• Tidak ada hasil yang ditemukan

POLARIMETER Pepenk

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "POLARIMETER Pepenk"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

POLARIMETER 

POLARIMETER 

I.

I.

TUJUAN

TUJUAN

a.

a.

Mempelajari prinsip kerja polarimeter 

Mempelajari prinsip kerja polarimeter 

 b.

 b.

Mengukur sudut putar jenis larutan gula (sukrosa) sebagai fungsi

Mengukur sudut putar jenis larutan gula (sukrosa) sebagai fungsi

konsentrasi

konsentrasi

c.

c.

Menentukan konsentrasi dari larutan sampel gula (Cx)

Menentukan konsentrasi dari larutan sampel gula (Cx)

II.

II.

TEORI DASAR 

TEORI DASAR 

Polarimetri adalah sensitif, teknik yang nondestructive untuk mengukur aktivitas Polarimetri adalah sensitif, teknik yang nondestructive untuk mengukur aktivitas optik yang ditunjukkan oleh senyawa organik dan anorganik. Senyawa dianggap aktif  optik yang ditunjukkan oleh senyawa organik dan anorganik. Senyawa dianggap aktif  secara optis jika cahaya terpolarisasi secara linier dan terputar ketika melewatinya. secara optis jika cahaya terpolarisasi secara linier dan terputar ketika melewatinya. Jumlah rotasi optik ditentukan oleh struktur molekul dan konsentrasi

Jumlah rotasi optik ditentukan oleh struktur molekul dan konsentrasi chiral molecules chiral molecules  pada senyawa. Setiap zat aktif optik memiliki rotasi sendiri yang spesifik sebagaimana pada senyawa. Setiap zat aktif optik memiliki rotasi sendiri yang spesifik sebagaimana ditetapkan dalam

ditetapkan dalam Hukum Biots Hukum Biots ::

[α] =

[α] = specific rotation specific rotation (rotasi spesifik),(rotasi spesifik), T =

T =temperature temperature (suhu),(suhu), λ =

λ = wavelength wavelength (panjang gelombang),(panjang gelombang), α =

α = optical rotation optical rotation (rotasi optik),(rotasi optik), c = konsentrasi, dalam g/100ml, c = konsentrasi, dalam g/100ml, l = panjang lintasan optic, dalam dm. l = panjang lintasan optic, dalam dm.

Polarisasi oleh refleksi ditemukan pada 1808 oleh Etienne Malus (1775-1812). Polarisasi oleh refleksi ditemukan pada 1808 oleh Etienne Malus (1775-1812). Malus, yang telah melakukan pekerjaan eksperimental tentang refraksi ganda saat Malus, yang telah melakukan pekerjaan eksperimental tentang refraksi ganda saat bekerja pada teori efek, mengamati cahaya matahari terbenam, tercermin dari jendela bekerja pada teori efek, mengamati cahaya matahari terbenam, tercermin dari jendela  jendela di

 jendela di dekatnya, dekatnya, melalui melalui kristalkristal Iceland Spar Iceland Spar .. Ketika ia memutar kristal, dua gambarKetika ia memutar kristal, dua gambar matahari bergantian menjadi kuat dan lemah, meskipun tidak pernah ada kepunahan matahari bergantian menjadi kuat dan lemah, meskipun tidak pernah ada kepunahan lengkap (

lengkap (complete extinction complete extinction ). Hampir 1 jam sekali ia mengulangi percobaan dalam). Hampir 1 jam sekali ia mengulangi percobaan dalam kondisi yang terkendali, dan menemukan bahwa sudut di mana kepunahan lengkap dari kondisi yang terkendali, dan menemukan bahwa sudut di mana kepunahan lengkap dari refleksi sinar diperoleh untuk air dan kaca.

refleksi sinar diperoleh untuk air dan kaca.

Sebuah polarimeter adalah perangkat untuk mempelajari Sebuah polarimeter adalah perangkat untuk mempelajari suatu

suatu sampel sampel transparantransparan antara antara perangkat perangkat polarisasipolarisasi menyeberang (

menyeberang (crossed polarizing devices crossed polarizing devices ).). Jean-Baptiste Biot Jean-Baptiste Biot  (1774-1862) mengembangkan polarimeter di bagian kanan, yang (1774-1862) mengembangkan polarimeter di bagian kanan, yang

(2)

telah dibuat oleh Soliel/Duboscq of Paris ca.1850. Polarizer yang di bagian tangan kanan menggunakan kaca piring tunggal, sementara analyzer di sebelah kiri menggunakan tumpukan piring kaca. Sampel ini diletakkan di antara kedua perangkat ini. Sekarang alat ini ada di Dartmouth College .

 Polarimeter

 Alat yang digunakan untuk penentuan besarnya putaran optik suatu bahan.  Putaran Optik 

Besarnya pemutaran bidang polarisasi yang terjadi jika sinar terpolarisasi dilewatkan melalui suatu cairan.

 Aplikasi Penelitian untuk polarimetri ditemukan di industri, lembaga penelitian dan universitas sebagai sarana:

 Mengisolasi dan mengidentifikasi berbagai pelarut terkristalkan yang belum diketahui atau dipisahkan dengan High Performance Liquid Chromatography  (HPLC).

 Mengevaluasi dan karakterisasi senyawa optis aktif dengan mengukur rotasi khususnya dan membandingkan nilai ini dengan nilai-nilai teoritis ditemukan dalam literatur.

 Investigasi reaksi kinetik dengan mengukur rotasi optik sebagai fungsi dari waktu (function of time ).

 Pemantauan perubahan konsentrasi komponen optik aktif dalam campuran reaksi, seperti dalam belahan enzimatik (enzymatic cleavage ).

  Analyzing molecular structure by optical rotatory dispersion curves over a wide range of wavelengths. Menganalisis struktur molekul dengan memetakan (plotting ) dalam bentuk kurva perputaran dispersi optik atas berbagai panjang gelombang.

 Membedakan antara beberapa isomer optik.

Dalam setiap aplikasi, AUTOPOL menawarkan hingga enam pilihan panjang gelombang diskrit (discrete wavelength ) untuk mengetahui pengaruh panjang gelombang terhadap zat optis aktif.

Kualitas dan aplikasi proses kontrol, baik di laboratorium atau secara langsung di pabrik, yang ditemukan di seluruh industri pharmaceutical , kimia, minyak atsiri (Essential  Oil ), Flavor and Food Industries . Beberapa contoh tercantum di bawah ini.

 A. Pharmaceutical Industry 

Menentukan kemurnian produk dengan mengukur rotasi spesifik dan rotasi optik:   Asam Amino   Antibiotik   Dekstrosa  Gula amino  Kokain  Diuretik    Analgesik   Kodein  Serum

(3)

 Steroid  Obat penenang (Tranquilizers )   Vitamin B. Flavor, Fragrance, and Essential Oil Industry 

Memanfaatkan polarimetri untuk pemeriksaan bahan baku, antara lain:

 Camphors  Gums  Orange oil

  Asam sitrun (Citric acid )  Minyak lavender

 Spearmint oil

 Glyceric acid  Lemon oil

C. Food Industry 

Memastikan kualitas produk dengan mengukur konsentrasi dan kemurnian senyawa berikut dalam makanan berbasis gula, sereal dan sirup:

 Karbohidrat  Laktosa  Raffinose  Berbagai amylum  Fruktosa  Levulosa  Sukrosa  Monosakarida alami  Glukosa  Maltosa  Xylose D. Chemical Industry 

Menganalisa rotasi optik sebagai cara untuk mengidentifikasi dan karakterisasi:  Biopolymer

 Natural polymer  Synthetic polymer

Skema dari alat polarimeter dapat dilihat pada gambar berikut.

Cahaya dari lampu sumber, terpolarisasi setelah melewati prisma Nicol pertama yang disebut polarisator. Cahaya terpolarisasi kemudian melewati senyawa optis

(4)

aktif yang akan memutar bidang cahaya terpolarisasi dengan arah tertentu. Prisma Nicol ke dua yang disebut analisator akan membuat cahaya dapat melalui celah secara maksimum.

Cahaya monokromatik dihasilkan dengan menggunakan sodium lamp (lampu natrium) dimana gas natrium pijar akan menghasilkan lampu warna kuning. Cahaya monokromatik pada dasarnya mempunyai bidang getar yang banyak sekali. Bila dihayalkan maka bidang getar tersebut akan tegak lurus pada bidang datar. Bidang getar yang banyak ini secara mekanik dapat dipisahkan menjadi dua bidang getar yang saling tegak lurus.

Rotasi optis yang diamati/diukur dari suatu larutan bergantung kepada jumlah senyawa dalam tabung sampel, panjang jalan/larutan yang dilalui cahaya, temperatur pengukuran, dan panjang gelombang cahaya yang digunakan. Untuk mengukur rotasi optik, diperlukan suatu besaran yang disebut rotasi spesifik yang diartikan suatu rotasi optik yang terjadi bila cahaya terpolarisasi melewati larutan dengan konsentrasi 1 gram per mililiter sepanjang 1 desimeter. Rotasi spesifik dapat dihitung dengan menggunakan persamaan:

Ket :

a = sudut putaran optik (yang teramati) c = konsentrasi larutan gram/mL larutan

= panjang jalan/larutan yang dilalui cahaya dalam desimeter

λ=panjang gelombang cahaya (bila menggunakan lampu natrium dilambangkan dengan “D“)

t = temperatur (oC).

Rotasi optik yang termati dapat berupa rotasi yang searah jarum jam, rotasi ini disebut putar kanan dan diberi tanda (+), sedangkan senyawa yang diukurnya disebut senyawa dekstro (d). Rotasi yang berlawanan dengan arah jarum jam disebut putar kiri dan diberi tanda (-), senyawanya disebut senyawa levo (l).

[α]

=



(5)

Beberapa hal yang harus diperhatikan pada penggunaan polarimeter, yaitu:

Larutan sampel harus jernih atau tidak mengandung partikel yang

tersuspensi di dalamnya. Partikel tersebut akan menghamburkan cahaya

yang melewati larutan.

Tidak terdapat gelembung udara pada tabung sampel saat diisi larutan.

Selalu dimulai dengan menentukan keadaan nol untuk mengkoreksi

 pembacaan.

Pembacaan rotasi optik dilakukan beberapa kali, sampai didapat data yang

dapat dihitung rata-ratanya.

Polerimetri dapat digunakan untuk mengukur rotasi optik, konsentrasi sampel, dan  juga untuk menghitung komposisi isomer optik dalam campuran rasemik.

Tabel rotasi spesifik beberapa senyawa optis aktif 

Senyawa Pelarut Temperature oC Rotasi Spesifik

Champor Alcohol 25 + 43,8o Sukrosa Air 20 + 66,5o D-glukosa Air 20 + 52,5o L-fruktosa Air 20

- 93,0

o Laktosa Air 15 + 56,0o Maltose Air 20 + 136,9o

Asam tartarat Air 20 + 13,4o

III.

PROSEDUR KERJA

a.

Alat yang digunakan

Polarimeter 

Buret schelbach 50 mL

Gelas piala 250 mL

Labu ukur 50 mL

Standar dan klem

Labu semprot

Batang pengaduk 

(6)

b.

Bahan yang digunakan

Larutan sukrosa 25%

Aquades

Larutan sampel

c.

Gambar Alat

d.

Cara Kerja

1) Pembuatan Larutan Standar 

a. Diambil larutan induk sukrosa 25%, kemudian dimasukkan ke dalam

 buret schelbach 50 mL.

 b. Setelah itu dibuat larutan standar dengan konsentrasi 0, 2%, 4%, 8%,

12% dan 20% dengan mengencerkan larutan sukrosa 25% di dalam labu

ukur 50 mL, setelah itu ditambahkan aquades dan dipaskan sampai

tanda tera. Lalu dihomogenkan.

c. Kemudian diukur sudut putaran optis larutan standar dengan

menggunakan Polarimeter.

2) Pengukuran dengan Polarimeter 

a. Hubungkan alat dengan sumber arus listrik dan ON kan alat, tekan

tombol

 pada bahagian belakang pada posisi “DEG” dan dibiarkan

stabil.

 b. Buka tutup polarimeter, tempatkan pada posisi vertical, isi penuh

dengan aquades, usahakan seminimal mungkin adanya udara yang

terperangkap. Tempatkan posisi tabung pada bagian tengah alat

 polarimeter (jika ada gelembung kecil, tempetkan dia pada bagian yang

(7)

tabung yang besar) lalu tutup. Lakukan pengamatan pada jenis okuler,

atur seperlunya agar pengamatan didapat cukup tajam.

c. Jika pengamatan indicator menunjukkan Gelap-Terang, tekan tombol

R dan TEMP

” secara bersamaan sampai zero set menyala, atau jika

 pengamatan indicator menunjukkan Terang-

Gelap, tekan tombol “

L

dan TEMP

” secara bersamaan sampai zero set menyala. Pengamatan

 pada bahagian indicator didapat (baur-baur) merata. Tekan tombol

ZERO SET

indicator alat akan menunjukkan

0.00

.

d. Diukur larutan standar 0, 2%, 4%, 8%, 12% dan 20% yang telah dibuat

tadi. Jika pengamatan indicator menunjukkan Gelap-Terang, maka

tekan tombol “

” sampai didapat baur 

-baur (untuk zat yang dextro

rotary) atau pengamatan indicator menunjukkan Terang-Gelap, maka

tekan tombol “

L

” sampai didapat baur 

-baur (untuk zat yang leuvo

rotary).

e. Pada saat didapatkan baur-baur dicatat nilai sudut putaran optisnya.

Pengamatan dilakukan dua kali, namun dari arah datang yang berbeda.

Kedua nilai yang didapat dirata-ratakan.

f. Setelah larutan standar diukur maka ganti dengan larutan sampel yang

telah disediakan, lakukan hal yang sama dan dapatkan nilai putaran

optisnya.

g. Dibuat kurva kalibrasi standar, dan gunakan kurva ini untuk 

menentukan kadar Cx (sampel) ataupun dengan menentukan persamaan

regresi linear pengukuran polarimetris.

IV.

HASIL DAN PERHITUNGAN

a) Pembuatan Larutan Standar

Larutan induk sukrosa adalah 25%

(V x C)pekat = (V x C)encer

Untuk 2%

 

    

(8)

Untuk 4%

 

   

 

  

Untuk 8%

 

   

 

  

Untuk 12%

 

    

 

  

Untuk 20%

 

    

 

  

b) Pengukuran Deret Standar

Rumus : a =

() ()

2%

a

1

= 5,40 dan a

2

= 5,90

 

()  ()

 

4%

a

1

= 7,70 dan a

2

= 8,00

 

()  ()

 

8%

a

1

= 13,05 dan a

2

= 13,20

 

()  ()

 

(9)

12%

a

1

= 18,00 dan a

2

= 18,25

 

()  ()

 

20%

a

1

= 28,00 dan a

2

= 28,50

 

() ()

 

,55

Membuat Kurva Kalibrasi Standar :

Konsentrasi (%)

Sudut Perputaran

2

5,65

4

7,85

8

13,125

12

18,125

(10)

c)

Pengukuran Larutan Sampel

Untuk Cx : a

1

= 10,15 dan a

2

= 10,15

 

()  ()

 

Mencari persamaan linear :

X

y

x

x.y

2

5,65

4

11,3

4

7,85

16

31,4

8

13,125

64

105

12

18,125

144

217,5

20

28,25

400

565

∑ = 46

∑ =

73

∑ =

628

∑ =

930,2

X rata-rata =



 

Y rata-rata =



14,60

 b =

(

  )



()

 b =

(  )



 

=



 

=





= 1,2627

y = a + bx 14,60 = a + 1,2627 (9,2) 14,60 = a + 11,6168 a = 14,60 –11,6168 a = 2,9832 y = a + bx 10,15 = 2,9832 + 1,2627(Cx) 1,2627 Cx = 10,15 - 2,9863 Cx =





Cx = 5,67 %

(11)

V.

PEMBAHASAN

Setelah melakukan percobaan ini, maka dapat kita simpulkan bahwa polarisasi merupakan peristiwa berputarnya bidang polarisasi yang disebabkan satu arah getar saja. Cahaya dapat terpolarisasi karena peristiwa pemantulan, pembiasan dan pemantulan, bias kembar, absorpsi selektif, dan hamburan. Alat untuk mengukur besarnya sudut putaran arah polarisasi disebut polarimeter. Besar sudut bidang getaran cahaya yang dihasilkan oleh suatu bahan optik aktif larutan, sebanding dengan konsentrasi larutan tersebut dan  juga dengan panjang larutan yang dilewati cahaya.

Pada percobaan mengukur sudut putaran optis dari larutan sukrosa maka

dapat diketahui nilai sudut putaran optis dari senyawa optis aktif ini adalah 10,15

 besaran ini didapatkan dari pengukuran gelap-terang ke baur-baur (a

1

) dan dari

terang-gelap ke baur-baur (a2).

Dari percobaan yang dilakukan dan melihat kurva kalibrasi standar maka

dapat diketahui bahwa konsentrasi dan jenis larutan akan mempengaruhi sudut

 putar. Semakin tinggi konsentrasi maka sudut putar dari senyawa optis aktif atau

larutan sukrosa akan semakin tinggi pula, namun pengukuran yang didapatkan

tidak begitu linear itu berarti bahwa pengukuran yang dilakukan kurang teliti.

Dan konsentrasi larutan sampel yang didapatkan adalah 5,67%.

VI.

KESIMPULAN

Setelah dilakukan praktikum pemgukuran senyawa optis aktif yakni larutan

sukrosa dengan metode polarimetri, maka didapatkan konsentrasi larutan sukrosa

tersebut adalah 5,67%.

VII.

DAFTAR PUSTAKA

Khopkar, S.M. 2007.

 Konsep Dasar Kimia Analitik 

. Jakarta: UI-PRESS

Tim Dosen Kimia Analisis Instrumen. 2008.

 Penuntun Praktikum Kimia

 Analisis Instrumen

. Makassar: Laboratorium Kimia FMIPA UNM.

Zemansky, Sears. 1994.

 Fisika untuk Universitas 3 Optika

. Jakarta: Bina

cipta.

http://www.scribd.com/doc/47415895/chinta-3-polarimeter 

Cx = 10,15

% = 5,67 %

(12)

LAPORAN PRAKTIKUM

ANALISIS INSTRUMEN I

POLARIMETER

DISUSUN OLEH :

FRENGKY AFRIMIRZA

1120024

II.A

RekanKerja

AfriojaFebrian

CeceAlvioliza

Donna YuliaDarma

HalimahTusadiyah

Juliana

KEMENTRIAN PERINDUSTRIAN R.I.

AKADEMI TEKNOLOGI INDUSTRI

PADANG

Referensi

Dokumen terkait

Dalam penelitiannya yang Berjudul “Pengaruh Kebijakan Pendanaan Kebijakan Investasi Kebijakan Dividen Dan Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan (Studi Pada

Hasil penelitian ini dengan judul “ Hubungan Peran Keluarga dengan Kualitas Hidup Penderita Kanker Payudara Di RSUP Dr Mohammad Hoesin Palembang” telah disetujui

Walaupun istilah kontemporer sama artinya dengan modern atau sesuatu yang up to date, tapi dalam desain kerap dibedakan.Istilah ini digunakan untuk menandai desain yang lebih

Tumor ganas rongga mulut dapat berasal dari jaringan epitel atau jaringan ikat. Tumor ganas yang berasal dari epitel adalah karsinoma sel skuamosa dan karsinoma sel basal,

Ada tiga cara pemanfaatan panas bumi : (a) sebagai tenaga pembangkit listrik dan digunakan dalam bentuk listrik, (b) sebagai sumber panas yang dimanfaatkan secara

bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu menetapkan Peraturan Bupati tentang Pendelegasian Kewenangan dari

GAMBARAN STIGMA DIRI PADA PESERTA DIDIK YANG OBESITAS (Survei Terhadap Peserta Didik Kelas VII dan VIII di SMP Negeri 41.. Bekasi)

Berdasarkan annual report 2009, WIKA mempunyai 1290 karyawan dimana terdapat 269 orangtenaga ahli di setiap sub bidang usaha (Civil, Building, Energy, Industrial Plant Oil