• Tidak ada hasil yang ditemukan

Total Aset Lancar 397,250,525, ,534,329,775

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Total Aset Lancar 397,250,525, ,534,329,775"

Copied!
34
0
0

Teks penuh

(1)

Catatan Maret 2012 Desember 2011

ASET

ASET LANCAR

Kas dan setara kas 2c, 2k, 4 15,338,576,094 12,893,308,349 Deposito berjangka 5 2,100,000,000 2,100,000,000 Piutang

Piutang usaha - bersih 2d, 6 169,167,423,856 183,026,892,062 Piutang lain-lain 2,324,986,759 1,769,370,485 Persediaan 2f, 7 194,080,679,352 116,697,532,344 Uang muka kepada pemasok 9,902,771,526 41,333,270,907 Pajak dibayar dimuka 8 372,238,006 -Biaya dibayar dimuka 3,963,849,530 1,713,955,628

Total Aset Lancar 397,250,525,123 359,534,329,775

ASET TIDAK LANCAR

Aset tetap - bersih 2h, 9 279,731,742,230 282,192,612,400 Aset dalam pembangunan 6,291,546,533 144,000,000 Beban yang ditangguhkan - hak atas tanah 968,104,754 988,032,107 Aset lain-lain 222,517,015 95,794,104 Total Aset Tidak Lancar 287,213,910,532 283,420,438,611

TOTAL ASET 684,464,435,655 642,954,768,386

Catatan atas laporan keuangan merupakan bagian tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan.

(2)

-Catatan Maret 2012 Desember 2011

LIABILITAS

LIABILITAS JANGKA PENDEK

Hutang bank 10 123,499,736,222 50,000,000,000 Hutang usaha

Pihak berelasi 2e, 11 242,014,196,283 239,446,121,938 Pihak ketiga 38,632,853,282 65,893,811,885 Hutang pajak 2l, 12 1,875,911,503 611,074,273 Biaya yang masih harus dibayar 13 5,738,401,658 12,859,359,909 Uang muka pelanggan 14 11,201,673,748 16,112,866,705 Hutang lain-lain 1,048,307,369 826,463,167 Total Liabilitas Jangka Pendek 424,011,080,065 385,749,697,877 LIABILITAS JANGKA PANJANG

Kewajiban pajak tangguhan - bersih 10,161,964,295 10,235,134,053 Penyisihan imbalan kerja karyawan 2j, 22 2,731,948,695 2,605,804,695 Total Liabilitas Jangka Panjang 12,893,912,990 12,840,938,748

TOTAL LIABILITAS 436,904,993,055 398,590,636,625

EKUITAS

Modal saham - nilai nominal Rp 963 per saham seri A, Rp 148 per saham seri B, Modal dasar - 56.000.022 saham A dan 1.318.918.800 saham seri B

Modal ditempatkan dan disetor 56.000.000 saham seri A dan 1.064.000.000 saham seri B

pada tahun 2012 dan 2011 15 211,400,000,000 211,400,000,000 Agio saham 16 832,577,513 832,577,513 Saldo laba 34,859,070,989 31,663,325,586

Ekuitas yang dapat diatribusikan kepada

pemilik entitas induk 247,091,648,502 243,895,903,099 2b, 467,794,098 468,228,662

TOTAL EKUITAS 247,559,442,600 244,364,131,761

TOTAL LIABILITAS DAN EKUITAS 684,464,435,655 642,954,768,386

Kepentingn non pengendali

(3)

Catatan Maret 2012 Maret 2011 PENDAPATAN USAHA

Penjualan bersih 2i, 17 202,565,743,476 113,069,170,636

Beban pokok penjualan 2i, 18 181,928,341,980 103,961,540,634

LABA KOTOR 20,637,401,496 9,107,630,002

BEBAN USAHA

Penjualan dan pemasaran 2i, 19 (3,777,993,542) (1,682,635,381)

Umum dan administrasi 2i, 20 (4,055,195,141) (3,978,812,060)

Penghasilan bunga 41,505,615 37,770,183

Laba (rugi) selisih kurs 2k (3,076,198,594) (92,337,487)

Amortisasi beban ditangguhkan (19,927,353) (19,927,353)

Beban Bunga 21 (4,726,153,063) (1,793,017,400)

Lain-lain, bersih (530,431,119) 6,578,964

Jumlah beban usaha (16,144,393,197) (7,522,380,534)

LABA SEBELUM PAJAK 4,493,008,299 1,585,249,468

MANFAAT (BEBAN) PAJAK PENGHASILAN

Kini 2 l (1,370,867,218) (622,010,250)

Tangguhan 2 l 73,169,757 151,780,373

Jumlah beban pajak penghasilan (1,297,697,461) (470,229,877) Laba komprehensif tahun berjalan 3,195,310,838 1,115,019,591 Laba yang dapat diatribusikan kepada :

Pemilik Entitas Induk 3,195,745,402 1,117,350,375

Kepentingan non pengendali (434,564) (2,330,784) 3,195,310,838

1,115,019,591

LABA PER SAHAM DASAR 23

Laba bersih 3 1

Catatan atas laporan keuangan merupakan bagian tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan.

(4)

-Modal Saham Kepentingan

Ditempatkan dan Agio Sudah ditentukan Belum ditentukan Jumlah Non Jumlah

Disetor Penuh Saham penggunaannya penggunaannya Pengendali Ekuitas

(Rp.) (Rp.) (Rp.) (Rp.) (Rp.) (Rp.) (Rp.)

Saldo 31 Desember 2010 211,400,000,000 832,577,513 - 14,918,892,115 227,151,469,628 449,699,505 227,601,169,133

Pembagian Dividen - - - (2,240,000,000) (2,240,000,000) - (2,240,000,000)

Cadangan Perseroan - - 196,080,593 (196,080,593) - -

-Laba komprehensif tahun 2011 - - - 18,984,433,471 18,984,433,471 18,529,157 19,002,962,628

Saldo 31 Desember 2011 211,400,000,000 832,577,513 196,080,593 31,467,244,993 243,895,903,099 468,228,662 244,364,131,761

Laba komprehensif - Maret 2012 - - - 3,195,745,402 3,195,745,402 (434,564) 3,195,310,838

Saldo 30 September 2011 211,400,000,000 832,577,513 196,080,593 34,662,990,395 247,091,648,502 467,794,098 247,559,442,600

merupakan bagian tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan Keterangan

Saldo Laba

(5)

2012 2011 ARUS KAS DARI AKTIVAS OPERASI

Penerimaan dari pelanggan 231,814,402,957 883,018,898,461

Penghasilan bunga 41,505,615 180,747,483

Pembayaran kepada pemasok, karyawan dan pihak

ketiga lainnya (295,859,909,187) (824,572,353,050)

Pembayaran pajak (1,769,181,476) (5,688,608,718)

Pembayaran bunga (4,135,014,984) (5,718,417,389)

Kas bersih diperoleh dari / (dipergunakan untuk)

aktivitas operasi (69,908,197,075) 47,220,266,787

ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI

Perolehan aktiva tetap (1,146,271,402) (58,642,260,066)

Kas bersih diperoleh dari / (dipergunakan untuk)

aktivitas investasi (1,146,271,402) (58,642,260,066)

ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN

Hutang bank 73,499,736,222 11,500,000,000

Pembayaran deviden - (1,503,837,156)

Kas bersih diperoleh dari / (dipergunakan untuk)

aktivitas pendanaan 73,499,736,222 9,996,162,844

KENAIKAN (PENURUNAN) BERSIH

KAS DAN SETARA KAS 2,445,267,745 (1,425,830,435)

KAS DAN SETARAKAS - AWAL PERIODE 12,893,308,349 14,319,138,784 KAS DAN SETARA KAS - AKHIR PERIODE 15,338,576,094 12,893,308,349 Kas dan setara kas akhir tahun terdiri dari

Kas 130,331,422 189,841,129

Bank 15,208,244,672 12,703,467,220

15,338,576,094

12,893,308,349

(6)

1. UMUM

a. Pendirian dan informasi umum

PT Kabelindo Murni Tbk (Perusahaan) didirikan berdasarkan Akta Notaris No. 71 dari Fredrik Alexander Tumbuan. SH tanggal 11 Oktober 1979. Akta pendirian ini disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. Y.A 5/34/7 tanggal 9 Juli 1981 serta diumumkan dalam Berita Acara Negara No. 59 tanggal 12 Januari 1982.

Anggaran Dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, dan terakhir diubah dengan akta Notaris No. 01 tanggal 6 Oktober 2008 yang dibuat dihadapan Notaris Leolin Jayayanti, SH mengenai perubahan anggaran dasar Perseroan untuk disesuaikan dengan Undang-undang No. 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. Perubahan tersebut telah mendapat persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia No. AHU-87373.AH.01.02 tahun 2008 tanggal 18 Nopember 2008.

Sesuai dengan pasal 3 Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan Perusahaan adalah bergerak dalam bidang industri pembuatan kabel listrik, kabel telepon serta yang berhubungan dengan perlengkapan kabel.

Perusahaan dan pabriknya berlokasi Jl. Rawagirang No. 2, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur. Perusahaan mulai beroperasi secara komersial pada tahun 1979.

Susunan Dewan Komisaris dan Direksi Perusahaan serta Komite Audit per 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011 adalah sebagai berikut:

2012 2011

Dewan Komisaris

Komisaris Utama : Soepono : Soepono

Komisaris : - : Verdy Kohar

Komisaris Independen : DN Adnyana : DN Adnyana

Dewan Direksi

Direktur Utama : Surya Adiwijaya Soepono : Surya Adiwijaya Soepono

Direktur : Tan Robert Tanto : Tan Robert Tanto

Direktur : Wibowo : Wibowo

Komite Audit

Ketua : DN Adnyana : DN Adnyana

Anggota : Veronica Lukman : Veronica Lukman

Anggota : Budi Surbakti : Budi Surbakti

Perusahaan memiliki 347 orang dan 333 orang karyawan masing-masing pada tanggal 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011.

(7)

b. Penawaran umum saham Perusahaan

Pada tahun 1992, Perusahaan melakukan penawaran saham kepada masyarakat sebanyak 56 juta saham. Penawaran saham kepada masyarakat tersebut telah dicatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 1995. Perusahaan juga melakukan penambahan jumlah saham terdaftar melalui Penawaran Umum Terbatas. Saham-saham tersebut telah dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia (BEI).

c. Anak Perusahaan

Berdasarkan akta notaris Leolin Jayanti, SH. No. 17 tanggal 25 Januari 2006 Perusahaan mendirikan PT Hotelindo Murni, anak perusahaan yang berdomisili di Aceh. Akta pendirian ini disahkan oleh Menteri Hukum Dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan Surat Keputusan no. C-07812 HT.01.01.TH.2006 tanggal 17 Maret 2006. Persentase kepemilikan Perusahaan pada anak perusahaan sebesar 98.33 %.

Anak perusahaan bergerak dibidang pariwisata yaitu bidang usaha perhotelan, restoran dan kegiatan penunjang perhotelan lainnya.

2. IKTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING

Laporan keuangan dan kebijakan akuntansi disusun Perusahaan dan Entitas Anak dengan menggunakan prinsip dan praktek akuntansi yang berlaku umum di Indonesia yaitu Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK), Peraturan Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM) dan pedoman penyajian dan pengungkapan laporan keuangan untuk perusahaan manufaktur publik sebagaimana yang dirumuskan oleh BAPEPAM. Kebijakan akuntansi penting ditetapkan secara konsisten dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasi adalah sebagai berikut :

a. Dasar Penyajian Laporan Keuangan Konsolidasi

Laporan keuangan konsolidasi disusun berdasarkan konsep biaya historis (historical cost), kecuali untuk persediaan yang dinyatakan berdasarkan nilai terendah antara biaya perolehan dan nilai realisasi bersih (the lower of cost or net realizable value) dan aset tertentu yang dinilai kembali. Laporan keuangan konsolidasi disusun dengan berdasarkan konsep akrual (accruel basis), kecuali untuk laporan arus kas.

Laporan arus kas konsolidasi disusun dengan menggunakan metode langsung dengan mengelompokkan arus kas atas dasar aktivitas operasi, investasi dan pendanaan.

Mata uang pelaporan adalah Rupiah. b. Prinsip Konsolidasi

Laporan keuangan konsolidasi meliputi laporan keuangan Perusahaan dan Entitas Anak dengan pemilikan lebih dari 50%, baik langsung maupun tidak langsung. Semua saldo dan transaksi antar perusahaan dieliminasi untuk mencerminkan posisi keuangan dan hasil usaha Perusahaan dan Entitas Anak sebagai satu kesatuan usaha.

(8)

Porsi pemilikan pemegang saham minoritas atas aset bersih Entitas Anak disajikan sebagai “Hak Minoritas” pada neraca konsidasi. Kepentingan non pengendali atas laba (rugi) bersih Entitas Anak dalam laporan laba rugi konsolidasi disajikan sebagai (penambah) pengurangan dari laba bersih konsolidasi sebelum kepentingan non pengendali untuk mendapatkan jumlah laba (rugi) bersih Perusahaan. Kerugian Entitas Anak yang menjadi bagian dari pemegang saham minoritas pada suatu Anak Perusahaan dapat melebihi bagiannya atas ekuitas Entitas Anak tersebut. Kelebihan tersebut dan kerugian lebih lanjut yang menjadi bagian pemegang saham minoritas, dibebankan pada Perusahaan sebagai pemegang saham mayoritas, kecuali terdapat kewajiban yang mengikat pemegang saham minoritas untuk menutupi kerugian tersebut dan pemegang saham minoritas mampu memenuhi kewajibannya. Apabila pada tahun selanjutnya Entitas Anak melaporkan laba tersebut, maka laba tersebut terlebih dahulu dialokasikan kepada Perusahaan sebagai pemegang saham mayoritas sampai seluruh bagian kerugian pemegang saham minoritas yang dibebankan pada Perusahaan dapat ditutup.

c. Kas dan Setara Kas

Kas dan setara kas terdiri dari saldo kas dan bank serta deposito jangka pendek yang jangka waktunya kurang dari 3 (tiga) bulan sejak tanggal penempatannya dan tidak dijaminkan.

d. Piutang Usaha

Piutang usaha dibukukan dalam jumlah kotor dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu. Perusahaan dan Entitas Anak menetapkan penyisihan piutang ragu-ragu, berdasarkan penelaahan terhadap kondisi akun piutang masing-masing pelanggan pada akhir periode. e. Transaksi dengan pihak-pihak yang berelasi

Perusahaan dan Entitas Anak mempunyai transaksi dengan pihak-pihak yang berelasi, sebagaimana dimaksud dalam PSAK No. 7, “Pengungkapan Pihak-pihak yang Berelasi”. Seluruh transaksi yang signifikan dengan pihak-pihak yang berelasi, baik yang dilakukan dengan atau tidak dengan kondisi dan persyaratan yang sama sebagaimana dilakukan dengan pihak ketiga, diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan konsolidasi.

f. Persediaan

Persediaan dinyatakan sebesar nilai terendah antara biaya perolehan dan nilai bersih yang dapat direalisasikan. Biaya perolehan ditentukan dengan metode masuk pertama, keluar pertama (first-in, first-out method).

g. Biaya dibayar dimuka

(9)

h. Aset tetap

Aktiva tetap kecuali tanah, dinyatakan sebesar biaya perolehan dikurangai akumulasi penyusutan. Penyusutan dihitung dengan menggunakan metode garis lurus berdasarkan taksiran masa manfaat ekonomis aktiva tetap sebagai berikut ;

Masa manfaat

Bangunan dan prasarana 20 tahun Mesin dan peralatan 8 – 20 tahun

Alat-alat pengangkutan 5 tahun

Peralatan kantor 5 tahun

Biaya perbaikan dan pemeliharaan dibebankan pada operasi pada saat terjadinya ; pemugaran dan penambahan dalam jumlah signifikan dikapitalisasikan. Aset tetap yang sudah tidak digunakan lagi atau yang dijual, biaya perolehan dan akumulasi penyusutannya dikeluarkan dari kelompok aset tetap yang bersangkutan dan laba atau rugi yang terjadi dikreditkan atau dibebankan pada operasi periode yang bersangkutan.

Tanah dinyatakan berdasarkan biaya perolehan dan tidak diamortisasi. Biaya-biaya tertentu sehubungan dengan perolehan atau perpanjangan hak pemilikan tanah, jika ada, ditangguhkan dan disajikan secara terpisah dari biaya perolehan tanah dalam neraca konsolidasi. Beban ditangguhkan tersebut diamortisasi selama periode hak atas tanah atau umur ekonomis tanah, mana yang lebih pendek.

Jumlah aset yang dapat dipulihkan kembali diestimasi, pada saat terdapat kejadian atas perubahan yang mengindikasikan bahwa nilai tercatatnya mungkin tidak dapat dipulihkan. Penurunan nilai aset diakui sebagai rugi pada laporan laba rugi konsolidasi. Jumlah aset yang dapat dipulihkan kembali diukur dengan nilai yang lebih tinggi antara harga jual bersih dan nilai pakai.

Akumulasi biaya yang dikeluarkan untuk aset tetap dalam pengerjaan atau pemasangan disajikan sebagai aset dalam penyelesaian sebagai bagian dari akun aset tetap. Apabila aset tersebut telah selesai dibagun dan siap digunakan, akumulasi biaya tersebut dipindahkan ke akun aset tetap bersangkutan.

i. Pengakuan pendapatan dan beban

Pendapatan dari penjualan diakui pada saat penyerahan barang kepada pelanggan sesuai dengan syarat-syarat penjualan.

(10)

j. Penyisihan Imbalan Kerja

Perusahaan menerapkan PSAK No. 24 (Revisi 2004), “Imbalan Kerja”. Pernyataan ini mewajibkan Perusahaan dan Entitas Anak mengakui seluruh imbalan kerja yang diberikan melalui program atau perjanjian formal dan informal, peraturan perundang-udangan atau peraturan industri yang mencakup imbalan pasca kerja, imbalan kerja jangka pendek dan jangka panjang lainnya, pesangon pemutusan hubungan kerja dan imbalan berbasis ekuitas. Berdasarkan PSAK No. 24 (Revisi 2004), perhitungan estimasi kewajiban untuk imbalan kerja karyawan berdasarkan Undang-undang ditentukan dengan menggunakan metode actuarial “Projected Unit Kredit”. Keuntungan atau kerugian aktuarial diakui sebagai pendapatan atau beban apabila akumulasi keuntungan atau kerugian aktuarial bersih yang belum diakui pada akhir tahun pelaporan sebelumnya melebihi jumlah yang lebih besar diantara 10 % dari nilai kini imbalan pasti atau dari nilai wajar aset program pada tanggal tersebut. Keuntungan atau kerugian diakui dengan metode garis lurus selama rata-rata sisa masa kerja karyawan yang diharapkan. Jumlah yang diakui sebagai kewajiban imbalan pasti di neraca konsolidasi merupakan nilai kini kewajiban imbalan pasti disesuaikan dengan keuntungan dan kerugian aktuarial yang belum diakui, dan biaya jasa lalu belum diakui.

k. Transaksi dan Saldo Dalam Mata Uang Asing

Transaksi dalam mata uang asing dicatat berdasarkan kurs yang berlaku pada saat transaksi dilakukan. Pada tanggal neraca, aset dan kewajiban moneter dalam mata uang asing isesuaikan untuk mencerminkan kurs yang berlaku pada tanggal tersebut dan laba atau rugi kurs yang terjadi dikredit atau dibebankan pada usaha tahun berjalan.

Kurs utama yang digunakan, berdasarkan kurs tengah yang diterbitkan Bank Indonesia adalah sebagai berikut (dalam satuan Rupiah).

Pada tanggal 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011 kurs tengah Bank Indonesia masing-masing adalah Rp. 9.180,- dan Rp. 9.068,- untuk US$1.

l. Pajak penghasilan

Beban pajak tahun berjalan dihitung berdasarkan estimasi pendapatan kena pajak tahun bersangkutan. Penghasilan atau beban pajak tangguhan dihitung sesuai dengan PSAK No. 46, “Akuntansi Pajak Penghasilan”. Metode pajak penghasilan tangguhan diterapkan untuk mencerminkan pengaruh pajak atas beda temporer antara pelaporan komersial dan pajak serta akumulasi kompensasi rugi fiskal yang diestimasi dapat dipulihkan.

Koreksi terhadap kewajiban perpajakan diakui pada saat Surat Ketetapan Pajak diterima atau pada saat keputusan atas keberatan telah ditetapkan jika Perusahaan dan Entitas Anak mengajukan keberatan.

(11)

m. Informasi Segmen

Perusahaan dan Entitas Anak menyajikan informasi segmen untuk tujuan mengevaluasi kinerja segmen dan alokasi dari sumber daya. Informasi segmen disajikan berdasarkan produk sebagai segmen usaha dan area pemasaran sebagai segmen geografis.

n. Laba per saham dasar

Laba bersih per saham dasar dihitung dengan membagi laba bersih dengan rata-rata tertimbang jumlah saham yang beredar pada periode yang bersangkutan

o. Penggunaan Estimasi

Penyajian laporan keuangan konsolidasi sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum mengharuskan manajemen membuat estimasi-estimasi dan asumsi-asumsi yang mempengaruhi angka yang disajikan dalam laporan keuangan konsolidasi. Karena adanya ketidakpastian yang melekat dalam pembuatan estimasi, hasil aktual yang disajikan dimasa yang akan datang mungkin berdasarkan jumlah yang berbeda dengan estimasi tersebut.

p. Kuasi Reorganisasi

Berdasarkan PSAK No. 51 (Revisi 2003), “Akuntasi Kuasi-Reorganisasi”’ kuasi-reorganisasi merupakan prosedur akuntansi yang mengatur perusahaan dan entitas anak merestruturisasi ekuitasnya dengan menghilangkan defisit dan menilai kembali seluruh aset dan kewajibannya, tanpa melalui reorganisasi secara hukum, dengan nilai wajar, untuk memulai awal yang baik (fresh start), dengan neraca yang menunjukkan nilai sekarang tanpa dibebani defisit.

Defisit dan selisih penilaian kembali dieliminasi ke selisih penilaian kembali aset tetap dan akun tambahan modal disetor. Dalam hal tambahan modal disetor tidak mencukupi untuk menghapus defisit setelah proses penilaian kembali aset dan kewajiban dan penilaian kembali aset tetap, sisa defisit akan dihapus ke modal saham. Untuk maksud ini modal saham akan direstrukturisasi lebih dulu dengan menurunkan nilai nominalnya dan menambahkan jumlah penurunan ini pada akun tambahan modal disetor.

Nilai wajar aset dan kewajiban ditentukan sesuai dengan nilai pasar. Bila nilai pasar tidak tersedia, estimasi nilai wajar didasarkan informasi terbaik yang tersedia. Estimasi nilai wajar dilakukan dengan mempertimbangankan harga aktiva sejenis dan teknik penilaian yang paling sesuai dengan karakteristik aset dan kewajiban yang bersangkutan, antara lain nilai sekarang (present value) atau arus kas didiskontokan (discounted cash flow) dengan mempertimbangkan tingkat resiko yang dihadapi.

q. Instrumen Keuangan

Mulai tanggal 1 Januari 2010, Perusahaan dan Entitas Anak mengadopsi PSAK No. 50 (Revisi 2006), “ Instrumen Keuangan : Penyajian dan Pengakuan”, dan PSAK No. 55 (Revisi 2006), “Instrumen Keuangan : Pengakuan dan Pengukuran “. Penerapan PSAK revisi ini dilakukan secara prospektif. Biaya transaksi atas kontrak pembiayaan yang sudah terjadi pada saat standar diterapkan tidak diperhitungkan dalam perhitungan suku bunga efektif dari kontrak tersebut.

(12)

PSAK No. 50 (Revisi 2006), berisi persyaratan penyajian dari instrumen keuangan dan mengidentifikasikan informasi yang harus diungkapkan. Persyaratan pengungkapan berlaku terhadap klasifikasi instrumen keuangan, dari perspektif penerbit, dalam aset keuangan, kewajiban keuangan dan instrumen ekuitas ; pengklasifikasian yang terkait dengan suku bunga, deviden, kerugian dan keuntungan ; dan keadaan dimana aset keuangan dan kewajiban keuangan akan saling hapus.

PSAK ini mensyaratkan pengungkapan, antara lain, informasi mengenai faktor yang mempengaruhi jumlah, waktu dan tingkat kepastian arus kas masa datang suatu entitas yang terkait dengan instrumen keuangan dan kebijakan akuntansi yang diterapkan untuk instrumen tersebut.

PSAK No. 55 (Revisi 2006) mengatur prinsip-prinsip dasar pengakuan dan pengukuran aset keuangan, kewajiban keuangan dan beberapa kontrak pembelian atau penjualan item non-keuangan. PSAK ini, antara lain, menyediakan definisi dan karakteristik derivative, katagori instrumen keuangan, pengakuan dan pengukuran, akuntansi lindung nilai dan penetapan hubungan lindung nilai.

Aset Keuangan

Pengakuan awal dan pengukuran

Aset keuangan diklasifikasikan sebagai aset keuangan yang dinilai pada nilai wajar melalui laba atau rugi, pinjaman yang diberikan dan piutang, investasi yang dimiliki hingga jatuh tempo dan aset keuangan tersedia untuk dijual. Perusahaan dan Entitas Anak menentukan klasifikasi aset keuangan pada saat pengakuan awal.

Aset keuangan diakui pada posisi keuangan jika dan hanya jika Perseroan dan Entitas Anak menjadi salah satu pihak yang terlibat dalam perjanjian instrumen keuangan.

Pada saat pengakuan awal, aset keuangan diukur pada nilai wajarnya, ditambah, dalam hal aset keuangan tidak diukur pada nilai wajar dalam laporan laba rugi, biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung dengan perolehan atau penerbitan aset keuangan tersebut.

Seluruh pembelian dan penjualan yang lazim pada aset keuangan diakui atau dihentikan pengakuannya pada tanggal perdagangan seperti contohnya tangal pada saat Perseroan dan Entitas Anak berkomitmen untuk membeli atau menjual aset. Pembelian atau penjualan yang lazim adalah pembelian atau penjualan aset keuangan yang mensyaratkan penyerahan aset dalam kurun waktu umumnya ditetapkan dengan peraturan atau kebiasaan yang berlaku di pasar.

Perusahaan dan Entitas Anak menentukan klasifikasi aset keuangan pada saat pengakuan awal dan, jika diperbolehkan dan sesuai, akan dievaluasi kembali setiap akhir tahun keuangan.

Aset keuangan Perusahaan meliputi kas dan bank dan piutang usaha. Perusahaan mengklasifikasikan seluruh aset keuangan mereka sebagai pinjaman yang diberikan dan piutang.

(13)

a. Aset keuangan yang dinilai pada nilai wajar melalui laba atau rugi

Aset keuangan yang diperdagangkan diklasifikasikan sebagai aset keuangan yang dinilai pada nilai wajar melalui laba atau rugi. Aset keuangan yang diperdagangkan adalah derivatif (termasuk derivatif melekat yang terpisah) atau aset keuangan yang dimiliki untuk tujuan dijual dalam waktu dekat.

b. Pinjaman yang diberikan dan piutang

Aset keuangan dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan tidak mempunyai kuotasi di pasar aktif diklasifikasikan sebagai pinjaman yang diberikan dan piutang.

c. Investasi dimiliki hingga jatuh tempo

Aset keuangan dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan jatuh temponya telah ditetapkan diklasifikasikan sebagai investasi dimiliki hingga jatuh tempo ketika Perseroan dan Entitas Anak mempunyai intensi positif dan kemampuan untuk memiliki aset keuangan tersebut hingga jatuh tempo.

d. Aset keuangan tersedia untuk dijual

Aset keuangan tersedia untuk dijual adalah aset keuangan yang tidak diklasifikasikan dalam katagori yang lain.

Investasi dalam instrumen ekuitas yang nilai wajarnya tidak dapat diukur secara handal diukur menggunakan biaya perolehannya dikurangi dengan rugi penurunan nilai.

Aset keuangan Perusahaan dan Entitas Anak terdiri dari kas dan setara kas, investasi jangka pendek, piutang usaha, piutang lain-lain – pihak ketiga dan pihak hubungan istimewa, investasi pada perusahaan asosiasi dan aset yang termasuk dalam katagori pinjaman yang diberikan dan piutang.

Pengukuran setelah pengakuan awal

Pinjaman yang diberikan dan piutang adalah aset keuangan non-derifatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan tidak mempunyai kuotasi dipasar aktif. Aset keuangan tersebut dicatat pada biaya perolehan diamortisasi menggunakan metode suku bunga efektif. Keuntungan atau kerugian diakui pada laporan laba rugi konsolidasian pada saat pinjaman yang diberikan dan piutang tersebut dihentikan pengakuannya atau mengalami penurunan nilai, serta melalui proses amortisasi.

Penghentian pengakuan

Penghentian pengakuan atas suatu aset keuangan (atau, apabila dapat diterapkan untuk bagian dari aset keuangan atau bagian dari kelompok aset keuangan sejenis) terjadi bila : (1) hak kontraktual atas arus kas yang berasal dari aset keuangan tersebut berakhir ; atau (2) Perseroan dan Entitas Anak memindahkan hak untuk menerima arus kas yang berasal dari aset keuangan tersebut atau menanggung kewajiban untuk membayar arus kas yang diterima tersebut tanpa

(14)

penundaan yang signifikan kepada pihak ketiga melalui suatu kesepakatan penyerahan dan salah satu diantara (a) Perseroan dan Entitas Anak secara substansial memindahkan seluruh resiko dan manfaat atas kepemilikan aset keuangan tersebut, atau (b) Perseroan dan Entitas Anak secara substansial tidak memindahkan dan tidak memiliki seluruh resiko dan manfaat atas kepemilikan aset keuangan tersebut, namun telah memindahkan pengendalian atas aset tersebut. Penurunan nilai aset keuangan

Pada setiap tanggal neraca, Perusahaan dan Entitas Anak mengevaluasi apakah terdapat bukti yang obyektif bahwa aset keuangan atau kelompok aset keuangan mengalami penurunan nilai. Untuk pinjaman yang diberikan dan piutang yang dicatat pada biaya perolehan diamortisasi, Perusahaan dan Entitas Anak terlebih dahulu menentukan bahwa terdapat bukti obyektif mengenai penurunan nilai secara individual atas aset keuangan yang signifikan secara individual atau secara kolektif untuk aset keuangan yang tidak signifikan secara individual. Jika Perseroan dan Entitas Anak menentukan tidak terdapat bukti obyektif mengenai penurunan nilai atas aset keuangan yang dinilai secara individual, terlepas aset keuangan tersebut signifikan atau tidak, maka aset tersebut dimasukkan kedalam kelompok aset keuangan yang memiliki karakteristik resiko kredit yang sejenis dan menilai penurunan nilai kelompok tersebut secara kolektif. Aset yang penurunan nilainya dinilai secara individual dan untuk itu kerugian penurunan nilai diakui atau tetap diakui, tidak termasuk dalam penilaian penurunan nilai secara kolektif.

Jika terdapat bukti obyektif bahwa kerugian penurunan nilai telah terjadi, jumlah kerugian tersebut diukur sebagai selisih antara nilai tercatat aset dengan nilai kini estimasi arus kas masa datang ( tidak termasuk kerugian kredit dimasa mendatang yang belum terjadi). Nilai kini estimasi arus kas masa datang didiskonto dengan menggunakan suku bunga efektif awal dari aset keuangan tersebut. Jika pinjaman yang diberikan memiliki suku bunga variable, maka tingkat diskonto yang digunakan untuk mengukur setiap kerugian penurunan nilai adalah suku bunga efektif yang berlaku.

Nilai tercatat atas aset keuangan dikurangi melalui penggunaan pos cadangan penurunan nilai dan jumlah kerugian yang terjadi diakui dalam laporan laba rugi konsolidasi. Pendapatan bunga selanjutnya diakui sebesar nilai tercatat yang diturunkan nilainya berdasarkan tingkat suku bunga efektif awal dari aset keuangan. Pinjaman yang diberikan dan piutang beserta dengan cadangan terkait dihapuskan jika tidak terdapat kemungkinan yang realistis atas pemulihan dimasa mendatang dan seluruh agunan telah terealisasi atau dialihkan kepada Perusahaan dan Entitas Anaknya. Jika, pada tahun berikutnya, nilai estimasi kerugian penurunan aset keuangan bertambah atau berkurang karena peristiwa yang terjadi setelah penurunan nilai diakui, maka kerugian penurunan nilai yang diakui sebelumnya bertambah atau berkurang dengan menyesuaikan pos cadangan penurunan nilai. Jika dimasa mendatang penghapusan tersebut dapat dipulihkan, jumlah pemulihan tersebut diakui pada laba atau rugi.

(15)

Kewajiban keuangan

Pengakuan awal dan pengukuran

Kewajiban keuangan diklasifikasikan sebagai kewajiban keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba atau rugi, kewajiban keuangan pada biaya perolehan diamortisasi atau derivative yang telah ditetapkan untuk tujuan lindung nilai yang efektif, jika sesuai. Perusahaan dan Entitas Anak menentukan klasifikasi kewajiban keuangan pada saat pengakuan awal.

Saat pengakuan awal, kewajiban keuangan diukur pada nilai wajar dan, dalam hal hutang dan pinjaman, termasuk biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung.

Kewajiban keuangan Perusahaan dan Entitas Anak terdiri dari hutang usaha, hutang lain-lain, beban masih harus dibayar, pendapatan diterima dimuka, penyisihan untuk penggantian perabot dan peralatan hotel dan hutang jangka panjang yang termasuk dalam katagori kewajiban keuangan pada biaya perolehan diamortisasi.

Pengukuran setelah pengakuan awal

Setelah pengakuan awal, kewajiban keuangan diukur pada biaya perolehan diamortisasi menggunakan tingkat bunga efektif. Keuntungan dan kerugian diakui di laporan laba rugi konsolidasian pada saat pinjaman dan hutang jangka panjang tersebut dihentikan pengakuannya atau diturunkan nilainya melalui proses amortisasi.

Penghentian pengakuan

Kewajiban keuangan dihentikan pengakuannya ketika kewajiban yang ditetapkan dalam kontrak dihentikan atau dibatalkan atau kadaluwarsa.

Ketika kewajiban keuangan awal digantikan dengan kewajiban keuangan lain dari pemberi pinjaman yang sama dengan ketentuan yang berbeda secara substansial, atau modifikasi secara substansial atas kewajiban keuangan yang saat ini ada, maka pertukaran atau modifikasi tersebut dicatat sebagai penghapusan kewajiban keuangan awal dan pengakuan kewajiban keuangan baru dan selisih antara nilai tercatat kewajiban keuangan tersebut diakui dalam laba atau rugi.

Saling hapus instrumen keuangan

Aset keuangan dan kewajiban keuangan saling hapus dan nilai bersihnya disajikan dalam neraca konsolidasi jika, dan hanya jika, terdapat hak yang berkekuatan hukum untuk melakukan saling hapus atas jumlah yang telah diakui dari aset keuangan dan kewajiban keuangan tersebut dan terdapat intense untuk menyelesaikan dengan menggunakan dasar neto, atau untuk merealisasikan aset dan menyelesaikan kewajibannya secara bersamaan.

(16)

Nilai wajar instrumen keuangan

Nilai wajar instrumen keuangan yang secara aktif diperdagangkan di pasar keuangan ditentukan dengan mengacu pada kuotasi harga pasar yang berlaku pada penutupan pasar pada akhir periode pelaporan. Untuk instrumen keuangan yang tidak diperdagangkan di pasar aktif, nilai wajar ditentukan dengan menggunakan teknik penilaian. Teknik penilain tersebut meliputi penggunaan transaksi pasar terkini yang dilakukan secara wajar (arm’s-length market transactions), referensi atas nilai wajar terkini dari instrumen lain yang secara substansial sama, analisis arus kas yang didiskonto, atau model penilaian lainnya.

Penghentian pengakuan aset dan kewajiban keuangan Aset keuangan

Aset keuangan (atau mana yang lebih tepat, bagian dari aset keuangan atau bagian dari kelompok aset keuangan serupa) dihentikan pengakuannya pada saat : (1) hak untuk menerima arus kas yang berasal dari aset tersebut telah berakhir ; atau (2) Perusahaan telah mentransfer hak mereka untuk menerima arus kas yang berasal dari aset atau berkewajiban untuk membayar arus kas yang diterima secara penuh tanpa penundaan material kepada pihak ketiga dalam perjanjian “pass-through” ; dan baik (a) Perusahaan telah secara substansial mentransfer seluruh resiko dan manfaat dari aset, atau (b) Perusahaan secara substansial tidak mentransfer atau tidak memiliki seluruh resiko dan manfaat suatu aset, namun telah mentransfer kendali atas aset tersebut.

3. STANDAR AKUNTANSI BARU

Standar Akuntansi yang relevan yang telah dikeluarkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan ( DSAK ) sampai dengan tanggal penyelesaian laporan keuangan Perusahaan adalah sebagai berikut :

Efektif berlaku pada atau setelah tanggal 1 Januari 2011 : a. PSAK 26 (Revisi 2008) “Biaya Pinjaman”

Menentukan biaya Pinjaman yang dapat diatribusikan secara langsung dengan perolehan, konstruksi, atau pembuatan aset kualifikasian dikapitalisasi sebagai bagian biaya perolehan aset tersebut.

b. PSAK 50 (Revisi 2006) “Instrumen Keuangan : Penyajian dan Pengungkapan”

Berisi persyaratan penyajian dari instrumen keuangan dan pengidentifikasian informasi yang harus diungkapkan.

c. PSAK 55 (Revisi 2006) “Instrumen Keuangan : Pengakuan dan Pengukuran”

Mengatur prinsip-prinsip dasar pengakuan dan pengukuran aset keuangan, kewajiban keuangan, dan kontrak pembelian dan penjualan iten non-keuangan.

(17)

Adopsi PSAK di atas tidak menimbulkan perubahan yang mendasar terhadap kebijakan akuntansi perusahaan atau berdampak signifikan terhadap laporan keuangan perusahaan.

Efektif berlaku pada atau setelah tanggal 1 Januari 2011 : a. PSAK 1 (Revisi 2010) “Penyajian Laporan Keuangan”

Menetapkan dasar-dasar bagi penyajian laporan keuangan bertujuan umum (general purpose financial statement) agar dapat dibandingkan baik dengan laporan keuangan periode sebelumnya maupun dengan laporan keuangan entitas lain.

b. PSAK 2 (Revisi 2010) “ Laporan Arus Kas”

Memberikan pengaturan atas informasi mengenai perubahan historis dalam kas dan setara kas melalui laporan arus kas yang mengklasifikasikan arus kas berdasarkan aktivitas operasi, investasi, maupun pendanaan (financing) selama suatu periode.

c. PSAK 5 (Revisi 2010) “Segmen Operasi”

Informasi segmen diungkapkan untuk memungkinkan pengguna laporan keuangan untuk mengevaluasi sifat dan dampak keuangan dari aktivitas bisnis yang mana entitas terlibat dan lingkungan ekonomi dimana entitas beroperasi.

d. PSAK 25 (Revisi 2010) “Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi, dan Kesalahan” Menentukan kriteria untuk pemilihan dan perubahan kebijakan akuntansi, bersama dengan perlakuan akuntansi dan pengungkapan atas perubahan kebijakan akuntansi, perubahan estimasi akuntansi, dan koreksi kesalahan.

e. PSAK 48 (Revisi 2010) “Penurunan Nilai Aset”

Menetapkan prosedur-prosedur yang diterapkan agar aset dicatat tidak melebihi jumlah terpulihkan dan jika aset tersebut terjadi penurunan nilai, rugi penurunan nilai harus diakui. f. PSAK 57 (Revisi 2010) “Provisi, Liabilitas Kontinjensi, dan Aset Kontinjensi”

Bertujuan untuk mengukur pengakuan dan pengukuran kewajiban diestimasi, kewajiban kontinjensi dan aset kontinjensi serta untuk memastikan informasi memadai telah diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan untuk memungkinkan para pengguna memahami sifat, waktu, dan jumlah yang terkait dengan informasi tersebut.

Perusahaan dan Entitas Anak sedang mengevaluasi dan belum menentukan dampak dari standar yang direvisi tersebut terhadap laporan keuangan.

(18)

4. KAS DAN BANK Akun ini terdiri dari :

5. DEPOSITO BERJANGKA

Akun ini merupakan deposito berjangka yang ditempatkan pada PT Bank Mandiri Tbk yang digunakan sebagai jaminan dalam rangka untuk mengikuti tender Pemerintah (PLN). Tingkat suku bunga deposito berkisar antara 4,0 % sampai 4,5 % pada tahun 2012 dan tahun 2011.

(19)

6. PIUTANG USAHA Akun ini terdiri dari :

Ringkasan Piutang usaha menurut umur piutang adalah sebagai berikut:

Sebagian piutang usaha digunakan sebagai jaminan atas pinjaman yang diperoleh dari PT Bank Danamon Tbk dan Citibank, NA Indonesia (lihat catatan 9).

Manajemen berpendapat bahwa estimasi penurunan nilai piutang usaha adalah memadai untuk menutupi kerugian yang mungkin timbul dari tidak tertagihnya piutang tersebut.

7. PERSEDIAAN Akun ini terdiri dari :

(20)

Pada tanggal 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011 persediaan telah diasuransikan terhadap resiko

kerugian akibat kebakaran dan resiko lainnya dengan nilai pertanggungan sebesar Rp. 20.000.000.000,-.

Berdasarkan hasil penelaahan terhadap kondisi persediaan tanggal 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011 manajemen berpendapat bahwa penyisihan untuk persediaan usang tidak diperlukan.

8. PAJAK DIBAYAR DIMUKA Akun ini terdiri dari :

9. AKTIVA TETAP Tahun 2012

(21)

Tahun 2011

Biaya penyusutan dialokasikan sebagai berikut :

Pada tanggal 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011 aset tetap, kecuali tanah diasuransikan terhadap resiko kebakaran dan resiko lainnya berdasarkan suatu paket polis tertentu dengan nilai pertanggungan sebesar Rp 229.753.500.000,- Manajemen berpendapat bahwa nilai pertanggungan tersebut cukup untuk menutup kemungkinan kerugian terhadap resiko-resiko tersebut.

(22)

10. HUTANG BANK Akun ini terdiri dari :

Sesuai dengan akte perjanjian kredit No. 17 oleh Notaris Rismalena Kasri, SH pada tanggal 19 Juni 2008 perusahaan memperoleh fasilitas kredit L/C, bank garansi dan fasilitas Open Account Financing (OAF) dengan jumlah pokok setinggi-tingginya sebesar Rp. 100.000.000.000,- dari PT Bank Danamon Indonesia Tbk dengan jangka waktu 1 tahun sejak tanggal 19 Juni 2008 dan dapat diperbaharui. Pinjaman ini digunakan modal kerja.

Berdasarkan Perjanjian Perpanjangan Terhadap Perjanjian Kredit No. 10/PPWK/OTF/CBD/I/2010 tanggal 20 Januari 2010. Perusahaan dan PT Bank Danamon Indonesia, Tbk telah sepakat untuk menurunkan jumlah plafon fasilitas Open Account Financing (OAF) dari Rp. 100.000.000.000 menjadi Rp. 50.000.000.000,-.

Mengingat pertumbuhan penjualan Perseroan, maka berdasarkan Surat dari PT Bank Danamon Tbk tertanggal 30 September 2011, fasilitas Open Account Financing (OAF) Perusahaan kembali dinaikan oleh PT Bank Danamon Tbk menjadi Rp. 95.500.000.000,- dengan tingkat suku bunga dihitung berdasarkan biaya dana bank +3% dan dibayar pada saat jatuh tempo Promes.

Adapun jaminan atas fasilitas Open Account Financing (OAF) tersebut diatas adalah : 1. Piutang dagang

2. Mesin-mesin, termasuk mesin RF 3. Persediaan barang ; dan

4. Dana perusahaan yang ada di rekening operasional Perusahaan di Bank.

Pada tanggal 13 Agustus 2008, Entitas Anak mendapatkan fasilitas cerukan dari Bank Panin, Tbk dengan nilai maksimum sebesar Rp. 3.000.000.000,- Pinjaman ini dikenakan bunga antara 12,00 % sampai 14,00 % per tahun dan dijamin dengan tanah SHGB No. 1 dan 2 serta bangunan hotel diatasnya seluas 7.027 m2 di Jl. Sukarno Hatta No. 1 Desa Daroy Kameu, Aceh Besar, NAD. Pada tanggal 1 Nopember 2010, Entitas Anak telah melunasi pinjamannya, berdasarkan surat keterangan dari PT Bank Panin, Tbk., No. 2309/JAP-CPO/EXT/10.

(23)

11. HUTANG USAHA

Akun ini merupakan kewajiban yang timbul terutama atas pembelian persediaan dengan perincian sebagai berikut :

Komposisi hutang usaha berdasarkan jenis mata uang adalah sebagai berikut :

Hutang usaha pihak berelasi pada tanggal 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011 masing-masing sebesar 55,34 % dan 62,75% dari jumlah kewajiban.

12. HUTANG PAJAK a. Hutang Pajak Akun ini terdiri dari:

(24)

b. Pajak Penghasilan Badan

Rekonsiliasi antara laba (rugi) sebelum beban pajak yang disajikan dalam laporan laba (rugi) konsolidasi dengan penghasilan kena pajak perusahaan adalah sebagai berikut:

(25)

13. BIAYA YANG MASIH HARUS DIBAYAR Akun ini terdiri dari :

14. UANG MUKA PELANGGAN

Akun ini merupakan uang muka atas pembelian distributor kepada pihak Perusahaan dengan perincian sebagai berikut :

(26)

15. MODAL SAHAM

Perincian pemegang saham Perusahaan per 31 Maret 2012 adalah sebagai berikut :

(27)

*) Merupakan bagian dari hutang sindikasi Perusahaan, sehubungan dengan restrukturisasi yang dilakukan oleh Perusahaan tahun 2001. Dimana saat ini pengelolaan saham Perusahaan milik BPPN telah dialihkan kepada Kementerian Keuangan Republik Indonesia sebagaimana dalam surat yang disampaikan kepada perusahaan dari Kementerian Keuangan Republik Indonesia No. S-466/KN.4/2011 tanggal 22 Februari 2011.

Pada tanggal 31 Mei 2007, Perusahaan melakukan kuasi-reorganisasi, dimana dampak dari kuasi reorganisasi ini adalah pengurangan modal dasar, modal ditempatkan dan disetor penuh dan penurunan nilai nominal saham setelah eliminasi dari selisih penilaian aktiva dan kewajiban, selisih penilaian kembali aktiva tetap Rp. 52.610 Juta digabung dengan selisih penilaian kembali aset tetap Rp. 85.425 Juta dan Agio saham sebesar Rp. 147.926 Juta belum cukup untuk menutupi jumlah defisit sebesar Rp. 326.588 Juta.

16. AGIO SAHAM

Akun ini merupakan agio saham berasal dari penawaran perdana yang dilakukan pada tahun 1992 sebesar Rp 1.500.000.000, ditambah perbedaan harga pelaksanaan konversi hutang dengan nominal saham sebesar Rp 146.426.154.196, sebagai akibat kesepakatan restrukturisasi pada tahun 2001.

Pada tanggal 31 Mei 2007, agio saham ini dieliminasi ke akun selisih penilaian aset dan kewajiban yang digunakan untuk menghapus defisit pada tanggal 31 Mei 2007 dalam hubungannya dengan kuasi-reorganisasi (lihat catatan 2 dan 27).

17. PENJUALAN BERSIH

Rincian pendapatan bersih perusahaan adalah sebagai berikut :

(28)

18. BEBAN POKOK PENJUALAN

Rincian beban pokok penjualan adalah sebagai berikut :

(29)

19. BEBAN PENJUALAN DAN PEMASARAN

Rincian beban penjualan dan pemasaran adalah sebagai berikut :

20. BEBAN UMUM DAN ADMINISTRASI

(30)

21. BEBAN BUNGA

Rincian beban bunga adalah sebagai berikut :

22. IMBALAN KERJA

Perusahaan dan Entitas Anak menghitung dan membukukan estimasi manfaat karyawan untuk seluruh karyawannya sesuai dengan Undang-Undang No. 13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan dan keputusan Menteri Tenaga Kerja No. 150/2000 (Kep-150) tentang penyelesaian pemutusan hubungan kerja dan penetapan uang pesangon, uang penghargaan masa kerja dan ganti kerugian di Perusahaan.

Asumsi utama yang digunakan dalam menentukan biaya manfaat pekerja oleh PT Bumiputera Jaga Hikmah, aktuaris independen, adalah sebagai berikut :

Tingkat diskon

Kenaikan gaji tahunan Mortalitas Umur pensiun : : : : 10 % 9 % TMI II 1999 55

(31)

23. LABA BERSIH PER SAHAM DASAR

Laba bersih per saham dihitung dengan membagi laba bersih untuk para pemegang saham dengan rata-rata tertimbang jumlah saham biasa yang beredar pada periode yang bersangkutan.

24. PERJANJIAN DENGAN PIHAK KETIGA

Pada tanggal 7 Juni 2011 perusahaan dan entitas anak melakukan perjanjian (perikatan) dengan pihak ketiga Rosendahl Maschinen G.m.b.H yang berkedukukan di Austria, untuk membeli insulation line fo physically foam cables RK-C dan RF Corrugation line RK-W and Technology transfer.

(32)

25. INFORMASI SEGMEN USAHA

Sejak 1 Januari 2003, perusahaan dan entitas anak menerapkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 5 (revisi 2000), “Pelaporan Segmen”.

Standar ini memberikan pedoman yang lebih rinci untuk menetapkan segmen usaha dan segmen geografis yang harus dilaporkan. Informasi keuangan dilaporkan berdasarkan informasi yang digunakan oleh manajemen dalam mengevaluasi setiap segmen dan menentukan pengalokasian sumber daya. Sehubungan dengan ini, informasi segmen pada laporan keuangan disajikan berdasarkan pengklasifikasian umum atas produk perusahaan sebagai segmen usaha utama dan daerah pemasaran sebagai segmen geografis. Manajemen menyajikan informasi segmen usaha sesuai dengan kegiatan usaha sebagai berikut :

(33)

26. IMPLEMENTASI KUASI-REORGANISASI

Untuk memulai awal yang baik dengan neraca yang dinilai dengan wajar dan tanpa dibebani defisit, Perusahaan dan Entitas Anak mengimplementasikan kuasi reorganisasi pada tanggal 31 Mei 2007 (lihat catatan 2). Kuasi-reorganisasi ini telah disetujui dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa tanggal 1 Nopember 2007 dan telah diaktakan dengan Akta Notaris No. 13 dari Leolin Jayayanti, SH., tanggal 28 Desember 2007.

Manajemen percaya bahwa Perusahaan dan Entitas Anak akan mendapatkan keuntungan dimasa yang akan datang setelah melakukan kuasi-reorganisasi.

Posisi keuangan Perusahaan pada tanggal 31 Mei 2007 sebelum dan sesudah kuasi-reorganisasi dapat dilihat sebagai berikut :

Sebelum Sesudah

Aktiva

Aktiva lancar 169,938,040,425 169,938,040,425

Aktiva tidak lancar 224,666,121,046 224,666,121,046

Jumlah Aktiva 394,604,161,471 394,604,161,471

Kewajiban dan Modal

Kewajiban lancar 162,092,147,203 162,092,147,203

Kewajiban tidak lancar 17,822,224,753 17,822,224,753

Jumlah kewajiban 179,914,371,956 179,914,371,956 Hak minoritas atas aktiva bersih

anak perusahaan 2,457,212,002 2,457,212,002 Ekuitas

Modal saham 252,840,000,000 211,400,000,000

Agio saham 147,926,154,196 832,577,513

Selisih penilaian kembali aktiva tetap 85,425,393,138 -Selisih penilaian kembali aktiva dan kewajiban 52,609,553,935

-Defisit (326,568,523,756)

-Jumlah Ekuitas 212,232,577,513 212,232,577,513

Jumlah Kewajiban dan Ekuitas 394,604,161,471 394,604,161,471

Kuasi-reorganisasi

Akiva dan kewajiban dinilai dengan wajar. Bagaimanapun, aktiva bersih yang dicatat tidak akan melebihi aktiva bersih sebelum kuasi-reorganisasi. Aktiva bersih adalah perbedaan antara jumlah aktiva dan kewajiban.

(34)

Referensi

Dokumen terkait

Pada saat pengakuan awal, aset keuangan diukur pada nilai wajarnya, ditambah, dalam hal aset keuangan tidak diukur pada nilai wajar dalam laporan laba rugi, biaya

Pada saat pengakuan awal, aset keuangan diukur pada nilai wajarnya, ditambah, dalam hal aset keuangan tidak diukur pada nilai wajar dalam laporan laba rugi, biaya transaksi yang

Pada saat pengakuan awal,aset keuangan diukur pada nilai wajarnya, ditambah, dalam hal aset keuangan tidak diukur pada nilai wajar melalui laba rugi, biaya transaksi yang

Pada saat pengakuan awal, aset keuangan diukur pada nilai wajarnya, ditambah, dalam hal aset keuangan tidak diukur pada nilai wajar melalui laba rugi, biaya transaksi yang

Pada saat pengakuan awal,aset keuangan diukur pada nilai wajarnya, ditambah, dalam hal aset keuangan tidak diukur pada nilai wajar melalui laba rugi, biaya transaksi yang

Pada saat pengakuan awal, aset keuangan diukur pada nilai wajarnya, ditambah, dalam hal aset keuangan tidak diukur pada nilai wajar melalui laba rugi, biaya transaksi yang

Pada saat pengakuan awal, aset keuangan diukur pada nilai wajarnya, ditambah, dalam hal aset keuangan tidak diukur pada nilai wajar melalui laba rugi, biaya transaksi yang

Pada saat pengakuan awal,aset keuangan diukur pada nilai wajarnya, ditambah, dalam hal aset keuangan tidak diukur pada nilai wajar melalui laba rugi, biaya transaksi yang