• Tidak ada hasil yang ditemukan

OPTIMASI FORMULA SEDIAAN TABLET LEPAS LAMBAT TEOFILIN MENGGUNAKAN BAHAN MATRIKS MONTMORILLONIT DAN HPMC DENGAN SIMPLEX LATTICE DESIGN TUGAS AKHIR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "OPTIMASI FORMULA SEDIAAN TABLET LEPAS LAMBAT TEOFILIN MENGGUNAKAN BAHAN MATRIKS MONTMORILLONIT DAN HPMC DENGAN SIMPLEX LATTICE DESIGN TUGAS AKHIR"

Copied!
84
0
0

Teks penuh

(1)

commit to user

OPTIMASI FORMULA SEDIAAN TABLET LEPAS LAMBAT TEOFILIN MENGGUNAKAN BAHAN MATRIKS MONTMORILLONIT DAN HPMC

DENGAN SIMPLEX LATTICE DESIGN

TUGAS AKHIR

Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Ahli Madya Farmasi

O l e h :

S Y A I FU L C H O IR I M 3509063

DIPLOMA 3 FARMASI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA 2012

(2)

commit to user

HALAMAN PENGESAHAN

PENGESAHAN

TUGAS AKHIR

OPTIMASI FORMULA TABLET LEPAS LAMBAT TEOFILIN MENGGUNAKAN BAHAN MATRIKS MONTMORILLONIT DAN HPMC

DENGAN SIMPLEX LATTICE DESIGN

Oleh: SYAIFUL CHOIRI

M3509063

Telah dipertahankan di depan Tim Penguji pada tanggal 4 Mei 2012

dan dinyatakan telah memenuhi syarat

Surakarta, 4 Mei 2012

Pembimbing

Ahmad Ainurofiq, M.Si., Apt NIP. 19780319 200501 1 003

Penguji I

Nestri Handayani, M.Si., Apt NIP 19701112 200501 2 001

Penguji II

Anang Kuncoro R.S., S.Si., Apt NIP 19760909 200312 1 002 Mengesahkan

Dekan FMIPA UNS

Prof. Ir. Ari Handono R., M.Sc.(Hons), Ph.D NIP. 19610223 198601 1 001

Ketua Program D3 Farmasi

Ahmad Ainurofiq, M.Si., Apt NIP. 19780319 200501 1 003

(3)

commit to user

iii

PERNYATAAN

Dengan

FORMULA SEDIAAN TABLET LEPAS LAMBAT TEOFILIN

MENGGUNAKAN BAHAN MATRIKS MONTMORILLONIT DAN HPMC

DENGAN SIMPLEX LATTICE DESIGN

tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar apapun di

suatu perguruan tinggi, serta tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah

ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali secara tertulis diacu dalam naskah

ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Apabila di kemudian hari dapat ditemukan adanya unsur penjiplakan maka gelar

yang telah diperoleh dapat ditinjau dan/ dicabut.

Surakarta, April 2012

Syaiful Choiri M3509063

(4)

commit to user

iv

OPTIMASI FORMULA SEDIAAN TABLET LEPAS LAMBAT TEOFILIN MENGGUNAKAN BAHAN MATRIKS MONTMORILLONIT DAN HPMC

DENGAN SIMPLEX LATTICE DESIGN

SYAIFUL CHOIRI

Jurusan D3 Farmasi, Fakultas MIPA Universitas Sebelas Maret

INTISARI

Teofilin telah digunakan untuk pengobatan asma, memiliki waktu paruh yang relatif pendek dan indeks terapetik yang sempit yaitu 10-20 µg/ml. Formulasi teofilin dalam bentuk sediaan lepas lambat diharapkan dapat menghasilkan konsentrasi dalam darah yang lebih seragam dan kadar puncak yang tidak flukulatif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hasil yang paling optimum untuk komposisi kombinasi montmorillonit dan HPMC sebagai matriks sediaan teofilin lepas lambat.

Penelitian ini dilakukan dengan model simplex lattice design menggunakan bahan matriks montmorillonit (A) dan HPMC (B), sehingga didapat 3 rancangan formula yaitu Formula I (100% A), Formula II (50% A dan 50% B), dan Formula III (100% B). Setiap formula dilakukan uji sifat fisik granul dan tablet serta dilakukan uji disolusi. Data yang diperoleh dibandingkan dengan acuan standar dan dilakukan pendekatan dengan metode simplex lattice

design. Kecepatan alir, kompaktibilitas, dan pelepasan obat digunakan sebagai

parameter optimasi.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa interaksi montmorillonit dan HPMC berpengaruh terhadap pola sifat fisis granul dan tablet serta profil disolusinya. Berdasarkan pendekatan dengan metode simplex lattice design, komposisi montmorillonit 93% dan HPMC 7% merupakan formula optimum yang menghasilkan kecepatan alir 13,30 gram/detik, kompaktibilitas 7,167 kg, pelepasan obat selama 3 jam 28,53% dan kecepatan pelepasan obat dari menit ke-180 sampai 360 11,58 mg/jam.

(5)

commit to user

v

OPTIMIZATION FORMULATION SUSTAINED RELEASE THEOPHYLLINE TABLET USING THE MATRIX

MONTMORILLONITE AND HPMC BY SIMPLEX LATTICE DESIGN SYAIFUL CHOIRI

Department of Pharmacy, Faculty of Mathematic and Science Sebelas Maret University

ABSTRACT

Theophylline has been used for treatment of asthma, has relatively short half life and narrow therapeutic index (10-20 µg/ml). Formula of sustained-release theophylline can produce more uniform serum concentrations with less fluctuation in peak-trough levels. This study was aimed to determine the most optimum results for the composition combination of montmorillonit and HPMC as matrix of sustained release theophylline tablets.

The research was done with simplex lattice design by using 2 components with matrix montmorillonite (A) and HPMC (B), three design formulas were obtained that are FI (100% A), FII (50% A and 50% B), and FII (100% B). Each formula tested the physical properties of granul and tablet, and dissolution tested. The result were compared with standart references and approached by the method of simplex lattice design. Flow rate, compactibility, and the drug release were used as optimation parameter.

The result showed that interaction between montmorillonite and HPMC influenced by the pattern of granule and tablet physical properties, and dissolution profiles. Based of simplex lattice design approaching, compotition of montmorillonite 93% and 7% HPMC is a optimum formula to result flow rate 13,30 g/sec, compactibility 7,17 kg, drug release for 3 hours 28,53% and drug release rate from minute 180-360 11,58 mg/hour.

(6)

commit to user

vi

Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri (Q.S. Ar Raad : 11)

Karena Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. (Q.S. Al Insyirah : 5-6)

(7)

commit to user

vii

PERSEMBAHAN

Tugas Akhir ini Kupersembahkan untuk :

Bapak dan Ibu tercinta, kakak dan adik

(8)

commit to user

viii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

OPTIMASI FORMULA SEDIAAN TABLET LEPAS LAMBAT TEOFILIN MENGGUNAKAN BAHAN

MATRIKS MONTMORILLONIT DAN HPMC DENGAN SIMPLEX LATTICE

DESIGN dengan baik.

Penyusunan laporan Tugas Akhir merupakan salah satu syarat untuk dapat

memperoleh gelar Ahli Madya Farmasi pada jurusan D3 Farmasi di Fakultas

Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Dalam penulisan laporan Tugas Akhir ini penulis telah berusaha semaksimal

mungkin untuk memberikan hasil yang terbaik. Dan tak mungkin terwujud tanpa

adanya dorongan, bimbingan, semangat, motivasi serta bantuan baik moril maupun materiil,

kesempatan ini mengucapkan terima kasih kepada:

1. Prof. Ir. Ari Handono Ramelan, M.Sc.(Hons), Ph.D, selaku Dekan Fakultas

Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Ahmad Ainurofiq, M.Si., Apt, selaku ketua program studi D3 Farmasi

Universitas Sebelas Maret Surakarta.

3. Ahmad Ainurofiq, M.Si., Apt, selaku pembimbing akademik dan pembimbing

tugas akhir atas segala ketulusan, kesabaran dan keikhlasannya dalam memberikan arahan, pengertian, saran, dan ilmunya yang tiada tara nilainya.

(9)

commit to user

ix

4. Segenap dosen pengajar dan staff jurusan D3 Farmasi yang telah banyak

memberikan ilmu dan pelajaran berharga.

5. Seseorang yang telah mendampingi dan memberikan dukungan, motivasi,

kesabaran, perhatian, dan kasih sayangnya selama ini.

6. Teman-teman seperjuangan D3 Farmasi, atas kerjasamanya selama masa-masa

kuliah.

7. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah membantu

dalam Tugas Akhir ini.

Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan laporan

Tugas Akhir ini. Untuk itu penulis mengharapkan adanya kritik dan saran yang

membangun dari semua pihak untuk perbaikan sehingga akan menjadi bahan

pertimbangan dan masukan untuk penyusunan tugas-tugas selanjutnya. Penulis

berharap semoga laporan Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan dapat menjadi bekal bagi penulis dalam pengabdian Ahli Madya

Farmasi di masyarakat pada khususnya.

Surakarta, April 2012

(10)

commit to user

x DAFTAR ISI HALAMAN .... HALAMAN PENGESAHAN .. HALAMAN PERNYATAAN ... INTISARI ... ABSTRACT ... HALAMAN MOTTO ... HALAMAN PERSEMBAHAN ... . .. . ... ... .. DAFTAR TABEL .... ... .. DAFTAR LA .. DAFTAR SINGKATAN ... BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ... ..

B. Perumusan Masalah ...

C. Tujuan Penelitian ... ..

D. Manfaat Penelitian ...

BAB II LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka... .. 1. Tablet ... ... ... i ii iii iv v vi vii viii xi xv xvii xviii xix 1 3 3 4 5 5

(11)

commit to user

xi

2. Metode Pembuatan Tablet ...

3. Sediaan Lepas Lambat ... ..

4. Pemeriksaan Kualitas Granul ...

5. Pemeriksaan Kualitas Tablet ... 6. Optimasi Simplex Lattice Design ...

7. Tinjauan Bahan ...

B. Kerangka Pemikiran ... ..

C. Hipotesis ... ..

BAB III METODE PENELITIAN

A.

B. Tempat

C.

1. Alat yang digunakan ... 2. Bahan yang digunakan ...

D. Prosedur Penelitian ...

1. Formula Tablet ...

2.

3. Uji Sifat Fisik Granul ...

a. Uji Waktu Alir ...

b. Sudut Diam Granul ...

c. Uji Penegetapan ... 4. Pengempaan Tablet ...

5. Uji Sifat Fisik Tablet ...

7 9 12 13 16 17 22 24 26 26 27 27 27 27 27 28 28 28 28 28 29 29

(12)

commit to user

xii

a. Keseragaman Bobot Tablet ...

b.

c.

d. 6.

a.

b. Pembuatan Kurva Baku ...

c.

E.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Pembuatan Granul ... B. H 1. . 2. ... 3. Uji Peneg ... C. Penabletan ...

D. Hasil Pemeriksaan Sifat Fisis Tablet ...

1. Keseragaman Bobot Tablet ..

2. Kerapuhan Tablet .... 3. 4. E. ... ... ... 29 30 30 30 31 31 31 31 33 34 35 35 37 39 40 42 42 44 46 47 49 49

(13)

commit to user

xiii

1. Penentuan Panjang Gelombang Serapan Maksimum

2.

3. Profil Disolusi ... ....

F. Pendekatan Optimasi dengan Metode Simplex Lattice Design ... 1. Optimasi dengan Parameter Kecepatan Alir ...

2. Optimasi dengan Parameter Kompaktibilitas ...

3. Optimasi dengan Parameter Pelepasan Obat ...

G. Penentuan Formula Optimum ...

BAB V. KESIMPULAN ... A. Kesimpulan ... B. Saran ... DAFTAR PUSTAKA ... LAMPIRAN ... 49 49 50 53 54 55 57 61 66 66 66 67 69

(14)

commit to user

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Profil Kadar Obat Vs Waktu Yang Menunjukkan Bentuk Sediaan

Konvensional dan Sediaan Sustained-Release ... . Gambar 2. Simplex Lattice Design dengan 2 Komponen ...

Gambar 3. Struktur Molekul Teofilin ...

Gambar 4. Struktur Tiga Dimensi Montmorillonit ... ...

Gambar 5. Struktur Molekul Hidroksipropil Metilselulosa ... ...

Gambar 6. Diagram Perbandingan Waktu Alir Tanpa Pelicin dan dengan

Pelicin Granul Teofilin ...

Gambar 7. Diagram Perbandingan Sudut Diam Tanpa Pelicin dan dengan

Pelicin Granul Teofilin ...

Gambar 8. Diagram Indeks Tap Granul Teofilin ... Gambar 9. Diagram CV Keseragaman Bobot Tablet Teofilin ...

Gambar 10. Diagram % Kerapuhan Tablet Teofilin ...

Gambar 11. Diagram Kekerasan Tablet Teofilin ...

Gambar 12. Kurva Baku Tablet Teofilin ...

Gambar 13. Profil Disolusi Tablet Teofilin ...

Gambar 14. Profil Kecepatan Alir Granul dengan Pendekatan Simplex Lattice

Design ... 10 17 19 20 22 36 38 39 44 45 46 50 51 55

(15)

commit to user

xv

Gambar 15. Profil Kompaktibilitas dengan Pendekatan Simplex Lattice

Design ...

Gambar 16. Profil Pelepasan Selama 3 jam dengan Pendekatan Simplex

Lattice Design ...

Gambar 17. Profil Kecepatan Pelepasan Teofilin pada menit ke-180 sampai

360 dengan Pendekatan Simplex Lattice Design ...

57

59

(16)

commit to user

xvi

DAFTAR TABEL

Tabel I. Persyaratan Penyimpangan Bobot Tablet ... ... .

Tabel II . Formula Tablet ... ... Tabel III. Pemeriksaan Sifat Fisis Granul ... ..

Tabel IV. Data Kompresibilitas Tablet ...

Tabel V. Pemeriksaan Sifat Fisis Tablet Teofilin ...

Tabel VI. Hasil Perhitungan Rentang Keseragaman Bobot ...

Tabel VII. Pemeriksaan Waktu Hancur Tablet Teofilin ...

Tabel VIII. Kecepatan Alir Granul ...

Tabel IX. Kompaktibilitas Granul ...

Tabel X. Pelepasan Teofilin Selama 3 Jam ...

Tabel XI. Kecepatan Pelepasan Teofilin pada Menit ke-180 sampai 360 ... Tabel XII. Normalitas Parameter Optimasi ...

Tabel XIII. Respon Parameter Optimasi ...

Tabel XIV. Normalitas Kecepatan Pelepasan pada menit ke-180 sampai 360

Komposisi Montmorillonit 90% : HPMC 10% sampai

Montmorillonit 100%...

Tabel XV. Hasil Formula Optimum Menggunakan Metode Simplex Lattice

Design ... 14 27 35 41 42 43 48 54 56 58 60 63 63 64 65

(17)

commit to user

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Gambar Tablet ...

Lampiran 2. Gambar Granul Tablet Lepas Lambat Teofilin ...

Lampiran 3. Perhitungan Bahan ...

Lampiran 4. Diagram Alir Cara Kerja ...

Lampiran 5. Hasil Pemeriksaan Sifat Fisis Granul ...

Lampiran 6. Hasil Pemeriksaan Sifat Fisis Tablet ...

Lampiran 7. Penentuan Panjang Gelombang Maksimum dan Kurva Baku ... Lampiran 8. Hasil Uji Disolusi ...

Lampiran 9. Optimasi Simplex Lattice Design ...

Lampiran 10 Sertifikat Analis Teofilin ... 69 70 71 73 74 75 78 81 86 99

(18)

commit to user

xviii DAFTAR SINGKATAN cm = centimeter FI = Formula I FII = Formula II

FIII = Formula III

HPMC = Hidroksi Propil Metil Selulosa

g = gram

Mg Stearat = Magnesium Stearat

mg = miligram

ml = mililiter

µg = mikrogram

kg = kilogram

(19)

commit to user

1

BAB I PENDAH ULUAN A. Latar Belakang Masalah

Banyak obat asma yang diformulasikan dalam bentuk sediaan padat (tablet), cair (injeksi) dan aerosol. Akan tetapi sediaan tersebut yang merupakan

sediaan konvensional yaitu dosis pemakaian berkali-kali sehari kurang cocok

digunakan untuk mencegah dan untuk terapi serangan asma jika dibandingkan

dengan sediaan lepas lambat (sustained-release) atau pelepasan terkendali

(controlled-release) (Ansel,1989). Tujuan dari sediaan lepas lambat adalah untuk

mempertahankan konsentrasi obat dalam darah pada waktu yang lama. Berbagai

keuntungan sediaan lepas lambat diantaranya adalah mengurangi frekuensi

pemberian obat, efek obat yang lebih seragam, mengurangi fluktulasi kadar obat

dalam darah, mengurangi iritasi saluran cerna dan efek samping obat, pasien lebih nyaman sehingga meningkatkan efektifitas terapi (Ansel et al., 1999).

Teofilin mempunyai waktu paruh eliminasi yang relatif pendek dan indeks

terapetik yang sempit yaitu

10-digunakan dalam terapi asma. Formulasi teofilin dalam bentuk sediaan lepas

lambat diharapkan dapat menghasilkan konsentrasi dalam darah yang lebih

seragam dan kadar puncak yang tidak flukulatif. Bentuk sediaan lepas lambat

dapat menjamin kepuasan pasien terutama jika pasien kesulitan mengkonsumsi

obat secara berulang selama serangan asma akut (Bayomi et al, 2001).

Formulasi sediaan lepas lambat dibuat dengan cara tertentu sehingga

(20)

commit to user

suatu matriks dengan obat berada didalamnya atau tercampur homogen dengan

bahan matriks merupakan salah satu cara yang digunakan untuk membuat sediaan

lepas lambat. Matriks hidroksipropil metilselulosa (HPMC) dapat membentuk

lapisan hidrogel yang berviskositas tinggi bila kontak dengan cairan pelarut. Gel ini merupakan penghalang fisik lepasnya obat dari matriks secara cepat (Suwaldi,

1995).

Montmorillonit merupakan salah satu jenis lempung yang berada di alam.

Montmorillonit terdiri dari lapisan berukuran besar yang tidak larut dan

kation-kation yang terikat lemah pada ruang antar lapisnya (Augustine dan Robert,

1996). Menurut penelitian yang telah dilaporkan oleh Wulandari (2010) bahwa

montmorillonit alam yang digunakan sebagai matriks tablet lepas lambat teofilin

mampu mempengaruhi sifat fisis tablet dan dapat mengendalikan pelepasan obat

tablet teofilin sebagai sediaan lepas lambat.

Berdasarkan uraian tersebut, maka perlu dilakukan penelitian lebih lanjut

tentang optimasi formulasi montmorillonit sebagai bahan pembawa obat (matriks)

yang dikombinasikan dengan HPMC untuk mengetahui hasil yang paling optimal

(21)

commit to user

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, dapat dirumuskan suatu permasalahan

yaitu:

1. Apakah terdapat perbedaan pola sifat fisis dan profil disolusi antara tablet

lepas lambat teofilin menggunakan bahan matriks montmorillonit, HPMC

dan kombinasi bahan matriks 50% HPMC dan 50% montmorillonit?

2. Berapa perbandingan komposisi kombinasi bahan matriks montmorillonit dan HPMC pada tablet lepas lambat teofilin untuk memperoleh formula

optimum dengan pendekatan metode simplex lattice design?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini antara lain:

1. Mengetahui perbedaan pola sifat fisis dan profil disolusi antara tablet lepas

lambat teofilin menggunakan bahan matriks montmorillonit, HPMC dan

kombinasi HPMC 50% dan montmorillonit 50%.

2. Mengetahui perbandingan komposisi montmorillonit dan HPMC yang paling

optimum sebagai material pembawa (matriks) sediaan teofilin lepas lambat

terhadap profil disolusi tablet teofilin sehingga diperoleh sediaan tablet

teofilin lepas lambat yang memenuhi persyaratan sifat fisis tablet dan mampu

(22)

commit to user

D. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini antara lain :

1. Diperoleh obat asma dengan sediaan tablet lepas lambat dengan komposisi

optimum bahan matriks kombinasi montmorillonit dan HPMC.

2. Diperoleh informasi tentang profil disolusi teofilin dari komposisi optimum

bahan matriks kombinasi montmorillonit dan HPMC.

3. Dapat membantu penderita asma yang mayoritas mempunyai kesulitan dalam

mengkonsumsi obat, sehingga dengan sediaan lepas lambat tersebut penderita

asma dapat mengurangi intensitas mengkonsumsi obat.

4. Menambah prespektif peneliti khususnya yang berkaitan dengan ilmu

pengetahuan dan teknologi pemanfaatan montmorillonit sebagai material

pembawa obat.

5. Meningkatkan daya guna lempung jenis montmorillonit sebagai pembawa obat dalam sediaan lepas lambat sehingga meningkatkan nilai ekonominya.

(23)

commit to user

5 BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Tablet

Tablet adalah sediaan obat padat takaran tunggal. Sediaan ini dicetak dari

serbuk kering, kristal atau granulat. Umumnya dengan penambahan bahan

pembantu pada mesin yang sesuai dengan menggunakan tekanan tinggi (Voigt,

1994). Tablet dapat berbeda-beda dalam ukuran, bentuk, berat, kekerasan,

ketebalan, daya hancurnya, dan dalam aspek lainnya tergantung cara pemakaian

tablet dan metode pembuatannya (Ansel, 1989). Pada dasarnya bahan pembantu

tablet harus bersifat netral, tidak berbau, tidak berasa, dan sedapat mungkin tidak

berwarna (Voigt, 1994).

Kelebihan sediaan tablet dibanding sediaan lain diantaranya rasa obat tidak menyenangkan dibuat agar dapat diterima dan bahkan enak dengan menutup

keseluruhan tablet, ketepatan dosis serta variabilitas kandungan rendah, biaya

pembuatan murah, sediaan oral yang paling ringan dan kompak, mudah dalam

penggunaan, dapat dijadikan produk dengan profil pelepasan khusus, sifat

pencampuran kimia dan kompak, serta stabilitas mikrobiologi yang baik (Siregar

(24)

commit to user

Bahan tambahan dalam pembuatan tablet antara lain:

a. Bahan Pengisi (dilluent/filler)

Bahan pengisi adalah zat inert yang ditambahkan pada zat aktif dalam

jumlah yang cukup agar diperoleh bobot tablet yang rasional saat dicetak. Bahan pengisi yang biasa digunakan antara lain: sukrosa, laktosa, amilum,

kaolin, kalsium karbonat, dekstrosa, manitol, selulosa, sorbitol, dan bahan lain

yang cocok (Banker and Anderson, 1986).

b. Bahan Pelicin (lubricant)

Bahan pelicin memudahkan pengeluaran tablet keluar ruang cetak melalui

pengurangan gesekan antara dinding dalam lubang ruang cetak dengan

permukaan sisi tablet. Bahan pelicin juga ditujukan untuk memacu aliran

serbuk atau granul dengan jalan mengurangi gesekan di antara partikel-partikel

(Voigt, 1994). Bahan pelicin yang biasa digunakan adalah talk, mg stearat, asam stearat, kalsium stearat, natrium stearat, likopodium, lemak paraffin cair

(Banker and Anderson, 1986).

c. Bahan Pengikat (binder)

Bahan pengikat adalah bahan yang mempunyai sifat adhesif yang digunakan

untuk mengikat serbuk-serbuk menjadi granul selanjutnya bila dikempa akan

menghasilkan tablet kompak. Zat pengikat dapat ditambahkan dalam bentuk

larutan (Anonim, 1995). Bahan pengikat sebaiknya digunakan sedikit mungkin

karena apabila terlalu berlebihan menjadi penabletan yang keras sehingga tidak mudah hancur dan waktu pengempakannya membutuhkan tenaga yang lebih.

(25)

commit to user

Bahan pengikat yang biasa digunakan yaitu gula, jenis pati, gelatin, turunan

selulosa, gom arab, dan tragakan (Voigt, 1994).

d. Bahan Penghancur (disintegrant)

Bahan penghancur dimasukkan untuk menarik air masuk dalam tablet sehingga memudahkan hancurnya tablet dalam medium cair sehingga dapat pecah

menjadi granul atau partikel penyusunnya (Banker dan Anderson, 1986). Kerja

bahan penghancur adalah melawan kerja bahan pengikat dan kekuatan fisik

tablet sebagai akibat tekanan mekanik pada proses pengempaan. Makin kuat

kerja bahan pengikat maka diperlukan bahan penghancur yang lebih efektif.

Bahan penghancurnya yang umum digunakan adalah amilum, alginat, dan

selulosa (Voigt, 1994).

2. Metode Pembuatan Tablet

Pembuatan tablet terdapat 3 macam metode yaitu metode granulasi basah, metode granulasi kering, dan cetak langsung (Ansel, 1989).

a. Metode Granulasi Basah

Granul dibentuk dengan jalan mengikat serbuk dengan suatu perekat sebagai

pengganti pengompakan. Teknik ini membutuhkan larutan, suspensi, atau

bubur yang mengandung pengikat yang biasanya ditambahkan pada

campuran serbuk, namun demikian bahan pengikat itu dapat dimasukkan

kering ke dalam campuran serbuk dan cairan dapat dimasukkan sendiri (Banker

(26)

commit to user

Menurut Sheth et al. (1980), keuntungan granulasi basah antara lain:

1). Zat aktif yang larut air dalam dosis kecil, maka distribusi dan

keseragaman zat aktif akan lebih baik jika dicampurkan dengan larutan

bahan pengikat.

2). Zat aktif yang kompaktibilitasnya rendah dalam dosis yang tinggi harus

dibuat dengan metode granulasi basah, karena jika digunakan metode

cetak langsung memerlukan banyak eksipien sehingga berat tablet terlalu

besar.

3). Meningkatkan kohesifitas dan kompaktibilitas serbuk.

4). Zat-zat yang bersifat hidrofob, sistem granulasi basah dapat memperbaiki

kecepatan pelarutan zat aktif dengan perantara cairan pelarut yang cocok

pada bahan pengikat.

5). Sistem granulasi basah dapat mencegah segregasi komponen penyusun tablet yang telah homogen sebelum proses pencampuran.

Kelemahan pada granulasi basah yaitu dibutuhkan tempat kerja yang luas

dengan suhu dan kelembaban yang dikontrol karena banyak tahapan dalam

proses granulasi basah ini (Siregar & Wikarsa, 2010).

b. Metode Granulasi Kering

Proses granulasi kering sesuai untuk bahan obat yang tidak tahan pemanasan

dan kelembaban (Anonim, 1995). Pada metode granulasi kering, granul

dibentuk oleh kelembaban atau penambahan bahan pengikat ke dalam campuran serbuk obat tetapi dengan cara memadatkan massa yang jumlahnya

(27)

commit to user

pecahan-pecahan ke dalam granul yang lebih kecil. Metode ini khususnya

untuk bahan-bahan yang tidak dapat diolah dengan metode granulasi basah

karena kepekaannya terhadap uap air atau karena untuk mengeringkannya

diperlukan temperatur yang dinaikkan (Ansel, 1989). c. Metode Cetak Langsung

Metode ini digunakan untuk bahan yang mempunyai sifat mudah mengalir

sebagaimana sifat-sifat kohesinya yang memungkinkan untuk langsung

dikompresi dalam tablet tanpa memerlukan granulasi basah atau kering (Sheth

et al., 1980). Keuntungan yang utama dari tabletisasi langsung adalah bahan

obat yang peka lembab dan panas yang stabilitasnya terganggu akibat operasi

granulasi dapat dibuat menjadi tablet (Voigt, 1994).

3. Sediaan Lepas Lambat

Sediaan lepas lambat merupakan bentuk sediaan yang dirancang untuk melepaskan obatnya kedalam tubuh secara perlahan-lahan atau bertahap supaya

pelepasan lebih lama dan memperpanjang aksi obat (Ansel, 1989).

Tujuan dari sediaan lepas lambat adalah melepaskan obat secara cepat untuk

dosis awalnya kemudian diikuti oleh pelepasan lambat dari dosis berikutnya.

Untuk formulasi sediaan lepas lambat digunakan barier kimia atau fisika untuk

mendapatkan pelepasan yang lambat dari dosis maintenance, diantaranya adalah

dengan penyalutan, matriks lemak atau plastik, mikroenkapsulasi, ikatan kimia

dengan resin penukar ion, dan sistem pompa osmotik. Keuntungan bentuk sediaan lepas lambat dibandingkan bentuk sediaan konvensional lainnya adalah sebagai

(28)

commit to user

a) Mengurangi fluktulasi kadar obat dalam darah

b) Mengurangi frekuensi pemberian obat

c) Meningkatkan kepuasan dan kenyamanan pasien

d) Mengurangi efek samping yang merugikan e) Mengurangi biaya pemeliharaan kesehatan

Sedangkan kelemahan sediaan lepas lambat diantaranya adalah :

1. Biaya produksi lebih mahal dibandingkan sediaan konvensional

2. Adanya dose dumping yaitu sejumlah besar obat dari sediaan obat dapat

lepas secara cepat

3. Mengurangi fleksibilitas pemberian dosis

4. Jika penderita mendapat reaksi samping obat atau secara tiba-tiba

mengalami keracunan maka untuk menghentikan obat dari sistem tubuh

akan lebih sulit dibanding sediaan konvensional

5. Tidak dapat digunakan untuk obat yang memiliki dosis besar (500 mg)

6. Tidak semua zat aktif sesuai dengan sediaan lepas lambat (Siregar dan

Wikarsa, 2010)

Gambar 1. Profil kadar obat vs waktu yang menunjukkan bentuk sediaan konvensional dan sediaan sustained release

Konsentrasi efektif

(29)

commit to user

Pada Gambar 1 dijelaskan antara pelepasan obat bentuk sediaan

konvensional dan sustained-release. Pada bentuk sediaan konvensional kadar obat

dalam darah pada waktu yang relatif singkat, dan pada sediaan sustained-release

kadar obat dalam darah dapat dipertahankan pada waktu yang diperpanjang. Ada beberapa teknologi dalam sediaan lepas lambat, salah satunya dengan

matriks. Suatu matriks dapat digambarkan sebagai pembawa padat inert yang

didalamnya obat tersuspensi (tercampur) secara merata. Matriks digolongkan

menjadi 3 karakter (Lachman dkk., 1994) yaitu :

a. Matriks tidak larut, inert

Polimer inert yang tidak larut seperti polietilen, polivinil klorida,

kopolimer akrilat, dan etilselulosa telah digunakan sebagai dasar untuk

banyak formulasi di pasaran. Tablet yang dibuat dari bahan-bahan ini

didesain untuk dimakan dan tidak pecah dalam saluran cerna. b. Matriks tidak larut, terkikis

Matriks jenis ini mengontrol pelepasan obat melalui difusi pori dan erosi.

Bahan yang termasuk dalam golongan ini adalah asam stearat, stearil

alkohol, malam carnauba, dan polietilen glikol.

c. Matriks Hidrofilik

Sistem ini mampu mengembang dan diikuti oleh erosi dari bentuk gel

sehingga obat dapat terdisolusi dalam media air. Matriks hidrofilik

diantaranya adalah metil selulosa, hidroksietil selulosa, hidroksipropil metil selulosa, natrium karboksimetil selulosa, natrium alginat, xanthan

(30)

commit to user

akan terbentuk lapisan matrik terhidrasi. Lapisan ini bagian luarnya akan

mengalami erosi sehingga menjadi terlarut. Keuntungan matriks

hidrofilik adalah sederhana, relatif murah dan aman, mampu memuat

dosis dalam jumlah yang besar, dan mudah produksi.

4. Pemeriksaan Kualitas Granul

Pemeriksaan granul dilakukan untuk mendapatkan tablet yang baik.

Keseragaman bentuk granul didapat menyebabkan keseragaman bentuk tablet,

sehingga akan dihasilkan massa tablet yang tetap dengan ketepatan takaran yang

tinggi. Pemeriksaan kualitas granul meliputi : waktu alir, sudut diam,

kompaktibilitas, dan pengetapan. Uji pemeriksaan kualitas granul perlu dilakukan

sebelum proses penabletan.

a. Waktu Alir

Waktu alir adalah waktu yang diperlukan serbuk atau granul untuk mengalir melalui corong. Sifat aliran dipengaruhi oleh bentuk partikel dan ukuran

partikel melalui gaya kohesi diantara partikel. Sifat aliran ini dapat diperbaiki

melalui bahan pelicin yang menurunkan gesekan antar partikel. Uji dilakukan

dengan menimbang 100 g granul, dimasukkan kedalam alat penguji waktu alir

yang berupa corong yang ditutup pada lubang keluarnya. Penutup dibuka

kemudian alat pencatat waktu dihidupkan sampai semua serbuk atau granul

keluar dari corong. Begitu semua granul keluar stopwatch dimatikan. Waktu

yang diperlukan untuk keluarnya serbuk atau granul dicatat sebagai waktu alirnya, kemudiaan dihitung kecepatan alirnya sebagai banyaknya serbuk yang

(31)

commit to user

granul yang baik adalah tidak kurang dari 10 gram perdetik untuk 100 gram

granul (Parrot, 1971).

b. Sudut Diam

Sudut diam adalah sudut maksimum yang dibentuk permukaan serbuk dengan permukaan horizontal pada waktu berputar. Bila sudut diam lebih kecil atau

sama dengan 30° biasanya menunjukkan bahwa bahan dapat mengalir bebas,

bila sudutnya lebih besar atau sama dengan 40° biasanya daya mengalirnya

kurang baik (Banker and Anderson, 1986).

c. Uji Pengetapan

Indeks pengetapan granul ditentukan setelah dilakukan penghentakan terhadap

sejumlah granul sehingga diperoleh volume yang konstan. Pada saat volume

konstan partikel serbuk berada pada kondisi paling mampat. Sifat fisik massa

granul yang baik memiliki harga pengetapan lebih kecil dari 20% (Lachman dkk, 1994).

d. Kompaktibilitas

Uji kompaktibilitas dilakukan untuk mengetahui kemampuan granul saling

melekat menjadi massa yang kompak, digunakan mesin tablet single punch

dengan tekanan yang diatur berdasarkan kedalaman punch atas turun ke ruang

die. Kompaktibilitas ditunjukan dengan kekerasan tablet yang dihasilkan. 5. Pemeriksaan Kualitas Tablet

Pemeriksaan kualitas tablet meliputi : keseragaman bobot, kekerasan, kerapuhan, dan waktu hancur.

(32)

commit to user

a. Keseragaman Bobot

Keseragaman bobot ditetapkan sebagai berikut: ditimbang 20 tablet,

dihitung bobot rata-rata tiap tablet. Jika ditimbang satu persatu, tidak boleh

lebih dari 2 tablet yang menyimpang dari bobot rata-rata lebih besar dari harga yang ditetapkan dalam kolom A dan tidak boleh satu tablet pun yang

bobotnya menyimpang dari bobot rata-rata lebih dari harga kolom B. Jika

perlu dapat digunakan 10 tablet dan tidak satu tablet yang bobotnya

menyimpang lebih besar dari bobot rata-rata yang ditetapkan dalam kolom A

maupun kolom B (Anonim, 1979).

Tabel I. Persyaratan Penyimpangan Bobot Tablet Bobot Rata-rata Penyimpangan Bobot Rata-rata dalam %

A B

25 mg atau kurang 15% 30%

26 mg - 150 mg 10% 20%

151 mg - 300 mg 7,5% 15%

Lebih dari 300 mg 5% 10%

Suatu formulasi tablet dikatakan memenuhi keseragaman bobot

jika nilai untuk tablet tidak bersalut dengan bobot rata-rata 300 mg, tidak

boleh lebih dari 2 tablet yang menyimpang bobotnya lebih besar dari 5%

dan tidak satupun yang menyimpang dari 10% dihitung dari bobot rata-rata

tablet (Anonim, 1979).

b. Kekerasan

Kekerasan adalah batasan yang dipakai untuk manggambarkan ketahanan tablet melawan tekanan-tekanan mekanik seperti goncangan, kikisan, dan

terjadinya keretakan tablet selama pengemasan, pengangkutan, dan

(33)

commit to user

kekerasan tablet adalah tekanan kompresi dan sifat bahan yang dikempa.

Kekerasan pada umumnya diperiksa dengan alat yang dinamakan Hardness

Tester. Tablet yang baik memiliki kekerasan diatas 4 kg (Voigt,1994).

c. Kerapuhan atau friabilitas

Kerapuhan dinyatakan sebagai massa seluruh partikel yang dilepaskan dari

tablet akibat adanya beban penguji mekanik (Voigt, 1994). Sifat tablet yang

berhubungan dengan kerapuhan diukur dengan menggunakan friability

tester. Nilai kerapuhan kurang dari 1% dianggap kurang baik (Banker and

Anderson, 1986).

e. Waktu Hancur

Enam tablet dimasukkan ke dalam keranjang dan diturun-naikkan secara

teratur dengan frekuensi 28-32 kali per menit pada suhu 37±20C. Untuk

tablet tidak bersalut dikatakan baik apabila waktu hancurnya kurang dari 15 menit (Anonim, 1979). Waktu hancur suatu tablet dipengaruhi oleh sifat

konsentrasi bahan tambahan. Bahan tambahan tersebut bukan merupakan

bahan penghancur melainkan hanya meningkatkan kerja bahan penghancur

menjadi optimal (Voigt, 1994).

f. Uji Disolusi

Disolusi adalah proses suatu zat solid memasuki pelarut untuk menghasilkan

suatu larutan. Disolusi secara singkat didefinisikan sebagai proses suatu

solid melarut. Bentuk sediaan farmasetik solid dan bentuk sediaan sistem terdispersi solid dalam cairan setelah dikonsumsi kepada seseorang akan

(34)

commit to user

diikuti dengan absorbsi zat aktif ke dalam sirkulasi sistemik dan akhirnya

menunjukkan respon klinis (Siregar dan Wikarsa, 2010).

Uji disolusi digunakan untuk mengetahui profil obat secara in-vitro,

dimana tablet dimasukkan dalam alat dissolution tester berisi medium yang mirip dengan cairan lambung. Melalui percobaan ini dapat diketahui profil

farmakokinetik obat dalam tubuh. Alat yang digunakan dalam uji ini adalah

USP yang mencakup monografi volume yang dipakai, kecepatan (rpm), dan

batas waktu (Lachman, 1994).

6. Optimasi Simplex Lattice Design

Optimasi adalah suatu pendekatan empiris yang dapat digunakan untuk

memperkirakan jawaban yang tepat sebagai suatu fungsi dari variabel-variabel

yang sedang dikaji sesuai dengan respon-respon yang dihasilkan dari rancangan

percobaan yang dilakukan.

Suatu formula merupakan campuran yang terdiri dari beberapa komponen.

Permasalahan umum dalam studi formulasi terjadi bila komponen-komponen

formula diubah-ubah dalam upaya untuk mengoptimalkan hasil. Setiap perubahan

fraksi dari salah satu komponen dari campuran akan merubah satu variabel atau

bahkan lebih fraksi komponen lain. Metode simplex lattice design dapat

digunakan untuk menentukan proporsi relatif bahan-bahan yang digunakan dalam

suatu formula, sehingga diharapkan akan dapat dihasilkan suatu formula yang

paling baik sesuai dengan kriteria yang ditentukan.

Jika Xi adalah fraksi dari komponen I dalam campuran fraksi, maka :

(35)

commit to user

Campuran akan mengandung sedikitnya 1 komponen dan jumlah fraksi dari

semua komponen akan tetap (=1), maka :

X1 + X2 + X3 +...+Xq = 1

Area yang menyatakan semua kemungkinan kombinasi dari komponen-komponen dapat dinyatakan oleh interior dan garis batas dari suatu gambar dengan q tiap

sudut dan q-1 dimensi. Simplex lattice design yang paling sederhana adalah

dengan 2 variabel atau komponen ( Kurniawan dan Sulaiman, 2009).

Jika ada 2 komponen (q = 2) maka akan dinyatakan dalam satu dimensi

dengan dua sudut yaitu merupakan gambar garis yang menyatakan banyaknya tiap

komponen seperti terlihat pada Gambar 2.

Gambar 2. Simplex lattice design dengan dua komponen

Titik A merupakan suatu formula yang hanya mengandung komponen A,

titik B menyatakan suatu formula yang hanya mengandung komponen B,

sedangkan garis AB menyatakan semua kemungkinan campuran A dan B. Titik C

menyatakan campuran 0,5 A dan 0,5 B (Amstrong dan James, 1996).

Hubungan fungsional antara respon dengan komposisi dapat dinyatakan

dengan persamaan :

Y = X1A +X2B +X1.2C ...(1)

Keterangan :

Y = respon X1.2 = koefisien regresi interaksi A-B

(36)

commit to user

Koefisien diketahui dari perhitungan regresi dan Y adalah respon atau hasil

yang diinginkan. Nilai A ditentukan, maka B dapat dihitung. Semua nilai

didapatkan, dimasukkan ke dalam garis maka akan didapat contour plot yang

diinginkan (Amstrong dan James, 1996).

Dalam menentukan formula optimum, perlu diperhatikan sifat fisik granul

dan tablet yang dihasilkan. Penentuan formula optimum didapatkan dari respon

total yang paling besar, respon total dapat dihitung dengan rumus, yaitu :

Rtotal = R1 + R2 + R3 +Rn ...(2)

R1,2,3,n merupakan respon masing-masing sifat fisisk granul dan tablet.

Dari persamaan di atas diperoleh respon total dan formula optimum maka

dilakukan verifikasi pada tiap formula yang memiliki respon paling optimum pada

setiap uji sifat fisisk granul dan tablet (Amstrong dan James, 1996).

7. Tinjauan Bahan

a. Teofilin

Teofilin mengandung satu molekul air hidrat atau anhidrat. Mengandung

tidak kurang dari 97,0% dan tidak lebih dari 102,0% C7H8N4O2 dihitung

terhadap zat yang dikeringkan. Berupa serbuk hablur, putih, tidak berbau, rasa pahit, stabil di udara. Sukar larut dalam air, tetapi lebih mudah larut

dalam air panas, mudah larut dalam larutan alkali hidroksida dan dalam

ammonium hidroksida, agak sukar larut dalam etanol, dalam kloroform, dan

dalam eter (Anonim, 1995). Bentuk sediaan lepas lambat (modified-release)

teofilin dapat memberikan konsentrasi plasma yang cukup ketika diberikan

(37)

commit to user

Gambar 3. Struktur molekul teofilin (Anonim, 1995)

b. Montmorillonit

Lempung alam mengandung mineral dengan komposisi silika-alumina yang

tinggi. Montmorillonit merupakan salah satu lempung yang terdapat di alam

dengan rumus :

Mx[Si3,93Al0,07][Al1,42Fe0,15Mg0,43]O10(OH)2...(3)

M = Na+,K+, Ca2+ dan Mg2+

Montmorillonit terdiri dari lapisan berukuran besar yang tak larut dan

kation-kation yang terikat lemah pada ruang antar lapis. Lapis-lapis pada

lempung terdiri dari satu lapis oktahedral diantara dua lapis tetrahedral atau

sering disebut dengan komposisi lapisan 2:1. Lapisan oktahedral merupakan

lapisan alumunium oksida dan lapisan tetrahedral merupakan lapisan silika

oksida, dimana kedua lapisan ini terikat bersama-sama dengan atom

oksigen, seperti ilustrasi pada Gambar 4.

Silisium pada lapisan tetrahedral dapat tersubtitusi isomorfis oleh

logam bervalensi lebih rendah seperti Al3+. Subtitusi isomorfis juga dapat

terjadi pada Al3+ di lapisan oktahedral oleh logam bervalensi lebih rendah

seperti Mg2+, Li+, dan Fe2+. Akibat dari subtitusi isomorfis menyebabkan

(38)

commit to user

diimbangi dengan adanya kation-kation seperti Na+, Ca2+, dan Mg2+

terhidrat yang menempati ruang antar lapis.

Gambar 4. Struktur tiga dimensi montmorillonit

Lempung montmorillonit berstruktur seperti sandwich dan muatan

negatif lapisan alumina-silikanya dipisahkan oleh muatan positif kation

seperti Ca2+,Na+, dan K+. Dalam lapisan silikat, atom silika berkoordinasi

dengan empat atom oksigen. Atom oksigen terletak pada empat sudut dari

struktur tetrahedral dengan atom silika sebagai pusatnya seperti ditunjukkan

dalam Gambar 4. Dalam lembaran tetrahedral, tiga dari empat atom oksigen dari tiap tetrahedral berbagi dengan tiga tetrahedral tetangga. Atom oksigen

ke empat dari tiap tetrahedral mengarah ke bawah ke arah yang sama

berbagi dengan oktahedral tetangga (Augustine dan Robert, 1996).

c. Laktosa

Laktosa adalah bentuk disakarida dari karbohidrat yang dapat dipecah

(39)

commit to user

serbuk hablur, putih, tidak berbau, rasa agak manis. Kelarutan larut dalam 6

bagian air, larut dalam 1 bagian air mendidih, sukar larut dalam etanol

(95%), praktis tidak larut dalam kloroform dan dalam eter. Khasiat dan

penggunaan sebagai zat tambahan (Anonim, 1979). d. Amprotab (Amylum pro tablet)

Amprotab adalah nama dagang dari amylum manihot yaitu pati yang

diperoleh dari umbi akar Manihot uttilisima Pohl (Famili Euphorbiaceae).

Amprotab adalah amilum protablet yaitu amilum yang dikhususkan untuk

bahan tambahan dalam pembuatan tablet. Amprotab sebagai bahan

penghancur yang mampu meningkatkan kapilaritas, mengabsorbsi

kelembaban, mengembang, dan meninggikan daya pembasahan tablet atau

bersifat hidrofilisasi. Pemerian serbuk halus, kadang-kadang berupa

gumpalan kecil, putih, tidak berbau, tidak berasa. Kelarutan praktis tidak larut dalam air dingin dan dalam etanol (95%). Khasiat dan penggunaan

sebagai zat tambahan (Anonim, 1979).

e. HPMC(Hydroksipropil methylcellulosum)

Hidroksipropilmetilselulosa adalah suatu propilenglikol eter dari

metilselulosa yang mengandung bagian O-metil dan O-(2-hidroksipropil)

selulosa. HPMC terdapat dalam beberapa tipe yang bervariasi dalam

viskositas dan tingkat substitusi. Dalam sediaan oral, HPMC digunakan

sebagai bahan pengikat tablet, bahan penyalut, dan matrik tablet lepas lambat. (Parfitt, 1999).

(40)

commit to user

O O O H OR H H OR H H2C OR H H OR H H OR H2C OR H O R = -CH2CH(CH3)OH, -CH3 n-2 2 Gambar 5. Struktur Hidroksipropil metilselulosa

Sifat fisika kimia HPMC ditentukan oleh kandungan gugus metoksi,

hidroksipropil dan berat molekulnya. Sifat pengembangan (swelling) dan

kelarutan HPMC tergantung pada berat molekul, derajat substitusi

cross-linking, dan grafting. Pembentukan lapisan gel adalah hal yang penting

untuk pelepasan obat dari sistem HPMC. Pada keadaan awal HPMC

berbentuk seperti kaca (glassy state), akibat penetrasi air ke dalam sediaan

maka terjadi penurunan temperatur glass-transition (Tg) HPMC. Pada

suatu konsentrasi air tertentu maka polimer mengalami transisi dari glassy

state menjadi rubbery state sehingga terjadi peningkatan mobilitas cincin

makromolekul sehingga koefisien difusi obat lebih besar (Bodmeier & Siepmenn, 1999).

HPMC adalah merupakan bahan matriks hidrofil yang dapat

mengendalikan pelepasan kandungan obat di dalamnya ke dalam medium

pelarut. HPMC dapat membentuk lapisan hidrogel yang kental (viskosistas

tinggi) pada sekeliling sediaan setelah kontak dengan cairan medium

(41)

commit to user

secara cepat (Suwaldi, 1995). HPMC dalam sediaan lepas lambat dapat

digunakan sebagai bahan penyalut tablet, granul sebagai matriks, atau

kombinasi metode-metode tersebut.

f. Mg Stearat

Mengandung tidak kurang dari 6,5% dan tidak lebih dari 8,5% MgO,

dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan. Pemerian serbuk halus, putih,

licin, dan mudah melekat pada kulit, bau lemah khas. Kelarutan praktis

tidak larut dalam air, dalam etanol (95%) dan dalam eter. Khasiat dan

penggunaan sebagai zat tambahan (Anonim, 1979).

g. Talk (Talkum)

Merupakan magnesium silikat hidrat alam, kadang-kadang mengandung

sedikit aluminium silikat. Pemerian serbuk hablur, sangat halus, licin,

mudah melekat pada kulit, bebas butiran, warna putih atau putih kelabu. Kelarutan tidak larut dalam hampir semua pelarut. Khasiat dan penggunaan

sebagai zat tambahan (Anonim, 1979).

E. Kerangka Pemikiran

Asma merupakan penyakit yang banyak dijumpai di masyarakat baik dalam

tingkat ringan ataupun tingkat kronis (menahun). Obat dalam bentuk sediaan lepas

lambat dirancang supaya pemakaian satu unit dosis tunggal menyajikan pelepasan

sejumlah obat segera setelah pemakaiaannya, secara tepat menghasilkan efek

terapetik yang diinginkan secara berangsur-angsur dan terus-menerus melepaskan sejumlah obat lainnya untuk memelihara tingkat pengaruhnya selama periode

(42)

commit to user

penggunaan sediaan dalam bentuk konvensional yaitu dosis pemakaian

berkali-kali dalam sehari yang kurang sesuai digunakan untuk mencegah dan terapi

serangan asma.

Teofilin digunakan sebagai bronkodilator dalam pengobatan obstruksi saluran napas yang reversibel seperti asma. Teofilin memiliki waktu paruh yang pendek

sekitar 6-12 jam dan indeks terapinya yang sempit yaitu

10-teofiin dalam sediaan lepas lambat diharapkan dapat menghasilkan kosentrasi

teofilin dalam darah yang lebih seragam dan kadar puncak yang tidak flukulatif.

Montmorillonit mempunyai pori-pori atau basal spacing yang mampu

memasukkan teofilin kedalamnnya sehingga montmorillonit dapat melepaskan

teofilin secara lepas lambat. Montmorillonit dapat melepaskan teofilin secara

lepas lambat dengan melepaskan dosis secara cepat untuk dosis awalnya

kemudian diikuti oleh pelepasan lambat dari dari dosis berikutnya. Namun perlu dilakukan pengembangan untuk meningkatkan kemampuan montmorillonit dalam

membawa teofilin dan melepaskan obat secara lepas lambat.

Pengembangan kemampuan montmorillonit dalam membawa obat dapat

dikombinasikan dengan bahan matriks lain. HPMC merupakan matriks turunan

selulosa yang merupakan matriks hidrofilik yang telah banyak digunakan dalam

bahan matriks pada formulasi tablet lepas lambat. HPMC akan membentuk

hidrogel viskositas tinggi jika kontak dengan pelarut, gel ini yang dapat

mengendalikan pelepasan obat secara lambat dan lebih stabil. Kombinasi dari bahan matriks montmorillonit dan HPMC diharapkan dapat memperbaiki sifat

(43)

commit to user

membawa obat sehingga dapat melepaskan teofilin dengan cepat pada awalnya

(loading dose) yang kemudian diikuti dengan pelepasan lambat (maintenance

dose) dengan kecepatan peleapasan teofilin lebih stabil dan profil disolusi yang

mendekati orde nol.

F. Hipotesis

1. Penggunaan matriks montmorillonit, HPMC, dan kombinasi HPMC 50% dan

montmorillonit 50% diduga memberikan perbedaan pola sifat fisis dan profil

pelepasan teofilin pada tablet lepas lambat teofilin.

2. Perbandingan komposisi montmorillonit yang lebih banyak dari pada HPMC

(44)

commit to user

26

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian

Metode penelitian yang dilakukan adalah eksperimental laboratorium untuk memperoleh data hasil. Dilakukan dalam 3 tahap yaitu tahap pertama

pembuatan tablet teofilin dengan matriks montmorillonit, tahap kedua adalah

pembuatan tablet teofilin dengan matriks kombinasi HPMC 50% dan

montmorillonit 50%, dan tahap ketiga pembuatan tablet teofilin dengan matriks

HPMC. Perbedaan antara ketiga tahap dimana pada formulanya pada

masing-masing tablet adalah pada matriksnya (bahan pembawa obat). Adapun formula I

matriksnya adalah montmorillonit, sedangkan untuk formula II matriksnya

kombinasi montmorillonit 50% dan HPMC 50%, dan formula III matriksnya

adalah HPMC. Selanjutnya dilakukan penelitian melakukan beberapa uji sifat fisis granul, sifat fisis tablet, dan uji disolusi dari tablet teofilin. Untuk

menentukan formula optimum komposisi kombinasi bahan matriks

montmorillonit dan HPMC dilakukan pendekatan dengan metode simplex lattice

design dengan parameter kecepatan alir, kompaktibilitas, pelepasan obat selama

3 jam, dan kecepatan pelepasan obat pada menit ke-180 sampai 360.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat penelitian ini dilaksanakan di 3 tempat yaitu di Laboratorium

Teknologi Farmasi Unversitas Sebelas Maret, Laboratorium Kimia Dasar Universitas Sebelas Maret, dan Laboratorium Teknologi Farmasi Universitas

(45)

commit to user

C. Alat dan Bahan

1. Alat yang digunakan

Alat yang digunakan adalah : Mesin tablet single punch (Korsch,

Jerman), ayakan 16 mesh dan 18 mesh, oven, corong kaca, mixer, pengukur waktu alir (stopwatch), volumenometer, hardness tester (Stokes Monsanto dan

Guoming YD-1), friability tester (Guoming CS-2), disintegration tester

(Guoming BJ-2), alat disolusi tipe dayung (Guoming RC-1), spektrofotometer

UV-Vis (UV mini-1240 Shimadzu, Japan), neraca analitik (Sartorius BP 221

S), pH meter (Hanna 8514), alat alat gelas, dan alat pendukung lainnya.

2. Bahan yang digunakan

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : teofilin, HPMC,

akuades, montmorillonit, magnesium stearat, laktosa, amprotab, talk, dan

larutan dapar fosfat pH 7,2.

D. Prosedur Penelitian 1. Formula Tablet

Formula yang digunakan untuk membentuk massa granul yang

digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat dalam Tabel II, berikut ini:

Tabel II. Tabel Formula

Komposisi Kandungan per tablet (mg)

Formula I Formula II Formula III

Teofilin 200 200 200 Montmorillonit 85 42,5 - HPMC - 42,5 85 Laktosa 95 95 95 Amprotab 95 95 95 Magnesium stearat 1 1 1 Talk 9 9 9 Amilum 10% 15 15 15 Berat Total 500 500 500

(46)

commit to user

Penentuan formula dengan model simplex lattice design dilakukan

dengan menggunakan perbandingan komposisi motmorillonit dan HPMC

dalam proporsi tertentu (0-1 bagian). Dalam hal ini 1 bagian = 85 mg dan 0

bagian = 0 mg

2. Pembuatan Granul

Kombinasi bahan obat teofilin, bahan matriks (formula I menggunakan

bahan matriks montmorillonit, formula II menggunakan bahan matriks

kombinasi montmorillonit 50% dan HPMC 50%, formula III menggunakan

bahan matriks HPMC), laktosa, amprotab dicampur hingga homogen selama

15 menit dengan putaran 60 rpm. Campuran massa homogen ditambahkan

musilago amyli 10% kedalam campuran bahan sehingga terbentuk massa

granul basah. Massa granul basah kemudian diayak dengan ayakan 16 mesh,

dikeringkan dalam oven pada suhu 60oC selama 3 jam. Granul kering diayak dengan ayakan 18 mesh, dicampur dengan magnesium stearat dan talkum

dengan mixer selama 10 menit.

3. Uji Sifat Fisis Granul

a. Uji Waktu Alir

Ditimbang 100 g granul dimasukkan ke dalam corong yang ujung

tangkainya ditutup. Penutup corong dibuka dan granul dibiarkan mengalir

sampai habis. Waktu yang dibutuhkan granul untuk melewati corong dicatat

sebagai waktu alir. Pengujian waktu alir dilakukan sebelum dan sesudah penambahan bahan pelicin.

(47)

commit to user

b. Uji Sudut Diam

Granul sebanyak 100 g dimasukkan ke dalam alat pengukur sudut diam

sampai penuh dan diratakan, tutup dibuka dan granul dibiarkan mengalir

sampai habis. Tinggi kerucut dan diameter yang terbentuk diukur, sudut diam dihitung.

)

h = tinggi kerucut

r = jari jari kerucut

c. Uji Pengetapan

Sejumlah granul dimasukkan kedalam volumenometer secara perlahan dan hati-hati. Kemudian alat dijalankan dan perubahan volume akibat

perlakuan getaran dicatat. Pengamatan dilakukan setelah volume serbuk

tidak mengalami perubahan lagi yang besarnya diungkapkan dalam

persamaan berikut:

% indeks pengetapan = x 100% ...(5)

T = Indeks tap (%)

Vo = Volume awal granul sebelum perlakuan (ml)

Vt = Volume granul akhir (ml)

4. Pengempaan Tablet

Granul yang telah memenuhi persyaratan dalam uji sifat fisisnya dicetak

menjadi tablet. Sebelumnya granul ditambahkan dengan magnesium stearat

(48)

commit to user

punch dengan bobot tiap tablet 500 mg. Tekanan kompresi pada pembuatan

tablet dikendalikan antara 10-12 kg sehingga bobot tablet tiap formula sama.

5. Uji Sifat Fisis Tablet

a. Keseragaman Bobot Tablet

Ditimbang 20 tablet, dihitung bobot rata-rata tiap tablet. Jika ditimbang satu

persatu tidak boleh lebih dari dua tablet yang bobotnya menyimpang dari

5% dari bobot rata-rata dan tidak satu pun tablet yang menyimpang lebih

dari 10% dari rata-ratanya untuk tablet dengan bobot lebih dari 300 mg

(Anonim 1979). Dan keseragaman bobot dapat dihitung harga koefisien

variasinya.

CV =

CV = koefisien variasi X = rata-rata bobot tablet

SD = simpangan baku

b. Kerapuhan Tablet

Dua puluh tablet dibersihkan dari partikel halus yang menempel, lalu

ditimbang. Tablet dimasukkan ke dalam friability tester diputar selama 4

menit dengan kecepatan 25 putaran permenit, lalu tablet diambil, dibebas

debukan, dan ditimbang kembali. Kerapuhan tablet dihitung dengan rumus:

Kerapuhan = x100%...(7)

Keterangan :

M1 = bobot tablet sebelum diuji M2 = bobot tablet setelah uji

(49)

commit to user

c. Kekerasan Tablet

Pemerikasaan kekerasan tablet menggunakan alat hardness tester. Sebuah

tablet diletakkan pada alat dengan posisi horizontal, alat dikalibrasi hingga

posisi 0,00. Alat diputar hingga tablet retak atau patah. Skala yang tertera pada alat dibaca. Percobaan dilakukan 5 kali dan dihitung harga putaranya.

d. Waktu Hancur Tablet

Sejumlah 6 tablet dimasukkan dalam alat disintegration tester, diturun

naikkan keranjang secara teratur sampai tablet habis dan dicatat waktu dari

masing masing tablet tersebut.

6. Uji Disolusi Tablet

a. Penentuan Panjang Gelombang

Larutan induk teofilin dibuat dengan cara sebagai berikut: 200 mg teofilin

ditimbang seksama lalu dilarutkan dengan larutan dapar fosfat pH 7,2 hingga 100 ml. Dari larutan ini kemudian diambil 1,0 ml dan diencerkan

dengan larutan dapar fosfat pH 7,2 hingga 100 ml. Larutan ini diamati

absorbansinya pada panjang gelombang 200-300 nm sehingga diketahui

panjang gelombang yang memiliki serapan maksimum.

b. Pembuatan Kurva Baku

Larutan induk teofilin dibuat dengan cara sebagai berikut: 200 mg teofilin

ditimbang seksama lalu dilarutkan dengan larutan dapar fosfat pH 7,2

hingga 100 ml, kemudian diambil 1,0 ml dan diencerkan dengan larutan dapar fosfat pH 7,2 hingga 100 ml. Dari larutan induk teofilin ini diambil

(50)

masing-commit to user

masing diencerkan dengan larutan dapar fosfat pH 7,2 hingga 10 ml. Seri

larutan tersebut diukur serapannya dengan spektrofotometer pada panjang

gelombang maksim um teofilin . Dibuat kurva regresi linear antara kadar

teofilin dan serapannya sehingga diperoleh persamaan regresi linear yang selanjutnya digunakan untuk menentukan kadar teofilin dalam uji disolusi.

c. Uji Disolusi

Uji disolusi sediaan lepas lambat teofilin menggunakan alat disolusi model

USP XXIII dengan pengaduk dayung dilakukan dengan cara sebagai

berikut:

1) Medium dapar fosfat pH 7,2 500,0 ml dimasukkan ke dalam labu

disolusi, pengaduk dayung diatur pada kecepatan 100 rpm dengan jarak

pengaduk dayung dari dasar adalah 2,5 ± 0,2 cm. Tablet dimasukkan ke

dalam labu disolusi. Suhu percobaan dipertahankan berada dalam kisaran 37 ± 0,5 °C.

2) Sampel diambil pada menit ke 15, 30, 60, 90, 120, 180, 240, 300, 360

sebanyak 10,0 ml. Sampel yang diambil diganti dengan medium disolusi

baru dalam jumlah yang sama sehingga volume medium disolusi tetap.

3) Sampel diukur serapannya pada spektrofotometer panjang gelombang

(51)

commit to user

E. Analisa Hasil

Penelitian dengan judul Optimasi Formula Sediaan Tablet Lepas

Lambat Teofilin Menggunakan Bahan Matriks Montmorillonit dan HPMC

dengan Simplex Lattice Design ini menggunakan 2 jenis analisa data, yaitu: a. Data yang diperoleh dari pengujian dibandingkan dengan persyaratan yang

terdapat dalam Farmakope Indonesia dan kepustakaan lainnya.

b. Pendekatan statistik

Data yang diperoleh dianalisis dengan pendekatan simplex lattice design.

Persamaan yang diperoleh dari perhitungan dengan pendekatan simplex

lattice design digunakan untuk menentukan formula paling optimum

(52)

commit to user

34

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN A. Pembuatan Granul

Pada penelitian ini pembuatan tablet didahului dengan pembuatan granul menggunakan metode granulasi basah, proses granulasi basah yaitu dengan cara

seluruh zat berkhasiat dicampur, lalu dibasahi dengan bahan pengikat, setelah itu

dikeringkan dalam oven dan diayak, setelah kering ditambah bahan pelicin dan

ditablet (Anief, 2006). Bahan pengikat yang digunakan yaitu musilago amyli

10% berfungsi untuk meningkatkan kohesifitas antar partikel serbuk, dimana

mekanisme yang terjadi adalah pembentukan jembatan cair sehingga partikel

serbuk menjadi semakin berdekatan. Jumlah musilago amyli yang digunakan

untuk membentuk masa elastis pada setiap formula dikendalikan sama. Setelah

ditambah bahan pengikat bahan yang membentuk masa granul diayak dengan ayakan 16 mesh dan dikeringkan dalam oven pada suhu 600C selama 3 jam.

Pengeringan ini bertujuan untuk mengurangi kadar air yang terdapat pada granul.

Granul yang sudah kering kemudian diayak dengan ayakan ukuran 18 mesh untuk

menyeragamkan bentuk ukuran dari granul tersebut. Granul yang terbentuk

sedapat mungkin mempunyai ukuran yang seragam, karena besarnya perbedaan

ukuran granul akan berpengaruh pada fluiditas granul sehingga berpengaruh pada

(53)

commit to user

B. Hasil Pemeriksaan Sifat Fisis Granul

Pemeriksaan sifat fisis granul dilakukan untuk mengetahui granul yang akan

diproses menjadi tablet memenuhi persyaratan sehingga diharapkan dapat

memperoleh tablet dengan mutu yang baik. Pemeriksaan sifat fisis granul dilakukan sebelum dan sesudah penambahan bahan pelicin kecuali pada uji

pengetapan dilakukan setelah penambahan bahan pelicin. Hal ini bertujuan untuk

mengetahui adanya bahan pelicin mampu memperbaiki sifat alir granul.

Pemeriksaan sifat fisis granul ini terdiri dari waktu alir, sudut diam, dan

pengetapan. Hasil pemeriksaan sifat fisis granul dapat dilihat pada Tabel III (lihat

lampiran 5).

Tabel III. Hasil Pemeriksaan Sifat Fisis Granul

Pemeriksaan F I F II F III

Waktu Alir (detik)

tanpa pelicin 7,30 ± 0,09 10,70 ± 0,074 8,88 ± 0,115 Waktu Alir (detik)

dengan pelicin 6,98 ± 0,205 10,176 ± 0,214 8,376 ± 0,166 Sudut Diam tanpa pelicin 28,77 ± 0,470 30,61 ± 0,375 29,71 ± 0,54 Sudut Diam dengan pelicin 27,88 ± 0,520 29,57 ± 0,55 29,53 ± 0,16 Indeks Pengetapan(%) 9,833 ± 0,289 10,833 ± 0,289 12,333 ± 0,289 Keterangan:

F I : Formula tablet dengan matriks montmorillonit 100%

F II : Formula tablet dengan matriks montmorillonit 50% dan HPMC 50% F III : Formula tablet dengan matriks HPMC 100%

Masing-masing percobaan dilakukan dengan 3x replikasi percobaan. Indeks pengetapan dilakukan sampai volume konstan.

1. Uji Waktu Alir

Waktu alir adalah waktu yang dibutuhkan sejumlah granul untuk

mengalir dalam suatu alat. Kecepatan alir granul berpengaruh pada proses

(54)

commit to user

7,3 10,7 8,88 6,98 10,176 8,376 0 2 4 6 8 10 12 F I F II F III Formula

Waktu Alir

Tanpa Pelicin Pelicin Keterangan:

FI: Formula tablet dengan matriks Montmorillonit 100%

FII: Formula tablet dengan ma triks Montmorillonit 50% da n HPMC 50% FIII: Formula tablet dengan matriks HPMC 100%

mengalir tiap detik. Pemeriksaan waktu alir granul berpengaruh terhadap

keseragaman bobot, hal ini dikarenakan granul mempunyai sifat alir yang baik

akan mengisi ruang kompresi dengan konstan, tidak ada rongga dalam tablet,

sehingga tablet yang dihasilkan memiliki bobot yang seragam dan kandungan aktif juga akan seragam (Parrot, 1971). Waktu alir yang baik adalah kurang

dari 10 detik untuk 100 gram granul dengan demikian kecepatan alirnya lebih

dari 10 gram/detik.

Kecepatan aliran dari granul dipengaruhi oleh bentuk partikel, ukuran

partikel, kondisi permukaan, kelembaban granul, dan penambahan bahan

pelicin. Diagram perbandingan waktu alir tablet tanpa pelicin dan dengan

pelicin dapat dilihat pada Gambar 6 (lihat lampiran 5a).

Gambar 6. Diagram Perbandingan Waktu Alir Tanpa Pelicin Dengan Pelicin Granul Teofilin

(55)

commit to user

Hasil pemerikasaan waktu alir granul seperti pada Gambar 6,

menunjukkan bahwa granul dengan penambahan bahan pelicin memiliki waktu

alir yang lebih cepat dibandingkan dengan tanpa bahan pelicin. Hal tersebut

menunjukkan bahwa penambahan bahan pelicin dapat mempercepat waktu alir dari granul ketika melewati corong, sehingga dapat memperbaiki sifat alir

granul dengan mekanisme mengurangi gesekan antar partikel granul sehingga

granul akan lebih mudah dalam mengalir. Granul pada formula I yang

mengandung matriks montmorillonit 100% menunjukkan respon waktu alir

yang paling cepat diantara formula lainnya. Granul pada formula III yang

mengandung matriks HPMC 100% menunjukkan waktu alir yang masih

memenuhi persyaratan. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Wulandari

(2010) bahwa granul yang mengandung matriks montmorillonit mempunyai

sifat alir yang baik, sedangkan untuk granul yang mengandung matriks HPMC memiliki sifat alir yang kurang baik (Saraswati, 2009). Granul pada formula II

yang mengandung matriks kombinasi montmorillonit 50% dan HPMC 50%

menunjukkan kenaikan waktu alir dibandingkan dengan dua formula lainnya

yang disebabkan adanya interaksi antara kedua bahan matriks yaitu dari

matriks montmorillonit dan HPMC yang mengembang ketika kontak dengan

bahan pengikat.

2. Uji Sudut Diam

Sudut diam adalah sudut yang dapat dibentuk oleh sejumlah granul setelah granul diberi perlakuan. Sudut diam merupakan salah satu uji granul

(56)

commit to user

granul yang baik bila sudut diam yang dibentuk antara tinggi puncak granul

dengan dasar granul yang horisontal membentuk sudut antara 25 - 45 (Siregar

dan Wikarsa, 2010). Perbandingan sudut diam antar granul tanpa pelicin

dengan granul dengan pelicin dapat dilihat pada Gambar 7 (lihat lampiran 5b).

Gambar 7. Diagram Perbandingan Sudut Diam Tanpa Pelicin dan Dengan Pelicin Granul Teofilin

Berdasarkan hasil pengamatan sudut diam seperti pada Gambar 7,

diperoleh hasil bahwa sudut diam dari ketiga formula sebelum ataupun

sesudah penambahan bahan pelicin sudah memenuhi standar yaitu antara 25

-45 . Semakin kecil nilai sudut diam granul memiliki sifat alir yang baik

sehingga granul dapat mengalir dengan baik pula. Penambahan bahan pelicin

memperbaiki sifat alir granul sehingga granul mudah mengalir. Dengan

penambahan bahan pelicin dapat menurunkan besarnya sudut diam yang

(57)

commit to user

mengandung matriks montmorillonit memiliki sudut diam terkecil diantara

kedua formula lainnya. Pada formula II memiliki sudut diam yang lebih besar

dari formula III disebabkan karena waktu alir dari formula II lebih besar dari

pada formula III.

3. Uji Pengetapan

Pengetapan merupakan penurunan volume sejumlah granul akibat

hentakan dan sentakan. Semakin kecil indeks tap pengetapan suatu granul

maka semakin baik sifat fisik massa granul begitu juga dengan kompresibilitas

pada saat pencetakan menjadi tablet. Granul dengan indeks tap kurang dari

20% adalah granul yang mempunyai sifat fisik granul yang baik (Lachman,

dkk, 1994). Perbandingan indeks tap untuk ketiga formula dapat dilihat pada

Gambar 8 (lihat lampiran 5c).

Gambar

Gambar  15.  Profil  Kompaktibilitas  dengan  Pendekatan  Simplex  Lattice  Design ............................................................................................
Gambar  1.  Profil  kadar  obat  vs  waktu  yang  menunjukkan  bentuk  sediaan  konvensional dan sediaan sustained release
Tabel I. Persyaratan Penyimpangan Bobot Tablet   Bobot Rata-rata  Penyimpangan Bobot Rata-rata dalam %
Gambar 2. Simplex lattice design dengan dua komponen
+7

Referensi

Dokumen terkait

Kenyataan tentang adanya masalah loyalitas kerja karyawan dialami pula oleh PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk., Kantor Cabang Unit Perguruan Tinggi Bandung

Thus it is not surprising that developed countries have very different systems one from another, from the US with its progressive, earnings-related, partially funded

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui penerapan green costing yang dilakukan oleh The Sahid Rich Jogja Hotel khususnya dalam hal penggunaan air bersih sebagai salah satu

Harga diri mulai terbentuk setelah anak lahir, ketika anak berhadapan dengan dunia luar dan berinteraksi dengan orang-orang di lingkungan sekitarnya. Interaksi

yang relatif sama kata „ panas ‟ „ panas ‟ dan kata „ jelo ‟ „pan as ‟ memiliki penulisan dan ejaan yang berbeda. Contoh diatas merupakan gabungan kata

Bisa saja, karena sudah lama bekerja di suatu tempat, pasti ada keinginan untuk pindah, nah waktu menunggu datangnya mutasi dan kecemasan ikut mutasi atau tidak

Kosworo, 2012, Aktivitas Antibakteri dan Bioautografi Fraksi Polar Ekstrak Etanol Daun Sirsak (Annona muricata L.) terhadap Klebsiella pneumoniae dan

Pelanggaran tersebut meliputi penyimpangan atas etika bisnis, etika kerja, kebijakan Perusahaan, peraturan perundangan yang berlaku, anggaran dasar Perusahaan, perjanjian