1
PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN SEBAGAI WAHANA
CHARACTER BUILDING BAGI GENERASI MUDA UNTUK
MENGHADAPI LIBERALISASI SOSIAL DAN BUDAYA
Dr. Triyanto, SH. MHum.
Prodi PPKn FKIP Univ. Sebelas Maret E-mail: try_uns@yahoo.com
HP/WA: 081 2150 1029
Dipresentasikan pada Seminar Nasional HIPIIS di Surakarta 7 November 2015
ABSTRACT
Liberalization not only entered the political and economic spheres, but also social and cultural. The effect of social and cultural liberalization are more dangerous than the political and economic liberalization. Social and cultural liberalization can damage the joints life of the nation. This liberalization will attack mental and character of the young generation so that they will be liberal-minded and behave contrary to social values and national culture. If not anticipated earlier, the young generation will lose the character and ethics that upholds the national character. One of the efforts to anticipate social and cultural liberalization is civic education approach. This paper discusses how the role of civic education as a tool for character building for young people to face social and cultural liberalization.
Keywords: Civic Education, Liberalization, Young Generation
PENDAHULUAN
Era globalisasi sudah menjadi suatu keniscayaan dan tidak terhindarkan lagi. Suatu era dimana batas jarak, ruang, dan waktu sudah semakin tidak terlihat di antara masyarakat dunia. Semua negara-negara di dunia ketiga melakukan berbagai upaya untuk menghadapi era globalisasi agar dapat bertahan dan bersaing.
Arus globalisasi telah melanda seluruh dunia. Globaliasi mempunyai dampak bagi bidang sosial budaya suatu bangsa. Meski awalnya globalisasi hanya dirasakan di kota-kota besar di Indonesia. Namun kemajuan teknologi, komunikasi, informasi, dan transportasi menyebabkan globalisasi menyebar ke seluruh penjuru tanah air. Cepat dan luasnya arus globaliasi memberi dampak positif dan negatif.
Dampak positif globalisasi misalnya adanya kemajuan teknologi yang mampu meningkatkan kehidupan sosial ekonomi lebih produktif dan efisien. Adapun dampak buruknya adalah masuknya nilai-nilai negatif ke Indonesia baik melalui internet, media televisi, maupun media cetak yang banyak ditiru oleh masyarakat. Globalisasi juga melunturkan semangat gotong-royong, solidaritas, kepedulian, dan kesetiakawanan sosial.
Dampak negatif globalisasi jika tidak diantisipasi akan memberikan dampak buruk pada kehidupan berbangsa dan bernegara. Pola pikir dan sikap generasi muda
2
akan terkontaminasi nilai-nilai barat yang bertentangan dengan nilai-nilai ketimuran. Jika kontaminasi ini dibiarkan terus menerus makan perlahan tetapi pasti bangsa Indonesia akan kehilangan jati dirinya.
Salah satu upaya untuk menangkal dampak negatif globalisasi adalah dengan Pendidikan Kewarganegaraan (PKn). Dalam konteks ini, PKn bukan hanya dalam dimensi kurikulum sebagai mata pelajaran atau mata kuliah, akan tetapi juga dalam dimensi akademik dan kultural. Artinya semua aktivitas yang bertujuan untuk menciptakan warga negara yang baik dapat dikategorikan sebagai PKn. Tulisan ini membahas bagaimana peran PKn sebagai wahana character building bagi generasi muda untuk menghadapi liberalisasi sosial dan budaya.
PEMBAHASAN Fenomena Globalisasi
Globalisasi merupakan proses integrasi internasional yang disebabkan oleh pertukaran pandangan dunia, produk, pemikiran, dan aspek-aspek kebudayaan lainnya (Roudhan, Nayef & Stoudmann, 2006; Albrow & King, 1990). Globalisasi menjadi tersebar luar karena semakin majunya sistem transportasi dan telekomunikasi dimana saling ketergantungan aktivitas ekonomi dan budaya juga semakin kuat (Stever, 1972).
Sejak tahun 1980an istilah “globalisasi” mulai diperkenalkan dan lebih sering dipakai mulai pertengahan 1990an. Pada tahun 2000, Dana Moneter Internasional (IMF) mengindentifikasi empat aspek dasar globalisasi yaitu perdagangan dan transaksi, pergerakan modal dan investasi, migrasi dan perpindahan manusia, dan pembebasan ilmu pengetahuan. Globalisasi juga memunculkan berbagai isu baru seperti perubahan iklim dan polusi (Bridges, 2002). Pada akhirya globalisasi berdampak pada tatanan sosial, ekonomi, budaya, dan lingkungan.
Menurut Jan Aart Scholte (2002), globalisasi mengandung beberapa isu yaitu: 1) Internasionalisasi, yaitu semakin meningkatknya hubungan internasional dan
ketergantungan antar negara.
2) Liberalisasi, yaitu semakin hilangnya batas antar negara dimana hambatan tarif ekspor impor, lalu lintas devisa dan migrasi semakin hilang. Liberalisasi tidak hanya terjadi dalam hal arus ekonomi, tetapi juga arus sosial dan budaya.
3) Universalisasi, yaitu menyebarnya material maupun non material ke seluruh dunia, misalnya gaya rambut, fashion dan lain-lain.
4) Westernisasi, yaitu semakin menyebarnya pikiran dan budaya barat ke negara-negara berkembang.
Dampak Globalisasi
Globalisasi bagaikan dua sisi mata uang yang memberi dampak positif maupun negatif. Dampak globalisasi memasuki berbagai bidang seperti ideologi, politik, ekonomi, sosial dan budaya. Setiap negara harus mampu mengambil sebesar-besarnya sisi positif globalisasi dan menghindari semaksimal mungkin dampak negatifnya.
3
Dampak Positif Globalisasi 1) Keterbukaan informasi
2) Komunikasi semakin cepat dan mudah
3) Berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi 4) Meningkatnya pertumbuhan ekonomi
5) Persaingan yang sehat dan terbuka Dampak Positif Globalisasi
1) Masuknya nilai-nilai negatif tanpa kendali (liberal)
2) Kebarat – baratan (westernisasi)
3) Sikap individualisme
4) Kesenjangan sosial semakin besar
5) Hilangnya rasa cinta terhadap produk dalam negeri
Character Building
Character building sangat diperlukan untuk membendung arus liberalisasi sosial dan budaya yang berdampak negatif para moral generasi muda. Bahkan sejak awal berdirinya negeri ini, Presiden pertama RI Soekarno sudah mengingatkan pentingnya nation’s character building. Tanpa character building, maka generasi muda kita akan kehilangan jati diri bangsa dan mengalami dekandensi moral yang membahayakan.
Menurut Thomas Lickona (1991), character building mempunyai tiga dimensi yaitu: moral knowing (pengetahuan moral), moral feeling (perasaan moral), and moral behavior (perilaku moral). Pelaksanaan character building harus mencakup tiga unsur pokok yaitu: mengetahui kebaikan (knowing the good), mencintai kebaikan (desiring the good), dan melakukan kebaikan (doing the good). Character building tidak cukup dengan mengajarkan mana yang baik dan buruk, tetapi juga mencakup pengajaran kebiasan (habituation) yang baik sehingga generasi muda mampu mengetahui, merasakan, dan melakukan yang baik.
PKn sebagai Wahana Character Bulding
Pendidikan Kewarganegaaraan (PKn) adalah suatu pendidikan yang bertujuan untuk menciptakan warga negara yang baik (good citizen). PKn sebagai wahana character bulding didasarkan pada pendapat Branson et al (1999) yang menyatakan bahwa warga negara yang baik adalah warga negara yang mempunyai tiga kompetensi yaitu civic knowledge (pengetahuan kewarganegaraan), civic skill (keterampilan kewarganegaraan), civic disposition (karakter kewarganegaraan).
Character building dapat dimasukkan dalam PKn terutama dalam kompetensi civic disposition. PKn yang dimaksud disini bukan hanya mata pelajaran atau mata kuliah tetapi juga semua program untuk mendidik warga negara yang baik adalah PKn. Untuk mewujudkan PKn sebagai wahana character building dapat dilakukan
4
dengan mengkolaborasikan antar pendapat Branson dan Lickona dalam bagan berikut:
Bagan 1. Gabungan antara konsep Lickona dan Branson tentang Dimensi Pembangunan Karakter
PENUTUP
Globalisasi membawa dampak positif dan negatif. Salah satu dampak negatifnya adalah terjadinya liberalisasi dalam bidang sosial dan budaya yang menyebabkan kemerosotan moral generasi muda. PKn dapat dijadikan sebagai wahana untuk character building generasi muda untuk menghadapi dampak negatif dari liberalisasi sosial dan budaya. Cara yang dapat dilakukan adalah dengan mentransfer nilai-nilai positif kepada generasi muda melalui pengembangan civic knowlegde, civic skill dan civic dispositions.
MORAL BEHAVIOR MORAL FEELING
MORAL KNOWING CIVIC DISPOSITION CIVIC SKILL CIVIC KNOWLEDGE WARGA NEGARA YANG BAIK
5
DAFTAR PUSTAKA
Albrow, Martin and Elizabeth King (eds.) (1990). Globalization, Knowledge and Society. London: Sage.
Al-Rodhan, R.F. Nayef and Gérard Stoudmann. (2006). Definitions of Globalization: A Comprehensive Overview and a Proposed Definition.
Branson, M.S. et al., (1999). Belajar Civic Education dari Amerika. Yogyakarta: Kerjasama LKIS dan The Asia Foundation.
Bridges, G. (2002). "Grounding Globalization: The Prospects and Perils of Linking Economic Processes of Globalization to Environmental Outcomes". Economic Geography 78 (3): 361–386. doi:10.2307/4140814.
International Monetary Fund . (2000). "Globalization: Threats or Opportunity." 12th April 2000: IMF Publications.
Jan Aart Scholte (2002). What Is Globalization? The Definitional Issue – Again”. CSGR Working Paper No. 109/02 December 2002
Lickona, Thomas. (1991). Educating for Character: How Our School Can Teach Respect and Responsibility. New York, Toronto, London, Sydney, Aucland: Bantam books
Stever, H. Guyford (1972). "Science, Systems, and Society." Journal of Cybernetics, 2(3):1–3.