• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN PRAKTIKUM 7. Uji Triterpen Dan Steroid Lulu 10410022

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LAPORAN PRAKTIKUM 7. Uji Triterpen Dan Steroid Lulu 10410022"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN PRAKTIKUM

UJI TRITERPEN DAN STEROID

OLEH:

NAMA :LULU NURLAILA NIM :10410022

KELOMPOK :8

ASISTEN :CHEW WEI YEE (10709704) TAN LAY HSIEN (10709718)

LABORATORIUM KIMIA ORGANIK

PROGRAM STUDI KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU

PENGETAHUAN ALAM

INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

2011

(2)

PERCOBAAN 7 UJI TRITERPEN DAN STEROID

A. TUJUAN PERCOBAAN

- Menentukan keberadaan triterpen, steroid, dan saponin dalam sampel daun singkong (Manihot esculenta) dan daun melati (Jasminum sambac) berdasarkan uji Lieberman-Burchard, uji busa, dan analisis Kromatografi Lapis Tipis.

B. TEORI DASAR

Terpen adalah senyawa hidrokarbon dengan rumus molekul (C5H8)n yang sering disebut juga sebagai isoprenoid. Triterpenoid adalah senyawa yang kerangka karbonnya berasal dari enam satuan isoprena dan secara biosintesis diturunkan dari hidrokarbon C-30 asiklik, yaitu skualena. Senyawa ini tidak berwarna , berbentuk kristal, memiliki titik leleh tinggi, dan bersifat optis aktif. Menurut Harborne (1987), triterpenoid dibagi menjadi triterpen sebenarnya, saponin, steroid, dan glikosida jantung. Contoh terpenoid antara lain iso-amilaalkohol dari Mentha arvensi ( ), geraniol dari Cymbopogon nardus ( ), Eugenol

dari Eugenia caryophyllata ( ), kamfor dari Cinnamomum camphora (

), safrol dan myristisin dari Myristica fragrans yang digunakan dalam kosmetik dan

makanan ( ), farnesol dari Cymbopogon nardus ( ), dan asam

abietat dari Pinus palustris ( ).

OttoWallach (1847-1931)menyatakan bahwa struktur kerangka dari semua terpenoid alami di bangun dari unit isoprene (C5H8).

(3)

Steroid merupakan suatu golongan terpenoid yang mengandung inti siklopentana perhidrofenantren, yaitu tiga cincin sikloheksana dan sebuah cincin siklopentana. Contoh steroid antara lain zoosterol, fitosterol, mikosterol, dan marinesterol. Senyawa steroid memiliki kerangka dasar triterpena asiklik. Ciri umum steroid yaitu sistem empat cincin yang tergabung. Cincin A,B,dan C beranggotakan enam atom karbon, dan D beranggotakan lima atom karbon.

Struktur steroid dan penomorannya

Saponin merupakan turunan gula terpenoid dan steroid. Berdasarkan aglikonnya, saponin terdiri atas saponin triterpenoid dan saponin steroid.

C. DATA PENGAMATAN

Singkong (Manihot esculenta) Triterpenoid Steroid 1=3,5 cm 2=4 cm 1=0,2 cm 2=0,5 cm 3=1,8 cm 4=2,1 cm 5=2,5 cm 6=2,7 cm 7=3,1 cm Melati (Jasminum sambac) Triterpenoid Steroid

4 cm 1: 0,6 cm

2: 1,7 cm 3: 2,4 cm D. PENGOLAHAN DATA

Singkong (Manihot esculenta) Triterpenoid Steroid Rf1=3,5/4= 0,875 Rf2=4/4= 1 Rf1=0,2/4= 0,05 Rf2=0,5/4= 0,125 Rf3=1,8/4= 0,45 Rf4=2,1/4= 0,525

(4)

Rf5=2,5/4= 0,625 Rf6=2,7/4= 0,675 Rf7=3,1/4= 0,775 Melati (Jasminum sambac)

Terpenoid Steroid

Rf: 1 Rf1:0,6/4=0,15

Rf2:1,7/4=0,425 Rf3:2,4/4=0,6

E. PEMBAHASAN

Sifat fisik terpenoid antara lain:

1. Dalam keadaan segar merupakan cairan tidak berwarna, tapi jika teroksidasi warnanya akan menjadi gelap

2. Mempunyai bau khas 3. Indeks bias tinggi

4. Sebagian besar bersifat optis aktif

5. Kerapatan (density) umumnya lebih rendah daripada air 6. Larut dalam pelarut organikseperti eter dan alkohol Sifat kimia terpenoid:

1. Senyawa tidak jenuh (rantai terbuka ataupun siklik)

2. Isoprenoid kebanyakan berbentuk khiral dan terjadi dalam dua bentuk enantiomer Manfaat terpenoid antara lain:

1. Minyak atsiri banyak digunakan sebagai bahan tambahan dalam makanan, sebagai pengharum dalm pembuatan parfum, dan aroma terapi

2. Digunakan dalam insektisida dan penolak serangga. Contoh: pyetherum dan azadiracthin 3. Citral digunakan sebagai bahan pembasmi nyamuk dan zat awal dalam sintesis vitamin A 4. Taxol dan cucubitasin adalah senyawa antitumor

5. Artenisin memiliki aktivitas kuat sebagai antimalaria 6. Turunan panaxidol dan panaxtriols sebagai imunostimulan

Uji Lieberman-Burchard dilakukan untuk mengidentifikasi keberadaan senyawa triterpenoid dan steroid pada daun singkong. Adanya senyawa tersebut ditandai dengan munculnya perubahan warna pada pelat tetes. Ekstrak daun singkong yang larut dalam eter ditambahkan beberapa tetes anhidrida asetat dan asam sulfat pekat akan mengalami perubahan warna jika terdapat senyawa triterpenoid dan steroid.

Uji busa dilakukan untuk mengidentifikasi senyawa saponin yang terdapat dalam daun singkong. Hasil positifnya ditandai dengan terbentuknya busa setelah campuran ekstrak kering (tidak larut dalam eter) dan air dikocok kuat dalam tabung reaksi.

(5)

Berdasarkan hasil percobaan, terdapat bagian ekstrak yang larut dan tidak larut dalam eter. Berdasarkan literatur, senyawa triterpenoid dan steroid larut dalam eter, dan saponin tidak larut dalam eter. Pelarut yang digunakan adalah eter karena eter mudah menguap pada suhu ruang dan dapat membedakan senyawa trepenoid dengan steroid saat analisis KLT.

Metabolit primer adalah senyawa yang dihasilkan oleh makhluk hidup dan bersifat esensial bagi proses metabolisme sel tersebut. Metabolit primer dikelompokkan menjadi 4 kelompok makromolekul yaitu karbohidrat, protein, lipid, dan asam nukleat. Metabolit primer ini berpengaruh langsung terhadap tumbuh kembang dan reproduksi organisme. Sedangkan metabolit sekunder adalah senyawa metabolit yang tidak esensial bagi pertumbuhan organisme dan ditemukan dalam bentuk yang unik atau berbeda-beda antara spesies yang satu dan lainnya. Metabolit sekunder dihasilkan pada saat-saat dan fase-fase tertentu. Fungsi metabolit sekunder adalah untuk mempertahankan diri dari kondisi lingkungan yang kurang menguntungkan, misalnya untuk mengatasi hama dan penyakit, menarik polinator, dan sebagai molekul sinyal. Metabolit sekunder lebih mempunyai fungsi-fungsi ekologi termasuk antibiotik dan pigmen. Metabolit sekunder ini digunakan organisme untuk berinteraksi dengan lingkungannya. Metabolit sekunder di klasifikasikan menjadi 3 kelompok utama, yaitu:

1. Terpenoid. Contoh:monoterpena, seskuiterpena, diterpena, triterpena, dan polimer terpena.

2. Fenolik (senyawa yang etrbuat dari gula sederhana dan memiliki cincin benzena, hidrogen, dan oksigen dalam struktur kimianya). Contoh: fenolat, kumarina, lignin, flavonoid, dan tanin.

3. Senyawa yang mengandung nitrogen. Contoh: alkaloid dan glukosinolat.

Beberapa contoh dari metabolit sekunder , sumber, dan kegunaannya:

Kelas Contoh Senyawa Contoh Sumber Efek dan kegunaan SENYAWA

MENGANDUNG NITROGEN

Alkaloid Nikotin, kokain,

teobromin Tembakau, coklat

Mempengaruhi neurotransmisi dan menghambat kerja enzim TERPENOID

Monoterpena Mentol, linalool

Tumbuhan mint dan banyak tumbuhan

lainnya

Mempengaruhi neurotransmisi, menghambat transpor ion, anestetik Diterpena Gossypol Kapas Menghambat fosforilasi, toksik Triterpena, glikosida

kardiak (jantung) Digitogenin

Digitalis (Foxglove digitalis sp.)

Stimulasi otot jantung, memengaruhi transpor ion

Sterol spinasterol Bayam Mempengaruhi kerja hormon hewan FENOLIK

Asam fenolat Kafeat, klorogenat Semua tanaman Menyebabkan kerusakan oksidatif, timbulnya warna coklat pada buah dan

(6)

wine. Tannins gallotanin, tanin

terkondensasi oak, kacang-kacangan

Mengikat protein, enzim, menghambat digesti, antioksidan.

Lignin Lignin Semua tanaman darat Struktur, serat

Karakteristik metabolit primer dan metabolit sekunder

Metabolit primer Metabolit sekunder

1. Tersebar merata dalam setiap organisme

2. Fungsi universal, sumebr energi, enzim, pengemban keturunan, dan bahan struktur

3. Perbedaan struktur kimia kecil

4. Keaktifan fisiologis berkaitan dengan struktur kimia

1. Tersebar tidak merata dalam setiap organisme

2. Fungsi ekologis; penarik serangga, pelindung diri, alat bersaing, hormon. 3. Struktur kimia berbeda-beda

4. Keaktifan fisiologis berkaitan dengan struktur kimia

Eter yang ditambahkan pada ekstrak kering digunakan untuk melarutkan ekstrak. Selain karena eter mudah menguap pada suhu ruang, juga karena eter dapat membedakan terpenoid dan steroid. Berikut hasil uji triterpen , steroid,dan saponin menggunakan uji liebermann-burchard:

Gambar 1. Hasil uji triterpen, steroid, dan saponin pada ekstrak daun melati

Gambar 2. Hasil uji triterpen, steroid, dan saponin pada ekstrak daun singkong

Berdasarkan hasil uji Liebermann-Burchard diatas, dapat diamati bahwa pada daun melati terdapat senyawa triterpen dan steroid yang kadarnya +1 karena warnanya tidak begitu kuat.

(7)

Sedangkan pada daun singkong terdapat terpenoid dan steroid dengan kadar tinggi karena warna yang dihasilkan sangat pekat (+3).

Berdasarkan uji busa yang dilakukan, diamati bahwa terbentuk sedikit busa (+1) pada larutan ekstrak daun melati. Sedangkan pada larutan ekstrak daun singkong tidak terdapat busa (0). Sehingga dapat diketahui bahwa pada daun melati terdapat saponin ddenagn kadar rendah dan pada daun singkong tidak terdapat saponin.

Berdasarkan data Rf yang dilampirkan pada pengolahan data, dapat diketahui beberapa jenis steroid dan terpenoid yang terkandung dalam daun singkong dan daun melati. Pada daun singkong terdapat 7 titik steroid dan 2 titik terpenoid. Berdasarkan literatur, steroid yang terdapat dalam daun singkong tersebut antara lain beta-sitosterol, lupeol, dan enam jenis lainnya yangbelum dapat ditentukanoleh praktikan, lalu terpenoid nya yaitu linalool dan satu jenis lain yang belum dapat ditentukan. pada daun melati terdapat 1 terpenoid dan 3 jenis steroid. Berdasarkan literatur, senyawa terpenoid tersebut yaitu linalool , sedangkan senyawa steroid tersebut antara lain beta- sitosterol, lupeol, dan satu jenis steroid lain yang belum dapat ditemukan oleh praktikan.

F. KESIMPULAN

- Dalam daun singkong yang di amati, terdapat 7 macam senyawa steroid yaitu beta-sitosterol, dan enam macam steroid lainnya yang belum dapat ditentukan oleh praktikan. Lalu ada 2 macam senyawa triterpenoid yaitu eugenol dan linalool. Daun singkong ini tidak memiliki saponin. Sedangkan pada daun melati terdapat satu jenis terpenoid yaitu linalool dan tiga jenis steroid yaitu beta-sitosterol, lupeol, dan satu jenis lain yang belum dapat ditemukan oleh praktikan. Daun melati memiliki saponin dalam jumlah yang sedikit.

G. Daftar Pustaka

Campbell, Mary K. & Shawn O. Farrell. Biochemistry. (4th ed.). Singapore: Thomson Asia Pte Ltd. (2005).

Mulhidin. 2011. Kimia Bahan Alam. http://mutiara-mulhidin.blogspot.com/p/chemistry.html diakses 17-11-2011 22.10 wib

Wilcox,C.F dan Wilcox, M.F. 1998. Experimental Organic Chemistry. A Small Scale Approach. Prentice-Hall, Englewood Cliffs, New Jersey.

R.Verpoorte, A.W. Alfermann. 2000. Metabolic Engineering of Plant Secondary Metabolism. Springer, Inggris. Halaman 1-3.

S.J.H. rizvi. 2008. Thin Layer Chromatography in Phytochemistry. CRC Press, Inggris. Halaman 60-66.

Schultz, Jack. 2008. Secondary Metabolites in Plants. http://www.biologyreference.com/Re-Se/Secondary-Metabolites-in-Plants.html di akses 17-11-2011 22.02 wib

Gambar

Gambar 1. Hasil uji triterpen, steroid, dan saponin pada ekstrak daun melati

Referensi

Dokumen terkait

saya melalui forum pengajian di tempat saya, saya menyampaikan meskipun kita muslim ada hal yang perlu saya garis bawahi jangan pernah kita menghina agama orang lain, kita

Sehingga apa yang terjadi dalam ritus agama-agama adat (termasuk agama adat orang “LOM”) merupakan entitas yang memiliki basis- basis teologis sekaligus antropologis

Igualmente es importante señalar que muchas de las especies inclui- das en el Estatuto del Árbol generan valiosos beneficios tanto ambien- tales como ecológicos (por ejemplo:

Berdasarkan pada rumusan masalah dan tinjauan pustaka yang telah diuraikan mengenai strategi pengembangan pada SAB untuk dapat mengetahui bagaimana keadaan

Dari percobaan yang telah diJakukan dengan menggunakan alat seperti tersebut diatas dengan batasan-batasan yang ada maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

Sedangkan bahan yang digunakan selama penelitian ini adalah lima jenis anakan pohon pilihan yaitu 227 anakan pohon Jelutung (Dyera polyphylla), 42 anakan pohon Geronggang

 Jumlah keberangkatan (embarkasi) penumpang angkutan laut dalam negeri melalui pelabuhan laut Tanjung Emas Semarang pada bulan Agustus 2017 sebanyak 12.931 orang,

Langkah-langkah (tahap-tahap) pembelajaran berbasis masalah yang telah dikemukakan terlihat bahwa pembelajaran berbasis masalah pada intinya merupakan suatu strategi