LEMBAR PERSETUJUAN
Substansi Prosedur Tetap tentang Pengujian Bahan Pemeliharaan, Bahan Restorasi dan
Bahan Reproduksi Arsip telah saya setujui.
Disetujui di Jakarta
Pada tanggal
September 2011
DEPUTI BIDANG KONSERVASI ARSIP,
PROSEDUR TETAP
NOMOR 13 TAHUN 2011
TENTANG
PENGUJIAN BAHAN PEMELIHARAAN, BAHAN RESTORASI
DAN BAHAN REPRODUKSI ARSIP
BAB I
PENDAHULUAN
A. Umum
Arsip merupakan bukti akuntabilitas kinerja organisasi dan warisan budaya yang
perlu dilestarikan terutama terhadap informasi yang terkandung di dalamnya sehingga dapat
didayagunakan untuk berbagai kepentingan baik pemerintah maupun masyarakat. Di dalam
arsip akan tercermin dinamika kegiatan pemerintah dan pembangunan serta kehidupan
berbangsa dan bernegara secara nyata, lengkap dan benar. Agar informasi tersebut tidak
rusak atau hilang karena berbagai faktor perusak maka harus diupayakan pelestarian
medianya.
Media arsip terdiri dari berbagai bahan penyusunnya, misalnya arsip kertas terdiri
dari kertas, tinta, dan perekat. Umumnya bahan-bahan yang digunakan tersebut kurang
mendukung dalam upaya pelestariannya karena misalnya kertas mengandung asam.
Bahan-bahan arsip yang digunakan untuk pemeliharaan juga saling kontak satu dengan yang
lainnya, hal ini akan mempermudah kerusakan arsip terutama yang disebabkan oleh asam
yang terkandung dalam bahan-bahan tersebut. Demikian juga ketika dilakukan perawatan
arsip melalui kegiatan restorasi arsip, atau ketika dilakukan penyelamatan informasi arsip
melalui kegiatan reproduksi arsip.
Jika bahan yang digunakan tidak sesuai dengan persyaratan pemeliharaan, restorasi
dan reproduksi arsip, maka bukan akan menyelamatkan arsip tetapi memperburuk kondisi
fisiknya atau bahkan dapat merusaknya dan menyebabkan tidak terselamatkannya informasi
yang terkandung dalam arsip tersebut. Penentuan bahan-bahan kearsipan untuk
pemeliharaan, restorasi dan reproduksi arsip akan sangat menentukan terhadap kualitas dan
daya tahan arsip. Untuk itu semua bahan-bahan kearsipan harus memenuhi kaidah
kearsipan, dan juga aman bagi arsip dan pengelolanya.
Sehubungan dengan hal tersebut diatas, dalam rangka preservasi arsip untuk
mengetahui kualitas pemakaian bahan-bahan pemeliharaan, restorasi dan reproduksi arsip
maka perlu diatur dalam bentuk Prosedur Tetap tentang Pengujian Bahan Pemeliharaan,
Bahan Restorasi dan Bahan Reproduksi Arsip.
B. Maksud dan Tujuan
Penyusunan Prosedur Tetap tentang Pengujian Bahan Pemeliharaan, Bahan
Restorasi dan Bahan Reproduksi adalah untuk memberikan petunjuk dan acuan dalam
melaksanakan salah satu kegiatan pengujian yang sangat menunjang kelancaran kegiatan
preservasi arsip.
Tujuannya adalah untuk menjamin arsip yang bernilai permanen tetap terpelihara
dimana fisik arsipnya dapat terawat, dan informasinya dapat terselamatkan sehingga dapat
dimanfaatkan oleh setiap pengguna arsip, baik sebagai bahan pendukung pelaksanaan fungsi
manajemen maupun kegiatan penelitian berbagai ilmu pengetahuan.
C. Ruang Lingkup
Prosedur Tetap tentang Pengujian Bahan Pemeliharaan, Bahan Restorasi dan
Bahan Reproduksi Arsip ini berlaku dan digunakan oleh Subdit Instalasi Laboratorium dan
unit kerja yang terkait di lingkungan Direktorat Preservasi.
Pengujian Bahan Pemeliharaan, Restorasi dan Reproduksi yang dimaksud dalam
protap ini, terdiri dari Pengujian Bahan Pemeliharaan yaitu pengujian pada bahan-bahan
yang digunakan dalam proses pemeliharaan dan perawatan arsip di ruang penyimpanan
arsip/depot yang dibatasi pada pengujian pelaksanaan fumigasi arsip konvensional;
Pengujian Bahan Restorasi yaitu pengujian pada bahan-bahan yang digunakan dalam
proses restorasi/perbaikan arsip konvensional dan media baru baik secara langsung maupun
tidak langsung, namun untuk saat ini jenis pengujian dibatasi hanya pada pengujian bahan
restorasi arsip konvensional yaitu pada pulp, non woven sheet, tissue, blotting paper,
lem/perekat dan bahan lainnya; dan Pengujian Bahan Reproduksi yaitu pengujian pada
bahan-bahan yang digunakan dalam proses reproduksi/alih media arsip baik secara langsung
maupun tidak langsung.
D. Dasar
1. Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2009 tentang Kearsipan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 152, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5071);
2. Keputusan Presiden Nomor 105 Tahun 2004 tentang Pengelolaan Arsip Statis
(Lembaga Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 143);
3. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor: PER/21/M.PAN/11/2008
tentang Pedoman Penyusunan Standar Operating Prosedur (SOP) Administrasi
Pemerintah;
4. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 22 Tahun 2008
tentang Pedoman Umum Tata Naskah Dinas;
5. Peraturan Kepala Arsip Nasional Republik Indonesia Nomor 03 Tahun 2006 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Arsip Nasional Republik Indonesia sebagaimana telah dua
kali diubah dengan Peraturan Kepala Arsip Nasional Republik Indonesia Nomor 05
Tahun 2010;
6. Peraturan Kepala Arsip Nasional Republik Indonesia Nomor 06 Tahun 2009 tentang
Petunjuk Pelaksanaan Penyusunan Prosedur Tetap di Lingkungan Arsip Nasional
Republik Indonesia.
E. Pengertian
Dalam Prosedur Tetap ini yang dimaksud dengan:
1. Pengujian adalah kegiatan teknis, terdiri atas penetapan, penentuan satu atau lebih
sifat atau karakteristik dari suatu produk, bahan, peralatan, organisma, proses atau
jasa, sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan.
2. Restorasi Arsip adalah suatu tindakan dan prosedur yang dilalui dalam proses
merehabilitasi atau memperkuat kondisi fisik arsip/dokumen yang mengalami
kerusakan (deteriorate) atau mengalami penurunan kualitas secara fisik.
3. Reproduksi Arsip adalah suatu penggandaan isi dokumen tapi tidak selalu dalam
bentuk dan penampilan yang sama dengan sumber asalnya.
4. Arsip Konvensional atau arsip kertas adalah arsip yang isi informasinya berupa teks,
gambar atau grafik dan terekam dalam media kertas.
5. Arsip Media Baru adalah arsip yang isi informasi dan bentuk fisiknya direkam dalam
media magnetik menggunakan perangkat elektronik. Termasuk kategori arsip media
baru adalah : arsip elekronik dan arsip jenis lain yang tidak berbasis kertas.
6. Fumigasi adalah suatu tindakan pengasapan yang bertujuan mencegah, mengobati, dan
mensterilkan bahan kearsipan, dengan menggunakan senyawa kimia yang disebut
fumigant. Efektifitas Fumigasi adalah kesesuaian dosis dan konsentrasi pelaksanaan
BAB II
PROSEDUR PENGUJIAN BAHAN PEMELIHARAAN,
BAHAN RESTORASI DAN BAHAN REPRODUKSI ARSIP
Prosedur Pengujian Bahan Pemeliharaan, Restorasi, dan Reproduksi Arsip dilaksanakan
melalui tahapan sebagai berikut:
1. a. Direktur Preservasi memerintahkan pengujian terhadap bahan pemeliharaan, bahan
restorasi, dan bahan reproduksi yang berasal dari luar Lingkungan Direktorat Preservasi.
b. Kepala Subdirektorat (Kasubdit) Instalasi Laboratorium melakukan koordinasi kerja
tentang pelaksanaan kegiatan pengujian bahan pemeliharaan, bahan restorasi, dan bahan
reproduksi arsip dengan Kasubdit Penyimpanan Arsip Konvensional, Kasubdit Restorasi
Arsip dan Kasubdit Reproduksi Arsip.
2. a. Kasubdit Instalasi Laboratorium menerima perintah pengujian terhadap bahan
pemeliharaan, bahan restorasi, dan bahan reproduksi yang berasal dari luar.
b. Kasubdit Instalasi Laboratorium menerima permohonan untuk pelaksanaan pengujian
bahan pemeliharaan, bahan restorasi, dan bahan reproduksi arsip dan menganalisis
kesiapan dan kesanggupan melaksanakan pengujian.
3. Kasubdit Instalasi laboratorium menginstruksikan Analis Laboratorium, Arsiparis dan
Peneliti untuk melaksanakan pengujian bahan pemeliharaan, bahan restorasi, dan bahan
reproduksi arsip.
4. Analis Laboratorium, Arsiparis dan Peneliti menerima perintah dan contoh uji untuk
pelaksanaan pengujian bahan pemeliharaan, bahan restorasi, dan bahan reproduksi arsip.
5. Analis Laboratorium, Arsiparis dan Peneliti melakukan sampling dan mengidentifikasi
pengujian bahan pemeliharaan, bahan restorasi, dan bahan reproduksi arsip sesuai dengan
metode dan parameter yang telah ditentukan.
6. Analis Laboratorium, Arsiparis dan Peneliti melakukan pengujian bahan pemeliharaan,
bahan restorasi, dan bahan reproduksi arsip dengan menggunakan metode dan standar yang
telah ditentukan (bagan alir):
a. Pengujian Bahan Pemeliharaan Arsip Konvensional, dengan fumigasi arsip, terdiri atas
2 (dua) parameter cara uji yaitu:
1) Cara Uji Kebocoran, Konsentrasi dan Batas Aman Gas Fosfin
2) Cara Uji Fumigasi Fosfin dengan Faktor Biologi
b. Pengujian Bahan Restorasi Arsip Konvensional, terdiri atas 10 parameter cara uji
yaitu:
1) Cara Uji pH Ektraksi
2) Cara Uji Kualitatif Lignin Pada Kertas
3) Cara Uji Ketebalan Kertas
4) Cara Uji Gramatur Kertas
5) Cara Uji Daya Serap Air Pada Kertas dengan Metode Cobb
6) Cara Uji Ketahanan Lipat Kertas dengan Metode MIT
7) Cara Uji Kekuatan Sobek Kertas dengan Metode Elmendorf
8) Cara Uji Kadar Abu Pada Kertas
9) Cara Uji Kadar CaCO
3(Alkali Reserve) Pada Kertas
10) Cara Uji Ketahanan Kertas Terhadap Jamur
c. Pengujian Bahan Reproduksi
7. Analis Laboratorium, Arsiparis dan Peneliti mencatat hasil pengujian sementara yang
dituangkan dalam formulir hasil pengujian bahan pemeliharaan, bahan restorasi, dan bahan
reproduksi Arsip.
8. Analis Laboratorium, Arsiparis dan Peneliti mencatat kembali hasil pengujian dalam
logbook hasil pengujian dan mengolah data-data hasil pengujian.
9. Analis Laboratorium, Arsiparis dan Peneliti membuat laporan pengujian bahan
pemeliharaan, bahan restorasi, dan bahan reproduksi arsip dan menyampaikan kepada
Kasubdit Instalasi Laboratorium untuk dikoreksi.
10. Kasubdit Instalasi Laboratorium mengoreksi laporan pengujian dan menyampaikan hasil
pengujian bahan pemeliharaan, bahan restorasi, dan bahan reproduksi arsip kepada Kasubdit
Penyimpanan Arsip Konvensional, Kasubdit Restorasi Arsip, Kasubdit Reproduksi Arsip,
dan atau pemohon dari luar.
11. Kasubdit Instalasi Laboratorium melaporkan hasil pengujian bahan pemeliharaan, bahan
restorasi, dan bahan reproduksi arsip kepada Direktur Preservasi.
12. Direktur Preservasi menerima laporan hasil pengujian bahan pemeliharaan, bahan restorasi,
dan bahan reproduksi arsip.
BAB III
PENUTUP
Prosedur Tetap tentang Pengujian Bahan Pemeliharaan, Bahan Restorasi, dan Bahan
Reproduksi Arsip ini merupakan acuan umum untuk pelaksanaan kegiatan pengujian
laboratorium dilingkungan Direktorat Preservasi dalam rangka preservasi arsip. Penjabaran
pelaksanaan kegiatan teknis yang lebih terperinci dapat dituangkan dalam prosedur teknis
pengujian yang menjadi lampiran prosedur tetap ini.
Prosedur Tetap tentang Pengujian Bahan Pemeliharaan, Bahan Restorasi, dan Bahan
Reproduksi Arsip ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Dan apabila dikemudian hari
terdapat kekeliruan akan dilakukan perbaikan sebagaimana mestinya.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal
September 2011
DEPUTI BIDANG KONSERVASI ARSIP,
Arsip Nasional Republik Indonesia
LAMPIRAN
PROSEDUR TETAP
NOMOR 13 TAHUN 2011
TENTANG
PENGUJIAN BAHAN PEMELIHARAAN, BAHAN RESTORASI
DAN BAHAN REPRODUKSI ARSIP
DAFTAR LAMPIRAN
PROSEDUR TETAP TENTANG
PENGUJIAN BAHAN PEMELIHARAAN, BAHAN RESTORASI
DAN BAHAN REPRODUKSI ARSIP
LAMPIRAN 1 DIAGRAM ALIR PENGUJIAN BAHAN PEMELIHARAAN, RESTORASI DAN
REPRODUKSI ARSIP
LAMPIRAN 2 BAGAN ALIR PENGUJIAN BAHAN PEMELIHARAAN, BAHAN
RESTORASI DAN BAHAN REPRODUKSI ARSIP
LAMPIRAN 3 TABEL KONDISI IDEAL PENGUJIAN BAHAN PEMELIHARAAN,
RESTORASI DAN REPRODUKSI ARSIP
LAMPIRAN 4 CONTOH FORMULIR HASIL PENGUJIAN BAHAN PEMELIHARAAN
ARSIP KONVENSIONAL MELALUI PELAKSANAAN FUMIGASI ARSIP DENGAN FOSFIN
LAMPIRAN 5 CARA UJI KEBOCORAN, KONSENTRASI DAN BATAS AMAN GAS FOSFIN
LAMPIRAN 6 CARA UJI FUMIGASI FOSFIN DENGAN FAKTOR BIOLOGI
LAMPIRAN 7 CONTOH FORMULIR HASIL PENGUJIAN BAHAN RESTORASI ARSIP KONVENSIONAL
LAMPIRAN 8 CARA UJI PH EKSTRAKSI
LAMPIRAN 9 CARA UJI KUALITATIF LIGNIN PADA KERTAS LAMPIRAN 10 CARA UJI KETEBALAN KERTAS
LAMPIRAN 11 CARA UJI GRAMATUR KERTAS
LAMPIRAN 12 CARA UJI DAYA SERAP AIR PADA KERTAS DENGAN METODE COBB LAMPIRAN 13 CARA UJI KETAHANAN LIPAT KERTAS DENGAN METODE MIT
LAMPIRAN 14 CARA UJI KEKUATAN SOBEK KERTAS DENGAN METODE ELMENDORF
LAMPIRAN 15 CARA UJI KADAR ABU PADA KERTAS
LAMPIRAN 16 CARA UJI KADAR CaCO3 (ALKALI RESERVE) PADA KERTAS
Lampiran 1 Prosedur Tetap
Nomor : Tahun 2011 Tanggal : September 2011
DIAGRAM ALIR
PENGUJIAN BAHAN PEMELIHARAAN, BAHAN RESTORASI, DAN BAHAN REPRODUKSI ARSIP
No Tahap Kegiatan Unit Penyelesaian Analis Laboratorium, Arsiparis, dan Peneliti Kasubdit Instalasi Laboratorium Kasubdit Penyimpanan Arkon/Kasubdit Restorasi/Kasubdit Reproduksi Direktur Preservasi 1 a. Direktur Preservasi memerintahkan pengujian terhadap bahan pemeliharaan, bahan restorasi, dan bahan reproduksi yang berasal dari luar Lingkungan Direktorat Preservasi b. Kepala Subdirektorat (Kasubdit) Instalasi Laboratorium melakukan koordinasi kerja tentang pelaksanaan kegiatan pengujian bahan pemeliharaan, bahan restorasi, dan bahan reproduksi arsip 2 a. Menerima perintah
pengujian terhadap bahan pemeliharaan, bahan restorasi, dan bahan reproduksi yang berasal dari luar
b. Menerima permohonan untuk pelaksanaan pengujian bahan pemeliharaan, bahan restorasi, dan bahan reproduksi arsip dan menganalisis kesiapan dan kesanggupan melaksanakan pengujian 3 Menginstruksikan pengujian bahan pemeliharaan, bahan restorasi, dan bahan reproduksi arsip
No Tahap Kegiatan Unit Penyelesaian Analis Laboratorium, Arsiparis, dan Peneliti Kasubdit Instalasi Laboratorium Kasubdit Penyimpanan Arkon/Kasubdit Restorasi/Kasubdit Reproduksi Direktur Preservasi
4 Menerima perintah dan contoh uji untuk pelaksanaan pengujian bahan
pemeliharaan, bahan restorasi, dan bahan reproduksi arsip
5 Melakukan sampling dan mengidentifikasi pengujian bahan pemeliharaan, bahan restorasi, dan bahan reproduksi arsip sesuai dengan metode dan parameter yang telah ditentukan
6 Melakukan pengujian bahan pemeliharaan, bahan restorasi, dan bahan reproduksi arsip dengan menggunakan metode dan standar yang telah ditentukan (bagan alir)
7 Mencatat hasil pengujian sementara yang dituangkan dalam formulir hasil pengujian bahan pemeliharaan, bahan restorasi, dan bahan reproduksi arsip 8 Mencatat kembali hasil
pengujian dalam logbook hasil pengujian dan mengolah data-data hasil pengujian
9 Membuat dan menyampaikan laporan pengujian bahan pemeliharaan, bahan restorasi, dan bahan reproduksi arsip 10 Mengoreksi laporan pengujian dan menyampaikan hasil pengujian bahan pemeliharaan, bahan restorasi, dan bahan reproduksi arsip
No Tahap Kegiatan Unit Penyelesaian Analis Laboratorium, Arsiparis, dan Peneliti Kasubdit Instalasi Laboratorium Kasubdit Penyimpanan Arkon/Kasubdit Restorasi/Kasubdit Reproduksi Direktur Preservasi
11 Melaporkan hasil pengujian bahan pemeliharaan, bahan restorasi, dan bahan reproduksi arsip
12 Menerima laporan hasil pengujian bahan pemeliharaan, bahan restorasi, dan bahan reproduksi arsip
Norma waktu :
1. Pengujian bahan pemeliharaan arsip konvensional (fumigasi arsip) membutuhkan waktu
10 hari kerja untuk setiap pelaksanaan fumigasi. Pelaksanaan seluruh kegiatan
diselesaikan maksimal 14 hari kerja.
2. Pengujian bahan restorasi arsip
konvensional membutuhkan waktu 14 hari kerja setiap
sampel. Pelaksanaan seluruh
kegiatan diselesaikan maksimal 20 hari kerja.
DEPUTI BIDANG KONSERVASI ARSIP,
Lampiran 2 Prosedur Tetap
Nomor : Tahun 2011 Tanggal : September 2011
BAGAN ALIR
PENGUJIAN BAHAN PEMELIHARAAN,
BAHAN RESTORASI DAN BAHAN REPRODUKSI ARSIP
Pelaksanaan
Pelaksanaan
Lampiran 3 Prosedur Tetap
Nomor : Tahun 2011 Tanggal : September 2011
TABEL KONDISI IDEAL
PENGUJIAN BAHAN PEMELIHARAAN, RESTORASI DAN REPRODUKSI ARSIP
No. Jenis Bahan / Objek Uji Parameter Kondisi Ideal Referensi
1 Bahan Pemeliharaan Arsip Konvensional (Fumigasi Arsip)
Kebocoran Tidak ada Manual Fumigasi Fosfin untuk
Karantina Tumbuhan,
2007 Konsentrasi gas fosfin ≥ 200 ppm
Batas aman (cleareance gas)
≤ 0.3 ppm
Pengujian biologi Semua stadia hama mati
2 Bahan Restorasi Arsip Konvensional
Pulp,
Non woven sheet Japaness tissue Blotting paper dll pH 5.5 - 8.5 Pelestarian Bahan Pustaka dan Arsip, 1992 Lignin Bebas lignin
Ketebalan Sesuai Gramatur Sesuai Daya Serap Air Sesuai Ketahanan lipat Baik Ketahanan sobek Baik
Kandungan zat pengisi (kadar abu)
10%
Kadar CaCO3 Sesuai (min 2%)
Ketahanan terhadap jamur Baik Lem/perekat pH 5.5 - 8.5
Zat tambahan Serendah mungkin Persyaratan lain Sebaiknya tidak
berwarna
Persyaratan lain Cukup kelenturannya, tidak rapuh dan kaku Tidak mengandung kalsium, alum, zink klorida dan asam-asam
Harus dapat dibuka dengan merendam dalam air (lem alami), lem sintetik dapat dibuka dengan pelarut tertentu
Lampiran 4 Prosedur Tetap
Nomor : Tahun 2011 Tanggal : September 2011
CONTOH FORMULIR
HASIL PENGUJIAN BAHAN PEMELIHARAAN ARSIP KONVENSIONAL MELALUI PELAKSANAAN FUMIGASI ARSIP DENGAN FOSFIN
PENGUJIAN BAHAN PEMELIHARAAN, RESTORASI DAN REPRODUKSI ARSIP SUBDIREKTORAT INSTALASI LABORATORIUM
ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA
No.
HASIL PENGUJIAN BAHAN PEMELIHARAAN ARSIP KONVENSIONAL MELALUI PELAKSANAAN FUMIGASI ARSIP DENGAN FOSFIN
Fumigant : ___________________ Dosis : _____________________________________ Fumigator : _____________________________________________________________________ Tempat pelaksanaan : ___________________ _ Volume : _____________________________________ Waktu Pelaksanaan : _______________ Jam WIB s.d __________________ Jam WIB Kondisi Ruangan : _______________ Suhu : _______ oC RH : ________ %
1. Hasil Pengujian Kebocoran
No Uraian/lokasi pengukuran Kebocoran Keterangan
Terdeteksi Tidak
1 2 dst
2. Pengujian Konsentrasi
No Uraian/ lokasi selang uji
Konsentrasi gas (ppm) pada Jam
ke …. Keterangan
0 6 12 24 48 72 96 1
2 dst
3. Hasil Pengujian batas aman
No Uraian/lokasi pengukuran Konsentrasi gas (ppm) Hasil pengujian Keterangan Aman Tidak aman 1 2 dst
4. Pengujian Faktor Biologi
No Jenis sampel Lokasi Hasil pengujian Keterangan
1 2 dst KESIMPULAN ____________________________________________________________________________________________ ____________________________________________________________________________________________ ____________________________________________________________________________________________ Jakarta, ... Mengetahui
Penanggung jawab Penguji
Lampiran 5 Prosedur Tetap
Nomor : Tahun 2011 Tanggal : September 2011
CARA UJI KEBOCORAN, KONSENTRASI DAN BATAS AMAN GAS FOSFIN (Cara Uji Nomor 18)
A. Ruang Lingkup
Standar ini meliputi definisi, peralatan dan bahan, cara uji dan laporan hasil uji kebocoran, konsentrasi dan batas aman gas fosfin.
B. Definisi
1. Uji kebocoran gas fosfin adalah pengujian ada tidaknya kebocoran gas fosfin keluar ruangan fumigasi selama pelaksanaan fumigasi.
2. Uji konsentrasi gas fosfin adalah pengujian konsentrasi gas fosfin pada pelaksanaan fumigasi arsip kertas.
3. Uji batas aman gas fosfin adalah pengujian batas konsentrasi gas fosfin yang diperkenankan berada dalam ruangan penyimpanan arsip setelah pelaksanaan fumigasi selesai.
C. Perlatan dan Bahan
1. Draeger Pump dilengkapi dengan alat pemotong tube;
2. Tube 50 s.d 1000 ppm (konsentrasi fosfin) untuk pengujian konsentrasi fosfin, dan 0,1 s.d 4 ppm untuk pengujian konsentrasi batas aman;
3. Masker yang dilengkapi dengan canister untuk gas fosfin atau Self-Contain Breathing Apparatus (SCBA);
4. Selang pengukuran gas. Pastikan selang pengukuran gas sudah terpasang pada ruangan yang akan difumigasi sebelum pelaksanaan fumigasi, dan pada bagian ujung selang ditempatkan pada ruangan yang aman dari fumigasi;
5. Alat pengukur kebocoran gas, Riken Leak Detector.
D. Cara Uji 1. Persiapan
a. Dipersiapkan peralatan yang diperlukan untuk melakukan pengujian. Tabung oksigen pada SCBA pastikan masih dalam volume yang cukup untuk melakukan pengujian atau jika menggunakan masker pastikan canister yang dipakai masih dalam kondisi baik dan belum pernah digunakan.
b. Disiapkan alat pengukur kebocoran gas, Riken Leak Detector. Pastikan baterai masih dalam keadaan baik.
bagian ujung tube fosfin dengan alat pemotong tube.
d. Sebelum melakukan pengujian diharuskan menggunakan seluruh peralatan keselamatan kerja terutama masker atau SCBA.
e. Catat volume ruangan yang akan difumigasi, dosis, dan jenis fumigant. 2. Pengujian kebocoran
a. Pada bagian gedung atau sungkup yang rawan kebocoran diperiksa dengan menggunakan Riken Leak Detector.
b. Pada fumigasi sungkup, seluruh permukaan sungkup yang terjangkau diperiksa dengan menggunakan Riken Leak Detector.
c. Pada fumigasi ruang bagian yang periksa adalah bagian yang rawan kebocoran seperti celah atau retakan dinding, jendela, pintu dan sealing.
d. Jika terdapat kebocoran maka titik kebocoran dicatat dan dilaporkan pada penanggungjawab ruangan yang difumigasi.
3. Pengujian konsentrasi gas fosfin selama fumigasi
a. Periksa konsentrasi fumigant melalui ujung selang, dengan menggunakan Draeger Pump. b. Pengujian dilakukan pada awal pelepasan gas, pada jam ke 6, 12, 24, 48, 72 dan 96 jam,
hingga akhir pelaksanaan fumigasi. Jika tidak memungkinkan maka minimal pelaksanaan pengujian dilakukan pada awal dan akhir pelaksanaan fumigasi.
c. Pompa pump hingga tiga kali pompa. Catat hasil perubahan warna skala pada tube. Beri label pada tube fosfin sesuai dengan lokasi dan jam pengujian.
d. Standar minimal konsentrasi fumigant adalah 200 ppm, selama pelaksanaan fumigasi arsip.
4. Pengujian konsentrasi batas aman gas fosfin setelah fumigasi
a. Periksa konsentrasi fumigant melalui ujung selang, dengan menggunakan Draeger Pump setelah proses aerasi pada pelaksanaan selesai.
b. Pompa pump hingga tiga kali pompa. Catat hasil perubahan warna skala pada tube. Beri label pada tube fosfin sesuai dengan lokasi dan jam pengujian.
c. Standar maksimal (batas aman) konsentrasi fumigant adalah 0,3 ppm, setelah pelaksanaan fumigasi arsip.
d. Jika pengukuran melalui selang telah menunjukan skala dibawah 0,3 ppm, maka pengujian dilanjutkan didalam ruangan secara langsung dengan tetap memakai
peralatan keselamatan kerja.
5. Perhitungan
Hasil pengukuran konsentrasi dan batas aman gas fosfin (ppm) dilihat langsung pada skala yang ditunjukan dengan perbedaan warna tube setelah pengujian. Seperti ditunjukan gambar berikut:
Sedangkan untuk kebocoran gas fosfin ditentukan dengan adanya perubahan lampu skala disertai bunyi alarm panjang pada alat Riken Leak Detector, menunjukkan positif adanya kebocoran gas fosfin.
E. Laporan Hasil Uji
Laporan hasil uji dituangkan dalam formulir “Hasil Pengujian Kebocoran, Konsentrasi dan Batas Aman Gas Fosfin” seperti contoh berikut:
Perubahan warna tube Skala pengukuran
Contoh Formulir
Hasil Pengujian Kebocoran, Konsentrasi dan Batas Aman Gas Fosfin
PENGUJIAN BAHAN PEMELIHARAAN, RESTORASI DAN REPRODUKSI ARSIP SUBDIREKTORAT INSTALASI LABORATORIUM
ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA
No.
HASIL PENGUJIAN KEBOCORAN, KONSENTRASI DAN BATAS AMAN GAS FOSFIN
Fumigant : ___________________ Dosis : _____________________________________ Fumigator : _____________________________________________________________________ Tempat pelaksanaan : ___________________ _ Volume : _____________________________________ Waktu Pelaksanaan : _______________ Jam WIB s.d __________________ Jam WIB Kondisi Ruangan : _______________ Suhu : _______ oC RH : ________ %
1. Hasil Pengujian Kebocoran
No Uraian/lokasi pengukuran Kebocoran Keterangan
Terdeteksi Tidak 1 2 3 dst 2. Pengujian Konsentrasi
No Uraian/ lokasi selang uji Konsentrasi gas (ppm) pada Jam ke …. Keterangan
0 6 12 24 48 72 96
1 2 3 dst
3. Hasil Pengujian Batas aman
No Uraian/lokasi pengukuran Konsentrasi gas (ppm) Hasil pengujian Keterangan Aman Tidak aman 1 2 3 dst KESIMPULAN ____________________________________________________________________________________________ ____________________________________________________________________________________________ ____________________________________________________________________________________________ Jakarta, ... Mengetahui
Penanggung jawab Penguji
Lampiran 6 Prosedur Tetap
Nomor : Tahun 2011 Tanggal : September 2011
CARA UJI FUMIGASI FOSFIN DENGAN FAKTOR BIOLOGI (Cara Uji Nomor 19)
A. Ruang Lingkup
Standar ini meliputi definisi, peralatan dan bahan, cara uji dan laporan hasil uji fumigasi fosfin dengan faktor biologi.
B. Definisi
1. Keefektifan fumigasi adalah ukuran keberhasilan pelaksanaan fumigasi yang ditandai dengan tercapainya konsentrasi standar fumigasi.
2. Faktor biologi perusak arsip adalah organisme yang dalam kehidupannya dapat merusak arsip baik menggunakan bahan dasar arsip sebagai makanannya maupun sebagai tempat hidup, yang terdiri dari serangga/insekta, binatang pengerat/tikus dan jamur/kapang/cendawan.
C. Peralatan dan Bahan
1. Boks/kandang yang digunakan sebagai tempat diletakkannya sampel uji serangga/insekta dan binatang pengerat/tikus;
2. Wadah tertutup untuk membawa sampel uji;
3. Sampel serangga/insekta: kecoa, silverfish/firebrat, rayap (rayap kering atau rayap basah), bookworm (cacing buku), ngengat, kepinding dan lain-lain;
4. Sampel binatang pengerat (tikus dewasa); 5. Peralatan keselamatan kerja.
D. Cara Uji 1. Persiapan
a. Disiapkan sampel pengujian sebagai berikut:
1) Sampel serangga/insekta yang digunakan adalah serangga yang dapat merusak arsip, yaitu : kecoa, silverfish/firebrat, rayap (rayap kering atau rayap basah), bookworm (cacing buku), ngengat, kepinding dan lain-lain. Sebaiknya serangga/insekta yang digunakan adalah mewakili semua fase pertumbuhan ( larva, pupa dan dewasa). Jika tidak minimal disiapkan serangga dewasa dan telur/larvanya.
2) Sampel binatang pengerat dapat digunakan tikus dewasa.
b. Sampel uji serangga/insekta dan binatang pengerat/tikus dimasukkan dalam boks/kandang, dan pastikan masing-masing sampel uji dalam kondisi normal dapat hidup dalam boks/kandang tersebut.
2. Pelaksanaan pengujian sebelum fumigasi
a. Semua sampel uji (serangga/insekta, binatang pengerat/tikus) disimpan pada tempat yang dianggap mewakili di dalam ruangan yang akan difumigasi.
b. Biarkan sampel uji selama proses fumigasi sesuai dengan jangka waktu fumigasi. 3. Pelaksanaan pengujian setelah fumigasi
a. Sesaat setelah proses fumigasi selesai, kondisi sampel uji serangga dan tikus diamati. kemudian dimasukkan ke dalam boks pembawa sampel uji (pada saat memasuki ruangan fumigasi, diharuskan menggunakan masker dan peralatan keselamatan fumigasi). b. Sampel uji serangga/insekta dan binatang pengerat/tikus diamati. Untuk telur serangga
dibiakkan terlebih dahulu dengan didiamkan selama 3 hari.
1) Jika semua serangga mati, dan telur serangga setelah dibiakkan tidak menetas maka fumigasi dianggap efektif.
2) Jika terdapat salah satu dari serangga tidak mati atau setelah dibiakkan telur menetas, maka fumigasi tidak efektif dan harus diulang.
E. Laporan Hasil Uji
Laporan hasil pengujian dituangkan dalam formulir “Hasil Pengujian Fumigasi Fosfin dengan Faktor Biologi” seperti contoh berikut:
Contoh Formulir
Hasil Pengujian Fumigasi Fosfin dengan Faktor Biologi
PENGUJIAN BAHAN PEMELIHARAAN, RESTORASI DAN REPRODUKSI ARSIP SUBDIREKTORAT INSTALASI LABORATORIUM
ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA
No.
HASIL PENGUJIAN FUMIGASI FOSFIN DENGAN FAKTOR BIOLOGI
Fumigant : ___________________ Dosis : _______________________________________ Fumigator : _______________ _______________________________________________________ Tempat pelaksanaan : ___________________ _ Volume : _______________________________________ Waktu Pelaksanaan : _______________ s.d _______________________
Kondisi Ruangan : _______________ Suhu : _______ oC RH : ________ %
No Jenis sampel Lokasi Hasil pengujian Keterangan
KESIMPULAN ____________________________________________________________________________________________ ____________________________________________________________________________________________ ____________________________________________________________________________________________ ____________________________________________________________________________________________ ____________________________________________________________________________________________ Jakarta, ... Mengetahui
Penanggung jawab Penguji
Lampiran 7 Prosedur Tetap
Nomor : Tahun 2011 Tanggal : September 2011
CONTOH FORMULIR
HASIL PENGUJIAN BAHAN RESTORASI ARSIP KONVENSIONAL
P PENGUJIAN BAHAN PEMELIHARAAN, RESTORASI DAN REPRODUKSI ARSIP SUBDIREKTORAT INSTALASI LABORATORIUM
ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA
No.
HASIL PENGUJIAN BAHAN RESTORASI ARSIP KONVENSIONAL
I. PELAKSANAAN PENGUJIAN
1. Contoh uji
- Jenis bahan = _____________________________________________________________________ - Asal lokasi = _____________________________________________________________________ - Jumlah = _____________________________________________________________________ 2. Kondisi Ruangan = _____________Suhu : _________ oC RH : ___________ % 3. Tanggal Pengujian = _____________s.d ___________
No Parameter Uji Alat Uji/metode Hasil
Rerata Standar Keterangan
1 Ukuran Disesuaikan
2 Warna Disesuaikan
3 pH Ektraksi 5.5 – 8.5
4 Lignin phloroglusinol Negatif
5 Ketebalan Mikrometer Disesuaikan
6 Gramatur Disesuaikan
7 Daya Serap Air COBB Disesuaikan
8 Ketahanan lipat (MIT), 1 kg Baik
9 Kekuatan sobek (metode
elmendorf)
Baik
10 Kadar Abu Gravimetri 10%
11 Alkali reserve Disesuaikan
12 Ketahanan terhadap jamur Baik
II. KESIMPULAN ____________________________________________________________________________________________ ____________________________________________________________________________________________ ____________________________________________________________________________________________ ____________________________________________________________________________________________ ____________________________________________________________________________________________ Jakarta, ... Mengetahui,
Penanggung jawab Penguji
Lampiran 8 Prosedur Tetap
Nomor : Tahun 2011 Tanggal : September 2011
CARA UJI PH EKSTRAKSI (Cara Uji Nomor 20)
A. Ruang Lingkup
Standar ini meliputi definisi, peralatan dan bahan, cara uji dan laporan hasil uji pH Ekstraksi pada bahan restorasi seperti kertas, lem/perekat dan lain-lain.
B. Definisi
pH ekstraksi adalah konsentrasi ion hidrogen dalam air atau keasaman hasil ekstraksi kertas atau bahan lainnya dalam air pada suhu kamar.
C. Peralatan dan Bahan 1. pH meter; 2. Erlenmeyer 250 cc; 3. Gelas piala 100 cc; 4. Pinset; 5. Gunting; 6. Neraca analitik; 7. Labu semprot; 8. Aquadest; 9. Larutan buffer pH 4; 10. Larutan buffer pH 7;
11. Bahan restorasi yang akan diuji. D. Cara Uji
1. Persiapan
Timbang contoh uji dengan teliti sebanyak 2 gram, kemudian mengguntingnya dengan ukuran kecil-kecil maksimal 1 x 1 cm. Dalam pengerjaannya tangan tidak sampai menyentuh kertas. Untuk pengujian pH lem/perekat, disiapkan 100 ml lem/perekat yang akan diuji nilai pH-nya dan dicatat tanggal pembuatan lemnya.
2. Prosedur Pengujian pH secara Ekstraksi
a. Masukkan contoh uji ke dalam erlenmeyer dan tambahkan aquadest sampai volume menjadi 100 cc.
b. Biarkan selama ± 1 jam dan kocok setiap selang waktu 15 menit.
c. Nyalakan alat pH dan biarkan selama ± 15 menit kemudian menstandardisasinya dengan larutan buffer pH 4 dan pH 7, kemudian tentukan titik nolnya.
e. Kemudian diukur nilai pH-nya pada alat pH meter dengan membaca dan mencatat langsung pada alat pH meter.
f. lakukan pengujian dua kali (duplo) untuk masing-masing contoh.
3. Prosedur Pengujian pH secara Ekstraksi
a. Masukkan + 100 ml contoh uji lem cair ke dalam erlenmeyer.
b. Nyalakan alat pH meter dan biarkan selama ± 15 menit, dan lakukan standardisasi alat dengan larutan buffer pH 4 dan pH 7, kemudian tentukan titik nolnya.
c. Ukur nilai pH lem dengan membaca dan mencatat langsung pada alat pH meter; d. Lakukan pengujian dua kali (duplo) untuk masing-masing contoh.
4. Perhitungan
Membaca langsung nilai keasaman bahan uji pada skala pH meter.
E. Laporan Hasil Uji
Laporan hasil pengujian dituangkan dalam formulir “Hasil Pengujian pH Ekstraksi” seperti contoh berikut:
Contoh Formulir Hasil Pengujian pH Ekstraksi
PENGUJIAN BAHAN PEMELIHARAAN, RESTORASI DAN REPRODUKSI ARSIP SUBDIREKTORAT INSTALASI LABORATORIUM
ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA
No.
HASIL PENGUJIAN pH EKSTRAKSI
I. PELAKSANAAN PENGUJIAN 1. Contoh uji
- Jenis contoh = _____________________________________________________________________ - Asal lokasi = _____________________________________________________________________ - Jumlah = _____________________________________________________________________
2. Kondisi Ruangan = ___________ __ Suhu : ________ oC RH : ________ %
No Jenis bahan restorasi Hasil Uji Rerata Keterangan
1 2 1 2 3 4 5 6 dst II. KESIMPULAN ____________________________________________________________________________________________ ____________________________________________________________________________________________ ____________________________________________________________________________________________ ____________________________________________________________________________________________ Jakarta, ... Mengetahui
Penanggung jawab Penguji
Lampiran 9 Prosedur Tetap
Nomor : Tahun 2011 Tanggal : September 2011
CARA UJI KUALITATIF LIGNIN PADA KERTAS (Cara Uji Nomor 4)
A. Ruang Lingkup
Standar ini meliputi definisi, peralatan dan bahan, cara uji dan laporan hasil uji kualitatif lignin pada kertas.
B. Definisi
Uji kualitatif lignin adalah pengujian yang dilakukan untuk menentukan apakah kertas dan karton bahan restorasi arsip mengandung lignin/kayu atau tidak.
C. Peralatan dan Bahan 1. Phloroglusin; 2. Methanol; 3. HCl (p); 4. Gelas piala; 5. Gelas ukur; 6. Botol coklat;
7. Bahan restorasi yang akan diuji.
D. Cara Uji 1. Persiapan
a. Ditimbang phloroglusin sebanyak ± 1 gram kemudian dilarutkan dengan 25 ml alkohol dan 12,5 ml HCl dalam gelas piala. Aduk hingga merata (lakukan diruang asam atau diruang yang berventilasi baik)
b. Larutan phloroglusinol disimpan dalam botol coklat bertutup. 2. Prosedur pengujian
a. Siapkan bahan dan peralatan untuk pengujian. Sebaiknya larutan phloroglusinol yang digunakan adalah larutan yang masih segar.
b. Teteskan satu atau dua tetes larutan phloroglusin diatas permukaan kertas atau karton yang akan diuji. Amati perubahan yang terjadi.
c. Apabila terjadi perubahan berwarna merah/ungu maka contoh positif mengandung lignin, sedangkan jika tidak terjadi perubahan warna maka contoh tidak mengandung lignin.
E. Laporan Hasil Uji
Laporan hasil pengujian dituangkan dalam formulir “Hasil Pengujian Kualitatif Lignin Pada Kertas” seperti contoh berikut:
Contoh Formulir
Hasil Pengujian Kualitatif Lignin Pada Kertas
PENGUJIAN BAHAN PEMELIHARAAN, RESTORASI DAN REPRODUKSI ARSIP SUBDIREKTORAT INSTALASI LABORATORIUM
ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA
No.
HASIL PENGUJIAN KUALITATIF LIGNIN PADA KERTAS
I. PELAKSANAAN PENGUJIAN 1. Contoh uji
- Jenis bahan = _____________________________________________________________________ - Asal lokasi = _____________________________________________________________________ - Jumlah = _____________________________________________________________________
2. Kondisi Ruangan = ___________ Suhu : ________ oC RH : __________ %
No Jenis bahan restorasi Hasil Uji lignin
(+) atau ( -) Keterangan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 dst II. KESIMPULAN ____________________________________________________________________________________________ ____________________________________________________________________________________________ ____________________________________________________________________________________________ ____________________________________________________________________________________________ ____________________________________________________________________________________________ Jakarta, ... Mengetahui
Penanggung jawab, Penguji,
Lampiran 10 Prosedur Tetap
Nomor : Tahun 2011 Tanggal : September 2011
CARA UJI KETEBALAN KERTAS (Cara Uji Nomor 13)
A. Ruang Lingkup
Standar ini meliputi definisi, peralatan dan bahan, cara uji dan laporan hasil uji ketebalan kertas.
B. Definisi
Tebal kertas atau karton adalah jarak tegak lurus antara dua permukaan kertas atau karton pada kondisi standar.
C. Peralatan dan Bahan
1. Alat pengukur ketebalan, mikrometer; 2. Bahan restorasi yang akan diuji.
D. Cara Uji
1. Persiapan contoh
Disiapkan contoh uji yang bersih dan bebas dari kotoran dan debu.
2. Pengujian
a. Sebelum dilakukan pengukuran ketebalan lembaran kertas bahan restorasi, permukaan landasan dan kaki penekan pada mikrometer dibersihkan terlebih dahulu, sehingga pada saat kaki penekan menyentuh landasan skala menunjukan nol.
b. Tempatkan contoh uji pada permukaan landasan secara tegak lurus dengan arah kaki penekan (gambar 1).
c. Turunkan kaki penekan secara perlahan-lahan keatas permukaan contoh uji sehingga kaki penekan dalam posisi bebas menekan landasan, diamkan selama 2-5 detik.
landasan Kaki penekan Display pengukuran Contoh uji Tuas kaki penekan
d. Catat pembacaan skala pada skala mikrometer.
e. Pengukuran dilakukan pada suatu garis ke arah panjang contoh uji, minimal pada 5 tempat yang berbeda.
3. Perhitungan
Ketebalan bahan restorasi dilaporkan sebagai nilai rata-rata dan bila diperlukan dapat dilengkapi dengan nilai maksimum dan minimum. Satuan ketebalan adalah milimeter (mm).
E. Laporan Hasil Uji
Laporan hasil pengujian dituangkan dalam formulir “Hasil Pengujian Ketebalan Kertas” seperti contoh berikut:
Contoh Formulir
Hasil Pengujian Ketebalan Kertas
PENGUJIAN BAHAN PEMELIHARAAN, RESTORASI DAN REPRODUKSI ARSIP SUBDIREKTORAT INSTALASI LABORATORIUM
ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA
No.
HASIL PENGUJIAN KETEBALAN KERTAS
I. PELAKSANAAN PENGUJIAN
1. Contoh uji
- Jenis bahan = _____________________________________________________________________ - Asal lokasi = _____________________________________________________________________ - Jumlah = _____________________________________________________________________
2. Kondisi Ruangan = ___________ Suhu : ________ oC RH : __________ %
No Jenis Kertas Hasil Uji Rerata Keterangan
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 6 7 8 9 dst II. KESIMPULAN ____________________________________________________________________________________________ ____________________________________________________________________________________________ ____________________________________________________________________________________________ ____________________________________________________________________________________________ Jakarta, ... Mengetahui
Penanggung jawab, Penguji,
Lampiran 11 Prosedur Tetap
Nomor : Tahun 2011 Tanggal : September 2011
CARA UJI GRAMATUR KERTAS (Cara Uji Nomor 3)
A. Ruang Lingkup
Standar ini meliputi definisi, peralatan dan bahan, cara uji dan laporan hasil uji gramatur pada kertas.
B. Definisi
Gramatur adalah massa lembaran kertas atau karton dalam gram dibagi dengan satuan luasnya dalam meter persegi, diukur pada kondisi standar.
C. Peralatan dan Bahan
1. Neraca dengan kepekaan 0,25% atau neraca analitik untuk ukuran contoh uji yang lebih kecil; 2. Pensil, penggaris besi;
3. Kacip/ Pemotong Kertas/Cutter; 4. Bahan restorasi yang akan diuji.
D. Cara Uji
1. Persiapan Contoh
a. Ukuran luas contoh uji paling baik adalah 200 mm x 250 mm untuk kertas dan 250 mm x 400 mm untuk karton. Akan tetapi bila keadaan tidak memungkinkan dapat juga dipakai ukuran 100 mm x 100 mm sejumlah 5 lembar untuk kertas dan 10 lembar untuk karton untuk tiap kali penimbangan.
b. Untuk menjamin ketelitian hasil uji yang diperoleh maka contoh lebih dahulu harus disimpan dalam ruangan sesuai dengan Kondisi Ruang Pengujian selama 24 jam.
2. Pengujian
a. Potong contoh uji sesuai dengan butir 4.1.1. b. Catat luas contoh uji yang akan ditimbang c. Timbang contoh uji tersebut
d. Ulangi perlakuan butir 4.2.1. sampai dengan butir 4.2.3 paling sedikit 5 kali pengujian.
3. Perhitungan G = A
a
dimana : G = gramatur lembaran g/m2 A = massa lembaran yang diuji, a = luas lembaran yang diuji, m2
E. Laporan Hasil Uji
Laporan hasil pengujian dituangkan dalam formulir “Hasil Pengujian Gramatur Kertas” seperti contoh berikut:
Contoh Formulir
Hasil Pengujian Gramatur Kertas
PENGUJIAN BAHAN PEMELIHARAAN, RESTORASI DAN REPRODUKSI ARSIP SUBDIREKTORAT INSTALASI LABORATORIUM
ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA
No.
HASIL PENGUJIAN GRAMATUR KERTAS
I. PELAKSANAAN PENGUJIAN
1. Contoh uji
- Jenis bahan = _____________________________________________________________________ - Asal lokasi = _____________________________________________________________________ - Jumlah = _____________________________________________________________________ 2. Kondisi Ruangan = _____________Suhu : _________ oC RH : ___________ %
No Jenis Kertas Berat
( A gram) Panjang (p cm) Lebar (l cm) Luas ((P x l)cm /100) m2 Keterangan 1 2 3 4 5 6 7 dst II. KESIMPULAN ____________________________________________________________________________________________ ____________________________________________________________________________________________ ____________________________________________________________________________________________ ____________________________________________________________________________________________ ____________________________________________________________________________________________ ____________________________________________________________________________________________ Jakarta, ... Mengetahui
Penanggung jawab, Penguji,
Lampiran 12 Prosedur Tetap
Nomor : Tahun 2011 Tanggal : September 2011
CARA UJI DAYA SERAP AIR PADA KERTAS DENGAN METODE COBB (Cara Uji Nomor 21)
A. Ruang Lingkup
Standar ini meliputi definisi, cara pengambilan contoh dan cara uji daya serap air pada kertas dan karton dengan metode Cobb.
B. Definisi
Daya serap air adalah jumlah gram air yang diserap oleh 1 m2 lembaran kertas atau karton dalam waktu tertentu diukur pada kondisi standar.
C. Peralatan dan Bahan
1. Seperangkat alat uji daya serap air, yang terdiri dari gelang logam dan logam penggiling; 2. Alat pencatat waktu (stopwatch, timer);
3. Neraca analitis dengan ketelitian 0,01 g atau lebih; 4. Gelas ukur 100 ml;
5. Alat pemotong kertas/Kacip; 6. Penggaris besi;
7. Kertas serap (blotting paper) 200-250 g/m2 , dengan daya serap rata-rata 50-100 mm untuk waktu 10 menit;
8. Air suling (aquadest);
9. Bahan restorasi yang akan diuji.
D. Cara Uji
1. Persiapan contoh
a. Contoh uji kertas yang akan diuji harus mempunyai ketebalan lebih dari 0,1 mm, kemudian dipersiapkan sesuai dengan ukuran (12,5 x 12,5 cm) dan jumlah contoh uji yang dibutuhkan.
b. Contoh uji kemudian disimpan pada kondisi ruang pengujian yaitu dengan suhu 27 1o C dan kelembaban (RH) 65 2% selama minimum 24 jam.
2. Pengujian
dengan menggunakan neraca analitis.
b. Letakkan lembaran contoh uji di atas karet alas yang kering pada pelat logam.
c. Tempatkan gelang logam (kering) di atas permukaan lembar contoh uji, kemudian pasang alat penjepitnya (sekrup dan batangan logam).
d. Tuangkan 100 ml air suling ke dalam gelang dengan cepat hingga tinggi air di dalam gelang mencapai 10 1 mm. Bersamaan dengan itu jalankan alat pencatat waktu.
e. Lakukan pengujian dengan waktu tertentu (misalnya 30 detik, 60 detik, 120 detik dan seterusnya).
f. Tuangkan air dari dalam gelang dengan cepat dan hati-hati pada waktu 15 5 detik sebelum waktu yang ditentukan.
g. Lepaskan dengan cepat alat penjepit (sekrup dan batangan logam) dan pada waktu melepas alat penjepit, gelang ditekan kebawah dengan satu tangan.
h. Lepaskan gelang dengan cepat dan tempatkan lembaran contoh uji pada lembaran kertas serap dengan permukaan yang basah di bagian atas.
i. Tempatkan lembar lain dari kertas serap pada bagian atas contoh dan hilangkan kelebihan air dengan menggerakkan logam penggiling dengan tangan ke depan dan ke belakang masing-masing satu kali tanpa menambah tekanan pada logam penggiling.
j. Lipat lembaran contoh uji dengan permukaan yang basah di bagian dalam kemudian ditimbang.
k. Lakukan pengujian terhadap separuh dari 10 lembar contoh uji, masing-masing untuk tiap macam permukaan lembar sampel uji (halus dan kasar).
l. Hitung daya serap air pada kertas dan karton.
3. Penghitungan
Daya serap air (Cobb) diperoleh dari rumus berikut: Cobbx = 100 (A-B)
dimana:
Cobbx = Daya serap air (Cobb) dalam g/m2 yang terjadi selama x detik
A = Massa tiap lembar contoh sesudah dibasahi (gram) B = Massa tiap lembar contoh sebelum dibasahi (gram)
E. Laporan Hasil Uji
Laporan hasil pengujian dituangkan dalam formulir “Hasil Pengujian Daya Serap Air pada Kertas dengan Metode Cobb” seperti contoh berikut:
Contoh Formulir
Hasil Pengujian Daya Serap Air Pada Kertas dengan Metode Cobb
PENGUJIAN BAHAN PEMELIHARAAN, RESTORASI DAN REPRODUKSI ARSIP SUBDIREKTORAT INSTALASI LABORATORIUM
ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA
No.
HASIL PENGUJIAN DAYA SERAP AIR
I. PELAKSANAAN PENGUJIAN
1. Contoh uji
- Jenis bahan = _____________________________________________________________________ - Asal lokasi = _____________________________________________________________________ - Jumlah = _____________________________________________________________________ 2. Kondisi Ruangan = _________________Suhu : _________ oC RH : ___________ % 3. Waktu uji Cobb = _________________
No Jenis Kertas Berat sesudah di basahi ( A gram) Berat sesudah dibasahi ( B gram)
Cobbx = 100 (A-B) Keterangan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 dst II. KESIMPULAN ____________________________________________________________________________________________ ____________________________________________________________________________________________ ____________________________________________________________________________________________ ____________________________________________________________________________________________ ____________________________________________________________________________________________ Jakarta, ... Mengetahui
Penanggung jawab, Penguji,
Lampiran 13 Prosedur Tetap
Nomor : Tahun 2011 Tanggal : September 2011
CARA UJI KETAHANAN LIPAT PADA KERTAS DENGAN METODE MIT (Cara Uji Nomor 8)
A. Ruang Lingkup
Standar ini meliputi definisi, peralatan dan bahan, cara uji, dan laporan hasil uji ketahanan lipat pada kertas dengan metode MIT.
B. Definisi
Ketahanan lipat adalah angka yang menunjukkan berapa kali kertas tersebut dapat dilipat sampai putus pada kondisi standar.
C. Peralatan dan Bahan
1. Alat pengukur ketahanan lipat kertas MIT Folding Indurance Tester “’toyoseiki’ “Elmendorf Tearing Tester” dengan perlengkapan sebagai berikut:
a. Penjepit yang dihubungkan dengan pegas penarik dan dapat diatur dari beban 0,5-1,5 kg. Dihubungkan dengan alat penghitung jumlah lipatan.
b. Kepala pelipat dengan penjepit yang dapat berputar pada sudut 2 x 135˚ ± 5˚. Lengkungan ujung pelat bergaris tengah 0,38 ± 0,03 mm. Panjang ujung pelat pelipat tidak kurang dari 19 mm.
c. Pengatur penggerak kepala pelipat dengan kecepatan 175 ± 25 lipatan per menit. 2. Kacip/ Pemotong Kertas/Cutter;
3. Penggaris;
4. Bahan restorasi yang akan diuji.
D. Cara Uji 1. Persiapan
Contoh uji dipotong dengan ukuran (130-150) mm x (15 ± 0,2) mm sebanyak 10 contoh masing-masing untuk arah mesin (MD) dan silang mesin (CD). Contoh merupakan kertas yang bersih dan bebas dari kotoran dan debu, setiap contoh yang dipotong tidak termasuk bagian sisi lembaran kertas dengan jarak minimal 15 mm.
Contoh disimpan pada kondisi ruang pengujian yaitu suhu 27 ± 1 C dan kelembaban (RH) 65 ± 2 % selama minimum 24 jam.
2. Pengujian
a. Atur folding head/kepala pelipat hingga celah terbuka dan tempat contoh uji lurus dengan plunger / tuas beban yaitu dengan mengatur posisi adjuster.
b. Tekan ujung plunger ke bawah hingga jarum skala menunjukkan beban yang dikehendaki (biasanya digunakan beban 0,5 atau 1,0 kg), kemudian kencangkan stopper / penahan tarikan contoh.
c. Jepitkan contoh uji kertas pada alat penjepit sehingga berada pada satu bidang (pastikan untuk tidak menyentuh bagian lipatan kertas dengan tangan).
d. Putar counter / penghitung jumlah lipatan hingga menunjukkan angka nol. e. Kendorkan stopper hingga beban berada dalam keadaan bebas.
f. Nyalakan alat (saklar pada posisi on) hingga contoh uji yang terlipat putus. g. Matikan alat (saklar pada posisi off).
h. Catat jumlah lipatan yang dibaca pada counter dan besarnya beban yang digunakan. Angka yang terbaca adalah ketahanan lipat contoh uji.
i. Lakukan masing-masing 10 contoh uji untuk arah mesin (MD) dan silang mesin (CD).
Alat Pengukur Ketahanan Lipat Metode MIT (MIT Folding Indurance Tester “toyoseiki”)
Penempatan Contoh Uji Kertas 3. Perhitungan
Ketahanan lipat dapat langsung dilihat pada alat ketahanan lipat yaitu dibaca pada counter (penghitung jumlah lipatan) dan dilaporkan sebagai nilai rata-rata.
Penjepit contoh uji Contoh uji (berada dalam satu bidang) Penjepit contoh uji
Plunger / tuas beban
Stopper / penahan tarikan Scale indicator / Skala beban Counter/ penghitung jumlah lipatan Saklar on / off Adjuster / pengatur posisi contoh Folding head / Kepala pelipat
=
n
x
Keterangan := Rata-rata ketahanan lipat
∑x = Jumlah lipatan seluruh contoh uji n = Jumlah contoh uji
E. Laporan Hasil Uji
Laporan hasil pengujian dituangkan dalam formulir “Hasil Pengujian Ketahanan Lipat pada Kertas dengan Metode MIT” seperti contoh berikut:
Contoh Formulir
Hasil Pengujian Ketahanan Lipat Pada Kertas dengan Metode MIT
PENGUJIAN BAHAN PEMELIHARAAN, RESTORASI DAN REPRODUKSI ARSIP SUBDIREKTORAT INSTALASI LABORATORIUM
ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA
No.
HASIL PENGUJIAN KETAHANAN LIPAT PADA KERTAS DENGAN METODE MIT
I. PELAKSANAAN PENGUJIAN
1. Contoh uji
- Jenis bahan = _____________________________________________________________________ - Asal lokasi = _____________________________________________________________________ - Jumlah = _____________________________________________________________________ 2. Kondisi Ruangan = _________________Suhu : _________ oC RH : ___________ % 3. Beban MIT = _________________kg
No Jenis Kertas
Hasil Uji rerata Ket
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 II. KESIMPULAN ____________________________________________________________________________________________ ____________________________________________________________________________________________ ____________________________________________________________________________________________ ____________________________________________________________________________________________ ____________________________________________________________________________________________ Jakarta, ... Mengetahui
Penanggung jawab, Penguji,
(...) (...)
x
Lampiran 14 Prosedur Tetap
Nomor : Tahun 2011 Tanggal : September 2011
CARA UJI KEKUATAN SOBEK PADA KERTAS DENGAN METODE ELMENDORF (Cara Uji Nomor 7)
A. Ruang Lingkup
Standar ini meliputi definisi, peralatan dan bahan, cara uji dan laporan hasil uji kekuatan sobek pada kertas dan karton dengan metode Elmendorf.
B. Definisi
Kekuatan Sobek adalah daya tahan kertas atau tenaga yang dibutuhkan untuk menyobek kertas. C. Peralatan dan Bahan
1. Alat pengukur ketahanan sobek kertas “Elmendorf Tearing Tester” dengan perlengkapan sebagai berikut:
a. Pendulum, terdiri dari beberapa jenis dengan peruntukan yang berbeda. Umumnya untuk mengukur ketahanan sobek kertas digunakan jenis pendulum B dengan jumlah contoh sebanyak 4 lembar disobek secara bersamaan;
b. Skala Ketahanan Sobek; c. Jarum Penunjuk Skala; d. Base Pendulum;
e. Tuas Penahan Pendulum; f. Pisau Penyobek Contoh; g. Kelem (Penjepit Contoh). 2. Kacip/ Pemotong Kertas/Cutter; 3. Penggaris;
4. Bahan restorasi yang akan diuji.
Seperangkat alat uji ketahanan sobek, Elmendorf Tearing Tester model M.453 (ME-1643)
Pendulum. Skala Ketahanan Sobek. Jarum Penunjuk Skala Kelem Penjepit Contoh Pisau Penyobek Contoh Tuas Penahan Pendulum Base Pendulum
D. Cara Uji
1. Persiapan Contoh Uji
Pada pengukuran ketahanan sobek dengan metode standar, disiapkan contoh yang terdiri dari empat lembar contoh. Keempat contoh tersebut dipotong bersamaan menggunakan pemotong sampel dengan ukuran 63 x 76 mm. Contoh yang dipilih harus bebas dari semua jenis kotoran yang melekat dan setiap sampel yang dipotong tidak termasuk bagian sisi dari lembaran kertas atau reel dengan jarak minimal 15 mm. Jika pada contoh terdapat watermark maka harus dicantumkan dalam laporan.
Contoh disimpan pada kondisi ruang pengujian yaitu suhu 27 ± 1 C dan kelembaban (RH) 65 ± 2 % selama minimum 24 jam (SNI.14-0402-1999).
2. Pengujian
a. Pendulum diset pada posisi kerja dimana posisi pendulum vertikal dengan ditahan oleh tuas penahan, sehingga posisi kelem pendulum dan kelem diam sejajar.
b. Tempatkan sampel pada penjepit kelem dengan posisi tegak (panjang contoh menjadi alas) dan sisi wire kertas menghadap pendulum. Jepit contoh pada posisi yang sesuai dimana sisi bawah contoh menempel pada dasar penjepit dan sisi-sisi contoh sejajar dengan sisi kelem.
c. Buat celah pada contoh dengan menekan tuas pisau pemotong yang terdapat pada alat, biarkan pisau kembali pada posisi semula.
d. Jarum penunjuk skala ditempatkan pada posisi vertikal ke bawah (menempel pada posisi STOP).
e. Tekan tuas penahan dan tahan sehingga pendulum dapat mengayun bebas, tangkap pendulum pada ayunan balik pendulum tanpa mengganggu posisi jarum penunjuk skala. f. Baca pembacaan skala yang ditunjukan oleh jarum penunjuk (untuk menghindari kesalahan
paralaks pada saat pembacaan skala maka pembacaan skala dilakukan dengan posisi mata pengamat sejajar dengan jarum penunjuk).
g. Kembalikan pendulum pada posisi kerja dan tahan dengan tuas penahan.
h. Pindahkan sampel yang telah diuji. Pengujian dilakukan dengan beberapa kali ulangan (biasanya hingga 10 kali), dengan posisi contoh sisi wire menghadap pendulum dan membelakangi pendulum.
1) Jalur sobekan mungkin menyimpang dari arah sobekan pisau. Jika simpangan melebihi 10 mm, maka uji harus diulang dengan contoh baru. Jika terdapat dua atau lebih contoh yang menyimpang lebih dari 10 mm maka hasil pengujian dimasukan dalam laporan sesuai dengan fakta.
2) Jika pada pengujian kertas mengelupas sehingga membuka lapisan lebar pada permukaan sobek, maka dilakukan pengujian ulang seperti pada kriteria poin diatas. 3) Jika hasil uji ketahanan sobek bahan dengan menggunakan empat contoh kurang
memuaskan, maka pengujian dapat dilakukan dengan menggunakan satu lembar contoh dan hasilnya ditulis dalam laporan sesuai dengan kondisinya.
3. Perhitungan
Setiap pendulum mempunyai skala 0-1000 dan dapat dikonversikan menjadi ketahanan sobek contoh dengan mengkalikannya dengan faktor pendulum. Ketahanan sobek bahan yang diuji ditentukan dengan membaginya dengan jumlah contoh yang diuji.
Faktor pendulum:
Jenis pendulum Faktor pengali
‘A’ light (ringan) 8
‘B’ medium (sedang) 16
‘C’ heavy (berat) 32
‘D’ extra heavy (sangat kuat) 64
‘E’ extra light (sangat ringan) 2
‘F’ light (ringan) 4
Ketahanan sobek adalah : a = n SxP dengan satuan mN a = Ketahanan Sobek S = Rata-rata Skala P = Faktor Pendulum n = Jumlah Kertas
Faktor Sobek ditentukan dengan membagi ketahanan sobek dengan nilai gramatur bahan. F = w a 100 F = Faktor Sobek a = Ketahanan Sobek w = Gramatur (g/m2) Dengan satuan mN/m2/g
E. Laporan Hasil Uji
Laporan hasil pengujian dituangkan dalam formulir “Hasil Pengujian Kekuatan Sobek pada Kertas dengan Metode Elmendorf” seperti contoh berikut:
Contoh Formulir
Hasil Pengujian Kekuatan Sobek Pada Kertas dengan Metode Elmendorf
PENGUJIAN BAHAN PEMELIHARAAN, RESTORASI DAN REPRODUKSI ARSIP SUBDIREKTORAT INSTALASI LABORATORIUM
ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA
No.
HASIL PENGUJIAN KEKUATAN PADA KERTAS DENGAN METODE ELMENDORF
I. PELAKSANAAN PENGUJIAN
1. Contoh uji
- Jenis bahan = _____________________________________________________________________ - Asal lokasi = _____________________________________________________________________ - Jumlah = _____________________________________________________________________ 2. Kondisi Ruangan = _________________Suhu : _________ oC RH : ___________ % 3. Jenis pendulum = _________________ Faktor pendulum (P) = _______
No Jenis Kertas Jumlah kertas (n) Hasil Uji Rerata (S) Ketahanan sobek (mN) Ket 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 6 7 8 dst II. KESIMPULAN ____________________________________________________________________________________________ ____________________________________________________________________________________________ ____________________________________________________________________________________________ ____________________________________________________________________________________________ ____________________________________________________________________________________________ Jakarta, ... Mengetahui
Penanggung jawab, Penguji,