Analisis PDB Sektor Pertanian
Tahun 2013
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
Sekretariat Jenderal - Kementerian Pertanian
Analisis PDB Sektor Pertanian Tahun 2013
Ukuran Buku : 10,12 inci x 7,17 inci (B5)
Jumlah Halaman : 100 halaman
Penanggung Jawab : Ir. M. Tassim Billah, MSc
Penyunting :
Ir. Dewa N Cakrabawa, MM Ir. Sabarella, MSi
Naskah :
Metha Herwulan Ningrum Ir. Rumonang Gultom Megawaty Manurung
Pengolah Data: Tim BPS
Metha Herwulan Ningrum Heri Dwi Martono
Heruwati
Design dan Layout :
Rinawati
Diterbitkan oleh :
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian
Sekretariat Jenderal - Kementerian Pertanian, 2013
Analisis PDB Sektor Pertanian
2013
P u s a t D at a d a n S i s t e m I n f o r m a s i P e r t a n i a n
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, oleh karena anugrah dan rahmatNya telah selesai disusun Buku Analisis PDB Sektor Pertanian tahun 2013 yang merupakan salah satu output dari sub kegiatan Laporan Penyusunan Data PDB dalam Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Kementerian Pertanian. Buku ini berisi data PDB sektor pertanian, PDB sektor industri pengolahan berbasis pertanian dan PDB sektor perdagangan berbasis pertanian serta analisis kinerja masing-masing sektor.
Pada kesempatan ini kami menyampaikan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada Badan Pusat Statistik, Eselon I terkait lingkup Kementerian Pertanian dan seluruh anggota tim, yang telah bekerja sama dengan sangat baik dalam penyusunan Buku ini. Kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun guna penyempurnaan hasil analisis PDB sektor pertanian pada kegiatan selanjutnya. Semoga Buku Analisis PDB sektor pertanian ini dapat memberikan manfaat bagi para pengambil kebijakan di sektor pertanian dan pengguna data lainnya.
Jakarta, Desember 2013 Kepala Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian,
Ir. M. Tassim Billah, MSc. NIP. 19570725.198203.1.002
P u s a t D a t a d a n S i s t e m I n f o r m a s i P e r t a n i a n
ii
Analisis PDB Sektor Pertanian
2013
DAFTAR ISI
Halaman KATA PENGANTAR ... i DAFTAR ISI ... ii BAB I. PENDAHULUAN ... 1 1.1. Latar Belakang ... 1 1.2. Tujuan ... 2 1.3. Cakupan Data ... 3BAB II. SUMBER DATA DAN METODOLOGI ... 6
2.1. Sumber Data ... 6
2.2. Metodologi ... 6
BAB III. ANALISIS PDB SEKTOR PERTANIAN ... 19
3.1. PDB Sektor Pertanian ... 20
3.2. PDB Sektor Pertanian dari Hulu hingga Hilir ... 23
3.3. PDB Sektor Pertanian (on farm/hulu) ... 29
3.4. PDB Sektor Industri Pengolahan Berbasis Pertanian ... 39
3.5. PDB Sektor Perdagangan Berbasis Pertanian ... 49
BAB IV. KESIMPULAN ... 55 LAMPIRAN
P u s a t D a t a d a n S i s t e m I n f o r m a s i P e r t a n i a n
iii
Analisis PDB Sektor Pertanian
2013
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel 3.1 PDB atas dasar harga berlaku dan kontribusinya
terhadap PDB Indonesia, tahun 2010 - 2012 ... 21 Tabel 3.2 PDB sektor pertanian atas dasar harga konstan dan
laju pertumbuhan, tahun 2010 - 2012 ... 22
Tabel 3.3 PDB atas dasar harga berlaku menurut klasifikasi
Kementerian Pertanian (triliun rupiah),
tahun 2010 – 2012 ... 24
Tabel 3.4 Peranan PDB atas dasar harga berlaku, menurut
klasifikasi Kementerian Pertanian terhadap
penciptaan PDB Indonesia (%), tahun 2010 - 2012 ... 25 Tabel 3.5 PDB atas dasar harga konstan menurut klasifikasi
Kementerian Pertanian (triliun rupiah),
tahun 2010 - 2012 ... 27 Tabel 3.6 Laju pertumbuhan PDB atas dasar harga konstan
menurut klasifikasi Kementerian Pertanian (%),
tahun 2010 – 2012 ... 28
Tabel 3.7 PDB industri pengolahan berbasis pertanian atas
dasar harga berlaku, tahun 2010 - 2012 ... 40
Tabel 3.8 Kontribusi PDB industri berbasis pertanian
terhadap PDB Indonesia, tahun 2010 - 2012 ... 41 Tabel 3.9 PDB industri pengolahan berbasis pertanian atas
dasar harga konstan, tahun 2010 - 2012 ... 47 Tabel 3.10 Laju pertumbuhan PDB industri pengolahan
P u s a t D a t a d a n S i s t e m I n f o r m a s i P e r t a n i a n
iv
Analisis PDB Sektor Pertanian
2013
Tabel 3.11 PDB perdagangan berbasis pertanian atas dasar
harga berlaku, tahun 2010 - 2012 ... 49
Tabel 3.12 PDB perdagangan berbasis pertanian atas
P u s a t D a t a d a n S i s t e m I n f o r m a s i P e r t a n i a n
v
Analisis PDB Sektor Pertanian
2013
DAFTAR GAMBAR
Halaman Gambar 3.1 Kontribusi PDB sektor pertanian dari hulu hingga
hilir terhadap PDB Indonesia, tahun 2010 - 2012 ... 26 Gambar 3.2 Laju pertumbuhan PDB sektor pertanian dari hulu
hingga hilir, tahun 2010 - 2012 ... 29 Gambar 3.3 Kontribusi sektor pertanian (on farm) terhadap
PDB Indonesia, tahun 2010 – 2012 ... 30 Gambar 3.4 Kontribusi PDB sub sektor pertanian terhadap PDB
Indonesia, tahun 2010 – 2012 ... 31 Gambar 3.5 Kontribusi PDB kelompok komoditas dalam
tanaman bahan makanan terhadap PDB
Indonesia, tahun 2010 - 2012 ... 32 Gambar 3.6 Kontribusi PDB kelompok komoditas terhadap
PDB sub sektor tanaman bahan makanan, tahun
2010 - 2012 ... 33 Gambar 3.7 Kontribusi PDB masing-masing komoditas
perkebunan terhadap PDB sub sektor perkebunan,
tahun 2012 ... 34 Gambar 3.8 Kontribusi PDB kelompok komoditas peternakan
terhadap PDB sub sektor peternakan, tahun 2012 ... 35 Gambar 3.9 Laju pertumbuhan PDB sektor pertanian atas
dasar harga konstan, tahun 2010 - 2012 ... 36 Gambar 3.10 Laju pertumbuhan PDB kelompok tanaman bahan
makanan/komoditas atas dasar harga konstan,
P u s a t D a t a d a n S i s t e m I n f o r m a s i P e r t a n i a n
vi
Analisis PDB Sektor Pertanian
2013
Gambar 3.11 Laju pertumbuhan PDB komoditas perkebunan
atas dasar harga konstan, tahun 2010 - 2012 ... 38 Gambar 3.12 Laju pertumbuhan PDB kelompok komoditas
perternakan atas dasar harga konstan,
tahun 2010 - 2012 ... 39 Gambar 3.13 Kontribusi sektor industri pengolahan berbasis
pertanian terhadap PDB Indonesia, tahun 2010 -
2012 ... 42 Gambar 3.14 Kontribusi kelompok sektor industri pengolahan
berbasis pertanian terhadap PDB Indonesia,
tahun 2010 - 2012 ... 43 Gambar 3.15 Kontribusi PDB tiga industri pengolahan terbesar
terhadap kelompok industri makanan, minuman
dan tembakau, tahun 2012 ... 44 Gambar 3.16 Kontribusi PDB dua industri karung goni dan
kapuk terhadap kelompok industri tekstil, barang
dari kulit dan alas kaki, tahun 2010 -2012 ... 45 Gambar 3.17 Kontribusi PDB tiga industri terbesar terhadap
kelompok industri kimia, tahun 2012 ... 46 Gambar 3.18 Laju pertumbuhan PDB sektor industri pengolahan
berbasis pertanian atas dasar harga konstan 2000,
tahun 2010 -2012 ... 48 Gambar 3.19 Kontribusi PDB sektor perdagangan besar dan
eceran (PBE) berbasis pertanian, atas dasar harga berlaku terhadap PDB pertanian perdagangan
besar dan eceran, tahun 2010 -2012 ... 50 Gambar 3.20 Kontribusi PDB sektor perdagangan besar dan
eceran (PBE), masing-masing kelompok terhadap
P u s a t D a t a d a n S i s t e m I n f o r m a s i P e r t a n i a n
vii
Analisis PDB Sektor Pertanian
2013
Gambar 3.21 Laju pertumbuhan PDB sektor perdagangan besar dan eceran (PBE), atas dasar harga konstan,
tahun 2010 -2012 ... 53 Gambar 3.22 Laju pertumbuhan PDB sektor perdagangan besar
dan eceran (PBE) terbesar di ke empat sub sektor
Analisis PDB Sektor Pertanian 2013
P u s a t D a t a d a n S i s t e m I n f o r m a s i P e r t a n i a n 1 BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang menjadi pusat perhatian dalam pembangunan nasional, khususnya yang berhubungan dengan pengelolaan dan pemanfaatan hasil-hasil strategis terutama yang menyangkut komoditas pangan. Pengelolaan dan pemanfaatan hasil-hasil produk pertanian ini diharapkan dapat dilakukan secara lebih terencana dengan pemanfaatan yang optimum serta dapat dinikmati oleh seluruh penduduk Indonesia. Di lain pihak, luas lahan pertanian yang semakin sempit digilas oleh lahan perumahan dan lahan industri serta jumlah penduduk yang semakin tinggi berdampak terhadap sulitnya pemenuhan komoditas pangan khususnya dan kehidupan generasi yang akan datang pada umumnya. Oleh karena itu, masalah pertanian menjadi sangat kompleks karena berkaitan dengan hajat hidup masyarakat sekarang dan yang akan datang.
Jika ditinjau dari sudut pandang ekonomi makro, peran sektor pertanian secara konvensional ditunjukkan oleh besarnya persentase Nilai Tambah Bruto (NTB) yang diciptakan sektor pertanian terhadap total Produk Domestik Bruto (PDB). PDB didefinisikan sebagai jumlah nilai tambah bruto yang dihasilkan oleh unit-unit produksi yang beroperasi di wilayah suatu negara dalam jangka waktu tertentu. Dalam penyajian angka PDB
Analisis PDB Sektor Pertanian 2013
P u s a t D a t a d a n S i s t e m I n f o r m a s i P e r t a n i a n 2 Indonesia yang diterbitkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS), sektor pertanian (kecuali kehutanan dan perikanan) hanya mencakup komoditas-komoditas primer hasil budidaya pertanian seperti padi, palawija, sayuran, buah-buahan,
tanaman perkebunan, peternakan dan hasil-hasilnya.
Sementara itu cakupan komoditas binaan Kementerian Pertanian meliputi hasil produk primer pertanian hingga industri berbahan baku produk pertanian serta pendistribusian barang-barang hasil pertanian. NTB industri seperti yang disebutkan sebelumnya selama ini penyajiannya dalam PDB masih tergabung dalam PDB sektor industri pengolahan, demikian juga dengan pendistribusiannya masih tergabung dalam PDB sektor perdagangan. Keadaan yang demikian menyebabkan peranan sektor pertanian didalam penciptaan Produk Domestik Bruto belum mencerminkan keadaan yang sebenarnya, bahkan cenderung under estimate dalam konteks pertanian secara luas. Produk Domestik Bruto (PDB) merupakan indikator makro ekonomi yang lazim digunakan untuk mengukur kinerja perekonomian menurut lapangan usaha (industri) selama satu periode tertentu (tahunan/triwulan). PDB menurut harga berlaku menggambarkan tingkat (level) nilai tambah yang diciptakan oleh seluruh faktor produksi dalam perekonomian. Sedangkan PDB atas dasar harga konstan menggambarkan tingkat pertumbuhan riil (nyata) perekonomian baik secara total maupun menurut lapangan usaha.
Analisis PDB Sektor Pertanian 2013
P u s a t D a t a d a n S i s t e m I n f o r m a s i P e r t a n i a n 3 Berdasarkan uraian di atas, Pusat data dan sistem informasi pertanian (pusdatin) telah bekerjasama dengan BPS dalam penyusunan PDB sektor pertanian yang lebih rinci, berdasarkan komoditas/kelompok komoditas termasuk di dalamnya PDB indistri berbasis pertanian dan PDB perdagangan berbasis pertanian, sehingga diharapkan persentase penciptaan nilai tambah bruto pertanian terhadap PDB Indonesia mendekati realitas.
1.2. Tujuan
Penyusunan Buku Analisis Produk Domestik Bruto Sektor Pertanian bertujuan untuk menganalisis kinerja pembangunan sektor pertanian dari hulu sampai hilir berdasarkan data PDB.
1.3. Cakupan Data
Cakupan dalam penyusunan PDB sektor pertanian, industri pengolahan berbasis pertanian dan perdagangan berbasis pertanian berdasarkan Kode Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia (KBLI) 5 digit tahun 2005 terdiri dari 122 kelompok komoditi yang sektornya meliputi :
Analisis PDB Sektor Pertanian 2013
P u s a t D a t a d a n S i s t e m I n f o r m a s i P e r t a n i a n 4
Sektor Sub sektor Jumlah
Kelompok Pertanian
(16 kelompok) 1.2. Tanaman bahan makanan Tanaman perkebunan
3. Peternakan
4 9 3 Industri Pengolahan
( 71 kelompok) 1. Industri makanan, minuman dan tembakau
2. Industri tekstil, barang kulit dan alas kaki
3. Industri pupuk, kimia dan
barang dari karet
59 2 10 Perdagangan Besar dan Eceran (35 kelompok)
1. Perdagangan besar dan
eceran tanaman bahan
makanan
2. Perdagangan besar dan
eceran tanaman
Perkebunan
3. Perdagangan besar dan
eceran peternakan dan
hasil-hasilnya
4. Perdagangan besar dan
eceran industri pengolahan berbasis komoditi pertanian
4 8 3 20
Klasifikasi dan diskripsi kelompok komoditi di atas secara rinci dapat di lihat pada Lampiran 1a. Hasil penyusunan PDB pertanian, PDB industri pengolahan berbasis pertanian dan PDB perdagangan berbasis pertanian menurut kelompok tersebut periode tahun 2010 – 2012. Sementara dengan adanya rencana perubahan PDB atas dasar harga konstan dari tahun 2000
Analisis PDB Sektor Pertanian 2013
P u s a t D a t a d a n S i s t e m I n f o r m a s i P e r t a n i a n 5 menjadi tahun dasar 2010 di tahun 2014, maka kementerian pertanian melalui Pusdatin telah mengusulkan klasifikasi dan diskripsi kelompok komoditas berdasarkan KBLI tahun 2010 sebagai dasar pada penyajian data PDB sektor pertanian tahun 2014 (Lampiran 1b).
Analisis PDB Sektor Pertanian 2013
P u s a t D a t a d a n S i s t e m I n f o r m a s i P e r t a n i a n 6 BAB II
SUMBER DATA DAN METODOLOGI 2.1. Sumber Data
Data yang digunakan untuk penyusunan PDB sektor pertanian, PDB industri pengolahan berbasis pertanian dan PDB perdagangan berbasis pertanian menurut kelompok dibagi menjadi:
1. Sub Sektor Tanaman Bahan Makanan
Data produksi padi dan palawija diperoleh dari Sub
Direktorat Statistik Tanaman Pangan BPS. Data tahun 2010 sd 2011 yang digunakan adalah data angka tetap padi dan palawija, sedangkan tahun 2012 menggunakan angka ramalan III karena PDB yang dirilis oleh BPS menggunakan angka tersebut. Cakupan kelompok palawija meliputi komoditas jagung, ubi kayu, ubi jalar, kacang tanah, kedele dan kacang hijau.
Data produksi sayur-sayuran dan buah-buahan diperoleh
dari Sub Direktorat Statistik Hortikultura BPS. Data tahun 2010 sd 2011 menggunakan angka tetap, sedangkan data tahun 2012 menggunakan angka sementara. Cakupan kelompok hortikultura sayuran meliputi bawang daun, bawang merah, kubis, petsai/sawi, wortel, kacang panjang, cabe, tomat, terung, buncis, ketimun, labu siam, kangkung, bayam,
Analisis PDB Sektor Pertanian 2013
P u s a t D a t a d a n S i s t e m I n f o r m a s i P e r t a n i a n 7 lobak, petai, melinjo, kacang merah dan kentang. Sedangkan cakupan kelompok hortikultura buah-buahan meliputi komoditas alpukat, belimbing, duku/langsat, durian, jambu biji, jambu air, jeruk, mangga, manggis, nangka, nenas, pepaya, pisang, rambutan, salak, sawo, sirsak, sukun, melon dan semangka.
Data harga padi menggunakan harga produsen padi dari
Sub Direktorat Statistik Harga Produsen BPS. Data harga palawija, sayuran dan buah-buahan menggunakan indikator harga berdasarkan Indeks Harga Perdagangan Besar (IHPB) dari Sub Direktorat Statistik Harga Perdagangan Besar BPS. Data telah tersedia sampai tahun 2012.
Data struktur ongkos untuk palawija, sayuran dan
buah-buahan menggunakan struktur ongkos hasil pengolahan Sensus Pertanian 2003 tahun 2004 dan struktur ongkos padi tahun 2008 dari Sub Direktorat Statistik Tanaman Pangan, BPS.
2. Sub Sektor Tanaman Perkebunan
Data produksi tanaman perkebunan diperoleh dari
Direktorat Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian. Komoditas yang tersedia produksinya meliputi: tembakau, karet, kelapa sawit, tebu, kelapa, kakao, kopi dan teh, cengkeh serta perkebunan lainnya. Data yang digunakan untuk tahun 2010 sd 2011 merupakan angka
Analisis PDB Sektor Pertanian 2013
P u s a t D a t a d a n S i s t e m I n f o r m a s i P e r t a n i a n 8 tetap, sementara tahun 2012 menggunakan angka sementara.
Data harga menggunakan indikator harga yaitu Indeks
Harga Perdagangan Besar (IHPB) dari Sub Direktorat Statistik Harga Perdagangan Besar BPS. Data telah tersedia sampai tahun 2012.
Data struktur Ongkos masih menggunakan struktur
ongkos hasil pengolahan Sensus Pertanian 2003 tahun 2004 dari Sub Direktorat Statistik Perkebunan, BPS.
3. Sub Sektor Peternakan
Data peternakan diperoleh dari Direktorat Jenderal
Peternakan Kementerian Pertanian. Jenis data yang tersedia meliputi: populasi ternak, produksi telur, produksi susu dan pemotongan daging. Data yang digunakan tahun 2010 sd 2011 merupakan angka tetap, sedangkan data tahun 2012 menggunakan angka sementara.
Data harga menggunakan indikator harga yaitu Indeks
Harga Perdagangan Besar (IHPB) dari Sub Direktorat Statistik Harga Perdagangan Besar BPS. Data sudah tersedia sampai tahun 2012.
Data struktur Ongkos masih menggunakan struktur
ongkos hasil pengolahan Sensus Peternakan Nasional (SPN) tahun 2006, 2003 tahun 2004 dari Sub Direktorat Statistik Peternakan BPS.
Analisis PDB Sektor Pertanian 2013
P u s a t D a t a d a n S i s t e m I n f o r m a s i P e r t a n i a n 9
4. Sektor Industri Berbasis Pertanian
Data industri besar dan sedang diperoleh dari hasil survei
industri besar dan sedang dari Sub Direktorat Statistik Industri Besar dan Sedang, BPS. Data yang digunakan mencakup produksi yang dihasilkan, bahan baku dan penolong serta biaya-biaya lain yang dirinci menurut komoditas. Data ini tersedia untuk tahun 2010 dan 2011, serta Indeks Produksi Besar dan Sedang, BPS tahun 2012.
Data industri kecil dan kerajinan rumah tangga (IKKRT) diperoleh dari hasil pengolahan Sensus Ekonomi 2006 dan indikator tenaga kerja, BPS.
Data harga menggunakan indikator harga yaitu Indeks
Harga Perdagangan Besar (IHPB) dari Sub Direktorat Statistik Harga Perdagangan Besar BPS. Data telah tersedia sampai tahun 2012.
Data struktur ongkos menggunakan struktur ongkos hasil
survei industri besar dan sedang dari Sub Direktorat Statistik Industri Besar dan Sedang, BPS tahun 2010 sampai dengan tahun 2012.
5. Sektor Perdagangan Berbasis Pertanian
Output sektoral barang-barang yang diperdagangkan diperoleh dari output masing-masing sektor PDB yaitu barang-barang pertanian dan industri berbasis pertanian
Analisis PDB Sektor Pertanian 2013
P u s a t D a t a d a n S i s t e m I n f o r m a s i P e r t a n i a n 10 2.2. Metodologi
Metode penghitungan yang digunakan untuk menyusun PDB setiap sektor berbeda-beda, sehingga metodologi yang akan disajikan dibagi menjadi beberapa sektor maupun subsektor. Metodologi ini digunakan untuk memperoleh PDB atas dasar harga berlaku maupun PDB atas dasar harga konstan tahun 2000.
1. PDB Sektor Pertanian
PDB yang disusun dalam analisis ini meliputi Subsektor Tanaman Bahan Makanan, Subsektor Tanaman Perkebunan, dan Subsektor Peternakan dan Hasil-hasilnya yang dirinci menurut klasifikasi yang sudah dijelaskan sebelumnya.
PDB atas dasar harga berlaku dihitung menggunakan pendekatan produksi, yaitu nilai tambah diperoleh dari pengurangan total nilai produksi (output) dengan biaya antaranya untuk masing-masing kelompok komoditas.
Atau dengan rumus dapat dijelaskan : Outputb,t = Produksit x Hargat
NTBb,t = Outputb,t – Biaya antara b,t dimana:
Outputb,t = Output/nilai produksi bruto atas dasar harga
Analisis PDB Sektor Pertanian 2013
P u s a t D a t a d a n S i s t e m I n f o r m a s i P e r t a n i a n 11 NTBb,T = Nilai tambah bruto atas dasar harga berlaku
tahun t
Produksit = Kuantum produksi tahun t
Hargat = Harga produksi tahun t
PDB atas dasar harga konstan dihitung menggunakan metode revaluasi, yaitu output diperoleh dari perkalian antara produksi dengan harga tahun dasar. Sedangkan nilai tambah dihasilkan dari output atas dasar harga konstan dikalikan dengan rasio nilai tambah tahun dasar.
Atau dengan rumus dapat dijelaskan : Outputk,t = Produksit x Harga0
NTBk,t = Outputk,t x Rasio NTB0
dimana:
Outputk,t = Output/nilai produksi bruto atas dasar
harga konstan tahun t
NTBk,t = Nilai tambah bruto atas dasar harga
konstan tahun t
Harga0 = Harga produksi tahun dasar
Rasio NTB0 = Rasio nilai tambah bruto terhadap output
tahun dasar.
Khusus Subsektor Peternakan dan Hasil-hasilnya, penghitungan produksinya adalah selisih populasi ditambah dengan pemotongan, dengan rumus sebagai berikut:
Analisis PDB Sektor Pertanian 2013
P u s a t D a t a d a n S i s t e m I n f o r m a s i P e r t a n i a n 12
2. PDB Sektor Industri Pengolahan Berbasis Pertanian
Output Industri Besar dan Sedang, biaya antara dan nilai
tambah bruto atas dasar harga berlaku diperoleh dari hasil pengolahan transfer in transfer out (TITO) survei industri besar dan sedang.
Data Industri besar dan sedang dihasilkan dari survei
tahunan industri yang dilakukan secara sensus. Survei ini
dilakukan dengan pendekatan establishment, dan
tabulasi akhirnya disajikan secara rinci menurut kelompok komoditi berdasarkan KBLI 5 digit. Penentuan
suatu establishment masuk ke dalam KBLI 5 digit
tertentu didasarkan kepada produk utamanya (main characteristic product).
Produk utama adalah produk yang nilai outputnya paling
besar dibandingkan dengan nilai produk-produk lainnya
yang dihasilkan oleh suatu establishment. Pada
kenyataannya terlihat bahwa dalam satu establishment
ternyata dapat menghasilkan beberapa jenis produk disamping produk utama. Dengan kata lain digunakannya
pendekatan establishment tersebut mengakibatkan
bahwa seluruh jenis komoditi yang dihasilkan oleh suatu establishment akan masuk ke dalam KBLI 5 digit tertentu mengikuti produk utamannya. Oleh karena itu tidak tertutup kemungkinan bahwa produk lainnya di luar produk utama tersebut mempunyai ciri produk yang tidak
Analisis PDB Sektor Pertanian 2013
P u s a t D a t a d a n S i s t e m I n f o r m a s i P e r t a n i a n 13 sesuai lagi dengan ciri produk utamanya. Ada kemungkinan bahwa produk lainnya tersebut memiliki Kode KBLI 5 digit yang berbeda dengan produk utamanya.
Berdasarkan uraian di atas maka dapat diperoleh suatu gambaran bahwa penyajian hasil survei tahunan industri besar dan sedang yang dirinci menurut KBLI 5 digit belum secara murni memperlihatkan identitas dari KBLI 5 digit tertentu, karena di dalamnya masih terdapat produk-produk di luar produk-produk utama. Agar data hasil survei tahunan Industri besar dan sedang (IBS) ini dapat digunakan untuk kebutuhan penyusunan PDB Industri Pertanian perlu dilakukan proses pengolahan lebih lanjut. Proses pengolahan data tersebut, dilakukan melalui tahapan-tahapan sebagai berikut:
a. Melakukan identifikasi establishment IBS yang sebagian
atau seluruh barang-barang yang dihasilkan adalah barang-barang berbahan baku tanaman bahan makanan, tanaman perkebunan serta peternakan .
b. Melakukan penyandian (Coding) setiap komoditi dari
barang-barang yang dihasilkan untuk seluruh
establishment yang terpilih pada point 1 ke dalam KBLI 5 digit meskipun hasil penyandian berbeda dari KBLI yang akan disusun PDB-nya.
Analisis PDB Sektor Pertanian 2013
P u s a t D a t a d a n S i s t e m I n f o r m a s i P e r t a n i a n 14
c. Melakukan penyandian (Coding) setiap komoditi dari
bahan baku dan penolong untuk seluruh establishment
yang terpilih pada point 1 ke dalam KBLI 5 digit.
d. Menjumlahkan nilai dari barang-barang yang dihasilkan
dengan kode KBLI yang sama pada setiap establishment.
e. Melakukan destinasi terhadap bahan baku dan penolong
setiap komoditi sesuai dengan industri pemakai (hasil point 4).
f. Melakukan proses Transfer In Transfer Out (TITO)
terhadap bahan baku maupun biaya lainnya sesuai dengan output yang sesuai. Output ini terdiri dari barang-barang yang dihasilkan, listrik yang dijual, jasa industri, selisih nilai stok barang setengah jadi, dan penerimaan lainnya.
g. Setelah proses TITO selesai, maka dilakukan agregasi
barang-barang yang dihasilkan serta bahan baku dan biaya produksi lainnya (termasuk komponen nilai tambah) sesuai dengan KBLI 5 digit Industri yang telah ditentukan.
h. Memeriksa kelayakan rasio nilai tambah menurut KBLI
yang telah disepakati.
Analisis PDB Sektor Pertanian 2013
P u s a t D a t a d a n S i s t e m I n f o r m a s i P e r t a n i a n 15 Setelah neraca produksi Industri Besar dan Sedang diperoleh, artinya nilai tambah untuk industri Besar dan Sedang atas dasar harga berlaku diperoleh pula. Kemudian untuk menghitung nilai tambah industri Besar dan Sedang atas dasar harga konstan 2000 diperlukan suatu deflator yaitu indeks harga perdagangan besar (IHPB). Dari Output industri besar dan sedang atas dasar harga berlaku di-deflate dengan indeks harga perdagangan besar maka diperoleh output industri besar dan sedang atas dasar harga konstan. Kemudian output atas dasar harga konstan tersebut dikalikan rasio nilai tambah terhadap output tahun dasar diperoleh NTB industri besar dan sedang atas dasar harga konstan.
Industri Kecil dan Kerajinan Rumah Tangga, dasar penghitungannya adalah output hasil pengolahan Sensus Ekonomi (SE) 2006. Output hasil SE 2006 di-deflate dengan IHPB tahun yang sama diperoleh output atas dasar harga konstan. Kemudian untuk tahun 2010 sampai 2012 digerakkan menggunakan indeks produksi Industri Mikro dan Kecil (IMK). Setelah output atas dasar harga konstan masing-masing tahun diperoleh maka di-inflate dengan IHPB dihasilkan output atas dasar harga berlaku masing-masing tahun. NTB atas dasar harga berlaku dihitung dari output atas dasar berlaku kali rasio NTB tahun berjalan. Demikian juga NTB atas dasar harga konstan dihitung dari output atas dasar harga konstan kali rasio NTB tahun dasar.
Analisis PDB Sektor Pertanian 2013
P u s a t D a t a d a n S i s t e m I n f o r m a s i P e r t a n i a n 16 Nilai Tambah Bruto Sektor Industri atas dasar harga berlaku dan konstan dihasilhan dari penjumlahan nilai tambah industri besar dan sedang dan nilai tambah industri kecil dan kerajinan rumah tangga untuk masing-masing harga berlaku dan harga konstan.
3. PDB Sektor Perdagangan Besar dan Eceran Berbasis
Pertanian
Penghitungan PDB sektor ini didasarkan pada metode
commodity flow (arus barang), artinya output subsektor perdagangan didasarkan pada output sektoral atas dasar harga berlaku maupun atas dasar harga konstan. Output sektoral dalam laporan ini adalah output tanaman bahan makanan, output tanaman perkebunan, output peternakan dan hasil-hasilnya, serta output industri pengolahan berbasis pertanian.
Output sektor perdagangan adalah margin perdagangan
yang dihasilkan dari selisih penjualan dan pembelian barang-barang yang didagangkan. Output subsektor perdagangan atas dasar harga berlaku dan atas dasar harga konstan dihitung dengan mengalikan output sektoral dengan rasio margin perdagangan dan rasio barang yang didagangkan untuk masing-masing kelompok komoditi. Rasio margin perdagangan dan rasio barang yang didagangkan diturunkan dari tabel Input-Output tahun 2005.
Analisis PDB Sektor Pertanian 2013
P u s a t D a t a d a n S i s t e m I n f o r m a s i P e r t a n i a n 17
Output sektor perdagangan = Margin
Perdagangan Besar + Margin Perdagangan Eceran Margin Perdagangan Besar (PB) =
RMS Produsen x RMS PB x RMH PB x Output Produsen Dimana :
RMS Produsen = Rasio Marketed Surplus di tingkat produsen
RMS PB = Rasio Marketed Surplus di tingkat perdagangan besar
RMH PB = Rasio Marjin Harga di tingkat
Perdaganan Besar
Output Produsen = Output dari produsen sektoral
Margin Perdagangan Eceran (PE) =
RMS Produsen x RMS PB x RMS PB ke PE x RMS PE x RMH PE x Output Produsen
Dimana :
RMS Produsen = Rasio Marketed Surplus di tingkat
produsen
RMS PB = Rasio Marketed Surplus di tingkat
perdagangan besar
RMS PB ke PE = Rasio Marketed Surplus di tingkat Perdaganan Besar yang dijual ke Pedagang Eceran
RMS PE = Rasio Marketed Surplus di tingkat
Perdaganan Eceran
RMH PE = Rasio Marjin Harga di tingkat
Perdaganan Eceran
Analisis PDB Sektor Pertanian 2013
P u s a t D a t a d a n S i s t e m I n f o r m a s i P e r t a n i a n 18
Nilai tambah bruto (NTB) atau PDB subsektor
perdagangan atas dasar harga berlaku dan atas dasar harga konstan dihitung dari perkalian antara output perdagangan dengan rasio nilai tambah terhadap output masing-masing kelompok komoditi.
Output dan NTB perdagangan yang dihitung di sini
hanya mencakup perdagangan besar dan eceran dalam negeri, tidak termasuk penjualan barang-barang impor, pajak penjualan, dan bea masuk barang impor.
Analisis PDB Sektor Pertanian 2013
P u s a t D a t a d a n S i s t e m I n f o r m a s i P e r t a n i a n 19 BAB III
Analisis PDB Sektor Pertanian
PDB merupakan jumlah nilai tambah bruto yang dihasilkan oleh seluruh unit usaha dalam suatu negara pada jangka waktu tertentu atau merupakan jumlah nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh seluruh unit ekonomi (BPS, 2001). PDB berdasarkan penghasil barang dan jasa dikelompokan menurut 9 (sembilan) sektor ekonomi/lapangan usaha, salah satunya adalah sektor pertanian. Sesuai dengan 4 (empat) sukses pembangunan pertanian, diantaranya meningkatkan nilai tambah, daya saing dan ekspor yang dapat dilihat salah satunya melalui PDB pertanian.
Pusdatin telah bekerjasama dengan BPS dalam menyusun data
PDB sektor pertanian yang lebih rinci berdasarkan komoditas/
kelompok komoditas termasuk didalamnya PDB industri berbasis
pertanian dan PDB perdagangan berbasis pertanian, sehingga diharapkan persentase penciptaan nilai tambah bruto pertanian terhadap PDB Indonesia lebih mendekati realitas.
Dalam penyajian data PDB menurut lapangan usaha yang
secara rutin dirilis oleh BPS, salah satunya adalah PDB pertanian secara luas yang mencakup tanaman bahan makanan, tanaman perkebunan, peternakan dan hasil-hasilnya, kehutanan dan perikanan. Namum mengingat Kementerian Pertanian tidak termasuk kehutanan dan perikanan sehingga dalam penyusunan PDB sektor Pertanian hanya mencakup PDB menurut sub sektor Tanaman Bahan Makanan, sub sektor Tanaman Perkebunan dan sub sektor Peternakan yang
Analisis PDB Sektor Pertanian 2013
P u s a t D a t a d a n S i s t e m I n f o r m a s i P e r t a n i a n 20
dalam penyajiannya lebih diperinci per kelompok komoditas atau
komoditas pertanian.
Selain itu juga PDB dihitung dengan 2 pendekatan yaitu harga berlaku merupakan nilai tambah barang dan jasa yang dihitung dengan menggunakan harga yang berlaku pada setiap tahun.
Harga konstan merupakan nilai tambah barang dan jasa yang dihitung menggunakan harga yang berlaku pada satu tahun tertentu sebagai tahun dasar (tahun 2000).
3.1. PDB Sektor Pertanian
Selama tahun 2010 sampai tahun 2012 terlihat terjadi peningkatan PDB Indonesia, yang diikuti pula peningkatan PDB sektor pertanian. PDB sektor pertanian luas (termasuk kehutanan dan perikanan) atas dasar harga berlaku tahun 2010 sebesar 985,5 triliun rupiah meningkat menjadi 1.190,4 triliun rupiah pada tahun 2012. Kondisi demikian juga terjadi di sektor pertanian sempit, yaitu tahun 2010 sebesar 737,8 triliun rupiah menjadi 880,2 triliun rupiah di tahun 2012. Sementara di sektor industri pengolahan yaitu tahun 2010 sebesar 1.599,1 triliun rupiah menjadi 1.972,8 triliun rupiah di tahun 2012, begitu juga di sektor perdagangan tahun 2010 sebesar 882,5 triliun rupiah menjadi 1.145,6 triliun rupiah pada tahun 2012. Kontribusi terbesar pada tahun 2012 terjadi pada sektor industri pengolahan sebesar 23,94%, peringkat kedua diduduki oleh sektor pertanian secara luas mencapai 14,44%, sedangkan peringkat ketiga diduduki oleh sektor perdagangan sebesar 13,90%. Hal ini dapat dilihat lebih rinci pada Tabel 3.1.
Analisis PDB Sektor Pertanian 2013
P u s a t D a t a d a n S i s t e m I n f o r m a s i P e r t a n i a n 21 Tabel 3.1. PDB sektor pertanian atas harga berlaku dan
kontribusinya terhadap PDB Indonesia,
tahun 2010 - 2012
2010 2011*) 2012**) 2010 2011*) 2012**)
Pertanian Tanaman Bahan Makanan 482,4 530,0 574,3 7,48 7,14 6,97
Pertanian Tanaman Perkebunan 136,0 153,7 159,8 2,11 2,07 1,94
Peternakan dan Hasil-hasilnya 119,4 129,6 146,1 1,85 1,75 1,77
Sektor Pertanian (Secara Sempit/Kementan) 737,8 813,3 880,2 11,44 10,96 10,68
Sektor Pertanian (Secara Luas) 985,5 1.091,4 1.190,4 15,29 14,70 14,44
Sektor Industri Pengolahan 1.599,1 1.806,1 1.972,8 24,80 24,33 23,94
Sektor Perdagangan 882,5 1.024,0 1.145,6 13,69 13,80 13,90
Sektor Lainnya 2.979,8 3.501,2 3.933,0 46,22 47,17 47,72
PDB Indonesia 6.446,9 7.422,8 8.241,9 100,00 100,00 100,00
Uraian PDB Atas Harga Berlaku (Triliun Rupiah) Kontribusi thd PDB Indonesia (%)
Sumber : BPS diolah Pusdatin Keterangan : *) Angka sementara **) Angka sangat sementara
Pertumbuhan ekonomi nasional tahun 2012 meningkat dibandingkan tahun 2011, hal ini dapat dilihat berdasarkan PDB atas harga konstan 2000, laju pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2010 sebesar 6,22%, sementara tahun 2011 meningkat sebesar 6,49%. Pada tahun 2012 laju pertumbuhan ekonomi meningkat lambat sebesar 6,23%.
Seiring dengan kondisi tersebut, laju pertumbuhan sektor pertanian secara luas tahun 2010 meningkat sebesar 3,01%, kembali meningkat pada tahun 2011 sebesar 3,37%, begitu juga di tahun 2012 meningkat sebesar 3,97% dibandingkan tahun sebelumnya. Sementara pertanian secara sempit memiliki pertumbuhan yang fluktuatif, yaitu tahun 2010 meningkat sebesar 2,40%, kemudian
Analisis PDB Sektor Pertanian 2013
P u s a t D a t a d a n S i s t e m I n f o r m a s i P e r t a n i a n 22 tahun 2011 meningkat sebesar 2,31% dan tahun 2012 meningkat sebesar 4,18%.
Laju pertumbuhan sektor industri pengolahan pada tahun 2010 mencapai 4,74%, kemudian meningkat menjadi 6,14% pada tahun 2011 dan tumbuh melambat menjadi 5,73% pada tahun 2012, demikian juga di sektor perdagangan tahun 2010 mencapai 8,69%, kemudian pada tahun 2011 meningkat sebesar 9,17% dan tumbuh melambat menjadi 8,11% pada tahun 2012.
Jika dilihat dari PDB atas dasar harga konstan tahun 2000, PDB sektor pertanian sempit (tanaman bahan makanan, tanaman perkebunan dan peternakan) tahun 2010 sampai dengan tahun 2012 masing-masing sebesar 236,8 triliun rupiah tahun 2010, pada tahun 2011 sebesar 242,3 triliun rupiah dan tahun 2012 meningkat hingga mampu menyumbangkan PDB Indonesia sebesar 252,4 triliun rupiah. Secara rinci dapat dilihat pada Tabel 3.2.
Tabel 3.2. PDB sektor pertanian atas harga konstan dan laju pertumbuhan, tahun 2010 - 2012
2010 2011*) 2012**) 2010 2011*) 2012**)
Pertanian Tanaman Bahan Makanan 151,5 154,2 158,7 1,64 1,75 2,95 Pertanian Tanaman Perkebunan 47,2 49,3 51,8 3,49 4,47 5,08 Peternakan dan Hasil-hasilnya 38,2 40,0 42,0 4,27 4,78 4,82 Sektor Pertanian (Secara Sempit/Kementan) 236,8 242,3 252,4 2,40 2,31 4,18 Sektor Pertanian (Secara Luas) 304,8 315,0 327,5 3,01 3,37 3,97 Sektor Industri Pengolahan 597,1 633,8 670,1 4,74 6,14 5,73
Sektor Perdagangan 400,5 437,2 472,6 8,69 9,17 8,11
Sektor Lainnya 2.009,1 2.149,5 2.290,6 6,70 6,99 6,56
PDB Indonesia 2.314,5 2.464,7 2.618,1 6,22 6,49 6,23
Uraian PDB Atas harga konstan (triliun rupiah) Laju Pertumbuhan (%)
Sumber : BPS diolah Pusdatin
Analisis PDB Sektor Pertanian 2013
P u s a t D a t a d a n S i s t e m I n f o r m a s i P e r t a n i a n 23
3.2. PDB Sektor Pertanian Dari Hulu Hingga Hilir
3.2.1.PDB Sektor Pertanian Hulu Hilir Atas Harga Berlaku
Penyempurnaan penghitungan PDB sektor pertanian terlihat bahwa rilis sebelumnya oleh BPS, PDB sektor pertanian sempit atas dasar harga berlaku yang hanya mencakup tanaman bahan makanan, tanaman perkebunan dan peternakan dan hasil-hasilnya hanya mencakup produk primer tahun 2010, 2011 dan 2012 masing-masing 737,80 triliun rupiah, 813,26 triliun rupiah dan 880,17 triliun rupiah. Setelah dilakukan penyempurnaan penghitungan PDB sektor pertanian per komoditas, pada tahun 2012 PDB sektor pertanian bertambah 624,92 triliun rupiah dari sektor industri pengolahan non migas (berbasis pertanian) dan 357,86 triliun rupiah dari sektor perdagangan berbasis pertanian. Sehingga PDB menurut cakupan Kementan menjadi 1.481,30 triliun rupiah pada tahun 2010, sementara tahun 2011 dan tahun 2012 masing-masing menjadi 1.678,49 triliun rupiah dan 1.862,95 triliun rupiah. Hasil penghitungan secara rinci dapat di lihat pada tabel 3.3 di bawah ini.
Analisis PDB Sektor Pertanian 2013
P u s a t D a t a d a n S i s t e m I n f o r m a s i P e r t a n i a n 24 Tabel 3.3. PDB atas dasar harga berlaku menurut klasifikasi
Kementerian Pertanian (triliun rupiah), tahun 2010 - 2012
2010 2011*) 2012 **)
I Sektor Pertanian (Secara Sempit/Kementan) 737,80 813,26 880,17
Pertanian Tanaman Bahan Makanan 482,38 529,97 574,33 Pertanian Tanaman Perkebunan 136,05 153,71 159,75 Peternakan dan Hasil-hasilnya 119,37 129,58 146,09
II Sektor Industri Pengolahan Non Migas (Kementan) 467,32 548,28 624,92
Ind. Makanan, Minuman dan Tembakau 447,55 527,59 601,88 Ind. Tekstil, Barang dari Kulit dan Alas Kaki 0,120 0,138 0,134 Ind. Pupuk, Kimia dan Barang dari Karet 19,66 20,56 22,91
III Sektor Perdagangan Besar dan Eceran (Kementan) 276,18 316,96 357,86
PDB Menurut Cakupan Kementan 1.481,30 1.678,49 1.862,95
PDB Indonesia 6.446,85 7.422,78 8.241,86
Uraian
NO. PDB Atas Harga Berlaku (Triliun Rupiah)
Sumber : BPS diolah Pusdatin Keterangan : *) Angka sementara **) Angka sangat sementara
Berdasarkan PDB atas dasar harga berlaku yang dihasilkan diatas, pada tahun 2010 PDB sektor pertanian menurut cakupan Kementerian Pertanian mampu menyumbang PDB Indonesia sebesar 22,98% yang terdiri dari sektor pertanian (on farm) sebesar 11,44%, dari sektor industri pengolahan sebesar 7,25% serta dari sektor perdagangan sebesar 4,28%. Sementara pada tahun 2011 sumbangan yang tercipta untuk PDB Indonesia masing-masing sektor di lingkup Kementerian Pertanian adalah sektor pertanian sebesar 10,96%, sektor industri sebesar 7,39% dan sektor perdagangan besar dan eceran sebesar 4,27%, sehingga total PDB menurut cakupan Kementerian Pertanian mencapai 22,61%. Pada tahun 2012 sumbangan yang dihasilkan oleh Kementerian Pertanian dalam
Analisis PDB Sektor Pertanian 2013
P u s a t D a t a d a n S i s t e m I n f o r m a s i P e r t a n i a n 25 penciptaan PDB Indonesia meningkat melambat sebesar 22,60% (Tabel 3.4). Jika di perhatikan selama kurun waktu tiga tahun, peranan komoditi-komoditi menurut binaan Kementerian Pertanian dalam penciptaan PDB Indonesia menunjukan persentase yang bergerak cukup baik.
Tabel 3.4. Peranan PDB atas dasar harga berlaku menurut klasifikasi Kementerian Pertanian terhadap penciptaan PDB Indonesia (%), tahun 2010 - 2012
I Sektor Pertanian (Secara Sempit/Kementan) 11,44 10,96 10,68
Pertanian Tanaman Bahan Makanan 7,48 7,14 6,97 Pertanian Tanaman Perkebunan 2,11 2,07 1,94 Peternakan dan Hasil-hasilnya 1,85 1,75 1,77
II Sektor Industri Pengolahan Non Migas (Kementan) 7,25 7,39 7,58 Ind. Makanan, Minuman dan Tembakau 6,94 7,11 7,30 Ind. Tekstil, Barang dari Kulit dan Alas Kaki 0,002 0,002 0,002 Ind. Pupuk, Kimia dan Barang dari Karet 0,30 0,28 0,28
III Sektor Perdagangan Besar dan Eceran (Kementan) 4,28 4,27 4,34
PDB Menurut Cakupan Kementan 22,98 22,61 22,60
PDB Indonesia 100,00 100,00 100,00
2010 2011*) 2012**)
NO. Uraian
Sumber : BPS diolah Pusdatin
Keterangan : *) Angka sementara **) Angka sangat sementara
Gambar 3.1. berikut ini menunjukkan bahwa PDB Pertanian secara menyeluruh (dari hulu hingga hilir), menduduki peringkat kedua setelah sektor Industri pengolahan berbasis pertanian memberikan kontribusi tertinggi terhadap PDB Indonesia, peringkat ke tiga diduduki oleh sektor perdagangan berbasis pertanian.
Analisis PDB Sektor Pertanian 2013 P u s a t D a t a d a n S i s t e m I n f o r m a s i P e r t a n i a n 26 0,00 2,00 4,00 6,00 8,00 10,00 12,00 2010 2011 2012 Pertanian Sempit 11,44 10,96 10,68 Industri Pengolahan berbasis pertanian 7,25 7,39 7,58 Perdagangan berbasis pertanian 4,28 4,27 4,34 (%)
Gambar 3.1. Kontribusi PDB sektor pertanian dari hulu hingga hilir terhadap PDB Indonesia, tahun 2010 - 2012
3.2.2.PDB Sektor Pertanian Hulu Hilir Atas Harga Konstan
PDB sektor pertanian sempit meliputi tanaman bahan makanan, tanaman perkebunan dan peternakan atas dasar harga konstan 2000 pada tahun 2010 sebesar 236,87 triliun rupiah, meningkat di tahun 2011 mencapai 243,45 triliun rupiah, begitu juga di tahun 2012 meningkat sebesar 252,43 triliun rupiah. Setelah dihitung untuk sektor industri pengolahan dan sektor perdagangan sesuai dengan cakupan Kementerian Pertanian, PDB atas dasar harga konstan yang tercipta bertambah menjadi 484,08 triliun rupiah pada tahun 2010, meningkat pada tahun 2011 sebesar 511,61 triliun rupiah dan kembali meningkat pada tahun 2012 sebesar 539,04 triliun rupiah. Secara rinci dapat di lihat pada Tabel 3.5.
Analisis PDB Sektor Pertanian 2013
P u s a t D a t a d a n S i s t e m I n f o r m a s i P e r t a n i a n 27 Tabel 3.5. PDB atas dasar harga konstan menurut klasifikasi
Kementerian Pertanian (triliun rupiah), tahun 2010 - 2012
2010 2011*) 2012**)
I Sektor Pertanian (Secara Sempit/Kementan) 236,87 243,45 252,43
Pertanian Tanaman Bahan Makanan 151,50 154,15 158,69 Pertanian Tanaman Perkebunan 47,15 49,26 51,76 Peternakan dan Hasil-hasilnya 38,21 40,04 41,97
II Sektor Industri Pengolahan Non Migas (Kementan) 157,31 171,49 185,30
Ind. Makanan, Minuman dan Tembakau 150,64 164,90 177,96 Ind. Tekstil, Barang dari Kulit dan Alas Kaki 0,020 0,022 0,021 Ind. Pupuk, Kimia dan Barang dari Karet 6,65 6,58 7,32
III Sektor Perdagangan Besar dan Eceran (Kementan) 89,90 96,67 101,30 PDB Menurut Cakupan Kementan 484,08 511,61 539,04 PDB Indonesia 2.314,46 2.464,68 2.618,14
NO. Uraian PDB Atas Harga Konstan (Triliun Rupiah)
Sumber : BPS diolah Pusdatin Keterangan : *) Angka sementara **) Angka sangat sementara
Seiring dengan kondisi tersebut, laju pertumbuhan sektor pertanian secara sempit pada tahun 2010 mencapai 2,41%, meningkat pada tahun 2011 sebesar 2,78%, dan tahun 2012 kembali meningkat sebesar 3,69%. Laju pertumbuhan sub sektor tanaman bahan makanan tahun 2012 sebesar 2,95%, sub sektor tanaman perkebunan mencapai 5,08% dan sub sektor peternakan mencapai 4,82% (Tabel 3.6).
Analisis PDB Sektor Pertanian 2013
P u s a t D a t a d a n S i s t e m I n f o r m a s i P e r t a n i a n 28 Tabel 3.6. Laju pertumbuhan PDB atas dasar harga konstan
menurut klasifikasi Kementerian Pertanian (%), tahun 2010 - 2012
2010 2011*) 2012**)
I Sektor Pertanian (Secara Sempit/Kementan) 2,41 2,78 3,69
Pertanian Tanaman Bahan Makanan 1,64 1,75 2,95 Pertanian Tanaman Perkebunan 3,46 4,47 5,08 Peternakan dan Hasil-hasilnya 4,27 4,78 4,82
II Sektor Industri Pengolahan Non Migas (Kementan) 2,77 9,02 8,05
Ind. Makanan, Minuman dan Tembakau 2,80 9,46 7,92 Ind. Tekstil, Barang dari Kulit dan Alas Kaki -2,99 7,93 -3,16 Ind. Pupuk, Kimia dan Barang dari Karet 2,22 -1,09 11,31
III Sektor Perdagangan Besar dan Eceran (Kementan) 1,52 7,53 4,80
PDB Menurut Cakupan Kementan 2,36 5,69 5,36
PDB Indonesia 6,22 6,49 6,23
NO. Uraian Laju Pertumbuhan (%)
Sumber : BPS diolah Pusdatin Keterangan : *) Angka sementara **) Angka sangat sementara
Jika dlilihat dari tabel di atas, laju pertumbuhan masing-masing sektor dan sub sektor yang dihasilkan oleh Kementerian Pertanian menunjukkan pertumbuhan positif kecuali sektor industri tekstil mengalami penurunan pada tahun 2010 sebesar 2,99% dan tahun 2012 sebesar 3,16%, begitu juga dengan sektor industri pupuk, kimia dan barang-barang dari karet sebesar 1,09% pada tahun 2011. Hal ini disebabkan karena masuknya barang-barang impor dari Cina yang menawarkan harga murah.
Analisis PDB Sektor Pertanian 2013 P u s a t D a t a d a n S i s t e m I n f o r m a s i P e r t a n i a n 29 0,00 1,00 2,00 3,00 4,00 5,00 6,00 7,00 8,00 9,00 10,00 2010 2011 2012 Pertanian sempit 2,41 2,78 3,69
Industri Pengolahan berbasis
pertanian 2,77 9,02 8,05
Perdagangan berbasis
pertanian 1,52 7,53 4,8
(%)
Gambar 3.2. Laju pertumbuhan PDB sektor pertanian dari hulu hingga hilir tahun 2010 - 2012
PDB sektor pertanian dari hulu hingga hilir pada tahun 2012 menunjukan peningkatan hingga mencapai 3,69%, sementara industri pengolahan berbasis pertanian mencapai 8,05% dan sektor perdagangan berbasis pertanian mencapai 4,8%. Perkembangan laju pertumbuhan sektor pertanian dari hulu hingga hilir dapat dilihat pada Gambar 3.2.
3.3. PDB Sektor Pertanian (on farm/hulu)
3.3.1.Kontribusi PDB Sektor Pertanian on Farm
Sementara bila dilihat kontribusi sektor pertanian (on farm) secara luas terhadap sumbangan PDB Indonesia selama tahun 2010 - 2012 menunjukkan penurunan, yaitu tahun 2010 berkontribusi sebesar 15,29% kemudian turun menjadi 14,70% tahun 2011, dan
Analisis PDB Sektor Pertanian 2013
P u s a t D a t a d a n S i s t e m I n f o r m a s i P e r t a n i a n 30 kembali turun menjadi 14,44% pada tahun 2012, sehingga kontribusi PDB sektor lainnya meningkat (Gambar 3.3).
2010 2011 2012
11,44 15,29 10,96 14,70 10,68 14,44
84,71 85,30 85,56
Pertanian Sempit Pertanian Luas Sektor Lainnya
Gambar 3.3. Kontribusi sektor pertanian (on farm) terhadap PDB Indonesia, tahun 2010 - 2012
Demikian pula bila dilihat kontribusi PDB sektor pertanian sempit terhadap PDB Indonesia tahun 2010 sampai dengan tahun 2012 masing-masing berkontribusi sebesar 11,44% pada tahun 2010, pada tahun 2011 menjadi 10,96%, kembali menurun pada tahun 2012 menjadi 10,68%. Secara rinci dapat di lihat pada Lampiran 2 & 3.
Analisis PDB Sektor Pertanian 2013 P u s a t D a t a d a n S i s t e m I n f o r m a s i P e r t a n i a n 31 0.00 2.00 4.00 6.00 8.00 10.00 12.00 14.00 16.00 Tanaman Bahan Makanan Tanaman Perkebunan Peternakan Pertanian Sempit Pertanian Luas 2010 7.48 2.11 1.85 11.44 15.29 2011 7.14 2.07 1.75 10.96 14.70 2012 6.97 1.94 1.77 10.68 14.44 (%)
Gambar 3.4. Kontribusi PDB sub sektor pertanian (on farm) terhadap PDB Indonesia tahun 2010 - 2012
Bila dilihat pada Gambar 3.4. menunjukkan sub sektor pertanian yang memiliki kontribusi tertinggi adalah tanaman bahan makanan (tabama) mencapai 7,48% tahun 2010 menurun menjadi 7,14% pada tahun 2011 dan pada tahun 2012 menurun mencapai 6,97% terhadap PDB Indonesia. Selanjutnya disusul sub sektor perkebunan dan peternakan tahun 2012 masing-masing berkontribusi sebesar 1,94% dan 1,77% terhadap PDB Indonesia. Jika diperhatikan selama tiga tahun tersebut, peranan komoditas pertanian dalam penciptaan PDB Indonesia menunjukkan persentase yang bergerak melambat (Gambar 3.4).
Selanjutnya dari sub sektor tabama terlihat pada tahun 2012, padi memiliki kontribusi terbesar yaitu 2,81% terhadap PDB Indonesia, disusul buah-buahan sebesar 1,86%, palawija sebesar 1,40% dan sayuran sebesar 0,90% (Gambar 3.5). Produksi padi
Analisis PDB Sektor Pertanian 2013
P u s a t D a t a d a n S i s t e m I n f o r m a s i P e r t a n i a n 32 memberikan andil terbesar di sub sektor tabama, sehingga bila terjadi perubahan produksi atau harga akan berpengaruh besar terhadap sub sektor tabama dan pada akhirnya terhadap PDB Sektor Pertanian. Secara lebih rinci masing-masing nilai dan kontribusi sub sektor tanaman bahan makanan dapat dilihat pada Lampiran 3.
-5,00 10,00 15,00 20,00 25,00
Tabama Padi Palawija Horti
Sayur Buah-Horti buahan
2012 6,97 2,81 1,40 0,90 1,86
2011 7,14 2,70 1,47 0,97 2,00
2010 7,48 2,77 1,63 1,13 1,95
(%)
Gambar 3.5. Kontribusi PDB kelompok komoditas dalam tanaman bahan makanan terhadap PDB Indonesia, tahun 2010 - 2012
Sejalan dengan kontribusi tersebut di atas, peranan masing-masing komoditas/kelompok komoditas terhadap sub sektor tanaman bahan makanan tahun 2012, komoditas padi mampu berkontribusi sebesar 40%, disusul PDB kelompok buah-buahan sebesar 27%, kelompok palawija sebesar 20% dan sayuran sebesar 13 % terhadap sub sektor tanaman bahan makanan (Gambar 3.6).
Analisis PDB Sektor Pertanian 2013 P u s a t D a t a d a n S i s t e m I n f o r m a s i P e r t a n i a n 33 40% 20% 13% 27%
Padi Palawija Horti sayur Horti buah
Gambar 3.6. Kontribusi PDB kelompok komoditas terhadap PDB sub sektor tanaman bahan makanan tahun 2012
Selanjutnya perananan masing-masing komoditas pada sub
sektor perkebunan tahun 2012 yang mampu menyumbangkan PDB
Indonesia terbesar adalah komoditas kelapa sawit mampu menyumbangkan sebesar 56% terhadap PDB sub sektor perkebunan, disusul karet dan penghasil getah lainnya sebesar 15%, kelapa sebesar 9%, teh dan kopi sebesar 5% dan komoditas perkebunan lainnya masing-masing kurang dari 4% (Gambar 3.7). Secara lebih rinci masing-masing nilai dan kontribusi PDB sub sektor perkebunan dapat dilihat dalam Lampiran 3.
Analisis PDB Sektor Pertanian 2013 P u s a t D a t a d a n S i s t e m I n f o r m a s i P e r t a n i a n 34 4% 15% 56% 3% 9% 1% 5% 3% 4%
Tembakau Karet & Penghasil Getah Lainnya Kelapa Sawit Tebu dan Tanaman Pemanis Lainnya
Kelapa Tanaman Kakao
Tanaman Teh dan kopi Cengkeh
Tanaman obat-obatan/biofarmaka dan tanaman hias
Gambar 3.7 Kontribusi PDB masing-masing komoditas perkebunan terhadap PDB sub sektor perkebunan, tahun 2012
Perananan masing-masing kelompok komoditas pada sub sektor peternakan tahun 2012 yang mampu menyumbangkan PDB Indonesia terbesar adalah kelompok komoditas ternak besar dan kecil menyumbangkan sebesar 54% terhadap PDB sub sektor peternakan, disusul kelompok ternak unggas sebesar 43% dan susu segar hanya 3% (Gambar 3.8). Secara lebih rinci masing-masing nilai dan
kontribusi PDB sub sektor peternakan dapat dilihat dalam Lampiran 2 & 3.
Analisis PDB Sektor Pertanian 2013
P u s a t D a t a d a n S i s t e m I n f o r m a s i P e r t a n i a n 35 54%
43%
3%
Ternak Besar dan Kecil Ternak Unggas Susu Segar
Gambar 3.8. Kontribusi PDB kelompok komoditas peternakan terhadap PDB sub sektor peternakan, tahun 2012
3.3.2.Laju Pertumbuhan PDB Sektor Pertanian on Farm
Pada PDB sektor pertanian on farm, bila dilihat selama 2010 sampai 2012, laju pertumbuhan PDB sub sektor pertanian secara sempit atas dasar harga konstan menunjukkan pertumbuhan yang positif, dimana laju pertumbuhan yang cukup tajam terjadi pada tahun 2012 untuk tanaman perkebunan sebesar 5,08% dibandingkan tahun sebelumnya, dan laju pertumbuhan tanaman bahan makanan terlihat meningkat dari 1,64% pada tahun 2010 menjadi 2,95% pada tahun 2012, sementara sub sektor peternakan laju pertumbuhan cenderung berfluktuasi dari tahun ke tahun, pada tahun 2012 sebesar 4,82% (Gambar 3.9).
Analisis PDB Sektor Pertanian 2013 P u s a t D a t a d a n S i s t e m I n f o r m a s i P e r t a n i a n 36 0.00 1.00 2.00 3.00 4.00 5.00 6.00 7.00 Tanaman Bahan Makanan Tanaman Perkebunan Peternakan Pertanian Sempit Pertanian Luas PDB Indonesia 1.64 3.38 4.27 2.38 2.99 6.22 1.75 4.47 4.78 2.31 3.37 6.49 2.95 5.08 4.82 4.18 3.97 6.23 2010 2011 *) 2012**)
Gambar 3.9 Laju pertumbuhan PDB sektor pertanian atas dasar harga konstan, tahun 2010 - 2012
Selanjutnya bila diamati lebih jauh laju pertumbuhan masing-masing PDB komoditas/kelompok komoditas terhadap sub sektor tanaman bahan makanan menunjukkan fluktuatif, dimana laju pertumbuhan kelompok horti buah pada tahun 2010 turun sebesar 10,80% kemudian meningkat 15,16% pada tahun 2011 (Gambar 3.10). Secara lebih rinci laju pertumbuhan masing-masing kelompok komoditas pada sub sektor tanaman bahan makanan dapat dilihat dalam Lampiran 4 & 5.
Analisis PDB Sektor Pertanian 2013 P u s a t D a t a d a n S i s t e m I n f o r m a s i P e r t a n i a n 37 (15.00) (10.00) (5.00) 5.00 10.00 15.00 20.00
Padi Palawija Horti Sayur Horti Buah
3.22 11.75 7.23 (10.80) (1.07) (5.51) (1.35) 15.16 4.87 2.41 2.90 0.37 2010 2011 2012
Gambar 3.10. Laju pertumbuhan PDB kelompok tanaman bahan
makanan/komoditas atas harga konstan, tahun 2010 - 2012
Sementara itu laju pertumbuhan masing-masing komoditas pada sub sektor perkebunan tahun 2010 sampai 2011 berfluktuatif, sedangkan pada tahun 2012 terjadi peningkatan, dengan peningkatan terbesar terjadi pada tanaman obat-obatan/biofarmaka dan tanaman hias sebesar 21,99%, sementara peningkatan terbesar pada tahun 2011 terjadi pada tanaman tembakau mencapai 58,11%. Sedangkan penurunan terbesar terjadi pada komoditas cengkeh pada tahun 2011 mencapai 26,61% (Gambar 3.11).
Secara lebih rinci laju pertumbuhan masing-masing komoditas sub sektor perkebunan dapat dilihat dalam Lampiran 2.
Analisis PDB Sektor Pertanian 2013 P u s a t D a t a d a n S i s t e m I n f o r m a s i P e r t a n i a n 38 (30.00) (20.00) (10.00) 10.00 20.00 30.00 40.00 50.00 60.00
Tembakau Karet & Getah Lainnya
Kelapa Sawit Tebu dan Tan. Pemanis
Kelapa Kakao Teh dan kopi Cengkeh Tan. obat-obatan dan tan. hias (24.98) 9.04 10.49 (11.42) (5.51) 0.56 (2.31) 16.01 (3.47) 58.11 9.34 5.18 (0.99) 0.24 (2.08) (6.63) (26.61) 8.24 5.91 2.57 4.92 8.43 1.82 4.67 3.17 4.69 21.99 2010 2011 2012
Gambar 3.11. Laju pertumbuhan PDB komoditas perkebunan atas harga konstan, Tahun 2010 - 2012
Laju pertumbuhan masing-masing PDB kelompok komoditas pada sub sektor peternakan menunjukan peningkatan. Sementara laju pertumbuhan terbesar juga terjadi pada ternak besar dan kecil tahun 2010 sebesar 8,53%. Sementara laju pertumbuhan sub sektor peternakan pada tahun 2012 ternak besar dan kecil memiliki laju pertumbuhan sebesar 2,35%, laju pertumbuhan ternak unggas mencapai 7,18% dan laju pertumbuhan susu segar mencapai 4,45% (Gambar 3.12). Secara lebih rinci laju pertumbuhan masing-masing kelompok komoditas pada sub sektor peternakan dapat dilihat dalam Lampiran 5.
Analisis PDB Sektor Pertanian 2013 P u s a t D a t a d a n S i s t e m I n f o r m a s i P e r t a n i a n 39 -1,00 2,00 3,00 4,00 5,00 6,00 7,00 8,00 9,00 2010 2011 2012 8,53 2,08 2,35 0,19 7,30 7,18 7,66 7,23 4,45
Ternak Besar dan Kecil Ternak Unggas Susu Segar
Gambar 3.12. Laju pertumbuhan PDB kelompok komoditas peternakan atas harga konstan, tahun 2010 – 2012
3.4 PDB Sektor Industri Pengolahan Berbasis Pertanian
3.4.1. PDB Sektor Industri Pengolahan Berbasis Pertanian Atas Harga Berlaku
PDB sektor Industri pengolahan cakupan Kementeriaan Pertanian yang selanjutnya disebut PDB industri pengolahan berbasis pertanian termasuk di dalam industri pengolahan non migas. Industri tersebut terbagi lagi menjadi sub industri pengolahan dengan rincian seperti berikut ini :
1. Industri makanan, minuman dan tembakau
2. Industri tekstil, barang dari kulit dan alas kaki
Analisis PDB Sektor Pertanian 2013
P u s a t D a t a d a n S i s t e m I n f o r m a s i P e r t a n i a n 40 Selama tahun 2010 - 2012 terjadi kenaikan PDB Industri pengolahan non migas yang diikuti pula oleh industri pengolahan berbasis pertanian. Nominal PDB industri pengolahan non migas atas dasar harga berlaku pada tahun 2010 sebesar 1.384,64 triliun rupiah meningkat menjadi 1.1718,44 triliun rupiah pada tahun 2012. Hal ini juga terjadi pada industri pengolahan berbasis pertanian dari 765,78 triliun rupiah pada tahun 2010 menjadi 997,25 triliun rupiah pada tahun 2012 (Tabel 3.7).
Tabel 3.7. PDB industri pengolahan berbasis pertanian atas dasar harga berlaku, tahun 2010 - 2012
2010 2011 *) 2012 **)
Ind. Makanan, Minuman dan Tembakau 465.368 547.005 624,37
Industri Makanan dan Minuman 447.346 527.827 601,88
Ind. Tekstil, Barang dari Kulit dan Alas Kaki 124.204 143.385 156,49
Industri Tekstil 120 138 0,13
Industri Pupuk, Kimia dan Barang dari Karet 176.212 189.700 216,38
Industri Kimia 19.657 20.558 22,91
PDB Industri Pengolahan Berbasis Pertanian 765.785 880.091 997,25
PDB Industri Non Migas 1.384.640 1.554.049 1.718,44
PDB INDONESIA 6.436.271 7.427.086 8.241,86
Uraian PDB atas harga Berlaku (Milyar Rp.)
Sumber : BPS diolah Pusdatin Keterangan : *) Angka sementara
**) Angka sangat sementara
Dari Tabel 3.7 terlihat bahwa perkembangan sektor industri pengolahan berbasis pertanian pada kelompok industri makanan dan minuman menduduki peringkat terbesar yaitu tahun 2010 sebesar 465,37 triliun rupiah meningkat menjadi 624,37 triliun rupiah pada tahun 2012. Demikian juga kelompok industri tekstil, barang dari kulit
Analisis PDB Sektor Pertanian 2013
P u s a t D a t a d a n S i s t e m I n f o r m a s i P e r t a n i a n 41 dan alas kaki serta industri pupuk, kimia dan barang dari karet juga mengalami peningkatan, pada kelompok industri tekstil, barang dari kulit dan alas kaki meningkat dari 124,20 triliun rupiah pada tahun 2010 menjadi 156,49 triliun rupiah pada tahun 2012, begitu juga industri pupuk, kimia dan barang dari karet meningkat dari 176,21 triliun rupiah pada tahun 2010 meningkat menjadi 216,38 triliun rupiah di tahun 2012.
Tabel 3.8. Kontribusi PDB industri pengolahan berbasis pertanian terhadap PDB Indonesia, tahun 2010 -2012
2010 2011 *) 2012 **)
Ind. Makanan, Minuman dan Tembakau 7,23 7,37 7,58
Ind. Makanan dan Minuman 6,95 7,11 7,30
Ind. Makanan dan Minuman berbasis pertanian thd totalnya 1)
96,13 96,49 96,40 Ind. Tekstil, Barang dari Kulit dan Alas Kaki 1,93 1,93 1,90
Industri Tekstil 0,002 0,002 0,002
Industri Tekstil berbasis pertanian thd totalnya 1)
0,10 0,10 0,09
Industri Pupuk, Kimia dan Barang dari Karet 2,74 2,55 2,63
Industri Kimia 0,31 0,28 0,28
Industri Kimia berbasis pertanian thd totalnya 1)
11,16 10,84 10,59 PDB Industri Pengolahan Berbasis Pertanian 11,90 11,85 12,10
PDB Industri Non Migas 21,51 20,92 20,85
PDB INDONESIA 100,00 100,00 100,00
Uraian Kontribusi thd PDB Indonesia (%)
Sumber : BPS diolah Pusdatin
Keterangan : *) Angka sementara **) Angka sangat sementara
1) Terhadap total masing-masing kelompok
Perkembangan kontribusi sektor industri pengolahan berbasis pertanian terhadap sumbangan PDB Indonesia selama tahun 2010 – 2012 mengalami peningkatan. Kontribusi sektor industri pengolahan berbasis pertanian pada tahun 2010 sebesar 10,87% meningkat menjadi 11,90% pada tahun 2011 kemudian meningkat menjadi 12,10% tahun 2012 (Gambar 3.13).
Analisis PDB Sektor Pertanian 2013
P u s a t D a t a d a n S i s t e m I n f o r m a s i P e r t a n i a n 42 Kontribusi PDB sektor industri pengolahan berbasis pertanian yang relatif landai diharapkan dapat memacu sektor industri pertanian ini lebih giat lagi sehingga kontribusinya menjadi lebih meningkat dan pada akhirnya dapat berperan semakin kuat dalam perekonomian Indonesia.
Gambar 3.13 Kontribusi sektor industri pengolahan berbasis petanian terhadap PDB Indonesia, tahun 2010 - 2012
Dari sisi kontribusi menurut kelompok industrinya, terlihat pada Gambar 3.14. sektor industri pengolahan berbasis pertanian yang memiliki kontribusi tertinggi adalah kelompok industri makanan, minuman dan tembakau dengan kontribusi cenderung meningkat yaitu dari 7,23% pada tahun 2010 meningkat menjadi 7,37% pada tahun 2011 dan meningkat lagi menjadi 7,58% pada tahun 2012 terhadap PDB Indonesia. Kelompok industri terbesar dari makanan dan