• Tidak ada hasil yang ditemukan

AGRIBISNIS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "AGRIBISNIS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017

MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN

AGRIBISNIS TANAMAN PANGAN DAN

HORTIKULTURA

BAB X. PENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKIT

TANAMAN

Rizka Novi Sesanti

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN

2017

(2)

1

BAB X. PENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKIT TANAMAN

A. Kompetensi Inti: Menguasai materi, struktur, konsep dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu

B. Kompetensi Dasar:

 Mengendalikan hama tanaman pangan dan hortikultura

 Mengendalikan penyakit tanaman pangan dan hortikultura

C. Uraian Materi

Tujuan utama dalam budidaya tanaman adalah untuk memperoleh hasil yang maksimal. Berbagai upaya dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut, mulai dari pengolahan lahan, penggunaan benih unggul, dan pemeliharaan tanaman. Pemeliharaan tanaman setelah ditanam memegang peranan penting dalam keberhasilan bercocok tanam.

Upaya yang dilakukan dalam pemeliharaan tanaman adalah pengaturan pengairan, pemupukan, pengendalian gulma, dan pengendalian hama dan penyakit, dan lainnya. Dalam usaha meningkatkan produksi pangan, perlindungan tanaman dari serangan hama dan penyakit mempunyai peranan penting dan menjadi bagian yang tidak dapat dipisahkan dari usaha tersebut.

Pengendalian hama merupakan usaha atau tindakan manusia baik secara langsung maupun tidak langsung untuk mengusir, menghindari dan membunuh spesies hama agar populasinya tidak mencapai aras yang secara ekonomi merugikan. Pengendalian hama tidak dimaksudkan untuk meenghilangkan spesies hama sampai tuntas, melainkan hanya menekan populasinya sampai pada batas tertentu yang secara ekonomi tidak merugikan. Oleh karena itu, teknik pengendalian apapun yang diterapkan dalam pengendalian hama

(3)

2

dan penyakit harus tetap dapat dipertanggungjawabkan secara ekonomi dan secara ekologi.

Pengendalian hama dan penyakit harus dilakukan seefektif mungkin, jangan sampai justru membuat petani merugi karena kesalahan dalam pengendalian yang digunakan. Agar pengendalian hama dan penyakit dapat dilakukan secara efektif maka terlebih dahulu harus dipahami jenis hama dan penyakit yang menyerang tanaman yang dibudidayakan baru kemudian dapat ditentukan tindakan yang sesuai agar pengendaliannya dapat tepat sasaran.

1. Identifikasi hama dan penyakit pada tanaman pangan

a. Hama dan penyakit tanaman padi

1) Wereng hijau (Nephotettix virescens)

Wereng hijau (Nephotettix virescens) umumnya tidak langsung merusak tanaman padi, tetapi bertindak sebagai penular atau vektor penyakit virus tungro.

2) Wereng coklat (Nilaparvata lugens)

Wereng coklat (Nilaparvata lugens) memiliki tingkat kemampuan reproduksi yang tinggi jika keseimbangan populasinya terganggu oleh penanaman varietas peka, perubahan iklim (curah hujan), maupun kesalahan aplikasi insektisida yang menyebabkan resurjensi hama. Pengendalian wereng coklat harus dimulai sebelum tanam. Di daerah endemis wereng coklat, pada musim hujan harus ditanam varietas tahan wereng coklat. Gunakan berbagai cara pengendalian, mulai dari penyiapan lahan, tanam jajar legowo dan penggunaan insektisida.

(4)

3

3) Walang sangit (Leptocorisa acuta)

Walang sangit (Leptocorisa acuta) hanya menyerang tanaman yang sudah berbulir dengan cara menghisab butir-butir padi yang masih sangat muda. Biji yang sudah dihisap akan menjadi hampa atau agak hampa, yang kemudian kulit biji akan berwarna kehitam-hitaman. Faktor yang mendukung yang mendukung populasi walang sangit antara lain sawah sangat dekat dengan hutan atau semak dan populasi gulma di sekitar sawah cukup tinggi.Pengendalian pencegahannya dilakukan penangkapan menggunakan unmpan bangkai (kepithing, katak, tikus dll) pada saat tanaman menjelang bunting.

4) Keong mas (Pomace canaliculata)

Keong mas (Pomace canaliculata) merupakan hama baru yang penyebarannya cukup luas. Kerusakan terjadi ketika tanaman masih muda karena mereka memotong pangkal batang. Pengendalian yang efektif adalah dengan mengambilnya beserta kumpulan telornya dari lahan selagi populasinya masih rendah.

Gambar 2. Hama keong mas

5) Ulat grayak (Spodoptera litura)

Ulat grayak (Spodoptera litura) merupakan hama perusak daun yang mempunyai

kisaran inang yang luas. Tanaman inangnya antara lain jagung, tomat, kapas, tembakau, padi, kakao, jeruk, ubi jalar, kacang tanah, jarak, kedelai, kentang, dan kubis. Pengendalian ulat grayak agak sulit dilakukan karena seringkali serangan

(5)

4

terjadi secara mendadak dan tidak diduga sebelumnya. Untuk mengendalikan ulat grayak diantaranya yaitu dengan pengendalian secara mekanis dan fisik yaitu dengan mengumpulkan kemudian membinasakan kelompok telur dan ulat yang ada di pertanaman. Pengambilan ini jangan sampai terlambat, sebab apabila ulat telah besar mereka akan bersembunyi di dalam tanah.

Gambar 3. Ulat grayak

6) Penggerek batang

Penggerek batang merusak tanaman padi pada berbagai fase pertumbuhan. Umumnya ada 4 jenis penggerek batang padi, yaitu penggerek batang padi kuning (Tryporyza incertulas), penggerak batang padi bergaris (Chilo suppressalis), penggerek batang padi putih (Tryporyza innotata), dan penggerek batang padi merah jambu (Sesamia inferens). Kerusakan tanaman yang diakibatkan oleh semua jenis hama penggerek batang adalah sama, yaitu matinya pucuk tanaman pada stadia vegetatif (sundep) dan malai yang keluar hampa pada stadia generatif (beluk). Pengendalian mekanis dapat dilakukan dengan penangkapan ngengat jantan dengan memasang perangkap feromon, mengambil kelompok telur pada saat tanaman berumur 10-17 hari setelah semai, karena hama penggerek batang sudah mulai meletakkan telurnya pada tanaman padi sejak di pesamaian.

(6)

5

Gambar 4. Penggerek batang

7) Serangan tikus sawah ( Rattus argentiventer) dan tikus semak (R exulans)

Serangan tikus sawah ( Rattus argentiventer) dan tikus semak (R exulans) dapat terjadi sejak di pesemaian, pertanaman sampai pasca panen. Perkembangbiakan tikus mulai terjadi saat primordial dan terus berlangsung sampai fase generatif. Tikus jantan siap kawin pada umur 60 hari, sedangkan tikus betina siap kawin pada umur 8 hari. Masa bunting berlangsung selama 19-23 hari. Dua hari setelah melahirkan, tikus betina mampu kawin lagi. Untuk kelangsungan hidupnya, tikus memerlukan pakan, air dan tempat persembunyian. Pengendalian tikus harus sudah dilaksanakan pada saat tanaman padi di persemaian sampai anakan maksimum. Penanaman tanaman perangkap yang dipasangi bubu merupakan usaha pencegahan (preventif) yang baik. Untuk setiap + 10 ha dapat diwakili satu petak tanaman perangkap ukuran 20 m x 20 m.

8) Penyakit Blas

Penyakit blas (Pyricularia grisea) gejalanya dapat timbul pada daun, batang, malai, dan gabah, tetapi yang umum adalah pada daun dan pada leher malai. Gejala pada daun berupa bercak-bercak berbentuk seperti belah ketupat dengan ujung runcing. Pusat bercak berwarna kelabu atau keputih-putihan dan biasanya memmpunyai tepi coklat atau coklat kemerahan. Gejala penyakit blas yang khas adalah busuknya ujung tangkai malai yang disebut busuk leher (neck rot). Tangkai malai yang busuk mudah patah dan menyebabkan gabah hampa. Pada

(7)

6

gabah yang sakit terdapat bercak-bercak kecil yang bulat.Tingkat keparahan penyakit blas sangat dipengaruhi oleh kelebihan nitrogen dan kekurangan air.

Sumber: http://jawarantau.blogspot.co.id/2013/06/organisme-pengganggu-utama-pada-tanaman.html

Gambar 5. Gejala serangan penyakit Blast Pada tanaman padi

Pengendalian blast yang berkaitan dengan pencegahan dapat dilakukan dengan pemupukan yang seimbang dan mengatur kebutuhan air oleh tanaman. Patogen blast sangat mudah membentuk ras baru sehingga pengendalian dengan penggunaan varietas yang semula tahan akan menjadi rentan setelah ditanam beberapa musim dan varietas yang tahan di satu tempat mungkin rentan di tempat lain.

9) Hawar Daun Bakteri

Penyakit hawar daun bakteri merupakan bakteri yang tersebar luas dan dapat menurunkan hasil hingga mencapai 36% . penyakit ini terjadi saat kondisi musim hujan atau musim kemarau yang basah, terutama pada lahan sawah yang selalu tergenang dan dipupuk N tinggi.

(8)

7

Gambar 6. Gejala serangan penyakit hawar daun bakteri pada tanaman padi

Penyakit hawar daun bakteri ini menghasilkan dua gejala khas yakni kresek dan hawar. Kersek ialah gejala yang terjadi pada tanaman yang sudah berumur 30 hari ( persemaian atau yang baru pindah ). Daun-daun berwarna hijau kelabu, melipat dan menggulung. Dalam kedaan parah daun menggulung, layu dan bias mati, mirip seperti tanaman yang terserang penggerak batang. Sementara hawar yaitu merupakan gejala yang paling umum pada tanaman yang telah mencapai fase tumbuh anakan hingga fase pemasakan.

10) Busuk batang

Busuk batang merupakan penyakit yang menginfeksi pada bagian tanaman dalam kanopi dan menyebabkan tanaman menjadi mudah rebah. Untuk cara mengamati penyakit ini, kanopi pertanaman perlu dibuka. Perlu diwaspadai bila terjadi kerebahan pada pertanaman, tanpa sebelumnya terjadi hujan dengan angin yang kencang.

Gejala awal berupa bercak berwarna kahitaman, bentuknya tidak teratur pada sisi luar pelapah daun dan secara bertahap membesar. Akhirnya cendawan

(9)

8

menembus batang padi yang kemudian menjadi lemah, anakan mati. Dan akibatnya tanaman menjadi rebah.

11) Penyakit bercak daun coklat

Penyakit bercak daun coklat disebabkan oleh jamur Helminthosporium

oryzae atau Desclera oryzaebergajala khas yaitu bercak coklat pada daun

berbentuk oval yang merata di permukaan daun dengan titik tengah berwarna abu-abu atau putih. Bercak yang masih muda berwarna coklat gelap atau keunguan berbentuk bulat. Pada varietas yang peka panjang bercak dapat mencapai panjang 1 cm. Pada serangan berat, jamur dapat menginfeksi gabah dengan gejala bercak berwarna hitam atau coklat gelap pada gabah.Perkembangan penyakit sangat erat hubungannya dengan keadaan hara tanah khususnya nitrogen, kalium, magnesium, dan mangan, sehingga penyakit ini dapat lebih berkurang jika tanaman dipupuk dengan pupuk mikro.

12) Penyakit bercak daun cercospora

Penyakit bercak daun cercospora sering disebut bercak coklat sempit (narrow

brown leaf spot) disebabkan oleh jamur Cercospora oryzae. Penyakit bercak daun

cercospora merupakan penyakit yang sangat merugikan terutama pada sawah tadah hujan. Gejala penyakit timbul pada daun berupa bercak-bercak sempit memanjang, berwarna coklat kemerahan, sejajar dengan ibu tulang daun, dengan ukuran panjang kurang lebih 5 mm dan lebar 1-1,5 mm. Banyaknya bercak makin meningkat pada waktu tanaman membentuk anakan. Pada serangan yang berat bercak-bercak terdapat pada upih daun, batang, dan bunga. Pada saat tanaman mulai masak gejala yang berat mulai terlihat pada daun bendera dan gejala paling berat menyebabkan daun mengering. Infeksi yang terjadi pada pelepah dan batang meyebabkan batang dan pelepah daun busuk sehingga tanaman menjadi rebah. Pengendalian penyakit bercak daun cercospora diprioritaskan dengan penanaman varietas tahan dan perbaikan kondisi tanaman melalui keseimbangan pemupukan N, P, dan K.

(10)

9 b. Hama dan penyakit tanaman jagung

1) Ulat Tanah (Agrotis sp.)

Ulat tanah menyerang tanaman jagung muda di malam hari, sedangkan siang harinya bersembunyi di dalam tanah. Ulat tanah menyerang batang tanaman jagung muda dengan cara memotongnya, akhirnya tanaman jagung mati.

Sumber: http://anyebp2kp.blogspot.co.id/2015/06/hama-penyakit-tanaman-jagung-dan_29.html

Gambar 7. Ulat tanah yang menyerang tanaman jagung

2) Penggerek Batang (Ostrinia fumacalis)

Larva O. Furnacalis ini mempunyai karakteristik membuat kerusakan di setiap bagian tanaman jagung yaitu membentuk lubang kecil pada daun, lubang gorokan di batang, bunga jantan, atau pangkal tongkol, batang dan tassel yang mudah patah, serta tumpukan tassel yang rusak.

(11)

10

3) Penggerek Tongkol (Heliotis armigera, Helicoverpa armigera.)

Imago betina akan meletakkan telur pada silk (rambut) jagung. Rata-rata produksi telur imago betina adalah 730 butir, telur menetas dalam tiga hari setelah diletakkan dan sesaat setelah menetas larva akan menginvasi masuk ke dalam tongkol jagung lalu memakan biji yang sedang mengalami perkembangan. Infestasi serangga ini akan menurunkan kualitas mupun kuantitas tongkol jagung. Pada lubang–lubang bekas gorokan hama ini terdapat kotoran–kotoran yang berasal dari hama tersebut, biasanya hama ini lebih dahulu menyerang bagian tangkai bunga.

4) Hawar Daun (Helmithosporium turcicum)

Penyakit hawar daun disebabkan oleh Helminthosporium turcicum.

Awal terinfeksinya hawar daun, menunjukkan gejala berupa bercak kecil, berbentuk oval kemudian bercak semakin memanjang berbentuk ellips dan berkembang menjadi nekrotik (disebut hawar), warnanya hijau keabu-abuan atau coklat. Panjang hawar 2,5-15 cm, bercak muncul di mulai dari daun terbawah kemudian berkembang menuju daun atas. Infeksi berat akibat serangan penyakit hawar daun dapat mengakibatkan tanaman jagung cepat mati atau mengering. Cendawan ini tidak menginfeksi tongkol atau klobot jagung, cendawan dapat bertahan hidup dalam bentuk miselium dorman pada daun atau sisa-sisa tanaman di lahan.

5) Busuk Pelepah (Rhizoctonia solani)

Penyebab penyakit busuk pelepah adalah Rhizoctonia solani. Penyakit busuk pelepah pada budidaya jagung umumnya terjadi di pelepah daun, gejalanya terdapat bercak berwarna agak kemerahan kemudian berubah menjadi abu-abu, selanjutnya bercak meluas, seringkali diikuti pembentukan sklerotium berbentuk tidak

(12)

11

Sumber: http://nad.litbang.pertanian.go.id/ind/index.php/info-teknologi/722-beberapa-penyakit-pada-tanaman-jagung-dan-pengendaliannya

Gambar 9. Gejala serangan busuk pelepah pada tanaman jagung

Gejala serangan penyakit ini dimulai dari bagian tanaman yang paling dekat dengan permukaan tanah kemudian menjalar ke bagian atas. Penanaman varietas tidak tahan penyakit ini (rentan), serangan cendawan penyebab busuk pelepah dapat mencapai pucuk atau tongkol jagung. Cendawan ini bertahan hidup sebagai miselium dan sklerotium pada biji jagung, di dalam tanah serta pada sisa-sisa tanaman di lahan. Keadaan tanah basah, lembab, serta drainase kurang baik akan merangsang pertumbuhan miselium dan sklerotia, sehingga kondisi semacam ini merupakan sumber inokulum utama.

6) Penyakit Bulai (Peronosclerospora maydis)

Penyakit bulai di Indonesia disebabkan oleh cendawan Peronosclerospora maydis

dan Peronosclerospora philippinensis yang luas sebarannya. Penyakit bulai

merupakan penyakit utama budidaya jagung. Penyakit ini menyerang tanaman jagung khususnya varietas rentan hama penyakit serta saat umur tanaman jagung masih muda (antara 1-2 minggu setelah tanam). Kehilangan hasil produksi akibat penularan penyakit bulai dapat mencapai 100%, terutama varietas rentan.

Gejala khas penyakit bulai adalah adanya warna khlorotik memanjang sejajar tulang daun dengan batas terlihat jelas antara daun sehat. Bagian daun

(13)

12

permukaan atas maupun bawah terdapat warna putih seperti tepung, sangat jelas di pagi hari. Selanjutnya pertumbuhan tanaman jagung akan terhambat, termasuk pembentukan tongkol buah, bahkan tongkol tidak terbentuk, daun-daun menggulung serta terpuntir, bunga jantan berubah menjadi massa daun yang berlebihan.

Sumber: http://nad.litbang.pertanian.go.id/ind/index.php/info-teknologi/722-beberapa-penyakit-pada-tanaman-jagung-dan-pengendaliannya

Gambar 10. Gejala penyakit bulai pada tanaman jagung

Penyakit bulai tanaman jagung menyebabkan gejala sistemik dimana gejalanya meluas ke seluruh bagian tanaman jagung serta menimbulkan gejala lokal (setempat). Gejala sistemik terjadi bila infeksi cendawan mencapai titik tumbuh sehingga semua daun akan terinfeksi. Tanaman terinfeksi penyakit bulai saat umur tanaman masih muda umumnya tidak menghasilkan buah, tetapi bila terinfeksi saat tanaman sudah tua masih dapat terbentuk buah, sekalipun buahnya kecil-kecil karena umumnya pertumbuhan tanaman mengerdil.

2. Identifikasi hama dan penyakit pada tanaman hortikultura

a. Hama dan penyakit pada tanaman cabai

(14)

13

Thrip merupakan hama yang sangat menganggu terutama pada daun tanaman termasuk cabai hama ini bsa menjadi perantara (vector) yang baik berbagai penyakit virus. Hama trips merupakan penyebab terbesar terjadinya daunkeriting pada daun cabe. Gejala yang ditimbulkan oleh trips pada daun cabe adalah adanya daun keriting dengan bentukan lekukan menggulung ke atas. Biasanya serangan trips diikuti dengan gejala rontoknya bunga cabe. Pada permukaan daun bagian atas biasanya juga terdapat lapisan mengkilap seperti perak. Hama tanaman ini sangat mudah dilihat kasat mata pada bunga-bunga tanaman cabe dan di dalam gulungan daun cabe, berbentuk kecil memanjang seperti semut hitam dengan warna ada yang hitam dan hijau.

Sumber: http://www.indonaturalplus.com/2015/01/cara-mengatasi-daun-keriting-pada-tanaman-cabe.html

Gambar 11. Hama trip pada tanaman cabai

2) Serangan oleh Tungau

Tungau adalah sekelompok hewan kecil bertungkai delapan yang, bersama-sama dengan caplak, menjadi anggota superordo Acarina. Jenis hama ini menyerang dengan gejala yang khas, yaitu daun yang terserang akan melengkung ke bawah dengan rapih. Serangan tungau biasanya terjadi pada daun yang ketiga sampai ke bawah. Jika daun yang menggulung dibuka dan diperhatikan secara teliti maka permukaan daun bagian bawah akan terdapat binatang yang sangat lembut sekali yang bergerak secara perlahan-lahan. Biasanya tungau yang berada pada permukaan daun tersebut berwarna hijau.

(15)

14

Sumber: http://www.indonaturalplus.com/2015/01/cara-mengatasi-daun-keriting-pada-tanaman-cabe.html

Gambar 12. Tungau yang menyerang tanaman cabai

3) Hama ulat

Ulat yang sering menyarang tanaman cabe diantaranya ulat grayak (Spodoptera

litura). Ulat jenis ini memakan daun sampai bolong-bolong sehingga menganggu

kemampuan fotosintesis tanaman. Pada tingkat yang parah ulat grayak memakan habis seluruh daun dan hanya menyisakan tulang-tulang daun.

Selain itu ada juga jenis ulat yang menyerang buah cabai, yaitu jenis Helicoverpa

sp. danSpodoptera exigua. Ulat jenis ini membuat lubang pada buah cabe baik

yang masih hijau maupun merahUlat biasanya menyerang pada malam hari atau saat matahari teduh. Pada siang yang terik, ulat bersembunyi di pangkal tanaman atau berlindung di balik mulsa sehingga ulat-ulat ini bisa lolos dari penyemprotan.

4) Hama lalat buah

Serangan lalat buah (Bactrocera dorsalis) pada tanaman cabe menyebabkan kerontokan buah. Buah cabe tidak sempat dipanen karena keburu rontok ke tanah. Pada buah yang terserang apabila di belah terdapat larva lalat. Bila tidak dibersihkan, larva pada buah cabe yang rontok akan menjadi pupa di dalam tanah, sehingga siklus serangan akan terus berulang.

(16)

15

5) Hama kutu daun

Kutu daun yang menyerang tanaman cabe biasanya berasal dari jenis Myzus

persicae. Kutu daun menyerang dengan menghisap cairan pada daun. Daun

menjadi kering dan permukaan daun keriting.Selain itu, kutu daun bisa mengundang berbagai penyakit secara tidak langsung. Kutu ini bisa menjadi vektor pembawa virus, menghasilkan cairan berwarna kuning kehijaun yang mengundang semut dan mengundang datangnya cendawan yang menimbulkan jelaga hitam pada permukaan daun.

6) Bercak daun

Penyakit bercak daun yang menyerang tanaman cabe disebabkan oleh jamur Cercospora capsici. Gejalanya terdapat bercak-bercak bundar berwarna abu-abu dengan pinggiran coklat pada daun. Bila serangan menghebat daun akan berwarna kuning dan akhirnya berguguran. Penyakit ini biasanya menyerang pada musim hujan dimana kondisi kelembaban cukup tinggi. Penyakit ini menyebar saat jamur masih berupa spora dan bisa dibawa oleh angin, air hujan, hama vektor, dan alat pertanian. Spora jamur juga bisa terikut pada benih atau biji cabe. Pencegahan terhadap penyakit ini dengan memilih benih yang sehat bebas patogen. Merenggangkan jarak tanam berguna meminimalkan serangan agar lingkungan tidak terlalu lembab. Pengendalian teknis bisa dilakukan dengan memusnahkan tanaman yang terinfeksi dengan cara dibakar. Bila serangan menghebat bisa diberikan fungisida.

7) Patek atau antraknosa

Penyakit ini disebabkan oleh cendawan Colletotrichum capsici dan Colletotrichum

gloeosporioides. Pada fase pembibitan penyakit ini menyebabkan kecambah layu

saat disemaikan. Sedangkan pada fase dewasa menyebabkan mati pucuk, serangan pada daun dan batang menyebabkan busuk kering. Sementara itu, pada buah akan menjadi busuk seperti terbakar. Penyakit ini bisa terbawa dari benih atau biji cabe. Pencegahan bisa dilakukan dengan memilih benih yang sehat dan bebas patogen. Pengendalian bisa dilakukan dengan memusnahkan tanaman yang terserang dan penyemprotan fungisida.

(17)

16

8) Busuk

Terdapat dua macam penyakit busuk yang biasa menyerang tanaman cabe, yakni busuk cabang dan busuk kuncup. Busuk cabang pada tanaman cabe disebabkan oleh Phytophthora capsici. Menyerang saat musim hujan dan penyebarannya sangat cepat. Busuk kuncup disebabkan oleh cendawan Choanosearum

sp. Penyakit ini masih jarang dijumpai di Indonesia. Gejalanya, kuncup tanaman

berwarna hitam dan lama kelamaan mati.

Penyakit ini bisa dikendalikan dengan mengurangi dosis pemupukan nitrogen seperti urea dan ZA. Kemudian mengatur jarak tanam agar sirkulasi udara berjalan lancar. Tanaman yang terinfeksi sebaiknya dicabut dan dibakar. Penyemprotan bisa dilakukan dengan fungisida, bila dilakukan saat musim hujan pilih fungisida yang memiliki perekat.

9) Layu

Penyakit layu merupakan penyakit yang cukup sulit dikendalikan pada budidaya tanaman cabe. Penyakit layu bisa ditumbulkan oleh beragam jasad penganggu tanaman seperti berbagai jenis cendawan dan bakteri. Layu yang disebabkan cendawan disebut layu fusarium. Jenis cendawannya adalah Fusarium sp., Verticilium sp. dan Pellicularia sp. Cendawan ini hidup di lingkungan yang masam. Sedangkan layu bakteri disebabkan oleh bakteri Pseudomonas solanacearum. Bakteri ini hidup di jaringan batang. Pengendalian penyakit layu harus diamati dengan lebih spesifik agar penanganannya bisa lebih tepat.

10) Bule atau virus kuning

Tanaman cabe yang terserang virus kuning, daun dan batangnya akan terlihat menguning. Penyakit ini disebut juga penyakit bule atau bulai. Penyebabnya adalah virus gemini, penyakit ini bisa dibawa dari benih atau biji dan ditularkan oleh kutu. Penyakit yang disebabkan virus tidak akan mempan dengan penyemprotan racun-racun kimia. Pengendalian harus dilakukan semenjak dini,

(18)

17

dengan memilih benih unggul dan tahan serangan virus. Selain itu bisa juga dengan membasmi hama yang menjadi vektornya, seperti kutu.

Untuk menaikkan daya tahan tanaman cabe terhadap serangan virus kuning, bisa dengan mengintensifkan pemupukan, misalnya penggunaan pupuk organik cair yang mengandung zat hara makro dan mikro lengkap. Tujuannya agar tanaman cabe tumbuh subur sehingga lebih tahan terhadap patogen.

11) Keriting daun atau mozaik

Penyebab serangan penyakit mosaik adalah Cucumber Mosaic Virus (CMV). Gejalanya, pertumbuhan menjadi kerdil, warna daun belang-belang hijau tua dan hijau muda, ukuran daun lebih kecil, tulang daun akan berubah menguning. Penyakit ini bisa menyebar dan menular ke tanaman lain oleh aktivitas serangga. Penyemprotan kimia bertujuan untuk menghilangkan serangga bukan penyakitnya. Untuk mengurangi penyakit, musnahkan tanaman cabe yang telah parah terserang. Pemilhan benih tahan virus membantu menghindari resiko serangan penyakit ini. Hal lain yang bisa membantu mengurangi resiko serangan adalah pemupukan yang baik dan tepat.

b. Hama dan penyakit pada tanaman semangka

1) Thrips Berukuran kecil ramping, warna kuning pucat kehitaman, mempunyai sungut badan beruas-ruas. Cara penularan secara mengembara dimalam hari, menetap dan berkembang biak.

2) Ulat Perusak Daun.

Berwarna hijau dengan garis hitam/berwarna hijau bergaris kuning, gejala yang ditimbulkan akibat serangan hama ini adalah daun dimakan sampai tinggal lapisan lilinnya dan terlihat dari jauh seperti berlubang.

3) Tungau

Binatang kecil berwarna merah agak kekuningan/kehijauan berukuran kecil mengisap cairan tanaman. Tandanya, tampak jaring-jaring sarang binatang ini di bawah permukaan daun, warna dedaunana akan pucat.

(19)

18

4) Ulat Tanah

Ulat tanah Berwarna hitam berbintik-bintik/bergaris-garis, panjang tubuh 2-5 cm, aktif merusak dan bergerak pada malam hari. Menyerang daun, terutama tunas-tunas muda, ulat dewasa memangsa pangkal tanaman.

5) Lalat buah

Ciri-ciri lalat buah adalah mempunyai sayap yang transparan berwarna kuning dengan bercak-bercak dan mempunyai belalai. Tanda-tanda serangan terdapat bekas luka pada kulit buah (seperti tusukan belalai), daging buah beraroma sedikit masam dan terlihat memar.

6) Layu Fusarium

Penyebab penyakit layu fusarium adalah karena lingkungan/situasi yang memungkinkan tumbuh jamur (hawa yang terlalu lembab). Gejala yang ditimbulkan adalah adanya kebusukan pada tanaman yang tadinya lebat dan subur.

7) Bercak Daun

Penyakit ini disebabkan oleh spora bibit penyakit terbawa angin dari tanaman lain yang terserang. Gejala yang diimbulkan adalah permukaan daun terdapat bercak-bercak kuning dan selanjutnya menjadi cokelat akhirnya mengering dan mati, atau terdapat rumbai-rumbai halus berwarna abu-abu/ungu.

8) Antraknosa

Penyakit antraknose disebabkan jamur atau cendawan. Gejala gejala yang ditimbulkan adalah daun terlihat bercak-bercak coklat dan yang akhirnya daun mati. Bila menyerang buah, tampak bulatan berwarna merah jambu yang lama kelamaan semakin meluas.

9) Busuk Semai

Penyakit busuk semai menyerang pada benih yang sedang disemaikan. Gejala yang ditimbulkan adalah batang bibit berwarna cokelat, merambat dan rebah kemudian mati.

10) Busuk Buah

Penyakit busuk buah disebabkan oleh jamur/bakteri patogen yang menginfeksi buah menjalang masak dan aktif setelah buah mulai dipetik.

(20)

19

11) Karat Daun

Penyakit karat daun disebabkan oleh virus yang terbawa oleh hama tanaman yang berkembang pada daun tanaman. Gejalayang timbul adalah daun melepuh, belang-belang, cenderung berubah bentuk, tanaman kerdil dan timbul rekahan membujur pada batang.

3. Pengendalian hama dan penyakit secara terpadu

Pengendalian hama dan penyakit yang menyerang tanaman dapat dilakukan dengan beberapa cara, diantaranya adalah kultur teknis, pengendalian secara hayati, pengaturan pola tanam, dan pengendalian secara kimia.

a. Pengendalian hama dan penyakit dengan kultur teknis

Pengendalian secara kultur teknis merupakan cara pengendalian hama dan penyakit dengan memanfaatkan lingkungan untuk menekan perkembangan populasi hama atau penyakit. Pengendalian secara kultur teknis dapat dilakukan denagn beberapa cara, diantaranya adalah pengolahan tanah, sanitasi, pemupukan

1) Pengelolaan Tanah

Pengolahan tanah setelah panen larva-larva hama yang hidup di dalam tanah akan mati terkena alat-alat pengolahan seperti cangkul. Di samping itu akibat lain dari pengolahan tanah ini akan menaikkan larva dan telur dari dalam tanah ke permukaan tanah. Dengan demikian larva-larva dan telur larva akan dimakan burung atau mati terkena cahaya matahari langsung.

2) Sanitasi

Kegiatan sanitasi adalah dengan membersihkan tempat-tempat yang kemungkinan digunakan oleh serangga untuk berkembang biak, berlindung, berdiapause, maka perkembangan serangga yang menjadi hama tanaman dapat dicegah.

(21)

20

3) Pemupukan

Penggunaan pupuk menjadikan tanaman sehat dan lebih mudah mentoleransi serangga hama tanaman. Untuk mengurangi serangan hama dan penyakit dianjurkan untuk menggunakan pemupukan yang seimbang.

4) Irigasi

Pengolahan air dapat menghalangi perkembangan hama-hama tertentu. Akan tetapi bila cara pengolahan air kurang tepat dapat mengakibatkan peningkatan perkembangan populasi hama tanaman.

b. Pengendalian secara hayati

Pengendalian hama dan penyakit secara biologi/hayati adalah dengan menggunakan makhluk hidup untuk membatasi populasi organisme pengganggu tumbuhan (OPT). Makhluk hidup dalam kelompok ini diistilahkan juga sebagai organisme yang berguna yang dikenal juga sebagai musuh alami, seperti predator, parasitoid, patogen, serta digunakan untuk mengendalikan mikroorganisme (termasuk virus). Pengendalian hayati, walaupun usahanya memerlukan waktu yang cukup lama dan berspektrum sempit (inangnya spesifik), tetapi banyak keuntungannya, antara lain aman, relatif permanen, dalam jangka panjang relatif murah dan efisien, serta tidak akan menyebabkan pencemaran lingkungan.

1) Pengaturan pola tanam

a) Rotasi tanaman dan pengaturan waktu tanam: Rotasi tanaman dilakukan dengan cara menanam tanaman yang berbeda-beda jenisnya dalam satu tahun dapat memutus atau memotong daur hidup hama terutama hama yang sifatnya monofagus (satu jenis makanan).

b) Strip farming: Serangan hama tertentu dapat di atasi dengan cara “catch crop” yaitu bercocok tanam secara berselang seling, antara tanaman yang berumur panjang dan tanaman berumur pendek.

(22)

21 2) Pengendalian secara kimia

Pengendalian hama secara kimiawi merupakan pengendalian hama dengan menggunakan zat kimia yang dilakukan dengan menyemprotkan bahan kimia kebagian tanaman. Pengendalian dengan cara ini termasuk yang paling efektif karena dapat dilakukan dengan cepat dan dampak yang ditimbulkan dari

penggunaan bahan kimia ini cepat terlihat, namun demikian penggunaan bahan kimia untuk mengendalikan serangan hama dan penyakit memeiliki kekurangan dan terdapat beberapa dampak negatif yang ditimbulkan, diantaranya adalah hama atau penyakit menjadi resisten atau kebal, punahnya musuh alami, berbahaya bagi tubuh manusia, dan lainnya.

Bahan kimia yang digunakan untuk mengendalikan hama dan penyakit dikenal dengan istilah pestisida. Terdapat beberapa jenis pestisida yang disesuaikan dengan hama atau penyakit sasarannya, yaitu:

- fungisida : mengendalikan cendawan - insektisida : mengendalikan serangga - nematisida : mengendalikan nematoda - akarisida : mengendalikan tungau

- bakterisida : mengendalikan bakteri - rodentisida : mengendalikan tikus - mollussida : mengendalikan bekicot

3) Pengendalian secara terpadu

Pengendalian Hama Terpadu (PHT) adalah suatu konsepsi atau cara berpikir

mengenai pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) dengan pendekatan ekologi yang bersifat multidisiplin untuk mengelola populasi hama dan penyakit dengan memanfaatkan beragam taktik pengendalian yang kompatibel dalam suatu kesatuan koordinasi pengelolaan. Karena PHT merupakan suatu sistem pengendalian yang menggunakan pendekatan ekologi, maka pemahaman tentang biologi dan ekologi hama dan penyakit menjadi sangat penting.

Gambar

Gambar 1. Wereng pada padi
Gambar 3. Ulat grayak
Gambar 5. Gejala serangan penyakit Blast Pada tanaman padi
Gambar 7. Ulat tanah yang menyerang tanaman jagung
+4

Referensi

Dokumen terkait

Karenanya penting meletakkan Islam Nusantara sebagai sebuah diskursus, dimana ada dua aspek/aktor yang bergerak bersama- sama, berasal dari tradisi teks ( tradisi besar

Penelitian ini berkaitan dengan kondisi pertanian saat ini yang sering diangkat menjadi topik, misalnya dalam hal menentukan kematangan buah, pendistribusian buah jeruk

Daftar hadir masing-masing lembaga terlampir, dan telah sepakat serta menyetui Pemekaran Nagari Malalak menjadi empat Nagari yaitu Malalak Utara, Malalak Timur,

Pada pelaksanaan penelitian terdapat beberapa batasan masalah, yaitu: objek penelitian dikhususkan pada perencanaan stok material untuk pembuatan produk panel

Sebagaimana diilustrasikan pada gambar 3, penilaian kinerja 360 derajat mengakomodasi proses evaluasi kognitif terhadap penilaian kinerja yang dialami individu karena

Bila tujuan agama, melindungi ke- turunan manusia, berarti pula seluruh benih-benih manusiapun dilindungi, maka ovum-ovurnnyapun dihormati dalam arti tidak boleh dijadikan

Data penentuan pengaruh waktu pengadukan terhadap nilai efisiensi sorpsi dapat dilihat pada.

Proses penyangraian akan menghasilkan aroma yang khas dari kopi dan akan menyebabkan perubahan pada biji kopi serta terjadi perubahan warna, aroma, rasa dan volume dari biji