• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengembangan Boarding School Mambaul Ulum Surakarta (Pendekatan Arsitektur Ramah Lingkungan)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pengembangan Boarding School Mambaul Ulum Surakarta (Pendekatan Arsitektur Ramah Lingkungan)"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

i

PENGEMBANGAN BOARDING SCHOOL MAMBAUL ULUM SURAKARTA

(Pendekatan Arsitektur Ramah Lingkungan)

PUBLIKASI ILMIAH

Disusun Untuk Melengkapi Persyaratan Guna Mencapai Derajat S-1 Program Studi Arsitektur Fakultas Teknik

Oleh:

AGENG NUGROHO

D 300 130 075

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

(2)
(3)
(4)
(5)

1

PENGEMBANGAN BOARDING SCHOOL MAMBAUL ULUM SURAKARTA

(Pendekatan Arsitektur Ramah Lingkungan)

Abstrak

Boarding school adalah sistem sekolah dengan asrama, dimana peserta didik dan juga para guru dan pengelola sekolah tinggal di asrama yang berada dalam lingkungan sekolah dalam kurun waktu tertentu.

Di lingkungan sekolah, para siswa dapat melakukan interaksi dengan sesama siswa, bahkan berinteraksi dengan para guru setiap saat. Contoh yang baik dapat mereka saksikan langsung di lingkungan mereka tanpa tertunda. Dengan demikian, pendidikan kognisi, afektif, dan psikomotor siswa dapat terlatih lebih baik dan optimal. Keberadaan Madrasah Aliyah ( MA) Negeri 2 Surakarta tidak bisa dilepaskan dengan sejarah Mamba’ul Ulum Surakarta. Mamba ul Ulum yang merupakan cikal bakal berdirinya MA Negeri 2 Surakarta itu dibangun pada masa pemerintahan Paku Buwono X merupakan Pusat Pendidikan Islam (Modern) yang melahirkan para lulusan berkaliber nasional dan internasional baik sebagai ulama besar, pemimpin bangsa, intelektual dan teknokrat. Rekam jejak keberadaan Mamba ul Ulum dalam kontribusi mencetak sumber daya manusia handal yang memiliki pengaruh perubahan pada masyarakat baik pada taraf lokal dan global. Ingin berkembangnya boarding school Mambaul Ulum ini yang menginginkan konsep boarding school yang berbasis alam yang sedang menjadi tren saat ini pada beberapa boarding school di Indonesia saat ini.

Kata Kunci : Boarding school, Sekolah, Arsitektur

Abstract

Boarding school is a boarding school, where the students and also the teachers and school administrators stayed in dormitories in the school environment in a certain period of time.

In the school environment, students can conduct interactions with fellow students, and even interact with the teachers at any time. A good example can they see in their neighborhoods without pending. Thus, the education of cognition, psychomotor, and affective students can be trained better and optimal. The existence of the Madrasah Aliyah (MA) Country 2 Surakarta can't let loose with history of Mamba'ul Ulum Surakarta. Mamba ul Ulum, the forerunner of the establishment of the MA State 2 Surakarta was built during the reign of Paku Buwono X was the center of Islamic learning (Modern) that gave birth to the national and international calibre graduate either as a great scholar, the nation's leaders, intellectuals and technocrats. Track record of the existence of the Mamba ul Ulum in contributions print human resources that have an influence on society changes both on a local and global level. Want to growing this Ulum boarding

(6)

2

school Waiting who want concept-based boarding school of nature that are the current trend in some boarding school in Indonesia at the moment.

Key words: Boarding school, school of architecture

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Keberadaan Madrasah Aliyah ( MA) Negeri 2 Surakarta tidak bisa dilepaskan dengan sejarah Mamba’ul Ulum Surakarta. Mamba ul Ulum yang merupakan cikal bakal berdirinya MA Negeri 2 Surakarta itu dibangun pada masa pemerintahan Paku Buwono X merupakan Pusat Pendidikan Islam (Modern) yang melahirkan para lulusan berkaliber nasional dan internasional baik sebagai ulama besar, pemimpin bangsa, intelektual dan teknokrat. Tokoh-tokoh seperti : Tiga Mantan Menteri Agama RI, Dr. K. H. Imam Zarkasi (Salah Satu Pendiri Ponpes Modern), Prof. Dr Ahmad Baiquni, MSc (Bapak Atom/Nuklir Indonesia), Prof. Dr Ravik Karsidi (Rektor UNS) pernah mengenyam pendidikan di Mamba ul Ulum/PGAN Surakarta.

Menyadari hal tersebut MA Negeri 2 Surakarta (alih fungsi dari PGA Negeri Surakarta) yang secara historis tidak bisa terlepas dari Mamba ul Ulum sepatutnya meneladani keberhasilan Mamba ul Ulum dengan mengusung kembali semangat, kearifan dan nilai-nilai historis lainya dalam mengembangkan pendidikan khususnya pendidikan Islam. Beberapa waktu yang lalu MA Negeri 2 Surakarta pernah menyelenggarakan rintisan Program Boarding School yang pelaksanannya menggunakan gedung di Kampus 2 (eks bangunan Mamba ul Ulum) yang berlokasi di Kompleks Masjid Agung Surakarta.

Dari hasil feasibility study (studi kelayakan) yang dilakukan oleh Tim Task Force Studi Kelayakan yang dibentuk oleh Kepala MA negeri 2 Surakarta melalui SWOT analysis dengan mempertimbangkan berbagai trend perubahan lokal dan global, tim merekomendasikan dibukanya program Boarding School MAMBA UL ULUM MADRASAH ALIYAH NEGERI 2 SURAKARTA yang berlokasi di Kampus 2, yang beralamatkan di Jalan Dr. Radjiman No. 2 Surakarta (Kompleks Masjid Agung Surakarta).Butuh berkembangnya boarding school Mambaul Ulum ini yang menginginkan konsep boarding school yang

(7)

3

berbasis alam yang sedang menjadi tren saat ini pada beberapa boarding school di Indonesia saat ini. Namun dengan keterbatasan lahan saat ini maka tidak memungkinkan adanya pengembangan di lokasi awal. Maka harus di lakukan pemindahan lokasi baru dengan luasan yang bisa memenuhi segala aktifitas atau keperluan pengguna.

1.2 Rumusan Masalah

Bagaimana merencanakan dan mendesain boarding school Mambaul Ulum menggunakan konsep nuansa alam dengan pendekatan arsitektur ramah lingkungan di kota Surakarta?

1.3 Tujuan Dan Sasaran

Menyusun konsep perencanaan dan perancangan boarding school Mambaul Ulum sebagai pusat pembelajaran di kota Surakarta yang dilengkapi dengan fasilitas yang memadai dengan pendekatan arsitektur ramah lingkungan.

2. METODE

Metode penelitian yang digunakan yaitu dengan cara :

➢ Studi Literatur

➢ Observasi Lapangan

➢ Wawancara

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada hasil dan pembahasan akan dipaparkan mengenai site lokasi dan beberapa konsep perancangan.

(8)

4

3.1 Site Lokasi

Gambar 1 Site Lokasi

Sumber: http://gmaps.com/kotasurakarta, Tahun 2018.

Batas Site :

Sebelah Utara : Jalan ring road Surakarta-Karanganyar

Sebelah Timur : Jalan

Sebelah Selatan : Pemukiman warga Sebelah Barat : Kampus 2 ISI Surakarta

3.2 Analisa dan Konsep Massa

Bentuk dasar bangunan Bentuk dasar yang akan digunakan pada bangunan adalah persegi. Bentuk tersebut akan menciptakan sebuah bangunan yang menarik, estetis, dinamis dan sesuai dengan karakter dan pengembangan boarding school. Selain itu dengan pemilihan bentuk persegi dan lingkaran dapat mengoptimalkan penggunaan ruang-ruang di dalam bangunan sehingga memunculkan ruang-ruang positif yang dapat meningkatkan kualitas dari kegiatan dan fungsi ruang lebih maksimal.

3.3 Pola tata masa bangunan

a. Tujuan :

Menentukan pola tata masa bangunan yang mempertimbangkan kondisi dan sirkulasi site yang telah direncanakan sehingga penataan bangunan sesuai

(9)

5

dengan desain perancangan dan aktivitas dan kegiatan dapat berjalan dengan optimal.

b. Dasar pertimbangan : 1) Kondisi tapak site

2) Sirkulasi dan Zonifikasi kegiatan dalam site 3) Konsep arsitektur ramah lingkungan

3.4 Program Ruang

Tabel 1. Besaran Ruang KBM

No. Ruang Kapasitas Standart

(m²) Flow (%) Jumlah Luas Ruang (m²) Sumber 1 Lobby 35 2 m 30 % 1 91 Data Arsitek 2 R. Kep Yayasan 1 30 m 1 30 Permen Diknas 3 R. Kep Sekolah 1 30 m 1 30 Permen Diknas 4 R. Wakil Kep Sekolah 1 30 m 1 30 Permen Diknas 5 R. Sekretaris 1 30 m 1 30 Permen Diknas 6 R. Rapat 10 1,2 m 30 1 16 Data Arsitek 7 R. Tamu 6 1,2 m 30 1 10 Data Arsitek 8 KM 1 2 30 6 15,6 Data Arsitek

9 R. Tata Usaha 5 4 30 1 26 Data

Arsitek 10 Loket Pembayaran 4 1,2 20 1 6,5 Data Arsitek 11 R. Guru 50 4 30 1 260 Data Arsitek

12 Toilet Guru 1 2 30 2 5 Data

Arsitek

13 R. Kelas 30 2 30 18 1400 Data

Arsitek

(10)

6

No. Ruang Kapasitas Standart

(m²) Flow (%) Jumlah Luas Ruang (m²) Sumber Arsitek

15 Lab. Bahasa 30 2,4 30 1 93,6 Data

Arsitek 16 Lab.

Komputer 30 2,4 30 1 93,6

Data Arsitek

17 Lab. IPA 30 2,4 30 1 93,6 Data

Arsitek

18 Lab. Kimia 30 2,4 30 1 93,6 Data

Arsitek

19 Lab. Fisika 30 2,4 30 1 93,6 Data

Arsitek

20 Lab. IPS 30 2,4 30 1 93,6 Data

Arsitek

21 Lab. Alam 30 2,4 30 1 93,6 Data

Arsitek 22 Perpustakaan 90 2 30 1 234 Data Arsitek 23 Ruang FC 5 2 30 1 13 Data Arsitek 24 Auditorium 400 1.2 30 1 624 Data Arsitek 25 Pelayanan Akademik 4 1.2 20 1 5,76 Data Arsitek 26 R. Konseling 6 9 30 1 70.5 Data Arsitek 27 R. Organisasi Siswa 12 9 30 2 281 Data Arsitek 27 R. Organisasi Siswi 12 9 30 3 422 Data Arsitek 28 R. Ekstra Kurikuler Siswa 12 9 30 2 281 Data Arsitek 29 R. Ekstra Kurikuler Siswa 12 9 30 3 422 Data Arsitek JUMLAH 4.998 m²

(11)

7

Table 2. Besaran ruang asrama siswa

No. Ruang Kapasitas Standart

(m²) Flow (%) Jumlah Luas Ruang (m²) Sumber 1 Kamar Tidur Siswa 10 3,8 30 1 1305 Data Arsitek 2 Kamar Tidur Siswi 10 3,8 30 1 1305 Data Arsitek 3 KM Siswa 1 3 30 11 43 Data Arsitek 4 KM Siswi 1 3 30 11 43 Data Arsitek 5 T. Cuci Siswa 3 1.3 30 3 15,21 Data Arsitek 6 T. Cuci Siswi 3 1.3 30 3 15,21 Data Arsitek 7 R. Jemur Siswa 7 2 30 2 36,5 Data Arsitek 8 R. Jemur Siswi 7 2 30 2 36,5 Data Arsitek 9 R. Tidur Guru PA 1 3 30 15 58,5 Data Arsitek 10 R. Tidur Guru PI 1 3 30 15 58,5 Data Arsitek 11 R. Tamu Siswa 6 1,2 30 1 6,3 Data Arsitek 12 R. Tamu Siswi 6 1,2 30 1 6,3 Data Arsitek 13 R. Tidur Tamu PA 6 3,8 20 1 36,5 Data Arsitek 14 R. Tidur Tamu PI 6 3,8 20 1 36,5 Data Arsitek JUMLAH 3.002 m²

Tabel 3. besaran ruang fasilitas penunjang No. Ruang Kapasitas Standart

(m²) Flow (%) Jumlah Luas Ruang (m²) Sumber 1 Masjid 900 1,2 30 1 1400 Data Arsitek 2 R. Training Center 100 1,2 30 1 312 Data Arsitek

3 Poli Klinik 10 6 30 2 156 Data

(12)

8 No. Ruang Kapasitas Standart

(m²) Flow (%) Jumlah Luas Ruang (m²) Sumber 4 R. Makan Siswa 270 1,2 30 1 421 Data Arsitek 5 Dapur 50 65 Data Arsitek 6 R. Serba Guna 800 1,2 30 1 1245 Data Arsitek

7 Mini Market 82 150 Data

Arsitek 8 Koperasi 6 1,2 30 2 19 Data Arsitek 9 Kantin 50 2 30 1 130 Data Arsitek 10 ATM 1 1,5x2 3 9 Data Arsitek 11 Lapangan Olahraaga 45x90 1 4050 Data Arsitek 12 Kolam Renang 12x25 1 300 Data Arsitek 13 Lapangan Basket 28,5x15 1 382,5 Data Arsitek 14 Lapangan Tenis 24x11 1 264 Data Arsitek 15 Hydroponik Area 27x15 2 810 Data Arsitek 16 Panel 6 1 6 Data Arsitek

17 Parkir Mobil 42 2,25x5 1 525 Data

Arsitek 18 Parkir Motor 62 2,25x0,7 5 1 124 Data Arsitek JUMLAH 10.369 m² TOTAL : 18.369 m² 3.5 Tampilan Arsitektur

Analisa dan Konsep Tampilan Arsitektur menjelaskan tentang gagasan penulis dalam merancang pengembangan boarding school Mambaul Ulum Surakarta dalam interior maupun eksterior. Dalam hal eksterior penulis akan menjelaskan mengenai:

(13)

9 1. Interior

Pada interior bangunan terdapat beberapa konsep desain yang akan dijadikan perencanaan pada pengembangan boarding school Mambaul Ulum Surakarta seperti pada bangunan ramah lingkungan di Indonesia umumnya memiliki tipikal kebutuhan yang sama yaitu pelayanan publik seperti pemilihan tata lampu yang disesuaikan dengan fungsi ruang, pemilihan bahan material interior yang ramah barang elektronik, pemilihan furniture yang khusus dirancang untuk boarding school, pemilihan warna yang tidak terlalu mencolok, serta pemilihan tata layout untuk dijadikan furniture ruangan yang disesuaikan dengan kebutuhan user/pengguna. 2. Eksterior

Konsep yang digunakan untuk bangunan pengembangan boarding school

Mambaul Ulum Surakarta yaitu penerapan arsitektur modern kontemporer pada fasad bangunan dipadukan dengan material batu alam dan kaligrafi kufi, serta dilengkapi dengan green roof. Adapun perpaduan dengan menggunakan kaligrafi karena mengangkat nilai religious dan tetap terlihat modern.

Gambar 2 Eksterior fasad

Sumber: http://google/images/, Tahun 2018

3. Memiliki ciri khas atau sesuatu yang menonjol agar lebih mudah di ingat oleh masyarakat.

(14)

10

4. Penampilan bangunan ditunjukan dengan pemilihan warna, gubahan massa, material bangunan, dan juga penerapan konsep arsitektur modern kontemporer.

3.6 Boarding School Bernuansa Alam

Selain penekanan pada arsitektur ramah lingkungan juga akan di terapkan konsep alam pada site dengan cara memperluas ruang hijau terbuka pada site. Penerapan ruang terbuka hijau kali ini di lakukan dengan adanya kebun mini dengan metode hidroponik. Hidroponik adalah berasal dari bahasa Yunani yang terdiri dari dua kata. Yakni hydro dan ponos. Hydro yang artinya air dan ponos yang artinya kerja. Jadi apabila disatukan hidroponik adalah teknik budidaya tanaman dengan memanfaatkan air dan tidak menggunakan tanah (humus) sebagai media tanam atau soilles.

Di era sekarang ini, menanam dengan sistem hidroponik adalah alternatif yang tepat untuk mendapatkan sayuran dan buah-buahan di lahan yang sempit atau terbatas. Ditambah lagi dengan kondisi Indonesia yang beriklim tropis adalah tempat yang cocok untuk menerapkan metode ini. Bercocok tanam dengan hidroponik akan mendapatkan hasil yang bagus jika diiringi dengan hobi. Karena jika dimulai dari hobi maka akan sangat berpotensi untuk dijadikan bisnis.

Gambar 3 hydroponok

(15)

11

Pengembangan taman atap modern (roof garden atau atap hijau) adalah sebuah fenomena yang relatif baru. Roof garden teknologi pertama kali dikembangkan di Jerman pada tahun 1980-an yang kemudian menyebar ke negara-negara Eropa lainnya seperti Swiss, Belanda, Austria Inggris, Italia, Perancis, dan Swedia. Bahkan saat ini, diperkirakan 10% dari semua bangunan di Jerman memiliki taman atap. Selain Jerman, Austria (Linz kota) telah mengembangkan sebuah proyek taman atap sejak tahun 1983, serta Swiss mulai intensif mengembangkan taman atap sejak tahun 1990.

Gambar 4 green roof

Sumber: http://.google.com/, Tahun 2018

Keberadaan taman atap, terutama di kota-kota besar (metropolitan) memiliki peran penting serta ruang hijau lainnya. Ancaman terhadap keberadaan ruang hijau akibat pembangunan infrastruktur kota dapat diimbangi atau dikompensasi dengan mengembangkan taman atap.Secara umum, manfaat dari taman atap (roof garden) adalah sebagai berikut (Rooftops Hijau, 2008, Holladay, 2006):

Mengurangi tingkat polusi udara, vegetasi pada taman atap dapat mengubah polutan (toksin) di udara menjadi senyawa berbahaya melalui reoksigenation, taman atap juga berperan dalam menstabilkan jumlah gas rumah kaca (karbon dioksida) di atmosfer kota sehingga untuk menekan efek rumah kaca, Menurunkan suhu, kehadiran taman atap dapat mengurangi efek radiasi panas dari matahari dan dari dinding tanah (panas efek pulau), konservasi air, taman

(16)

12

atap dapat menyimpan sebagian besar air berasal dari air hujan sehingga menyediakan mekanisme evaporasi-transpirasi yang lebih efisien, Mengurangi polusi suara / kebisingan, komposisi vegetasi pada taman atap memiliki potensi yang baik dalam mengurangi kebisingan yang berasal dari luar bangunan (kebisingan dari kendaraan bermotor atau kegiatan industri) Menampilkan keindahan aspek bangunan (estetika), serta fungsi dari taman pada umumnya, taman atap (atap hijau) memberikan aspek pembangunan keindahan yang terlihat lebih hidup, indah, dan nyaman.

4. PENUTUP

Melalui perencanaan dan perancangan pengembangan boarding school Mambaul Ulum Surakarta sebagai pusat pembelajaran di kota Surakarta yang dilengkapi dengan fasilitas yang memadai dengan pendekatan arsitektur ramah lingkungan.

DAFTAR PUSTAKA

Berdasarkan bentuk hunian (widiastuti,1995, dalam asri,2011)

Indah, S. (2017).Asrama Al-Jami’ah Putri IAIN Salatiga. Tugas Akhir Jurusan Arsitektur UMS.

Neufert, E. (1992). Data Arsitek Jilid 1. Jakarta: Erlangga.

Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia. Nomor : 197/Kmk. 03/2004. Tentang.Batasan Rumah Sederhana, RumahSangat Sederhana, Rumah Susun Sederhana, Pondok Boro,Asrama Mahasiswa Dan Pelajar.

Neufert, E. (1992). Data Arsitek Jilid 2. Jakarta: Erlangga.

Andiarta, M. (2018). Pengembangan Pondok Pesantren AT-TAJDID Menjadi Islamic Centre Di Blora . Tugas Akhir Jurusan Arsitektur UMS.

Standar Perencanaan dan Perancangan Asrama Mahasiswa (Chiara Joseph dkk. 2001)

Rahmad, H. (2010). Pondok Pesantren Moderen Putra Di Sragen. Tugas Akhir Jurusan Arsitektur UMS.

Gambar

Gambar 1 Site Lokasi
Tabel 1. Besaran Ruang KBM
Table 2. Besaran ruang asrama siswa  No.  Ruang  Kapasitas  Standart
Gambar 2 Eksterior fasad
+3

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mencari model estimasi TMA terbaik dengan menggunakan indeks kekeringan NDWI dan VSDI yang dapat digunakan sebagai peringatan dini

mensyaratkan adanya akibat dieksploitasi atau tereksploitasi yang timbul. 39 Tahun 1999 tentang HAM perdagangan orang salah satu perbuatan yang tidak diperbolehkan,

Dari segi mikrobiologis, aplikasi asap cair pada ikan pindang dengan konsentrasi asap cair 1%, 2%, dan 3% memberikan perbedaan yang nyata terhadap kontrol ikan pindang

Analisis berdasarkan beberapa sumber di atas maka dapat ditentukan beberapa faktor penting yang menjadi faktor-faktor srategis dalam manajemen pengurangan risiko

(2012) melaporkan bahwa aplikasi biochar yang berasal dari bonggol jagung dengan dosis 10 ton ha -1 secara signifikan meningkatkan pH,.. electrical conductivity

 Menteri Teknis menetapkan daerah penghasil dan dasar penghitungan SDA paling lambat 60 hari sebelum tahun anggaran bersangkutan dilaksanakan setelah berkonsultasi dengan

[r]

1 Tahun 1974 tentang perkawinan, karang taruna peserta pelatihan memperoleh gambaran yang jelas mengenai syarat-syarat perkawinan, termasuk syarat- syarat perkawinan