• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAMPIRAN 1 DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LAMPIRAN 1 DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

LAMPIRAN 1

DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA

Berikut ini adalah daftar pertanyaan wawancara dengan Bapak Edi Abdurachman selaku Kepala Pusdatin Pertanian :

1. Faktor-faktor apa sajakah yang menjadi kekuatan bagi Pusdatin Pertanian terkait dengan M onev Bantuan Sarana Produksi dan M odal Usaha Pertanian?

2. Faktor-faktor apa sajakah yang menjadi kelemahan bagi Pusdatin Pertanian terkait dengan M onev Bantuan Sarana Produksi dan M odal Usaha Pertanian? 3. Hal-hal apa yang dapat menjadi peluang (faktor eksternal) bagi Pusdatin

Pertanian terkait dengan M onev Bantuan Sarana Produksi dan M odal Usaha Pertanian?

4. Hal-hal apa yang dapat menjadi ancaman (faktor eksternal) bagi Pusdatin Pertanian terkait dengan M onev Bantuan Sarana Produksi dan M odal Usaha Pertanian?

5. Bagaimana prosedur monitoring dan evaluasi dari bantuan sarana produksi dan modal usaha pertanian yang diterapkan perusahaan saat ini?

6. Kendala apa saja yang dihadapi oleh peemerintah terkait dengan kegiatan

(2)

Berikut ini adalah daftar pertanyaan wawancara dengan staf Pusdatin Pertanian : 1. Berikan penjelasan singkat mengenai Pusdatin Pertanian?

2. Berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk pelaporan dari kabupaten/kota – propinsi – sampai dengan pemerintah pusat?

3. Bagaimana hubungan antara pemerintah pusat dengan daerah saat ini terkait dengan aliran data pertanian?

4. Bagaimana hubungan antara pemerintah dengan Gapoktan?

5. Bagaimana infrastrukur TI yang dimiliki oleh Departemen Pertanian (Pusdatin), Dinas Pertanian Propinsi, dan Dinas Pertanian Kabupaten/Kota?

6. Permasalahan apa saja yang terdapat pada Departemen Pertanian RI, terkait dengan keberadaan infrastruktur saat ini?

7. Berikan penjelasan singkat mengenai Pusdatin Pertanian?

8. Berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk pelaporan dari kabupaten/kota – propinsi – sampai dengan pemerintah pusat?

9. Bagaimana hubungan antara pemerintah pusat dengan daerah saat ini terkait dengan aliran data pertanian?

10.Bagaimana hubungan antara pemerintah dengan Gapoktan?

11.Bagaimana hubungan antara pemerintah dengan Penyuluh Pendamping? 12.Program bantuan pertanian apa saja yang diberikan oleh pemerintah pusat? 13.Berapa total bantuan yang diberikan oleh pemerintah pusat?

14.Fitur apakah yang dibutuhkan dalam dalam melakukan monitoring dan evaluasi bantuan sarana produksi dan modal usaha pertanian?

(3)

Berikut ini adalah daftar pertanyaan wawancara dengan Ibu Santi selaku Kepala Seksi Evaluasi B2P2TP dan Bapak Saleh selaku staf Seksi Evaluasi B2P2TP :

1. Kendala apa saja yang dihadapi oleh peemerintah terkait dengan kegiatan

monitoring dan evaluasi bantuan pertanian?

2. Fitur apakah yang dibutuhkan dalam dalam melakukan monitoring dan evaluasi bantuan sarana produksi dan modal usaha pertanian?

(4)

LAMPIRAN 2

KUESIONER DAN PERHI TUNGAN SWOT

PUSDATI N PERTANIAN

Dosen Pembimbing: Ir. Harisno, MM dan Rudy Aryanto, S E., MM

Judul Skripsi:

Analisis dan Perancangan Sistem Informasi Monitoring dan Evaluasi Bantuan Sarana Produksi dan M odal Usaha Pertanian pada Departemen Pertanian RI.

Kami mohon Bapak dapat mengisinya secara objektif dan benar, karena kuesioner ini adalah untuk penelitian tugas akhir dengan tujuan ilmiah sehingga diperlukan data yang

valid dan akurat. Atas bantuan dan kerjasamanya kami ucapkan terima kasih.

Identifikasi Internal dan eksternal faktor

Keterangan: Mohon diisi dengan peringkat 3-4.

Peringkat 4 = Kekuatan besar bagi Pusdatin Pertanian. Peringkat 3 = Kekuatan kecil bagi Pusdatin Pertanian.

Kekuatan / Strenghts

Kekuatan Peringkat

S1 M emiliki eksistensi kelembagaan yang kuat. 3

S2 Dukungan pimpinan pusdatin pertanian. 4

S3 Tersedianya jaringan komputer dan sistem informasi. 4 S4 Tersedianya program pelatihan komputer dan sistem informasi. 3

S5 Kualitas sumberdaya manusia. 4

Keterangan: Mohon diisi dengan peringkat 1-2.

Peringkat 1 = Kelemahan besar bagi Pusdatin Pertanian. Peringkat 2 = Kelemahan kecil bagi Pusdatin Pertanian.

Kelemahan / Weaknesses

Kelemahan Peringkat

W1 Tidak memiliki hubungan struktural dengan daerah. 1 W2 Kurangnya respon, empati dan jaminan dalam pelayanan data dan informasi. 2

W3 Lemahnya integrasi antar fungsi. 1

W4 Belum bakunya metode pengumpulan data. 2

W5 Belum memadainya sarana pengumpulan, pengolahan, dan

(5)

Keterangan: Mohon diisi dengan peringkat 1-4.

Peringkat 1 = Pusdatin Pertanian memberikan respon lemah. Peringkat 2 = Pusdatin Pertanian memberikan respon rata- rata.

Peringkat 3 = Pusdatin Pertanian memberikan respon diatas rata-rata.

Peringkat 4 = Pusdatin Pertanian memberikan respon luar Biasa.

Peluang / Opportunities

Peluang Peringkat

O1 Perkembangan teknologi informasi yang semakin memudahkan

mengakses informasi. 3

O2 Tingginya kebutuhan data dan informasi yang berkualitas. 4 O3 Adanya potensi mengintegrasikan data dan informasi pusat dan

daerah. 3

O4 Sistem informasi di bidang Pertanian masih dapat dikembangkan. 4 O5 Kebijakan dalam pelaksanaan Inpres No. 3 Tahun 2003 mengenai

E-Goverment. 3

Ancaman / Threats

Ancaman Peringkat

T1 Kelembagaan pengelola data di daerah tidak seragam. 3 T2

Kurangnya dukungan dan komitmen pimpinan daerah terhadap

masalah perstatistikan dan sistem informasi. 2

T3 Kompetensi pengelola perstatistikan kurang. 2

T4 Pengelola perstatistikan kurang terpadu. 3

T5 Aliran data/informasi yang kurang optimal. 3

Perhitungan Skala Internal dan Eksternal

Keterangan: Pilihan 1 (atas), pilihan 2 (bawah).

Skala 1 = Jika pilihan 1 sama pentingnya dari pilihan 2.

Skala 3 = Jika pilihan 1 secara signifikan lebih penting dari pilihan 2. Skala 5 = Jika pilihan 1 jauh lebih penting dari pilihan 2.

Skala 7 = Jika pilihan 1 secara absolut lebih penting dari pilihan 2. Skala 2, 4, 6, dan 8 = Nilai tengah diantara 2 nilai keputusan yang berdekatan.

(6)

No Pilihan Mana yang lebih berpengaruh a/b? Peringkat

1 S1 Memiliki eksi stensi kelembagaan yang kuat. S2 5

S2 Dukungan pimpinan pusdatin pertanian. 2

S1 Memiliki eksi stensi kelembagaan yang kuat.

S3 5

S3 Tersedianya jaringan komputer dan sistem informasi.

3

S1 Memiliki eksi stensi kelembagaan yang kuat.

S1 7

S4 Tersedianya program pelatihan komputer dan sistem informasi.

4 S1 Memiliki eksi stensi kelembagaan yang kuat. S5 5

S5 Kualitas sumberdaya manusia. 5

S1 Memiliki eksi stensi kelembagaan yang kuat.

S1 5

W1 Tidak memiliki hubungan struktural dengan daerah.

6

S1 Memiliki eksi stensi kelembagaan yang kuat.

S1 7

W2 Kurangnya respon, empati dan jaminan dalam pelayanan data dan informasi.

7 S1 Memiliki eksi stensi kelembagaan yang kuat. W3 5

W3 Lemahnya integrasi antar fungsi.

8 S1 Memiliki eksi stensi kelembagaan yang kuat. W4 5

W4 Belum bakunya metode pengumpulan data. 9

S1 Memiliki eksi stensi kelembagaan yang kuat.

S1 7

W5

Belum memadainya sarana pengumpulan, pengolahan, dan diseminasi data dan informasi pertanian.

10

S2 Dukungan pimpinan pusdatin pertanian.

S2 5

S3 Tersedianya jaringan komputer dan sistem informasi. 11

S2 Dukungan pimpinan pusdatin pertanian.

S2 3

S4 Tersedianya program pelatihan komputer dan sistem informasi.

12 S2 Dukungan pimpinan pusdatin pertanian. S2 5

S5 Kualitas sumberdaya manusia. 13

S2 Dukungan pimpinan pusdatin pertanian.

S2 7

W1 Tidak memiliki hubungan struktural dengan daerah.

14

S2 Dukungan pimpinan pusdatin pertanian.

W2 5

W2 Kurangnya respon, empati dan jaminan dalam pelayanan data dan informasi.

15 S2 Dukungan pimpinan pusdatin pertanian. S2 7

W3 Lemahnya integrasi antar fungsi.

16 S2 Dukungan pimpinan pusdatin pertanian. S2 7

Perhitungan Skala Internal

( Strenghts and Weaknesses)

(7)

W4 Belum bakunya metode pengumpulan data. 17

S2 Dukungan pimpinan pusdatin pertanian.

W5 5

W5

Belum memadainya sarana pengumpulan, pengolahan, dan diseminasi data dan informasi pertanian.

18

S3 Tersedianya jaringan komputer dan sistem

informasi.

S3 3

S4 Tersedianya program pelatihan komputer dan sistem informasi.

19 S3

Tersedianya jaringan komputer dan sistem

informasi. S5 5

S5 Kualitas sumberdaya manusia. 20

S3 Tersedianya jaringan komputer dan sistem informasi.

S3 7

W1 Tidak memiliki hubungan struktural dengan daerah.

21

S3 Tersedianya jaringan komputer dan sistem informasi.

S3 5

W2 Kurangnya respon, empati dan jaminan dalam pelayanan data dan informasi. 22 S3

Tersedianya jaringan komputer dan sistem

informasi. W3 5

W3 Lemahnya integrasi antar fungsi. 23 S3

Tersedianya jaringan komputer dan sistem

informasi. S3 7

W4 Belum bakunya metode pengumpulan data.

24

S3 Tersedianya jaringan komputer dan sistem

informasi.

S3 7

W5

Belum memadainya sarana pengumpulan, pengolahan, dan diseminasi data dan informasi pertanian.

25 S4

Tersedianya program pelatihan komputer dan

sistem informasi. S4 5

S5 Kualitas sumberdaya manusia. 26

S4 Tersedianya program pelatihan komputer dan

sistem informasi.

S4 3

W1 Tidak memiliki hubungan struktural dengan daerah.

27

S4 Tersedianya program pelatihan komputer dan

sistem informasi.

S4 5

W2 Kurangnya respon, empati dan jaminan dalam pelayanan data dan informasi.

28 S4

Tersedianya program pelatihan komputer dan

sistem informasi. W3 7

W3 Lemahnya integrasi antar fungsi. 29 S4

Tersedianya program pelatihan komputer dan

sistem informasi. S4 3

W4 Belum bakunya metode pengumpulan data. 30

S4 Tersedianya program pelatihan komputer dan sistem informasi.

S4 5

(8)

informasi pertanian. 31

S5 Kualitas sumberdaya manusia.

S5 5

W1 Tidak memiliki hubungan struktural dengan daerah. 32

S5 Kualitas sumberdaya manusia.

W2 3

W2 Kurangnya respon, empati dan jaminan dalam pelayanan data dan informasi.

33 S5 Kualitas sumberdaya manusia. S5 5

W3 Lemahnya integrasi antar fungsi.

34 S5 Kualitas sumberdaya manusia. S5 5

W4 Belum bakunya metode pengumpulan data. 35

S5 Kualitas sumberdaya manusia.

W5 5

W5

Belum memadainya sarana pengumpulan, pengolahan, dan diseminasi data dan informasi pertanian.

36

W1 Tidak memiliki hubungan struktural dengan

daerah.

W1 5

W2 Kurangnya respon, empati dan jaminan dalam pelayanan data dan informasi.

37 W1

Tidak memiliki hubungan struktural dengan

daerah. W3 7

W3 Lemahnya integrasi antar fungsi. 38 W1

Tidak memiliki hubungan struktural dengan

daerah. W1 5

W4 Belum bakunya metode pengumpulan data.

39

W1 Tidak memiliki hubungan struktural dengan

daerah.

W1 7

W5

Belum memadainya sarana pengumpulan, pengolahan, dan diseminasi data dan informasi pertanian.

40 W2

Kurangnya respon, empati dan jaminan dalam

pelayanan data dan informasi. W3 5

W3 Lemahnya integrasi antar fungsi. 41 W2

Kurangnya respon, empati dan jaminan dalam

pelayanan data dan informasi. W2 7

W4 Belum bakunya metode pengumpulan data.

42

W2 Kurangnya respon, empati dan jaminan dalam

pelayanan data dan informasi.

W5 5

W5

Belum memadainya sarana pengumpulan, pengolahan, dan diseminasi data dan informasi pertanian.

43 W3 Lemahnya integrasi antar fungsi. W4 3

W4 Belum bakunya metode pengumpulan data. 44

W3 Lemahnya integrasi antar fungsi.

W3 5

W5

Belum memadainya sarana pengumpulan, pengolahan, dan diseminasi data dan informasi pertanian.

45

W4 Belum bakunya metode pengumpulan data.

W4 7

W5

Belum memadainya sarana pengumpulan, pengolahan, dan diseminasi data dan informasi pertanian.

(9)

Perhitungan Skala Ekstenal

( Opportunities and Threats)

No Pilihan Mana yang lebih berpengaruh a/b? Peringkat 1

O1 Perkembangan teknologi informasi yang

semakin memudahkan mengakse s informasi.

O2 5

O2 Tingginya kebutuhan data dan informasi yang berkualitas.

2

O1 Perkembangan teknologi informasi yang

semakin memudahkan mengakse s informasi.

O1 7

O3 Adanya potensi mengintegrasikan data dan informasi pusat dan daerah.

3

O1 Perkembangan teknologi informasi yang

semakin memudahkan mengakse s informasi.

O4 7

O4 Sistem informasi di bidang Pertanian masih dapat dikembangkan.

4

O1 Perkembangan teknologi informasi yang

semakin memudahkan mengakse s informasi.

O1 5

O5 Kebijakan dalam pelaksanaan Inpres No. 3 Tahun 2003 mengenai E-Goverment. 5

O1 Perkembangan teknologi informasi yang

semakin memudahkan mengakse s informasi.

O1 3

T1 Kelembagaan pengelola data di daerah tidak seragam.

6

O1 Perkembangan teknologi informasi yang

semakin memudahkan mengakse s informasi.

O1 5

T2

Kurangnya dukungan dan komitmen pimpinan daerah terhadap masalah perstatistikan dan sistem informasi.

7 O1

Perkembangan teknologi informasi yang

semakin memudahkan mengakse s informasi. O1 5

T3 Kompetensi pengelola perstatistikan kurang. 8 O1

Perkembangan teknologi informasi yang

semakin memudahkan mengakse s informasi. T4 7

T4 Pengelola perstatistikan kurang terpadu. 9 O1

Perkembangan teknologi informasi yang

semakin memudahkan mengakse s informasi. O1 5

T5 Aliran data/informasi yang kurang optimal. 10

O2 Tingginya kebutuhan data dan informasi yang berkualitas.

O2 7

O3 Adanya potensi mengintegrasikan data dan informasi pusat dan daerah.

11

O2 Tingginya kebutuhan data dan informasi yang berkualitas.

O2 7

O4 Sistem informasi di bidang Pertanian masih dapat dikembangkan.

(10)

O5 Kebijakan dalam pelaksanaan Inpres No. 3 Tahun 2003 mengenai E-Goverment. 13

O2 Tingginya kebutuhan data dan informasi yang

berkualitas.

O2 5

T1 Kelembagaan pengelola data di daerah tidak seragam.

14

O2 Tingginya kebutuhan data dan informasi yang

berkualitas.

T2 3

T2

Kurangnya dukungan dan komitmen pimpinan daerah terhadap masalah perstatistikan dan sistem informasi.

15 O2

Tingginya kebutuhan data dan informasi yang

berkualitas. O2 7

T3 Kompetensi pengelola perstatistikan kurang. 16 O2

Tingginya kebutuhan data dan informasi yang

berkualitas. O2 7

T4 Pengelola perstatistikan kurang terpadu.

17 O2

Tingginya kebutuhan data dan informasi yang

berkualitas. O2 5

T5 Aliran data/informasi yang kurang optimal. 18

O3 Adanya potensi mengintegrasikan data dan

informasi pusat dan daerah.

O3 5

O4 Sistem informasi di bidang Pertanian masih dapat dikembangkan.

19

O3 Adanya potensi mengintegrasikan data dan

informasi pusat dan daerah.

O5 5

O5 Kebijakan dalam pelaksanaan Inpres No. 3 Tahun 2003 mengenai E-Goverment. 20

O3 Adanya potensi mengintegrasikan data dan

informasi pusat dan daerah.

T1 5

T1 Kelembagaan pengelola data di daerah tidak seragam.

21

O3 Adanya potensi mengintegrasikan data dan

informasi pusat dan daerah.

O3 5

T2

Kurangnya dukungan dan komitmen pimpinan daerah terhadap masalah perstatistikan dan sistem informasi.

22 O3

Adanya potensi mengintegrasikan data dan

informasi pusat dan daerah. O3 3

T3 Kompetensi pengelola perstatistikan kurang. 23 O3

Adanya potensi mengintegrasikan data dan

informasi pusat dan daerah. T4 7

T4 Pengelola perstatistikan kurang terpadu. 24 O3

Adanya potensi mengintegrasikan data dan

informasi pusat dan daerah. O3 7

T5 Aliran data/informasi yang kurang optimal. 25

O4 Sistem informasi di bidang Pertanian masih

dapat dikembangkan.

O4 7

O5 Kebijakan dalam pelaksanaan Inpres No. 3 Tahun 2003 mengenai E-Goverment. 26 O4 Sistem informasi di bidang Pertanian masih

(11)

T1 Kelembagaan pengelola data di daerah tidak seragam.

27

O4 Sistem informasi di bidang Pertanian masih

dapat dikembangkan.

O4 5

T2

Kurangnya dukungan dan komitmen pimpinan daerah terhadap masalah perstatistikan dan sistem informasi.

28 O4

Sistem informasi di bidang Pertanian masih

dapat dikembangkan. O4 7

T3 Kompetensi pengelola perstatistikan kurang. 29 O4

Sistem informasi di bidang Pertanian masih

dapat dikembangkan. O4 5

T4 Pengelola perstatistikan kurang terpadu. 30 O4

Sistem informasi di bidang Pertanian masih

dapat dikembangkan. T5 5

T5 Aliran data/informasi yang kurang optimal. 31

O5 Kebijakan dalam pelaksanaan Inpres No. 3

Tahun 2003 mengenai E-Goverment.

T1 5

T1 Kelembagaan pengelola data di daerah tidak seragam.

32

O5 Kebijakan dalam pelaksanaan Inpres No. 3

Tahun 2003 mengenai E-Goverment.

O5 5

T2

Kurangnya dukungan dan komitmen pimpinan daerah terhadap masalah perstatistikan dan sistem informasi.

33 O5

Kebijakan dalam pelaksanaan Inpres No. 3

Tahun 2003 mengenai E-Goverment. T3 7

T3 Kompetensi pengelola perstatistikan kurang. 34 O5

Kebijakan dalam pelaksanaan Inpres No. 3

Tahun 2003 mengenai E-Goverment. O5 7

T4 Pengelola perstatistikan kurang terpadu. 35 O5

Kebijakan dalam pelaksanaan Inpres No. 3

Tahun 2003 mengenai E-Goverment. T5 7

T5 Aliran data/informasi yang kurang optimal.

36

T1 Kelembagaan pengelola data di daerah tidak

seragam.

T1 5

T2

Kurangnya dukungan dan komitmen pimpinan daerah terhadap masalah perstatistikan dan sistem informasi.

37 T1

Kelembagaan pengelola data di daerah tidak

seragam. T1 3

T3 Kompetensi pengelola perstatistikan kurang. 38 T1

Kelembagaan pengelola data di daerah tidak

seragam. T1 7

T4 Pengelola perstatistikan kurang terpadu. 39 T1

Kelembagaan pengelola data di daerah tidak

seragam. T1 5

T5 Aliran data/informasi yang kurang optimal. 40 T2

Kurangnya dukungan dan komitmen pimpinan daerah terhadap masalah perstatistikan dan sistem informasi.

(12)

T3 Kompetensi pengelola perstatistikan kurang. 41 T2

Kurangnya dukungan dan komitmen pimpinan daerah terhadap masalah perstatistikan dan

sistem informasi. T2 5

T4 Pengelola perstatistikan kurang terpadu. 42 T2

Kurangnya dukungan dan komitmen pimpinan daerah terhadap masalah perstatistikan dan

sistem informasi. T5 5

T5 Aliran data/informasi yang kurang optimal.

43 T3 Kompetensi pengelola perstatistikan kurang. T3 7

T4 Pengelola perstatistikan kurang terpadu.

44 T3 Kompetensi pengelola perstatistikan kurang. T3 7

T5 Aliran data/informasi yang kurang optimal.

45 T4 Pengelola perstatistikan kurang terpadu. T4 5

(13)

Berdasarkan hasil kuesioner untuk menentukan pembobotan pada faktor internal dan eksternal yang telah dikumpulkan sebelumnya, maka perhitungan pembobotan dilakukan sebagai berikut:

Tabel Perbandingan Berpasangan Faktor Internal

S1 S2 S3 S4 S5 W1 W2 W3 W4 W5 TO TAL

S1 Memiliki eksi stensi

kelembagaan yang kuat. 1,00 0,20 0,20 7,00 0,20 5,00 7,00 0,20 0,20 7,00 28,00 S2 Dukungan pimpinan pusdatin

pertanian. 5,00 1,00 5,00 3,00 5,00 7,00 0,20 7,00 7,00 0,20 40,40

S3 Tersedianya jaringan komputer

dan sistem informasi. 5,00 0,20 1,00 3,00 0,20 7,00 5,00 0,20 7,00 7,00 35,60 S4 Tersedianya program pelatihan

komputer dan sistem informasi. 0,14 0,33 0,33 1,00 5,00 3,00 5,00 0,14 3,00 5,00 22,95 S5 Kualitas sumberdaya manusia. 5,00 0,20 5,00 0,20 1,00 5,00 0,33 5,00 5,00 0,20 26,93 W1 Tidak memiliki hubungan

stru ktural dengan daerah. 0,20 0,14 0,14 0,33 0,20 1,00 5,00 0,14 5,00 7,00 19,16 W2

Kurangnya respon, empati dan jaminan dalam pelayanan data dan informasi.

0,14 5,00 0,20 0,20 3,00 0,20 1,00 0,20 7,00 0,20 17,14 W3 Lemahnya integrasi antar fungsi. 5,00 0,14 5,00 7,00 0,20 7,00 5,00 1,00 0,33 5,00 35,68 W4 Belum bakunya metode

pengumpulan data. 5,00 0,14 0,14 0,33 0,20 0,20 0,14 3,00 1,00 7,00 17,16 W5

Belum memadainya sarana pengumpulan, pengolahan, dan diseminasi data dan informasi pertanian.

0,14 5,00 0,14 0,20 5,00 0,14 5,00 0,20 0,14 1,00 16,97

Total 26,63 12,36 17,16 22,27 20,00 35,54 33,68 17,09 35,68 39,60 260,00

(14)

Tabel Normalisasi Bobot Faktor Internal

S1 S2 S3 S4 S5 W1 W2 W3 W4 W5 TO TAL BOBOT

S1 Memiliki eksi stensi

kelembagaan yang kuat. 0,04 0,02 0,01 0,31 0,01 0,14 0,21 0,01 0,01 0,18 0,93 0,0932 S2 Dukungan pimpinan pusdatin

pertanian. 0,19 0,08 0,29 0,13 0,25 0,20 0,01 0,41 0,20 0,01 1,76 0,1759

S3 Tersedianya jaringan komputer

dan sistem informasi. 0,19 0,02 0,06 0,13 0,01 0,20 0,15 0,01 0,20 0,18 1,14 0,1137 S4 Tersedianya program pelatihan

komputer dan sistem informasi. 0,01 0,03 0,02 0,04 0,25 0,08 0,15 0,01 0,08 0,13 0,80 0,0798 S5 Kualitas sumberdaya manusia. 0,19 0,02 0,29 0,01 0,05 0,14 0,01 0,29 0,14 0,01 1,14 0,1143 W1 Tidak memiliki hubungan

stru ktural dengan daerah. 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 0,03 0,15 0,01 0,14 0,18 0,55 0,0554 W2

Kurangnya respon, empati dan jaminan dalam pelayanan data dan informasi.

0,01 0,40 0,01 0,01 0,15 0,01 0,03 0,01 0,20 0,01 0,83 0,0829 W3 Lemahnya integrasi antar

fungsi. 0,19 0,01 0,29 0,31 0,01 0,20 0,15 0,06 0,01 0,13 1,35 0,1355

W4 Belum bakunya metode pengumpulan data. 0,19 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 0,00 0,18 0,03 0,18 0,62 0,0623

W5

Belum memadainya sarana pengumpulan, pengolahan, dan diseminasi data dan informasi pertanian.

0,01 0,40 0,01 0,01 0,25 0,00 0,15 0,01 0,00 0,03 0,87 0,0871

(15)

Tabel Perbandingan Berpasangan Faktor Eksternal

O1 O2 O3 O4 O5 T1 T2 T3 T4 T5 TO TAL

O1

Perkembangan teknologi informasi yang semakin memudahkan mengakses informasi.

1,00 0,20 7,00 0,14 5,00 3,00 5,00 5,00 0,14 5,00 31,49

O2 Tingginya kebutuhan data dan

informasi yang berkualitas. 5,00 1,00 7,00 7,00 7,00 5,00 0,33 7,00 7,00 5,00 51,33 O3

Adanya potensi mengintegrasikan data dan informasi pusat dan daerah.

0,14 0,14 1,00 5,00 0,20 0,20 5,00 3,00 0,14 7,00 21,83

O4

Sistem informasi di bidang Pertanian masih dapat dikembangkan.

7,00 0,14 0,20 1,00 7,00 5,00 5,00 7,00 5,00 0,20 37,54

O5

Kebijakan dalam pelaksanaan Inpres No. 3 Tahun 2003 mengenai E-Goverment.

0,20 0,14 5,00 0,14 1,00 0,20 5,00 0,14 7,00 0,14 18,97 T1 Kelembagaan pengelola data di

daerah tidak seragam. 0,33 0,20 5,00 0,20 5,00 1,00 5,00 3,00 7,00 5,00 31,73 T2

Kurangnya dukungan dan komitmen pimpinan daerah terhadap masalah perstatistikan dan sistem informasi.

0,20 3,00 0,20 0,20 0,20 0,20 1,00 0,20 5,00 0,20 10,40

T3 Kompetensi pengelola

perstatistikan kurang. 0,20 0,14 0,33 0,14 7,00 0,33 5,00 1,00 7,00 7,00 28,15 T4 Pengelola perstatistikan kurang

terpadu. 7,00 0,14 7,00 0,20 0,14 0,14 0,20 0,14 1,00 5,00 20,97

T5 Aliran data/informasi yang kurang

optimal. 0,20 0,20 0,14 5,00 7,00 0,20 5,00 0,14 0,20 1,00 19,09

(16)

Tabel Normalisasi Bobot Faktor Eksternal

S1 S2 S3 S4 S5 W1 W2 W3 W4 W5 TO TAL BOBOT

O1

Perkembangan teknologi informasi yang semakin memudahkan mengakse s informasi.

0,05 0,04 0,21 0,01 0,13 0,20 0,14 0,19 0,00 0,14 1,10 0,1097

O2 Tingginya kebutuhan data dan

informasi yang berkualitas. 0,24 0,19 0,21 0,37 0,18 0,33 0,01 0,26 0,18 0,14 2,10 0,2098 O3

Adanya potensi

mengintegrasikan data dan informasi pusat dan daerah.

0,01 0,03 0,03 0,26 0,01 0,01 0,14 0,11 0,00 0,20 0,80 0,0795

O4

Sistem informasi di bidang Pertanian masih dapat dikembangkan.

0,33 0,03 0,01 0,05 0,18 0,33 0,14 0,26 0,13 0,01 1,45 0,1451

O5

Kebijakan dalam pelaksanaan Inpres No. 3 Tahun 2003 mengenai E-Goverment.

0,01 0,03 0,15 0,01 0,03 0,01 0,14 0,01 0,18 0,00 0,56 0,0558 T1 Kelembagaan pengelola data di daerah tidak seragam. 0,02 0,04 0,15 0,01 0,13 0,07 0,14 0,11 0,18 0,14 0,98 0,0975

T2

Kurangnya dukungan dan komitmen pimpinan daerah terhadap masalah perstatistikan dan sistem informasi.

0,01 0,56 0,01 0,01 0,01 0,01 0,03 0,01 0,13 0,01 0,78 0,0776

T3 Kompetensi pengelola

perstatistikan kurang. 0,01 0,03 0,01 0,01 0,18 0,02 0,14 0,04 0,18 0,20 0,80 0,0801 T4 Pengelola perstatistikan kurang

terpadu. 0,33 0,03 0,21 0,01 0,00 0,01 0,01 0,01 0,03 0,14 0,77 0,0769

T5 Aliran data/informasi yang kurang optimal. 0,01 0,04 0,00 0,26 0,18 0,01 0,14 0,01 0,01 0,03 0,68 0,0680

(17)

LAMPIRAN 3

KUESIONER QSPM

Keterangan:

Pengaruh mengindikasikan apakah faktor tersebut berpengaruh pada strategi yang dibuat. Pilihannya ‘Ya’ dan ‘Tidak’. Bila ‘Ya’, dilanjutkan dengan mengisi Nilai Daya Tarik untuk masing-masing strategi. Bila ‘Tidak’, berikan tanda ‘-‘ untuk semua strategi. Nilai Daya Tarik didefinisikan sebagai angka yang menunjukkan daya tarik alternatif masing-masing strategi pada suatu rangkaian alternatif tertentu merupakan angka yang menunjukkan daya tarik alternatif masing-masing strategi, jadi masing-masing strategi akan diisi dengan angka yang berbeda untuk setiap faktornya (dalam 1 baris tidak ada angka yang sama). Nilai Daya Tarik 1 = tidak menarik, Nilai Daya Tarik 2 = agak menarik, Nilai Daya Tarik 3 = wajar menarik, dan Nilai Daya Tarik 4 = sangat menarik.

Strategic Alternatives

Key Factors Pengaruh

1 2 AS AS

Opportunities

Perkembangan teknologi informasi yang

semakin memudahkan mengakses informasi. Ya 4 3 Tingginya kebutuhan data dan informasi yang

berkualitas. Ya 3 2

Adanya potensi mengintegrasikan data dan

informasi pusat dan daerah. Ya 4 3

Sistem informasi di bidang Pertanian masih

dapat dikembangkan. Ya 4 3

Kebijakan dalam pelaksanaan Inpres No. 3

Tahun 2003 mengenai E-Goverment. Ya 3 2

Threats

Kelembagaan pengelola data di daerah tidak

seragam. Ya

3 4

Kurangnya dukungan dan komitmen pimpinan daerah terhadap masalah perstatistikan dan sistem informasi.

Ya 2 3

Kompetensi pengelola perstatistikan kurang. Ya 3 4 Pengelolaan perstatistikan kurang terpadu. Ya 3 4

(18)

Aliran data/informasi yang kurang optimal.

Ya 3 2

Strengths

M emiliki eksistensi kelembagaan yang kuat. Ya 3 4 Dukungan pimpinan pusdatin pertanian. Ya 3 2 Tersedianya jaringan komputer dan sistem

informasi. Ya 4 3

Tersedianya program pelatihan komputer dan

sistem informasi. Ya 3 2

Kualitas sumberdaya manusia. Ya 4 3

Weaknesses

Tidak memiliki hubungan struktural dengan

daerah. Ya 3 4

Kurangnya respon, empati dan jaminan dalam

pelayanan data dan informasi. Ya 2 3

Lemahnya integrasi antar fungsi. Ya 4 3

Belum bakunya metode pengumpulan data. Ya 2 3 Belum memadainya sarana pengumpulan,

pengolahan, dan diseminasi data dan informasi pertanian.

Ya 4 3

Keterangan: 1 = Strategi pengembangan sistem informasi berbasiskan web dan statistik pertanian

2 = Strategi pengembangan dan penataan kelembagaan sistem informasi di bidang pertanian.

(19)

LAMPIRAN 4

KUESIONER AHP

(Analytic Hierarchy Process)

Kami mohon Bapak dapat mengisinya secara objektif dan benar, karena kuesioner ini adalah untuk penelitian tugas akhir dengan tujuan ilmiah sehingga diperlukan data yang

valid dan akurat. Atas bantuan dan kerjasamanya kami ucapkan terima kasih.

Tujuan (Goal): Pengembangan Sistem Informasi Monitoring dan Evaluasi Bantuan Sarana Produksi dan M odal Usaha Pertanian

Kriteria: • Potensi pengembangan • Biaya • Prosedur birokrasi • Pola pengawasan • Efektifitas • Profesionalitas (waktu) • Keamanan Alternatif:

• M odel 1 = Aplikasi berbasiskan web (e-form)

• M odel 2 = Aplikasi desktop dan pengiriman informasi via website (Upload) Keterangan:

Skala 1 = Jika pilihan 1 sama pentingnya dari pilihan 2.

Skala 3 = Jika pilihan 1 secara signifikan lebih penting dari pilihan 2. Skala 5 = Jika pilihan 1 jauh lebih penting dari pilihan 2.

Skala 7 = Jika pilihan 1 secara absolut lebih penting dari pilihan 2.

Skala 9 = Jika pilihan 1 secara luar biasa lebih penting dari pilihan 2. Skala 2, 4, 6, dan 8 = Nilai tengah diantara 2 nilai keputusan yang berdekatan.

(20)

Perbandingan antara Kriteria: 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Potensi Pengem bangan Biay a Potensi Pengem bangan Potensi Pengem bangan Potensi Pengem bangan Potensi Pengem bangan Potensi Pengem bangan Prosedur Birokrasi Pola Pengawasan Efektivitas Profesionalitas (Waktu) Keam anan Biay a Biay a Biay a Prosedur Birokrasi Pola Pengawasan Efektivitas

(21)

9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Biay a Profesionalitas (Waktu)

Biay a Keam anan

Prosedur Birokrasi Prosedur Birokrasi Prosedur Birokrasi Prosedur Birokrasi Pola Pengawasan Efektivitas Profesionalitas (Waktu) Keam anan Pola Pengawasan Pola Pengawasan Pola Pengawasan Efektivitas Profesionalitas (Waktu) Keam anan

(22)

9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9

9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9

9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9

Perbandingan antara Alternatif:

Kriteria: Potensi Pengembangan

9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Kriteria: Biaya

9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Kriteria: Prosedur Birokrasi

9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9

Kriteria: Pola Pengawasan

9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Efektivitas Efektivitas Profesionalitas (Waktu) Profesionalitas (Waktu) Keam anan Keam anan Model 1 Model 2 Model 1 Model 1 Model 1 Model 2 Model 2 Model 2 Model 2 Model 2 Model 2

(23)

Kriteria: Efektivitas

9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Kriteria: Profesionalitas (Waktu)

9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Kriteria: Keamanan 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Model 1 Model 1 Model 1 Model 2 Model 2 Model 2 Model 2 Model 2

Gambar

Tabel Perbandingan Berpasangan Faktor Internal
Tabel Normalisasi Bobot Faktor Internal
Tabel Perbandingan Berpasangan Faktor Eksternal
Tabel Normalisasi Bobot Faktor Eksternal

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan penelitian ini adalah melakukan analisis usaha penggilingan daging sapi (studi kasus di Pusat Pelatihan Pertanian Pedesaan dan Swadaya (P4S) Cahaya Purnama di Desa Tepian

pada materi Logaritma. Pada siswa yang memiliki motivasi belajar rendah, model.. pembelajaran kooperatif tipe STAD menghasilkan prestasi belajar matematika yang sama. baiknya

1) Bagi perusahaan, Earning per share dan Return on equity merupakan faktor yang dapat mempengaruhi harga saham karena kedua rasio keuangan tersebut merupakan informasi

Van den Berg (dalam Soepomo, 2001) mengatakan sistem pernikahan yang berlaku pada komunitas Arab yaitu sistem pernikahan endogami di mana dengan bentuk sistem pernikahan

If we put the server service or we rent quota hosting at foreign server (fig. 1 mark 3 above), the main disadvantage is if there’s request to the server from user in Indonesia, it

Berdasarkan uraian di atas perumusan masalah yang akan diteliti dapat dirumuskan sebagai berikut : Apakah debt to equity secara signifikan berpengaruh terhadap

Berdasarkan analisa dan pembahasan yang sudah dilakukan mengenai pengaruh dan kontribusi Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) dan Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan

Untuk mencegah terjadinya blighted ovum, maka dapat dilakukan beberapa tindakan pencegahan seperti pemeriksaan TORCH, imunisasi rubella pada wanita yang hendak hamil, bila