Introduce :
Sejak 2002, Magic Wave terus berusaha konsi
sten dan eksis dalam dunia per-surfingan. Suka dan
duka pasti terasa untuk dalam dunia media kom
unitas ini. 14 tahun sudah hidup sebagai perekat
dalam komunitas surfing Indonesia maupun inte
rnasional.
Hampir dua tahun sudah Magic Wave mati suri s
ecara cetak, kami berharap Magic Wave tetap dinanti
dan mendapat tempat di bilik hati para pembac
a.
Banyak yang menganggap kami sudah mati, namun
dengan segala maaf kami patahkan anggapan tersebut
dengan menerbitkan edisi ini, kami lahir kemb
ali, mengusung konsep yang baru. Namun kembali ke
bentuk awal sebagai koran, tidak lagi terlena
dalam bentuk majalah yang eksklusif.
Edisi ini disajikan dengan sepenuh hati oleh
para manusia di belakang Magic Wave, edisi pertama
setelah dua tahun. Dan semoga, tersapulah dah
aga para pembaca ;)
NB: Magic Wave juga kembali hadir dengan edis
i online bersama Magic Ink, Magic Wall, dan Magic
Ride di www.magicmagz.com
Andi Brizz
Hang loose
Finally after two years, we return to publish
ing. With the blessing of the universe, we are again, present in
the midst of our loyal Magic Wave readers.
We respect your patience and understanding in
waiting for us to publish again. Hopefully this issue will
satisfy the hearts of our faithful readers.
As they say, there are two sides to a coin, t
here may be many who dislike us, but also many who like us,
but we are not concerned. Our goal is still t
he same as 16 years ago. From 1999 until now, Magic Wave has
provided a platform for the surfing community
throughout the archipelago.
The return of Magic Wave could not have happe
ned without the overwhelming support from community both insider
and ouside the country. Our chests swell with
happiness from the attention received, and the overwhelming
welcome from supporters of Magic Wave. It is
with infinite gratitude that we dedicate this edition.
Salam Surfing Anak Pantai se-Nusantara, from
Aceh to Papua.
I
INTRO
MAGIC WAVE REBORN
2016
Since 2002, Magic Wave continues to exist,
and remains consistent in the surfing
world. It has experienced both joy and
sorrow as part of the world’s media
community. For 14 years it has been
an integral part of the Indonesian and
international surfing community.
It has been almost two years since we
ceased printing but we hope Magic Wave is
still awaited and has a place the hearts of
our readers.
There are many who thought we were no longer
in existence, but we are breaking that
notion by publishing this edition. Magic Wave
is born again and in line with that
comes new concepts. However, we return back t
he initial style as a newspapers and are
no longer lost in the form of a glossy magazi
ne. ;)
This edition has been presented, with all his
heart, by the man behind Magic Wave,
and is the first edition in two years. Hopefu
lly it will quench the thirst of the
readers.
PS: Magic Wave also returns with the online e
dition along with Magic Ink, Magic Wall,
and Magic Ride @ www.magicmagz.com
Translated by Kellie Savage
Hang lose
Akhirnya kami kembali terbit, setelah penanti
an lumayan lama selama dua
tahun. Dengan restu semesta, kami hadir di te
ngah-tengah para pembaca setia
Magic Wave.
Tidak sedikit yang setia menanti Magic Wave k
embali hadir, kami sangat
menghormati itu. Semoga edisi ini bisa mengob
ati rasa kangen di hati para
pembaca setia kami. Selayaknya dua sisi mata
uang, banyak juga yang membenci
kami, namun kami tidak sedikitpun peduli. Tuj
uan kami masih sama seperti
16 tahun yang lalu, tak lain sejak 1999-sekar
ang, yaitu membawa Magic Wave
sebagai wadah bagi komunitas peselancar se-Nu
santara.
Kebangkitan kami kembali tidak lepas dari duk
ungan komunitas yang meluap-luap, dari
dalam maupun luar negri. Dada kami membuncah
bahagia atas perhatian dan sambutan
yang luar biasa dari para pendukung Magic Wav
e. Tak terhingga rasa terimakasih kami
persembahkan bersama edisi ini.
Salam Surfing Anak Pantai se-Nusantara, dari
Aceh sampai Papua.
Andi Brizz
Jurnalis
Kellie Savage
Penerjemah
Taufan Sukma
Desain Grafis
/ Layout
S
aat inisurf
ing
sudah menjadi olahragayang mendunia.Surfing sendiri sudah mulai
berkembang dan melahirkan jenis olah raga
baru, antara lain Wind Surfing dan Kite Surfing.
Siang hari itu Magic Wave menyusuri pantai Sanur untuk bertemu dengan I Made Astika Oyye Meranggi. Ia merupakan atlit nasional yang sejak tahun 2008 sudah mengikuti kompetisi nasional yaitu PON dan terus mencetak prestasi.
Sebagai atlit yang berjuang demi membawa pulang kemenangan, Oyye sangat berharap bahwa pemerintah pusat maupun daerah dapat memberi perhatian khusus, karena perjuangannya bukan untuk kepentingan pribadi semata melainkan juga untuk mengharumkan nama bangsa dan daerah di berbagai kompetisi.
Currently,
surfing has become a worldwide sport. Surfing itself has begun to develop and give birth to a new kind of sports, such as Wind Surfing and Kite Surfing.On that afternoon,the Magic Wave team walked down Sanur Beach to meet I Made Astika Oyye Meranggi. He is a national athlete who has participated the national sport competition (PON) since 2008 and always scores an achievement. As an athlete who fights to bring victory, Oyye hopes very much that governments can give more special attention, as his struggle in competition is not for personal gain alone but also for the name of the nation and region. Oyye was born and raised very close to the sea. Since his childhood, he has been practicing surfing and hung out with a lot of surfing legends. After 4 years of training and surfing, he wanted to do something different. Eventually, he switched to Kite Surfing which launched him into being a national athlete and earning sponsorship by Rip Curl Asia.
N
ama saya Ficka Dirga.saya lahir di Jakarta tapi karena gak suka kota, jadi SMA saya pindah bersama ibu dan nenek dan besar di homebreak kesayangansaya BATUKARAS. Dan mulailah belajar surfing
dari umur 16thn,sekarang saya tinggal dan menetap di Bali.
One of a beautifull
place on earth,yeeeew
Pengalaman yang paling parah saat saya pergi
surfing ke Bulak benda best
spot ever di Jawa Barat pula ga jauh dari arah pantai Batukaras kami bersama (Mencos Arif Nurhidayat,
GemalaHanafiah, Dados
dan Andrys, Lily Litlle zit juga dik saya Gilang Dirgantara mungkin ada 8 orang main ke Bulak Benda saat ombak di Batukaras sedang on and that time i was thinking on my mind thats is sucide surf there when batukaras on}
first i was so scare actually
but never try never know saya suka tantangan...
i
]
M
y name is Ficka Dirga, I was born in Jakarta but I don’t really like big cities, so I moved along to my lovely homebreak Batukaras with my mother and grandma on highschool. There, I begun to learn surfing at the age 16th. Now, I live and stay in Bali, one of a beautiful place on earth.I love traveling a lot and try doing something different in life even sometimes, it feels tough but at least I tried. You will never know if you don’t try As long as you have the strength, support and young. The worst experience I had, happened when I went surfing to Bulak Benda, the best spot ever in West Java. It’s not too far from Batukaras. I was with Mencos Arif Nurhidayat, Gemala Hanafiah, Dados and Andrys, Lily Little Zit and also my brother Gilang Dirgantara, maybe there were 8 people going to Bulak Benda when the swell on Batukaras was on and that time I was thinking on my mind, that was a suicide surf. I actually was scared at first, but well “never try, never know”, I love challanges.. It was terrifying to see the set on that time, the swell might be 7’8 feet high hahaha but what can I do? Everyone was already on the water, except Andrys the photographer to take our pictures. First swell, was okay. Second swell came and I had to duck dive but the wave was too heavy, I got really really bad blend and my legrope stuck on the crag
baru nyampe ngeliat setnya aja udh panas dingin mungkin ada 7’8feet high hahahahaha tp apa boleh buat smua pada masuk kecuali andryz sang photographer yang take pics kita semua... ombak pertama ok..pas ombak set ke 2 datang saya sempat duck dive tp krn ombk terlalu heavy i got really rellay bad blend dan legrope nyangkut di karang yang palung, hampir mati dan kehilangan nafas saat set ke 3 datang.. semua panik saat lihat saya di dalam karangnya kalo dari darat papan saya aja terlihat kuning like say “hai” tapi saya ada di dalam karangnya (damn i was thingking im gonna die that time)...
photographer langsung lari mau terjun menghampiri saya dan menolong. but thanks to god. di nafas terakhir saya di dalam air saya coba masuk ke dalam dan pull legrope sekuat tenaga...im free... tapi saat kita pulang kak
inside the riverbed. I almost died and lost my breath on the third set. Everyone was on panic to see me inside the crag, it was only my yellow board can be seen from the land, it’s like saying “hello” but I’m stuck in the crag (Damn, I was thinking I’m gonna die that time). The photographer ran and was about to dive to help me, but thank God, on my last breath I tried to dive and pulled my legrope tooth and nail... and I’m free.. When we’re going back home, Gemala Hanafiah knocked my head and said, “that was so close Fick!!”, but I like to play on big swell since then, it was a good feeling also raised my adrenalin
My best favorite spot when I just arrived in Bali was Serangan. It was a nice feeling to surf on the big waves with longboard, I think I seem to be like foolish because most of the surfers there are using the shortboard (I can’t do duckdive with longboard) when there was set hahaha but I love that feeling. And so, that was my
experience I can share to you all. Being successful without a fight is a waste but being NOT successful with a fight is a precious experience. As long as we can share and be thankful for the pleasure God has given, for the littlest or the biggest, enjoy your life and always do the best. Keep it strong to all the Indonesian women wherever you are, keep surfing and healthy life.. Cheers!
gemala hanafiah cuma
tepok kepala dan bilang sambil cengar cengir hahah
( thats was so close fick) !!!!!!
tapi mulai dari situ saya jadi suka main ombak sedikit besar. good feeling juga adrenalin.
My best favorite spot when i just arrive in bali that time is Serangan right. What a nice
feeling surfing on big waves
with longboard terkadang seperti orang bodoh di sana semua yg ada cuma shortboard klo lagi on ha.. ha..ha (longboard mana bisa duckdive) klo ada set ahahaha but i love that felling.
itu salah satu pengalaman yang bisa saya share pada kawan2 semua , sukses tanpa perjuangan itu adalah sia sia, tapi tidak sukses dengan perjuangan merupakan pengalaman yg berharga. asalkan kita bisa berbagi dan bersyukur atas kenikmatan yang tuhan berikan.walaupun kecil atau besar.enjoy ur life and always do the best, dan keep it strong untuk para perempuan indonesia di manapun kalian
berada,keep surfing and
healty life... cherseee
OYYE
wqdefasdfghjkzbvcnmgklsuj
qkjskwqdefasdfghjkzbvcnmg-
asdaswqdefasdfghjkzbvcnmg-Asdfyj
q-Oyye lahir dan beranjak dewasa di lingkungan yang sangat dekat dengan laut. Sejak kecil ia sudah berlatih
surfing dan bergaul dengan banyak surfer legend. Setelah 4 tahun berlatih dan bermain surfing, ia ingin
mengerjakan sesuatu yang berbeda. Akhirnya ia
beralih pada Kite Surfing yang membawanya menjadi atlit nasional dan disponsori oleh Rip Curl Asia.
//
i love traveling a lots and try something diff
erent in
lifes even sometimes so tuff but at least i tr
y,
never try never know
Dear magicwave ;
04
AFRIJAL
Sekolah : SD kelas 6 Umur : 12 tahun Style : Reguler Cita cita mau menjadiseorang brimob juga beach clean up aceh dan sumbawa
FAJRIN KASU
Sekolah : SD kelas 4 Umur : 10 tahun
Cita cita mau menjadi
peselancar terbaik di Indonesia dan harus bisa menjaga ke 2 orang tua
B
erawal dari belajar surfing sejak usia sangat muda,Wayan Nyoss bertekad untuk terus surfingwalau dengan papan seadanya, misal papan patah
yang sudah dibuang. Semangat surfing yang berapi-api
tidak pernah terpatahkan. Hingga lulus sekolah keinginan
untuk terus surfing membimbing Nyoss menjadi instruktur surf school di Kuta.
Setelah 2 tahun menjadi instruktur di sekolah surfing, Nyoss memutuskan untuk membuka sekolah surfing,
fotografi surfing, juga surf bar secara independen di
kampung halamannya, yaitu Balangan. Menggeliatnya wisata desa dan pantai Balangan beberapa tahun
belakangan ini membawa angin segar bagi Nyoss dengan
surf school-nya.
Pantai Balangan menjadi surf spot favorit turis, keindahan pantai serta ombak yang ramah bagi surfer baru maupun
senior, menjadi daya tarik tersendiri pantai ini. Keadaan
alam menjadi nilai tambah bagi surf school milik Nyoss ini, dengan instruktur yang profesional, lokasi yang
sempurna, lengkap dengan berbagai hidangan lezat dari Nyoss Warung akan sangat memanjakan para surfer.
W
ayan Nyoss started learning to surf at a very young age and was determined to continue surfing even with a makeshift board. A broken board that had been tossed out. His spirit and passion for surfing has neverbeen broken. After graduating school his wish to continue surfing guided him to become an instructor at a surf school
in Kuta.
After two years as an instructor at the surf school he decided to open ‘Nyoss Surf School’, surf photography and also an
independent surf bar in his hometown of Balangan. In recent years. Rise of tourism village and Balangan beach have
become increasingly popular, in turn, also bringing benefit to the surf school.
Balangan beach surf spot is a tourist favorite. The main attraction of this beautiful beach is that the waves are
friendly for new and senior surfers. The nature that
surrounds the area is an added attraction to the surf school. The Nyoss Surf School has professional instructors, is in
the perfect location and is complimented with a variety of delicious dishes available from Nyoss Warung that would be
guaranteed to spoil any surfer.
BALANGAN WAVE
SURF SCHOOL
ur
s f
P
ernahkah terpikir ternyata yogadapat berpengaruh pada surfing dan hidup anda? Kami mendapatkan
kesempatan untuk menjajal keduanya bersama Monica, seorang instruktur yoga kundalini dan peselancar yang luar biasa. Ia berasal dari Itali, muda, cantik dan dinamis. Monica, bekerja sama dengan Magic Wave dan Bernie’s Surf School Indopurejoy mengadakan sesi meditasi pantai dan menghubungkannya dengan selancar. Aturan mainnya sangat mudah: ikuti instruksi Monica, latihlah pernafasan dan pikiran, kemudian setelahnya kita pindah ke medium lain yaitu laut.
Hasil dari pengalaman spiritual ini cukup
mengesankan. Kami semua merasa rileks dan
sadar. Namun tunggu, bagaimana yoga dapat mempengaruhi selancar dari sisi teori? Berikut penjelasan singkat dari guru kami: kundalini menggambarkan potensi kreatif dan energi yang dimiliki manusia.
Hasil dari pengalaman spiritual ini cukup
mengesankan. Kami semua merasa rileks dan sadar.
Namun tunggu, bagaimana yoga dapat mempengaruhi selancar dari sisi teori? Berikut penjelasan singkat dari guru kami: kundalini menggambarkan potensi kreatif dan energi yang dimiliki manusia.
Ketika kundalini dibangkitkan, anda akan mengerti efek
serta dampak dari sebuah tindakan pada awal urutan
dari reaksi-aksi, anda memiliki pilihan untuk bertindak atau tidak. Ketika itulah seseorang benar-benar sadar.
Hubungan antara yoga dan selancar juga terkait jauh
Kuta, 28 Mei 2016.
O
mbak terasa tergesa-gesa menjilat bibir pantai.Angin berhembus sedikit lebih kencang dari biasanya. Salah satu pantai yang konon memiliki
sunset terindah ini sangat identik dengan beach boys-nya.
Apa itu beach boys? Tidak banyak yang mengetahui makna dari beach boys sesungguhnya. Bahkan beach boys selalu berkonotasi negatif. Beberapa orang menganggap beach boys adalah anak pantai yang malas dan tidak memiliki mata pencaharian. Hanya nongkrong di pantai dan mengharap berkencan dengan para bidadari pirang.
Benarkah seperti itu? Tim Magic Wave mencoba mengecek kebenarannya. Takdirpun membawa Tim MW berlabuh pada salah satu anak pantai yang tetap eksis selama 9 tahun terakhir, yaitu Indopurejoy Surf Lesson, salah satu dari ratusan mini bar
merangkap surf school di sepanjang garis pantai Kuta.
Awal terbentuknya Indopurejoy Surf Lesson berangkat dari
hobi surfing dan ketertarikan berlebih para anggotanya pada kebebasan. Kecintaan pada olah raga surfing, dan mengajarkan
pada orang lain adalah penyaluran hobinya. Orientasi Indopurejoy adalah mengajarkan dan menanamkan candu bagi para turis yang
mengambil surf lesson dari mereka. Tidak semata-mata mencari
keuntungan, mengutamakan kenyamanan dan kesenangan bagi
siapapun yang ingin dibimbing dalam belajar surfing adalah tugas
utama mereka. Terkadang muncul beban batin tersendiri saat mereka
merasa gagal dalam membimbing murid-muridnya.
Bukan karena tidak mampu mencari pekerjaan lain, para pemuda yang tergabung dalam Indopurejoy ini lebih mengikuti kata hati dan passion mereka. Prinsipnya kebahagiaan terbesar seseorang adalah saat passion bisa menghasilkan uang. Bukankah itu surga? / Andi Brizz
Beach boys from a different dimension.
Kuta, 28th May, 2016. The waves seemed to hastily lick the shore, back and forth. The wind was blowing a little bit faster than usual. One of the beaches that is said
to have the most beautiful sunset is synonymous with the, beach boys. Who really are the, beach boys? Not many people know the true meaning of, beach boys. The
term, beach boys, generally has a negative connotation. Some people consider, beach boys, to be lazy, have no livelihood and that they just hang out at the
beach expecting dates with blonde angels.
Really, is that the way it is? The Magic Wave team set out to find the truth. The opportunity arose for Team Magic Wave to chat with one of the boys who
has been a beach boy for 9 years and is currently anchored to Indopurejoy and Surf Lessons, one of a hundred minibar/surf schools located along
Kuta beach.
Indopurejoy Surf School was initially form through Tim’s passion for surfing as a hobby and the freedom it brings. With his passion surfing, teaching and sharing his sport with others, starting a surf
school was the obvious choice. His main aim is not to gain profit, but more importantly, the feeling of contentment and happiness
for all, however sometimes they feel they have failed to guide their students the way they had planned.
It’s not because they cannot find work in other industries, they join Indopurejoy in order to follow their passion. They feel that
the most happiness comes when passion also brings money. Is that not heaven?
Translated by Kellie Savage
YOGA & SURF
Have you ever thought about how yoga improves your surfing and life? We had the opportunity to try both with Monica, an amazing kundalini yoga instructor and surfer. She comes from Italy, is young, pretty and dynamic.
Monica, cooperating with Magic Wave and Bernie’s surf school Indopurejoy arranged a beach meditation session connecting it with surfing. The rules were easy: follow Monica’s instructions, training our breathing and brain and after this move to the other medium - the ocean.
The results of this spiritual meeting were pretty amazing. All of us felt relaxed and awake. But wait... How does yoga affect surfing from the theoretical point of view? Here a short explanation from our guru: kundalini describes your creative potential and human energy. When your kundalini is awakened, you understand the effects and impacts of an action at the beginning of a sequence of the reaction action, you have the option to act or not. A person becomes totally conscious. Also the connection between yoga and surfing goes far beyond asanas (postures).
Postures, pranayama (vital energy) and meditations on the mat enhance your calmness and focus on the water. Both surfing and yoga keep you very present and focused and they share a profound connection to the natural world. Yoga is related to surfing, both use mediums, vital energy and concentration.
Monica’s research shows that during surfing our chakras are awake like they are while doing yoga. Our confidence gets stronger and our happiness is visible by the sexuality. People who surf are perceived by society positive and attractive. Enough reasons to start yoga and surf, right?
diatas asanas (postur).
Postur, pranayama (energi vital) dan meditasi di atas tikar menambah
ketenangan dan fokus dalam air.
Keduanya, baik selancar dan yoga
menjaga anda tetap ‘hadir’ dan fokus secara mendalam, terhubung pada
alam. Yoga sangat berkaitan dengan selancar, keduanya menggunakan
medium, energi vital dan konsentrasi.
Penelitian Monica menunjukkan bahwa selama berselancar,
chakra kita terbangun sama seperti sedang melakukan
yoga. Kepercayaan diri
meningkat dan kebahagiaan kita terlihat dari sisi seksualitas. Mereka yang
berselancar dirasakan masyarakat terlihat lebih
positif dan menarik. Jadi bagaimana, sudahkah cukup alasan untuk melakukan yoga dan selancar?