• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEDOMAN TEKNIS PENANGANAN FAKIR MISKIN DI WILAYAH PESISIR, PULAU-PULAU KECIL DAN PERBATASAN ANTAR NEGARA MELALUI ELEKTRONIK WARUNG GOTONG ROYONG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PEDOMAN TEKNIS PENANGANAN FAKIR MISKIN DI WILAYAH PESISIR, PULAU-PULAU KECIL DAN PERBATASAN ANTAR NEGARA MELALUI ELEKTRONIK WARUNG GOTONG ROYONG"

Copied!
117
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

PEDOMAN TEKNIS PENANGANAN FAKIR MISKIN DI WILAYAH PESISIR, PULAU-PULAU KECIL DAN

PERBATASAN ANTAR NEGARA

MELALUI ELEKTRONIK WARUNG GOTONG ROYONG KELOMPOK USAHA BERSAMA PROGRAM KELUARGA

HARAPAN (E-WARONG KUBE-PKH)

KEMENTERIAN SOSIAL RI

DIREKTORAT JENDERAL PENANGANAN FAKIR MISKIN DIREKTORAT PENANGANAN FAKIR MISKIN PESISIR, PULAU-PULAU KECIL DAN PERBATASAN ANTAR NEGARA

(3)

TIM PENYUSUN

PEDOMAN TEKNIS PENANGANAN FAKIR MISKIN DI WILAYAH PESISIR, PULAU-PULAU KECIL DAN PERBATASAN ANTAR NEGARA MELALUI ELEKTRONIK WARUNG GOTONG ROYONG KELOMPOK USAHA BERSAMA PROGRAM KELUARGA HARAPAN (E-WARONG KUBE-PKH)

Pengarah : DR. Andi ZA Dulung, M.Si PenanggungJawab : Akifah Elansary, SH, M. Hum Penyusun :

1 DR. Joyakin Tampubolon,

M.Si 12 Acep Mukhtar, SH 2 Dra. Lenny Brida Dipl.

Tesol, M.Psi, M.Hum 13 Rd. Salli S Sagita S.ST 3 Djuni Thamrin, Ph.D 14 Juli Darto Purba,

S.Sos 4 T. Mangara Simanjuntak,

M. Si 15 Ratna Suharyati 5 Ir. M. Thamrin 16 Sularno, S, Sos 6 Buyung Rachim Mosad,

M.Si 17 Sapti Wulandari, S.Psi 7 Dewi Suhartini, M.Si 18 Melisa K Octavia,

S.Sos

8 Dra. Desmawati 19 Dody Ahmad, S.ST 9 Rohimah A. KS MM 20 Winda Maharani,

A.Md

(4)
(5)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan ridho-Nya, buku Pedoman Teknis Elektronik Warung Gotong Royong Kelompok Usaha Bersama Program Keluarga Harapan (e-Warong KUBE-PKH) Tahun 2017 telah disusun. E-Warong KUBE PKH merupakan program penanganan fakir miskin dengan Filosofi e-Warong KUBE-PKH sebagai warung bersama yang dilakukan secara gotong royong yang diwadahi dalam kelompok usaha bersama.

E-Warong KUBE-PKH ini adalah sarana usaha yang didirikan oleh KUBE di bidang jasa sebagai sarana pencairan bantuan sosial berupa bahan pangan pokok dan/atau uang tunai secara elektronik, kebutuhan usaha, serta pemasaran hasil produksi anggota KUBE.

Pedoman Teknis ini dapat dipergunakan oleh semua pihak pemangku kepentingan (stakeholders) dalam penanganan fakir miskin di wilayah pesisir, pulau-pulau

(6)

kecil dan perbatasan antar negara di tingkat Pusat, Provinsi, Kabupaten dan Lembaga Sosial, hendaknya mengacu pada ketentuan yang diatur dalam pedoman teknis ini.

Harapan kami bahwa pedoman teknis elektronik warung gotong royong kelompok usaha bersama program keluarga harapan (e-Warong KUBE-PKH) dapat dimanfaatkan dengan baik sehingga pelaksanaan penanganan fakir miskin khususnya di wilayah pesisir, pulau-pulau kecil dan perbatasan antar negara dapat dilaksanakan secara optimal.

Jakarta, Mei 2017 Direktur Jenderal Penanganan Fakir Miskin

(7)

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PENANGANAN FAKIR MISKIN ... vii

BAB I PENDAHULUAN ... 1 A. Latar Belakang ... 1 B. Landasan Hukum ... 4 C. Tujuan Pedoman ... 6 D. Pengertian ... 7 E. Sasaran ... 10

BAB II ELEKTRONIK WARUNG GOTONG ROYONG KELOMPOK USAHA BERSAMA PROGRAM KELUARGA HARAPAN ... 12

A. Apa itu E-Warong KUBE-PKH ... 12

B. Tujuan E-Warong KUBE-PKH ... 14

C. Sasaran E-Warong KUBE-PKH ... 15

D. Mengapa harus E-Warong KUBE-PKH .... 16

BAB III KEBIJAKAN, PRINSIP DAN KEWENANGAN .. 18

A. Kebijakan ... 18

B. Prinsip dan Pendekatan ... 18

(8)

BAB IV PROSES PEMBENTUKAN DAN PENGELOLAAN ELEKTRONIK WARUNG GOTONG ROYONG KELOMPOK USAHA BERSAMA PROGRAM

KELUARGA HARAPAN ... 25

A. Kriteria Pembentukan E-Warong KUBE-PKH ... 25

B. Persyaratan Pembentukan E-Warong KUBE-PKH ... 26

C. Hak dan Kewajiban Anggota E-Warong KUBE-PKH ... 31

D. Mekanisme Pelaksanaan E-Warong KUBE-PKH ... 33

E. Pokok-Pokok Kegiatan E-Warong KUBE-PKH ... 37 F. Sumber Pendanaan ... 38 BAB V KEMITRAAN ... 39 A. Prinsip Kemitraan ... 39 B. Bentuk Kemitraan ... 41 C. Lembaga Kemitraan ... 44

BAB VI MONITRING, EVALUASI DAN PELAPORAN . 45 A. Monitoring ... 45

B. Evaluasi ... 48

C. Pelaporan ... 52

(9)

KEMENTERIAN SOSIAL REPUBLIK INDONESIA

Jalan Salemba Raya No. 28 Jakarta Pusat 10430 Telepon (021) 3144322 Fax (021) 3144322 Laman : http//www.depsos.go.id

PERATURAN

DIREKTUR JENDERAL PENANGANAN FAKIR MISKIN NOMOR : 05/PFM/PER/HK.01/05/2017

TENTANG

PEDOMAN TEKNIS PENANGANAN FAKIR MISKIN WILAYAH PESISIR, PULAU-PULAU KECIL DAN PERBATASAN ANTAR NEGARA MELALUI KEGIATAN ELEKTRONIK WARUNG GOTONG ROYONG KELOMPOK

USAHA BERSAMA PROGRAM KELUARGA HARAPAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DIREKTUR JENDERAL PENANGANAN FAKIR MISKIN, Menimbang : a. bahwa untuk menyamakan persepsi dalam

pelaksanaan kegiatan elektronik warung gotong royong kelompok usaha bersama program keluarga harapan untuk wilayah pesisir, pulau-pulau kecil dan perbatasan antar negara maka diperlukan pedoman teknis penanganan fakir miskin wilayah pesisir, pulau-pulau kecil dan perbatasan antar negara melalui kegiatan elektronik warung gotong royong kelompok usaha bersama program keluarga harapan;

(10)

b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, perlu menetapkan Peraturan Direktur Jenderal Penanganan Fakir Miskin tentang Pedoman Teknis Penanganan Fakir Miskin Wilayah Pesisir, Pulau-Pulau Kecil Dan Perbatasan Antar Negara Melalui Kegiatan Elektronik Warung Gotong Royong Kelompok Usaha Bersama Program Keluarga Harapan;

Mengingat : 1 Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2008 tentang Wilayah Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun2008 Nomor 177, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4925);

2. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2009 tentang Kesejahteraan Sosial (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 12, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4967);

3. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2011 tentang Penanganan Fakir Miskin (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 83, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia nomor 5235);

4. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2014 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (Lembaran Negara Republik

(11)

Indonesia Tahun 2014 Nomor 2, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5490);

5. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomoe 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679);

6. Peraturan Pemerintah Nomor 39 tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Kesejahteraan Sosial (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5294);

7. Peraturan Pemerintah Nomor 63 Tahun 2013 tentang Pelaksanaan Upaya Penanganan Fakir Miskin Melalui Pendekatan Wilayah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 157, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5449);

8. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2015 tentang Tata Cara Pengumpulan dan Penggunaan Sumbangan Masyarakat bagi

(12)

Penanganan Fakir Miskin (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5677);

9. Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tentang Organisasi Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 8);

10. Peraturan Presiden Nomor 46 Tahun 2015 tentang Kementerian Sosial (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 86);

11. Peraturan Menteri Sosial Nomor 20 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Sosial (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 1845);

12. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 228/PMK.05/2016 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 254/PMK.05/2016 tentang Belanja Bantuan Sosial pada Kementerian Negara/Lembaga (Berita Negara republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 2147); 13. Peraturan Menteri Sosial Republik

Indonesia Nomor 25 Tahun 2016 tentang Bantuan Pengembangan Sarana Usaha Melalui elektronik Warung Gotong Royong Kelompok Usaha Bersama Program Keluarga Harapan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 9).

(13)

M E M U T U S K A N

Menetapkan : PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PENANGANAN FAKIR MISKIN TENTANG PEDOMAN TEKNIS PENANGANAN FAKIR MISKIN WILAYAH PESISIR, PULAU-PULAU KECIL DAN PERBATASAN ANTAR NEGARA MELALUI KEGIATAN ELEKTRONIK WARUNG GOTONG ROYONG KELOMPOK USAHA BERSAMA PROGRAM KELUARGA HARAPAN.

Pasal 1

Pedoman Teknis Penanganan Fakir Miskin Wilayah Pesisir, Pulau-Pulau Kecil Dan Perbatasan Antar Negara Melalui Kegiatan Elektronik Warung Gotong Royong Kelompok Usaha Bersama Program Keluarga Harapan merupakan acuan dalam melaksanakan program kegiatan Elektronik Warung Gotong Royong Kelompok Usaha Bersama Program Keluarga Harapan untuk wilayah pesisir, pulau-pulau kecil dan perbatasan antar negara.

Pasal 2

Pedoman Teknis Penanganan Fakir Miskin Wilayah Pesisir, Pulau-Pulau Kecil Dan Perbatasan Antar Negara Melalui Kegiatan Elektronik Warung Gotong Royong Kelompok Usaha Bersama Program Keluarga Harapan sebagaimana tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Direktur Jenderal ini.

(14)

Pasal 3

Peraturan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di : J a k a r t a Pada tanggal : April 2017 DIREKTUR JENDERAL

PENANGANAN FAKIR MISKIN

(15)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kementerian Sosial yang mendapatkan mandat melakukan program perlindungan sosial dan penanganan fakir miskin yang telah dilakukan dengan pola pendekatan pemberdayaan terpadu dan berkelanjutan yang melibatkan pemerintah provinsi, kabupaten/kota sampai pada level kelurahan, desa dan organisasi masyarakat.

Fakta lapangan menunjukkan bahwa penanganan fakir miskin melalui pemberian bantuan sosial yang ditujukan kepada kelompok fakir miskin belum optimal, sehingga perlu adanya penataan baik dalam penetapan sasaran, penganggaran, mekanisme penyaluran bantuan, pemanfaatan dan komitmen para pemangku kepentingan. Mekanisme dan aturan yang ada selama ini belum dapat menjamin bahwa bantuan yang di alokasikan secara utuh dapat diterima. Hal ini

(16)

menyebabkan penanganan fakir miskin belum terintegrasi dan berkelanjutan.

Sesuai arahan Presiden Joko Widodo bahwa semua bantuan sosial (Bansos) sebisa mungkin disalurkan secara non-tunai. Tindak lanjut dari arahan Presiden, Kementerian Sosial membuat terobosan kebijakan dengan melakukan penyaluran bantuan melalui non-tunai. Untuk mewujudkan penyaluran bantuan dimaksud maka ditetapkan kebijakan bantuan pengembangan sarana usaha melalui Elektronik Warung Gotong Royong Kelompok Usaha Bersama Program Keluarga Harapan (e-Warong KUBE-PKH). Filosofi e-Warong KUBE-PKH ini adalah gotong royong dan kerjasama yang diwadahi dalam kelompok usaha bersama. Kepemilikian e-Warong KUBE-PKH ini adalah anggota kelompok usaha bersama dimana anggotanya adalah fakir miskin yang menerima bantuan stimulant dan melaksanakan kegiatan usaha ekonomi produktif keluarga. Konteks ini sangat sesuai karakter sosial budaya masyarakat Indonesia yaitu gotong royong dan kesetiakawanan sosial.

(17)

Dalam rangka mewujudkan kebijakan e-Warong KUBE-PKH diperlukan sinergitas dan dukungan serta kesamaan langkah dari berbagai Kementerian/ Lembaga seperti Kemenko PMK, Bapenas, Kementerian Koperasi, Bulog, Pemerintah Daerah (Provinsi, Kabupaten/Kota), Himpunan Bank Negara (HIMBARA) dan Instansi lainnya.

Berdasarkan uraian dan penjelasan diatas, maka Direktorat Penanganan Fakir Miskin Pesisir, Pulau-Pulau Kecil dan Perbatasan Antar Negara perlu membuat Pedoman Pelaksanaan Teknis Kegiatan

(18)

Pengembangan Sarana Usaha Ekonomi Produktif melalui Elektronik Warung Gotong Royong Kelompok Usaha Bersama Program Keluarga Harapan (e-Warong KUBE-PKH), sebagai panduan instansi/lembaga yang terlibat dalam upaya percepatan penanganan fakir miskin di wilayah pesisir pulau-pulau kecil dan perbatasan antar negara.

B. Landasan Hukum

1. Undang-Undang RI Nomor 11 Tahun 2009 tentang Kesejahteraan Sosial;

2. Undang-Undang RI Nomor 13 Tahun 2011, tentang Penanganan Fakir Miskin;

3. Peraturan Pemerintah No 39 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Kesejahteraan Sosial;

4. Peraturan Pemerintah No 63 Tahun 2013 tentang Pelaksanaan Upaya Penanganan Fakir Miskin Melalui Pendekatan Wilayah;

(19)

5. Peraturan Presiden Nomor 166 Tahun 2014 tentang Program Percepatan Penanggulangan Kemiskinan;

6. Inpres Nomor 7 Tahun 2014, tentang Pelaksanaan Program Simpanan Keluarga Sejahtera, Program Indonesia Pintar, dan Program Indonesia Sehat, untuk membangun keluarga produktif;

7. Peraturan Menteri Sosial RI Nomor 20 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Sosial;

8. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 228/PMK.05/2016 tentang Perubahan Atas PMK No.254/PMK.05/2015, tentang Belanja Bantuan Sosial pada Kementerian Negara/Lembaga;

9. Keputusan Menteri Sosial RI Nomor 150/HUK/2016 tentang Penetapan Wilayah Kerja Direktorat Penanganan Fakir Miskin Perdesaan, Direktorat Penanganan fakir Miskin Perkotaan dan Direktorat Penanganan Fakir Miskin Pesisir, Pulau-Pulau Kecil dan Perbatasan Antar Negara;

(20)

10. Keputusan Menteri Sosial RI Nomor 21/HUK/2017, tentang Penetapan Jumlah Keluarga Penerima Manfaat Subsidi Beras Sejahtera dan Bantuan Pangan Non Tunai Tahun 2017;

11. Peraturan Menteri Sosial Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2016 Tentang Bantuan Pengembangan Sarana Usaha Melalui Elektronik Warung Gotong Royong (e-Warong KUBE-PKH). C. Tujuan Pedoman

Tujuan pedoman teknis pelaksanaan e-Warong KUBE-PKH yaitu:

1. Menjadi acuan operasional pelaksanaan kegiatan Pengembangan Sarana Usaha Ekonomi Produktif melalui Elektronik Warung Gotong Royong Program Keluarga Harapan.

2. Mewujudkan kesamaan pemahaman dan arah dalam pelaksanaan Pengembangan Sarana Usaha Ekonomi Produktif melalui Elektronik Warung Gotong Royong Program Keluarga Harapan.

(21)

3. Mewujudkan sinergitas antara pemerintah, pemerintah daerah, dunia usaha, perguruan tinggi, organisasi sosial masyarakat dalam pelaksanaan kegiatan Pengembangan Sarana Usaha Ekonomi Produktif melalui Elektronik Warung Gotong Royong Program Keluarga Harapan.

D. Pengertian

1. Penanganan Fakir Miskin adalah upaya yang terarah, terpadu, dan berkelanjutan yang dilakukan Pemerintah, pemerintah daerah, dan/atau masyarakat dalam bentuk kebijakan, program, dan kegiatan pemberdayaan, pendampingan, serta fasilitasi untuk memenuhi kebutuhan dasar setiap warga negara.

2. Bantuan Sosial adalah upaya pemberian pertolongan baik berupa uang dan/atau barang kepada pihak yang membutuhkan, agar yang bersangkutan mampu mempertahankan hidup, melaksanakan fungsi sosialnya secara wajar serta

(22)

terlindunginya dari kemungkinan terjadinya resiko sosial.

3. Usaha Ekonomi Produktif yang selanjutnya disingkat UEP adalah Bantuan Sosial yang diberikan kepada perseorangan, keluarga, kelompok, dan/atau masyarakat untuk meningkatkan kemampuan dalam mengakses sumber daya ekonomi, meningkatkan kemampuan usaha ekonomi, meningkatkan produktivitas kerja, meningkatkan penghasilan, dan menciptakan kemitraan usaha yang saling menguntungkan. 4. Kelompok Usaha Bersama yang selanjutnya

disebut KUBE adalah kelompok keluarga miskin yang dibentuk, tumbuh, dan berkembang atas prakarsanya dalam melaksanakan usaha ekonomi produktif untuk meningkatkan pendapatan keluarga.

5. KUBE Jasa adalah kelompok keluarga miskin yang dibentuk, tumbuh, dan berkembang atas prakarsanya dalam melaksanakan usaha ekonomi

(23)

produktif di bidang jasa untuk meningkatkan pendapatan keluarga.

6. Program Keluarga Harapan yang selanjutnya disingkat PKH adalah Program pemberian bantuan sosial bersyarat atau conditional cash transfer kepada keluarga miskin yang ditetapkan sebagai peserta PKH.

7. Elektronik Warung Gotong Kelompok Usaha Bersama-Program Keluarga Harapan yang selanjutnya disebut e-Warong KUBE-PKH adalah sarana usaha yang didirikan oleh KUBE di bidang jasa sebagai sarana pencairan bantuan sosial berupa bahan pangan pokok dan/atau uang tunai secara elektronik, kebutuhan usaha, serta pemasaran hasil produksi anggota KUBE.

8. Bantuan Pengembangan Sarana Usaha selanjutnya disingkat BPSU adalah Bantuan Sosial yang diberikan kepada fakir miskin dan penyandang masalah kesejahteraan sosial lainnya yang menjadi anggota Kelompok Usaha Bersama.

(24)

9. Penyelia adalah seseorang yang bertugas melakukan pendampingan pada kegiatan e-Warong KUBE-PKH

10. Pendamping Sosial adalah perorangan, kelompok atau lembaga yang memiliki kompetensi untuk bekerjasama dengan bantuan stimulan UEP dan RS-RTLH dalam mengembangkan berbagai gagasan penerima manfaat bantuan dalam mencapai tujuan yang lebih optimal.

11. Himbara adalah Himpunan Bank Negara yang terdiri dari 4 (empat) Bank yaitu Bank Negara Indonesia (BNI), Bank Rakyat Indonesia (BRI), Bank Mandiri dan Bank Tabungan Negara (BTN).

E. Sasaran

Sasaran pengguna buku ini adalah: 1. Kementerian Sosial RI

2. Kementerian/Lembaga terkait 3. Dinas Sosial Provinsi

4. Dinas Sosial Kabupaten/Kota

(25)

6. LSM/NGO

7. Perguruan Tinggi

8. Perbankan/Dunia Usaha 9. Pendamping

(26)

BAB II

ELEKTRONIK WARUNG GOTONG ROYONG KELOMPOK USAHA BERSAMA

PROGRAM KELUARGA HARAPAN (e-Warong KUBE PKH)

A. Apa itu e-Warong KUBE-PKH

E-Warong KUBE-PKH adalah sarana usaha yang didirikan oleh KUBE di bidang jasa sebagai sarana pencairan bantuan sosial non tunai berupa bahan pangan pokok dan/atau uang tunai secara elektronik, kebutuhan usaha, serta pemasaran hasil produksi anggota KUBE.

Dari pengertian tersebut di atas e-Warong KUBE-PKH melayani 4 (empat) hal yaitu: (1) Pelayanan jasa pencairan bantuan sosial non-tunai berupa bahan pangan pokok secara elektronik; (2) penyediaan kebutuhan-kebutuhan pokok warga masyarakat lingkungan sekitarnya; (3) Pemasaran hasil produksi penerima bantuan dan (4) Penarikan bantuan sosial

(27)

secara tunai oleh penerima manfaat seperti penerima program PKH.

Pencairan bantuan sosial non-tunai berupa bahan pangan pokok secara elektronik yang ditujukan bagi penerima manfaat yang meliputi: beras, minyak goreng, tepung terigu dan gula. Penyediaan bahan-bahan tersebut dilakukan melalui kerjasama Kementerian Sosial dengan Perum Bulog atau badan usaha yang menyelenggarakan berbagai kegiatan usaha untuk penyediaan bahan pokok. Dalam transaksi ini harga sudah ditetapkan dan hanya bisa dibayar melalui transaksi elektronik.

Selain dari Perum Bulog atau badan usaha yang menyelenggarakan berbagai kegiatan usaha untuk penyediaan bahan pokok, e-Warong KUBE-PKH dapat diperoleh dari hasil produksi masyarakat sekitar dan memasarkannya. Selain itu e-Warong KUBE-PKH diharapkan juga berperan sebagai pemasaran hasil-hasil produksi dari penerima manfaat seperti hasil-hasil kerajinan tangan, home industri, roti, es mambo, kerupuk ikan, kerajinan tangan yang telah dikemas dll.

(28)

Pemasaran yang dilakukan tidak hanya terbatas dilingkungan masyarakat sekitarnya tetapi lintas kabupaten dan provinsi.

Untuk memudahkan transaksi keuangan bagi masyarakat khususnya penerima manfaat e-Warong KUBE-PKH berfungsi sebagai tempat penarikan uang tunai dari berbagai provider bank umum milik Negara.

B. Tujuan e-Warong KUBE-PKH

1. Memastikan bahwa bantuan yang diterima masyarakat tepat sasaran

2. Meningkatkan kapasitas penerima manfaat untuk mengembangkan kemampuan berusaha

3. Menyediakan sarana pelayanan transaksi keuangan secara elektronik untuk pencairan Bantuan Sosial 4. Mengenalkan transaksi pelayanan perbankan

kepada penerima manfaat seperti menabung, penggunaan kartu elektonik untuk transaksi pembayaran dan tarik tunai

(29)

5. Sebagai tempat menampung dan memasarkan hasil produksi masyarakat sekitar terutama penerima manfaat

6. Menyediakan bahan pangan pokok sehari-hari dengan harga terjangkau bagi penerima manfaat bantuan sosial (peserta PKH, Bantuan Pangan Non-Tunai).

C. Sasaran e-Warong KUBE-PKH

1. Sasaran pelayanan e-Warong KUBE-PKH adalah : a. Penerima Kartu Keluarga Sejahtera (penerima

bantuan sosial peserta program keluarga harapan, penerima bantuan pangan non-tunai). b. penerima bantuan subsidi gas elpiji,

2. Masyarakat miskin penerima bantuan sosial lainnya, diantaranya:

a. Penerima bantuan UEP b. Anggota kelompok KUBE

3. Masyarakat sekitar (untuk melayani pembayaran telephone, listrik, air dll).

(30)

D. Mengapa harus e-Warong KUBE-PKH

Filosofi e-Warong KUBE-PKH ini adalah warung bersama yang dilakukan secara gotong royong yang diwadahi dalam kelompok usaha bersama. Kepemilikan e-Warong KUBE-PKH ini adalah anggota Kelompok Usaha Bersama dimana anggotanya adalah masyarakat yang menerima bantuan stimulant dan melaksanakan kegiatan usaha ekonomi produktif keluarga. Didasari sikap kegotong-royongan diatas, pembentukan e-Warong KUBE PKH di dasarkan pada prinsip dari, oleh dan untuk mereka.

e-Warong KUBE-PKH ini dibentuk untuk:

1. Penyaluran bantuan sosial non-tunai dan tunai 2. Memastikan ketepatan sasaran bantuan

3. Memudahkan akses pelayanan perbankan

4. Mengurangi penyimpangan-penyimpangan dalam penyaluran bantuan

5. Membangun transparansi dengan prinsip-prinsip kegotong-royongan dan kesetiakawanan sosial 6. Tempat pemasaran hasil produksi KUBE

(31)

Gambar 2. Masyarakat sedang bertransaksi di e-Warong KUBE-PKH

(32)

BAB III

KEBIJAKAN, PRINSIP DAN KEWENANGAN

A. Kebijakan

1. Peningkatan akses fakir miskin terhadap sumberdaya sosial ekonomi

2. Peningkatan prakarsa dan peran aktif warga masyarakat dalam pemberdayaan fakir miskin 3. Perlindungan hak-hak dasar fakir miskin

4. Peningkatan kualitas manajemen penanganan fakir miskin

B. Prinsip dan Pendekatan 1. Prinsip

a. Swakelola dan Gotong Royong

e-Warong KUBE-PKH ini dilaksanakan dengan cara swakelola dan gotong royong dengan keterlibatan aktif semua anggota KUBE dalam mengambil keputusan dalam mengelola aktivitas sosial ekonomi sesuai dengan kebutuhan, potensi dan sumber daya lokal.

(33)

b. Transparansi

E-Warong KUBE PKH menekankan bahwa masyarakat khususnya fakir miskin yang menjadi anggota harus memiliki akses yang memadai terhadap semua informasi dan proses pengambilan keputusan, sehingga pengelolaan kegiatan ekonomi produktif yang dikelola oleh pengurus.

c. Akuntabilitas

Pengurus e-Warong KUBE PKH menyampaikan proses dan mekanisme pertanggungjawaban atas kemajuan, hambatan, capaian, hasil dan manfaat e-Warong KUBE PKH kepada semua pihak khususnya kepada anggota secara berkala.

d. Keberlanjutan

E-Warong KUBE PKH hadir sebagai sarana pelayanan kebutuhan anggota dan akses permodalanan untuk peningkatan pengelolaan usaha ekonomi produktif yang dikelola anggota secara berkelanjutan.

(34)

e. Kesamaan hak

Pengurus e-Warong KUBE PKH menjamin kesamaan hak anggota tanpa membedakan atas dasar kelas sosial, golongan, ras, agama dan jenis kelamin.

2. Pendekatan

a. Pemberdayaan

E-Warong KUBE PKH dilaksanakan dengan menempatkan anggota KUBE terlibat langsung secara aktif mengambil keputusan. Kegiatan-kegiatan e-Warong KUBE PKH bertitik tolak dari kemampuan dan kebutuhan anggota KUBE dan penerima bantuan sosial.

b. Mengutamakan nilai universal dan budaya lokal E-Warong KUBE PKH diimplementasikan dengan memperhatikan HAM, nilai-nilai keagamaan dan norma-norma sosial dan adat setempat. Aktualisasi nilai-nilai spiritualitas dan kearifan lokal dilaksanakan melalui kegiatan bimbingan sosial.

(35)

c. Berorientasi pada masyarakat miskin

Semua kegiatan e-Warong KUBE PKH dilaksanakan mengutamakan kepentingan dan kebutuhan fakir miksin miskin dan kelompok masyarakat yang kurang beruntung

C. Kewenangan

Mengacu pada UU No 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, maka pemerintah daerah melakukan tugas dan tanggung jawab dalam upaya penanganan kemiskinan dalam upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat dimasing-masing wilayahnya. Sejalan dengan itu, Kementerian Sosial RI dalam upaya melaksanakan kegiatan-kegiatan pemberdayaan masyarakat berkelanjutan seperti penumbuhan e-Warong KUBE PKH sebagai sarana pengembangan sarana usaha anggota kelompok usaha bersama, selalu melibatkan pemerintah daerah mulai dari provinsi dan kabupatan/kota bahkan termasuk tokoh masyarakat dan tokoh agama. Dalam hal kegiatan e-Warong KUBE PKH di wilayah pesisir,

(36)

pulau-pulau kecil dan perbatasan antar negara, perlu dibuatkan pembagian tugas dan tanggung jawab sebagai berikut:

Direktorat PFM Pesisir, PPK dan

PAN

Dinas Sosial

Provinsi Dinas Sosial Kabupaten a. Menetapkan kebijakan teknis pelaksanaan b. Menyiapkan pedoman pelaksanaan c. Melakukan sosialisasi d. Menetapkan Kabupaten sebagai lokasi pelaksanaan kegiatan e. Melakukan verifikasi usulan Dinas Sosial Kabupaten f. Melakukan penjajakan a. Melakukan kordinasi lintas sektor b. Memberikan rekomendas i usulan kabupaten. c. Memfasilitas i dalam pelaksanaan kegiatan d. Melakukan monitoring dan evaluasi. a. Melakukan kordinasi lintas sektor b. Menyiapkan lokasi kecamatan/ desa untuk kegiatan e-Warong KUBE PKH c. Mengusulkan calon penerima program dengan melampirkan data pendukung By Name By Address (BNBA).

(37)

lokasi dan pemetaan kebutuhan g. Menyeleksi penyelia/ pendamping h. Menetapkan calon sasaran sebagai penerima manfaat i. Melaksanakan Bimbingan teknis j. Mengalokasika n dana stimulan Bantuan k. Melaksanakan kegiatan monitoring dan evaluasi d. Mengusulkan calon penyelia/ pendamping. e. Membentuk Kelompok Usaha Bersama Jasa f. Mengusulkan e-Warong KUBE PKH g. Memfasilitasi pembukaan rekening KUBE Jasa. h. Memfasilitasi pelaksanakan bimbingan teknis. i. Melaksanakan monitoring, dan evaluasi. j. Menyampaikan laporan perkembangan dan hasil kegiatan e-Warong KUBE

(38)

PKH kepada Direktorat Penanganan Fakir Miskin Pesisir, Pulau-Pulau Kecil dan Perbatasan Antar Negara tembusan Dinas Sosial Provinsi.

(39)

BAB IV

PROSES PEMBENTUKAN DAN PENGELOLAAN ELEKTRONIK WARUNG GOTONG ROYONG

KELOMPOK USAHA BERSAMA PROGRAM KELUARGA HARAPAN

A. Kriteria Pembentukan e-Warong KUBE-PKH 1. Lokasi terkoneksi jaringan internet dan jaringan

listrik;

2. Melayani 500 (lima ratus) sampai dengan 1000 (seribu) keluarga penerima manfaat bantuan sosial. 3. Menggunakan tempat/rumah pengurus atau

anggota KUBE Jasa Pengurus atau anggota yang rumahnya menjadi tempat usaha e-Warong KUBE-PKH tidak meminta sewa dan juga menandatangani surat pernyataan dengan bermaterai cukup atas kesediaan penggunaan rumah untuk e-Warong KUBE-PKH

(40)

B. Persyaratan Pembentukan e-Warong KUBE-PKH meliputi :

1. Membentuk KUBE Jasa

a. Proses pembentukan KUBE Jasa:

1) Diawali dengan penentuan lokasi, (desa, Kecamatan pada setiap kabupaten)

2) Validasi terhadap peserta PKH yang produktif untuk mendapatkan 10 sepuluh) orang

3) Bimbingan teknis kepada yang tervalidasi 4) Fasilitasi musyawarah membentuk kelompok

dan kepengurusannya (ketua merangkap anggota 1 orang; sekretaris merangkap anggota 1 orang; bendahara merangkap anggota 1 orang dan anggota)

5) Pengurus yang terpilih melaporkan ke Dinas Sosial Kabupten dengan surat pengantar dari Kepala Desa Setempat.

6) Dinas Sosial kabupaten menetapkan kepengurusan KUBE Jasa

(41)

1) Peserta PKH, memiliki kartu keluarga sejahtera dan atau penerima manfaat bantuan sosial lainnya.

2) Memiliki identitas diri, dan berdomisili tetap. 3) Usia 18 s/d 60 tahun dan telah menikah dan

sehat produktif untuk melakukan akvitas usaha

4) Memiliki minat berusaha dan keterampilan 5) Keanggotaan KUBE Jasa berakhir, apabila :

a) Telah meninggal dunia b) Mengundurkan diri

c) Pindah tempat tinggal ke kecamatan lain d) Melakukan tindak pidana

c. Struktur organisasi

1) Ketua merangkap anggota sebanyak 1 orang 2) Sekretaris merangkap anggota sebanyak 1

orang

3) Bendahara merangkap anggota sebanyak 1 orang

4) Anggota sebanyak 7 orang 5) Penyelia sebanyak 1 orang

(42)

Bagan Struktur Organisasi KUBE Jasa

d. Uraian Tugas KUBE Jasa

1) Supervisor/Penyelia, melakukan pengawasan dan bimbingan keterampilan terhadap anggota KUBE sehingga pelaksanaan tugas dapat berjalan dengan lancar.

2) Ketua, mengendalikan dan mengkoordinir semua kegiatan KUBE dalam mencapai tujuan yang sudah ditetapkan.

3) Sekretaris, membantu ketua, mencatat, mendokumentasikan dan membuat laporan semua kegiatan KUBE yang dilakukan.

Ketua Bendahara Sekretaris Urusan e-Waron g Urusan Pemasar an Urusan IKS/Kop erasi Urusan Jasa Produk si Penyelia

(43)

4) Bendahara, menerima, mengelola keuangan, mengeluarkan dan mencatat pembukuan, membuat laporan pertanggung jawaban keuangan kegiatan KUBE.

5) Urusan e-Warong, menyediakan layanan jasa Non Tunai yang terkait dengan distribusi bantuan sosial, distribusi jasa layanan kebutuhan bahan pokok, penerimaan dan pemasaran hasil usaha, dan pembuatan laporan kegiatan jasa pelayanan KUBE. 6) Urusan Jasa Produksi, menyediakan jasa

layanan Tunai, yang meliputi: penyediaan barang, pengemasan (packing), pembelian, penjualan yang tidak termasuk bantuan sosial, dan pembuatan laporan kegiatan jasa pelayanan KUBE.

7) Urusan Pemasaran, melakukan pemasaran hasil layanan dan produksi KUBE baik melalui selebaran, leaflet, brosur, pameran, bazaar, sehingga hasil usaha KUBE dapat dikenal oleh masyarakat luas.

8) Urusan Iuran Kesejahteraan Sosial (IKS), memberikan layanan koperasi dan melakukan pengelolan dana iuran kesejahteraan sosial dalam rangka

(44)

kesejahteraan sosial anggota KUBE, seperti: sakit, meninggal, menikah, anak berprestasi, santuan bagi anak yatim dan piatu, khitanan, santuan bagi lanjut usia, perayanan HAN, HKSN, hari Disabilitas, dll.

9) Pergantian anggota dilakukan melalui musyawarah anggota yang hasilnya dituangkan dalam berita acara untuk disampaikan kepada Dinas Sosial Kabupaten, dan selanjutnya Dinas Sosial Kabupaten mengirimkan berita acara pergantian anggota kepada Direktorat Penanganan Fakir Miskin Perkotaan dan Direktorat Penanganan Fakir Miskin Pesisir, Pulau-Pulau Kecil dan Perbatasan Negara dengan tembusan Dinas Sosial Provinsi.

2. Memiliki tempat untuk mendirikan e-Warong KUBE-PKH.

a. Tempat untuk mendirikan e-Warong KUBE PKH harus bertempat di rumah salah satu pengurus KUBE Jasa atau tempat lain berdasarkan

(45)

kesepakatan anggota KUBE Jasa yang didukung oleh sertifikat atau bukti kepemilikan lainnya. b. Pemilik rumah/tempat lain yang menjadi lokasi

e-Warong harus menandatangani surat pernyataan dengan bermaterai cukup mengenai kesediaan penggunaan rumah untuk digunakan sebagai tempat e-Warong KUBE PKH.

c. Surat pernyataan (format terlampir) memuat: 1) kesediaan rumah untuk digunakan sebagai

tempat e-Warong KUBE PKH paling singkat 2 (dua) tahun dan dapat diperpanjang sesuai dengan kesepakatan.

2) tidak menuntut biaya sewa dan/atau biaya lainnya atas penggunaan rumah sebagai tempat e-Warong KUBE PKH.

C. Hak dan Kewajiban Anggota e-Warong KUBE-PKH

1. Hak Anggota E-Warong KUBE PKH

a. Memberikan saran untuk memperbaiki kinerja e-Warong KUBE-PKH

(46)

b. Mendapatkan keuntungan yang diperoleh dari pembagian hasil usaha jasa e-Warong KUBE-PKH

c. Memperoleh informasi tentang perkembangan usaha e-Warong KUBE-PKH

d. Ikut serta dalam pengambilan keputusan yang terkait e-Warong KUBE-PKH

e. Memperoleh kebutuhan bahan pangan pokok melalui e-Warong KUBE-PKH

f. Menjadi anggota koperasi;

g. Memanfaatkan semua fasilitas yang ada di e-Warong KUBE-PKH

2. Kewajiban Anggota E-Warong KUBE PKH a. Mengikuti dan mentaati semua ketentuan yang

telah disepakati baik aturan yang ada dalam e-Warong KUBE PKH maupun koperasi.

b. Mewujudkan tujuan bersama yang telah ditetapkan

c. Membangun dan memperluas jaringan kerja sama dengan berbagai pihak

(47)

d. Memanfaatkan dana bantuan stimulan usaha ekonomi produktif dengan penuh tanggung jawab

e. Membayar iuran kesetiakawanan sosial setiap bulan sesuai kesepakatan bersama yang digunakan untuk kepentingan bersama

f. Memelihara aset e-Warong KUBE-PKH

D. Mekanisme Pelaksanaan e-Warong KUBE-PKH 1. Kepala Dinas Sosial Kabupaten mengusulkan

permohonan e-Warong KUBE PKH kepada Menteri Sosial cq. Direktur Jenderal Penanganan Fakir Miskin dengan dilengkapi data nama dan alamat peserta KUBE Jasa dan tembusan disampaikan kepada Kepala Dinas Sosial Provinsi (format proposal terlampir)

2. Direktorat Jenderal Penanganan Fakir Miskin Kementerian Sosial cq. Direktorat Penanganan Fakir Miskin Pesisir, Pulau-pulau Kecil dan Perbatasan Antar Negara melakukan verifikasi

(48)

terhadap usulan permohonan dari Dinas Sosial Kabupaten

3. Direktorat Jenderal Penanganan Fakir Miskin Kementerian Sosial cq. Direktorat Penanganan Fakir Miskin Pesisir, Pulau-pulau Kecil dan Perbatasan Antar Negara menetapkan lokasi dan penerima bantuan e-Warong KUBE PKH yang telah lolos hasil verifikasi.

4. Hasil penetapan lokasi dan penerima bantuan e-Warong KUBE PKH disampaikan kepada Dinas Sosial Kabupaten dengan tembusan Dinas Sosial Provinsi.

5. Dinas Sosial Kabupaten menyampikan hasil penetapan lokasi kepada KUBE Jasa untuk membentuk e-Warong KUBE PKH.

6. KUBE Jasa yang telah ditetapkan untuk dibentuk e-Warong KUBE PKH mengajukan proposal permohonan Bantuan Pengembangan Sarana Usaha (BPSU) dan bantuan KUBE kepada Menteri c.q Direktorat Penanganan Fakir Miskin Pesisir,

(49)

Pulau-Pulau Kecil dan Perbatasan Antar Negara melalui Dinas Sosial Kabupaten.

7. Direktur Jenderal Penanganan Fakir Miskin cq. Direktorat Penanganan Fakir Miskin Pesisir, Pulau-Pulau Kecil dan Perbatasan Antar Negara melakukan verifikasi atas keberadaan KUBE Jasa dan e-Warong KUBE PKH.

8. Hasil verifikasi setelah memenuhi persyarataan sebagai KUBE Jasa dan e-Warong KUBE PKH ditetapkan sebagai penerima BPSU dan bantuan KUBE Jasa.

9. KUBE Jasa yang telah menerima BPSU dan bantuan melakukan pembentukan e-Warong KUBE PKH dan pelaksanaan kegiatan e-Warong KUBE PKH.

10. Dalam hal pembentukan e-Warong KUBE PKH dilakukan koordinasi dengan Instansi terkait, meliputi:

a. Perum Bulog atau badan usaha yang menyelenggarakan berbagai kegiatan usaha untuk penyediaan bahan pokok.

(50)

b. HIMBARA dalam penyediaan layanan transaksi keuangan secara elektronik

c. Koperasi dalam rangka penguatan kapasitas e-Warong KUBE PKH yang meliputi SDM dan kelembagaan

11. Setelah e-Warong KUBE-PKH dan penerima bantuan sudah ditetapkan, maka dilanjutkan dengan penyaluran dana bantuan stimulant e-Warong KUBE PKH dengan cara penyaluran bantuan dilakukan dengan cash transfer melalui Bank ke rekening KUBE Jasa yang meliputi:

a. Bantuan Sosial KUBE Jasa senilai Rp20.000.000,00 (dua puluh juta rupiah) berupa modal usaha dan modal kerja. Pemanfaatan bantuan permodalan ini 25% (dua puluh lima persen) pembelian bahan pangan pokok dan 75% (tujuh puluh lima persen) modal kerja mendukung usaha sesuai dengan kebutuhan prioritas seperti pembelian: listrik, perangkat elektronik, layanan internet,

(51)

timbangan, mesin pengemas hampa udara, lemari pendingin.

b. Bantuan Pengembangan Sarana Usaha sebesar Rp10.000.000,00 (sepuluh juta rupiah) untuk rehabilitasi ruangan, pengadaan lemari etalase, dan rak tempat barang.

c. Pembelian barang-barang tersebut didukung dengan faktur pembelian barang atau bukti lainnya yang sah.

d. Bantuan stimulant yang telah diterima tidak digunakan untuk pembelian alat tulis kantor, honorarium pengurus, transport, dan kegiatan politik.

E. Pokok-pokok Kegiatan e-Warong KUBE-PKH Sebagai pelayanan atau kegiatan dibidang jasa, berikut beberapa jenis layanan kepada masyarakat miskin khususnya penerima bantuan sosial adalah meliputi:

(52)

2. Melayani penjualan bahan pangan pokok murah bagi penerima bantuan sosial

3. Melayani pembayaran telepon, listrik, serta air bagi penerima bantuan sosial dan masyarakat umum 4. Memasarkan hasil produksi KUBE

5. Menjadi agen bank yang bekerja sama dalam penyaluran bantuan sosial non-tunai

6. Melakukan usaha pengemasan ulang bahan pangan pokok dari bentuk curah menjadi kemasan tertentu.

F. Sumber Pendanaan

Sumber pendanaan penumbuhan dan pengembangan e-Warong KUBE-PKH dalam upaya penanganan fakir miskin secara berkelanjutan dapat di akses sebagai berikut:

1. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara 2. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah 3. Dana Hibah Langsung dalam Negeri

(53)

BAB V KEMITRAAN

A. Prinsip Kemitraan

Kemitraan adalah jalinan kerjasama usaha yang saling menguntungkan antara pengusaha kecil dengan pengusaha menengah/besar (Perusahaan Mitra) disertai dengan pembinaan dan pengembangan oleh pengusaha besar, sehingga saling memerlukan, menguntungkan dan memperkuat. E-Warong KUBE-PKH sebagai sarana pengelolaan usaha ekonomi produktif yang berkelanjutan perlu melakukan kemitraan dengan dunia usaha lainnya yang berhubungan dengan berbagai peningkatan produktivitas. Adapun alasan e-Warong KUBE-PKH perlu menjalin kemitraan adalah :

1. Meningkatkan profit pihak-pihak yang bermitra 2. Memperbaiki pengetahuan situasi pasar

3. Meningkatkan dan memperbaiki kualitas layanan jasa

(54)

Prinsip Kemitraan:

1. Saling membutuhkan dan saling mendukung

Hubungan pengelola e-Warong KUBE-PKH dengan mitranya didasarkan pada kebutuhan akan memperkuat pengelolaan usaha di masing-masing pihak dan dukungan secara timbal balik. Tidak ada pihak yang merasa yang paling kuat diantara mereka yang bermitra.

2. Pertanggungjawaban

Kemitraan ini didasari oleh adanya wewenang dan tanggungjawab bersama terhadap keputusan yang telah diambil. Tanggungjawab yang disepakati dalam bentuk uraian tugas yang jelas, “siapa melakukan apa”, dimana, dan kapan.

3. Keterbukaan

Membangun sistem dan prosedur yang mudah dan terbuka bagi pihak yang bermitra, tidak mendominasi, misalnya, produksi, harga pasar, hak dan kewajiban dan kualitas produksi.

(55)

4. Kesetaraan

Pihak pengelola e-Warong KUBE-PKH yang melakukan kemitraan dengan lembaga lain dalam melakukan pengelolaan usaha ekonomi produktif memiliki kedudukan yang setara terhadap akses usaha, informasi, hak dan kewajiban. E-Warong KUBE-PKH tidak dijadikan sebagai objek oleh pihak yang bermitra

5. Profesionalisme

Kemitraan yang dibangun bukan didasari karena “belas kasihan” lembaga lain dengan pengelola e-Warong KUBE-PKH dalam melaksanakan aktivitasnya, akan tetapi didasarkan atas profesionalisme dimana masing-masing pihak menempatkan diri dan memiliki keahlian sesuai dengan bidang dan tugasnya.

B. Bentuk Kemitraan

E-Warong KUBE-PKH dapat melakukan kegiatan kemitraan dengan lembaga yang berhubungan dengan peningkatan kualitas produksi, manajemen dan

(56)

perluasan sasaran pelayanan. Berikut ini beberapa lembaga yang dapat diajak untuk bermitra, antara lain:

1. Kemitraan sosial dengan Dunia Usaha

Keterbatasan sumber daya e-Warong KUBE PKH dalam mengelola usaha ekonomi produktifnya diharapkan kehadiran dunia usaha untuk memberikan kontribusinya untuk memperkuat kemampuan sumber daya e-Warong KUBE PKH. Misalnya seperti membuka akses pasar, lapangan pekerjaan, jaminan ketersediaan bahan baku atau kebutuhan pangan (beras, gula, telor, minyak, dll) dengan harga yang stabil. Penguatan sumber daya e-Warong KUBE PKH seperti kelayakan usaha, pengadaan bahan produksi atau pemberian order pekerjaan, pemasaran, dll.

2. Kemitraan Sosial dengan kalangan Perbankan Karena e-Warong KUBE-PKH ini memberikan semi-perbankan dalam melayani anggota menabung, transaksi keuangan, maka dibutuhkan kemampuan manajemen keuangan. Kehadiran perbankan dapat

(57)

mendukung permodalan usaha, peningkatan kualitas manajemen keuangan dalam pengelolaan e-Warong KUBE PKH, penguatan SDM dibidang keuangan dan pemberian kredit yang murah.

3. Kemitraan Sosial dengan Perguruan Tinggi

Perguruan tinggi diharapkan dapat melakukan penelitian dalam rangka meningkatkan produktivitas maupun penemuan-pememuan yang baru yang dapat dikembangkan oleh pengelola atau anggota e-Warong KUBE PKH. Pihak perguruan tinggi juga dapat sebagai fasilitator atau pendamping untuk meningkatkan kualitas manajemen e-Warong KUBE PKH.

4. Kemitraan Sosial dengan Koperasi

Kehadiran koperasi dalam e-Warong KUBE PKH adalah dalam upaya penguatan kelembagaan e-Warong KUBE PKH. Hal ini penting agar keberlangsungan pelayanan e-Warong KUBE PKH tidak terlepas dari kualitas manajemen kelembagaan e-Warong KUBE PKH.

(58)

C. Lembaga Kemitraan

Ada beberapa lembaga/instansi terkait yang menjadi mitra e-Warong KUBE PKH dalam pelaksanaan dan pengembangan kegiatan, yang meliputi:

1. Kementerian/lembaga;

2. Pemerintah daerah provinsi dan kabupaten; 3. Bank umum milik negara;

4. Badan usaha milik negara yang menyelenggarakan berbagai kegiatan usaha; dan/atau

5. Badan usaha yang menyelenggarakan berbagai kegiatan usaha.

(59)

BAB VI

MONITORING, EVALUASI DAN PELAPORAN

A. Monitoring 1. Pengertian

Monitoring merupakan suatu kegiatan mengamati secara seksama suatu keadaan dan kondisi e-Warong KUBE PKH, dengan tujuan agar semua data dan informasi yang diperoleh dapat menjadi landasan dalam kebijakan pengembangan e-Warong KUBE PKH.

2. Tujuan

Tujuan monitoring untuk mengetahui proses, hasil perkembangan dan kemajuan pelaksanaan e-Warong KUBE PKH, serta untuk mengurangi terjadinya penyimpangan-penyimpangan dalam proses kegiatan.

3. Sasaran Monitoring

(60)

a. Ketepatan sasaran penerima manfaat sesuai dengan kriteria

b. Ketaatan pelaksanaan tahapan kegiatan yang telah ditetapkan

c. Keterlibatan para pemangku kepentingan pelaksanaan e-Warong KUBE PKH

d. Pemanfaatan dana bantuan

e. Ketersediaan administrasi e-Warong KUBE PKH f. Implementasi buku pedoman

g. Permasalahan yang timbul 2. Pelaksanaan Monitoring

a. Pelaksanaan monitoring dilakukan mulai dari tahapan penyusunan instrumen monitoring, hingga tahapan monitoring secara langsung ke lokasi penerima bantuan.

b. Pelaksanaan Monitoring e-Warong KUBE-PKH diarahkan untuk:

1) Menilai kondisi dan situasi saat itu tentang tahapan kegiatan pelaksanaan e-Warong KUBE-PKH di lokasi program penanganan fakir miskin pesisir, pulau-pulau kecil dan

(61)

perbatasan antar negara mulai dari rencana kegiatan sampai dengan pelaksanaan dan pengawasannya.

2) Memantau perubahan, yang fokus pada proses dan keluaran capaian e-Warong KUBE-PKH di lokasi kegiatan program penanganan fakir miskin pesisir, pulau-pulau kecil dan perbatasan antar negara.

3) Untuk mendapatkan semua informasi keterlibatan semua pemangku kepentingan dalam pelaksanaan e-Warong KUBE PKH. 2. Pelaksanaan Monitoring

a. Pelaksana monitoring dilakukan oleh:

1) Petugas pusat atas penugasan Direktur Penanganan Fakir Miskin Pesisir, Pulau-Pulau Kecil dan Perbatasan Antar Negara

2) Petugas Dinas Sosial Provinsi. 3) Petugas Dinas Sosial Kabupaten. 4) Penyelia.

(62)

b. Waktu Monitoring

Monitoring dilaksanakan pada saat kegiatan e-Warong KUBE-PKH berlangsung hingga selesainya baik melalui monitoring langsung ke lapangan maupun tidak langsung. Monitoring dilaksanakan paling sedikit 1 (satu) kali dalam 1 (satu) tahun.

c. Hasil Monitoring

Hasil monitoring yaitu berupa data dan informasi yang sudah diolah, dianalisis dan sudah dirumuskan hasilnya untuk dijadikan bahan evaluasi.

B. Evaluasi 1. Pengertian

Evaluasi merupakan kegiatan untuk menilai bagaimana kesesuaian dan keberhasilan masukan (input), keluaran (output), dan hasil (outcome) yang telah dicapai dibandingkan dengan rencana yang sudah ditetapkan. Merujuk pada kegiatan e-Warong KUBE PKH maka evaluasi ini menjadi

(63)

penting untuk pengumpulan data dan informasi tentang pelaksanaan e-Warong KUBE PKH di wilayah program penanganan fakir miskin pesisir, pulau-pulau kecil dan perbatasan antar negara mengenai keberhasilan pencapaian sasaran, dan kendala atau hambatan-hambatan yang terjadi pada tahap-tahap pelaksanaan.

2. Tujuan

Untuk memperoleh gambaran tentang tingkat keberhasilan pencapaian tujuan, efektivitas dan efisiensi pelaksanaan e-Warong KUBE PKH.

3. Sasaran

Sasaran evaluasi e-Warong KUBE PKH adalah: a. Dinas Sosial Kabupaten.

b. Penerima Manfaat e-Warong KUBE PKH c. Pengelola e-Warong KUBE PKH.

d. Pendamping Sosial /Penyelia

e. Mitra kelembagaan e-Warong KUBE PKH f. Implementasi kebijakan e-Warong KUBE PKH g. Capaian kinerja e-Warong KUBE PKH dan

(64)

4. Pelaksana

Pelaksana kegiatan evaluasi e-Warong KUBE PKH: a. Petugas pusat atas penugasan Direktur

Penanganan Fakir Miskin Pesisir, Pulau-Pulau Kecil dan Perbatasan Antar Negara

b. Petugas Dinas Sosial Provinsi. c. Petugas Dinas Sosial Kabupaten. d. Penyelia.

5. Pelaksanaan

Pelaksanaan evaluasi e-Warong KUBE PKH di lokasi kegiatan penanganan fakir miskin pesisir, pulau-pulau kecil dan perbatasan antar negara yaitu : a. Penyusunan instrumen evaluasi yang terdiri

dari :

1) Instrumen evaluasi tentang penggunaan dana bantuan stimulan UEP KUBE Jasa dan bantuan sarana usaha yang mendukung e-Warong KUBE PKH

2) Instrumen evaluasi tentang pendampingan sosial.

(65)

3) Instrumen evaluasi tentang keterlibatan Dinas Sosial Provinsi dan Kabupaten dalam pelaksanan e-Warong KUBE PKH

4) Instrumen evaluasi tentang keterlibatan pemangku kepentingan dalam pelaksanaan e-Warong KUBE PKH

b. Melakukan koordinasi dengan Pemerintah Daerah (Provinsi dan Kabupaten) terkait dengan waktu pelaksanaan evaluasi, jadwal dan sasaran pelaksanaan evaluasi.

c. Pelaksanaan evaluasi ke lokasi penerima bantuan dengan menggunakan metode wawancara mendalam, observasi, dan pengisian instrumen.

d. Melakukan pengolahan data instrumen. 6. Hasil evaluasi:

Ada beberapa hasil evaluasi e-Warong KUBE PKH yang ingin diketahui:

a. Apakah tahapan kegiatan sesuai dengan yang telah direncanakan

(66)

b. Bagaimana pengelolaan e-Warong KUBE PKH oleh pengurus

c. Bagaimana Koordinasi e-Warong KUBE PKH dengan mitra usaha dalam mengembangkan produktivitas anggota

d. Sejauh mana dukungan atau partisipasi anggota dalam mendukung keberlanjutan e-Warong KUBE PKH

e. Bagaimana peranan pendamping/penyelia dalam meningkatkan produktivitas e-Warong KUBE PKH

f. Kendala atau hambatan yang dihadapi di lapangan

C. Pelaporan 1. Pengertian

Laporan adalah suatu bentuk penyampaian keterangan, informasi, pertanggungjawaban baik secara tertulis atau tidak tertulis dari pengelola Warong KUBE PKH terkait dengan pelaksanaan

(67)

e-Warong KUBE PKH atas usaha atau kegiatan yang telah dilaksanakan.

2. Tujuan

Tujuan pelaporan ini antara lain:

a. Sebagai bentuk pertanggungjawaban atas capaian kegiatan e-Warong KUBE PKH yang telah dilaksanakan

b. Sebagai sarana komunikasi antara pihak yang memberikan laporan dengan pihak yang menerima laporan atas pelaksanaan e-Warong KUBE PKH, sebagai dasar memberikan respon atau tanggapan atas capaian kinerja.

c. Sebagai alat untuk melakukan perumusan perencanaan, penilaian dan pengambilan keputusan atas capaian kinerja yang telah dilaksanakan

3. Proses pelaporan

a. Laporan e-Warong KUBE PKH disusun dan disampaikan secara berkala dan berjenjang oleh pengelola e-Warong KUBE PKH kepada

(68)

pendamping, Dinas Sosial Kabupaten, Dinas Sosial Provinsi hingga ke Kementerian Sosial RI b. Laporan disampaikan secara periodik, sehingga dapat dimanfaatkan secara optimal sebagai bahan monitoring dan evaluasi, sekaligus mengambil langkah-langkah yang diperlukan. 4. Format laporan

Substansi laporan pelaksanaan e-Warong KUBE PKH minimal memuat poin-poin berikut:

a. Keanggotaan e-Warong KUBE PKH

b. Perkembangan pengelolaan e-Warong KUBE PKH

c. Kemitraan usaha

d. Pendampingan/Penyelia

e. Kendala dan hambatan yang dihadapi f. Solusi masalah dan saran

(69)

BAB VII PENUTUP

Pedoman pelaksanaan ini diharapkan dapat menjadi acuan dan petunjuk sekaligus bahan rujukan bagi semua pihak yang berkepentingan dalam merencanakan, mengorganisasikan, melaksanakan kegiatan e-Warong KUBE PKH di lokasi kegiatan penanganan fakir miskin pesisir, pulau-pulau kecil dan perbatasan antar negara. Kehadiran e-Warong KUBE PKH ini sebagai satu terobosan kebijakan penanganan fakir miskin secara berkelanjutan di masyarakat. Model e-Warong KUBE PKH ini merupakan suatu solusi yang diharapkan dapat meningkatkan kualitas pelayanan dan mengentaskan kemiskinan secara terpadu dan bersinergi.

Berhasilnya pelaksanaan penanganan fakir miskin secara berkelanjutan melalui e-Warong KUBE PKH ini akan sangat tergantung pada sinergitas diantara lembaga terkait baik pusat maupun di daerah. Oleh karena itu prinsip penata kelolaan yang baik yaitu akuntabilitas, transparansi, ketepatan sasaran, ketepatan waktu,

(70)

efektivitas dan efisiensi perlu dijunjung tinggi sebagai rambu-rambu bagi setiap penanggung jawab dan pelaksana program.

(71)

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN

MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2016

TENTANG

BANTUAN PENGEMBANGAN SARANA USAHA MELALUI ELEKTRONIK WARUNG GOTONG ROYONG

KELOMPOK USAHA BERSAMA PROGRAM KELUARGA HARAPAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2009 tentang Kesejahteraan Sosial dalam meningkatkan kapasitas dan mengembangkan kemampuan dasar serta kemampuan berusaha masyarakat miskin, perlu dilakukan pemberian bantuan sarana usaha berupa stimulan modal, peralatan usaha, dan tempat usaha dan Pemerintah; b. bahwa berdasarkan pertimbangan

sebagaimana dimaksud dalam huruf a, perlu menetapkan Peraturan Menteri Sosial tentang Bantuan Pengembangan Sarana

(72)

Royong Kelompok Usaha Bersama Program Keluarga Harapan.

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2009 tentang Kesejahteraan Sosial (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 12, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4967);

2. Undang-Undang Nomoe 13 Tahun 2011 tentang Penanganan Fakir Miskin (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 83, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5235);

3. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Kesejahteraan Sosial (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5294);

4. Peraturan Pemerintah Nomor 63 Tahun 2013 tentang Pelaksanaan Upaya Penanganan Fakir Miskin Melalui Pendekatan Wilayah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 157, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5449);

5. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2015 tentang Tata Cara Pengumpulan dan Penggunaan Sumbangan Masyarakat bagi Penanganan Fakir Miskin (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015

(73)

Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5677);

6. Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tentang Organisasi Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 8);

7. Peraturan Presiden Nomor 46 Tahun 2015 tentang Kementerian Sosial (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 86);

8. Peraturan Menteri Sosial Nomor 20 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Sosial (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 1845);

9. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 254/PMK.05/2015 tentang Belanja Bantuan Sosial pada Kementerian Negara/Lembaga (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 2047); M E M U T U S K A N

Menetapkan : PERATURAN MENTERI SOSIAL TENTANG BANTUAN PENGEMBANGAN SARANA USAHA MELALUI ELEKTRONIK WARUNG GOTONG ROYONG KELOMPOK USAHA BERSAMA PROGRAM KELUARGA HARAPAN.

(74)

BAB I

KETENTUAN UMUM Pasal 1

Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan:

1. Penanganan Fakir Miskin adalah upaya yang terarah, terpadu, dan berkelanjutan yang dilakukan Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan/atau masyarakat dalam bentuk kebijakan, program, dan kegiatan pemberdayaan, pendampingan. serta fasilitas untuk memenuhi kebutuhan dasar setiap warga negara.

2. Bantuan Sosial adalah bantuan berupa uang, barang, datau jasa kepada masyarakat miskin atau tidak mampu guna melindungi masyarakat dari kemungkinan terjadinya resiko sosial, meningkatkan kemampuan ekonomi dan/atau kesejahteraan masyarakat.

3. Kelompok Usaha Bersama yang selanjutnya disebut KUBE adalah kelompok keluarga miskin yang dibentuk, tumbuh, dan berkembang atas prakarsanya dalam melaksanakan usaha ekonomi produktif untuk meningkatkan pendapatan keluarga. 4. KUBE di bidang jasa yang selanjutnya disebut KUBE Jasa adalah KUBE yang melaksanakan usaha ekonomi produktif di bidang jasa untuk mendirikand an mengelola Elektronik Warung Gotong

(75)

Royong Kelompok Usaha Bersama Program Keluarga Harapan.

5. Program Keluarga Harapan yang selanjutnya disingkat PKH adalah Program pemberian bantuan sosial bersyarat atau

conditional cash transfer kepada keluarga miskin yang ditetapkan sebagai peserta PKH.

6. Elektronik Warung Gotong Royong Kelompok Usaha Bersama Program Keluarga Harapan yang selanjutnya disebut e-Warong KUBE PKH adalah sarana usaha yang didiriknan dan dikelola oleh KUBE Jasa sebagai sarana pencairan Bantuan Sosial berupa bahan pangan pokok dan/atau uang tunai secara elektronik, kebutuhan usaha, serta pemasaran hasil produksi anggota KUBE. 7. Bantuan Pengembangan Sarana Usaha

yang selanjutnya disingkat BPSU adalah bantuan yang diberikan kepada Fakir Miskin dan penyandang masalah kesejahteraan sosial lainnya yang menjadi anggota KUBE.

8. Menteri adalah menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang sosial.

Pasal 2

Pembentukan e-Warong KUBE PKH bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan keluarga penerima manfaat Bantuan Sosial.

(76)

Pasal 3 E-Warong KUBE PKH berfungsi:

a. tempat menjual bahan pangan murah berkualitas dan kebutuhan pokok rumah tangga;

b. agen bank penyalur bantuan sosial nontunai;

c. tempat pemasaran hasil produksi KUBE; dan/atau

d. tempat layanan koperasi simpan pinjam. BAB II

KRITERIA DAN PERSYARATAN Bagian Kesatu

Kriteria Pembentukan E-Warong KUBE PKH Pasal 4

Kriteria pembentukan e-Warong KUBE PKH meliputi:

a. Lokasi terkoneksi jaringan internet dan jaringan listrik;

b. melayani 500 (lima ratus) sampai dengan 1.000 (seribu) keluarga penerima manfaat Bantuan Sosial;

c. menggunakan tempat/rumah pengurus KUBE Jasa atau tempat lain berdasarkan kesepakatan anggota KUBE; dan

d. melaksanakan transaksi BantuanSosial secara nontunai.

(77)

Bagian Kedua Persyaratan

Pasal 5

Persyaratan Pembentukan e-Warong KUBE PKH dilaksanakan dengan tahapan:

a. membentuk KUBE Jasa; dan

b. memiliki tempat untuk mendirikan e-Warong KUBE PKH.

Pasal 6

(1) Pembentukan KUBE Jasa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 huruf a terdiri dari 10 (sepuluh) orang anggota dan 1 (satu) orang penyelia.

(2) Penyelia sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bertugas melakukan pendampingan.

Pasal 7

Anggota KUBE Jasa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (1) harus memenuhi syarat:

a. peserta PKH, memiliki kartu keluarga sejahtera, dan/atau penerima manfaat Bantuan Sosial lainnya;

b. berdomisili tetap dan memiliki identitas diri;

c. telah menikah dan/atau berusia 18 (delapan belas) tahun sampai dengan 60 (enam puluh) tahun dan masih produktif; dan

(78)

d. memiliki potensi dan keterampilan. Pasal 8

(1) Keanggotaan KUBE Jasa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (1) mempunyai struktur organisasi yang terdiri atas:

a. ketua merangkap anggota; b. sekretaris merangkap anggota; c. bendahara merangkap anggota; dan d. anggota.

(2) Kepengurusan KUBE Jasa dipilih berdasarkan hasil musyawarah/keputusan anggota KUBE Jasa.

Pasal 9

(1) Keanggotaan KUBE Jasa berakhir apabila: a. telah meninggal dunia;

b. mengundurkan diri; c. pindah ke kecamatan lain; d. sakit permanen; atau

e. melakukan tindak pidana berdasarkan putusan pengadilan yang berkekuatan hukum tetap.

(2) Proses penggantian anggota KUBE Jasa dilakukan secara musyawarah dan dituangkan dalam berita acara yang disampaikan kepada kepala dinas sosial kabupaten/kota melalui pendamping PKH. (3) Dinas sosial kabupaten/kota menyampaikan berita acara sebagaimana dimaksud pada ayat (2) kepada Menteri

(79)

dengan tembusan kepada kepala dinas sosial provinsi.

Pasal 10

Anggota KUBE Jasa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (1) mendirikan dan mengelola e-Warong KUBE PKH.

Pasal 11

(1) Tempat untuk mendirikan e-Warong KUBE PKH sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 huruf b harus bertempat di rumah salah satu pengurus KUBE Jasa atau tempat lain berdasarkan kesepakatan anggota KUBE Jasa.

(2) Pemilik rumah/tempat lain sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus menandatangani surat pernyataan dengan bermaterai cukup mengenai kesediaan penggunaan rumah untuk digunakan sebagai tempat e-Warong KUBE PKH.

(3) Surat pernyataan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) memuat:

a. kesediaan rumah untuk digunakan sebagai tempat e-Warong KUBE PKH paling singkat 2 (dua) tahun dan dapat diperpanjang sesuai dengan kesepakatan; dan

b. tidak menuntut biaya sewa dan/atau biaya lainnya atas penggunaan rumah sebagai tempat e-Warong KUBE PKH.

(80)

BAB III

TATA CARA PEMBENTUKAN E-WARONG KUBE PKH

Pasal 12

Dinas sosial kabupaten/kota mengajukan permohonan e-Warong KUBE PKH yang telah memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 kepada Menteri c.q Direktur Jenderal penanganan Fakir Miskin.

Pasal 13

Permohonan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 dilakukan dengan tata cara:

a. kepala dinas sosial kabupaten/kota mengajukan proposal permohonan untuk mendirikan e-Warong KUBE PKH kepada Menteri c.q Direktur Jenderal Penanganan Fakir Miskin yang memuat data nama dan alamat peserta KUBE Jasa dengan tembusan kepada dinas sosial provinsi; b. Direktur Jenderal Penanganan Fakir Miskin

melakukan verifikasi terhadap usulan permohonan dari dinas sosial kabupaten/kota;

c. Direktur Jenderal penanganan Fakir Miskin menetapkan lokasi dan penerima bantuan e-Warong KUBE PKH;

d. hasil penetapan lokasi dan penerima bantuan e-Warong KUBE PKH disampaikan kepada dinas sosial kabupaten/kota; dan

(81)

e. dinas sosial kabupaten/kota menyampaikan hasil penetapan lokasi kepada KUBE Jasa untuk membentuk e-Warong KUBE PKH.

Pasal 14

(1) KUBE Jasa yang telah ditetapkan untuk dibentuk e-Warong KUBE PKH sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 huruf e mengajukan proposal permohonan BPSU dan bantuan KUBE kepada Menteri c.q Direktur Jenderal Penanganan Fakir Miskin melalui dinas sosial kabupaten/kota.

(2) Direktur Jenderal Penanganan Fakir Miskin melakukan verifikasi atas keberadaan KUBE Jasa dan e-Warong KUBE PKH.

(3) Hasil verifikasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) setelah memenuhi persyaratan sebagai KUBE Jasa dan e-Warong KUBE PKH ditetapkan sebagai penerima BPSU dan bantuan KUBE. (4) KUBE Jasa yang telah menerima BPSU

dan bantuan KUBE sebagaimana dimaksud pada ayat (3) melakukan pembentukan e-Warong KUBE PKH dan pelaksanaan kegiatan e-Warong KUBE PKH.

Pasal 15

BPSU sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 ayat (4) senilai Rp. 10.000.000,00 (sepuluh

(82)

juta rupiah) untuk perbaikan ruangan, pengadaan lemari etalase, dan rak tempat barang.

Pasal 16

(1) Bantuan KUBE sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 14 ayat (4) senilai Rp. 20.000.000,00 (dua puluh juta

rupiah) berupa modal usaha dan modal kerja.

(2) Modal usaha dan modal kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan dengan prosentase 25% (dua puluh lima persen) untuk modal usaha dan 75% (tujuh puluh lima persen) untuk modal kerja.

(3) Modal usaha sebagaimana dimaksud pada ayat (2) digunakan untuk pembelian bahan pangan pokok.

(4) Modal kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dapat digunakan untuk pembelian:

a. listrik 2 (dua) titik 900 (sembilan ratus) watt;

b. perangkat elektronik berupa tablet dengan spesifikasi paling kecil ukuran layar 8 (delapan) inci, menggunakan sistem operasi Android Lollipop, dan kualitas kamera 5 (lima) megapiksel; c. printer bluetooth;

d. layanan internet selama 1 (satu) tahun;

(83)

f. mesin pengemas hampa udara; g. lemari pendingin; dan/atau h. alat pengangkut berupa trolly.

BAB IV

PELAKSANAAN KEGIATAN E-WARONG KUBE PKH

Pasal 18

E-Warong KUBE PKH melakukan kegiatan: a. melayani pencairan Bantuan Sosial

nontunai;

b. melayani penjualan bahan pangan pokok murah bagi penerima Bantuan Sosial; c. melayani pembayaran telepon, listrik, dan

air bagi penerima Bantuan Sosial dan masyarakat umum;

d. memasarkan hasil produksi KUBE;

e. menjadi agen bank yang bekerja sama dalam penyaluran Bantuan Sosial nontunai; dan

f. melakukan usaha pengemasan ulang bahan pangan pokok dari bentuk curah menjadi kemasan tertentu.

Pasal 19

Dalam melaksanakan kegiatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18, e-Warong KUBE PKH bermitra dengan:

(84)

b. pemerintah daerah provinsi dan kabupaten/kota;

c. bank umum milik negara;

d. badan usaha milik negara yang menyelenggarakan berbagai kegiatan usaha; dan/atau

e. badan usaha yang menyelenggarakan berbagai kegiatan usaha.

Pasal 20

(1) Dalam melaksanakan usaha kegiatan e-Warong KUBE PKH ditunjuk koperasi. (2) Koperasi sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) berfungsi sebagai:

a. wakil e-Warong KUBE PKH dalam melakukan kerja sama dengan bank umum milik negara untuk penyaluran Bantuan Sosial nontunai; dan

b. wakil e-Warong KUBE PKH dalam melakukan kerja sama dengan badan usaha milik negara yang menyelenggarakan berbagai kegiatan usaha dan/atau badan usaha yang menyelenggarakan berbagai kegiatan usaha untuk penyediaan bahan pangan pokok.

(3) Koperasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditunjuk oleh Menteri.

(4) Penunjukan koperasi sebagaimana dimaksud pada ayat (3) ditetapkan dengan Keputusan Menteri.

Gambar

Gambar 2. Masyarakat sedang bertransaksi di e-Warong KUBE- KUBE-PKH

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Sebagai contoh, jika anda adalah karyawan yang ingin mem- punyai taraf kehidupan yang lebih baik, seperti mempunyai rumah, mobil, dan gengsi yang baik, yang anda ketahui hanya

Puji syukur peneliti panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahnya sehingga Skripsi ini terselesaikan dengan baik dengan judul “Peningkatan Kerja Keras

Skripsi yang berjudul “Penerapan Model Pembelajaran ARIAS ( Assurance, Relevance, Interest, Assessment, Satisfaction) Pada Materi Pokok Alat Optik Terhadap Hasil

Pada studi ini, kami melakukan simulasi pemodelan atmosfer dengan menggunakan model prediksi cuaca numerik Weather Research and Forcasting (WRF) beberapa saat sebelum kejadian

HARI KE JAM DOSEN PENGAMPU MATA KULIAH KLS TDF Nomor Ruang 7 07:30 Karimatul Ummah,,S.H., M.Hum... HARI KE JAM DOSEN PENGAMPU MATA KULIAH KLS TDF Nomor Ruang 8 07:30 Muhammad

Hasil analisis menunjukkan bahwa tidak terdapat kemiripan sekuen asam amino antara protein PAT, Barnase dan Barstar dengan sekuen asam amino protein toksin dalam

“Armağanın iyiliği -yardımın, sadakanın iyiliği diye de çevrilebilir- sevgide” sözü, Taocu- luk’tan çok Kong Zi’nın görüşlerine uygun: Burada da