• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Bab II ini dapat dipaparkan teori penunjang yang menjadi dasar acuan dalam pembuatan Aplikasi rancang bangun Sistem Informasi Pemilihan Kepala Desa dengan menggunakan Teknologi Smart Card sebagai kartu pemilih ini.

2.1 State of The Art Review

Penelitian sebelumnya mengenai rancang bangun sistem pilkada dengan menggunakan teknologi smart card belum pernah dilakukan, namun beberapa penelitian terkait pernah dilakukan antara lain:

2.1.1 Racang Bangun Sistem Informasi Food Court Pada Pusat Perbelanjaan Smart Surabaya

Rancang bangun sistem informasi food court pada pusat perbelanjaan smart Surabaya didedikasikan kepada masyarakat umum sebagai pengunjung yang lebih memudahkan dalam melakukan kegiatan berbelanja serta juga memudahkan para penjual dalam melakukan kegiatan jual beli dan dimudahkan dengan adanya sistem sehingga memberikan data berupa keuntungan setiap pembelian dari pengunjung. Aplikasi yang digunakan dalam pembuatan sistem informasi food court adalah Visual

Basic .NET 2005 dan Microsoft SQL Server 2005 (Citra Indra Karunia, 2013).

Aplikasi sistem informasi food court pada pusat perbelanjaan smart Surabaya ini telah berhasil dikembangkan dan dipergunakan sesuai dengan keinginan manajemen food court, dimana aplikasi telah berhasil melakukan transasksi penjualan dan pembayaran secara otomatis dengan menggunakan layar sentuh dan smart card (Citra Indra Karunia, 2013).

(2)

2.1.2 Perancangan E-Voting Berbasis Web (Studi Kasus Pemilihan Kepala Daerah Sukoharjo)

Perancangan e-voting berbasis web yang dibuat memfokuskan pada studi kasus pemilihan Kepala Daerah Sukoharjo. Perancangan e-voting Pilkada daerah Sukoharjo ini merupakan upaya dalam menciptakan sistem voting yang sebelumnya bersifat konvensional dan berevolusi menjadi sistem e-voting yang berbasis website dengan tujuan lebih memudahkan dalam voting pilkada serta cepat dalam proses hasil

voting pilkada daerah Sukoharjo (Aditya Wari Nugroho, 2011)

Aplikasi yang digunakan dalam pembuatan sistem e-voting Pilkada daerah Sukoharjo adalah PHP Version 5.2.9 dan Microsoft SQL Server 2005 (Aditya Wari Nugroho, 2011)

2.1.3 Aplikasi E-Voting Berbasis Web Untuk Menunjang Pemilihan Presiden Mahasiswa Pada Universitas Dian Nuswantoro Semarang

Aplikasi e-voting berbasis web tersebut ditujukan untuk menunjang pemilihan presiden mahasiswa pada Universitas Dian Nuswantoro Semarang. Aplikasi e-voting pemilihan presiden mahasiswa diimplementasi menggunakan Web.

Aplikasi e-voting pemilihan presiden mahasiswa pada universitas Dian Nuswantoro Semarang memudahkan pemilih dalam suatu pemilihan untuk menggunakan hak pilih dengan menggunakan media elektronik dan media internet. Aplikasi ini didedikasikan kepada mahasiswa agar dapat berpartisipasi suara semakin banyak dan pengolahan suara semakin cepat (Muhammad Yusriannur, 2013)

2.1.4 Perancangan Perangkat E-Voting Berbasis E-KTP

Perancangan perangkat e-voting berbasis e-KTP dibuat dengan tujuan pada setiap voting baik Pilkada ataupun Pilpres yang cakupan luas bisa semakin cepat dan sederhana. Dengan perangkat e-voting ini berbasis e-KTP lebih membantu

(3)

mengurangi biaya yang sebelumnya banyak biaya dikeluarkan pada sisten voting konvensional (Muhammad Kifli Hutagalung, 2012)

Sistem e-voting berbasis e-KTP memudahkan proses tahapan pemilu dan pilkada khususnya didedikasikan pada tahapan pendaftaran pemilu karena untuk terdaftar sebagai pemilih dengan menggunakan e-KTP yang saat ini sudah hampir dimiliki oleh masyarakat (Muhammad Kifli Hutagalung, 2012)

2.1.5 Rancang Bangun Sistem Informasi E-Voting Berbasis SMS

Rancang bangun sistem informasi e-voting berbasis SMS, sesuai dengan tujuan dari pembuatan aplikasi e-voting berbasis SMS diimplementasi menggunakan

PHP Version 5.2.9, Microsoft SQL Server 2005 dan Software GAMMU.

Aplikasi e-voting berbasis SMS didedikasikan kepada masyarakat umum yang akan memilih calon pemimpin melalui sistem Web yang berintegerasi antara MySQL dan GAMMU sebagai software SMS Gateway untuk melakukan pemilihan melalui SMS tanpa harus melakukan voting yang bersifat konvensional (Rizqi Andhestria Adhi, 2014)

2.1.6 Sistem Aplikasi Mobile E-Voting Menggunakan Platform Android

Sistem aplikasi mobile e-voting didedikasikan kepada masyarakat umum khususnya generasi muda sebagai penyemangat dan partisipasi dalam memberikan suara dalam voting. Pada penelitian yang dilakukan dalam pembuatan aplikasi mobile

e-voting digunakan bahasa pemrograman framework PhoneGap, JSON Javascript, MySQL yog dan HTML 5 (Rahmanda Fitrianto, 2014).

Aplikasi mobile e-voting tersebut telah dibuat sesuai dengan spesifikasi kebutuhan yang telah dianalisis dan sudah berhasil terpenuhi sehinggan aplikasi yang dirancang dapat menggantikan sistem e-voting yang menggunakan pesan singkat dan memiliki fitur pendukung lainnya (Rahmanda Fitrianto, 2014).

(4)

2.2 Sistem Informasi

Sistem merupakan kumpulan dari elemen-elemen yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Sistem dapat dibagi menjadi dua pendekatan, yaitu pendekatan secara prosedur dan pendekatan secara komponen. Berdasarkan pendekatan secara prosedur, sistem didefinisikan sebagai kumpulan dari beberapa prosedur yang mempunyai tujuan tertentu. Sedangkan berdasarkan pendekatan komponen, sistem merupakan kumpulan dari komponen-komponen yang saling berkaitan untuk mencapai tujuan tertentu (Herlambang dan Tanuwijaya, 2005 : 116).

Sistem informasi adalah sebuah tatanan (keterpaduan) yang terdiri atas sejumlah komponen fungsional (dengan satu fungsi atau tugas khusus) yang saling berhubungan dan secara bersama-sama bertujuan untuk memenuhi suatu proses atau pekerjaan tertentu (Fatansyah, 2004 : 9).

Dari beberapa pengertian diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa sistem adalah suatu kumpulan dari prosedur-prosedur yang daling berkaitan untuk memenuhi dari suatu proses tertentu.

2.3 Sistem E-Voting

E-Voting adalah suatu sistem pemilihan dimana data dicatat, disimpan, dan

diproses dalam bentuk informasi digital [VoteHere Inc, April 2002]. Jadi e-voting pada hakekatnya adalah pelaksanaan pemungutan suara yang dilakukan secara elektronik (digital) mulai dari proses pendaftaran pemilih, pelaksanaan pemilihan, penghitungan suara dan pengiriman hasil suara.

E-voting dapat diterapkan dengan efektif dan menghasilkan hasil

penghitungan suara yang dapat diakui oleh seluruh lapisan masyarakat, di samping prinsip Luber Jurdil yang ada pada sistem pemilu sekarang, maka penerapan e-voting harus berdasarkan prinsip-prinsip (Internet Policy Institute, 2001) sebagai berikut.

a. Eligibility and Authentication adalah hanya pemilih terdaftar yang dapat

memberikan suara.

(5)

c. Accuracy adalah sistem harus dapat menyimpan pilihan dengan benar.

d. Integrity adalah sistem harus menjamin pilihan tidak dapat diubah, dipalsu

dan dihapus tanpa deteksi.

e. Verifiability and Auditability adalah sistem memungkinkan pengecekan

pilihan untuk memeriksa bahwa semua pilihan telah dihitung dengan benar dan harus ada rekaman pilihan yang asli dan terpercaya.

f. Reliability adalah sistem harus dapat bekerja dengan benar tanpa kehilangan

satupun pilihan meskipun bila terjadi permasalahan berat pada mesin atau jaringan komunikasi.

g. Secrecy and Non-Coercibility adalah sistem harus menjamin kerahasiaan

setiap pemilih untuk mencegah terjadinya penjualan atau pemaksaan suara.

h. Flexibility adalah peralatan pemilihan harus memberikan berbagai macam

pilihan format kepada pemilih (misal, memberikan suara kepada kandidat terdaftar, pertanyaan survei, berbagai bahasa tersedia); cocok dengan teknologi standar; dan dapat digunakan untuk penyandang cacat.

i. Convenience adalah sistem memungkinkan pemilih dapat memberikan

pilihannya secara cepat dengan peralatan dan kemampuan minimal.

j. Certifiability adalah sistem harus dapat diujicobakan sehingga penyelenggara

pemungutan suara memiliki kepercayaan terhadap sistem.

k. Transparency adalah pemilih harus memiliki pengetahuan umum dan

pehamaman terhadap proses pemungutan suara.

l. Cost-effectiveness adalah sistem harus dapat dibiayai dengan dana terbatas

dan efisien.

Pelaksanaan e-voting di Indonesia pertama kali diselenggarakan pada pemilihan kepala dusun di Kabupaten Jembrana, Bali. Gambar 2.1 menunjukkan alur

(6)

Gambar 2. 1 Gambar alur e-voting Pilkadus di Jembrana

Sumber (http://www.jembranakab.go.id/index.php?module=e-voting, diakses tanggal 10 Februari 2016)

Gambar 2.1 menjelaskan alur e-voting Pilkadus di Jembrana, dari penjelasan gambar tahap pertama adalah pemilih dating mendatangani TPS dan membawa Jembrana ID (J-ID) menuju terminal verifikasi. Tahap kedua, pada terminal verifikasi, pemilih memverifikasi J-ID dengan mengisi PIN, jika terdaftar akan tampil nama dan foto dari pemilih. Tahap ketiga, pemilih menuju terminal pemilihan, cukup dengan menyentuh foto calon kadus untuk memilih. Tahap keempat adalah prosentase pemilih yang telah memilih akan tampil dilayar dashboard hasil voting. Tahap terakhir adalah jika waktu sudah selesai, pemenang dari calon kadus langsung bisa dilihat oleh masyarakat.

2.4 Perancangan Sistem

Perancangan sistem atau pemodelan proses adalah cara formal untuk menggambarkan bagaimana suatu sistem beroperasi. Mengilustrasikan aktivitas-aktivitas yang dilakukan dan bagamana data berpindah dari aktivitas-aktivitas-aktivitas-aktivitas itu. Ada banyak cara yang digunakan untuk mengimplementasikan proses model. Dalam pembuatan proyek akhir ini menggunakan Data Flow Diagram ( DFD ). Data Flow

Diagram (DFD) yaitu salah satu alat dalam perancangan sistem yang menggunaan

(7)

saling berhubungan. DFD merupakan alat yang cukup populer sekarang ini, karena dapat manggambarkan arus data didalam sistem dengan terstruktur dan jelas.

Dapat disimpulkan bahwa Data Flow Diagram (DFD) merupakan alat perancangan sistem yang berorientasi pada alur data yang dapat di gunakan untuk penggambaran analisa maupun rancangan sistem yang mudah dikomunikasikan oleh professional sistem kepada pemakai maupun pembuat program. Ada 4 elemen penting yang menyusun suatu DFD, yaitu :

a. Proses : Aktivitas, fungsi atau proses yang dilakukan dalam sistem, bisa berupa manual atau terkomputerisasi. Biasanya digambarkan dengan lingkaran.

b. Data Flow : Suatu data tunggal atau kumpulan logis suatu data, selalu

berakhir pada suatu proses. Biasanya di gambarkan dengan tanda panah. c. Data Store : Kumpulan data yang disimpan dengan cara tertentu. Data yang

mengalir disimpan ke data store. Aliran data di-update atau ditambahkan ke

data store. Biasanya digambarakn dengan 2 garis sejajar atau dengan 2 garis

sejajar yang ujungnya ditutup oleh dua garis tegak.

d. External Entitas : Orang, Organisasi, atau sistem yang berada di luar sistem

tetapi berinteraksi dengan sistem. Biasanya digambarkan dengan kotak. Menggambarkan suatu DFD tidak bisa dilakukan dengan satu gamabr DFD. Diagram anak menggambarkan proses yang lebih detail dibandingkan dengan diagram induk. Harus ada proses yang seimbang untuk menjamin informasi yang dihasilakn dalam satu level ke level berikutnya.

2.5 Contex Diagram

Jenis pertama Context Diagram, adalah data flow diagram tingkat atas (DFD Top Level), yaitu diagram yang paling tidak detail, dari sebuah sistem informasi yang menggambarkan aliran-aliran data ke dalam dan keluar sistem dan ke dalam dan keluar entitas-entitas eksternal. Context Diagram menggambarkan sistem dalam suatu

(8)

lingkaran dan hubungan dengan entitas luar. Lingkaran tersebut menggambarkan keseluruhan proses dalam sistem.

2.5.1 Diagram Level n

Dalam Diagram Level n DFD dapat digunakan untuk menggambarkan diagram fisik maupun diagram logis. Dimana Diagram Level n merupakan hasil pengembangan dari Context Diagram atau Diagram level sebelumnya ke dalam komponen yang lebih detail dengan top-down pertitioning. Jika kita melakukan pengembangan dengan benar, kita akan mendapatkan DFD yang seimbang.

2.6 Perancangan Database

Dalam perancangan database atau pemodelan data untuk proyek akhir ini menggunakan Entity Relationsip Diagram (ERD). ERD adalah gambar atau diagram yang digunakan untuk pemodelan data utama yang membantu mengorganisasikan data dalam suatu proyek ke dalam entitas-entitas dan menentukan hubungan antara entitas.

2.6.1 Entitas/Entity

Entitas/Entity adalah suatu tempat atau objek untuk menyimpan data. Contoh: Entitas buku untuk menyimpan atribut mengenai buku (judul_buku, kode_buku, pengarang, dsb). Entitas di gambarkan dengan persegi di dalam ERD.

2.6.2 Relasi/Relationship

Relasi/ Relationship adalah hubungan yang terjadi antara lebih dari satu entitas. Contoh: Entitas buku dan entitas pengarang memiliki hubungan “ditulis”, yang artinya pengarang menulis buku, dan buku di tulis pengarang. Relasi ini di gambarkan dengan garis dalam ERD.

(9)

2.6.3 Atribut/Attribute

Atribut/ Attribute adalah ciri umum semua entitas atau semua yang ada dalam entitas. Contoh: Entitas pengarang memiliki atribut nama, alamat, no_telepon, dsb. Atribut di gambarkan dengan lingkaran memanjang dalam ERD tapi jarang sekali dalam ERD atribut ikut di gambarkan. Atribut juga sering disebut dengan field atau kolom dalam suatu ERD.

2.6.4 Kardinalitas Relasi

ERD yang mempresentasikan suatu basis data relasional senantiasa memiliki relasi-relasi dari sejumlah entitas yang dapat ditentukan banyaknya. Banyaknya suatu relasi yang dimiliki oleh suatu entitas di sebut dengan derajat relasi. Derajat relasi maksimum disebut dengan kardinalitas sedangkan derajat minimum disebut dengan modalitas. Kardinalitas yang terjadi diantara dua himpunan entitas (missal A dan B) dapat berupa :

1. One to One (1 ke 1) : satu record dipetakan dengan satu record di entitas lain.

Contoh : satu nasabah punya satu account.

2. One to Many ( 1 ke N ) : satu record dapat dipetakan menjadi beberapa record

di entitas lain. Contoh : satu nasabah bisa melakukan lebih dari satu transaksi. 3. Many to Many (M ke N) : beberapa record dapat dipetakan menjadi beberapa

record di entitas lain. Contoh : satu nasabah dapat melakukan lebih dari satu

transaksi, dan satu transaksi dapat dilakukan oleh lebih dari satu nasabah.

2.6.5 Normalisasi

Normalisasi merupakan teknik analisis data yang mengorganisasikan atribut-atribut data dengan cara mengelompokkan sehingga terbentuk entitas yang

non-redudant (tidak berulang) , stabil dan fleksibel.

Normalisasi dilakukan sebagai uji coba pada suatu relasi secara berkelanjutan untuk menentukan relasi itu sudah baik, yaitu dapat dilakukan proses insert, update,

delete dan modifikasi pada satu atau beberapa atribut tanpa mempengaruhi integritas

(10)

Proses normalisasi terhadap tabel pada database dapat dilakukan dengan tiga (3) tahapan normalisasi antara lain:

2.6.5.1 Bentuk normal pertama (1NF)

a. Tidak ada atribut yang berulang atau bernilai ganda. b. Telah di tentukan primary key untuk tabel atau relasi. c. Tiap atribut hanya memiliki satu pengetian.

d. Tiap atribut yang dapat memiliki banyak nilai sebenarnya menggambarkan entitas atau relasi yang terpisah.

2.6.5.2 Bentuk normal kedua (2NF)

a. Bentuk data telah memenuhi kriteria bentuk normal pertama.

b. Atribut bukan kunci (non-key attribute) haruslah memiliki ketergantungan fungsional sepenuhnya pada primary key.

2.6.5.3 Bentuk normal ke tiga (3NF)

a. Bentuk data telah memenuhi kriteria bentuk normal kedua.

Atribut bukan kunci (non-key attribute) tidak boleh memiliki ketergantungan fungsional terhadap atribut bukan kunci lainya. Seluruh atribut bukan kunci pada suatu relasi hanya memiliki ketergantungan fungsional terhadap primary key di relasi itu saja.

2.7 Microsoft Visual Studio .NET

Microsoft Visual Studio .NET merupakan salah satu software buatan Microsoft Corp. yang didesain khusus dalam pembuatan program-program

profesional berbasis windows platform. Microsoft Visual Studio .NET merupakan perangkat lunak yang terintegrasi, didalamnya terdapat beberapa paket software yang dapat digunakan oleh programer dalam membangun sebuah program profesional, diantaranya adalah Visual Basic, Visual J#, Visual C, #Visual C++ dan Java Runtime yang sama-sama berada dalam naungan platform Microsoft .NET Framework. Bagian-bagian dari software ini diantaranya toolbox, jendela properties, server

(11)

Gambar 2. 2 Logo Microsoft Visual Studio .NET

Sumber (https://www.visualstudio.com/, diakses tanggal 11 Februari 2016)

Gambar 2. 3 Start Page Microsoft Visual Studio .NET

Sumber (https://www.visualstudio.com/, diakses tanggal 11 Februari 2016)

Toolbox digunakan untuk pemilihan kontrol–kontrol yang akan digunakan

pada program yang akan dirancang. Kontrol ini merupakan kontrol standar yang digunakan oleh aplikasi Windows, dan kontrol–control tambahan yang disebut ActiveX. Kontrol yang ada pada jendela ini dapat ditambah dan dikurangi sesuai kebutuhan. Jendela Properties merupakan jendela yang digunakan untuk mengatur properti sebuah objek. Jendela Properties ini terbagi dalam dua bagian yaitu

Alphabetic dan Catagirozed. Perbedaan dari keduanya hanyalah cara menampilkan properties dalam sebuah objek. Pada bagian Alphabetic, properti diatur berdasarkan

urutan abjad, sedangkan di bagian Catagorized, properti diatur dalam kelompok-kelompok kategori.

(12)

Gambar 2. 4 Bagian toolbox Microsoft Visual Studio .NET

Sumber (https://www.visualstudio.com/, diakses tanggal 11 Februari 2016)

Server Explorer merupakan jendela yang digunakan untuk mengedit

pengaturan server server yang digunakan dalam pembuatan aplikasi. Pada jendela ini kita dapat membuat dan mengkonfigurasi server-server yang akan dan telah kita gunakan. Solution Explorer, komponen ini digunakan untuk mengelola file yang menyusun sebuah proyek. Solution Explorer ini berisi daftar form, modul kelas, dan

project serta file resource yang digunakan dalam sebuah proyek.

Gambar 2. 5 Bagian Menu Microsoft Visual Studio .NET

(13)

2.8 Database MySQLyog

MySQL adalah salah satu jenis database server yang sangat terkenal dan

banyak digunakan untuk membangun aplikasi web yang menggunakan database sebagai sumber dan pengolahan datanya (Arief, 2011d:152).

MySQL adalah salah satu databases management system (DBMS) dari sekian

banyak DBMS seperti Oracle, MS SQL, Postagre SQL, dan lainya. MySQL berfungsi untuk mengolah database menggunakan bahasa SQL. MySQL bersifat open source sehingga bisa menggunakannya secara gratis. Pemograman PHP juga sangat mendukung atau support dengan database MySQL (Anhar, 2010:45).

Gambar 2. 6 Database MySQLyog

Sumber (https://www.webyog.com/product/sqlyog, diakses tanggal 11 Februari 2016)

MySQL dikembangkan oleh perusahaan swedia bernama MySQL AB yang

pada saat ini bernama Tcx DataKonsult AB sekitar tahun 1994-1995, namun cikal bakal kodenya sudah ada sejak tahun 1979. Awalnya Tcx merupakan perusahaan pengembang software dan konsultan database, dan saat ini MySQL sudah diambil alih oleh Oracle Corp.

Keunggulan yang diberikan MySQL adalah sebagai berikut.

a. Bersifat open source atau sumber terbuka karena dapat disebarkan secara gratis.

b. Memiliki banyak pengguna dan dapat dipakai oleh banyak pengguna dalam waktu yang bersamaan.

c. Biasa dioperasikan dengan stabil untuk berbagai sistem operasi, seperti

(14)

d. Mendukung berbagai jenis dan variasi tipe data.

e. Mempunyai lapisan keamanan berbentuk password yang telah terjamin. f. Menangani basis data dengan kapasitas yang besar.

g. Koneksi yang dilakukan dengan klien menggunakan protocol TCP/IP, UNIX, atau NT (named pipes).

h. Memiliki interface terhadap berbagai macam aplikasi dan bahasa pemrograman dengan memanfaatkan fungsi API (Application Programming

Interface).

Gambar 2. 7 Tampilan Connect To MySQLyog Host

Sumber (https://www.webyog.com/product/sqlyog, diakses tanggal 11 Februari 2016)

Kepopuleran MySQL antara lain karena MySQL menggunakan SQL sebagai bahasa dasar untuk mengakses databasenya sehingga mudah untuk digunakan, kinerja

query cepat, dan mencukupi untuk kebutuhan database perusahaan-perusahaan yang

berskala kecil sampai menengah, MySQL juga bersifat open source (tidak berbayar).

Gambar 2. 8 Tampilan Panel MySQLyog

(15)

MySQL merupakan database yang pertama kali didukung oleh bahasa pemrograman script untuk internet (PHP dan Perl). MySQL dan PHP dianggap sebagai pasangan software pembangun aplikasi web yang ideal. MySQL lebih sering digunakan untuk membangun aplikasi berbasis web, umumnya pengembangan aplikasinya menggunakan bahasa pemrograman script PHP.

2.9 XAMMP

XAMPP adalah sebuah software web server apache yang didalamnya sudah

tersedia database server mysql dan support php programming. XAMPP merupakan

software yang mudah digunakan, gratis dan mendukung instalasi di Linux dan Windows. Keuntungan lainnya adalah cuma meng-install satu kali sudah tersedia Apache Web Server, MySQL Database Server, PHP Support (PHP 4 dan PHP 5) dan

beberapa module lainnya. Hanya bedanya kalau yang versi untuk Windows sudah dalam bentuk instalasi grafis dan yang Linux dalam bentuk file terkompresi tar.gz. Kelebihan lain yang berbeda dari versi untuk Windows adalah memiliki fitur untuk mengaktifkan sebuah server secara grafis, sedangkan Linux masih berupa perintah-perintah di dalam console. Oleh karena itu yang versi untuk Linux sulit untuk dioperasikan. Dulu XAMPP untuk Linux dinamakan LAMPP, sekarang diganti namanya menjadi XAMPP FOR LINUX.

Gambar 2. 9 Tampilan Panel XAMPP

(16)

XAMPP adalah sebuah software yang berfungsi untuk menjalankan website berbasis PHP dan menggunakan pengolah data MySQL dikomputer local (Yogi Wicaksono, 2008:7). XAMPP berperan sebagai server web pada komputer anda. XAMPP juga dapat disebut sebuah CPanel server virtual, yang dapat membantu anda melakukan preview sehingga dapat memodifikasi website tanpa harus online atau terakses dengan internet.

2.10 Kartu Pintar (Smart Card) 2.10.1 Pengertian Smart Card

Smart card atau Chip Card atau Integrated Circuit Card (ICC) adalah kartu

plastik yang berukuran sama dengan kartu kredit yang didalamnya terdapat chip silicon yang disebut microcontroller. Chip terdiri dari rangakaian yang terintegerasi (Integerated Circuit) yang terdiri dari prosesr dan memori. Chip yang terdapat pada

smart card berfungsi untuk melaksanakan perintah dan menyediakan power ke smart card.

Gambar 2. 10 Bentuk Smart Card

Sumber (http://ict.binus.edu/metamorph/file/research/jurnal-smart-class-room-v0.3.pdf, diakses tanggal 11 Februari 2016)

2.10.2 Tipe-Tipe Smart Card

Smart Card memiliki beberapa tipe dan memiliki fungsi yang berbeda-beda

adalah sebagai berikut.

(17)

Tipe Smart Card ini tidak memiliki processor atau sistem keamanan yang canggih namun memiliki perlindungan secara fisik. Model smart card ini adalah model yang pertama untuk kartu telepon. Pada jenis kartu ini menyimpan data yang telah di-preload oleh sistemnya kemudian mesin pembaca akan mengurangi isi variable yang disimpannya.

b. Memory Protected Card

Tipe smart card ini memiliki sistem keamanan yang lebih canggih dari pada

memory card. Memiliki teknologi seperti mekanisme password untuk mengakses smart card.

c. Microprocessor Card

Smart card tipe ini mempunyai processor sehingga dapat melakukan

komputasi walaupun terbatas. Keterbatasannya ada pada ukuran ROM yang dimiliki dan fungsi aritmatika yang masih sederhana. Kemampuannya antara lain mengorganisasikan berkas (file) yang dilindungi dengan password.

d. Java Card

Smart card ini dilengkapi dengan Java Virtual Machine sedemikian hingga

dapat dimasukkan berbagai program ke dalamnya.

e. Public Key Card

Smart card ini mendukung public key cryptography (kriptografi asimetris)

sehingga proses enkripsi/dekripsi dapat dilakukan secara internal dan dapat menyimpan key (Kunci).

2.10.3 Jenis Smart Card

1. Contact Smart Card

Contact Smart Card memiliki sebuah chip emas yang berukuran sekitar 0.5

inchi di bagian depan, tidak seperti kartu kredit yang memiliki magnetic strip di bagian belakang. Contact Smart card membutuhkan aplikasi smart card reader

(18)

untuk membaca dan menulis data dari dan ke dalam chip tersebut. Standar PIN koneksi berdasarkan ISO7816 adalah:

Gambar 2. 11 Standar PIN Contact Smart Card

Sumber (http://ict.binus.edu/metamorph/file/research/jurnal-smart-class-room-v0.3.pdf, diakses tanggal 11 Februari 2016)

Gambar 2. 12 Bentuk Contact Smart Card

Sumber (http://ict.binus.edu/metamorph/file/research/jurnal-smart-class-room-v0.3.pdf, diakses tanggal 11 Februari 2016)

2. Contactless Smart Card

Contacless Smart Card tampak seperti kartu kredit plastik dengan chip

komputer dan antena coil di dalamnya. Contacless Smart Card dapat ditulis dan dibaca hanya dengan didekatkan pada antena luar. Contactless Smart Card digunakan bila membutuhkan transaksi yang harus diproses dengan cepat. Dua kategori tambahan lainnya merupakan turunan dari kedua tipe yang telah dijelaskan sebelumnya. Kedua kategori tersebut adalah Combi Carddan Hybrid Card.

(19)

Gambar 2. 13 Bentuk Contacless Smart Card

Sumber (http://ict.binus.edu/metamorph/file/research/jurnal-smart-class-room-v0.3.pdf, diakses tanggal 11 Februari 2016)

Standar Internasional untuk protokol yang paling banyak digunakan dalam teknologi smart card ini adalah ISO 7816. Meskipun demikian, terdapat pula beberapa standar lain yang digunakan. Smart card menyimpan dan memproses informasi melalui rangkaian elektronik yang ada di dalam silikon yang dalam substrat plastik dari body-nya. Terdapat dua jenis smart card yang paling banyak digunakan yaitu intelligent smart card yang terdiri atas sebuah mikroprosesor dan mampu membaca, menulis dan menghitung, seperti halnya sebuah mikrokomputer. Serta

memory card, tidak memiliki mikroprscesor dan hanya digunakan untuk menyimpan

informasi saja. Memory card menggunakan security logic untuk mengatur akses dari memori. Meskipun demikian, sesungguhnya terdapat lima buah jenis smart card yang ada saat ini adalah sebagai berikut.

a. Memory Card b. Processor Card c. Electronic Purse Card d. Security Card

e. Java Card

Semua jenis Smart Card berisi tiga tipe memori adalah sebagai berikut.

a. Persistent non-mutable memory b. Persistent mutable memory

(20)

c. Non-persistent mutable memory

ROM, EEPROM, dan RAM merupakan memori yang paling banyak digunakan untuk ketiga tipe memori tersebut.

Karakter fisik dari Smart Card berdasarkan standar ISO 7816 adalah:

Gambar 2. 14 Karakter fisik dari smart card berdasarkan standart ISO 7816

Sumber (http://ict.binus.edu/metamorph/file/research/jurnal-smart-class-room-v0.3.pdf, diakses tanggal 11 Februari 2016)

Untuk membangun sebuah aplikasi smart card diperlukan beberapa komponen yaitu smart card reader, software untuk berkomunikasi dengan

writer-reader dan smart card dipasangkan pada writer-reader dan smart card dan smart card hardware.

2.11 Reader/Writer Tools

Smart Card reader merupakan antarmuka yang menghubungkan komunikasi

antara smart card dengan PC. Istilah lain yag digunakan untuk smart card adalah terminal CAD (Card Acceptance Device) dan IFD (Interface Device/ Perangkat antarmuka).

Smart card tidak berarti tanpa adanya smart card reader, yang berfungsi

sebagai perantara komunikasi antara smart card dengan peralatan lain seperti komputer. Komputer membaca atau menulis tersebut data melalui smart card reader, kemudian smart card reader mengubah perintah membaca/menulis tersebut ke dalam bahasa yang dimengerti smart card.

(21)

Gambar 2. 15 Reader/Writer Tools

Sumber (http://www.acs.com.hk/en/products/3/acr122u-usb-nfc-reader, diakses tangal 11 Februari 2016)

Reader/writer tools membangun hubungan dengan mikroprosesor smart card

melalui kontak eletrik pada permukaan hubungan pertukuran data. Reader/writer

tools dapat berhubungan dengan PC biasanya melalui port keyboard, port serial atau port PCMCIA.

Gambar

Gambar 2. 1 Gambar alur e-voting Pilkadus di Jembrana
Gambar 2. 3 Start Page Microsoft Visual Studio .NET
Gambar 2. 4 Bagian toolbox Microsoft Visual Studio .NET  Sumber (https://www.visualstudio.com/, diakses tanggal 11 Februari 2016)
Gambar 2. 6 Database MySQLyog
+7

Referensi

Dokumen terkait

Kegiatan yang dilakukan terdiri dari pembuatan adsorben dari zeolit alam, karakterisasi adsorben, uji coba adsorpsi CO 2 dengan beberapa zeolit termasuk zeolit

From a series of research methodology, analysis and discussion design of a system that has been done then it can be drawn the conclusion, has produced an application

[r]

Untuk tujuan ini, baik Fakultas maupun Sekolah menyediakan sumber daya akademik maupuan sumber daya pendukung akademik (laboratorium, studio, perpustakaan), bukan

Sedangkan penelitian ini menggunakan variabel dependen manajemen laba dan variabel independen asimetri informasi serta sampel yang digunakan perusahaan perbankan

Dengan teknologi multimedia dapat digunakan sebagai media pembuatan video profil “Vihara Dhama Sundara” yang menjadi media informasi dan promosi agar dikenal oleh masyarakat

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan kekuatan geser pelekatan resin komposit packable dengan intermediate layer resin komposit flowable menggunakan

Namun sebagian pustakawan kurang tanggap dalam merespon masalah pemustaka; Persepsi pemustaka yang berkaitan dengan aspek empati bahwa sebagian pustakawan memiliki sikap