• Tidak ada hasil yang ditemukan

Jurnal Administrasi Nusantara Mahasiswa (JAN Maha) Volume 3 No Juli 2021

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Jurnal Administrasi Nusantara Mahasiswa (JAN Maha) Volume 3 No Juli 2021"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH KOMPETENSI DAN LINGKUNGAN KERJA FISIK TERHADAP KINERJA PEGAWAI PADA KANTOR CAMAT AIR HANGAT BARAT

KABUPATEN KERINCI RENDI PUTRA, S.AP1,

AFRIYANTI, S.E., M.Si.2, BADRIZAL, S.Sos., M.Si.3

STIA Nusantara Sakti Sungai Penuh Email :

rendiputra9954@gmail.com afriantifebri75@gmail.com

badrizal1971@gmail.com

ABSTRACT

"This study aims to determine the influence of competence and physical work environment on employee performance at the Kantor Camat Air Hangat Barat Kabupaten Kerinci. The formulation of the problem posed is: Is there an influence of competence and physical work environment on employee performance either partially or simultaneously? How much influence does competence and physical work environment have on employee performance, either partially or simultaneously? The results of the research are based on the results of the analysis of the competency variable towards employee performance, where the t value is 2.765 with a significance value of 0.012 or t count 2.765> t table 2.079 which means that competence has no significant effect on employee performance. Then the variable physical work environment on employee performance shows the t value of 2.571 with a significance value of 0.018 or t count 2.571> t table 2.079, so Ho is rejected, Ha is accepted, which means that the physical work environment has no significant effect on employee performance. Furthermore, competency variables and physical work environment on employee performance with an F value of 9.349 with a significance of 0.001 (0.005) or F counting 9.349> F table 3.47. This means that competence and physical work environment have a significant effect on employee performance. Meanwhile, the big influence of competence on employee performance is 25.60%. Then the influence of the work environment on morale is 22.69%. Meanwhile, the magnitude of the influence of competence and physical work environment on employee performance together is 0.483 or 48.3%.

Keywords: Competence, physical work environment, performance

ABSTRAK

“Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Kompetensi dan Lingkungan kerja fisik Terhadap Kinerja Pegawai pada Kantor Camat Air Hangat Barat Kabupaten Kerinci. Rumusan masalah yang diajukan yaitu : Apakah terdapat pengaruh Kompetensi dan Lingkungan kerja fisik Terhadap Kinerja Pegawai baik secara parsial maupun simultan? Seberapa besar pengaruh Kompetensi dan Lingkungan kerja fisik Terhadap Kinerja Pegawai baik secara parsial maupun simultan?. Hasil penelitiannya berdasarkan hasil analisis variabel Kompetensi Terhadap Kinerja Pegawai, dimana nilai t hitung sebesar 2,765 dengan nilai signifikansi 0,012 atau t hitung 2,765 > t tabel 2,079 artinya kompetensi berpengaruh tidak signifikan terhadap kinerja pegawai. Kemudian variabel Lingkungan kerja fisik Terhadap Kinerja Pegawai menunjukkan nilai t hitung

(2)

sebesar 2,571 dengan nilai signifikansi 0,018 atau t hitung 2,571 > t tabel 2,079, maka Ho ditolak Ha diterima yang berarti lingkungan kerja fisik berpengaruh tidak signifikan terhadap kinerja pegawai. Selanjutnya variabel kompetensi dan lingkungan kerja fisik terhadap kinerja pegawai dengan nilai F hitung sebesar 9,349 dengan signifikansi sebesar 0,001 (0,005) atau F hitung 9,349 > F tabel 3,47. Artinya kompetensi dan lingkungan kerja fisik berpengaruh signifikan terhadap kinerja pegawai. Sementara itu untuk besar pengaruh kompetensi terhadap kinerja pegawai yaitu sebesar 25,60%. Kemudian besar pengaruh lingkungan kerja terhadap semangat kerja yaitu sebesar 22,69%. Sedangkan besarnya pengaruh kompetensi dan lingkungan kerja fisik terhadap kinerja pegawai secara bersama-sama yaitu sebesar 0,483 atau 48,3%.

Kata kunci : Kompetensi, Lingkungan kerja fisik, kinerja

I. PENDAHULUAN

Kompetensi merupakan kemampuan yang dimiliki seseorang meliputi kompetensi, lingkungan kerja fisik, kreativitas, sikap untuk melakukan pekerjaannya dengan baik berdasarkan dengan standar kerja dan prosedur pemberian pelayanan yang telah ditetapkan. Sedangkan Lingkungan kerja fisik merupakan factor penting yang dapat menghasilkan pendayagunaan sumber daya manusia yang optimal bagi instansi. Kondisi lingkungan kerja fisik yang nyaman dan menyenangkan akan mendukung atau memotivasi pegawai untuk bekerja dengan baik dan benar serta tepat yang pada akhirnya dapat meningkatkan efesiensi kerja yang tinggi yang dapat dijadikan sebagai alat untuk menuju pencapaian tujuan instansi

Kompetensi menyangkut kewenangan setiap individu untuk melakukan tugas atau mengambil keputusan sesuai dengan peranannya dalam organisasi yang relevan dengan keahlian, kompetensi, dan kemampuan yang dimiliki. Kompetensi yang dimiliki pegawai secara individual harus mampu mendukung pelaksanaan strategi organisasi dan mampu mendukung setiap perubahan yang dilakukan manajemen. Dengan kata lain, kompetensi yang dimiliki individu dapat mendukung sistem kerja berdasarkan tim (Rivai, 2009: 289). Dari kompetensi, kinerja atau kualitas pelayanan dihasilkan, kemudian dari kinerja atau kualitas

pelayanan maka menghasilkan Kinerja Pegawai dan terwujudnya efektivitas dan efisiensi. Sehingga jelas bahwa kompetensi yang merupakan variabel bebas dalam penelitian ini. Kompetensi pegawai merupakan faktor yang penting dan berpengaruh pada pelaksanaan dan penyelesaian pekerjaan -pekerjaan dalam suatu organisasi.

Kompetensi pegawai diartikan sebagai cara atau prosedur kerja yang benar yang dilakukan oleh para pegawai. Dengan demikian, untuk mewujudkan keberhasilan program-program yang telah ditetapkan oleh suatu organisasi, maka setiap pegawai didalamnya diharuskan memiliki standar kompetensi yang diperlukan.

Organisasi perlu menciptakan dan memelihara lingkungan kerja fisik yang baik karena lingkungan kerja yang baik akan dapat menimbulkan suasana kerja yang dapat membuat pegawai bekerja lebih giat dan secara otomatis juga dapat meningkatkan produktivitas kerja pegawai yang berdampak langsung terhadap kinerja pegawai. Manfaat lingkungan kerja yang aman dan sehat dan mampu meningkatkan kualitas kehidupan kerja para pegawainya adalah dapat meningkatkan produktivitas kerja, meningkatkan efisiensi dan kualitas pegawai yang lebih berkomitmen, fleksibilitas dan adaptabilitas yang lebih besar sebagai akibat dari meningkatnya partisipasi dan rasa kepemilikan.

Dari uraian diatas penulis melihat bahwa kinerja pegawai di Kantor Camat Air Hangat Barat belum sesuai seperti yang diharapkan. Hal ini dapat dilihat dari beberapa fenomena yang ada

(3)

seperti kurangnya tanggung jawab para pegawai sehingga banyak pekerjaan yang dilaksanakan tidak tepat waktu. Kemudian peneliti juga melihat masih rendahnya disiplin pegawai dalam bekerja. Ini dapat dilihat dari kehadiran pegawai yang sering terlambat masuk kantor dan pulang lebih awal.

Fenomena kinerja pegawai yang terjadi di Kantor Camat Air Hangat Barat terjadi cenderung dipengaruhi oleh kurangnya pengetahuan yang cukup dalam menyelesaikan pekerjaan. Hal ini dapat dilihat dimana waktu yang dipergunakan dalam bekerja tidak efisien dan efektif dibandingkan dengan jenis pekerjaan yang dipergunakan. Kemudian peneliti juga melihat beberapa pegawai tidak memahami bagaimana memberikan pelayanan yang baik. Hal ini dilihat dari cara pegawai menghadapi masyarakat terkesan tidak begitu serius sehingga terkesan pegawai menganggap remeh persoalan yang disampaikan masyarakat.

Disamping itu peneliti juga melihat masih kurangnya kemampuan pegawai dalam mengoperasikan komputer dalam menyelesaikan pekerjaan. Hal ini dapat dilihat dari seringnya para pegawai saling bertanya cara mengoperasikan komputer. Hal ini secara otomatis sangat manghambat dan membuat pekerjaan memakan waktu yang lama dalam penyelesaiannya.

Sementara itu kinerja pegawai sudah seharusnya didukung oleh kompetensi yang baik, sementara fenomena yang terjadi belum sesuai seperti yang diharapkan hal ini sesuai dengan pendapat Simanjuntak (2005:221), definisi kinerja adalah tingkat pencapaian hasil atas pelaksanaan tugas tertentu. Kinerja setiap orang dipengaruhi oleh banyak faktor yang dapat digolongkan pada tiga kelompok, yaitu kompetensi individu orang yang bersangkutan, dukungan organisasi, dan dukungan manajemen.

Selanjutnya peneliti juga melihat bahwa kinerja pegawai belum didukung oleh lingkungan kerja fisik yang baik. Dalam hal ini peneliti melihat dimana penataan ruang kantor di Kantor Camat Air Hangat Barat masih jauh dari tata ruang yang bisa menunjang kegiatan pekerjaan kantor. Hal ini dapat dilihat dari pencahayaan yang kurang cukup baik karena jumlah dan penempatan ventilasi yang kurang tepat, sehingga pada siang hari masih harus didukung dengan cahaya menggunakan lampu penerangan.

Disamping itu peneliti juga melihat suasana ruang kantor yang kurang kondusif. Hal ini diamati dimana suara bising sering terjadi karena para pegawai sering mengobrol dan tertawa dalam ruang kerja. Sementara itu kinerja pegawai yang baik sangat ditentukan oleh faktor lingkungan kerja fisik yang baik, hal ini sesuai dengan pendapat Agus Ahyani (2002:30) bahwa lingkungan kerja fisik internal adalah segala sesuatu yang ada di sekitar tempat pekerjaan dan dapat mempengaruhi dirinya dalam menjalankan tugas-tugas yang dibebankan.

Sehingga penulis melihat hal ini merupakan suatu permasalahan yang menarik untuk diteliti yang akan penulis tuangkan dalam proposal penelitian dengan judul “ PENGARUH

KOMPETENSI DAN LINGKUNGAN KERJA FISIK TERHADAP KINERJA PEGAWAI

PADA KANTOR CAMAT AIR HANGAT BARAT KABUPATEN KERINCI”

II. METODE PENELITIAN Pendekatan Penelitian

Untuk mengadakan analisa penelitian ini terhadap masalah yang ada maka penulis menggunakan penelitian pendekatan kuantatif diperlukan guna menggambarkan hasil penelitian. Selanjutnya guna memperkuat adanya suatu korelasi antara kedua variabel itu, maka memerlukan pembuktian analisa dilakukan jawaban angket yang disebarkan kepada responden.

(4)

Populasi dan Sampel Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek / subjek yang menjadi kuantitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan (Sugiyono,2007). Populasi dalam penelitian ini yaitu semua Pegawai pada Kantor Camat Air Hangat Barat Kabupaten Kerinci yang berjumlah 23 orang.

Sampel

Sampel menurut Sugiyono (2003:167) adalah sebagian dari jumlah populasi. Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh jumlah populasi. Yang terdiri dari 23 orang Pegawai pada Kantor Camat Air Hangat Barat Kabupaten Kerinci.

Responden

Menurut Suharsimi Arikuntoro (dalam Bagong Suyanto, 2005:30), Responden adalah orang-orang yang merespon atau menjawab pertanyaan penelitian, baik pertanyaan tertulis maupun lisan.

Teknik dan Alat Pengumpualan Data yang digunakan Teknik Pengumpulan data

Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan penulis adalah sebagai berikut : 1. Penelitian Kepustakaan (Library Research)

Penelitian ini dilakukan dengan cara membaca dan mempelajari buku buku, literature-literatur serta buku-buku lainnya yang peneliti anggap perlu dan berhubungan dengan pokok masalah yang peneliti bahas.

2. Penelitian Lapangan (Field Research)

Merupakan penelitian langsung kelapangan dalam rangka mendapatkan data yang berhubungan dengan masalah yang diteliti berupa daftar pertanyaan (Questioner) yaitu metode pengumpulan data dengan membuat daftar pernyataan dalam bentuk angket yang ditujukan kepada pegawai Kantor Camat Air Hangat Barat Kabupaten Kerinci atau Responden penelitian.

Alat Pengumpulan data

Adapun alat yang dipergunakan dalam pengumpulan data dalam penelitian ini adalah berupa kuisioner, pena, kertas, dan laptop.

Unit Analisis

Unit analisis adalah satuan yang akan diteliti. dalam penelitian ini unit analisis yang digunakan adalah individu terkait langsung dengan penelitian ini yang akan di berikan kuesioner yaitu pegawai Kantor Camat Air Hangat Barat Kabupaten Kerinci.

Interprestasi Data Skala Likert

Menurut Sugiyono (2009:134) skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial”.

Untuk keperluan analisis kuantitatif, maka data yang diperoleh dari hasil pengadministrasian instrumen akan diolah dengan memberikan skor pada masing-masing butir pernyataan. Butir pernyataan disusun dalam bentuk empat skala yaitu:

No Pernyataan Nilai

1 Sangat Setuju 5

2 Setuju 4

3 Kurang Setuju 3

(5)

5 Sangat Kurang Setuju 1 Sumber: Imam Ghozali (2013:47)

Regresi Linear Berganda

Analisis regresi linear berganda adalah hubungan secara linear antara dua variabel independen (X1 dan X2) dengan variabel dependen (Y). Analisis ini untuk mengetahui arah hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen apakah positif atau negatif dan untuk memprediksi nilai dari variabel independen mengalami kenaikan atau penurunan.

Dalam penelitian ini, teknik analisa data yang digunakan adalah regresi linier berganda dengan penyelesaian menggunakan SPSS 16

Adapun persamaan untuk analisa Regresi Linier Berganda yaitu : Y = a + bx1+bx2 ...1 Keterangan

Y : Kinerja

b : Koefisien regresi X1 : Kompetensi

X2 : Lingkungan Kerja Fisik a : Konstanta

Koefisien Determinasi.

Untuk mengetahui besar kecilnya hubungan variabel X1 dan X2 terhadap variabel Y maka ditentukan koefisien determinasi.

Uji t

Uji t digunakan untuk mengetahui signifikan pengaruh masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat secara persial dengan Program SPSS. Selanjutnya hasil perhitungan dibandingkan nilai signifikan dengan tingkat kesalahan ɑ 5% dengan tingkat kepercayaannya 95%. Dilanjutkan uji dua pihak (arah). Dengan ketentuan sebagai berikut.

1. Jika nilai signifikan ≤ 0,05 maka HO ditolak dan Ha diterima, artinya terdapat pengaruh yang

signifikan antara Kompetensi dan Lingkungan Kerja Fisik Terhadap Kinerja pegawai secara parsial.

2. Jika nilai segnifikan ≥ 0,05 maka Ho diterima dan Ha diterima, artinya tidak terdapat

pengaruh antara Kompetensi dan Lingkungan Kerja Fisik Terhadap Kinerja pegawai secara parsial.

Uji F

Untuk mengetahui signifikasi korelasi ganda X1 dan X2 terhadap Y, maka dilakukan dengan rumus F hitung kemudian dibandingkan dengan dengan F tabel menggunakan rumus :

R2 / ( k – 1 ) F =

( 1 – R2 ) / n – k

R2 = Nilai kofiesien korelasi ganda K = Jumlah Variabel

N = Jumlah sampel

F hitung = Nilai F yang dihitung Kaedah pengujian signifikansi yaitu :

1. Jika Fhitung≥ Ftabel, maka Hoditolakdan Ha diterima, artinya ada pengaruh signifikan antara Kompetensi dan Lingkungan Kerja Fisik Terhadap Kinerja pegawai secara simultan pada kantor camat air hangat barat Kabupaten Kerinci.

(6)

2. Jika Fhitung≤ Ftabel, maka Ho terima dan Ha ditolak, artinya tidak ada pengaruh signifikan antara Kompetensi dan Lingkungan Kerja Fisik Terhadap Kinerja pegawai secara simultan pada kantor camat air hangat barat Kabupaten Kerinci.

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan data dari jawaban responden yang penulis dapatkan di lokasi penelitian, maka penulis melakukan pengolahan data yang sekaligus menjadi pembahasan dalam skripsi ini.

Uji Validitas dan Reliabilitas Uji Validitas

Uji validitas dalam penelitian ini penulis menggunakan program SPSS versi 16.00. Uji validitas ini dilakukan untuk mengetahui nilai dari Corrected Item–Total Correlation yang merupakan hasil output dari program SPSS. Dimana dari setiap pertanyaan bisa dikatakan valid apabila r-hitung masing-masing pertanyaan kuisioner lebih besar dari r-tabel.

Berdasarkan perhitungan maka diketahui nilai r tabel untuk N=23 dengan taraf signifikan sebesar 5% diperoleh nilai r-tabel sebesar 0,413. Untuk itu dengan nilai koefisien ≥ 0,413, maka diketahui semua item pertanyaan untuk setiap variabel mempunyai nilai koefisien korelasi yang lebih besar dengan rentang 0,602 – 0,771 sehingga dapat diartikan bahwa semua item pertanyaan pada setiap variabel dinyatakan valid.

Tabel 3.1 Hasil Uji Validitas

Variabel No. Item Corrected Item Correlation Nilai Koefisien r-tabel Keterangan Kompetensi 1 0,656 0,413 valid 2 0,627 0,413 valid 3 0,682 0,413 valid 4 0,602 0,413 valid 5 0,623 0,413 valid 6 0,660 0,413 valid 7 0,702 0,413 valid 8 0,652 0,413 valid 9 0,626 0,413 valid 10 0,605 0,413 valid Lingkungan Kerja Fisik 1 0,683 0,413 valid 2 0,659 0,413 valid 3 0,673 0,413 valid 4 0,605 0,413 valid 5 0,612 0,413 valid 6 0,608 0,413 valid 7 0,613 0,413 valid 8 0,616 0,413 valid 9 0,647 0,413 valid 10 0,636 0,413 valid 1 0,620 0,413 valid 2 0,648 0,413 valid

(7)

Kinerja Pegawai 3 0,771 0,413 valid 4 0,694 0,413 valid 5 0,608 0,413 valid 6 0,693 0,413 valid 7 0,629 0,413 valid 8 0,693 0,413 valid 9 0,674 0,413 valid 10 0,662 0,413 Valid Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui apakah indikator atau kuesioner yang digunakan dapat dipercaya atau handal sebagai alat ukur variabel. Menurut Ghozali (2011), suatu variabel dapat dikatakan reliabel jika memberikan nilai cronbach alpha (α) > 0,6. Dari hasil pengolahan data dapat dillihat nilai cronbach alpha untuk setiap pernyataan > 0,6, maka dapat disimpulkan bahwa setiap pernyataan dalam kuisioner dapat dinyatakan reliabel. Untuk itu maka diketahui semua item pertanyaan untuk setiap variabel mempunyai nilai yang lebih besar dari 0,6 yaitu dengan rentang 0,607 – 0,680 sehingga dapat diartikan bahwa semua item pertanyaan pada setiap variabel dinyatakan reliabel atau konsisten. Untuk lebih jelasnya secara keseluruhan uji reliabilitas dapat dilihat hasilnya pada tabel berikut :

Tabel 3.2 Hasil Uji Reliabilitas

Variabel Cronbach’s

Alpha

Nilai Koefisien Keterangan

Kompetensi (X1) 0,607 0,6 reliabel

Lingkungan Kerja Fisik (X2) 0,633 0,6 reliabel

Kinerja Pegawai (Y) 0,680 0,6 reliabel

Hasil uji reliabilitas menunjukkan bahwa semua variabel mempunyai koefisien alpha diatas 0,6 yaitu Kompetensi (X1) 0,607 besar dari 0,6. Lingkungan Kerja Fisik (X2) 0,633 besar dari 0,6. Dan Kinerja Pegawai (Y) 0,680 besar dari 0,6. Untuk itu item-item pada masing-masing konsep variabel tersebut layak digunakan sebagai alat ukur.

Pengaruh kompetensi terhadap kinerja secara parsial

Untuk mengetahui pengaruh kompetensi terhadap kinerja yaitu dengan menggunakan teknik analisis statistik regresi. Adapun hasil dari perhitungan pengolahan datanya dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 3.1

Kompetensi Terhadap Kinerja

Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. Correlations B Std. Error Beta

Zero-order Partial Part

1 (Constant) 4.428 9.532 .465 .647

(8)

Lingkungan Kerja

Fisik .485 .188 .425 2.571 .018 .534 .498 .413

a. Dependent Variable: Kinerja Pegawai

Dari tabel diatas dapat di jelaskan persamaan regresi sebagai berikut :

Y = 4,428+ 0,603X1

Konstanta sebesar 4,428 menyatakan bahwa jika tidak ada peningkatan nilai variabel kompetensi, maka nilai kinerja pegawai sebesar 4,428%. Koefisien kompetensi terhadap kinerja pegawai adalah positif. artinya semakin tinggi kompetensi maka ada kecenderungan semakin tinggi kinerja pegawai yang dicapai. jika kompetensi dinaikkan 1 satuan maka kinerja pegawai akan meningkat sebesar 0,603 atau 60,3%.

1.1.Pengaruh lingkungan kerja fisik terhadap kinerja pegawai secara parsial

Untuk mengetahui lingkungan kerja fisik terhadap kinerja pegawai yaitu dengan menggunakan teknik analisis statistik regresi sederhana.

Adapun hasil dari perhitungan lingkungan kerja fisik terhadap kinerja pegawai dimana pengolahan datanya dapat di jelaskan dengan persamaan regresi berdasarkan tabel sebagai berikut :

Tabel 3.2

Lingkungan Kerja Fisik Terhadap Kinerja

Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. Correlations B Std. Error Beta

Zero-order Partial Part

1 (Constant) 4.428 9.532 .465 .647

Kompetensi .603 .218 .458 2.765 .012 .559 .526 .444

Lingkungan Kerja

Fisik .485 .188 .425 2.571 .018 .534 .498 .413

a. Dependent Variable: Kinerja Pegawai

Y = 4,428 + 0,485X2

Konstanta sebesar 4,428 menyatakan bahwa jika tidak ada peningkatan nilai variabel lingkungan kerja fisik, maka nilai kinerja pegawai sebesar 4,428%. Artinya semakin tinggi lingkungan kerja fisik maka ada kecenderungan semakin tinggi kinerja pegawai yang dicapai. Jika lingkungan kerja fisik dinaikkan 1 satuan maka kinerja pegawai akan meningkat sebesar 0,485 atau 48,5%.

Pengaruh Kompetensi, Lingkungan Kerja Fisik Terhadap Kinerja Pegawai Secara Simultan

Untuk mengetahui pengaruh kompetensi, lingkungan kerja fisik terhadap kinerja pegawai secara simultan yaitu dengan menggunakan teknik analisis statistik regresi berganda. Perhitungannya berdasarkan pengolahan data dari jawaban responden dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 3.3

(9)

Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. Correlations B Std. Error Beta

Zero-order Partial Part

1 (Constant) 4.428 9.532 .465 .647

Kompetensi .603 .218 .458 2.765 .012 .559 .526 .444

Lingkungan Kerja

Fisik .485 .188 .425 2.571 .018 .534 .498 .413

a. Dependent Variable: Kinerja Pegawai

Dari tabel diatas dapat di jelaskan persamaan regresi sebagai berikut : Y = 4,428 + 0,603X1 + 0,485X2

Konstanta berdasarkan tabel 3.2 diatas adalah positif. Artinya menyatakan bahwa jika kompetensi dan lingkungan kerja fisik meningkat maka akan berdampak pada meningkatnya kinerja pegawai pada Kantor Camat Air Hangat Barat Kabupaten Kerinci.

Koefisien Kompetensi terhadap kinerja adalah positif. artinya semakin baik kompetensi maka ada kecenderungan semakin tinggi kinerja pegawai yang dicapai pada Kantor Camat Air Hangat Barat Kabupaten Kerinci.

Koefisien lingkungan kerja fisik terhadap kinerja pegawai adalah positif. artinya semakin baik lingkungan kerja fisik maka ada kecenderungan semakin tinggi kinerja pegawai yang dicapai pada Kantor Camat Air Hangat Barat Kabupaten Kerinci.

Koefisien Determinasi Kompetensi terhadap Kinerja Secara Parsial

Untuk mengetahui besar pengaruh kompetensi terhadap kinerja berdasarkan pengolahan data kuisioner yang disebarkan pada 23 responden, maka dapat dijelaskan pada tabel berikut :

Tabel 3.4

Koefisien Determinasi Parsial Kompetensi Terhadap Kinerja

Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. Correlations B Std. Error Beta

Zero-order Partial Part

1 (Constant) 4.428 9.532 .465 .647

Kompetensi .603 .218 .458 2.765 .012 .559 .526 .444

Lingkungan Kerja

Fisik .485 .188 .425 2.571 .018 .534 .498 .413

a. Dependent Variable: Kinerja Pegawai

Berdasarkan tabel 3.4 koefisien diatas. Dimana untuk besar pengaruh variabel Kompetensi terhadap kinerja pegawai dengan melihat nilai zero order yang dikalikan dengan nilai beta, maka dapat diketahui besarnya pengaruh Kompetensi terhadap kinerja yaitu sebesar 0,559 x 0,458 x 100 = 25,60%. Hal ini menunjukkan bahwa secara partial variasi kompetensi dapat menjelaskan variasi (pola pergerakan) nilai kinerja pegawai sebesar 25,60%.

Koefisien Determinasi lingkungan kerja fisik terhadap kinerja pegawai Secara Parsial

Sementara untuk mengetahui besar pengaruh lingkungan kerja fisik terhadap kinerja pegawai berdasarkan perhitungan dari pengolahan data atas jawaban responden terhadap angket yang telah disebarkan dapat dilihat pada tabel 3.4 koefisien detreminasi partial dibawah ini.

(10)

Tabel 3.5

Koefisien Determinasi Parsial Kompetensi Terhadap Kinerja

Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. Correlations B Std. Error Beta

Zero-order Partial Part

1 (Constant) 4.428 9.532 .465 .647

Kompetensi .603 .218 .458 2.765 .012 .559 .526 .444

Lingkungan Kerja

Fisik .485 .188 .425 2.571 .018 .534 .498 .413

a. Dependent Variable: Kinerja Pegawai

Dimana untuk besar pengaruh variabel lingkungan kerja fisik terhadap kinerja pegawai dengan mengacu pada nilai zero order yang dikalikan dengan nilai beta, maka dapat diketahui besarnya pengaruh lingkungan kerja fisik terhadap kinerja pegawai yaitu sebesar 0,534 x 0,425 x 100 = 22,69%. Hal ini menunjukkan bahwa secara partial variasi lingkungan kerja fisik dapat menjelaskan variasi (pola pergerakan) nilai kinerja pegawai sebesar 22,69%.

Koefisien Determinasi Kompetensi dan Lingkungan Kerja Fisik Terhadap Kinerja PegawaiSecara Simultan

Untuk mengetahui besar pengaruh kompetensi dan lingkungan kerja fisik terhadap kinerja, maka dapat dijelaskan pada tabel berikut :

Tabel 3.6

Koefisien Determinasi Kompetensi dan Lingkungan Kerja Fisik Terhadap KinerjaSecara Simultan

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate

1 .695a .483 .432 3.491

a. Predictors: (Constant), Lingkungan Kerja Fisik, Kompetensi b. Dependent Variable: Kinerja Pegawai

Berdasarkan tabel 3.5 koefisien determinasi simultan diatas. Dimana untuk variabel kompetensi dan lingkungan kerja fisik terhadap kinerja pegawai secara bersama-sama, maka dengan melihat nilai r square dapat diketahui besarnya pengaruh kompetensi dan lingkungan kerja fisik terhadap kinerja pegawai pada Kantor Camat Air Hangat Barat Kabupaten Kerinci yaitu sebesar 0,483 atau 48,3%. Hal ini menunjukkan bahwa secara simultan variasi kompetensi dan lingkungan kerja fisik dapat menjelaskan variasi (pola pergerakan) kinerja pegawai sebesar 48,3%.

Uji t (Uji Hipotesis) Parsial

Uji t dilakukan untuk mengetahui ada atau tidak adanya pengaruh masing-masing atau secara parsial variabel independen terhadap variabel dependen. Secara parsial pengaruh dari variabel kompetensi dan lingkungan kerja fisik terhadap variabel dependen yaitu kinerja pegawai dapat dilihat pada tabel 3.8 berikut ini:

Tabel 3.7

Uji t Kompetensi Dan Lingkungan Kerja Fisik Terhadap Kinerja Pegawai Secara Parsial

(11)

Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. Correlations B Std. Error Beta

Zero-order Partial Part

1 (Constant) 4.428 9.532 .465 .647

Kompetensi .603 .218 .458 2.765 .012 .559 .526 .444

Lingkungan Kerja

Fisik .485 .188 .425 2.571 .018 .534 .498 .413

a. Dependent Variable: Kinerja Pegawai

Berdasarkan tabel 3.7 yaitu coefficients atau uji t ternyata didapat hasil pengujian parsial antara variabel kompetensi terhadap kinerja menunjukkan nilai t hitung sebesar 2,765 dengan nilai signifikansi 0,012 atau t hitung 2,765 > t tabel 2,079. Maka Ho ditolak Ha diterima yang berarti kompetensi berpengaruh tidak signifikan terhadap kinerja pegawai.

Kemudian untuk pengujian parsial antara variabel lingkungan kerja fisik terhadap kinerja pegawai menunjukkan nilai t hitung sebesar 2,571 dengan nilai signifikansi 0,018 atau t hitung 2,571 > t tabel 2,079, maka Ho ditolak Ha diterima yang berarti lingkungan kerja fisik

berpengaruh tidak signifikan terhadap kinerja pegawai.

Uji F (Uji Hipotesis) Simultan

Uji F merupakan uji statistik untuk melihat pengaruh secara bersama-sama antara variabel independen kompetensi dan lingkungan kerja fisik terhadap variabel dependen yaitu kinerja pegawai. Hasil perhitungan uji F dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 3.8

Pengaruh Kompetensi dan Lingkungan Kerja Fisik Terhadap Kinerja Pegawai

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 227.894 2 113.947 9.349 .001a

Residual 243.758 20 12.188

Total 471.652 22

a. Predictors: (Constant), Lingkungan Kerja Fisik, Kompetensi b. Dependent Variable: Kinerja Pegawai

Berdasarkan tabel 3.7 yaitu anova atau uji F ternyata didapat hasil pengujian secara simultan antara variabel independen kompetensi dan lingkungan kerja fisik terhadap variabel dependen yaitu kinerja pegawai menunjukkan nilai F hitung sebesar 9,349 dengan signifikansi sebesar 0,001 (0,005) atau F hitung 9,349 > F tabel 3,47 Maka Ho ditolak Ha diterima yang berarti kompetensi dan lingkungan kerja fisik berpengaruh signifikan terhadap kinerja pegawai.

IV. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tentang pengaruh tata ruang kantor dan lingkungan kerja fisik terhadap kinerja pegawai pada Kantor Camat Air Hangat Kabupaten Kerinci maka dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut :

1. Berdasarkan hasil analisis variabel independen kompetensi terhadap kinerja, didapat hasil pengujian parsial antara variabel kompetensi terhadap kinerja menunjukkan nilai t hitung

(12)

sebesar 2,765 dengan nilai signifikansi 0,012 atau t hitung 2,765 > t tabel 2,079. Maka Ho ditolak Ha diterima yang berarti kompetensi berpengaruh tidak signifikan terhadap kinerja pegawai.

2. Berdasarkan hasil analisis variabel independen lingkungan kerja fisik terhadap kinerja pegawai menunjukkan nilai t hitung sebesar 2,571 dengan nilai signifikansi 0,018 atau t hitung 2,571 > t tabel 2,079, maka Ho ditolak Ha diterima yang berarti lingkungan kerja fisik berpengaruh tidak signifikan terhadap kinerja pegawai.

3. Berdasarkan hasil analisis variabel independen 9,349 dengan signifikansi sebesar 0,001 (0,005) atau F hitung 9,349 > F tabel 3,47 Maka Ho ditolak Ha diterima yang berarti kompetensi dan lingkungan kerja fisik berpengaruh signifikan terhadap kinerja pegawai. 4. Besarnya pengaruh variabel Kompetensi terhadap kinerja berdasarkan perhitungan, maka

dapat diketahui besarnya pengaruh kompetensi terhadap kinerja yaitu sebesar 25,60. hal ini menunjukkan bahwa secara partial variasi kompetensi dapat menjelaskan variasi (pola pergerakan) nilai kinerja pegawai sebesar 25,60%.

5. Besarnya pengaruh variabel lingkungan kerja fisik terhadap kinerja pegawai berdasarkan perhitungan, maka dapat diketahui besarnya pengaruh lingkungan kerja fisik terhadap kinerja pegawai yaitu sebesar 22,69. Hal ini menunjukkan bahwa secara partial variasi lingkungan kerja fisik dapat menjelaskan variasi (pola pergerakan) nilai kinerja pegawai sebesar 22,69%. 6. Besarnya pengaruh untuk variabel kompetensi dan lingkungan kerja fisik terhadap kinerja pegawai secara bersama-sama, berdasarkan nilai r square maka dapat diketahui besarnya pengaruh kompetensi dan lingkungan kerja fisik terhadap kinerja pegawai yaitu sebesar 0,483 atau 48,3%. Hal ini menunjukkan bahwa secara simultan variasi kompetensi dan lingkungan kerja fisik dapat menjelaskan variasi (pola pergerakan) kinerja pegawai sebesar 48,3%.

7. Kemudian berdasarkan analisis data, maka diketahui bahwa kompetensi merupakan variabel yang dominan mempengaruhi kinerja pegawai yaitu sebesar 25,60%.

V. UCAPAN TERIMAKASIH

Terimakasih kepada Sekolah tinggi Ilmu Administras dan kepada LPPM STIA Nusantara Sakti Sungai Penuh yang telah memberi kesempatan untuk publis jurnal OJS jurnal Adminstrasi Nusantara (JAN), serta semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu di dalam jurnal ini.

VI. DAFTAR PUSTAKA

Agus Ahyani, 2002, Manajemen dan Personalia, Kencana, Jakarta

Armstrong : 2001, (Moekijat), Administrasi Perkantoran, Mandar Maju, Bandung

Boyatzis dalam Hutapea dan Nurianna Thoha (2008, Aneka Surat Sekretaris dan Bisnis Indonesia, Diksi Insan Mulia, Jakarta

Byars dan Rue, 2000, Moekijat, Tata Laksana Kantor, Mandar Maju, Bandung

Celland, 2003, Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan Cetakan. Pertama, Remaja Setia, Bandung

Corey dkk, dalam Sedarmayanti, 2001, Dasar-dasar Manajemen Perkantoran, Mandar Maju, Bandung

Gordon dalam Sutrisno, 2011, Manajemen Sumber Daya Manusia, Kartika II, Jojakarta Hadari Nawawi, 2006, Dasar-dasar Administrasi, Mandar Maju, Bandung

Herijanto, 2002, (Agus Ahyani), Manajemen dan Personalia, Kencana, Jakarta Hasibuan, 2005, Manajemen Sumber Daya Manusia, Kartika, Jojakarta

(13)

Hutapea dan Nurianna Thoha, 2008, Administrasi Perkantoran Modern, Liberty, Bandung Reksohadiprojo, 2004, Manajemen Sumber Daya Manusia, Raneka, Bandung

Melayu Hasibuan, 2000, dalam The Liang Gie, Administrasi Perkantoran Modern, Liberty, Bandung

Mathis dan Jackson, 2002, (Moekijat), Administrasi Perkantoran, Mandar Maju, Bandung Moekijat, (2000), Administrasi Perkantoran, Mandar Maju, Bandung

Nefina (2005, (dalam Samsudin), Manajemen Sumber Daya Manusia, Pustaka Setia, Bandung Nasution, 2003, Metode Penelitian Sosial, Grafika Jakarta

Randall S. Schular & Susan E. Jackson, 2001, (Moekijat), Administrasi Perkantoran, Mandar Maju, Bandung

Saifuddin, 2004, Efektifitas dan Produktifitas Kerja, Kencana, Semarang

Sedarmayanti, (2001), Dasar-dasar Manajemen Perkantoran, Mandar Maju, Bandung

Spencer 2001, (Sedarmayanti), Dasar-dasar Manajemen Perkantoran, Mandar Maju, Bandung Suseno, dalam (Herijanto, 2002, Mewujudkan Good Governance Melalui Pelayanan. Publik,

Gadjah Mada University Press, Yogyakarta

Suyadi Prawirosentono, 2008, Organisasi dan Manajemen, Citra Kencana, Surabaya Sutrisno, 2011, Manajemen Sumber Daya Manusia, Alfabeta, Bandung

Sugiyono, (2000), Metode Penelitian Administrasi, Alfabeta, Bandung

Setyawan Salam, 2001, (Moekijat), Administrasi Perkantoran, Mandar Maju, Bandung Suharsimi Arikunto, 2005, Metode Penelitian Sosial, Kencana, Jakarta

Trotter dalam Saifuddin, 2004, Efektifitas dan Produktifitas Kerja, Kencana, Semarang

Lowrence and William, 2003, (Nawawi), Manajemen Sumber Daya Manusia, Diksi Insan Mulia, Jakarta

The Liang Gie, 2000, Administrasi Perkantoran Modern, Liberty, Bandung Walsh, 2001, (Moekijat), Administrasi Perkantoran, Mandar Maju, Bandung Wahyudi, 2001, (Moekijat), Administrasi Perkantoran, Mandar Maju, Bandung Yodoyono, 2000, Perilaku Organisasi, Buku 2, Salemba. Empat, Jakarta

Zwell dalam Wibowo, 2010, Motivasi dan Pemotivasian dalam Manajemen, Rajawali Pers, Jakarta

Gambar

Tabel 3.1  Hasil Uji Validitas
Tabel 3.2  Hasil Uji Reliabilitas

Referensi

Dokumen terkait

Fasilitas ini memungkinkan para pengguna internet untuk melakukan pengiriman (upload) atau menyalin (download) sebuah file antara komputer lokal dengan komputer lain yang

Dengan diterapkan Peraturan Daerah Nomor 7 Tahun 1999 tentang larangan menggunakan bangunan atau tempat untuk melakukan perbuatan asusila serta pemikatan untuk

Jika kita hanya mempelajari observasi x saja, atau observasi y saja maka pertanyaan-pertanyaan, seperti di atas tidak akan dapat dijawab. Langkah pertama yang penting dalam

berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a, huruf b dan huruf c, perlu dibentuk suatu wadah koordinasi pelaksanaan pembangunan sektor sanitasi

Dan mengingat masalah bisnis yang telah menyebabkan halangan besar dalam persa- habatan, yang sebab-sebabnya ada banyak dan yang telah saya uraikan dengan panjang lebar dalam

sosial generasi berikutnya di Indonesia masih terkendali, dengan peningkatan dalam belanja bantuan sosial dari 0,5 persen dari PDB (2010) menjadi sekitar 1 persen dari PDB, jauh

Berdasarkan definisi operasional di atas, maka dapat penulis simpulkan bahwa pengembangan bakat di MI Ma’arif NU 1 Langgongsari merupakan usaha yang dilakukan

Hasil pengolahan data menunjukkan bahwa kebijakan maintenance yang relevan untuk diterapkan pada ketiga forklift tersebut adalah repair maintenance policy yang