• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMBUATAN PROTOTIP BRAKITERAPI DOSIS RENDAH DENGAN ISOTOP Ir-192

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PEMBUATAN PROTOTIP BRAKITERAPI DOSIS RENDAH DENGAN ISOTOP Ir-192"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

PEMBUATAN PROTOTIP BRAKITERAPI DOSIS RENDAH

DENGAN ISOTOP Ir-192

Tri Harjanto, Suntoro, Sri Mulyono Atmojo, Syamsurizal R, Pusat Pengembangan Perangkat Nuklir (P2PN)-Batan

R. Susworo

Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Dr. Cipto Mangun Kusumo.

ABSTRAK

PEMBUATAN PROTOTIP BRAKITERAPI DOSIS RENDAH DENGAN ISOTOP Ir-192. Telah dilakukan pembuatan prototip brakiterapi dosis rendah (dosis 0,4 – 2 Gy. H-1) dengan menggunakan sumber radiasi isotop Ir-192. Pembuatan ini meliputi konfigurasi isotop, mekanisme keluar-masuk isotop ke/dari aplikator didalam kanker leher rahim, aplikator, penyimpan isotop (kontainer), kontrol dan TPS (Treatment Planing system). Konfigurasi sumber radiasi dibuat berdasarkan pada bentuk kanker leher rahim secara umum yang menyerupai buah per, sehingga konfigurasi isodosis diharapkan menyerupai bentuk tersebut. Sistem mekanisme keluar/masuk dibuat menggunakan roller karet yang menarik atau mendorong kabel kabel baja isotop dengan penggerak motor steper. Penyimpan isotop dibuat dengan menggunakan tubing melengkung seperempat lingkaran yang dilapisi timbal supaya isotop dapat mudah/keluar masuk kontainer dan dibuat radiasi tidak keluar sistem. Aplikator dibuat dari bahan tubing stainless steel 316 dengan diameter 3,2 mm dan terdiri dari tiga tubing. Kontrol dibuat untuk mengendalikan gerakan isotop, lamanya waktu penyinaran dan dapat dikendalikan dari jarak tertentu. TPS berupa perangkat lunak yang dibuat khusus untuk mensimulasikan kurva isodosis sumber didalam aplikator dengan metoda Manchester, sehingga dapat ditentukan waktu penyinaran. Hasil prototip ini selanjutnya dilakukan pengujian dan pengukuran untuk evaluasi dan memberi informasi kualitas supaya dapat diaplikasikan kepada pasien. Hasil pengukuran isotop per potong sebelum di rangkai rata-rata 15,58 m Ci, pengujian terhadap sambungan tubing sumber radiasi dengan kabel-baja kekuatan minimal sebesar 24 kg dan maksimal 60 kg, gaya tarik/dorong pada rol mekanis minimal 400 gram, waktu tempuh sumber radiasi dari kontainer aplikator dan sebaliknya rata-rata 52,81 detik. Untuk validasi data sumber radiasi dengan hasil perhitungan dari penyinaran Planning System sedang dalam penyiapan pengujian. Kata kunci: Brakiterapi, dosis rendah, Ir-192, kanker leher rahim.

ABSTRACT

THE INVENTION OF BRACHYTHERAPY LOW DOSE RATE USE 192Ir ISOTOPE. The invention of

brachytherapy low dose rate use 192Ir isotope has been carried out. The invention comprises of isotope configuration, applicator, mechanism for in-out to cervic of uterus, container, control system and treatment planning system (TPS). The configuration design of radiation source was conducted, basically on the cancer of uterus cervic. Generally, form of the cancer of the uterus cervic that like a peer fruit, so the isodose configuration was made like that. Mechanism in-out of isotope was controlled by stepper motor and rubber roller, which is used to push-pull that isotope sling. Container design was made of a quarter circle buckle tube, so the isotope sling cable easy to go in-out from container. Out of the surface bukle tube was shielded by lead, so the gamma radiation of 192Ir can not go out from the buckle tube. Aplicator is made of 316 stainless-steel, and its diameter is 3,2 mm. The control system is made for isotope movement, time of exposure, that can operated from certain distance. A special software of Treatment Planning System is needed for mapping simulation of the cancer of uterus cervic and exposure time. These applicators was made of 316 stainless steel and 3,2 mm diameter. Furthermore, the prototype was test to its quality for can be applied on the pasien. Result of the invention as follows: tensile strength of the conection tubing is 24 kg - 60 kg, the push-pull force is 400 gram, and traveller time of isotope in-out from the applicator means 52,81 second. Verification of the source to computation product by treatment planning just prepare for testing.

(2)

PENDAHULUAN

asalah penyakit kanker perlu penanganan secara serius, karena data di Indonesia menunjukkan bahwa diperkirakan terjadi sekitar 180.000 kasus pasien kanker baru pertahun dan kanker serviks menempati urutan pertama diantara

kanker pada wanita[1]. Adanya gejala tersebut harus

di antisipasi diantaranya dengan penggunaan radio isotop untuk terapi tumor atau kanker yang di gunakan pada alat teleterapi dan brakiterapi. Masalahnya adalah peralatan tersebut belum diproduksi didalam negeri dan masih diimport dari berbagai negara maju termasuk isotopnya, dengan harga yang mahal untuk ukuran rumah sakit daerah. Selain hal tersebut sumber daya manusia didaerah juga terbatas, maka diperlukan upaya untuk menguasai teknologi brakiterapi sendiri yang disesuaikan dengan keterbatasan tersebut. Dengan pertimbangan tersebut maka telah dipilih program untuk pembuatan prototip brakiterapi dosis rendah (LDR) dengan isotop Ir-192. Proses kerja alat brakiterapi adalah mematikan sel-sel kanker dengan cara menyinari langsung sel-sel kanker (secara lokal) dengan isotop radioaktif yang memancarkan radiasi gamma aktivitas tertentu. Proses terapi di mulai dari persiapan dengan melakukan pemetaan dan pemasangan aplikator pada kanker leher rahim, dengan posisi yang sudah diperhitungkan oleh ahli fisika medik. Kemudian pengatur waktu diset sesuai waktu yang diperlukan. Setelah semuanya teridentifikasi kemudian sumber yang berada pada shielding penyimpan (kontainer) didorong oleh kabel pengaitnya yang dilakukan secara otomatis oleh motor penggerak menuju ujung aplikator. Pada posisi yang telah diatur, yaitu ketika sumber sudah berada pada tengah-tengah tumor motor berhenti. Selanjutnya waktu penyinaran dikontrol oleh pengatur waktu pada panel kontrol. Setelah selesai penyinaran sumber ditarik kembali kedalam sistem penyimpan secara otomatis. Aplikator berupa pipa dari bahan stainless steel yang jumlahnya ada tiga buah, penggunaannya disesuaikan dengan kondisi penyakit pasien. Untuk penghindari radiasi yang tidak perlu, pengoperasian dilakukan diluar ruang dengan panel kontrol yang dapat dikendalikan dengan jarak tertentu. Berdasarkan proses tersebut kemudian dibuat rancangan dan gambar detail selanjutnya dibuat komponen-komponennya kemudian dirakit. Agar supaya alat ini layak secara kualitas dan segi keamanan terhadap pekerja dan lingkungan maka perlu dilakukan beberapa pengujian dan pengukuran. Pengukuran dan pengujian dimulai dari pengukuran aktivitas awal

M

sumber, pengujian kekuatan sambungan sumber dengan kabel baja, pengujian kekuatan tarik roll terhadap kabel baja sumber, pengecekan secara mekanis keluar masuknya sumber kedalam kontainer dan pengujian yang penting yaitu kesesuian antara dosis sebenarnya dengan dosis teoritis yang dilaku-kan oleh treatmen planing system. Pada pengujian yang terakhir ini masih menghadapi kendala alat dan kendala koordinasi karena harus dilakukan bersama dengan pengguna yaitu Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo Jakarta.

METODOLOGI DAN PELAKSANAAN

PEMBUATAN

Berdasarkan rancangan yang telah dilakukan, diperoleh data diskripsi alat dan gambar

detail komponen[2]. Komponen utama adalah

sebagai berikut: 1. Isotop Ir-192.

2. Kontainer penyimpan isotop. 3. Mekanisme penggerak. 4. Aplikator.

5. Rangka bodi. 6. Panel kontrol.

7. Perangkat lunak treatmen planning system (TPS).

Dari data dan gambar detail inilah kemudian diadakan pengadaan bahan yang disesuaikan dengan bahan yang ada dipasaran lokal. Fabrikasi kom-ponen Isotop Ir-192 dilakukan di P2RR,

sedangkan kontainer penyimpan isotop,

mekanisme penggerak, rangka bodi dan panel kontrol serta Perangkat lunak Treatment planning system (TPS) dibuat di lab P2PN dan bengkel Batan Teknologi, khusus untuk aplikator dibuat di bengkel home industri Bandung. Selanjutnya dijelaskan proses pelaksanaan pem-buatan komponen.

Pembuatan Radioisotop Ir-192 LDR

Sumber radiasi berupa isotope Ir-192 telah dibuat dan kembangkan oleh tim dari P2 RR dirancang khusus untuk alat brakiterapi ini. Isotope Ir 192 sebagai sumber radiasi dibuat dari batangan kawat iridium dengan diameter 0.65 mm, panjang 10 mm, dengan aktivitas 15 mCi per potong. Isotop kemudian dirangkai dalam tubing plastik menjadi 3 set dengan susunan 1 set terdiri dari 5 isotop untuk uterine, kemudian yang 2 set

(3)

terdiri dari masing-masing 1 isotop untuk vaginal. Gambar 1 berikut menunjukkan susunan isotop untuk target uterine dengan jumlah isotop 5 potong

(Gambar 2 hasil rakitan sumber), sedangkan untuk vaginal hanya terdiri dari 1 isotop saja.

Gambar 1. Susunan isotop untuk uterine.

Gambar 2. Rangkaian sumber radiasi.

Spesifikasi sumber secara umum:

- Jenis Isotop : Ir-192 LDR

- Bahan : Iridium - Bentuk : Silindris - Diamter : 0,65 mm - 1 set terdiri dari : 1 rangkaian isotop uterine dan dua isotop vaginal

- Aktivitas : 105 m Ci

- Jenis Isotop : Padat

- Energi : 0,66 Mev

- Waktu paruh : 74 hari

- Aktivitas jenis : rendah 0,925 T Bq/Qr

Setelah disusun sedemikian seperti pada Gambar 1 kemudian di sambung dengan kabel baja kawat sepanjang 170 cm. Pada jarak 28 cm dari ujung sumber dipasang stopper, demikian juga pada jarang sekitar 140 cm dari ujung sumber dipasang stopper. Stoper ini berfungsi untuk menentukan kepastian posisi sumber sesuai yang diinginkan.

Pembuatan Container

Kontainer terdiri dari 2 buah yaitu kontainer stasioner dan kontainer jinjing. Kontainer stasioner terpasang pada alat dan di rangkai dengan sistem mekanik yang digunakan untuk menyimpan isotop yang siap digunakan untuk penyinaran. Penyimpan sumber dirancang untuk membatasi pancaran radiasi sesuai ketentuan badan dunia yang mengawasi radiasi yaitu NCRP. Berdasarkan Peraturan NCRP Publ 3 (1960 ) P 3 and P 11 Para 82 dan Publ . 4 (1964) P8. Para 55 – 66. Untuk pesawat teleterapi pada beam control posisi off dengan daerah referensi 0,05 m dari permukaan sumber laju radiasinya maksimum sebesar 100 mR/jam dan rata – rata 20 mR/jam. Pada off jarak 1 m dari sumber maksimum < 10 mR/jam dan

rata–rata 2 mR/jam[2]. Berdasar-kan ketentuan

tersebut maka rancangan ini ditentu-kan saat posisi off pada jarak 1 m dari sumber rata – rata adalah (X d) = 1 mR/jam (0,001 R/jam). Selanjutnya dihitung tebal shielding yang dibuat dari bahan Pb untuk sumber Ir-192 aktivitas 105 . Dari data sumber radioisotop seperti diatas, maka pancaran radiasi pada jarak 1 m dari permukaan sumber

(4)

rata-rata 0,001 R/hr. Dari hasil rancangan maka diperoleh tebal timbal minimum adalah 3,58 mm. Proses pembuatan adalah pertama membentuk tubing stainles steel seperti gambar rancangan[3],

kemudian dipasang pada tabung stainles steel dengan kedua ujungnya dipasang nipel. Selanjutnya Pb dicor kedalam tabung sampai penuh dan padat, selanjutnya tabung ditutup plat lalu dilas dengan las argon (hasilnya lihat Gambar 3).

Gambar 3. Kontainer penyimpan isotop.

Pembuatan Mekanisme Penggerak

Sistem penggerak berfungsi untuk mengge-rakkan isotop dari kontainer menuju aplikator dan kembali ke kontainer lagi setelah penyinaran. Sistem penggerak terdiri dari motor stepper, roller dari bahan karet, roda penekan, serta limit switch untuk mengontrol gerakan roller. Motor stepper di aliri daya listrik dari power suply yang dikendalikan oleh rangkaian kontrol elektronik dan pengatur waktu sehingga dapat diatur maju mundur dan waktu berhenti sesuai keperluan. Kontrol dapat di fungsikan secara manual dan secara otomotis. Secara manual maksudnya saat loading maupun unloading di kontrol oleh operator, sedangkan cara otomatis yang dimaksud adalah sekali tekan maka loading dan unloading akan otomatis dilakukan oleh alat sesuai pengaturan lama penyinaran pada pengatur waktu. Saat posisi isotope tepat pada ujung aplikator motor penggerak berhenti selama kurun waktu tertentu sesuai seting dan, berputar sebaliknya ketika isotop kembali ke kontainer. Motor berhenti tepat pada saat isotop berada pada posisi semula (Gambar 4 Sistem mekanisme penggerak).

Gambar 4. Mekanisme penggerak.

Pembuatan Aplikator

Aplikator berfungsi sebagai saluran dan pengarah sumber agar supaya sumber menuju target yang telah ditentukan. Satu set aplikator terdiri dari 3 tubing yang disusun sedemikian rupa sehingga diharapkan bentukan dari isodoses mendekati bentuk kanker yang akan diterapi. Aplikator adalah tubing yang berfungsi sebagai pengarah isotop supaya radiasi dari isotop tersebut mengenai target dengan volume dan bentuk yang sudah ditentukan. Sesuai rancangan aplikator dibuat mengikuti model Manchester dengan memposisikan aplikator uterine dan vaginal pada posisi koordinat sumbu X,Y dan Z, serta sudut diantara aplikator tengah dan apliktor kedua sisi tertentu. Bahan aplikator dari tubing stainless steel 316, berdiameter luar 3,2 mm dan diameter dalam 2,2 mm, masing-masing panjang 280 mm. Aplikator merupakan selongsong utama yang langsung bersentuhan dengan target kanker serviks dibagian luarnya dan isotop dibagian dalamnya. Serapan radiasi dari material aplikator diperhitungkan. Sebagai kontrol kualitas ketebalan dinding ujung aplikator diperiksa dengan sinar-X apakah ada ketebalan yang berbeda atau sisa-sisa pengelasan yang dapat berpengaruh terhadap dosis target. Gambar 5 menunjukkan hasil pembuatan aplikator.

(5)

Gambar 5. Aplikator.

Pembuatan Rangka Bodi

Rangka bodi dibuat untuk wadah dan penopang sistem alat, rangka bodi dibuat dari bahan plat alumunium tebal 6 mm dan tutupnya dibuat dari plat stainless steel. Pada bagian depan terdapat jendela untuk pengaturan penekan pada system mekanis, serta berfungsi untuk memposisikan sumber pada posisi yang tepat bila terjadi keadaan darurat. Rangka bodi dilengkapi dengan roda supaya alat mudah diposisikan dan muda di pindahkan. Rangka bodi ini menahan beban kontainer minimal tiga puluh kilogram.

Konstruksi rangka bodi dibuat selain harus kuat juga mempertimbangkan keindahan dan kemudahan operator mengoperasikan alat. Gambr 6.

Pembuatan Panel Kontrol

Panel kontrol terdiri dari tombol–tombol gerakan loding dan unloading baik manual maupun otomatis, serta lampu indicator dan bunyi tanda peringatan serta pengatur waktu pengaturan waktu penyinaran. Panel kontrol ini dihubungkan dengan kabel sepanjang 10 meter, sehingga pengendalian operasi alat bisa dilakukan dari balik dinding, untuk keselamatan radiasi bagi operator. Gambar 6 me-nunjukkan hasil pembuatan panel kontrol.

Pembuatan Program Perangkat Lunak Treatment Planning System (TPS)

Untuk mendapatkan ketepatan dosis penyinaran maka dibuat program yang melakukan kalkulasi isodosis dengan bentuk dan dosis yang telah ditentukan oleh tim medis. Variabel-variabel yang di dihitung meliputi intensitas sumber, bentuk sumber jarak antara isotop dengan sumbu referensi dan waktu penyinaran. Program ini akan menampilkan gambar pemetaan hasil penyinaran secara simulasi yang selanjutnya di gunakan untuk referensi penentuan posisi sumbu aplikator.

(6)

Gambar 8. Prototip Brakiterapi dan bed pasien.

PENGUJIAN DAN PENGUKURAN

Hasil perakitan sumber radiasi diuji kekuatannya dulu sebelum digunakan, hal ini penting untuk memastikan ikatan selongsong dengan kabel baja cukup kuat sehingga tidak akan tejadi lepas ikatan ketika digunakan. Alat uji yang digunakan adalah alat Uji tarik di Lab Metalurgi UI Jakarta.

Pengukuran Aktivitas Isotop Ir-192

Pengukuran isotop dilakukan sebelum dirakit dan diukur satu per satu dengan alat ukur yang telah dikalibrasi. Pengukuran ini dilakukan di lab. P2RR-Batan Serpong.

Hasil Pengujian Kekuatan Gesekan Rol Dengan Kabel Baja

Pengujian dilakukan di lab. P2PN-Batan dengan menggunakan alat yang rangkaian penyangga, timbangan dan tali pengikat. Dengan menghubungkan kabel baja dengan timbangan maka tarikan yang dilakukan oleh rol sampai terjadi slip akan ditunjukkan oleh neraca timbangan.

Pengukuran Waktu Yang Diperlukan Untuk Jalan Masuk Dan Jalan Keluar Sumber

Alat yang digunakan adalah Stop watch digital, hasil pengukuran seperti Tabel 4.

Tabel 1. Hasil Pengujian kekuatan ikatan selongsong sumber dengan Kabel baja. Sampel 1 Sampel 2 Sampel 3 Sampel 4 Sampel 5 Sampel 6

Force peak 71 68 47 24 84 61

(kg) break 47 44 35 24 84 51

Stress peak 91 78 54 30 107 78

(kg/mm2) break 60 50 40 30 107 65

Tabel 2. Hasil pengukuran aktivitas Isotop Ir-192

Posisi target Aktivitas (mCi) Berat Iridium (gr)

Ujung depan Uterine 1 15,29 0,0662

2 15,31 0,0663

(7)

4 15,60 0,0661

5 15,68 0,0662

Tunggal sumber servick 1 16,00 0,0661

Tunggal sumber servick 1 15,91 0,0663

Tabel 3. Hasil pengukuran kemampuan rol menarik kabel baja. Alur no. 1

No. Titik sudut ukur Ke 1

Satuan gram Ke 2 Satuan gram Ke 3 Satuan gram Rata-rata Satuan gram 1 90 o 690 540 560 596 2 180 o 560 540 560 553 3 270 o 720 670 540 643 4 380 o 670 690 670 676 Rata- rata 617 Alur no. 2

No. Titik sudut ukur Ke 1

Satuan gram Ke 2 Satuan gram Ke 3 Satuan gram Rata-rata Satuan gram 1 90 o 410 420 450 426 2 180 o 400 400 400 400 3 270 o 433 420 460 433 4 380 o 433 420 460 433 Rata- rata 423 Alur no. 3

No. Titik sudut ukur Ke 1

Satuan gram Ke 2 Satuan gram Ke 3 Satuan gram Rata-rata Satuan gram 1 90 o 420 450 450 440 2 180 o 540 540 520 533 3 270 o 560 540 550 550 4 380 o 540 540 550 543 Rata- rata 516,5

Tabel 4. Hasil pengukuran waktu yang diperlukan untuk jalan masuk dan jalan keluar sumber. No. Waktu keluar dari kontainer ke aplikator

(detik)

Waktu masuk dari aplikator ke kontainer (detik)

1 53.17 53.43

2 52.71 52.30

(8)

Rata-rata 52.79 Rata-rata 52.81

PEMBAHASAN

Dari data-data tentang kekuatan pada mekanisme penggerak maka dapat dianalisa bahwa kekuatan sambungan antara tubing plastik dengan kabel baja cukup kuat yaitu paling rendah 24 kg bahkan yang tinggi sampai 60 kg. Hal tersebut jika dibandingkan dengan gaya tarikan rol yang berkisar 0,5 kg maka hal ini cukup baik karena bila tejadi sesuatu pada ujung sumber maka tarikan kabel baja akan slip dan tidak akan terjadi putus pada sambungan tersebut. Dari hasil pengujian beberapa material tubing untuk transfer ternyata tubing teflon mempunyai gesekan yang paling kecil, sehingga pada konstruksi ini dipilih tubing teflon sebagai alat untuk transfer sumber dari kontainer ke aplikator.

Aktivitas sumber dari masing-masing potong-an diharapkan tidak terdapat perbedaan yang besar agar supaya sumber bisa mendekati homogen. Dari hasil pengukuran aktivitas isotop perbedaan per batang terbesar 0,71 mCi dan aktivitas rata-ratanya sebesar 15,588 mCi, hal ini cukup baik. Selanjutnya untuk mendapatkan hasil yang optimal, aktivitas sumber harus selalu di cek karena umur paruhnya pendek, hal ini perlu dilakukan supaya dosis yang diinginkan tepat. Pada pengujian waktu tempuh sumber dari kontainer menuju aplikator selama rata-rata 52,79 detik dan waktu tempuh kembali sebesar 52,81 detik. Hal tersebut tidak terlalu berpengaruh terhadap perhitungan karena waktu penyinaran selama belasan jam. Proses kerja kontrol berjalan sesuai dengan rancangan, yaitu ketika dapat diatur secara manual maupun otomatis. Jika dengan manual loading dan unloading dilakukan dengan menekan tombol, tetapi jika diatur dengan otomatis maka sekali tekan loading dan unloading akan bekerja sendiri sesuai dengan pengaturan waktu yang telah dilakukan.

KESIMPULAN

Kekuatan ikatan kabel baja dengan selongsong sumber hasil rakitan cukup kuat, yaitu antara 24 sampai 60 kg, dan tarikan rol terhadap kawat baja yang membawa sumber radiasi cukup kuat. Hasil pengujian mekanisme perjalanan sumber dari kontainer menuju aplikator dan kembali lagi ke kontainer cukup baik sesuai dengan rancangan. Untuk dapat diaplikasikan kepada pasien masih diperlukan pengujian kesesuaian hasil perhitungan isodosis dengan perangkat lunak

treatment planing system dibandingkan dengan isodosis hasil pengukuran dilapangan .

DAFTAR PUSTAKA

1. SYAHRUL SYAMSUDIN, Pencegahan dan Deteksi Dini Kanker Serviks, Cermin Dunia Kedokteran No. 133.2001, ISSN: 0125-913X, 2000.

2. ALAIN GERBAULET DKK, The GEC Estro Handbook of Brachytherapy, ISBN-90-804532-6, 2002.

3. TRIHARJANTO DKK. Rancangan Prototip Brakiterapi Dosis Rendah Semi Otomatis dengan Isotop Ir.-192, Pertemuan Ilmiah Non Peneliti”, Jakarta, 9 Maret 2005.

4. R.G. JAEGER, E.P. BLIZARD DKK, Engi-nering Compendium on Radiation Shielding, Volume 1, International Atomic Energy Agency, New York 1968.

5. TSUGUO GENKA, Gamma-Ray Attenuation Coefficient Jaeri-Batan Joint raining Course on Radiation Measurement and Nuclear Spectros-copy, Jakarta, 1998.

6. NCRP REPORT NO. 51, Radiation Protection Design Guidelines For 0,1-100.

TANYA JAWAB

M. Setyadji

 Brakiterapi apa?

 Standar (tolok ukur) keberhasilan pengukuran apa? Alasan ilmiahnya, kira-kira berapa ke-telitiannya.

 Apakah akan diuji cobakan dulu pada binatang.

Tri Harjanto

 Brakiterapi adalah alat terapi kanker dengan cara melakukan penyinaran secara langsung pada jaringan sel kanker.

 Standar keberhasilan diantaranya : perbandingan hasil pengukuran Isodosis oleh

(9)

Software Treatment Planning System dengan hasil pengukuran penyimpangan maksimum 5%.  Untuk uji coba mengikuti petunjuk dokter ahli

dan fisika medis dari RSCM yaitu dengan Phantom tidak dengan binatang.

Dewita

 Cara kerjanya (informasi gambar, dari sumber sampai posisi)?

Tri Harjanto

 Gambar :

Prinsip alat Brakiterapi adalah menyinari jaringan kanker secara langsung kedalam jaringan kanker tanpa merusak jaringan diluarnya. Cara kerja alat : sumber radiasi Ir-192 disimpan pada kontainer. Pada saat terapi mula-mula aplikator dipasang pada kanker dengan posisi disesuaikan dengan bentuk kanker yang biasanya seperti buah peer. Dengan bantuan software treatment planning system (TPS), alat diset waktu penyinarannya sesuai dosis yang ditentukan oleh dokter dan fisika medis. Selanjutnya alat di onkan otomatis sumber menuju aplikator yang berada dijaringan kanker dengan waktu sesuai dengan settingnya, kemudia kembali ke kontainer semula, proses selesai.

Gambar

Gambar   1   berikut   menunjukkan   susunan   isotop untuk target uterine dengan jumlah isotop 5 potong
Gambar 3.  Kontainer penyimpan isotop.
Gambar 6.  Panel kontrol. Gambar 7.  Sling yang digerakkan.
Tabel 1.  Hasil Pengujian kekuatan ikatan selongsong sumber  dengan Kabel baja.
+2

Referensi

Dokumen terkait

Keberhasilan pemberdayaan yang dilakukan sekolah perempuan desa Sumberejo terihat dari penerapan setelah melakukan srangkaian kegaiatan dan materi yang berkaitan

41 Penelitian Produk Terapan PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI PENILAIAN KESEHATAN HUTAN ARISTOTELES S.Si, M.Si MIPA 14.00-15.30 WIB 27 Juli 2016 Ruang 2 42 Penelitian Produk Terapan

Segala puji penulis panjatkan kehadirat Allah Subhanahu Wa Ta’ala yang senantiasa mencurah limpahkan nikmat ilmu nikmat iman dan Islam serta nikmat kesehatan dan kesempatan

Selain itu juga ada penelitian yang tidak menggunakan suhu lelehsebagai sifat/karakteristik desain primer yang dipertimbangkan [7], dan penelitian yang menggunakan

Metode cut &amp; cover merupakan metode konvensional yang tidak memakan biaya relatif banyak dan umumnya dilaksanakan pada struktur terowongan dengan kedalaman

Indonesia adalah negara ekonomi berkembang. Untuk membangun perekonomian, diperlukan adanya modal atau investasi yang besar. Kegiatan investasi di Indonesia telah dimulai

Dan Bab III pasal 3 menyebutkan juga bahwa : Setiap perusahaan yang memperkerjakan tenaga kerja sebanyak seratus orang atau lebih dan atau mengandung potensi bahaya

Jagung giling yang diamati dengan mikroskop, dapat dikatakan berkualitas bagus dan dapat digunakan sebagai pedoman jika karakteristik fisik mikroskopisnya didominasi oleh