• Tidak ada hasil yang ditemukan

KNOWLEDGE MANAGEMENT SYSTEM UNTUK KARYAWAN SUMBER DAYA MANUSIA (SDM) PADA KOPERASI KARYAWAN BULOG JAKARTA SELATAN BERBASIS SECI MODEL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KNOWLEDGE MANAGEMENT SYSTEM UNTUK KARYAWAN SUMBER DAYA MANUSIA (SDM) PADA KOPERASI KARYAWAN BULOG JAKARTA SELATAN BERBASIS SECI MODEL"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

421

Diterima 15 Februari, 2016; Revisi 24 Februari, 2016; Disetujui 15 Maret 2016

KNOWLEDGE MANAGEMENT SYSTEM UNTUK

KARYAWAN SUMBER DAYA MANUSIA (SDM) PADA

KOPERASI KARYAWAN BULOG JAKARTA SELATAN

BERBASIS SECI MODEL

Eva Zuraidah1, Windu Gata2

1Program Pascasarjana Magister Ilmu Komputer

STMIK Nusa Mandiri

e-mail: zuraidahevasiti@yahoo.co.id

2Program Pascasarjana Magister Ilmu Komputer

STMIK Nusa Mandiri e-mail: windu_gata@gmail.com

Abstrak

Koperasi Pegawai Bulog adalah koperasi yang bergerak di bidang jasa, tabungan dan pinjaman. Pengetahuan tentang sistem manajemen, nampaknya telah menjadi kebutuhan dasar untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia, terutama kepada karyawan. Manajemen pengetahuan merupakan upaya untuk meningkatkan pengetahuan yang bermanfaat dalam koperasi. Manajemen pengetahuan bukan sekedar pengaturan akan knowldge, melainkan manajemen koperasi dengan fokus khusus pada pengetahuan, manajemen pengetahuan dengan suatu sistem, yang diharapkan bisa menjadi solusi kebutuhan arus pengetahuan tidak terhambat oleh keterbatasan waktu dan tempat. Penelitian ini akan mengembangkan analisis sistem manajemen pengetahuan dan aplikasi perancangan analisis yang dikembangkan. Metodologi yang digunakan oleh model dan analisis SECI untuk mendapatkan sistem manajemen pengetahuan. Sistem manajemen pengetahuan yang dihasilkan mendukung proses sosialisasi, eksternalisasi, kombinasi, internalisasi (SECI). Sistem manajemen pengetahuan dikembangkan sebagai sarana berbagi kepada karyawan.

Keywords: Manajemen Pengetahuan, Sistem Manajemen Pengetahuan.

1. Pendahuluan

Knowledge Management (KM) adalah suatu pendekatan-pendekatan sistematik yang membantu kemunculan dan mengalir informasi dan pengetahuan kepada orang yang tepat disaat yang tepat menentukan yang efektif dan efisien.Knowldege management menjadi bidang yang penting dalam proses pembelajaran sebuah organisasi. Pengetahuan yang dimiliki oleh organisasi harus mampu memberikan kemajuan bagi organisasi itu sendiri.Untuk itu dibutuhkan manajemen yang kuat agar pengetahuan tersebut mengakar di setiap individu dalam organisasi dan tidak hilang begitu saja dengan didukung infrastruktur untuk penyebaran informasi di lingkungan organisasi

Kesadaran untuk menerapkan pendekatan Knowledge Management ke dalam strategi bisnis diperlukan karena terbuktinya perusahaan yang menjadikan

knowledge sebagai asset utamnya

senantiasa mendorong perusahaan lebih inovatif yang bermuara .

Selama ini pengolaan knowledge dalam koperasi ini masih tidak terdistribusi dengan baik. Sifatnya masih individu ke individu, secara lisan dan tidak terdokumentasi. Knowledge seorang karyawan yang sudah keluar dari koperasi tidak diwariskan kepada penggantinya. Sebaliknya karyawan baru masuk kekoperasi tidak terwariskan knowledge dari tempat yang lama. Hal inilah yang menyebabkan penerapan Knowledge

(2)

KNiST, 30 Maret 2016 422 Management System (KMS) menjadi penting

dikoperasi.

Pengetahuan atau knowledge merupakan hal penting yang harus dikelola oleh HRD dan karyawan untuk dapat meraih tujuan kemajuan koperasi dan agar dapat bersaing dalam dunia usaha. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dapat memberikan banyak kemudahan dalam pengelolaan pengetahuan atau knowledge management dari koperasi. Kualitas sumber daya manusia dapat dipengaruhi tingkat perkembangan koperasi.

Faktor yang paling penting dalam menjaga kualitas dari pengetahuan dalam proses Knowledge Management System (KMS) adalah pengetahuan yang akan dipergunakan sebagai dasar transfer ilmu pengetahuan, menyelesaikan melakukan inovasi Koperasi.

2. Metode Penelitian A. SECI Model

Menurut Nonaka dan Takeuchi (1995) mengusulkan empat mode transfer pengetahuan dan penciptaan (dikenal sebagai model SECI):

Sosialisasi adalah proses berbagi pengalaman dan dengan demikian menciptakan pengetahuan tacit seperti model mental dan keterampilan teknis. Pengetahuan tacit dapat diperoleh tanpa menggunakan bahasa melalui observasi, imitasi, dan praktek.

Eksternalisasi adalah proses mengartikulasikan pengetahuan tacit dalam bentuk eksplisit konsep, mengambil bentuk metafora, analogi, konsep, hipotesis, atau model.

Combinasi adalah proses systemizing konsep ke dalam sistem pengetahuan dengan menggabungkan benda yang berbeda dari pengetahuan eksplisit. Eksplisit pengetahuan ditransfer melalui media seperti dokumen, pertemuan, dan e-mail dan / atau telepon percakapan. Kategorisasi pengetahuan ini dapat menyebabkan generasi pengetahuan baru.

Internalisasi adalah proses konversi pengetahuan eksplisit ke dalam pengetahuan tacit dan erat kaitannya dengan learning by doing.

Menurut Ikojiro Nonaka (2008)“ Pengetahuan baru timbul karena adanya Interaksi secara terus menerus antara pengetahuan explicit (teraktualisasi) dan

tacit (terpen- dam). Pengetahuan

teraktualisasi adalah bentuk pengetahuan yang sudah terdokumentasi / terformalisasi, mudah disimpan, diperbanyak, disebarluaskan dan dipelajari, seperti manual, buku, laporan, dokumen, surat dan sebagainya”

Gambar 1. Diagram SECI –Nonaka B. Model Konversi Knowledge

Menurut Nonaka dan Takeuchi mengemukakan bahwa alasan fundamental mengapa perusahaan lebih sukses karena ketrampilan dan pengalaman mereka terdapat pada penciptaan knowledge organisasi. Penciptaan Knowledge dicapai melelui pengenalan hubungan sinergik antara tacit knowledge dan explicit knowledge [7]

Gambar 2. Model Konversi Knowledge (Sumber Nonaka dan Takeuchi 1995) C. Definisi Knowledge Management

Knowledge Management adalah sebuah teori management yang diperkenalkan pada tahun 1990-an dimana definisi yang diberikan beberapa ahli yang memiliki makna yang berbeda-beda.

D. Kerangka Kerja Knowledge Management Menurut Bukowits kerangka kerja Knowledge Management yang dikembangkan dari 2 alur kegiatan yang terjadi bersamaan dalam suatu organisasi yaitu:

1. Proses jangka pendek

Pengetahuan digunakan untuk kegiatan sehari-hari dalam merespon kebutuhan dan kesempatan dari luar. Proses pengembangan pengetahuan dari kegiatan operasional sehari-hari disebut dengan

(3)

KNiST, 30 Maret 2016 423 proses taktis. Proses taktis terdiri dari 4

tahapan yaitu:

a. Mendapatkan (Get) b. Menggunakan (use) c. Mempelajari (Learn)

d. Memberikan kontribusi (Contribute)

2. Proses jangka panjang

Untuk menghubungkan aset pengetahuan organisasi dengan kebutuhan strategi koperasi. Proses penyesuaian dengan kebutuhan jangka panjang koperasi disebut proses trategi. Proses strategi terdiri dari 3 tahapan yaitu:

a. Assess,

b. Build and sustain c. Divest.

E. Knowledge Management System

(KMS)

Knowledge Management System (KMS) secara luas diartikan sebagai pengelolaan atau manajemen dari knowledge organisasi untuk menciptakan nilai bisnis dan membangun daya saing. Knowledge Management mampu untuk menciptakan, mengkomunikasikan dan mengaplikasikan knowledge sebagai kemampuan untuk menciptakan dan mempertahankan peningkatan nilai dari inti kompetensi bisnis.

F. Penerapan Manajemen Pengetahuan Melalui SECI Model

Menurut Setiarso (2009), berpendapat bahwa knowledge management yang sukses tidak hanya karena komputer yang impresif tetapi sebaiknya mengandung komponen-komponen, yaitu:

a. Alur knowledge yang benar dan sumber yang dilimpahkan ke organisasi.

b. Teknologi tepat yang disimpan dan dapat mengomunikasikan knowledge tersebut. c. Budaya tempat kerja yang benar

sehingga karyawan termotivasi untuk memanfaatkan knowledge.[12]

G. Infrastruktur Knowledge Management Menurut Zader (1995) infrastruktur teknologi informasi yang dibangun untuk mendukung kebutuhan sistem informasi organisasi juga dapat memfasilitasi knowledge management. Infrastruktur teknologi informasi tersebut mencakup segala sesuatu yang terkait dengan data processing, storage, dan communication technology. Common knowledge dapat

diartikan sebagai kumpulan pengalaman organisasi yang terkait dengan aktifitas dan prinsip-prinsip yang mendukung proses komunikasi dan koordinsi organisasi.

H. Peranan Teknologi Informasi

terhadap Knowledge Management Menurut Davidson (2003) teknologi informasi sangat berperran terhadap knowledge management. Dengan dukungan teknologi informasi proses-proses yang terdapat dalam knowledge management dengan dukungan informasi diwujudkan dengan membuat suatu knowledge management system. Dengan teknologi seperti jaringan komputer proses transfer knowledge antar karyawan dapat dilakukan dengan mudah tanpa terbatas oleh ruang dan waktu. Ada dua pendekatan dalam melihat peran teknologi informasi ini, yakni kodidikasi dan personalisasi.

1. Kodifikasi

Kondifikasi adalah terkait dengan penyimpanan knowledge. Salah satu peran teknologi informasi dalam mendukung knowledge management adalah melalui pembuatan database untuk menyimpan explicit knowledge yang ada dalam suatu organisasi, sehingga knowledge tersebut dapat diambil dan digunakan dengan mudah. 2. Personalisasi

Penerapan knowledge management yang berbasis teknologi informasi bukan hanya sekedar menyimpan knowledge yang ada saja, tapi juga bagaimana menghubungkan antar satu orang denganorang lain. Biar bagaimanapun, orang akan cendrung untuk berkomunikasii dengan orang lain dahulu sebelum benar-benar mencarinya didatabase. Untuk itu harus disediakan juga fasilitas yang dapat memudahkan proses komunikasi ini seperti diskusi electronik, email, dan lain-lain.

I. Tinjauan Objek Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Koperasi Pegawai Bulog ( KOPEL), salah satu koperasi Pegawai Bulog yang terletak Kantor Pusat Koperasi Pegawai Perum Bulog Jl. Jend. Gatot Subroto Kav. 36, Jakarta Selatan, Jakarta Selatan . Ruang lingkup KOPEL adalah : Jasa Keuangan, Perdagangan Umum, Apotik, Pompa Bensin, Kopel Indomaret I – V,

(4)

KNiST, 30 Maret 2016 424 Jasa Kebersihan, Sewa Perkantoran,

Rental Mobil.

2.4. Kerangka Pemikiran

Gambar 3. Kerangka Pikir Penelitian Kerangka berfikir dimulai dengan perumusan masalah melalui proses wawan cara awal untuk mendapatkan data primer dan sekunder. Data primer adalah data yang didaptkan secara langsung dari narasumber melalui wawancara dan observasi. Data sekunder adalah data yang didapat dari dokumentasi koperasi seperti struktur organisasi tugas dan fungsi koperasi. Data yang dikumpulkan adalah data infratruktur, karakteristik knowledge dan task yang ada. Dari perumusan masalah yang ada maka didapat kebutuhan akan knowledge management system untuk mengatasi permasalahan. Lalu dilakukan analisa terhadap data yang sudah dengan menggunakan pendekatan yaitu dengan melakukan analisa faktor kontingensi ( karakteristik task, karakteristik knowledge dan karakteristik koperasi) untuk mendapatkan proses-proses knowledge management apa saja yang sudah ada. Dari hasil analisis dibuatlah penerapan knowledge management system yang sesuai dengan cara membandingkan antara proses-proses yang didapat dari analisa faktor kontingensi dan proses-proses yang sudah ada. Dari analisa knowledge management system tersebut.kemudian dirancang design

knowledge managament system dan

melakukan testing terhadap prototype tersebut..Hasil dari testing terhadap prototype tersebut kemudian divalidasi dengan maksud menyesuaikan dengan kebutuhan yang ada pada permasalahan

Penelitian menggunakan metode Deskriptif Kualitatif dan Metode ini digunakan dengan maksud untuk mempelajari secara instensif dan mendalam tentang latar belakang masalah yang ada pada obyek penilitian yaitu mengembangkan knowledge management system. Hasil dari penelitian ini

adalah sebuah mengembangkan Knowledge Management System yang diusulkan dan diterapkan pada koperasi. Langkah-langkah metodologi penelitian adalah sebagai berikut:

Gambar 4. Langkah –langkah Penelitian Metode yang dilakukan penulis adalah dengan membaca berbagai refensi terkait knowledge management. Hasil dari langkah ini adalah literatur yang terkait dengan rumusan permasalahan.

1. Tinjauan Studi

2. Membentuk Ruang lingkup studi 3. Mengindentifikasi KM Proses untuk dengan pendekatan SECI

4. Membentuk Kebutuhan sistem untuk mendukung KM proses

5. Perancangan Analisa Knowledge Management System

6. Pembuatan prototype Knowledge Management System

7. Testing Prototype Knowledge Management System 3. Pembahasan

Penelitian ini dilaksanakan di Koperasi Pegawai Bulog Jl. Jend. Gatot Subroto Kav. 36, Jakarta Selatan. Lokasi yang dipilih untuk penelitian ini dengan pertimbangan bahwa Koperasi Pegawai Bulog merupakan salah

(5)

KNiST, 30 Maret 2016 425 satu koperasi dari semua anggotanya

merupakan karyawan Bulog. Penelitian ini dilaksanakan dari 1 April 2015 sampai dengan 30 Juni 2015.

3.1. Jenis dan Sumber Data.

Data yang digunakan dalam penelitian adalah berasal dari data primer dan sekunder. Data sekunder merupakan data primer yang telah diolah lebih lanjut menjadi bentuk-bentuk seperti tabel, grafik, diagram, gambar dan sebagainya sehingga lebih informatif oleh pihak lain (Tiwana, 2002) [10]. Data sekunder diperoleh dari dokumen internal perusahaan yang berkaitan dengan penelitian, literatur yang sesuai dengan penelitian, juga hasil penelitian terdahulu.

Data primer merupakan data yang didapat dari sumber pertama baik dari individu atau perorangan, bisa berwujud hasil wawancara langsung atau pengisian kuisioner. Wawancara langsung ditujukan dengan memberikan pertanyaan kepada ahli (expert) dibidang manajemen pengetahuan, sedangkan kuesioner dalam penelitian ini berisikan daftar pertanyaan yang tersusun berdasarkan teori-teori dan literatur-literatur yang berkaitan dengan penelitian. Dalam penelitian ini, dibahas mengenai dua variabel, yaitu SECI Model sebagai variabel bebas dan karyawan sebagai variabel terikat. Indikator penelitian dari manajemen pengetahuan adalah sosalization,

externalization, colaboration dan

internalization. Setiap poin jawaban ditentukan skornya menggunakan skala Likert. Kuisioner penelitian untuk setiap variabel menggunakan Skala Likert dengan skala empat sebagai acuan, yaitu: 1. Sangat Tidak Setuju (STS) 2. Tidak Setuju (TS) 3. Netral (N) , 4. Setuju (S) 5. Sangat Setuju (SS). Hasil interpretasi dari setiap item pertanyaan yang digunakan dalam kuisioner ditentukan berdasarkan rentang skala dengan rumus yaitu:

Penelitian ini menggunakan skala likert 1 sampai 5, sehingga berdasarkan rumus didapatkan nilai skor rata-rata yang diperoleh sebesar 0.79. Maka rentang skala yang diperoleh untuk interpretasi hasil jawaban kuesioner dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Rentang Skala Interpretasi hasil Jawaban Kuesioner

Rentang

Skala Pernyataan Jawaban Interpretasi hasil 1.00-1.79 Sangat Tidak Sangat Tidak

Setuju Setuju 1.80 -2.59 Tidak Setuju Tidak Baik

2.60-3.39 Netral Cukup 3.40 – 4,19 Setuju Baik

4,20 - 5.00 Sangat Setuju Sangat Baik 3.2 Analisa, Interpretasi Dan Implikasi

Penelitian

Perancangan Penarapan Knowledge Management System Proses-proses dari Knowledge Management System adalah eksternalisasi dan internalisasi. Sementara proses sosialisasi dan kombinasi sudah berjalan cukup baik namun masih ada kekurangannya. Mengembangkan Knowledge management system di koperasi sebagai berikut:

1. Proses Sosialisasi

Proses sosialisasi ini adalah proses untuk dapat mengubah knowledge yang bersifat tacit menjadi tacit kembali. Dengan ini akan mempermudah proses komunikasi karena karyawan tidak harus menunggu untuk saling bertemu secara langsung untuk bertanya dan mendiskusian penyelesaian suatu permasalahan

2. Proses Eksternalisasi

Proses eksternalisasi adalah proses untuk dapat mengubah knowledge yang bersifat tacit menjadi explicit. Fitur yang mendukung adalah pada diskusi. Dengan diskusi ini semua ide atau pengalaman dapat dituliskan diforum diskusi tersebut dan kemudian dapat dibaca oleh karyawan lain. Fprum diskusi ini dapat berupa pengalaman dalam pekerjaan dan peraturan yang ada, juga adanya solusi dalam menangani permasalahan dikoperasi. 3. Proses Kombinasi

Proses kombinasi adalah proses yang dilakukan untuk mengubah knowledge yang berrsifat explicit menjadi explicit. Fitur yang mendukung adalah menajemen dokumen baik berupa upload atau download. Dengan fitur ini para karyawan dapat menambil explicit knowledge yang ada. Tabel Proses-Proses Knowledge Management System dan teknologinya.

4. Proses Internalisasi

Proses internalisasi adalah proses untuk dapat megubah knowledge yang berrsifat explicit menjadi taci. Fitur yang mendukung adalah diskusi dan

(6)

KNiST, 30 Maret 2016 426 manajemen dokumen. Dengan ini

semua ide atau pengalaman dari karyawan dapat dibaca dan dipahami oleh para karyawan yang lain dengan mudah. Manajemen dokumen juga dapat membantu proses internalisasi karena karyawan dapat mudah melihat semua dokument yang ada pada konsep knowledge menagement system ini.

Tabel 2. Proses Knowledge Management System dan Teknologi No Proses

Knowledge Management

Teknologi 1 Sosialisasi Diskusi Eletronik 2 Eksternalisasi Diskusi Electronik

Manajement dokumen 3 Kombinasi Manajemen

dokumen

4 Internalisasi Diskusi Electronik Manajemen dokumen

Teknologi sangat berperan dalam membantu terjadinya proses knowledge management. Berikut ini adalah fitur teknologi yang dapat dipergunakan untuk mendukung proses knowledge management system

Tabel 3. Kegiatan pada Teknologi Knowledge Management System

3.3. Kebutuhan Fungsional Knowledg

Management System

Dari mengembangkan Knowledge management system yang akan dibuat, didapatkan kebutuhan fungsional dari

knowledge management system koperasi yaitu, karyawan dapat melihat pengetahuan, dapat memberikan saran pada forum diskusi, dan bisa tanya jawab pada forum,memberikan, menambah pengetahuan, upload file, download file yang dapat dipertanggung jawabkan dari sumber yang benar dan akurat. Adapun user admin management yang dapat melukan buat data entry, melihat forum, memberikan jawaban atas pertanyaan diforum, dan dapat mengaproved pengetahuan yag benar dan dapat dipertanggung jawabkan, juga harus mendapat persetujuan dari HRD/Manager, user admin juga dapat mendelet/ menghapus forum yang tidak benar

Gambar 5. Use Case Diagram 3.4. Masuk ke login applikasi

Melihat data ini dapat digunakan untuk melihat apa saja hasil diskusi yang sudah ada pada sistem KMS ini. Karyawan harus login terlebih dahulu. Setelah melakukan login maka karyawan bisa melihat pengetahuan dan peraturan apa saja yang sudah ada yang dibuat oleh HRD

Gambar 6. Activity Diagram Melihat 3.5. Membuat Register

Merupakan salah satu syarat yang diwajib user untuk menjadi member, shingga dapat melakukan sharing. Sehingga user member mempunyai hak No Teknologi Kegiatan 1 Forum diskusi Membuat Forum Diskusi, Membuat topik, membahas topik, membuat tanya jawab topik yang ada. 2 Manajemen dokumen Diupload dokumen dan download dokumen, dimasukan di dalam artikel

(7)

KNiST, 30 Maret 2016 427 akses sebagai member untuk

melakukan sharing, dengan terlebih dahulu melakukan login user

Gambar 7. Activity Register user 3.6. Class Diagram

Class diagram yang digunakan untuk pengembangan penerapan dapat dilihat pada gambar sebagai berikut :

Gambar 8. Class Diagram 3.7. Antar Muka Halaman Utama

Antar muka ini merupakan tampilan awal sekaligus tampilan utama dari Knowledge Management System (KMS) dari SOP terdiri dari :Login, Regiter, forgot Password, Search

Gambar 9. Antar Muka Halaman Utama 3.8. Antar Muka Halaman Register

Antar Muka Halaman Register adalah karyawan harus register dahulu sebelum

masuk kelogin. Gunakan untuk mendapatkan login diapplikasi ini.

Gambar 10. Antar Muka Halaman Register 3.9. Hasil Penelitian menggnakan model

SECI

Pertanyaan-pertanyaan KMS yang diajukan saat survei dilakukan. Tiap aktivitas KM memiliki beberapa pertanyaan yang harus dijawab semua oleh responden baik karywan maupun pengguna, sebelum aplikasi dibuat pada saat ini dan harapankaryawan dimasa mendatang Caranya adalah dengan memilih apakah pertanyaan yang tertulis didalam organisasi pelaksanaannya memiliki opsi jawaban STS, TS, S dan SS.

Jumlah responden (X) terpilih yang menjadi sampling yang disurvei dianggap mewakili bagian dan mempunyai kepentingan dalam pelaksanaan KMS dilingkungan Ketua koperasi, Manajer, masing-masing manager divisi, karyawan, total responden berjumlah 12 orang, X1 sampai dengan X12 yang terdiri dari:

a. Sosialisasi .

Hasil hitung dari wawancara kepada Ketua koperasi, manager dan karyawan untuk aktivitas KMS pada Koperasi Pegawai Bulog secara total, utuk skor total 679 , skor rata rata 48,50, dengan 14 pertanyaan dan hasil yang didapat pada saat sekarang seperti tabel IV.3 sebagai berikut ini:

(8)

KNiST, 30 Maret 2016 428 Tabel 3. Wawancara penelitian pada

kondisi saat ini.

Hasil hitung dari wawancara kepada Ketua koperasi, manager dan karyawan untuk aktivitas KMS pada Koperasi Pegawai Bulog secara total, utuk skor total 754 , skor rata rata 53,86 , dengan 14 pertanyaan dan hasil yang didapat , pada kondisi yang diharapkan seperti tabel 4 sebagai berikut ini:

Tabel 4 Wawancara penelitian pada kondisi akan mendatang.

b. Eksternalisasi

Hasil hitung dari pengujian kepada anggota koperasi untuk aktivitas KMS pada Koperasi Pegawai Bulog secara total, utuk skor total 442 , skor rata rata 44,2, dengan 10 pertanyaan dan hasil yang didapat , pada kondisi yang seperti tabel 5 sebagai berikut

Tabel 5. Penelitian pada kepada anggota koperasi

c. Kombinasi

Hasil hitung dari pengujian kombinasi antara teknologi dan bisnis di koperasi yang

didapat dari ketua koperasi, manager, dan masing divisi di koperasi untuk aktivitas KMS pada Koperasi Pegawai Bulog secara

(9)

KNiST, 30 Maret 2016 429 total, untuk skor total 674, skor rata

rata56,16, dengan pertanyaan 12 dan hasil yang didapat dari teknologi , seperti tabel 6 sebagai berikut ini:

Tabel 6. Hasil dari kombinasiTeknologi dan bisnis

d. Internalisasi

Hasil hitung dari pengujian dari applikasiuntuk internalsasi yang di uji coba di koperasi yang didapat dari ketua koperasi, manager, dan masing divisi di koperasi untuk aktivitas KMS pada Koperasi Pegawai Bulog secara total, untuk skor total 478 , skor rata rata 47,80, dengan 10 pertanyaan dan hasil yang didapat dari bisnis , seperti tabel7. sebagai berikut ini:

Tabel 7 Hasil Penelitian dari Internalisasi Proses applikasi

3.10. Hasil Pengujian Applikasi

Hasil hitung dari pengujian dari applikasi yang di uji coba di koperasi yang didapat dari ketua koperasi, manager, dan masing divisi di koperasi untuk aktivitas KMS pada Koperasi Pegawai Bulog secara

total, untuk skor total 728 , skor rata rata 48,53 , dengan 15 pertanyaan dan hasil yang didapat dari , seperti tabel 8 sebagai berikut ini

Tabel 8 Hasil Pengujian Applikasi

4. Simpulan

Berdasarkan dari pengujian applikasi yang telah dibuat dan juga diberikan beberapa pertanyaan diata, maka dapat disimpulkan bahwa Knowledge Management System dapat diterima dan berfungsi dengan baik.. Referensi

Agus Umar Hamdani 2011. Pengembangan Model Knowledge Management System

Pada Biro Umum Dan Sumber Daya Manusia Yayasan Pendidikan Budi Luhur .Tesis Universitas Budi Luhur.

Bawa Wuryaningtyas (2008). Penerapan Knowledge Management System Pada Perusahaan Bisnis Konsultasi PT Piramedia Sejahtera Abadi (Red Piramid), Tesis Universitas Bina Nusantara.

Bing Li, Jianpeng Zhang, Xiaoxia Zhang 2012 .Knowledge Management and Organizational Culture: an Exploratory Study . International Jurnal DOI: 10.2478/v10212-011-0031-3.

Bhorntiwa Wijitgomen and Jedsada Wongsansukjaroen 2015. The Impact Of Knowledge Management (KM) and Innovation On Business Performance: A case Study Of Banking Industry In

(10)

KNiST, 30 Maret 2016 430 Thailand. International Journal Of Arts

& Science. ISSN: 1944-6934.

Natalia Kosasih (2007). Pengaruh Knowledge Management Terhadap Kinerja Karyawan : Studi Kasus Departement Front Office Surabaya Plaza Hotel, Jurnal Manajemen Perhotelan , VOL.3, NO.2, SEPTEMBER 2007.

Nonaka Ikojiro 1995 The Knowledge creating company: how Japanese companies create the dynamics of innovation, Oxford: Oxfort University Press.

Nyamubarwa, Willard (2013). Application of Knowledge Management as a Human Resource (HR) Strategy Tool in Zimbabwean Universites, IOSR Journal Of Humanities And Socia Science. Nonaka, I. & Takeuchi, H. ( 1995). The

Knowledge Creating Company. Oxford: Oxford University Press.

Sheikh Shamim Hasnain 2012. Knowledge – Taxonomy Revisited: Towards A New Approach, International Journal of Arts & Sciences, ISSN: 1944-6934.

Taiwana,A.(2002).The Knowledge Management Toolkit: Practical Techniques for Buildinga Knowledge Management System. NJ: Prentice Hal. Thomas H. Davenport and L Prusak, (1998)

: working Knowledge :”How

Organization manage What They Know”, Boston: Harvard Business School Press.

Setiarso Bambang (2006), Manajemen Pengetahuan (Knowledge Management) dan Proses Penciptaan Pengetahuan diunduh dari : www.i;mukomputer.org/wp-

content/uploads/2006/09/bse-kmiptek.pdf. Pada 17 Desember 2013

Gambar

Gambar 1. Diagram SECI –Nonaka
Gambar 3. Kerangka Pikir Penelitian  Kerangka berfikir dimulai dengan perumusan  masalah  melalui  proses  wawan  cara  awal  untuk  mendapatkan  data  primer  dan  sekunder
Tabel 3. Kegiatan pada Teknologi  Knowledge Management System
Gambar 10. Antar Muka Halaman Register  3.9.  Hasil Penelitian  menggnakan  model
+3

Referensi

Dokumen terkait

Hasil uji T (t-test) kelas kontrol dan eksperimen memiliki nilai signifikan (2-tailed) 0.000 < 0.05 maka H0 ditolak dan H1 diterima, sehingga terjadi signifikan

Alhamdulillah segala puji dan syukur penulis panjakan kehadirat Allah SWT Sang Pencipta, pemilik alam semesta yang telah menganugerahkan kenikmatan, rahmat dan

Penyandang tuna daksa yang diberikan intervensi terapi EMDR memiliki tingkat gejala PTSD yang lebih rendah dibandingkan dengan penyandang tuna daksa yang mendapat terapi teknik

Di lingkup orang tua, sering mereka mengeluh kurangya kesopanan dari orang muda, di lain pihak orang muda juga melihat, bahwa orang tua tidak dapat ditiru dan

Perlu dilakukan langkah-langkah taktis dari berbagai pihak terkait (multi stakeholder) dalam pengelolaan pertanahan di Indonesia, dan yang prioritas adalah

Penatua / Diaken: Jemaat yang dikasihi Tuhan, ibadah hari ini telah selesai, Majelis Jemaat mengucapkan terima kasih atas perhatian dan kehadiran Bapak/Ibu/Sdr/i

1) Observasi, digunakan untuk mencari hasil pengamatan peneliti terhadap kegiatan pembelajaran kelas. Instrumen yang digunakan berupa lembar observasi yang terdiri dari lembar

Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan: (1) hal-hal yang melatarbelakangi pemakaian bahasa Alay berupa (a) sebagai identitas diri, (b) sebagai ungkapan/ekspresi, (c)