifin, Hubungan Timbal Balik Pendidikan Agama, Jakarta: Bulan Bintang, 2008, h.30

13

A. Mangunhardjana, Pembinaan: Arti dan Metodenya,Yogyakarta: Kanisius, 1991,h, 12.

(37)

xiii

xiii

berasal dari bahasa arab “bana” yang berarti membina, membangun,

mendirikan, dan mendapat awalan pe dan akhiran an sehingga menjadi kata pembinaan yang mempunyai arti usaha, tindakan, dan kegiatan.14

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pembinaan merupakan suatu tindakan dan kegiatan yang berfungsi untuk mempertahankan dan mengembangkan potensi yang ada pada diri siswa tersebut sehingga mereka bisa berperilaku lebih baik lagi.

Kegiatan merupakan bagian dari program yang dilaksanakan oleh satu atau lebih unit kerja sebagai bagian dari pencapaian sasaran terukur pada suatu program dan terdiri atas sekumpulan tindakan. Kata keagamaan merupakan istilah yang mengalami imbuhan dari kata dasar “agama” yang mendapat awalan “ke-“ dan “-an” yang menunjukkan kata sifat yaitu bersifat keagamaan dengan pengertian sebagai berikut :

1) Agama adalah teks atau kitab suci yang mengandung ajaran-ajaran yang menjadi tuntunan hidup bagi para penganutnya.15 2) Agama adalah dustur atau undang-undang Ilahi yang didatangkan Allah untuk menjadi pedoman hidup dalam kehidupan di alam dunia untuk mencapai kebahagiaan akhirat.16

3) Dalam kamus besar Bahasa Indonesia, kata agama berarti suatu sistem, prinsip kepercayaan terhadap Tuhan dengan ajaran kebaktian dan kewajiban-kewajiban yang bertalian dengan kepercayaan itu.17

14 Alwi Hasan, K

amus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 2003, h. 152 15

Harun Nasution, Islam di Tinjau Dari Berbagai Aspek Jilid I, Jakarta: UI Press, 1979, h. 9 16

Muhaimin, Problematika Agama Dalam Kehidupan Manusia, Jakarta: Kalam Mulia, 1989, h. 139

17

Lotus Life, (Online) http://sujata-net.blogspot.com/2009/01/pengertian-agama.html. Diakses tanggal 12 September 2018

(38)

xiv

xiv

Definisi di atas dapat disimpulkan bahwa agama adalah peraturan Tuhan yang diberikan kepada manusia, untuk mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat kelak. Hal ini diperkuat dengan pernyataan Allah dalam Firman-Nya:

Artinya :

Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama Allah; (tetaplah atas) fitrah Allah yang Telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. tidak ada peubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.18

Dari pengertian di atas penulis dapat membuat penilaian bahwa yang dimaksud dengan kegiatan keagamaan adalah segala perbuatan, perkataan, lahir batin seseorang atau individu yang didasarkan pada nilai-nilai atau norma-norma yang berpangkal pada ajaran-ajaran agama, yang telah menjadi kebiasaan hidup sehari-hari dalam sekolah. Kegiatan pembinaan keagamaan ekstrakurikuler di sekolah dalam pelaksanaannya harus terprogram, terarah dan bermanfaat baik bagi isiwa maupun sekolah. Kegiatan pembinaan keaqgamaan ini tentunya memerlukan perencanaan yang baik agar kegiatan tersebut berjalan dengan sebik-baiknya dan tepat sasaran yaitu diataranya : 1) Tujuan Kegiatan Keagamaan

18

(39)

xv

xv

Segala sesuatu yang dilaksanakan tentu mempunyai tujuan yang hendak dicapai. Pada dasarnya kegiatan keagamaan merupakan usaha yang dilakukan (terhadap peserta didik) agar dapat memahami dan mengamalkan ajaran-ajaran agama. Sehingga tujuan dari kegiatan keagamaan secara umum tidak terlepas dari tujuan pendidikan agama Islam.

Menurut Muhammad Athiyah al-Abrasyi sebagaimana dikutip oleh Moh. Roqib bahwa tujuan pendidikan Islam adalah untuk membentuk akhlak mulia, persiapan menghadapi kehidupn dunia-akhirat, menumbuhkan semangat ilmiah, dan meningkatkan profesionalisme subjek didik.19 Sedangkan menurut Ibnu Khaldun sebagaimana dikutip oleh Ramayuris bahwa tujuan pendidikan Islam mempunyai dua tujuan yaitu:

a. Tujuan keagamaan, maksudnya ialah beramal untuk akhirat, sehingga ia menemui Tuhannya dan telah menunaikan hak-hak Allah yang diwajibkan atas dirinya. b. Tujuan ilmiah yang bersifat keduniaan, yaitu yang

diungkapkan oleh pendidikan modem dengan tujuan kemanfaatan atau persiapan untuk hidup.20

Selanjutnya Al-Ghazali berpendapat bahwa tujuan pendidikan Islam yang paling utama ialah beribadah dan taqarrub kepada Allah, dan kesempurnaan insani yang tujuannya kebahagiaan dunia akhirat. Sebagaimana Firman Allah SWT :

19

Moh. Roqib, Ilmu Pendidikan Islam: Pengembangan Pendidikan Integratif di Sekolah, Keluarga, dan Masyarakat, Yogyakarta, LKS, 2009, h. 28.

20

(40)

xvi

xvi

Artinya: “Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku”. (QS. Adz-Dzariyat: 21

Sedangkan tujuan diberikannya pendidikan agama Islam di sekolah umum adalah untuk meningkatkan keimanan, pemahaman, penghayatan dan pengamalan peserta didik terhadap ajaran agama Islam sehingga menjadi manusia Muslim yang bertakwa kepada Allah SWT serta berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

Secara umum tujuan pendidikan agama Islam adalah ; a. Peserta didik telah memiliki pengetahuan secara

fungsional tentang agama Islam serta mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari.

b. Peserta didik meyakini kebenaran tentang ajaran agama Islam dan menghormati orang lain untuk meyakini agamanya.

c. Peserta didik mempunyai gairah untuk beribadah.

d. Peserta didik memiliki sifat kepribadian muslim (berakhlak mulia).

e. Peserta didik rajin belajar, giat bekerja dan gemar berbuat baik dan menolong sesamanya.

f. Peserta didik dapat memahami, menghayati dan mengambil hikmah serta manfaat dari peristiwa-peristiwa tarikh Islam.

g. Peserta didik mampu menciptakan suasana rukun dalam kehidupan beragama, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.22

Adapun tujuan dari program pengembangan diri keagaman ataupembinaan keimanan dan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa adalah:

21

Adz-Dzariyat ayat [51] : 56 22

Departemen Agama, Pedoman Pendidikan Agama Islam di Sekolah Umum, Direktorat Jenderal Kelembagaan Agama Islam, Direktorat Madrasah dan Pendidikan Agama Islam path Sekolah Umum, Jakarta, 2004, h. 4.

(41)

xvii

xvii

a. Memberikan pengetahuan, pemahaman dan pengalaman melaksanakan pembiasaan keimanan dan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa dalam kehidupan sehari-hari.

b. Meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT, serta berakhlak mulia.

c. Menanamkan akhlak mulia kepada peserta didik melalui kegiatan pembiasaan positif.

d. Mengamalkan nilai-nilai ajaran agama dalam kehidupan sehari-hari baik di sekolah, di rumah maupun di masyarakat.23

2) Pelaksanaan kegiatan pembinaan keagamaan

Pelaksanaan atau aktuating pada hakekatnya merupakan aktualisasi dari rencana kerja yang telah disusun. Fungsi pelaksanaan meliputi proses mengoperasionalkan desain atau rancangan itu dengan menggunakan berbagai strategi kebijakan dan kegiatan yang terarah secara jelas, menggunakan tenaga manusia dan fasilitas-fasilitas yang lain sekiranya diperlukan

Aktuating menurut pendapat dari Goerge R. Terry yang dikutip oleh Mulyono mengatakan bahwa aktuating merupakan usaha menggerakan anggota-anggota kelompok sedemikain rupa sehingga mereka berkeinginan dan berusaha untuk mencapai sasaran perusahan dan sasaran anggota-anggota perusahan tersebut agar berkeinginan mencapai tujuan bersama.24

Dari definisi di atas menunjukan betapa pentingnya unsur aktuating dalam pelaksanakaan setiap kegiatan. Oleh karena itu dalam prinsip manajemen harus benar-benar dapat melukukan

23

Ibid.. h. 4-5 24

Mulyono, Manajemen Administrasi dan organisasi Pendidikan, Yogyakarta, Ar-Ruz Media, 2008, h. 23

(42)

xviii

xviii

berbagai macam cara agar seluruh anggota organisasi mau dengan sukarela melakukan tindakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan bersama.

Prinsip-prinsip dalam aktuating atau menggerakan menurut pendapat Nawawi harus menyangkut prinsip-prinsip antara lain:

a) Melakukan pengarahan, bimbingan dan komunikasi yang baik yang meliputi kegiatan menciptakan, memelihara, menjaga / mempertahankan dan memajukan organisasi melalui setiap personil baik secara struktural maupun fungsional agar tidak keluar dari tujuan yang ditetapkan.

b) Menggerakkan merupakan upaya untuk menjadikan perencanaan menjadi kenyataan dengan melalui berbagai pengarahan dan pemotivasian agar setiap orang dapat melaksanakan kegiatan sesuai dengan peran, tugas dan tanggungjawabnya. 25

Oleh karena itu actuating / penggerakan yang dilakukan oleh pimpinan menurut pendapat dari Mandhika Pratama antara lain harus berpegang pada prinsip-prinsip sebagai berikut :

a) Prinsip mengarah pada Tuhan.

Pada organisasi yang besar maupun yang kecil tentu mempunyai target tujuan yang ingin dicapai. Oleh karena itu untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan harus didukung oleh perencanaan yang baik, struktur organisai, tenaga kerja, dan semua unsur yang ada harus bersatu dalam satu gerak untuk mencapai suatu tujuan tersebut.

b) Prinsip keharmonisan dengan tujuan.

Di dalam organisasi ada banyak watak, keinginan dan bermacam-macam keinginan sesuai dengan selera masing-masing. Untuk itu agar tujuan tercapai dengan baik maka harus diwujudkan keharmonisan dan keselarasan yang berbeda-beda tersebut menjadi satu

25

Makalah Fungsi Manajemen : Actuating (penggerakan), Mahardi Cahya, P. Dalam Joemarnioye. Blog.spot.co.id/ 2013. On Line Rabu, 6 Juni 2018 jam 22.00 WIB.

(43)

xix

xix

kesatuan tujuan, baik itu menyangkut keharmonisan hubungan antara individu dalam organisasi tersebut c) Prinsip kesatuan komando.

Kesatuan komando diperlukan untuk menyatukan arah tujuan dan tanggungjawab para bawahan. Bila mana para bawahan hanya memiliki satu jalur di dalam komando, maka akan dapat menghindari tumpang tindih kegiatan, sehingga akan mengurangi tumpang tindih kegiatan. 26

Sedangkan menurut Kurniawan ada prinsip-prinsip yang harus dipenuhi dalam penggerakan/aktuating antara lain :

a) Memperlakukan pegawai dengan sebaik-baiknya b) Mendorong pertumbuhan dan perkembangan manusia. c) Menanamkan pada diri manusia keinginan untuk

melebihi

d) Menghargai hasil yang telah dicapai. e) Mengusahakan keadilan tanpa pilih kasih

f) Memberikan kesempatan yang tepat dan bantuan yang cukup.

g) Memberikan dorongan untuk mengembangkan potensi dirinya. 27

Langkah selanjutnya sesudah menentukan tujuan, membagi pekerjaan, menentukan tempat dan waktu, serta sarana dan prasarana yang sekiranya diperlukan adalah melakukan pembinaan siswa. Pembinaan siswa menurut mulyasa adalah segala kegiatan yang meliputi perencanaan, pengawasan, penilaian, pemberian bantuan kepada siswa sebagai insan pribadi, insan pendidikan, insan pembangunan, agar siswa dapat tumbuh dan berkembang

26

Muhammad Mandhika Pratama, Pengorganisasi Actuating dan Controling dalam Manajemen, Blogspot.co.id/2013, On Line, Rabu 6 Juni 2018.

27

Kurniawan, Prinsip-prinsip Actuating (Penggerakan) dan Mencapai Aktuating Managerial yang efesien, Blogspot.co.id/2013., Fitria Inasyah, On Line, Sabtu 9 Juni 2018.

(44)

xx

xx

sebagai manusia seutuhnya dengan tujuan pendidikan nasional dan pancasila

b. Jenis- jenis Kegiatan Keagamaan

Menurut B. Suryosubroto, jenis-jenis kegiatan ekstra kurikuler dibagi menjadi dua jenis, yaitu :

a) Kegiatan ekstrakurikuler yang bersifat kelanjutan yaitu jenis kegiatan ekstrakurikuler yang dilaksanakan secara terus menerus selama satu periode tertentu, misalnya : pramuka, PMR, UKS dan lain-lain.

b)

Kegiatan ekstrakurikuler yang bersifat periodik atau sesaat yaitu kegiatan ekstrakurikuler yang dilaksanakan sewaktu-waktu saja. Misalnya : perkemahan, pertandingan, karya wisata, bakti sosial, dan lain-lain.28

Dalam buku Petunjuk Pelaksanaan Pendidikan Agama Islam disebutkan contoh kegiatan keagamaan adalah sebagai berikut : (1) Musabaqoh Tilawatil Qur‟an, (2) Ceramah pengajian mingguan, (3) Peringatan Hari Besar, (4) Kunjungan ke museum, ziarah ke makam Islam, (5) Seni Kaligrafi, (6) Penyelenggaraan shalat jum‟at,(7) shalat tarawih, (8) Cinta alam. 29

Dari uraian tersebut di atas jelaslah bahwa kegiatan ekstrakurikuler keagamaan yang dilaksnakan di sekolah adalah kegiatan ekstra yang bersifat kelanjutan dan sesaat seperti yang dilaksanakan di SMP Negeri 1 Palangka Raya seperti ; berjabat tangan disaat masuk dan pulang sekolah, doa pembuka dan penutup KBM,

28

Ibid., h. 275

29

(45)

xxi

xxi

infaq, shalat dhuha, istigotsah, shalat jum‟at, kegiatan ramadhan, Peringatan Hari Besar Islam dan lain-lain.

c. Ekstrakurikuler Pendidikan Agama Islam (PAI)

a. Pengertian Ekstrakurikuler PAI

Penyelenggaraan Pendidikan Agama Islam (PAI) di sekolah harus menjadi landasan moral, etik, dan spritual yang kuat dalam membentuk pribadi siswa agar menjadi muslim yang taat beribadah, penyelenggaraan PAI dapat ditempuh melalui berbagai jenis kegiatan baik yang bersifat kegiatan intrakurikuler, kegiatan kokurikuler dan ekstrakurikuler.

Pendidikan intrakurikuler yaitu proses pembelajaran yang dilakukan di sekolah pada saat jam pelajaran yang sudah terjadwal dan terstruktur yang waktunya telah ditentukan dalam kurikulum. Kurikulum diberikan melalui kegiatan resmi jam tatap muka.30

Sedangkan kegiatan ekstrakurikuler dilakukan di luar kegiatan kurikuler (pokok) sebagai sarana untuk menambah pengetahuan dan memperdalam materi-materi yang telah diajarkan di sekolah oleh guru kepada peserta didik.

Adapun kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan pengembangan yang diilaksanakan di luar kelas dan mengarah pada pembentukkan watak dan kepribadian peserta didik yang

30

Abdurrahman Shaleh, Pendidikan Agama dan Pembangunan Watak Bangsa, Jakarta; Grafindo Persada, 2005, h. 169.

(46)

xxii

xxii

matang, berkaitan dengan aspek-aspek rasionalitas, intelektualitas, emosi dan spritulitas dalam dirinya.

Ekstrakurikuler secara bahasa berasal rangkaian dari dua kata ekstra dan kurikuler, secara bahasa ekstra berati tambahan di luar yang resmi. Sedangkan kurikuler mengandung arti berkaitan dengan kurikulum.31 Sedangkan secara istilah, ada beberapa pendapat terkait dengan istilah ekstrakurikuler, yaitu suatu kegiatan yang dilakukan peserta didik di luar jam belajar biasa, termasuk pada saat liburan sekolah, yang bertujuan untuk memberikan pengayaan kepada peserta didik dalam artian memperluas pengetahuan peserta didik dengan cara mengkaitkan pelajaran yang satu dengan yang lain.32

Exctraccuricular desinagtes an activity program as distinct and separate from the curriculum and connotes subordinate or inferior status in relatioan of the formal curriculum.33

Kegiatan ekstrakurikuler merupakan kegiatan pendidikan yang dilaksanakan di luar jam pelajaran dikelas dan pelayanan konseling yang bertujuan untuk membantu mengembangkan kemampuan peserta didik sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat dan minat melalui kegiatan yang secara khusus diselenggarakan

31

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakasrta, Balai Pustaka, 2000, h. 223

32

Dewi Ketut Sukardi, Bimbingan Karir di sekolah, Jakarta: Galia Indonesia, 2004, h. 243

33

Edward. J Klesse, Student Activities in Today‟s schools: Essential learning for All youth ,America, R & L , Education , 2004, p. 77

(47)

xxiii

xxiii

oleh pendidik atau tenaga kependidikan yang berwenang atau berkemampuan di sekolah atau di madrasah.34

Kegiatan ekstrakurikuler menurut B. Suryosubruto adalah pelaksanaan kegiatan yang bertujuan untuk mengembangkan salah satu bidang pelajaran yang diminati oleh peserta didik , misalnya olah raga, kesenian berbagai macam-macam keterampilan dan kepramukaan diselenggarakan di sekolah di luar jam pelajaran formal di kelas. 35

Jadi kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan tambahan yang diselenggarakan di luar jam pelajaran yang tercantum dalam susunan program sesuai dengan keadaan dan kebutuhan sekolah.

Penyelenggaraan kegiatan ekstrakurikuler harus disusun secara terencana agar semua pihak yang terkait dalam penyelengaraan Pendidikan Agama Islam (PAI) dapat berperan secara aktif mendukung tercapainya tujuan PAI. Agar penyelenggaraan program ekstrakurikuler berjalan efektif, efisien dan terarah, memperoleh hasil sebagaimana yang diharapkan, maka harus dikelola secara integrasi dan berkesinambungan dengan program intrakurikuler PAI yang ada di sekolah.

34

Muhaimin dkk, Pengembangan model KTSP Pada Sekolah dan Madrasah,Jakarta; PT Raja Grapindo Persada, 2018, h. 74

35

B Suryosubruto, Proses Belajar Mengajar di Sekolah, Jakarta; Rineka Cipta, 2002. h. 270

(48)

xxiv

xxiv

b. Ruang Lingkup Kegiatan Ekstrakuriukuler PAI

Ada dua bentuk kegiatan dilingkup ekstrakurikuler yang perlu dipoerhatikan yaitu;

i. Asas Pelaksanaan

Dalam merlaksanakan kegiatan ekstrakurikuler perlu di perhatikan hal-hal sebagai berikut :

 Kegiatan tersebut harus dapat meningkatkan pengayaan siswa baik ranah kognitif maupun afektif.

 Memberi kesempatan, penyaluran bakat serta minat siswa sehingga terbiasa melakukan kesibukan-kesibukan yang positif.

 Adanya perencanaan persiapan serta pembiayaan yang telah diperhitungkan sehingga program ekstrakurikuler dapat mencapai tujuannya.

 Faktor-faktor kemampuan para pelaksana untuk memonitor dan memberikan penilaian hendaknya diperhatikan.36

ii. Bentuk Pelaksanaan

Kegiatan ekstrakurikuler dapat dilaksanakan baik secara perorangan maupun kelompok. Kegiatan perorang dimaksudkan untuk meningkatkan pengetahuan, penyaluran bakat serta minat siswa. Sedangkan kegiatan kelompok dimaksudkan untuk permbinaan bermasyarakat.37

c. Prinsip Penyelenggaraan Kegiatan Ekstrakurikuler PAI

Prinsip Penyelenggaraan Kegiatan Ekstrakurikuler PAI adalah :

36

Moh User Usman, Upaya Optimalisasi Kegiatan Belajar Mengajar, Bandung, Rosda Karya, 2001, h. 22

37

(49)

xxv

xxv

1) Bersifat individual, yaitu dikembangkan sesuai dengan potensi, bakat dan minat peserta didik masing-masing. 2) Bersifat wajib, bagi peserta didik yang belum menguasai

kompetensi PAI tertentu.

3) Bersifat pilihan, yaitu dikembangkan sesuai dengan minat dan diikuti oleh peserta didik secara sukarela.

4) Partisipasi aktif, yaitu menuntut keikutsertaan peserta didik secara penuh sesuai dengan minat dan pilihan masing-masing.

5) Menyenangkan, yaitu dilaksanakan dalam susana meng- gembirakan bagi peserta didik.

6) Membangun etos kerja dan dilaksanakan dengan prinsip membangun semangat peserta didik untuk berusaha dan bekerja dengan giat dan baik.

7) Kemanfaatan sosial, yaitu dikembangkan dan dilaksanakan bagi peserta didik dalam kehidupan bermasyarakat.

8) Bernuansa Islam, yaitu penyelenggaraan ekstra kurikuler dilandasi dengan nilai-nilai Islami.38

d. Tujuan Kegiatan Ekstrakurikuler PAI

Tujuan Kegiatan ekstrakurikuler Pendidikan Agama Islam (PAI) pada Sekolah Menengah Pertama (SMP) antara lain :

1) Meningkatkan kemampuan sikap, pengetahuan, dan keterampilan peserta didik.

2) Mengembangkan bakat dan minat peserta didik dalam pembinaan kepribadian muslim.

3) Mewujudkan budaya keberagamaan (religious cultuire) pada tingkat satuan pendidikan.

4) Meningkatkan syi‟ar Islam. 39

Adapun menurut Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan tujuan kegiatan ekstrakurikuler yaitu:

1) Siswa dapat memperdalam dan memperluas pengetahuan, mengenal hubungan antara berbagai mata pelajaran, menyalurkan bakat dan minat, serta melengkapi upaya pembinaan manusia seutuh dalam arti

38

Kemenag RI, Pedoman Ekstrakurikuler Dan Panduan Kegiatan Ekstrakurikuler PAI SMP, Jakarta, Direktorat Jendral Pendidikan Agama Islam, 2015, h. 6

39

(50)

xxvi

xxvi

beriman dan bertaqwa kepada Tuhan yang maha esa, berbudi pekerti yang luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, sehat jasmani dan rohani, berkepribadian yang mantab dan madiri dan memiliki rasa tanggungjawab kemasyarakatan dan kebangsaan

2) Untuk lebih memantabkan pendidikan kepribadian dan untuk lebih mengaitkan antara pengetahuan yang diperoleh dalam program kurikulum dengan keadaan dan kebutuhan lingkungan. 40

Adapun tujuan ekstrakurikuler keagamaan di sekolah antara lain;

1) Meningkatkan pemahaman terhadap agama sehingga mampu mengembangkan dirinya sejalan dengan norma-norma agama dan mampu mengamalkan dalam perkembangan ilmu pengetahuan, ilmu teknologi dan budaya.

2) .Meningkatkan kemampuan peserta didik sebagai anggota masyarakat dalam mengadakan hubungan timbal balik dengan lingkungan sosia budaya dan lingkungan sekitar.

3) Menyalurkan dan mengembangkan potensi dan bakat peserta didik agar menjadi manusia yang berkreatifitas tinggi dan penuh karya.

4) Melatih sikap disiplin, kejujuran, kepercayaan dan tanggung jawab dalam menjalankan tugas.

5) Menumbuhkembangkan akhlak Islami yang mengintegrasikan hubungan dengan Allah, Rasul, manusia, alam semesta bahkan diri sendiri.

6) Mengembangkan sensitifitas peserta didik dalam melihat persoalan-persoalan sosial keagamaan sehingga menjadi insan yang proaktif terhadap permasalahan sosial dan dakwah.

7) Memberikan bimbingan dan arahan serta pelatihan kepada peserta didik agar memiliki fisik yang sehat, bugar. kuat, cekatan dan terampil.

8) Memberikan peluang peserta didik, agar memilki kemampuan untuk berkomunikasi dengan baik, baik verbal maupun non verbal..

9) Melatih kemampuan peserta didik untuk bekerja sebaik-baiknya secara mandiri maupun kelompok.

40

Depdikbud RI, Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Ekstrakurikuler Sebagai Salah Satu Jalur Pembinaan Kesiswaan, Jakarta, Dekdikbud, 1998, h. 2

(51)

xxvii

xxvii

10) Menumbuhkembangkan kemampuan peserta didik untuk memecahkan masalah sehari-hari. 41

e. Langkah-langkah Kegiatan Ekstrakurikuler PAI

1) Penyusunan rencana program berikut pembiayaan dengan melibatkan kepala sekolah, wali kelas dan guru-guru.

2) Menetapkan waktu pelaksanaan, obyek kegiatan serta kondisi lingkungan

3) Mengevaluasi hasil-hasil kegiatan siswa.42

f. Jenis Kegiatan Ekstrakurikuler PAI

Bentuk kegiatan ekstrakurikuler PAI yang dapat diterapkan/ dilaksanakan di sekolah antara lain ;

9) Baca Tulis al-Qur‟an 10) Tahfiz al-Qur‟an

11) Pembinaan Tilawah al-Qur‟an 12) Seni Kaligrafi

13) Ceramah keagamaan (muhadharah) 14) Nasyid

15) Seni musik Islami (rebana, marawis, samroh, hadrah qasidah dan sejenisnya.

16) Jurnalistik Islam (majalah dinding, bulletin, leaflate, jurnal, poster, karikatur, blog, website, dan lain-lain).43 Satuan pendidikan dapat mengembangkan jenis kegiatan ekstrakurikuler lainnya sesuai yang dengan minat peserta didik dan karakteristik satuan pendidikan selama tidak bertentangan dengan peraturan perundangan yang berlaku. Adapun kegiatan-kegiatan seperti sholat dhuha, sholat berjama‟ah tadarus, salam , infaq jum‟at, do.a sebelum dan sesudah belajar, asmaul husna, berbusana muslim, sholat jum‟at pesantren kilat, Peringatan Hari

41

Departemen Agama RI, Panduan kegiatan ekstrakurikuler Pendidikan Agama Islam, Jakarta; Direktorat Jendral Kelembagaan Agama Islam, 2005, h. 9-10

42

Ibid, h. 23 43

Kementerian Agama RI, Pedoman Ekstrakurikuler dan Panduan Kegiatan Ekstrakurukuler PAI SMP, Jakarta, Direktorat Jenderal Pendidikan Agama Islam, 2015, h. 7

(52)

xxviii

xxviii

Besar Islam (PHBI), wisata rohani, tadabbur alam, bakti sosial, kelompok peduli teman asuh, santunan akan yatim, pengelola masjid/mushala, ESQ, penyembelihan hewan qur‟ban, gerakan wakaf al-Qur‟an, dan khatmil qur‟an merupakan kegiatan pembiasaan dalam rangka menciptakan relegius cultural di sekolah. 44

Jenis atau bentuk pembinaan kegiatan ekstrakurikuler pendidikan agama Islam yang dilaksanakan di SMP Negeri 1 Palangka Raya antara lain :

i. Pembinaan kegiatan Sholat berjama’ah

Shalat berjamaah ialah shalat yang dilakukan oleh orang banyak bersama-sama, sekurang-kurangnya dua orang, seorang diantara mereka yang lebih fasih bacaanya dan lebih mengerti tentang hukum Islam dipilih menjadi imam. Dia berdiri di depan sekali, dan lainnya berdiri di belakangnya sebagai ma‟mum/pengikut.45

Pembinaan sholat berjama‟ah adalah penanaman nilai-nilai pendidikan Islam dalam pelaksanaan sholat berjamaah, sehingga seseorang dapat melaksanakan ibadah tersebut secara sadar, bukan paksaan dari pihak manapun.

44

Ibid, h. 7-8 45 Moh Rifa‟i,

(53)

xxix

xxix

Peran sekolah sangat penting dalam menanamkan kebiasaan shalat bagi siswanya seperti shalat dzuhur berjamaah di sekolah karena setelah pulang sekolah belum tentu siswa melaksanakan shalat dzuhur. Program ini sebagai pembiasaan siswa dalam meningkatkan jiwa spiritual siswa yang jika dilakukan terus-menerus akan menjadikan kebiasaan yang baik bagi siswa.

Hikmah shalat berjamaah memberikan keistimewaan yang sangat luar biasa dibandingkan shalat sendirian yang mengandung makna kesendirian (pengasingan) yaitu kebalikan dari makna kebersamaan dan kesatuan. Karena itulah, shalat berjamaah lebih diutamakan dari pada shalat sendirian serta mempunyai keutamaan-keutamaan dan manfaat-manfaat yang sangat banyak yang tidak terlepas dari seputar kasih sayang dan persatuan dengan berbagai coraknya. Diantaranya adalah pertemuan dan keberadaan kaum muslimin dalam satu barisan dan satu imam dimana dalam hal ini terdapat nilai kesatuan dan persatuan.46

Niat dalam shalat memberikan makna kebulatan hati untuk melakukan ibadah guna mendekatkan diri pada Allah semata. Inilah, hakikat niat dan didalamnya terdapat sikap keikhlasan. Sehingga ketika shalat berjamaah ini dijadikan

46

Susanti, Pengeruh Kebiasaan Sholat Dhuhur Berjama‟ah dalam pembentukan Prilaku Keagamaan Siswa …on line bolg. Word Press. com Jum‟at 11 Mai 2018

(54)

xxx

xxx

pembiasaan maka akan menjadikan akhlak yang baik bagi siswa. Namun tetap dengan menjaga niat pada setiap perilaku dengan selalu memberikan keyakinan pada siswa bahwa Allah hanya akan menerima amal yang disertai dengan keikhlasan, dengan demikian segala perbuatan yang dilakukan siswa bukan untuk mencari sanjungan atau pujian namun dilakukan semata-mata hanya karena Allah. hal tersebut akan mengajarkan keikhlasan pada siswa dalam beribadah dan melakukan kebaikan.47

ii. Pembinaan kegiatan Majelis Ta’lim

Menurut akar katanya, istilah Majelis Ta‟lim tersusun dari gabungan dua kata; majlis (tempat) dan ta‟lim (pengajaran) yang berarti tempat pengajaran atau pengajian bagi orang-orang yang ingin mendalami ajaran-ajaran Islam. Sebagai sebuah sarana da‟wah dan pengajaran agama Islam, Majelis Ta‟lim sesungguhnya memiliki basis tradisi yang kuat, yaitu sejak Nabi Muhammad SAW mensyiarkan agama Islam di awal-awal risalah beliau. 48

Di masa Islam Mekkah, Nabi Muhammad SAW menyiarkan agama Islam secara sembunyi-sembunyi, dari

47

Ibid, Susanti, Pengeruh Kebiasaan …on line bolg 48

Rizaldy Siregar, Pembinaan Manajemen dan kurikulu, Ogranisasi, Majelis Ta‟lim, om.line word press. com JUmat, 11 Mei 2018

Gambar

Tabel  2  di  atas  dapat  disimpulkan  bahwa  guru  SMP  Negeri  1  Palangka Raya ASN berjumlah 54 orang dan apabila dilihat dari tingkat  pendidikannya guru SMP Negeri 1 Palangka Raya berpendidikan strata  1(S-1)    dan  hanya  2  orang  yang  berpendidi

Referensi

Dokumen terkait

Dengan demikian, orang Mentawai yang rnendiarni gugusan Kepulauan Siberut, Pulau Sipora, Pulau Pagai Utara, dan Pulau Pagai Selatan yang terletak di sebelah barat

4 Tahun 2003 tentang Perubahan atas Peraturan Daerah Kota Pangkalpinang No 17 Tahun 2000 tentang pembentukan dan susunan Organisasi Perangkat-perangkat Pemerintah Kota

Dukungan keluarga berupa penilaian Sebagian besar keluarga memberikan penghargaan kepada wanita pra konsepsi dalam mempersiapkan kehamilannya dengan cara memberikan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) ada perbedaan prestasi belajar aspek pengetahuan dan keterampilan siswa menggunakan metode kooperatif tipe STAD dan tipe

Untuk memberikan perlindungan hukum bagi pengguna jasa transportasi khususnya angkutan udara, maka diharapkan pemerintah perlu meningkatkan pemberdayaan konsumen atau

Terjadinya interaksi pada kombinasi perlakuan dosis pupuk hayati dan pupuk fosfat pada parameter pengamatan berat biji per tanaman di saat panen umur 95 hst di

48  ASRM  ASURANSI RAMAYANA Tbk 

And this is members of friendshit : Digma (si pembocor rahasia, kentut addict , dan kaos kakinya paling bau), Ilham (si jago desain dan percayalah ga ada yang bisa