• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

METODE PENELITIAN

Desain, Tempat dan Waktu Penelitian

Desain penelitian ini adalah crosectional study. Penelitian dilakukan menggunakan data sekunder dari Program Perbaikan Anemia Gizi Besi di Sekolah untuk Peningkatan Prestasi Akademik siswa SMA (Briawan et al 2009). Penelitian ini dilakukan di SMA Negri 1 Cibungbulang Kabupaten Bogor. Pengumpulan data dilaksanakan pada bulan Oktober 2009 sampaidengan bulan Desember 2009. Persyaratan SMA sebagai lokasi penelitian adalah: 1) mempunyai jumlah pelajar wanita >50%, 2) mayoritas berasal dari keluarga dengan tingkat sosial-ekonomi rendah/sedang, 3) mempunyai Usaha Kesehatan Sekolah (UKS), 4) mempunyai komitmen untuk peningkatan kesehatan siswa yang ditunjukkan oleh surat pernyataan dari kepala sekolah.

Jumlah dan Cara Penarikan Contoh

Contoh dalam penelitian ini adalah siswi kelas 1 (satu), 2 (dua), dan 3 (tiga) SMAN 1 Cibungbulang yang berjumlah 80 orang. Contoh dipilih dengan kriteria remaja putri yang sudah menstruasi dan tidak memiliki riwayat penyakit yang terkait dengan anemia (demam berdarah, malaria, sakit karena kecelakaan atau perdarahan hebat, cacingan, talasemia serta sedang melakukan transfusi darah). Jumlah contoh yang diperlukan untuk penelitian dihitung dengan cara mencari Zα, bila tingkat kepercayaan 95% (Zα=1,96) dan power of test=90% (Zß=1,28), maka diperlukan minimal 73 siswi dan apabila asumsi drop out 10%, maka ditetapkan jumlah contoh 80 siswi (Kirkwood 1998).

Jenis dan Cara Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan berupa data sekunder. Data sekunder yang didapatkan dikumpulkan dengan cara pengisian kuesioner serta análisis laboratorium. Pengisian kuesioner diisi oleh siswa yang dipandu oleh enumerator. Data karakteristik contoh berupa identitas contoh seperti tempat dan tanggal lahir contoh, kelas serta usia menarche didapatkan dengan cara pengisian kuesioner. Data jumlah uang saku diperoleh dengan menanyakan kepada contoh berapa jumlah uang saku yang diberikan oleh orang tua dalam satu hari. Data status gizi contoh didapatkan dengan cara pengukuran antropometri yaitu mengukur secara langsung berat badan dan tinggi badan contoh. Pengukuran berat dan tinggi badan menggunakan alat timbang badan

(2)

melalui food frequency questionare (FFQ) dan konsumsi pangan didapatkan dari pengisian kuesioner berupa recall 1x24 jam yang dilakukan dengan menanyakan jenis serta jumlah makanan dan minuman yang dikonsumsi oleh contoh selama 24 jam. Hasil recall kemudian digolongkan berdasarkan pangan yang menjadi sumber heme dan non heme.

Status anemia sampel diketahui dari kadar hemoglobin (Hb) darah. Pemeriksaan kadar Hb dilakukan pada bulan Oktober 2009. Sampel darah diambil oleh tenaga kesehatan yang terlatih dari RS PMI Bogor. Untuk analisa Hb menggunakan metode cyanmethemoglobin. Pengambilan darah dilakukan dari vena dengan jarum kupu- kupu (wing needle) kapasitas 23 ½ cc yang disposible (sekali pakai) sebanyak 2 cc. Darah yang sudah didapatkan, kemudian dimasukkan ke dalam tabung yang berisi antikoagulan untuk pemeriksaan hemoglobin.

Hasil recall 1x24 jam digunakan untuk mendapatkan data mengenai tingkat kecukupan energi dan zat gizi seperti energi, protein, vitamin A, vitamin C, dan zat besi, kemudian data mengenai pangan yang tergolong sebagai pendorong penyerapan zat besi dan penghambat penyerapan zat besi serta data bioavailabilitas zat besi pangan.

Pengolahan dan Analisis Data

Data yang telah dikumpulkan kemudian diolah dan dianalisis menggunakan program komputer Microsoft Excel 2007 dan SPSS 16 for Windows. Proses pengolahan dimulai dari editing, coding, entry dan analisis. Data tersebut kemudian diberi kode sesuai dengan kode dalam code book. Seluruh data yang telah dikumpulkan akan dientri menggunakan software microsoft excel for windows.

Data yang telah dientri kemudian dianalisis secara statistik deskriptif dan inferensia. Untuk menjawab tujuan penelitian, maka hasil analisis data tersebut akan ditampilkan dalam bentuk tabel. Adapun kategori dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 5.

(3)

Tabel 5Kategori variabel penelitian

No. Variabel Kategori Keterangan

1. Usia Remaja awal (12-14)

Remaja pertengahan (15-17) Remaja akhir (18-21) Mandleco (2004) 2. Kelas 1 2 3 3. Uang saku < Rp 6000 Rp 6000-17000 > Rp 17000 4. Tingkat kecukupan

energi dan protein

Defisit tingkat berat : <70% AKG Defisit tingkat sedang : 70-79% AKG Defisit tingkat ringan : 80-89 % AKG Normal : 90-119% AKG

Berlebih : ≥120% AKG

Depkes (1996)

5. Tingkat kecukupan

vitamin dan mineral

Kurang <77% AKG Cukup ≥77% AKG

Gibson (2005) 6. Status gizi (IMT/U) Sangat Kurus : z< -3

Kurus : -3 ≤ z < -2 Normal : -2 ≤ z ≤ +1 Over weight : +1 < z ≤ +2 Obese : z > +2

WHO (2007)

7. Status anemia Normal : >12,0-15,0 g/dl

Ringan : 10,0–11,9 g/dl Sedang : 7,0-10,0 g/dl Berat : < 7,0 g/dl

Allen (1991)

Data karakteristik contoh seperti usia, kelas, uang saku dan usia menarche digolongkan berdasarkan kategori pada Tabel 5 diatas. Hasil kategori variabel tersebut kemudian diolah dengan menggunakan uji beda Mann Witney. Data mengenai status anemia dan status gizi diolah menggunakan uji beda Independent sampel t-test.

Tingkat kecukupan zat gizi pada remaja dihitung menggunakan Angka Kecukupan Gizi (WNPG 2004) yang dibagi berdasarkan kelompok umur. Angka kecukupan energi kategori 13-15 tahun yaitu 2100 kkal, usia 16-19 tahun 2000 kkal, angka kecukupan protein usia 13-15 tahun yaitu 62 g dan usia 16-19 tahun 51 g,untuk vitamin A usia 13-15 tahun dan 16-18 tahun sebesar 500 RE, angka kecukupan vitamin C usia 13-15 tahun dan 16-18 tahun sebesar 60 mg. Angka kecukupan Fe usia 13-15 tahun sebesar 19 mg dan usia 16-18 tahun sebesar 25 mg.

Data konsumsi pangan sumber Fe diperoleh dengan melihat pangan yang dikonsumsi mengandung Fe, kemudian data yang diperoleh dikonversikan

(4)

untuk dihitung rata-rata jumlah Fe yang dikonsumsi contoh per hari. Data konsumsi pangan yang dilakukan dengan recall selama 1x24 jam terdiri dari waktu makan, nama makanan, komposisi, URT dan gram pangan. Setelah konsumsi Fe diketahui maka tingkat kecukupan Fe dapat diketahui dengan membandingkan antara konsumsi Fe aktual dengan kecukupan zat gizi yang dianjurkan.

Data yang diperoleh berdasarkan hasil pengisian kuesioner food frequency questionare (FFQ) digunakan untuk menggambarkan kebiasaan pangan yang dikonsumsi selama satu bulan baik pada siswi anemia maupun siswi non anemia. Data intake didapatkan dengan cara data konsumsi yang didapatkan dikonversi kedalam zat gizi. Data konsumsi energi, protein, vitamin A, vitamin C dan zat besi contoh didapatkan dengan cara mengkonversi gram bahan pangan yang dikonsumsi kedalam kandungan zat gizi yang dimiliki oleh bahan pangan tersebut. Data kecukupan zat gizi, vitamin dan mineral contoh yang memiliki status gizi normal didapatkan dengan cara BB contoh di bagi BB ideal berdasarkan WKNPG kemudian di kali dengan angka kecukupan gizi. Data kecukupan zat gizi, vitamin dan mineral contoh yang memiliki status gizi kurang dan berlebih menggunakan BB yang tercantum dalam AKG. Data mengenai tingkat kecukupan zat gizi dihitung dengan cara energi aktual dibagi kecukupan berdasarkan angka kecukupan zat gizi dikali 100 persen.

Data mengenai pangan yang berpotensi sebagai pendorong dan penghambat zat besi dihitung dengan cara mengklasifikasikan bahan pangan yang dikonsumsi kedalam bahan pangan yang mampu mendorong dan menghambat zat besi, jumlah gram bahan pangan yang dikonsumsi kemudian dikonversikan kedalam zat besi yang terkandung dalam masing-masing bahan pangan untuk dihitung rata-rata gram yang dikonsumsi dan jumlah contoh yang mengkonsumsi bahan pangan tersebut. Bioavailabilitas zat besi yang dimiliki oleh suatu pangan bervariasi, dalam proses absorpsinya zat besi dapat dipengaruhi oleh vitamin C agar penyerapannya lebih optimal. Monsen et al (1978) menjelaskan estimasi tingkat ketersedian zat besi pada Tabel 6 sebagai berikut.

(5)

Tabel 6 Estimasi tingkat ketersediaan zat besi

Tingkat bioavailabilitas % absorpsi

Tingkat availabilitas rendah jika :

- Konsumsi vitamin C <25mg 3%

Tingkat availabilitas sedang jika :

- Konsumsi vitamin C 25-75 mg 5%

Tingkat availabilitas tinggi jika :

- Konsumsi vitamin C >75 mg 8%

Monsen et al (1978)

Monsen et al (1978) menyatakan bahwa cara perhitungan bioavailabilitas Fe secara rinci dapat dilihat pada Tabel 7 sebagai berikut.

Tabel 7 Contoh cara perhitungan bioavailabilitas konsumsi pangan sumber Fe

Bahan Makanan Brt (g) Tot. Fe (mg) Vit. C (mg) Heme Faktor Besi Heme (mg) Besi Non Heme (mg) Bioavailabilitas (%) Besi terserap Heme Non Heme Heme (mg) Non Heme (mg) Total (mg) (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) Nasi Putih 86 0,4 0,0 - - 0,4 3 0,01 Telur dadar 30 0,8 0,0 0,4 0,3 0,5 23 3 0,07 0,02 Tahu goreng 50 0,3 0,0 - - 0,3 3 0,01 Tempe goreng 75 7,9 0,0 - - 7,9 3 0,24 Nasi putih 86 0,4 0,0 - - 0,4 3 0,01 Telur dadar 60 1,5 0,0 0,4 0,6 0,9 23 3 0,14 0,03 Tempe goreng 75 7,9 0,0 - - 7,9 3 0,24 Chocolatos 30 0 0,0 - - 0 - - - Teh manis 216 0 0,0 - - 0 - - - Mie ayam 262 19,7 0,0 - - 19,7 3 0,59 Total 0,21 1,15 1,36 Keterangan :

1. Kolom pertama yaitu jenis bahan makanan yang dikonsumsi, makanan yang dihitung adalah makanan yang contoh konsumsi dalam satu hari dan termasuk dalam golongan pangan sumber heme (hewani) dan pangan sumber non heme (selain hewani yang memiliki kandungan zat besi). Makanan yang tidak memiliki kandungan besi tidak dilakukan perhitungan bioavailabilitasnya.

2. Kolom kedua yaitu berat bahan makanan yang dikonsumsi

3. Kolom ketiga yaitu total besi (mg), nilai tersebut merupakan kandungan zat besi dalam pangan yang dikonsumsi dan dihitung dengan cara berat bahan makanan yang dikonsumsi (kolom 2) dibagi 100 kemudian dikalikan dengan nilai Fe dalam DKBM

4. Kolom keempat yaitu Vitamin C (mg), nilai tersebut merupakan kandungan vitamin C dalam pangan yang dikonsumsi dan dihitung dengan cara berat

(6)

dengan nilai vitamin C dalam DKBM

5. Kolom kelima yaitu heme faktor, dengan nilai 0,4

6. Kolom keenam yaitu besi heme (mg), yang dihitung dengan perkalian heme faktor (kolom 5) dengan total besi (kolom 3)

7. Kolom ketujuh yaitu besi non heme (mg) yang dihitung dengan pengurangan total besi (kolom 3) dengan besi heme kolom 6 (hanya untuk pangan non heme saja)

8. Kolom kedelapan yaitu besi heme yang merupakan bagian dari bioavailabilitas (%), nilai ini didapatkan dari literatur yang diperoleh. Nilai bioavailabilitas untuk hewani sebesar 23%

9. Kolom kesembilan yaitu besi non heme yang merupakan bagian dari bioavailabilitas (%), nilai ini didapatkan dari literatur yang diperoleh. Nilai bioavailabilitas untuk semua jenis pangan sumber non heme yaitu 3% (low) jika konsumsi vitamin C < 25mg, 5% (medium) jika konsumsi vitamin C 25-75mg, dan 8% (high) jika konsumsi vitamin C >75mg

10. Kolom kesepuluh yaitu Besi terserap khususnya besi heme. Merupakan hasil dari nilai bioavailabilitas besi heme (kolom 8 ) dikali besi heme (kolom 6). Perhitungan dilakukan untuk per jenis bahan pangan sumber heme. Contoh perhitungan untuk telur dadar yaitu 23% x 0,3 mg = 0,07 mg.

11. Kolom kesebelas yaitu besi terserap khususnya besi non heme. Merupakan hasil dari nilai bioavailabilitas besi non heme (kolom 9) dikali besi non heme (kolom 7). Perhitungan dilakukan untuh per jenis bahan pangan. Contoh perhitungan untuk nasi putih yaitu 3% x 0,4 mg = 0,01 mg.

12. Kolom keduabelas yaitu total besi terserap. Merupakan hasil penjumlahan antara total besi terserap sumber heme (kolom 10) dan total besi terserap sumber non heme (kolom 11).

Vitamin C yang dimiliki per bahan pangan dihitung untuk melihat jumlah bioavailabilitas Fe (% bioavailabilitas) yang dapat diserap oleh tubuh. Nilai yang didapat berdasarkan pangan sumber heme dan sumber non heme yang dikonsumsi. Adapun estimasi bioavailabilitas Fe yang dilihat berdasarkan tingkat konsumsi vitamin C menurut Monsen et al (1978) adalah sebagai berikut :

- Nilai bioavailabilitas Fe sebesar 3% jika vitamin C per bahan pangan dari hasil recall 1x24 jam mencapai <25 mg.

(7)

- Nilai bioavailabilitas Fe sebesar 5% jika vitamin C per bahan pangan yang dikonsumsi mencapai 25-75 mg.

- Nilai bioavailabilitas Fe sebesar 8% jika vitamin C per bahan pangan yang dikonsumsi mencapai > 75 mg.

- Nilai bioavailabilitas Fe sebesar 23% khusus untuk semua jenis pangan sumber heme. Nilai ini didapat tanpa melihat konsumsi vitamin C.

Uji Independent sample t-test digunakan untuk melihat beda antara variabel yang diteliti dengan kategori siswi anemia dan non anemia. Uji Pearson digunakan untuk melihat hubungan antara konsumsi pangan terhadap status anemia. Tingkat kepercayaan yang digunakan adalah 95%.

Definisi Operasional

Anemia Gizi Besi adalah suatu keadaan dimana komponen di dalam darah, yakni jumlah hemoglobin (Hb) dalam darah kurang dari kadar normal

Contoh adalah siswi-siswi SMA Negri 1 Cibungbulang Kabupaten Bogor

Remaja putri : adalah masa peralihan dari anak menjadi dewasa, ditandai dengan perubahan fisik dan mental. Perubahan fisik ditandai dengan berfungsinya alat reproduksi seperti menstruasi (umur 10-19 tahun).

Karakteristik contoh adalah data umum contoh meliputi nama,usia,BB,TB dan besar uang saku

Besar uang saku adalah jumlah total uang yang diterima contoh per bulan yang digunakan untuk kebutuhan sehari-hari

Konsumsi pangan adalah keseluruhan makanan dan minuman yang

dikonsumsi oleh contoh dalam satu hari (1x24 jam)

Faktor pendorong penyerapan Fe adalah faktor yang mempengaruhi

penyerapan Fe dan berperan sebagai pendorong atau membantu dalam penyerapan Fe seperti : asam askorbat (sayur dan buah), pangan hewani dan makanan fermentasi.

Faktor penghambat penyerapan Fe adalah faktor yang mempengaruhi

penyerapan Fe dan berperan sebagai penghambat dalam penyerapan Fe seperti : protein dalam kacang kedelai, kalsium (susu dan produk olahannya), serta zat thanin (kopi dan teh).

Menarche adalah datangnya haid pertama kali

Menstruasi adalah suatu proses fisiologis remaja putri yang ditandai dengan perdarahan secara periodik

(8)

kondisi contoh anemia dan non-anemia. Contoh dikatakan anemia jika kadar Hb < 12 g/dL darah. Pengukuran kadar Hb ditentukan dengan Chyanmet Hemoglobin.

Tingkat kecukupan Besi adalah kecukupan konsumsi pangan sumber Fe

contoh yang dibandingkan dengan Angka Kecukupan Gizi (AKG)

Bioavailabilitas Besi adalah ketersediaan biologi Fe (zat besi) yang terkandung dalam makanan. Cara perhitungan bioavailabilitas Fe didapatkan dari literatur yang kemudian diambil nilai rata-ratanya.

Status Gizi adalah keaadaan fisik siswa yang diukur dengan antropometri dengan indeks IMT/U.

Gambar

Tabel 5 Kategori variabel penelitian
Tabel 6 Estimasi tingkat ketersediaan zat besi

Referensi

Dokumen terkait

“Suatu perbuatan yang dilakukan dengan maksud untuk memberikan suatu keuntungan yang tidak sesuai dengan kewajiban resmi dan hak-hak dari pihak-pihak lain, secara

Penelitian ini membuktikan bahwa ketika situs “ online store” dipercaya bahwa dengan menggunakan “ online store”, performa berbelanja akan meningkatkan,

Rumah pak Shohib, pak Tamzis dan juga mbah Munawaroh menggunakan bahan kayu untuk bagian bangunan yang ditampilkan atau yang diutamakan, seperti bagian depan dan

Disertasi dengan judul Makna Tradisi Gusjigang Pada Rumah Kaum Santri Pedagang di Kota Lama Kudus ini merupakan penelitian tentang kebudayaan masyarakat pada suatu

Dari hasil penggalian data umum (Grand Tour) yang didiskripsikan dalam bentuk ulasan umum tentang masyarakat Kudus kulon, kemudian dilanjutkan dengan bahasan yang

Bangunan ini berdasarkan pada struktur tata ruang tidak berbeda dengan struktur ruang tradisional Kudus, yaitu dalem sebagai pusat, jogosatru berada di depan dan

Dari pengertian di atas, pada kebudayaan terdapat faktor-faktor yang penting, yakni : kelompok atau masyarakat sebagai pelaku kebudayaan, wujud atau fenomena

Garis pangkal demikian tidak boleh ditarik ked an dari elevasi surut, kecuali apabila di atasnya telah dibangun mercusuar atau instalasi serupa yang secara permanen berada di