• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pentingnya Perkokoh Rasa Kebinekaan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pentingnya Perkokoh Rasa Kebinekaan"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

Pentingnya Perkokoh Rasa

Kebinekaan

UNAIR NEWS – “Pancasila dan NKRI merupakan pilihan terbaik

untuk negara, bukan malah dipertentangkan,” itulah pernyataan tegas dari Tokoh Nasional Muhamin Iskandar saat menjadi pengisi kuliah tamu yang bertemakan “Memperkokoh Politik Kebinekaan”.

Acara yang dihadiri oleh kalangan akademisi maupun politisi tersebut dilangsungkan di Aula Soetandyo, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UNAIR, Rabu (13/9). Dihadapan para peserta kuliah umum, Ketua Umum DPP PKB yang akrab disapa Cak Imin tersebut kembali menegaskan bahwa akhir-akhir ini ketidakpercayaan terhadap NKRI mulai muncul. Baginya, untuk membendung hal tersebut tidak ada pilihan lagi kecuali semua elemen bangsa harus melakukan sosialisasi sekaligus pendidikan karakter.

“Utamanya para tokoh-tokoh berpengaruh harus melakukan hal itu agar kebinekaan bangsa bisa tetap terjaga,” terangnya.

Mantan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi ini juga mengingatkan akan pentingnya memperkokoh politik kebinekaan. Selain itu, ia juga mengajak agar tidak membawa aksi kekerasan yang dilakukan negara lain ke Indonesia. Misalnya kasus kekerasan terhadap umat Islam yang terjadi di Rohingya. Baginya, kasus ini dapat disikapi dengan arif oleh masyarakat Indonesia.

“Kekerasan terhadap umat Islam Rohingya, jangan menjadi bahan perpecahan bangsa kita,” ujarnya.

Selanjutnya, Cak Imin juga mengutarakan peran penting kebinekaan bagi kehidupan berbangsa dan bernegara. Bagi Cak Imin, kebinekaan bangsa merupakan benteng utama untuk memajukan Indonesia.

(2)

“Bineka juga merupakan tameng fanatisme keagamaan dan gerakan transnasional yang kerap mengancam pilar kebangsaan negara kita,” terangnya.

Tidak lupa, Cak Imin juga memaparkan bahwa kebinekaan merupakan sunnatullah. Kemajemukan yang dikaruniakan Tuhan bagi bangsa Indonesia sepatutnya menjadi kekuatan bangsa yang besar.

“Kebinekaan adalah sunnatullah. Merusak kebinekaan berarti melawan sunnatullah. Melawan sunnatullah merupakan kezaliman,” paparan indah yang kembali ia tegaskan kepada para peserta kuliah tamu.

Penulis: Nuri Hermawan

Semarak Gelaran Pekan Seni di

Kampus Oranye

UNAIR NEWS – Jeda sejenak dari rutinitas perkuliahan, Fakultas

Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UNAIR menggelar acara Pekan Seni. Acara yang baru pertama kali dilaksanakan tersebut dibuka langsung oleh Wakil Dekan I FISIP UNAIR Prof. Dr. Budi Prasetyo, Drs., MSi., pada Senin (11/9).

Dalam sambutannya, Budi menyampaikan bahwa pekan seni ini menjadi pekan senang-senang mahasiswa FISIP dan pada pekan itu pula mahasiswa FISIP diliburkan sejenak dari rutinitas perkuliahan.

“Dengan pekan seni ini saya harap semua bisa menikmati dan bisa sejenak melupakan rutinitas perkuliahan,” tuturnya.

(3)

penyelenggara menyampaikan bahwa acara pekan seni di kampus yang memiliki jargon kritis, pluralis, humanis, dan demokratis tersebut merupakan acara untuk mengenalkan kepada mahasiswa baru bahwa pergerakan sosial da politik bisa melalui seni.

“Ke depan pekan seni ini merupakan serangkaian acara ospek fakultas, sehingga mahasiswa baru lebih tahu kehidupan sosial politik dan seni di lingkungan FISIP,” terangnya.

Hadir untuk memeriahkan acara tersebut Alfian Andhika Yudistira mahasiswa Jurusan Antropologi angkatan 2016. Alfian sendiri merupakan salah satu mahasiswa penyendang tuna netra pertama yang diterima di UNAIR. Mahasiswa yang tergabung di Komunitas Mata Hati itu menjadi penampil pembuka dalam gelaran pekan seni yang diselenggarakan oleh Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) FISIP, dia bersama dua temannya dari Komunitas Mata Hati membawakan 5 judul lagu.

Selain penampilan dari mahasiswa, gelaran pekan seni juga dimeriahkan oleh staff pengajar dan karyawan. Diawali dengan pembukaan yang bertempat di parkiran mobil FISIP,kemudian dilanjutkan dengan berbagai acara di enam tempay yang berbeda. Area pekan seni pertama berada di parkiran mobil untuk penampilan pentas seni, area kedua berada di taman demokrasi, area ketiga berada di taman belakang sebagai galeri pameran karya mahasiswa, area keempat di Aula Soetandiyo sebagai tempat diskusi, area kelima berada di ruang A 309 sebagai ruang Technical Meeting, dan area keenam di parkiran motor sebagai tempat berbagai macam perlombaan.

“Pekan seni ini akan berlangsung selama 5 hari, dan akan lebih meriah di hari jumat pada saat penutup acara karena akan dimeriahkan oleh dosen, alumni, dan guesstar,” imbuh Namus. Di akhir wawancara, mahasiswa jurusan Ilmu Politik angkatan 2015 ini berharap, dengan adanya pekan seni tersebut semua elemen di lingkungan FISIP UNAIR lebih rekat lagi termasuk dengan alumni.

(4)

Penulis: Ahmad Janni Editor : Nuri Hermawan

IKA FISIP Unair Gaet Dua

Tokoh Nasional Jadi Penasihat

UNAIR NEWS – Ikatan Alumni FISIP Universitas Airlangga (IKA

FISIP UNAIR) menggelar pelantikan di TS Suites Hotel Surabaya, Sabtu (29/7). Organisasi yang menaungi alumni FISIP ini juga menggaet dua tokoh nasional untuk menjadi penasihatnya.

Kedua tokoh tersebut adalah Khofifah Indar Parawansa (Menteri Sosial) dan Arif Budiman (Ketua KPU Pusat). Pelantikan pengurus Ika FISIP UNAIR dilakukan oleh Pengurus Pusat (PP) IKA. Selepas pelantikan, seluruh pengurus langsung melakukan rapat kerja.

Berbeda dengan kepengurusan sebelumnya, pada masa kepengurusan periode 2017-2021 ini, Ketua Ika FISIP UNAIR Drs Andik Fadjar Tjahjono, M.Si. menggerakan seluruh pengurus agar memiliki komitmen yang sama untuk lebih banyak melakukan aksi nyata. Bukan sekadar banyak aksi, tapi harus aksi yang bermanfaat dan diketahui masyarakat luas.

“Saya dan seluruh pengurus Ika FISIP UNAIR akan bekerja keras mewujudkan komitmen bahwa organisasi ini harus bermanfaat bagi alumni, bagi warga kampus, dan bagi masyarakat luas,” tegas alumni Ilmu Politik angkatan 1985 ini.

(5)

dipanggil, komposisi pengurus berasal dari semua program studi di FISIP. Mereka berasal dari berbagai angkatan dan memiliki kemampuan sesuai bidang yang dibutuhkan.

“Kepengurusan kali ini tidak didominasi dari satu program studi tertentu atau angkatan tertentu,” lanjut ketua Ika FISIP UNAIR yang juga menjabat sebagai Kepala Bidang Kelembagaan dan Pengawasan, Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi Jawa Timur. Bahkan, bukan hanya alumni S-1 saja, alumni dari S-2 dan S-3 juga dilibatkan sebagai pengurus Ika FISIP UNAIR ini.

Meski baru dilantik Sabtu (29/7), Ika FISIP UNAIR telah melakukan berbagai kegiatan. Terutama untuk bidang kerjasama, bidang penguatan ekonomi dan kewirausahaan, bidang kajian dan pengembangan, bidang sosial, serta bidang seni budaya dan pariwisata.

Ada satu hal menarik lainnya dari Ika FISIP ini, yaitu salam khas “Pokok’e FISIP”. Salam ini lahir dari sebuah proses internalisasi yang lama. Melalui pengalaman kuliah dan berorganisasi dari para pengurus ketika menempuh studi di FISIP UNAIR.

Menurut Sekretaris Ika FISIP UNAIR, Awan Tjatur Perkasa, ini merupakan dinamika kehidupan mahasiswa FISIP yang diwarnai dengan tradisi berdialektika, berteori, hingga beraksi dalam gerakan-gerakan.

“Hal ini membentuk karakter alumni yang kukuh dalam argumentasi, berpikir sebelum beraksi, memiliki kekuatan dalam bertoleransi, serta memiliki penghargaan tinggi terhadap perbedaan,” ucapnya.

Salam “Pokok’e FISIP” ini adalah refleksi dari ke-aku-an alumni, bukan ego tapi lebih pada rasa bangga menjadi alumni FISIP.

Dalam sambutannya, Wakil Dekan I FISIP UNAIR Prof Budi Prasetyo mengatakan, pihaknya akan segera menyinergikan alumni

(6)

dengan mahasiswa. Salah satunya adalah menggelar kuliah tamu dari alumni. “Kuliah tamu diadakan tiap semester. Jadi tiap program studi masing-masing ada agenda kuliah tamu dari alumni,” ujarnya.

Dia berharap banyak pada alumni FISIP untuk terlibat langsung maupun tak langsung dalam kegiatan akademik. Termasuk pula dalam rencana redesain kurikulum.

Pengurus Ika FISIP Unair dilantik oleh Ketua V Pengurus Pusat (PP) Ika UNAIR Koko Srimulyo. Koko yang alumnus FISIP ini ingin agar alumni yang ikut raker bisa menghasilkan output yang bermanfaat bagi alumni, masyarakat, dan kampus.(*)

Penulis : Ketua Bidang Humas Ika FISIP UNAIR Zainal Abidin Achmad

Editor : Binti Quryotul

UNAIR Kukuhkan Empat Guru

Besar Baru Bidang Kesehatan

dan Sosial

UNAIR NEWS – Universitas Airlangga akan mengukuhkan empat guru

besar baru pada Sabtu (8/7) mendatang. Keempat guru besar baru tersebut diharapkan dapat senantiasa mengalirkan pembaruan ilmu pengetahuan yang bermanfaat bagi kehidupan berbangsa. Keempat guru besar baru yang akan dikukuhkan adalah Prof. Dr. Emy Susanti, Dra., MA, Prof. Dr. Bambang Soeprijanto, dr., Sp.Rad(K)A, Prof. Dr. Bagong Suyanto, Drs., M.Si., dan Prof. Dr. Ririh Yudhastuti, drh., M.Sc.

(7)

Kantor Manajemen UNAIR, keempat profesor baru menyampaikan buah pikirannya di hadapan awak media.

Guru Besar bidang Sosiologi Gender Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Prof. Emy merupakan guru besar UNAIR sejak berdiri ke-459 dan profesor FISIP aktif ke-17. Prof. Emy yang juga guru besar UNAIR sejak PTN-BH ke-167 akan menyampaikan orasi ilmiah berjudul “Perempuan, Relasi Kuasa dan Sosiologi Gender” saat pengukuhan titel barunya.

“Pemahaman tentang kesetaraan gender perlu diperkuat dengan landasan teori atau penguatan jaringan (networking). Untuk memperkuat pemahaman itu, kami di Pusat Studi Gender dan Anak UNAIR sering bekerjasama dengan kawan-kawan dari LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat),” tuturnya.

Profesor kedua yang menyampaikan gagasannya kepada awak media adalah Prof. Bambang. Prof. Bambang merupakan Guru Besar bidang Radiologi Fakultas Kedokteran. Dia adalah guru besar UNAIR sejak berdiri ke-460 dan profesor FK aktif ke-108.

Nantinya, Prof. Bambang yang juga guru besar UNAIR sejak PTN-BH ke-168 akan menyampaikan orasi ilmiah berjudul “Inovasi Radiologi di Era Molekuler dan Digital”. Prof. Bambang menyampaikan, perkembangan dunia radiologi terus berjalan. Ia juga menambahkan bahwa teknologi inovasi radiologi di era molekuler dan digital yang menjadi bahan pidatonya, masih perlu proses panjang untuk diterapkan di Indonesia.

“Kita perlu menyelesaikan tahap infeksi penyakit yang ada di masyarakat, baru radiologi dalam level molekuler dan sel ini bisa diterapkan perlahan,” imbuhnya.

Guru Besar bidang Sosiologi Ekonomi FISIP Prof. Bagong merupakan guru besar UNAIR sejak berdiri ke-461 dan profesor FISIP aktif ke-18. Prof. Bagong yang juga guru besar UNAIR sejak PTN-BH ke-169 akan menyampaikan orasi ilmiah berjudul “Sosiologi Ekonomi: Dinamika Kapitalisme dan Gaya Hidup

(8)

Masyarakat Konsumer di Era Posmodern”.

Prof. Dr. Drs. Bagong Suyanto, M.Si menawarkan satu pendekatan baru di bidang sosiologi ekonomi. Menurut Prof. Bagong, konsumen dieksploitasi oleh produsen tentang gaya konsumsi mereka. Beragam promosi perusahaan dan kekuatan industri membuat konsumen tidak bisa membedakan antara keinginan dan kebutuhan.

“Ketika gengsi masyarakat lebih mengedepan, berbelanja menjadi sebuah gaya hidup,” ujarnya.

Terakhir, Guru Besar bidang Kesehatan Lingkungan Fakultas Kesehatan Masyarakat merupakan guru besar UNAIR sejak berdiri ke-462 dan profesor FKM aktif ke-11. Prof. Ririh yang juga guru besar UNAIR sejak PTN-BH ke-170 akan menyampaikan orasi ilmiah berjudul “Meramal Wabah Demam Berdarah Dengue”.

Prof. Ririh menyarankan agar pemerintah dan masyarakat bisa mengantisipasi penyebaran penyakit DBD dengan memperhatikan siklus cuaca. Ahli kesehatan lingkungan itu juga mengatakan, vektor virus Dengue Aedes aegypti akan berkembang secara optimum pada saat anomali cuaca seperti sekarang dan pada musim hujan.

Penulis: Tim UNAIR News

Keluarga Besar Pascasarjana

FISIP Lakukan Bakti Sosial

UNAIR NEWS – Keluarga besar pascasarjana FISIP Universitas

Airlangga mengadakan bakti sosial pada bulan Ramadan ini. Kegiatan ini adalah yang pertama, dan bakal dilakukan secara

(9)

rutin pada bulan puasa atau momentum lainnya.

Kaur Administrasi Martino Arianto mengatakan, pihak yang terlibat dalam acara ini adalah para mahasiswa aktif dan alumni. Pelaksana kegiatan adalah mahasiswa angkatan 2016, baik S2 maupun S3. Mereka melakukan penggalangan dana untuk menggelar buka puasa bersama (bagi-bagi takjil) dan sahur on

the road bersama masyarakat. Juga, melakukan bakti sosial di

kampung 1001 malam, Lasem Baru, Krembangan, Surabaya.

“Ini adalah wujud apresiasi dan penggeloraan semangat kebersamaan bersama masyarakat sekitar UNAIR ataupun di Surabaya,” ungkap lelaki yang juga berpartisipasi aktif dalam kegiatan tersebut.

Ditambahkan pria yang biasa disapa Mas Tino ini, koordinasi dengan para alumni dilakukan melalui akun grup facebook KELUARGA BESAR PASCASARJANA FISIP-UNAIR. Juga, melalui aplikasi chatting WhatsApp. Sedangkan dengan para mahasiswa aktif, dilaksanakan oleh ketua kelas masing-masing. Tiap angkatan dilibatkan dan diberi informasi soal ini. Penggalangan dana untuk semua acara dilaksanakan secara transparan dan akuntabel.

“Kami mengucapkan terima kasih atas amanah yang diberikan para donatur kepada kami. Semoga dapat menjadi donatur kembali di kegiatan lainnya,” ungkap Mas Tino.

Secara umum, sivitas akademika UNAIR memang terus melakukan bakti sosial maupun pengabdian masyarakat di bulan Ramadan. Segenap elemen lintas fakultas, unit, maupun jurusan, melakukan aktifitas positif di momentum yang penuh berkah kali ini. (*)

(10)

Pusat Kajian Etnografi Punya

Museum “Kematian” nan Eksotik

UNAIR NEWS – Pusat Kajian Etnografi yang berada di kampus B,

FISIP Universitas Airlangga memiliki musem yang eksotis. Tema yang diambil museum itu adalah kematian. Mulai dari model pemakaman di nusantara, kisah kematian unik dari penjuru jagat raya, keterangan tentang mati suri di tembok-tembok, dan lain sebagainya. Bunyi-bunyian alias back sound yang didengungkan pas pengunjung masuk museum itu pun begitu khas suasana suram. Berikut sejumlah potretnya.

(11)

FISIP Ajak Sivitas Tingkatkan

Kualitas Penelitian

UNAIR NEWS – Dalam rangka mendorong kuantitas dan kualitas

penelitian oleh para dosen, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Airlangga menyelenggarakan kegiatan pelatihan penelitian, Senin (6/3). Kegiatan yang diikuti oleh para pengajar, mahasiswa jenjang master dan doktor itu dilangsungkan di Aula Adi Sukadana FISIP UNAIR.

Sebanyak dua pembicara asal Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi hadir dalam acara pelatihan bertema “Strategi Peningkatan Kualitas Penelitian di Perguruan Tinggi”. Keduanya adalah Kepala Subdirektorat Riset Terapan Dra. Desmelita, M.Sc., dan Kepala Subdirektorat Peningkatan

(12)

Kapasitas Riset Dr. Mustangimah. Acara tersebut dimoderatori oleh Guru Besar Sosiologi Gender FISIP UNAIR Prof. Dr. Emy Susanti, MA.

Dalam sambutannya, Wakil Dekan I FISIP Prof. Dr. Budi Prasetyo, M.Si., menyampaikan bahwa pelatihan ini bertujuan untuk mengembangkan dan meningkatkan kualitas riset. “Tujuannya, agar para akademisi dan mahasiswa yang wajib melakukan publikasi ke jurnal bereputasi dan terakreditasi ini aktif melakukan penelitian baik di taraf nasional maupun internasional,” tutur Budi.

Pelatihan tersebut menyinggung tentang fokus rencana induk riset nasional tahun 2015-2040. Dalam agenda riset nasional (ARN), terdapat sepuluh bidang penelitian. Salah satunya adalah kelompok sosial dan humaniora.

Desmelita menyampaikan, bahwa tujuan penelitian adalah untuk membangun peradaban, mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi, dan mencari solusi atas permasalahan. “Penelitian juga akan meningkatkan daya saing sumber daya manusia sekaligus mendidik para calon ilmuwan. Dengan penelitian, kita meneruskan estafet tradisi ilmiah kepada para penerus,” tutur Desmelita.

Kelompok keilmuan sosial humaniora erat kaitannya dengan kelompok penelitian yang lain. Sayangnya, menurut Desmelita, penelitian di bidang sosial humaniora belum berhasil mengeksplor permasalahan. Diharapkan, pengajar aktif melakukan penelitian dan giat mempublikasi hasil risetnya.

(13)

LAPAN

dan

FISIP

UNAIR

Kembangkan Kajian Kebijakan

Keantariksaan

U N A I R N E W S – T a k a d a n e g a r a b e s a r y a n g m a j u t a n p a

mengembangkan kemandirian bidang keantariksaan. Pernyataan itu disampaikan oleh Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), Prof. Dr. Thomas Djamaluddin M.Sc., saat memberikan kuliah umum di Aula Adi Sukadana, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Airlangga, Jumat (3/3). Thomas memberikan kuliah umum bertajuk “IPTEK Penerbangan dan Antariksa untuk Mewujudkan Indonesia Maju dan Mandiri” di hadapan mahasiswa, pengajar FISIP, dan Dekan FISIP. Kuliah umum tersebut dimoderatori oleh pengajar Departemen Hubungan Internasional, Joko Susanto, M.Sc.

Kepala LAPAN menjelaskan, Indonesia membutuhkan kemandirian dalam bidang keantariksaan. Contohnya, selama ini pemerintah Indonesia membeli satelit dari pihak luar negeri. Padahal, para ahli bisa membuat satelit sendiri.

“Sebenarnya, Indonesia sudah punya semuanya. Ahlinya ada, kemampuan ada, hanya problemnya kita kekurangan dana,” papar Thomas.

Selain kuliah umum, kedua lembaga tersebut juga melakukan penandatanganan Memorandum of Agreement (MoA). Nota kesepakatan ditandatangani oleh Kepala LAPAN dan Dekan FISIP UNAIR di Cakra Studi Global Strategis (CSGS), pusat studi di bawah FISIP UNAIR.

Thomas mengatakan, pihaknya membutuhkan rekomendasi kebijakan internasional dari para akademisi FISIP UNAIR. “Di sisi substansi LAPAN memahami, namun di sisi kajian LAPAN merasa kurang. Oleh karena itu, LAPAN mencari mitra terutama dari

(14)

perguruan tinggi yang memang mendalami aspek ini,” ungkap Kepala LAPAN.

Pada sambutannya, Dekan FISIP, Dr. Falih Suaedi, Drs., M.Si mengatakan, Indonesia masih belum mandiri dari berbagai sisi, salah satunya bidang antariksa. Falih menyampaikan apresiasinya kepada Departemen Hubungan Internasional yang memprakarsai kegiatan tersebut.

Kerja sama yang menaungi tiga program utama akan berlaku selama tiga tahun ini, yakni melangsungkan kuliah tamu, menulis jurnal ilmiah, dan publikasi penelitian. LAPAN juga membuka peluang kepada mahasiswa FISIP UNAIR untuk melakukan praktik kerja lapangan (PKL) dan magang di lembaga tersebut. “Dengan adanya kuliah umum ini semakin menambah wawasan kita mengenai bidang keantariksaan dan perkembangan teknologinya,” begitu tutur salah satu mahasiswa yang merasa puas dengan kuliah umum tersebut.

Penulis: Ainul Fitriyah Editor: Defrina Sukma S

Alumni HI UNAIR Jadi Biro

Protokol Sekretariat Presiden

UNAIR NEWS – Sore itu, di suatu sudut Istana Negara, kru UNAIR NEWS bertemu dengan salah satu Alumni Fakultas Ilmu Sosial dan

Ilmu Politik (FISIP) Universitas Airlangga. Perempuan muda, kalem dan ramah tersebut menjumpai kami di sebuah ruangan rapat yang kebetulan sedang tidak digunakan lantaran waktu sudah hampir masuk jam pulang kerja. “Apa kabar?” sapanya.

(15)

Tepat pukul 15.10 WIB perbicangan santai dan menarik pun mengenai alumni ini pun dimulai.

Vinandhika Parameswari namanya, Viki sapaan akrabnya. Ia adalah Sarjana Hubungan Internasional FISIP UNAIR yang kini bekerja sebagai Biro Protokol, Sekretariat Presiden, Kementrian Sekretariat Negara Republik Indonesia. Perempuan asal Ponorogo tersebut sering terlibat dalam kegiatan keseharian Presiden Joko Widodo maupun Ibu Negara Ibu Iriana. Mahasiswa angkatan 2010 tersebut bercerita mengenai kesehariannya meramu dan menyusun berbagai acara presiden dan ibu negara. Mulai dari menyiapkan bahan-bahan untuk acara harian presiden, membuat konsep rencana acara harian presiden, hingga menyusun konsep acara kenegaraan dan masih banyak lagi. “Awalnya aku tidak tahu protokoler itu tugasnya ngapain, yang saya tahu tugasnya menyertai kepala negara,” terang Vinandhika.

Semasa kuliah, Alumni SMAN 1 Jember tersebut mengaku sering mengikuti lomba karya tulis, berbagai lomba pernah ia menangi, Program Kreatifitas Mahasiswa (PKM) tidak luput dari keikutsertaanya. Ia juga pernah bergabung dalam UKM penalaran. Akan tetapi kemampuan menulisnya pun semakin terasah ketika menjalani kuliah di HI UNAIR.

“Waktu SMA sampai kuliah tuh, suka banget sama lomba karya ilmiah. Apalagi pas masuk HI setelah tahu tugas-tugasnya, jurnal mingguan dan analisis, jadi semakin baik aja nulisnya, walaupun sempat kaget di awal-awal,” tandas perempuan kelahiran 1992 tersebut.

Bagaimana Cerita Masuk Istana?

Setelah lulus dari UNAIR pada tahun 2014, Viki awalnya bekerja di perusahaan Media Monitoring Internasional di Jakarta. Kemudian, ia bersama beberapa teman se-angkatannya mengikuti seleksi CPNS dari Kementrian Sekretariat Negara setahun

(16)

kemudian. Pada waktu itu, lowongan yang dibutuhkan adalah Sarjana Hubungan Internasional yang akan ditempatkan di Biro Protokol Sekretariat Presiden.

Adapun materi yang diujikan meliputi pengetahuan umum, kewarganegaraan dan matematika dasar. Adapula tes yang berbasis komputer. Setiap peserta tes diharapkan mampu memenuhi standar nilai yang dibutuhkan di setiap materi ujian. Ditempat itu, peserta langsung dirangking siapa aja yang memenuhi kualifikasi, siapa yang memenuhi batas minimum.

Setelah lolos dalam tahap tersebut, berikutnya, ia menjalan tes TOEFL dan juga wawancara oleh pejabat eselon 1 dan 2 dari unit kerja yang berbeda. Yang akhirnya membawa Viki untuk lolos dalam tes tersebut.

“Saya tidak habis berfikir untuk lolos sampai tahap selanjutnya, karena yang lolos dan diterima akhirnya hanya dua orang.” lanjut Viki.

Memori Kuliah

Ketika ditanya soal alasan mengambil studi HI. Viki menceritakan bahwa sejak SMA, Ayahnya gemar membaca dan mengikuti politik internasional. Kegemaran tersebut secara tidak langsung mendorongnya untuk senang mengikuti kajian tersebut. Pada tahun 2010, setelah mengikuti tes masuk Perguruan Tinggi, Viki diterima sebagai mahasiswa baru HI FISIP UNAIR.

“Ayah suka sekali sama bacaan buku-buku dunia politik global, kemudian saya juga tertarik untuk mengikutinya, akhirnya Ayah mendukung saya mengambil jurusan HI.” Ungkap alumni yang mengaku sempat berminat konsentrasi dalam Bisnis dan Organisasi Internasional tersebut.

Semasa kuliah, Viki mengaku senang dengan berbagai mata kuliah yang dia ambil. Salah satu yang ia ingat adalah mata kuliah Geopolitik dan Geostrategi yang diajar oleh Drs. Djoko

(17)

Sulistyo, M.S., dan Drs. Wahyudi Purnomo, M.Phil. Ia juga pernah ikut berkolaborasi dalam penulisan ilmiah bersama dosennya, yakni Dra. Baiq Lekar Sinayang Wahyu Wardhani, MA., Ph.D., dan I Gede Wahyu Wicaksana M.Si., Ph.D.

Di penghujung masa kuliah, ia mengambil peminatan Studi Perdamaian dan Keamanan yang kemudian mengantarkannya untuk mengulas tugas akhirnya dengan judul “Terorisme sebagai Tantangan Kelompok Etnis Terhadap Negara: Studi Kasus Gerakan Transnasional Boko Haram di Nigeria”.

Ketika ditanya soal apa manfaat ilmu yang ia pelajari dulu waktu kuliah, Viki menjawab bahwa ilmu hubungan internasional sangat bermanfaat sesuai dengan pekerjaannya saat ini. Apalagi ia bekerja di lingkungan presiden yang notabenenya adalah individu dan juga aktor utama dalam Hubungan Internasional. Manfaat itu sangat terasa, lanjutnya, karena dulu ketika kuliah banyak belajar hal-hal dari berbagai macam isu, lalu mengkajinya melalui berbagai macam sudut pandang.

“Saya bersyukur belajar di HI UNAIR, disana saya belajar banyak hal, membuat jurnal, analisis, belajar berbagai isu multidimensional yang dikaji menggunakan berbagai irisan, liberalisme, realism, kontruktivisme dan lain lain. Jadi, bisa tahu gimana melihat satu permasalahan dari berbagai macam sudut pandang.” Tutur alumni HI yang menyelesaikan kuliah dalam 7 semester tersebut.

Penulis : Ahalla Tsauro Editor: Nuri Hermawan

(18)

Lebih Dekat dengan Rachmah

Ida, Sang Profesor Media

UNAIR NEWS – Memilih menekuni bidang ilmu yang tak banyak

orang tahu merupakan suatu tantangan bagi Prof. Rachmah Ida, Ph.D. Ketertarikan pada bidang kajian media ini muncul karena Rachmah Ida sering mengonsumsi bacaan-bacaan mengenai kajian media dari beragam perspektif.

Setelah ia merampungkan kuliahnya di S-1 Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Airlangga pada tahun 1992, ia melanjutkan studinya di bidang Media

Studies di Edith Cowan University, Australia, pada lima tahun

kemudian. Rachmah Ida pulang ke Indonesia dengan membawa gelar

Master of Media Studies.

Rachmah Ida mulai banyak menulis tentang kajian-kajian media dan gender. Banyak rekannya yang meragukan keputusannya dalam mengambil bidang Media Studies. Pasalnya, hanya sedikit orang yang mengetahui bidang ilmu tersebut. Hal tersebut tak menyurutkan langkahnya untuk tetap melanjutkan studinya di bidang media. Usai lulus S-2, ia terus melanjutkan doktornya di Curtin University of Technology, Australia pada bidang yang sama.

Sudah banyak pemikiran-pemikirannya yang tertuang dalam jurnal-jurnal ilmiah yang sudah dipublikasikan. Rachmah Ida berhasil mematahkan keraguan-keraguan sekitarnya dengan menyandang gelar profesor pada bidang kajian media. Rachmah Ida merupakan profesor pertama dalam bidang ilmu kajian media di Indonesia.

“Kajian media tidak hanya membahas sebatas apa yang ditampilkan media, tetapi juga kekuatan di balik media

tersebut.” (Prof. Rachmah Ida )

(19)

penulisan jurnal imiah maupun buku. Di tahun 2003, Rachmah Ida mendapatkan hibah penelitian dari AMAN (Asian Moslem Action Network). Melalui hibah tersebut, Rachmah Ida membuat penelitian yang berjudul “Images of Contemporary Urban Muslim

Women in Indonesian (Islamic-themed) Television Drama In Transitional Indonesia”.

Penelitian tersebut mengulas mengenai gambaran wanita muslim dalam sinetron-sinetron di Indonesia. Penelitian yang ia gagas ini juga berhasil ia jadikan sebuah buku berjudul Imaging

Muslim Women in Indonesian Ramadan Soap Opera.

“Media itu berkembang terus. Media sangat bergantung pada perkembangan teknologi. Media sangat bergantung terhadap transformasi budaya masyarakat hingga politik. Ke depan ilmu media ini akan menjadi ilmu yang transformatif dan bergerak terus,” tutur Rachmah Ida.

Ia juga menambahkan, teori-teori baru akan terus bermunculan seiring dengan perubahan format media dan cara audiens merespon perkembangan informasi.

Kiprahnya sebagai ahli kajian media membuat ia sering didaulat menjadi beberapa pembicara di sejumlah konferensi nasional maupun internasional. Selain itu, Rachmah Ida juga masih aktif mengajar di Departemen Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Univeritas Airlangga dan bergabung dalam Ikatan Sarjana Komunikasi Indonesia.

Penulis : Faridah Hari Editor : Defrina Sukma S

Referensi

Dokumen terkait

Table 4.19 Descriptive Analysis and Independent t-test Result for Students’ perceptions towards their current English teacher’s classroom management

As such it is a system of interconnected institutions to create, store and transfer the knowledge, skills and artefacts which define new technologies .” (Metcalfe,

Dari paparan Implementasi Program Raskin tersebut dapat disimpulkan bahwa penyaluran raskin amat rentan terhadap kesalahan, penyelewengan, dan bahkan manipulasi.Dengan

Perlu adanya perencanaan perancangan redesain bangunan gedung Kantor BPN Kabupaten Sleman yang representatif sebagai kantor pemerintahan pelayanan publik dalam bidang

Dengan siapa anda luangkan waktu anda dan dimana anda aktif dalam organisasi/perkumpulan (misalnya:organisasi profesi, olah raga, hobi, pengetahuan, keluarga

The cultural dimension of science is helpful to put science in a broader context of human knowledge. Meaning is deeply rooted in metaphysical realms: the worldview of

Berdasarkan permasalahan diatas maka kami tertarik untuk mengadakan kegiatan pengabdian kepada masyarakat di RT 10 Jalan Kemuning Alam Barajo sebagai salah satu sarana

Hasil uji statistik diperoleh ρ value = 0,001 (ρ < α 0,05), yang berarti ada hubungan antara pendidikan ibu dengan kejadian gizi kurang pada balita.Hasil