• Tidak ada hasil yang ditemukan

Zat Aditif Dan Zat Adiktif

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Zat Aditif Dan Zat Adiktif"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

ZAT ADITIF DAN ZAT ADIKTIF

MAKALAH

UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH Narkotika, Bahan Terlarang dan Psikotropika yang dibina oleh Ibu Novida Pratiwi, S.Si., M.Sc

Oleh

 Arini Roichatul Jannah (130351603596)  Dewi Mustikasari (130351615571)  Siti Khoirun Ervin N. (130351603597)

Off A

UNIVERSITAS NEGERI MALANG

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM PRODI PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

(2)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Berbicara mengenai narkoba, sering terdengar beberapa akronim yang berkaitan dengan hal tersebut, misalnya : NAZA (Narkotika dan Zat Aditif), NAPZA (Narkotika, Psikotropika, dan Zat Adiktif). Akronim NAPZA mempunyai arti lebih lengkap dibanding yang pertama, yaitu merupakan bahan, zat atau obat jika masuk ke dalam tubuh manusia akan mempengaruhi tubuh terutama otak atau susunan saraf pusat, sehingga menyebabkan gangguan kesehatan fisik, psikis, dan fungsi sosialnya karena terjadi kebiasaan, ketagihan (adiksi) serta ketergantungan (dependensi) terhadap NAPZA.

Zat aditif dan zat adiktif banyak tersebar dalam kehidupan sehari-hari di lingkungan masyarakat terutama para remaja. Zat aditif yang ada pada makanan tidak selalu secara sengaja ditambahkan untuk tujuan tertentu. Namun, ada juga zat aditif yang diperoleh secara tidak sengaja muncul pada makanan. Zat aditif tersebut biasanya muncul pada proses pengolahan makanan. Secara keseluruhan, penggunaan zat - zat aditif untuk campuran makanan dapat berdampak positif dan negatif. Lain halnya dengan zat adiktif yang secara sengaja dikonsumsi masyarakat untuk kepentingan medis maupun penyalahgunaan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab.

Kepedulian terhadap bahaya bahan kimia dalam makanan yang sengaja dikonsumsi sering terlupakan. Pengetahuan mengenai zat adiktif dan zat aditif sangat penting ditanamkan pada masyarakat luas. Penggunaaan zat aditif dan zat adiktif sering kali menimbulkan berbagai dampak negatif. Dampak yang paling sering muncul adalah dari penggunaan bahan aditif sintetik dan adiktif karena menggunakan bahan kimia hasil olahan industri. Dari berbagai dampak negatif yang ditimbulkan dari penggunaan bahan aditif maupun bahan adiktif, masyarakat perlu berhati - hati dalam penggunaan bahan-bahan tersebut. Oleh karena itu, makalah ini disusun untuk menambah pengetahuan masyarakat mengenai pengertian, jenis-jenis, dan kegunaan zat aditif dan zat adiktif.

(3)

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, maka rumusan masalah yang dikemukakan adalah sebagai berikut:

1. Bagaimanakah pengertian zat aditif dan zat adiktif? 2. Apa saja jenis-jenis zat aditif dan zat adiktif?

3. Apa saja kegunaan zat aditif dan zat adiktif dalam kehidupan sehari-hari?

1.3 Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :

1. Mendeskripsikan pengertian zat aditif dan zat adiktif. 2. Mendeskripsikan jenis-jenis zat aditif dan zat adiktif.

3. Mendeskripsikan kegunaan zat aditif dan zat adiktif dalam kehidupan sehari-hari.

(4)

BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pengertian Zat Aditif dan Zat Adiktif

2.1.1 Pengertian Zat Aditif

Zat aditif adalah zat-zat yang ditambahkan pada makanan selama proses produksi, pengemasan atau penyimpanan untuk maksud tertentu. Penambahan zat aditif dalam makanan berdasarkan pertimbangan agar mutu dan kestabilan makanan tetap terjaga dan untuk mempertahankan nilai gizi yang mungkin rusak atau hilang selama proses pengolahan.

Zat aditif menurut WHO (World Health Organization) adalah zat-zat yang ditambahkan pada makanan dalam jumlah sedikit untuk memperbaiki warna, bentuk, cita rasa, tekstur, atau memperpanjang massa penyimpanan. Persyaratan penambahan zat aditif dalam makanan yaitu: memperbaiki kualitas atau gizi makanan, membuat makanan tampak lebih menarik, meningkatkan cita rasa makanan, membuat makanan menjadi tahan lama atau tidak cepat basi.

2.1.2 Pengertian Zat Adiktif

Zat adiktif adalah zat-zat yang dapat membuat pemakainya kecanduan (adiksi). Kecanduan adalah suatu keadaan fisik (jasmani) maupun nonfisik (psikologis) dari seseorang yang merasa tidak normal jika tidak menggunakan zat tertentu. Biasanya si pecandu akan menuruti keinginannya dengan kembali mengonsumsi zat tersebut.

Menurut Undang-undang No. 23 tahun 1992 pasal 1, bahan atau zat adiktif adalah bahan yang penggunaannya dapat menimbulkan ketergantungan psikis. Menurut Dadang Hawari, zat adiktif adalah zat yang dapat menimbulkan adiksi atau ketagihan sampai pada dependensi atau ketergantungan.

(5)

2.2 Jenis-jenis Zat Aditif dan Zat Adiktif 2.2.1 Jenis-jenis Zat Aditif

Berdasarkan sumbernya, zat aditif dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu :

1. Zat Aditif Alami

Zat aditif alami merupakan zat aditif yang bisa diperoleh dari alam, seperti daun salam, daun pandan, kunyit, jahe, gula aren, dan asam.

2. Zat Aditif Sintetis (Buatan)

Zat aditif sintetis merupakan zat yang dibuat dengan serangkaian proses kimia. Zat yang diperoleh dari proses kimia ini jika dikonsumsi secara berlebihan dapat menimbulkan efek yang negatif terhadap kesehatan tubuh. Beberapa bahan makanan yang termasuk ke dalam zat aditif sintetis diantaranya: formalin, Monosodium Glutamat (MSG), dan sakarin. Biasanya, zat aditif sintetis lebih berbahaya bagi kesehatan jika dibandingkan dengan zat aditif alami. Karena pada proses pembuatan zat aditif sintetis memerlukan serangkaian proses kimia yang terkadang mengalami proses kimia yang tidak sempurna sehingga dapat memberikan dampak negatif terhadap tubuh konsumen.

Beberapa jenis zat aditif yang sering ditemukan dalam produk - produk makanan, yaitu :

1. Pewarna

Pewarna merupakan zat yang dapat memberi warna pada makanan dan memberikan tampilan yang menarik dalam penyajiannya. Kecenderungan manusia menyukai makanan dengan tampilan yang menarik menyebabkan banyak orang menggunakan zat aditif sebagai pewarna makanan. Namun, terkadang ada orang yang menggunakan pewarna yang berbahaya sebagai campuran makanan.

(6)

Ada dua jenis pewarna yang digunakan sebagai campuran makanan, yaitu pewarna alami dan pewarna sintetik.

a. Pewarna Alami

Pewarna alami dapat diperoleh dari ekstrak tumbuh - tumbuhan. Pewarna alami cenderung lebih aman untuk dikonsumsi karena tidak melalui proses kimiawi. Beberapa jenis pewarna alami yang sering digunakan sebagai campuran makanan dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 1 Pemanfaatan Zat Pewarna Alami Nama Pewarna Alami Jenis Bahan Makanan

Beta-karoten (kuning) Keju dan kacang kapri ( kalengan ) Klorofil (hijau) Jeli

Karamel (cokelat hitam) Jem dan jamur (kalengan) Anato (oranye) Es krim dan margarine b. Pewarna Sintetik

Pewarna sintetik dapat diperoleh dari hasil pengolahan dalam industri pewarna makanan. Pewarna ini berupa bahan - bahan kimia yang merupakan hasil sintesis dilaboratorium. Banyak orang yang memiliki kecenderungan memilih pewarna sintetik karena penggunaannya lebih praktis dengan warna yang beragam. Penggunaan bahan pewarna sintetik sebagai pewarna makanan dapat membahayakan bagi kesehatan. Saat ini banyak ditemukan makanan yang menggunakan pewarna buatan yang biasanya digunakan dalam industri tekstil. Jika seseorang sering mengkonsumsi makanan yang dicampur dengan pewarna tersebut, zat yang bersifat racun akan terakumulasi dalam jaringan tubuh yang pada akhirnya dapat mengakibatkan penyakit kanker. Beberapa jenis pewarna sintetik yang sering digunakan sebagai campuran makanan dapat dilihat pada tabel berikut ini.

(7)

Tabel 2 Pemanfaatan Zat Pewarna Sintetik Nama Pewarna Sintetik Jenis Bahan Makanan Eritrosin (merah) Es krim dan jelly

Kuning FCF (kuning) Es krim

Hijau FCF (hijau) Jem dan jamur (kalengan)

Coklat HT (cokelat) Minuman ringan

Biru Berlian (biru) Es krim dan kapri(kalengan)

Beberapa perbedaan antara jenis pewarna sintetis dengan zat pewarna alami yang sering digunakan sebagai campuran makanan dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 3 Perbedaan Zat Pewarna Sintetis dan Zat Pewarna Alami Pembeda Zat pewarna Sintetis Zat pewarna

alami Warna yang dihasilkan Lebih cerah

Lebih homogen

Lebih pudar Tidak homogen

Variasi warna Banyak Sedikit

Harga Lebih murah Lebih mahal

Ketersediaan Tidak terbatas Terbatas

Kestabilan Stabil Kurang stabil

2. Penyedap Rasa dan Aroma serta Penguat Rasa

Pemberian penyedap rasa dan aroma serta penguat rasa pada makanan dapat memberikan aroma dan mempertegas rasa pada makanan. Penyedap rasa ada yang bersifat alamiah dan sintetik. Penyedap rasa alami diperoleh dari berbagai tanaman rempah - rempah, seperti kayu manis, serai, ketumbar, jahe, merica, lada, pala, dan daun salam. Penyedap rasa sintetik yang sering digunakan adalah Monosodium Glutamat (MSG) yang biasanya lebih dikenal dengan nama vetsin. Penggunaan MSG masih aman untuk dikonsumsi. Tapi, jika kita mengkonsumsinya secara berlebihan, maka dapat menimbulkan penyakit Chinese Restaurant Syndrome yang dapat menyebabkan tubuh mudah lelah, pusing kepala, atau sesak napas. Beberapa penyedap rasa lainnya yang sering digunakan dapat dilihat pada tabel berikut ini.

(8)

Tabel 4 Pemanfaatan Zat Penyedap Sintetik Nama Penyedap Sintetik Jenis Bahan Makanan

Isoamil valerat Rasa apel

Isoamil asetat Rasa pisang

Isobutil propionat Rasa rum

Butil butirat Rasa nanas

3. Pengawet

Pengawet merupakan bahan yang sering digunakan untuk mengawetkan makanan supaya dapat bertahan dalam jangka waktu yang lama. Pengawet dapat menghambat mikroorganisme untuk menguraikan makanan sehingga tidak mudah membusuk dalam jangka waktu tertentu. Pengawet makanan ada dua jenis, yaitu pengawet alami dan pengawet sintetik. Pengawet alami dapat berupa gula dan garam. Sedangkan, beberapa jenis zat pengawet sintetik pada makanan dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 5 Pemanfaatan Zat Pengawet Sintetik Nama Pengawet Sintetik Jenis Bahan Makanan Natrium nitrat Daging olahan

Natrium nitrit Daging awetan dan kornet kalengan Asam benzoat Minuman ringan dan kecap

Asam propionate Roti

Kalium benzoat Kecap dan saos 4. Pemanis

Pemanis adalah zat yang ditambahkan kepada makanan atau minuman sehingga menimbulkan rasa manis. Bahan pemanis ini terdiri dari dua jenis, yaitu pemanis alami dan pemanis buatan. Pemanis alami disebut sukrosa yang dapat diperoleh dari olahan gula tebu, gula aren, dan gula merah. Sedangkan, pemanis sintetik berupa zat kimia yang dapat ditambahkan kepada makanan untuk menimbulkan rasa manis pada makanan. Beberapa jenis pemanis sintetik yang terdapat pada makanan dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 6 Pemanfaatan Zat Pemanis Sintetik Nama Pemanis Sintetik Jenis Bahan Makanan

(9)

Sakarin Permen dan es krim

Siklamat Permen dan minuman ringan

Sorbitol Kismis dan jeli

5. Anti Oksidan

Anti oksidan merupakan suatu zat aditif pada makanan berupa senyawa yang mudah teroksidasi. Banyak produk makanan dalam kemasan kaleng yang menggunakan antioksidan. Beberapa jenis zat anti oksidan yang digunakandalam pengolahan makanan, di antaranya asam askorbat dan butilhidroksianisol (BHA). Asam askorbat digunakan padapengolahan daging dan buah kalengan. Sedangkan, butilhid - roksianisol (BHA) digunakan untuk kemasan makanan.

2.2.2 Macam – macam zat Adiktif

Zat adiktif ada dua golongan, yaitu zat adiktif golongan psikotropika dan zat adiktif golongan non-psikotropika. Zat adiktif golongan psikotropika antaralain berbagai macam obat perangsang (stimulan), obat penekan susunan saraf pusat (depresan), dan obat halusinasi (halusinogen). Sedangkan zat adiktif non-psikotropika antara lain minuman beralkohol, rokok, kafein, dan inhalan.

1) Macam-macam Zat Adiktif Non-Psikotropika Nikotin

Nikotin adalah zat adiktif yang mempengaruhi syaraf dan peredaran darah. Zat ini bersifat karsinogen, dan mampu memicu kanker paru-paru yang mematikan. Nikotin merupakan bahan yang sangat candu, bahkan 5 hingga 10 kali lebih kuat menimbulkan efek psikoaktif pada manusia dari pada kokain dan morfin yang jelas dilarang peredarannya. Penghentian pemakaian nikotin pada pecandunya mungkin menghasilkan banyak gejala yang tidak menyenangkan, termasuk mengidam nikotin, sifat lekas marah, kegelisahan, konsentrasi buruk, lemas, tidak bersemangat, keresahan, sakit kepala, kantuk, dan gangguan perut. Nikotin dapat

(10)

menimbulkan efek yang berlawanan, tergantung dosisnya. Pada dosis rendah, nikotin merangsang pikiran dan meningkatkan detak jantung serta tekanan darah. Pada dosis tingggi, nikotin akan menenangkan dan menurunkan detak jantung. Nikotin terdapat dalam asap rokok. Asap rokok mengandung sekitar 4.000 komponen yang berbahaya. Setiap senyawa toksik dalam asap rokok menimbulkan akibat yang berbeda.

Gambar 1. Nikotin pada rokok Alkohol dan Minuman Keras

Alkohol digunakan dalam pembiusan secara luas dan tertua di dunia. Salah satu penggunaan alkohol lainnya adalah untuk mensterilkan berbagai peralatan dalam bidang kedokteran. Jika dikonsumsi berlebihan, akan muncul efek seperti merasa lebih bebas lagi mengekspresikan diri, tanpa ada perasaa terhambat, dan menjadi lebih emosional. Akibat dari gejala ini muncul gangguan pada fungsi fisik hingga motorik, yaitu bicara cadel, pandangan menjadi kabur, sempoyongan, inkoordinasi motorik, dan bisa sampai tidak sadarkan diri.

Gambar 2 Alkohol Kafein

Kafein adalah alkaloida yang terdapat dalam buah tanaman kopi, biji guarana, dan daun teh (theine). Termasuk zat adiktif yang memiliki efek stimulasi. Zat yang terkandung dalam kopi, teh, coklat, dan cola. Kafein memiliki efek adiktif yang jika dijabarkan memiliki pengaruh yang sama

(11)

dengan cara kerja amfetamin, kokain dan heroin, yaitu untuk menstimulasi otak.

Ciri-ciri dari kecanduan caffeine adalah :  Perasaan mudah tersinggung

 Sukar untuk konsentrasi

 Munculnya rasa sakit di bagian belakang kepala  Muntah-muntah

Gambar 3 Kafein pada kopi Inhalan

Inhalan adalah zat yang mudah menguap, dihisap untuk menghasilkan efek psikoaktif. Penggunaan inhalan secara berulang dapat mengakibatkan hambatan ritme jantung dan menyebabkan kematian karena kadar oksigen yang rendah sehingga menyebabkan mati lemas. Sedangkan penyalahgunaan zat ini secara regular dapat mengakibatkan masalah serius pada organ vital termasuk otak, jantung, ginjal, dan hati. Beberapa bahan zat yang sering disalahgunakan sebagai inhalan adalah sebagai berikut:

1. Larutan yang mudah menguap, misalnya lem, aerosol yang terdapat pada cat semprot, hairspray, pengharum ruangan dan deodoran. 2. Larutan gas, misalnya penghilang cat kuku, pengencer cat, type-X,

spidol, toluen murni, cairan korek api, bensin, dan pembersih karburator.

3. Larutan pembersih, misalnya cairan dry clening, penghilang noda, dan penghilang minyak.

4. Berupa gas, misalnya gas tertawa (nitrous oksida), butana, propana, helium, anestesi/pembius (nitrous oksida, eter, dan kloroform).

(12)

Gambar 4 Inhalan 2) Macam-macam Zat Adiktif Psikotropika

Zat adiktif lainnya merupakan zat atau bahan kimia yang bisa membanjiri sel saraf di otak, khususnya Reward Circuit, dengan dopamine, yaitu zat kimia yang mengatur sifat senang, perhatian, kesadaran dan fungsi. Zat Adiktif dapat mempengarui otak dalam berbagai cara:

Stimulant (Upper) adalah jenis zat adiktif yang merangsang fungsi tubuh dan meningkatkan kegairahan kerja. Jenis ini menbuat pemakainnya menjadi aktif, segar dan bersemangat.

Contoh: Amphetamine (Shabu, Ekstasi) dan Kokain.

Gambar 5 (a) Ekstasi, (b) Kokain

Depressant (Downer) adalah jenis zat adiktif yang berfungsi mengurangi aktifitas fungsional tubuh. Jenis ini membuat pemakainya menjadi tenang, tertidur, bahkan tak sadarkan diri.

Contoh: Opioda (Morfin, Heroin, Codein), Sedative (penenang), Hipnotik (obat tidur) dan Tranquilizer (anti cemas).

(13)

Gambar 6 (a) Kodein, (b) Heroin, (c) Morfin

Hallucinogens adalah jenis zat adiktif yang dapat menimbulkan efek halusinasi yang bersifat merubah perasaan, pikiran, dan seringkali menciptakan daya pandang yang berbeda sehingga seluruh persaan dapat terganggu.

Contoh: Kanabis (ganja).

Gambar 7 Ganja 2.3 Kegunaan Zat Aditif dan Zat Adiktif

2.3.1 Keguanaan Zat Aditif

Beberapa fungsi dari zat aditif yang ditambahkan pada makanan di antaranya: a) Meningkatkan kandungan gizi pada makanan.

b) Menjaga kualitas dan tekstur makanan sehingga tetap terlihat segar. c) Menjaga agar makanan dapat tahan lama.

d) Memberikan warna pada bahan makanan sehingga terlihat menarik. e) Memberikan rasa sedap pada makanan.

f) Memberikan aroma yang khas pada makanan.

2.3.2 Kegunaan Zat Adiktif

(14)

a)

Sebagai obat anastesi/ obat bius.

b)

Sebagai penghilang rasa nyeri (analgesia)

c)

Mengurangi rasa tegang sebelum operasi

d)

Menghilangkan refleks batuk

e)

Menghilangkan rasa cemas sebelum operasi

f)

Mengurangi depresi yang disebabkan oleh obat penghambat susunan syaraf pusat/ analeptik

g)

Sebagai Stimulan atau merangsang fungsi tubuh dan meningkatkan kegairahan serta kesadaran sehingga kemampuan beraktivitas akan meningkat selama beberapa jam. Jenis zat stimulan, antara lain kafein, kokain, dan amfetamin. Contoh zat stimulan yang sekarang disalahgunakan adalah shabu-shabu dan ekstasi.

(15)

BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan

Zat aditif adalah zat-zat yang ditambahkan pada makanan selama proses produksi, pengemasan atau penyimpanan untuk maksud tertentu. Sedangkan Zat adiktif adalah zat-zat yang dapat membuat pemakainya kecanduan (adiksi). Kecanduan adalah suatu keadaan fisik (jasmani) maupun nonfisik (psikologis) dari seseorang yang merasa tidak normal jika tidak menggunakan zat tertentu.

Berdasarkan sumbernya, zat aditif dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu (1) Zat Aditif Alami yaitu zat aditif yang bisa diperoleh dari alam, seperti daun salam, daun pandan, kunyit, jahe, gula aren, dan asam dan (2) Zat Aditif Sintetis (Buatan) yaitu zat aditif yang dibuat dengan serangkaian proses kimia seperti formalin, Monosodium Glutamat (MSG), dan sakarin. Beberapa jenis zat aditif yang sering ditemukan dalam produk - produk makanan, antaralain pewarna, penyedap rasa dan aroma serta penguat rasa, Pengawet, pemanis, dan anti oksidan.

Zat adiktif dibagi menjadi dua golongan, yaitu (1) zat adiktif golongan psikotropika antaralain berbagai macam obat perangsang (stimulan), obat penekan susunan saraf pusat (depresan), dan obat halusinasi (halusinogen). (2) zat adiktif non-psikotropika antara lain minuman beralkohol, rokok, kafein, dan inhalan.

(16)

Daftar Pustaka

Azmiyati, Siti Riza. 2014. Penggunaan Napza: Jurnal Kesehatan Masyarakat, (Online), (Journal.unnes.ac.id). Diakses 23 Januari 2016

Hawari, D. (1990). Penyalahgunaan dan Ketergantungan NAZA (Narkotika, Alkohol, dan Zat Adiktif). Jakarta: FK-UI

Hidayati, Sri dkk.2009. Sains Biologi 2 SMA/MA. Jakarta: Bumi Aksara

Maulidya, Nurma. 2012. Penggunaan Zat Adiktif dan Psikotropika dalam Bidang Kesehatan, (Online), (

http://nurma- maulidya.blogspot.co.id/2012/03/penggunaan-zat-adiktif-dan-psikotropika.html). Diakses 23 Januari 2016

Puspita, Diana. 2009. Alam Sekitar IPA Terpadu. Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

Wresniwiro. (1999). Narkoba dan Pengaruhnya. Jakarta: Widya Medika.

Gambar

Tabel 2 Pemanfaatan Zat Pewarna Sintetik Nama Pewarna Sintetik Jenis Bahan Makanan Eritrosin (merah) Es krim dan jelly Kuning FCF (kuning) Es krim
Tabel 4 Pemanfaatan Zat Penyedap Sintetik Nama Penyedap Sintetik Jenis Bahan Makanan
Gambar 1. Nikotin pada rokok Alkohol dan Minuman Keras
Gambar 3 Kafein pada kopi Inhalan
+3

Referensi

Dokumen terkait

Menyatakan bahwa naskah Karya Tulis Ilmiah ini dengan judul Uji Hambat Ekstrak Bunga Kamboja Putih (Plumeria acuminata) Pada Pertumbuhan Jamur Candida albicans

Setelah dilakukan penelitian pengetahuan ibu nifas tentang tanda bahaya nifas pada kategori baik terdapat 5 responden yang rata-rata responden sudah memahami dan menguasai

Aktivitas bakteriosin yang dihasilkan oleh L.plantarum DJ3 dalam penelitian ini lebih kecil jika dibandingkan dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Ogunbanwo, et

Berdasarkan hasil dari penelitian yang telah dilakukan, maka dapat dikemukakan beberapa saran yaitu: (1) Karena metode pembelajaran proyek menggunakan media Mind Map

Menurut Syekh Muhammad Amin Al- Kudry, tasawuf adalah suatu ilmu yang dengannya dapat diketahui hal ihwal kebaikan dan keburukan jiwa, cara membersihkannya

guru mengatur tempat duduk sesuai dengan karakteristik siswa dan mata pelajaran, serta aktivitas pembelajaran yang akan dilakukan;.. volume dan intonasi suara guru dalam

[r]

Hal ini dapat diketahui dari hasil wawancara kepada guru mata pelajaran Bahasa Arab yaitu Siti Anis Sulalah, S.Pd.I, beliau mengatakan: pasti menciptakan iklim/suasana